Ringkasan Kisi-kisi

11
Lelang menurut Vendu Pengertian Penjualan Umum : Pelelangam atau penjualan umum barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan harga penawaran yang meningkat, dengan persetujuan harga yang makin menurun atau dengan pendaftaran harga, atau dimana orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu tentang pelelangan atau penjualan, kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang berlelang atau membeli untuk menawar harga, menyetujui harga atau mendaftarkan. Unsur-Unsur Lelang Dilakukan pada suatu saat dan tempat yang telah ditentukan dilakukan dengan cara mengumumkan terlebih dahuku dilakukan dengan cara penawaran atau pembentukan harga khusus dengan cara penawaran secara lisan atau tertulis yang kompetitif Perserta yang mengajukan penawaran tertinggi akan dinyatakan sebagai pemenang pelaksanaan lelang dilakukan dihadapan pejabat lelang Setiap lelang harus dibuat Risalah lelang oleh Pejabat lelang. Asas Lelang : 1. Asas Keterbukaan menghendaki agar seluruh lapisan masyarakat mengetahui adaya rencana lelang dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti lelang sepanjang tidak dilarang oleh Undang- Undang. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan lelang harus didahului dengan pengumuman lelang. Asas ini juga untuk mencegah terjadi praktek persaingan usaha tidak sehat, dan tidak memberikan kesempatan adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). 2. Asas Keadilan mengandung pengertian bahwa dalam proses pelaksanaan lelang harus dapat memenuhi rasa keadilan secara proposional bagi setiap pihak yang berkepentingan. Asas ini untuk mencegah terjadinya keberpihakan Pejabat Lelang kepada peserta lelang tertentu atau berpihak hanya pada kepentingan penjual. Khusus pada pelaksanaan lelang eksekusi penjual tidak boleh menentukan nilai limit secara sewenang-wenang yang berakibat merugikan pihak tereksekusi. 3. Asas Kepastian Hukum menghendaki agar lelang yang telah dilaksanakan menjamin adanya perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan lelang. Setiap pelaksanaan lelang dibuat Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang yang merupakan akte otentik. Risalah Lelang digunakan penjual/pemilik barang, pembeli dan Pejabat Lelang untuk mempertahankan dan melaksanakan hak dan kewajibannya . 4. Asas Efisiensi akan menjamin pelaksanaan lelang dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang relatif murah karena lelang dilakukan pada tempat dan waktu yang telah ditentukan dan pembeli disahkan pada saat itu juga. 5. Asas Akuntabilitas menghendaki agar lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang berkepentingan. Pertanggungjawaban Pejabat Lelang meliputi administrasi lelang dan pengelolaan uang lelang. Jenis-jenis Lelang Sifat lelang ditinjau dari sudut sebab barang itu dijual dibedakan menjadi lelang eksekusi dan non eksekusi. 1. Lelang Eksekusi Lelang eksekusi adalah penjualan barang yang bersifat paksa atau eksekusi suatu putusan Pengadilan Negeri yang menyangkut bidang pidana atau perdata maupun putusan Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) dalam kaitannya dengan pengurusan Piutang Negara, serta putusan dari Kantor Pelayanan Pajak dalam masalah perpajakan. Dalam hal ini Penjualan lelang biasanya dilakukan atas barang-barang milik tergugat atau Debitur/Penanggung Hutang atau Wajib Pajak yang sebelumnya telah disita eksekusi. Tetapi juga karena perintah peraturan perundang-undangan seperti Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 6 Undang- Undang Hak Tanggungan, Pasal 29 Undang-Undang Jaminan Fidusia, Pasal 59 Undang-Undang Kepailitan. Singkatnya lelang eksekusi adalah lelang yang dilakukan dalam rangka melaksanakan putusan/penetapan Pengadilan atau yang dipersamakan dengan putusan/penetapan Pengadilan atau atas perintah peraturan perundang-undangan. 2. Lelang non Eksekusi Lelang non Eksekusi adalah lelang barang milik/dikuasai negara yang tidak diwajibkan dijual secara lelang apabila dipindahtangankan atau lelang sukarela atas barang milik swasta. Lelang ini dilaksanakan bukan dalam rangka eksekusi/tidak bersifat paksa atas harta benda seseorang. Dari sudut penjual dalam hubungannya dengan barang yang akan dilelang dibedakan menjadi lelang yang sifatnya wajib dan lelang yang sifatnya sukarela. a. Lelang yang sifatnya wajib Lelang yang dilaksanakan atas permintaan pihak yang menguasai/memiliki suatu barang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan harus dijual secara lelang. Contohnya: Barang-barang inventaris milik Instansi Pemerintah, apabila sudah dihapuskan maka berdasarkan Pasal 48 UU Perbendaharaan jo. Inpres No.9 tahun 1970 barang-barang tersebut 1

Transcript of Ringkasan Kisi-kisi

Page 1: Ringkasan Kisi-kisi

Lelang menurut VenduPengertian Penjualan Umum :Pelelangam atau penjualan umum barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan harga penawaran yang meningkat, dengan persetujuan harga yang makin menurun atau dengan pendaftaran harga, atau dimana orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu tentang pelelangan atau penjualan, kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang berlelang atau membeli untuk menawar harga, menyetujui harga atau mendaftarkan.

Unsur-Unsur Lelang➡ Dilakukan pada suatu saat dan tempat yang telah ditentukan➡ dilakukan dengan cara mengumumkan terlebih dahuku➡ dilakukan dengan cara penawaran atau pembentukan harga khusus dengan cara penawaran secara

lisan atau tertulis yang kompetitif➡ Perserta yang mengajukan penawaran tertinggi akan dinyatakan sebagai pemenang➡ pelaksanaan lelang dilakukan dihadapan pejabat lelang➡ Setiap lelang harus dibuat Risalah lelang oleh Pejabat lelang.

Asas Lelang :1. Asas Keterbukaan menghendaki agar seluruh lapisan masyarakat mengetahui adaya rencana lelang

dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti lelang sepanjang tidak dilarang oleh Undang-Undang. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan lelang harus didahului dengan pengumuman lelang. Asas ini juga untuk mencegah terjadi praktek persaingan usaha tidak sehat, dan tidak memberikan kesempatan adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

2. Asas Keadilan mengandung pengertian bahwa dalam proses pelaksanaan lelang harus dapat memenuhi rasa keadilan secara proposional bagi setiap pihak yang berkepentingan. Asas ini untuk mencegah terjadinya keberpihakan Pejabat Lelang kepada peserta lelang tertentu atau berpihak hanya pada kepentingan penjual. Khusus pada pelaksanaan lelang eksekusi penjual tidak boleh menentukan nilai limit secara sewenang-wenang yang berakibat merugikan pihak tereksekusi.

3. Asas Kepastian Hukum menghendaki agar lelang yang telah dilaksanakan menjamin adanya perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan lelang. Setiap pelaksanaan lelang dibuat Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang yang merupakan akte otentik. Risalah Lelang digunakan penjual/pemilik barang, pembeli dan Pejabat Lelang untuk mempertahankan dan melaksanakan hak dan kewajibannya .

4. Asas Efisiensi akan menjamin pelaksanaan lelang dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang relatif murah karena lelang dilakukan pada tempat dan waktu yang telah ditentukan dan pembeli disahkan pada saat itu juga.

5. Asas Akuntabilitas menghendaki agar lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang berkepentingan. Pertanggungjawaban Pejabat Lelang meliputi administrasi lelang dan pengelolaan uang lelang.

Jenis-jenis LelangSifat lelang ditinjau dari sudut sebab barang itu dijual dibedakan menjadi lelang eksekusi dan non eksekusi.1. Lelang Eksekusi Lelang eksekusi adalah penjualan barang yang bersifat paksa atau eksekusi suatu putusan Pengadilan Negeri yang menyangkut bidang pidana atau perdata maupun putusan Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) dalam kaitannya dengan pengurusan Piutang Negara, serta putusan dari Kantor Pelayanan Pajak dalam masalah perpajakan. Dalam hal ini Penjualan lelang biasanya dilakukan atas barang-barang milik tergugat atau Debitur/Penanggung Hutang atau Wajib Pajak yang sebelumnya telah disita eksekusi. Tetapi juga karena perintah peraturan perundang-undangan seperti Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 6 Undang- Undang Hak Tanggungan, Pasal 29 Undang-Undang Jaminan Fidusia, Pasal 59 Undang-Undang Kepailitan. Singkatnya lelang eksekusi adalah lelang yang dilakukan dalam rangka melaksanakan putusan/penetapan Pengadilan atau yang dipersamakan dengan putusan/penetapan Pengadilan atau atas perintah peraturan perundang-undangan.

2. Lelang non Eksekusi Lelang non Eksekusi adalah lelang barang milik/dikuasai negara yang tidak diwajibkan dijual secara lelang apabila dipindahtangankan atau lelang sukarela atas barang milik swasta. Lelang ini dilaksanakan bukan dalam rangka eksekusi/tidak bersifat paksa atas harta benda seseorang. Dari sudut penjual dalam hubungannya dengan barang yang akan dilelang dibedakan menjadi lelang yang sifatnya wajib dan lelang yang sifatnya sukarela.

a. Lelang yang sifatnya wajibLelang yang dilaksanakan atas permintaan pihak yang menguasai/memiliki suatu barang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan harus dijual secara lelang.Contohnya: Barang-barang inventaris milik Instansi Pemerintah, apabila sudah dihapuskan maka berdasarkan Pasal 48 UU Perbendaharaan jo. Inpres No.9 tahun 1970 barang-barang tersebut

1

Page 2: Ringkasan Kisi-kisi

harus dijual secara lelang melalui Kantor Lelang, termasuk lelang atas putusan/penetapan lembaga peradilan yang dalam amar putusannya mewajibkan adanya penjualan secara lelang, dan sebagainya.

b. Lelang yang sifatnya sukarelaLelang yang dilaksanakan atas permintaan masyarakat/pengusaha yang secara sukarela menginginkan barangnya dilelang.

Tujuan dan Keistimewaan lelang1. Objektif dan Kompetitif : lelang dilaksanakan terbuka untuk umum2. Aman: diumumkan dahulu dan dipimpin oleh pejabat lelang3. Cepat : Tempat Tertentu dan waktu yang terbatas4. Menguntungkan Penjual : Kompetitif dan Harga tertinggi5. Kepastian Hukum : Dalam lelang terdapat Risalah Lelang yang merupakan akta otentik

Fungsi Lelanga. Hukum Perdata, Sebagai institusi pasar guna melancarkan lalu lintas barangb. Hukum Administrasi Negara

1. Mengamankan aset negara, efisiensi kerja dan tertib administrasi2. Sebagai pelayanan penjualan barang yang bersal dari putusan sita pengadilan perdata/pidana,

sita pajak, barang temuan atau barang tidak bertuanc. Hukum Pajak, Sebagai salah satu sumber penerimaan negara baik untuk biaya rutin maupun

mebangunan

2

Page 3: Ringkasan Kisi-kisi

Lelang pengadaan barang dan jasaPersamaan Lelang dan Pengadaan Barang dan Jasa

1. Sama-sama dilakukan di depan umum2. Sama-sama dilakukan pengumuman terlebih dahulu

Perbedaan Lelang dan Pengadaan Barang dan Jasa

Kategori Vendu Pengadaan Keterangan

Pengertian Pelelangam atau penjualan umum barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan harga penawaran yang meningkat, dengan persetujuan harga yang makin menurun atau dengan pendaftaran harga, atau dimana orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu tentang pelelangan atau penjualan, kesempatan yang diberikan kepada orang-orang yang berlelang atau membeli untuk menawar harga, menyetujui harga atau mendaftarkan.

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa

Tujuan Mencari Pembeli dengan harga tertinggi

Mencari Penjual dengan harga terendah dan kualitas terbaik

Subjek 1. Penjual 1, pembeli banyak

2. Dilakukan Pemerintah dan Umum

1. Pembeli 1, penjual Banyak

2. Dilakukan Pemerintah

Objek Barang 1. Barang;2. Pekerjaan Konstruksi;3. Jasa Konsultasi; &4. Jasa Lainnya

Pelaksana Pejabat Lelang, Balai Lelang

1. Pejabat pembuat komitmen;

2. Unit Layanan Pengadaan

3. Pejabat Pengadaan;4. Panitia/pejabat penerima

hasil pekerjaan; &5. Aparat Pegawas Intern

Metode Penawaran Langsung 1. Pelelangan umum;2. Pelelangan sederhana;3. Pelelangan terbatas;4. Penunjukan langsung;5. Pemilihan langsung;6. Pengadaan Langsung;7. Seleksi umum;8. Seleksi sederhana; &9. Sayembara

3

Page 4: Ringkasan Kisi-kisi

Alasan Perubahan Pepres 80 tahun 2003 menjadi Pepres 53 Tahun 20101. Menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja Negara dan

mempercepat pelaksanaan APBN/APBD (debottlenecking)2. Memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan tetap

memperhatikan good governance3. Klarifikasi Aturan tentang antara lain; jenis–jenis pengadaan, besaran uang muka, kelengkapan

data administrasi, penggunaan metode evaluasi, kondisi kahar (force majeur) dan penyesuaian harga (price adjustment).

4. Mendororong terjadinya Inovasi, Tumbuh dan Suburnya Ekonomi Kreatif dan Kemandirian Industri dalam Negeri

5. Memperkenalkan sistem Reward and Punishment yang lebih adil

4

Page 5: Ringkasan Kisi-kisi

Pejabat Lelang, Kelas I, Kelas II dan Balai lelang

Kategori PL1PMK 174/2010

PL2PMK 175/2010

BLPMK 176/2010

Pengertian Pejabat Lelang adalah orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang.

Pejabat Lelang adalah orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang.

Balai Lelang adalah Badan Hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha di bidang lelang.

Jenis Lelang Eksekusi, Non-eksekusi wajib, Non-Eksekusi sukarela (ps.1 angka 2)

Non-Eksekusi Sukarela (ps.1 angka 2)

Non-Eksekusi Sukarela (ps.15)

Bentuk Orang (PNS) - ps.31. Sehat2. SH, SE, Penilai3. PNS gol. IIc4. Lulus diklat Lelang5. Tidak pernak

mendapat peringatan tertulis

Orang (umum, eks.PNS DKJN) - Ps.31. Sehat2. SE,SH3. Tidak pernah

dipidana/DOT4. Untuk Pensiunan

PNS min gol. IIIC5. Tidak punya kredit

macet6. Ikut pelatihan PL7. Magang di PL8. Kantor min.36M29. Punya NPWP

Badan Hukum

Wilayah Wil.Kerja KPKNL (ps.15) Kota/kabupaten (ps.17(1))

Seluruh Indonesia (ps14)

Kewenangan Ps.111. Semua jenis lelang2. Melaksanakan tugas

walau ada PL23. Dapat

melangsungkan lelang jika ada surat tugas dari Kepala KPKNL

Ps.121. Lelang atas

permintaan balai lelang dan pemilik barang

2. Lelang Non Eksekusi sukarela

Ps.151. Lelang Non-Eksekusi

sukarela2. Dapat meminta PL2

5

Page 6: Ringkasan Kisi-kisi

Kategori PL1PMK 174/2010

PL2PMK 175/2010

BLPMK 176/2010

Kewenangan Khusus Ps.12a. Menolak lelang jika

tidak yakin atas kebenaran formal

b. Melihat barangc. Mengegur perserta

jika mengganggu lelang

d. Menghentikan lelang jika tidak tertib

e. Meminta bantuan aparat jika diperlukan

f. Mengesahkan pembeli lelang

g. Membatalkan pengesahan karena wanprestasi

Ps.13 (sama dengan PL1)

1. Melaksanakan lelang2. Pra dan Pasca lelang

(ps.16)

Jasa Pra-lelangtermasuk tetapi tidak terbatas pada: ps.17a. meneliti kelengkapan

dokumen persyaratan lelang dan dokumen barang yang akan dilelang;

b. meneliti legalitas formal subjek dan objek lelang;

c. menerima, mengumpulkan, memilah, memberikan label, dan menyimpan barang yang akan dilelang;

d. menguji kualitas dan menilai harga barang;

e. meningkatkan kualitas barang yang akan dilelang;

f. mengatur asuransi barang yang akan dilelang;

g. memasarkan barang dengan cara-cara efektif, menarik, dan terarah, baik dengan pengumuman, brosur, katalog maupun cara pemasaran lainnya; dan/atau

h. menyiapkan/menyediakan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan lelang.

Pasca lelang (ps.19):A. Pengiriman barangB. Balik namaC. Jasa lain selama

tidak melanggar UU

6

Page 7: Ringkasan Kisi-kisi

Kategori PL1PMK 174/2010

PL2PMK 175/2010

BLPMK 176/2010

Kewajiban Ps.13a. bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait;b.meneliti legalitas formal subjek dan objek lelang;c.membuat bagian Kepala Risalah Lelang sebelum pelaksanaan lelang;d.membacakan bagian Kepala Risalah Lelang di hadapan peserta lelang pada saat pelaksanaan lelang, kecuali dalam Lelang Noneksekusi Sukarela melalui internet;e.menjaga ketertiban pelaksanaan lelang;f.membuat Minuta Risalah Lelang;g.membuat Salinan Risalah Lelang, Kutipan Risalah Lelang atau Grosse Risalah Lelang sesuai peraturan perundang-undangan; danh.meminta dan meneliti keabsahan bukti pelunasan harga lelang, Bea Lelang, Pajak Penghasilan Final, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan pungutan-pungutan lain yang diatur sesuai peraturan perundang-undangan.

Ps.14a. memiliki rekening

khusus atas nama jabatan Pejabat Lelang Kelas II;

b. bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait;

c. mengadakan perikatan perdata dengan Balai Lelang atau Penjual/Pemilik Barang mengenai pelaksanaan lelang

d. meneliti legalitas formal subjek dan objek lelang;

e. melaksanakan lelang dalam hal yakin akan legalitas formal subjek dan objek lelang;

f. membuat bagian Kepala Risalah Lelang sebelum pelaksanaan lelang;

g.membacakan bagian Kepala Risalah Lelang di hadapan peserta lelang pada saat pelaksanaan lelang, kecuali dalam Lelang Noneksekusi Sukarela melalui internet;

h.menjaga ketertiban pelaksanaan lelang;

i. membuat Minuta Risalah Lelang dan menyimpannya sesuai peraturan perundang-undangan;

j. membuat Salinan Risalah Lelang, Kutipan Risalah Lelang, dan Grosse Risalah Lelang sesuai peraturan perundang-undangan;

k. menyelenggarakan pembukuan, admin perkantoran dan membuat laporan pelaksanaan lelang, sebagaimana format yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.

7

Page 8: Ringkasan Kisi-kisi

Kategori PL1PMK 174/2010

PL2PMK 175/2010

BLPMK 176/2010

Larangan Ps. 14a. melayani

permohonan lelang di luar kewenangannya;

b. dengan sengaja tidak hadir dalam pelaksanaan lelang yang telah dijadwalkan;

c. membeli barang yang dilelang di hadapannya baik secara langsung maupun tidak langsung;

d. melakukan pungutan lain di luar yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan;

e. melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepatutan sebagai Pejabat Lelang;

f. menolak permohonan lelang yang telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang dengan dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan; dan/atau

g. melibatkan keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas dan ke bawah derajat pertama, suami/isteri serta saudara sekandung Pejabat Lelang dalam pelaksanaan lelang yang dipimpinnya.

Ps.15Sama denga PL1, ditambah : a. menerima Uang

Jaminan Penawaran Lelang dan Kewajiban Pembayaran Lelang dari Pembeli, dalam hal Balai Lelang sebagai pemohon lelang;

b. merangkap jabatan atau profesi sebagai Pejabat Negara, Kurator, Penilai, Pengacara/Advokat;

c. merangkap sebagai Komisaris, Direksi, Pemimpin dan pegawai Balai Lelang;

d. menerima/menetapkan permohonan lelang dalam masa cuti; dan/atau

Ps.29a. memungut biaya

apapun dari Pembeli dan Penjual di luar ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada buyers premium;

b. berperan serta secara langsung dalam kegiatan pelaksanaan Lelang Eksekusi dan/atau Lelang Noneksekusi Wajib;

c. bertindak selaku pengacara, dan/atau menjadi kuasa sebagai Penjual dari Pemegang Hak Tanggungan;

d. menjual selain dengan cara lelang terhadap barang yang dikuasakan kepadanya untuk dijual secara lelang;

e. melaksanakan lelang tidak di hadapan Pejabat Lelang;

f. melaksanakan Lelang Eksekusi dan/atau Lelang Noneksekusi Wajib;

g. melakukan kegiatan usaha di luar izin yang diberikan, termasuk tetapi tidak terbatas pada melakukan tindakan pemanggilan kepada debitor, penagihan piutang (debt collector); dan/atau

h. membeli sendiri baik langsung maupun tidak langsung barang yang dikuasakan kepadanya yang dijual secara lelang.

8

Page 9: Ringkasan Kisi-kisi

Kategori PL1PMK 174/2010

PL2PMK 175/2010

BLPMK 176/2010

Sanksi Ps.25a. Peringatan tertulisb. bebastugasanc. Pemberhentian

dengan tidak hormat

Ps.30Sama denga PL1

Ps.30A. SPB. SP terakhirC. Pembekuan izin

operasiD. Pencabutan izin

operasiE. denda

9

Page 10: Ringkasan Kisi-kisi

Garis Besar Juklak Lelang

pasal 1 lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang.

Tentang Lelang :- dilaksanakan dihadapan pejabat (ps.2)- lelang yang sesuai tidak dapat dibatalkan (ps.3)- lalang sah diikuti 1 orang, jika tida ad peserta ditulis tidak ada penawaran (ps4)- lelang EXE (ps.5)- lelang NXE W (Ps.6)- lelang NXE S 9Ps.7)- pejabat lelang (ps.8)

perisapanpermohonan ps.10-15 Fiat eksekusi (ps.13)SKT dari BPN/Lurah wajib untuk tanah (ps.22)

tanggung jawab penjual (ps.16)- keabsahan kepemilikan-dokumen, penyerahan barang, dokumen pemilikan,- gugatan perdata, tuntutan pidana- penyerahan barang- dokumen kepemilikan

pelaksanaantempat : wil kpknl atau pejabat lelang kls 2(ps.19)waktu : ditentukan KepKPKNL& PL2, hari kerja, NXE bisa hari libur atas kemauan penjual (ps.21)

pembatalan :- oleh penjual, penetapan provosional, putusan pengadilan (ps.24)- pejabat membatalkan karena : SKT, barang dlm sitaan, gugatan HT, penjual tdk hadir, dok tidak diserahkan, pengumuman tdk sesuai uu, nilai limit beda, penjual tidak kuasai barang (ps.27)

uang jaminan :- disyaratkan (ps29), - disetor ke rek. KPKNL, PL,BL (30)- <20jt bisa tunai, >20 lwt rek (ps.31)- min 20% (32)- kalah lelang uang jaminan kembali (ps.330

pembeli wanprestasi (34)- Exe, NXW 100% ke negara, NXS di KPKNL 50% ke negara- BL pake PL1 : 50% kas negara- BL pake PL2 ato PL2 : 100% ke penjual

Nilai limit- disyaratkan & tanggung jawab penjual (ps.35), brng bergerak tidak wajib- didasarkan penilaian oleh penilai/tim penaksir (36)- Tidak bersifat rahasia dan diumumkan dalam pengumuman (37)

Pengumuman- Wajib dan harus ad buktinya (ps.41)- memuat : identitas penjual, H,T,T,W lelang, Jenis dan Jumlah brang, Lokasi luas, spek, Waktu Melihat, besar n cara setor Uang jaminan, Nilai Limit, Cara Penawaran, jangka wakti (ps.42)- di umumkan di koran (43)

10

Page 11: Ringkasan Kisi-kisi

Prospek Pengembangan Lelang, berikan solusi untuk mengembangkan lelangIndonesia merupakan negara dengan prospek lelang yang baik, hal ini dapat dilihat dari :1. Tersedianya berbagai prasarana dan saran yang menunjang kegiatan penyelenggaraan lelang seperti

jaringan telekomunikasi yang memadai, jaringan perbankan yang luas, dan sebagainya yang mempermudah penyelenggaraan lelang swasta untuk mewujudkan lelang yang profesional.

2. Di Indonesia, tersedia berbagai barang dan berbagai macam industri barang dan jasa yang dapat memanfaatkan sistem lelang. Bahkan industri jasa keuangan, khususnya perbankan akhir-akhir ini tampak sangat memerlukan bantuan lelang, terlebih setelah merebak dan meningkatnya kasus kredit bermasalah.

3. Khusus berkenaan dengan lelang properti, peluang untuk melakukan lelang properti masih cukup besar mengingat demand terhadap properti masih jauh lebih besar dibandingkan dengan supply yang ada.

4. Perkembangan peraturan perundangan di bidang ekonomi nampaknya cukup kondusif dan memungkinkan terjadinya perluasan kegiatan di bidang lelang, terbukti antara lain diterbitkannya :

a. Undang-undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan; b. Undang-undang No. 4 tahun 1994 tentang Kepailitan; c. Undang-undang No. 42 tahun 1999 tentang Fidusia; d. Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara;e. Berbagai undang-undang tentang perpajakan yang masih memerlukan penagihannya dengan

cara lelang.5. Political will Pemerintah, khususnya Departemen Keuangan untuk mengembangkan Balai Lelang dan

mendorong Pejabat Lelang Swasta kiranya tidak diragukan lagi dan dapat indikasi prospek yang baik dari bisnis ini.

Permasalahan yang dihadapi dalam menggali potensi tersebut adalah1. Kurangnya minat masyarakat terhadap lelang, hal ini disebabkan masyarakat Indonesia masih memilih

jual beli secara tradisional daripada dengan lelang. 2. Kurang informasi3. Kurang sosialisasi

Solusi1. Mempernalkan reward and punisment2. Sosialisasi3. Mengurangi Potongan Bea dalam lelang4.

Bela Lelang menjadi PNBP 1. Apa Untungnya2. Konseksuensinya, dengan adanya bea, pemasukan kepada negara menjadi berkurang, karena

sifat bea adalah dapat dibagi

3. Apa perbedaan PNBP dan Bea Lelang

11