Ringkasan Jurnal
description
Transcript of Ringkasan Jurnal
Ringkasan Jurnal
Penelitian ini merupakan studi cohort. Setelah persetujuan etis dari Penelitian dan
Komite Etika Manusia di pelayanan kesehatan, dua set data dikumpulkan: data
demografi dikumpulkan pada semua pasien yang meninggal di ruang ICU/Bedah
selama 12 bulan (n = 97 ) yang meliputi data lama tinggal di rumah sakit, lama
tinggal di ICU, simplified acute physiological score (SAPS II) dan acute
physiology and chronic health evaluation (APACHE) II and III skor dicatat dalam
24 jam pertama. Dari populasi ini, dipilih secara acak menjadi 24 orang. Data
yang dikumpulkan termasuk alasan untuk masuk, penyebab kematian (seperti
yang didokumentasikan di Sertifikat Kematian), status NFR (not for
resuscitation), tanggal status NFR, waktu dari statusnya NFR mati, keluarga
terdekat seperti yang didokumentasikan pada lembar masuk rumah sakit, keluarga
terdekat yang didokumentasikan pada lembar masuk ICU, semua entri medis dan
keperawatan yang berhubungan dengan akhir hidup / prognosis buruk / pesetujuan
keputusan perawatan paliatif, jumlah pertemuan keluaga, pemrakarsa perttemuan
keluarga, yang hadir di pertemuan keluarga, kehadiran keluarga pada saat
kematian, dan bukti rujukan perawatan paliatif atau keterlibatan.
Pada penelitian ini menggunakan sample sejumlah 24 orang dengan lama tinggal
di ICU antara <1 hari sampai 62 hari (rata-rata sembilan hari). Rata-rata skor
SAPS II adalah 63, rata-rata skor APACHE II adalah 27, dan rata-rata skor
APACHE III adalah 110. Dari 24 orang, 37,5% (n = 9) dirawat untuk diagnosis
pernapasan, 25% (n = 6) untuk diagnosis jantung, 20,8% (n = 5) untuk sepsis,
8,3% (n = 2) pasca operasi dan 8,3% (n = 2) dirawat dengan diagnosis neurologis.
Pada saat kematian, 96% (n = 23) dari pasien dalam populasi ini
didokumentasikan sebagai NFR, dan status NFR ditentukan antara 5 hari dan <1
hari sebelum kematiannya, dengan waktu rata-rata antara penentuan status NFR
dan kematian menjadi satu hari.
Penelitian ini menunjukkan tingginya skor SAPS dan APACHE konsisten dengan
status NFR. Dimana ini mengkonfirmasi bahwa status NFR sesuai untuk
ketajaman dan kemungkinan kematian. Selanjutnya, mencapai kesepakatan pada
status NFR membutuhkan komunikasi dan negosiasi antara anggota keluarga dan
dokter, sampai penerimaan dan tercapainya kesepakatan. Studi ini juga
menunjukkan bahwa pengambilan keputusan lebih baik diwakili oleh keluarga
terdekat dari pasien. Pasangan dari pasien dianggap sebagai sumber utama
informasi tentang pasien dan sebagai yang terbaik dalam pembuat keputusan,
karena individu lebih cenderung secara bersama berbagi keinginan dan nilai-nilai
mereka mengenai penyakit serius dengan pasangan mereka.
Keluarga terdekat tercatat masuk ke rumah sakit dan ke ruang ICU dan pada 6
kasus keluarga terdekat yang tercatat berbeda antara orang terdekat saat masuk
rumah sakit dan masuk ICU. Untuk pertemuan keluarga, rata-rata jumlah
pertemuan keluarga adalah dua (minimal satu, maksimal lima). Keterlibatan
perawat dalam pertemuan keluarga juga diselidiki. Perawat terlibat dalam 25% (n
= 6) pertemuan keluarga. Meskipun itu sulit untuk menentukan siapa yang
memprakarsai pertemuan keluarga, entri ditulis tentang inisiasi pertemuan
keluarga dibuat oleh petugas medis di 79% (n = 19) dari kasus, dengan tidak ada
entri menunjukkan bahwa pertemuan keluarga yang digagas oleh perawat.
Anggota keluarga yang hadir pada saat kematian hanya 66% (n = 16) kasus, tidak
hadir dalam 1% (n = 2) kasus, dan dalam enam kasus yang tersisa, kehadiran atau
ketiadaan tidak tercatat sama sekali .
Studi ini menunjukkan bahwa kematian di ICU sering diantisipasi, dan bahwa
komunikasi antara keluarga dan petugas kesehatan tampak jelas dalam catatan
medis, keterlibatan atau komunikasi antara perawat dan keluarga tidak tercatat,
dan bahwa perawat ikut dalam pertemuan keluarga hanya 25%. Keterlibatan
perawat, sebagai pengasuh utama tidak terwakili dalam medis record, sehingga
merusak pentingnya peran perawat dalam perawatan pasien langsung yang meluas
ke keluarga di ICU. Perawat juga harus bertanggung jawab untuk peran mereka
dalam komunikasi, dan penyedia perawatan primer. Yang jelas dari penelitian ini
adalah bahwa jika perawat terlibat dalam komunikasi dengan keluarga, itu tidak
didokumentasikan, dan sebagai hasilnya, menjadi bagian dari karya tersembunyi
keperawatan. Dokumentasi peran keperawatan ini merupakan hal yang penting
jika perawat ingin untuk menunjukkan peran mereka dalam komunikasi keluarga
dan dengan profesional kesehatan lainnya.