RMK 5

6
RMK AKUNTANSI MANAJEMEN SILVYANTI A31111117 Analisis Hubungan Biaya Volume-Laba (B-V-L) kedua Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba : 1. volume produk yang dijual 2. harga jual produk dan 3. biaya produksi Sebagai contoh volume produk yang dijual akan berpengaruh terhadap volume produksi dalam artian semakin banyak produk yang dijual maka semakin banyak jumlah biaya produksi yang harus dikeluarkan. Sedangkan biaya akan menentukan harga jual produk. Dalam penentuan harga jual tentunya perusahaan juga harus mempertimbangkan besarnya laba yang diharapkan. A. Margin Keamanan (Safety of Margin) Margin keamanan (safety of margin) adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (actual) diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah di mana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut :

Transcript of RMK 5

Page 1: RMK 5

RMK AKUNTANSI MANAJEMEN

SILVYANTI

A31111117

Analisis Hubungan Biaya Volume-Laba (B-V-L) kedua

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :

1. volume produk yang dijual

2. harga jual produk dan

3. biaya produksi

Sebagai contoh volume produk yang dijual akan berpengaruh terhadap volume produksi

dalam artian semakin banyak produk yang dijual maka semakin banyak jumlah biaya

produksi yang harus dikeluarkan.

Sedangkan biaya akan menentukan harga jual produk. Dalam penentuan harga jual

tentunya perusahaan juga harus mempertimbangkan besarnya laba yang diharapkan.

A. Margin Keamanan (Safety of Margin)

Margin keamanan (safety of margin) adalah kelebihan dari penjualan yang

dianggarkan (actual) diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan

jumlah di mana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi

margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Formula perhitungannya

adalah sebagai berikut :

Margin keamanan = Total penjualan yang dianggarkan (actual) – Penjualan titik impas

Margin keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk persentase. Persentase ini didapat

dengan membagi margin keamanan dalam dolar dengan total penjualan :

Persebtase margin Keamanan = Margin keamanandalamdolar

Total penjualan yangdianggarkan(aktual )

B. Struktur biaya dan penerapan operating leverage

Struktur biaya mengacu pada proporsi biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu

organisasi. Sebuah perusahaan seringkali memiliki kebebasan untuk melakukan trade-off

kedua jenis biaya ini. Sebagai contoh, investasi tetap dalam peralatan otomatis dapat

Page 2: RMK 5

menurunkan biaya tenaga kerja varibel. Dalam bagian ini, kita mendiskusikan beberapa

pilihan struktur biaya. Kita menfokuskan pada pengaruh struktur biaya terhadap

profitabillitas perusahaan, dimana operating leverage memainkan peranan kunci.

Operating Leverage

Sebuah pengungkit adalah alat untuk menggandakan tenaga . menggunakan

pengungkit, suatu objek yang sangat besar dapat dipindahkan dengan menggunakan sejumlah

tenaga. Dalam bisnis, operating leverage memainkan peranan yang mirip. Operating leverage

adalah suatu ukuran tetntang seberapa sensitif laba bersih terhadap perubahan dalam

penjualan. Operating leverage bertindak sebagai pengganda (multiplier), Jika operating

leverage tinggi, peningkatan persentase yang lebih kecil dalam penjualan dapat menghasilkan

peningkatan laba bersih dalam persentase yang jauh lebih besar.

Tingkat operating leverage pada berbagai tingkat penjualan dihitung dengan rumus :

Tingkat operating leverage=MarginkontribusiLababersih

Tingkat operating leverage adalah suatu ukuran, pada tingkat penjualan tertentu,

tentang bagaimana persentase perubahan dalam volume penjualan akan memengaruhi laba.

Untuk tingkat operating leverage tidaklah konstan, ia akan mencapai titik tertinggi pada

tingkat penjualan di dekat titik impas dan menurun ketika penjualan dan laba meningkat.

Seorang manajer juga dapat menggunakan tingkat operating leverage untuk

memperkirakan secara cepat pengaruh berbagai persentase perubahan dalam penjualan

terhadap laba, tanpa harus mempersiapkan laporan laba rugi yang lengkap. Jika sebuah

perusahaan berada dekat titik impasnya, kenaikan kecil dalam penjualan dapat menghasilkan

peningkatan laba dalam persentase yang besar. Ini menjelaskan mengapa manajemen sering

bekerja sangat keras hanya untuk sebuah kenaikan kecil dalam volume penjualan.

C. Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L Dalam Menghadapi Peruabahan

Komposisi Penjualan

Konsep Bauran Penjualan

Sebelum menyimpulkan tentang konsep biaya-volume-laba, kita perlu memikirkan

pengaruh perubahaan dalam bauran penjualan terhadap laba perusahaan.

Page 3: RMK 5

Istilah bauran penjualan (sales mix) mengacu pada proporsi relative dimana produk

perusahaan dijual. Idenya adalah untuk menciptakan kombinasi atau bauran yang dapat

manghasilakan laba terbesar. Kebanyakan perusahaan memiliki banyak produk dan seringkali

produk tersebut tidak mencetak laba yang sama. Jadi, laba akan bergantung pada bauran

penjualan perusahaan. Laba akan lebih besar jika barang dengan margin tinggi bukan yang

margin rendah memiliki proporsi yang relative besar dalam total penjualan.

Perubahaan dalam bauran penjualan dapat menyebabkan variasi yang menarik

(kadang membingungkan) dalam laba perusahaan. Perusahaan dalam bauran produk dari

barang yang memiliki margin tinggi ke barang yang memiliki margin rendah akan

menyebabkan total laba menurun walaupun total penjualan mungkin meningkat. Sebaliknya,

perubahaan dalam bauran produk dari barang yang memiliki margin rendah ke barang yang

memiliki margin tinggi akan menyebabkan efek sebaliknya, total laba mungkin meningkat

walaupun total penjualan menurun. Ini adalah satu hal untuk mencapai volume penjualan

yang spesifik, hal ini cukup berbeda dengan menjual produk dengan laba tertinggi.

D. Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L Pada Perusahaan Yang

Menghasilkan Berbagai Macam Produk

Jika perusahaan menjual lebih dari satu produk, analisis titik impas menjadi lebih

kompleks dibanding yang didiskusikan sebelumnya. Alasanya adalah produk yang berbeda

memiliki harga jual, biaya, dan margin kontribusi yang berbeda. Konsekuensinya titik impas

akan bergantung pada bauran produk yang dijual. Dalam menyiapkan analisis titik impas,

beberapa asumsi harus dibuat berhubungan dengan bauran penjualan. Biasanya asumsinya

adalah bauran penjualan tidak berubah. Tetapi, jika bauran penjualan diharapkan berubah,

faktor-faktor ini harus secara eksplisit diperhitungkan dalam analisis biaya-volume-laba.

E. Asumsi-asumsi dalam Analisis CPV

Sejumlah asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba:

1. harga jual adalah konstan. Harga produk atau jasa tidak berubah ketika volume

berubah

2. biaya adalah linear dn dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel dan tetap.

Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total

dalam rentang yang relevan.

Page 4: RMK 5

3. dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.

4. dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi

sama dengan jumlah unit terjual.

Walaupun beberapa dari asumsi ini mungkin dilanggar dalam praktiknya, pelanggaran

biasanya tidak cukup serius untuk merusak validitas analisis biaya-volume-laba. Contohnya,

di perusahaan dengan bebagai produk, bauran penjualan cukup konstan sehingga hasil dari

analisis biaya-volume-laba cukup valid.

Barangkali bahaya terbesar dalam analisis sederhana biaya-volume-laba adalah ketika

manajer berencana meningkatkan volume yang sangat besar yang berada di luar rentang yang

relevan. Contohnya, jika manajer berusaha meningkatkan penjualan jauh di atas yang pernah

dialami perusahaan sebelumnya. Tetapi, dalam situasi seperti inipun manajer dapat

menyesuaikan model dengan memperhitungkan perubahaan yang di antisipasi dalam harga

jual, biaya tetap, dan bauran penjual yang jika tidak dilakukan akan melanggar asumsi

tersebut.