Ringksan Ppt
-
Upload
nurillah-nury -
Category
Documents
-
view
22 -
download
2
description
Transcript of Ringksan Ppt
Proses kerja turbin gas
Udara masuk ke dalam kompresor dengan cara dihisap dan di kompresikan melalui rangkaian
baris sudu kompresor tekanan dan temperature udara keluar kompresor naik menjadi 10
sampai dengan 14 kalinya.
Kemudian udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi itu masuk ke dalam ruang bakar.
Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar melalui penyalaan awal 2 atau 3 ignition.
Panas yang dihasilkan dapat memanaskan udara yang dikompresi tadi sehingga udaranya
mengembang dan mampu memutar turbin yang dikopel dengan generator, udara yang
terkespansi di turbin berfungsi untuk menggerakkan generator dan kemudian akan dibuang
melalui cerobong by pass tank lagi ke lingkungan Proses pembakaran langsung terjadi pada
tekanan konstan.
Sistem kontrol SPEEDTRONIC Mark IV merupakan salah satu bagian dari seni
teknologi, didalamnya terdapat tiga redundant 16 bit microprocessor pengendali dan dua dari
tiga voting redundansi pada kontrol kritis dan parameter pengaman. Sensor kontrol dan
proteksi juga terdiri dari triple redundant, dan didistribusikan di antara tiga kontrol processor.
Sistem sinyal output dipilih oleh logic relay untuk yang mengaktifkan solenoid dan 3 coil
servo valve untuk sinyal analog, sehingga memaksimalkan dua sisi, yaitu sisi keamanan dan
kehandalan.
Sistem kontrol Mark IV dirancang untuk memenuhi semua kebutuhan dari kontrol turbin
gas. Hal yang dikontrol termasuk pengawasan cairan, gas, dan juga masukan bahan bakar
agar sesuai dengan persyaratan kecepatan maupun persyaratan beban. Kontrol terhadap
temperatur juga dilakukan dengan penjagaan kondisi temperatur tetap stabil dan tidak
melebihi batas maksimal. Selain itu, masukan air dan bahan bakar serta udara dikontrol untuk
menyesuaikan kebutuhan operasi peralatan. Sistem kontrol Mark IV juga membantu urutan
logika sistem dari otomatisasi startup, shutdown, dan cool down
Interface dari sistem Mark IV ditampilkan oleh sebuah layar CRT, berwarna hitam dan
putih, yang memberikan informasi kepada operator tentang kondisi operasi terkini.
Komunikasi antara interface operator dengan turbin, dikontrol dengan memanfaatkan
microprocessor keempat yang disebut communicator. Communicator juga menangani
komunikasi antar fungsi kontrol processor, sehingga mengurangi potensi kerusakan software
dan kesalahan data. Pada Communicator juga terdapat LED, berfungsi sebagai indikator yang
langsung terhubung dengan processor. Indikator ini membantu untuk pengawasan terhadap
operasi turbin, sehingga meminimalisir kacaunya operasi bila terjadi kegagalan baik dari
microprocessor maupun CRT.
3.7.1 Komponen SPEEDTRONIC MARK IV
Table 3.1 Komponen Standar MARK IV
Controller <R> <S> <T>
- Identik tetapi mandiri SEMs (Small Electronic Modules) atau MEMs dengan memperluas plihan I/O.
- Terdiri dari 12 DOM + slot card.- Melakukan kontrol turbin ‘critical’, proteksi
fungsi sequencing
Power Supplies <PS>s- Secara mandiri menyuplai tegangan (+ 15
VDC dan +5 VDC) ke masing-masing controller
Communicator <C>
- MEM (Medium Electronic Module).- Terdiri dari 24 DOM + slot card.- Melakukan control turbin ‘non critical’,
proteksi dan sequencing, mengerakan dan menyediakan komunikasi dengan panel kendali jarak jauh
<C> Power Supplies <PS.C> - Menyuplai tegangan (+ 15 VDC dan +5 VDC) ke <C>
Power Distribution Module <PDM> - Menyediakan tegangan 125 VDC, 28VDC
dan 115 VAC ke berbagai modul
Contact Input Modules <CIM>s - Menyediakan 16 input ke <R> <S> <T> atau 32 input ke <C>
Thermocouple Input Modules <TCM>s - Menyediakan 14 input thermocouple untuk sebuah prosessor.
- Menyediakan channel untuk cold junction compensation
- Menyediakan channel singkat untuk amplifer offset compensation
Analog I/O Modules <AIO>s - Menyediakan kemapuan analog input/output
Flame Detector Modules <FD>s - Menyediakan daya untuk menghasilkan sinya logic dari flame detector
Relay Power Supplies <PSREL>s - Menyediakan tegangan 28 VDC untuk
menjalankan relay dan menyuplai daya untuk perangkat didalam panel MARK IV
Relay Driver Module <RDM>
- Menyediakan relay untuk menjalankan sinyal output ke <RELAY> pada pemilihan input daro <R> <S> <T> dan non voting input dari <C>
Relay Modules <RELAY>s - Terdiri dari relays
Operator’s Module <OPM>- Terdiri dari membrane switch assembly
untuk input operator, tombol stop emegergency dan display tambahan
Video Display <CRT> - Menyedialan display utama
Printer <PTR>- Mencetak dari berbagai macam display
CRT, alaram log, kebutuhan display log dan histori log
Paper Winder - Menggulung kertasa dari printer
Table 3.2 Additional Component For Aircraft-Derivative Unit
Oveerspeed Module <OS> - Menyediakan backup overspeed protection menggunakan hardware DOM II
Table 3.3 Optional Component For All Units
Media Access Unit <MAU>s- Menyediakan hardware yang dibutuhkan
untuk hubungan physical ke CSF kabel link untuk remote atau datatronik sistem
RTD Input Module <RTD> - Channel input RTD
28 VDC Distribution Module <P28X> - Menyediakan tambahan, fused 28 VDC koneksi daya
Synchronization Module <SYNCH> - Menyediakan interface hardware untuk
fungsi auto-synchronization
Time Synch Module <TSIM> - Menyediakan waktu synchronization antara
node pada jaringan data tronik.
3.7.2 Fungsi SPEEDTRONIC MARK IV
Sistem kontrol Speedtronic MARK IV menggunakan teknologi microposesor dan
electrohydraulic. Sistem ini menggunakan mikroprosesor seri intel 8086 dan 80286 yang
berbasis prosesor (mikrokomputer) untuk menghitung sinyal analog dan logika yang
diperlukan untuk perlindungan, pengendalian dan sekuensing pada turbin gas. Turbin-
mounted sensor berfungsi untuk memantau kondisi operasi. Perangkat keras dalam panel
MARK IV berfungsi mengubah sinyal analog menjadi data digital untuk perhitungan
oleh prosesor. Hasil perhitungan tersebut didefinisikan oleh perangkat lunak. Hasil yang
didefinisikan oleh software diubah ke bentuk fisik berupa sinyal analog untuk
mengaktifkan perangkat.
3.7.3 Cara Kerja SPEEDTRONIC MARK IV
3.7.3.1 Controller <R> <S> <T>
Controller <R> <S> <T> adalah prosesor pada gas turbin yang berfungsi
untuk perlindungan dan sekuensing kritis: yaitu mempertahankan pengoperasian
turbin pada satu kali siklus startup. Dua pertiga fungsi kritis adalah menyediakan
kemampuan operasi berlebihan. Jika kesalahan terjadi pada salah satu controller,
maka dua controller lainnya terus mengontrol turbin. Sehingga kesalahan dapat
terselesaikan tanpa mematikan turbin. Sensor yang berlebih di antara <R> <S>
<T> akan didistribusikan sehingga masing-masing kontroler memiliki penilaian
tersendiri terhadap kondisi turbin. Sebagai contoh tiga pick up magnetik individu
memonitor kecepatan turbin. sinyal kecepatan dari pickup pertama diumpankan
ke <R> sinyal dari pickup kedua <S> dan yang ketiga <T>. Keluaran termokopel
yang ke delapan belas pada MS6001 dengan nilai yang sama akan didistribusikan
ke masing-masing kontroler R S T. Untuk keluaran sinyal analog yang kritis, tiap
satu coil controller driver terdiri dari 3 coil servo valve. Sedangkan sinyal
referensi (fuel flow, inlet guides vanes) keluaran sinyal digitalnya diubah
kebentuk analog. Sinyal analog akan dibandingkan dengan sinyal feedback untuk
menentukan sinyal error pada servo valve. Arus output dari <R> <S> <T> akan
dijumlahkan dengan arus putaran servo valve magnetic. Besar tiap keluaran akan
dibatasi, sehingga sinyal ketiga dapat diabaikan
3.7.3.2 Communicator <C>
Communicator melakukan fungsi "non-kritis" pada kontrol turbin yaitu untuk
perlindungan dan sequencing: yaitu, fungsi-fungsi yang tidak diperlukan untuk
melanjutkan operasi turbin setelah siklus start-up. Namun, fungsi ini tidak penting
karena yang hanya dibutuhkan pada start-up turbin. <C> melakukan komunikasi
dengan panel tambahan, seperti panel remote control atau sistem DATATRONIC.
<C> berkomunikasi dengan operator melalui industri membran switch kelas dan
layar CRT. Jika terjadi kegagalan, turbin tidak harus trip dan dapat beroperasi
kembali jika <C> telah normal.
Communicator <C> berkomunikasi dengan <R> <S> <T> dengan lebih dari
tiga link yang berbeda pada data serial RS232. Dengan cara ini, kemungkinan
kegagalan satu controller sangat kecil dibandingkan jika tiga pengendali
berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Sensor yang tidak penting dalam
operasi akan di input langsung ke <C>. metode ini berfungsi menghindari
masukan pengolahan output <R> <S> <T>. sebagian besar operator akan di input
langsung ke <C>. Sehingga jika terjadi kegagalan pada CRT, tampilan tambahan
dan switch membran terkait dapat digunakan untuk memantau data dan alarm.
FSR adalah sinyal perintah untuk aliran (flow) bahan bakar. Gas turbine dikontrol
dengan cara mengatur flow bahan bakar yang mengalir menuju combustion chamber.
Sebuah parameter yang disebut Fuel stroke reference (FSR) dikalkulasi oleh controller
<R>, <S>, dan <T> dalam fungsi speed, temperature, dan pressure feedback untuk
menentukan batasan jumlah bahan bakar. Algoritma FSR memilih satu loop control,
seperti speed atau temperature untuk menentukan perhintungan jumlah bahan bakar yang
paling sedikit. Karena controller <R>, <S> dan <T> mempunyai nilai perhitungan FSR
sendiri-sendiri, maka ada communicator yang bertugas memilih nilai tengah dan
mengoreksi nilai perhitungan dari controller lainya. Output dari controller
menggerakkan tiga coil fuel servo. Hal ini bertujuan untuk memperlebar range dari
konsep voting two-third pada control gas turbine. Kuat arus pada tiga coil menginduksi
medan magnet pada torque motor yang beraksi dengan magnet permanen untuk
menggerakkan armature dan membuka katup.
Parameter- parameter yang digunakan untuk menentukan fuel stroke reference
antara lain :
FSRACC - Acceleration control
FSRMAN - Manual suppression of the fuel reference
FSRN - Speed control
FSRSU - Start up control
FSRSYN - Synchronizing control
FSRT - Temperature control
Saat kecepatan turbine mencapai 20 % yang merupakan kecepatan saat proses firing,
campuran bahan bakar dan udara yang terbakar akan menghasilkan peningkatan
temperature sekitar 1000 0F dalam combustion chamber. Campuran bakar bakar dan
udara ini cukup melakukan ignition dan cross – firing tapi tidak cukup panas untuk
menyebabkan mechanical damage.
Jumlah campuran bakar – udara ini disebut minimum blowout fuel yakni bahan
bakar minimum yang mempertahankan flame tapi tidak cukup banyak untuk
menjalankan gas turbine pada full speed no load. Seiring dengan dimulainya akselerasi,
jumlah bahan bakar ditambah dan dikompensasikan dengan peningkatan air flow yang
diprogramkan oleh open loop start up control. Turbine terus berakselerasi sampai FSR
sampai pada speed control yang membutuhkan maximum fuel limit.
MVG (Minumum Value Gate)
Menghubungkan sinyal ouput dari enam mode control ke pengontrol FSR, output
FSR yang terendah dari ke enam control loop dibolehkan melewati gate ke sistem control
bahan bakar (fuel control system) sebagai control FSR. Pengontrolan FSR akan
memberikan input bahan bakar ke turbin pada jumlah yang dibutuhkan sistem control
Hanya satu control loop akan dikontrol pada setiap waktu tertentu dan control loop yang
sedang mengontrol FSR akan ditampilkan dilayar computer (CRT). Hal ini dapat
menjadi referensi dari masing-masing loop untuk menunjukan hubungannya.
FSR (Fuel Stroke Reference) sebagai sinyal induk master yang terbagi ke beberapa tipe yaitu
speed, startup dan speed control.
Konsep dasar temperature control ada dua mode yaitu :
1. Combined : 5550C
2. Simple 5490C
Nilai temperature akan tergantung dari nilai CPD (Compressor Pressure Discharge)
Arti dari 3,3 Sec adalah sampling rate untuk merefresh dari TTXB, yang berhubungan
smooth dan pembukaan valve. Ada 24 thermocouple masing-masing terbagi menjadi 8
thermocople. Thermocouple untuk mengetahui kondisi dari combustion. Nilai CPD
tergantung dari clearance, compressor dan density).