RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA...

44
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA KERJA (PANJA) DENGAN KEPALA LAPAN KEMENRISTEK Tahun Sidang : 2012-2013 Masa Persidangan : IV Rapat ke- : - Jenis Rapat Sifat Rapat Rapat Dengan : : : Panja Terbuka Kepala Lapan Hari/Tanggal : Rabu, 29 Mei 2013 W a k t u : 10.56 s.d 13.00 WIB T e m p a t : Ruang Rapat Komisi VII, Gedung Nusantara I Jl. Jend. Gatot Subroto – Jakarta Ketua Rapat : H. Achmad Farial (Ketua Panja RUU Tentang Keantariksaan) Didampingi : Ir. Isma Yatun, MT (Sekretaris Panja) Sekretaris Rapat : Dr. Dewi Barliana Soetisna., M.Psi. (Kabagset Komisi VII DPR RI) Didampingi: - Reny Amir, SH., MM., M.Li (Kasubag Rapat) - Suharyanto, BPA (Kasubag TU) - Rachmat Hidayansyah (Tenaga Ahli) - Bisman Bachtiar (Tenaga Ahli) A c a r a : Membahas DIM yang dipanjakan H a d i r : ANGGOTA DPR RI: 26 dari 26 orang Anggota dengan rincian: 1. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT 7. dari 7 orang Anggota; 1. Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana, MM 2. Drh. Jhonny Allen Marbun, MM 1

Transcript of RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA...

Page 1: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN

PANITIA KERJA (PANJA) DENGAN KEPALA LAPAN KEMENRISTEK

Tahun Sidang : 2012-2013 Masa Persidangan : IV Rapat ke- : - Jenis Rapat Sifat Rapat Rapat Dengan

: : :

Panja Terbuka Kepala Lapan

Hari/Tanggal : Rabu, 29 Mei 2013 W a k t u : 10.56 s.d 13.00 WIB T e m p a t : Ruang Rapat Komisi VII, Gedung Nusantara I

Jl. Jend. Gatot Subroto – Jakarta Ketua Rapat : H. Achmad Farial

(Ketua Panja RUU Tentang Keantariksaan) Didampingi : Ir. Isma Yatun, MT (Sekretaris Panja)

Sekretaris Rapat : Dr. Dewi Barliana Soetisna., M.Psi. (Kabagset Komisi VII DPR RI) Didampingi:

- Reny Amir, SH., MM., M.Li (Kasubag Rapat)

- Suharyanto, BPA (Kasubag TU)

- Rachmat Hidayansyah (Tenaga Ahli)

- Bisman Bachtiar (Tenaga Ahli) A c a r a : Membahas DIM yang dipanjakan

H a d i r : ANGGOTA DPR RI: 26 dari 26 orang Anggota dengan rincian: 1. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT

7. dari 7 orang Anggota;1. Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana, MM2. Drh. Jhonny Allen Marbun, MM

1

Page 2: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

3. H. Sutan Sukarnotomo 4. Ir. S. Milton Pakpahan, MM 5. Teuku Irwan 6. Hj. Siti Romlah 7. Efi Susilowati

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR 5 dari 5 orang Anggota;

1. Zainudin Amali, SE 2. DR. H. M. Azwir Dainy Tara, MBA 3. Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman, MBB 4. H. Dito Ganinduto, MBA 5. Dr. H. M. Markum Singodimejo

3. FRAKSI PDI PERJUANGAN 4 dari 4 orang Anggota;

1. Daryatmo Mardiyanto 2. Ir. Isma Yatun 3. Ir. Bambang Wuryanto, MBA 4. Irvansyah

4. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 3 dari 3 orang Anggota;

1. H Yan Herizal, SE., MBA 2. Nurhasan Zaidi, S.Sos 3. DRS. Muhammad Idris Luthfi, MSc

5. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 2 dari 2 orang Anggota;

1. Ir. Alimin Abdullah 2. H. Jamaluddin Jafar, SH., MH

6. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 2 dari 2 orang Anggota;

1. H. Achmad Farial 2. Tommy Adrian Firman

7. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 1 dari 1 orang Anggota;

1. Ir. Nur Yasin, MBA 8. FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA

1 dari 1 orang Anggota; 1. Drs. H. Mulyadi, M.MA

2

Page 3: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

9. FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT 1 dari 1 orang Anggota. 1. Drs. M. Ali Kastella. M.MT

PEMERINTAH Kepala Lapan dan jajarannya

3

Page 4: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT (H. ACHMAD FARIAL/F.PPP) : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua Yang kami hormati anggota panja komisi VII DPR-RI Yang kami hormati kepala lapan dan tim pemerintah serta hadirin yang berbahagia Sesuai dengan undangan yang telah disampaikan berdasarkan jadwal acara rapat

komisi 7 DPR Masa Persidangan 4 tahun 2012-2013 pada hari ini kita akan melaksanakan rapat panitia kerja dengan kepala lapan dan tim pemerintah dengan agenda pelaksanaan fungsi legislasi khususnya terkait dengan pembahasan rancangan Undang-Undang tentang Keantariksanaan, berdasarkan data dari sekretariat komisi 7 jumlah anggota fraksi yang hadir lima fraksi sehingga sesuai dengan tata tertib rapat ini memenuhi kuorum dan dapat dimulai, oleh karena itu dengan ini rapat dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(Rapat dibuka Pukul 10.56 WIB) kami tawarkan rapat pada kesempatan ini sampai jam satu atau 13.00 dan akan ke

lanjut atau tambah waktu lagi sesuai dengan kesepakatan forum. Bapak dan Ibu yang kami hormati, Berdasarkan tata-tertib DPR RI dalam Pasal 138 menyebut pada ayat satu pembicaraan

tingkat satu dilakukan dalam : a. Rapat kerja b. Rapat panitia kerja c. Rapat tim perumus/tim kecil dan atau d. Rapat tim sinkronisasi

Pada Ayat 2 dalam pembicaraan sebagaimana dimaksud pada ayat satu dapat dilakukan mekanisme lain sepanjang disepakati oleh pimpinan dan anggota rapat, terkait dengan hal tersebut sebagaimana telah kita ikuti bersama,rapat kerja pembahasan RUU tentang keantariksaan pada hari Senin tanggal 27 Mei 2013 yang lalu telah menetapkan terdapat 366 DIM yang tetap137 DIM masuk panjat 10 tim masuk Timus dan 101 tim masuk Timsin, serta dengan catatan apabila dalam setiap pembahasan terdapat DIM yang telah ditetapkan namun perlu ada perubahan atau perbaikan maka akan ditinjau kembali untuk dilakukan perubahan atau perbaikan dengan persetujuan bersama.

Untuk itu sesuai dengan hasil rapat kerja tersebut pada hari ini kita akan melakukan pembahasan DIM yang telah ditetapkan pembahasan lebih lanjut dalam forum Pajak sebelum kita membahas DIM satu persatu pada kesempatan pertama kami persilakan kepada kepala lapan atau yang mewakili tim pemerintah untuk memberikan pengantar atau sambutan serta memperkenalkan tim pemerintah dalam pembahasan dipanja, untuk itu kami persilakan

KEPALA LAPAN : Terima kasih Bapak Pimpinan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

4

Page 5: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Bapak Pimpinan dan anggota panja RUU keantariksaan yang kami hormati. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan bapak-bapak untuk mulai

membahas Rancangan Undang-Undang keantariksaan ini dan kami untuk itu telah bersama-sama di sini, kami dibantu oleh personil atau staf dari kementerian Hukum dan HAM, ada staf bahasa dari pusat bahasa, kami sendiri dari lapan sudah siap dan kami mohon maaf kami belum bisa menghadirkan para ahli Hukum kecuali dari Hukum keantariksaan kecuali dari Lapan, kami berharap pada kesempatan rapat yang berikutnya kami bisa menghadirkan mereka. Jadi kami sampaikan kami siap untuk mengikuti rapat pembahasan Rancangan Undang-Undang keantariksaan demikian.

Terima kasih KETUA RAPAT : Demikian sambutan kepala lapan yang mewakili tim pemerintah selanjutnya kita akan

membahas dan menetapkan DIM secara berurutan sesuai dengan yang telah tetapkan oleh Raker.

F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Ketua. KETUA RAPAT : Silakan. F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Sesuai dengan tata tertib yang mendampingi pemerintah tadi tidak jelas ada kehakiman

siapa, dari ahli bahasa musti ada jelas kalau tidak lengkap tidak bisa kita lanjutkan Ketua, itu tatib ketua.

KEPALA LAPAN : Kalau bisa memperkenalkan diri saja Pak ‘ya, dari. F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Tolong didepan dong. KETUA RAPAT : Pindah kedepan, mendampingi pemerintah, dari Kum HAM, dari Ahli Bahasa. F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Yang ahli bahasa juga didepan, dari Kementerian luar negeri kalau salah, ketahanan

nasional, kementerian Pertahanan Pak KEPALA LAPAN : Kemarin itu kami waktu konsultasi dengan sekretariat yang di minta dari penyusun dari

Lapan saja Pak dibantu oleh, jadi kami saat ini tidak mengundang sesuai dengan undangan dari kementerian lain.

F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Jadi tatibnya Pak disamping terlibat untuk pembahasan Undang-Undang ini harus jelas,

kalau lapankan intern Bapak, karena ini ada kepentingan secara nasional. Jadi kalau tidak sesuai

5

Page 6: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

dengan tatib yang ada bisa tidak dilanjutkan Undang-undang dianggap cacat hukum, tolong Pak Ketua diperhatikan itu Pak.

KETUA RAPAT : Kalau tidak diampresnya bias berdiri sendiri ini Pak, bisa kita lanjutkan. F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Dijelaskan dulu supaya tidak ada. KETUA RAPAT : Tolong kepala Lapan untuk menjelaskan. KEPALA LAPAN : Jadi saya perkenalkan dulu Pak yang ahli bahasa silakan Pak. AHLI BAHASA : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Nama saya Wisnu Sasongko dari Badan Bahasa dari kementrian pendidikan dan

kebudayaan. KEPALA LAPAN : Dari Kementerian Hukum dan HAM. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM : Terima kasih Bapak dari Pemerintah. Bapak dan Ibu yang kami hormati nama saya Muhammad Walihadin perncang

peraturan perundang-undangan dari kementeri Hukum dan HAM. Terima kasih Pak. KEPALA LAPAN : Dari kementerian ristek. KEMENTERIAN RISTEK : Kepala biro Hukum dan humas dari kementerian ristek. KETUA RAPAT : Cukup Pak Azwir itu ada Ampresnya, kita lanjutkan. Baik kita langsung membaca DIM Nomor 11 Antariksa adalah ruang beserta isinya yang

terdapat di luar ruang udara yang mengelilingi dan melingkupi ruang udara, Fraksi Hanura tidak ada.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pak Ketua saya pikir ini kita lewatkan ini karena yang mengusulkan itu perubahan adalah

dari Partai Hanura yang ada ini mungkin Gerindra, PPP dan dan PAN itu mungkin di lihat usulannya, kalau yang belum ini pasti kita mungkin baiknya ditundanya Pasal ini karena satu-satunya partai mengusulkan ini adalah Hanura.

Terima kasih Pimpinan.

6

Page 7: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT Ini banyak yang PDIP, Hanura yang tidak hadir ‘ya berarti kita terpaksa kita pending

semua ini. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Jadi kitakan ada beberapa pasal seperti PAN ada beberapa pasal, diajukan. Nah yang

ada yang mewakili ini sebaiknya itulah yang dulu disahkan terlebih dahulu, kita tidak usah bahasa 11 dulu ini atau kita lewati atau kalau memang karena dia tidak hadir ‘ya kita tetapkan saja tetap.

KETUA RAPAT : Saya minta pendapat anggota apakah kita tetapkan atau kita kita tunggu sampai

Fraksinya ada. F-PG (DR. H. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Biasa ketua saya juga 20 kali membahas Undang-undang selama 3 periode Anggota

DPR itu kita teruskan, kita sahkan, karena rapat itu sudah resmi artinya datang atau tidak datang harus ikut menyetujui. jadi enggak ada istilah tunda Ketua. Jadi kita sahkan saja Ketua. Atau yang kedua ketua mereka titip kepada Fraksi mana yang bisa membantu, biasanya begitu.

KETUA RAPAT : Jadi kita sahkan saja ya apakah ada perubahan. F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Lanjut saja Pimpinan. KETUA RAPAT : Bagaimana dengan pemerintah KEPALA LAPAN : Tidak ada perubahan, setuju Pak. KETUA RAPAT : Setuju.

(RAPAT : SETUJU) F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Walaupun sudah disetujui. Tadikan kita tanya ada usulan ya dari Hanura tanggapan pemerintah bagaimana ini

apakah setuju perubahan ini atau tetap saja yang ada di sini sesuai dengan pengajuan kita begitu.

Terima kasih. KEPALA LAPAN : Jadi kami sampaikan kami tetap posisi yang kami usulkan sesuai dengan definisi. KETUA RAPAT : Tetap tidak ada perubahan ‘ya. DIM No. 13.

7

Page 8: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Ruang udara adalah ruang yang mengelilingi dan melingkupi seluruh permukaan bumi yang mengandung udara bersifat gas.

Fraksi PPP, usulan perubahan dari Fraksi PPP menghilangkan kalimat yang mengandung udara yang bersifat gas, setelah perubahan ruang udara adalah ruang yang mengelilingi dan melingkupi seluruh permukaan bumi.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Jadi saya bantu, jadi mungkin dari pemerintah menanggapi usulannya PPP ini gimana

kalau memang sudah terima atau ditolak, mungkin bisa berargrumentasi dengan mewakili kita ini. Terima kasih. KEPALA LAPAN : Terima kasih Pak. Jadi justru di dari usulan kami ruang yang ruang udara itu ciri khasnya ada gasnya begitu

Pak, jadi kalau kita mengikuti bawa ruang udara adalah ruang yang mengelilingi dan melingkupi seluruh bumi itu termasuk antariksa, jadi berbedanya dengan antariksa karena ruang udaranya berisi gas.

Jadi kami mengusulkan untuk tetap padat di definisi semula, itu Pak KETUA RAPAT : Saya sependapat dengan kepala lapan dengan memakai gas, saya juga mewakili Fraksi

PPP ini Pak. Jadi kita tetap, Setuju Pak Tomy.

(RAPAT : SETUJU) F-GERINDRA (DRS. H. MULYADI., M.MA) : Pimpinan mohon ijin, Mulyadi Gerindra Pimpinan. Pembahasan item peritem DIM ini ada dari Fraksi Hanura sama juga nomer 13 beliau

juga ada usulan, saya mengusulkan jika memungkinkan setiap ada Fraksi yang tidak hadir disini tapi memberikan usulan item itu dilewatkan saja dulu karena bahwa beresiko kedepan inikan peristiwa hukum prosesnya pimpinan, jadi saya lihat beberapa item kebelakang ada juga nanti dari PDIP yang memberikan usulan, kita tidak memberikan kesempatan untuk mengkonfortir atau argumentasi begitu pimpinan, jika memungkinkan setiap item yang ada usulan dari Fraksi yang tidak hadir itu dilewatkan dulu berikanlah kesempatan untuk konfrontir atau argumentasi itu Pimpinan, jika memungkinkan setiap item yang ada usulan dari Fraksi yang tidak hadiri lewat, itu dilewat dulu, hanya usulan.

Terima kasih. KETUA RAPAT : Ya kalau setiap pembahasan DIM dipanja ini ada yang tidak datang Fraksinya ada 3

usulan, 3 rubahan dari 3 Fraksi, satu tidak hadir masa kita harus tunda, kapan mau selesainya kalau begini, kita kejar-kejaran waktu ini Pak, sedang waktu jadwal kita rapat ini sangat padat.

8

Page 9: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-GERINDRA (DRS. H. MULYADI., M.MA) : Gerindra prinsipnya silakan saja selama mekanismenya di Tatib bisa dilaksanakan kita

ikut, jadi saya hanya mengingatkan saja, jangan sampai kedepan ini malah menjadi pintu masuk terhadap keberatan-keberatan kedepan dari Fraksi-Fraksi yang mengusulkan perubahan.

Terima kasih KETUA RAPAT : Begini, Kita kan sudah mengirim undangan untuk hadir kalau anggotanya tidak hadir,

kan undangan sudah dikirim dari kemarin, sudah dari minggu yang lalu anggota Fraksi tidak hadirkan, bukan salah kita lagi.

F-GERINDRA (DRS. H. MULYADI., M.MA) : Saya sesuai mengajukan usulan hanya sekedar mengingatkankan saja, kalau misalnya

lanjut, kita lanjutkan. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pimpinan. Saya kira ini bukan sekali ini kita adakan yang ini ya pembahasan ini masih lanjut masih

akan ketemu nanti di Baleg atau di Pansus nanti wakilnya PDI-P di Baleg pasti dia sanggah kalau memang tau kalau memang diberikan masukan di Pansuspun juga begitu jadi masih bertingkat ini saya pikir awal daripada ini daripada kita stagnan lebih baik kita lanjut ya saya kira gitu Pak Ketua.

F-P.GOLKAR (DR H.M AZWIR DAINY TARA,MBA) : Pimpinan. Saya menegaskan kembali setiap rapat itu mengikat jadi kalo tidak hadir bukan salah

rapat tapi salah yang bersangkutan jadi kita boleh terus usul Pemerintah yang kita pertahankan. Terima kasih ketua F-PPP (TOMMY ANDRIAN FIRMAN) : Pimpian, Saya setuju dengan Pak Azwir Pimpinan. KETUA RAPAT : Bagaimana Pemerintah tetap. Baik kita tetapkan DIM nomer 13 ya

(RAPAT : SETUJU) DIM Nomor 14. Penyelenggaraan keantariksaan adalah setiap kegiatan eksplorasi dan pemanfaatan

antariksa yang dilakukan baik di bumi dan dari bumi ruang udara serta anatriksa. Usulan perubahan menambahkan kalimat dan eksploitasi dan menambahkan kalimat serta melingkupi setelah perubahan penyelenggaraan keantariksaan adalah setiap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta pemanfaatan antariksa yang dilakukan baik di dan dari bumi ruang serta semua semua yang melingkupi antariksa.

Ini usulan dari Fraksi PPP Pak.

9

Page 10: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KEPALA LAPAN : Terima kasih Pak. Sebenarnya usulan pemerintah itu lebih banyak mengacu kepada konvensi tentang

traktat antariksa pada saat itu memang eksploitasi antariksa belum ada tapi sekarang eksploitasi antariksa itu sudah mulai, misalnya benda antariksa meteor itu sudah mulai dicoba diambil materi yang bermanfaat. Jadi kami pada dasarnya menyerahkan kepada panja apabila memang disetujui oleh panja pemerintah bisa, menyetujui. Kami bisa menerima eksploitasi.

F-PPP (TOMY ADRIAN FIRMAN) : Iya yang eksploitasi, terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT : Jadi kembali ke DIM awal atau tetap perubahan. Pemerintah setuju dengan perubahan. AHLI BAHASA : Bapak usul dari Ahli bahasa Bapak. KETUA RAPAT : Silakan. AHLI BAHASA : Eksploitasi itu sudah ada maknanya pemanfaatan, sementara disitu aslinyakan

eksploitasi dan pemanfaatan, jadikan dua. Jadi cukup DIM Pemerintah ini bahwa kata, kalau memasukan Fraksi PPP memasukan

kata eksploitasi makna salah satu kata eksploitasi itu adalah pemanfaatan, berartikan dua jadi saya pikir kembali saja ke DIM Pemerintah.

Terima kasih. KETUA RAPAT : Bagaimana Pak Tomy Fraksi PPP apa kembali ke DIM Pemerintah atau dengan usulan

Fraksi. F-PPP (TOMY ADRIAN FIRMAN) : Begini Pimpinan. Saya rasa tetap saja, ini yang eksploitasinya tetap, dimasukan Pimpinan. KETUA RAPAT: Jadi dengan usulan Pemerintah, tetap dengan usulan pemerintah. F-PPP (TOMY ADRIAN FIRMAN) : Iya. KETUA RAPAT : Setuju.

(RAPAT : SETUJU)

10

Page 11: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

DIM Nomor 15. Asing adalah perseorangan warga negara asing badan usaha asing dan atau

pemerintah asing. Setuju Pemerintah.

(RAPAT : SETUJU) DIM Nomor 18. Roket adalah bagian wahana antariksa yang digunakan untuk mengantarkan muatan ke

antariksa dan atau mengembalikan wahana antariksa termasuk muatannya itu bumi. Setuju ?

(RAPAT : SETUJU) DIM Nomor 20. Keselamatan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam

pemanfaatan wilayah Indonesia wahana antariksa kawasan bandara antariksa transportasi antariksa, navigasi keantariksaan, masyarakat serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya di sini ada usulan dari fraksi PDIP.

F-PG (DR. H. M. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Kita kembali ke DIM Pemerintah Ketua. KETUA RAPAT : Kembali ke DIM Pemerintah ‘ya. KEPALA LAPAN : Kami nanya dulu Pak kepusat bahasa apa sudah cocok itunya, dari tata bahasanya. AHLI BAHASA : Lebih baik suatu saja karena lebih netral. Jadi tetap saja Bapak. KEPALA LAPAN : Jadi Pemerintah tetap. KETUA RAPAT : Tetap d ipemerintah. Setuju ya.

(RAPAT : SETUJU) DIM Nomer 21. Keamanan adalah suatu upaya dan komitmen secara internasional bagi setiap

penyelenggara keantariksaan untuk memelihara dan atau menjamin pemanfaatan antariksa dan benda langit lainnya untuk maksud-maksud damai dan tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan bumi dan antariksa melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia fasilitas dan prosedur.

Ahli bahasa yang lama Pak.

11

Page 12: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

AHLI BAHASA Kurang garis miring dan garis miring atau. KETUA RAPAT : Yang mana Pak. AHLI BAHASA Baris keenam keamanan adalah suatu upaya dan komitmen secara internasional bagai

setiap penyelenggara keantariksaan untuk memelihara dan garis miring atau. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pak ketua, Saya agak sependapat dengan usulan PDIP ini, disini hanya penambahan satu kata

yaitu segala, saya kira ini keamanan adalah segala upaya, jadi segalanya itu saya pikir bermakna untuk pasal ini, hanya satu redaksionalnya saja segala.

Terima kasih KETUA RAPAT : Kita tanya ke Lapan. KEPALA LAPAN : Jadi kalau segala itu jamak Pak kelihatannya Pak, suatu itukan tunggal, jadi suatu upaya

khusus keamanan, jadi saya menyerahkan ke Ahli Bahasa saja Pak. KETUA RAPAT : Ahli bahasa bagaimana. AHLI BAHASA : Suatu itu hanya satu untuk menyatakan benda yang kurang tentu, kalau segala itu

memang maknanya sekalian. Kemudian seluruh sama sekali para dan kas banyak itu makna segala. Jadi kalau suatu satu hanya satu untuk menyatakan benda yang kurang tentu, yang tidak definitive. Jadi itu suatu, itu betul keamanan adalah segala upaya, jadi semua upaya, bukan hanya salah satu.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Saya pikir sependapat dengan PDIP punya. KETUA RAPAT : Bapak sependapat dengan usul PDIP. AHLI BAHASA : Suatu diganti segala dalam DIM ini setuju. KEPALA LAPAN : Jadi diganti segala. Jadi keamanan adalah segala upaya dan komitmen secara internasional dan seterusnya. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Banyak upaya.

12

Page 13: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KEPALA LAPAN : Banyak upaya. KETUA RAPAT : Jadi setuju ya Pak dengan usulan PDIP. KEPALA LAPAN : Setuju dengan usulan PDIP. KETUA RAPAT : Setuju ‘ya semuanya.

(RAPAT : SETUJU) DIM Nomor 22. kerugian adalah suatu keadaan yang menimbulkan kematian, luka-luka atau bentuk

lainnya dan terganggunya kesehatan seseorang hilangnya atau rusaknya harta milik negara, milik pribadi atau badan Hukum atau harta benda organisasi internasional antar pemerintah.

Ini ada 2 usulan, Pak Tomy ada perubahan merubah kata haus ‘ya, dari PDIP dirubah dengan tambahan frasa.

Ahli bahasa bagaimana. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pak ketua. Saya sependapat dengan PDIP punya ini karena di sini apabila menimbulkan suatu

kerugian itu dapat dituntut ya kalau pemerintah ini belum ada kejelasan kalau menimbulkan kerugian siapa yang dituntut dalam hal ini tentunya menimbulkan kerugian itulah yang akan tuntut jangan orang yang menimbulkan kerugian tapi Lapan yang ditutut. Nah ini harus jelas segera itu Pak ketua.

KETUA RAPAT : Kita Tanya ahli bahasa. KETUA LAPAN : Kalau boleh saya memberikan penjelasan dulu Pak. sini itu lebih tak banyak mendifinisikan kerugiannya, nanti di pasal-pasal berikutnya baru

itu definisi itu digunakan untuk kaitan dengan penututan ada pasal Pasal 73 itu sudah. Mohon dilihat pasal 77 dibacakan saja Pak pasal 77.

KETUA RAPAT : Saya bacakan pasal 73, DIM 73. KEPALA LAPAN : Jadi Pasal 77 Ayat 2 itu sebenarnya meng-cover apa yang di usulkan PDIP P setiap

penyelenggara wajib mengganti setiap kerugian yang timbul akibat penyelenggara keantariksaan yang dilakukannya jadi memang di definisi itu hanya kerugian ya karena memang di pasal berikutnya itu ditegaskan di dalam pasal Pak bukan di dalam definisi, Pasal 77 Ayat 2.

13

Page 14: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT : Nomer 480. KEPALA LAPAN : Setiap penyelenggara Wajib mengganti setiap kerugian yang timbul akibat

penyelenggaraan keantariksaan dilakukan. KETUA RAPAT : DIM 480. KEPALA LAPAN : Kerugiannya itu didefinisikan di ketentuan umum pengaturannya didefinisikannya

diPasal 77, Jadi tidak tahu lagi di ketentuan umum di Rinci. F-PPP (TOMY ADRIAN FIRMAN) : Pimpinan ini sudah jelas Pasalnya ini Pimpinan, siapa yang akan dituntut ini Pimpinan. KETUA RAPAT : Bagiamana Pak Alimin. F-PAN :( IR. ALIMIN ABDULLAH) Disini kerugian memang disini mendefinisikan kerugian, nanti kalau ada kerugian baru,

penututannya yang bertanggung jawab siapa, saya kira betul. KETU RAPAT : jadi masuk kepasal berikutnya ‘ya. F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Disini memang hanya menjelaskan kerugian, tidak membicarakan masalah tuntut. KETUA RAPAT : Jadi DIM nomer 22 kita setujui.

(RAPAT : SETUJU) DIM nomer 24. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau walikota dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Ini ada usul perubahan tapi Fraksinya tidak ada orangnya. F-PPP (TOMY ADRIAN FIRMAN) : Saya rasa ini PDIP perlu juga pimpinan, artinya disinikan harus menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku. F-PG (DR. H. M AZWIR DAINY TARA, MBA) : Saya kira usul PDIP bagus ketua, menambahkan menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Saya setuju usul dari PPP tadi Pak. KETUA RAPAT : Saya tanya sama ahli bahasa

14

Page 15: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

AHLI BAHASA : Lazimnya Undang-undang yang tidak berlaku memang tidak usah ditulis. Jadi memang

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, itu sudah otomatis, yang tidak berlaku untuk apa disebutkan, artinya bahwa DIM ini sebenarnya cukup. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah, kalau ditambah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, nah kalau tidak berlaku untuk apa dicantumkan. Jadi tidak perlu menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KETUA RAPAT : Saya setuju dengan pendapat ahli bahasa, setiap Undang-undang pasti ada, masuk

disini sudah ada berlaku semua ini, sebagai Bupati-kan, Gubernur-kan menurut undang-undang juga.

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Pimpinan. Ini juga kadang-kadang inikan berlebihan. Jadi disini memang ada pemerintah daerah

yang pakai undang-undang yang tidak berlaku ‘kan tidak ada, setiap pemerintah daerah itu sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Kecuali ada contoh pemerintah daerah yang berdasarkan undang-undang yang tidak berlaku, buat apa nambah-nambah lagi. Jadi sudah benar ini sudah. Apa yang ada accessing dinegara kita semua pemerintah daerah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak perlu ditambah-tambah. Dengan pernyataan ini seolah-olah di daerah kita yang berdasarkan undang-undang yang tidak berlaku, bagaimana itu.

KETUA RAPAT : Setuju.

(RAPAT : SETUJU) Kita beralih ke DIM 25.

Instansi pemerintah adalah kementerian dan garis miring atau lembaga pemerintah non kementerian.

F-PG (DR. H. M AZWIR DAINY TARA, MBA) : Saya usul Pemerintah setuju Ketua. KEPALA LAPAN : Kalau pemerintah setuju Pak, karena mungkin sama seperti yang kasus sebelumnya ada

PDIP mengusulkan menurut peraturan perundang-udangan yang berlaku, sementara yang ini mestinya didasarkan pada peraturan perundang-udangan yang berlaku. Instansi pemerintah adalah kementarian dan atau lembaga pemerintah non kementerian

KETUA RAPAT : Setuju ?

(RAPAT : SETUJU)

15

Page 16: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

DIM nomer 26. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang riset dan

tekhnologi. Ini Cuma tambahan menurut peraturan perundang-udangan yang berlaku. Setuju ?

(RAPAT : SETUJU) DIM Nomer 27. Lembaga adalah instansi pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan dibidang

penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan.

Ini sama ada tambahan perubahan menurut peraturan perundang-udangan yang berlaku.

Setuju ? (RAPAT : SETUJU)

DIM nomer 30. Mewujudkan kemandiran dan meningkatkan dayasaing bangsa dan Negara dalam

penyelenggaraan keantariksaan. Ini banyak yang berubah ada 5 Fraksi Kita mulai dari Fraksi Demokrat. Bagaimana Ibu Efi, ikut pemerintah atau. F-PD (EFI SUSILOWATI) : Sesuai usulan saja Pimpinan. KETUA RAPAT : Usulan pemerintah. F-PD : (EFI SUSILOWATI) : Usulan dari fraksi Demokrat. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pimpinan. Kalau 30 ini saya tambahkan disini sesuai yang disampaikan PAN, adalah kedaulatan,

kemandirian dan peningkatan, ini hanya penambahan redaksional hanya kedaulatan, kalau mandiri itukan sudah harus juga berdaulat, itu Pimpinan.

KETUA RAPAT : Dari Fraksi Golkar. F-PG (DR. H. M. AZWIR DAINY TARA., MBA) : Kami setuju dengan usul kami Pak, ada penambahan tentang kedaulatan dalam kata-

katanya. Terima kasih ketua. KETUA RAPAT : F.PPP. F-PPP (TOMY ADRIAN FIRMAN) : Hanya menghilangkan kata meningkatkan saja Pimpinan.

16

Page 17: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT : Coba saya tanya sama ahli bahasa ini yang benar mana. AHLI BAHASA : Biasanya kalau Negara yang berdaulat itu biasanya Negara itu harus mandiri, kalau

Negara belum mandiri berartikan kedaulatannya itu dijajah orang. Nah apakah di sini perlu muncul kata “kedaulatan” itu, toh negara kita kan memang sudah bedaulat gitu. Mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam penyelenggaraan keantariksaan. Jadi fokusnya itu kan dalam penyelenggaraan keantariksaannya itu. Jadi mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam penyelenggaraan keantariksaan. Fokusnya itu di dalam penyelenggaraan keantariksaan itu kan Pak? Jadi mandiri dalam penyelenggaraan keantariksaan, lalu meningkatkan daya saing dalam penyelenggaraan keantariksaan. Kalau misalnya mewujudkan kedaulatan dalam penyelenggaraan keantariksaan apa masuk akal? Kan tidak masuk akal.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Pak, Interupsi. Pak, jangan pakai kata biasanya, langsung saja Pak gitu loh seperti itu.

AHLI BAHASA : Biasanya itu lazim.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Tidak, maksudnya jangan biasanya, harus ditetapkan saja gitu.

AHLI BAHASA : Jadi sebaiknya DIM pemerintah saja yang dipakai Bapak, karena informasi yang diangkat itu adalah penyelenggaraan keantariksaan.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pimpinan.

KETUA RAPAT: Silakan.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Saya berpendapat bahwa ini kan antariksa sangat luas, tidak tahu dimana batasnya. Jadi kedaulatan kitalah yang kita olah ya, karena bisa saja dari Amerika, dari mana gitu, menurut kedaulatannya juga dia. Tetapi kalau dalam undang-undang kita, kita sampaikan bahwa kedaulatan kitalah kita olah sehingga kita mandiri. Ini kan sangat luas. Jadi ini perlu sebenarnya kata-kata ini. Terima kasih.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua.

KETUA RAPAT: Ya.

17

Page 18: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.): Dari fraksi kami minta pendapat dari hitungan cermin Hukum dan Ham, ya aspek hukum, ini tolong Ketua.

KETUA RAPAT: Dari Kumham coba.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Terima kasih Pak Pimpinan. Dengan seijin Pimpinan dan pemerintah. Jadi sebenarnya ini masalah redaksi ya, pemahaman, pengertian mengenai apakah kata “kedaulatan” itu mempunyai pengertian yang sama dengan kemandirian. Lazimnya memang seperti biasa, seperti ahli bahasa mengatakan ... (terpotong interupsi).

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.): Agak keras sedikit Pak, mic-nya.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Kalau kedaulatan itukan lazimnya kedaulatan negara gitu ya, ada padanan yang kita sering kita dengar dan sering kita terima informasi bahwa yang namanya kedaulatan berkaitan dengan kedaulatan negara. Nah ini yang sebenarnya yang menjadi fokus pembicaraan di sini adalah mengenai keantariksaan ya, masalah yang meningkatkan daya saing penyelenggaraan keantariksaan. Nah penyelenggaraan keantariksaan itu apakah benar juga berkaitan dengan masalah kedaulatan. Itu pertanyaannya. Sementara yang kita inginkan ini adalah kemandirian dalam penyelenggaraan keantariksaan. Nah kedaulatan itu berkaitan mungkin kewenangan negara, berkaitan dengan masalah kedaulatan-kedaulatan, legitimasi negara, itu berkaitan dengan kedaulatan juga, apakah keantariksaan ini, kegiatan antariksa itu juga mencakup masalah kewenangan-kewenangan negara dan ekspansi kenegaraan itu, seperti itu, itu pertanyaannya. Padahal yang kita tuju adalah kemandirian itu adalah dalam penyelenggaraannya gitu. Penyelenggaraannya, otomatis, ketika nanti ini kita bisa lebih high teknologinya dalam keantariksaan otomatis orang akan mengakui kemandirian itu, mungkin dalam konteks kedaulatan itu sendiri, tetapi tidak secara eksplisit dikatakan sebagai kedaulatan itu karena berkaitan dengan masalah legitimasi dan ekspansi terkait dengan masalah kewenangan-kewenangan negara seperti itu. Nah apakah pengertian yang dimaksud ini adalah meliputi ke arah perluasan kewenangan-kewenangan negara itu, yang tadi kalau tidak salah anggota fraksi juga mengatakan masalah kedaulatan berkaitan dengan perluasan kewenangan negara di wilayah luas yang luar angkasa itu atau hanya sebatas penyelenggaraan keantariksaan saja seperti itu, kemandirian, tetapi tidak dalam konteks seperti itu. Nah kalau memang itu diharapkan memang hanya penyelenggaraan keantariksaan saja yang mandiri, tanpa harus tergantung ya, dependence dengan yang lain, maka saya pikir kemandirian itu sudah suatu kata-kata yang tepat seperti itu. Mungkin demikian Pak Pimpinan. Terima kasih.

18

Page 19: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KEPALA LAPAN: Kalau boleh saya memberikan tambahan. Jadi di sini itu kan mewujudkan, mewujudkan itu kan sesuatu yang belum ada, sementara kedaulatan itu kita sudah berdaulat. Menyelenggarakan keantariksaan itu sudah berdaulat kita. Mau ngapain juga kita sudah boleh. Cuma secara teknologi masih belum mandiri, tetapi kita berdaulat. Kalau kita punya uang beli roket kita boleh. Meluncurkan satelit boleh. Menempatkan benda antariksa di antariksa boleh Pak. Itu kita sudah berdaulat. Hanya untuk melakukan itu kita belum mandiri. Jadi tujuannya itu ada dua saja di sini, mandiri di dalam menyelenggarakan keantariksaan dan meningkatkan daya saing itu. Jadi berdaulat kita sudah ada, sudah berdaulat. Jadi makanya usulan pemerintah tidak memasukan berdaulat di situ, karena memang kita sudah berdaulat, sebagai negara kita sudah berdaulat. Itu saja tambahannya.

F-PAN (Ir. ALIMIN ABDULLAH): Pimpinan, saya mau tanya sama pemerintah. Jadi ini dalam kaitan hal-hal yang bersifat teknologi tinggi ini Pak, kita bisa bilang berdaulat, coba kita bikin ada percobaan nuklir, kita bisa bikin? Belum tentu, ada yang tidak setuju kayak Korea. Dia bisa bikin. Ramai jadinya. Saya tidak tahu di bidang antariksa. Ada tidak seperti itu? Saya bilang Korea itu tidak berdaulat, siapa bilang Iran tidak berdaulat. Tetapi kalau dia mau bikin nuklir, bom, Israel bisa bikin. Iran, Korea diributkan. Coba kita mau bikin juga. Jadi jangan dikira kalau negara ini sudah berdaulat kita terus bisa semau kita, tidak. Ini antariksa saya tidak paham. Jadi kalau kita bisa berdaulat dalam mandiri, ya walaupun kita mandiri, kalau kita tidak berdaulat menurut saya ini juga barangkali ini tidak bisa, ini faktanya, kalau kita bikin bom Pak, waduh bisa jadi teroris kita. Saya bilang kita tidak berdaulat. Coba berani kita menyatakan besok kita mau mengadakan percobaan nuklir. Ini fakta ini. Saya yakin Iran itu berdaulat Pak. Tetapi luar biasa orang, seolah-olah yang berdaulat itu cuma kalau Amerika, Rusia, Israel begitu. Jadi jangan dianggap berdaulat itu berdasarkan pendapat kita. Ini kan dunia internasional ini bukan main mengatur hal-hal yang menurut mereka merugikan mereka. Jadi menurut saya barangkali Golkar dan PAN itu melihat khawatir ke depan nanti antariksa ini bisa untuk perang segala macam, sehingga orang membatasi Pak. Nah kita kalau kita dari awal sudah meng-declare ini, paling tidak kita punya modal itu. Saya kira ini barangkali pikiran kita. Jadi kita memang harus membedakan antara mandiri dan berdaulat itu dalam hal-hal yang spesial ini. Itu contohnya soal nuklir kok, bom nuklir. Saya yakin Pak, Korea Utara itu berdaulat. Iran itu bedaulat Pak. Siapa yang mau mengatakan bahwa Iran tidak berdaulat sekarang, tetapi dia baru bilang untuk percobaan perdamaian saja seolah-olah sudah ribut orang, belum lagi menyatakan saya punya duit dan mau bikin bom nuklir, ayo berani, saya negara berdaulat. Tidak bisa. Karena memang tidak ada diatur ini. Jadi kalau kita dari awal memasang itu menurut saya ada perlunya ini. Ini menurut saya, tetapi terserah. Terima kasih.

19

Page 20: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Saya tambah Pimpinan. Tadi masalah kemandirian, saya beri contoh saja mungkin, Palestina, mungkin ya, dia bisa saja membuat nuklir atau roket di negara lain, artinya dia sudah mandiri dia bisa buat, tetapi dia belum berdaulat. Masalah mandiri ini. Oleh karena itu, kami ya memikirkan itu, kita sudah berdaulat dan mandiri, dan tidak mungkin dia bisa mandiri betul kalau dia tidak berdaulat. Bisa dia mandiri iya kan. Palestina bisa mandiri membuat karena ilmunya, bisa dia di negara lain, menyewa seumpama begitu, karena bersahabat, tetapi dia belum bisa berdaulat. Nah daulatnya ini perlu saya pikir ini suatu negara berdaulat dan mandiri untuk membuat suatu teknologi. Saya kira itu Pimpinan, menurut kita. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih.

KEPALA LAPAN: Pimpinan, mungkin kita tanya ahli bahasa dulu saja Pak, berdaulat itu artinya apa, gitu itu Pak. Mungkin Pak, boleh Pak, jadi kita bisa lebih jelas kalau merumuskan itu.

AHLI BAHASA: Iya Pak. Berdaulat itu artinya mempunyai daulat, mempunyai daulat. Daulat itu bisa kebahagiaan. Jadi negara yang berdaulat negara yang bisa berbahagia. Lalu bisa juga negara yang mempunyai kekuasaan. Yang berdaulat itu yang mempunyai kekuasaan, seperti raja itu berdaulat karena dia mempunyai kekuasaan.

F-PG : (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua.

KETUA RAPAT: Silakan.

F-PG : (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Saya setuju dengan DIM Pemerintah, karena pengertian negara itu sudah berdaulat, jadi saya setuju dengan DIM pemerintah. Terima kasih Pimpinan.

KEPALA LAPAN: Kalau boleh saya tambahkan biar mungkin pengertiannya sama. Jadi seperti yang disampaikan Pak Alimin itu Pak, kalau nuklir pasti Pak, karena pengaruhnya itu terhadap negara lain besar. Nah kalau penyelenggaraan keantariksaan seperti Korea Utara meluncurkan roket, dia itu ditentang Jepang karena dia melewati wilayah Jepang Pak. Tetapi kalau Korea Utara itu sudah berbicara dengan Jepang, melakukan pembicaraan serius tentang pengamanan di wilayah Jepang dia berdaulat untuk meluncurkan itu. Memang karena selalu harus ada, misalnya India, itu meluncurkan roket Pak, dari Sriharikota, dia akan membicarakan itu dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia, karena ada potensi untuk bisa mengganggu wilayah Indonesia, tetapi dia

20

Page 21: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

berdaulat meluncurkan itu, dengan catatan dia menyampaikan maksudnya dan memberikan warning namanya note arm, bahwa ada daerah bahaya di situ, artinya dia berdaulat. Seperti kita juga kalau kita mau meluncurkan roket dari Biak, itu kita berdaulat meluncurkan itu dengan catatan ada pembicaraan dengan negara-negara sekitarnya tentang faktor-faktor kecelakaan yang bisa terjadi dan seterusnya yang diatur dalam Konvesi Internasional tentang Liability. Jadi kita berdaulat untuk melakukan penyelenggaraan keantariksaan. Sudah berdaulat. Jadi kami merasa tidak perlu lagi kita tambahkan di situ, karena kita sudah berdaulat. Tidak di-state lagi bahwa kita berdaulat. Itu saja Pak, tambahan dari kami.

F-PAN (Ir. ALIMIN ABDULLAH): Ya, saya ingin juga menyampaikan tadi saya bilang masalah antariksa ini kan saya tidak begitu paham, terus terang bukan bidang saya ya Pak, tetapi andaikata kita akan menghadapi hal seperti saya bilang nuklir tadi, nah di situ perlu negara itu berdaulat. Maksud saya berdaulat itu kan dalam menyelenggarakan keantarikasaan ini, tetapi kalau menurut Bapak ini sudah cukup, karena yang akan menjalankan Bapak-bapak loh, jangan disalahkan kita, ini kan membantu anda-anda supaya punya perangkat dasar untuk berbuat, bertindak. Jangan setelah kita bikin undang-undang capai-capai ternyata ya ini kita kalau mandiri boleh, tetapi membuat tidak boleh. Mandiri dalam arti kita bisa buat sendiri teknologi dan dananya, tetapi tidak berdaulat dalam kesempatan. Nah jadi jangan salahkan kita, kalau Bapak yang mau menjalankan sudah cukup, please silakan gitu loh. Terima kasih.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pimpinan. Saya pikir ini apa yang dikatakan ahli bahasa tadi berdaulat itu adalah satu bentuk kekuasaan. Nah satu bentuk kekuasaan membuat. Kan tidak ada masalah ini berdaulat ini. Kalau tidak punya kekuasaan untuk membuat, biar mandiri, tetapi tidak punya kekuasaan untuk membuat, tadi kan ahli bahasa mengatakan berdaulat adalah suatu kekuasaan. Kekuasaan raja, memerintah. Kekuasaan kita, negara untuk membuat. Saya pikir tidak berlebihan ini berdaulat ini. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Golkar sudah setuju, Fraksi Golkar. Demokat.

F-PD : (EFI SUSILOWATI) : DIM pemerintah setuju.

KETUA RAPAT: PAN belum? PPP setuju dengan usulan pemerintah, tinggal PAN. Ahli bahasa atau kembali pemerintah.

21

Page 22: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

AHLI BAHASA : Dari segi bahasa sebenarnya ada tambah kedaulatan atau tidak, tidak masalah. Hanya kalau redaksinya yang itu harus diperbaiki. Hanya dari bahasa kan tidak tahu materi yang akan dibawa ini. Jadi kami hanya melihat strukturnya benar atau tidak, maknanya sudah benar atau tidak, penulisannya betul atau tidak. Sementara materi yang dibawa kan saya tidak tahu banyak. Perkara ada kedaulatan masuk di sini, tidak ada masalah. Tidak ada juga tidak masalah. Saya tadi sudah menjelaskan kedaulatan itu maknanya seperti itu.

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Pimpinan.

KETUA RAPAT : Pak Alimin.

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Kita katakan tadi kalau pemerintah sudah merasa cukup melindungi, ini undang-undang kita buat itu buat mereka itu Pak, silakan. Cuma jangan komplain besok hari nanti kita disalahkan buat undang-undang. Itu saja.

KETUA RAPAT : Kami fraksi hampir setuju semua Pak itu. Pemerintah kira-kira salah tidak ini, apa ahli bahasanya yang salah.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM : Bapak Pimpinan. Jadi sebenarnya masalah tentang penambahan kata “kedaulatan” itu sebenarnya usul pemerintah itu sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2002 Pak, mengenai ratifikasi mengenai Space Treaty 1967 Pak. Di situ memang dikatakan bahwa kalau ditambah kata kedaulatan itu, itu bertentangan dengan Pasal 2 dari Space Treaty 1967 bahwasanya antariksa, termasuk bulan, kemudian benda langit lainnya tidak dapat dijadikan pemilikan nasional dengan cara menuntut kedaulatan. Nah itu intinya di situ Pak, sehingga tidak masuk kata kedaulatan itu. Nah ini kita sudah menyetujui Treaty itu, dan seharusnya kita sejalan dengan itu, karena kita sudah mengesahkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2002 itu Pak. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT : Bagaimana? Ikut pemerintah? Baik, ikut pemerintah.

(RAPAT : SETUJU) Kita lanjutkan DIM No. 31. Wah ini ramai lagi ini DIM No. 31. Mengoptimalkan penyelenggaraan keantariksaan untuk kesejahteraan. Ada usul perubahan dari Fraksi Golkar, Fraksi PDIP, Fraksi PAN, Fraksi PPP.

22

Page 23: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PG : (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Kami Ketua.

KETUA RAPAT: Silakan.

F-PG : (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) Dari Golkar memang ada pendekatan kesejahteraan rakyat dan prioritas bangsa. Penekanan. Sebenarnya kalau itu sama, tetapi kami lebih fokus dengan kata-kata perubahan sebagai berikut: “mengoptimalkan penyelenggaraan keantariksaan untuk kesejahteraan rakyat dan prioritas bangsa”. Kami menambahkan supaya lebih jelas dan lebih fokus. Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT: Sama dengan PAN. Pemerintah, ahli bahasa dan ahli hukum.

KEPALA LAPAN: Kami tidak berkeberatan Pak. Pemerintah tidak berkeberatan, kami bisa menerima.

KETUA RAPAT: Setuju dengan pemerintah? Pemerintah setuju?

KEPALA LAPAN: Setuju dengan usulan dari Fraksi Golkar dan PAN.

KETUA RAPAT: Setuju?

KEPALA LAPAN: Iya Pak.

KETUA RAPAT: Ahli bahasa, diperbaiki bahasanya bagaimana?

AHLI BAHASA: Sudah bagus Bapak, mengoptimalkan penyelenggaraan keantariksaan ... (terpotong interupsi).

KETUA RAPAT: Ini mau ambil yang PAN atau ambil yang Golkar.

AHLI BAHASA: Sama Pak.

KETUA RAPAT: Sama ya. Baik, setuju ya?

(RAPAT : SETUJU)

23

Page 24: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Kita lanjut ke DIM No. 36. DIM No. 35 tidak ada, DIM No. 36. Mengoptimalkan penerapan perjanjian internasional keantariksaan. Ada dua usulan dari Fraksi Golkar dan Fraksi PDIP.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ya, terima kasih Ketua. Sebenarnya penekanan kami adalah antariksa ini untuk siapa, untuk bangsa kita, nasional, jadi kalimat berikutnya adalah “mengoptimalkan penerapan perjanjian internasional keantariksaan demi kepentingan nasional”. Jadi lebih fokus untuk bangsa dan negara kita sendiri. Itu usul konkrit dari kami Ketua. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Pemerintah.

KEPALA LAPAN : Saya menyerahkan ahli bahasa Pak, kalau ahli bahasa sudah cocok kami tidak berkeberatan.

KETUA RAPAT : Yang keras Pak Ahli Bahasa, biar jelas.

AHLI BAHASA : Setuju dengan usulan F-PG ditambahkan “demi kepentingan nasional”.

KETUA RAPAT : Setuju ya dengan usulan F-PG.

(RAPAT : SETUJU) DIM No. 36A. Ini PDIP minta tambah, jadi ada Pasal 36A. Saya tanya ke forum apakah kita terima usulan Fraksi PDIP untuk menambah dari Pasal 36 menjadi ada pasal tambahan 36A.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, kita minta pendapat pemerintah, Kementerian Hukum dan Ham, dan ahli bahasa Ketua, karena mereka lebih tahu. Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT: Pemerintah, setelah itu ahli bahasa, dan Kumham.

KEPALA LAPAN: Terima kasih Pak. Jadi kalau kami sebenarnya tidak berkeberatan karena memang ini adalah fungsi dari kemandirian di penyelenggaraan keantariksaan, jadi mewujudkan keantariksaan menjadi komponen pendukung pertahanan dan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalau kami tidak ada masalah. Kami bisa menerima ini Pak.

24

Page 25: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Terima kasih. AHLI BAHASA:

Dari bahasa tidak mengganggu Bapak, silakan. KETUA RAPAT:

Kumham, jadi kita bisa terima DIM No. 36A? Kumham tadi sudah setuju. Sudah?

(RAPAT : SETUJU) DIM No. 38.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, maaf, ini DIM No. 36A kalau tidak salah menjadi DIM No. 37 Pak Ketua.

KETUA RAPAT: Jadi ada DIM No. 3g dan 36A.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Tidak.

KETUA RAPAT: Dimasukan Timsin ya disesuaikan. Oke.

(RAPAT : SETUJU) DIM No. 38, antariksa merupakan wilayah bersama umat manusia yang dimanfaatkan bagi kepentingan semua negara tanpa memandang tingkat perkembangan ekonomi atau ilmu pengetahuan. Di sini ada usul Demokrat dan PKB. F-PD (EFI SUSILOWATI) : Pimpinan, untuk usulan dari Fraksi Partai Demokrat di sini menghilangkan frasa “tanpa memandang tingkat perkembangan ekonomi atau ilmu pengetahuan”, serta menambahkan kata “dapat” sebelum kata “dimanfaatkan”. Lalu setelah perubahannya “antariksa merupakan wilayah bersama umat manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan semua negara”, namun keterangan di sini pemanfaatan wilayah antariksa sejatinya telah menjadi hal seluruh negara tanpa diskriminasi sesuai prinsip utama pada Outer Space Treaty’s 1967, namun nanti di sini kita minta penjelasan dulu Pimpinan, oleh pemerintah. Seperti itu. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Pemerintah.

KEPALA LAPAN: Terima kasih Bu. Jadi ini memang ayat ini memang mengacu kepada Space Treaty dimana dimana Space Treaty itu ditunjukan untuk negara-negara, sementara undang-undang ini kan ditujukan untuk wilayah negara Indonesia. Jadi pada dasarnya kami setuju menghilangkan “tanpa

25

Page 26: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

memandang tingkat perkembangan ekonomi dan ilmu pengetahuan”. Jadi kami setuju dengan usulan Partai Demokart.

Begitu Pak ya, dari Fraksi Partai Demokrat. Dan mungkin ahli bahasa saja Bu yang memperbaikinya.

AHLI BAHASA: Bapak, walaupun sesuai dengan usulan Fraksi Demokrat apakah frasa “umat manusia” di situ perlu, karena tidak ada itupun sudah secara otomatis kan ya memang itu memang untuk umat manusia begitu, jadi sebenarnya kan cukup “antariksa merupakan wilayah bersama yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan semua negara”. Seperti itu kan lebih lugas.

KETUA RAPAT: Ada pendapat Pak?

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Yang mana ini?

KETUA RAPAT: Yang belakang dulu.

F-PAN (Ir. ALIMIN ABDULLAH) : Terima kasih. Kalau menurut pendapat saya betul, kalau kita seolah-olah menyebut umat manusia, entar yang hewan, yang binatang, yang tumbuhan tidak terlindungi ini. Jadi kalau dia benda antariksa merusak hutan, segala macam, tidak kita lindungi. Jadi jangan terlalu menjurus seperti inilah ya, walaupun hutan itu juga buat manusia ujungnya, tetapi kalau ini kan seolah-olah kita kalau dia tidak untuk umat manusia, tidak ada termasuk yang ini yang kita, tidak termasuk yang wilayah-wilayah. Jadi saya kira saya setuju kalau saya, jangan difokuskan seperti itu, memang untuk semua kan, bukan hanya umat manusia maksud saya, umat yang non manusia juga butuh antariksa, ya kalau dia rusak, ini kan mati semua juga, tanaman mati, hewan mati, bukan hanya manusia, cuma kalau manusia sudah mati memang yang lain mati gitu. Jadi saya kira betul, kalau saya sepakat itu.

KEPALA LAPAN: Ada perubahan sesuai dengan usulan Fraksi Partai Demokrat, dan seperti disampaikan oleh ahli bahasa dan Pak Alimin menghilangkan umat manusia. Jadi “merupakan wilayah bersama yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan semua negara.”

KETUA RAPAT: Setuju?

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Setuju.

F-PD (EFI SUSILOWATI) : Setuju.

26

Page 27: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT: (RAPAT : SETUJU)

Begitu dong. Ini ada tambahan Pasal 39A usulan dari Fraksi PPP. Antarika merupakan wilayah bersama umat manusia yang dimanfaatkan bagi kepentingan semua negara. Pemerintah.

KEPALA LAPAN: Itu sudah tadi di pembicaraan sebelumnya tadi Pak. Itu mengulang kembali yang sebelumnya kita bicarakan.

KETUA RAPAT: Kita langsung ke DIM No. 46 ya. Semua penyelenggaraan keantariksaan yang dilaksanakan untuk dan atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada usul perubahan dari Fraksi PDIP. Pemerintah.

KEPALA LAPAN: Usulan ini sebenarnya dari PDIP itu ingin memperkuat apa yang disampaikan di pasal usulan pemerintah, saya menyerahkan ahli bahasa saja Pak, ini sebenarnya apakah kita perlu menambahkan lagi “dan/atau badan hukum di dalam yuridiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia” atau semua di sini, mencakup semuanya sebenarnya di DIM No. 46 ini.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Pak, saya kira mungkin usul dari Kementerian Hukum dan Ham dulu baru bahasa.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Terima kasih Bapak Pimpinan. Jadi terkait dengan masalah penormaan ini, maka yang usulan pemerintah ini kalau melihat substansinya adalah menyatakan secara umum bahwa semua penyelenggaraan keantariksaan, jadi semua keantariksaan yang dilaksanakan untuk dan atau atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi semua penyelenggaraan. Kalau yang PDIP-nya itu memperjelas subjeknya yaitu orang atau badan hukum asing. Sementara kalau ini penyelenggaraannya atau kegiatannya bukan subjeknya begitu. Mungkin dari segi bahasa mungkin bisa menjelaskan ini sesuai redaksikan. Monggo Pak.

KETUA RAPAT: Bisa ditambahkan Pak ya? Bisa Pak ya? Ahli bahasa bagaimana? Lagi berpikir ini.

27

Page 28: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Ketua, saya pikir usulan pemerintah ini sudah relevan, karena yang dimaksud ini subjeknya, ya subjeknya bukan objeknya. Siapa saja orang asing atau siapa saja itu demi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi tidak perlu, siapa saja yang menyelenggarakan keantariksaan itu semua untuk negara Republik Indonesia, di wilayah Indonesia. Saya kira begitu ya.

KETUA RAPAT: Pak Ahli Bahasa.

AHLI BAHASA: Kalau ditambahkan dan/atau badan hukum di dalam yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia, itu kan bisa dimaknai bahwa undang-undang ini berlaku terhadap semua penyelenggaraan keantariksaan yang dilaksanakan untuk dan/atau atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa di luar negeri. Tetapi begitu ada kata “di dalam yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia”, jadi ini hanya di Indonesia. Jadi dari segi bahasa ditambahkan juga tidak apa-apa.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Golkar setuju dengan usul pemerintah, Ketua, sudah mencakup semua aspek. Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT: Saya sependapat dengan Pak Azwir, karena pemerintah ini menyusun ini sudah pakai ahli bahasa, segala macam. Fraksi PAN bagaimana? Pak Alimin setuju dengan usul pemerintah? Setuju ya.

(RAPAT : SETUJU) DIM No. 48, orang asing yang telah mendapat ijin untuk menyelenggarakan kegiatan keantariksaan. Gerindra ini ada perubahan. Usulan Gerindra ini ada.

F-P.GERINDRA (Drs. H. MULYADI, M.M.A.) : Ini hanya untuk mempertegas saja Pak, kalau misalnya dianggap berlebihan silakan, saya minta pendapat. Terima kasih.

KEPALA LAPAN: Kalau saya menambahkan Pak, ini karena penting benar saya melihat di sini ada ketidakkonsistenan antara di dalam penyusunan. Tolong masuk ke Ketentuan Umum. Saya mohon perhatian dari ahli bahasa juga ini.

28

Page 29: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Jadi di sini itu Pak, di dalam ketentuan umum, asing itu didefinisikan adalah perseorangan, warga negara asing, badan usaha asing dan/atau pemerintah asing. Di ketentuan umum. Sementara di DIM No. 48 itu hanya menyebutkan orang asing, apakah ahli bahasa ini yang asing di dalam ketentuan umum itu apakah tidak perlu diganti menjadi “pihak asing”, karena Pasal 5 ayat (b) ini atau DIM No. 48 ini hanya menyangkutkan orang asing saja, badan asingnya tidak. Jadi kalau di situ di sebut pihak asing mungkin lebih umum, dan di definisi itu tidak asing, tetapi pihak asing. Saya mau minta dari ahli bahasa ini Pak.

AHLI BAHASA: Ya Bapak, sebaiknya definisi di ketentuan umum mencerminkan isi ini, jangan tidak menjelaskan isi, jadi dari Pasal 5 itu saja diangkat ke sana Bapak, ke Penjelasan Umum, ketentuan Pasal 1 Ketentuan Umum. Jadi bukan asing adalah tadi kan, tetapi bisa orang asing, bisa pihak asing, atau yang di undang-undang lain itu biasanya orang asing. Di Undang-undang Rusun, Rumah Susun itu, orang asing, jadi orang asing adalah orang, perseorangan, badan hukum dan sebagainya. Nah apakah ini mau membuat lagi sendiri atau mengacu ke sana silakan.

KEPALA LAPAN: Jadi Bapak Pimpinan, apakah kita boleh mengubah diusulan di ketentuan umum menjadi “orang asing”, sehingga nomor d itu bisa lebih tepat? Begitu Pak Ahli Bahasa ya? Di ketentuan umum itu hanya asing saja.

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Pimpinan, saya pikir di ketentuan umum itu sudah benar, karena faktanya yang asing itu tidak hanya orang, apalagi antariksa ini banyak nanti atas nama perusahaan dan pemerintah. Nanti begitu dia masuk perusahaan, wah ini tidak termasuk karena kita mendefinisikan orang saja. Ini sudah benar ini. Yang disebut asing itu ya orang, badan, pemerintah. Iya kan. Ini antariksa ini bukan pekerjaan parawisata, bukan, ini sesuatu kemungkinan besar perusahaan atau badan dan negara, jadi kalau malah “orang” bisa lewat nanti yang lainnya. Ini sudah benar. Jadi yang benar itu adalah ketentuannya, nah kalau yang bunyi ini yang harus kita luruskan.

KEPALA LAPAN: Jadi di Pasal 5 ayat (d) ini yang mesti diluruskan?

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Iya jadi pihak asing, itu artinya semua asing masuk.

KETUA RAPAT: Jadi setuju dengan usulan pemerintah? Bapak Gerindra?

F-P.GERINDRA (Drs. H. MULYADI, M.M.A.) : C saja dari ketentuan umum kan Pak ya, Pak Bambang?

29

Page 30: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Saya setuju Pak, jadi penegasan dari ketentuan umum, jadi orangnya dihilangkan menjadi asing kan Pak ya. Nah kalau dari Gerindra sebenarnya usulannya itu terkait penegasan ijin dari Pemerintah Republik Indonesia. Nah saya minta pendapat dari teman-teman dari Kementerian Hukum dan Ham, apakah itu perlu penegasan seperti itu atau sesuai dengan usulan awal dari pemerintah Pak?

KETUA RAPAT: Jadi Pak Mulyadi minta usul, saran sama Kumham.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Terima kasih Pak. Ini Pak Pimpinan, terkait dengan usulan dari Fraksi Gerindra yang hanya mempertegas, menambahkan gitu ya, menambahkan frase mengenai mendapat ijin dari Pemerintah Republik Indonesia gitu ya, memperjelas bahwa ijin itu dari situ gitu ya. Tetapi menurut kelaziman ya, karena ini kan undang-undang ya, undang-undang, kemudian dikatakan di situ bahwa “telah mendapat ijin” gitu, otomatis konotasinya adalah apakah nanti yang jelas bahwa pengaturan ini adalah pemerintah Indonesia, tetapi siapa yang memberikan ijin itu yang itu harus dijelaskan di dalam nanti batang tubuhnya, kan begitu. Semua itu adalah pelaksananya adalah pemerintah Indonesia, tetapi siapa dan siapa yang memberikan ijin itu nanti batang tubuhnya yang akan menjelaskan apakah instansi atau apakah Kepala Lapan dan sebagainya. Itu biarkanlah jangan diikat, jangan diikat di pengertian ini, tetapi nanti biarkanlah pada norma tersendiri yang menyatakan mengenai persyaratan untuk bagi orang asing untuk memperoleh ijin penyelenggaraan ini adalah bagaimana, dan siapa yang memperoleh ijin dan siapa yang memberikan ijin. Jadi mungkin tetap saja umum saja, beri ijin nanti ada penormaan lagi yang lebih rinci siapa yang memberikan ijin itu gitu. Mungkin begitu Pak, jadi tetap pada norma-norma usulan pemerintah. Demikian Pak.

F-P.GERINDRA (Drs. H. MULYADI, M.M.A.) : Baik terima kasih. Fraksi Gerindra kembali kepada usul pemerintah Pak.

KETUA RAPAT: Jadi kembali ke jalan yang benar. Setuju ya.

(RAPAT : SETUJU) DIM No. 48A. Ini ada usul tambahan. Jadi DIM 48A. Ditambah poin, semua penyelenggaraan keantariksaan yang dilaksanakan dan melibatkan asing untuk dan/atau atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagaimana pemerintah ada usulan.

KEPALA LAPAN: Pak, kalau boleh saya baca saja supaya lebih jelas ini sebenarnya, Pasal 5 ini mempertegas tentang siapa pihak yang menjadi objek dari undang-undang ini. Jadi saya baca

30

Page 31: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

saja, undang-undang ini berlaku terhadap semua penyelenggaraan keantariksaan yang dilaksanakan dan/atau dari wilayah dan yuridiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua penyelenggaraan keantariksaan yang dilaksanakan untuk dan/atau atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Huruf c) warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang terlibat dan/atau berpartisipasi dalam penyelenggaraan keantariksaan dan orang asing yang telah mendapatkan izin untuk menyelenggarakan kegiatan keantariksaan. Kalau kita tambah lagi, semua penyelenggaraan keantariksaan yang dilaksanakan yang dilaksanakan dan melibatkan asing untuk dan atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia sebenarnya sudah ter-cover di Pasal 5 ayat (a) sampai (d) itu semua Pak.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Ya lanjut Pimpinan dari Pemerintah.

KETUA RAPAT: Jadi tidak ditambah.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Ya, berkenaan dengan Pasal 5 ini.

KETUA RAPAT: Jadi kembali jalan yang benar?

Setuju? (RAPAT : SETUJU)

51, pembinaan. Ini usul PPP lagi. Ini Pak Tommy usul banyak juga ini. Pemerintah bagaimana?

KEPALA LAPAN: Ini sebenarnya kita sudah masuk ke Pasal 6, lingkup pengaturan dalam undang-undang ini meliputi (a) pembinaan, usulannya adalah menambahkan kalimat “pengembangan dan pengawasan”. Sementara kalau kita lihat di dalam pasal berikutnya Pak di dalam pembinaan itu sudah masuk nanti di dalam Bab tentang Pembinaan itu pengembangan dan pengawasannya nanti sudah ter-cover di sini. Yang kalau lihat pakai ini, di halaman 4 Pasal 7. Pemerintah melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan keantariksaan. Pembinaan penyelenggaraan keantariksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas meliputi aspek pengaturan dan pengendalian. Pengaturan itu didefinisikan di Pasal 8, pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) meliputi penetapan kebijakan umum dan teknis yang terdiri atas penentuan norma, standar, pedoman, dan kriteria penyelenggaraan keantariksaan. Nomor b pengendalian dan seterusnya Pak.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Lanjut Pimpinan.

KETUA RAPAT: Ikut Pemerintah?

(RAPAT : SETUJU)

31

Page 32: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

64, pelestarian lingkungan. 62 sudah, 62 masuk Timus. Pelestarian lingkungan, usul FPG menambahkan kalimat dengan kata “dan dampak”.

KEPALA LAPAN: Saya mengusulkan diminta pendapat ahli bahasa saja Pak itu.

KETUA RAPAT: Ahli bahasa tolong.

KEPALA LAPAN: Apakah pelestarian lingkungan itu sudah meng-cover juga dampak lingkungan. Pak Ahli

Bahasa, saya minta pendapat Bapak. AHLI BAHASA:

Di Undang-Undang Lingkungan itu sudah mencakup bahwa ada dampak juga di situ, jadi tidak usah disebutkan saja. Cukup pelestarian lingkungan.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Saya minta dari hukum.

KETUA RAPAT: FPG bagaimana? Mungkin dari segi hukum Pak tolong dijelaskan.

KEPALA LAPAN: Pimpinan, ini hanya masalah makna saja Pak. Artinya bahwa sebenarnya kan ketika

melestarian lingkungan itu otomatis ada pencegahan dan sebagainya. Itu termasuk di dalamnya mencegah dampak-dampak itu sendiri, jadi sudah include di dalamnya ketika melakukan pelestarian lingkungan itu otomatis juga mencegah dampak dari bahaya lingkungan. Jadi sudah include di dalamnya pengertian dampak itu adalah pengertian pelestarian lingkungan itu sendiri Pak. Jadi cukup pelestarian lingkungan saja. Terima kasih Pak Pimpinan.

KETUA RAPAT: Yang mengusulkan ada perubahan ini adalah FPG, PKS, dan PAN.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Jadi kami tetap dengan usul kami Pak Ketua. Terima kasih. Supaya lebih jelas dan lebih dalam. KETUA RAPAT: PAN bagaimana? F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) :

Saya pikir perlu dampaknya ini karena pelestarian lingkungan inikan bisa saja dia hanya mengacu bagaimana melestarikan, tapi dia tidak pikirkan dampak-dampaknya. Hanya mungkin menanam pohon, memelihara pohon, atau merusak lingkungan, tapi dia tidak pikirkan dampaknya. Makanya kita masukan dan dampaknya, akibatnya. Saya kira itu dari kami.

32

Page 33: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KEPALA LAPAN: Kami tidak berkeberatan mungkin sisi bahasanya saja Pak diperbaiki oleh ahli bahasa Pak.

KETUA RAPAT: Tolong dilihat, dibaca Pak Ahli Bahasa.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Jadi Pimpinan, kalau melestarikan lingkungan itu hanya fokus kepada pemeliharaan. Dia tidak memikirkan dampaknya. Fokus hanya pemeliharaan saja kalau pelestarian. Melestarikan berarti pemeliharaan saja. Tapi ketika ada kerusakan diakibatkan oleh manusia, manusia itu tidak memikirkan dampaknya sehingga dia merusak. Itu kira-kira Pak Pimpinan.

KEPALA LAPAN: Bapak Pimpinan, mohon ini sebenarnya yang Pasal 6 itu nomor n tentang pelestarian lingkungan itu dirinci kemudian di Pasal 85 halaman berapa Pak? Pasal 85 halaman 27. Tadi itu Pak yang pasal 6 itu tentang pelestarian lingkungan, itu Pasal 6 itukan lebih menggambarkan sistematika dari undang-undang. Itu terdiri dari pembinaan penyelenggaraan keantariksaan, dan terakhir pelestarian lingkungan. Setiap yang disampaikan di Pasal 6 ini dari a sampai n itu ada bab tentang itu yang mengatur itu. Judul pelestarian lingkungan ini lebih rincinya bisa dibaca di Bab XII.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Pimpinan, kalau saya lihat di Pasal 85 ini ayat (2) nya ini, ini sudah jelas Pimpinan. Jadi memang tidak perlu ditambahkan ini. Halaman 27.

KEPALA LAPAN: Halaman 27, Pasal 86 lebih menjelaskan.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Kalau begitu Pasal 64 ini dihilangkan saja. Karena ini sudah tumpang tindih, kalau mengacu pada Pasal 86 ini.

KETUA RAPAT: Hilangkan.

KEPALA LAPAN: Pasl 86 ini menyampaikan sistematika, hanya menyampaikan sistimatika. Jadi dari undang-undang ini meliputi pembinaan, penyelenggaraan, dan seterusnya sampai dengan pelestarian lingkungan. Jadi ini di Pasal 6 ini menyampaikan sistematika dari undang-undang ini.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Ya, saya pikir memang itu. Itukan penjelasan umum, seperti asas keadilan ada di situ, keterbukaan segala macam, seumpamanya, inikan asas dalam undang-undang ini. Nanti dalam pasal-pasal sebagaimana dilaporkan di 86 ini, itu dijelaskan apa makna dari Pasal 6 itu tentang lingkungan. Oleh karena itu karena tumpang tindih saya melihat ini, juga disebutkan pelestarian lingkungan, maka ini salah satu harus didrop. Begitu dari kita.

33

Page 34: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT: Jadi kita drop saja ya?

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Jangan Pimpinan.

KETUA RAPAT: 64a. Tetap?

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Tetap Pimpinan.

KETUA RAPAT: 64 kan sudah ada.

KEPALA LAPAN: Ya, jadi ini memang sistematika jadi kalau ini didrop, dihilangkan ini semuanya Pasal 6 ini harus hilang. Sebenarnya ini lebih menjelaskan ke secara keseluruhan. Saya tanya ini ya penyusun, bagaimana penyusun? Silakan.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Memang materi itu hanya sistematika Pak jadi standar dari Kumham terdahulu ketika terakhir kita acu Undang-Undang 12 Tahun 2012 ada urutan sistematika di situ. Sistematika yang memuat materi saja. Itu kita anggap di Pasal 6. Demikian itu berbasisnya Undang-Undang 12 Tahun 2011. Saya rasa itu.

KEPALA LAPAN: Jadi karena sistematika itu maka nomor a misalnya, Pasal 6 nomor a tentang pembinaan itu menjadi Bab II. Pasal 6 nomor b tentang penyelenggaraan keantariksaan menjadi Bab III. Pasal 6 nomor c sains antariksa menjadi Bab IV, dan seterusnya Pak.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Saya mengerti Pasal 6 inikan apa yang kita mau atur dalam undang-undang ini. Dalam pengaturan undang-undang itu setelah apa yang kita mau atur, kita jelaskan lagi di pasal-pasal. Penjelasan inilah tidak berlebihan kalau dikatakan, dijelaskan lagi disitu, itu dengan kata penambahan “dan dampak”. Inikan penjelasan daripada Pasal 6 tadi itu yang pelestarian ini. Kalau hanya mengatakan pelestarian lingkungan lalu dikatakan juga pelestarian lingkungan, penjelasannya dimana? Inikan harus dijelaskan apa yang dimaksud daripada pelestarian lingkungan itu. Sama dengan keantariksaan, di sani Pasal 6 hanya keantariksaan. Tapi keantariksaan itu apa? Harus dijelaskan dalam pasal-pasal. Penjelasan inilah yang dimaksud 64 ini. Jadi perlu penjelasan. Kalau hanya sederhana pelestarian lingkungan saja dimasukan di Pasal 6 ini, apa penjelasannya tentang itu? Sama kalau di bupati, bupati itu apa sih? Kan itu ada penjelasannya. Jadi dijelaskan dalam pasal-pasal. Saya kira itu.

KEPALA LAPAN: Jadi Bapak tetap mengusulkan ditambah “dampak” tadi?

34

Page 35: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Seperti saya sampaikan tadi sebenarnya kami tidak berkeberatan, kami sampaikan kami minta saran dari ini saja. Nanti artinya Bab Nomor 12 itu kita ubah menjadi pelestarian dan dampak lingkungan.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Pimpinan, jadi begini. Bukan kita mau berdebat di sini artinya. Sebenarnya kalau saya bilang ini sudah jelas pelestarian lingkungan dan dikuatkan oleh pasal ini. Jadi kalau ada dampak dan segala macam itu saya lihat kurang baik. Saya kira tetap di pelestarian lingkungan saja Pimpinan.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua.

KETUA RAPAT: Minta persetujuan Pak Alimin.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Tidak, saya sistematikanya inikan sudah benar. Yang dimaksud dalam 6 ini apa yang mau dibahas dalam undang-undang ini, ini benar. Seperti asas keadilan, asas keadilan itu nanti dijelaskan dalam pasal-pasal apa yang dimaksud dengan asas keadilan. Ini sama saja yang disebut dalam 6 ini, hanya pelestarian lingkungan. Sama ini Pasal 6 ini, tapi tidak ada penjelasannya. Justru ada pasal-pasal itu justru ada penjelasannya, menjelaskan. Saya kira itu pendapat kita.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, saya mendukung pendapat Pak Jamal karena sama Fraksi PG dengan PAN. Dan Pemerintah juga tidak berkeberatan menambah kata-kata dampak. Kita cari rumusnya dimana yang persisnya. Karena itu lebih lengkap menurut saya. Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT: Pak Alimin.

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH) : Jadi pelestarian lingkungan itu sebenarnya sudah komplit ya Pak. Tapi barangkali kalau kita mau masukan dampaknya ini harus pas juga, kalau tidak nanti tidak pas. Apanya dampaknya mau kita pelestarian atau kita hindari atau mengurangi dampak lingkungan atau menghilangkan atau apa ini. Saya setuju memang, yang jadi problem kita nantikan dampak terhadap lingkungan. Tapi masuknya itu harus pas. Ini ahli bahasalah yang bisa memasukan itu. Supaya dia tujuannya tercapai. Sebab dampak lingkungan itu yang kita inginkan tidak. Jangan sampai dampak negatifnya kan.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, saya usulkan masuk ke Timus saja. Kalau tidak bisa dijawab oleh Tim Bahasa.

35

Page 36: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT: Masuk Timus?

Kita pending saja dulu. (RAPAT : SETUJU)

Lanjut 64a. Usul PKS.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, Fraksi Golkar tetap usul dari Pemerintah. Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT: Jadi kita hilangkan yang 64a.

Pemerintah? (RAPAT : SETUJU)

65, Bab II Pembinaan. Diubah dengan pasal dan ayat setelah perubahan Bab II Fungsi dan Wewenang. Ini menjadi 65a, b, c, dan d. Usul dari PDIP. Kita mau bahas atau kita mau pending?

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, kita kembali ke usul Pemerintah saja Pak Ketua.

KETUA RAPAT: Kita kembali ke usul Pemerintah? Pemerintah? Setuju? Jadi 65a, b, c, d-nya kita hapus. Jadi 65a, b, c nya kita hapus, kita hilangkan. Pemerintah setuju?

KEPALA LAPAN: Ya Pak setuju.

KETUA RAPAT: Setuju ya?

(RAPAT : SETUJU) Kita lanjut ke DIM 66. Kita jam 13 selesai, nanti ada lanjutan dari Sijunjung dar Pak Azwir. DIM 65 Pasal 7.

KEPALA LAPAN: Pasal 66.

KETUA RAPAT: 66 maaf, Pasal 7.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Boleh memberi penjelasan Pak? Jadi yang DIM nomor 66 itu hanya dampak dari usulan PDIP sebelumnya. Jadi kalau yang sebelumnya hilang maka yang ini hilang.

36

Page 37: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT: Jadi hilang? Setuju?

(RAPAT : SETUJU) 67.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pak Ketua, saya kira 66 ini banyak sekali pendapat termasuk Prof. Jimly Asshiddiqie ini, mungkin kita harus hati-hati. Mungkin baik untuk kita, saya pikir dipending ini karena ini ada beberapa masukan. Kalau memang baik bagi kita, kenapa kita masih ini. Lebih baik dipending dulu. Biarkan nanti kita minta penjelasan dari FDI. Karena ini ada rekomendasi dan segala macam ini dari Prof. Jimly Asshiddiqie ini. Ini khusus yang 66 ini.

KETUA RAPAT: Ok, baik kalau begitu saya cabut lagi.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Jangan dulu Pimpinan.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Ketua, kita tetap harus kembali ke Pemerintah. Bukan soal Jimly atau tidak, aturan

mainnya begitu Pak. KETUA RAPAT:

Pak Jamal tadi meminta. F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) :

Begini Pimpinan, tidak peduli Jimly Asshiddiqie segala macam, jadi kita di sini kalau memang sudah jelas persetujuan Pemerintah kita drop saja Pimpinan.

KETUA RAPAT: Saya drop lagi ya.

(RAPAT : SETUJU) Pak Jamal ini kadang berseberangan dengan Pak Alimin. Bukan untuk kebaikan Pak, yang menyusun ini sudah ahli semua. 67, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan keantariksaan. Fraksi PAN ada usul.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Tambahan wajib saja Pimpinan.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Golkar setuju Ketua, wajib Ketua. Kami dulu itu nambah wajib, tapi kalau tidak salah Depkumham atau Pak Madani waktu itu bagaimana itu ceritanya wajib itu juga kami usulkan sebenarnya.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Kata wajib bermakna sanksi hukum ke pihak Pemerintah dalam artian dalam Pemerintah si penyelenggara. Padahal yang kita tuju di sini Pemerintah umum. Sedangkan yang dibebankan

37

Page 38: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

adalah penyelenggara, bukan Pemerintah dalam konteks umum. Makanya kalau kata wajib dimasukan di sini, ini nanti bukan penyelenggara yang kena. Makanya tidak sependapat. Waktu itu Kumham menyampaikan begitu. Dari pihak Kumham kata wajib ini tdak boleh untuk Pemerintah dalam pengertian umum, tapi kalau dalam pengertian tertentu pihak misalnya penyelenggara itu adalah Pemerintah dalam hal ini LAPAN, bisa itu. Tapi ini Pemerintah dalam konteks umum, general. Demikian Pak.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Pimpinan, saya pikir ini nanti siapa saja mewakili Pemerintah maka itulah yang ditujukan. Seumpama LAPAN nanti yang menyelenggarakan ini, tidak mungkin Menteri Dalam Negeri yang kita tuju, pasti kepada lembaga penyelenggara ini. Dan ini mewakili Pemerintah kan. Oleh karena itu kita tambahkan kata wajib, karena kewajiban ini untuk membina rakyatnya. Saya pikir ini tidak berlebihan.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, saya mendukung pendapat Fraksi PAN, supaya jelas tanggung jawab dan kewajibannya.

KETUA RAPAT: Bagaimana Pemerintah?

KEPALA LAPAN: Saya menyerahkan ini Kumham Pak kalau Kumham ok, kami terima ini.

KETUA RAPAT: Kumham? Sekali-sekali ok Pak biar kami senang Pak.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM: Untuk mempertegas normanya tambah saja wajib Pak, tidak masalah ini.

KEPALA LAPAN: Jadi Pemerintah setuju Pak.

KETUA RAPAT: Setuju?

(RAPAT : SETUJU) 68, pembinaan penyelenggaraan keantariksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek pengaturan dan pengendalian. Pak Jamal dulu deh.

F-PAN (H. JAMALUDIN JAFAR, S.H., M.H) : Saya kira jelas apa yang disampaikan oleh Fraksi PAN, tapi di sini akan menekankan itu pembinaan nanti itu lembaga mana yang akan membina. Ini harus jelas nanti. Atau akan diatur di pasal-pasal lain lembaga yang akan mengadakan pembinaan ini. Ini saya mohon dari Pemerintah juga karena ini kita tekankan di sini adalah pembinaan. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Kan LAPAN.

38

Page 39: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Ketua, PPP Pimpinan. Itu menghilangkan kata pembinaan dan menambahkan kata pengawasan.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Saya setuju dengan usul Pemerintah, penekanan pada ayat (1). Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT: Pemerintah.

KEPALA LAPAN: Ini adalah penekanan dari ayat (1) sebenarnya. Jadi di situ itu di ayat (1) disampaikan Pemerintah melakukan pembinaan terhadap pembinaan keantariksaan. Setelah itu pembinaannya itu dirinci di ayat (2), pembinaan penyelenggaraan keantariksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek pengaturan dan pengendalian. Jadi Pemerintah itu mengatur dan mengendalikan dalam pelaksanaan pembinaan itu. Itu maksudnya Pak. Jadi kalau kita merubah di ayat (2), harus mengikuti juga di ayat (1) juga. Jadi ayat (2) ini pembinaan penyelenggaraan keantariksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek pengaturan dan pengendalian. Jadi Pemerintah kami mengusulkan tidak diubah Pak.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Saya rasa kita kembali ke Pemerintah saja Pimpinan.

KETUA RAPAT: Pemerintah ya.

(RAPAT : SETUJU) 69, Pasal 8. Demokrat tetap, Fraksi Golkar cukup jelas, masuk Timsin saja. 71, pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) meliputi pemberian arahan, bimbingan pelatihan, perizinan sertifikasi, serta bantuan teknis di bidang pembangunan dan pengoperasian. Pak Tommy.

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Pimpinan, saya rasa kembali ke Pemerintah karena sama dengan pasal tadi ini pengawasan.

KETUA RAPAT: Setuju? Pemerintah?

(RAPAT : SETUJU) AHLI BAHASA:

Redaksional Pak. Butir 71 itu bukan bimbingan tapi juga pembimbingan. Jadi pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) meliputi pemberian arahan,

39

Page 40: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

pembimbingan, pelatihan, perizinan. Memakai pe-an semua. Merubah bimbingan jadi pembimbingan.

KETUA RAPAT: Bimbingan jadi pembimbingan.

AHLI BAHASA: Ya, perizinan sertifikasi serta pemberian bantuan teknis, bukan serta bantuan tapi pemberian bantuan.

KETUA RAPAT: Pembimbingan?

AHLI BAHASA: Ya, pembimbingan, pelatihan, perizinan sertifikasi, serta pemberian.

KETUA RAPAT: Pemerintah yang salah ngusul ini. Tidak tanya sama ahli bahasa. 71a, ini usul perubahan.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, tetap pada DIM Pemerintah, Ketua.

KETUA RAPAT: Tetap dengan DIM Pemerintah. Baik ya, Pak Alimin? Tetap dengan DIM Pemerintah.

F-PD (EFI SUSILOWATI) : Demokrat tetap Pak.

KETUA RAPAT: 71.

(RAPAT : SETUJU) Kita ke 73 sekarang. Pembinaan penyelenggaraan keantariksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) diarahkan untuk:

F-PPP (TOMMY ADRIAN FIRMAN) : Kembali ke Pemerintah, Pimpinan.

KETUA RAPAT: Kembali ke jalan yang benar? Pemerintah?

(RAPAT : SETUJU) 74, mewujudkan kemampuan sumber daya manusia yang professional. Usul dari Fraksi Golkar dan Fraksi Hanura.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Kami semua memperkuat saja, Ketua. Jadi usul kami adalah setelah perubahan, mewujudkan kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni dan berintegritas. Itu saja Ketua. Terima kasih Ketua.

40

Page 41: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

KETUA RAPAT: Ahi bahasa.

AHLI BAHASA: Kalau ditambahkan jangan mumpuni Pak, tapi berintegritas. Karena professional itu sudah harus mumpuni. Kalau belum mumpuni ya jangan bilang professional. Jadi lebih baik mewujudkan kemampuan sumber daya manusia yang professional dan berintegritas. Seperti itu.

KETUA RAPAT: Jadi setuju ya?

(RAPAT : SETUJU) 78, mendorong terwujudnya pengakuan internasional atas kepentingan nasional dalam penyelenggaraan keantariksaan secara menyeluruh. Ada dua yang usul dari Pak Azwir dan Pak Alimin.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Sebenarnya tidak ada perbedaan Ketua, jadi kembali ke jalan yang benar Ketua.

KETUA RAPAT: Pak penasehat? Kembali ke jalan yang benar?

(RAPAT : SETUJU) Dim 85, lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang mengkoordinasikannya. Setuju ya?

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Pak Ketua, saya memperbaiki, bertanggung jawab kepada Pemerintah melalui menteri terkait, bukan mengkoordinasikan. Terkait Pak misalnya Menteri Ristek dan Teknologi. Lebih fokus Ketua.

KETUA RAPAT: Pemerintah.

KEPALA LAPAN: Keppresnya itu menyampaikannya begitu Pak. LAPAN itu LPNK dikoordinasikan oleh salah satu menteri. Jadi ini dicocokan dengan Undang-Undang tentang LPNK, peraturan perundangan tentang LPNK.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Kembali ke Pemerintah, Ketua. Terima kasih.

AHLI BAHASA: Bapak usul, kalau kembali ke Pemerintah itu k-nya luluh Pak, bukan mengkoordinasikan tapi mengoordinasikan, k-nya luluh.

KEPALA LAPAN: K-nya hilang ya Pak. Jadi setuju ahli bahasa Pak.

41

Page 42: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Lembaga sebagaimana dimaksud berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang mengoordinasikannya. Tidak pakai k.

KETUA RAPAT: Jadi menteri yang mengatur ya Pak? Setuju?

(RAPAT : SETUJU) 86, ketentuan mengenai tugas, pokok, fungsi, dan kewenangan lembaga diatur dengan Peraturan Presiden.

Setuju? (RAPAT : SETUJU)

89, penyelenggaraan keantariksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh lembaga.

Setuju? (RAPAT : SETUJU)

Kita tanya Pak Zainudin Amali. Setuju Pak Zainudin Amali?

(RAPAT : SETUJU) Satu lagi ya 88, terakhir. 88 tidak ada perubahan. DIM 89 sudah.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Saya setuju dengan DIM Pemerintah, Ketua.

KETUA RAPAT: Setuju?

(RAPAT : SETUJU) 93, Rencana induk disusun dengan mempertimbangkan modal dasar dan lingkungan strategi.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Ketua, Fraksi Golkar setuju dengan DIM Pemerintah.

KETUA RAPAT: Kami juga setuju.

F-PD (EFI SUSILOWATI) : Demokrat setuju.

KETUA RAPAT: Kita habiskan angkanya 9 ini ya, biar itu tinggal 100an. Satu lagi terakhir. DIM 98d, peta rencana.

42

Page 43: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINY TARA, M.B.A.) : Golkar mengusulkan Pemerintah setelah perubahan, d. peta rencana strategis jangka pendek dan jangka menengah. Jadi kami bagi dua, pendek dan menengah. Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT: Pak penasehat? 98. Ikut Pemerintah atau ada perubahan? Pak Pemerintah usul.

KEPALA LAPAN: Kalau ditambah jangka pendek dan jangka menengah mungkin kita tambah jangka panjang juga seperti diusulkan Fraksi PAN.

KETUA RAPAT: Setuju.

Ahli bahasa? (RAPAT : SETUJU )

Saya rasa waktu sudah jam 13.00 kita akhiri dulu sampai 98, nanti jadwal selanjutnya disusun sama sekretariat, kapan kita undang mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa selesai ini Pak.

F.PG (DR. H. M. AZWIR DAINY TARA, MBA) : Karena inikan batas waktu sampai sebelum reses 12 juli harus selesai, jadi kita harus

speed ketua, mungkin malam juga saya setuju . KETUA RAPAT : Bagaimana Pak penasehat bisa selesai sebelum reses

Baik dengan demikian kita akhiri dulu pembahasan DIM pada panja siang hari ini, sebelum saya menutup mungkin ada pengatar dari Kepala Lapan.

Silakan Pak. KEPALA LAPAN : Terima kasih Pak Bapak Pimpinan dan Anggota Panja kami sangat berterima kasih atas seluruh saran dan

dukungan Bapak dan Ibu dalam penyempurnaan Undang-undang keantariksaan. Terima kasih Pak itu saja

KETUA RAPAT : Terima kasih

43

Page 44: RISALAH RAPAT RUU TENTANG KEANTARIKSAAN PANITIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180321-123248-3654.pdfdewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah rapat ruu tentang

Dengan demikian rapat Panja saya tutup pada siang hari ini. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

(Rapat ditutup Pukul 13.00 WIB) Jakarta, 29 Mei 2013 a.n. KETUA RAPAT

SEKRETARIS RAPAT,

Dr. Dewi Barliana S.M. Psi NIP.196209261988032001

44