Makalah Agama Buddha

41
1 BAB I PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA A. PENGERTIAN NARKOTIKA Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan/adiksi. Salah satu akibat narkotika adalah mempengaruhi kerja otak. Pemakaian narkoba sangat mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat kendali tubuh dan mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena bekerja pada otak, narkoba mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah sebabnya narkoba disebut zat psikoaktif. Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah : • Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

description

Penyalahgunaan Narkotika, Dampak Penyalahgunaan Narkotika, Contoh Kasus Penyalahgunaan Narkotika, Pandangan Agama Buddha Tentang Penyalahgunaan Narkotika, Aborsi, Dampak Aborsi, Contoh Kasus Aborsi, Pandangan Agama Buddha Tentang Aborsi, Perkosaan, Dampak Perkosaan, Contoh Kasus Perkosaa, Pandangan Agama Buddha Tentang Perkosaan, Tawuran Pelajar, Dampak Tawuran Pelajar, Contoh Kasus Tawuran Pelajar, Pandangan Agama Buddha Tentang Tawuran Pelajar, Kesimpulan, Penutup

Transcript of Makalah Agama Buddha

Page 1: Makalah Agama Buddha

1

BAB I

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

A. PENGERTIAN NARKOTIKA

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan

Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika

dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,

dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana

hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat

menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya.

Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko

yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan/adiksi. Salah satu akibat narkotika

adalah mempengaruhi kerja otak. Pemakaian narkoba sangat mempengaruhi kerja otak yang

berfungsi sebagai pusat kendali tubuh dan mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena bekerja

pada otak, narkoba mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku

pemakainya. Itulah sebabnya narkoba disebut zat psikoaktif.

Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan

mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan

menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah

memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun

1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik

sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun

1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :

• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina,

kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

Page 2: Makalah Agama Buddha

2

• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan

sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk

psikotropika antara lain :

• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin,

Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic

Alis Diethylamide), dsb.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis

yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim

syaraf pusat, seperti:

• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik

(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang

beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

B. JENIS NARKOBA MENURUT EFEKNYA

Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga :

1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional

tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan

diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain

opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang

adalah Putaw.

2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis

stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-

shabu dan Ekstasi.

3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi.

Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari

Page 3: Makalah Agama Buddha

3

jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling

banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

C. PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian.

Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang

status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian disalahgunakan.

Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi,

disebut juga kecanduan. Pada ketergantungan, orang harus senantiasa memakai narkoba, jika

tidak, timbul gejala putus zat, jika pemakaiannya dihentikan atau jumlahnya dikurangi.

Gejalanya bergantung jenis narkoba yang digunakan. Gejala putus opioida (heroin) mirip orang

sakit flu berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, nyeri otot, mual,

muntah, diare, dan sulit tidur.

Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1. coba-coba 4. Penyalahgunaan

2. senang-senang 5. Ketergantungan

3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu

D. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan

akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan

fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-

organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dalam sel otak terdapat bermacam-

macam zat kimia yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf

yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di antara neurotransmitter itu mirip

dengan beberapa jenis narkoba. Semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif

lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap

salah satu atau beberapa neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam

terjadinya ketergantungan adalah dopamin.

Page 4: Makalah Agama Buddha

4

Bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan adalah sistem limbus.

Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat kenikmatan. Jika narkoba masuk

ke dalam tubuh, dengan cara ditelan, dihirup, atau disuntikkan, maka narkoba mengubah

susunan biokimiawi neurotransmitter pada sistem limbus. Karena ada asupan narkoba dari luar,

produksi dalam tubuh terhenti atau terganggu, sehingga ia akan selalu membutuhkan narkoba

dari luar.

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba

yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak

kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan gangguan fisik dan psikis. Semua tergantung

jenis narkoba yang dipakai, cara penggunaan dan lamanya penggunaan. Gangguan itu yang

terjadi antara lain; kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, lambung, paru/pernafasan, jantung

dan pembuluh darah, penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik yang dipakai bergantian,

kelumpuhan otot, gangguan neurologis, kehamilan, kelainan hormon, dan kanker.

Sementara gangguan psikisnya adalah; sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi,

kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku sampai mengalami sakit jiwa. Akibat

fisik dan psikis adalah kurang bisa berhubungan sosial dengan orang lain, merugikan orang

lain, contoh: perkelahian, kecelakaan lalu lintas.

Narkoba juga mengganggu fungsi seksual reproduksi. Heroin, walaupun menimbulkan

euforia, tetapi berpengaruh buruk bagi fungsi seksual. Pada pria bisa menurunkan kadar hormon

testosteron, menurunnya dorongan seks, disfungsi ereksi dan hambatan ejakulasi. Pada wanita

menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme, terhambatnya menstruasi, gangguan

kesuburan, mengecilnya payudara dan keluarnya cairan dari payudara.

Sedangkan Mariyuana selain menimbukan halusinasi berakibat buruk pula bagi fungsi

seksual.Pada pria, bisa membuat ukuran testis atau buah pelir mengecil. Menurunnya kadar

hormon testosteron, pembesaran payudara pria, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi,

gangguan pada sperma. Sementara pada wanita bisa mengakibatkan gangguan pada sel telur,

hambatan menjadi hamil/ terhambatnya proses kelahiran, dorongan seksual menurun.

Ecstasy sendiri sifat stimulannya membuat pengguna terus bersemangat tinggi, gembira,

ingin gerak terus. Meskipun menimbulkan pengaruh merangsang, tetapi tidak timbulkan efek

positif bagi fungsi seksual. Ecstasy meningkatkan pelepasan neurotransmitter dopamin di dalam

Page 5: Makalah Agama Buddha

5

otak, yang kemudian merangsang perilaku seksual dan bisa mengakibatkan hilangnya

kemampuan untuk mengontrol perilaku seksual. Pengguna jadi berani melakukan hubungan

seks tanpa pikirkan resiko yang mungkin terjadi.

Sementara Depresan atau obat penenang dapat pula berakibat buruk terhadap fungsi

seksual. Penggunaan barbiturat menyebabkan gangguan metabolisme testosteron dan estrogen.

Pada pria bisa menurunkan dorongan seksual dan disfungsi ereksi. Pada wanita mengakibarkan

gangguan menstruasi, dorongan seksual menurun dan sukar mencapai orgasme.

Dampak Fisik :

1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan

kesadaran, kerusakan syaraf tepi

2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot

jantung, gangguan peredaran darah

3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim

4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran

bernafas, pengerasan jaringan paru-paru

5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan

hati dan sulit tidur

6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan

fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual

7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan

periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara

bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat

ini belum ada obatnya

9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi

narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan

kematian

Page 6: Makalah Agama Buddha

6

Dampak Psikis :

1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial :

1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga

3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan

mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi

obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk

mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan

gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

Page 7: Makalah Agama Buddha

7

E. BAHAYA BAGI REMAJA

Masa remaja merupakan suatu fase

perkembangan antara masa anak-anak dan masa

dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa

anak-anak dan remaja akan membentuk

perkembangan diri orang tersebut di masa

dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan

remaja rusak karena narkoba, maka suram atau

bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,

serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja,

tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data

menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia

remaja.

Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati

Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi

(termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita

yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7

tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8

tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari

beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN

bekerja sama dengan Universitas Indonesia).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh

pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu

mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (lihat data narkoba BNN

2007) khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin

meningkat dan mengancam. Dan dari keseluruhan kasus HIV/AIDS, hampir 50% penularannya

dikarenakan penggunaan jarum suntik (narkoba) (Ditjen PPM&PL Depkes, 2007). Penyebaran

narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap

rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan

efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya (Joyce Djaelani Gordon-aktifis anti drugs &

HIV/AIDS, 2007).

Page 8: Makalah Agama Buddha

8

Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum

cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002

dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang

tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat

lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh

dari harapan.

Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu

pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua

orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan

memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan

komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak

dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan

menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan

mereka terima.

Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka

dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian

narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah

dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age

oriented).

Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di

sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah

menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan

akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap

penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan

komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua

merupakan model intervensi yang sering digunakan.

Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan “tidak pada narkoba”. Mengirimkan

pesan yang jelas ”tidak menggunakan” membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk

menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di

sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa

Page 9: Makalah Agama Buddha

9

narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka

untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.

Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini

mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan

remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular

dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba

melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak

akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan

kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Page 10: Makalah Agama Buddha

10

F. CONTOH BERITA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BNN: Novi Amilia Positif Konsumsi Sabu

"Berdasarkan informasi dari RSKO, yang bersangkutan positif sabu," kata Kepala Humas BNN

Kombes Pol Sumirat Dwiyanto saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (4/7/2013).

Namun, Sumirat belum mengetahui detil berapa banyak sabu yang dikonsumsi Novi. "Detilnya

coba tanya ke RSKO," ujarnya.

Nama Novi Amilia mencuat saat dia menabrak 7 orang pada 11 Oktober 2012. Saat itu Novi

sedang mengendarai Honda Jazz berplat B 1864 POP sedang melintas di kawasan Taman Sari,

Jakarta Barat.

Saat ditahan, Novi mengamuk dan sempat membuka seluruh pakaiannya hingga tinggal pakaian

dalamnya saja. Akibat kasus itu, Novi kini harus menjalani persidangan. Dia terancam hukuman 3

tahun penjara karena didakwa melanggar Pasal 312 dan Pasal 310 UU Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan.

Di tengah persidangan kasus tersebut bergulir, Novi kembali berulah. Pada Senin 1 Juni kemarin,

Novi yang sedang menumpang ojek sempat membuka pakaian dalamnya dan teriak-teriak minta

diperkosa saat berada di kantor polisi. Novi pun kini harus dibawa ke RSKO. (Ary/Ism)

(sumber : www.liputan6.com)

Page 11: Makalah Agama Buddha

11

G. PANDANGAN AGAMA BUDDHA TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Penderitaan datang dari ketidaktahuan. Dalam hal yang saling bertautan

(patticasamupadaa), ketidaktahuan tidak menjadi penyebab langsung yang telah ada sebelemnya.

Salah satu yang sering disebut adalah hawa nafsu, keinginan yang tidak ada batasnya (tanha).

Kehausan ini berpangkal dari adanya anggapan adanya pengakuan yang muncul dari ketidaktahuan.

Pengakuan ditandai dengan mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan apa yang

terjadi pada orang lain dan lingkungan sekitar sebagai akibat dari perbuatannya tersebut.

Gambaran ini bisa terlihat dari kelakuan para pecandu narkotika dimana mereka hanyut dalam

dunia mereka sendiri, tenggelam dalam kenikmatan pribadi akibat terbius oleh obat-obatan

sehingga melupakan kesulitannya untuk sementara.

Menghindari bahan-bahan yang dapat membuat seseorang menjadi ketagihan dan

memabukkkan adalah salah satu sila yang wajib dijalani oleh umat Budha secara umum, semua

ketentuan mengenai minuman keras berlaku untuk segala jenis bahan makanan atau minuman

yang mengganggu kesadaran. Apapun yang dapat mengganggu dan menghancurkan konsentrasi

atau meditasi agama sehingga menggagalkan pengembangan kearifan diri. Mengkonsumsi bahan-

bahan berbahaya dan memabukkan tersebut jelas sangat merugikan bagi pengembangan batin dan

melanggar sila kelima dari Pancasila Budhis yang berbunyi:

“Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami”

Meraya sendiri berarti minuman keras yang diperoleh dari proses peragian beberapa

bahan seperti gula, tepung beras atau ketan dan buah-buahan seperti anggur. Minuman ini bila

disuling akan meningkatkan aroma dan kekuatannya akan menjadi Sura. Kedua minuman ini jelas

sama buruknya karena dapat memperlemah pengendalian diri, yang menyebabkan seseorang akan

melakukan apa saja yang tidak pernah dia lakukan pada saat dirinya masih dalam keadaan normal.

Majja berarti sesuatu yang menyebabkan orang jadi tidak sadarkan diri. Sura mengacu

pada minuman keras yang disuling. Meraya keadaan minuman keras yang didapat dari bahan yang

diragikan dan Majja mengacu pada ganja, heroin dan bahan lain semacamnya.

Pamadatthana terdiri dari Pamado yang artinya kecerobohan, ketagihan, kelalaian dan

Tthana yang berarti landasan atau basis. Pamadatthana berarti yang menjadi dasar atau landasan

untuk timbulnya kelengahan, kecerobohan dan kelalaian diri.”

Page 12: Makalah Agama Buddha

12

Gabungan kata-kata tersebut mengandung pengertian bahwa memakai atau menggunakan

sesuatu yang dapat memabukkan atau menjadi tidak sadarkan diri dapat menjadi dasar timbulnya

kelengahan dan kecerobohan dalam diri. Oleh karena itu surameraya majjapamadatthana bisa

disebut juga sebagai “segala sesuatu yang menyebabkan lemahnya kewaspadaan seseorang.”

Apa beberapa faktor yang bisa membuat seseorang melanggar sila kelima ini:

1. Ada sesuatu yang merupakan Sura, Meruya atau Majja (Suramerayamajjabhavo).

2. Adanya niat untuk meminum atau menggunakannya (Pivitukamata).

3. Meminum atau menggunakannya (Pivanam).

4. Mulai timbul gejala mabuk (Maddanam).

Page 13: Makalah Agama Buddha

13

H. SOLUSI

- Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Dalam Perspektif Buddhis

Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah seluruh usaha yang ditunjukkan untuk

mengurangi permintaan dan kebutuhan gelap narkoba. Berdasarkan prinsip berdasarkan ekonomi

tentang permintaan dan persediaan, selama permintaan itu ada persediaan itu akan selalu ada. Ini

artinya pencegahan melalui program pencegahan yang konvrehensif, termasuk program (1)

Informasi dan advokasi, (2) Pendidikan, (3) Pengadaan kegiatan alternatif, (4) Deteksi dan

intervensi dini, serta (5) Peran aktif masyarakat. Pencegahan-pencegahan itu meliputi

peningkatan kesehatan dan budaya hidup sehat baik fisik maupun mental berdasarkan Buddha

Dhamma, pendewasaan kepribadian, peningkatan kemampuan mengatasi masalah, peningkatan

intra dan inter personal dan kemampuan sosial.

Dalam pandangan Agama Buddha setiap tindakan akan menimbulkan akibat-akibat sesuai

dengan tindakan yang telah dilakukannya, seseorang yang tidak mengetahui akibat dari

tindakannya akan terjerumus dalam penderitaan. ”Apabila orang bodoh melakukan kejahatan, ia

tak mengerti akibat dan perbuatannya. Orang bodoh tersiksa oleh perbuatannya sendiri, seperti

orang yang terbakar oleh api.” (Dhp. 136).

Menurut Buddhis dalam upaya penanggulangan narkotika seseorang hendaknya

mengendalikan dirinya baik melalui pikiran, perbuatan, dan ucapan. Hal ini dapat di aplikasikan

dengan menjalankan sila terutama bertekad menghindari sila kelima.

Cara lain untuk menghindari pemakaian narkotika yaitu bergaul dengan sahabat baik, yang

ciri-cirinya adalah sebagai berikut: (1) Penolong, (2) Sahabat diwaktu senang dan susah, (3)

Sahabat yang memberi nasehat baik, (4) Sahabat yang simpati. (D.III.31).

Selain itu, upaya untuk mengendalikan diri oleh mereka yang ingin terbebas dari pemuasan-

pemuasan nafsu indra melalui perenungan bahwa hal itu tidak berfaedah dan hanya membawa

pada kehancuran.

- Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Secara Umum

Ada beberapa solusi atau cara yang bisa diterapkan untuk menghindari penyalahgunaan

narkotika, diantaranya adalah sebagai berikut.

Membangkitkan kesadaran beragama, menginformasikan hal-hal positif dan bermanfaat.

Selektif dalam memilih teman.

Page 14: Makalah Agama Buddha

14

Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, seperti berolahraga.

Semua komponen bangsa harus merasa terpanggil untuk melakukan upaya pencegahan dan

pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dan melakukannya

dengan penuh keikhlasan sebagai suatu bentuk kesadaran.

Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan yang berdampak negatif.

Page 15: Makalah Agama Buddha

15

BAB II

ABORSI

A. PENGERTIAN ABORSI

Aborsi adalah menggugurkan kandungan atau

dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah

“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi

(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses

pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi

kesempatan untuk bertumbuh.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu :

1. Aborsi Spontan/Alamiah

Aborsi spontan/alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena

kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

2. Aborsi Buatan/Sengaja

Aborsi Buatan/Sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu

sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun sipelaksana

aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

3. Aborsi Terapeutik/Medis

Aborsi Terapeutik/Medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas

indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit

darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik

calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang

matang dan tidak tergesa-gesa.

B. ALASAN MELAKUKAN ABORSI

Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang

belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-

alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)

Page 16: Makalah Agama Buddha

16

Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:

1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau

tanggung jawab lain (75%)

2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)

3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang

hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang

menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu

akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan

geliatan anak dalam kandungannya.

Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba

meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya adalah boleh dan

benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.

Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita,

yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998)

yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim

satu darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh

dengan cacat tubuh yang serius.

Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk

kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan, malu atau

gengsi.

C. RESIKO MELAKUKAN ABORSI

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang

wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan

apa-apa dan langsung boleh pulang”.

Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang

sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.

Page 17: Makalah Agama Buddha

17

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi, yaitu :

1. Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang

akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang

ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat

2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)

5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada

anak berikutnya

6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

9. Kanker hati (Liver Cancer)

10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat

pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya

11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)

12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko Kesehatan Mental

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan

dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat

terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom

Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported

After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti

berikut ini:

1. Kehilangan harga diri (82%)

2. Berteriak-teriak histeris (51%)

Page 18: Makalah Agama Buddha

18

3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi

perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

D. HUKUM DAN ABORSI

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin

termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”

Yang menerima hukuman adalah:

1. Ibu yang melakukan aborsi.

2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi.

3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi.

Beberapa pasal yang terkait dengan aborsi adalah:

- Pasal 229

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya

diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu

hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau

denda paling banyak tiga ribu rupiah.

2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan

perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau

juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat

dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Page 19: Makalah Agama Buddha

19

- Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan

atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena

membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

- Pasal 342

Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan

bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas

nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,

dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

- Pasal 343

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang

turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.

- Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau

menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

- Pasal 347

1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita

tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling

lama lima belas tahun.

Page 20: Makalah Agama Buddha

20

- Pasal 348

1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita

dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling

lama tujuh tahun.

- Pasal 349

Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut

pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang

diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat

ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana

kejahatan dilakukan.

Selain beberapa pasal di atas, Undang-Undang yang juga mengatur tentang aborsi

adalah UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 72c menghormati hak

perempuan menentukan yang terbaik bagi dirinya. Namun demikian, aborsi pun dilarang

kecuali alasan medis dan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis (pasal

75).

Page 21: Makalah Agama Buddha

21

E. CONTOH BERITA ABORSI

Malu Hamil di Luar Nikah, Remaja Ini Gugurkan Kandungan

BLITAR - Seorang remaja berinisial RN (18) nekat menggugurkan janin di perutnya. Hal tersebut

dilakukan karena janin tersebut merupakan hasil hubungan tidak resmi.

Sambil menahan sakit, warga Desa Jeblok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, itu

menghubungi kekasihnya yang juga ayah dari janin, FG (16).

FG pun membawa sang kekasih ke kosnya di Jalan Bali, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

Sesampainya di kos, RN yang bekerja sebagai pelayan toko, mengalami pendarahan hebat.

Melihat kekasihnya menderita, pria yang baru lulus SMA itu berupaya membantu mengeluarkan

janin. Sebuah dorongan kuat berhasil memaksa janin keluar.

“Bayi yang keluar sudah ada bentuknya, tapi sudah tidak bernyawa. Saya tidak tahu apa jenis

kelaminnya,“ terang FG di Mapolres Blitar.

FG mengaku senang menjadi ayah, namun status hubungan mereka bukan suami-istri. Karenanya,

begitu mendengar kekasihnya hamil, FG langsung mencari tahu bagaimana cara menggugurkan

kandungan di perut RN.

Selanjutnya, setelah keluar, janin dimasukkan ke dalam plastik. FG kemudian mengantar RN

pulang ke rumahnya. Janin dikubur pada malam hari di halaman rumah RN.

Page 22: Makalah Agama Buddha

22

Namun, lubang tidak ditutup rapi sehingga membuat orangtua RN curiga. Ayah RN pun menggali

bekas galian tersebut dan mendapati ada janin di dalam plastik. Dari situlah kasus ini terungkap.

Orangtua RN langsung melaporkan kasus ini ke polisi.

"Pelaku laki-laki langsung kami amankan, yang bersangkutan kami jemput di rumahnya.

Sementara pelaku perempuan dilarikan ke RSUD Ngudi Waluyo untuk menjalani perawatan medis

kandungan,“ ujar Kasat Reskrim Polres Blitar, AKP Ngadiman Rahyudi.

Menurut Ngadiman, hubungan intim dilakukan beberapa kali di kamar kos FG hingga RN hamil.

Keduanya terbukti telah bekerja sama melakukan aborsi.

“Usia janin itu diperkirakan empat sampai lima bulan. Dalam kasus ini, pelaku dijerat dengan UU

RI No 23/2009 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,“ sebutnya.

(sumber : www.okezone.com)

Page 23: Makalah Agama Buddha

23

F. PANDANGAN AGAMA BUDDHA TENTANG ABORSI

Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran kandungan

atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim seorang ibu.

Syarat yang harus dipenuhi terjadinya makhluk hidup :

a) Mata utuni hoti : masa subur seorang wanita

b) Mata pitaro hoti : terjadinya pertemuan sel telur dan sperma

c) Gandhabo paccuppatthito : adanya gandarwa, kesadaran penerusan dalam siklus

kehidupan baru (pantisandhi-citta) kelanjutan dari kesadaran ajal (cuti citta), yang memiliki

energi karma

Dari penjelasan diatas agama Buddha menentang

dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi karena

telah melanggar pancasila Buddhis, menyangkut sila

pertama yaitu Panatipata.

Suatu pembunuhan telah terjadi bila terdapat

lima faktor sebagai berikut :

a) Ada makhluk hidup (pano)

b) Mengetahui atau menyadari ada makhluk hidup

(pannasanita)

c) Ada kehendak (cetana) untuk membunuh (vadhabacittam)

d) Melakukan pembunuhan ( upakkamo)

e) Makhluk itu mati karena tindakan pembunuhan ( tena maranam)

Apabila terdapat kelima faktor dalam suatu tindakan pembunuhan, maka telah terjadi

pelanggaran sila pertama. Oleh karena itu sila berhubungan erat dengan karma maka

pembunuhan ini akan berakibat buruk yang berat atau ringannya tergantung pada kekuatan yang

mendorongnya dan sasaran pembunuhan itu. Bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak

pembunuhan, ibu sang bayi juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun mereka telah

melakukan tindak kejahatan dan akan mendapatkan akibat di kemudian hari, baik dalam

kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Page 24: Makalah Agama Buddha

24

Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan wanita yang

membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh tanpa belas kasihan

kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah dilakukannya itu ia akan dilahirkan kembali

sebagai manusia di mana saja ia akan bertumimbal lahir, umurnya tidaklah akan panjang".

Page 25: Makalah Agama Buddha

25

G. SOLUSI

Untuk mencegah terjadinya tindakan aborsi, beberapa saran berikut ini bisa diterapkan,

diantaranya sebagai berikut.

1. Sedapat mungkin menghindari hubungan suami isteri pada pasangan yang tidak/belum

menikah.

2. Bagi para suami isteri yang tidak merencanakan untuk menambah jumlah anak, agar

mengikuti program KB.

3. Bagi para pekerja seks komersial agar selalu menggunakan kondom pada saat melakukan

hubungan intim dengan pelanggannya.

4. Meningkatkan pengetahuan agama agar selalu terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh

agamanya.

5. Menuntut pada pemerintah agar memberikan tindakan hukuman yang seberat-beratnya bagi

para pemerkosa ataupun pelaku tindakan pelecehan/kekerasan seksual lainnya, agar para

kriminal maupun calon pelaku kriminal ini berpikir panjang untuk melakukan tindakan-

tindakan tersebut.

Page 26: Makalah Agama Buddha

26

BAB III

PERKOSAAN

A. PENGERTIAN PERKOSAAN/PEMERKOSAAN

Pemerkosaan/Perkosaan adalah suatu tindakan kriminal

berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih)

memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam

bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh

lainnya seperti tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paksa

baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.

B. JENIS-JENIS PEMERKOSAAN

a. Pemerkosaan Perpacaran

Pemerkosaan perpacaran adalah hubungan seksual secara paksa tanpa persetujuan antara

orang-orang yang sudah kenal satu sama lain, misalnya teman, anggota keluarga, atau pacar.

Kebanyakan pemerkosaan dilakukan oleh orang yang mengenal korban.

b. Pemerkosaan dengan Obat

Yaitu pemerkosaan yang dilakukan dengan obat-obatan untuk membuat korbannya tidak

sadar atau mabuk berat.

c. Pemerkosaan Wanita

Walaupun jumlah tepat korban pemerkosaan wanita tidak diketahui, diperkirakan 1 dari 6

wanita di AS adalah korban serangan seksual. Banyak wanita yang takut dipermalukan atau

disalahkan, sehingga tidak melaporkan pemerkosaan.

d. Pemerkosaan terhadap Laki-Laki

Diperkirakan 1 dari 33 laki-laki adalah korban pelecehan seksual. Di banyak negara, hal

ini tidak diakui sebagai suatu kemungkinan. Misalnya, di Thailand hanya laki-laki yang dapat

dituduh memperkosa.

Page 27: Makalah Agama Buddha

27

e. Pemerkosaan Massal

Pemerkosaan massal terjadi bila sekelompok orang menyerang satu korban. Antara 10%

sampai 20% pemerkosaan melibatkan lebih dari 1 penyerang. Di beberapa negara, pemerkosaan

massal diganjar lebih berat daripada pemerkosaan oleh satu orang.

f. Pemerkosaan Anak-Anak

Pemerkosaan anak-anak salah satu bentuk dari pelecehan seksual terhadap anak. Ketika

dilakukan oleh orang tua atau kerabat seperti kakek, paman, bibi, ayah, atau ibu ia dapat

menyebabkan trauma psikologis yang parah dan berjangka panjang. Bila seorang anak

diperkosa oleh seorang dewasa yang bukan anggota keluarga, tetapi merupakan pengasuh atau

dalam posisi berkuasa atas anak seperti guru sekolah, pemuka agama atau terapis, trauma yang

diderita bisa mirip dengan trauma hubungan sumbang.

g. Pemerkosaan dalam Perang

Dalam perang, pemerkosaan sering digunakan untuk mempermalukan musuh dan

menurunkan semangat juang mereka. Pemerkosaan dalam perang biasanya dilakukan secara

sistematis, dan pemimpin militer biasanya menyuruh tentaranya untuk memperkosa orang sipil.

Pada tahun 1998, Mahkamah Kejahatan Internasional untuk Rwanda didirikan oleh

Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat keputusan besar yang menyatakan bahwa di bawah

hukum internasional pemerkosaan termasuk dalam kejahatan genosida. Dalam keputusannya

Navanethem Pillay berkata: "Sejak zaman dahulu, pemerkosaan dianggap sebagai rampasan

perang. Sekarang ia akan menjadi kejahatan perang. Kami ingin mengirimkan pesan yang kuat

bahwa pemerkosaan tidak lagi merupakan tropi perang."

h. Pemerkosaan oleh Suami/Istri

Pemerkosaan ini dilakukan dalam pasangan yang menikah. Di banyak negara hal ini

dianggap tidak mungkin terjadi karena dua orang yang menikah dapat berhubungan seks kapan

saja. Dalam kenyataannya banyak suami yang memaksa istrinya untuk berhubungan seks.

Page 28: Makalah Agama Buddha

28

C. PENYEBAB PEMERKOSAAN

Sejak zaman dulu pemerkosaan sudah terjadi. Faktor

utama penyebab terjadinya pemerkosaan adalah adanya

dorongan seksual yang tidak dikendalikan dengan baik. Selain

itu, ada budaya patriarki yang beranggapan bahwa cowok

berkuasa, sehingga cewek dianggap sebagai kaum yang lemah.

Sekarang ini, kasus pemerkosaan semakin banyak terjadi,

sebagai akibat pengaruh tontonan dan bacaan yang mendorong orang untuk berperilaku seksual,

serta pengaruh obat-obatan terlarang.

Beberapa metode/modus kejahatan pemerkosaan:

1. Memberi obat bius agar tidak sadarkan diri

2. Memberi ancaman pada korban agar tidak berdaya

3. Melakukan penganiayaan agar tidak sadarkan diri atau tidak berdaya

4. Menghipnotis korban agar mau melakukan apa yang diinginkan pemerkosa

5. Memberi obat perangsang agar korban jadi birahi / bernafsu

6. Dijadikan wanita penghibur / pelacur bayaran

7. Dicekoki menuman keras agar mabuk setengah sadar

8. Diculik lalu digagahi di tempat yang tersembunyi

9. Ditipu akan diberikan sesuatu atau dijanjikan sesuatu, dll

D. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN WANITA MENJADI KORBAN PERKOSAAN

1. Memakai pakaian yang mini

Wanita yang memakai pakaian mini bahkan sampai menonjolkan auratnya tentu

membuat banyak pria tergoda walaupun sebelumnya tidak ada niatan untuk melakukan hal

yang tidak semestinya dilakukan.

2. Cantik

Wanita yang cantik sering diincar oleh para pelaku pemerkosa walaupun berjilbab

sekalipun.

3. Berjalan sendirian di tempat sepi

Jika memenuhi kriteria no. 1 dan no. 2 dan sendian di tempat umum, inilah target

empuk bagi para pemerkosa.

Page 29: Makalah Agama Buddha

29

4. Memakai perhiasan yang berlebihan

Hal ini lebih cenderung pada kasus perampokan, namun banyak juga kasus

perampokan disertai pemerkosaan.

5. Masih perawan/ABG

Inilah sasaran empuk berikutnya bagi para penjahat, khususnya penjahat kelamin. Jadi,

para ABG harus berhati-hati bila sedang ada pada kriteria no. 1-4.

6. Dandanan menor

Riasan yang berlebihan mungkin dapat meningkatkan hawa nafsu bagi para pria.

Sebaiknya wanita harus berdandanl seperlunya dan janga terlalu menor.

7. Body dan cara berjalan

Wanita yang mempunyai body langsing dan cara jalan yang ngegol juga dapat

membuat hawa nafsu kaum adam meningkat.

E. DAMPAK PEMERKOSAAN

Beberapa akibat/dampak buruk pada korban pemerkosaan adalah sebagai berikut.

a. Menjadi stress hingga mengalami gangguan jiwa

b. Cidera ata luka-luka akibat penganiayaan

c. Kehilangan keperawanan / kesucian

d. Menjadi trauma pada laki-laki dan hubungan seksual

e. Bisa menjadi seorang lesbian atau homo yang menyukai sesama jenis

f. Masa depan suram karena dikanal sebagai korban perkosaan

g. Sulit mencari jodoh karena sudah tidak perawan

h. Bisa membalas dendam pada orang lain

i. Hamil di luar nikah yang sangat tidak diinginkan

j. Anak hasil perkosaan bisa dibenci orang tua, kerabat, tetangga, dll

k. Merusak mental seorang anak karena belum waktunya mengenal seks

l. Menjadi pasrah dan terus melakukan hubungan seks pranihah

m. Merasa kotor dan akhirnya terjun sebagai psk untuk mendapat uang.

n. Terkena penyakit menular seksual yang berbahaya, dll

Page 30: Makalah Agama Buddha

30

F. CONTOH BERITA PERKOSAAN

JADI TERSANGKA, 2 PEMERKOSA ANAK POLISI DITAHAN POLRES JAKBAR

2 Remaja pria A (17) dan W (16) yang diduga melakukan pemerkosaan terhadap RM (15), telah

menjadi tersangka. Tersangka pemerkosaan putri anggota polisi itu sudah ditahan di Polres

Metro Jakarta Barat.

"Kami sudah tetapkan kedua pelaku sebagai tersangka dan keduanya ditahan di tahanan Polres,"

kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Barat AKP Slamet,

ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Atas perbuatannya, kedua pelaku dikenakan pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak.

Ancaman hukuman untuk kedua pelaku minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.

"Sedangkan korban sudah berada di rumahnya," tambah Slamet.

Saat ini, RM telah selesai divisum dan sudah diperbolehkan pulang ke tempat tinggalnya di

Tangerang, Banten. "Pemeriksaan RM juga sudah selesai," jelas Slamet.

(sumber : www.liputan6.com)

Page 31: Makalah Agama Buddha

31

G. PANDANGAN AGAMA BUDDHA TENTANG PERKOSAAN

Dalam agama Buddha, perkosaan bukan sekedar masalah seks semata tetapi termasuk

tindak kekerasan. Karena itu Buddha Dharma menolak tindak kekerasan dalam bentuk apapun,

kepada siapapun. Jangankan kekerasan terhadap manusia seperti perkosaan terhadap wanita,

kepada tumbuh-tumbuhan sekalipun Buddha Dharma menganjurkan untuk tidak melakukan

kekerasan.

Dalam kitab suci Angguttara Nikaya II. 7, Sang Buddha Bersabda : “Ada Dua hal

sebagai Dhamma Pelindung Dunia yaitu Rasa Malu (Hiri) dan Rasa Takut (Ottapa)”. Hiri

tumbuh dari hati nurani dalam diri seseorang sedangkan Ottapa datang dari pengalaman

menghadapi dunia luar. Bila kedua Dhamma ini tidak menjadi Pelindung Dunia, maka

seseorang tidak akan menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya.

Melaksanakan disiplin pada dasarnya adalah menguasai atau menaklukkan diri sendiri.

“Sesungguhnya menaklukan diri sendiri lebih baik daripada menaklukan orang lain; Orang

yang telah menaklukan dirinya sendiri selalu hidup terkendali.”

“Orang yang penuh semangat, selalu sadar, murni dalam perbuatan, memiliki pengendalian diri,

hidup sesuai Dhamma dan selalu waspada, maka kebahagian akan bertambah.”

Umat Buddha wajib melaksanakan Sila, bagi umat awam adalah Pancasila Buddhis dan

Panca Dhamma.

Pancasila Buddhis adalah Lima moral tahap pertama memasuki kehidupan beragama

Buddha, Sila ini bila dilaksanakan dengan baik akan membawa kemajuan, kemakmuran,

kehidupan surga. Pancasila Buddhis tersebut adalah :

1. Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup

2. Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan

3. Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan perzinahan (Asusila)

4. Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar

5. Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras atau barang madat yang

dapat melemahkan kesadaran.

Page 32: Makalah Agama Buddha

32

Untuk Sila ketiga, Zinah atau perbuatan seksual yang salah (maksudnya di luar

perkawinan yang dibenarkan) terjadi menyangkut 4 faktor :

1. Orang yang tidak patut disetubuhi

2. Ada niat untuk menyetubuhinya

3. Melakukan usaha untuk menyetubuhinya

4. Berhasil menyetubuhinya

Berat ringannya akibat buruk dari perbuatan seksual yang salah tergantung pada kekuatan

niat, cara (misalnya perkosaan), status orang yang disetubuhi.

Page 33: Makalah Agama Buddha

33

H. SOLUSI

Ada beberapa saran/tips agar tidak menjadi korban pemerkosaan, diantaranya adalah

sebagai berikut.

1. Berpakaianlah yang Sopan

Berpakaianlah yang sopan saat bepergian agar terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan.

2. Longgarkan Pakaian Anda

Laki-laki normal akan lebih suka melihat perempuan yang berbaju ketat dan terlihat apa-

apa yang tak seharusnya terlihat di khalayak umum. Karena itu penampilan wanita dengan

model ini di depan umum tentu saja menggiurkan bagi laki-laki sehingga kadang menerbitkan

keinginan para lelaki untuk memperkosa. Selain menurut kesehatan pakaian longgar bisa

memberi pori-pori bebas bernafas dan memperlancar kulit mengeluarkan keringat yang

memang harus di buang.

3. Hindari Berdandan Berlebihan

Jangan berdandan berlebihan jika keluar rumah. Sekedar pantas menjadi sebuah pilihan

terbaik. Cara bicara yang manja dan penuh godaan itu termasuk dandanan juga. Maka jaga lisan

anda. Walaupun anda sedang bicara dengan teman atau sahabat anda. Tindak kekerasan

seksualitas tidak mengenal batas kekerabatan.

4. Jangan Berduaan saja dengan Lawan Jenis

Ini termasuk situasi yang memberi peluang, karena laki-laki selalu suka dengan situasi

macam ini. Entah itu dengan teman, pacar atau siapapun yang berbeda jenis kelamin. Aturan

agama yang melarang berdua-duaan dan bersepi-sepian ini sudah sangat jelas. Bahwa jangan

berdua-duaan karena di antara yang dua itu selalu ada setan.

5. Jangan Keluar Rumah Malam-Malam

Batas keluar malam itu memang ada aturannya bagi wanita. Bagaimanapun setan itu

selalu lebih suka keluar malam dari pada siangnya. Malam itu waktunya untuk istirahat, bukan

untuk keluyuran kemana-mana.

6. Usahakan Selalu di Tempat Ramai

Lelaki baikpun bisa saja menjadi seorang pemerkosa jika dihadapkan pada situasi yang

ideal untuk melakukannya. Misalnya ia melihat ada perempuan yang berjalan sendiri di tempat

sepi. Karena itu jangan beri peluang siapapun untuk berbuat jahat pada anda. Jika terpaksa

sendiri ambil rute ke kerjaan atau rumah yang sekiranya ramai dan masih dalam jangkauan

petugas keamanan. Jangan sepelekan kendaraan umum yang kelihatan ramai seperti angkot bus

atau ojek. Banyak kasus justru pemerkosaan berawal dari kendaraan-kendaraan ini

Page 34: Makalah Agama Buddha

34

BAB IV

TAWURAN PELAJAR

A. PENGERTIAN TAWURAN PELAJAR

Dalam kamus bahasa Indonesia

“tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian

yangmeliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar”

adalah seorang manusia yang belajar.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian

tawuran antar pelajar adalah pertemuan antara

dua atau lebih kelompok yang sama-sama

kurangberpendidikan mampu menimbulkan

perkelahian diantara mereka ditempat umum

sehinggaorang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.

Tawuran antar pelajar ini termasuk kedalam jenis penyimpangan kolektif (group deviaton)

dimana pelajar yang berlaku dalammasyarakatsehingga menimbulkan keresahan, ketidak

amanan, ketidak nyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.

Tawuran antar pelajar dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan

sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mautidak mau

terkadang harus ikut tindak kenakalan tersebut. Padahal mereka pun sadar bahwa dengan

mereka ikut serta dalam tawuran antar pelajar tersebut akan merugikan dirinya sendiri

danmasyarakat, namun ironisnya mereka menganggap itu semua sebagai cara mereka

untuk mempertahankan kelompok atau sekolah mereka masing-masing.

B. ALASAN TERJADINYA TAWURAN PELAJAR

Alasan pertama, tawuran bisa terjadi karena pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya

media yang menyuguhkan pemberitaan-pemberitaan perlakuan anarkis yang kemudian mereka

tonton hampir setiap hari, yang dimaksudkan tontonan ini dapat berupa demonstrasi anarkis

yang biasanya dilakukan oleh para kelompok kontra pemerintah. Tindakan yang mereka

lakukan terkadang sampai merusak dan baku hantam dengan petugas keamanan. Perbuatan-

Page 35: Makalah Agama Buddha

35

perbuatan ini lah yang kemudian secara tidak langsung memberikan dampak negatif pada anak-

anak dan menciptakan pola pikir yang salah dalam perkembangan anak-anak usia sekolah.

Alasan kedua, minimnya pandampingan orang tua terhadap anak-anak usia sekolah. Peran

serta orang tua dalam lingkup keluarga jelas merupakan faktor yang sangat mutlak diperlukan

bagi tumbuh kembangnya anak. Pembimbingan keluarga sangat menentukan pola pikir dan

perbuatan anak. Anak yang dibimbing dengan baik dalam keluarganya biasanya memiliki rasa

tanggung jawab tinggi terhadap diri sendiri dan keluarga.

Alasan ketiga, kurangnya area bermain. Kenapa tawuran menjadi sering dilakukan oleh

anak-anak usia sekolah, ini besar kemungkinan karena kurangnya area bermain. Khususnya di

Ibukota Jakarta, dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan kota yang akhirnya berorientasi

pada pertumbuhan ekonomi seringkali lupa akan kepentingan anak-anak. Kita lupa bahwasanya

kita pernah mengalami masa anak-anak. Sekarang banyak anak-anak yang hilang masa kanak-

kanaknya akibat tidak adanya fasilitas. Mungkin ada, tapi itu sudah menjadi milik anak-anak

yang memiliki uang, contohnya bermain di pusat perbelanjaan yang kemudian harus menguras

“kocek” yang tidak sedikit. Bagaimana nasib anak-anak yang berasal dari golongan masyarakat

bawah? Dimana tempat mereka bermain?

Page 36: Makalah Agama Buddha

36

C. DAMPAK TAWURAN PELAJAR

· Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu

cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian.

· Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar

yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.

· Terganggunya proses belajar mengajar.

· Menurunnya moralitas para pelajar.

· Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai

Page 37: Makalah Agama Buddha

37

D. CONTOH BERITA TAWURAN PELAJAR

Tawuran SMAN 70 dan SMAN 6, Satu Pelajar Tewas

Liputan6.com, Jakarta: Pelajar SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta kembali terlibat tawuran di ruas

Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan, Senin (24/9). Satu korban meninggal dunia akibat luka

tusuk.

"Memang tadi ada tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70 sehabis zuhur. Sudah biasa kedua SMA

itu tawuran," kata Sony, tukang parkir di kawasan itu.

Salah seorang guru SMAN 70, Cecep mengatakan, satu korban yang meninggal dunia bernama

Alawi (15), siswa kelas X SMAN 6. Dia mengalami luka tusuk benda tajam di bagian dada.

Menurutnya, selain Alawi, ada dua siswa lagi menjadi korban aksi tawuran itu yang mengalami

luka berat. "Ada dua orang luka berat. Namun, belum diketahui identitasnya," terang Cecep saat

dijumpai di lokasi. Kini, ketiga korban kini dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan.

(sumber : www.liputan6.com)

Page 38: Makalah Agama Buddha

38

E. PANDANGAN AGAMA BUDDHA TENTANG TAWURAN PELAJAR

Buddha tidak memberi tempat bagi segala penyiksaan baik itu terhadap diri sendiri maupun

orang lain. Tetapi justru memberikan kebaikan, manfaat, kehidupan kebahagiaan baik untuk diri

sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar.

Orang hendaknya memiliki rasa malu terhadap perbuatan jahat atau perbuatan tidak baik

(Hiri), dan rasa takut terhadap akibat-akibat perbuatan jahat (Otapa).

Etika Buddhis menegaskan untuk hidup bersusila yang mandiri dan peduli. Hidup

bersusila ini perlu dibentuk dan ditumbuh kembangkan, terutama bagi para pelajar yang sedang

dalam proses pencarian jati diri dan pembentukan identitas.

Dengan berlandaskan sila yang kuat untuk mengendalikan diri serta memiliki hiri dan

otapa, serta pengembangan cinta kasih dari setiap masing-masing pelajar, maka tawuran dapat

dihindari.

Page 39: Makalah Agama Buddha

39

F. SOLUSI

Ada beberapa solusi yang bisa diterapkan agar terhindar dari tawuran pelajar, diantaranya

adalah sebagai berikut.

1. Menjalin Komunikasi yang Baik antara Orangtua dan Anak.

Orang tua harus bisa meluangkan waktunya untuk bersosialisi dengan anaknya.

Memposisikan dirinya sebagai teman dalam memberikan feedback agar si anak bisa

mengeluarkan keluh kesahnya secara positif tanpa harus menyimpang ke perilaku destruktif.

Orang tua juga bisa memberikan teladan yang baik di rumah dengan teladan yang baik

dirumah mereka akan lebih tidak mudah terpengaruh terhadap aktifitas yang bersifat anarkis.

2. Menjaga Keharmonisan di dalam Keluarga.

Orang tua juga harus pandai-pandai dalam menjaga emosi anaknya. Tidak mengekang

atau mendikte selama hal yang dikerjakan masih positif dan menjaga sikap di depan anak,

misalnya menghindari pertengkaran fisik di hadapan sang anak karena apabila tidak

dihindari hal-hal seperti itu mereka akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya.

3. Memberikan Pendekatan Agama dengan Benar.

Pendidikan agama juga sangatlah penting dalam pembentukan fondasi kepribadian

sang anak. Agar si anak menerapkan nilai-nilai moral dan solidaritas antar sesama dalam

pergaulannya.

4. Jangan Mudah Terprovokasi.

Teliti, cermati dan gali setiap informasi yang kita dengar dan kita lihat, sebelum

mengambil tindakan terhadap permasalahan tersebut.

Page 40: Makalah Agama Buddha

40

KESIMPULAN

1. Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah

bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup,

maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.

Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

Mengkonsumsi bahan-bahan berbahaya dan memabukkan tersebut jelas sangat merugikan bagi

pengembangan batin dan melanggar sila kelima dari Pancasila Budhis yang berbunyi:

“Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami”

2. Aborsi adalah menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah

“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum

janin dapat hidup di luar kandungan.

Agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi karena telah

melanggar pancasila Buddhis, menyangkut sila pertama yaitu Panatipata.

3. Pemerkosaan/Perkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika

seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam

bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau

dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.

Dalam agama Buddha, perkosaan bukan sekedar masalah seks semata tetapi termasuk tindak

kekerasan. Karena itu Buddha Dharma menolak tindak kekerasan dalam bentuk apapun, kepada

siapapun.

4. Tawuran antar pelajar adalah pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama

kurangberpendidikan mampu menimbulkan perkelahian diantara mereka ditempat umum

sehinggaorang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.

Buddha tidak memberi tempat bagi segala penyiksaan baik itu terhadap diri sendiri maupun

orang lain. Tetapi justru memberikan kebaikan, manfaat, kehidupan kebahagiaan baik untuk diri

sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar.

Page 41: Makalah Agama Buddha

41

PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang disampaikan dalam

makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis mengharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang

membangun demi sempurnanya makalah ini dan dapat lebih baik pada pembuatan makalah

berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada

umumnya.