RL Dalam Beras Analog
-
Upload
astry-pratiwi -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of RL Dalam Beras Analog
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
1/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1465
FORMULASI BERAS ANALOG BERBASIS TEPUNG MOCAF DAN MAIZENADENGAN PENAMBAHAN CMC DAN TEPUNG AMPAS TAHU
Formulat ion of A nalogue Rice Based Mocaf and Maizena Flour with Ad di t ion CMC
and Tofu Waste Flour
Sudarminto Setyo Yuwono1,Arrida Adhi Zulfiah1*
1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya MalangJl. Veteran, Malang 65154
*Penulis Korespondensi, Email: [email protected]
ABSTRAK
Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan baku selain beras danterigu. Pada penelitian ini digunakan mocaf dan tepung maizena sebagai bahan baku denganpenambahan tepung ampas tahu untuk memperkaya serat dan CMC (Carboxy Methyl Cellulose)
sebagai bahan pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahantepung ampas tahu dan CMC (Carboxy Metil Cellulose) terhadap karakteristik beras analog.Penelitian ini menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok ) dengan 2 faktor. Faktorpertama yaitu penambahan CMC (1.25%, 1.5 %, 1.75%) dan penambahan tepung ampas tahu(5%,10%,15%). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Varian)kemudian diuji lanjut dengan BNT dan DMRT dengan taraf 5 % serta uji organoleptik skalahedonik, sedangkan untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan metode indeksefektivitas (de Garmo). Perlakuan terbaik beras analog terdapat pada penambahan CMC 1,5%dan tepung ampas tahu 5%.
Kata kunci: Ampas Tahu, Beras Analog, Serat
ABSTRACT
Analogue rice is artificial rice made from raw materials other than rice and wheat. Thisresearch used mocaf and cornstarch as raw material with the addition of tofu waste flour toincrease fibers and CMC (Carboxy Methyl Cellulose) as a binder. This study aims to determinethe effect of tofu waste flour and CMC (Carboxy Methyl Cellulose) on the characteristics ofanalog rice. This study uses RBD (randomized block design) with two factors. The first factors arethe addition of CMC (1.25%, 1.5%, 1.75%) and the second factors are the addition of pulp flour(5%, 10%, 15%). The data were analyzed using ANOVA (Analysis of Variant) then further testedwith LSD and DMRT at 5% level and organoleptic tests hedonic scale, whereas to determine thebest treatment method effectiveness index (de Garmo). The best treatment is analogoue ricefound in the addition of CMC 1.5% and 5% tofu waste flour.
Keywords: Analog Rice, Fiber, Tofu Waste Flour
PENDAHULUAN
Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Jumlahpenduduk Indonesia mengalami peningkatan 1.49 % tiap tahunnya [1]. Sehingga dapatdiprediksi, jumlah penduduk tahun 2013 berkisar 250 juta jiwa [2]. Dan pada tahun-tahunberikutnya akan semakin meningkat pula. Hal tersebut, berbanding lurus dengan kebutuhan
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
2/8
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
3/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1467
Tahapan PenelitianProsedur pembuatan beras analog adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Tepung Ampas TahuAmpas tahu dikeluarkan airnya dengan cara diperas sampai tidak ada air yang menetes
dengan tujuan menurunkan kadar air bahan awal, sehingga mempercepat proses pengeringan.Lalu ampas tahu dikukus pada suhu 90C selama 30 menit dengan tujuan menonaktifkan enzimlipase (tahap I). Ampas Tahu diperas kembali, untuk menurunkan kadar air karena pada saatpengukusan terjadi penambahan kadar air. Kemudian disangrai pada suhu 90C (15 menit)dengan tujuan menurunkan kadar air dan menonaktifkan enzim (tahap II) sehingga mencegahwarna tepung kurang putih dan bau. Selanjutnya dikeringkan dengan cabinet dryer pada suhu60C selama 24 jam. Setelah itu ampas tahu dihancurkan dengan blender kering dan di ayak 80mesh sehingga dihasilkan tepung ampas tahu.
2. Pembuatan Beras AnalogTepung ampas tahu, tepung mocaf, dan tepung maizena ditimbang pada proporsi yang
telah ditentukan lalu dicampur hingga merata. Selanjutnya ditambahkan air dan CMC lalu diulenihingga merata. Adonan yang telah selesai diuleni dicetak menjadi beras. Lalu dilakukan
pengukusan pada suhu 90 5 C selama 10 menit. Kemudian pengeringan pada pengeringkabinet pada suhu 50 5 C selama 5 jam. Setelah itu beras analog disimpan.
Prosedur Analisis1. Kadar Air dengan Metode Pemanasan [11]
Cawan petri dimasukkan dalam oven 105C selama 24 jam kemudian dimasukkandesikator selama 0,5 jam lalu ditimbang beratnya. kemudian sampel ditimbang sebanyak 2-5gram kemudian dimasukkan dalam cawan petri lalu ditimbang. Selanjutnya cawan petri yangsudah berisi sampel dimasukkan ke dalam oven selama 5 jam pada suhu 105C lalu didinginkandalam desikator selam 0,5 jam, kemudian ditimbang. Lalu cawan petri yang berisi sampeldimasukkan kembali ke dalam oven sampai tercapai berat yang konstan. Selisish antarapenimbangan berturut-turut 0.2 gram Kehilangan berat tersebut dihitung sebagai presentase
kadar air dan dihitung dengan rumus :Kadar air = x 100%
2. Kadar Serat Kasar [12]Haluskan bahan sehingga dapat melalui ayakan 1 mm dan dicampur. Timbang 2 gram
bahan kering dan ekstraksi lemaknya dengan soxhlet. Bila bahan sedikit mengandung lemak,gunakan 3 gram bahan. Kemudian bahan dipindahakan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.Ditambahkan 200 ml larutan H2SO4 0.255 N dan ditutup dengan pendingin balik. Dididihkanselama 1 jam dan kadang kala digoyang-goyangkan. Suspesi disaring melalui kertas saring halusdan residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan aquades mendidih. Residu dicucidalam kertas saring sampai cucian tidak bersifat asam lagi (uji dengan kertas lakmus). Residu
dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan spatuladan sisanya dicuci dengan larutan NaOH 0.313 N mendidih sebanyak 200 ml sampai semuaresidu masuk ke dalam erlenmeyer. Dididihkan dengan pendingin balik sambil kadang kaladigoyang-goyangkan selama 1 jam. Disaring dengan kertas saring yang diketahui beratnyasambil dicuci dengan larutan K2SO4 10%. Residu dicuci lagi dengan aquades mendidih dankemudian dicuci dengan kurang lebih 15 ml alkohol 95%. Keringkan kertas saring dengan isinyapada 110C sampai berat konstan ( 3 jam).
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
4/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1468
3. Warna [13]Sampel ditempatkan dalam wadah plastik bening. Hidupkan color reader. Tombol
pembacaan L*, a*, b* dimana L untuk parameter kecerahan ( lightness), a dan b untuk koordinatkromatisitas. Ukur warna dengan menekan tombol target.
4. Analisis Cooking Time [14]Air sebanyak 500 ml didihkan dalam beaker glass dengan hot plate kemudian dimasukkan
10 gram sampellalu dimasak hingga tergelatinisasi sempurna. Lama pemasakan diamati sebagaiwaktu glatinisasi dari beras analog.
5. Analisis Volume Pengembangan [13]Prosedur pengujian volume pengembangan adalah :Ukur panjang dan diameter beras
tiruan dan jangka sorong. Rehidrasi beras tiruan tesebut selama 3 menit dan dikukus selama 15menit. Ukur panjang dan diameter nasi tiruan dengan jangka sorong.
Volume Pengembangan = x 100%
Volume nasi = phi d2 x panjang beras
6. Cooking Loss[15]Analisis cooking loss dilakukan dengan cara pengurangan berat kertas saring yang
digunakan untuk menyaring air seduhan mie yang telah dimasak dan dikeringkan dalam ovendengan berat kertas saring awal, kemudian hasil perhitungan tersebut dibagi berat sampel yangdigunakan dan dikali 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Kimia dan Fisik Beras AnalogKarakteristik kimia dan fisik beras analog meliputi kadar air, kadar serat kasar, daya
rehidrasi, pengembangan volume, cooking time, cooking loss, dan warna. Rerata karakteristikfisik dan kimia akibat penambahan CMC dapat dilihat pada Tabel 1, dan rerata karakteristik fisik
dan kimia penambahan tepung ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 2. Analisis ragam terhadapsemua sifat fisik dan kimia pada beras analog menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyataantara faktor penambahan CMC dan tepung ampas tahu. Faktor penambahan CMC memberikanpengaruh nyata pada semua parameter kecuali warna (kecerahan). Sedangkan penambahantepung ampas tahu memberikan pengaruh nyata pada semua parameter termasuk warna(kecerahan).
Tabel 1. Rerata Karakteristik Fisik dan Kimia Beras Analog akibat Penambahan CMC
Konsen-trasi CMC
(%)
Kadar Air(%)
KadarSeratKasar(%)
Dayarehidrasi
(%)
Pengem-banganvolume
(%)
Cook-ing time(menit)
Cook-ing loss
(%)
1.25 6.52a 7.31a 165.16a 148.28a 11.13a 1.25b
1.5 7.24ab 7.96b 185.75ab 149.72a 11.44b 1.18ab
1.75 7.51b 8.40b 211.01b 170.91b 12.11c 1.05a
BNT 5% 0.57 0.52 29.19 8.54 0.24 0.14
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
5/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1469
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata ( +0.05)
Tabel 2. Rerata Karakteristik Fisik dan Kimia Beras Analog akibat Penambahan Tepung AmpasTahu
Konsen-trasi
TepungAmpas
tahu(%)
Kadar Air(%)
KadarSeratKasar(%)
Dayarehidrasi
(%)
Pengem-banganvolume
(%)
Cook-ing time(menit)
Cook-ing loss
(%)
Warna(L*)
5 6.35a 6.40a 162.87a 147.89a 12.6c 0.82a 58.73b
10 7.89ab 7.78b 186.25ab 155.27a 11.5b 1.25b 57.16b
15 8.04b 9.49c 212.80b 165.74b 10.58a 1.41c 54.24a
BNT 5% 0.57 0.52 29.19 8.54 0.24 0.14 2.48
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata ( =0.05)
Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa seiring meningkatnya konsentrasi penambahanCMC dan tepung ampas tahu akan mengakibatkan peningkatan kadar air beras analog. Air dapatmendispersikan berbagai senyawa polar yang ada dalam bahan makanan, sehinggaberpengaruh terhadap peningkatan kadar air beras analog [16]. kadar air pembuatan beras tiruanatau beras analog diperkaya yaitu memiliki kadar air sebesar 5-15% [17]. Selain itu, penambahantepung ampas tahu akan memeperkaya serat beras analog. Semakin tinggi serat yangterkandung dalam produk maka akan mampu meningkatkan daya tahan air [18].
Semakin tinggi konsentrasi CMC dan tepung ampas tahu yang ditambahkanmenyebabkan kadar serat kasar semakin meningkat pula. CMC merupakan turunan dari
sellulosa yang merupakan hasil reaksi antara sellulosa yang bersifat alkali dengan asam [19].CMC juga merupakan salah satu serat larut air yang ditambahkan pada makanan baik itubersamaan dengan gum arab ataupun tidak yang akan meningatkan kadar serat pada makanan[20]. Semakin tinggi tepung ampas tahu yang ditambahkan mengakibatkan kadar serat kasar
juga meningkat hal ini dikarenakan ampas tahu menurut analisis yang dilakukan mengandungserat kasar yang cukup tinggi sebesar 30.96%. Pada serat polisakarida kedelai, selulosa adalah
jenis serat kasar yang paling banyak terukur yakni sebanyak 13% [21].Daya rehidrasi beras analog akan meningkat seiring penambahan tepung ampas tahu
dan CMC. Penambahan konsentrasi CMC yang semakin tinggi, akan membentuk kerangka gel 3dimensi, sehingga dari kerangka gel yang terbentuk memicu terbentuknya porositas produk [22].Sehingga tingkat porositas yang semakin tinggi akan mengakibatkan daya rehidrasi semakinmeningkat. Begitu pula semakin tinggi konsentrasi tepung ampas tahu yang ditambahkan, maka
semakin tinggi daya rehidrasi beras analog. Dapat diketahui bahwa tepung ampas tahu memilikiserat yang cukup tinggi. Serat pangan memiliki daya serap air yang tinggi karena memiliki ukuranpolimer yang besar, struktur yang komplek dan banyak mengandung gugus hidroksil. Selain itu,komponen utama serat berupa selulosa memiliki fungsi sebagai pengikat air dan kation bahan[23].
Pengembangan volume sejalan dengan daya rehidrasi beras analog. Semakin tinggipenambahan CMC dan tepung ampas tahu, maka akan semakin besar pula pengembanganvolume beras analog. Hal ini terjadi karena CMC merupakan senyawa polisakarida selain patiyang dapat mengikat air, sehingga ketika beras analog direhidrasi kemudian dikukus akan terjadi
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
6/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1470
penyerapan air dari luar ke dalam granula. Semakin berpori suatu bahan, maka penyerapan airjuga semakin besar karena terdapat ruang yang digunakan untuk mengikat air. Hidrokoloidmempengaruhi daya ikat produk selama pemasakan. Semakin tinggi konsentrasi penambahantepung ampas tahu yang tinggi serat, maka akan semakin meningkatkan pengembangan volume
juga [23].Seiring meningkatnya penambahan CMC maka cooking timeberas analog akan semakin
meningkat. Sedangkan seiring penambahan tepung ampas tahu yang semakin meningkat makacooking time akan semakin menurun. CMC sebagai bahan pengikat (binder) akan membuattekstur semakin kompak dan kurang berpori, sehingga panas akan lebih lama sampai ke dalamberas analog, yang berakibat pada lamanya gelatinisasi. Seiring penambahan tepung ampastahu yang semakin banyak, maka cooking time akan semakin menurun. Semakin banyakkonsentrasi tepung ampas tahu yang ditambahkan, maka diduga beras analog akan semakinberongga sehingga panas akan lebih mudah masuk ke dalam beras analog dan mengalamigelatinisasi lebih cepat. Cooking timeberhubungan dengan absorpsi air, semakin tinggi absorpsiair maka cooking timesemakin rendah. Dengan kata lain waktu yang dibutuhkan akan semakinsingkat [22].
Semakin tinggi konsentrasi penambahan CMC, maka cooking loss beras analog akansemakin rendah sedangkan semakin tinggi penambahan tepung ampas tahu, maka cooking loss
beras analog akan semakin tinggi. pangan. Semakin besar konsentrasi penambahan CMC makakonsistensi dan tekstur beras analog akan semakin kokoh. Pada saat proses rehidrasiberlangsung, beras analog dengan konsentrasi CMC yang tinggi akan berperan untuk menjagaagar tidak terjadi kehilangan padatan. CMC dapat berfungsi sebagai pengikat komponen-komponen adonan, sehingga hal ini juga akan sama terjadi ketika mi dimasak komponen-komponen tersebut tidak lepas [24]. Susut masak atau cooking loss disebabkan oleh prosesrehidrasi yang merupakan tahap awal untuk mempercepat proses gelatinisasi. Rehidrasi berasanalog menggunakan air dengan suhu 45 - 50C, sehingga proses tersebut akan meningkatkan
jumlah pati yang terlarut. Hal ini juga akan menyebabkan struktur gel pati terutama fraksi amilosaakan akan melemah karena sebagian diabsorbsi oleh air. Ikatan yang lemah memudahkan airmasuk ke dalam granula, sehingga amilosa menjadi larut dalam air [25].
Kecerahan (L*) beras analog diukur menggunakan color reader dengan parameter yang
dibaca adalah L* yang menyatakan tingkat kecerahan atau gelap terang dari bahan dengankisaran 0-100, dimana 0 menyatakan kecenderungan warna hitam atau gelap, sedangkan nilai100 menyatakan kecenderungan warna putih atau terang. Notasi a menyatakan warna kromatikcampuran merah-hijau dangan nilai +a (positif) dari 0 sampai +100 untuk warna merah dan nilai a (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b menyatakan warna kromatik campuranbiru-kuning dengan nilai +b (positif) dari 0 sampai +70 untuk warna kuning dan nilai b (negatif)dari 0 sampai 80 untuk warna biru. Pada penelitian ini beras analog mempunyai kecerahanberkisar antara 53.06-59.75, tingkat kemerahan berkisar antara 0.9-1.67, tingkat kekuninganberas analog berkisar antara 10.51-12.19. Rerata warna beras analog dan nilai BNT 5% dapatdilihat pada Tabel 1.
Pada Tabel 2, kecerahan (L*) produk cenderung lebih gelap atau kusam dikarenakanadanya reaksi Maillard yang terjadi selama pengukusan dan pengeringan. Diduga, reaksi
Maillardterjadi pada protein yang terdapat pada ampas tahu dan gula pereduksi dari karbohidratpada tepung mocaf serta tepung maizena. Proses pemanasan dapat menyebabkan reaksiMaillard antara gula pereduksi dari karbohidrat dengan asam amino yang dapat menghasilkanwarna kecoklatan [26]. Hal tersebut juga dapat dilihat dari tingkat kemerahan (a*) dan tingkatkekuningan (b*) yang menunjukkan peningkatan seiring penambahan tepung ampas tahu. Dapatdiketahui bahwa nilai (a*) positif menunjukkan bahwa warna produk tersebut cenderungkemerahan, dan nilai (b*) positif menunjukkan nilai kekuningan, sehingga dapat dikatakan bahwaproduk beras analog ini mempunyai warna kuning kemerahan.
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
7/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1471
Karakteristik Organoleptik Beras AnalogAnalisis ragam terhadap sifat sensoris pada beras analog menunjukkan terjadi interaksi
yang nyata antara faktor penambahan CMC dan tepung ampas tahu terhadap kesukaan teksturdan rasa, namun tidak nyata terhadap kerusakan aroma dan warna. Pengaruh penambahanCMC dan tepung ampas tahu disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh Penambahan CMC dan Tepung Ampas Tahu terhadap Kesukaan Warna,Aroma, dan Rasa Beras Analog
PenambahanCMC
PenambahanWarna Aroma Tekstur Rasa
Tepung Ampas Tahu
1.25%
5% 3.20a 2.80a 2.45ab 3.10cd
10% 2.95a 3.25a 2.10a 2.45a
15% 2.95a 2.60a 2.35ab 2.80abc
1.50%
5% 3.05a 2.85a 2.75bcd 3.55d
10% 2.90a 2.85a 2.50ab 3.00bcd
15% 2.90a 2.90a 2.60abc 2.50ab
1.75%
5% 3.10a 2.85a 2.90bcd 3.15cd
10% 2.85a 2.90a 3.25cd 3.25cd
15% 2.75a 2.80a 3.40d 3.15cd
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata ( +0.05)
SIMPULAN
Faktor penambahan CMC berpengaruh nyata (=5%) terhadap kadar air, kadar seratkasar, daya rehidrasi, pengembangan volume, cooking time, dan cooking loss. Faktorpenambahan tepung ampas tahu berpengaruh nyata (=5%) terhadap kadar air, serat kasar,
daya rehidrasi, pengembangan volume, cooking time, cooking loss, warna (L*). Antara keduafaktor tersebut tidak menunjukkan adanya interaksi dengan =5% pada semua parameter fisik dankimia. Pengujian organoleptik dengan faktor penambahan CMC dan tepung ampas tahu menunjukkanadanya interaksi =5% terhadap parameter rasa dan tekstur nasi analog.
Beras analog perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan CMC 1,5% danpenambahan tepung ampas tahu 5%. Karakteristik kimia dan fisik beras analog perlakuan terbaikyaitu kadar air 8%, kadar serat kasar 6.64%, kadar lemak 1.62%, kadar protein 1.88%, kadar abu 1%,kadar pati 84.86%, kadar amilosa 35%, daya rehidrai 155.06%, pengembangan volume 142.58%,Cooking time 12.45 menit, cooking loss 0.85%, warna (L*) 59.75, (a*) 0.96, (b*) 10.68. Karakteristikorganoleptik beras analog meliputi warna 3.05 (agak suka),aroma 2.85 (agak tidak suka), rasa 3.55(agak suka), tekstur 2.75 (agak tidak suka).
DAFTAR PUSTAKA
1) Cahyanto, et al. 2011. Penguatan Kearifan Lokal Sebagai Solusi Permasalahan KetahananPangan Nasional. Prosiding The 4th International Conference on Indonesian Studies : Unity,Diversity, and Future. Malang : Universitas Brawijaya. Kemenristek, Serpong
2) Jalal, Fasli. 2013. 2013 Penduduk Indonesia Diperkirakan 250 Juta Jiwa. Republika.co.id.Diakses pada tanggal 12 Desember 2013
3) Budijanto S. 2011. Pengembang Rantai Nilai Serealia Lokal (Indegenous Cereal) untukMemperkokoh Ketahanan Pangan Nasional. Laporan Program Riset Strategi
-
7/26/2019 RL Dalam Beras Analog
8/8
Formulasi Beras Analog Berbasis Tepung Mocaf Yuwono, dkkJurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1465-1472, September 2015
1472
4) Utomo, A.T.P.H. 2011. Pembuatan Pangan Pokok Tiruan Berbasis Tepung Ubi Jalar Kuningdan Tepung Kecambah Kacang Komak (kajian Proporsi Tepungda Konsentrasi CMC).Skripsi. THP FTP UB.
5) Budianto,K. 2001.Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM press6) Hartono, U. 2004. Pemanfaatan potensi tepung ampas tahu (okara) sebagai bahan baku
minuman probiotik (okara probiotic drink). Skripsi Departemen Teknologi Pangan dan Gizi.Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
7) Slavin JL, 1991. Nutritional Benefits of Soy Protein and Soy Fiber. J Am Diet Assoc, 91 : 816-819
8) Zhangt et al., 1994. Effects of Rye Bran, Oat Bran, and Soya Bean Fibre on Bile Composition,Gallstone Formation, Gall-Bladder Morphology and Serum Cholesterol in Syrian GoldenHamsters (Mesocricetus auratus). Brit J Nutr, 71 : 861-870
9) Tsai AC, EL Moti, GM Owen, MR Bennick, GS Lo, dan FH Steinke, 1983. Effects of SoyPolysaccharide on Gastrointestinal Functions Nutrient Balance, Steroid Excretions, GlucoseTolerance, Serum Lipids, an Other Parameters in Humans.Am J Clin Nutr, 38 : 504-511.
10) Tarmidi.2002. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya Pada Pakan Ruminansia.11) Sudarmadji,dkk.1998. Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty. Yogyakarta
12) AOAC, 1990. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist,15 th Ed. The Association Arlington. VA.
13) Yuwono, S.S dan T. Susanto.1998. Pengujian Fisik Pangan. THP FTP. Universitas BrawijayaMalang
14) Oh, N.H., D.A. Seib, C.W. Deyoe dan A.b. Ward. 1985. The Surface Firmness of CookedNoodles FromSoft and Hard Wheat Flours. Cereal ChemistryVol 6 No 62:431-436
15) Romlah.1997.Sifat Fisik Adonan dan Mie Beberapa Jenis Tepung Gandum DenganPenambahan Kansui, Telur, dan Tepung Ubi Kayu. Tesis. Master. Yogyakarta : UniversitasGajah Mada
16) Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Edisi Revisi. UMM Press.Malang 17) Teruo, Y., Sagara T., Ojima T., Takahashi R dan Takahashi M. 2004. A Process of Producing
Enriched Artificial Rice. http://www.freepatentsonline.com/ 54003606.html. Tanggal akses 5
Agustus 201418) Elleuch M, Dorothea B, Oliver R, Souhail B, Christopher B, Hamadi A. 2011. Dietary fibre and
fibre-rich by-products of food processing: Characterisation, technological functionality andcommercial applications: A review. Food Chem. 124(2011): 411-421.doi:10.1016/
j.foodchem.2010.06.077.19) Glicksman, M. 2000.Food Hydrocoloids. Florida: CRC Press, Ibc; 2000; 1: p.199.20) Mc.Williams, Margaret.2001. Foods : Experimental Perspective-4th ed. ISBN 0-13-021282-2.
New Jersey : Prentice Hall.21) Muchtadi dan Sugiyono.1992.Petunjuk Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Nabati.
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB.Bogor22) Hui, Y.H. 1992. Dictionary of Food Science and Technology. Wiles and Sons Inc. New York23) Trees. 2003. Pemanfaatan Rumput Laut Eucheuma cottonii untuk Peningkatan Kadar Yodium
dan Serat Pangan Makanan Jajanan Tradisional. IPB. Bogor24) Fadillah HN. 2005. Verifikasi Formulasi Mi Jagung Instan dalam Rangka Pengendalian Skala
[skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.25) Suardi, Suarni, A. Prabowo. 2002. Teknologi Sederhana Prosesing Sorgum sebagai Bahan
Pangan. Sulawesi Selatan: Seminar Nasional Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.26) Winarno.1992. Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi Terbaru. Bogor (ID): Mbrio
Pr.