RMK AKBI

14
CHAPTER 1 INTRODUCTION TO COST ACCOUNTING Proses Produksi (Manufacturing Process) Proses produksi merupakan proses untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan sumber daya lainnya. Penggunaan Data Akuntansi Penentuan harga pokok produksi (HPPd) dan penetapan harga Informasi HPPd per unit dapat bermanfaat bagi pengmabilan keputusan terkait : 1. Penentuan harga jual produk 2. Menghadapi persaingan 3. Kontrak penawaran (tender) 4. Analisis profitabilitas Perencanaan dan pengendalian Perencanaan merupakan proses penetapan tujuan perusahaan dan menentukan alat untuk meraih tujuan tersebut. Akuntansi biaya mempertinggi proses perencanaan dengan menyediakan historical cost sebagai dasar untuk proyeksi ke depan. Manajemen dapat menganalisis data ini untuk mengestimasikan cost dan hasil operasi di masa depan, serta membuat keputusan terkait perolehan fasilitas tambahan, perubahan strategi pemasaran, dan ketersediaan modal. Perencanaan yang efektif mencakup : 1. Pendefinisian tujuan operasi secara jelas 2. Rencana produksi yang akan membantu dan mengarahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pengendalian merupakan proses pengawasan terhadap operasi perusahaan dan menetapkan apakah tujuan-tujuan yang diidentifikasi dalam proses perencanaan telah tercapai. Pengendalian yang efektif mencakup : 1. Penugasan tanggung jawab 2. Pengukuran dan pembandingan hasilnya secara periodik 3. Pengambilan tindakan koreksi jika diperlukan Hubungan antara Akuntansi Biaya dan Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan fokus pada pengumpulan informasi yang akan digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan dalam rangka memenuhi kebutuhan investor, kreditur, dan pengguna eksternal lainnya. Sedangkan akuntansi biaya menyediakan informasi tambahan yang khusus dibutuhkan oleh manajemen dalam rangka membuat keputusan dari hari ke hari, serta menyediakan data yang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan keuangan. Misalnya, terkait

Transcript of RMK AKBI

Page 1: RMK AKBI

CHAPTER 1 INTRODUCTION TO COST ACCOUNTING

Proses Produksi (Manufacturing Process)

Proses produksi merupakan proses untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi melalui

penggunaan tenaga kerja dan sumber daya lainnya.

Penggunaan Data Akuntansi

☺ Penentuan harga pokok produksi (HPPd) dan penetapan harga

Informasi HPPd per unit dapat bermanfaat bagi pengmabilan keputusan terkait :

1. Penentuan harga jual produk

2. Menghadapi persaingan

3. Kontrak penawaran (tender)

4. Analisis profitabilitas

☺ Perencanaan dan pengendalian

Perencanaan merupakan proses penetapan tujuan perusahaan dan menentukan alat untuk

meraih tujuan tersebut. Akuntansi biaya mempertinggi proses perencanaan dengan

menyediakan historical cost sebagai dasar untuk proyeksi ke depan. Manajemen dapat

menganalisis data ini untuk mengestimasikan cost dan hasil operasi di masa depan, serta

membuat keputusan terkait perolehan fasilitas tambahan, perubahan strategi pemasaran, dan

ketersediaan modal. Perencanaan yang efektif mencakup :

1. Pendefinisian tujuan operasi secara jelas

2. Rencana produksi yang akan membantu dan mengarahkan perusahaan dalam mencapai

tujuannya.

Pengendalian merupakan proses pengawasan terhadap operasi perusahaan dan menetapkan

apakah tujuan-tujuan yang diidentifikasi dalam proses perencanaan telah tercapai. Pengendalian

yang efektif mencakup :

1. Penugasan tanggung jawab

2. Pengukuran dan pembandingan hasilnya secara periodik

3. Pengambilan tindakan koreksi jika diperlukan

Hubungan antara Akuntansi Biaya dan Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan fokus pada pengumpulan informasi yang akan digunakan dalam

mempersiapkan laporan keuangan dalam rangka memenuhi kebutuhan investor, kreditur, dan

pengguna eksternal lainnya. Sedangkan akuntansi biaya menyediakan informasi tambahan yang

khusus dibutuhkan oleh manajemen dalam rangka membuat keputusan dari hari ke hari, serta

menyediakan data yang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan keuangan. Misalnya, terkait

Page 2: RMK AKBI

keputusan membuat sendiri atau membeli komponen produk tertentu, penilaian persediaan dalam

neraca, dan penentuan harga pokok barang yang terjual dalam Laporan R/L.

Elemen Harga Pokok Produksi

1) Bahan Baku biaya atas bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, melekat pada

produk jadi dan biaya yang dapat ditelusur/diidentifikasi dengan mudah ke HPPd.

2) Tenaga Kerja Langsung upah yang dibayarkan kepada karyawan bagian produksi yang

melakukan proses produksi secara langsung dan biaya yang dapat diidentifikasi dengan

mudah ke HPPd.

3) Overhead Pabrik seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung.

Arus Cost

CHAPTER 2 ACCOUNTING FOR MATERIALS

Pengendalian terhadap Bahan Baku

☺ Pengendalian Fisik akses terbatas, pemisahan tugas, akurasi pencatatan

☺ Pengendalian Investasi atas Bahan Baku

1) Order point suatu tingkat persediaan dimana pada tingkat tersebut harus dilakukan

pemesanan kembali untuk menjaga keberlangsungan produksi.

Unsur yang harus dipertimbangkan :

Usage pemakaian barang untuk proses produksi dalam tiap harinya.

Lead time estimasi jangka waktu yang dibutuhkan sejak tanggal terjadinya

pemesanan sampai dengan tanggal kedatangan barang yang dipesan.

Safety stock tingkat unit persediaan tertentu yang harus dimiliki perusahaan

untuk tujuan antisipasi ketika terjadi keterlambatan pengiriman barang yang

dipesan, sehingga proses produksi tidak terganggu jika ada keterlambatan.

Perhitungan Order Point (Lead time x Usage) + Safety stock

Metode ini hanya menentukan pada tingkat persediaan berapa harus dilakukan

pemesanan kembali, tanpa menentukan berapa jumlah unit yang harus dipesan.

Bahan Baku

Tenaga Kerja Langsung

Overhead Pabrik

Barang dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Barang

yang Terjual

Page 3: RMK AKBI

2) Economic Order Quantity suatu jumlah unit yang paling ekonomis untuk dipesan oleh

perusahaan karena mengkombinasikan biaya atas persediaan (ordering cost dan carrying

cost) pada jumlah yang paling minimal.

Ordering cost biaya yang terjadi dan diakui oleh karena terjadinya pemesanan

barang (contoh : biaya komunikasi, biaya administrasi pemesanan)

Carrying cost biaya yang selalu terjadi, melekat pada persediaan, tidak dapat

dihindari, ketika perusahaan mempunyai persediaan barang (contoh : biaya

penyimpanan/gudang, gaji bagian gudang)

𝐸𝑂𝑄 = 2𝐶𝑁

𝐾

C = ordering cost N = jumlah kebutuhan per tahun K = carrying cost

Prosedur Pengendalian Bahan Baku

☺ Pembelian dan penerimaan bahan baku

☺ Penyimpanan bahan baku

☺ Permintaan dan pemakaian bahan baku

Personel untuk Pengendalian Bahan Baku

1) Petugas bagian pembelian

2) Petugas penerimaan

3) Penjaga gudang

4) Pengawas departemen produksi

Prosedur selama Pemesanan Bahan Baku

Dokumen yang biasa digunakan dalam pemesanan bahan baku, antara lain :

Permintaan pembelian (purchase requisition)

Order pembelian (purchase order)

Faktur pembelian (vendor’s invoice)

Laporan penerimaan (receiving report)

Memo debit dan memo kredit

Akuntansi untuk Bahan Baku

Catatan persediaan harus menunjukkan (1) jumlah bahan baku yang ada (2) cost bahan baku. Untuk

menentukan cost atas bahan baku yang dikeluarkan/dipakai, dapat menggunakan metode : FIFO,

LIFO, atau Average.

Flow of material urutan yang sesungguhnya dimana bahan baku dikeluarkan untuk

digunakan dalam proses produksi

Flow of cost urutan dimana unit cost ditetapkan untuk bahan baku yang dikeluarkan

Page 4: RMK AKBI

Jurnal terkait Bahan Baku

Pembelian bahan baku

Persediaan BB xxx

Utang dagang/Kas xxx

Pemakaian bahan baku

Jika hanya bahan baku yang digunakan :

Persediaan BDP xxx

Persediaan BB xxx

Jika bahan baku dan bahan penolong yang digunakan :

Persediaan BDP xxx

BOP xxx

Persediaan bahan xxx

Scrap Material, Spoiled dan Defective Goods

Scrap material barang sisa yang secara alami ditimbulkan dari proses produksi ketika

dijual diakui sebagai “Scrap Revenue” dan dilaporkan dalam “Other Income” atau sebagai

pengurang “Work in Process” atau “Factory Overhead”.

Spoiled goods barang cacat (tidak sempurna) dan secara ekonomis tidak dapat diperbaiki

dibebankan ke “Factory Overhead”

Defective goods barang cacat (tidak sempurna), tetapi secara ekonomis masih dapat

diperbaiki biaya untuk perbaikan dibebankan ke “Factory Overhead” / “Work in Process”

CHAPTER 3 ACCOUNTING FOR LABOR

Direct Labor Cost jumlah upah tenaga kerja yang langsung dapat ditelusur ke produk.

Indirect Labor Cost jumlah upah tenaga kerja yang timbul dari berbagai pekerjaan terkait

proses produksi, tetapi tidak dapat dengan mudah diidentifikasi ke produk.

Perencanaan Upah

Tarif berdasarkan jam kerja (hourly rate plan)

Tarif berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan (piece rate plan)

Modifikasi keduanya

Pengendalian terhadap Biaya Tenaga Kerja

Kartu jam kerja dan time ticket

Departemen penggajian bertanggung jawab untuk menghitung jumlah gaji dan upah

karyawan

Page 5: RMK AKBI

Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja

Pengakuan gaji dan upah

Gaji dan Upah 10.000

Utang gaji dan upah 10.000

Distribusi gaji dan upah (jika gaji terdiri dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung)

Persediaan BDP 7.000

BOP 3.000

Gaji dan upah 10.000

Masalah Khusus terkait Biaya Tenaga Kerja

Premi shift

Dana pensiun

Bonus

Tunjangan cuti dan libur

CHAPTER 4 ACCOUNTING FOR FACTORY OVERHEAD

Prosedur Akuntansi untuk BOP

1) Mengidentifikasi pola perilaku cost

2) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

3) Mengakumulasikan biaya overhead aktual

4) Mengaplikasikan estimasi biaya overhead pabrik ke produksi

5) Menghitung dan menganalisis selisih antara aktual dan yang diaplikasikan

Identifikasi Pola Perilaku Biaya

Variable cost

cost

volume

Fixed cost

cost

volume

Semivariable cost

cost

volume

Analisis BOP Semivariable

☺ Observation method mengandalkan kemampuan pengamat untuk mendeteksi pola

perilaku cost dengan menelaah data cost dan volume masa lalu.

☺ High-low method berdasarkan perilaku cost pada titik ekstrim (tertinggi dan terendah

volume produksi).

Page 6: RMK AKBI

☺ Scattergraph method menggambarkan (memplotting) titik-titik observasi dan kemudian

menggambarkan dengan menghubungkan masing-masing titik yang bersangkutan.

BOP Dianggarkan

Setelah BOP diklasifikasikan ke dalam BOP tetap dan BOP variabel, selanjutnya anggaran BOP

disiapkan untuk tingkat produksi yang diekspektasikan. Pemisahan komponen biaya tetap dan biaya

variabel memungkinkan perusahaan untuk menyiapkan anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel

menunjukkan estimasi cost untuk tingkat volume produksi yang berbeda-beda.

BOP Aktual

Prosedur khusus untuk menghitung BOP aktual bergantung pada sifat alami dan organisasi

perusahaan. Seluruh BOP diposting ke buku besar dan dipisahkan ke dalam akun bahan penolong

(indirect material), tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), dan untuk tiap biaya produksi tidak

langsung lainnya.

Distribusi Beban Departemen Jasa

Direct distribution mendistribusikan cost departemen jasa secara langsung ke departemen

produksi

Sequential distribution mendistribusikan cost departemen jasa secara regresif ke

departemen jasa lainnya dan kemudian ke departemen produksi

Algebraic distribution didasarkan pada pertimbangan bahwa departemen jasa tidak

sekedar menyediakan jasa, tetapi juga menerima jasa dari departemen jasa lainnya.

Aplikasi BOP ke Produksi

Dasar Penentuan Tarif BOP Ditetapkan Dimuka

Biaya tenaga kerja langsung

Jam tenaga kerja langsung

Jam mesin

Activity based costing (ABC)

Akuntansi untuk BOP

Saat pengakuan biaya penyusutan pabrik

Biaya penyusutan pabrik xxx

Akumulasi penyusutan pabrik xxx

Saat pembebanan BOP

BOP xxx

Biaya penyusutan pabrik xxx

Saat pembebanan BOP ke HPPd

Persediaan BDP xxx

BOP xxx

Page 7: RMK AKBI

Chapter 5 JOB COST ACCOUNTING

(sama dengan yang tersaji dalam Manajerial Accounting Garrison Chapter 3)

Chapter 6 PROCESS COST ACCOUNTING – GENERAL PROCEDURES

Perbandingan Basic Cost System

Biaya Bahan, Biaya Tenaga Kerja, dan BOP

Dalam process costing, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dibebankan secara langsungn ke

departemen tempat terjadinya biaya tersebut. Sedangkan biaya bahan penolong dan biaya tenaga

kerja tidak langsung yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan departemen tertentu

akan dibebankan ke BOP. Process costing membutuhkan pencatatan yang lebih sederhana karena

beberapa bahan baku dan tenaga kerja tidak dipisahkan menjadi langsung dan tidak langsung.

Sedangkan BOP ditetapkan dimuka dalam process costing dibebankan ke departemen, bukan ke

tiap job.

Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi dengan Process Costing

Langkah-langkah penyusunan

1) Menyusun laporan produksi (production report) untuk mengidentifikasi unit BDP awal,

unit masuk proses produksi, unit jadi dan ditransfer, dan unit BDP akhir.

2) Menghitung biaya produksi yang diperhitungkan terdiri dari biaya untuk BDP awal dan

biaya untuk periode berjalan

3) Menentukan unit ekuivalen produksi jumlah unit jadi dan ditransfer ditambah dengan

unit BDP akhir dengan tingkat penyelesaian tertentu

4) Menghitung biaya produksi per unit, baik untuk bahan baku, tenaga kerja, dan BOP.

5) Menentukan harga pokok persediaan untuk barang jadi dan BDP akhir.

Ilustrasi Laporan Harga Pokok Produksi

PT Hanny

Laporan Biaya Produksi

Bulan Januari 2010

Biaya diperhitungkan :

BDP awal

BB xxx (a)

BTKL xxx (b)

BOP xxx (c) xxx

Biaya bulan ini

BB xxx (d)

BTKL xxx (e)

Page 8: RMK AKBI

BOP xxx (f) xxx

Total biaya diperhitungkan xxx

Unit ekuivalen produksi BB BK

Unit jadi dan ditransfer xxx (g) xxx (h)

Unit BDP akhir (ekuivalen) xxx (i) xxx (j)

Total unit ekuivalen produksi xxx (k) xxx (l)

Biaya produksi per unit

Bahan baku ( a + d ) / k = xxx (m)

Tenaga kerja ( b + e ) / l = xxx (n)

BOP ( c + f ) / l = xxx (o)

Total biaya produksi per unit xxx (p)

Harga pokok persediaan

Unit jadi dan ditransfer (g) x (p) = xxx

Unit BDP akhir

Bahan baku (i) x (m) = xxx

Tenaga kerja (j) x (n) = xxx

BOP (j) x (o) = xxx

HPPd xxx

Chapter 7 PROCESS COST ACCOUNTING – ADDITIONAL PROCEDURES

Unit yang Hilang dalam Produksi

Unit yang hilang biasanya diperlakukan sebagai product cost. Cost atas unit yang hilang

dimasukkan sebagai bagian dari cost seluruh unit jadi dan unit dalam proses. Unit barang menyerap

cost unit yang hilang. Efeknya, cost per unit atas unit yang tersisa lebih besar daripada jika tidak

terjadi kehilangan.

Unit Tambahan yang Diperoleh dalam Produksi

Unit yang bertambahn dalam proses produksi biasanya disebabkan karena penambahan bahan baku

dalam suatu departemen, sehingga untuk departemen selanjutnya, unit yang akan diproduksi

menjadi bertambah. Kenaikan unit ini memiliki efek berlawanan dengan unit yang hilang dan

membutuhkan penyesuaian terhadap unit cost. Perhitungan unit cost yang disesuaikan ini mirip

dengan perhitungan cost untuk unit yang hilang, hanya saja efeknya akan menurunkan unit cost.

Page 9: RMK AKBI

Joint Product and By-Product

Produk yang dihasilkan dari proses produksi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

Joint product tujuan utama dari proses (produk utama)

By product produk sampingan, memiliki nilai relatif lebih kecil daripada joint product.

Akuntansi untuk joint product

Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang terjadi selama proses joint disebut joint cost.

Pemisahan produk dapat diidentifikasi pada split-off point.

Dasar pembagian joint cost ke joint product, antara lain :

Ukuran unit fisik seperti volume, ukuran (size), atau tingkatan

Nilai jual relatif untuk tiap produk

Analisis kimia, teknik, dan lain-lain

Akuntansi untuk by-product

Dalam akuntansi untuk by-product, praktek umumnya adalah tidak membuat alokasi cost

pemrosesan sampai dengan split-off point. Cost yang terjadi sampai dengan poin tersebut

dibebankan ke produk utama. Penjualan atas by-product biasanya diakui sebagai “Miscellaneous

Income”, dan dilaporkan sebagai “Other Income” dalam Laporan R/L.

Chapter 8 STANDARD COST ACCOUNTING – MATERIALS AND LABOR

Jenis Standar

Ideal Standard standar yang tidak mentoleransi kondisi inefficient seperti waktu yang

hilang, barang sisa, atau barang cacat. Standar ini hanya bisa dicapai dalam kondisi operasi

yang paling efisien.

Attainable Standard standar yang mentoleransi kondisi inefficient yang tidak dapat

dieliminasi, seperti waktu yang hilang, barang sisa, atau barang cacat. Standar ini tetap dapat

memotivasi dan meningkatkan efisiensi, tetapi juga layak dan memungkinkan untuk dicapai.

Prosedur Standard Cost

☺ Elemen standard cost terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, dan BOP

☺ Standard cost, actual cost, dan selisih diantara keduanya dicatat dalam akun yang tepat

☺ Seluruh selisih dianalisis dan diinvestigasi, dan kemudian diambil tindakan yang tepat

Penentuan Standard Cost untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja

Material standard cost estimasi kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk tiap unit

produk dan cost per unit untuk baha baku yang digunakan.

Labor cost standard estimasi jam tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi tiap

unit produk dan tarif tenaga kerja per unit produk.

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan standar untuk bahan baku dan tenaga kerja :

Page 10: RMK AKBI

a) Tren harga bahan baku

b) Penggunaan jenis bahan baku yang berbeda sehubungan dengan proses yang baru atau

perkembangan pasar

c) Pengaruh negosiasi tingkat upah tenaga kerja dengan serikat tenaga kerja

d) Kemungkinan penghematan jam tenaga kerja sehubungan dengan penggunaan mesin dan

peralatan lain pendukung proses produksi.

Pencatatan Standard Cost untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja

Selisih bahan baku selisih harga dan selisih kuantitas

Kuantitas aktual x harga aktual

Selisih harga

Kuantitas aktual x harga standar Selisih bersih

Selisih kuantitas

Unit ekuivalen x kuantitas standar x harga standar

Selisih tenaga kerja selisih tarif dan selisih efisiensi jam kerja

Jam aktual x tarif aktual

Selisih tarif

Jam aktual x tarif standar Selisih bersih

Selisih efisiensi

Unit ekuivalen x jam standar x tarif standar

Jurnal terkait Biaya Bahan Baku dna Biaya Tenaga Kerja Langsung

☺ Mencatat biaya bahan baku

Persediaan BDP

Selisih unfavourable

Selisih favourable

Persediaan BB

☺ Mencatat biaya tenaga kerja langsung

Persediaan BDP

Selisih unfavourable

Selisih favourable

Gaji dan Upah

Analisis Selisih bahan baku (unfavourable)

a) Cara pembelian yang tidak efisien

b) Menggunakan bahan baku yang sangat berbeda untuk eksperimen

c) Kenaikan harga pasar

Page 11: RMK AKBI

Chapter 9 STANDARD COST ACCOUNTING – FACTORY OVERHEAD

BOP Dianggarkan

Prinsip Anggaran

Manajemen harus menetapkan tujuannya secara jelas

tujuan harus realistis dan memungkinkan untuk diraih

Anggaran harus mempertimbangkan perkembangan ekonomi, iklim bisnis global, kondisi

industri, dan juga menganalisis tren perubahan.

Harus ada rencana yang konsisten untuk dianalisis hasil aktualnya dengan anggaran.

Anggaran harus cukup fleksibel

Tanggung jawab untuk biaya forecasting harus ditetapkan secara jelas

Penyiapan Anggaran Fleksibel untuk BOP

Karena biaya dipengaruhi oleh tingkat produksi, maka langkah pertama adalah menentukan standar

volume produksi. Standard production merupakan volume dimana perhitungan awal biaya

didasarkan. Jenis kapasitas produksi, antara lain :

☺ Kapasitas teoritis jumlah unit maksimal yang dapat diproduksi dengan penggunaan

seluruh fasilitas dan personel yang tersedia secara efisien.

☺ Kapasitas praktek tingkat produksi yang menyediakan penggunaan seluruh fasilitas dan

personel, tetapi masih mentoleransi waktu menganggur (idle time) terkait gangguan operasi.

☺ Kapasitas normal tingkat produksi yang akan memenuhi kebutuhan normal atas

permintaan penjualan selama satu periode.

Analisis Selisih Dua Metode

Volume variance

Selisih antara denominator (dasar pembebanan BOP) menurut standar dengan denominator

aktual pada tarif BOP standar. Misal donominatornya adalah jam kerja langsung, maka :

Controllable variance (selisih anggaran)

Selisih antara jumlah BOP standar pada kapasitas yang sesungguhnya dengan jumlah BOP

aktual yang terjadi dan diakui dalam satu periode tertentu.

Perhitungan BOP standar pada kapasitas aktual :

BOP variable = unit ekuivalen x jam aktual x tarif BOP aktual = xxx

BOP tetap = unit akuivalen x jam standar x tarif BOP standar = (xx)

xxx

Selisih volume BOP = (Jam aktual – Jam standar) x tarif BOP

standar

Selisih anggaran BOP = BOP standar pada kapasitas aktual – BOP aktual

Page 12: RMK AKBI

Chapter 10 COST ANALYSIS FOR MANAGEMENT DECISION MAKING

Direct Costing (Variable Costing) dan Absorption Costing (Full Costing)

Direct costing HPPd terdiri dari cost yang berhubungan langsung dengan volume

(variable cost), yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung, dan BOP variabel. Dalam metode

ini, BOP tetap diklasifikasikan sebagai period cost.

Absorption costing HPPd terdiri dari variable cost dan fixed cost, yaitu bahan baku,

tenaga kerja lngsung, BOP variabel, dan BOP tetap. Dalam metode ini, BOP tetap

diperlakukan sebagai product cost.

Ilustrasi Variable Costing dan Full Costing

BB = $ 2/unit

BTKL = $ 4/unit

BOP Variabel = $ 1/unit

BOP Tetap = $ 30.000

Harga Jual = $ 20/unit

Unit produksi = 6.000 unit

Unit terjual = 5.000 unit

Persediaan awal = 0

Biaya operasional variabel = $ 3/unit

Biaya operasional tetap = $ 10.000

Full Costing Variable Costing

Bahan Baku = 2

Tenaga kerja langsung = 4

BOP variabel = 1

BOP tetap = 5 30.000 : 6.000

HPPd/unit = 12

Laporan R/L

Penjualan 100.000

HPP

Persediaan awal 0

HPPd 72.000

BTUD 72.000

Persediaan akhir (12.000)

HPP (60.000)

Laba kotor 40.000

Beban operasional

B.operasional variabel (15.000)

B.operasional tetap (10.000)

Laba Bersih 15.000

Bahan Baku = 2

Tenaga kerja langsung = 4

BOP variabel = 1

HPPd/unit = 7

Laporan R/L

Penjualan 100.000

Beban variabel

Persediaan awal 0

HPPd 42.000

BTUD 42.000

Persediaan akhir (7.000)

HPP variabel (35.000)

B.operasional variabel (15.000)

Total beban variabel (50.000)

Margin Kontribusi 50.000

Beban tetap

BOP tetap (30.000)

B.operasional tetap (10.000)

Laba Bersih 10.000

Page 13: RMK AKBI

Kelebihan Variable/Direct Costing

Lebih mudah dipahami terkait data biaya, volume, pendapatan, dan laba karena menyajikan

penekanan pada hubungan diantara penjualan dan biaya produksi variable yang berbanding

lurus dengan penjualan.

Membantu perencanaan manajemen, karena menyajikan gambaran yang jelas tentang

bagaimana perubahan dalam volume produksi mempengaruhi biaya dan laba.

Kelemahan Variable/Direct Costing

Direct costing merupakan metode inventory costing yang tidak berterima umum untuk

tujuan pelaporan eksternal.

Walaupun telah menggunakan teknik statistik untuk memisahkan biaya variabel dan biaya

tetap, namun hasilnya masih tetap mungkin mengandung kesalahan (error).

Karena persediaan tidak mencerminkan total biaya produksi, maka direct costing tidak

menyajikan penilaian yang realistis.

Pelaporan Tersegmen untuk Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas segmen mensyaratkan seluruh biaya diklasifikasikan ke dalam : direct

(traceable) cost atau indirect (nontraceable) cost. Direct cost merupakan biaya yang dapat ditelusur

secara langsung ke segmen yang dianalisis. Sedangkan indirect cost merupakan biaya yang tidak

dapat diidentifikasi/ditelusur secara langsung ke segmen. Indirect cost dalam analisis segmen

dikenal sebagai common cost.

Cost-Volume-Profit (CVP) Analysis

Analisis CVP merupakan suatu teknik yang menggunakan tingkat variabilitas cost untuk mengukur

pengaruh perubahan volume dalam menghasilkan laba.

Contribution Margin Ratio and Margin of Safety

Contribution margin merupakan selisih antara harga jual dengan biaya variabel yang

menggambarkan besarnya kontribusi atas penjualan yang terjadi untuk menutup biaya tetap.

Contribution margin ratio merupakan perbandingan/proporsi diantara contribution margin dengan

penjualan yang menggambarkan besarnya bagian penjualan yang menjadi bagian margin

kontribusinya.

Break Even Analysis

CM = Sales revenue – Variable cost

𝐶𝑀𝑅 = 𝐶𝑀

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑥 100%

Page 14: RMK AKBI

Titik awal analisis CVP adalah penentuan break even point (BEP) perusahaan. BEP didefinisikan

sebagai suatu titik dimana pendapatan dari penjualan cukup untuk menutup seluruh biaya untuk

memproduksi dan menjual produk, tetapi tidak ada laba yang dihasilkan.

Pendekatan untuk menentukan BEP

Pendekatan persamaan

Pendekatan margin kontribusi

BEP (unit) = Fixed Cost

CM/unit

BEP (Rp) = Fixed Cost

CMR

Margin of safety

Margin of safety mengindikasikan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum perusahaan

akan mengalami kerugian (batas penurunan jumlah penjualan).

Sales revenue = Fixed cost + Variable cost

𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑓 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 − 𝐵𝐸𝑃 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠