RMK Pembahasan Akuntansi Bank&LPD

5
B. Pembungaan Kredit 1. Effective Rate Pada perhitungan effective rate, perhitungan bunga tidak di hitung secara global seperti pada flate rate. Disini yang di hitung adalah sisa pokok ( sisa angsuran kita ) yang di kalikan bunga. Dikarenakan angsuran yang kita bayar tiap bulannya tetap, maka pada tiap-tiap bulan perbandingan antara pengurangan hutang pokok dan bunga  berbeda. Jumlah pokok kita tiap bulan naik, dan bunga semakin menurun. Tidak seperti di flate rate yang pokok dan bunga setiap bulannya selalu tetap. 2. Sliding Rate Teknik perhitungan kredit yang menghasilkan jumlah angsuran pokok sama setiap angsuran, sedangkan besarnya bunga menurun sejalan berkurangnya sisa kredit. Sehingga total angsuran semakin menurun untuk tiap periode. 3. Flat Rate Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada  pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran  bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya an gsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama. C. Akuntansi Perkreditan Pengakuan Dan Pengukuran Perkreditan 1. Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka  pembiayaan bersama dia kui sebesar pokok kredit yang merupak an porsi tagihan bank yang bersangkutan 2. Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang resikonya ditanggung bank 3. Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesarr estimasi kerugian kredit yang tidak dapat ditagih sesuai dengan mata uang denominasi yang diberikan

description

RMK pembahasan akuntansi perbankan menganai kredit yang diberikan pada semester pendek FEB Universitas Udayana

Transcript of RMK Pembahasan Akuntansi Bank&LPD

B. Pembungaan Kredit

1. Effective RatePada perhitungan effective rate, perhitungan bunga tidak di hitung secara global seperti pada flate rate. Disini yang di hitung adalah sisa pokok ( sisa angsuran kita ) yang di kalikan bunga. Dikarenakan angsuran yang kita bayar tiap bulannya tetap, maka pada tiap-tiap bulan perbandingan antara pengurangan hutang pokok dan bunga berbeda. Jumlah pokok kita tiap bulan naik, dan bunga semakin menurun. Tidak seperti di flate rate yang pokok dan bunga setiap bulannya selalu tetap.2. Sliding RateTeknik perhitungan kredit yang menghasilkan jumlah angsuran pokok sama setiap angsuran, sedangkan besarnya bunga menurun sejalan berkurangnya sisa kredit. Sehingga total angsuran semakin menurun untuk tiap periode.3. Flat RateBunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama.

C. Akuntansi PerkreditanPengakuan Dan Pengukuran Perkreditan1. Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama diakui sebesar pokok kredit yang merupakan porsi tagihan bank yang bersangkutan2. Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang resikonya ditanggung bank3. Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesarr estimasi kerugian kredit yang tidak dapat ditagih sesuai dengan mata uang denominasi yang diberikan4. Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produkstif lain yang nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lain yang non performing diakui pada saat pendapatan tersebut diterima5. Pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non performing, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih harus dibatalkan6. Beban bunga diakui secara akrual7. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurangan pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga8. Pendapatan selain bunga yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama jangka waktu tersebut9. Apabila kredit atau komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa pendapatan dan beban diakui pada saat penyelesaian kredit atau komitmen tersebut

D. Perlakuan Akuntansi Kredit Bunga

E. Kredit Sindikasi1. Kredit sindikasi di Indonesia pada awalnya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/33/UPK tanggal 3 Oktober 1973 mengenai Pembiayaan Bersama oleh Bank-Bank Pemerintah (Konsorsium), dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/26/UPK yang dikeluarkan pada tahun 1979. Terakhir, kredit sindikasi diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/14/PBI/2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/23/DPD tertanggal 8 Juli 2005.2. Dasar hukum:a) Peraturan Bank Indonesia No. 7/14/PBI/2005 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank.b) Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/23/DPD tertanggal 8 Juli 2005.3. Menurut Budhiono Budoyo, keuntungan memberikan kredit sindikasi adalah :a) Dapat mengatasi masalah BMPK (Batas Maksimal Penyaluran Kredit)b) Risk Sharing dengan bank lainc) Memupuk hubungan kerjasama dengan suatu grup usaha.d) Meningkatkan Fee Based Income (pendapatan yang berasal dari fee)e) Learning process bagi participating bank. Ada beberapa bank yang tidak mempunyai pengalaman dalam kredit sindikasi. Dengan menjadi salah satu peserta sindikasi, maka bank tersebut dapat mempelajari mengenai kredit sindikasif) Agar dikenal di pasar sindikasi, bagi bank sulit untuk masuk ke dalam suatu kredit sindikasi terutama apabila tidak mempunyai pengalaman sindikasi.Hal di atas disebutkan oleh Budhiono Budoyo dalam makalahnya berjudul Aspek Bisnis dalam Pembentukan Kredit Sindikasi dan Tanggung Jawab Masing-Masing Pihak di Dalamnya yang dibukukan dalam proceedings Kredit Sindikasi, hasil kerjasama Pusat Pengkajian Hukum dan Mahkamah Agung RI.4. Sementara itu, Arief T. Surowidjojo dalam makalahnya Aspek Hukum yang Harus Diperhatikan dalam Kredit Sindikasi menguraikan beberapa permasalahan dalam kredit sindikasi yang harus diperhatikan antara lain:a) Hak, kewajiban dan tanggung jawab anggota sindikasi, harus secara detail diatur dalam perjanjian.b) Hak, kewajiban dan tanggungjawab debitor pada para kreditor, misalnya kapan wanprestasi terjadi, apakah cukup bila wanprestasi terjadi pada satu kreditor atau harus kepada kreditor yang lain juga.c) Masalah enforcement hak-hak anggota sindikasi.d) Masalah dengan hukum dan yurisdiksi, apabila salahsatu peserta sindikasi adalah entity asing yang tunduk pada hukum asing. Menjadi masalah ke mana penyelesaian sengketa akan diajukan.

F. Restrukturisasi Kredit1. Restrukturisasi Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan oleh bank terhadap debitur yang berpotensi atau mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban.2. Ketentuan restrukturisasi kredit mengacu pada ketentuan sebagai berikut:a) Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 7/2/PBI/2005 tentang penilaian kualitas aktiva bank umumb) PBI nomor 8/2/PBI/2006 tentang perubahan atas PBI 7/2/PBI/2005c) PBI nomor 9/6/PBI2007 tentang perubahan kedua atas PBI 7/2/PBI/2005d) Ketentuan internal masing-masing bank3. Ketentuan Restrukturisasi Kredit menurut PBI 7/2/PBI/2005 tanggal 20/01/2005Restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui:a) Penurunan suku bunga kreditb) Perpanjangan jangka waktuc) Pengurangan tunggakan bunga kreditd) Pengurangan tunggakan pokok kredite) Penambahan fasilitas kredit, dan atauf) Konversi kredit menjadi penyertaan Modal Sementara4. Restrukturisasi dilakukan terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut:a) Debitur mengalami kesulitan pembayaran kewajiban pokok dan atau bunga kreditb) Debitur memiliki itikad baik dan kooperatipc) Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diproyeksikan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstrukturisasi5. Tujuan Restrukturisasi KreditTujuan Restrukturisasi Kredit adalah adanya pernaikan secara simultan, baik terhadap portfolio bank maupun debitur, yaitu antara lain:a) Usaha debitur menjadi sehat kembali sehingga dapat memenuhi kewajibannyab) Kualitas produktif menjadi semakin baik sehingga tingkat kesehatan bank menjadi lebih baik6. Restruktturisasi kredit dapat dilakukan antara lain melalui:a) Reschedulling, yaitu strategi atau langkah penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan jangka waktu pelunasan, jumlah setoran pelunasan dan/atau pembayaran bungab) Reconditioning, yaitu strategy/langkah penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat-syarat kredit/persyaratan baruc) Bentuk restrukturisasi lainnya seperti penurunan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit, penambahan kredit, konversi valuta, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.7. Bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan hanya untuk menghindari:a) Penurunan penggolongan kolektibilitas kreditb) Peningkatan pembentukan PPAP, atauc) Penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual

http://almirans.wordpress.com/2012/04/08/metode-perhitungan-bunga-pada-bank/http://repository.binus.ac.id/content/F0122/F012287579.ppthttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4c3e609faff23/kredit-sindikasihttp://bankernote.com/pelunasan-restrukturisasi-dan-penyelamatan-kredit/