RISALAH PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... ·...

105
RISALAH PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN DALAM PEMBICARAAN TINGKAT I Masa Persidangan Tahun sidang RapatKe Jenis Rapat Sifat Rapat Dengan Hari/Tanggal Waktu Temp at KetuaRapat Sekretaris Acara Hadir Hadir : I : 2005-2006 : Rapat Panitia Kerja : Terbuka : Menteri Pendidikan Nasional dan ..._..._ Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia : 26 September 2005 : 14.00 WIB : Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung Nusantara I : Ir. H. Heri Akhmadi : H. Agus Salim, SH/Kabagset Komisi X DPR-RI : I. Pembahasan RUU tentang Guru .c::- dan Dosen 2. Lain-lain : 37 Anggota dari 48 orangAnggota X DPR RI : Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia beserta jajarannya 187

Transcript of RISALAH PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... ·...

RISALAH

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

GURU DAN DOSEN

DALAM PEMBICARAAN TINGKAT I

Masa Persidangan Tahun sidang RapatKe Jenis Rapat Sifat Rapat Dengan

Hari/Tanggal Waktu Temp at

KetuaRapat Sekretaris

Acara

Hadir

Hadir

: I : 2005-2006

: Rapat Panitia Kerja : Terbuka : Menteri Pendidikan Nasional dan

..._..._ Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

: 26 September 2005 : 14.00 WIB : Ruang Rapat Komisi X DPR RI,

Gedung Nusantara I : Ir. H. Heri Akhmadi : H. Agus Salim, SH/Kabagset Komisi

X DPR-RI : I. Pembahasan RUU tentang Guru

.c::- dan Dosen 2. Lain-lain

: 37 Anggota dari 48 orangAnggota '~Komisi X DPR RI

: Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia beserta jajarannya

187

A. Anggota Fraksi Partai Golkar: I. Prof.Dr.H. Anwar Arifin 2. Antarini Malik. 3. Drg. H. Tonny Aprilani, M.Sc. 4. Ferdiansyah, SE,MM 5. Ora.Hj. Faridah Efendy 6. Ors.H.M. lrsyad Sudiro 7. H.Ebby Djauharie 8. H. Gusti Syamsumin 9. Ors. Trulyanti Habibie Sutrasno, M.Psi.

B. Anggota Fraksi-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 1. H. Heri Akhmadi 2. Drs.H. Soeratal HW 3. Dra. EJviana, M.Si 4. Drs. Eko WaJuyo 5. Ora.Hj.Noviantika Nasution 6. Taufan Tampubolon, SE. 7. Deddy S utomo 8. Ors. H.Djoemad Tjipto Wardojo, MBA.MM

C. Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan I. DR.H.Muchtar Aziz, MA. 2. Ors. Lukman Hakim 3. H. Daromi lrdjas, SH. M.Si. 4. Drs.H.A. Hafidz Ma'soem

D. Anggota Fraksi Partai Demokrat : 1. Dr. H. Tata Zainal Muttaqin, MM 2. Ors. Balkan Kaplale

E. Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional : 1. Ors. Abdul Hakam Naja 2. M. Joko Santoso, S.Sos 3. Ors. Munawar Sholeh 4. H. Ade Firdaus, SE

F. Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa : I. H.M. Dachlan Chudorie 2. Masduki Baidlowi 3. Dra. Hj. Anisah Mahfud

188

4. Ors. Mufid Rahmad 5. Abdul Hamid Wahid, M.Ag.

G. Anggota Fraksi Keadilan Sejahtera : I. Aan Rohanah, M. Ag. 2. Yusuf Supendi, Le. 3. Zuber Safawi, Shi

H. Anggota Fraksi BPD : 1. Muhammad Zainul Majdi, MA 2. Drs.H.Mudaffar Syah

I. Anggota Fraksi PDS : I . Ruth Nina M Kendang, SE.

J. Anggota Fraksi PBR : I. H. Is. Anwar Datuk Rajo Perak

RAPAT DIBUKA PUKUL 14.00 WIB

KETUA RAPAT (HERi AKHMADI):

Telah hadir anggota DPR 12 orang dan Pemerintahnya sudah ada 2 orang, dari esselon 1, sudah dianggap kuorum sekarang ini, maka dengan demikian sekali lagi rapat ini saya buka dengan resmi dan dinyatakan tertutup untuk umum.

KETOKIX

Pertama tentu saya akan melaporkan kepada ibu bapak sekalian tentang apa yang sudah dihasilkan oleh Tim kecil, sesuai dengan mandat yang diberikan, maka Tim kecil berusaha untuk menyisir hal-hal apa saja DIM-DIM, satu demi satu yang sudah disetujui tetap, dan yang dirubah -atau diberikan rumusan perbaikan. Secara keseluruhan hasilnya disampaikan kepada seperti bapak-bapak lihat dibukunya yang kesamping ini dan tayangannya seperti yang ada di infokus yang ada dihadapan bapak-bapak, ibu sekalian.

Ada 3 kolom, kolom pertama adalah kolom naskah asli yang diajukan oleh DPR, kolom kedua adalah naskah usulan perbaikan dari Pemerintah dan kolom ketiga adalah hasil rumusan dari tim kecil yang dalam era ini berusaha untuk mensintesekan baik dari apa-apa yang diusulkan oleh DPR, Pemerintah tersebut. Didalam ibu bapak-bapak sekalian tidak seluruhnya kita dengan final karena disana ada catatan-catatannya, karena seperti kita sepakati sesuai dengan hasil

189

rapat kerja yang lalu, maka tugas kita pada tahapan ini baru memberikan membahas dengan persetujan tetap hanya pada pasal-pasal atau ketentuan­ketentuan yang berkaitan dengan guru dan komen item yang menyangkut dengan guru. Karena itulah yang dianggap tetap selebihnya itu adalah tidak tetap dan karena itu dituliskan teknisnya dengan cara garis miring kemudian materi yang kedua adalah materi yang bersifat tegak ini yaitu draft tunggal atau naskah tunggal yang sebenarnya merupakan bentuk terurai bentuk satu buku yang telah sistematik, disistematisir sesuai pasal-pasal urutannya dari kolom ketiga yang dihasilkan yang tadi kita lihat disini.

Jadi buku yang tegak ini merupakan naskah sah tunggal yang merupakan dari yang dicocokan tadi. Didalam naskah ini, karena kita mencetaknya tidak berwama, tidak kelihatan ada juga yang bersifat usulan-usulan dari tim kecil dalam pengertian kalimat ataupun substansi dalam hal demikian itu, maka secara penulisan to long ditayangkan yang ini, yang besar ini, yang buku ini, nah dalam hal ini kita tuliskan dengan huruf merah, huruf merah ini adalah merupakan usulan dari timcil, misalkan ada kata-kata governance, governance itu bahasa jawa ya, orang Padang kurang paham mengenai govemeeds ini, karena itu kita usulkan bahasa Indonesianya yaitu Tata Pemerintahan yang baik.

Kira-kira seperti itu, nanti dibawah ada banyak sekali haJ-hal yang terkait yang masih miring maupun merah, miring maupun merah itu artinya memang masih merupakan usulan yang hams kita perdebatkan bersama, disini nantijuga ada ibu bapak sekalian, dibuku ini misalkan ada yang sengaja kita bJok itu dalam satu jumlah yeng besar misalkan di halaman 5 dimana tim kecil mengusulkan bukan rumusannya, bukan rumusan perbaikan atau rumusan kalimatnya atau tambahan substansinya tetapi ini usulan agar diproses lebih jauh, karena itu diusulkan misalkan di halaman 5 ini, karena dianggap kelewat mendetail, dipindahkan menjadi penjelasan didalam pasal penjelasan. Kemudian ada usulan juga misalkan pada halaman 6 berikutnya itu juga di blok besar, kemarin kita menilai itu terlalu detail untuk sebuah UU dan mernang diakui oleh Pemerintah bahwa pada dasarnya ini meterinya diambil dari SNP (Standar Nasional Pendidikan), jadi kita usulkan justru ini karena sudah tertuang di SNP, kita hapuskan saja tidak perlu dimuat disini, sebaiknya memang adanya di SNP. Kalau mungkin SNP membutuhkan gantolan tapi tentu saja tidak harus terlalu mendetail seperti ini, itu yang diusulkan.

Kemudian ada satu pasal yaitu halaman 9 pasal 15 itu dimana ini adalah usulan Pemerintah yang kita memang kita tidak membahasnya, tidak membahas sama sekali didalam panja, hanya pembenaran kalimat-kalimat saja, ini kita sajikan penuh didalam panja ini agar memperoleh pembahasan yang mendalam ini blok. Kita blok-blok ini demikian juga dibawahnya kita harapkan supaya dicacah secara

190

mendalam dibahas didalam panja, ini karena memuat satu substansi yang memiliki imflikasi yang sangat besar, misalnya disini disebutkan tentang gaji 2 kali lipat, kemudian tunjangan 50%, clan lain-lain sebagainya. Yang tentu saja ini nanti hams kita diskusikan, jangan sampai kalau kita terlampau menjanjikan didalam UU ini ternyata nanti tidak bisa dilaksanakan atau dalam waktu itu ada muncul istilah bisa menjadi tsunami didalam bidang pendidikan, itu sendiri khususnya bagi pendidikan swasta, penyelenggara pendidikan swasta.

Jadi inilah beberapa catatan atau teknis didalam penyajian yang ada didalam buku kecil ini, itu penjelasan saya, mungkin ada tambahan dari pihak Pemerintah, mungkin cukup ya pak, saya kira ini dan seperti biasa kalau memang tidak ada catatan sama sekali dari secara umum kami mohon teman-teman dari fraksi­fraksi mungkin juga memberikan catatan secara umum <lulu kalau tidak ada catatan umum yang bersifat umum, maka kita akan langsung membahas masuk pada pasal demi pasal sesuai dengan urutan yang ada dibuku ini. Jadi cara kerja kita nanti yang kita yang pakai utamanya adalah yang buku yang tegak ini yang akan dipancarkan, tapi kalau mau mencari akarnya mau mencari rujukannya baru kita gunakan buku yang miring ini. Saya kira begitu.

Ibu-ibu, bapak sekalian, kami silahkan mungkin berurutan saja atau umum saja, ada yang memberikan komentar umurn atau tidak , saya silahkan ya pak Balkan.

ANGGOTA FRAKSI DEMOKRAT (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pimpinan yang kami hormati.

Pemerintah yang kami honnati, sayangi dan dicintai, kami banggakan.

Sa ya kira tadi jalan berpikir pimpinan tadi sudah cukup bagus, kita mulai membahas buku-buku tegak ini, sesudah itu konsideran saya berikutnya kalau kita lihat, kalau seukuran antara buku miring dan buku tegak ini, saya lihat bahwa sudah banyak tercakup antar bab yang sudah masuk, sekarang kami simpulkan secara umum, kita mulai membahas saja pasal demi pasal atau item demi item sehingga lebih cepat dalam memproses bedahnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi itemnya menurut buku tegak ini aja ya, oke, silakan yang lainnya mungkin ibu Aan , silahkan ibu Aan.

191

ANGGOTA FRAKSI PKS (AAN ROHANAH, M. Ag):

Saya mohon, mungkin ada perbandingan atau perbedaannya.

KETUARAPAT:

Bedanya begini bu, mohon ya, yang ada perbandingannya ini urutannya bu, sudah tidak urut lagi, karena sudah diatur kemarin sekaligus pasal dan lain­lainnya sudah disusun dalam buku kecil ini, jadi yang kami usulkan justru ini menjadi sekedar rujukan saja, kalau nanti kita bingung disitu ada catatan DIM nya, nah kita merujuk DIM nomor berapa, kalau mencari akarnya gitu ya, silahkan selamat datang pak Koster dari Bali tadi ini agak terlambat. Oke yang lainnya tidak ada, pak Irsyad mungkin dari Golkar, tidak ada ya pak. Oke kalau dilihat debat Pemerintah setuju dengan usulan bahwa kita akan mulai membahas menurut buku tegak yaitu pasal dan ayat yang ada bab, pasal, ayat yang ada didalamnya, baru kalau nanti kita muncul ada persoalan kita kembalikan kepada buku rujukannya.

Kami silahkan bapak.

PEMERINTAH:

Kami sedikit saja ada menambahkan, karena ini adalah usul inisiatif dari DPR yang harus kita sukseskan jadi sernangat menerima usul DPR itu sangat tinggi dari Pemerintah, terima kasih.

KETUARAPAT:

Sampean, kalau suka beritahu kawan kalau tidak suka beritahu kami, itu motonya rumah makan padang, gitu ya pak. Jadi saya kira kita mulai dari tentang judulnya sendiri yaitu Tentang Guru dan Dosen, itu tolong perhatikan itu ada garis miring pengertiannya adalah dan dosennya itu persetujuannya bersifat tentatif,jadi menunggu perkembangan setelah konsultasi publik. Kemudian kita masuk menimbang kita melihat ibu, bapak sekalian, jadi masuk DIM 2 seperti ditandai diatas saya bacakan bunyinya bahwa Pembangunan Nasional di bidang Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rnewujudkan rnasyarakat yang maj u, adil makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-U ndang Dasar Negara Republik Indonesia. Ini tetap ya, tidak ada persoalan tetap.

KETOK l X

192

Kemudian DIM ke tiganya dari tim kecil mengusulkan bapak, ibu sekalian yang ditandai merah itu kata governancenya dihapus dan diganti dengan tata Pemerintahan yang baik, silahkan ada setuju atau tidak.

ANGGOTA FRAKSI DEMOKRAT (DRS. BALKAN KAPLALE):

Sebentar, sebentar kita kan sudah populer dengan governance, bukan artinya ada bahasa-bahasa yang sekarang sudah baku, apakah kalau kita ganti Tata Pemerintahan yang baik interpreti yang lain.

KETUARAPAT:

Tata Pemerintahan yang baik kan sebenamya sudah menjadi lebih umum kalau mau dikompromikan, ada usulnya begini, pak kalau mau dikompromikan dituliskan Tata Pemerintahan yang baik habis itu (Good Governance) gitu bapak, pak Irsyad silahkan.

ANGGOTA F.PG ( DRS. HM IRSYAD SUDIRO) :

Saya kira begini pak, karena ini UU

KETUARAPAT:

mohon pakai mic pak .. direkam.

ANGGOTA F. PG (DRS. HM IRSYAD SUDIRO):

Ini Undang-Undang yang mengatur guru dengan pengertian bahwa segala sesuatu yang bersifat normative itu harus betul-betul standar, standar idiologis maupun standar kaidah. Kalaulah kita mengerti tentang good governance sebenamya itu pada tataran wacana yang ada di media atau majalah dan diskusi­diskusi, tapi kalau untuk dukungan kenegaraan yang seperti ini menurut saya, apalagi ini penimbang disatu konsideran yang sangat mendasar menurut saya ini belum saatnya untuk ditampilkan dalam dokumen kenegaraan yang begini terhonnat, kalaulah itu umpamanya diperlukan paling tinggi ada dipenjelasan paling tinggi, tapi apakah perlu gitu, menurut kami Tata Pemerintahan yang baik itu sudah cukup dipahami, bahasa Indonesia yang baik dan cukup relevan, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Silahkan pak Koster dari PDI.P

193

ANGGOTA F. PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM) :

Ya terutama prinsif-prinsif kaidah penyusunan belakang-belakang, saya kira tidak lazim kalau itu mencantumkan bahasa asing dalam kurung, nah kalau Tata Pemerintahan yang baik itu sudah cukup, kalau mencantumkan bahasa Indonesia itu, saya kira itu kalau bikin makalah itu boleh begitu, tapi kalau dokumen Negara Undang-Undang begini sangat tidak lazirn apalagi didiktum menimbang seperti sama pak Irsyad, saya kira itu dihapus saja, terima kasih.

KETUARAPAT:

Oke Jadi pak. Balkan bisa menerima ya.

ANGGOTA FRAKSI DEMOKRAT (DRS. BALKAN KAPLALE):

Kalau begitu halnya good governance tennasuk didalam penjelasannya saja pak. Oke tidak bejibaku didalam UU tetapi nanti didalam penjelasan.

KETUARAPAT:

Oke Jadi kita hapuskan, oke tolong, tolong operatornya pak, operatomya lagi pergi, oke silahkan pak,

ANGGOTA F. PG (H EBBY DJAUHARIE) :

jadi saya pikir Tata Pemerintahan yang baik, bahasa Indonesia yang baik dan benar, jadi ketika ini kita sudah menyepakati misalnya pemahaman seperti itu, saya menganggap tidak penting didalam penjelasan dikatakan sandingannya good gavernance~ terima kasih.

KETUARAPAT:

Nanti dalam pembahasan ini, usul saya pak, Ini ada usul kita tampung, nanti dalam pembahasan, mau ketika kita membahas penjelasan kita lihat kembali bagaimana kecocokannya, kalau dipenjelasan bisa saja penjelasan UUD kita dulu juga ada dalarn komanya, gitu ya kita tok aja ya, setelah ini, oke

KETOK 1 X

Kemudian DIM ke-3, 4 nya persis sama tidak ada perubahan, jadi terus ya DIM ke-3 ini terus tidak ada perubahan kecuali tadi pak, dan dosennya miring. Kemudian DIM langsung ke~ 7 karena ada pergeseran nomor penomoran dan penghapusan, saya kira bisa dilihat disana. DIM ketujuh bisa diterima, saya

194

bacakan, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a, b dan c perlu membentuk UU tentang guru dan dosen, ini hanya merangkum ya, setuju ya

KETOKl X.

Kemudian DIM ke-8, DIM ke-8 ini sudah kita bahas mengenai dalam raker dahulu, waktu itupun sudah disetujuididalam raker yang pada intinya adalah mengenai bagaimana mengutip dari UUD waktu itu sudah disetujui apa adanya seperti ini. Jadi yang dikutip cuma pasalnya saja, tidak ayatnya ya setuju,

KETOKl X.

Kemudian demikian juga kutipan mengenai UU Nomor tahun 20, Si stem Pendidikan Nasional sesuai dengan ketentuan pembuatan UU, maka dicantumkan nomor lembaran negaranya, saya kira sudah disetujui pada waktu itu.

KETOKl X.

Kemudian DIM I 0 itu standar, waktu itu sudah kita koreksi dengan persetujuan bersama, ini sudah yang baku pak dan itu sudah kita terima juga pada waktu itu,

KETOK 1 X.

Kemudian DIM 11 UU tentang guru dan dosennya garis miring,

KETOKl X.

Bab nya tidak ada perubahan, bab 1, kemudian ketentuan um um juga tidak ada perubahan, jadi tetap pasal I, DIM 14 juga tetap dan kemudian DIM 15 dalam UU ini yang dimaksud dengan, ini sudah tetap juga waktu itu,

KE TOK 1 X.

Didalam ini sebenamya mulai dari DIM 16 itu juga tidak ada perubahan ya. DIM 16 ini tidak ada perubahan dari yang sudah disetujui pada waktu raker,

KETOK 1 X.

195

Kemudian DIM 17 itu juga tetap, tapi ini ada dalam kurungnya, saya mo hon pertimbangan kalau tadi katanya tidak dalam kurung, apakah hal ini berlaku atau tidak dalam kurung ini.

PEMERINTAH ;

Maksudnya dalam bahasa Inggrisnya, kalau inikan bukan.

KETUARAPAT:

Boleh, tetap, ini teks, oke

KETOK 1 X.

Kemudian disini ada usulan perubahan penambahan kecil masih merah yaitu peserta didik, disini saya bacakan, kalimat yang menjadi profesi guru dan dosen adalah pekerjaan dan atau jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai ketrampilan atau keahlian dalam melayani peserta didik, jadi orang lainnya itu diganti peserta didik inj usul dari dia, dengan memperoleh upah atau dalam jumlah tertentu, disini intinya yang diusulkan oleh tim kecil adalah orang lain diganti peserta didik, setuju yaa oke

KETOK 1 X.

Mohan itu pak dan dosennya masih miring itu, atas dan dosennya miring, Pemerintah silakan.

PEMERINTAH:

Sekedar mengingatkan, karena kegiatan be la jar itukan bagian dari pendidikan, dan guru itukan bukan pengajar saja, tapi juga pendidik, bagaimana kalau kita pertimbangan mengganti kegiatan belajar dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan, sehingga bukan pelajamya saja, jadi kegiatan pendidikan, apa kita memang mau spesifik saja pelajar.

KETUA RAPAT:

Maksudnya dia, gurunya loh pak, yang belajar dan berlatih itu gurunya, bukan muridnya, bukan pesertadidiknya, kualipikasi itu diperoleh melalui belajar dan pelatihan, kalau mau diganti dengan pendidikan dan pelatihan ya. U sul dari Pemerintah yang diperoleh melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.

196

ANGGOTA F. PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Tidak pakai kegiatan.

KETUA RAPAT:

Usulnya pak Koster dihilangi juga kegiatannya, setuju teman-teman yang lain, siap oke,

ANGGOTA:

Ada satu lagi

KETUA RAPAT:

si lahkan bapak,

ANGGOTA:

KETOK 1 X.

Pada DIM 18 ini dengan memperoleh upah atau gaji dalamjumlah tertentu, rasanya upah ini lebih baik kita ganti dengan penghasilan atau imbalan,jangan ada upah.

KE TUA RAPAT:

Ok mungkin diurut pak, kalau gaji itu sarna dengan upah, mungkin diurut gaji dan penghasilan. Dibelakang itukan ada definisi tentang penghasilan, itu ya dibawah sebenamya sudah ada definisi mengenai gaji clan bukan atau memperoleh gaji dan penghasilan dalam jumlah tertentu, setuju ok, jadi 18 lewat, tolong saya baca sekali lagi untuk dicek dari notulensinya, Profesi guru dan atau dan dosen adalah pekerjaan dan atau jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai ketrampilan atau keahlian dalam melayani peserta didik dengan memperoleh gaji dan penghasilan dalamjumlah tertentu. Setuju oke

KETOK 1 X.

Nomor 18 pas.

ANGGOTA F. PG (DRS. HM IRSYAD SUDIRO) :

Belum pak, belum~

197

KETUA RAPAT :

Belum silahkan.

ANGGOTA F.PG (DRS. HM IRSYAD SUDIRO) :

Penghasilan itu, tambah lain pak karena gaji itu penghasilanjuga.

KETUA RAPAT:

Kemarin itu ada pengertian pak, dibelakang, penghasilan itu memang didalamnya termasuk gaji, tapi penghasilan itujuga mencakup berbagai macam benefide tunjangan dan lain-lain.

ANGGOTA F.PG (DRS. HM IRSYAD SUDIRO):

Bukan terminologi sendiri pak, penghasilan lain apa pak.

KETUARAPAT:

Atau kalau diubah ngaco tidak, kalau gaj i sama dengan upah.

ANGGOTA F.PG (DRS. HM IRSYAD SUDIRO):

Tidak, maksud saya gajikan termasuk didalamnya.

KETUA RAPAT:

A tau penghasilan saja. Ya usul pak Irsyad, saya kira simpatik juga karena definisi di belakang penghasilan itu termasuk didalamnya gaji tunjangan dan fine benefide lainnya. Gitu ya pak usul pak dari Golkar, gaji dihilangkan penghasilan, saya silahkan pak Yusup. Mohon pakai Mig pak, tidak bisa diikuti, tolong disediakan, tim, panitia, penunjang, mignya, disini kelebihan mig ini orangnya satu mignya dua, silahkan pak, ya maaf pak.

198

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le)

Ketrampilan atau keahlian ataunya diganti, koma saja.

KETUA RAPAT:

dan pak, gimana pak

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le)

Ketrampilan koma penghasilan.

KETUA RAPAT :

Kalau atau dan pak, ketrampilan dan keahlian dalam melayani gitu pak.

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le)

ya kalau tidak koma dan gitu.

KETUARAPAT:

ya kalau tidak koma dan kami persilahkan Pemerintah ada 2 usulan. I. dari Golkar; gaji itu dihapuskan dan diganti cukup dengan penghasilan demikian yang ke-2 dari PKS mengusulkan supaya ketrampilan itu dan keahlian itu bukan atau tapi dan, kami silahkan.

PEMERINTAH :

boleh, setuju pak

KETUARAPAT:

Setuju ya menunjukan dukungan yang kuat dari ..

PEMERINTAH :

Cuma kami mau menawarkan satu wacana sedikit, karena kadang-kadangkan guru sekarang tidak lagi intelektual saja, tapi spiritualnya, emosional, dan sosialnya kan juga penting, nah kalau misalnya hanya kemampuan intelektual saja, jangan­jangan nanti kita dikriti~ kok guru seakan-akan otak kirinya saja, kalau kita hilangkan saja intelektualnya gimana, sehingga kemampuan guru terdiri dari berbagai hal tadi, bagaimana setuju.

ANGGOTA:

setuju, setuju

KETUARAPAT(HERIAKHMADI):

Oke, oke satu-satu pak ya

PEMERINTAH:

Kan namanya memperbaiki juga, sambil jalan.

199

KETUA RAPAT :

Oke, oke saya tawarkan usul Golkar, disetujui ya, diganti penghasilan, usul PKS disetujui atau diganti dan. Dan usul Pemerintah untuk menghapuskan intelektual disetujui ya, oke

KETOK 1 X.

To long dicek kalimat terakhimya, saya bacakan kalimat terakhimya menjadi profesi guru dan dosen adalah pekerjaan dan atau jabatan yang memerlukan kemampuan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai ketrampilan atau dan keahlian dalam melayani peserta didik dengan memperoleh penghasilan dalamjumlah tertentu. Ya, terakhir ini ya setuju, teruskan DIM 18 habis.

KETOK 1 X.

Kemudian DIM 19 ini belum dibahas, ini adalah masukan barn, bukan baru yang waktu itu diskusi tentang perlunya kata-kata profesional yang belum didefinisikan secara rinci pada waktu itu dan sekarang sudah diusulkan disini, jadi ini sepenuhnya kalimatnya adalah merupakan usulan ya, yang harus kita diskusikan bersama. Profesional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan pengabdian diri kepada pihak lain.

Kami silahkan ada masukan, mulai Pak lrsyad, kami persilahkan.

ANGGOTA F.PG (DRS. HM IRSYAD SUDIRO):

Terima kasih pak, memang kita atau setidaknya saya belum bisa menyatakan sesuatu yang berdasarkan oleh-oleh teratur khusus tentang definisi profesional ini, tetapi setidak-tidaknya secara empiris profesionalisme atau profesional itu ada ciri-cirinya keahlian salah satu

KETUA RAPAT:

Perhatian

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M.IRSYAD SUDIRO):

Yang kedua adalah kualitas, jadi seorang profesional keahliannya sangat berkualitas, kemudian dihargai secara, diimbangi dengan penghasilanny~ jadi tidak mungkin seorang profesional itu tanda petik lillahi ta 'ala sebagaimana kalau kita dengan sehari-hari kualitasnya tinggi ada penghasilan, terima kasih.

200

KETUA RAPAT:

Ok dan ini materinya yang memang belum kita diskusikan, saya usul kalau meteri ini kita pending dan nanti kita diskusikan, nanti malam dan kita akan mulai dengan berputar masing-masing fraksi memberikan masukannya, setuju begitu.

RAPATSETUJU

Ok

KETOK 1 X.

Kemudian kita masuk kepada DIM 21, Penyelenggara satuan pendidikan adalah lembaga Pemerintahan atau lembaga masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal maupun non formal.

Ini kutipan ya dari Sisdiknas. Jadi saya kira sudah pasti tidak ada masalah.

KETOK 1 X.

Kemudian DIM 22, DIM 26 butir 6 perjanjian kerja guru atau perjanjian kerja dosen adalah perjanjian tertulis antara guru atau dosen dengan penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan yang memuat syarat-syarat kerja hak dan kewaj iban para pihak berdasarkan peraturan peundang-undangan, ini definisi yang diambil dari UU Ketenagakerjaan, ini baku saya kira.

Silakan buAan.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Saya merasa ada satu kata yang tertunda

KETUA RAPAT:

Yaitu.

ANGGOTA FRAKSI PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Para pihak yang memperkerjakan.

KETUA RAPAT:

Para pihak yang memperkerjakan, tidak bu

Inikan para pihak, pihak yang dipekerjakan dan yang memperkerjakan.

201

ANGGOTA FRAKSI PKS (AAN ROHANAH, M.Ag) :

Tidak diperjelas siapa orangnya gitu.

KETUARAPAT:

Tidak perlu, kalau bahasa ini nya begitu. Silahkan bapak.

Saya kira ini karena kutipan, saya kira ini bagus,

Selamat datang pak Anwar dan pak Is Anwar penjaga, pak Is Anwar baru datang dari rapat Badan Kehorrnatan, menjaga kehormatan kita untuk diumumkan.

Ibu, bapak sekalian, sekarang anggota Komisi X yang menjadi anggota kehormatan, jumlahnya 6 orang dari 13, jadi sudah mendekati kuorum, jadi urusan kehormatan bisa dibicarakan di komisi X, gitu ya.

ANGGOTA:

Karena artinya inilah komisi yang paling terhormat. Dipercaya menjaga kehonnatan.

KETUARAPAT:

InsyaAllah

ANGGOTA:

Ketua saya mau usul kalau dilapangan itu biasanya bukan bahasanya bukan perjanjian kontrak kerja tapi kontrak kerja, banyak dipakai.

KETUARAPAT:

To long ini diambilkan pak yang tegak be I urn ada, 2 yang tegak di meja ini belum ada, yang ada yang menampang saja, jadi pak Anwar, pak Is kita tadi bersepakat pembahasan kita berdasarkan Bab dan Ayat dan DIM itu dijadikan rujukannya, jadi bukan berdasarkan urutan DIM nya. Ini pak Anwar sudah ada, tapi berdasarkan urutan ininya, oke.

Kami persilahkan pa~ jadi ini ketentuan UU pak Ade!

Disana sendiri di UU itu sendiri bukan kontrak kerja, tapi perjanjian kerja singkatannyajuga PKB kalau Perjanjian Kerja Bersama itu pakai rujukan KKB, bukan kontrak kerja bersama, saya kira kita terima saja ya

Silahkan bapak.

202

PEMERINTAH (FASLI) :

Ini sekedar mengingatkan saja.

KETUARAPAT:

Ada yang miring ya pak.

PEMERINTAH (FASLI) :

Ya, karena saya cari-cari juga masalah apa namanya guru yang pegawai negeri sipil tidakjelas diatur disini ya, tadi inikan hanya berlaku guru yang bukan PNS, apa begitu, karena guru PNS itu aturan mainnya bukan tenaga kerja UU Pegawai Negeri Sipil.

KETUARAPAT:

Kita mengantisipasi pak Fasli, ketika itu nanti ada badan hukum pendidikan, maka bisa jadi kalaupun itu pegawai negeri tetap harus melakukan semacam perjanjian kerja dengan badan hukum pendidikannya itu. Jadi kalau tidak disebutkan demikian, maka ini adalah swastanya gitu, tapi kalau nanti sudah ada BHP tadi seperti dalam diskusi kemarin bisa saja kontrak, inikan guru bisa saja dia tiba-tiba tetap PNS tapi bisa tukang sapunya atau tata usahanya bukan guru lagi. Yang kita coba lindungi adalah gurunya . Saya kira ya sudah selesai ya ini.

PEMERINTAH (FASLI):

maaf pimpinan.

KETUA RAPAT:

silahkan bapak.

PEMERINTAH (FASLI):

Sa ya tidak mempersoalkan apakah ini sudah intern dari UU guru tapi apakah ini tetap kalau nanti untuk mensejajarkan guru sebagai profesi, sementara ini kalau kita tunduk pada UU tentang tenaga kerja ini dianggap sebagai pekerja, nah sementara guru apakah memang tunduk kepada itu. Nah kalau kita mau mengangkat tenaga guru sebagai profesi apakah memang istilahnya tepat dengan mengacu kepada UU Ketenagakerjaan.

203

KETUA RAPAT :

Temyata tidak ada rujukan lain, misalkan bapak bekerja dikantor Advokat, katakanlah siapa Luhut Sitompul gitu ya pak, ketika ada seseorang lawyer itupun tetap harus melakukan perjanjian kerja dengan kantomya, si itu pak, jadi tetap sama ada peraturan perjanjian, tinggal nanti model fiends benefitnya atau konpensasinya itu yang diatur didalam perjanjian kerja, tidak ada dulu UU lain yang mengatur ini kecuali UU Ketenagakerjaan itu, rezimnya memang sudah baku seperti itu. Kayaknya begitu diskusi kita pada waktu itu.

Silahkan pak.

PEMERINTAH:

Sedikit tambahan dari Pemerintah, saya kira itu benar pak, didalam EG UU Edu Guesen, karena sudah organisasi dunia di Brussel tahun 66 itu termasuk salah satu pasal yang diatur, bahwa itulah kita mendengar guru ini bukan sebagai pekerja, tapi guru itu sebagai tenaga profesional, memang EG menghendaki demikian. Memang apa yang dikemukakan oleh pak Cip tadi, itulah yang kita perjuangkan ditengah-tengah dunia intemasional. Sebagaimana kita tahu dari 200-sekian organisasi guru dunia kita itu nomor 160 an seluruh Indonesia, itu kita tolak supaya memang guru ini adalah tenaga profesional tidak perlu terikat kepada satu VU, salah satu aturan seperti kaum buruh tidak mau dianggap sebagai kaum buruh. Didalam EG jelas-jelas ditegasin, karena itu kita tidak terikat didalam serikat kerja dunia, seperti Muhktar Pakpahan, kita tidak kesitu. Kita adalah organisasi internasional guru sedunia yang berpusat di Brussel, kemudian di tingkat Asia Tenggara j uga kita A CT Asean Council Teacher.

Jadi dengan demikian mari kita pertimbangkan baik-baik, karena ini VU, jangan sampai ada revisi dibelakang hari oleh Mahkamah Konstitusi, karena ini masalah tidak boleh dianggap main-main, masalah anak. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Oke, saya serahkan kalau ada yang mengomentari, sub jauh yang saya serap dari sekian banyak diskusi, kemarin kalau seseorang akan melakukan perjanjian kerja hubungannya itu tidak selalu sekasar antara majikan dengan buruhnya, tadi seperti saya contohkan, didalam kantor akuntan, didalam kantor louyer advokat itu, tetap saja ada perjanjian kerja diantara mereka, tapi yang posisinya yang nanti diatur, namanya juga perjanjian kerja. lni isinya yang membedakan, bukan formatnya, saya kira begitu pak.

Saya persilahkan, mungkin ada yang kasih pandangan.

204

PEMERINTAH (FASLI) :

Pimpinan kalau kita konsekuen mencantumkan perjanjian kerja mungkin beredaksional, sambil berjalan dikernudian hari, tapi pada prinsipnya, seorang guru kalau sudah menandatangani perjanj ian kerja itu sudah diperlakukan hukum buruh dan majikan. UU perburuhan bukan UU guru dan dosen lagi, karena sudah mencantumkan perjanjian kerja, saya ambil contoh, ada beberapa sekolah di Jakarta saja, kalau kita tunjuk hidung, kan kurangenakjuga, merekamencoba membikin perjanjian kerja antara yayasan dengan mereka, sampai dengan detik ini tidak diatur dalam UU Perburuhan, masalah ini khusus buruh, karena itu agak berat kalau masuk P4D dan P4P Panitia Penyelesaian Perselisihan perburuhan Daerah atau Perburuhan Pusat, itu terbentumya disitu pak ketua. Jadi kita pertimbangkan lagi.

KETUA RAPAT:

Oke, saya ingin melontarkan kepada teman-teman sekalian, tolong saja ini dikolomkan karena ini diskusinya sudah lama dan saya, pak Cipto mohon.bapak bayangkan kalau di rumah sakit, dokter itu apa tidak menandatangani perjanjian kerja, dokter kan profesi, profesional, tetap ketika dia bekerja dalam institusi bukan berarti dia akan diperlakukan yang penting dia kan kontens dan atau muatan dan itunya, dokter apa tidak, semua dokter akan bekerja yang dirumah sakit akan melakukan perjanjian kerja, tidak ada itu yang tidak.

Oke kami silakan saja kita putar kembali kalau memang diputar.

ANGGOTA:

Karena fungsional saja pak.

KETUARAPAT:

Bukan pak, ini menurut saya sih

ANGGOTA:

jadijangan kerja gitu loh

KETUARAPAT:

Loh ndak bisa pak, silahkan bapak ada nggak ikatan lain yang bisa dibentuk antara institusi dengan pekerja yang bukan disebut perjanjian kerja.

ANGGOTA:

nggakada

205

KETUA RAPAT :

; ngakada

ANGGOTA:

Kalau melaksanakan tugas begaimana pak.

KETUA RAPAT:

tidak mungkin pak ini mengingat seseorang menjadi profesional itu tidak berarti ia tidak diikat oleh sesuatu yang mengikatkan dia dengan sebuah lernbaganya.

Silahkan pak Yusup, kami persilahkan.

ANGGOTA FRAKSI PKS (YUSUF SUPENDI, Le):

Terima kasih.

Saya tetap dalam bahasa Arab Akadullamal, Akadullamal yang saya ketahui terjemahannya perjanjian kerja, selain itu saya tidak tahu.

KETUARAPAT:

Silahkan pak, pak Dahlan, saya persilahkan.

ANGGOTA FRAKSI PKB (DRS. HM DAHLAN CHUDORIE):

Menurut saya kata-kata itu sudah pas begitu, karena tidak ada lagi kata yang lebih santun dari pada itu, jangan khawatir ada bos dan ada pegawai sebab untuk selanjutnya tidak ada disitu, majikan dan buruh kebawahnya kan, oleh karena itu jangan khawatir konkordan sebagaimana dengan pihak dalam perjanjian kerja, pekerja begitu, sekian.

ANGGOTA:

Ini tambahan sedikit.

KETUA RAPAT:

Silahkan pak,

ANGGOTA:

Kalau saya tidak salah ingat itu pimpinan bagi UU tenaga kerja itu bukan perjanjian kerja, istilahnya tetapi KKB. Kesepakatan Kerja Bersama.

206

KETUA RAPAT :

Sementara disini ada PKB pak (Perjanjian Kerja Bersama)

ANGGOTA F. PKS (AANROHANAH, M.Ag):

Disitu kontrak bukan.

ANGGOTA:

ya, isinyajuga kontrak perjanjian, sebenamya tapi namanya kesepakatan kerja

KETUA RAPAT:

Oke, saya minta tolong saja pa~ dibantu apakah ada cara pengikatan yang lain kecuali penjaga perjanjian.

ANGGOTA:

Ada pak ketua, di buruh membuat KKB seperti PT Persa Tiga yang ada di Tangerang itu belum membuat KKB itu kaum buruh, makanya tadi saya kira apa yang dikemukakan pak Cip tadi, secara hukum kalau kita konsukuen masukan perjanjian kerja, maka kalau ada terjadi antara guru ada sedikit sengketa tidak bisa diatur dalam UU guru yang akan jadi, tapi dia diatur dalam perburuhan yang mengatur soal perjanjian kerja itu ada di kaum buruh, hanya itu saja , ini kita bicara pahit dulu deh, kalau itu terjadi kita sudah siap, karena inikan satu langkah yang sudah maju sekali, kita ini cuma masalah perjanjian kerja itu terjadi pada perburuhan menganut pada 3298 tidak salah UU pokok perburuhan tidak salah pak Cip, sedangkan UU guru ini, kan barang baru yang kita jaga keselamatannya kalau ada polusi dikemudian hari, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya mohon bapak, ini nanti kalau pak Cip belum secara keseluruhan pasalnya didalam itu banyak sekali yang dengan kata-kata saya sebut aja misalkan dalam pasal 22 tenaga kerja asing yang dipekerjakan kemudian guru pendidikan yang ini pengangkatan-pengangkatan itu berdasarkan kontrak saya perjelaskan mengacu kepada kesepakatan kerja bersama, pengangkat istilah penyelenggara sesuatu dengan kesepakatan kerja bersama itu pak, disini juga ada semuanya, jadi kalau ini nanti tidak itu bisa semua gugur pasal-pasal yang didalam itu, karena pada hemat saya seorang profesional sekalipun tetap harus punya ikatan kerja apakah itu perjanj ian kerja, kesepakatan kerja ataupun itu tetap harus ada, tidak seorang dokterpun dirumah sakit mana yang tidak mempunyai hubungan kerja seperti itu, nab karena itu saya balik lagi kalimat ini perjanjian kerja atau

207

tadi diusulkan misalkan kesepakatan kerja atau apa silahkan, tetapi tetap itu bentuknya adalah sebenarnya kesepakatan kerja itu juga kontrak juga perjanjian sama. Oke

PEMERINTAH:

Sebentar, kalau begitu halnya kita terima pak Cip ya, konsekuen itu nanti akan berubah pasal dibelakang, ini double artinya luar biasa, oke tetap kita pakai. Tetapi nanti barangkali dalam peraturan Pemerintah kerja ekstra kita untuk menetralisir, apabila terjadi di kemudian hari, kasus kaya gini pak.

KETUARAPAT:

silahkan pak Pajri

PEMERINTAH (PAJRI):

Karena ini sudah lama dibahas,jadi kita cendrung untuk memahami bahwa perjanjian kerja inikan artinya generi~ dibawah ini nanti mungkin ada apa namanya yang disebut pale Mansyur tadi, Kesepakatan Kerja Bersama, inikan rumahnya saja bahwa isinya sangat tergantung kepada macam perjanjian disana nanti beda, antara profesionalisme atau hanya buruh dan majikan, jadi rasanya ini sudah tepat ini pak.

KETUA RAPAT:

ya, oke yakita lewatkan dulu ya oke, Dim 22 kita sahkan nanti kita beri catatan pada pembahasan dalam penjelasan.

KETOK 1 X

Kemudian 7 atau Dim 23 Pemutusan Hubungan Kerja atau pemberhentian kerja adalah pengakhiran perjanj ian kerja guru atau dosen, karena satu hal tertentu yang mengakibatkan berakhimya hak dan kewajiban antara guru dan dosen dengan penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau atas dasar perjanjian kerja guru atau dosen. Ya jadi itu memang konsekuensinya begitu ya, tidak ada masalah ya.

S ilahkan pak lrsyad.

ANGGOTA F. PG ( Drs. H.M.IRSYAD SUDIRO):

Menggaris bawahi apa yang disampaikan oleh Pemerintah tadi mengenai perjanjian kerjayanggeneric, nanti dibawah kita cennati lebih lanjut, tetapi ikatan

208

itu tetap ada, cuma saya ingin mengusulkan pada alinea pertama itu pada akhirnya ada pengakhiran perjanjian kerja itu nanti kalau dibelakang bukan perjanjian namanya, kesepakatan tentu kata ini tidak tepat penggunaanny~ nab karena itu saya mengusulkan diganti pengakhiran hubungan kerja itu akan fleksibel terhadap perjanjian, terhadap kesepakatan karena seingat saya didalam SPSI dunia buruh itu memang dulunya PKB Perjanjian Kerja Bersama, tetapi diganti dengan KKB Kesepakatan Kerja Bersama oleh karena itu yang pasti pengakhiran itu hubungannya itu bukan perjanjian atau kesepakatan, putus hubungan lab.

KETUARAPAT:

ltu Luv pak nanti kalau diganti perjanjian itu luv, karena diatasnya itu menjelaskan dia itu PHK inikan kira-kira ngomongannya gitu pak, pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian kerja adalah pengakhiran perjanjian kalau pengakhiran hubungan, nanti luv dengan yang diatasnya sebelumnya. Karena kalimat itu sebenarnya memberikan penjelasan tentang pemutusan hubungan kerja sendiri pak. luving itu nanti pak.

ANGGOTA F. PG ( Drs. H.M.IRSYAD SUDIRO):

Oh ya nanti kalau dihadapkan dengan peristilaban yang akan di eek oleh Departemen Hukum, saya kira kalau nanti itu bentuk kata yang digunakan adalah kesepakatan, maka akan tidak menjadi tepat kata perjanjian sebab yang kita lebih sesuai itu memang kesepakatan lebih halus karena perjanjian itu agak menonjolkan sesuatu yang keras, tapi kalau kesepakatan ada keseimbangan antara pihak-pihak.

KETUA RAPAT (HERi AKHMADI):

Oke, pak Irsyad, bahwa perjanjian bisa diganti dengan kesepakatan. Saya kira itu oke pak. Konkorden hanya yang diatas tetapi perjanjian atau kesepakatan itu tidak bisa dirubah menjadi hubungan karena hubungannya itu luving nanti, inikan menjelaskan pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan jadi luv, tapi pengakhiran perjanjian atau kesepakatan itu masih mungkin gitu pak lrsyad.

ANGGOTA F. PG ( Drs. H.M.IRSYAD SUDIRO):

Tapi nanti kalau kesepakatan-kesepakatan kita ganti kesepakatan.

KETUARAPAT:

Kesepakatan kita ganti kesepakatan ,setuju ya

209

PEMERINTAH:

Kalimat terakhimya saja yang berlak.u atas dasar perjanjian kerja guru atau perjanj ian kerja dosen supaya sama dengan diatasnya.

KETUARAPAT:

Dilengkapi ya, tolong ditambahkan atau perjanjian kerja dosen. Ya silahkan pak.

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI) :

Itu nomor 7 penjelasan nomor 6 oleh karena itu saya usulkan karena diatas perjanjian antara guru atau dosen dengan penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan, oleh karena itu point ke-7 sampai berlaku saja atau atas dasar perj anj ian guru clan dosen di nomor 6 tidak ada, jadi saya usulkan akhimya itu dibuang atau atas dasar perjanjian kerja guru dan dosen karena ada penjelasan nomor 6.

KETUARAPAT:

Jadi cukup dengan atas dasar peraturan perundang-undangan.

ANGGOTA F. PG ( Drs. H.M.IRSYAD SUDIRO) :

Ada lagi pak., saya ingin azas efisiensi penggunaan kata atau perasa itu diperlakukan juga dalam kita membangun UU ini, bahwa hubungan ataupun perjanjian itu berakhir tetapi disini disebut yang mengakibatkan, nah saya kira langsung saja pada akibatnya itu jadi pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian kerja adalah pengakhiran hak dan kewajiban antara guru dan dosen dengan penyelenggara satuan. Jadi dengan adanya perjanjian yang berakhir ataupun kesepakatan yang berakhir itu hak dan kewajiban itu putus jadi berakhimya hak kewajiban karena tidak perlu juga kita menyebutkan apa yang menyebabkan hak itu berakhir, disitujuga tidak dijelaskan pada perjanjian kerja, itukan tidak perlu dijelaskan bahwa berakhirnya hak itulah yang disebut pemutusan hubungan,jadi pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian adalah pengakhiran hak dan kewajiban antara guru dan dosen dengan penyelenggara satuan pendidikan dan satuan dan seterusnya, saya kira itu menghemat sejumlah kata sebenarnya tidak diperlukan didalam ayat ini.

KETUARAPAT:

Jadi sebenamya kalau pak Irsyad, menghendaki itu. Barangkali memang pengakhiran perjanjian kerja yang tentu artinya memang otomatis akan hak dan

210

kewajiban dan segala macam berhenti. Kalau dikaitkan pada poin 6 nya, saya ingin mengusulkan.

Ibu, bapak-bapak sekalian, untuk merujuk kembali melihat lagi kepada buku yang menyamping ini pada DIM 22 dan 23, itu rupanya lebih banyak rumusan berdasarkan usul perbaikan dari pemerintah ini pak Pemerintah, pada waktu itu mengatakan ini merujuk kepada UU Ketenagakerjaan, jadi saya ingin karena kalau aslinya dari DPR bentuknya itu memang sederhana sekali. Perjanjian kerja adalah perj anj ian tertulis antara guru dan do sen, pada waktu itu disampaikan ke kita ini adalah merujuk kepada apa yang ada di UU Ketenagakerjaan, bunyinya punya Pemerintah awalnya tolong dibaca itu, perjanjian kerja guru adalah perjanjian tertulis antara guru dengan penyelenggara satuan pendidikan atau satuan yang memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiaban para pihak berdasarkan peraturan perundang-undangan, jadi kalau mau efisien lagi yang tadi sesuai dengan perundang-undangannya juga berhenti pak, disinipun juga berhenti sesuai dengan pengaturan pengambilan pengakhiran hak dan kewajiban guru yang berdasarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sama dengan begitu, silahkan pak.

PEMERINTAH:

Kalau kita baca DIM 22, 736 dan 22, 23, 84 7 ini sudah diambil over kepada 6, 7 tadi pak, jadi kalau kita mau meghapus salah satunya berarti kita harus memperbaiki DIM yang tadi lagi pak, karena sama-sama ikatan, mo hon maaf 6, 7 tadi ada 4 aspek hukum yang terjadi disitu. Yang 6 dan 7 yaitu perjanjian kerja, kemudian pemutusan hubungan kerja dan semuanya itu berdasarkan peraturan dan UU yang tertera pada DIM 22 dan 23, jadi kita tidak terlalu terfokus kepada satu masalah, tapi 4 aspek itulah ada akibat satu sama Iain sating saling kait mengkait pada ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, ini usulan tadi saya kira benar apa yang disampaikan pada pada lndadin, 6 itu sudah tidak bisa dikutik-kutik, 7 lebih pada upaya penghematan tadi yang diusulkan pak lrsyad yang mengusulkan supaya berhenti saja pada sampai dengan sesuai dengan peraturan perundang-undangan pak.

ANGGOTA FRAKSI PKS (AAN ROHANAH, M.Ag):

Sa ya melihat ada satu hal juga yang pen ting disini agar tetap dipertahankan bahwa pemutusan hubungan kerja itu tetap hams ada sebabnya, jadi saya merasakan, karena satu hal tertentu tetap tersebut disitu dan karena satu hal,

211

karena dibuang dalam perundang-undangan yang berlaku, jadi jangan dibuang begitu, karena jangan sampai nanti orang bisa mutuskan dengan bebas saja, begitu tanpa sebab apa-apa.

KETUA RAPAT:

lbu yang diusulkan Pak [rsyad tadikan begitu bu, berhenti sampai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau atas dasar perjanjian kerjanya itu sudah dihapuskan begitu maksudnya, berikutnya yang tadi diusulkan diperbaiki oleh Pak Koster, Pak Koster kanjustru menambah atas perjanjian kerja dan atau perjanjian kerja guru dan dosen, itu yang dihapus karena sebenamya cukup, karena ini definisi begitu, Pak Irsyad setuju.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Tetap pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berlakunya juga tidak perlu lagi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasti berlaku kalau tidak diruj uk dia.

KETUARAPAT:

Sudah cukup Pak Irsyad, mungkin ada yang diangkat lagi, ada yang dihemat lagi, ok silakan pak.

KETOK IX

Kita menanjak pada butir 8 DIM 25, ini ada usul, usulan cuman satu saja, kita melihat kalimat sebelumnya yang diajukan ini, ke 8 DIM 25 itu asalnya memang kalimatnya tetap, hanya menambah sedikit yaitu dengan dimana dia ditugaskan. Saya bacakan usulan dari Tim Kecil itu, sebenamya hampir sama dengan hanya menambahkan kata kecil dimana dia ditugaskan. Jadi saya bacakan kualifikasi akademik ijasah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki seorang guru atau dosen sesuai dengan jenis dana jenjang pendidikan fonnal dimana dia ditugaskan, sebelumnya itu tidak ada kata-kata ininya pak, jadi misalkan nanti ada ketentuan kalau dosen itu minimal S2, kalau untuk guru SMK, SI itu plus apa dan lain seterusnya pak, saya kira jelas hanya tambahan dimana ia ditugaskan, setuju silakan.

ANGGOTA:

Dimana dia ditugaskan, kelihatan bukan bahasa Indonesia, saya kira lebih bagus ditempat dia ditugaskan, jangan disebut dimana, ditempat saja sekalian. Di mana wer, itukan namanya bukan bahasa Indonesia saya kira.

212

KETUA RAPAT :

Silahkan ada usul, dimana, mananya, ditempat diganti dengan tempat gitu ya.

ANGGOTA FRAKSI PPP (DR. H. MUCHTAR AZIZ MA):

Konotasi tempat itu, ada konotasi penyelenggara atau sekolah atau lokasi propinsi atau apalagi supaya ini tidak.

KETUA RAPAT:

Bukan pak sudah jelas disana mengenai jenis dan jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki guru dan dosen sesuai denganjenis jenjang pendidikan formal ditempat dia ditugaskan, atau dimana dia ditugaskan.

ANGGOTA FRAKSI PPP (DR. H. MUCHTAR AZIZ MA):

Itu lokasi teritorial, apa lokasi.

KETUA RAPAT:

Buka pakjenjang danjenis.

ANGGOTA FRAKSI PPP (DR. H. MUCHTARAZIZ MA):

Itukan bisa juga sekolah atau yayasan misalnya iyakan Pak.

KETUARAPAT:

Jenis danjenjang pak.

ANGGOTA FRAKSI PPP (DR. H. MUCHTAR AZIZ MA) :

la tempat ditugaskan, itukan sekolahnya atau yayasan, kan gitu tapi tempat itu misalnya dimana, J awa Timur, Jawa Tengah, apa-apa kan gitu.

KETUA RAPAT:

Menurut saya Iebih tepat dimana, pak Muchtar saya kira terima sajalah ya.

KETOK 1 X

lbu, bapak sekalian, saya harus mohon maaf ada tim anggaran mau konsultasi, saya serahkan kepada pak Anwar untuk memimpin rapat ini, jadi saya harus meninggalkan rapat dulu, terima kasih.

213

KETUA RAPAT (PROF. Dr. ANWAR ARIFIN):

Itulah sebabnya pimpinan harus banyak supaya pimpinan itu biar mau ke WC juga hams di tahan pa~ nggak bisa di wakili.

Jadi DIM 8 sekarang 9 Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas profesinya, ini tidak ada catatan kan.

KETOK 1 X

Kemudian sertifikasi adalah ini juga tidak ada kan.

KETOK 1 X

Kemudian l l sertifikat kompetensi adalah bukti formal sebagaimana pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakretasi atau lembaga sertifikasi.

lni yang miring, ini lembaga sertifikasi..

KETOK 1 X

Ya itu adadalam UU sistem pendidikan nasional itu. Sertifikat profesi adalah bukti formal sebagai pengakuan kewenangan kepada seorang calon guru atau calon dosen dan guru atau dosen yang telah memiliki kualifikasi akademik minimal dan sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang yang dikeluarkan oleh instansi profesi ya ini catatannya.

Sertifikat profesi ini artinya syarat untuk menjadi guru ini semakin banyak tapi tidak diimbangi yang banyak gajinya, begitu kira-kira, sudah banyak ijazah, sudah punya sertifikat kompetensi hams ada lagi sertifikat profesi, bagaimana pak Wondo itu, betapa sulitnya jadi guru ya pak.

Silahkan, kami mulai dengan fraksi-fraksi untuk menyampaikan, kalau saya pribadi tidak setuju, saya menanya ini, karena itu mempersulit anak-anak menjadi guru. Pribadi-pribadi fraksi kan lain, dimulai dari mana Golkar.

ANGGOTA FRAKSI GOLKAR (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO) :

Ya, memang begini pak, ini agak menjadi sesuatu yang membuktikan bahwa kita ingin mengangkat harkat martabat guru itu, tidak dengan cara murah atau

214

murahan, oleh karena itu untuk menjadi guru ada beberapa hal yang harus dipenuhi pertama adalah kualifikasi berupa ijazah, yang kedua sertifikasi kompetensi yang terkait dengan kemampuan dibidang kependidikan, yang ketiga adalah sertifikat profesi yang terkait dengan legalitas dia atau legitimasi dia dalam profesi oleh karena itu yang terakhir dikeluarkan oleh organisasi profesi.

Tentu kami cenderung, ini ya sudah merangkum tapi apakah bisa disederhanakan atau tidak tetapi 3 hal yang perlu kualifikasi kompetensi dan profesionalitas, terima kasih.

KETUARAPAT:

Biasanya profesi itu baru ketahuan setelah dijalani ya pak, bahwa dia seorang profesionaljadi seorang dokter baru tamat, itu belum dianggap profesi ya setelah 5 tahun, setelah menjadi dokter mungkin baru bisa diberikan sertifikat ke profesi oleh organisasinya, kalau dia calon kan belum menjadi anggota PGRI misalnya kan kalau guru, baru cal on guru tiba-tiba dia minta pa.da PGRI kasih dulu sertifikat profesi, nanti PGRI bingung-bingung kau mengajar dulu kan ya silahkan <lulu POI. Perjuangan menyampaikan, pak Koster.

ANGGOTA F PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Saya kira penjelasan dari pak Irsyad sudah cukup pak, jadi pemahaman saya juga sama, karena pertama harus punya kualifikasi akademik, ijazah, kemudian Iewat uji kompetensi, karena berkaitan dengan kompetensi dia akan mengajar dibidang apa ya, jadinya ada sertifikat kopetensi terus profesi itukan tingkatannya lebih tinggi lagi setelah itu, setelah tahapan itu dicapai, jadi lewat.

KETUARAPAT:

Sebentar pak interupsi, ini kepada seorang calon atau sesudah dia menjadi guru.

KETUA RAPAT:

Kan ini pak calon itu untuk yang akan menjadi guru nanti, guru itu yang sekarang ada, kan dua-duanya mengalami pendidikan profesi itu pak, yang akan diangkat nantijuga harus diikuti pendidikan profesi, lalu dia menjadi guru atau guru yang sekarang inikan belum menjadi profesi dia, sesuai dengan peraturan inikan harus mengikuti pendidikan profesi juga dia. Jadi UU ini menjangkau posisi yang ada sekarang dan posisi yang akan datang, terima kasih.

KE TUA RAPAT:

Dikeluarkan oleh organisasi profesi inikan pertanyaannya, atau titik saja.

215

ANGGOTA FRAKSI PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Nah ini dia oleh organisasi profesi

KETUARAPAT:

Apa dikeluarkan karena kalau calon kan belum menjadi PGRI kan begitu.

ANGGOTA:

Belum.

KETUA RAPAT:

Ya tidak semuanya kanjuga masuk di PGRI mungkin ada organisasi di guru independen, ada organisasi guru bantu, ada federasi guru Indonesia, ada ikatan guru NU.

ANGGOTA FRAKSI PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Tapi kan gini pak, pemahaman saya itu meskipun tidak menjadi anggota PGRI guru itukan, diajuga berhak unruk mendapatkan sertifikat organisasi profesi itu. saya kira begitu pak.

ya jadi organisasi profesi ini adalah institusi yang berwenang untuk mengeluarkan sertifikat profesinya, apakah dia anggota PGRI atau tidak, saya kira soal lain itu pak.

KETUA RAPAT:

Ya silahkan, masih ada yang lain, siapa dulu, ibu Nina dulu apa Aan, ya Nina dulu. lni baru calon guru, belum guru.

ANGGOTA F. PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Caton isteri guru. Ya saya setuju dengan pak lrsyad, tapi setujujuga dengan profesor, karena saya berpikir ini akan menjadi masalah, ini yang terakhir yang dikeluarkan oleh organisasi profesi, ada beberapa pertimbangan yang pertama adalah begitu banyak organisasi profesi dan kedepan itu sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh organisasi itukan harus sah kemudian harus memenuhi kualifikasi tertentu, jadi akan sangat riskan kalau disitu secara eksplisit menuliskan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi kecuali pemerintah mengeluarkan dulu satu SK Menteri atau peraturan pemerintah yang menegaskan bahwa organisasi profesi ini. ini. ini. ini saja. yang berhak mengeluarkan sertifikat profesi gitu.

216

Jadi pada intinya tidak ada masalah dengan pasal ini, asalkan cukup sampai dengan dan sertifikat kompetensi sesuai dengan bidangnya, titik, terima kasih.

KETUARAPAT:

Ya, masih ada yang lain.

ANGGOTA FRAKSI GOLKAR (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Ada pak, tambahan pak, jadi gini selama ini pengertian kita kalau kasusnya PGRI itu seolah-olah hanya Ormas, untuk kearah profesionalitas atau organisasi guru maka PGRI pun hams meningkatkan posisi atau peranannya sebagai organisasi profesi, yang mempunyai kualifikasi, profesional, jadi tidak sekedar Ormas, oleh karena itu organisasi guru harus dipimpin oleh guru dan organisasi dosen harus dipimpin oleh dosen.

KETUA RAPAT:

Kalau ikatan guru Nahdatul Ulama itu Ormas atau organisasi-organisasi.

ANGGOTA FRAKSI DEMOKRAT (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pimpinan maaf, pimpinan interupsi sebentar.

Kalau menyangkut profesi saya tidak tahu, saya mau melalui pimpinan, saya mau tanya pemerintah. Siapa yang mengeluarkan peraturan pemerintah, sekarang kalau naik pangkat itu ngurus PGRI itu dapat kredit poin 25, anggota PGRI 15 guru bisa 10, nanti dulu kemarin bukan dari guru Muhammadiyah, kemarin kan waktu kita menyatakan itu, karena dia jelas-jelas senada dengan kita, karena dia kebagian juga angka kreditnya, nah ini kalau mau begitu harus dihapus dulu aturan ini. Karena teman-teman dilapangan menginginkan demikian, kalau pengurus PGRI saja sudah dapat sekian, anggota PGRI dapat sekian dan guru PG RI apakah di NU, apakah guru Muhammadyah, kalau dia diperbantukan pada satu sekolah ia berhak naik, nah ini yang bikin aturan ini siapa, sampai sekarang berlaku pak pimpinan, terima kasih.

KETUARAPAT:

saya kira nanti di jawab itu ya, Pemerintah. Kita selesaikan dulu, saya kira diluar konteks itu pak. Ibu Aan <lulu nanti pemerintah dapat giliran.

ANGGOTA F. PKS( AAN ROHAN AH, M.Ag):

Terima kasih

217

Saya juga setuju bahwa sertifikat profesi harus dipertahankan sebab guru yang dimaksud ini adalah pendidik yang profesional, sehingga harus ada persyaratan yang lebih dari sertifikat kualifikasi dan sertifikat kompetensi, tapi yang menjadi pertanyaan disini yang dikeluarkan oleh organisasi profesi, apakah nanti boleh setiap organisasi profesi itu mengeluarkan sertifikat profesi karena mungkin nanti kualifikasi setiap organisasi kan beda-beda gitu ya, termasukjadi pertanyaan juga. Buat saya dari pak Balkan tadi kenapa kalau yang misalnya PGRI itu semua punya kelebihan padahal siapa tahu ada yang tidak anggota PGRI tapi punya kualifikasi jauh lebih baik misalnya gitu, namun karena tidak tergolong pada anggota PGRI akhirnya dia tidak punya nilai apa-apa gitu ketika naik pangkat jabatan.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Ya jadi organisasi, jadi titik seperti diusulkan bu Nina tadi, titik sampai bidangnya. Silahkan pak Yusup.

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le):

Poin 12 ini ada 3 syarat yang menjadi guru, yang pertama profesi, yang kedua kompetensi, yang ketiga kualifikasi, namun penjelasannya tidak adil, jadi 3 poin ini yang dijelaskan cuma 1 profesi, jadi yang 2 tidak diperjelaskan, oleh karena itu saya lebih cenderung sampai kompetensi titik disitu. Sesuai dengan bidangnya tidak perlu, jadi sesuai dengan bidangnya dihapus, diganti dengan kompetensi.

Terima kasih.

KE TUA RAPAT:

Oke silahkan pak Dahlan, PKB yang mana pak Dahlan ini Gusdur

ANGGOTA F. PKB (Drs. HM. DAHLAN CHUDORIE):

Jadi saya hanya sampai kepada, sesuai dengan bidangnya kenapa, karena makhluk yang namanya organisasi profesi guru itu masih tandatanya, kaya apa nanti kalau sudah terbentuk dengan sendirinya mungkin kita bisa menunjuk itl4 karena belum ada kejelasan itu sampai bidangnya, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jangan-jangan belum ada organisasi profesi gurunya, tunggu dulu, yang lain dulu, Demokrat, pak Tata.

218

ANGGOTA F. DEMOKRAT (Dr. H. TATA ZAINAL MU'TIAQIN, MM ) :

Jadi ini memang harus tegas dan pasti kalau UU dikeluarkan oleh organisasi profesi dihubungkan dengan ketegasan dan kepastian, ini tidak tegas dan tidak pasti, jadi organisasi profesi yang mana dan tadi saya mendengar bahwa dari PGRI, apabila ini dapat angka kredit sekian, padahal saya juga punya organisasi ikatan guru Aljamil latulansia, jumlahnya banyak kenama tidak diakomodir­akomodir oleh Diknas, ini akan saya protes, kalau begitu darimana itu nilainya, ini juga apa rancu ya, jadi untuk itu, sampai ini memiliki kepastian clan ketegasan dan juga nggak ada UU yang merujuk atau institusi yang merujuk kepada penunjukan suatu organisasi profesi maka lebih baik paling tidak sesuai dengan bidangnya atau sampai kompetensi juga bisa. Itu saya kira yang tebih aman barangkali ketimbang pakai itu yang tidak jelas, jadi saya mohon UU ini hams jelas, pasti, terima kasih.

KETUARAPAT:

Salah satu kepastian yang diperlukan itu, siapa yang mengeluarkan sertifikat, profesi itu ya, itu juga harus ada. Ya tambahan dari Demokrat.

ANGGOTA FRAKSI DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

Punya pertanyaan itu bagus sekali, detail tapi enak.

Siapa yang mengeluarkan organisasi profesi itu, maaf sekali lagi. Sampai dengan detik ini masih PGRI, yang kedua bisa saja usul dari PKS tadi kita dukung, Demokrat kita dukung sampai sertifikat kompetensi titik, ini nilainya tinggi sekali, karena orang mendapat kompetensi sertifikat itu tidak gampang itu karena akta kan sudah mau dibubarkan, akta 4 kalau itu terjadi maka akan terjadi sertifikat kompetensi titik sampai disitu.

Akta, akta maaf, akta mulutnya nggak sampai kesana, akta 4. sertifikat kompetensi ini nanti didalam DIM 27 b. dijelaskan, artinya dari pada sertifikat ini jadi kompetensi ini sampai disitu aja titik, nan ti diakomodir dalam penjelasan pasal.

KETUA RAPAT:

Ya cuma pasal ini tidak boleh ada penjelasan karena ini ketentuan umum, jadi memang satu hal yangdiperlukan itu, darimana orangmemperoleh sertifikat profesi, ya silahkan pak P3 pak Muchtar atau harus keluar dari Nangroe Aceh Darussalam, silakan.

219

ANGGOTA F. PPP (Dr. H. MUCHTAR AZIZ, MA):

Saya melihat ini mulai dari kalimat profesi, kemudian kompetensi ini ada juga kualifikasi akademik minimal, saya menganggap minimal itu tidak perlu, jadi saya ulangi begini saja sertifikat si profesi adalah bukti fonnal sebagai pengakuan kewenangan kepada seorang calon guru atau calon dosen dan guru atau dosen yang memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat kompetensi sampai disitu saja. Adapun nomor 13 nanti organisasi profesi sudah ada disitu, jadi ya minimal tidak usah yang dikeluarkan organisasi profesi ini, kalau kita mau terima dibawah sudah ada. Organisasi profesi adalah sudah ada keterangannya, siapa profesi.

KETUA RAPAT:

Tidak, pertanyaan saya, siapa yang harus mengeluarkan sertifikat profesi itu.

ANGGOTAF. PPP(Dr. H. MUCHTARAZIZ, MA):

Nah ini ada dibawah, ada dibawah nomor 13.

Yang punya hak mengeluarkan itu pak, ini kalau tidak punya hak lain lagi.

ANGGOTA F. PAN( H. ADE FIRDAUS, SE)

Saya prof.

KETUA RAPAT:

Silahkan pak, nanti Pemerintahyang menjawab semua pertanyaan kalau begitu.

ANGGOTA F. PAN( H. ADE FIRDAUS, SE)

Nomor 12 ini prof, ini sangat rumit sekali prof. di drof saja nggak apa-apa, nanti juga diatur dibawah, kita setuju kan prof, di drof nomor 12 ini.

KETUA RAPAT:

Temyata ada persamaan pendapat saya dengan PAN, walaupun saya Golkar pak ya. Pribadi, pribadi, sudah selesai dari floor, masih ada dari pak Koster tambahan. Silakan

ANGGOTA F.PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Prinsif organisasi profesi salah satunya kan dia mempunyai otoritas untuk atau kewenangan untuk mengeluarkan sertifikat profesi, IOI saya kira juga begitu,

220

akuntan juga begitu, advokat juga begitu, nah sekarang kondisinya guru belum punya organisasi profesi yang punya kemenangan seperti itu. Saya kira begitu, nah kan berarti 2 cara pa~ ini bisa dihilangkan berarti kabur, nanti Pemerintah yang akan menentukan atau UU ini, bisa memerintahkan inikan organisasi profesi kan masih huruf kecil, generik pak, jadi memang berarti j uga belum terbentuk dan bisa dibentuk sesuai dengan persyaratannya. Itulah oleh karena itu saya kira bisa dihilangkan, menjadi tidak jelas cuman lebih kabur, dicantumkan pun menurut saya juga itu nggak masalah, karena nanti dengan sendirinya dengan UU ini, nanti berarti guru itu dia dituntut untuk membentuk organisasi profesi dan salah satu kewenangan nanti dia didalam organisasinya adalah dia memang harus mampu mengeluarkan sertifikat profesi, orang ahli tidak PGRI seperti yang sekarang, mungkin dalam tanda kutip pak, saya tidak tahu itu, terima kasih.

KETUARAPAT:

Sekarang yang terakhir FBR ini ada disamping saya FBR.

ANGGOTA F. PBR (H. IS ANWAR DATUK REJO PE RAK)

Saya kira daripada kita buang-buang lama, saya setuju di drof aja, tidak ada persoalan terima kasih.

KETUA RAPAT:

Minta dihilangkan, silahkan Pemerintah juga memberikan tanggapan, pak Pemerintah, jadi begini pak ya sekarang ini kan organisasi profesi tidak ada sekarang, sertifikat profesi ini hams keluar, lalu guru yang sekarang ini diberikan oleh siapa itu, ya belum ada organisasi profesinya kan.

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE)

Intrupsi pak, sebelum pemerintah sebagai tambahan saja, tidak selamanya PGRI itu organisasi tunggal Cuma syarat UU menyatakan kalau dia membentuk organisasi syarat harus diurus, yang pertama utusan kongres dan yang kedua mengadakan munas luar biasa. Itu secara hukum diakui oleh UU, maka dia berhak mengeluarkan, jadi sampai dengan detik ini setahu saya ada 28 organisasi guru, ini termasuk federasi guru Indonesia, kemarin baru dibentuk di Semarang 6 orang, ini organisasi angin-anginan. Kalau PGRI kan I 00 hari sesudah merdeka pak, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya, masih ada, ya Pemerintah dulu.

22 !

ANGGOTA F. PG(Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO) :

Tambahan sebelum Pemerintah, sebaiknya memang kita membahas UU tidak terpaku pada satu pasal atau satu ayat, kalau kita urut dari nomor 8 ketentuan umum ini, yang pertama adalah kualifikasi akademik itu adalah ijazah kemudian kompetensi dijelaskan, jelas kemudian sertifikasi itu pengertian menyangkut sertifikat, tetapi disini ada ketidakadilan pak Yusup tadi, sertifikasi itu temyata yang disebut hanya kopetensi inijuga hal yang kurang pas, kemudian kopetensi itu sendiri di l l disebutkan, ini bukti formal pengakuan terhadap kopetensi. Sebetulnya yang kita bahas sekarang profesi, jadi kalau hanya menyebut kompetensi jadi tidak ada gunanya ayat ini, butiran profesi itu ya, harus mengkaitkan diri dengan organisasi profesi, nah dalam hal PGRI setahu saya organisasi PGRI itu tunduk pada UU No.8 Th.85 tentang organisasi kemasyarakatan, ormas itu tidak identik dengan organisasi profesi sebelum dia sendiri itu memang menyatakan atau dinyatakan atau diakui sebagai organisasi profesi, nah sekarang kalau UU kita ini mau melegalisir, apakah hanya PGRI atau bisa lebih dari PGRI saya kira itu perlu, nab kalau tidak ada proses profesi itu tidak ada gunanya butir 12 ini, karena kompetensi itu sudah dijelaskan di butir 11, terima kasih.

KETUARAPAT:

Memangjuga UU Sisdiknas itu hanya mengaku dua sertifikat, satu berbentuk ijazah satu sertifikat kompetensi jadi hanya dua orang yang memiliki sertifikat kompetensi dan ijazah, sebenarnya berhak memasuki profesi apapun juga, jadi misalkan kedokteran itu yaitu, intern mereka untuk setelah lama menjadi dokter bukan calon dokter, setelah lama menjadi dokter barulah sertifikat profesinya.

Silahkan pemerintah untuk menyampaikan, karena itu usul pemerintah.

PEMRINTAH:

Jadi Pemerintah pertama berpegang dulu bahwa guru itukan jabatan profesional, jadi berarti ada kualifikasi akademik, nah kalau misalnya kita mau menstreskan istilah minimal ini berarti dibawah itu tidak boleh lagi, maka itu kami mengusulkan mulanya akademik minimal supaya dibawah itu, dia jelas tidak bisa menjadi guru profesional itu segi dari akademik, yang kedua bahwa dia harus kompeten untuk menjadi guru profesional perlu pendidikan lanjutan diatas dari minimal tadi yaitu 40 SKS ini adalah kompetensi profesional bukan lagi profesi akademik, siapa yang melakukan adalah LPTK karena itu ada nanti sertifikasi LPTK untuk kompetensi akademik, nah akumulasi dari kedua inilah yang akan melahirkan sertifikasi profesL nah kalau kita merujuk

222

KETUA RAPAT :

Sebentar p~ diulangi sedikit itu, maaf yang terakhir.

PEMERINTAH:

Dua-dua seseorang yang sudah memiliki kualifikasi akademik tambah kopetensi profesional guru, baru dapat sertifikat profesi, nah olehnya kalau UU Sisdiknas pada pasal 43 ayat 2, mengatakan sertifikasi pendidikan diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenagaan kependidikan yang terakreditasi dan itu yang kemarin di perdebatkan,jadi kami setuju dengan mayoritas usulan supaya itu di drof saja, jadi cukup apakah mau sampai bidangnya atau sertifikat kompetensi sudah cukup sebetulnya, cuman tadi minimal itu apa hilang atau stressing dibawah, itu nanti tidak boleh,jadi ada kualifikasi akademik minimal, tapi kalau kita percaya, kalau kita katakan kualifikasi akademik itu j uga sudah implisit minimal, ya boleh juga, terserah.

KETUA RAPAT :

Ya kalau begitu karena profesional juga kita pending, pending dulu ya, supaya nanti kita tenang.

KETOKlX

Karena begini pak sebuah profesi hams dikerjakan lama, kalau kita baru mulai itu sudah dianggap profesional itu belum, hams ada profesi pengalaman itu yang hams kita pelajari. Ya profesional kicinglah, profesor setelah lama ya profesional.

PEMERINTAH :

Mungkin pak Satrio bisa jelaskan j uga diberbagai disiplin yang tadi.

KETUARAPAT:

ya silahkan pak Satrio,jadi kita pending, sekedar bahan saja.

PEMERINTAH (SATRIO):

saya kira masukan saja, untuk dokter itu setelah 4 tahun bidang kedokteran dia mengambil 2 tahun koas, kemudian dapat sertifikat profesi sebagai dokter oleh perguruan tinggi, ia memang sudah mendapatkan pengakuan dari Depkes. Setelah itu dia baru boleh berpraktek, itupun setelah minta izin dari Departemen Kesehatan,jadi tahapannya setelah kedokteran dulu, profesi dokter didapat setelah

223

2 tahun koas, kemudian mendaftar untuk mendapatkan izin kerja dari instansi terkait, apoteker sama juga jadi farmasi dulu, pendidikan lagi profesi selama setahun, mendapat apoteker sebagai profesi apoteker kemudian dia mendapat izin kerja dari yang terkait juga psikologi, insinyur, akuntan, kita ingin gurupun mempunyai format seperti itu, terima kasih.

PEMERINTAH :

Betul kalau begitu pak ketua.

PEMERINTAH:

Ya jadi ini, kita pending dulu ya sebagai bahan saja, silahkan.

PEMERINTAH :

Jadi calon guru tidak perlu lagi.

KETUARAPAT:

Yamemang .

PEMERINTAH:

Kemenangan kepada seorang guru dan dosen yang telah memiliki kualitas akademik dan serta kopetensi calon guru tidak bisa.

KETUA RAPAT:

Ya jadi kita pending dulu artinya apa yang disampaikan pak Satrio nantikan bisa kita diskusikan sama-sama, ya saya kira sudah jelas itu. Baik kita pindah pada ke 13, yaitu organisasi profesi ini tidak ada masalah kan, aman ini.

ANGGOTA:

Sebentar pak pimpinan.

KETUA RAPAT:

Silakan.

PEMERINTAH:

Yang pertama mungkin menyangkut masalah peristilahan, kalau kita bandingkan dengan misalnya organisasi advokat, notaris dan sebagainya, itu langsung menuju pada organisasi advokat, organisasi notaris apakah ini tidak

224

langsung saja menyebut organisasi guru. Yang kemarin sudah kami usulkan juga, jadi untuk profesi langsung saja sebut guru, karena diadvokat juga begitu organisasi advokat kemudian dinotaris juga organisasi notaris menyebutkan profesinya tapi tidak menyebutkan secara generik profesinya apa, kemudian yang kedua mengenai berbadan hukum ini pak, mungkin perlu dibandingkan barangkali, apakah memang organisasi profesi ini akan menjadi organisasi yang berbadan hukum karena selama ini dalam praktek belum pemah ada organisasi­organisasi itu yang berbadan hukum walau terdaftar, tadi pak Irsyad katakan itu memang ada yang terkait dengan UU keonnasan, karena untuk menjadi berbadan hukum itu diperlukan syarat-syarat yang tidak mudah dan kemudian nan ti kalau memang guru akan organisasi guru akan menjadi berbadan hukum, siapa yang akan mengesahkan organisasi guru itu sebagai badan hukum oleh karena itu, kalau memang dikehendaki badan hukum ini perlu lebih ada pemikiran atau mungkin anal isis yang lebih dalam lagi ketika untuk tidak menimbulkan kesulitan dikemudian hari. Jadi kalau yang selama ini ada badan hukum itu, partai politik secara VU menyatakan persyaratan dipenuhi dan disahkan oleh Departemen Hukum dan Ham itu menjadi badan hukum, kemudian juga perseroan terbatas dengan melihat persyaratan yang ditentukan, disahkan oleh Menteri Hukum, Koperasi juga begitu, jadi ada memang lembaga-lembaga tertentu yang mengesahkan agar sesuatu lembaga itu menjadi berbadan hukum atau tidak, ini memang perlu pilihan apakah memang cukup terdaftar saja dan itujuga dengan terdaftar artinya sudah sah, bisa melakukan tindakan-tindakan hukum atau mau dengan proses berbadan hukum yang akan menempuh proses yang agak lebih ruwet.

Demikian pak pimpinan.

KETUARAPAT:

Saya kira bapak-bapak sudah dengarkan semua ada 2 hal, pertama tidak generik dan yang kedua soal badan hukum itu, ini juga dipersoalkan pak Cip, dalam rapat kerja dengan menteri tapi menterinya yang setuju, ini ya kan. Apakah wakil pemerintah berani, apa berbeda pendapat dengan menterinya. Ini juga sebuah persoalan, ya silahkan siapa <lulu, pak PKS dulu, silahkan.

ANGGOTA FRAKSI PKS (YUSUF SUPENDI, Le):

Ya saya nomor 13 terutama tanggapan perlindungan, terutama saya mau lindungin waktu shalat <lulu.

225

KETUA RAPAT :

Sekaaang sbaJat, ya artioya boleh shalat sendiri-sendiri kan tidak harus, sbalatnya kao bolch awal wattu dan boleh akhir, yang mau sbalat awal wabu, kami membai ijio melaksanabn, yamau akhir juga boleh, mau ditengah-tengah siJahkm pililL

ANGGOTA FRAKSI PKS (YUSUF SUPENDI, Le) :

Baildah poin 1 J ada 2 profesor, yang pertama yang berbadan hukum yang sah. Karena didalam BAP ada aturannya kan berbadan hokum yang sah sudah ada aturannya, kemudian yang kedua memperjuangkan perlindungan. Saya usulkan W1tuk diganti dengan advokasi hukum, perlindungan diganti advokasi, terima kasih.

KETUARAPAT:

Ya redaksi atau apa ini, silahkan siapa lagi ini ada 2 hal, pak lrsyad, Golkar.

ANGGOTA F.PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Berbadan hokum memang tempo hari kita cenderung untuk setuju menyanglrut dengan hak kepemilikan, hak terhadap asset, kalau tidak berbadan hukwn nanti implikasinya itu hak asset ataupun hak milik sebagainya. ltu subjeknya itu orang, sedangkan orang itu berganti-ganti, itu akan sangat merepotkan ~ tapi pengertian berbadan hukum ternyata sekarang itu sudah berlaku bahwa setiap organisasi kemasyarakatan diatur oleh UU no.8 tahun 85, oleh Depdagri yang menjadi pembina itu dipersyaratkan memiliki akta notaris yang kemudian dia guru bisa disebut organisasi yang berbadan h~ apabila ada pengesahan dari menteri hokum dan hak.. Jadi menurut saya tidak salah bahwa pencantuman organisasi berbadan hukwn itu tidak selalu, yayasan, PT, CV dan sebagainya, tetapi organisasi apapun dimasyarakat sepanjang di punya akte notaris kemudian didaftarkan Dept hukum clan ham itu sudah keluar SK nya. Itu diakui sebagai pegangan clan dia berhak jadi subjek hukwn Wltuk memiliki barang atau pengelola satu asset.

KETUA RAPAT:

Ya contoh Muhammadiyah giru ya, Muharnmadiyah badan hukum ya, pak Cip.

PEMERINTAH:

Perkumpulan barangkali.

226

KETUA RAPAT :

Ya perkumpulan, silahkan pakai anu pak, pakai halo-halo. Karena nanti kalau ada direview akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi nih.

PEMERINTAH (CIPTO) :

Ya saya akan meluruskan apa yang tadi dikatakan pak lrsyad bahwa organisasi masyarakat memang betul didirikan melalui notaris, akte notaris tapi akte no ............. .

Hukum secara UU Departemen hukum diberikan kewenangan untuk itu, tapi untuk yang organisasi-organisasi kemasyarakatan kalau di Departemen didalam negeri dipersyaratkan akte, tapi itu tidak melalui penjelasan oleh Departemen hukum dan ham itu yang pertama, jadi tapi terkait dengan kepemilikan dan sebagainya. Saya kira kalau memang tidak, artinya apa yang dikatakan tadi itu orang saja, sebetulnya kalau dalam istilah hukum ada yang disebut dengan person dan andareh person, selain person reh, person pun juga sebagai subjek hukum, jadi tidak hams bentuknya badan, hukumpun kalau organisasi guru ini nanti memang akan ditentukan seperti itu, dia bisa mewakili dipengadilan, bisa menggugat sebagainya, tapi tidak dalam pengertian selalu bentuknya badan hukum, demikian pak.

KETUA RAPAT:

Maaf, ya sebelumnya teman-teman saya ingin memberikan contoh. Saya mempunyai organisasi korp. Alumni HMI itu pun ya badan hukum perkumpulan tetapi temyata dia ormas, karena memang begini dikhawatirkan oleh DPR ini, jangan sampai terjadi beberapa kasus sebagai salah satu contohnya universitas Sulawesi Tenggara waktu Alala menjadi gubemur beliaulah yang menjadi memiliki yayasan itu, memiliki asset, setelah berhenti menjadi gubernur dia tidak melepaskan kepemilikan yayasan itu dan masuk pengadilan dan ternyata dia yang dimenangkan dan itu terjadijuga di Surabaya dan dibeberapa tempat ini. Sebenamya latar belakang mengapa badan hukum itu dicantumkan, tapi inikan pak Cip mewakili pemerintah ini apa namanya resmi dari Departemennya yang punya kewenangan hukum ya ini persoalan kan bagi kita kan kalau ini di pending saja dulu ya.

ANGGOTA F.PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Pak ini begini pak, karena ini sesuatu yang aktual dan ap to date, memang saya mengurus ormas itu juga th 60 an, seperti saya ceritakan dulu cukup dengan intel, polisi itu sudah cukup, kemudian cukup Depdagri. Nah sekarang

227

itu semua barus ber akte notaris kecuali kalau mau dibelakangnya itu ada implibsi persengkdaan asset orang. Bimbo saja asset sesuatu itu menjadi warisan dari keluarganya, tapi kaJau tidak dao menurut sa.ya tidak susah meogurus akte, jadi umpamanya suatu persyaratan untuk berbadan hokum yang peogertiannya diaJrui diakte notariskan. Kemudian oleh notaris didaftaibn oleh Departemen hukum dan ham, saya kira itu tidak susah karena yang aJran diurus adaJah suatu yang penting dan untuk mencegah implikasi yang madoratnya besar, sehingga kita harus mempersyaratkan itu kalau tidak ya, nanti ya sama juga dulu-dulu yang selebor k.emudian sekarang kita katanya good govennent, good govennent kan mestinya tata pemerintahan yang baik artinya yang betul-betul bisa skill ship jangan sampai ada asset-asset atau kepemilikan atau perilaku subjek seseorang yang identik dengan lembaga-lembaga. Lembaga itu harus dijaga dari sesuatu yang menyimpang, gitu pale.

KETUARAPAT:

Ya kita putarlah sekarang Demokrat dulu barn PDIP.

ANGGOTA F'.DEMOKRAT(Dn. BALKAN KAPLALE) :

Saya kira yang dikemukakan oleh pak: lrsyad Sudiro, tadi tidak lepas dari pada 5 UU politik tahWI 1985 termasuk UU no58S ten1ang Onnas UU 85 tentang partai politik, anehnya UU 285 itu, partai politik sudah diganti dengan 31 tahun 2002, mengenai partai politik, sedangkan ormas masih tetap berl~ itu betul pat diro bilang i~ oleh karena itu saya lebih cenderung te1ap berbadan hukum dan terdaftar, pak Cip mobon maaf nih pak Cip, karena apamisalkan mendirikan sekolah, hlau saya pakai PGRI mohoo maaf, banyak sekolah-sekolah PGRI suka dilamng pemerintah atau ditutup oleh pemerintah, tapi pemerintah tidak bisa menutupiny~ karena ada akte yayasan btmyi UU begitu. KaJau sudah a.kte yayasao pemerintah pikir-pikir lagi mau membubarkan sekolah-sekolah PGRI yang begitu banyak karena namanya YPLP Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI, SPGRI 31,32, macam-macam, jadi saya pikir usul pak diro benar, dibenarbn oleh hukum UU peraturan organisasi profesi guru atau dosen organisasi berbadan hukum dan terdaftar yang didiri~ dan seterusnya.

Jadi kalimat ini tetap menurut saya, saya dukung.

ANGGOTA F.PDIP {Dr .. Ir .. WAYAN KOSTER):

Ya substansinya sudah dikatakan oleh pak lrsyad, saya kira sama cuman satu pertanyaan kepada pak Cipto ini~ kan Departemen Hukum dan Ham inikan satu-satunya lembaga sekarang yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memberikan

228

kemenangan mengesahkan organisasi-organisasi dalam rangka dia berbadan hukum, saya kira gitukan pak.

PEMERINTAH (CIPTO):

Tergantung ininya, kalau koperasi di Departemen koperasi kalau akademik sama PT di departemen hukum dan ham.

ANGGOTA F. PDIP(Dr. Ir. WAYAN KOSTER):

Kalau misalkan nanti di organisasi guru.

PEMERINTAH :

Saya tidak tahu itu harus disahkan dimana.

Ini bingungjuga nanti, lalu kemana nanti mengesahkannya. Satu itu pak lalu yang kedua kembali ke usulnya pak Cip juga apakah kita nyebut organisasi profesi guru atau organisasi guru saja. Ini juga kita harus putuskan juga, terima kasih.

KE TUA RAPAT :

Ya tadi bagaimana, di pending ya, di pending <lulu ya, pemerintah masih mau sebelum di pending.

PEMERINTAH :

Artinya ini kan kita bisa saja membuka yurispedensi baru ya, pertama kalau pak Cipto, dia mengatakan kalau kita mau menjadikan berbadan hukum sarana yang ada saat ini adalah yayasan seperti YPLP bukan PGRI nya tapi YPLP nya, PGRI nya tetap tidak berbadan hukum ya, atau PT atau koperasi, nah tadi saya tanya pak Cipto kemungkinan lain perkumpulan partai politik. Nab dalam konteks ini kita kan mungkin lebih banyak dekat dengan organisasinya untuk perlindungan hukumnya, perlu di akte notariskan tapi itu tidak otomatis istilahnya berbadan hukum karena kalau kita menterminologi kan berbadan hukum seperti 3 pintu tadi ya, boleh ada wings yayasannya, wings PT nya atau ada wings koperasinya, mungkin terlalu hangat untuk kita bahas terns menerus, jadi kita pending aja <lulu.

KETUARAPAT:

Kita pending dulu, soalnya pak Cip inikan kompetensi mewakili pemerintah dari departemen yang punya kewenangan mengenai hukum dan itu saya kira strategi Presiden, bahwa RUU ini dibahas oleh 2 Menteri. Menteri Supaya jangan

229

adalagi pasal-pasal yang menyulitkan baik Pemerintah maupunjuga masyarakat, saya kira itu, ya baik selesai.

Berikutnya adalah 14, saya kira begini pak diantara pasal-pasal inikan sudah kita sepakati dalam raker, jadi 14 sampai 21 saya kira raker, sudah disepakati ya.

ANGGOTA:

sampai 30 pak

KETUARAPAT:

Ya ndak kita selesaikan ini ketentuan umum 14 sampai 21 kan, sudah kan.

ANGGOTA:

18 pak

KETUA RAPAT:

Ya 18 sudah diselesaikan di Raker juga.

ANGGOTA:

ya waktu itukan ada catatan-catatan dimasukan atau di daerah-daerah perbatas itu belum sampai dibahas.

KETUA RAPAT:

Ya jadi kalau begitu 14 oke ya,

KETOKlX

15 ok

KETOK 1 X

PEMERINTAH:

14 hanya konsisten saja

KETUARAPAT:

ya konsisten

230

PEMERINTAH :

kalau mau dipilih guru, itu juga dewan kehonnatan guru, itu saja pa~ kalau mau dipilih itu tanpa profesi, tanpa profesi.

KETUARAPAT:

Dewan Kehormatan guru.

ANGGOTA:

Yang diatas juga begitu pak, konkordan.

KETUARAPAT:

Jadi bukan lagi, tidak generik, jadi langsung Dewan Kehormatan Guru.

PEMERINTAH(CIPTO):

Nanti konsisten pak, batang tubuhnya kita ubah yang mengatur dewan kehormatan profesi diubah menjadi dewan kehormatan guru. Kemudian yang didepanjuga poin 13 juga begitu pak.

PEMERINTAH (FASLI):

Boleh tanya pak Cip nih, sama pemerintah.

KETUARAPAT:

Ya silahkan, sesama pemerintah boleh tanya menanya.

PEMERINTAH (FASLI):

Pak Cip, karena inikan yang pertama, sedangkan organisasi guru inikan sudah banyak, kita memperkenalkan bahwa ada organisasi profesi guru sebagai tenninologi baru gitu ya, apakah kelebihan atau tidak, karena nanti kalau langsung organisasi guru orang membayangkan organisasi yang sudah ada, tapi kalau kita sudah perkenalkan organisasi profesi guru dulu kemudian dibelakang­belakangnya mulai hilang profesinya, persennya sudah kita buat gitu, kalau ndak nanti orang menangkap, wah ini organisasi guru saja, yang sudah ada PGRI, sudah ada forum pagi. Sudah macam-macam namanya, gimana pak Cip.

KETUA RAPAT:

Ya sesama pemerintah boleh dan kita boleh mendengarkanjuga, silahkanpak.

231

PEMERINTAH (CIPTO) :

Terima kasih bapak pimpin~

Yang pertama tadi memang sudah secara tegas bahwa guru adalah profesi tadi dikata, kalau menyebutkan dewan kehonnatan-kehonnata.n profesi, hanya nanti profesi itu macam-macam tapi kalau disitu dikatakan profesi kehormatan guru atau organisasi guru,, ya nggak meskipun sudah ada PGRI dsb. Saya kira tidak alcan mengarah kesana, karena dinotaris,, di advokatpun begitu ada disini, ada dan sebagainya dinotaris kemudian diadvokat juga ada AAI, PERADIN dan sebagainya. Ini kalau nanti kalau masalah apakah itu PGRJ atau non PGRI, saya kira tidak akan menjadi persoalan, tapi disini mengacu pada sebutan-sebutan yang sudah ada itu, langsung menuju pada profesi tertentunya itu. Jelas guru, advokat, notaris, dokter, saya kira dari contohnya sudah ada begitu pak.

PEMERINTAH (FASLI):

Kalau misalnya di DIM tadi yang di 13 pertahankan profesi gurunya, tapi yang di dewan kehonnatan dan berikut-berikutnya, kita langsung guru lagi. Gimana kira-kira, karena diatas itu definisinya sementara yang lain kita ngerti, ini komprominya.

ANGGOTA F.PDIP(Dr. Ir. WAYAN KOSTER):

Saya ingin menanggapi dulu p~ kalau dibuat seperti itu jadi complang­complang, jadi supaya konsisten kalau mau organisasi guru itu dijelaskan didalam ketentuan bahwa itu adalah organisasi profesi gitu p~jadi organisasi guru dan kehormatan ~ kode etik guru, jadi tenninologinya jadi jelas gitu konsisten di~ saran saya gitu pak.

PEMERINTAH :

Jadi saran pak Koster supaya hilangkan saja profesinya

ANGGOTA F.PDIP(Dr. Ir. WAYAN KOSTER):

Ya dihilangkan saja profesiny~ karena itu sudah jelas yang menjadi anggota itu kan orang profesi semua itu, guru itukan sudah jadi definisikan tenaga profesionaJ pale Jadi sudah impJisit atau jelas sudah organisasi profesi sebenamya itu. Kalau disebut organisasi profesi guru ya dobel-dobel itu saya kira. terima kasih.

232

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE) :

Pak kalau aku setuju sama pak Fasli, ya kalau saya melihat bahwa inikan organisasi profesi. Inikan nanti menjadi terobosan baru bagi UU, kalau misalnya profesi itu dihilangkan dan hanya sebatas organisasi guru, maka kalau saya orang awam, identifikasi organisasi guru itu sebagai ormas bukan organisasi berbadan hukum yang sah, yang menghasilkan tenaga profesional dan segala macam. Kemudian yang dua dampak negative apabila organisasi guru disini kan kita pada satu konsisten bahwa nanti sertifikat profesi itu dikeluarkan oleh satu organisasi profesi, jadi bukan sertifikat profesi dikeluarkan oleh organisasi guru itu, saya kira berdampak yang sangat luar biasa. Jadi sekali lagi dengan adanya organisasi si profesi guru itu merupakan satu terobosan bagi UU. Kemudia yang kedua Dewan Kehormatan profesi guru, saya rasa tidak ada masalahjika profesi itu dihilangkan, kenapa karena kita melihat bahwa dewan kehonnatan guru ini dibentuk oleh organisasi profesi, jadi saya rasa cukup baik dan tidak masalah saling melengkapi dengan yang lain, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi ditambah ya, profesi guru begitu.

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Dewan Kehormatan guru, tetapi organisasi profesi guru itu tetap pak, jadi profesinya tidak dihilangkan.

KETUA RAPAT:

Ya masih ada yang ingin menyampaikan, silahkan pak lrsyad.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Kita supaya clear pertama kaitannya penyebutan profesi sesudah organisasi kemudian guru. Organisasi profesi itu perlu ditegaskan apakah yang punya kompetensi atau yang punya hak untuk melakukan sesuatu yang akan kita atur ini. Organisasi profesi, apa organisasi paguyuban sebab organisasi itu adakalanya paguyuban, adakalanya profesi, yang kita butuhkan disinikan organisasi profesi yang mempunyai kewenangan untuk memberi legitimasi profesional, seperti guru kabupaten Luwu misalkan itu paguyuban guru ahli sunnah waljamah, itukan paguyuban yang terkait dengan idiologi paham dan awsyiah dan sebagainya itu.

Jadi menurut saya perlu terkait organisasi profesinya itu dikaitkan dengan konteks. Apa yang kita bahas sekarang itu adalah sesuatu yang bersifat profesional atau profesi, itu perlu ditentang penegasan itu, terima kasih.

233

KETUA RAPAT :

Jadi Dewan Kehormatan, jadi tetap dewan kehormatan profesi begitu pak, ya, jadi pemerintah ini, teman-teman di DPR baru pernerintah Diknas tetap ingin dewan kehormatan profesi. lnikan UU, jadi boleh saja berbeda dengan advokat, boleh saja berbeda dengan yang lainnya, saya kira begitu ya pak. ini oke, ndak ada perubahan.

KETOK 1 X

Saya kira yang lainnya sudah oke, kecuali masalah 18 ya.

15 oke.

KETOKlX

16 oke.

KETOK 1 X

17 oke.

KETOK l X

18 ada, tadi Nina, ya silahkan.

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Ini suara kaum tertindas pak, kaum dari daerah perbatasan, saya melihat bahwa harus ada satu konser khusus secara eksplisit bahwa dae~ perbatasan ini dimasukan daerah khusus karena memang kondisinya tidak hanya dilihat dari indicator ekonomi tapijuga indicatorpolitik danjuga integritas bangsa. Jadi kalau bisa dimasukan dalarn daerah khusus kenapa, karena kemarin-kemarin itu pak dibedakan antar daerah khusus dan daerah perbatasan akibatnya di pasal­pasal selanjutnya yaitu pasal 23 ada perbedaan yang sangat jelas dan saya rasa diskriminatif perlakuan terse but mulai dari tunjangan khusus kemudian kewenangan pulang kampung antara guru-guru ditempatkan didaerah-daerah khusus dan daerah perbatasan, jadi mohon supaya teman-teman menyetujui dimasukan ke daerah perbatasan, tapi ini semua terbuka untuk diskusi, terima kasih.

234

KETUA RAPAT :

Ini suara kaum perbatasan, jadi sebenarnya minta saja terpencil itu di tam bah lagi perbatasan, gitu kira-kira ya. Apakah bu Nina merasa kalau tidak disebutkan terpencil itu belum masuk atau tertinggal, atau daerah terbelakang, daerah terpencil, apakah merasa tidak masuk itu kalau terpencil.

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Karena perbatasan itu banyak definisi pak, sekali lagi tidak hanya dari ekonomi,kalau terpencil tidak semua terpencil, perbatasan tapi kalau mampu tidak semua mampu juga, perbatasan kalau dilihat dari konflik, tidak semua yang punya konflik perbatasan, jadi saya rasa persandingan dari berbagai macam aspek, saya rasa tidak ada lagi jika dimasukkan secara eksplisit dan saya rasa tidak merugikan pemerintah,juga dalam hal ini pak Fasli, mudah-mudahan tidak keberatan.

KETUA RAPAT:

Yang punya bukan pak Fasli ini ya, artinya begini, ini saya punya pikiran daerah perbatasan itu kan ada yang kaya, ya tidak perlu dibantu misalkan kalau perbatasan di Riau itu ada yang kaya, ada yang miskin begitu juga di Kalimantan, tapi memang kalau NTT itu, seluruh NTT dan itu memang miskin. Apa perh' kita putar ini sekali lagi, ya silahkan pak Balkan.

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

Kalau kita baca DIM 33 usulan pemerintah 17 dan usulan tim kecil nya 18 dua ini sudah masuk agak mudah kepada 18 pak ketua, oleh karena itu saya kira tidak usah terlalu capek-capek berpikir lagi, 17 dan 18 sudah masuk di nomor 18 yang kita bahas sekarang ini. Daerah khusus adalah terpencil atau terbelakang, betul itu kok.

KETUA RAPAT:

Dimanapun berada.

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

lya

KETUARAPAT:

Termasuk Pacitan itu juga daerah, disitu lahir SBY kan. Pacitan juga terbelakang, tapi kalau dari Riau perbatasan itu bisa saja dia kaya, disitukan

235

terjadi barter-barteran didaerah perbatasan. Saya kira ibu Nina bisa paham ya. Jadi tidak usah disebut perbatasan kalau dia terbelakang, dimanapun dia berada, didekat rumah pun juga itu kena daerah khusus termasuk bantaran gerbang i~ ya itujuga terbelakang, yaoke ya mbak Nina.

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Saya belum jadi profesor, katanya kalau demokrasi artinya tidak ngotot, jadi saya berusaha tidak ngotot tapi apa namanya,ya sekali lagi mudah-mudahan argumen ini bisa diterima secara logi~ bahwa perbatasan itu tidak atau belum tentu miskin, saya bersedia mundur gitu pak, dalarn arti saya ingin supaya tidak diskriminatif dalam pasal 24, karena disini disebut pasal 24 ayat I inikan secara eksplisit guru dan dosen yang bertugas daerah khusus, daerah perbatasan tapi ayat-ayat yang lain itu hanya untuk daerah khusus saja, tidak ada daerah perbatasan. Jadi konkritnya supaya tidak ada diskriminasi kalaupun ada tunjangan atau apapun itu daerah khusus saya minta mungkin dari fraksi PDS supaya daerah perbatasan dimasukkan juga gitu, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Nanti bu Nina, kalau begitu jangan pergi-pergi, karena nanti tiba-tiba ada dibahas pergi lewat itu barang,jadi ini kita sahkan <lulu ya.

PEMERINTAH (FASLI):

Pak ketua, kalau boleh merekonsiliasikan karena biasanya daerah perbatasan yang bermasalah itukan karena terpencilannya karena terbelakangannya atau karena masyarakatnya khusus, bagaimana kalau disana sesudah terpencil atau terbelakang rnasyarakat ada terpencil tadi dijadikan itu satu statement ditambahkan terutarna didaerah perbatasan karena dia masih katagori itu sebetulnya dia bisa perbatasan yang mengandung masyarakat ada terpencil, bisa karena terbelakang, bisa karena terpencil tadi. Kita beri saja modifier terutama didaerah perbatasan.

KETUA RAPAT:

Ya tapi kalau didaerah Riau apa perbatasannya itu kaya pak, ada yang kaya.

PEMERINTAH (FASLI):

Nggak, makanya yang kita katakan terutarna itu adalah hanya daerah perbatasan yang terpencil, yang terbelakang atau banyak masyarakat ada terpenci lnya.

236

KETUA RAPAT :

Jangan pakai terutama lagi pak, inikan pengerti~ sudah saya ketuk palunya.

KETOK 1 X

Ok. Jadi kalau definisi tidak pakai terutama

PEMERINTAH:

Saya ingin membantu bu Nina, tapi ndak berhasilj~ membantu bu Nina.

ANGGOTA:

Bukan pak, ini sudah menyangkut didaerah perbatasan kondisinya pak, jadi tidak perlu di perdebatkan.

KETUARAPAT:

Artinya, saya kira tidak perlu diperpanjang, semuanya sudah selesai 19 sampai 21 ya.

KETOK 1 X

Sekarang Bab.2 tentu tidak masalah.

KETOK 1 X

Kedudukan fungsi dan tujuan juga tidak masalah.

KETOK 1 X

Pasal 2 yangjuga tidak ada masalah.

KETOK 1 X

Sekarang pasal 2 ayat 1 , tidak ada masalah.

KETOK 1 X

Ayat 2, tidak ada masalah j uga kan

237

238

KETOK 1 X

Ayat 3, tidak ada masalah juga kan

KETOKlX

Sekarang Pasal 3 tidak ada masalah

KETOKIX

Pasal 4 tidak ada masalah,

KETOK 1 X

Sekarang Bab.3 kita sahkan

KETOK 1 X

Prinsip profesional juga kita sahkan.

KETOK 1 X

Pasal 5 oke ya. Ayat 1 a, tidak ada masalah

KETOK 1 X

b, tidak ada masalah

dan c tidak ada masalah.

ANGGOTA:

c nya pak.

KETUA RAPAT:

silahkan

KETOK 1 X

KETOK 1 X

ANGGOTA:

Memiliki kompetensi yang diperlukan yang sesuai dengan bidangnya tugasnya kan kemarin sudah pale

d, tidak ada masalah

KETOKlX

e , tidak ada masalah

KETOKlX

f, tidak ada masalah

KETOKlX

g, tidak ada masalah.

KETOKl X

h, memiliki jaminan perlindungan hukum, digaris bawahnya, jadi oke ini, oke ya tentu oke.

KETOK 1 X

i, memiliki organisasi profesi, nah ini ada merah ini organisasi profesi yang memiliki kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan keprofesiannya, ya silakan semua fraksi tidak ada masalah, dan pemerintah setuju.

KETOK 1 X

KETUA RAPAT:

2. tidak ada masalah kan

KETOK l X

Sekarang Bab 4 tidak ada masalah mengenai judul bab,

KETOK l X

239

kualifikasi dan kompetensi.

KETOK IX

Sekarang pasal 6 ayat 1 sampai 5 apa ada masalah, tidak ada ya. Nomor 5, sertifikat profesi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan supaya masuk pada ayat 1 dan ayat 2, terima kasih pak Balkan sudah mengingatkan. Ayat 1 dan ayat 2.

Ayat I itu kan tadi definisinya yang dipending, kalau definisinya di pending, ini juga dipendingjuga ya, jangan-jangan ini drof.

Sekarang pasal 6 a, ini diberi hitam, ini adalah usul dari pemerintah yang oleh kita ya hams disahkan bersama. lsi pasal 6 a, ini tambahan disarankan untuk dimasukan kepenjelasan ayat 3 pasal 6 jadi ini tidak menjadi pasal, karena terlalu detail. Ini disarankan oleh Timcil masuk sebagai penjelasan mengenai soal kompetensi guru, bagaimana pemerintah, semuanya setuju kan.

PEMERINTAH :

Untuk hal ini dipenjelasan dalam UU, oke

KETUARAPAT:

Penjelasan dalam UU.

KETOK 1 X

Sekarang pasal 7 tidak ada masalah kan, dosen sebagaimana waj ib memiliki kualifikasi akademik kompetensi dan sebagainya. I, 2 tidak ada masalah,

KETOKl X

Pasal 8 Timcil mengusulkan materi-materi, pasal-pasal ini dituangkan didalam PP Peraturan Pemerintah, pemerintah setuju kan.

PEMERINTAH (FASLI):

kami justru mengharap, karena UU ini kan profesi guru nya, nah kalau ndak jelas apa syarat-syarat profesi guru, inikan menjadi lemah, karena justru ini yang paling penting sebetulnya. Se lain kesejahteraan jadi dengan itu kita filter benar, bahwa tidak semua orang bisa disebut sebagai guru profesional kecuali dia memilih syarat, ini boleh diberi tunjangan profesi tadi dan penghargaan guru sebagai profesional, yang nanti di bab, bab gaji dan tunjangan lain itu.

240

KETUA RAPAT :

Ya tapi memang tergantung pada kita, tapi kelihatannya DPR ini hanya mau mengatur pokok-pokoknya saja, yang menjadi kewenangan nanti yang diatur oleh pemerintah melalui peraturan pemerintah, ya bisa siapa tahu nanti suatu saat kepala taman kanak-kanak itu bukan lagi diploma 4 tapi sudah SI satu saa~ jadi kalau dimasukan dalam UU, ya kan nanti itu.

PEMERINTAH:

Pimpinan

KETUARAPAT:

Ya silahkan.

PEMERINTAH:

Sejalan dengan usul pemerintah tadi, saya pikir PP nya, karena disini ada usia dini masuk sini, Jadi pasal 8 ayat I usia dini atau psikologjadi sudah masuk situ. Jadi maksud saya lebih baik tidak usah dalam pasal, tapi dalam pemerin~ lebih teknis pak kalau ini. terlalu.

KETUARAPAT:

Ya nanti disini saya menuntut rektor, yang menjadi rektor hams berapa sekolahnya, saya jadi rektor itu lebih sulit daripada jadi presiden, rektor itu hams profesor doktor. Saya kira PP saja pak ya.

PEMERINTAH :

Ya karena kalau PP sudah ada di SNP

KETUA RAPAT :

Ya itu saja sudah.

PEMERINTAH :

Tapi karena tadi kita justru ingin mengangkat lebih jelas, makanya harapan kita UU ini yang mematok karena inikan kualifikasi minimal berat bagi kita, tapi kemarin kita sudah mencoba kalau memang ingin memberikan sesuatu buat pendidikan anak bangsa ini. justru dimulai dengan guru profesional dan ini adalah kualifikasi minimal nya, nah kalau tidak masuk dalam UU. lemah lagi dia nanti.

241

KETUA RAPAT:

Sebenarnya begini pak, PP itu adalah perintah dari UU, jadi tidak bisa dianggap lemah artinya UU ini ................ .

PEMERINTAH :

Kasihan yang akan mengatur 8, 9 sampai dengan 11 itu dalam PP, jadi mungkin ini nanti akan mengatur mengenai kualifikasi yang ditentukan dalam pasal 7 pak, kalau itu disepakati ada payungnya, nanti PP itulah yang akan mengatur secara rinci.

KETUA RAPAT:

Ketentuan lebih lanjut begitu ya. Ketentuan lebih lanjut tentang ayat I dan ayat 2 di kan peraturan pemerintah oke ya pak. Jadi ini menjadi peraturan pemerintah, kemudian pasal 7 ditambah I ayat, ayat 3 ketentuan lebih lanjut.

PEMERINTAH :

Kalau pending ini dulu, karni harus lapor pak Menteri <lulu, karena beliau mengatakan justru kita mau naik dari apa yang dilakukan di SNP. Sekarang dengan adanya RUU guru kejelasannya makin Iebih tegas, tapi saya minta ijin kalau bisa ini dipending <lulu, sehingga kami melaporkan karena pemindahan dari, didalam UU menjadi PP itukan lompatan besar ya.

KETUARAPAT:

Ndak, lompatan kecil aja tu pak, kan turun satu anak tangga.

PEMERINTAH :

Berartikan tidak wewenang saya sebagai ketua panja, hams lapor pak Menteri pak.

KETUA RAPAT:

Ya, boleh dipending tapi ini ada catatannya, keinginan DPR adalah ini menjadi Peraturan Pemerintah, itu pendingnya bunyinya begitu.

PEMERINTAH:

Terlalu teknis ini pak.

242

PEMERINTAH :

Terus pak pimpinan, catatan pak Dirjen nanti malam bertemunya sudah terjawab pak.

KETUARAPAT:

Jadi keinginan komisi X apa, paling tidak panja DPR menginginkan ini materinya tidak hilang, substansinya tidak dihilangkan tapi ini diatur dalam peraturan pemerintah, oke ya pak Faslih.

PEMERINTAH (FASLIH):

Ya, baik pak dipending ya.

KETUARAPAT:

Dipending dengan catatan itu pak, bukan dimasukan kembali, tidak.

PEMERINTAH:

Pokoknya di pending dan kita apa, usulan dari DPR ini di PP kan begitu.

KETUARAPAT:

Ndak memang begini, Kritik akal-akalan ini, Pemerintah kok sudah ada PP standar nasional pendidikan usul lagi disini, jadi nanti PP nya itu batal dengan sendirinya. Sekarang pasal 12, ya pasal 12 i ni tapi bapak mau istirahat sekarang.

ANGGOTA:

lstirahat dulu pak, Sholat dulu pak, istirahat.

KETUARAPAT:

Ada satu lagi pak , pasal 12 dulu, tidak ada masalah ya.

KETOK 1 X

ANGGOTA:

Oke pak

KETUA RAPAT:

Kalau begitu Bab 5 hak dan kewajiban ini dan seterusnya ini, nanti malam kita mulai jam 8.00 WIB.

243

PEMERINTAH :

Jam 7 pak, setuju, lebih cepat kita selesai nanti kan dari sekarang makan malam, paling-paling jam 6.30, jadi jam 7 kita sudah bisa hadir.

KETUARAPAT:

Ya, jam 7 ya, kita harus skor sampai jam 7, sebelurnnya kami kepada tim teknis, sekretariat, komisi X, staf ahli karena ada beberapa disini yang kita sahkan dalam rapat pleno supaya, tolong dicantumkan disini,jangan lagi kita mengulang­ulang yang sudah diketuk palu di DPR, ya jangan terulang lagi.

Jadi tolong dicatat ya, mana yang sudah oke. Ya sidang ini skor dengan bersama-sama membacakan basmalah, sampai pukul 7 ya.

KETOK 1 X.

Sampai yang terlambat honornya dipotong gitu aja

(Rapat di skors sampai pukul 19.00 Wib)

KETUA RAPAT:

AssalamuaJaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Skorsnya dapat kami cabut kembali, rupanya pemerintah ini lebih menyusut dari DPR, ada apa ya.

PEMERINTAH :

karena 3 orang esselon I kami harus hadir di panitia anggaran malam ini termasuk saya j uga diminta kesana, tapi saya katakan tidak mungkin saya kesana.

KETUA RAPAT:

Tapi yang dibicarakan disana cuma anggaran perguruan tinggi, pendidikan tinggi.

PEMERINTAH:

Katanya semua termasuk Sisdasmen sekjen.

KETUARAPAT:

Baik, bapak ibu yang kedua kami ingin mengingatkan bapak dari pemerintah, kalau menerbitkan ini jangan pakai secara um um biayanya balik bank tetapi ini panja RUU guru dan dosen.

244

PEMERINTAH :

Akan dilaksanakan pak, mulai dari sekarang, kedepan kita perbaiki.

KETUA RAPAT:

Karena kalau seperti ini

ANGGOTA:

Disangka yang punya garuda cuma diknas.

KETUA RAPAT:

Ya, disangka diknas aja yang punya lambang garuda. Ya pak karena inikan akan dibawa ke daerah, jadi panja RUU guru dan dosen.

Baile bapak, ibusekalian yangkami hormati, kita akan membicarakan pertama dul~ maaf ini 19.30 Wib ham bisa kita mulai, kemudian kita langsung ke pasal 13 Bab.5

ANGGOTA:

Interupsi pimpinan, kita mulai jam 7 .30 nanti berakhir jam berapa pimpinan

KETUA RAPAT:

Kita berakhir jam l 0, ya

ANGGOTA F. DEMOKRAT {Ors. BALKAN KAPLALE):

Pimpinan melihat Babnya kan 13 Bab, berarti kita sudah mencapai 52 %. Kita usahakan malam ini selesai karena besok kita kan pleno, pagi besok. Bayangkan ini kita bicara pahit dulu, bayangkan interpelasi akan terjadi. Seandainya kata, kita voting 550 anggota X I menit, 550 menit 9 j~ padahal jam 2, kita sudah ada disini.

ANGGOTA:

Kita terima saja semuanya

KETUA RAPAT:

Yang paling gampang itu mempercayakan kepada pimpinan dengan pemerin~ selesai clan pool mandat. Itu bisa selesai sekarang ini dan siapa yang pertanggung jawabkan dunia akhirat.

245

ANGGOTA F.PKS (AAN ROHANAH, M.Ag):

Pak ketua usul boleh nggak pak ketua, ya terima kasih. Kalau boleh supaya boleh efektif, saya usul bagaimana kita bahas yang bergaris miring atau yang berwama merah saja, karena hal-hal yang lain, kemarin sudah dianggap sepakat, terima kasih.

KE TUA RAPAT :

Terima kasih bu dan saya tentu sangat senang, saya belum pulang kerumah, belum ganti pakaian.

ANGGOTA F. PG (H. EBBY DJAUHARIE):

Tambahan usul prof, yang miring sampaijam 9, kalau nggak kelar serahkan pimpinan saj<4 setuju nggak.

KETUARAPAT:

Baik kita jalan menuang, tidak ada masalah prinsip disini, baik bapak, ibu pasal 13 ini saya ingin laporkan kepada tim ahli, tim teknis, kami sudah minta apa yang sudah disepakati, artinya sudah diselesaikan di pleno kita, jadi disini tidak usah ganggu gugat dan tim sudah menyampaikan kepada kami, sayang belum diberikan kalau bisa dicopy. Bapak, ibu DIM ya atau ditayangkan, tapi tayangannya tidak ada kata tetapnya. Kalau di saya ini ada sama pak Fasli, karena yang menentukan itu bukan kami, yang menentukan adalah bapak-bapak sama dan ibu-ibu, maka sebaiknya yang sama diberikan, kalau boleh dicicil saja. Halaman berapa dulu sampai halaman berapa diberikan, sehingga cita-cita untuk menyelesaikan dengan cepat, itu bisa terwujud. Nah itukan cita-citanya, tapi bisa ditayangkan ya, kita tunggu supaya enak masuknya.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. lRSYAD SUDIRO):

Pak ketua, untuk memperkuat apa yang diinginkan oleh kita bersama supaya ini cepat dan sesuai dengan secara profesional kewenangan panja, kan panja itu tidak bisa merubah hal-hal yang sudah diputuskan oleh pleno ataupun rapat kerja. Oleh karena itu kita pakai juga sandingan yang miring pak, semua yang disini tetap, itu artinya lewat artinya terus dikasih tanda sehingga kalau

KETUA RAPAT:

Persetujuan kita semuanyC4 baik bapak, ibu sesuai dengan prosedur resmi pembahasan, kita hanya boleh membahas apa yang menjadi kewenangan kit~ tidak boleh melangkahi kewenangan yang diberikan boleh diusulkan tapi nanti

246

disana dibicarabn kalau ada tambaban. Kami sudah minta rupanya pasal 13 ayat 1, dari a sampai j tidak sampai l, itu tetap.

ANGGOTA F. PDIP (Or. Ir. WAYAN KOSTE~ MM) :

Tetap dengan catatan sedikit pak, kai1annya dengan pasal 15, karena ada istilab tidak kormsten tidak dipabi, disitu yang dipab.i butir a yang pantas dan memadai Tapi di pasal I 5 sebagaimana yang dimaksud penghasilan yang layak, itu saja yang dipakai yang mana..

KETUARAPAT:

Kita pakai yang pantas dan memadai segiai bunyi UU Sisdiknas supaya sinkron, gitu ya baJ>814 ibu yang pantas dan memadai Ya nanti pml 15 berubah jadi ketuk dari a samapi [

KETOK 1 X.

g. tidak ada masalahkan.

KETOK IX.

Kemudia h sampai k, I sudah ya.

KETOK 1 X.

Saya kira butir 2 tidak ada masalah ya.

KETOK IX.

Pasal 14 tidak ada masalah, tetap,

KETOK IX.

Kemudian a sampai d tidak ada masalah,

KETOK 1 X.

Sekarang pasal 15, isi pasal 15 akan dibahas secara mendalam di panj~ ini harus dibahas, setuju bapak ya.

247

KETOK 1 X.

Penghasilan yang memadai, tidak usah supaya jangan panjang-panjang. Silahkan nomor I karena ini rekaman saya baca saja, Penghasilan yang memadai sebagaimana pada pasal 13 ayat I meliputi gaj i pokok tunjangan yang melekat pada gaji clan tunjangan profesi, Penghasilan yang pantas dan memadai, ya bagus pak koster, terima kasih, tetapkan dengan prinsip penghatgaan atas dasar prestasi, oke ya,

KETOK 1 X.

Gaji pokok sebagaimana yang dimaksud pada ayat l guru yang diangkat

oleh pemerintah, guru dan dosen diangkat oleh pemerintah dan pemerintah paling sedikit 2 X gaji pokok yang diangkat oleh pemerintah dan pemerintah daerah non guru untuk golongan pangkat dan masa kerja yang sama.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Pertama guru dan dosen yang kedua pak ketua, didalam tim kemarin, mengapa ini blok, karena kita ingin memperoleh gambaran bagaimana besaran gaji itu nanti kalau diputuskan. Oleh karena itu kami minta kemarin itu pemerintah membuat simulasi atau exercise, misalnya golongan III/a itu perolehannya berapa, kemudian kita empati kepada yayasan dan swasta. Apakah itu kira-kira tidak menimbulkan efek uranting, yang kurang kita kehendaki, terima kasih pak.

KETUARAPAT:

Yang ketiga apakah menteri keuangan setuju, silahkan pak Balkan.

ANGGOTA F. PDIP(Drs. BALKAN KAPLALE):

Saya lihat karena ini menyangkut gaji, tunjangan profesi dan gaji pokok serta penghasilan yang memadai dan pantas ini. Pak ketua, saya melihat bahwa urgensi daripada wadah, saya lupa lagi, lewat dulu pak.

KETUA RAPAT:

Pas, pas <lulu sementara, silahkan ada yang lain. Pemerintah dulu klarifikasi, silahkan penjelasan.

248

PEMERINTAH (FASLIH) :

Ibu, ibu/bapak, bapak saya hormati, sebetulnya saya ditunggu oleh para guru danjuga masyarakat secara keseluruhan adalah seberapa serius pemerintah menunjukan bahwa adanya UU guru ini, disamping memagar bahwa guru itu hams mempunyai kriteria kompetensi tertentu yang tidak bisa semua orang masuk dan tidak semua guru yang ada maju kesana, tapi ini sangat serius pemerintah menghargai kalau guru itu sebagai guru profesional, karena itu perlu kejelasan apa hak dia dari sisi penghasilan yang berbeda dengan pegawai yang lain yang tidak profesional atau guru yang lain yang belum profesional dan yang ini kita usulkan diatur dengan pasal-pasal ini.

Jadi itu saja sebetulnya, PGRl minta 5 X kita katakan itu imposibel,jadi kita mengatakan cukup 2 X lipat dari basis, j adi bukan total penghasilan tapi dasar gaji pokok. Gaji pokok ini kalau di 2 X kan sebetulnya tidak terlalu tinggi, nab kita menawar juga mungkin ndak tunjangan profesinya separuh daripada gaji pokok tadi, sementara yang lain-lainnya sama dengan pegawai negeri, nah kalau ini diterima kami punya skenario yang bisa kita sampaikan dan sudah ada karsnya harga-harganya, walaupun kita kerjalcan sabtu, minggu oleh pak A bas, ini ekonom kita yang nanti akan membantu menjelaskan implikasi daripada kalau itu kita pakai dan seperti kita sampaikan kemarin. OKI itu sekarang sudah melaksanakan, jadi DKI dengan tambahan Rp.1.000.000,- dia sudah melaksanakan clan ada seperti kabupaten Bualemo yang miskin saja sudah menambah Rp.450.000,-0ntop untuk daripada gajinya dan membayar gaji ke 13 disana. Jadi diam-diam dengan variasi yang berbeda daerah-daerah ini sudah menunjukan pola itu. Padahal itu belum lagi dia sebagai guru profesional karena belum memenuhi syarat-syarat kompetensi itu tadi. Jadi cara kita nanti untuk menyesuaikan dengan kemampuan negara itu bisa dengan mengontrol berapa guru yang akan diberi sertifikat disesuaikan dengan kemampuan negara nantinya. Jadi saran kami kalau bisa ada agak tegas, kita dengan guru sebagai profesi, ini hak mereka, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ada pertanyaan pak Irsyad tadi, mohon saudara Dirjen dulu menjawab, bagaimana berempati kepada yayasan yang hanya menggaji gurunya dengan ayam, dengan kelapa. Saya kira ibu Aan <lulu pernah mengemukakan di Kopo.

PEMERINTAH (DIRJEN):

Terima kasih bapak pimpinan, kalau kita lihat seandainya nanti pembiayaan pendidikan menunjuk kepada 20% itu, sebetulnya apa sudah kita mulai dengan bantuan operasional sekolah yang membebaskan atau mendukung sekolah

249

swasta pun dengan biaya operasional, sehingga semua komponen gaji yang selama ini yang diambil dari pungutan dari orang tua, itu sudah bisa dibayar oleh sekolah swasta tadi. Karena itu baru bantuan operasional kalau inipun kurang bisa pemerintah memberikan subsidi guru, subsidi tunjangan guru kepada sekolah swasta, apalagi yang wajib belajar. Nah kalau ini sudah seathe. Berarti pendidikan dasar sebenamya tidak ada masalah bu Aan. Di pendidikan dasar malahan kesempatan kita menghargai, sekolah swastapun gurunya diberikan pelakuan yang profesional dengan kesejahteraan yang lebih baik, kontribusi pemerintah lebih besar disana. Nah yang menjadi masalah nantikan mungkin di sekolah menengah karena ini sudah private good, bukan lagi publik good bukan lagi sesuatu yang ditanggung penuh oleh pemerintah, nah disini mungkin tidak semua subsidi gaji guru itu diganti tapi sebagian, kalau ini kita lakukan disamping meningkatkan profesionalisme guru di sekolah swasta tapi bebannya juga akan bisa di share dengan subsidi pemerintah tadi, jadi itu pemikiran kita kedepan, bu Aan.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Terima kasih, seingat saya kemarin di salah satu pasal, pasal 21 yang menjelaskan bahwa pemerintah dan Pemda memberikan tunjangan atau kesejahteraan pada guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan oleh masyarakat, yang ingin saya tanyakan tunjangan itu dari sisi apa, sehinggajelas misalnya kalau katakanlah di profesinya, keprofesional dia sehingga nanti berarti tidak semua guru swasta juga berhak mendapat, karena ada batasan khusus juga gitu atau sifatnya umum saja, sehingga siapa yang guru swasta dia berhak dapat. Saya berpikir begini, kalau misalnya hanya karena dia profesional kemudian ada tunjangan, karena profesi dia maka akan ada lagi kelas guru dibawah itu, lebih rendahjuga dari guru yang tidak profesional yangjadi PNS. Berarti nanti perbedaannya akan sangat jauh sekali dengan mereka yang sudah profesional dari PNS ini, itu bagaimana cara menyikapinya.

PEMERINTAH:

Kalau kondisi sekarang karena semua guru ini belum satupun yang profesional, kan berarti apa yang diterima oleh mereka adalah kondisi pegawai negeri sekarang. Seperti juga kemampuan pemerintah membantu guru swasta adalah dengan memberikan bantuan seperti Rp.100.000,/orang bulan itu. Nab ini kondisi best lainnya, begitu kita sepakat nanti guru-guru PNS akan diberi reward, kalau dia profesional. Maka guru-guru PNS yang menunjukan kemampuan profesionalnya akan pindah mendapatjalur baru ini, penghargaannya dan swasta juga berlaku yang sama bahwa nanti akan ada upaya peningkatan kompetensi swasta, sehingga guru-guru swasta yang ada itu sebagian akan

250

naik menjadi guru swasta yang profesional, nah pada waktu itu sebetulnya kita melihat subsidi pemerintah kepada guru swasta yang lebih profesional itu akan lebih tinggi daripada guru swasta saat ini, yang Rp. l 00.000,- itu. Nah disini kita akan menyesuaikan sehingga beban itu tidak harus ditanggung semua oleh penyelenggara satuan pendidikan swasta.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHANAH, M.Ag):

Satu lagi, apa yang diutarakan dari pak Fasli tadi, saya setuju sekali. Tapi dimana termuat pasalnya, sehingga jelas bahwa guru-guru dari sekolah swasta itu memang terlindungilah.

PEMERINTAH:

Jadi yang ke 3 pasal kemarin itu bu, lean ada umum, pemerintah kemudian 3 item yang kemarin kita setujui tapi nanti dirapikan lagi sesudah ini dibahas, ada nanti bu, disana kita baca benar. Benarkah bahwa kewajiban pemerintah untuk memberikan subsidi kepada guru-guru swasta ini juga memungkinkan guru swasta yang profesional itu dibayar, lebih baik tanpa membebani terlalu besar kepada penyelenggara satuan pendidikan swasta itu.

KETUARAPAT:

Pertanyaan saya Departemen Keuangan sudah oke ini pak ya dalam inter deft.

PEMERINTAH :

Gimana pak Saprullah, study interdeft ?

PEMERINTAH:

Saya belum mengetahui adanya sebuah interdeft yang membahas secara rinci mengenai masalah gaji dan penghasilan, karena saya sudah lama tidak ikut diklat, jadi saya tidak mendapatkan sebuah informasi mengenai soal itu pak.

KETUA RAPAT:

Pengalaman saya dalam sebuah pertemuan kira-kira 3 tahun yang lalu saya usul kan begini, gaji PNS dinaikan 2x lipat, seluruh PNS dan kemudian subsidi BBM dicabut, waktu itu swasta yang tidak setuju karena di juga akan menaikan gaji karyawannya itu, harus 2x lipat juga. Ini memang satu persoalan tapi terserahlah sama kita semuanya. Bapaklibu sekalian, ini adalah hak belum tentu dipenuhi, kalau UU dia berhak tapi tidak ada kewajiban disini dalam pasal ini

251

pemerintah memenuhi hak itu, saya cari-cari beda dengan UU Sisdiknas, ada hak dan kewajiban dari pemerintah. Jadi pemerintah wajib mengalokasikan dan seki~ ini tidak ada, jadi artinya hak itu bisa menjadi pajangan saj~ silahkan pak Ebby.

ANGGOTA F. PG (EBBY DJAUHARIE):

Saya ini rada kurang memahami ketika kita melahirkan UU ini semua hak dan kewajiban dikaitkan dengan tahapan tentang bahwa seorang guru itu profesional clan tidak profesional, sebab ini berlaku efektif hanya untuk guru yang sudah profesional, angka-angka inikan sementara kesan itu bahwa adanya UU guru dan dosen ini nanti akan di dok kira-kira pada hari guru, itukan harapannyajuga lebih tinggi pada nilai kesejahteraan yang akan diterima. Kira­kira gambaran dari Diknas sendiri proses I 0 tahun ini, menghasilkan guru kan bertahap, jadi darimana dulu mau dimulai kesejahteraan itu berdasarkan UU ini dan berapa kira-kira tercover tiap tahunnya atau bagaimana gambaran penyelenggaraan sehingga efektif bisa dirasakan, saya khwatirnya mereka begitu dihadapan pada kenyataan harus pada tahapan ini, jadi dianggapnya kita ini cuma mengiming-imingnya aja, gambarannya kaya apa ini pak, terima kasih.

PEMERINTAH (FASLIH):

Didalam bagian dari bapa-bapak/ibu, tolong dilihat ini ada skenario kita, karena guru profesi ini memang berat bagi guru-guru secara umum ya, dan hanya sebagian guru yang akan kesana baik guru yang tua-tua ini tidak sempat lagi menikmati dia keburu pensiun maupun sebagian yang karena kompetensinya waktu dipetakan memang jauh sekali sehingga perlu dia dialirkan, maka kita membayangkan kira-kira separuh dari guru yang ada sekarang itu peluangnya untuk menjadi guru yang profesi itu ada.

Dengan skenario itu maka total guru PNS itu yang tahun 2005 ada 1.673 juta guru, kemudian guru PNS yang berpendidikan dibawah S 1 itu 1,2 juta yang PNS sudah SI dan dia lama pengajar dan dia ikut kursus segala macam potensi untuk dimajukan kepada profesional itu ada kira-kira 4 70 ribu dan yang belum profesional tapi sudah SI itu ada 4 70 ribu lagi. Kalau memang mereka ini dalam kolom yang sama 2005 itu, maka gaji guru yang saat itu ada 30 triliun, ini estimate terbaik kita 30 triliun dan kalau misalnya kita tetap melakukan ini pada tahun 2005 belum ada perubahan apa-apa pada gaji gurunya. Kemudian mari kita lihat skenario tahun berikutnya, berapa ini langsung 2009, ndak ada yang tahap tahunnya pak A bas, kalau tahun 2006 ndak muncul disini ya.

252

PEMERINTAH (ABAS) :

Mohon maaf sedikit informasi, jadi yang dijadikan Best tahun 2005 dan kemudian dengan perkiraan jadwal pengesahan UU ini, akhir Nopember 2005 sehingga kemudian mulai awal 2006 itu sudah ada informasi ke guru-guru, sehingga mereka mungkin siap-siap antara lain karena perserapan SI untuk fungsional SI nya salah satunya, lalu kemudian bagi mereka bukan S l akan mencoba mengajar S 1 nya dan kemudian juga berkaitan dengan itu bulan Nopember 2005 baru disahkan. Kemudian paling tidak butuh waktu 6 bulan untuk mempersiapkan lembaga pendidikan guru ini sehingga sekitar September 2006 lembaga ini baru dimulai dan kemudian akan menghasilkan rumusan 2 tahun kemudian. Hingga 2008 Agustus mulai menghasilkan dan lalu juga pengangkatan profesional, baru diberikan anggaran atau gaji yang profesional paling cepat awal 2009.

PEMERINTAH (FASLIH):

Agak beda sedikit, saya mau memproyeki sedikit sebetulnya bagi guru yang ada ini, dia tinggal menunggu lembaga LPTK yang menyiapkan diri untuk melakukan pelatihan sertifikasi, dan itu kita kan I tahun berarti akhir tahun 2006 sejumlah LPTK sudah diakreditasi untuk berhak melakukan pendidikan profesi ini. Nah kalau dia sudah ada, sebetulnya maksimal dalam I tahun, tahun 2007 dia sudah mulai melahirkan guru-guru yang ada sudah SI masuk kesana dan lulusannya tahun 2007 akhir, itu sudah punya sertifikat kopetensi,jadi tahun 2008 dia sudah mulai dibayar, apalagi kalau misalnya dari proses exvivalensi itu ada penyetaraan yang menurun. LPTK itu dimungkinkan misalnya guru sudah mengajar 20 tahun dia S 1 sejak masuk mengajar, sudah 20 tahun sudah ikut macam-macam kursus, sudah Master Teacher dan kepada mereka mungkin tidak perlu lagi dipaksa dia harus melakukan 40 SKS itu, mungkin ada komponerf­komponen yang dianggap dia sudah qualivied yang kurangnya saja bisa yang dalam 3 bulan a tau paling lama 6 bulan dia selesai. N ah itu j uga akan mempercepat skenario kita, sehingga tidak hams menunggu tahun 2009, barn seakan-akan itu bisa tahun 2007 akhir, itu sudah sejumlah guru kita sudah profesional yang bisa dibayar mulai tahun 2008.

Sedangkan yang masuk baru ini, memang 1 tahun 2006 ini kita anggap ini persiapan, semua kelembagaan 2007 dia sekolah, karena dia sudah S l ini semua masuk kependidikan 40 SKS 1 tahun akhir 2007, kalau dia masuk pegawai negeri dia sudah bisa sebagai guru yang profesional, jadi yang dua-duanya akan bennuara kepada penggajian baru bagi mereka tahun 2008 baik yang baru sebagai guru profesional maupun guru lama yang diproses dengan pendidikan profesi tadi, jadi itu agak dimajukan sedikit.

253

KETUA RAPAT:

Jadi berarti kita perlu mencari sesuatu apa yang konkrit yang bisa diterima oleh guru mengenai tingkat kesejahte~ kalau itu kan masih bisa tertunda belum tentu juga menteri Keuangan dan Menpan ini setuj~ bagaimana dengan kesehatan dan sebagainya. Jadi silakan bapak-bapak/ibujika ada, silakan pak Ebby.

ANGGOTA F. PG (EBBY DJAUHARIE):

Saya bayangkan ketika saya kunjungan kerja betapa sumringahnya mereka mendengar akan Iahir UU guru, kegembiraannya itu bayanginnya akan keluar sedikit kesulitan ekonomi sebenarnya tapi ketika dihadapkan suatu sarana atau prsyarat perj uangan kepada mereka, saya khwatir ini akan kandas, masing mending kalau yang semangat j uangnya untuk menam bah kemampuan misalnya sampai jadi SI itu masih lugu, tapi ini sebagian besar guru yang ada ini apalagi guru-guru inpres yang diangkat tahun sekian. Nah sekarang saya sama dengan pak Ari fin tadi, kalau menunggu panen ini agak lama kira-kira diknas ini punya program apa. Sebagai antar waktu bahwa mereka ini rnemang ada perhatian sendiri dibanding dengan PNS lain. Kalau ini secepatnya mohonnya 97 atau 98, nah antar waktu yang sekarang 2007-2008 dari kesini kesana itu ada apa sih yang bisa merekajadi berbinar mukanya sebagai pendidik itu saja, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan ada yang lain, pak Koster silakan.

ANGGOTA F. PDIP(Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Yang pertama dengan UU ini kita menginginkan satu perubahan yang bersifat mendasar dan signifikan dan cepat.

Nasi b ·guru sekaligus dalam kerangka besar kita tentunya pem benahan pendidikan itu, kita Iakukan melalui pintu pembenahan nasib guru yang nantinya akan menjadi tenaga profesional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Saya kira yang pertama dalam kaitan dengan perubahan nasib guru lewat UU ini dengan hak kewajibannya. Semuanya saya kira tatanannya sudah kita atur dalam UU ini, memang tidak bisa serta merta begitu ini diundangkan lalu besok gajinya naik kan tidak bisa~ karena kan kita sudah mengatur dia hams profesional <lulu, yang ada sekarang meskijadi kan profesional dan yang akan datang itujuga dia harus profesional baru dia mendapat haknya ini. Jadi ini jangan dirusak lagi, jangan dibuat maju mundur saya kira, nah itu satu kemudian yang kedua mengenai besaran yang di konsepkan oleh ini 2x gaji tunjangan profesional 50%, saya kira itu hal yang sangat modrat seperti yang kita harapkan sebenarnya, hanya saja ini

254

memang masih perlu sebelum ini diundangkan, perlu diskusi dengan Menteri Keuangannya, Departemen Keuangan dan Menpan sebelum kita ketuk palu. Kira-kira bagaimana gitu, tapi yang jelas konsep ini harus konsep kita ya, ini terserah nantijadinya seperti apa,jangan sampai turun terlalujauh karena terlalu jauh orang dikenakan beban begitu tinggi persyaratannya, kewaj ibannya terns haknya sama saja dengan PNS yang lain, kan jadi omong kosong jadinya gitu, itu satu sekarang harapan guru tentunya memang seperti yang tadi disampaikan oleh pak Ebby.

Dalam masa transisi ini sebelum dia jadi tenaga profesional dan UU ini sudah diundangkan, ada harapan besar dari para guru ini, apa hadiah kita, ya itu urusannya pak Fasli. Tapi urusan guru ini kira-kira apa tapi kan memang niat baiknya ada, kan aturannya harus ada kalau tidak didasarkan pada aturan nanti saya kira akan ada persoalan. Jadi kalau saya jalan running well dengan UU ini saja, ya dia buat <lulu profesional sebelum dia. Kita tidak usah utak-utik supaya semua didasarkan pada kerangka UU ini, j adi semua dipacu agar guru itu menj adi profesional dengan ketentuan-ketentuan yang sudah dipersyaratkan, baru dia mendapatkan h~k. Jadi kalau saya tidak akan lari dari koridor itu, terima kasih.

KETUARAPAT:

Silahkan pak Muchtar.

ANGGOTAF. PPP(DR. H. MUCHTARAZIZ, MA):

Terima kasih pak ketua.

Saya ingin bertanya bisakah pada posisi sekarang guru-guru yang sudah berpengalaman yang sudah puluhan tahun diberikan sertifikat kompetensi, jadi dia sudah punya kompetensi, sudah punya profesi bisa tidak langsung diberikan gaji 2x lipat dalam akhir tahun ini, awal tahun depan misalnya dengan posisi mereka yang sekarang ini. Barangkali diantara sekian juta guru tentu ada sudah bisa diberikan sertifikat profesi dan sertifikat kopetensi itu yang pertama bisa atau tidak, jadi kira-kira pada awal 2006 sudah bisa diberikan untuk sejumlah guru. Yang kedua ini kanjumlah anggaran yang ada keseluruhannya ya, kalau secara khusus misalnya III/a dengan pengalaman 0 tahun kira dapat sertifikat, kira-kira berapa gajinya dari III/a sampai IV /a misalnya, itu sebagai contoh saya sekedar tahu yang bisa, supaya kita tahu secara khusus dari III/a berapa, IIl/b, berapa misalnya, tapi tidak usah habis semuanya, Cuma sekedar eksises saja, terima kasih.

255

KETUA RAPAT:

Ya pak Ade Firdaus.

ANGGOTA F. PAN (H. ADE FIRDAUS, SE) :

Terima kasih pimpinan.

Ketika kami sosialisasi UU guru dan dosen ini mereka sangat bahagia pale, tapi mungkin mereka juga akan tercengang ketika melihat bahwa ada persyaratan­persyaratan yang sangat memberatkan dengan 40 SKS. 2 tahun berapa puluh juta yang mereka keluarkan pada saat mereka mengikuti 2 tahun pelajaran ini. Saya yakin kalau kita turun ke lapangan tentunya merekajuga akan tercengang kalaumelihatpersyaratan ini, karenakalau bagaimanapunjugamereka bersorak­sorak kemarin itu ketika UU guru saya sampaikan, ketika berita kesejahteraan tapi sebelum ada kesejahteraan itu, tapi mereka harus keluarkan dana untuk menyesuikannya, jadi apa yang disampaikan pak Ebi dan pak Koster, solusi apa yang terbaik buat mereka ketika menerima UU guru dan dosen ini. Itulah yang diharapkan oleh mereka, mereka bisa ikut belajar kembali setelah mendapat solusi dari kita, terima kasih pak.

KETUA RAPAT:

Ya terima kasih pak Firdaus, silahkan barangkali pak lrsyad punya ide, apa yang langsung yang bisa diberikan.

ANGGOTA F. PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Terima kasih pak.

Memang disinilah perlunya apa yang dikatakan pak Balkan itu, kita acapkali, setiapkali, sekali-kali memilih sikap kenegarawanan atau sebagai politisi atau birokrat, ini mempunyai karakter yang beda. Kalau politisi ya bagaimana menang pemilu tipu-tipu kan nggak bisa, tidak ada cara kan begitu. Kalau seorang negara.wan itu lebih konprehenshifnya mikir jauh, jangka panjang semua implikasi, semua dipikir kalau birokrasi itu simpelikasi dan formalistis segala sesuatunya berdasarkan formalitas, oleh karena itu ini kita sampai posisi rum it karena seperti pembicaraan dahulu mengatakan bahwa guru ini menyambut dengan antusiasme lahimya UU ini, dengan harapan akan segera diperbaiki nasibnya karena latar belakangnya penderitaannya sudah terlalu lama peranannya sudah sangat mulia. Sekarang sudah tiba saatnya, ibarat menanam itu panennya bentuk konkritnya adalah kesejahteraan. Kesejahteraan itu lebih konkrit lagi adalah penghasilan atau gaji dan yang dibayangkan kalau PGRI mengatakan Sx lipat itu, karena penghasilan guru sekarang sekitar 1 juta, 2 juta yang diharapkan bisa 5 juta bisa IO juta.

256

Kalau itu akan terjadi itulah mereka rnelanjutkan sorak-sorainya tetapi kalau itu tidak terjadi rnaka akan terjadi suasana sebaliknya, bisa-bisa kita malah dihujat, dicaci maki kalau pendekatan kita sangat rasional.

Terlalu rasional kearah guru yang profesional baru dia mendapatkan haknya, ini juga merupakan hal yang diharapkan sebab mereka secara intropeksi guru itu sendiri juga menyadari bahwa sebagian kecil saja yang kira-kira akan bisa kearah profesional karena dalam waktu yang singkat, berarti yang akan gembira itu hanya sedikit, yang akan gembira itu justru mungkin bukan pengurus organisasi sehingga yang akan menonjol adalah kekecewaan yang dialami oleh guru-guru, aktivis-aktivis organisasi yang vokal yang mungkin akan mampu mengerahkan jutaan orang mendatangi DPR atau Diknas. Jadi rumusan seperti ini kemudian gambaran seperti yang digambarkan oleh pemerintah, menurut saya sebagai orang yang duduk disini bisa juga pada jangkauan negarawan atau politisi agak kurang optimis, ini bisa menjadi hadiah. Dikaitkan dengan apa yang dikatakan pak Ebi bahwa UU itu berlaku sejak diundangkan, pengertian mereka begitu diundangkan ia hari itu juga nasibnya diperbaiki, kalaupun tenggang waktu sebulan, dua bulan katakanlah setahun, tetapi setahun itu akan dijangkau oleh berapa orang yang bisa profesional sehingga mendapatkan haknya seperti itu. ltupun tidak tahu apa cuma 2x, ini nanti jadinya cuma 3 juta dikaitkan dengan naiknya BBM, naiknya IDL, listrik dan sebagainya, itu juga tidak akan signifikan. Oleh karena itu kita perlu betul-betul berpikir kenegarawananjuga, politisijuga, birokasijuga untuk bisa menemukan sesuatu modus bagaimana kita menyajikan UU ini sesuai dengan hal yang secara nyata, satu sisi tetapi juga ada perubahan, ada perkembangan daripada yang lalu-lalu.

Kalau mengenai gaji itu memang PGRI itu menuntut basis tadi gaji pokok tapi itu juga agak bisa berbenturan aspirasi PNS yang lain, Korpri pada umumnya PNS atau dibawah PAN, tetapi kalau tunjangan dan kalau hal-hal lain walaupun guru j uga kurang, kalau tunjangan tidak selera tetapi ini juga kewajarannya bisa dilihat oleh yang lain-lain. Oh ya kalau merangkap profesional tunjangannya menjadi besar tapi kalau gaji pokok pada dasarnya azaz keadilan, kesetaraan dan juga secara objektifkita menilai mana yang lebih strategis menurut kepentingan negara dan lain-lain seperti gajinya orang bea cukai, orang duane, keuangan itu kan sudah, BUMN dan sebagainya, itu memang kaitannya dengan itu, tetapi bagaimana secara kontras guru yang baik PNS itu juga berat.

Hal-hal seperti inilah, marl kita simulasikan atau kita hayati secara mendalam seolah kita adalah guru diberbagai posisi itu ataupun pegawai negeri diberbagai posisi itu ataupun warganegara diberbagai posisi yang ada di republik ini. Memang tidak mudah ini, tapi memang kita ikhlas memang betul-betul terbuka hati putih

257

ki~ barangkali walaupun ada kekeliruannya orang lain tidak menganggap bahwa ini kekeliruan, keteledoran apapun ketidakadilan dari ki~ terima kasih pak.

KETUARAPAT:

Artinya nanti kalau 3 tahun lagi bisa saja, bisa pensiun atau tiba-tiba kena muntaber atau flu burung, tiba-tiba di out. Ya bu Aan dulu, baru mbak Nina, pak Balkan, baru pak Yusup. Inikan memang diamanatkan untuk dibicarakan, dibahas secara mendalam, silahkan ibu Aan yang terhormat.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Terima kasih pak ketua.

Saya setuju sambil kita bahas dipoin ini dari pihak pemerintah ada yang berkoordinasi dengan Menkeu, dengan Menpan, untuk sejauh mana kesanggupan kemampuan negara untuk bisa memenuhi keinginan kita dalam UU ini, tapi yang kedua saya ingin mengusulkan bahwa sistem yang dibangun dalam UU ini, jangan sampai dirusak karena kita merasa kasihan dengan guru-guru dengan adanya UU ini. Jadi sedapat mungkin walaupun kita ingin membela guru-guru jangan sampai merusak sistem yang sudah kita bangun dalam UU ini, sehingga kalau menurut saya proses biarkan berjalan tapi apakah mungkin proses itu bisa disegerakan, katakanlah misalnya tadi untuk mereka yang sudah profesional kan ini tinggal dilakukan sertifikasi saja.

Jadi kalau mungkin akhir 2006 mereka sudah bisa mendapatkan gaji sesuai dengan peraturan yang ada dalam UU ini, untuk mereka yang tidak profesional pada saat itu apakah mungkin pada tahun 2007 merekajuga sudah bisa dilakukan sertifikasi, karena sudah ada waktu I tahun untuk mereka bisa menambah SKS yang seharusnya didapatkan oleh mereka. Saya rasa ini mungkin salah satu jalan keluamya, nah bagi mereka yang belum profesional apakah mungkin pemerintah membuat satu program sosial katakanlah guru-guru semacam itu ada semacam tunjangan khusus, kalau kemarin misalnya setiap guru ada Rp.100.000,- apakah mungkin nanti ada peningkatan sedikit sehingga, atau gaji ke-13, 15, kalau gaji ke-14 berarti tiap akhir semester dapat, nah ini mungkin ada salah satu hal yang dirasakan juga sebagai penggembira, penghibur untuk guru-guru yang ada. Sa ya rasa itu juga cukup menghibur tidak mengecewakan walaupun UU nya ada tapi masih bisa dirasakan ada kepedulian dan keberpihakkan dari pemerintah, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Judul pesan ini guru dan dosen berhak, ini hak belum tentu dipenuhi oleh pemerintah.

258

ANGGOTA F. PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE) :

Sebelumnya ada pesan sponsor dibelakang, pembahasan gaji cukup panjang sekarang sudah setengah sembilan mungkin apa bisa dipending, besok. Kedua ini logic questions, saya rasa pertanyaan yang sangat logika. Tadi saya cukup shock juga dengan penjelasan kesiapan anggaran bahwa 2008, I 00% fit untuk menjalankan amanat yang ada di pasal 15, saya mengajukan pertanyaan yang berharap bisa dijawab oleh pak Suyanto. Saya mau menanyakan seberapa siapkah atau istilahnya apakah kita bisa menghasilkan tenaga profesional guru sebelum tahun 2008 clan mungkin antara ranking 1 sampai 10, bagaimana kesiapan kita. Saya rasa kalau memang temyata dari pak Yanto itu secara institusi mencetak guru-guru profesional, kita bisa sebelum tahun 2008 hal yang sangat baik, mudah-mudahan amanat UU ini bisa dilakukan tahun 2008.

KETUARAPAT:

Ya pak Balkan yang terhormat.

ANGGOTA F. DEMOKRAT (Drs. BALKAN KAPLALE):

Teri ma kasih, melihat pasal 15, 16 yang menjadi tugas panja ini saya mencoba, usu) saya ada 2 : usu) pertama mencoba mengutik-utik bunyi pasal ini dalam penghasilan guru yang saya dapati sebagai, kemarin baru pensiun beberapa waktu yang lalu, guru kira-kira perhitungannya begini. Andaikata UU ini terjadi pasal 15 maka pertama penghasilan guru PNS yaitu 2x gaji PNS tambah tunjangan profesi, yaitu 1 x gaji PNS, jika gaji PNS 1,2 juta maka akan menjadi 2x 1,2+ 1,2 = 3,6 juta, itu wajar, saya kira kalau guru mendapat gaji segini memang sudah wajar sekaJi. Kemudian kita lihat kalau penghasilan guru PNS daerah terpencil atau daerah khusus itu lebih besar lagi yaitu 2x gaj i PNS+ tunjangan profesi x 1 x gaji PNS + tunjangan khusus 2 x gaji menjadi 6 juta. Bagaimana swasta, swasta memang agak berat karena kalau lihat dengan tunjangan Jamsostek dia penghasilannya 2 x gaji PNS + 1 x gaji profesi, kira-kira menjadi 3,6 juta sama dengan guru swasta yang diatas nomor 1. Kalau begini halnya pasal 15 dan 16, dikawinkan maka kira-kira bentuknya kayak tadi pak pimpinan.

Oleh karena itu diusulkan altematif yang kedua seperti yang disampaikan oleh nona Nina tadi, ada 5 DIM dalam panja yang harus kita bahas, kayaknya kita pending saja, kita adem dinginkan <lulu lalu kita bahas yang lain-lain saj~ yaitu DIM pasal 15, DIM pasal 16, DIM pasal 19, DIM pasal 34 dan37, kemudian yang usul dari motending dan pasal 30 yang DIM 30 l saya kira kita tunda saja, besok lalu kita bahas yang lain-lainnya siapa tahu tersentuh malam ini juga dibahas, terima kasih pimpinan.

259

KETUA RAPAT:

Usul pending, silahkan pak Yusup.

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le) :

Terima kasih.

Lebih baik sebagai politisi ataupun negarawan adalah pimpinan gitu kan, kemudian bagian seorang pimpinan itu. Pimpinan memiliki sifat welas asih, mungkin bahasa betawinya kagak tegaan padahal ini dicontohkan oleh Allah, swt dalamAlqur'an Alkarim surat 9 ayat 129 itu, roufun bahasajawanya walas asih, bahasa betawinya raja tegaan oleh karena itu kalau umpamanya guru profesional itu diberlakukan pada tahun 2009, tega banget. Oleh karena itu disini saya lihat tahun 2009 kan I 0% nampaknya 167 .000, kurang lebih l 0 % oleh karena itu saya lebih cenderung karena kalau ini diberlakukan tahun 2008-2009, mereka akan kecewa. Oleh karena itu saya usulkan paling lambat pada akhir tahun 2006 paling tidak I 0% guru itu yang profesional, kurang-kurang dikit wajar. Karena mereka menghargai puluhan tahun, keburu pensiun, keburu Innalillahi wa innalahi rojiun artinya kan, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya punya tambahan ini terus tibalah meninggal dunia, UU nya belum selesai.

ANGGOTA F. PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER) :

Memang makin cepat makin baik, tapi kan tidak bisa UU ini, karena tidak ada j~ yang sudah pasti 2006 tidak mungkin karena RAPBN di tuk bulan Desember 2005, mana mungkin dilakukan 2006 karena siapa akan profesional 2006 kan belum dihitung dalam APBN 2005 ini. Jadi paling cepat tahun 2007 itupun yang sudah, artinya bisa segera mengikuti pendidikan profesi setelah jenjang akademi terpenuhi, jadi saya kira tidak perlu buru-buru seperti bu Aan tadi, ikutin saja proses ini sebagaimana adanya. Cuman kalau bisa targetnya pada tahun 2006 lebih banyak yang bisa diikuti pendidikan profesi, 2007 Iebih banyak lagi kan begitu targetnya, sehingga nantinya sesuai denganjumlah guru yang ada, mungkin 2009 sudah berapa kan begitu. Jadi mungkin lebih progresif program di pak Fasli ini, terima kasih.

KETUARAPAT:

Jadi kita pending <lulu ya, pemerintah perlu, ya pak Yanto dulu, karena ini juga hams konsultasi dengan Menpan karena ini menyangkut sistem secara keseluruhan dan menteri keuangan.

260

PEMERINTAH (SUYANTO):

Kalau pertanyaannya apakah pada waktu dekat kita bisa menyiapkan guru profesional itu, saya kira bisa tetapi kan dalam arti jubah dalam mengcover sekian banyak sangat tidak mungkin. Karena unruk meluluskan SI yang dikatakan baru syarat dasar dari guru yang profesional, inikan 12 LPTK itu rata-rata 1 tahun kira-kira I 000 bisa meluluskan, jadi 12.000 dalam 1 tahun, padahal kan jumlahnya ini luar biasa banyaknya. Jadi memang ini sangat dilematis tetapi kalau memang penyelenggaraan itu untuk yang mencapai, padahal untuk mendidik yang profesional itu perlu waktu juga dalam menangani yang sekian juta guru yang belum profesional, yang saat sekarang masih 02, 03 inikan harus S 1 kan dulu jadi masih cukup lama, terima kasih.

KETUARAPAT:

Lalu siapa yang profesional, yang sudah profesional bisa membikin profesional, ini juga pertanyaan loh, silahkan pak Fasli

PEMERINTAH (FASLIH) :

Terima kasih pak pimpinan.

Kalau saya membuat skenario yang optimis seandainya kita memang satu­satunya cara untuk memberi reward kepada guru tapi ada dasar yang jelas bahwa dia profesional, beda dengan guru biasa sehingga guru pegawai negeri lainpun memahami, bahwa ini bukan sesuatu yang optimis, bukan teken progrenti tapi satu exsisment yang hams dicapai karena itu, dia diberi wama sekarang asumsi sekarangkan ada 400.000 lebih guru, lebih yang sudah S 1 dan mereka itu sudah melalui masa kerja yang berpariasi sebagian cukup besar sudah diatas 10 tahun, ada yang 20 tahun dan mereka itu cukup banyak yang sudah melalui berbagai pelatihan-pelatihan sehingga begitu komponen kurikulum 40 SKS pendidikan profesi diserahkan oleh pak Yanto dan taruhlah dalam 6 bulan itu sudah bisa di overle dilihat mereka, diujung mereka kemudian mereka bebas semua, mungkin ada cas I 0 SKS saja, ada yang 5 SKS saja dan artinya akhir tahun 2006 itu sebenarnya kita sudah punya guru-guru itu. Karena tadi bahwa cukup banyak mereka sebetulnya sudah profesional dilapangan, cuma cara menghargai supaya ngak KKN kan perlu duduk dulu LPTK nya harus pruden Asesman di LPTK harus teruji lembaga yang dipercaya dan cara menggabungkannya dengan kondisi riil di lapangan itu jelas, sehingga ndak ada orang merasa dirugikan karena nanti KKN dalam proses, tapi bisa di ujung tahun 2006 pada saat kita mengexercise berapa anggaran tahun 2007 kita sebenamya sudah bisa beri kesan moral guru yang profesional paling tidak yang sudah dalam sistem 2007 dia menikmati hasil dari UU yang bapak dan ibu lahirkan

261

ini. Bagaimana kira-kira sementara yang lain kita biarkan dia karena dia tidak kita pungut biaya pemetaan kompetensi, ikut kompetensi kecepatan dibiayai negara dan segala tunjangan-tunjangan lain.

Untuk guru berjalan terns tunjangan kependidikannya, gaji ke-13 nya, kenaikan pangkat segala macam tidak berkurang dan kalau pemerintahan yang terpaksa menerima guru tahun 2006-2007 misalnya. Karena inika.n sedang dalam penerimaan ndak apa-apa dia masuk dulu sebagai guru biasa tapi paling tidak dia sudah sarjana walau belumjuga profesi. Tapi tahun 2008 saya pikir kita sudah punya output yang riil untuk sejumlah beberapa belas ribu, sudah ada betul­betul pren masuk CPNS baru, adalah guru muda yang profesional. Swasta nanti sama juga, guru-guru swasta yang sudah SI yang sudah lama kita masukan didalam ini nanti, coba bayangkan oleh pemuter kalau nanti sekolah-sekolah mulai memampangkan disekolahnya baik swasta maupun negeri 50% guru kami profesional dan dibelakang nama-nama guru nanti ada satu kode bahwa guru profesional dan nanti apapun namanya, kalau diluar negeri kan CT, Certivait Teacher, nah kita bisa earl. Jadi kalau misalnya bapak/ibu setuju sebetulnya 2007 kita sudah bisa membuktikan bahwa UU ini tidak ompong, sudah ada guru bisa kita berikan yang profesi, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Nanti menjadi Anwar Arifin GS, guru profesional, ya kalau mau dipending saya kira sudah selesai persoalannya nanti kita bicarakan lagi, ya lmenit, silahkan.

PEMERINTAH (FASLIH) :

Kalau boleh tanya pending untuk menunggu informasi apa. Bapak menteri kami sudah berdialog dengan menteri keuangan dalam rapat deft, sudah ada wakil-wakil sudah 2 kali. Cuma memang secara eksplisit belum dijawab oleh menteri keuangan, tapi artinya sudah dibahas dikalangan pemerintah. Jadi mana tahu proses dari hasil ini belum disahkan pun membuat menteri keuangan berpikir lebih mendukung pada upaya meningkatkan profesional guru ini.

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le):

Saya menyambung yang pak Fasli, apa yang saya sampaikan tadi mungkin Mendiknas itu menargetkan guru profesional itu hams selesai pada bulan Juni­Juli karena sudah ada bulan Juni-Juli berarti pada semester II pada bulanAgustus kita bisa masukan kedalam anggaran 2007, oleh itu untuk tahun 2007 bisa di laksanakan, terima kasih.

262

ANGGOTA F. PG (H. EBBY DJOHARI) :

Jadi saya sudah, jadi tidak perlu dipending, pembicaraan konkrit.

KETUARAPAT:

Diingatkan ketika kita akan menetapakan 20% dari APBN itu, pasal 29 itu memang didahului konsultasi dengan pihak departemen keuangan untuk mencegahjangan sampai nanti dikalangan pemerintah itu ada misalnya, Menpan gimana dan sebagainya. Baik kalau saya hanya mengingatkan saja, kalau memang disetujui itu kita sahkan ini ayat 2 ya, pasal 15 ayat 1, 2 dulu.

KETOK 1 X.

Saya sebenarnya ingin mengusulkan satu tambahan ya kalau, dan ini <lulu sudah kita sepakati dengan Mendiknas yang lalu, kalau bisa masuk dalam UU ini dan bisa menjadi hadiah bagi bapak dan ibu guru karena kesejahteraannya mungkin gaj inya susah ditingkatkan seketika, bagaimana meringankan bebannya bunyinya begini : guru dan dosen serta putra-putrinya berhak memperoleh pendidikan tanpa dipungut biaya pada satuan pendidikan yang memperoleh dana dari APBN. Jadi bebannya langsung dikurangi, ya nanti pasal berikutnya pokoknya substansi ini kita dulu supaya disepakati. Bagaimana bapak-bapak kita bisa masukan ini ya.

KETOK 1 X.

Ya jadi guru dan dosen, saya kan merasakan ini anak saya 3 sekolah, saya kira semua merasakan.

PEMERINTAH:

Ya gini pak, saya kira kalau kita kan lek spesialis apakah itu masuk dibatang tubuhnya atau misalnya itu, sementara dia belum profesional jadi bisa diperalihan atau apa gitu. Kalau dipermanenkan dalam satu pasal dan dia temyata suatu saat sudah profesional ini kan jadi sangat berat bebannya, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya nanti juga anaknya sudah tidak ada lagi yang sekolah pak, Yan profesional. Ok ini masuk ya, nanti masuk dimana, kita bicarakan.

PEMERINTAH:

Ya sebetulnya tadi kita memahami betul apa yang disampaikan oleh prof. Anwar ya dan dalam konteks ini mungkin apa yang dikatakan pak Wayan juga

263

perlu kita pertimbangkan,jangan nanti karena tidak ada pembedaan kategorisasi tadi, kecemburuan terlalu tinggi kepada guru, akhimya mengemuka dari profesi yang lain dari pegawai negeri yang lain tapi kalau misalnya ini dikategorikan kepada yang belum profesional karena kalau dia sudah profesionalkan kemampuan dia kan berkali lipat dari sebelum dia, kan berarti tidak perlu lagi kita beri profesi khusus itu, nah mungkin tadi di pasal peralihan bagi guru yang belum profesional diberikan.

KETUARAPAT:

Ya nanti diatur dengan peraturan pemerintah bagaimana teknisnya, berarti nanti prinsipnya sudah.

PEMERINTAH:

Ada pree price pada guru untuk pendidikan anaknya itu.

KETUA RAPAT:

Kan nanti perawat itu anaknya boleh bebas di rumah sak:it, ya seperti itu. Kalau di swasta juga begitu pak, kita di universitas kami anak guru dosen itu ya, boleh masuk tanpa bayar di universitas saya dulu waktu saya jadi rektor, anak dosen dari PTS masuk disitu, ya silahkan aja. Ya itulah salah satu bentuk kesejahteraan yang diberikan kepada pegawai dan dosen kami. Saya kira oke, jadi pasal 16 ini gimana, pasal 16 ini yang non PNS. Besar gaj i guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidkan yang diselenggarakan oleh masyarakat mengacu pada gaji pokok dan tunjangan profesi guru yang diangkat pemerintah atau pemerintah daerah dengan kualifikasi, kompetensi, sertifikat profesi guru yang sama. Setuju ini ya, ketua yayasan mampu membayar, silakan buAan.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Saya mohon maaf, kalau kita lihat realita dimasyarakat temyata tidak semua akan sanggup membayar seperti ini, ini perlu disikapi oleh kita jangan sampai nanti akhimya karena yayasan tersebut tidak bisa membayamya gurunya pada protes, demo terus tidak mau mengajar, ini ak:an menjadi masalah buat anak­anak kitajuga. Saya berpikir tadi ketika pale Fasli memberikan penjelasan bahwa tunjangan profesional seorang guru kan dari pemerintah, ada anggarannya sekali pun dia diswasta. Nah kenapa tidak masuk didalam ayat ini kalau misalnya memang ada tunjangan khusus yang berkenan dengan masalah profesi seseorang guru dan bisa dipertanggungjawabkan, bisa masuk pada anggaran negara. Saya

264

rasa ini tidak akan menjadi masalah semua swasta akan siap menyambut UU ini, terima kasih.

KETUARAPAT:

Usul konkritnya bu Aan. Gimana

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHANAH, M.Ag) :

Menurut saya ada bagusnya kalau misalnya ada semacam perubahan sedikit bahwa tunjangan profesi guru atas dasar personalitas dia itu betul-betul dari pemerintah bukan dari yayasannya.

KETUA RAPAT:

Untuk ayat 1, gimana

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHANAH, M.Ag):

Ya untuk ayat 1, cuma saya tidak tahu persis bunyi kalimatnya seperti apa, tapi saya usul seperti itu.

KE TUA RAPAT :

Ini gaji, besar gaji guru dan dosen

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Itu ada tunjangan profesi guru

KETUA RAPAT:

Dan jangan profesi guru yang diangkat

oh ya, apa dijawab <lulu atau Ana, silahkan pak Balkan dulu.

ANGGOTA F. DEMOKRAT (Drs. BALKAN KAPLALE):

Pasal 16 ini khusus menyangkut swasta dalarn BHP, andaikata jadi nanti kita bicarakan BHP itu nanti tidak mengenal lagi yayasan, dia adalah BHP dengan demikian yayasan itu lam bat laun jumlah murid yang masuk juga kurang peminat, karena itu kita pikirkan baik-baik. Baik usul bu Aan tadi benar sekali, kalau andaikata kita masukan disini adalah tunjangan itu berasal dari pemerintah untuk yayasan-yayasan sekolah swasta tidak ada masalah pak pimpinan, saya nggak mau masalah ambil contoh yayasan saya memang kena beginian.

265

ANGGOTA:

Ya bapak ketua yayasan mampu nggak bayar

ANGGOTA F. DEMOKRAT (Drs. BALKAN KAPLALE):

ltu dia, ini bisa orong-orong. Saya punya persis kaya ini. Nanti dulu, nanti dulu inikan kita mencari jalan keluarnya dari kemungkinan yang terjadi adanya BHP, karena kita sudah membaca BHP, ini peranan yayasan sudah nggak begitu lagi pulajumlah murid itu kan makin menurun,jadi saya pikir kita pikirkan baik­baik pasal 16 ini. Saya sejalan dengan ibu Aan, apakah sebaiknya tunjangan profesinya masuk, dibayar oleh pemerintah kita cari ayatnya. Bagaimana atau kalimatnya gimana atau kita serahkan kepada yayasan nanti gilirannya kena hukum dari BHP, terima kasih.

KETUARAPAT:

Pak ini dulu, pak Tata baru mbak Nina

ANGGOTA F. DEMOKRAT (Dr. H. TATAZAINALMUTTAQIN):

Memang kalau dalam BHP operasional satuan pendidikan itu oleh pemerintah akan tetapi ini rancu dengan efektifnya UU ini nanti, misalnya I tahun BHP juga sampai hari ini belum menentu pembahasannya apakah tahun depan tuntas atau tidak, nab untuk itu barangkali kalau dikaitkan dengan BHP ini agak rancu mengenai waktunya dengan RUU ini mau diundangkan waktu dekat. Sedangkan masalah ini sudah diundangkan lebih dulu dan guru swasta akan cenderung mereka merasa gairah dengan ini, akan tetapi bila dibebankan kepada swasta jelas ini tidak mungkin dilaksanakan dan akan menjadi dampak yang tidak menguntungkan bagi kita atau j uga bagi yayasan dan mungkin juga timbul juga bisa demo. Maka solusinya barangkali karena nanti juga akan dilaksanakan UU BHP yang sekarang RUU sedang dibahas, apakah tidak lebih baik ini dicantumkan yang sifatnya estimatif, sehingga nanti pada gilirannya BHP ini bisa konkordan tetapi dimana masuknya yang barangkali pak Fasli yang lebih tahu ini seperti tadi ada sinyal-sinyal bahwa untuk guru swasta juga akan setarakan seperti itu dan barangkali bagaimana sentuhanAPBN yang bisa dipayungi dengan, barangkali secara eksplisit apakah ditambah I ayat atau diatur dalam I PP yang kira-kira itu bisa memberikan suatu keseimbangan sehingga kemungkinan-kemungkinan hal yang kita tidak harapkan, apabila ini diundangkan benar-benar sudah bisa terjawab, barangkali seperti itu pak, terima kasih.

266

KETUA RAPAT :

Ya terima kasih, silakan mbak Nina.

ANGGOTA F. PDS (RUTH NIN AM. KEDANG, SE):

Saya nggak punya yayasan pak ya, tapi kok saya cukup sedih melihat tapi saya cukup prihatin, saya melihat begini pak, memang ada I asas keadilan, apa yang menjadi kebijakan pemerintah terhadap guru PNS itu juga yang hams dilakukan oleh swasta kepada guru swasta. Jadi saya melihat wujud asas keadilan itu kan yang pertama gaji, saya setuju apabila gaj i hanya gaji yang diangkat oleh penyelenggara hams menyesuaikan pada gaji pokok oleh guru yang diangkat oleh pemerintah tetapi kalau dilihat yang lain kan, saya rasa dari sisi APBN dan kemampuan keuangan pemerintah tidak menjadi masalah apabila tunjangan profesi guru swasta turut ditanggung oleh pemerintah. Jadi saya rasa cukup adil kalau guru swasta ditanggung oleh badan penyelenggara pendidikan sesuai dengan besarnya gaji PNS asalkan tunjangan profesi dan kesejahteraan lain-lainnya ditanggung oleh pemerintah.

KETUA RAPAT:

Ya terima kasih, cukup ya. pak Irsyad dulu baru pak Yusup.

ANGGOTA F. PG (Drs. IRSYAD SUDIRO) :

Tentang prinsif penyelenggara pendidikan pak ya, di UU Sisdiknas ini pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menunjang tinggi hak azazi kemanusiaan nilai keagungan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna sampai disini saja, saya ingin mengisyaratkan bahwa pengaturan kita terhadap guru dan dosen jangan ada lagi dibenak kita itu, apakah pemisahan antara yang diselenggarakan pemerintah maupun diselenggarakan oleh masyarakat. Oleh karena itu semua dampak yang bisa berakibat atau suatu kebijakan yang berakibat terjadinya pemisahan, pembedaan yang bersifat diskriminatif hendaknya kita tinggalkan.

Sekarang kalau bicara APBN itu tidak hanya hak dari pemerintah untuk menggunakannya dan terhadap lembaga pemerintah, tapi lembaga swasta pun punya hak yang sama untuk juga diberikan kemungkinan mengalir atau memperoleh dari anggaran pendapatan dan belanja negara, karena pendapatan itupunjuga dari masyarakattidak hanya sektor pemerintah sehingga belanjanya pun j angan hanya diperuntukan sektor pemerintah ta pi juga sektor swasta. 0 leh karena rumusan yang nanti bemada diskriminatif ini hendaknya kita eliminasi, kita keluarkan dari pemikiran kita dan rumusan ini, terima kasih pak.

267

KETUA RAPAT :

Ya ini anggaranABD, tadi saya diskusi lama dengan pak Heri melalui telepon makanya saya terlambat. Ternyata pemerintah itu hanya mengajukan lebih banyak kepada satuan pendidikan negeri swastanya belum dapat ABD begitu. Jadi ya memang pemerintah ini diskriminatif, ya sangat diskriminatif, silahkan pak Yusup.

ANGGOTA F. PKS (YUSUF SUPENDI, Le) :

Terima kasih, saya draf terakhir BHP tidak/ belum dapat namun ketika di kopo itu ada satu pasal dalam BHP guru non PNS diberikan irnbalan sama dengan guru PNS masih ada apa tidak, wollah wualam saya ingat pada saat itu saya usulkan dengannya diganti dengan minimal berarti guru PNS harus non PNS lebih besar pakai minimal, mungkin kalau disini saya punya jalan tengah itu ditambah sedapat mungkin. Besar gaji guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat sedapat mungkin, mengacu pada gaji pokok dan tunjangan profesi seterusnya, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya kalau saya sebenamya mengikuti usul pak Irsyad tidak usah dibedakan, mt l pasal saja jadi apa yang berlaku dinegeri berlaku diswasta dan semua ditanggung oleh pemerintah gitu, silahkan bu Aan.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Saya usul jadi pasal 16 ayat I, saya setuju dengan konsep pertama tanpa ada tambahan, tapi saya mohon pasal 21 dari usulan DPR yang lama itu di adof lagi, yang pemah dibicarakan kita waktu di kopo bunyinya seperti ini; Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan pengabdian guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan memberikan bantuan dana untuk gaji danatau kesejahteraan. Ketika ayat ini di adof di pasal 16 saya rasa inilah yang betul-betul menghilangkan kesan diskriminasi antara hak guru negeri dan guru swasta, karena ini sudah tanggungjawab negara bahwa setiap anak bangsa sekolah dimanapun dinegeri maupun diswasta itu tanggung jawab untuk membiayai seluruh kebutuhannya. Apalagi ini cuma sebagian kecil dari kebutuhan anak bangsa ini yaitu melalui gaji guru dan kesejahteraan atau berupa tunjangan dan kesejahteraan, terima kasih.

KETUARAPAT:

Ya artinya begini SD dan SMP itu sudahjelas itu tanggung negara, apakah di ditempatnya pak Balkan yayasannya atau dinegeri itu, ya seharusnya jadi

268

tanggungan negara. Ya jadi kalau boleh saya usul gini untuk ada harmonisasi dengan UU Sisdiknas tidak usah dibedakan, guru negeri dan guru swasta itu sama saj a. Ya nanti pemerintah yang harus menanggungnya, itu sudah resiko dari UU pendidikan dan seperti itu pak. Jadi karena memang kalau yayasan disuruh menanggung itu nanti agak berat pak, nggak bisa. Ya nantijuga bebannya kepada siswa pungut biaya dan nanti juga anak-anak nanti tidak sekolah inikan rersoalan, silahkan.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Oh ya ini sebentar, ini maksudnya bukan sekedar tunjangan tapi harus jelas gajinya sebab begini, banyak sekali sekolah yang sampai saat ini pun gajinya cuma Rp.400.000, (empat ratus ribu) kalau misalnya ditingkatkan katakanlah jadi 1,2 saja mengacu kepada tadi 2x gaji pokok yang ditetapkan oleh pemerintah, saya rasa ini akan keberatan juga.

KETUA RAPAT:

Ya siapa <lulu pak Balkan <lulu lah yang punya yayasan silahkan, yang tidak punya yayasan belakanganlah.

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

Kami usulkan supaya ayat 2 ini di drof aja pak berat sekali, ayat 2 guru dan dosen yang diangkat titik, titik masa dibiayai, jaminan sosial lagi oleh yayasan aduh berat banget.

KETUA RAPAT:

Ndak pak Balkan, maaf saya ingin bahwa ini masuk semua di pasal 15, tidak usah ada yang diangkat oleh pemerintah pokoknya gaji guru dan dosen, ya begitu kira-kira.

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

Pasal 16 hilang dinaikan ke pasal 15, ya udah terserah.

KETUA RAPAT:

Ya kita bisa rumusan kembali makanya ini sebaiknya kita pending dengan merumuskan kembali dengan prinsip tidak ada diskriminasi antara negeri dan swasta. Ya kami dan saya pak Heri kecewa usul pemerintah ABT ini yang dibahas malam ini, itu semuanya masih plat merah yang plat kuning itu tidak, silahkan bu Nina.

269

ANGGOTA F. PDS (RUTH NINA M. KEDANG) :

Saya rasa segala sesuatu idealis dan ideal itukan baik tapi kadang-kadang sesuatu hal yang terjadi dalam hidup, inikan tidak secara ideal terjadi dan saya rasa hams disikapi, cuma satu pertanyaan saya kepada pak Fasli dan pak Satrio dan pak Suyanto dengan hormat menanyakan apakah mungki~ apakah itu ideal dan sangat ideal usul apa namanya, pembiayaan gaji pokok dan tunjangan profesi itu apakah ideal dan apakah mampu pemerintah ketika ditawarkan satu kebijakan bahwa setiap gaji pokok clan tunjangan profesi setiap guru apakah swasta ataupun negeri itu ditanggung oleh pemerintah itu saja pak , ya ditanggung atau dibantu pemerintah lah itu saya rasa dari pertanyaan itu, jawaban itu akan menjawab semua, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya kira cukup ya, dari ploor sekarang beri kesempatan kepada pemerintah. Oh masih ada pak Muchtar, silahkan.

ANGGOTA F.PPP (DR. H. Muchtar Aziz, MA):

Ya ini kelihatannya pasal 16 ini sudah mencakup besar gaji guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat ini mengacu pada gaji pokok dan itu dibuang diganti dengan memperoleh tunjangan profesi guru yang diangkat, dicoret jadi profesi guru pemerintah atau seterusnya, jadi sudah masuk didalam.

KETUA RAPAT:

Ya usul konkrit, terima kasih ya, silahkan pak Fasli.

PEMERINTAH (FASLI):

Jadi ini memang dilemati disatu pihak kita ingin memperlakukan persamaan tapi dilain pihakjuga antara negeri dan swasta itu ada bedanya. Jelas ada bedanya karena itulah dia namanya swasta karena ada inisiasi dari masyarakat, ada kekhususan, ada pemilikan dan lain-Iain, karena itu dia swasta. Nah kami melihat karena tunjangan profesi ini bu Nina danjuga buAan mengatakan itu sebetulnya rujukan kita untuk menjaga guru di negeri dan swasta itu profesional kan itu. Sedangkan gajikan sudah merupakan bagian dari beban yayasan ya, nah beban yayasan sekarang untuk wajib belajar sudah dikurangi sebesar mungkin dengan bantuan operasional sekolah. Kan tinggal lagi apa komponen gaji guru dipendidikan dasar ini yang tidak bisa diambilkan dari BOS kan ini yang belum dihitung, nah nanti dalam konteks ini sebetulnya ada nanti upaya untuk menghitung dan menambahkan, apakah menambahkan BOS saja atau juga memisahkan antara

270

seperti pak Menteri katakan. Nanti kalau perlu untuk guru swasta itu ada subsidi gaji guru swasta, ya kan sudah dipikirkan oleh beliau tapi dalam kontek ini karena ini UU, bagaimana kalau kita misalnya pakai saja istilahnya sedapat mungkin mengacu tadi sehingga ada ruang gerak bagi swasta untuk menyesuaikan, tapi dia jelas bahwa dia harus merujuk sehingga ada dialog terus menerus.

Terus yang kedua, jadi ayat l dan ayat 2 ini kita pakai mungkin ayat 2 baru bisa kita masukan yang dibawah ini, bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan pengabdian guru dan dosen diangkat oleh itu dengan memberikan bantuan tunjangan profesi tadi jadi disini kita, pemerintah punya kewajiban menjaga profesional pengajaran walaupun diswasta, karena itu kalau dia tanggung sendiri berat nab pemerintah membantui saja. Kalau itu agak unpredictable oleh pemerintah karena tadi kan juga siapa yang akan punya sertifikasi, kanjuga butuh waktu tetapi perlakuankita disegi tunjangan profesinya sama antara guru negeri dan guru swasta, bagaimana kalau itu kita terima.

KETUARAPAT:

Ya tapi kalau apa yang seharusnya itu untuk pendidikan wajib belajar itu dasar itu seluruhnya sudah harus menjadi tanggungan pemerintah, artinya pemerintah jangan menghindar dari situ kan, ya khusus untuk pendidikan dasar itu jadi kita atur satu substansi bahwa untuk pendidikan dasar itu gaji guru negeri dan swasta itu semuanya ditanggung pemerintah, kita sepakat ini ya.

KETOKlX

Ya pasti Nina setuju mungkin tadi tiba-tiba pikiran ada di Amerik:a atau dimana, gaji guru untuk pendidikan dasar itu negeri dan swasta sama ya, gitu ya. Nanti untuk SMA ke atas diatur tersendiri, ini saya usulkan untuk kita masukan ke Timus saja ya. Ya kita Timuskan saja, kitakan timus juga supaya bisa maju ya, ini diserahkan di timus substansi sudah kita, sudah anu ya.

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Pak, pak tunggu dulu sebentar itu yang kalau misalnya apakah bijakan tunjangan profesi itu dibantu oleh pemerintah, berarti ayat 1 tunjangan profesi itu dihilangkan pak, sehingga badan penyelenggara pendidikan tidak hams membayar tunjangan profesi hanya membayar gaji aja gitu.

KETUA RAPAT:

Ya seperti itu.

271

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE):

Nggak maksudku ayat l tunjangan profesinya dihilangkan jadi.

KETUA RAPAT:

Ya makanya masuk timus adinda.

PEMERINTAH (FASLI) :

Bu Nina artinya pembayaran itu tetap dilakukan oleh yayasan atau penyelenggara masyarakat tadi, cuman pemerintah yang membantunya kalau dihilangkan nanti seakan-akan tidak diberikan, nanti bahwa bukan dari yayasan tapi dari pemerintah yang membantu tadi. Jadi rasanya perlu dimasukkan tetap bahwa penyelenggara tetap memberikan gaji dan tunjangan profesi itu, cuman yang khusus tunjangan profesi ini yang dibantu oleh pemerintah di ayat 3 itu nanti.

KETUA RAPAT:

Ok masuk di timus , nanti adinda juga masuk di timuslah. Ok karena kalau saya, mbak, ibu ya, lebih baik adinda sajalah yang terhormat adinda atau ananda.

Sekarang kita pindah pada Bab.6 inikan tetap wajib kerja dan ikatan, inikan kita semua mengatur hak itu belum ada kewajiban pemerintah,jadi saya usulkan kalau bisa kita mengatur ada kewajiban pemerintah, ada satu bab atau satu pasal, kewajiban pemerintah karena kalau tidak ada ya pasal inikan pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian. Jadi supaya ada imbalannya sudah hak-hak saja seperti halnya saya berhak memperoleh kamar disini tapi tidak ada kewajiban memberikan itu tidak jalan, ya tapi itu berhak jadi guru berhak memperoleh gaji, sekarang pemerintah tidak terikat karena tidak ada instruksi dari UU, ya tidak ada yang memberikan. Saya berhak memperoleh kamar disini tapi tidak ada memberikan hak itu, terkatung-katung antara bumi dan langit, ya silahkan pak.

PEMERINTAH :

Pasal 19 ini pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru yang diangkat oleh pemerintah baikjumlah kualifikasi kopetensi maupun pertanyaannya untuk menjamin keberlangsungan suatu pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pendidikan anak diusia dini jalur formal negeri dibawah binaan departemen Agama, ayat 2 pemerintah dan seterusnya.

272

KETUA RAPAT :

Tapi ini tidak berkaitan dengan guru, ya oke ya ini sebagai catatan dari saya prinsifnya begini, prinsifnya dulu kita sepakati pak. Apa prinsip kewajiban pemerintah itu perlu kita masukan itu <lulu, perlu ya.

KETOKl X

Nanti masuk dimana itu ada tugas timus, sinkron ya kita sebenarnya anggota DPR berhak memperoleh gaji Rp. 100.000.000,- boleh kita masukan dalam UU tapi kalau tidak ada kewajiban pemerintah perintah kepada pemerintah tidak jalan hak itu. Saya anggota DPR berhak memperoleh fasilitas misalnya bisnis di pesawat tapi tidak ada perintah kepada Mendiknas, kasilah kelas ekonomi gitu kan kita terima ya itu ya kita masukan ya pak, ya baik. ·

KETOKl X

Pasal 18 semua oke

KETOKl X

Sekarang kita bahas lagi pasal 19, pasal 19 ini pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian ini tetap, judulnya tetap.

KETOK 1 X

Sekarang kita bahas pasal 19 ini perlu di perdalam kita mulai ayat l pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru yang diangkat oleh pemerintah baik jumlah kualifikasi kopetensi ataupun pemerataannya untuk menjamin keberlangsungan satuan pendidikan dasar menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pendidikan anak usia dinijalur formal negeri dibawah binaan departemenAgama. Jadi yangdiaturdisini adalahjumlah, kualifikasi, soal gajinya tidak pakya. Ya ini belum, silahkan bapak. Kalau saya usulkan ini jangan dimasukan Departemen agama. Disini ya silakan siapa ingin menggunakan kesempatan disini. Silakan pakBalkan.

ANGGOTA F. DEMOKRAT (Drs. BALKAN KAPLALE):

Kalau saya betul jangan departemen agama dibawah, langsung dibawah binaan Departemen Pendidikan Nasional, ayat 2 disni baru mainnya disitu pak bahwa pemerintah provinsi wajib memenuhi kebutuhan guru dan seterusnya oleh pemerintah sesuai dengan kewenangan masing-masing, ayat 3 dan ayat 4

273

sama mendukung ayat pertama diatas,jadi oleh karena itu, ini baru administrasi kewajibannya pak dan teknis formalnya belum ada.

KETUARAPAT:

Silakan yang lain, terirna kasih pak Balkan, siapa yang ingin menyampaikan pendapat, pak Koster dulu silakan, terhormat.

ANGGOTA F.PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Ya yang prinsif menyebut Departemen Agama dalam UU saya kira ini udah nggak bisa, tapi substansinya bisa ini pak, boleh cuman saja kelajiman saja karena secara definitif kita menyebut departemen tidak, kan toh juga menteri yang bertanggung jawab terhadap penyelenggara pendidikan nasional, itukan sudah mencakup juga menteri agama saya kira, saya kira gitu pak.

KETUARAPAT:

Ya karena disini dicantumkan juga oleh pemerintah, pemerintah itu bukan hanya Diknas pemerintah pusat termasuk agama dan juga di tentara juga ada barangkali disekolah-sekolah seperti itu, silahkan yang lainnya. Pak lrsyad.

ANGGOTA F.PG Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Saya lupa ini latar belakang anak kalimat

Jalur formal negeri dibawah binaan departemen ini usulnya bagaimana konsepnya, sebab ini disebutkan secara eksplisit usia dini artinya, Bustanul Atfal kemudian rodatulAtfal yang negeri dibawah binaan departemen agama. Kayaknya populasinya sangat kecil kalau dilihat dimasyarakat ini, yang negeri itu sedikit sebagian besar itu swasta. Oleh karena itu barangkali ada yang diingat ini, maksudnya ini dari siapa dan kapan, sebab ini ada kejanggalan tetapi kalau kita mengaku saja tanpa argomentasi juga jangan-jangan ini memang aspirasi riil yang ada dimasyarakat kalau sampai tercecerkan kita tidak boleh begitu, barangkali biasanya mungkin pak Dahlan mungkin ingat juga, inikan bagian usul-usul dari lingkungan P3, BPKB, apa-apa gitu ya.

KETUA RAPAT:

Silahkan pak Dahlan, inijuga bisa kalau tidak mau di batang tubuh bisajuga diatur dipenjelasan.

Anggota : Ors. HM. Dahlan Chudorie (Fraksi PKB)

274

Saya hanya ingat argumentasi memasukan departemen agama yang lain usia dini dan sebagain~ saya tidak ingat lagi. Waktu itu saya masukan departemen agama itu diantara lain pak Anwar. Ya latar belakangnya karena pendidikan itu ada yang diurus oleh diknas dan ada departemen agama.

KETUA RAPAT:

Ya silahkan pak Yusup.

ANGGOTA F.PKS (YUSUP SUPENDI, Le):

Pada pasal 19 ini, itu ada jalur formal negeri diulangi tiga kali, sementara seingat saya dalam UU ini kan tidak rnengenal negeri tidak mengenal swasta d~ pemerintah dan masyarakat. Saya kira kalau jalur formal pemerintah dibawah binaan dan seterusnya sudah tidak perlu lagi. Kemudian yang dibawahjugajalur fonnal negeri diganti pemerintah, jadi yang benar yang tiga kali disebutnya diganti dengan pemerintah, terima kasih.

KE TUA RAPAT:

Kalau dalam UU Sisdiknas itu sebenarnya sudah diatur ada kewajiban pemerintah untuk memenuhi semua tapi tidak apa-apa diatur lagi disini, cuma yang penting adalah harmonisasinya itu. Kalau apa perlu pemerintah bisa menjelaskan, silakan.

PEMERINTAH :

Pak Dahlan sudah mengatakan tapi karena ini pemerintah juga ada diknas ada depag mungkin kita bisa drof agarnanya ya. Sekarang apakah pendidikan anak usia dini ini akan kita pastikan menjadi kewajiban penuh pemerintah, padahal kenyataannya inikan sebagian besar masih dilakukan oleh swasta. Jadi dulu itu anak kalimat itu karena sebenamya awalnya kami meninggalkan pendidikan anak usia dini karena yang penting dijaga benar pendidikan dasar dan menengah itu dulu. Sernentara pendidikan anak usia dini ini lebih banyak diswasta, cuman dikatakan pendidikan anak usia dinijalur formal seperti TK itu rasanya pemerintah juga perlu menjaga, nah kalau misalnya boleh kami mengusulkan kembali. Ada 2 pilihan memasukan pendidikan anak usia dini sebelurn pendidikan dasar atau menghilangkan sama sekali pendidikan anak usia dini cukup kita memastikan hanya untuk pendidikan dasar dan menengah saja.

KETUARAPAT:

Ya saya kira pilihan yang kedua itu yang konsisten dengan UU Sisdiknas, ya silahkan pak Dahlan dengan bu Aan.

275

ANGGOTA F.PKB (Drs. H.M. DAHLAN CHUDORIE) :

Jika tidak salah kemarin prof, pak ketua itu menekankan betul bahwa tren dunia modern itu bahwa kecerdasan itu lebih banyak dibentuk pada usia dini oleh karena itu di dunia barat sekarang sangat-sangat memperhatikan pendidikan usia dini ini, karena trennya seperti begitu, alangkah baiknya jika kitapun mengikuti tren itu. Karena itu perlu usia dini dimasukan di dalam, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya bu Aan ini sukanya dalam rangka konsistensi saja, harmonisasi dengan UU yang lain, silakan. Kalau masuk dipenjelasan itu boleh.

ANGGOTA F.PKS (AAN ROHANAH, M.Ag.):

Saya melihat pendidikan usia dini ini belum dapat perhatian yang memadai dari pihak pemerintah padahal kalau dilihat dari usia emas anak itu justru 0 samapi 5 tahun, jadi potensi terbesar yang bisa dikembangkan pada anak itu. Justru ketika anak itu pada usia out pendidikan usia dini, nah sementara ditengah­tengah bangsa kita ini yang tersentuh pendidikan pada usia dini kalau nggak salah 20%, 22% gitu ya artinya masih sangatjaya sekali. Bagaimana kita memiliki SDM-SDM yang tangguh, yang unggul, yang profesional kalau temyata pada saat usia dini tidak tersentuh sama sekali dengan pendidikan. J adi saya rasa akan sangat bijak dan ini juga termasuk strategis untuk kepentingan kedepan, ini harus masuk UU disini hams kita adof juga tentang pendidikan anak usia dini dan saya tidak setuju ada kata-kata dibawah departemen agama, saya rasa Iebih umum aja gitu.

KETUA RAPAT:

Jadi begini ketika kita membahas mengenai UU pendidikan itu, ya memang usia dini ini menjadi tanggung jawab semuanya, orang tua dan keluarga karena usia dini kalau saya tidak salah, bahwa perkembangan usia dini itu sangat ditentukan oleh gizinya, gizi anak-anak jadi bukan oleh gurunya itu sangat gizi. Jadi memang ada dikeluargajangan diandalkan pada guru pada usia dini. Padat gizijadi kalau saya bisa profesor ya, itu memang waktu kecil saya gizinya bagus. Ayah saya itu nelayan bapak, nelayan jadi saya banyak makan ikan, adik saya tidak secerdas dengan saya. Silakan pak Tata lalu pak Ebby.

ANGGOTAF.DEMOKRAT (Dr. H. TATAZAINALMUTIAQIN, MM):

Terima kasih, saya barangkali dengan tanpa mengurangi usia dini dimasukan kepada UU kalau menurut saya ini kita lebih baik fiur pada konsistensi daripada UU sebelumnya. Sisdiknas mengacu kesana dan sesuai dengan belajar 9 tahun

276

clan ini barangkali kita masukan kesana dan juga kita tetap akan jaga memperhatikan hal-hal yang seperti itu tetapi tidak perlu barangkali secara khusus dimasukan kepada UU. Jadi lebih cenderung pada konsistensi pada UU nya saja pak.

ANGGOTA F.PG ( H. EBBY DJAUHARIE):

J adi yang palingjauh prof itu minnal maqdi ilal lahdi, itu proses belajar dulu jarnan Belanda 7 tahun sekarang 6 tahun, masih 7 tahun itu bagian orang tualah. Karena pembentukan watak itu dimulai dari 0 sampai 8 tahun kata ilmu jiwa perkembangan begitu dulu. Ketika 7 tahun itu masuk SD sampai SMP pemerintah, jadi saya pikir kalau masih kecil diserahkan pemerintah nanti salah urus lagi, terima kasih.

ANGGOTA F.PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Sayakira satu ketentuan, inijangan sampai tidak konsisten dengan ketentuan yang sudah diatur o leh UU sebelumnya. Kemudian yang kedua tingkat pendidikan usia dini itu saya kira-kira kan lebih banyak merupakan tanggungjawab keluarga, jadi saya kira nggak perlu ini dicantumkan disini, terima kasih pak.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO) :

Saya ingin mengingatkan dalam pembahasan tim kecil ada amanat pada kita semua terrnasuk pada pemerintah pada saat pembahasan ditingkat panja ini, mengikutsertakan usul departemen agama, agar hal-hal yang terkait dengan hak kewajiban departemen agama itu, secara demokratis dan secara kebersamaan dapat diwujudkan termasuk hal yang seperti sekarang ini. Mengenai usia dini saya ingin mengutip pasal 28 Sisdiknas pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar ayat 2 Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui pendidikan formal, non formal dan atau informal oleh karena itu tidak ada salahnya kalau kaitannya dengan pendidikan fonnal ini, usia dini diikutsertakan walaupun itu suatu keharusan tetapi dimungkinkan didalam UU Sisdiknas ini, cuma yang saya agakjanggal belum pemah saya negeri, saya kira tidak ada formal negeri ya, sejauh ini sebutan kitakan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Istilah dalam UU ini sekolah itu tidak ada yang negeri dan tidak negeri yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.

KETUA RAPAT:

Ya oke silakan mbak Nina, mungkin nanti pak Yanto, ya pak Yan dulu ketua refonnasi pendidikan dari Diknas menjawab ya, bagaimana dulu latar belakangnya sehingga bunyinya seperti itu., silakan.

277

ANGGOTA F.PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE) :

Saya setuju dengan pandangan bu Aan dan pak Irsyad bahwa sangat ironis ketika waktu itu bapak jajaran Diknas, waktu itu kita mengadakan satu pembicaraan dengan Bu Par Departemen seni dan budaya pariwisata mengenai Renstra dan mereka justru tertarik untuk memasukan satu program pendidikan anak usia dini untuk memahami seni dan budaya. Jadi saya rasa akan sangat ironis ketikadepartemen lain mempunyai satu perhatian besarterhadap pendidikan anak usia dini sementara UU guru tidak memikir satu perhatian khusus pada bidang tersebut itu yang pertama

Kedua ini mungkin intemezo saja, tapi saya bisa memiliki satu dari beberapa calon pasangan muda menikah di jaman sekarang yang terns terang saja mungkin generasi-generasi sekarang ini adalah generasi yang cukup malas, mengurus anak dan menurut saya secara logicly akan lebih baik ketika pendidikan anak dari usia dini diserahkan kepada negara dalam hal ini pemerintah dari pada diserahkan kepada Baby Sister, terima kasih.

KETUA RAPAT:

ya nanti menjadi negara komunis itu, semuanya diurus oleh negara gitu kan, nanti negara ini , silakan siapa pak Balkan yang terakhir ya.

ANGGOTA F. DEMOKRASI (Drs. BALKAN KAPLALE) :

Saya kira usul Nina adalah suatu hal kedepan ini memang mungkin penuh dinamika, kalau saya lihat usia dini dalam jalur formal agar didampingi pendidikan dan kesehatan terendah diselenggarakan oleh pemerintah sudah tepat persoalannya adalah apabila pendidikan usia dini ini sudah berlanjutjauh malca muncul nanti pasal 3. jadi yang demikian pak pimpinan pasal 19 ini sudah terangkum semuanya dalam pasal demi pasal jadi saya kira tidak perlu lagi didalami oleh panja, kita langsung sahkan sekarang lalu kita pindah ke pasal Iain-lain. Karena tidak ada lagi masalah-masalah yang cukup urgen saya pikir, kalau toh muncul seperti ini kita munculkan dalam pasal berikutnya sesudah ayat 1,2,3,4,S dan seterusnya, terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT:

Masih ada yang lain, tadi pemerintah menawarkan 2 opsi, ada opsi pertama dan ada opsi kedua, silakan pak Yanto, gimana tadi ada tadi 2 opsi dan latar belakang <lulu, mengapa pendidikan usia dini itu kita tidak hitung, itu lebih banyak diserahkan kepada orang tua kepada keluarga karena begini sosiologi Amerika, begini karena anak-anak itu banyak diasuh oleh Baby Sister atau pembantu maka nanti kalau dia tua, maka dia melakukan pembahasan orang tua dikirim kerumah

278

jompo, ini sosiologi ya itu sosiologi Amerika seperti itu. Jadi ketika saya kan tidak pernah diasuh bapak dan ibu saya karena itu ketikadiasudah bekerja,juga sibuk, kirim saja orang tua kerumah jompo, apakah sosiologi seperti itu yang kita mau. Kita tetap tinggal dirumah sampai akhir hayatlah, kita berdoa jangan sampai anak kita mengirim kerurnah jompo. Makanya anak-anak harus diasuh oleh orang tuanya suatu saat dia melakukan pembahasan, silakan.

PEMERINTAH (SUYANTO) :

Saya,kita seperti itu dulu pak ya, bapak juga ikut menentukan alasannya masyarakat kan dulu memang wacananya ialah apakah pendidikan usia dini itu menjadi wajib atau tidak. Satu kelompok yang dulu menekankan bahwa itu wajib tetapi kenyataannya bahwa tidak semua orang tua bisa akses kepada bentuk­bentuk pendidikan anak sekolah dini itu, pendidikan anak usia dini sehingga ketika itu akhimya tidak terlalu diatur bahwa dia apakah negeri atau swasta yang penting diakui keberadaannya. Itu semangatnya bahwa UU pendidikan itu disamping mengatur juga mengakui keberadaannya apa yang sedang terjadi, saya kira itu.

KETUA RAPAT:

Jadi sekarang pasal 1 bagaimana pak, ayat 1 gimana sampai dimana titiknya ini, sarna pemerintah saja atau nyambung. Sampai jalur fonnal titik dan pendidikan anak usia dini, jalur formal titik.

PEMERINTAH :

Kurang nyambung pak, jalur formal jawabannya pendidikan dasar dan menengah diselenggarakan oleh pemerintah.

KETUARAPAT:

Jadi pemerintah titik sekarang hanya itu persoalannya dimana titik itu diletakan. Setelah argumen-argumen ini, ya dimana bapak sampai pemerintah saja titik ya, sama pemerintah titik ya.

KETOK 1 X

Sekarang ayat 2,3,4, ini saya kira tidak ada masalah ya.

279

KETOK 1 X

Kalau tidak ada dipermasalahkan pasti tidak ada masalah.

Pasal 20 ya.

KETOKlX

Ya sekarang setengah sepuluh sedikit lagi ya

Ayat 20 tidak ada masalah

KETOK 1 X.

Pasal 21 juga tidak ada masalah

KETOK 1 X.

Pasal 22 juga tidak ada masalah

KETOKlX

Pasal 23 juga tidak ada masalah

KETOKlX

ANGGOTA F.PDIP(Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Sebentar <lulu pak, pasal 23 ini pak ayat 2 itu yang saya agak tanda tanya itu berstatus sebagai suami isteri itu diatur dalam UU ini, jadi saya kira ini kok kurang pas gitu.

KETU A RAPAT:

Guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah berstatus sebagai suami isteri dapat ditempatkan pada satuan pendidikan yang berdekatan.

PEMERINTAH :

Jangan dulu pak, ini terjadi disekolah swasta kalau guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah sebagai suami isteri dapat ditempatkan pada satuan pendidikan yang berdekatan, kalau mereka belum berdekatan jadi saya kira ayat sorgawi, pak wayan ayat 2 sorgawi pak wayan.

280

KETUA RAPAT :

Ini tetap ini, sudah ya

KETOK 1 X

Artinya begini kalau dia di Jakarta dimana, ya Depok.

ANGGOTA F.PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Kalau semangat itu saya setuju pak, tapi levelnya apakah layak di UU itu yang saya pertanyakan pak, yaitu pasti setuju nggak mau pisah suami isteri.

KETUA RAPAT:

Ndak memang bisa masuk disini atau penjelasan.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Ini ternyata saya lihat di persandingan ini usulnya dari DPR juga, cuma rumusannya dulu mengikuti tugas suami atau isteri kemudian disempumakan guru yang diangkat oleh pemerintah dan sebagainya, dapat ditempatkan pada satuan pendidikan yang berdekatan: Aslinya DPR mengusulkan mengikuti tugas suami atau isteri, jadi sebaiknya memang kita sukseskan dengan usul DPR.

KETUA RAPAT:

Jadi sebenarnya pak Wayan ini cuma apakah pantas dalam UU ini dalam batang tubuh atau dalam penjelasan itu saja sebenamya, substansinya tidak ya artinya isteri kok sampai diatur. Ya di batangnya ya, saya sudah ketuk palunya.

Sekarang ayat 4 sudah ok kan,

KETOK 1 X

Ayat 5 oke

KETOKlX

Pasal 24, l oke (tetap)

KETOK lX

2 ini disetujui oleh Timcil, ada keberatan yang non Timcil tidak ada kan.

281

KETOK 1 X

Kemudian ayat 3 sudah juga

KETOKl X

Ini ayat 4 dalam hal terjadi dikekosongan guru atau dosen, pemerintah atau pemerintah daerah waj ib menyediakan guru dan dosen pengganti untuk menjamin keberlanjutan proses pembelajaran di satuan pendidikan.

Jadi yang perlu kita bicarakan ini, yang dalam hal terjadi kekosongan guru atau dosen. Ini dimasukan ke Timus ya,

KETOK 1 X

Ayat 5, guru dan dosen ini tidak ada masalah ini. (tetap).

KETOK 1 X

Ayat 6 juga begitu, oh 6 belum y~ silahkan.

ANGGOTA:

Yang ayat 6, ayat 7 itu yang saya masih pertanyakan pulang kampung masuk UU ini pak, di drof saja ayat 6 pak.

KETUARAPAT:

Ditanggung oleh pemerintah pulang kampung, ini tidak ada ya, silakan pak Yanto. Pak yanto mau pulang kampung ke Jogya ditanggung oleh pemerintah, silakan.

PEMERINTAH (SUYANTO):

Bukan itu saya usulkan, ini kata-kata dan ini seharusnya dan atau ketika pemerintah daerah itu tidak punya perguruan tinggi.

KETUARAPAT:

Yang mana pak, yang mana.

PEMERINTAH (SUYANTO):

Ya ayat 4, ayat 5 ini saya kira guru dan atau dosen yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Nah kalau pemerintah tidak punya perguruan

282

tinggi nanti dia wajib mengangkat dosen, jadi akan mengada-ada untuk mendirikan perguruan tinggi.

ANGGOTA:

Kalau nggak ada terjadi kekosongan dong mas.

PEMERINTAH :

Mungkin usul pak yanto ini dalam kaitannya keadaan emergency, bisa terjadi pasal 4 7, emergency pak.

ANGGOTA:

3, lni kaitannya dengan daerah khusus artinya juga layanan khusus pak, to long dilihat pasalnya, seluruhnya lihatin judul pasalnya pak.

ANGGOTA:

4, Ini semuanya ngomong didaerah khusus dan di daerah perbatasan dan kalau di daerah khusus dan di daerah perbatasan memang tidak ada perguruan tingginya ya tidak ada kekosongan artinya tidak ada sekolah, ini kan khususnya misalnya Aceh pak.

KETUA RAPAT:

ya mengenai pulang kampung ini bagaimana, pulang kampung ini tidak usah diatur sini ya, ya silakan pak Fasli, siapa tahu Asrul pulang kampung.

PEMERINTAH (FASLI) :

Sebetulnya kan bagi guru-guru daerah terpencil ini kan mereka perlu untuk represing sebetulnya, keluar dari terisolasiannya itu. Nah makanya kita memberikan kesempatan mereka. Sekali setahun keluar dari sana dibiayai oleh pemerintahlah, apakah ke kampung apakah ke kota, tapi ini adalah bentuk penghargaan supaya dia punya kesempatan keluar menikmati segelisasi. Karena kalau kasus Papua, kasus pulau-pulau terpencil itu biasanya lebih dari 6 bulan mereka sudah mumet itu. Kalau nggak diberikan refresing biasanya kalau kita istilahnya memberikan satu SPJ ya kan, tapi ada yang menyatakan kasihlah mereka kesempatan pulang kampung. Tapi kampungnya jauh benar tapi sebenamya ke ibukota propinsinya lebih tepat. Ya diberi kesempatan dari daerah terpencil.

283

KETUA RAPAT :

Pak Fasli saya kritik supaya pendek, sebenamya substansi disetujui oleh pak Koster cuma ternpatnya bukan disini, nanti diaturlah dalam ayat 8 itu, ketentuan lebih lanjut tentang guru dan dosen. Itu ditetapkan peraturan pemerintah, ya nanti bapak aturlah di dalam Ok.

KETOK 1 X

Substansinya oke masuk di PP, sebenarnya suami/isteri itu juga masuk begitu tadi ya. Karena ini ser aja, nanti wah suami/isteri diatur sebuah UU ini apa, ya kan.

PEMERINTAH (FASLI):

Kami kan merespon usulan DPR aja pak, kalau DPR setuju diapakan, dimasukan penjelasan kita masukan penjelasan.

KETUA RAPAT:

Ndak memang begini ada filosofinya pak, kalau besok pagi tiba-tiba ada sesuatu yangjanggal ya boleh diusulkan kita bicarakan, memang dulu pemah tapi tiba-tiba dirasa, wah kok suami/isteri diatur dalam UU gitu kan,jadi itu bisa menjadi perhatian tapi substansi ok.

Pasal 25 Guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara sedang menunaikan tugas di daerah khusus berhak pulang kekampungjuga,jadi semua pulang kampung, itu diatur dalam peraturan pemerintah.

KETOK 1 X

Tennasuk suami/isteri ya

KETOK l X

Ya saya kira ayat 8 inilah yang akan mengatumya, oke

KETOK 1 X.

Sekarang pasal 25 sama (tetap ), saya kira

nomor 1 tetap

284

KETOK 1 X

nomor 2 tetap

KETOKlX

nomor 3 tetap

KETOKIX

nomor 4 tetap

KETOK 1 X

nomor 26 tetap

KETOKlX

nomor 23 tetap

KETOK lX

Kemudian Bab 8 tetap juga

KETOKlX

Judul Bab ini

KETOKlX

Pasal 27 tetap juga

KETOKlX

Ayat I tetap

KETOKl X

2 tetap

285

KETOK IX

3 tetap

KETOKIX

4 tetap

KETOKIX

5 tetap

KETOK 1 X.

Ayat, ya semua tetap

KETOKIX

Wah bagus kalau banyak tetap ini.

ANGGOTA F.PDIP(Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

lnstrupsi pak ketua.

KETUARAPAT:

Yasilakan.

ANGGOTA F.PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Pertama ada peristilahan yang mungkin di era reformasi ini kurang enak masalah pembinaan, apakah kita sudah meyakini istilah pembinaan ini akan diterima oleh komonitas guru dan dosen secara luas. Sebab di era reformasi ini selalu ada sikap, pokoknya kalau yang pemah dipakai dalam Orde baru apalagi di pakai Gokar itu sebisa mungkin dihindarkan, yang pertama istilah itu apakah tidak direaksi nanti. Itu yang pertama yang kedua pembinaan dan pengembangan yang dibebankan oleh pemerintah khususnya diknas yang menyangkut guru ini, apakah kira-kira sudah cukup kokoh untuk memikul segala tanggung jawab yang terkait dengan aspirasi dunia keguruan, dunia kedosenan yang memerlukan suatu otonomi, sikap pemikiran maupun juga idealisme yang secara lebih luas. Dulu pemah ada usul badan yang mengelola masalah perguruan ini. Memang itu munculnya ketika pemerintah belum memunculkan momenlatur motendik, peningkatan mutu dan ketenaga kependidikan. Sekarang memang sudah ada

286

Dirjen motendik, tapi apakah ide mengenai badan itu tidak lebih juga mampu untuk rneringankan pemerintah sebagai mitra gitu, antar mitra sehingga dengan demikian pemerintah lebih bisa menservice hal-hal yang bersifat regulasi maupun fasilitasi, tapi kalau jiwa dan roh perbedaan perkembangan kearah suatu yang lebih mandiri, lebih memberikan keleluasaan kepada melanglangnya imajinasi ataupun prospek idealisme dari didunia keguruan dan kedosenan. Nah yang saya ingin mengemukakan disini.

ANGGOTA F.PG (Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO):

Mungkin lebih suka bisa memberikan hal yang prosfeknya kedepan lebih bagus, terima kasih

KETUA RAPAT:

Yang pertama saya respon pak Irsyad rupanya yang dibuat oleh Orde Baru itu tidak alergi lagi pak. Jadi pembinaan dan pengembangan itu sudah diterima RUU olahraga juga begitu, kita sebagai Golkar gembira juga dan yang diusulkan oleh pak Koster ini ide pembinaan dan pengembangan ini. Pak Balkan silakan

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

Tidak semua istilah Golkar dan istilah Orde Barn itu jelek juga tidak, tidak ini kebetulan, ada pembinaan ada Binbang dan ada Litbang, nah disini kita baca pasal 1 sampai pasal 5 memang ingklut dia mendukung unsur pembinaan, sesudah itu pengembangan tapi tidak perlu dihapus biarkan saja pak, tidak ada orang yang protes, terima kasih.

KETUARAPAT:

Artinya Golkar sekarang sebagai pemenang pemilu, artinya tetap disukai banyak rakyat. Yang kedua tadi usul mengenai badan Administrasi guru, silakan pak Koster barangkali.

ANGGOTA F.PDIP (Dr. Ir. WAYAN KOSTER, MM):

Dulunya kan ketika Direktoratnya belum ada, semangatnya kita ada satu, karena ada UU guru untuk pelaksanaanya inikan perlu juga didukung satu organisasi yang cukup kuat, kalau dulukan ditangani oleh esselon 11 Didiknas itu, kalau dengan UU lalu tidak ditangani lembaga yang memadai, saya kira ini tidak akan sinkronjuga, atas usul DPRjuga laludi Departemen ini ada Direktorat yang menangani mutu pendidik dan tenaga kependidikan, karena sudah ada Direktorat ini kita lihat didiknas esselon I nya sudah cukup banyak sudah bertambah satu saya memandang adalah yang penting fungsi ini bisa berjalan,

287

funsi-fungsi yang diatur didalam pasal-pasal mengenai pimpinan pengembangan ini bisa terlaksana, kalau memang fungsi-fungsi sudah terakomodir dalam tugas fungsi dari Direktorat ini tidak ada masalah pak,jadi sekaligus juga menghindari jangan sampai nanti terjadi sesuatu, tidak sinkron, tidak harmonis didalam pelaksanaan penanganan masalah-masalah yang berkaitan guru kalau ditangani oleh 2 lembaga ditingkat esselon I yang berbeda,jadi saya kira itu saja penjelasan­penjelasan. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Tapi mengenai Direktorat Jenderal Motanding ini barn mengatur organisasi, untuk poksinya belum kelihatan. Ada usul lagi yang lain, silakan pale Balkan.

ANGGOTA F. DEMOKRAT(Drs. BALKAN KAPLALE):

Kalau tempo hari ide kita bentuk Badan Administrasi Guru sebelum ada Dirjen Motanding, kalau kita lihat Motanding ini dengan masuknya unsur guru sudah masuk didalam, berarti sudah inklut mengatur Administrasi guru seluruh Indonesia ada di Motanding, nah ini kalau dibentuk badan lagi menurut saya terlalu Overlaping, tapi terkecuali Motanding memberi satujaminan dalam untuk poksinya nanti selain dari yang tertera didalam ini menyebutkan yang tadi badan Administrasi guru itu dibawah Motanding, itu nyambung pak, diatur dalam APBN dan segala macam, jadi kita tidak perlu bentuk lembaga baru, terlalu repot, karena setelah saya baca poksi dari Dirjen Motanding yang ada ini, kelihatannya tinggal dibuat apa kepmen, apa PP yang ada masuk disitu pak pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ada pendapat yang lain, silakan bu Aan.

ANGGOTA F. PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Sayajuga setuju dengan pendapat pak Balkanjuga pak Wayan, bahwa ketika Dirjen Motanding ini memberikan jaminan bahwa tugas-tugas pembinaan dan pengembangan yang dulu yang harusnya dilakukan oleh Dewan dan sekarang dialihkan oleh Dirjen saya sudah cukup tidak perlu ada lembaga yang lain, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Bagaimana pak lrsyad.

288

ANGGOTA F.PG ( Drs. H.M. IRSYAD SUDIRO) :

Sa ya pikir, ada dua kemungkinan kita mendiskusikan lebih lanjut mengenai yang sebetulnya ada di DIM 292 persandingan ini, kita ingin tahu juga sebetulnya poksinya Dirjen Motendik ini sudah sejauh mana kira-kira apa yang oleh inijuga dikotak hitam ......... ... rekaman tidak jelas ............ ......... pengembangan profesi dan karir guru bertugas melakukan pendataan dan pemetaan kebutuhan guru dosen merencanakan guru dosen membina meningkatkan pengembangan profesi dan saya lihat secara formal asfiratif ini diusulkan oleh PGRI Jawa Timur dan mungkin juga PGRI pusat, saya tidak tahu persis, untuk melunasi kewajiban mengangkat masalah ini. Saya kira itulah pada kesempatan ini saya sampaikan jangan sampai nanti kalau ditanya PGRI Jawa Timur saya tidak bisa menjawab. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya ingin mengusulkan karena memang pasal ini masih nanti dibelaka:(lg yaitu pasal 34 saya mengusulkan malam ini kita endapkan saja karena disitu juga sebenamya ada syaratnya Pemerintah akan menyajikan untuk poksinya, nanti kita lihat saja apakah, kita minta nanti Pemerintah kecuali membelah satu poksi kita sandingkan antara tuk poksi itu dengan usulnya mengenai Badan pengembangan guru tersebut, kira-kira meds benar atau tidak kalau memang tidak meds kita cari kekurangannya dimana yang mungkin nanti masih kita bisa eksplorasi lebih jauh, jadi usul saya begitu pak, rnalam ini saya kira terlampau jauh mungkin bisa kita tunda <lulu pembahasannya.Jadi pembahasannya ditunda, sepakat ya, kita tunda, kita endapkan <lulu nanti akan ada pembahasan, ini sebenamya ada berkaitan dengan pembinaan.

KETOK 1 X

Baik apa kita teruskan ini sudah pukul 10, ya cukup ya ini sudah mulai mengantuk, bahkan anggaran jauh lebih cepat selesai, saya kira begitu dulu ya bapak. Sampai pasal 27 atau sampai 29 kita ini ya, 28 gimana, kita ini dulu sampai 29 ya, oke bapak atau ya besok aja lah kita lanjutkan, masih ada waktu.

ANGGOTA F.PKS (AAN ROHAN AH, M.Ag):

Mohon maaf pak ketua, besok mulai jam berapa?

KETUARAPAT:

Pak Heri menyampaikan.

289

PEMERINTAH:

Terutama dari Pemerintah ini saya kira kita mengetahui bahwa besok akan ada Rapat Paripuma DPR RI yang diperkirakan akan berjalan sangat panjang dan alot karena menyangkut kenaikan BBM diperkirakan mungkin akan terjadi proses loby bahkan mungkinjuga proses voting clan lain-lain karena itu sekalipun rencananya kita dijadwalkanjam 2, untuk mengatisipasi, saya tidakyalcinjam 2 itu besok sudah bisa selesai, karena itu supaya kita saling menunggu saya mengusulkan malam ini kita sepakati aja memang kita jadwalkan agak sore, jadi kita punya waktu juga walau toh selesainya nanti jam 3 atau jam 2 itu masih ada waktu untuk istirahat sebentar begitu pak. Silahkan pak.

KETUA RAPAT:

Jadi dimulai pukul 7 malam saja ya, temyata usul saya disambut dengan gegap gempita. Jadi kita besok, kita akan mulai jam 7 malam, kita akan makan malam disini, ya babak-bapak juga bisa periksa kembali jika sekiranya besok pagi atau besok siang, sore ada hal-hal yang janggal tetap bisa dikemukakan atau ada ide yang terlupa dan briliant silakan diusulkan untuk kita sepakati bersama.

ANGGOTA F.PAN ( H. ADE FIRDAUS, SE):

Pimpinan ada hal sedikit, sebetulnya ada yang tertinggal tadi siang masalah profesional itu belum tuntas.

KETUARAPAT:

Ya nanti itu kita pending, ya nanti sebenamya Pemerintah diberikan tugas karena itu dari pak Menteri dan waktu itu kita setujui, ya profesi itu sebenamya dikerjakan dalam waktu lama, jadi orang baru keluar dari sekolah langsung profesional itu tidak ada cerita seperti itu.

Baik kita skor rapat ini sampai besok malam, jam 19 .00 kita bisa mulai dengan Alhamdulillah hirrobil 'alamin.

KETOK 1 X

Terima kasih bapak ibu mohon maaf jika ada hal tidak berkenan didalam hati, Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

290

Jakarta, 26 September 2005 KABAGSET KOMISI X DPR RI

ttd

H. AGUS SALIM, SH NIP. 210001036

291