Rizki Syukur Wrap Up B-9 Lengkap

download Rizki Syukur Wrap Up B-9 Lengkap

of 11

description

adada

Transcript of Rizki Syukur Wrap Up B-9 Lengkap

1.Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan

1.1 Definisi

Larutan : campuran homogen terdiri atas dua zat atau lebih . Komponen yang jumalahnya sedikit adalah solut sedangkan yang banyak solvent . solute dan solvent dapat berwujud padat , cair , atau gas .

Cairan : Cairan yang dipisahkan menjadi beberapa kompartemen dan dapat berpindah untuk menjaga suasana equilibrium . Cairan terdiri dari solute yaitu glukosa , asam amino dan elektrolit sedangkan solvent nya adalah air

1.2. Jenis

Larutan : dapat di klasifikasikan bersadarkan fasanya , kejenuhannya , dan daya hantar lisrikA) Fasa :

SolventSolute Larutan

Zat cair : AirZat cair : AlkoholSpiritus

Gas: O2Zat padat : NaftalenKamper

Zat padat : PdGas : H2Gas oven

B ) Kejenuhan : Tidak jenuh (((Qc < KspJenuh (((Qc = KspLewat Jenuh (((Qc > KspC) Berdasarkan Daya hantar listrik

Daya hantar listrik ditentukan oleh besar derajat ionisasi ()

Nilainya berkisar 0-1

Elektrolit : dapat menghantarkan listrik .Dibagi menjadi elektrolit kuat & lemah

Elektolit kuat ( () = 1 , Elektrolit lemah ( () = 0-1

Non-Elektorlit : tidak dapat menghantarkan listrik

() =0

Cairan : Dibagi menjadi dua kompartemen yaitu CES dan CIS

CES : Cairan yang berada di luar sel . dibagi menjadi 3 bagian yaitu cairan interstitium , cairan intravaskular , dan cairan transsel

CIS ; Cairan yang berada di dalam sel

1.3. Fungsi

Larutan : tergantung larutan apa yang terbentuk . Contoh kamper untuk pengharum ruangan , Spiritus untuk menyalakan api .

Cairan : Sebagai pelarut universal , menjaga suhu tubuh , tempat terjadi reaksi metabolik pelumas berbagai organ , menjaga tekanan sel 1.4.Perbedaan

Perbedaan : Larutan bisa berwujud tiga fasa yaitu padat , cair , dan gas sedangkan cairan hanya berfasa cair

1.5. Faktor yang mempengaruhi

Larutan : Suhu , sifat solute dan solvent , tekanan , pengaruh ion sejenis .Suhu ( makin tinggi suhu kelarutan akan meningkat

Sifar solute dan solvent ( Solute akan mudah larut dengan solvent yang mempunyai sifat yang sama . Contoh Garam dapur ( Polar ) larut dalam air (polar )

Tekanan ( Berpengaruh pada fasa gas dan tidak dalam fasa padat & cair

Pengaruh ion sejenis ( Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan

Cairan : Tekanan hidrostatik dan Tekanan osmotik sebagai regulator perpindahan cairan antar kompartemen

2.1.Sumber output dan input airInput : sumbernya adalah dari minuman , makanan , dan reaksi metabolisme . Rata-rata intake air per hari adalah 2500 mL , rinciannya sebagai berikut

Minuman : 1600 mL , makanan : 700 mL , metabolisme air : 200 mL . Metabolisme air bisa berupa okdisadi karbohidrat , protein , dan lipid.

Output : pengeluaran air lewat urin , feses , dan insensible waterloss . Rata-rata output air per hari adalah 2500 mL , rinciannya sebagai berikut

Urin ( ginjal ) : 1500 mL , feses : 100 mL , dan insensible waterloss : keringat 600 mL , paru-paru 300 mL

2.2 Mekanisme kesetimbangan cairan tubuh

Homeostasis air dipertahankan dengan cara menjaga volume dan osmolaritas CES . Bila volume darah meningkat ( ada koreksi dari volume & tekanan darah yaitu meningkat

Volume CES meningkat ( volume darah & tekanan darah meningkat

Volume CES menurun ( volume darah & tekanan darah menurun

Jadi penentuan CES bisa dilihat dari tekanan darah

-Kondisi intake air banyak ( sekresi ADH turun ( reabsorbsi di tubulus distal turun ( Volume CES meningkat ( volume darah & tekanan darah meningkat ( veonus return turun ( dinding atrium meranngsang ANP ( aldosteron di blok

- Kondisi intake air sedikit ( sekresi ADH naik disertai rasa haus untuk memenuhi cairan ( reabsorbsi di tubulus distal naik( Volume CES turun ( volume darah & tekanan darah turun ( sistem renin angioretensin aktif ( produksi urin ditekan dan meningkatkan volume CES ( UPK PKB FK UI ( 2012 ). GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR ELEKTROLIT DAN ASAM BASA . Jakarta . FKUI) pp.472.3. Kompartemen

Ada dua kompartemen dalam cairan tubuh yaitu CES ( Cairan ekstraseluler ) & CIS ( Cairan intraseluler) . Dari total cairan tubuh kita 60% berat badan maka 60 % adalah CIS dan 40% CES . CES dibagi menjadi dua yaitu : - internstitial :30%

Intravaskular : 10% ( plasma 7,5 % , limfe 2,2 % , transsel 0,3 %a) CIS ( Cairan intraseluler) : cairan yang terdapat didalam sel . pada orang dewasa CIS > CES tetapi pada anak anak CIS< CES karena sel anaknya lebih sedikit dan ukuran sel kecil

Funsi : menghasilkan dan memompa energi dan perbaikan sel B ) CES ( Cairan ekstraseluler) : cairan yang ada diluar sel

Ada 3 : -cairan interstitium : cairan diantara sel

-cairan intravaskular : ada dalam pembuluh darah

-cairan transsel : cairan dalam rongga-rongga , contohnya cairan otak dan bola mata

( UPK PKB FK UI ( 2012 ). GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR ELEKTROLIT DAN ASAM BASA . Jakarta . FKUI) pp.343. Memahami dan menjelaskan gangguangan keseimbangan cairan tubuh 3.1. Definisi dehidari

Berkurangnya volume CIS karena perpindahan air dari CIS ke CES . Perpindahan terjadi karena peningkatan osmolalitas CES yang terjadi karena CES yang terbuang keluar sifatnya hipotonik . Berkurangnnya air CES menyebabkan air pindah dari CIS ke CES . ( UPK PKB FK UI ( 2012 ). GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR ELEKTROLIT DAN ASAM BASA . Jakarta . FKUI) pp.873.2. Derajat Dehidrasi

Berdasarkan tingkat banyak cairan tubuh yang hilang:

a. Dehidrasi ringan

Yaitu kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5%.

b. Dehidrasi sedang

Kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5-10%

c. Dehidrasi berat

Kehilangan lebih dari 10% cairan dalam tubuh

3.3 Manifestasi klinis.

a. Dehidrasi ringan

1) Muka memerah

2) Rasa sangat haus

3) Kulit kering dan pecah-pecah

4) Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

5) Pusing dan lemah

b. Dehidrasi sedang

1) Tekanan darah menurun

2) Pingsan

3) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung

4) Kejang

c. Dehidrasi Berat

1) Kesadaran berkurang

2) Tidak buang air kecil

3) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab

4) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba

3.4. Penatalaksanaan

Koreksi air ( rehidharsi ) . Air yang diberikan adalah cairan isotonik dekstrosa . volumenya air (10%) ditambah insensible water losses + volume urin 24 jam + volume air yang keluar lewat saluran cerna . ( UPK PKB FK UI ( 2012 ). GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR ELEKTROLIT DAN ASAM BASA . Jakarta . FKUI) pp.1324, Memahami dan menjelaskan mineral dalam tubuh 4.1.Sumber : -Natrium ( sayuran berdaun hijau, seperti kangkung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, dan brokoli.- Kalium ( jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, dan wortel.

4.2. Definisi : nutrisi yang penting untuk tubuh . Manusia dapat mendapatkannya lewat ion-ion mineral yang larut dalam sayur , garam , buah , dan daging . 4.3. Fungsi : Natrium( menjaga volume darah , membantu transmisi saraf , dan kontraksi otot

Kalium ( mengatur tekanan osmotik CIS , konduksi saraf , dan kontraksi otot

Klorida ( komponen utama asam lambung , sebagai buffer 4.4 Klasifikasi Major Minerals atau mineral utama adalah yang dibutuhkan dalam jumlah banyak yaitu lebih dari 100 mg (1/50 sendok teh) termasuk kalsium, fosfor, magnesium, sulfur, natrium, kalium, dan klorida.

Trace Minerals diperlukan pada tingkat kurang dari 100 miligram per hari. Terdapat sembilan jenis mineral dalam kategori ini yaitu: zat besi, seng, tembaga, yodium, selenium, molibdenum, fluoride, mangan, dan kromium.4.5. Kebutuhan

Nartium , kalsium , dan klorida dibutuhkan dalam jumlah 100 mg per hari karena termasuk dalam mineral mayor 4.6. Ekresi mineral

4.7. Metabolisme mineral

Homeostasis dua kation utama yaitu natrium dan kalium sangat penting karena langsung mempengaruhi tekanan osmotik yang berhubungan dengan keseimbangan cairan dan fungsi sel .Homeostasis natrium :

Merupakan kation utama CES dan mempengaruhi 90 % tekanan osmotik CES. Pemasukan natrium lewat epitel mukosa saluran cerna . ada dua faktor keseimbangan yaitu a) Natrium masuk lewat epitel mukosa saluran cerna ( Na+ masuk lewat difusi dan transpor media ( absorbsi natrium bervariasi tergantung kandungan Na+ dalam diet ( ekskresi natrium di ginjal dan persipasi di tempat lain ( ginjal menjaga kadar natrium tetap konstanb) Konsentrasi Na+ di CES tinggi ( karena diet tinggi natrium ( konsentrasi Na+ plasma meningkat ( terjadi proses osmosis penarikan oleh CIS sehingga volume CES meningkat ( natrium kembali normal ( CES tinggi , ADH meningkat ada rangsangan rasa haus untuk meningkatkan konsentrasi air ( sekresi Na+ tinggi karena rangsangan osmoreseptor (jika natrium keluar > natrium masuk maka volume CES turun tanpa ada perubahan tekanan osmosis ( konsentrasi CES turun , tekanan osmotik turun ( sekresi ADH turun produksi urin meningkat ( volume CES yang lebih terbuang bersama urin , tekanan osmotik normal kembali . Ada dua regulasi yaitu

a)Regulasi osmotik : aktivitasnya dipicu oleh tinggi rendah osmolalitas plasma sensornya terletak di hipotalamus yaitu SON ( Supra Optic Neuron ) , nukleus paraventrikuler , CVLT , dan pusat rasa haus

b) Regulasi volume : dipengaruhi oleh volume arteri efektif dan tekanan arteri sedangkan sensornya adalah otot atrium dan ventrikel sinur karotis , dan arteri aferen glomerolus

Hasil regulasi

a)Regulasi osmotik :terjadi / tidak reabsorbsi air di duktus koligentes

b) Regulasi volume : terjadi / tidak eksresi atau retensi natirum di duktus koligentes

Homeostatis Elektrolit

Kesimbangan elektrolit dengan ketat dijaga oleh tubuh karena elektrolit berpengaruh pada osmolaritas cairan. Kation yang utama adalah kalium dan natrium. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik CES dan CIS dan langsung berhubungan dengan fungsi selular.

Pada saat lebih banyak elektrolit terlarut dalam CES, osmolalitas CES tinggi sehingga cairan intraselular akan keluar menuju cairan ekstaselular. Akibatnya volume CES meningkat dan kadar elektrolit kembali normal. Sekresi ADH juga akan ditingkatkan pada keadaan ini sehingga reabsorbsi dan retensi air meningkat. Bersamaan dengan sekresi ADH, mekanisme haus juga diaktifkan di hipotalamus sehingga menimbulkan dorongan untuk minum. Pada saat lebih sedikit elektrolit terlarut dalam ces,osmolalitas ces menurun sehingga sekresi ADH menurun dan kelebihan cairan akan diekresikan bersama urin.

5. Memahami dan menjelaskan ganguan keseimbangan elektrolit 5.1. Definisi;

5.2.Etiologi

A. Kalium

1. Hipokalemia (Kalium 100.000/mm3 atau trombosit >600.000/mm3. Hemolisis sekunder pada phlebotomy dapat diduga sebagai penyebab.

Penyebab hiperkalemia:

1) Disfungsi renal

2) Kematian sel

3) Asidemia

4) Lisis tumor

5) Hipoaldosteronisme

6) Rhabdomiolisis

7) Intake berlebihan

8) Kebakaran

9) Obat-obatan (Diuretik hemat kalium,

10) Hemolisis

B. Natrium

Natrium merupakan penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstrasel. Gangguan natrium yang berarti pada sirkulasi berefek pada saraf dan fungsi neuromuscular.

1. Hiponatremia ( Na < 135 mEq/l[135 mmol/l])Penyebab paling sering dari hiponatremi yang berkaitan dengan rendahnya osmolaritas serum adalah sekresi ADH yang berlebihan (hiponatremik euvolemik). Hiponatremi dapat juga dikaitkan dengan keadaan hipovolemi dan hipervolemi. Hiponatremi juga dapat terjadi akibat adanya larutan non natrium, seperti glukosa dan mannitol. Penyebab Hiponatremi:

1) Euvolemik Hipovolemik Hipervolemik

2) SIADH

3) Polidipsi psikogenik

4) Hipotiroidisme

5) Pemberian air yang tidak tepat pada bayi/anak

6) Diuretik

7) Defisiensi aldosteron

8) Disfungsi tubuli ginjal

9) Diare

10) Kehilangan cairan lewat Third Space CHF

11) Chirrosis

12) Nefrosis

13) SIADH : Syndrome of inappropriate ADH

2. Hipernatremia (Na >145 mEq/L [145 mmol/l])Hipernatremia mengindikasikan kehilangan volume intrasel dan hilangnya air dengan kehilangan natrium berlebihan dari intrasel.

Penyebab hiponatremia:

1) Kehilangan air

2) Intake air kurang intake natrium berlebihan

3) Diare

4) Muntah

5) Keringat berlebihan

6) Diuresis

7) Diabetes insipidus

8) Kehausan

9) Gangguan saluran cerna

10) Intake garam

11) Cairan garam hipertonik

12) Natrium bikarbonat

5.3. Manifestasi klinik

1. Hiperkalemia

Manifestasi klinik hiperkalemi terutama berpengaruh pada jantung dan otot. Manifestasi yang umum adalah aritmia, blok jantung, bradikardi, lemahnya konduksi dan kontraksi. EKG abnormal (yakni, puncak gel. T meninggi, interval PR memanjang, kompleks QRS melebar, gel. P mengecil, gelombang sinus), kelemahan otot, paralysis, parestesi, dan refleks hipoaktif.

2. Hiponatremia Manifestasi klinik hiponatremia meliputi gangguan sistem saraf pusat dan sistem muskular dan termasuk disorientasi, penurunan kesadaran, irritabilitas, kejang, letargi, koma, muntah, kelemahan dan kegagalan respirasi akibat kelainan CNS.

3. Hipernatremia

Manifestasi klinik dari hipernatremia berhubungan dengan fungsi SSP dan otot. Hal tersebut antara lain perubahan mental, letargi, kejang, koma,dan kelemahan otot. Poliuria menunjukan adanya diabetes incipidus atau kelebihan intake garam dan air.

4. Hipokalemia : Palpitasi , Kelemahan otot skeletal atau kram , Paralysis, paresthesias , Mual atau muntah , Poliuri nokturia atau polidipsi

5.4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan dengan Metode Elektroda Ion Selektif (Ion Selective Electrode/ISE)

Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida dengan metode elektroda ion selektif (Ion Selective Electrode/ISE) adalah yang paling sering digunakan. Data dari College of American Pathologists (CAP) pada 5400 laboratorium yang memeriksa natrium dan kalium, lebih dari 99% menggunakan metode ISE. Metode ISE mempunyai akurasi yang baik, koefisien variasi kurang dari 1,5%, kalibrator dapat dipercaya dan mempunyai program pemantapan mutu yang

baik.14ISE ada dua macam yaitu ISE direk dan ISE indirek. ISE direk memeriksa secara langsung pada sampel plasma, serum dan darah utuh. Metode inilah yang umumnya digunakan pada laboratorium gawat darurat. Metode ISE indirek yang diberkembang lebih dulu dalam sejarah teknologi ISE, yaitu memeriksa

sampel yang sudah diencerkan.14- Prinsip Pengukuran

Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE untuk menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak diketahui nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya. Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit sampel. Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membran. Perubahan potensial membran ini diukur, dihitung menggunakan persamaan Nerst, hasilnya kemudian dihubungkan dengan amplifier

dan ditampilkan oleh alat20. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.20Salah satu persamaan Nernst yang dipakai yaitu:20E = E = R . T . 1n (f1-c1)

n . F

(+) untuk kation (-) untuk anion

E = Potensial elektrik yang diukur

E = Sistem e.m.f pada larutan standar R = Konstanta Gas (8,31 J/Kmol)

T = Suhu

n = Valensi ion yang diukur

F = Konstanta Faraday 96,496 A.s/g f1

2. Pemeriksaan dengan Spektrofotometer Emisi Nyala (Flame Emission Spectrofotometry/FES)

Spektrofotometer emisi nyala digunakan untuk pengukuran kadar natrium dan kalium. Penggunaan spektrofotometer emisi nyala di laboratorium berlangsung tidak lama, selanjutnya penggunaannya dikombinasi dengan elektrokimia untuk mempertahankan penggunaan dan keamanan

prosedurnya.14Prinsip pemeriksaan spektrofotometer emisi nyala adalah sampel diencerkan dengan cairan pengencer yang berisi litium atau cesium, kemudian dihisap dan dibakar pada nyala gas propan. Ion natrium, kalium, litium, atau sesium bila mengalami pemanasan akan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (natrium berwarna kuning dengan panjang gelombang 589nm, kalium berwarna ungu dengan panjang gelombang 768 nm, litium 671 nm, sesium 825 nm). Pancaran cahaya akibat pemanasan ion

dipisahkan dengan filter dan dibawa ke detektor sinar.14