RMK AUDIT 1

12
STANDAR AUDITING Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Pernyataan Standar Auditing (PSA) PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut berbagai

description

auditing1

Transcript of RMK AUDIT 1

STANDAR AUDITINGStandar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).Pernyataan Standar Auditing (PSA)PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.Standar umum1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.Standar pekerjaan lapangan1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.Standar Pelaporan Di dalam melaporkan hasil audit , auditor harus memenuhi empat buah standar pelaporan. Banyak pernyataan standar audit (PSA) telah diterbitkan IAI untuk membantu para auditor dalam memenuhi standar-standar tersebut. Laporan Keuangan Disusun Sesuai Prinsip Akuntansi Berlaku UmumStandar pelaporan pertama mengharuskan auditor untuk menggunakan prinsip akuntansi berlaku umum sebagai criteria yang ditetapkan yang digunakan untuk mengevaluasi asersi-asersi dalam laporan keuangan manajemen. Istilah prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan praktik akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Konsisten Dalam Penerapan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum Standar akuntansi ini mengharuskan auditor untuk secara eksplisit menyebutkan dalam laporannya keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan periode sekarang dalam hubungannya dengan periode sebelumnya. Pengungkapan Memadai Dalam Laporan KeuanganStandar ini menyangkut pengungkapan informatif yang memadai dalam laporan keuangan atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan, yang meliputi : istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Pernyataan Pendapat Standar pelaporan keempat mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan, atau pernyataan bahwa pendapat demikian tidak dapat diberikan. Pada umumnya auditor bisa memberikan satu pendapat dari beberapa alternatif pendapat.

HUBUNGAN ANTARA STANDAR AUDITING DENGAN STANDAR YANG LAINNYA Hubungan antara standar auditing dengan prosedur auditing Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing.prosedur menyangkut langkah yang harus dilaksanakan selama audit berlangsung, sedangkan standar berkaitan dengan criteria atau ukuran mutu pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan. Jadi berlainan dengan prosedur auditing ,standar auditing mencakup mutu professional (professional qualities) akuntan public dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor. Selain itu, standar auditing berlaku sama pada setiap audit laporan keuangan, sedangkan prosedur auditing bisa berbeda-beda penerapannya pada klien yang satu dengan klien lainnya, karena adanya perbedaan dalam besar-kecilnya perusahaan yang diaudit, karakteristik, dan sifat serta kompleksitas operasinya.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGANStandar pekerjaan lapangan adalah salah satu bagian dari standar auditing. Standar pekerjaan lapangan merupakan bagian yang mengatur mengenai pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit. Disini standar pekerjaan lapangan dbagi menjadi tiga, diantaranya :1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Pekerjaan mengaudit harus direncanakan secara memadai agar audit dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit dan perancangan program audit untuk melaksanakan audit.2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujianyang akan dilakukan. Pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien digunakan untuk :- Mengidentifikasi salah saji yang potensial.- Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material.- Merancang pengujian substantif.3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.Audit harus menghimpun evidential matter (hal-hal yang bersifat membuktikan) dan tidak sekedar evident atau bukti konkrit sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.

UNSUR-UNSUR PEKERJAAN LAPANGANPerencanaan Dan SupervisiIkatan Akuntansi Indonesia menetapkan panduan bagi auditor dalam menjalankan tugasnya yang berdasarkan standar auditing dalam mempertimbangkan dan menerapkan prosedur perencanaan dan supervisi, termasuk penyiapan program audit, pengumpulan informasi tentang bisnis entitas, penyelesaian perbedaan pendapat diantara personel kantor akuntan. Pendelegasian fungsi dan supervisi audit oleh auditor yang dilakukan kepada personel lain guna memenuhi keperluan sebagai asisten sebagai penanggung jawab akhir dan sebagai auditor itu sendiri maupun sebagai asistennya.

PerencanaanMeliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas dan pengetahuan tentang bisnis entitas, dengan pertimbangan sebagai berikut:1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas.2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas.3. Metode yang digunakan dalam mengolah informasi akuntansi.4. Tingkat pengendalian yang direncanakan.5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.6. Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian.7. Kondisi yang memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa.8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan sebagai contoh laporan auditor tentang laporan keuangan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke bapepam, laporan khusus yang menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian.

TAHAPAN -TAHAPAN STANDAR PEKERJAAN LAPANGANProsedur yang mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas dan pembahasan dengan personel lain dalam satu kantor akuntan dan dengan personel entitas, meliputi beberapa prosedur sebagai berikut: Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanent, laporan keuangan, dan laporan auditor tahun lalu. Membahas masalah masalah yang berdampak terhadap audit dengan personel kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi entitas. Meminta keterangan tentang perkembagan bisnis saat ini yang berdampak terhadap entitas. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris, atau komite audit. Mempertimbangkan dampak diterapkanya pernyataan standar akuntansi dan standar auditing yang diterapkan oleh IAI terbaru. Mengkoordinasi bantuan dari personil entitas dalam penyiapan data. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada konsultan, spesialis dan auditor intern. Membuat jadwal pekerjaan audit. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staf audit. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperolehtambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisispasi dan memberikan perhatian terhadap hal hal yang berkaitan yang dipandang perlu.

LAPORAN AUDITORLaporan audit merupakan alat formal auditor untuk mengkomunikasikan suatu kesimpulan yang diperoleh mengenai laporan keuangan auditan kepada pihak yang berkepentingan. Auditor harus memenuhi keempat standar pelaporan dalam membuat dan mengeluarkan laporan audit.Laporan Audit Bentuk BakuAdalah laporan audit bentuk baku seperti yang tercantum dalam SPAP yang dikeluarkan IAI.Unsur Pokok Laporan Audit bentuk baku adalah sebagai berikut:1. Judul Laporan yang berbunyi Laporan Auditor Independen 2. Pihak kepada siapa Laporan Audit tersebut ditujukan.3. Paragraf pengantar (Introductory paragraph)4. ParagrafLingkup Audit (scope paragraph)5. Paragraf pendapat (opinion paragraph)6. Tanda Tangan Auditor,nama, dan nomor register negaraitor.7. Tanggal8. Nomor register Negara

Penyimpangan dari laporan audit bentuk bakuPenyimpangan dari laporan audit berbentuk baku dapat sangat mungkin terjadi yaitu:1.Penambahan bahasa penjelas dalam laporan audit baku yang memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.2. Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian.

KRITERIA WAJAR DALAM LAPORAN AUDITORAda lima jenis pendapat yang diberikan oleh auditor, yaitu:1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan.3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion).5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).Pendapat wajar tanpa pengecualianPendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporann keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Pendapat ini dinyatakan dalam laporan audit bentuk baku. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk bakuPendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan.Pendapat wajar dengan pengecualianSesuai dengan SA 508 par. 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila:a) Tidak ada bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat.Pendapat tidak wajarPendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat yang tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapatPernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini layak diberikan apabila:1. Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu.2. Auditor tidak independen terhadap klien.Pernyataan ini tidak dapat diberikan apabila auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor tidak diperkenankan mencantumkan paragraf lingkup audit apabila ia menyatakan untuk tidak memberikan pendapat. Ia harus menyatakan alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan standar auditing yang diterapkan IAI dalam satu paragraf khusus sebelum paragraf pendapat.Pendapat tidak penuh (piecemeal opinion)Pendapat ini sebenarnya bukan merupakan suatu jenis pendapat tersendiri. Pendapat tidak penuh adalah pendapat atas unsur tertentu dalam laporan keuangan. Pendapat ini tidak boleh dinyatakan jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat atau ia menyatakan pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKAAL.Haryono Jusup, 2001, Auditing, Buku I BP.STIE YKPN,YogyakartaAbdul Halim 2001. Auditing 1: Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Ed.2, UPP- AMP YKPN. Yogyakarta