Ringkasan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

download Ringkasan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

of 2

description

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Transcript of Ringkasan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

RINGKASAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATANBUMI ZULHERI HERMAN

Jaminan kesehatan merupakan suatu cerminan dari bentuk tanggung jawab pemerintah demi peningkatan taraf kesehatan masyarakat sesuai dengan amanat undang undang khususnya Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Oleh karena itu dibentuklah suatu badan khusus yang disebut Badan Penyelanggara Jaminan Sosial Kesehatan. Sasaran yang ditujukan adalah seluruh masyarakat Indonesia dimana pemerintah membagi sasaran menjadi dua kelompok besar yakni kelompok Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang terdiri dari fakir miskin dan orang tidak mampu dan kelompok non Penerima Bantuan Iuran yang terdiri dari masyarakat yang belum tercakup asuransi kesehatan dan warga negara asing yang yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia. Konsep Jaminan Kesehatan ini adalah yang mampu membantu yang kurang mampu dimana kelompok non PBI akan membayar sejumlah yang ditetapkan setiap bulannya. Dana tersebut akan dikelola Oleh BPJS untuk Jaminan Kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa elemen penting yang terlibat dalam Sistem Jaminan Kesehatan adalah masyarakat dengan berbagai profesi berupa pekerja penerima upah, atau usaha mandiri, TNI, Polri Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemeritah Non Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan lain lain. Elemen berikutnya selain masyarakat yang penting adalah Fasilitas Kesehatan dan Iuran Jaminan Kesehatan. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk dimana Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 hingga mencapai universal coverage pada 1 Januari 2019 dengan fokus awal pada kelompok masyarakat yang sudah tercakup di PT ASKES, JAMSOSTEK, TNI dan Polri dan selanjutnya kepada seluruh masyarakat Indonesia. Manfaat Jaminan kesehatan dapat dirasakan oleh seluruh orang yang terdaftar dalam berbagai keadaan. Pada keadaan dimana terjadi pemutusan hubungan kerja dapat tetap memafaatkan faedah jaminan kesehatan hingga 6 bulan pasca PHK, apabila telah mendapatkan pekerjaan kembali maka hak jaminan kesehatan dapat diperoleh setelah membayar iuran. Apabila Seseorang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu maka akan dimasukkan kedalam Penerima Bantuan Iuran. Mekanisme pengelompakan peserta berdasar pada pertimbangan tertentu. Mekanisme penentuan Penerima Bantuan Iuran akan ditentukan oleh pemerintah melalui undang undang. Pada kelompok pekerja mandiri, dan bukan penerima upah dapat mendaftarkan dirinya secara langsung. Sedangkan Pekerja penerima upah wajib didaftarkan oleh pemberi upahSetiap peserta yang terdaftar akan memperoleh identitas dan merupakan bukti untuk pembayaran Iuran. Setiap ada perubahan identitas atau data wajib melapor ke BPJS dan pemberi Upah apabila terdaftar sebagai pekerja penerima upah. Pembayaran Iuran untuk PBI dibayar oleh pemerintah sedangkan pada kelompok non PBI, pemberi upah wajib membayar untuk pekerja penerima upah, sedangkan pada pekerja mandiri dan bukan pekerja dapat membayar sendiri sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Denda Administratif akan diberlakukan apabila terjadi keterlambatan.Cakupan pelayanan Jaminan Kesehatan berkonsep pada pelayanan kesehatan yang holistik yakni promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dan juga mencakup hal non medis seperti ambulans. Pelayanan Kesehatan yang diberikan sesuai standar yang diberikan dalam pelayanan kesehatan tingkat dasar hingga pelayanan Tingkat lanjut di Rumah Sakit. Pelayanan Jaminan Kesehatan tidak menjamin pelayanan hal hal yang tidak memiliki bukti medis misalnya terapi alternatif atau kepentingan estetika, keadaan tanggap darurat bencana, atau upaya menyakiti diri sendiri. Sebagai catatan tambahan, estimasi pembiayaan dilakukan dengan InACBGs sesuai dengan peraturan menteri kesehatan agar Jaminan Kesehatan dapat lebih dirasakan lebih banyak peserta dengan tidak mengurangi kualitas pelayananFasilitas kesehatan dasar merupakan unit layanan kesehatan yang akan melayani pasien untuk mendapatkan penanganan penyakit yang dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Fasilitas kesehatan ini dapat dimiliki oleh pemerintah maupun swasta. BPJS akan menentukan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan dapat diubah setelah terdaftar selama 3 bulan. Rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut akan diberikan apabila diperlukan dan khusus kegawatdaruratan dapat ditangani secara langsung. Alat bahan habis pakai dan obat yang digunakan dalam Fasilitas Kesehatan Dasar dilayani sesuai dengan formularium yang ada. Apabila tidak ada fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat pelayanan maka BPJS wajib memberikan kompensasi penggantian uang tunai, atau pengiriman tenaga kesehatan khusus (misalnya Tetralogy Fallot repair with open thoracotomy dimana tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas atau tenaga dokter bedah thoraks kardiovaskular yang ahli sehigga dilakukan transfer tenaga kesehatan berkala)Selain berfokus pada universal Coverage, peningkatan mutu pelayanan juga menjadi fokus utama penyelanggaraan Jaminan Kesehatan. Menteri Kesehatan bertanggung jawab dalam upaya peningkatan mutu jaminan kesehatan dengan memperhatikan ketersediaan Fasilitas Kesehatan, indeks harga konsumen, dan indeks kemahalan daerah. Bila ditemukan keluhan maka dapat dipaparkan ke BPJS, bila respon yang diberikan oleh BPJS kurang baik maka dapat dilaporkan ke Menteri kesehatan. Apabila timbul sebuah sengketa maka akan diselesaikan menurut peraturan yang berlaku.Jaminan Kesehatan Nasional pada intinya berfokus agar seluruh masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kesehatan dan selanjutnya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehinggan sasaran pembangunan milenium dapat tercapai.