Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

1211
RIWAYAT AGUNG PARA BUDDHA The Gr eat Chronicle of Buddhas Buku Kedua Tipiñakadhara Miïgun Sayadaw

Transcript of Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    1/1207

    RIWAYAT AGUNGPARA BUDDHA

    The Great Chronicle of Buddhas

    Buku Kedua

    Tipiakadhara Migun Sayadaw

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    2/1207

    ii

    Riwayat Agung Para Buddha

    RIWAYAT AGUNG PARA BUDDHA

    Judul AsalThe Great Chronicle of Buddhas

    PenulisTipiakadhara Migun Sayadaw

    Penerjemah Myanmar-InggrisU Ko Lay

    U Tin Lwin

    Penerjemah Inggris-IndonesiaIndra Anggara

    Penyunting Inggris-IndonesiaMettsari Lim

    Handaka Vijjnanda

    Perancang SampulHandaka Vijjnanda

    Penata LetakPercetakan Tiga Lancar

    Hak Cipta Naskah Myanmar1960 Tipiakadhara Migun Sayadaw

    Hak Cipta Naskah Terjemahan Indonesia2008 Ehipassiko Foundation & Giri Magala Publications

    ISBN 978-979-16934-6-2Cetakan I, Mei 2008

    Buku Dhammadna ini terbit berkat kedermawanan para donatur.Bagi yang ingin mendapatkan buku ini dan/atau mendanai

    proyek Dhammadna berikutnya, silakan menghubungi:Ehipassiko Foundation & Giri Magala Publications

    081519656575, [email protected], www.ehipassiko.net

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    3/1207

    iii

    Senarai Isi

    Sambutan Tipiakadhara Sayadaw EindapalaSambutan Mahthera Dharma SuryabhmiRiwayat Tipiakadhara Migun Sayadaw

    BUKU KESATUBab 1 Jarangnya Kemunculan Seorang BuddhaBab 2 Kisah Sumedh Sang BrahmanaBab 3 PramBab 4 Delapan Belas AbhabbatthnaBab 5 Riwayat Dua Puluh Empat BuddhaBab 6 RingkasanBab 7 Kisah Dewa Setaketu, Bakal BuddhaBab 8 Upacara Pembajakan SawahBab 9 Melihat Empat Pertanda

    Bab 10 Mencukur Rambut dan Menjadi PetapaBab 11 Belajar dan Berdiskusi Dengan ra danUdaka

    Bab 12 Bodhisatta Melakukan PraktikPenyiksaan Diri

    Bab 13 Pencapaian Kebuddhaan SetelahMengubah Cara Berlatih

    Bab 14 Buddha Berdiam di Tujuh TempatBab 15 Buddha Merenungkan Dhamma

    Bab 16 Kisah Dewa Stgira dan Dewa HemavataBab 17 Ajaran Praktik Kesempurnaan MoralBab 18 Yasa, Putra Pedagang Kaya, Menjadi

    BhikkhuBab 19 Buddha Mengutus Enam Puluh Arahanta

    Dalam Tugas Membabarkan DhammaBab 20 Mengubah Pandangan Tiga Petapa

    Bersaudara dan Seribu Petapa

    Bab 21 Kunjungan Buddha ke Rajgaha

    Senarai Isi

    I - viI - ixI - xi

    12969

    203207383415489513

    545

    557

    567

    587653681705737

    757

    779

    793

    813

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    4/1207

    iv

    Riwayat Agung Para Buddha

    Bab 22 Kedatangan Dua Petapa Pengembara,Upatissa dan Kolita, ke Hadapan Buddha

    Bab 23 Tathgata Melakukan Perjalanan ke

    Kapilavatthu Diiringi Oleh Dua PuluhRibu ArahantaBab 24 Hujan Daun Teratai di Pertemuan

    Keluarga KerajaanBab 25 Seribu Pangeran Sakya Menerima

    Penahbisan dari TathgataBab 26 Enam Pangeran Mencapai Tingkat

    Kesucian yang Berbeda-bedaBab 27 Kisah Suman, Penjual Bunga dari

    RjagahaBab 28 Berdirinya VeslBab 29 Tathgata Menetap di Vesl Selama Masa

    Vassa KelimaBab 30 Tathgata Menetap di Gunung Makula

    Selama Masa Vassa Keenam

    BUKU KEDUABab 31 Menjalani Masa Vassa Ketujuh,

    Membabarkan Abhidhamm diTvatisa

    Bab 32 Vassa Kedelapan di Kota SusumragiraBab 33 Kisah Orang Kaya Ghosaka dari KosambiBab 34 Kunjungan Buddha ke Desa

    BlakaloakaBab 35 Vassa Kesebelas Buddha di Desa

    Brahmana Nla

    Bab 36 Vassa Keduabelas Buddha di KotaVeranjBab 37 Bhikkhu Sudinna, Putra Pedagang

    KalandaBab 38 Vassa Ketiga Belas Buddha di Bukit

    ClikaBab 39 Vassa Kelima Belas Buddha di

    KapilavatthuBab 40 Vassa Ketujuh Belas Buddha di Veuvana

    839

    889

    917

    939

    955

    10091041

    1125

    1171

    121912691313

    1363

    1395

    1427

    1465

    1507

    15371583

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    5/1207

    v

    Bab 41 Kisah MraBab 42 Tinggi Badan Buddha Diukur Oleh

    Seorang Brahmana

    Bab 43 Kisah Raja AjtasattuBab 44 Kisah Sepasang Brahmana yang AdalahOrangtua Buddha Pada Masa Lampau

    Bab 45 Bagaimana niya Paritta DiajarkanBab 46 Bhagav Mengajarkan Tujuh Faktor

    Ketidakmunduran Bagi Para PenguasaBab 47 Ucapan-ucapan yang Membangkitkan

    Semangat ReligiusBab 48 Dhamma Ratan

    BUKU KETIGABab 49 Empat Puluh Satu Arahanta Thera dan

    Gelar EtadaggaBab 50 Riwayat Para Bhikkhun ArahantaBab 51 Riwayat Para Siswa AwamBab 52 Riwayat Para Siswi AwamBab 53 Riwayat Para Orang Kaya yang

    Kekayaannya Tidak Dapat HabisBab 54 Penjelasan Rinci 1Bab 55 Penjelasan Rinci 2

    Senarai Isi

    1647

    1753

    182518611893

    2007

    22212269

    2423284929413001

    307131133483

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    6/1207

    vi

    Riwayat Agung Para Buddha

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    7/1207

    1219

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    31Menjalani Masa Vassa Ketujuh,Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Setelah membantu Dewa Akura dan Indaka mencapai tingkatbuah Sotpatti, Tathgata terus berdiam di sana untuk menjalanimasa vassa ketujuh dengan duduk bersila di atas singgasanaSakka di Tvatisa dan membabarkan Abhidhamm, siang dan

    malam, kepada semua dewa dari sepuluh ribu alam semesta yangmengelilingi Tathgata, dengan dipimpin oleh Dewa Santusita.Beliau memulai dengan hukum melakukan perbuatan baik (KusalaDhamma); perbuatan jahat dan akibatnya (Akusala Dhamma); netralatau yang tidak dapat ditentukan (Abykata Dhamma), memberikanpelajaran setiap waktu, bagaikan sungai yang mengalir terus-menerus, selama masa vassa itu.

    (Catatan: para Buddha biasanya membabarkan Dhamma sebelumtengah hari sebagai penghargaan atas makanan yang didanakan,khotbah-khotbah itu dapat sepanjang Dgha Nikya dan MajjhimaNikya digabung menjadi satu. Khotbah-khotbah yang dibabarkankepada para dewa dan brahm yang tiba setelah tengah haripanjangnya sama dengan gabungan Sayutta Nikya dan AguttaraNikya.

    Hal ini karena proses-pikiran Buddha sangatlah cepat, dengan

    sangat sedikit kesadaran Bhavaga yang menghalangi. Selain itu

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    8/1207

    1220

    Riwayat Agung Para Buddha

    bibir Buddha bentuknya proporsional dan kuat, gerakan bibir itusangat tepat. Lidah-Nya panjang, tipis, dan halus. Semua ciri-ciri inimenghasilkan suara berirama yang sangat cepat.

    Disebutkan bahwa ketika seorang biasa mengucapkan satu kata,Yang Mulia nanda telah mengucapkan delapan kata; ketika YangMulia nanda mengucapkan satu kata, Buddha telah mengucapkanenam belas kata. Dengan demikian, disimpulkan bahwa kecepatankata-kata Buddha adalah 128 kali lebih cepat daripada orang-orangbiasa).

    Demikianlah, dengan kecepatan yang tidak terbayangkan, tidak

    heran Buddha dapat membabarkan khotbah yang panjang sebagaipenghargaan atas dna makanan sebelum tengah hari dan yanglebih panjang lagi kepada para dewa yang datang setelah tengahhari. Abhidhamm yang dibabarkan oleh Tathgata sepanjang masavassa selama tiga bulan adalah seolah-olah tidak pernah berakhirdan tidak ada bandingnya.

    Menjaga Kebugaran Tubuh-Nya Sambil MembabarkanAbhidhamm

    Jika ada pertanyaan seperti, Bagaimana Buddha menjaga kebugaranpadahal Beliau terus-menerus membabarkan Abhidhammsepanjang masa vassa selama tiga bulan? Jawaban singkatnyaadalah: Beliau melakukannya melalui perbekalan makanan.

    Berikut adalah jawaban yang lengkap:

    Semua Buddha telah mempertimbangkan masalah itu; Merekabiasanya mengikuti waktu alam manusia sewaktu membabarkanAbhidhamm. Saat tiba waktunya untuk mengumpulkan dnamakanan, Beliau menciptakan sesosok Buddha tiruan yangsama persis dengan-Nya, bertingkah laku seperti-Nya dalam halmemegang mangkuk dan mengenakan jubah, dan memiliki suarayang sama persis dengan suara-Nya. Tiruan Buddha itu akanmenggantikan-Nya membabarkan Abhidhamm kepada parahadirin.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    9/1207

    1221

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Tathgata kemudian pergi ke Danau Anotatta, dengan mangkuk danjubah-Nya. Setibanya di Danau Anotatta, para dewa memberikan

    ranting yang berjumbai di salah satu ujungnya. Setelah menggosokgigi-Nya dengan ranting tersebut, Beliau mandi di Danau Anotatta.Setelah mandi, Ia berdiri di atas batu kemerahan dan mengenakan jubah berjahit ganda. Kemudian Beliau mengambil mangkukbatu pemberian empat raja dewa dari Surga Catumahrjika, di bawah pohon rjayatana (di tempat ketujuh dari tujuh tempatyang dilewatkan Buddha Gotama tujuh hari setelah mencapaiKebuddhaan. Masing-masing dewa mempersembahkan satumangkuk dan empat mangkuk itu digabungkan menjadi satu

    mangkuk bersegi empat dengan tangan Buddha). Tathgata berjalanke Uttara Kuru (pulau utara) untuk menerima dna makanan, dansekembalinya dari sana, Ia memakan makanan-Nya di tepi DanauAnotatta yang indah mempesona dan damai. Setelah makan, Iaberjalan ke hutan pohon cendana untuk melewatkan hari itu.

    Yang Mulia Sriputta, Jenderal Dhamma, pergi ke hutan cendanauntuk melayani Tathgata dan berdiri di tempat yang bebas darienam cacat. Selanjutnya, Tathgata memberitahu Thera, Anak-KuSriputta Aku telah membabarkan Dhamma sebanyak ini. Beliauhanya memberitahukan intisarinya saja, tetapi Yang Mulia Sriputta,karena memiliki empat Paisambhid a, mampu memahamiseluruh Dhamma yang diuraikan secara singkat oleh Tathgata,bagaikan seorang yang dijelaskan mengenai luasnya lautan olehseorang lain dengan cara merentangkan kedua tangannya. Iamemiliki kemampuan untuk memahaminya dalam seratus, seribucara.

    (Tathgata kembali ke Surga Tvatisa setelah tengah hari untukmelanjutkan pembabaran Abhidhamm di sana. Kecuali para dewayang benar-benar sakti, tidak satu pun yang mengetahui bahwayang sedang membabarkan Abhidhamm adalah Buddha tiruandan bahwa Buddha yang sejati turun ke alam manusia dan sudahkembali lagi. Buddha tiruan itu persis dalam seluruh aspek: dalampancaran cahaya tubuh, suara, dan cara bicara).

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    10/1207

    1222

    Riwayat Agung Para Buddha

    Yang Mulia Sriputta Membabarkan Abhidhamm Kepada LimaRatus Bhikkhu yang Merupakan Kelelawar Dalam KehidupanLampau Mereka

    Yang Mulia Sriputta, setelah memelajari Abhidhamm secarasingkat dari Buddha, setiap hari mengajarkannya (dengan cara yangtidak terlalu singkat ataupun terlalu lengkap) kepada lima ratussiswa bhikkhu yang berada di bawah pengawasannya.

    Berikut ini adalah kisah singkat kehidupan lampau mereka: merekasemua adalah kelelawar-kelelawar kecil biasa yang tinggal di sebuahgua, bergantungan di langit-langit gua pada masa Buddha Kassapa.

    Mereka mendengarkan pembacaan Abhidhamm oleh dua orang bhikkhu, yang merupakan ahli Abhidhamm. Mereka bahkantidak mengetahui arti bulan muda (sebelum purnama) dan bulantua (setelah purnama), perhatian mereka tertarik pada pembacaanAbhidhamm itu karena suara dua bhikkhu itu yang merdu danmenyenangkan. (Kelelawar-kelelawar itu tidak mengetahui apayang dimaksudkan dengan Abhidhamm, kelompok kehidupan,sensasi, dhtu (unsur-unsur), Kebenaran, bahkan tidak mengetahuibulan muda dan bulan tua, namun karena suara merdu pembacaanoleh dua bhikkhu bertindak sebagai objek yang baik bagi kesadaranmenjelang kematian mereka (kamma nimitta) untuk menujukehidupan selanjutnya, mereka terlahir kembali di alam dewa).

    Mereka menikmati kehidupan sebagai dewa sejak masa BuddhaKassapa hingga masa Buddha Gotama, tidak pernah sekalipunterlahir di alam menderita. Pada masa Buddha Gotama, merekaterlahir di alam manusia, mereka menyaksikan Keajaiban Ganda,

    yang membangkitkan keyakinan mereka sehingga mereka memohonpenahbisan di bawah pengawasan Yang Mulia Sriputta. Setiap hari,Yang Mulia Sriputta mengajarkan Abhidhamm kepada merekasesuai apa yang ia pelajari secara singkat dari Tathgata.

    Khotbah Abhidhamm yang dibabarkan oleh Tathgata di alampara dewa berakhir bersamaan dengan selesainya pelajaran yangterdiri dari tujuh buku Abhidhamm oleh lima ratus bhikkhu yangdiajarkan oleh Yang Mulia Sriputta di alam manusia.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    11/1207

    1223

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Setiap hari Tathgata memberitahukan kepada Yang Mulia Sriputtatentang Abhidhamm yang Beliau ajarkan dan Abhidhamm

    yang diajarkan oleh Buddha tiruannya di Surga Tvatisa danmenginstruksikan Yang Mulia Sriputta untuk mengajarkannyakepada lima ratus siswanya, sebelum Beliau kembali melanjutkankhotbah-Nya menyambung khotbah yang telah dibabarkan olehBuddha tiruan.

    Khotbah Abhidhamm itu selesai pada akhir vassa, pada haripurnama bulan Thadingyut, dan hasilnya delapan puluh ribu croredewa dan brahm mencapai Pembebasan melalui penembusan

    Empat Kebenaran Mulia: Dewa Santusitaibu Buddha di alammanusia mencapai kesucian Sotpatti.

    Orang-orang Pindah dari Svatth ke Kota Sakassa

    Pada tanggal sembilan bulan Thadingyut, orang-orang yang tidakmau pergi dari wilayah seluas tiga puluh enam yojan itu bertanyakepada Yang Mulia Moggallna, Yang Mulia perkenankanlahkami menanyakan kapan Tathgata kembali (ke bumi); kami tidakakan pulang (ke rumah kami) sebelum bersujud kepada Tathgata.Yang Mulia Moggallna berkata Baiklah dan kemudian ia masuk(menyelam) ke dalam tanah dan dari alam tanah ia pergi ke kakiGunung Meru; ia ingin agar orang-orang menyaksikannya naik keSurga Tvatisa dari dalam Gunung Meru. Kemudian bagaikan benang emas yang menyusup ke dalam batu delima, ia terlihatjelas oleh orang-orang di sana, naik dari dalam pusat gunung keTvatisa.

    Orang-orang yang menyaksikan Yang Mulia Moggallna, naik kepuncak dari dalam gunung mengukur perjalanannya dalam yojandengan berkata, Sekarang ia telah naik satu yojan, ia telah naikdua yojan, dan seterusnya. Setibanya di Tvatisa, terlihat seolah-olah kaki Tathgata menginjak kepala Yang Mulia Moggallna yangkemudian mendekati Tathgata dengan penuh hormat dan berkata,Yang Mulia orang-orang tidak akan pulang ke rumah merekatanpa memberi hormat kepada-Mu dan gelisah menunggu kapan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    12/1207

    1224

    Riwayat Agung Para Buddha

    Engkau kembali ke alam manusia. Tathgata berkata Anak-KuMoggallna, di manakah saudara tuamu Sriputta sekarang? YangMulia Moggallna menjawab, Yang Mulia ia sedang menjalani

    vassa di Kota Sakassa. Tathgata memberikan jawaban berikut:Anak-Ku Moggallna Aku akan turun di pintu gerbangSakassa tepat hari ketujuh setelah hari ini, yang jatuh pada haripurnama bulan Thadingyut, waktu untuk melaksanakan upacaraMahpavra. Jarak antara kedua kota itu adalah tiga puluh yojan,tetapi beritahu orang-orang itu agar tidak perlu mempersiapkanperbekalan makanan dalam perjalanan itu, seperti saat merekamenjalani Sla dan berjalan tanpa makanan atau perbekalan ke

    vihra di kota-kota dan desa mereka untuk mendengarkan khotbahpada hari uposatha. Yang Mulia Moggallna menjawab, BaiklahYang Mulia. Sekembalinya ke bumi, ia menyampaikan pesanTathgata kepada orang-orang di sana.

    Turun di Pintu Gerbang Kota Sakassa Melalui Tiga Tangga

    Tathgata memberitahukan keberangkatan-Nya kepada Sakka,Umat awam Sakka, raja para dewa Aku akan kembali ke alammanusia secara resmi meninggalkan tempat itu. Di akhir vassa,pada hari purnama di bulan Thadingyut. Sakka menciptakan tigatangga, satu terbuat dari emas dan yang lain terbuat dari batu delimadan perak, berdampingan, yang bersandar di pintu gerbang KotaSakassa dan puncak tangga itu bersandar di puncak Gunung Meru.(1) Tangga di sebelah kanan untuk para dewa, (2) tangga perak disebelah kiri untuk para Mahbrahm, dan (3) Tangga batu delimadi tengah khusus untuk Tathgata.

    Tathgata, sesaat sebelum keberangkatan, berdiri di puncakGunung Meru dan melakukan Keajaiban Ganda air dan api, danmemandang ke angkasa. Seluruh angkasa hingga ke alam BrahmAkaniha, terlihat jelas bagaikan angkasa raya yang bebas darihambatan dan ketika Beliau memandang ke bawah, Beliau dapatmelihat Neraka Avci yang terletak paling bawah dari delapanalam menderita; ketika Ia memandang ke depan dan ke samping,ke segala arah, ribuan alam semesta dapat terlihat tanpa halangan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    13/1207

    1225

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    apa pun. Pemandangan gaib ini juga disaksikan oleh para dewa,brahm, dan manusia. Demikianlah semua para dewa dan brahmdapat melihat umat manusia dan umat manusia dapat melihat para

    dewa dan brahm.Tathgata memancarkan sinar enam warna dari tubuh-Nya kemudianBeliau turun dari Surga Tvatisa ke alam manusia, dan tidak adaseorang pun dari kerumunan orang yang berkumpul dalam wilayahseluas tiga puluh enam yojan itu yang tidak berkeinginan untukmencapai Kebuddhaan saat mereka menyaksikan kemegahan,kebesaran, keagungan, dan kemuliaan Tathgata.

    Para dewa turut serta menuruni tangga emas di sebelah kanan danpara brahm melalui tangga perak di sebelah kiri. Tathgata sendirianturun melalui tangga batu delima di tengah. Dewa Pacasikha disebelah kanan Tathgata memberi hormat dengan memainkan alatmusik harpa Beuva; Dewa Suyma juga turun sambil mengipasiTathgata dengan kipas bertatahkan batu delima, Sakka di sebelahkanan meniupkan terumpet Vijayuttara, kulit kerang. Para dewadari alam semesta lainnya, juga datang dan memberi hormat dalam berbagai cara. Para brahm turun melalui tangga perak, sambilmemegang payung putih brahm di atas kepala Tathgata sebagaipenghormatan.

    Demikianlah Tathgata turun ke bumi dengan cara yang disebutkandi atas, dan setibanya di bumi, Beliau berdiri di pintu gerbangKota Sakassa. Orang-orang, yang sebelumnya berkumpul di KotaSvatth, berangkat setelah makan pagi, untuk melihat Tathgatapada hari Pavraa di akhir vassa. Mereka akhirnya tiba di pintu

    gerbang Kota Sakassa dengan cepat dan mudah seolah-olahmereka hanya pergi ke vihra di kota-kota dan desa mereka masing-masing.

    Khotbah Sriputta Sutta

    Yang Mulia Sriputta adalah orang pertama yang memberi hormatkepada Tathgata segera setelah Tathgata menginjakkan kaki kanan-Nya di bumi setibanya dari Tvatisa. Semua yang hadir di sana

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    14/1207

    1226

    Riwayat Agung Para Buddha

    mengikuti jejaknya. Tempat di mana Tathgata menginjakkan kakikanan-Nya di atas tanah kemudian ditetapkan sebagai tempat suci,yang bernama Acala Cetiya-hna.

    Tempat di mana Tathgata menginjakkan kaki kanan-Nya setibanyadi atas tanah dari Tvatisa, di akhir vassa, setelah membabarkanAbhidhamm, dalam melaksanakan tradisi para Buddha jugaditetapkan sebagai salah satu dari tempat-tempat suci yang disebutAvijahitahna (Semua Buddha, setelah membabarkan Abhidhammdi Tvatisa selama masa vassa, sekembalinya ke bumi melalui tigatangga selalu menginjakkan kaki kanan-Nya di tempat yang samadi mana tiga tangga itu ditempatkan di pintu gerbang Sakassa).

    Empat Avijahitahna (Empat Tempat Suci)

    Penjelasan singkat mengenai empat Avijahitahna, tempat-tempatsuci yang digunakan oleh semua Buddha untuk keperluan yang samadengan lokasi yang tidak pernah berubah disebut Avijahitahna.Ada empat lokasi, yaitu:

    (a) Lokasi pohon Mahbodhi, Singgasana Kemenangan (singgasanaAparjita) di mana semua Buddha menaklukkan lima Mra(tempat di mana muncul singgasana Aparjika Buddha Gotamajuga merupakan lokasi singgasana Aparjita semua Buddha.Lokasinya tidak berubah).

    (b) Isipatana, Migadya, di mana Buddha Gotama membabarkanDhammacakka, khotbah pertama (ini adalah lokasi semuaBuddha saat membabarkan Dhammacakka. Khotbah pertama

    ini tidak pernah dikhotbahkan di tempat lain).

    (c) Tempat di mana para Buddha pertama kali menginjakkankaki kanan-Nya sewaktu kembali dari Tvatisa setelahmembabarkan Abhidhamm di sana (pintu gerbang KotaSakassa adalah tempat suci pada masa Buddha Gotama).

    (d) Lokasi tempat tidur para Buddha (yang mana keempat kakitempat tidur ini tidak pernah berubah posisi. Ku Harum

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    15/1207

    1227

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Buddha Gotama di Vihra Jetavana adalah lokasi tempat tidur-Nya).

    Sehubungan dengan vihra para Buddha, vihra-vihra ini berbedadalam ukuran sesuai situasi pada saat itu:

    (a) Buddha Vipass: Lahan seluas satu yojan, yang didanakan olehseorang kaya Punabba Sumitt, seharga bata-bata emas yangdisusun menutupi seluruh permukaan tanah itu.

    (b) Buddha Sikh: Lahan seluas tiga gvuta, yang didanakan olehseorang kaya Sriha, seharga batang-batang emas yang

    disusun menutupi seluruh permukaan tanah itu.

    (c) Buddha Vessabh: Lahan seluas setengah yojan, yangdidanakan oleh seorang kaya Sotthija, seharga cangkir-cangkiremas (mata penggaruk tanah dari emas) yang disusun salingbersentuhan di seluruh permukaan tanah itu.

    (d) Buddha Kakusandha: Lahan seluas satu gvuta, yang didanakanoleh seorang kaya, Accuta, seharga balok-balok emas (yang berbentuk kaki gajah) yang disusun menutupi seluruhpermukaan tanah itu.

    (e) Buddha Kongamana: Lahan seluas setengah gvuta, yangdidanakan oleh seorang kaya, Ugga, seharga bata-bata emasyang disusun menutupi seluruh permukaan tanah itu.

    (f) Buddha Kassapa: Lahan seluas dua puluh ussaba, yang

    didanakan oleh seorang kaya, Sumagala, seharga patungkura-kura emas yang disusun menutupi seluruh permukaantanah itu.

    (g) Buddha Gotama: Lahan seluas delapan pai, yang didanakanoleh seorang kaya, Sudatha (Antthapiika), seharga keping-keping uang emas yang disusun menutupi seluruh permukaantanah itu.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    16/1207

    1228

    Riwayat Agung Para Buddha

    Dikutip dari Buddhavasa Ahakath dan Vinaya Cua VaggaAhakath.

    Walaupun ukuran dari lokasi vihra itu berbeda, namun lokasi KuHarum para Buddha tetap sama dan tidak berubah.

    Para Dewa dan Manusia Sangat Memuja Para Buddha yangMencapai Pencerahan Sempurna

    Seperti disebutkan sebelumnya, Yang Mulia Sriputta mendekatiTathgata setelah Tathgata menginjakkan kaki kanan-Nya di dasartangga, memberi hormat kepada Buddha dan berkata, Semua dewa

    dan manusia sangat memuja Anda sehingga mereka semua bercita-cita untuk mencapai Kebuddhaan.

    Tathgata menjawab, Anak-Ku Sriputta, benar bahwa semua brahm, dewa, dan manusia mencintai dan menghormati paraBuddha sebagai makhluk yang besar, agung dan mulia. KemudianBeliau mengucapkan syair berikut dan membabarkan khotbah:

    Ye Jhnappa sut dhrnekkhammpasame ratdevpi tesa pihayantiSambuddhna satmata.

    Anak-Ku Sriputta Semua Buddha yang mencapai PencerahanSempurna, yang telah mengusai latihan Jhna dalam lima cara danberbahagia dalam keheningan Jhna, mereka juga biasanya berdiamdi dalam Phala Sampatti dengan objek kebenaran mutlak, Nibbna,

    bebas dari segala dukkha. Bahkan para dewa dan brahm darisurga menyerukan, dengan penuh penghormatan dan penghargaanterhadap para Buddha itu, yang selalu berdiam dalam kesadaranmurni, Sungguh luar biasa jika kita yang memiliki kesempatanyang sangat jarang ini bisa menjadi Buddha!

    Menurut Komentar Dhammapada, tiga puluh crore brahm, dewa,dan manusia terbebaskan pada akhir khotbah itu. Dan lima ratussiswa Yang Mulia Sriputta mencapai kesucian Arahatta.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    17/1207

    1229

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Tathgata Mengungkapkan Keunggulan Yang Mulia Sriputta

    Selagi masih berdiri di tangga, Tathgata merenungkan:

    Orang-orang yang berkumpul di sini tahu bahwa Thera Moggallnaadalah yang tertinggi dalam hal Jhna; Thera Anuruddh dalam halpenglihatan gaib; namun tidak ada seorang pun yang mengetahuikeunggulan Thera Sriputta. Oleh karena itu Tathgata berpikir saatitu adalah kesempatan yang baik untuk menjelaskan pengetahuandan kebijaksanaan Sriputta dalam satu dan lain cara. Tathgata bertanya kepada Sriputta mengenai pertanyaan-pertanyaanyang berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi

    oleh perumah tangga (puthujjana), Ariya Puggala (Sekkha) yangtelah mencapai tiga tingkat kesucian yang lebih rendah, dan paraArahanta (Asekkha), di hadapan para pendengar yang hadir disana pada waktu itu. Thera memberikan jawaban dengan cepatatas setiap pertanyaan, tahap demi tahap, sehubungan dengan umatawam, Ariya Puggala yang mencapai tiga tingkat kesucian yanglebih rendah, dan Arahanta yang sempurna, dan alhasil, semua yanghadir memahami kebijaksanaan tertinggi sang Thera!

    Membabarkan Parosahassa Jtaka

    Tathgata kemudian melanjutkan penjelasan-Nya, Sriputtamelampaui tingkat rata-rata dalam hal intelektual, bukan hanyadalam kehidupan sekarang ini, akan tetapi ia juga melampaui oranglain dalam hal pengetahuan dan kebijaksanaan, dalam kehidupan-kehidupan lampaunya, merujuk pada Ekaka Nipta, Litta Vaggadan Komentar Jtaka. Kemudian Beliau membabarkan Parosahassa

    Jtaka secara singkat.

    Pada suatu masa, di hutan yang terletak di kaki sebuah bukit,hiduplah lebih dari seribu orang petapa yang hanya memakantumbuh-tumbuhan, buah, dan akar tumbuhan. Suatu hari gurumereka jatuh sakit, dan seorang murid yang paling senior keluarmencari obat, dengan meninggalkan pesan kepada para juniornyauntuk merawat guru mereka dengan saksama.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    18/1207

    1230

    Riwayat Agung Para Buddha

    Si guru besar tersebut meninggal dunia sebelum si murid seniorpulang. Di ambang kematiannya, ketika para muridnya bertanyamengenai Jhna sampati, guru hanya mengatakan Natthi

    kici yang artinya, tidak ada yang menguasai Jhna Ketiga,kicayatana. Mereka yang ingin berdiam dalam arpa JhnaKetiga yang disebut kicayatana Jhna atau yang dikenaldengan istilah Jhna Sampatti pertama-tama harus merenungkankonsep ketiadaan dari Arpa Jhna Pertama secara berulang-ulang.Inilah yang dimaksudkan oleh si guru besar ketika ia mengatakanNatthi kici.

    Tetapi para muridnya tidak menangkap yang yang ia maksudkan

    dan secara keliru menganggap bahwa sang guru tidak mencapaitingkat Jhna Sampatti apa pun dan mereka tidak melakukan apa-apa dalam upacara pemakaman jenazah sang guru.

    (Catatan: guru telah mencapai kicayatana Jhna (yangdapat mencapai Alam Brahm Tanpa Bentuk) namun ketikaditanya oleh murid-muridnya, ia hanya menjawab Natthikici; kemudian meninggal dunia dan terlahir kembali diAlam Brahm bhassara (bentuk) yang dicapai melaluiRpvacara Jhna Kedua; hal ini karena empat alam BrhmaArpa tidak sesuai bagi para Bodhisatta, Abhabbahna).

    Sekembalinya dari mencari obat, murid senior itu diberitahubahwa guru mereka telah meninggal dunia. Ia bertanya kepadajuniornya apakah mereka sempat menanyakan sesuatu kepada gurusebelum meninggal dunia. Mereka menjawab, Ya, kami bertanyakepadanya; dan jawabannya adalah natthi kici, dan ia pasti telah

    meninggal dunia tanpa mencapai Jhna apa pun.

    Murid senior itu menjelaskan kepada mereka, Kalian tidakmemahamai apa yang dimaksudkan oleh guru; guru kita telahmencapai kicayatana, tingkat Arpa Jhna Ketiga. Kemudiania memberikan penjelasan yang benar untuk meyakinkan mereka.

    Tetapi jawaban benar ini hanya sampai ke telinga yang tuli. Ketikasang guru, Bodhisatta yang kemudian terlahir sebagai Brahm

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    19/1207

    1231

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    bhassara, mengetahuhi situasi yang tidak menyenangkan itu, iamerenungkan dan memutuskan bahwa ia harus mengungkapkankebenaran untuk melenyapkan keraguan yang menguasai murid-

    murid bodoh tersebut, yang sedang meraba-raba dalam kegelapan.Oleh karena itu, guru turun dari bhassara Brhma loka kealam manusia, berhenti tinggi di atas atap pertapaan itu dengankesaktiannya, dan untuk memuji si murid senior, ia mengucapkansyair berikut:

    Parosahassampi sam gatnakandeyyu te vassasata apaekova seyyo puriso Sapao

    yo bhsitassa vijnti attha.

    Mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan menangis selamaseratus tahun (mereka tidak memahami apa makna kata-kata gurumereka); satu-satunya orang di antara lebih dari seribu orang, yangmampu memahami apa yang dimaksudkan, dialah yang layakdipuji.

    Sang guru kembali ke alam Brahm setelah membabarkan khotbahitu. Semua petapa mencapai Jhna Sampatti sebagai akibat darikunjungannya itu, dan mereka terlahir kembali di Brhma lokasetelah mereka meninggal dunia.

    Mengakhiri khotbah-Nya, Tathgata mengungkapkan bahwaSriputta adalah murid senior itu dan Beliau sendiri adalah Brhmadari bhassara Brhma loka.

    (Ini adalah ringkasan dari Parosahassa Jtaka; penjelasan lengkapdapat merujuk pada bhassara Brhma loka).

    Membabarkan Sriputta Sutta

    Setelah Tathgata membabarkan khotbah seperti yang dijelaskansebelumnya, Yang Mulia Sriputta mengajukan pertanyaan yangberhubungan dengan alam yang sesuai dan diinginkan, tempat yangsah (untuk dna), latihan (meditasi), dan lain-lain demi kepentingan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    20/1207

    1232

    Riwayat Agung Para Buddha

    siswa-siswa yang berlatih di bawah pengawasannya. Pertanyaan inidiajukan kepada Tathgata dalam delapan bait syair dan Tathgatamemberikan jawaban yang terdiri dari tiga belas bait syair.

    Sriputta Sutta (Ringkasan)

    Aku, Sriputta, sampai sekarang ini belum pernah melihat ataumendengar tentang satu pribadi mulia, yang masuk ke dalamrahim ibunya dari Surga Tvatisa, yang berbicara dengan suarayang begitu menyenangkan dan memiliki kesaktian, dengan semuakebesaran, keagungan, dan kemuliaan seorang Buddha yangmencapai Pencerahan Sempurna (1).

    Semua brahm, dewa, dan manusia sungguh telah melihat seorangyang telah menaklukkan kegelapan kebodohan, seorang yang tidakada tandingannya dan istimewa menikmati ketenangan Jhna, danketenangan serta ketenteraman Nibbna; semua brahm, dewa,dan manusia memandangnya sebagai seorang yang memiliki LimaMata (2).

    Yang Mulia Tathgata yang telah bebas dari dua jenis kotoran,yaitu kemelekatan dan pandangan salah, seorang yang tidak tergerakoleh perubahan duniawi, seorang yang tidak akan pernah mencobamenarik perhatian orang banyak dengan mendemonstrasikankesaktian, yang datang ke pintu gerbang Kota Sakassa sebagaiseorang guru bijaksana Aku, Sriputta, telah datang ke tempat inidengan membawa masalah dan memohon agar engkau memberikanpenyelesaian sehubungan dengan kepentingan siswa-siswaku (3).

    Berapa banyakkah objek indria yang menyerang denganmenakutkan yang membahayakan seorang bhikkhu mulia yangmelalui ketakutan dan kejijikan terhadap bahaya kelahiran, danseterusnya, mengundurkan diri ke bawah pohon, ke pekuburan,ke atas dipan yang terpencil atau tempat tidur berkaki pendek didalam sebuah gua (a_4-5).

    Berapa banyakkah bahaya yang menekan saat seorang bhikkhumulia melaju di jalan yang asing menuju tanah yang belum tercapai,

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    21/1207

    1233

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Nibbna, di dalam hutan pertapaannya yang sunyi jauh dari kotaatau desa? (b_6).

    (c) Bagaimanakah kata-kata yang diucapkan seorang bhikkhu mulia?(d) Apakah aturan-aturan bagi seorang bhikkhu mulia? (e) Latihan-latihan apakah yang harus dilakukan dengan tekun oleh seorangbhikkhu mulia seperti halnya meditasi? (c,d,e_7).

    Bagaimanakah seorang bhikkhu mulia menjalani Sla denganketeguhan, penilaian yang dewasa dan perhatian yang murni untukmelenyapkan debu kotoran batin, bagaikan seorang pandai emasmemurnikan emas? (f_8).

    (Demikianlah Yang Mulia Sriputta mengucapkan delapan baitsyair yang terdiri dari tiga bait syair pujian atas kemuliaan Buddha,dan lima bait syair sehubungan dengan latihan lima ratus bhikkhuyang harus dijalankan.)

    Anak-Ku Sriputta seorang intelektual dan penuh perhatiantidak perlu takut atau terguncang saat berhubungan dengan lima jenis bahaya, (1) serangga, nyamuk, lalat, (2) ular, kalajengking,kelabang, tikus, (3) pencuri dan perampok, (4) binatang berkakiempat seperti singa dan macan, dan (5) orang-orang di luar ajaranyang tidak memiliki keyakinan di dalam Tiga Permata yangmenimbulkan ketidaknyamanan dengan pandangan-pandangandan pertanyaan-pertanyaan mereka yang berlawanan. Seseorangtidak boleh khawatir atau takut oleh lima jenis objek menakutkanyang telah dijelaskan itu.

    (Sebagai jawaban atas pertanyaan (a) lima jenis bahaya adalah (1)serangga, nyamuk, lalat, (2) ular, kalajengking, kelabang, tikus, (3)pencuri dan perampok, (4) binatang berkaki empat, seperti singa danmacan, dan (5) mereka yang berpandangan salah yang mengganggudengan pandangan-pandangan mereka yang berlawanan).

    Lebih jauh lagi, seorang bhikkhu mulia yang berusaha mencapaiNibbna dengan mengikuti Jalan yang benar harus menekan limamusuh internal sebagai tambahan dari apa yang telah dijelaskan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    22/1207

    1234

    Riwayat Agung Para Buddha

    di atas (2-3).

    (1) Penyakit, (2) lapar, (3) dingin, (4) panas, dan (5) ketika bhikkhu

    mulia mengalami ketidaknyamanan saat berhubungan dengan bahaya-bahaya ini, ia harus menolak atau berlindung, karenaperasaan dan penderitaan ini akan mengarah pada munculnyasepuluh perbuatan salah (oleh tindakan, ucapan, dan pikiran); iaharus melindungi dirinya dengan usaha yang giat dan sungguh-sungguh (Sammappadhna).

    (Menjawab pertanyaan (b) Tathgata menyebutkan 5 jenis keluhanini yaitu: (1) penyakit, (2) lapar, (3) dingin, (4) panas, dan (5)

    kelompok sepuluh perbuatan buruk yang muncul melalui empatyang pertama.

    Setelah menjelaskan (a) dan (b), Tathgata melanjutkan denganmenjelaskan (c), (d), (e), dan (f) dalam sembilan bait syair berikutini).

    Seorang bhikkhu mulia harus menjauhkan diri dari mencuri danberbohong; ia harus mengharapkan kesejahteraan bagi (i) merekayang masih memiliki noda kemelekatan (tasa) dan (ii) mereka yangtelah melenyapkan kemelekatan (thvara), ia harus menaklukkansepuluh perbuatan buruk, pendeknya, kelompok perbuatan jahat,karena mereka merupakan sekutu Mra (5).

    (Empat perbuatan baik disebutkan dalam bait ini, yaitu: menghindarimencuri, berbohong, mengharapkan kesejahteraan semua manusia,dan menjauhi perbuatan buruk).

    Seorang bhikkhu mulia tidak boleh memiliki kemarahan (kodha)dan kesombongan yang tidak terkendali (atimna), akar penyebabdua faktor buruk ini ada enam yaitu, kebodohan (avijj), sifat burukayoniso (manasikra), keangkuhan (asamimna), kurangnya rasamalu (ahirika), kurangnya rasa takut akan akibat perbuatan jahat(anottappa), dan kegelisahan (uddhacca). Akar-akar penyebab iniharus dicabut atau dihancurkan; sebagai tambahan rasa suka danbenci harus diatasi dengan Ketenangseimbangan (6).

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    23/1207

    1235

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    (Dengan ini, empat latihan telah dijelaskan, yaitu: kemarahan dankeangkuhan harus dilenyapkan; dan enam akar penyebab kemarahan

    dan keangkuhan harus disingkirkan; dan objek-objek yang disukaidan dibenci harus dihindari dengan Ketenangseimbangan).

    Seorang bhikkhu mulia harus berusaha memahami danmengembangkan sepuluh perenungan. Dengan kekuatankegembiraan dan kepuasan, pti, yang berkembang, musuh-musuhyang telah dijelaskan di atas, baik internal maupun eksternal harusdisingkirkan.

    (Demikianlah nasihat Buddha untuk mengusir dan menghancurkanmusuh-musuh internal dan eksternal yang dijelaskan pada (a) dan(b) dengan sepuluh perenungan (Anussati); Pti yang muncul darimeditasi harus dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkankesabaran. Ini adalah alat untuk mengatasi musuh-musuhtersebut).

    Seseorang harus mengatasi ketidaktertarikan berada di dalampertapaan sunyi dan mengembangkan meditasi dengan bantuanalat-alat yang bermanfaat tersebut di atas untuk mendapatkankeberhasilan tertinggi; alat-alat yang bermanfaat tersebut di atas jugadapat digunakan untuk menaklukkan empat penyebab kesedihanberikut ini: (7).

    Empat Penyebab Kesedihan

    (1) Makanan apakah yang akan kumakan hari ini? Apakah nasi,

    atau gandum, ikan, ataukah daging? (2) Di manakah aku makan (diistana raja, atau di rumah seorang kaya atau brahmana)? (3) Akuterpaksa tidur dengan sangat tidak nyaman kemarin malam (di atasselembar papan, atau selembar matras kasar, atau selembar kulitatau di atas tumpukan rumput); dan (4) Di tempat mewah sepertiapakah aku akan tidur malam ini (di atas tempat tidur berhias,atau di atas tempat tidur berkaki empat)? Empat jenis spekulasi inidikenal sebagai penyebab kesedihan.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    24/1207

    1236

    Riwayat Agung Para Buddha

    Seorang bhikkhu yang melatih Sla, samdhi, dan pa yang bebasdari kesusahan (palibodha), seperti, keterikatan kepada keluarga,aliran, tempat tinggal dan kebutuhan harus menyingkirkan

    kekhawatiran sehubungan dengan makanan dan tempat tinggal;empat jenis kekhawatiran ini harus dilepaskan (8).

    (Seorang bhikkhu mulia cenderung akan bersedih di bawahtekanan kekhawatiran dan kecemasan itu; oleh karena itu, ia harusmemotong empat jenis kesusahan ini, seperti, keterikatan kepadakeluarga, saudara sealiran, tempat tinggal, dan kebutuhan).

    Ketika seorang bhikkhu memperoleh makanan dan jubah

    dengan cara dan waktu yang tepat, ia harus mampu menilai ataudengan tidak berlebihan menerima dan menggunakannya demikenyamanannya.

    (Sehubungan dengan penilaian atau yang tidak berlebihan,seorang bhikkhu harus mempertimbangkan jumlah objek yangdidanakan, semakin besar dna yang dimaksudkan si penyumbang,semakin banyak pula kebutuhan seseorang. Jika jumlah objek yangdiharapkan, lebih daripada yang dimaksud si penyumbang, sipenerima harus puas dengan jumlah yang banyak itu. Jika jumlahdna yang tersedia lebih kecil daripada jumlah yang dimaksudkansi penyumbang, si penerima juga harus menerima dna yangsedikit itu. Jika jumlah dna cukup banyak untuk memuaskan sipenyumbang, si penerima harus menerima dalam jumlah sebanyakyang ia butuhkan. Demikianlah makna (Paiggahaa mattaut)menerima hanya yang dibutuhkan. Pemakaian empat kebutuhandengan perenungan disebut Paribhogamattaut).

    Seorang bhikkhu mulia, setelah melindungi dirnya dari kondisi yangjahat dengan melaksanakan dua kelompok peraturan sehubungandengan menerima dan memanfaatkan empat kebutuhan, harusmemasuki kota-kota dan desa-desa dengan penampilan fisik yangsesuai norma-norma yang berlaku, dan menghindari kata-kata kasar bahkan saat berhadapan dengan orang-orang yang mencelanya(9).

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    25/1207

    1237

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    (Artinya bahwa seorang bhikkhu mulia (i) harus menerima danmenggunakan dna sesuai dua jenis pertimbangan, (ii) harus bepergian ke kota-kota dan desa-desa dengan penampilan fisik

    yang baik, dan (iii) harus menghindari kata-kata kasar bahkan saatberhadapan dengan orang yang mencelanya).

    Seorang bhikkhu harus menjaga agar tatapan matanya selalu kebawah, tidak memandang sekeliling, harus berusaha mencapaiJhna yang belum dicapai, harus berusaha menguasai lima jeniskeahlian melalui Jhna yang telah dicapai; tidur dengan penuhperhatian hanya empat jam pada jaga pertengahan malam hari,(dan melewatkan waktu lainnya dengan berjalan, duduk dalam

    melaksanakan Sla yang wajib dipegang teguh oleh seorang bhikkhu);melalui aktivitas ini, Ketenangseimbangan dikembangkan melalui Jhna Keempat, pikiran menjadi tenang, pemikiran-pemikiranpenuh nafsu (kma vitakka), pencerapan-pencerapan penuh nafsu(kma sa), dan gerakan-gerakan tangan dan kaki saat merasagelisah dapat dikendalikan (10).

    Instruksi apa pun yang diberikan oleh si guru penahbis, Ini tidakbaik, harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh serta denganperasaan gembira dan berterima kasih. Sikap membenci dan tidakbersahabat terhadap teman-teman sendiri harus dihindari; harusdilenyapkan bagaikan melenyapkan duri. Hanya kata-kata yangbenar yang perlu diucapkan, jangan membicarakan hal-hal di luarajaran (sla, samdhi, pa) atau hal-hal yang tidak tepat waktunya.(Seseorang akan dicela dan dikritik atas noda-noda dalam sikapmoralnya, karena pandangan salah, penghidupan yang salah. Makadari itu, adalah perlu menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak

    bermoral bahkan yang melalui pikiran, apalagi melalui jasmaniataupun ucapan) (11).

    Sriputta selain itu, di dunia ini, terdapat lima jenis debu,yaitu: kemelekatan terhadap bentuk yang terlihat (rpa rga),kemelekatan terhadap suara (gandha rga), kemelekatan terhadapbau, kemelekatan terhadap rasa (rasa rga), kemelekatan terhadapsentuhan (phohaba rga), semua kemelekatan itu harus dilenyapkandengan melatih sla, samdhi, dan pa dengan penuh perhatian.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    26/1207

    1238

    Riwayat Agung Para Buddha

    Latihan yang konstan akan memungkinkan bhikkhu tersebutmengatasi lima debu itu (12).

    (Lima jenis debu harus dilenyapkan dengan melaksanakan tigaaturan latihan; hanya mereka yang menjalani aturan-aturan iniyang dapat mengatasi lima jenis debu tersebut, orang lain tidakakan dapat).

    Begitu lima jenis debu itu telah dilenyapkan, bhikkhu itu tidak lagibergembira di dalam lima objek kenikmatan indria. Bhikkhu itudengan penuh perhatian, terbebas dari cengkeraman rintangan-rintangan, dengan teguh melakukan perenungan pada waktu yang

    tepat, terhadap kondisi-kondisi yang tidak kekal, tidak memuaskandan tanpa-diri (tanpa-diri). Batinnya akan menjadi tenang, dan akanmenembus kegelapan kotoran batin (13).

    Demikianlah Tathgata menjawab pertanyaan yang diajukan olehSriputta dengan tujuan untuk membuka jalan, setahap demisetahap, yang akhirnya mengarah pada tingkat Buah Arahatta.Lima ratus siswa Sriputta mencapai kesucian Arahatta pada akhirkhotbah itu, dan tiga puluh crore dewa dan manusia mencapaiPembebasan melalui penembusan Empat Kebenaran Mulia.

    Buddha Difitnah Oleh Seorang Petapa Pengembara PerempuanBernama Cicamavik.

    Seperti telah disebutkan sebelumnya, Tathgata, setelahmembebaskan lima ratus siswa Yang Mulia Sriputta dan tiga puluhcrore dewa dan manusia melalui penembusan Empat Kebenaran

    Mulia, melakukan perjalanan ke Svatth dan berdiam di Vihra Jetavana dan melanjutkan tugas-Nya membabarkan Dhammakepada makhluk-makhluk berakal budi yang datang ke sana.

    Pada waktu itu, seorang petapa pengembara perempuan yanglicik bernama Cicamavik melakukan fitnahan keji terhadapBuddha. Berikut ini adalah kisah sehubungan dengan peristiwapemfitnahan tersebut.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    27/1207

    1239

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Jumlah siswa Tathgata melambung tinggi, bagaikan ombak, selamadua puluh tahun pertama masa pengajaran-Nya, yang disebutPahama Bodhi atau Periode Pertama Pencerahan Sempurna. Dan

    jumlah manusia, dewa, dan brahm yang berhasil mencapai EmpatTingkat Buah (Ariya bhmi) juga semakin lama semakin meningkat;keagungan Tathgata seperti Araha menjulang tinggi mencapaiatap dunia; jumlah persembahan kepada Tathgata dan Saghabertambah begitu banyak sedangkan kekuasaan aliran-aliran lainmeredup dan persembahan kepada mereka berkurang hinggamencapai titik terendah bagaikan kerlip kunang-kunang yang lenyapditelan sinar matahari pagi.

    Para penganut pandangan salah berdiri di persimpangan jalan danmencoba untuk membujuk para penduduk agar berdana kepadamereka, dengan berkata:

    Umat-umat awam Bhikkhu Gotama bukanlah satu-satunyaorang yang telah mencapai Kebuddhaan; kami juga telah mecapaiKebuddhaan! Apakah jasa hanya diperoleh dengan memberi dnakepada Petapa Gotama saja? Kalian juga akan memperoleh jasadengan memberi dna kepada kami. Karena itu, kalian harusmemberi dna kepada kami juga.

    Seruan mereka tidak berhasil, dan oleh karena itu merekamengadakan pertemuan rahasia merencanakan cara untukmemfitnah Gotama, sehingga para penduduk tidak lagi berdanakepada Petapa Gotama karena tidak adanya penghormatan danpenghargaan.

    Pada waktu itu, di Svatth, ada seorang petapa pengembaraperempuan bernama Cicamavika. Ia diberi nama demikiankarena terlahir dari pohon asam; demikianlah ia dikenal dengansebutan gadis yang dikandung oleh pohon asam, Cicamavik.Disebutkan bahwa ia sangat cantik bagaikan seorang bidadari surgadan tubuhnya memancarkan sinar yang mengelilingi tubuhnya.

    Dalam pertemuan itu, seorang petapa yang jahat dan bodohmengajukan rencana untuk memfitnah Tathgata dan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    28/1207

    1240

    Riwayat Agung Para Buddha

    menghancurkannya dengan menggunakan Cicamavik sebagaialat untuk mencapai tujuan mereka. Rencana itu disetujui danditerima sebagai suatu alat yang efektif untuk memotong aliran

    persembahan kepada Petapa Gotama.Ketika si petapa pengembara perempuan, Cicamavikmengunjungi tempat mereka dan berdiri di hadapan merekamemberi hormat, ia diabaikan oleh para petapa itu. Ia merasacemas memikirkan apa yang akan terjadi kepadanya. Ia berkatakepada mereka, Tuan, aku memberi hormat tiga kali kepadakalian, apakah kesalahanku dan pelanggaran apa yang kulakukan?Mengapa kalian diam saja?

    Mereka menjawab, Adik Cicamavik tidak tahukan engkaubahwa Petapa Gotama telah berkeliling dan mencelakakan kitadengan menghilangkan persembahan kepada kita?

    Selanjutnya, Cicamavik berkata, Aku tidak mengetahui halini; apa yang dapat kulakukan untuk kalian mengenai hal ini?Mereka menjawab dengan singkat, Cicamavik jika engkaumemikirkan kesejahteraan kami, engkau harus memfitnah PetapaGotama dangan menggunakan kecantikanmu sebagai alat untukmenghancurkan kemasyhuran, kehormatan-Nya serta persembahanyang Ia terima. Demikianlah ia diberi tugas melaksanakanperkerjaan kotor itu.

    Rencana Licik Cicamavik

    Cicamavik berjanji, Baiklah, Tuanku kalian boleh

    percaya bahwa aku akan melaksaanakan tugas yang dibebankankepadaku. Jangan kalian mengkhawatirkan masalah ini lagi, danmeninggalkan taman tempat para petapa itu. Kemudian ia mulaimenjalani siasatnya. Ia memakai pakaian berwarna merah bagaikankumbang merah dan berjalan menuju Vihra Jetavana, denganseikat bunga di tangannya, saat orang-orang keluar dari Vihra Jetavana setelah mendengarkan khotbah. Orang-orang bertanya,Hendak ke manakah engkau?, ia menjawab Apa yang akanengkau peroleh dengan mengetahui tempat tujuanku? Membuat

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    29/1207

    1241

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    orang-orang curiga kepadanya. Sebenarnya ia mendatangi tamantempat para petapa berpandangan salah itu yang berdekatandengan Vihra Jetavana dan bermalam di sana. Pada saat orang-

    orang keluar dari Kota Svatth untuk memberi hormat kepadaTathgata, ia bersikap seolah-olah ia bermalam di Vihra Jetavanadan sedang berjalan pulang ke Svatth. Ketika ditanya di mana iabermalam, ia memberikan jawaban yang serupa, Apa untungnyaengkau mengetahui di mana aku bermalam tadi malam? untukmembangkitkan kecurigaan orang-orang itu.

    Ia terus melakukan hal yang sama setiap hari. Setelah berlalusatu setengah bulan, ia mulai melancarkan serangannya dengan

    mengatakan, Aku melewatkan malam bersama Petapa Gotama didalam Ku Harum-Nya. Kata-katanya menyebabkan orang-orangbiasa bertanya-tanya apakah ia mengatakan yang sebenarnya. Tigaatau empat bulan kemudian, ia mulai bersikap seolah-olah ia hamildengan mengikatkan kain-kain ke dadanya dan mengenakan bajumerah. Dan ia mulai menyebarkan berita bahwa ia dihamili olehPetapa Gotama, sebuah tuduhan yang secara keliru dipercayai olehorang-orang yang tidak bijaksana.

    Tuduhan Keji di Depan Empat Kelompok Pendengar

    Setelah berlalu delapan atau sembilan bulan, Cicamavikmengikat sebuah kepingan kayu yang berbentuk setengah telurdi bagian perutnya dan memakai pakaian merah, meniru seorangperempuan hamil. Ia mengetuk-ngetukkan tangan dan kakinyamenggunakan tulang jari sapi seperti seorang ibu yang letihmenunggu kelahiran bayinya. Kemudian pada suatu malam ia

    berjalan menuju tempat di mana Tathgata sedang duduk di atassinggasana Dhamma dan membabarkan Dhamma kepada empatjenis pendengar. Ia berdiri di depan Tathgata dan mengucapkantuduhan berikut:

    Petapa besar Engkau dengan tenang berkhotbah kepada orang-orang ini dengan bibir terkatup. Sedangkan aku, aku sebentar lagiakan menjadi ibu karena bergaul dengan-Mu. Engkau sampai hatitidak melakukan persiapan menjelang kelahiran atau mengumpulkan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    30/1207

    1242

    Riwayat Agung Para Buddha

    minyak keju. Jika Engkau begitu tidak peduli akan hal-hal sepertiitu, Engkau harus menyuruh Raja Kosala, atau Anthapiika,atau Visakh, penyumbang vihra agar melakukan hal-hal yang

    kuperlukan. Engkau tidak bertanggung jawab dan tidak mempunyaiperasaan, tetapi Engkau tahu bagaimana menyenangkan diri-Mudengan kenikmatan indria.

    Demikianlah Cicamavik melancarkan tuduhan keji terhadapTathgata di hadapan kerumunan besar itu bagaikan seorangperempuan dungu yang mencoba menghancurkan bulan denganseonggok kotoran di tangannya! Kemudian, Tathgata menundakhotbah-Nya dan bagaikan seekor raja singa, membantah tuduhan

    itu dengan suara lantang:

    Saudari Cicamavik hanya engkau dan Aku yang tahuapakah yang engkau katakan itu benar atau salah.

    Cicamavik tidak menyerah ia melancarkan serangan berikutnya dengan kata-kata, Benar sekali, Petapa Besar iniadalah masalah antara Engkau dan aku sajakehamilanku ini.

    Sakka Turun dan Memecahkan Masalah

    Pada saat itu, singgasana zamrud Sakka mulai menghangat yangmembuat Sakka segera menyelidiki apa penyebabnya; Sakka melihatbahwa Cicamavik telah melancarkan tuduhan keji terhadapTathgata. Ia berpikir, Aku akan pergi dan memecahkan persoalanitu di depan kerumunan orang-orang itu, ia turun disertai olehempat dewa ke tempat di mana Tathgata sedang menyampaikan

    khotbah. Empat dewa itu mengubah diri mereka menjadi empattikus dan menggigit tali pengikat potongan kayu itu sampai putus,dan saat angin meniup baju Cicamavik ke atas, potongan kayuitu jatuh menimpa sepuluh jari kakinya dan melukainya denganparah.

    Cicamavik Ditelan Bumi

    Semua hadirin di sana marah dan mengutuknya; sambil membawa

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    31/1207

    1243

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    batu, tongkat dan tombak, mereka menariknya keluar dari kawasanvihra. Begitu ia lenyap dari pandangan Tathgata, bumi terbelahmenjadi dua menelan tubuhnya. Ia segera dibungkus oleh lidah-

    lidah api Avci yang menelannya masuk ke dalam dasar nerakaterbesar, Mah Avci.

    Ketika orang-orang melihat para petapa penganut pandangansalah dalam warna sebenarnya, mereka semakin mengurangipersembahan kepada mereka, sedangkan persembahan kepadaTathgata semakin berkembang tidak terbatas.

    Membabarkan Mah Paduma Jtaka.

    Pada hari berikutnya, semua bhikkhu berkumpul di Dhammasaladan mendiskusikan mengenai topik hari itu, Teman-temanCicamavik telah menerima akibat atas tuduhan palsunyaterhadap Tathgata Yang Mulia, yang layak dipuja oleh dunia.Tathgata memasuki tempat itu dan bertanya, Para bhikkhuapakah topik diskusi kalian? setelah diberitahukan olehpara bhikkhu bahwa mereka sedang mendiskusikan tentangCicamavik, Tathgata menceritakan kisah masa lampau denganmerujuk pada Mah Paduma Jtaka, dengan berkata, Ini bukanpertama kalinya ia membuat tuduhan palsu terhadap-Ku danmengalami penderitaan sebagai akibatnya. Kemudian Tathgatamembabarkan Mah Paduma Jtaka.

    Mah Paduma Jtaka dari Dvdassa Nipta

    Pada suatu masa, Raja Brahmadatta memerintah kerajaan Bras,

    saat Bodhisatta sedang dikandung oleh ratu. Saat lahir, ia diberinama Pangeran Mah Paduma, karena wajahnya mirip seperti bungateratai paduma yang sedang mekar.

    Saat usianya mencukupi, ia dikirim ke Takkasil untuk memelajariilmu pengetahuan; dan setelah menyelesaikan pendidikannya,ia kembali ke kerajaannya, dan mengetahui bahwa ibunya telahmeninggal dunia dan ayahnya telah menikahi perempuan lainnyasebagai ratunya. Ia secara resmi diangkat sebagai putra mahkota,

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    32/1207

    1244

    Riwayat Agung Para Buddha

    pewaris tahta satu-satunya.

    Beberapa lama kemudian, raja harus pergi ke daerah perbatasan

    untuk memadamkan pemberontakan; ia berkata kepada ratu;Permaisuriku aku harus pergi ke perbatasan untuk memadamkanpemberontakam dan engkau harus tetap tinggal di istana inidengan aman dan nyaman. Sang ratu menjawab, Aku tidak sukaditinggal; aku lebih suka pergi menemanimu di garis depan.Sang raja menjelaskan tentang bahaya yang akan dihadapi dalampeperangan, Permaisuri lebih baik engkau tinggal di istana inihingga aku kembali tanpa merasa sedih karena kesepian; aku akanmeninggalkan pesan kepada putra mahkota untuk melayanimu

    dengan sebaik-baiknya.Sang raja kemudian berangkat ke daerahpemberontakan, dan kembali setelah mengusir pemberontak danmerehabilitasi wilayah tersebut, tetapi ia tidak langsung memasukikota saat kembali; ia tinggal di tempat tinggal sementara di luar kotauntuk beberapa lama.

    Ketika Bodhisatta, Putra Mahkota Mah Paduma mendengar berita mengenai kepulangan ayahnya, ia mempersiapkanupacara penyambutan dengan menghias kota dan istana. Setelahmelakukan semua persiapan, sendirian ia memasuki kamar sangratu. Menyaksikan ketampanan sang pangeran, sang ratu merasatertarik kepada sang pangeran. Sang pangeran bertanya kepada sangratu dengan penuh hormat, O Ibu apa yang dapat kulakukanuntukmu? Sang ratu menjawab, Jangan memanggilku ibu, dansetelah mengatakan itu, ia bangun dan memegang tangan pangerandan memerintahkannya agar naik ke atas tempat tidur. Kita berduaakan menikmati kenikmatan seksual secara maksimal sebelum raja

    kembali.

    Sebagai seorang yang menjunjung tinggi moralitas, sang pangeranmenjawab dengan tegas:

    O! Ibu engkau telah menjadi ibuku sejak ibu kandungkumeninggal dunia. Engkau adalah perempuan yang telah menikah;tidak pernah dalam seumur hidupku aku tertarik secara seksualdengan perempuan yang memiliki suami yang sah, dan bagaimana

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    33/1207

    1245

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    mungkin seorang yang penuh pengendalian diri seperti dirikumelakukan kejahatan yang begitu menyeramkan denganbersekongkol denganmu? Ia meninggalkannya di kamarnya setelah

    mempermalukannya.Sang ratu, sadar akan kesalahannya, memutuskan untuk melakukanpembelaan dengan segera memfitnah sang pangeran di depan sangraja, sebelum pangeran bertemu dengan raja dan membongkarrahasianya. Dengan jarinya ia mencakar seluruh tubuhnya danberbaring di atas tempat tidur tanpa makan, berpura-pura sakit. Iaberpesan kepada para pelayannya tentang bagaimana mereka harusmenjawab jika ditanya oleh raja.

    Raja memasuki kota setelah mengelilingi kota itu dan duduk diatas singgasana. Saat ia tidak melihat ratu, ia bertanya kepada parapelayan yang melaporkan bahwa ratu sedang dalam keadaan tidaksehat. Raja memasuki kamar ratu dan bertanya, Ratuku sayangada apa denganmu? Ia berpura-pura tidak mendengar kata-kataraja, dua atau tiga kali dan akhirnya ia menjawab, O Raja, mengapaengkau memaksaku memberikan jawaban yang sangat menjijikkan;mohon engkau diam dan selamatkan aku dari rasa malu; apa yangterjadi padaku sangat berbeda dengan perempuan-perempuan yangtelah menikah lainnya. Mendengar sindiran itu, raja berkata dengansuara lantang Katakan padaku siapa yang telah berbuat jahatkepadamu dan aku akan memenggal kepala penjahat itu. Sebagai jawaban kepada raja, ratu bertanya, O Raja kepada siapakahengkau menyerahkan kekuasaanmu saat engkau pergi? Akumenyerahkan kepada putraku, pangeran mahkota, kata raja. Sangratu kemudian memberitahukan cerita yang telah direkayasa untuk

    memfitnah si putra mahkota, Yang Mulia orang yang engkauserahi tanggung jawab atas kota ini, Pangeran Paduma, memasukikamarku sendirian dan memaksaku melayani godaannya, dan ketikaaku memohon agar jangan menyakiti ibunya, ia berkata dengankasar, Adakah raja lain selain diriku aku akan menjagamu didalam istana dan menikmati kenikmatan seksual secara maksimaldenganmu. Ketika aku menolak untuk melayaninya, ia menjambakrambutku, memukul seluruh tubuhku kemudian melemparkan akuke lantai, ia menghinaku kemudian keluar dari kamar.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    34/1207

    1246

    Riwayat Agung Para Buddha

    Raja Memerintahkan untuk Mengeksekusi Pangeran MahPaduma

    Sang raja yang karena marah menjadi kehilangan akal sehatbagaikan seekor ular berbisa, memerintahkan untuk mengeksekusisang pangeran. Para algojo memasuki kediaman sang pangeran,dan memukulnya hingga terluka parah, mengikat tangannya dipunggung dan membawanya keluar dari rumah dengan cincinbunga mawar di lehernya, bagaikan seorang narapidana yang akandihukum mati.

    Sang pangeran mengetahui bahwa ratu yang menjadi dalang atas

    peristiwa ini. Ia mengikuti langkah para algojo sambil mengeluhO para algojo aku tidak melakukan apa pun yang melawan raja.Aku tidak bersalah. Seluruh warga kota terkejut dan khawatir,mereka berdiskusi, Raja telah salah paham terhadap PangeranMah Paduma, dan memerintahkan untuk mengeksekusi sangpangeran atas hasutan istrinya. Mereka berkeliling di kaki sangpangeran, menangis terisak-isak, O Putra Mahkota hukumanyang dijatuhkan kepadamu sangat tidak masuk akal. Mereka terusmenangis dengan suara keras di sepanjang jalan mengelilingi sangpangeran.

    Ketika para algojo yang membawa pangeran tiba di depan sangraja, raja yang sedang marah, segera memerintahkan agar pangerandieksekusi segera, dengan cara melemparkannya ke dalam jurangyang dalam (tempat untuk mengeksekusi para perampok) dengankepala di bawah. Dalam pernyataan hukuman itu, sang rajamenyebutkan bahwa, sang pangeran, meskipun adalah putra

    kandungnya, telah bersalah dengan cara menyamar menjadi dirinyadan menyakiti sang ratu. Sang Pangeran Mahkota menyangkal,Ayah aku tidak bersalah seperti yang dituduhkan mohonjangan menghancurkan aku berdasarkan tuduhan palsu istrimu.Namun permohonannya hanya sampai ke telinga tuli sang raja.

    Tidak hanya para penduduk yang menangisi nasib pangeran,tetapi juga enam belas ribu pejabat istana, mereka menangis danmeratap, Anakku Mah Paduma sungguh menyedihkan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    35/1207

    1247

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    engkau menerima hukuman meskipun tidak melakukan kesalahanapa pun. Semua pangeran, putri, menteri, brahmana, orang kaya,serta seluruh kalangan memohon kepada raja, O Yang Mulia

    Mah Paduma memiliki sifat yang tiada bandingnya, pewaris tahtayang sempurna, baik secara tradisi maupun kebajikannya; mohonjangan menghancurkan pewaris tahta hanya karena tuduhan istrimutanpa menyelidikinya terlebih dahulu demi keadilan, demikianlahpermohonan kami.

    Permohonan mereka diucapkan dalam tujuh bait syair berikut:

    (1) Nadah parato dosa

    authlni sabbassoissaro paaye daasma appaivekkhiya.

    Raja Yang Mulia seorang penguasa seharusnya tidak menyiksaatau menghancurkan kehidupan seorang tertuduh tanpa melakukanpenyelidikan atas tuduhan-tuduhan itu.

    (Catatan: Pada masa Mah Sammata (seseorang yang memiliki statussebagai penguasa tertinggi yang diangkat oleh rakyat) tidak pernahada hukuman atau denda yang bernilai lebih dari seratus kepinguang; tidak ada hukuman atau denda yang dapat menghancurkankehidupan atau bagian-bagian tubuh yang lebih dari sekadarhukuman fisik atau hukuman buang. Hukuman-hukuman yang lebihberat dilakukan oleh penguasa-penguasa yang kejam lama setelahmasa itu. Oleh karena itu, para menteri mengajukan permohonandi atas sehubungan dengan teladan Mah Sammata itu).

    (2) Yo ca appaivekkhitvdaa kubbati khattiyosakaka so gilati jaccandhova samakkhika.

    Raja Yang Mulia, ia yang menyebabkan kehancuran kehidupan ataubagian-bagian tubuh si tertuduh tanpa melakukan pernyelidikanterlebih dahulu, adalah bagaikan seseorang yang terlahir dalam

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    36/1207

    1248

    Riwayat Agung Para Buddha

    keadaan buta yang menelan makanan yang kotor karena kelalaianpelayannya; bagaikan menelan makanan yang mengandung duri.

    (3) Adahiya dahayatidaiyaca adaiyaandhova visama maggana jnti samsama.

    Seorang raja yang menghukum orang yang tidak bersalah yangseharusnya tidak dihukum, dan membiarkan pihak yang bersalahlolos dari hukuman, dengan menyalahgunakan kekuasaan,diumpamakan menempuh perjalanan yang tidak rata dan penuh

    bahaya, bagaikan seseorang yang terlahir buta. Ia yang tidak mampumembedakan antara sepuluh jalan kebajikan yang rata dengan jalankejahatan yang tidak rata, kelak akan menerima siksaan di alamsengsara.

    (4) Yo ca etni hnniauthlni sabbasosudihamanusseyyasa ve voharitumArahanti.

    Seorang raja, yang memeriksa suatu kasus sesuai prosedur, danmenghukum yang bersalah dan membebaskan yang tidak bersalah,atas kasus kecil maupun besar, demi keadilan, adalah seorangpenguasa yang memiliki kemampuan sebagai seorang raja yanglayak memerintah wilayah kekuasaannya.

    (5) Nekantamudun sakk

    ekantatikhi ena vatta mahante hapetutasm ubhayamcare.

    Raja Yang Mulia seseorang tidak mungkin selamanya beradadalam satu posisi dan tanggung jawab dengan cara melakukantindakan yang berlebihan, yang halus maupun kasar; seorangpenguasa harus memberikan keputusan adil dengan penuhpertimbangan membedakan mana yang memerlukan penanganan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    37/1207

    1249

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    yang lembut dan mana yang menuntut tindakan keras.

    (6) Paribhto mudu hoti

    atitikkho ca veravetaca ubhaya atvanumajja samcare.

    Raja Yang Mulia seseorang yang memerintah rakyatnya denganwatak yang bajik terus-menerus selalu terbuka akan kritik dan celaandari subjeknya; sebaliknya, seorang penguasa yang memerintahsubjeknya dengan kasar dan kejam akan memicu permusuhan dankebencian dari orang-orang yang ia perintah. Seorang raja harus

    mampu membedakan antara dua ekstrem dan berdiam di JalanTengah demi kedamaian dan ketenangan.(7) Bahumpi ratto bhseyya

    duhopi bahu bhsatina itthikra rjaputta ghteteumArahanti.

    O Raja Yang Mulia seseorang yang terbakar oleh nafsu akan berbicara dalam banyak cara; seseorang yang terbakar olehkedengkian juga akan berbicara dalam banyak cara. Oleh karenaitu, tidak ada pembenaran dalam menghukum mati sang pangeranmahkota tanpa pertimbangan yang masak dan hanya karenatuduhan seorang perempuan yang terpengaruh kobaran api nafsudan kedengkian.

    Permohonan dan pembelaan para menteri itu gagal menggerakkan

    raja. Pangeran Paduma sendiri beberapa kali mencoba dalamberbagai cara untuk memohon agar hukumannya dicabut, tetapitidak berhasil. Sang raja tetap teguh dengan keputusannya danmemerintahkan, Pergilah kalian semua ke jurang dan segeralahlemparkan si bodoh ini!

    (8) Sabbova loko ekatoitth ca ayamekikte n ha paipajjissa

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    38/1207

    1250

    Riwayat Agung Para Buddha

    gacchatha pakkhipathe va ta.

    Semua penduduk berdiri di pihak sang pangeran mahkota,

    sedangkan permaisuriku sendirian, dan dalam situasi ini, aku akanberpihak pada sang ratu. Pergilah kalian semua ke jurang dan bawapengkhianat ini, Pangeran Paduma, lemparkan ke celah perampokdengan segera.

    Mendengar keputusan akhir itu, tidak seorang perempuan punyang tidak menangis dalam kerumunan itu. Semua pendudukmengangkat tangan mereka memprotes dan berteriak saat merekamengikuti sang pangeran dengan rambut terurai dan batin

    tertekan. Raja yang bodoh itu menduga bahwa para pendudukakan berdiri menghalangi eksekusi itu; maka ia berjalan bersamakerumunan menangis yang mengiringi itu hingga tiba di jurang.Ia memerintahkan agar sang pangeran digantung terbalik dengankepala di bawah dan kaki di atas dan dihempaskan ke dalam jurangdi depan matanya.

    Kekuatan Mett Bodhisatta

    Berkat kekuatan Mett Bodhisatta, dewa penjaga gunung datangmemperlihatkan dirinya dan menghibur sang pangeran, PangeranPaduma jangan khawatir, kemudian dewa itu mengangkatnyadengan cara merangkul, sehingga sang pangeran merasa nyamandengan kehangatan dewa tersebut. Kemudian ia menuruni tebingdan meletakkan sang pangeran di atas kepala raja nga yang berdiamdi kaki gunung itu.

    Sang raja nga membawa pangeran ke negeri nga dan memberikankemudahan dan kenyamanan di negeri nga. Setelah menetapdi negeri nga selama satu tahun, Bodhisatta menyampaikanniatnya untuk meninggalkan tempat itu, Aku akan pergi ke duniamanusia. Raja nga bertanya, Ke manakah engkau hendak pergi?Pangeran menjawab, Ke Himalaya. Raja nga membawa pangeranke Himalaya, dan setelah memberikan perlengkapan bertapa danperlengkapan bhikkhu, ia kembali ke negerinya. Bodhisatta sebagaipetapa melewatkan hari-harinya dengan mengembangkan Jhna

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    39/1207

    1251

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Abhi dan hidup hanya dari tumbuh-tumbuhan, buah-buahan,dan akar-akaran.

    Setelah beberapa lama, seorang pemburu dari Kota Bras datangke pertapaannya dan mengenalinya sebagai putra mahkota. Iabertanya kepada petapa itu, O pangeran mulia bukankah engkaupangeran Mah Paduma? Sang petapa menjawab, Ya, benarSahabat. Si pemburu memberi hormat kepada Bodhisatta danmenetap bersamanya selama beberapa hari sebelum kembali ke KotaBras. Setibanya di kota, ia menghadap raja dan melaporkan,O Yang Mulia Tuanku putramu, Pangeran Mah Paduma hidupdi dalam Hutan Himalaya sebagai petapa. Aku telah bertemu

    dengannya dan menetap selama beberapa hari bersamanya.Selanjutnya sang raja bertanya, Apakah engkau melihatnyasendiri? si pemburu menjawab, Ya, Yang Mulia.

    Sang raja segera melakukan perjalanan menuju ke tempat itu diiringioleh banyak pasukan dan berdiam di pinggir hutan di dalamsebuah tempat tinggal darurat yang dibangun sebagai persiapanuntuk bertemu dengan putranya. Ketika ia berjumpa dengan sangpetapa yang sedang duduk di depan gubuknya bagaikan patungemas, ia bersujud kemudian duduk di tempat yang semestinya.Para menteri saling bertukar sapa dengan sang petapa. Bodhisattamempersembahkan buah-buahan kepada raja dan saling menyapadengan ramah.

    Sang raja kemudian bertanya, dalam syair, Putraku aku telahmenyebabkan engkau dilemparkan ke dalam jurang bernamaCorapapta, dengan kepala di bawah, aku heran bagaimana engkau

    dapat bertahan hidup?

    (9) Anekatle narakegambhre ca suduttareptito giriduggasmikena tu tattha nmari.

    Putraku Bagaimanakah caranya engkau dapat bertahan hidupsetelah dilemparkan dengan kepala di bawah ke dalam jurang yang

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    40/1207

    1252

    Riwayat Agung Para Buddha

    dalamnya beberapa pohon kelapa, yang sulit untuk menyelamatkandiri? Kemudian terjadi percakapan antara ayah dan anak itu:

    (10) Ngo jtaphao tatthathmav girisnujopaccaggahi ma bhogehitenha tattha nmari

    Ayah nga yang sakti memperlihatkan dirinya di sisi lembahgunung dan menerima tubuhku di atas kepalanya yang mengembangdari tangan dewa penjaga gunung di sana, dan itulah sebabnya akudapat selamat dari bahaya kematian setelah dilemparkan ke dalam

    jurang yang dalamnya tidak terhingga.

    Sang ayah sangat gembira mendengarkan jawaban Bodhisattadan berkata, Aku adalah seorang jahat yang telah menghukumseorang anak yang bajik seperti engkau atas dorongan istriku;aku dengan tulus memohon ampun kepadamu atas kesalahankumenghukum engkau, dengan kepalanya bersujud di kakiBodhisatta. Kemudian Bodhisatta menenangkan ayahnya, TuankuYang Mulia berdirilah aku memaafkan semua perbuatanmu,dan aku dengan tulus berharap agar engkau tidak berbuat demikianlagi, bertindak buta tanpa pertimbangan dan penyelidikan. Rajaberkata, Putraku penerimaanmu atas kerajaan ini dengan segalakemuliaannya yang meliputi seluruh wilayah akan membuktikanbahwa engkau telah memaafkan aku.

    (11) Ehi ta painessmi,rjaputtam saka ghara,

    rajja krehi bhaddante,ki arae karissasi.

    Putraku, Pangeran Mah Paduma aku membawamu kembalisebagai pewaris tahta kerajaan Bras; agar engkau memerintahdengan kemuliaan dan kebesaranmu; aku mohon engkau menerimakerajaan ini dan memerintah negeri ini; bagaimana mungkin engkaudapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran para pendudukdari dalam hutan belantara yang terputus dari peradaban ini!

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    41/1207

    1253

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    (12) Yath gilitv baisauddhareyya salohita

    uddharitv sukh assaeva passmi attana.

    O Ayah bagaikan seseorang yang tanpa sengaja menelan sebuahmata kail dan berusaha memuntahkannya bersama darahnyasebelum mata kail itu mencapai jantungnya, sehingga ia dapatmempertahankan batin dan jasmaninya selalu dalam keadaantenang dan damai; demikianlah aku melihat diriku sebagai seorangyang tanpa sengaja telah menelan sebuah mata kail namun telah

    mengeluarkannya tepat pada waktunya sehingga aku dapat hidupdengan tenang dan damai.

    (13) Ki nu tva baisa brsiki tva brsi salohitaki nu tva ubbhata brsita me akkhhi pucchito.

    Putraku apa yang engkau maksudkan dengan mata kail?,apa yang engkau maksudkan dengan darah?, apa yang engkaumaksudkan dengan memuntahkan dengan segera? Aku mohon agarengkau menjelaskan kepadaku dan menjawab pertanyaanku!

    (14) Kmha baisa brmihatthiassa salohitacattha ubbhata brmieva jnhi khattiya.

    O Ayah aku telah melihat, melalui kebijaksanaan, limakenikmatan indria sebagai mata kail; kekayaan duniawi seperti,gajah-gajah, kuda, kereta, dan lain-lain sebagai darah; melepaskanlima kenikmatan indria adalah memuntahkan dengan segera;engkau dapat memahami perbedaan dari hal-hal ini denganmengembangkan pengetahuan.

    Setelah memberikan jawaban di atas, ia melanjutkan dengan

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    42/1207

    1254

    Riwayat Agung Para Buddha

    memberikan instruksi kepada ayahnya sebagai pedoman dalammenegakkan keadilan, Tuanku Raja Yang Mulia seperti telahkusebutkan sebelumnya, aku tidak berurusan dalam hal apa pun

    dengan kerajaan Bras, dan apa yang aku ingin agar engkaulakukan adalah semoga engkau memerintah dengan menaatiSepuluh Peraturan Penguasa* tanpa dipengaruhi oleh empatperbuatan buruk**.

    (*Catatan: Sepuluh Peraturan Raja adalah: memberikan dna,moralitas, bebas, jujur, berpikiran terbuka, lemah lembut, tidakdikuasai kemarahan, sabar, tegas, dan tidak memihak.)

    (**Catatan: empat perbuatan buruk adalah perbuatan yang dikuasaioleh nafsu keinginan, oleh kebencian, dan oleh kebodohan dan olehketakutan.)

    Sang Raja Kembali Ke Negerinya dan Menghukum Ratu

    Setelah mencoba beberapa kali tanpa hasil dalam membujukanaknya, raja kembali ke negerinya, berjalan menuju ibukota sambilmenangis terisak-isak di sepanjang jalan. Ia bertanya kepadapara menterinya, Siapa yang bertanggung jawab atas putusnyahubunganku dengan putraku? Mereka serempak menjawab,Yang Mulia engkau menderita kehilangan seorang putra yangberharga karena permaisurimu. Setibanya di kota, ia segeramemerintahkan agar sang ratu dilemparkan ke dalam jurang dengankepala di bawah sebelum ia memasuki istananya. Sejak saat itu, iamemerintah kerajaan dan para penduduknya dengan bijaksanadan adil.

    Tathgata, setelah memberikan khotbah itu, melanjutkan denganberkata, Para bhikkhu, demikianlah Cicamnavik mencela-Kudengan kata-kata kasar dalam kehidupan yang lampau.

    (15) Cicamavik mtaDevadatto ca me pitnando paito ngoSriputto ca devat

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    43/1207

    1255

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Rjaputto aha sieva dhretha Jtaka.

    Para bhikkhu Cicamnavik adalah ratu, si ibu tiri, Devadattaadalah raja, nanda adalah nga bijaksana, Sriputta adalah dewapenjaga gunung, dan Aku adalah Mah Paduma. Kisah Jtaka ituditutup oleh bait terakhir ini.

    Tathgata melanjutkan mengungkapkan fakta bahwa tidak adakejahatan yang tidak berani dilakukan oleh seorang pembohong:para bhikkhu seseorang yang telah meninggalkan kebiasaan berkata jujur dan berkebiasaan berkata bohong, juga telah

    melepaskan kemungkinan mencapai Nibbna dan kelahiran di alammanusia dan dewa, dan demikian pula, tidak ada perbuatan burukyang segan mereka lakukan.

    Eka dhamma attassamusvdissa jantunovitiaparalokassanatthi ppa akriya.

    Para bhikkhu, seseorang yang melakukan pelanggaran denganberbohong, juga telah melepaskan Nibbna dan kelahiran di alammanusia dan dewa, demikian pula, tidak ada perbuatan buruk yangtidak berani dilakukan oleh orang-orang ini, yang akan menujualam sengsara.

    Pada akhir pembabaran khotbah ini, banyak makhluk-makhluk yangmencapai tingkat buah kesucian Sotpatti, dan lain-lain.

    (D e m i k i a n l a h p e n j e l a s a n m e n g e n a i t u d u h a n p a l s uCicamnavik).

    Asal Mula Penyebab Tuduhan Jahat Cicamnavik

    Berikut ini adalah penjelasan mengenai asal mula yang menyebabkanCicamnavik melancarkan tuduhan jahat:

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    44/1207

    1256

    Riwayat Agung Para Buddha

    Sebelum masa empat asakhyeyya dan seratus ribu kappa(sebelum menerima ramalan pasti), Bodhisatta adalah seorang yangpikirannya kacau dan berperilaku jahat karena bergaul dengan

    orang-orang jahat. Pada suatu hari, ia memfitnah seorang Arahantabernama Nanda, seorang siswa dari Buddha Sibbbhibh, denganmenuduhnya telah melakukan hubungan yang tidak sah denganseorang perempuan. Memfitnah seorang mulia, Ariya, adalahpelanggaran yang sangat berat.

    Akibat dari tuduhan kepada Ariya itu (Ariypavda), ia harusmengalami penderitaan di alam sengsara dalam waktu yanglama, dan setelah terbebas dari alam sengsara dan terlahir di alam

    manusia, ia harus menghadapi tuduhan-tuduhan palsu dalamkehidupan demi kehidupan, dan di dalam kehidupan terakhirnyasebagai seorang Buddha, ia difitnah oleh si jahat Cicamavik dihadapan empat jenis pendengar.

    (Apadna Pi Vol. 1, hal 367-7, Avaaphala Vagga: 10-Pubbakammapalotika Buddha Apadna menjelaskan kisah inisecara lengkap sebagaimana dibabarkan oleh Buddha sendiri).

    Kisah Petapa Pengembara Perempuan Bernama Sundar

    Seperti dijelaskan sebelumnya, para penganut aliran di luar ajaranBuddha, karena kurangnya persembahan yang mereka terima,memerintahkan si perempuan jahat untuk memfitnah Buddha.Mereka melakukan percobaan lain untuk memfitnah Buddhadengan cara yang serupa saat mereka bertemu dengan seorangpetapa perempuan yang berpenampilan menarik bernama Sundar,

    ketika itu Buddha sedang berdiam di Savatth (merujuk padaKitab Pi Udna 4 Meghiya Vagga 1:8. Sundar Sutta Pi danKomentarnya).

    Ketika Tathgata sedang berdiam di Vihra Jetavana, semua manusia,dewa, dan brahm memberi hormat kepada Buddha dan Sagha;mereka bersujud, memberi hormat, dan memberi persembahankepada mereka. Empat kebutuhan berupa jubah, makanan, vihra,dan obat-obatan selalu tersedia dalam jumlah yang cukup untuk

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    45/1207

    1257

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    mereka. Karena kumpulan jasa baik kehidupan lampau Buddhadan Sagha yang sangat besar; praktik yang mereka lakukan diJalan Benar dalam kehidupan sekarang juga menghasilkan jasa yang

    baik. Akibat dari gabungan dua sumber kebajikan ini menghasilkanaliran persembahan yang tidak pernah berhenti bagikan air yangtumpah dari dua sungai besar.

    Sebaliknya, para petapa penganut pandangan salah menderitakekurangan empat kebutuhan dan persembahan lainnya. Hal inikarena kurangnya jasa masa lampau mereka dan praktik salah yangmereka lakukan dalam kehidupan sekarang.

    Pada waktu itu, hiduplah seorang gadis petapa berpandangansalah di Svatth yang sangat menarik, mengalahkan gadis-gadislainnya dalam hal penampilan; demikianlah ia diberi nama Sundar,walaupun perilaku, sikap, kata-kata, dan pikirannya tercela.

    Para petapa berpandangan salah berkumpul bersama memikirkancara untuk memfitnah Buddha dan Sagha karena iri hati. Merekasemua terlibat dalam diskusi itu dengan kesimpulan:

    Tuan-tuan kita telah jatuh dan tidak bisa diselamatkan lagisejak kemunculan Petapa Gotama dan kita menderita kekuranganpersembahan, karena orang-orang nyaris melupakan keberadaankita. Apa yang mendorong orang-orang memberikan persembahanyang luar biasa itu kepada Petapa Gotama dengan penuh hormatdan semangat?

    Salah seorang petapa yang hadir mengutarakan pendapatnya:

    Tuan-tuan Petapa Gotama adalah keturunan langsung dariMah Sammata yang mulia, dari silsilah khattiya suku Sakya yangtidak terputus. Mungkin itulah sebabnya mengapa orang-orangmenghormati-Nya dan memberikan persembahan besar kepada-Nya. Petapa lainnya berkata, Hal ini karena banyaknya keajaibanyang terjadi saat kelahiran-Nya. Demikianlah, banyak petapa yangmengutarakan pendapat mereka, Hal ini karena, saat ayah-Nya,Raja Suddhodana mengangkat kedua tangannya agar ia memberi

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    46/1207

    1258

    Riwayat Agung Para Buddha

    hormat kepada Petapa Devila, beberapa saat setelah kelahiran-Nya, kaki-Nya secara ajaib terangkat dan menginjak kepala PetapaDevila. Dan saat orangtua-Nya meletakkan-Nya di bawah keteduhan

    pohon jambu pada saat upacara pembajakan sawah, bayanganpohon jambu itu tidak bergerak sedangkan bayangan pohon lainbergerak mengikuti gerakan matahari, bayangan pohon jambu tetapmenaungi pangeran bahkan setelah lewat tengah hari. Karena ialuar biasa tampan, kata yang lainnya.

    Petapa lainnya berspekulasi, Mungkin karena Ia telah melepaskantahta raja dunia dengan segala kemuliaannya dan melepaskankeduniawian setelah melihat Empat Pertanda, sehingga orang-orang

    memberi hormat dan persembahan dalam jumlah besar.

    Mereka semuanya berdebat tanpa berhasil menemukan penyababutama dari besarnya hormat yang diterima oleh Buddha dari orangbanyak, mereka sama sekali tidak mengetahui kemuliaan Buddhayang tidak ada tandingannya: Pram, cga, cariya. Setelah salingmelontarkan pendapat yang tidak ada gunanya, salah seorang daripetapa itu mengusulkan sebuah rencana untuk menghancurkankemasyhuran Gotama dengan bantuan seorang perempuan.

    Tuan-tuan tidak ada seorang pun di dunia ini yang kebal akannafsu seksual yang diperoleh dari seorang perempuan, dan PetapaGotama, yang masih muda dan tampan bagaikan dewa, pasti akanterjerat oleh seorang perempuan yang cantik dan sebaya dengan-Nya. Bahkan seandainya ia tidak tergoda, orang-orang akan mulaimeragukan keteguhan moral-Nya. Marilah kita mengirimkan sipetapa perempuan, Sundar, untuk menjalani misi menghancurkan

    reputasi Petapa Gotama di negeri ini.

    Mendengarkan saran ini, semua petapa itu memberikan dukunganmereka, Rencanamu sungguh baik sekali. Ini akan menjatuhkanPetapa Gotama; Ia tidak mempunyai pilihan lain selain melarikandiri dengan putus asa dan menundukkan kepala-Nya. Merekamemutuskan untuk melaksanakan rencana itu dan kemudianberbondong-bondong mendatangi kediaman Sundar.

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    47/1207

    1259

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    Melihat para petapa itu, Sundar bertanya, Mengapa kalianberamai-ramai mendatangiku? Mereka semuanya pergi ke salahsatu sudut dan duduk tanpa menjawab. Ia mendekati mereka

    dengan hormat dan bertanya lagi dan lagi, Apakah aku melakukankesalahan, apakah kesalahanku?

    Akhirnya mereka menjawab, Kami tidak menjawab karena engkaumengabaikan kami di saat kami ditekan oleh seseorang. Sundarbertanya, Siapakah yang menekan kalian? kemudian merekamenceritakan masalah yang mereka hadapi, Tidakkah engkaumelihat bahwa Petapa Gotama berkeliling dan menghilangkanpersembahan kepada kita, ia sangat merugikan kita? Tuan-tuan,

    dalam hal ini, bagaimana aku dapat membantu. Mereka menjawabSaudariku benarkah engkau mau bekerja demi kebaikan sanaksaudaramu seperti kami ini? mereka mencoba mengikatnya dengansebuah perjanjian.

    (Mereka menggunakan kata sanak saudara untuk memikatnya,meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah kecuali bahwamereka sama-sama menjalani kehidupan tanpa rumah tangga. Parapetapa berpandangan salah itu sungguh licik).

    Selanjutnya, Sundar berkata, Tuan-tuan apa yang dapatkulakukan untuk kalian; tidak ada yang tidak dapat kulakukan,aku siap mengorbankan hidupku demi kebaikan sanak saudarakuseperti kalian. (Dengan demikian ia berjanji akan memenuhikeinginan mereka dan tidak dapat mundur lagi, bagaikan seekorrusa yang terjerat oleh semak belukar). Para petapa itu berkatakepadanya, Saudariku engkau telah berjanji akan melakukan apa

    saja demi kebaikan kami. Dalam usia mudamu yang sedang beradadalam tahap pertama kehidupanmu, lakukan usaha terbaikmuuntuk menghancurkan Petapa Gotama dengan kecantikanmu.Demikianlah mereka mempermainkan kesombongannya, kemudianmengirimnya dalam sebuah misi dengan sebuah pengarahanbahwa ia harus secara rutin mengunjungi Vihra Jetavana.

    Sundar yang bodoh, bagaikan seorang yang mengenakan kalung bunga dan ingin menari di atas mata gergaji, bagaikan seorang

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    48/1207

    1260

    Riwayat Agung Para Buddha

    yang ingin menangkap seekor gajah yang sedang berahi denganmencengkeram belalainya, bagaikan seorang yang menyambuthangat raja kematian, melumuri tubuhnya dengan wangi-wangian

    dan menghias tubuhnya dengan bunga-bungaan, berjalan menujuVihra Jetavana, saat orang-orang keluar dari kawasan vihrasetelah mendengarkan khotbah. Ketika ditanya, ia berkata, Akumengunjungi Petapa Gotama dan biasanya kami bersama-samadi dalam kamar-Nya. Tetapi ia tidak berani memasuki vihra,sebaliknya ia terus berjalan menuju pertapaan para petapa sesat didekat sana. Ia berjalan kembali melalui jalan yang sama saat orang-orang mengunjungi vihra. Saat ditanya, ia memberitahu bahwa iabaru saja keluar dari kamar Buddha setelah memberikan kepuasan

    seksual kepada-Nya.

    Beberapa hari kemudian, para petapa berpandangan salah itu,setelah puas dengan apa yang dilakukan oleh Sundar, mengupah beberapa pemabuk untuk membunuh Sundar dan menguburjasadnya di bawah tumpukan bunga kering di dalam selokan dekatkamar Buddha. Para pemabuk itu melaksanakannya sesuai instruksimereka. Para petapa itu kemudian menyebarkan berita bahwa muridperempuan mereka, Sundar hilang. Mereka menghadap Raja Kosaladan melaporkan kehilangan murid perempuan mereka, Sundardan tidak dapat menemukannya. Sang raja bertanya apakah merekamencurigai tempat tertentu, dan mereka memberitahukan bahwamereka menduga tempatnya ada di dalam kawasan Vihra Jetavana.Sang raja memerintahkan untuk memeriksa Vihra Jetavana.

    Para petapa sesat itu bersama-sama murid-murid mereka mendatangiVihra Jetavana dan berpura-pura mencari si petapa perempuan,

    Sundar. Mereka menemukan jasad Sundar di bawah tumpukan bunga-bunga kering di dalam selokan. Dengan menggunakantempat tidur berhias, mereka membawa mayat itu kepada raja.Mereka berusaha meyakinkan raja bahwa, Siswa Buddha telahmembunuh Sundar muda dan membuang mayatnya di bawahtumpukan bunga kering untuk menutupi kejahatan yang dilakukanoleh guru mereka, Petapa Gotama. Tanpa berpikir panjang, Rajamemerintahkan tanpa melakukan penyelidikan agar mayat itudibawa berkeliling kota dan dipertontonkan di seluruh jalan-jalan,

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    49/1207

    1261

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    agar para penduduk mengetahui kasus ini.

    Didukung oleh keputusan raja yang salah, para petapa sesat itu

    membawa mayat Sundar di atas sebuah tempat tidur berhias, berkeliling kota, di seluruh jalan, dari ujung ke ujung, danmengumumkan:

    Ketahuilah, para penduduk. Lihatlah sendiri apa yang telahdilakukan oleh keturunan Sakya; mereka tidak merasa malu; mereka jahat, mereka tidak memiliki moral; mereka memiliki kebiasaanberbohong; dan mereka suka melakukan hubungan seksual; danmereka mengaku sebagai bhikkhu yang baik, dan dengan tanpa

    rasa malu mengatakan, kami melaksanakan peraturan, kamimulia, melakukan perbuatan-perbuatan baik, sesuai kesusilaan,mengembangkan latihan mulia, mengatakan hanya apa yang benar.Tetapi kenyataannya, bagi para bhikkhu ini, tidak ada peraturansama sekali; peraturan mulia adalah masa lalu. Bagaimana mungkinada unsur kemuliaan dalam diri mereka? Bagaimana mungkinada latihan mulia? Mereka telah kehilangan peraturan, kehilanganlatihan mulia. Mengapa seorang laki-laki membunuh seorangperempuan cantik setelah mencabulinya?

    Mereka menyebabkan para warga Svatth juga melancarkantuduhan yang sama. Ketika para penduduk melihat para bhikkhu,mereka menuduh mereka seperti hasutan para petapa sesat itu:

    Para bhikkhu ini, para pangeran Sakya sangat tidak tahu malu,tidak memiliki kemulian, bodoh, pembohong, mereka melakukanhubungan seksual, mereka berpura-pura mulia, bajik, jujur, dan

    bijaksana. Namun pada kenyataannya, mereka sama sekali tidakmemiliki kemuliaan, tidak memiliki peraturan, tidak ada lagiperaturan bhikkhu, itu adalah masa lalu; bagaimana mungkinada unsur kemuliaan dalam diri mereka? Mereka tidak memilikikualitas kemuliaan sama sekali. Mengapa seorang laki-lakimembunuh seorang perempuan setelah menikmati hubunganseksual dengannya?

    Demikianlah para penduduk menghujat para bhikkhu saat mereka

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    50/1207

    1262

    Riwayat Agung Para Buddha

    melihat para bhikkhu di dalam kota, dengan kata-kata kasar danmenghina mereka.

    Ketika para bhikkhu kembali dari Svatth setelah mengumpulkandna makanan, para bhikkhu itu menghadap Tathgata danberkata:

    Yang Mulia saat para penduduk Svatth melihat para bhikkhu,mereka menuduh dengan kata-kata kasar, Para bhikkhu ini, parapangeran Sakya sangat tidak tahu malu, tidak memiliki kemulian,bodoh, pembohong, mereka melakukan hubungan seksual, merekaberpura-pura mulia, bajik, jujur, dan bijaksana. Namun pada

    kenyataannya, mereka sama sekali tidak memiliki kemuliaan, tidakmemiliki peraturan, tidak ada lagi peraturan bhikkhu, itu adalahmasa lalu; bagaimana mungkin ada unsur kemuliaan dalam dirimereka? Mereka tidak memiliki kualitas kemuliaan sama sekali.Mengapa seorang laki-laki membunuh seorang perempuan setelahmenikmati hubungan seksual dengannya?

    Demikianlah para bhikkhu memberitahukan kepada Tathgatabagaimana mereka difitnah, dihina, dicaci, dan diserang dalamkata-kata kasar (tidak sesuai bagi telinga orang-orang mulia).Tathgata menjelaskan bahwa orang-orang itu akan menuai apayang mereka tanam, dengan menghina para bhikkhu, dan berkata,Para bhikkhu fitnah ini hanya akan berlangsung selama tujuhhari, dan akan lenyap setelah tujuh hari, kalian dapat membantahorang-orang ini yang telah memfitnah, menghina, mencaci, danmenyerang kalian dalam kata-kata kasar (tidak sesuai bagi telingaorang-orang mulia) dengan mengucapkan syair berikut:

    Abhtavdi niraya upetiyo vpi katv na karomi chaubhopi te pecca sam bhavantinihnakamm manuj parattha

    Seseorang yang memiliki kebiasaan berkata tidak benar denganmengatakan, aku melihat, aku mendengar, aku menemukan,aku tahu, meskipun ia tidak melihat, tidak mendengar, tidak

  • 8/14/2019 Riwayat Agung Para Buddha - Buku 2

    51/1207

    1263

    Menjalani Masa Vassa Ketujuh, Membabarkan Abhidhamm di Tvatisa

    mengetahui; dan seseorang yang menyangkal perbuatan yang ialakukan, adalah sama-sama bersalah dan kedua orang jahat ini yangtelah berperilaku rendah akan terlahir di alam sengsara setelah

    kematian mereka.Para bhikkhu memelajari bait itu dari Tathgata dan mengucapkannyadi hadapan para penduduk sebagai bantahan atas tuduhanmereka.

    Para Penduduk Mulai Melihat Kebenaran

    Setelah mendengarkan syair bantahan para bhikkhu, para penduduk

    berpikir: para bhikkhu pengikut suku Sakya itu tidak melakukanpembunuhan seperti tuduhan para petapa di luar ajaran Buddhayang mereka sebarkan di seluruh penjuru kota; satu hal yang harusdipertimbangkan adalah bahwa, para bhikkhu mulia ini bahkantidak mengambil tindakan apa pun untuk membalas kami atasfitnahan, hinaan, dan cercaan yang kami lontarkan yang sangattidak sesuai di telinga mereka. Sebaliknya, mereka menghadapituduhan palsu dengan penuh kesabaran (khanti)