RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN...

33

Transcript of RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN...

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya
Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

blank

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pada tahun ini Perusahaan mengahadapi banyak tantangan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana

dijabarkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu Perusahaan diberi mandat oleh Pemegang Saham untuk

pengamanan pasokan batubara PLN yaitu menjamin keamanan pasokan batubara bagi PLN dan/atau IPP

minimal 20% dari kebutuhan batubara kedua segmen tersebut. Kecenderungan menurunnya harga batubara

selama tahun 2015 merupakan tantangan utama Perusahaan, karena berdampak langsung pada kondisi

keuangan Perusahaan. Upaya perbaikan dan evaluasi yang dilakukan Perusahaan pada akhir tahun untuk

mengurangi kerugian menujukan hasil positif yang ditandai dengan adanya perbaikan kondisi keuangan

Perusahaan.

Perusahaan telah mampu mencapai target yang ditetapkan oleh Pemegang Saham dengan memasok

batubara ke PLTU PLN dan Anak Perusahaan sebesar 5,53 juta Mton (103% dari target) dengan prosentase

kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU sebesar 81,07% dan ketepatan waktu pengiriman batubara sesuai

jadwal sebesar 79,03%.

Guna memenuhi target yang telah diberikan oleh Pemegang Saham sebagai security of supply maka

Perusahaan terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk menjawab tantangan kenaikan konsumsi batubara

PLN dari tahun ke tahun, terlebih dengan adanya rencana program 35.000 MW. Pada saat ini Perusahaan

masih bertumpu pada pola trading dalam melakukan supply batubara, akan tetapi pada tahun mendatang

prosentase pola trading akan dikurangi karena supaya dapat lebih menjamin aspek kualitas dan kuantitas

pasokan batubara ke PLTU PLN dan/atau IPP.

Aspek Kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu pasokan batubara ke PLTU masih menjadi tantangan bagi

Perusahaan, oleh karena itu Perusahaan terus melakukan upaya terbaik untuk mengatasinya seperti dengan

penempatan pengawas di jetty loading, menjalin kerjasama dengan mitra batubara yang handal dan memiliki

cadangan batubara yang cukup dan kualitas sesuai kebutuhan serta diterapkannya pola zonasi dalam

pengiriman batubara. Perusahaan optimis mampu mengemban tanggungjawab yang diberikan Pemegang

Saham dalam meyediakan batubara sebagaimana ditugaskan sehingga dapat menjadi salah satu penopang

terwujudnya pasokan listrik ke seluruh pelosok Indonesia.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA1Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 2

blank

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 2

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA3

Daftar Isi 04. FOKUS PERUSAHAAN DI TAHUN 2015

07. SEKILAS PT. PLN BATUBARA

09. LAPORAN PENGURUS PERUSAHAAN

13. IKHTISAR KINERJA PERUSAHAAN 2015

21. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

23. ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

33. TINJAUAN KEUANGAN PERUSAHAAN 2015

40. IKHTISAR IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TAHUN 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 2

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

FOKUS PERUSAHAAN DI TAHUN 2015

FOKUS PERUSAHAAN DI TAHUN 2015

FOKUS PERUSAHAAN OPTIMALISASI SUMBERDAYA UNTUK PENINGKATAN KINERJA

Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Perusahaan dalam mencapai kinerja yang lebih baik terutama dalam bidang Kuantitas, Kualitas, Ketepatan waktu pasokan batubara ke PLTU dan perbaikan kondisi keuangan Perusahaan.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA5

FOKUS PERUSAHAAN DI TAHUN 2015

FOKUS PERUSAHAAN DI TAHUN 2015

FOKUS PERUSAHAAN OPTIMALISASI SUMBERDAYA UNTUK PENINGKATAN KINERJA

Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Perusahaan dalam mencapai kinerja yang lebih baik terutama dalam bidang Kuantitas, Kualitas, Ketepatan waktu pasokan batubara ke PLTU dan perbaikan kondisi keuangan Perusahaan.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 4

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

-

-

Pola bisnis jangka pendek yang dilakukan Perusahaan dalam penyediaan batubara adalah dengan pola CIF (Cost Insurance Freight) dan FOB (Free On Board) dan sejak bulan Oktober 2015 skema CIF dan FOB menggunakan COA bongkar, sehingga meminimalkan risiko Perusahaan atas kerugian penurunan kualitas batubara selama dalam perjalanan.

Sementara pola bisnis jangka panjang yang dilakukan Perusahaan adalah melanjutkan kegiatan Reserve Portofolio yang telah berjalan sejak tahun 2011. Adapun lokasi yang menjadi target Perusahaan adalah Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah dan Sorong. Sebagian besar dari tambang tersebut belum berproduksi karena masih dalam tahap penyelesaian uji teknis dan verifikasi jumlah cadangan dengan menggunakan kaidah Joint Ore Reserves Committee (JORC) untuk lebih memastikan bahwa cadangan tersebut ekonomis.

SEKILAS PT. PLN BATUBARA

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA7

-

-

Pola bisnis jangka pendek yang dilakukan Perusahaan dalam penyediaan batubara adalah dengan pola CIF (Cost Insurance Freight) dan FOB (Free On Board) dan sejak bulan Oktober 2015 skema CIF dan FOB menggunakan COA bongkar, sehingga meminimalkan risiko Perusahaan atas kerugian penurunan kualitas batubara selama dalam perjalanan.

Sementara pola bisnis jangka panjang yang dilakukan Perusahaan adalah melanjutkan kegiatan Reserve Portofolio yang telah berjalan sejak tahun 2011. Adapun lokasi yang menjadi target Perusahaan adalah Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah dan Sorong. Sebagian besar dari tambang tersebut belum berproduksi karena masih dalam tahap penyelesaian uji teknis dan verifikasi jumlah cadangan dengan menggunakan kaidah Joint Ore Reserves Committee (JORC) untuk lebih memastikan bahwa cadangan tersebut ekonomis.

SEKILAS PT. PLN BATUBARA

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 6

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

PLNBB didirikan skitar delapan tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 22 Agustus 2008 dengan tujuan sebagai security of supply dan “economical price” pasokan batubara ke PLTU PLN & IPP minimal sebesar 20% dari total kebutuhan batubara PLN.

Guna memenuhi harapan Pemegang Saham, PLNBB terus melakukan evaluasi serta tumbuh dan berkembang dengan melakukan pergeseran pola bisnis dari spot trading menuju ke arah reserve portfolio dan virtual mining.

Pada tahun 2025 diharapkan PLNBB telah memasuki masa kejayaanya dengan mampu memasok batubara ke PLTU PLN & IPP minimal sebesar 20% dari total kebutuhan batubara PLN dengan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang baik, serta menjadi Perusahaan yang handal dibidang industri kelistrikan/batubara berskala nasional.

LAPORAN PENGURUS PERUSAHAAN

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA9Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 8

PLNBB didirikan skitar delapan tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 22 Agustus 2008 dengan tujuan sebagai security of supply dan “economical price” pasokan batubara ke PLTU PLN & IPP minimal sebesar 20% dari total kebutuhan batubara PLN.

Guna memenuhi harapan Pemegang Saham, PLNBB terus melakukan evaluasi serta tumbuh dan berkembang dengan melakukan pergeseran pola bisnis dari spot trading menuju ke arah reserve portfolio dan virtual mining.

Pada tahun 2025 diharapkan PLNBB telah memasuki masa kejayaanya dengan mampu memasok batubara ke PLTU PLN & IPP minimal sebesar 20% dari total kebutuhan batubara PLN dengan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang baik, serta menjadi Perusahaan yang handal dibidang industri kelistrikan/batubara berskala nasional.

LAPORAN PENGURUS PERUSAHAAN

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA9Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 8

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

3.1 Laporan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya Perusahaan dalam rangka mencapai target kinerja Perusahaan dan memberikan apresiasi kepada Direksi dan Pegawai Perusahaan atas pencapaian kinerja Perusahaan tahun 2015. Adapun catatan Dewan Komisaris selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Direksi Perusahaan diminta segera menyelesaikan temuan audit baik internal maupun eksternal;b. Meningkatkan akurasi data Perusahaan an keterbukaan informasi yang selaras dengan kaidah GCG pada proses penyelenggaraan kegiatan, proses bisnis, dan hasil kinerja Perusahaan;c. Menindaklanjuti dengan penyempurnaan aturan Perusahaan untuk pengamanannya;d. Meningkatkan komunikasi yang efektif dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tentang strategi-strategi dan kebijakan Perusahaan, sesuai dengan dinamika kondisi lingkungan usaha;e. Fokus pada pencapaian target pasokan batubara untuk PLN dengan peningkatan kualitas, ketepatan waktu dan jumlah;f. Menerapkan manajemen risiko secara efektif pada tiap rencana kegiatan strategis maupun penetapan kebijakan di Perusahaan;g. Meningkatkan kemampuan/kapasitas dalam pengelolaan Perusahaan.

Akhir kata kami atas nama Dewan Komisaris Perusahaan dan seluruh perangkat Dewan Komisaris juga mengucapakan terimakasih kepada Pemegang Saham, Direksi, Mitra Usaha serta segenap pemangku kepentingan Perusahaan lainnya atas dukungan dan kepercayaannya. Dengan dukungan dan kepercayaan semua pihak, Perusahaan diharapkan dapat terus berkiprah sebagai “efficiency Tool” dari PT PLN (Persero) melalui penyediaan batubara yang kompeten dalam jangka panjang.

Jakarta, 28 Juli 2016

HARLENPLT Dewan Komisaris

3.2 Laporan DireksiPencapaian target kinerja Perusahaan tahun 2015 merupakan hasil kerja keras dari semua elemen Perusahaan. Perusahaan berhasil melakukan pasokan batubara ke PLTU PLN dan Anak Perusahaan sebesar 5, 53 juta Mton (103% dari target) dengan prosentase kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU sebesar 81,07% dan ketepatan waktu pengiriman batubara sesuai jadwal sebesar 79,03%.Pada aspek tingkat kesehatan Perusahaan yang diukur oleh Kantor Akuntan Publik PWC (Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan) dalam Laporan Evaluasi Kinerja adalah A dengan nilai 82.98% (sehat).

Perusahaan saat ini baru bisa memasok batubara ke PLTU PLN dan IPP sekitar 10 %, masih ada potensi yang sangat besar untuk mencapai jumlah 20 %, selain itu dengan adanya Program 35.000 MW maka peluang akan semakin meningkat.Seiring dengan peningkatan kebutuhan batubara PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan, Perusahaan pada tahun 2016 telah merumuskan beberapa strategi diantaranya adalah :a. Menambah mitra batubara baru yang handal dan memiliki cadangan batubara besar;b. Meningkatkan sinergi kerjasama dengan PT BAG dalam menjamin ketersediaan alat transportasi pengiriman batubara;c. Menambah modal kerja Perusahaan untuk mempercepat waktu pembayaran tagihan ;d. Menambah dan meningkatkan kompetensi pegawai.

Pada tahun 2015 sesuai Keputusan RUPS Sirkuler 26 Juni 2016 terdapat pergantian Direksi Perusahaan, termasuk jumlahnya dari sebelumnnya ada 3 Direksi menjadi 2 Direksi yaitu : PLT Direktur Utama dan Keuangan serta PLT Direktur Operasi dan SDM.Berkat kerja keras manajemen dan seluruh karyawan, Perusahaan telah mampu melewati tantangan besar. Atas kerja keras tersebut, kami ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi yang telah ditunjukkan oleh para karyawan. Kami juga berterimakasih kepada Dewan Komisaris, Pemegang Saham, mitra usaha dan pelanggan atas kepercayaan yang telah diberikan. Dukungan tersebut memberikan arti yang besar bagi keberhasilan Perusahaan dalam melanjutkan pertumbuhan yang berkesinambungan di masa depan yang penuh tantangan sebagai Perusahaan pemain batubara yang kompeten dalam jangka panjang.

Jakarta, 28 Juli 2016

SUWARNOPLT Direktur Utama

dan KeuanganAnnual Report 2015 PT PLN BATUBARA11Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 10

3.1 Laporan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya Perusahaan dalam rangka mencapai target kinerja Perusahaan dan memberikan apresiasi kepada Direksi dan Pegawai Perusahaan atas pencapaian kinerja Perusahaan tahun 2015. Adapun catatan Dewan Komisaris selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Direksi Perusahaan diminta segera menyelesaikan temuan audit baik internal maupun eksternal;b. Meningkatkan akurasi data Perusahaan an keterbukaan informasi yang selaras dengan kaidah GCG pada proses penyelenggaraan kegiatan, proses bisnis, dan hasil kinerja Perusahaan;c. Menindaklanjuti dengan penyempurnaan aturan Perusahaan untuk pengamanannya;d. Meningkatkan komunikasi yang efektif dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham tentang strategi-strategi dan kebijakan Perusahaan, sesuai dengan dinamika kondisi lingkungan usaha;e. Fokus pada pencapaian target pasokan batubara untuk PLN dengan peningkatan kualitas, ketepatan waktu dan jumlah;f. Menerapkan manajemen risiko secara efektif pada tiap rencana kegiatan strategis maupun penetapan kebijakan di Perusahaan;g. Meningkatkan kemampuan/kapasitas dalam pengelolaan Perusahaan.

Akhir kata kami atas nama Dewan Komisaris Perusahaan dan seluruh perangkat Dewan Komisaris juga mengucapakan terimakasih kepada Pemegang Saham, Direksi, Mitra Usaha serta segenap pemangku kepentingan Perusahaan lainnya atas dukungan dan kepercayaannya. Dengan dukungan dan kepercayaan semua pihak, Perusahaan diharapkan dapat terus berkiprah sebagai “efficiency Tool” dari PT PLN (Persero) melalui penyediaan batubara yang kompeten dalam jangka panjang.

Jakarta, 28 Juli 2016

HARLENPLT Dewan Komisaris

3.2 Laporan DireksiPencapaian target kinerja Perusahaan tahun 2015 merupakan hasil kerja keras dari semua elemen Perusahaan. Perusahaan berhasil melakukan pasokan batubara ke PLTU PLN dan Anak Perusahaan sebesar 5, 53 juta Mton (103% dari target) dengan prosentase kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU sebesar 81,07% dan ketepatan waktu pengiriman batubara sesuai jadwal sebesar 79,03%.Pada aspek tingkat kesehatan Perusahaan yang diukur oleh Kantor Akuntan Publik PWC (Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan) dalam Laporan Evaluasi Kinerja adalah A dengan nilai 82.98% (sehat).

Perusahaan saat ini baru bisa memasok batubara ke PLTU PLN dan IPP sekitar 10 %, masih ada potensi yang sangat besar untuk mencapai jumlah 20 %, selain itu dengan adanya Program 35.000 MW maka peluang akan semakin meningkat.Seiring dengan peningkatan kebutuhan batubara PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan, Perusahaan pada tahun 2016 telah merumuskan beberapa strategi diantaranya adalah :a. Menambah mitra batubara baru yang handal dan memiliki cadangan batubara besar;b. Meningkatkan sinergi kerjasama dengan PT BAG dalam menjamin ketersediaan alat transportasi pengiriman batubara;c. Menambah modal kerja Perusahaan untuk mempercepat waktu pembayaran tagihan ;d. Menambah dan meningkatkan kompetensi pegawai.

Pada tahun 2015 sesuai Keputusan RUPS Sirkuler 26 Juni 2016 terdapat pergantian Direksi Perusahaan, termasuk jumlahnya dari sebelumnnya ada 3 Direksi menjadi 2 Direksi yaitu : PLT Direktur Utama dan Keuangan serta PLT Direktur Operasi dan SDM.Berkat kerja keras manajemen dan seluruh karyawan, Perusahaan telah mampu melewati tantangan besar. Atas kerja keras tersebut, kami ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi yang telah ditunjukkan oleh para karyawan. Kami juga berterimakasih kepada Dewan Komisaris, Pemegang Saham, mitra usaha dan pelanggan atas kepercayaan yang telah diberikan. Dukungan tersebut memberikan arti yang besar bagi keberhasilan Perusahaan dalam melanjutkan pertumbuhan yang berkesinambungan di masa depan yang penuh tantangan sebagai Perusahaan pemain batubara yang kompeten dalam jangka panjang.

Jakarta, 28 Juli 2016

SUWARNOPLT Direktur Utama

dan KeuanganAnnual Report 2015 PT PLN BATUBARA11Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 10

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

3.3 Pernyataan Pertanggungan Jawab Dekom & Direksi atas Laporan Tahunan 2015

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi didalam Laporan Tahunan PT PLN Batubara tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tsb.

Jakarta, 28 Juli 2016

DIREKSI

SuwarnoPLT Direktur Utama & Keuangan

Djoko MartonoPLT Direktur Operasi dan SDM

DEWAN KOMISARIS

HarlenPLT Dewan Komisaris

IKHTISAR KINERJA PERUSAHAAN 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA13

3.3 Pernyataan Pertanggungan Jawab Dekom & Direksi atas Laporan Tahunan 2015

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi didalam Laporan Tahunan PT PLN Batubara tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tsb.

Jakarta, 28 Juli 2016

DIREKSI

SuwarnoPLT Direktur Utama & Keuangan

Djoko MartonoPLT Direktur Operasi dan SDM

DEWAN KOMISARIS

HarlenPLT Dewan Komisaris

IKHTISAR KINERJA PERUSAHAAN 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 12

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

4.1 Peristiwa Penting Tahun 2015 Peristiwa penting tahun 2015 diantaranya adalah : a. Pelaksanaan RUPS LPT Tahun 2014 b. Pergantian Direksi Perusahaan

4.2 Kinerja Fungsi Keuangan Kinerja fungsi keuangan Perusahaan selama Tahun 2015 dapat digambarkan dalam bentuk grafik di bawah sebagai berikut,

4.2.1 Kinerja Keuangan dalam Grafik

4.2.2 Kinerja Keuangan di Tahun 2015 a. Pendapatan usaha mencapai Rp 3.4 triliun, atau total realisasi pasokan batubara sebesar 5.533.082 MT. b. Perolehan laba/(rugi) kotor Tahun 2015 sebesar (Rp 95.25) miliar, dan laba/(rugi) bersih sebesar (Rp 95.23) miliar. c. Tingkat kesehatan Perusahaan meraih penilaian A atau kategori Perusahaan yang SEHAT dengan skor 82.98%.

4.2.3 Kinerja Perusahaan dalam Angka

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA15Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 14

4.1 Peristiwa Penting Tahun 2015 Peristiwa penting tahun 2015 diantaranya adalah : a. Pelaksanaan RUPS LPT Tahun 2014 b. Pergantian Direksi Perusahaan

4.2 Kinerja Fungsi Keuangan Kinerja fungsi keuangan Perusahaan selama Tahun 2015 dapat digambarkan dalam bentuk grafik di bawah sebagai berikut,

4.2.1 Kinerja Keuangan dalam Grafik

4.2.2 Kinerja Keuangan di Tahun 2015 a. Pendapatan usaha mencapai Rp 3.4 triliun, atau total realisasi pasokan batubara sebesar 5.533.082 MT. b. Perolehan laba/(rugi) kotor Tahun 2015 sebesar (Rp 95.25) miliar, dan laba/(rugi) bersih sebesar (Rp 95.23) miliar. c. Tingkat kesehatan Perusahaan meraih penilaian A atau kategori Perusahaan yang SEHAT dengan skor 82.98%.

4.2.3 Kinerja Perusahaan dalam Angka

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA15Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 14

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

4.3 Kinerja Fungsi Operasi 4.3.1 Rangkuman Kerja Operasional Pada tahun 2015 Perusahaan mampu memasok batubara ke 32 (tiga puluh dua) PLTU PLN dan AP sebesar 5,53 juta MT, pencapaian tersebut melampaui target yang diberikan sebesar 5,36 juta MT (atau sebesar 103%). Sementara prosentase realisasi ketepatan waktu sebesar 79,03 % dan prosentase pencapian kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU sebesar 81,07%.

4.3.2 Pemasokan Batubara ke PLN dan Anak Perusahaan Total pasokan Perusahaan tahun 2015 sebesae 5.533.082 Mton (Rincian Pasokan terlampir Lampiran 3)

4.3.3 Cadangan Terkendali Perusahaan Program Perusahaan dalam upaya menguasai cadangan batubara masih berjalan untuk mendukung tercapainya target Kualitas, Kuantitas dan Ketepatan waktu pasokan batubara. Perusahaan telah bekerjasama dengan 8 (delapan) Perusahaan dengan total jumlah cadangan yang dikerjasamakan sebesar 417 juta Mton, terdiri dari kalori batubara mulai dari 2.600 – 4.600 AR. Data tersebut didapat dari konsultan dengan JORC Standar. 4.3.4 Program Penelitian dan Pengembangan. di’remote’. Untuk menyempurnakan inovasi semula yang masih harus diamati secara ‘lokal’

Pada Tahun 2015 Perusahaan melaksanakan program penelitian dan pengembangan (R & D) Pengolahan Batubara (APB/IPB) yang merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya dan Perusahaan tidak melaksanakan program penelitian dan pengembangan baru.

4.4 Kinerja Fungsi Pendukung Lainnya 4.4.1 SDM dan Organisasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam menjaga keselarasan pertumbuhan usaha dan pengembangan organisasi yang diproyeksikan menjadi full mining company, perusahaan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan SDM menjadi para specialist tambang. Strategi pengembangan SDM untuk menjamin ketersediaan pegawai yang kapabel untuk jalur spesialist tambang yaitu sampai dengan tahun 2015 mengikutsertakan Diklat dan Uji Kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP), leadership coaching yang diperkuat dengan konten budaya perusahaan. Tujuannya adalah membentuk para specialist tambang dengan keseimbangan pengetahuan, pengalaman, dan karakter yang tepat.

Peningkatan Produktivitas SDM SDM di lingkungan perusahaan sampai dengan akhir tahun 2015 terdiri dari pegawai tugas karya sebanyak 14 orang, pegawai organik 30 orang, tenaga kerja outsourcing sebanyak 21 orang, tenaga ahli 2 orang, dan operator IPB di PLTU Labuan 9 orang

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM tersebut, perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi pegawai untuk diikutsertakan dalam pembelajaran, baik yang dilaksanakan oleh pihak internal (PT PLN (Persero) Pusdiklat) maupun oleh pihak eksternal. Pembelajaran tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan kompetensi di dalam bidang pekerjaannya. Selama tahun 2015 Perusahaan telah merealisasikan biaya pendidikan sebesar Rp. 276.300.000,- (Realisasi Pembelajaran terlampir)

Jenjang Jabatan S2 S1/D4 D3 SLTA TOTAL Manajemen Atas 2 1 3 Manajemen Menengah 4 1 1 6 Manajemen Dasar 1 1 2 Supervisor Atas 1 23 1 25 Supervisor Dasar 8 8

TOTAL 44 Komposisi Pegawai per 31 Desember 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA17Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 16

4.3 Kinerja Fungsi Operasi 4.3.1 Rangkuman Kerja Operasional Pada tahun 2015 Perusahaan mampu memasok batubara ke 32 (tiga puluh dua) PLTU PLN dan AP sebesar 5,53 juta MT, pencapaian tersebut melampaui target yang diberikan sebesar 5,36 juta MT (atau sebesar 103%). Sementara prosentase realisasi ketepatan waktu sebesar 79,03 % dan prosentase pencapian kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU sebesar 81,07%.

4.3.2 Pemasokan Batubara ke PLN dan Anak Perusahaan Total pasokan Perusahaan tahun 2015 sebesae 5.533.082 Mton (Rincian Pasokan terlampir Lampiran 3)

4.3.3 Cadangan Terkendali Perusahaan Program Perusahaan dalam upaya menguasai cadangan batubara masih berjalan untuk mendukung tercapainya target Kualitas, Kuantitas dan Ketepatan waktu pasokan batubara. Perusahaan telah bekerjasama dengan 8 (delapan) Perusahaan dengan total jumlah cadangan yang dikerjasamakan sebesar 417 juta Mton, terdiri dari kalori batubara mulai dari 2.600 – 4.600 AR. Data tersebut didapat dari konsultan dengan JORC Standar. 4.3.4 Program Penelitian dan Pengembangan. di’remote’. Untuk menyempurnakan inovasi semula yang masih harus diamati secara ‘lokal’

Pada Tahun 2015 Perusahaan melaksanakan program penelitian dan pengembangan (R & D) Pengolahan Batubara (APB/IPB) yang merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya dan Perusahaan tidak melaksanakan program penelitian dan pengembangan baru.

4.4 Kinerja Fungsi Pendukung Lainnya 4.4.1 SDM dan Organisasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam menjaga keselarasan pertumbuhan usaha dan pengembangan organisasi yang diproyeksikan menjadi full mining company, perusahaan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan SDM menjadi para specialist tambang. Strategi pengembangan SDM untuk menjamin ketersediaan pegawai yang kapabel untuk jalur spesialist tambang yaitu sampai dengan tahun 2015 mengikutsertakan Diklat dan Uji Kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP), leadership coaching yang diperkuat dengan konten budaya perusahaan. Tujuannya adalah membentuk para specialist tambang dengan keseimbangan pengetahuan, pengalaman, dan karakter yang tepat.

Peningkatan Produktivitas SDM SDM di lingkungan perusahaan sampai dengan akhir tahun 2015 terdiri dari pegawai tugas karya sebanyak 14 orang, pegawai organik 30 orang, tenaga kerja outsourcing sebanyak 21 orang, tenaga ahli 2 orang, dan operator IPB di PLTU Labuan 9 orang

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM tersebut, perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi pegawai untuk diikutsertakan dalam pembelajaran, baik yang dilaksanakan oleh pihak internal (PT PLN (Persero) Pusdiklat) maupun oleh pihak eksternal. Pembelajaran tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan kompetensi di dalam bidang pekerjaannya. Selama tahun 2015 Perusahaan telah merealisasikan biaya pendidikan sebesar Rp. 276.300.000,- (Realisasi Pembelajaran terlampir)

Jenjang Jabatan S2 S1/D4 D3 SLTA TOTAL Manajemen Atas 2 1 3 Manajemen Menengah 4 1 1 6 Manajemen Dasar 1 1 2 Supervisor Atas 1 23 1 25 Supervisor Dasar 8 8

TOTAL 44 Komposisi Pegawai per 31 Desember 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA17Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 16

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM Salah satu dasar dalam menghadapi tantangan bisnis industri batubara dan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan adalah kualitas sumber daya manusianya. SDM menjadi penentu produktivitas dan efektivitas operasional perusahaan, sehingga perusahaan perlu mempersiapkan SDM yang profesional, kompeten dan berintegritas tinggi. Dalam rangka menjamin kontinuitas ketersediaan pegawai untuk mendukung operasional, peningkatan kinerja dan pencapaian visi, perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk mengikuti program rekrutmen. Rekrutmen didasarkan pada prinsip efektif, adil dan transparan. Pengangkatan calon pegawai dari hasil rekrutmen didasarkan atas hasil seleksi, evaluasi pada masa percobaan dan orientasi pegawai. Namun demikian, dikarenakan kondisi bisnis industri batubara yang melemah, maka selama tahun 2015 perusahaan tidak melakukan rekrutmen.

Organisasi Perusahaan sangat memperhatikan dan memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah memberikan kontribusi kinerja yang terbaik terhadap perusahaan. Apresiasi tersebut ditanamkan lebih jauh ke dalam Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai (SIMKP) sebagai bentuk penilaian pegawai yang dilakukan secara berkala setiap 6 bulan. Hasil penilaian kinerja akan dijadikan dasar perusahaan memberikan insentif dan peningkatan karir pegawai. Sehingga pegawai yang berprestasi akan memperoleh penghargaan dan juga akan mendorong pegawai lain turut berprestasi.

Selain itu, perusahaan juga memberikan sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan. Sanksi diberikan dalam bentuk teguran lisan tercatat, surat peringatan, penurunan grade, tuntutan ganti rugi sampai dengan pemutusan hubungan kerja.

4.4.2 Teknologi Informasi Perusahaan melaksanakan beberapa kegiatan terkait Teknologi Informasi pada tahun 2015 yaitu : a. I-Coalsys. Perusahaan telah mengembangkan I-Coalsys yang merupakan sistim manajemen pengelolaan batubara terintegrasi, termasuk di dalamnya manajemen stockpile, manajemen reserve portfolio, dan manajemen rantai pasokan. b. Program Kemitraan, merupakan sistem aplikasi untuk memudahkan Calon Mitra dapat langsung mendaftarkan penawarannya melalui website. Data Calon Mitra akan tersimpan dalam sistem yang dapat digunakan Perusahaan dalam rangka mencari mitra berdasar kriteria yang dibutuhkan (harga, spesifikasi batubara dan data teknik).

4.4.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan sangat konsen dalam penerapan kesehatan dan keselamatan dalam melaksanakan proses bisnisnya, hal tersebut tercermin dalam setiap kegiatan pegawai Perusahaan di lapangan yaitu dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Sementara pegawai yang bekerja di kantor pada gedung telah dilengkapi dengan sistem erly warning system terhadap terjadinya keadaan darurat seperti bencana alam dan kebakaran serta mengikuti program yang diadakan oleh PLN (Persero) Kantor Pusat seperti dengan adanya simulasi kebakaran.

Struktur Organisasi

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA19Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 18

Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM Salah satu dasar dalam menghadapi tantangan bisnis industri batubara dan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan adalah kualitas sumber daya manusianya. SDM menjadi penentu produktivitas dan efektivitas operasional perusahaan, sehingga perusahaan perlu mempersiapkan SDM yang profesional, kompeten dan berintegritas tinggi. Dalam rangka menjamin kontinuitas ketersediaan pegawai untuk mendukung operasional, peningkatan kinerja dan pencapaian visi, perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk mengikuti program rekrutmen. Rekrutmen didasarkan pada prinsip efektif, adil dan transparan. Pengangkatan calon pegawai dari hasil rekrutmen didasarkan atas hasil seleksi, evaluasi pada masa percobaan dan orientasi pegawai. Namun demikian, dikarenakan kondisi bisnis industri batubara yang melemah, maka selama tahun 2015 perusahaan tidak melakukan rekrutmen.

Organisasi Perusahaan sangat memperhatikan dan memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah memberikan kontribusi kinerja yang terbaik terhadap perusahaan. Apresiasi tersebut ditanamkan lebih jauh ke dalam Sistem Informasi Manajemen Kinerja Pegawai (SIMKP) sebagai bentuk penilaian pegawai yang dilakukan secara berkala setiap 6 bulan. Hasil penilaian kinerja akan dijadikan dasar perusahaan memberikan insentif dan peningkatan karir pegawai. Sehingga pegawai yang berprestasi akan memperoleh penghargaan dan juga akan mendorong pegawai lain turut berprestasi.

Selain itu, perusahaan juga memberikan sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan. Sanksi diberikan dalam bentuk teguran lisan tercatat, surat peringatan, penurunan grade, tuntutan ganti rugi sampai dengan pemutusan hubungan kerja.

4.4.2 Teknologi Informasi Perusahaan melaksanakan beberapa kegiatan terkait Teknologi Informasi pada tahun 2015 yaitu : a. I-Coalsys. Perusahaan telah mengembangkan I-Coalsys yang merupakan sistim manajemen pengelolaan batubara terintegrasi, termasuk di dalamnya manajemen stockpile, manajemen reserve portfolio, dan manajemen rantai pasokan. b. Program Kemitraan, merupakan sistem aplikasi untuk memudahkan Calon Mitra dapat langsung mendaftarkan penawarannya melalui website. Data Calon Mitra akan tersimpan dalam sistem yang dapat digunakan Perusahaan dalam rangka mencari mitra berdasar kriteria yang dibutuhkan (harga, spesifikasi batubara dan data teknik).

4.4.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan sangat konsen dalam penerapan kesehatan dan keselamatan dalam melaksanakan proses bisnisnya, hal tersebut tercermin dalam setiap kegiatan pegawai Perusahaan di lapangan yaitu dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Sementara pegawai yang bekerja di kantor pada gedung telah dilengkapi dengan sistem erly warning system terhadap terjadinya keadaan darurat seperti bencana alam dan kebakaran serta mengikuti program yang diadakan oleh PLN (Persero) Kantor Pusat seperti dengan adanya simulasi kebakaran.

Struktur Organisasi

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA19Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 18

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA21Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 20

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

4.5 Manajemen RisikoPLNBB telah menerapkan m anajemen risiko sejak tahun 2011 berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN Batubara Nomor : 034.K/DIRPLNBB/2011 tentang Pedoman Proses Manajemen Risiko Perusahaan PT PLN Batubara. Peraturan tersebut telah diperbaharui dengan S K Direksi No. 012.K/DIRPLNBB/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan PLNBB.

Perusahaan mengimplementasikan program manajemen risiko dengan pembuatan dokumen m anajemen risiko pada setiap manajerial pada setiap kegiatan p erusahaan yang bersifat rutin dan dalam penyusunannya berkonsultasi serta dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

4.6 Satuan Pengawasan InternSatuan Pengawas Intern (SPI) di PLNBB masih menjadi satu dengan PLN Pusat, hal tersebut sesuai Keputusan RUPS RKAP Tahun 2010 bahwa organ SPI masih ikut dengan organ PLN yang berhak menunjuk Auditor Internal ataupun Auditor Eksternal.

Pemeriksaan SPI pada tahun 2015 disampaikan dengan surat Direktur Utama nomor 0136/SPI.03.01/DIRUT/2015-R pada tanggal 20 Agustus 2015 dengan hasil adanya 3 temuan dan semua temuan telah dilakukan tindak lanjut oleh Perusahaan dengan surat nomor 1841/052/PTPLNBB/2016-R pada tanggal 25 November 2016.

4.7 Audit Kepatuhan oleh PW CAudit kepatuhan PLN Batubara untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dilakukan oleh Auditor Independent Price Waterhouse Coopers ( PWC). Hasil pemeriksaan (Laporan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Pengendalian Intern untuk Tahun yang yang berakhir 31 Desember 2015) terbit pada tanggal 20 April 2016

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA21Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 20

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Perusahaan pada tahun 2015 belum melakukan kegiatan CSR yang bersifat “community development program” dan perlindungan konsumen dan aktivitas lingkungan, akan tetapi Perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan CSR dengan total biaya yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 44.119.450 ,dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Program Duta Muda Bersinar, merupakan program sosialisasi tentang kelistrikan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falahiyah pada 17 Desember 2015.

b. Qurban, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Perusahaan pada hari raya Idhul Adha dengan target pembagian daging qurban ke warga sekitar kantor dan panti asuhan dengan dikoordinir oleh Panitia Qurban PT PLN (Persero) kantor Pusat pada 24 September 2015.

Dokumentasi kegiatan CSR

ANALISA DAN

PEMBAHASAN MANAJEMEN

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA23Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 22

Perusahaan pada tahun 2015 belum melakukan kegiatan CSR yang bersifat “community development program” dan perlindungan konsumen dan aktivitas lingkungan, akan tetapi Perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan CSR dengan total biaya yang telah dikeluarkan sebesar Rp. 44.119.450 ,dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Program Duta Muda Bersinar, merupakan program sosialisasi tentang kelistrikan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falahiyah pada 17 Desember 2015.

b. Qurban, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Perusahaan pada hari raya Idhul Adha dengan target pembagian daging qurban ke warga sekitar kantor dan panti asuhan dengan dikoordinir oleh Panitia Qurban PT PLN (Persero) kantor Pusat pada 24 September 2015.

Dokumentasi kegiatan CSR

ANALISA DAN

PEMBAHASAN MANAJEMEN

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA23Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 22

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA25Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 24

6.1 Perancanaan Perusahaan di Masa Mendatanga. Tantangan Tahun 2016

Perusahaan pada tahun 2016 menghadapi tantangan peningkatan jumlah pasokan batubara ke PLTU dan target kualitas batubara 100% diterima oleh PLTU. Hal tersebut merupakan tantangan dikarenakan perusahaan masih mengandalkan pola trading, sehingga masalah kulitas, kuantitas dan ketepatan waktu pasokan batubara masih menjadi tantangan utama Perusahaan. Terhadap tantangan tersebut Perusahaan mempunyai strategi dengan melakukan kerjasama dengan mitra batubara yang handal (baik dari operasional maupun finansial).

b. Prioritas Jangka Pendek dan Jangka Panjang1) Prioritas Jangka Pendek

Perusahaan akan melakukan evaluasi terhadap kinerja para mitra, sehingga didapatkan mitra batubara handal yang dapat mendukung pencapaian target kinerja Perusahaan tahun 2016.

2) Prioritas Jangka PanjangPerusahaan telah melakukan Kerjasama Operasi (‘KSO’) dengan beberapa Pemegang IUP yang tersebar di beberapa wilayah yaitu Jambi, Sumatera Selatan, Kalteng dan Sorong.

6.2 ProduksiJumlah produksi Perusahaan tahun 2015 sebesar 5,38 juta Mton atau 100% dari target tahun 2015. Jumlah PLTU yang dipasok selama tahun 2015 adalah sebanyak 33 PLTU yang terdiri dari PLTU PLN dan Anak Perusahaan.

6.3 Prospek Usaha6.3.1 PLNBB sebagai Pemasok Batubara PLN Group dan IPP

Prospek usaha Perusahaan kedepan sangatlah besar dikarenakan adanya rencana pembangunan pembangkit PLN dan Anak Perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

6.3.2 Permintaan Batubara Proyek pembangunan pembangkit PLN dan Anak Perusahaan sebagian besar adalah menggunakan bahan bakar batubara. Oleh karena itu, tantangan Perusahaan ditahun yang akan datang akan semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah PLTU.

6.4 Tingkat Kesehatan PerusahaanTingkat Kesehatan Perusahaan sampai dengan akhir 2015 mendapat

skor 82.98%. Angka ini masuk dalam kategori sehat (A) dengan indikator yang diukur yaitu perspektif pelanggan, perspektif produk dan layanan, perspektif proses bisnis internal, perspektif sumberdaya manusia, perspektif keuangan dan pasar, dan perspektif kepemimpinan

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA25Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 24

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

6.4.1 Aspek Kepuasan Pelanggan Realisasi indikator kepuasan pelanggan pada tahun 2015 sebesar 72,05%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 80%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 90%. Laporan hasil survei kepuasan pelanggan yang dilaksankan oleh konsultan independen pada bulan Januari 2016, dengan hasil sebagai berikut :

Dari hasil survey kepuasan pelanggan, dapat disimpulkan Skor KP = 72,05 menunjukkan bahwa PLNBB mampu memenuhi tuntutan pelanggan sebesar 72,05 %, sedangkan Skor IKP = 62,61 menunjukkan bahwa PLNBB mampu memberikan pelayanan sebesar 62,61 % secara komulatif dari sisi kualitas dan sisi kepentingan pelanggan.

6.4.2 Ketepatan Waktu Pengiriman Batubara sesuai Jadwal Realisasi ketepatan waktu pengiriman batubara sesuai jadwal tahun 2015 sebesar 79,03%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 97%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 81%. Jumlah kumulatif pengiriman batubara untuk tahun 2015 yang ditetapkan berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap bulan dengan unit PLTU milik PT PLN (Persero) dan entitas anak adalah sebanyak 725 kali. Dari pengiriman tersebut, 573 kali pengiriman dilaksanakan secara tepat waktu.

6.4.3 Aspek Jumlah Pasokan Batubara Realisasi volume pasokan batubara ke PLTU PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan sebesar 5,53 juta ton, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 5,38 juta ton, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 103%. Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan jumlah realisasi volume pasokan batubara ke PLTU PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan dibandingkan dengan jumlah perencanaan volume pasokan batubara yang ditetapkan pada rapat koordinasi bulanan antara PLN Batubara, PT PLN Persero dan mitra batubara.

Hasil Survey Kepuasan Pelanggan Tahun 2015

NO. RESPONDEN SKORE RATA RATA (KP)

SKORE RATA RATA (IKP)

1. UNIT PLTU 66,54 59,19 2. KANTOR INDUK PLTU 75,60 70,56 3. MITRA PEMASOK 72,35 53,82 4. MITRA PENGANGKUT 69,58 54,12 5. MITRA ASURANSI 76,19 76,19

RATA RATA KUMULATIF 72,05 62,61

6.4.4 Kualitas Batubara sesuai kebutuhan PLTU (Hasil Rapor Pemasok) Realisasi kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU tahun 2015 sebesar 81,07%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 82,5%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 98%.Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan hasil rapor pemasok yang dikeluarkan oleh Satuan Batubara PT PLN (Persero) setiap triwulan, sesuai dengan ketentuan Kerjasama Strategis Amandemen IX antara PT PLN (Persero) dengan Perusahaan No. 01/Kjsm/DIRPLNBB/2015 tanggal 24 November 2015 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2015. Hasil rapor pemasok adalah rapor yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) terkait dengan kinerja penyediaan batubara Perusahaan. Aspek yang dinilai oleh PT PLN (Persero) adalah kualitas pasokan batubara, rasio pencapaian realisasi pasokan terhadap nominasi pasokan, dan rasio jumlah shipment yang dikirimkan dan shipment yang mengalami penolakan. Total batubara yang dibongkar di PLTU sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar 5,53 juta ton. Hasil dari rapor pemasok adalah sebagai berikut:

6.4.5 Human Capital Readiness (HCR) Realisasi HCR tahun 2015 sebesar 2,62 sedangkan target yang ditetapkan sebesar 2,5, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 105%. Pengukuran HCR dilakukan dengan mengukur tingkat kematangan proses (Maturity Level Indicator/“MLI”) dengan bobot 55% dan KPI yang dicapai dengan bobot 45%. Masing-masing aspek di atas dibagi menjadi 5 (lima) skala, dengan level 1 (satu) untuk kriteria yang paling rendah sampai dengan level 5 (lima) untuk kriteria yang paling tinggi. Kriteria yang lebih tinggi merupakan akumulasi dari kriteria yang lebih rendah, sehingga kriteria yang lebih tinggi dapat dicapai apabila telah memenuhi kriteria di bawahnya.

Triwulan Tanggal Rapor Pasokan

Skor Low Rank Coal

(LRC)

Skor Medium

Rank Coal (MRC)

Skor Calorific Value (CV) 4200 dan

4000

Rata-Rata

Triwulan I 30 April 2015 70,16 70,46 72,26 70,96

Triwulan II 31 Juli 2015 42,11 93,86 90,82 75,60

Triwulan III 2 Nov 2015 98,80 94,85 81,15 91,60

Triwulan IV 1 Feb 2016 89,61 88,21 80,57 86,13

Rata-Rata 81,07

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA27Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 26

6.4.1 Aspek Kepuasan Pelanggan Realisasi indikator kepuasan pelanggan pada tahun 2015 sebesar 72,05%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 80%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 90%. Laporan hasil survei kepuasan pelanggan yang dilaksankan oleh konsultan independen pada bulan Januari 2016, dengan hasil sebagai berikut :

Dari hasil survey kepuasan pelanggan, dapat disimpulkan Skor KP = 72,05 menunjukkan bahwa PLNBB mampu memenuhi tuntutan pelanggan sebesar 72,05 %, sedangkan Skor IKP = 62,61 menunjukkan bahwa PLNBB mampu memberikan pelayanan sebesar 62,61 % secara komulatif dari sisi kualitas dan sisi kepentingan pelanggan.

6.4.2 Ketepatan Waktu Pengiriman Batubara sesuai Jadwal Realisasi ketepatan waktu pengiriman batubara sesuai jadwal tahun 2015 sebesar 79,03%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 97%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 81%. Jumlah kumulatif pengiriman batubara untuk tahun 2015 yang ditetapkan berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap bulan dengan unit PLTU milik PT PLN (Persero) dan entitas anak adalah sebanyak 725 kali. Dari pengiriman tersebut, 573 kali pengiriman dilaksanakan secara tepat waktu.

6.4.3 Aspek Jumlah Pasokan Batubara Realisasi volume pasokan batubara ke PLTU PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan sebesar 5,53 juta ton, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 5,38 juta ton, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 103%. Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan jumlah realisasi volume pasokan batubara ke PLTU PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan dibandingkan dengan jumlah perencanaan volume pasokan batubara yang ditetapkan pada rapat koordinasi bulanan antara PLN Batubara, PT PLN Persero dan mitra batubara.

Hasil Survey Kepuasan Pelanggan Tahun 2015

NO. RESPONDEN SKORE RATA RATA (KP)

SKORE RATA RATA (IKP)

1. UNIT PLTU 66,54 59,19 2. KANTOR INDUK PLTU 75,60 70,56 3. MITRA PEMASOK 72,35 53,82 4. MITRA PENGANGKUT 69,58 54,12 5. MITRA ASURANSI 76,19 76,19

RATA RATA KUMULATIF 72,05 62,61

6.4.4 Kualitas Batubara sesuai kebutuhan PLTU (Hasil Rapor Pemasok) Realisasi kualitas batubara sesuai kebutuhan PLTU tahun 2015 sebesar 81,07%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 82,5%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 98%.Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan hasil rapor pemasok yang dikeluarkan oleh Satuan Batubara PT PLN (Persero) setiap triwulan, sesuai dengan ketentuan Kerjasama Strategis Amandemen IX antara PT PLN (Persero) dengan Perusahaan No. 01/Kjsm/DIRPLNBB/2015 tanggal 24 November 2015 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2015. Hasil rapor pemasok adalah rapor yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) terkait dengan kinerja penyediaan batubara Perusahaan. Aspek yang dinilai oleh PT PLN (Persero) adalah kualitas pasokan batubara, rasio pencapaian realisasi pasokan terhadap nominasi pasokan, dan rasio jumlah shipment yang dikirimkan dan shipment yang mengalami penolakan. Total batubara yang dibongkar di PLTU sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar 5,53 juta ton. Hasil dari rapor pemasok adalah sebagai berikut:

6.4.5 Human Capital Readiness (HCR) Realisasi HCR tahun 2015 sebesar 2,62 sedangkan target yang ditetapkan sebesar 2,5, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 105%. Pengukuran HCR dilakukan dengan mengukur tingkat kematangan proses (Maturity Level Indicator/“MLI”) dengan bobot 55% dan KPI yang dicapai dengan bobot 45%. Masing-masing aspek di atas dibagi menjadi 5 (lima) skala, dengan level 1 (satu) untuk kriteria yang paling rendah sampai dengan level 5 (lima) untuk kriteria yang paling tinggi. Kriteria yang lebih tinggi merupakan akumulasi dari kriteria yang lebih rendah, sehingga kriteria yang lebih tinggi dapat dicapai apabila telah memenuhi kriteria di bawahnya.

Triwulan Tanggal Rapor Pasokan

Skor Low Rank Coal

(LRC)

Skor Medium

Rank Coal (MRC)

Skor Calorific Value (CV) 4200 dan

4000

Rata-Rata

Triwulan I 30 April 2015 70,16 70,46 72,26 70,96

Triwulan II 31 Juli 2015 42,11 93,86 90,82 75,60

Triwulan III 2 Nov 2015 98,80 94,85 81,15 91,60

Triwulan IV 1 Feb 2016 89,61 88,21 80,57 86,13

Rata-Rata 81,07

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA27Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 26

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

6.4.6 Organization Capital Readiness (OCR) Realisasi OCR tahun 2015 sebesar 2,51, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 2,5, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 100%. Sama seperti pengukuran HCR, pengukuran OCR dilakukan dengan mengukur tingkat MLI dengan bobot 55% dan KPI yang dicapai dengan bobot 45%, dengan bobot masing-masing aspek sebesar 25%. Masing-masing aspek di atas dibagi menjadi 5 (lima) skala, dengan level 1 (satu) untuk kriteria yang paling rendah sampai dengan level 5 (lima) untuk kriteria yang paling tinggi. Kriteria yang lebih tinggi merupakan akumulasi dari kriteria yang lebih rendah, sehingga kriteria yang lebih tinggi dapat dicapai apabila telah memenuhi kriteria di bawahnya

6.4.7 Employee Engangment Indek. Realisasi EEI tahun 2015 sebesar 78,09%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 75%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 104%. Pelaksanaan survei dilakukan terhadap 28 pegawai di Perusahaan. Aspek-aspek yang diukur dalam survei EEI adalah sebagai berikut: a. Organisasi, mengukur tingkat keterikatan dan kepuasan pegawai terhadap Perusahaan; b. Pekerjaan, mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya, baik berupa tantangan yang dihadapi dan kapabilitas yang dimiliki; c. Karir, mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap apresiasi yang diberikan Perusahaan dalam pengembangan karir karyawan; d. Lingkungan, mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap fasilitas yang disediakan Perusahaan dalam menunjang proses bekerja dan tingkat kepuasan karyawan terhadap kerja sama antar rekan; e. Benefit,mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap imbalan gaji dan tunjangan yang diberikan Perusahaan, dan f. Masa depan, mengukur tingkat keyakinan karyawan mengenai keberlangsungan Perusahaan di masa mendatang dan tingkat keinginan karyawan untuk turut berpartisipasi mewujudkan rencana jangka panjang Perusahaan di masa mendatang.

6.4.8 BPP (Biaya Pokok Produksi) Realisasi BPP Perusahaan sebesar Rp620,73 ribu/ton, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp633 ribu/ton, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 102%.

Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan total biaya penyediaan batubara dibandingkan dengan jumlah tonase yang dikirim selama tahun 2015. Penghematan tersebut diperoleh karena Perusahaan berupaya untuk membeli batubara dari pemasok yang lokasinya dekat dengan PLTU tujuan, sehingga biaya transportasi dapat ditekan.

6.4.9 ROERealisasi pencapaian ROE tahun 2015 adalah sebesar 138,95% (posisi laba rugi dan ekuitas Perusahaan berada dalam kondisi negatif), sedangkan target yang ditetapkan sebesar 47% untuk kondisi normal (posisi laba rugi dan ekuitas berada dalam kondisi positif) sehingga tingkat pencapaian tahun 2015 terhadap target adalah 0%.

Indikator kinerja ROE adalah besarnya laba yang dapat dihasilkan dibandingkan dengan modal yang tersedia. Indikator ini menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi pemegang saham. Data yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut berasal dari laporan keuangan audited per 31 Desember 2015.

6.4.10 Rasio delta biaya pegawai/delta laba usahaIndikator ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola beban kepegawaian untuk menghasilkan laba. Realisasi indikator efektivitas biaya pegawai terhadap laba usaha sebesar 95,72% (posisi laba rugi dan ekuitas Perusahaan berada dalam kondisi negatif) sedangkan target yang ditetapkan sebesar 0,70% untuk kondisi normal (posisi laba rugi dan ekuitas berada dalam kondisi positif) sehingga tingkat pencapaian tahun 2015 terhadap target adalah 0%.Tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh posisi keuangan Perusahaan yang tengah mengalami kerugian.

6.4.11 Ratio EBITDA MarginIndikator ini menunjukkan tingkat kemampuan Perusahaan untuk mencetak laba. Data yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut berasal dari laporan keuangan audited per 31 Desember 2015.Realisasi pencapaian EBITDA margin tahun 2015 adalah sebesar -2,28% sedangkan target yang ditetapkan sebesar 3%, sehingga nilai pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 0% .Tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh posisi keuangan Perusahaan yang tengah mengalami kerugian.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA29Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 28

6.4.6 Organization Capital Readiness (OCR) Realisasi OCR tahun 2015 sebesar 2,51, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 2,5, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 100%. Sama seperti pengukuran HCR, pengukuran OCR dilakukan dengan mengukur tingkat MLI dengan bobot 55% dan KPI yang dicapai dengan bobot 45%, dengan bobot masing-masing aspek sebesar 25%. Masing-masing aspek di atas dibagi menjadi 5 (lima) skala, dengan level 1 (satu) untuk kriteria yang paling rendah sampai dengan level 5 (lima) untuk kriteria yang paling tinggi. Kriteria yang lebih tinggi merupakan akumulasi dari kriteria yang lebih rendah, sehingga kriteria yang lebih tinggi dapat dicapai apabila telah memenuhi kriteria di bawahnya

6.4.7 Employee Engangment Indek. Realisasi EEI tahun 2015 sebesar 78,09%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 75%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 104%. Pelaksanaan survei dilakukan terhadap 28 pegawai di Perusahaan. Aspek-aspek yang diukur dalam survei EEI adalah sebagai berikut: a. Organisasi, mengukur tingkat keterikatan dan kepuasan pegawai terhadap Perusahaan; b. Pekerjaan, mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya, baik berupa tantangan yang dihadapi dan kapabilitas yang dimiliki; c. Karir, mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap apresiasi yang diberikan Perusahaan dalam pengembangan karir karyawan; d. Lingkungan, mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap fasilitas yang disediakan Perusahaan dalam menunjang proses bekerja dan tingkat kepuasan karyawan terhadap kerja sama antar rekan; e. Benefit,mengukur tingkat kepuasan karyawan terhadap imbalan gaji dan tunjangan yang diberikan Perusahaan, dan f. Masa depan, mengukur tingkat keyakinan karyawan mengenai keberlangsungan Perusahaan di masa mendatang dan tingkat keinginan karyawan untuk turut berpartisipasi mewujudkan rencana jangka panjang Perusahaan di masa mendatang.

6.4.8 BPP (Biaya Pokok Produksi) Realisasi BPP Perusahaan sebesar Rp620,73 ribu/ton, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp633 ribu/ton, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 102%.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA29Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 28

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

6.4.12 Rasio Delta Revenue/Delta Operating Cost Indikator ini menunjukkan tingkat kemampuan Perusahaan dalam meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan kenaikan pendapatan dibandingkan dengan kenaikan biaya operasi. Data yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut berasal dari laporan keuangan audited per 31 Desember 2015 Realisasi pencapaian rasio pertumbuhan pendapatan terhadap pertumbuhan biaya tahun 2015 sebesar 101,50%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 105%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 97%. Tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh harga beli batubara ke mitra sampai dengan bulan September 2015 masih menggunakan acuan harga KJS Amandemen VII, mengingat proses negosiasi KJS Amandemen IX berlangsung sampai dengan bulan Oktober 2015. Harga beli batubara untuk transaksi pembelian batubara ke mitra belum seluruhnya disesuaikan dengan KJS Amandemen IX, sehingga pertumbuhan biaya tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan.

6.4.13 Program investasi Berdasarkan Notulen Rapat antara SPKK dan Perusahaan tertanggal 3 Mei 2016, disepakati bahwa KPI untuk untuk program investasi tidak diperhitungkan karena berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) tanggal 26 Juni 2015, Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan perbuatan hukum baru antara lain corporate action (akuisisi, merger, penyertaan modal, dan sebagainya), mengadakan kegiatan usaha investasi baru/transaksi baru (trading, KSO, kerja sama usaha (“KSU”), joint venture (“JV”), virtual mining, reserve portfolio, dan sebagainya) kecuali dalam rangka menjalankan hak dan kewajiban Perseroan dengan pihak ketiga/pihak lain yang telah timbul sebelum diberlakukannya keputusan tersebut. Keterbatasan pembiayaan program terkontrak membuat KPI atas program terkontrak sesuai RKAP dan realisasi fisik program terkontrak tidak berlaku untuk Perusahaan.

6.4.14 Sinergi Antar AP a. Pasokan batubara ke anak perusahaan PT PLN (Persero) lain adalah indikator yang bertujuan untuk mengukur dan menilai tingkat sinergi antar anak perusahaan. Realisasi indikator pasokan batubara ke anak perusahan lain di tahun 2015 adalah Rp689,57 milyar, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp741,6 milyar, sehingga pencapaian di tahun 2015 terhadap target sebesar 93%. Tidak tercapainya target sinergi antar anak perusahaan disebabkan oleh berkurangnya permintaan pasokan batubara untuk PT Indonesia Power dan belum diperpanjangnya kontrak kerjasama Perusahaan dengan PT Pelayanan Listrik Nasional (“PLN”) Batam yang berakhir pada pertengahan tahun 2015. b. Realisasi indikator ini di tahun 2015 adalah Rp 30,04 milyar, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp 30 milyar, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 100%. Pencapaian indikator ini berasal dari jasa bongkar muat pelabuhan dari PT Pelabuhan Bongkar Muat (PBM) Adhiguna Putera yang merupakan anak perusahaan PT BAg.

6.4.15 Tindak Lanjut Opportunities for Improvement Malcolm Baldrige (OFI MB) Tahun 2014 Realisasi indikator ditahun 2015 sebanyak 55 dokumen, sedangkan target yang ditetapkan 53 dokumen (100%), sehingga pencapaian di tahun 2015 terhadap target sebesar 103%.

6.4.16 Penerapan GCG Realisasi penerapan GCG tahun 2015 sebesar 79,81%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 85%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 94%. (Laporan Evaluasi Kinerja Terlampir)

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA31Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 30

6.4.12 Rasio Delta Revenue/Delta Operating Cost Indikator ini menunjukkan tingkat kemampuan Perusahaan dalam meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Indikator kinerja tersebut diukur berdasarkan kenaikan pendapatan dibandingkan dengan kenaikan biaya operasi. Data yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut berasal dari laporan keuangan audited per 31 Desember 2015 Realisasi pencapaian rasio pertumbuhan pendapatan terhadap pertumbuhan biaya tahun 2015 sebesar 101,50%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 105%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 97%. Tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh harga beli batubara ke mitra sampai dengan bulan September 2015 masih menggunakan acuan harga KJS Amandemen VII, mengingat proses negosiasi KJS Amandemen IX berlangsung sampai dengan bulan Oktober 2015. Harga beli batubara untuk transaksi pembelian batubara ke mitra belum seluruhnya disesuaikan dengan KJS Amandemen IX, sehingga pertumbuhan biaya tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan.

6.4.13 Program investasi Berdasarkan Notulen Rapat antara SPKK dan Perusahaan tertanggal 3 Mei 2016, disepakati bahwa KPI untuk untuk program investasi tidak diperhitungkan karena berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) tanggal 26 Juni 2015, Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan perbuatan hukum baru antara lain corporate action (akuisisi, merger, penyertaan modal, dan sebagainya), mengadakan kegiatan usaha investasi baru/transaksi baru (trading, KSO, kerja sama usaha (“KSU”), joint venture (“JV”), virtual mining, reserve portfolio, dan sebagainya) kecuali dalam rangka menjalankan hak dan kewajiban Perseroan dengan pihak ketiga/pihak lain yang telah timbul sebelum diberlakukannya keputusan tersebut. Keterbatasan pembiayaan program terkontrak membuat KPI atas program terkontrak sesuai RKAP dan realisasi fisik program terkontrak tidak berlaku untuk Perusahaan.

6.4.14 Sinergi Antar AP a. Pasokan batubara ke anak perusahaan PT PLN (Persero) lain adalah indikator yang bertujuan untuk mengukur dan menilai tingkat sinergi antar anak perusahaan. Realisasi indikator pasokan batubara ke anak perusahan lain di tahun 2015 adalah Rp689,57 milyar, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp741,6 milyar, sehingga pencapaian di tahun 2015 terhadap target sebesar 93%. Tidak tercapainya target sinergi antar anak perusahaan disebabkan oleh berkurangnya permintaan pasokan batubara untuk PT Indonesia Power dan belum diperpanjangnya kontrak kerjasama Perusahaan dengan PT Pelayanan Listrik Nasional (“PLN”) Batam yang berakhir pada pertengahan tahun 2015. b. Realisasi indikator ini di tahun 2015 adalah Rp 30,04 milyar, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp 30 milyar, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 100%. Pencapaian indikator ini berasal dari jasa bongkar muat pelabuhan dari PT Pelabuhan Bongkar Muat (PBM) Adhiguna Putera yang merupakan anak perusahaan PT BAg.

6.4.15 Tindak Lanjut Opportunities for Improvement Malcolm Baldrige (OFI MB) Tahun 2014 Realisasi indikator ditahun 2015 sebanyak 55 dokumen, sedangkan target yang ditetapkan 53 dokumen (100%), sehingga pencapaian di tahun 2015 terhadap target sebesar 103%.

6.4.16 Penerapan GCG Realisasi penerapan GCG tahun 2015 sebesar 79,81%, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 85%, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 94%. (Laporan Evaluasi Kinerja Terlampir)

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA31Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 30

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

6.4.17 PLN Bersih Realisasi penerapan PLN Batubara Bersih tahun 2015 adalah 3,49, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 3,75, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 93%. Hasil penilaian yang dipergunakan dalam perhitungan kinerja Perusahaan menggunakan hasil penilaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)/Divisi Human Capital Management System bekerja sama dengan Transparency International Indonesia melalui surat No. 0312/SDM.01.04/DIVHCMS/2016, perihal Penyampaian Nilai PLN Berintegritas Tahun 2015, tanggal 19 Februari 2016 dengan hasil 3,49.

TINJAUAN KEUANGAN PERUSAHAAN 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA33Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 32

6.4.17 PLN Bersih Realisasi penerapan PLN Batubara Bersih tahun 2015 adalah 3,49, sedangkan target yang ditetapkan sebesar 3,75, sehingga pencapaian tahun 2015 terhadap target sebesar 93%. Hasil penilaian yang dipergunakan dalam perhitungan kinerja Perusahaan menggunakan hasil penilaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)/Divisi Human Capital Management System bekerja sama dengan Transparency International Indonesia melalui surat No. 0312/SDM.01.04/DIVHCMS/2016, perihal Penyampaian Nilai PLN Berintegritas Tahun 2015, tanggal 19 Februari 2016 dengan hasil 3,49.

TINJAUAN KEUANGAN PERUSAHAAN 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA33Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 32

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

(Statements Of Financial Position) (in million rupiah) 2015 2014 2013 2012 2011 Aset Lancar

143.611 266,803 358,22 342,041.3 261,666.01

Current Asset

Aset Tidak Lancar

1,080,382 1,081,980 985,091 880,472.04 164,942.4 Non-Current asset

TOTAL ASET

1,223,993 1,348,783 1,343,311 1,222,513.3 426,608.4 TOTAL ASSETS

Liabilitas jk.Panjang

1,398 724 535 161 0,0 Non Current Liabilities

Liabilitas Jk.Pendek

1.291.137 1,321,364 1,243,255 1,066,702.4 372,563.1 Currents Liabilities

TOTAL LIABILITAS

1.292.535 1,322,088 1,243,790 1,066,863.4 372,563.1 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas (68.542) 26,695 99,521 155,649.9 54,045.35 Equity Modal Kerja Bersih

(1,148,924) (1,054,561) (885,035)

(724,661.1)

(110,897.1)

Net Working Capital

Laporan Pendapatan Komprehensif Dalam Jutaan Rupiah (Comprehensif Income Statement) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Penjualan 3,398,57

3 3,252,32

8 2,535,73

6 3,021,903.

2 1,506,068.

6 Sales

Beban Usaha

3,470,153

3,321,963

2,530,008

2,888,871.1

1,496,708.0

Operating Expenses

Laba Usaha (71,580)

(69,635)

5,728

133,032.1

9,360.67

Earning From Operations

Penghasilan (Beban) Lain-Lain Bersih

(23,666)

(3,238) 728 3,414.1 3,119.7 Others Net Income/ (Expense)

Laba Sebelum Pajak

(95,246)

(72,873) 6,456 136,446.2 12,480.3 Earning Befor Tax

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

(95,237)

(72,826) 4,29 101,604.5 9,073.00 ComprehensifIncome For The Year

Rasio Keuangan 2015 2014 2013 2012 2011 Rasio Kas 1.07 0.41 1.96 8.2 13.5 Cash Ratio Rasio Lancar (%)

11.12 20.19 28.81 32.1 70.2 Current Ratio

Perputaran Total Aset (%)

277.66 241.13 188,77

247.2 353.0 Total Asset Turn Over

Rasio Modal Sendiri Terhadap Modal aktiva

(5.6) 1.98 7.41 12.7 12.7 Ratio Owner’s Equity to Fixed Assets

Rasio Hutang Terhadap Harta

105.60 98.02 92.59 87.27 87.33 Total Debt to Asset Ratio

7.1 Neraca

7.1.1 Aset

Realisasi total Aset hingga akhir semester II 2015 mencapai Rp1,3 triliun atau 38,24% dari anggaran Desember 2015 sebesar Rp 3.4 triliun. Tidak tercapainya realisasi asset dibandingkan dengan anggarannya disebabkan oleh adanya pengikatan cadangan batubara jangka panjang yang sampai saat ini masih menunggu proses persetujuan SHL dari pemegang saham. Dalam perkembangannya, asset perusahaan terbagi menjadi asset lancar dan asset tidak lancar. Asset lancar perusahaan pada semester II 2015 ini menunjukkan angka 143.6 miliar atau sebesar 27 % dari target RKAP 2015 yakni sebesar 531.8 miliar. Adapun perincian asset lancar sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas, hingga akhir semester II 2015 saldo kas dan setara kas yang sudah sesuai dengan hasil rekonsiliasi bank dan opname kas yakni sebesar 13.8 miliar atau sebesar 5.8 % dari target RKAP 2015.

b. Persediaan batubara, yakni sebesar 20.4 miliar sudah sesuai dengan stock opname fisik di lapangan.

c. Piutang usaha dengan afiliasi sebesar 32.3 miliar yang merupakan piutang kepada PT.PLN batam.

d. Biaya Yang dibayar dimuka & Uang muka (Jk.Pendek), sebesar 61,3 miliar merupakan biaya Pemberi Tugasan batubara (sesuai termin dalam kontrak) yang akan diperhitungkan setelah batubara sampai di PLTU dan uang muka untuk kerjasama produksi batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara ada di stockpile, juga biaya angkutan laut untuk pasokan batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara tiba dipelabuhan tujuan.

Asset tidak lancar perusahaan senilai 1.08 triliun atau sama dengan 35.13% dibandingkan dengan target 2015 yakni sebesar 3.10 triliun. Adapun rincian saldo asset tidak lancar lainnya adalah sebagai berikut:

a. Asset tetap, yakni sebesar 7 juta yang merupakan perlengkapan umum per 31 desember 2015. Sampai dengan akhir tahun 2015, perusahaan belum menambah pembelian maupun relokasi aktiva tetap.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA35Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 34

Ikhtisar Keuangan/Financial Highlight

Laporan Posisi Keuangan PLN Batubara Dalam Jutaan Rupiah (Statements Of Financial Position) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Aset Lancar

143.611 266,803 358,22 342,041.3 261,666.01

Current Asset

Aset Tidak Lancar

1,080,382 1,081,980 985,091 880,472.04 164,942.4 Non-Current asset

TOTAL ASET

1,223,993 1,348,783 1,343,311 1,222,513.3 426,608.4 TOTAL ASSETS

Liabilitas jk.Panjang

1,398 724 535 161 0,0 Non Current Liabilities

Liabilitas Jk.Pendek

1.291.137 1,321,364 1,243,255 1,066,702.4 372,563.1 Currents Liabilities

TOTAL LIABILITAS

1.292.535 1,322,088 1,243,790 1,066,863.4 372,563.1 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas (68.542) 26,695 99,521 155,649.9 54,045.35 Equity Modal Kerja Bersih

(1,148,924) (1,054,561) (885,035)

(724,661.1)

(110,897.1)

Net Working Capital

Laporan Pendapatan Komprehensif

Dalam Jutaan Rupiah (Comprehensif Income Statement) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Penjualan 3,398,573 3,252,328 2,535,736 3,021,903.2 1,506,068.6 Sales Beban Usaha 3,470,153 3,321,963 2,530,008 2,888,871.1 1,496,708.0 Operating

Expenses Laba Usaha (71,580) (69,635) 5,728 133,032.1 9,360.67 Earning From

Operations Penghasilan (Beban) Lain-Lain Bersih

(23,666) (3,238) 728 3,414.1 3,119.7

Others Net Income/ (Expense)

Laba Sebelum Pajak

(95,246) (72,873) 6,456 136,446.2 12,480.3 Earning Befor Tax

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

(95,237) (72,826) 4,29 101,604.5 9,073.00

ComprehensifIncome For The Year

(Statements Of Financial Position) (in million rupiah) 2015 2014 2013 2012 2011 Aset Lancar

143.611 266,803 358,22 342,041.3 261,666.01

Current Asset

Aset Tidak Lancar

1,080,382 1,081,980 985,091 880,472.04 164,942.4 Non-Current asset

TOTAL ASET

1,223,993 1,348,783 1,343,311 1,222,513.3 426,608.4 TOTAL ASSETS

Liabilitas jk.Panjang

1,398 724 535 161 0,0 Non Current Liabilities

Liabilitas Jk.Pendek

1.291.137 1,321,364 1,243,255 1,066,702.4 372,563.1 Currents Liabilities

TOTAL LIABILITAS

1.292.535 1,322,088 1,243,790 1,066,863.4 372,563.1 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas (68.542) 26,695 99,521 155,649.9 54,045.35 Equity Modal Kerja Bersih

(1,148,924) (1,054,561) (885,035)

(724,661.1)

(110,897.1)

Net Working Capital

Laporan Pendapatan Komprehensif Dalam Jutaan Rupiah (Comprehensif Income Statement) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Penjualan 3,398,57

3 3,252,32

8 2,535,73

6 3,021,903.

2 1,506,068.

6 Sales

Beban Usaha

3,470,153

3,321,963

2,530,008

2,888,871.1

1,496,708.0

Operating Expenses

Laba Usaha (71,580)

(69,635)

5,728

133,032.1

9,360.67

Earning From Operations

Penghasilan (Beban) Lain-Lain Bersih

(23,666)

(3,238) 728 3,414.1 3,119.7 Others Net Income/ (Expense)

Laba Sebelum Pajak

(95,246)

(72,873) 6,456 136,446.2 12,480.3 Earning Befor Tax

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

(95,237)

(72,826) 4,29 101,604.5 9,073.00 ComprehensifIncome For The Year

Rasio Keuangan 2015 2014 2013 2012 2011 Rasio Kas 1.07 0.41 1.96 8.2 13.5 Cash Ratio Rasio Lancar (%)

11.12 20.19 28.81 32.1 70.2 Current Ratio

Perputaran Total Aset (%)

277.66 241.13 188,77

247.2 353.0 Total Asset Turn Over

Rasio Modal Sendiri Terhadap Modal aktiva

(5.6) 1.98 7.41 12.7 12.7 Ratio Owner’s Equity to Fixed Assets

Rasio Hutang Terhadap Harta

105.60 98.02 92.59 87.27 87.33 Total Debt to Asset Ratio

7.1 Neraca

7.1.1 Aset

Realisasi total Aset hingga akhir semester II 2015 mencapai Rp1,3 triliun atau 38,24% dari anggaran Desember 2015 sebesar Rp 3.4 triliun. Tidak tercapainya realisasi asset dibandingkan dengan anggarannya disebabkan oleh adanya pengikatan cadangan batubara jangka panjang yang sampai saat ini masih menunggu proses persetujuan SHL dari pemegang saham. Dalam perkembangannya, asset perusahaan terbagi menjadi asset lancar dan asset tidak lancar. Asset lancar perusahaan pada semester II 2015 ini menunjukkan angka 143.6 miliar atau sebesar 27 % dari target RKAP 2015 yakni sebesar 531.8 miliar. Adapun perincian asset lancar sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas, hingga akhir semester II 2015 saldo kas dan setara kas yang sudah sesuai dengan hasil rekonsiliasi bank dan opname kas yakni sebesar 13.8 miliar atau sebesar 5.8 % dari target RKAP 2015.

b. Persediaan batubara, yakni sebesar 20.4 miliar sudah sesuai dengan stock opname fisik di lapangan.

c. Piutang usaha dengan afiliasi sebesar 32.3 miliar yang merupakan piutang kepada PT.PLN batam.

d. Biaya Yang dibayar dimuka & Uang muka (Jk.Pendek), sebesar 61,3 miliar merupakan biaya Pemberi Tugasan batubara (sesuai termin dalam kontrak) yang akan diperhitungkan setelah batubara sampai di PLTU dan uang muka untuk kerjasama produksi batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara ada di stockpile, juga biaya angkutan laut untuk pasokan batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara tiba dipelabuhan tujuan.

Asset tidak lancar perusahaan senilai 1.08 triliun atau sama dengan 35.13% dibandingkan dengan target 2015 yakni sebesar 3.10 triliun. Adapun rincian saldo asset tidak lancar lainnya adalah sebagai berikut:

a. Asset tetap, yakni sebesar 7 juta yang merupakan perlengkapan umum per 31 desember 2015. Sampai dengan akhir tahun 2015, perusahaan belum menambah pembelian maupun relokasi aktiva tetap.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA35Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 34

Rasio Keuangan

2015 2014 2013 2012 2011 Rasio Kas 1.07 0.41 1.96 8.2 13.5 Cash Ratio Rasio Lancar (%) 11.12 20.19 28.81 32.1 70.2 Current Ratio

Perputaran Total Aset (%) 277.66 241.13 188,77 247.2 353.0 Total Asset

Turn Over Rasio Modal Sendiri Terhadap Modal aktiva

(5.6) 1.98 7.41 12.7 12.7

Ratio Owner’s Equity to Fixed Assets

Rasio Hutang Terhadap Harta

105.60 98.02 92.59 87.27 87.33 Total Debt to Asset Ratio

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA35Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 34

(Statements Of Financial Position) (in million rupiah) 2015 2014 2013 2012 2011 Aset Lancar

143.611 266,803 358,22 342,041.3 261,666.01

Current Asset

Aset Tidak Lancar

1,080,382 1,081,980 985,091 880,472.04 164,942.4 Non-Current asset

TOTAL ASET

1,223,993 1,348,783 1,343,311 1,222,513.3 426,608.4 TOTAL ASSETS

Liabilitas jk.Panjang

1,398 724 535 161 0,0 Non Current Liabilities

Liabilitas Jk.Pendek

1.291.137 1,321,364 1,243,255 1,066,702.4 372,563.1 Currents Liabilities

TOTAL LIABILITAS

1.292.535 1,322,088 1,243,790 1,066,863.4 372,563.1 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas (68.542) 26,695 99,521 155,649.9 54,045.35 Equity Modal Kerja Bersih

(1,148,924) (1,054,561) (885,035)

(724,661.1)

(110,897.1)

Net Working Capital

Laporan Pendapatan Komprehensif Dalam Jutaan Rupiah (Comprehensif Income Statement) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Penjualan 3,398,57

3 3,252,32

8 2,535,73

6 3,021,903.

2 1,506,068.

6 Sales

Beban Usaha

3,470,153

3,321,963

2,530,008

2,888,871.1

1,496,708.0

Operating Expenses

Laba Usaha (71,580)

(69,635)

5,728

133,032.1

9,360.67

Earning From Operations

Penghasilan (Beban) Lain-Lain Bersih

(23,666)

(3,238) 728 3,414.1 3,119.7 Others Net Income/ (Expense)

Laba Sebelum Pajak

(95,246)

(72,873) 6,456 136,446.2 12,480.3 Earning Befor Tax

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

(95,237)

(72,826) 4,29 101,604.5 9,073.00 ComprehensifIncome For The Year

Rasio Keuangan 2015 2014 2013 2012 2011 Rasio Kas 1.07 0.41 1.96 8.2 13.5 Cash Ratio Rasio Lancar (%)

11.12 20.19 28.81 32.1 70.2 Current Ratio

Perputaran Total Aset (%)

277.66 241.13 188,77

247.2 353.0 Total Asset Turn Over

Rasio Modal Sendiri Terhadap Modal aktiva

(5.6) 1.98 7.41 12.7 12.7 Ratio Owner’s Equity to Fixed Assets

Rasio Hutang Terhadap Harta

105.60 98.02 92.59 87.27 87.33 Total Debt to Asset Ratio

7.1 Neraca

7.1.1 Aset

Realisasi total Aset hingga akhir semester II 2015 mencapai Rp1,3 triliun atau 38,24% dari anggaran Desember 2015 sebesar Rp 3.4 triliun. Tidak tercapainya realisasi asset dibandingkan dengan anggarannya disebabkan oleh adanya pengikatan cadangan batubara jangka panjang yang sampai saat ini masih menunggu proses persetujuan SHL dari pemegang saham. Dalam perkembangannya, asset perusahaan terbagi menjadi asset lancar dan asset tidak lancar. Asset lancar perusahaan pada semester II 2015 ini menunjukkan angka 143.6 miliar atau sebesar 27 % dari target RKAP 2015 yakni sebesar 531.8 miliar. Adapun perincian asset lancar sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas, hingga akhir semester II 2015 saldo kas dan setara kas yang sudah sesuai dengan hasil rekonsiliasi bank dan opname kas yakni sebesar 13.8 miliar atau sebesar 5.8 % dari target RKAP 2015.

b. Persediaan batubara, yakni sebesar 20.4 miliar sudah sesuai dengan stock opname fisik di lapangan.

c. Piutang usaha dengan afiliasi sebesar 32.3 miliar yang merupakan piutang kepada PT.PLN batam.

d. Biaya Yang dibayar dimuka & Uang muka (Jk.Pendek), sebesar 61,3 miliar merupakan biaya Pemberi Tugasan batubara (sesuai termin dalam kontrak) yang akan diperhitungkan setelah batubara sampai di PLTU dan uang muka untuk kerjasama produksi batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara ada di stockpile, juga biaya angkutan laut untuk pasokan batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara tiba dipelabuhan tujuan.

Asset tidak lancar perusahaan senilai 1.08 triliun atau sama dengan 35.13% dibandingkan dengan target 2015 yakni sebesar 3.10 triliun. Adapun rincian saldo asset tidak lancar lainnya adalah sebagai berikut:

a. Asset tetap, yakni sebesar 7 juta yang merupakan perlengkapan umum per 31 desember 2015. Sampai dengan akhir tahun 2015, perusahaan belum menambah pembelian maupun relokasi aktiva tetap.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA35Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 34

Ikhtisar Keuangan/Financial Highlight

Laporan Posisi Keuangan PLN Batubara Dalam Jutaan Rupiah (Statements Of Financial Position) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Aset Lancar

143.611 266,803 358,22 342,041.3 261,666.01

Current Asset

Aset Tidak Lancar

1,080,382 1,081,980 985,091 880,472.04 164,942.4 Non-Current asset

TOTAL ASET

1,223,993 1,348,783 1,343,311 1,222,513.3 426,608.4 TOTAL ASSETS

Liabilitas jk.Panjang

1,398 724 535 161 0,0 Non Current Liabilities

Liabilitas Jk.Pendek

1.291.137 1,321,364 1,243,255 1,066,702.4 372,563.1 Currents Liabilities

TOTAL LIABILITAS

1.292.535 1,322,088 1,243,790 1,066,863.4 372,563.1 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas (68.542) 26,695 99,521 155,649.9 54,045.35 Equity Modal Kerja Bersih

(1,148,924) (1,054,561) (885,035)

(724,661.1)

(110,897.1)

Net Working Capital

Laporan Pendapatan Komprehensif

Dalam Jutaan Rupiah (Comprehensif Income Statement) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Penjualan 3,398,573 3,252,328 2,535,736 3,021,903.2 1,506,068.6 Sales Beban Usaha 3,470,153 3,321,963 2,530,008 2,888,871.1 1,496,708.0 Operating

Expenses Laba Usaha (71,580) (69,635) 5,728 133,032.1 9,360.67 Earning From

Operations Penghasilan (Beban) Lain-Lain Bersih

(23,666) (3,238) 728 3,414.1 3,119.7

Others Net Income/ (Expense)

Laba Sebelum Pajak

(95,246) (72,873) 6,456 136,446.2 12,480.3 Earning Befor Tax

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

(95,237) (72,826) 4,29 101,604.5 9,073.00

ComprehensifIncome For The Year

(Statements Of Financial Position) (in million rupiah) 2015 2014 2013 2012 2011 Aset Lancar

143.611 266,803 358,22 342,041.3 261,666.01

Current Asset

Aset Tidak Lancar

1,080,382 1,081,980 985,091 880,472.04 164,942.4 Non-Current asset

TOTAL ASET

1,223,993 1,348,783 1,343,311 1,222,513.3 426,608.4 TOTAL ASSETS

Liabilitas jk.Panjang

1,398 724 535 161 0,0 Non Current Liabilities

Liabilitas Jk.Pendek

1.291.137 1,321,364 1,243,255 1,066,702.4 372,563.1 Currents Liabilities

TOTAL LIABILITAS

1.292.535 1,322,088 1,243,790 1,066,863.4 372,563.1 TOTAL LIABILITIES

Ekuitas (68.542) 26,695 99,521 155,649.9 54,045.35 Equity Modal Kerja Bersih

(1,148,924) (1,054,561) (885,035)

(724,661.1)

(110,897.1)

Net Working Capital

Laporan Pendapatan Komprehensif Dalam Jutaan Rupiah (Comprehensif Income Statement) (in million rupiah)

2015 2014 2013 2012 2011 Penjualan 3,398,57

3 3,252,32

8 2,535,73

6 3,021,903.

2 1,506,068.

6 Sales

Beban Usaha

3,470,153

3,321,963

2,530,008

2,888,871.1

1,496,708.0

Operating Expenses

Laba Usaha (71,580)

(69,635)

5,728

133,032.1

9,360.67

Earning From Operations

Penghasilan (Beban) Lain-Lain Bersih

(23,666)

(3,238) 728 3,414.1 3,119.7 Others Net Income/ (Expense)

Laba Sebelum Pajak

(95,246)

(72,873) 6,456 136,446.2 12,480.3 Earning Befor Tax

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

(95,237)

(72,826) 4,29 101,604.5 9,073.00 ComprehensifIncome For The Year

Rasio Keuangan 2015 2014 2013 2012 2011 Rasio Kas 1.07 0.41 1.96 8.2 13.5 Cash Ratio Rasio Lancar (%)

11.12 20.19 28.81 32.1 70.2 Current Ratio

Perputaran Total Aset (%)

277.66 241.13 188,77

247.2 353.0 Total Asset Turn Over

Rasio Modal Sendiri Terhadap Modal aktiva

(5.6) 1.98 7.41 12.7 12.7 Ratio Owner’s Equity to Fixed Assets

Rasio Hutang Terhadap Harta

105.60 98.02 92.59 87.27 87.33 Total Debt to Asset Ratio

7.1 Neraca

7.1.1 Aset

Realisasi total Aset hingga akhir semester II 2015 mencapai Rp1,3 triliun atau 38,24% dari anggaran Desember 2015 sebesar Rp 3.4 triliun. Tidak tercapainya realisasi asset dibandingkan dengan anggarannya disebabkan oleh adanya pengikatan cadangan batubara jangka panjang yang sampai saat ini masih menunggu proses persetujuan SHL dari pemegang saham. Dalam perkembangannya, asset perusahaan terbagi menjadi asset lancar dan asset tidak lancar. Asset lancar perusahaan pada semester II 2015 ini menunjukkan angka 143.6 miliar atau sebesar 27 % dari target RKAP 2015 yakni sebesar 531.8 miliar. Adapun perincian asset lancar sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas, hingga akhir semester II 2015 saldo kas dan setara kas yang sudah sesuai dengan hasil rekonsiliasi bank dan opname kas yakni sebesar 13.8 miliar atau sebesar 5.8 % dari target RKAP 2015.

b. Persediaan batubara, yakni sebesar 20.4 miliar sudah sesuai dengan stock opname fisik di lapangan.

c. Piutang usaha dengan afiliasi sebesar 32.3 miliar yang merupakan piutang kepada PT.PLN batam.

d. Biaya Yang dibayar dimuka & Uang muka (Jk.Pendek), sebesar 61,3 miliar merupakan biaya Pemberi Tugasan batubara (sesuai termin dalam kontrak) yang akan diperhitungkan setelah batubara sampai di PLTU dan uang muka untuk kerjasama produksi batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara ada di stockpile, juga biaya angkutan laut untuk pasokan batubara yang akan diperhitungkan setelah batubara tiba dipelabuhan tujuan.

Asset tidak lancar perusahaan senilai 1.08 triliun atau sama dengan 35.13% dibandingkan dengan target 2015 yakni sebesar 3.10 triliun. Adapun rincian saldo asset tidak lancar lainnya adalah sebagai berikut:

a. Asset tetap, yakni sebesar 7 juta yang merupakan perlengkapan umum per 31 desember 2015. Sampai dengan akhir tahun 2015, perusahaan belum menambah pembelian maupun relokasi aktiva tetap.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA35Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 34

Rasio Keuangan

2015 2014 2013 2012 2011 Rasio Kas 1.07 0.41 1.96 8.2 13.5 Cash Ratio Rasio Lancar (%) 11.12 20.19 28.81 32.1 70.2 Current Ratio

Perputaran Total Aset (%) 277.66 241.13 188,77 247.2 353.0 Total Asset

Turn Over Rasio Modal Sendiri Terhadap Modal aktiva

(5.6) 1.98 7.41 12.7 12.7

Ratio Owner’s Equity to Fixed Assets

Rasio Hutang Terhadap Harta

105.60 98.02 92.59 87.27 87.33 Total Debt to Asset Ratio

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA35Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 34

Page 20: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

b. Beban ditangguhkan yakni sebesar 171 miliar yang merupakan biaya terkait beban atas perolehan hak eksplorasi, kajian topografi, geologi, geokimia & geofisika, pengeboran eksplorasi, pemantau, dll.

c. Uang muka pengikatan Pemberi Tugasan batubara sebesar 823,3 miliar yang merupakan biaya terkait pengikatan cadangan batubara.

d. Piutang Lain-Lain Jk.Panjang, sebesar 37.2 miliar yang diantaranya terdiri dari jaminan reklamasi sebesar 1.6 miliar, insfrastruktur CV.Dian Purnama 25.5 miliar, Pengembangan sistem informasi 9.6 miliar, dan aset lain-lain sebesar 597 juta.

e. Asset pajak tangguhan, yakni sebesar 350 juta merupakan pajak atas imbalan pasca kerja.

7.1.2 Ekuitas Dan Kewajiban

a. Ekuitas perusahaan pada semester II 2015 sebesar negatif 68.5 miliar atau sebesar (22.4)% dari target RKAP yakni sebesar 305.5 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi laba/rugi perusahaan.

b. Liabilitas Jangka Panjang, sebesar 1.4 miliar yang merupakan akun penampung atas provisi imbalan pasca kerja tahun 2015 yang nilainya sebesar 1.4 miliar lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014 yakni 724 juta.

c. Liabilitas jangka pendek, totalnya sebesar 1.3 triliun, terdiri dari utang usaha pihak ketiga 453 miliar, utang kepada pihak yang berelasi sebesar 747 miliar (biaya penyediaan batubara yang diterima dari PLN Holding), utang pajak sebesar 3.5 miliar, biaya jasa yang masih harus dibayar sebesar 88 miliar (merupakan biaya penyediaan transport batubara dan biaya operasional perusahaan).

7.2 Laba – Rugi

7.2.1 Pendapatan Usaha

Total pendapatan usaha pada akhir semester II tahun 2015 yakni 3.40 triliun, dibandingkan dengan RKAP tahun 2015 pendapatan usaha hanya tercapai sekitar 44.96 % dengan target sebesar 7.6 triliun. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara dari hasil rakor bulanan (perubahan alokasi sumber pasokan) dan beberapa faktor lain seperti ketidaksiapan mesin PLTU akibat dalam masa pemeliharaan atau mesin gangguan, ketidaksiapan pelabuhan bongkar, dan PLTU yang belum COD.

7.2.2 Biaya Usaha

Biaya usaha tahun 2015 sebesar 3.43 triliun rupiah sementara target Biaya usaha dalam RKAP 2015 sebesar 7.34 triliun. hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha tahun 2015 belum mencapai target yang disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara didalam rakor bulanan. Adapun komponen yang ada didalam biaya usaha (Beban Pokok Penyediaan batubara) adalah Beban Penyediaan Batubara yang dipasok ke PLTU PLN terdiri dari Harga Beli batubara, transportasi darat/hauling/laut, biaya perjalanan dinas ke lokasi tambang/PLTU, biaya pengawasan yang dilakukan oleh Surveyor Indonesia serta komponen pendukung lainnya yang terkait langsung dengan kegiatan operasional.

7.2.3 Biaya Umum dan Administrasi:

b. Beban ditangguhkan yakni sebesar 171 miliar yang merupakan biaya terkait beban atas perolehan hak eksplorasi, kajian topografi, geologi, geokimia & geofisika, pengeboran eksplorasi, pemantau, dll.

c. Uang muka pengikatan Pemberi Tugasan batubara sebesar 823,3 miliar yang merupakan biaya terkait pengikatan cadangan batubara.

d. Piutang Lain-Lain Jk.Panjang, sebesar 37.2 miliar yang diantaranya terdiri dari jaminan reklamasi sebesar 1.6 miliar, insfrastruktur CV.Dian Purnama 25.5 miliar, Pengembangan sistem informasi 9.6 miliar, dan aset lain-lain sebesar 597 juta.

e. Asset pajak tangguhan, yakni sebesar 350 juta merupakan pajak atas imbalan pasca kerja.

7.1.2 Ekuitas Dan Kewajiban

a. Ekuitas perusahaan pada semester II 2015 sebesar negatif 68.5 miliar atau sebesar (22.4)% dari target RKAP yakni sebesar 305.5 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi laba/rugi perusahaan.

b. Liabilitas Jangka Panjang, sebesar 1.4 miliar yang merupakan akun penampung atas provisi imbalan pasca kerja tahun 2015 yang nilainya sebesar 1.4 miliar lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014 yakni 724 juta.

c. Liabilitas jangka pendek, totalnya sebesar 1.3 triliun, terdiri dari utang usaha pihak ketiga 453 miliar, utang kepada pihak yang berelasi sebesar 747 miliar (biaya penyediaan batubara yang diterima dari PLN Holding), utang pajak sebesar 3.5 miliar, biaya jasa yang masih harus dibayar sebesar 88 miliar (merupakan biaya penyediaan transport batubara dan biaya operasional perusahaan).

7.2 Laba – Rugi

7.2.1 Pendapatan Usaha

Total pendapatan usaha pada akhir semester II tahun 2015 yakni 3.40 triliun, dibandingkan dengan RKAP tahun 2015 pendapatan usaha hanya tercapai sekitar 44.96 % dengan target sebesar 7.6 triliun. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara dari hasil rakor bulanan (perubahan alokasi sumber pasokan) dan beberapa faktor lain seperti ketidaksiapan mesin PLTU akibat dalam masa pemeliharaan atau mesin gangguan, ketidaksiapan pelabuhan bongkar, dan PLTU yang belum COD.

7.2.2 Biaya Usaha

Biaya usaha tahun 2015 sebesar 3.43 triliun rupiah sementara target Biaya usaha dalam RKAP 2015 sebesar 7.34 triliun. hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha tahun 2015 belum mencapai target yang disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara didalam rakor bulanan. Adapun komponen yang ada didalam biaya usaha (Beban Pokok Penyediaan batubara) adalah Beban Penyediaan Batubara yang dipasok ke PLTU PLN terdiri dari Harga Beli batubara, transportasi darat/hauling/laut, biaya perjalanan dinas ke lokasi tambang/PLTU, biaya pengawasan yang dilakukan oleh Surveyor Indonesia serta komponen pendukung lainnya yang terkait langsung dengan kegiatan operasional.

7.2.3 Biaya Umum dan Administrasi: a. Biaya Kepegawaian, sebesar 14.5 miliar atau 62.78 % dari target. Deviasi

biaya pegawai dibandingkan dengan rencana terutama karena jumlah pegawai yang diperbantukan dari PLN belum sesuai dengan rencana dan jumlah tenaga organik yang direncanakan masih belum terealisasi (rencana pegawai di tahun 2015, yakni 28 orang pegawai anorganik dan 47 orang pegawai organik). Pada saat ini jumlah pegawai yang berasal dari PLN (anorganik) sebanyak 14 orang pegawai, pegawai organik 30 orang.

b. Biaya Pemeliharaan, sebesar 4.6 miliar atau 66.93% dari target. Biaya pemeliharaan terdiri dari sewa kendaraan operasional, sewa perlengkapan kantor (komputer) termasuk kerjasama dengan ICON+ untuk sewa jaringan/ server dan perbaikan perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan Perusahaan.

c. Biaya Administrasi sebesar 16.5 miliar mencapai 98.80% dari target. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada beban operasional dan biaya jasa konsultan dalam memperkuat usaha penyediaan batubara. Biaya administrasi sebesar Rp16.5 miliar terdiri dari biaya Jasa Konsultan sebesar Rp3.6 miliar, biaya sewa kantor sebesar Rp3.1 miliar,biaya honorarium Rp 912 juta (jasa Tenaga Outsorcing), dan biaya lain-lain sebesar Rp4.6 miliar (telekomunikasi, konsumsi, dan supplies & atk kantor).

Strategi pengendalian biaya administrasi adalah dengan mengurangi kegiatan yang tidak ada korelasinya langsung dengan kegiatan penyediaan batubara, misalnya honorarium dan biaya perjalanan dinas, dan lain-lain.

7.3 Pendapatan/Beban Lain-Lain

Pendapatan Lain-Lain sebesar 3.9 miliar atau 648.9% dari target Desember 2015 sebesar 600 juta. Kenaikan pendapatan di luar usaha diperoleh dari pendapatan jasa giro dan pendapatan lain-lain.

7.4 Arus kas Saldo kas sebesar 13.8 miliar atau 5.75 % dari target Desember 2015 yang sebesar 240 miliar.

a. Arus Kas Bersih. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi (selisih antara penerimaan dari hasil penjualan dibandingkan dengan pengeluaran untuk biaya-biaya) positif sebesar 22.5 miliar.

b. Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi. Arus kas untuk aktivitas investasi negatif sebesar Rp14.1 miliar. Nilai negative untuk aktivitas investasi tersebut disebabkan karena deposit cadangan batubara yang telah dibayar oleh Perusahaan masih menggunakan dana dari aktivitas operasi (sampai dengan 31 Desember 2015 masih menyiapkan dokumen pendukung pengajuan SHL).

c. Arus Kas Untuk Aktivitas Pendanaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar nol rupiah (merupakan penambahan utang dari pihak terkait).

d. Saldo Awal Kas /Bank. Saldo awal kas per 1 Januari 2015 sebesar 5.4 miliar. e. Saldo Akhir Kas /Bank. Saldo akhir kas per 31 Desember 2015 sebesar 13.8

miliar.

7.5 Pajak Dan Deviden Sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tetapan Pajak (SPT) Badan tertanggal 30 April 2015 tentang ketetapan Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2015. Perusahaan sampai dengan bulan Desember 2015 telah membayar angsuran PPh Badan (Pajak Penghasilan) sebesar Rp2,9 miliar

7.6 Rasio Keuangan

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA37Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 36

b. Beban ditangguhkan yakni sebesar 171 miliar yang merupakan biaya terkait beban atas perolehan hak eksplorasi, kajian topografi, geologi, geokimia & geofisika, pengeboran eksplorasi, pemantau, dll.

c. Uang muka pengikatan Pemberi Tugasan batubara sebesar 823,3 miliar yang merupakan biaya terkait pengikatan cadangan batubara.

d. Piutang Lain-Lain Jk.Panjang, sebesar 37.2 miliar yang diantaranya terdiri dari jaminan reklamasi sebesar 1.6 miliar, insfrastruktur CV.Dian Purnama 25.5 miliar, Pengembangan sistem informasi 9.6 miliar, dan aset lain-lain sebesar 597 juta.

e. Asset pajak tangguhan, yakni sebesar 350 juta merupakan pajak atas imbalan pasca kerja.

7.1.2 Ekuitas Dan Kewajiban

a. Ekuitas perusahaan pada semester II 2015 sebesar negatif 68.5 miliar atau sebesar (22.4)% dari target RKAP yakni sebesar 305.5 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi laba/rugi perusahaan.

b. Liabilitas Jangka Panjang, sebesar 1.4 miliar yang merupakan akun penampung atas provisi imbalan pasca kerja tahun 2015 yang nilainya sebesar 1.4 miliar lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014 yakni 724 juta.

c. Liabilitas jangka pendek, totalnya sebesar 1.3 triliun, terdiri dari utang usaha pihak ketiga 453 miliar, utang kepada pihak yang berelasi sebesar 747 miliar (biaya penyediaan batubara yang diterima dari PLN Holding), utang pajak sebesar 3.5 miliar, biaya jasa yang masih harus dibayar sebesar 88 miliar (merupakan biaya penyediaan transport batubara dan biaya operasional perusahaan).

7.2 Laba – Rugi

7.2.1 Pendapatan Usaha

Total pendapatan usaha pada akhir semester II tahun 2015 yakni 3.40 triliun, dibandingkan dengan RKAP tahun 2015 pendapatan usaha hanya tercapai sekitar 44.96 % dengan target sebesar 7.6 triliun. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara dari hasil rakor bulanan (perubahan alokasi sumber pasokan) dan beberapa faktor lain seperti ketidaksiapan mesin PLTU akibat dalam masa pemeliharaan atau mesin gangguan, ketidaksiapan pelabuhan bongkar, dan PLTU yang belum COD.

7.2.2 Biaya Usaha

Biaya usaha tahun 2015 sebesar 3.43 triliun rupiah sementara target Biaya usaha dalam RKAP 2015 sebesar 7.34 triliun. hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha tahun 2015 belum mencapai target yang disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara didalam rakor bulanan. Adapun komponen yang ada didalam biaya usaha (Beban Pokok Penyediaan batubara) adalah Beban Penyediaan Batubara yang dipasok ke PLTU PLN terdiri dari Harga Beli batubara, transportasi darat/hauling/laut, biaya perjalanan dinas ke lokasi tambang/PLTU, biaya pengawasan yang dilakukan oleh Surveyor Indonesia serta komponen pendukung lainnya yang terkait langsung dengan kegiatan operasional.

7.2.3 Biaya Umum dan Administrasi:

b. Beban ditangguhkan yakni sebesar 171 miliar yang merupakan biaya terkait beban atas perolehan hak eksplorasi, kajian topografi, geologi, geokimia & geofisika, pengeboran eksplorasi, pemantau, dll.

c. Uang muka pengikatan Pemberi Tugasan batubara sebesar 823,3 miliar yang merupakan biaya terkait pengikatan cadangan batubara.

d. Piutang Lain-Lain Jk.Panjang, sebesar 37.2 miliar yang diantaranya terdiri dari jaminan reklamasi sebesar 1.6 miliar, insfrastruktur CV.Dian Purnama 25.5 miliar, Pengembangan sistem informasi 9.6 miliar, dan aset lain-lain sebesar 597 juta.

e. Asset pajak tangguhan, yakni sebesar 350 juta merupakan pajak atas imbalan pasca kerja.

7.1.2 Ekuitas Dan Kewajiban

a. Ekuitas perusahaan pada semester II 2015 sebesar negatif 68.5 miliar atau sebesar (22.4)% dari target RKAP yakni sebesar 305.5 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi laba/rugi perusahaan.

b. Liabilitas Jangka Panjang, sebesar 1.4 miliar yang merupakan akun penampung atas provisi imbalan pasca kerja tahun 2015 yang nilainya sebesar 1.4 miliar lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014 yakni 724 juta.

c. Liabilitas jangka pendek, totalnya sebesar 1.3 triliun, terdiri dari utang usaha pihak ketiga 453 miliar, utang kepada pihak yang berelasi sebesar 747 miliar (biaya penyediaan batubara yang diterima dari PLN Holding), utang pajak sebesar 3.5 miliar, biaya jasa yang masih harus dibayar sebesar 88 miliar (merupakan biaya penyediaan transport batubara dan biaya operasional perusahaan).

7.2 Laba – Rugi

7.2.1 Pendapatan Usaha

Total pendapatan usaha pada akhir semester II tahun 2015 yakni 3.40 triliun, dibandingkan dengan RKAP tahun 2015 pendapatan usaha hanya tercapai sekitar 44.96 % dengan target sebesar 7.6 triliun. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara dari hasil rakor bulanan (perubahan alokasi sumber pasokan) dan beberapa faktor lain seperti ketidaksiapan mesin PLTU akibat dalam masa pemeliharaan atau mesin gangguan, ketidaksiapan pelabuhan bongkar, dan PLTU yang belum COD.

7.2.2 Biaya Usaha

Biaya usaha tahun 2015 sebesar 3.43 triliun rupiah sementara target Biaya usaha dalam RKAP 2015 sebesar 7.34 triliun. hal ini menunjukkan bahwa biaya usaha tahun 2015 belum mencapai target yang disebabkan oleh terbatasnya kuota pasokan batubara didalam rakor bulanan. Adapun komponen yang ada didalam biaya usaha (Beban Pokok Penyediaan batubara) adalah Beban Penyediaan Batubara yang dipasok ke PLTU PLN terdiri dari Harga Beli batubara, transportasi darat/hauling/laut, biaya perjalanan dinas ke lokasi tambang/PLTU, biaya pengawasan yang dilakukan oleh Surveyor Indonesia serta komponen pendukung lainnya yang terkait langsung dengan kegiatan operasional.

7.2.3 Biaya Umum dan Administrasi: a. Biaya Kepegawaian, sebesar 14.5 miliar atau 62.78 % dari target. Deviasi

biaya pegawai dibandingkan dengan rencana terutama karena jumlah pegawai yang diperbantukan dari PLN belum sesuai dengan rencana dan jumlah tenaga organik yang direncanakan masih belum terealisasi (rencana pegawai di tahun 2015, yakni 28 orang pegawai anorganik dan 47 orang pegawai organik). Pada saat ini jumlah pegawai yang berasal dari PLN (anorganik) sebanyak 14 orang pegawai, pegawai organik 30 orang.

b. Biaya Pemeliharaan, sebesar 4.6 miliar atau 66.93% dari target. Biaya pemeliharaan terdiri dari sewa kendaraan operasional, sewa perlengkapan kantor (komputer) termasuk kerjasama dengan ICON+ untuk sewa jaringan/ server dan perbaikan perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan Perusahaan.

c. Biaya Administrasi sebesar 16.5 miliar mencapai 98.80% dari target. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada beban operasional dan biaya jasa konsultan dalam memperkuat usaha penyediaan batubara. Biaya administrasi sebesar Rp16.5 miliar terdiri dari biaya Jasa Konsultan sebesar Rp3.6 miliar, biaya sewa kantor sebesar Rp3.1 miliar,biaya honorarium Rp 912 juta (jasa Tenaga Outsorcing), dan biaya lain-lain sebesar Rp4.6 miliar (telekomunikasi, konsumsi, dan supplies & atk kantor).

Strategi pengendalian biaya administrasi adalah dengan mengurangi kegiatan yang tidak ada korelasinya langsung dengan kegiatan penyediaan batubara, misalnya honorarium dan biaya perjalanan dinas, dan lain-lain.

7.3 Pendapatan/Beban Lain-Lain

Pendapatan Lain-Lain sebesar 3.9 miliar atau 648.9% dari target Desember 2015 sebesar 600 juta. Kenaikan pendapatan di luar usaha diperoleh dari pendapatan jasa giro dan pendapatan lain-lain.

7.4 Arus kas Saldo kas sebesar 13.8 miliar atau 5.75 % dari target Desember 2015 yang sebesar 240 miliar.

a. Arus Kas Bersih. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi (selisih antara penerimaan dari hasil penjualan dibandingkan dengan pengeluaran untuk biaya-biaya) positif sebesar 22.5 miliar.

b. Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi. Arus kas untuk aktivitas investasi negatif sebesar Rp14.1 miliar. Nilai negative untuk aktivitas investasi tersebut disebabkan karena deposit cadangan batubara yang telah dibayar oleh Perusahaan masih menggunakan dana dari aktivitas operasi (sampai dengan 31 Desember 2015 masih menyiapkan dokumen pendukung pengajuan SHL).

c. Arus Kas Untuk Aktivitas Pendanaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar nol rupiah (merupakan penambahan utang dari pihak terkait).

d. Saldo Awal Kas /Bank. Saldo awal kas per 1 Januari 2015 sebesar 5.4 miliar. e. Saldo Akhir Kas /Bank. Saldo akhir kas per 31 Desember 2015 sebesar 13.8

miliar.

7.5 Pajak Dan Deviden Sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tetapan Pajak (SPT) Badan tertanggal 30 April 2015 tentang ketetapan Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2015. Perusahaan sampai dengan bulan Desember 2015 telah membayar angsuran PPh Badan (Pajak Penghasilan) sebesar Rp2,9 miliar

7.6 Rasio Keuangan

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA37Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 36

Page 21: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Beberapa rasio keuangan yang menggambarkan posisi keuangan saat ini sebagai berikut; a. Ratio Liquiditas (current ratio) pada tahun 2015 sebesar 11% sedangkan tahun

2014 sebesar 20.19%. b. Rasio solvabilitas (dengan pendekatan total debt to asset ratio) pada tahun

2015 sebesar 105.60% sedangkan tahun 2014 sebesar 98.02%.

7.7 Informasi dan Fakta Material Setelah Tanggal Laporan Akuntan. Tahun 2015 tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Sehingga tidak ada informasi terkait dengan jenis transaksi dan dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa yang akan datang.

7.8 Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Hutang/Modal

a. Investasi, Biaya Pengikatan cadangan batubara sebesar Rp 848.8 miliar merupakan investasi jangka panjang “Cadangan batubara” dengan model usaha reserve portofolio yang dalam tahun 2015 hasil kajiannya digunakan sebagai dasar pertanggung jawaban dan untuk mengajukan Shareholder Loan kepada Pemegang Saham dalam rangka untuk mengembangkan perusahaan menuju perusahaan yang going concern.

b. Akuisisi, Akuisisi merupakan upaya pengambilalihan kepemilikan saham yang berdampak pada beralihnya pengendalian atas Perusahaan. Pada tahun 2015, perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas akuisisi.

c. Ekspansi, Ekspansi adalah proses pengembangan usaha yang dapat dilakukan dengan beberapa langkah pembiayaan. Pada tahun 2015 perusahaan sudah memasuki tahap meyakinkan pemegang saham atas pengembangan usaha perusahaan dengan pola reserve portofolio menuju pembentukan joint venture company.

d. Divestasi, Divestasi merupakan langkah pengurangan beberapa jenis asset baik dalam bentuk financial maupun barang. Pada tahun 2015 perusahaan dalam kondisi baik dan tidak terdapat aktivitas terkait divestasi.

e. Restrukturisasi Hutang/Modal, Restrukturisasi hutang dan modal adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya pada Bank dengan tujuan untuk penyelamatan hutang sekaligus menyelamatkan usaha debitur untuk memulihkan kesehatan perusahaan.

Pada Tahun 2015 perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas terkait restrukturisasi hutang dan modal.

7.9 Transaksi Benturan Kepentingan.

Perusahaan di tahun 2015 dalam transaksi keuangannya tidak terdapat aktivitas transaksi yang mengandung benturan kepentingan seperti anggota keluarga terdekat yang memiliki pengendalian, duduk sebagai salah satu manajemen kunci di sebuah entitas maupun memiliki pengaruh yang signifikan di entitas tersebut.

Sifat transaksi dengan pihak afiliasi dilakukan dengan cara mereview atas transaksi di entitas melalui proses audit oleh Auditor Independen Price Waterhouse Coopers untuk memastikan tingkat kewajaran transaksi dan kesesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

7.10 Perubahan Peraturan dan Dampaknya terhadap Perusahaan.

Beberapa rasio keuangan yang menggambarkan posisi keuangan saat ini sebagai berikut; a. Ratio Liquiditas (current ratio) pada tahun 2015 sebesar 11% sedangkan tahun

2014 sebesar 20.19%. b. Rasio solvabilitas (dengan pendekatan total debt to asset ratio) pada tahun

2015 sebesar 105.60% sedangkan tahun 2014 sebesar 98.02%.

7.7 Informasi dan Fakta Material Setelah Tanggal Laporan Akuntan. Tahun 2015 tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Sehingga tidak ada informasi terkait dengan jenis transaksi dan dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa yang akan datang.

7.8 Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Hutang/Modal

a. Investasi, Biaya Pengikatan cadangan batubara sebesar Rp 848.8 miliar merupakan investasi jangka panjang “Cadangan batubara” dengan model usaha reserve portofolio yang dalam tahun 2015 hasil kajiannya digunakan sebagai dasar pertanggung jawaban dan untuk mengajukan Shareholder Loan kepada Pemegang Saham dalam rangka untuk mengembangkan perusahaan menuju perusahaan yang going concern.

b. Akuisisi, Akuisisi merupakan upaya pengambilalihan kepemilikan saham yang berdampak pada beralihnya pengendalian atas Perusahaan. Pada tahun 2015, perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas akuisisi.

c. Ekspansi, Ekspansi adalah proses pengembangan usaha yang dapat dilakukan dengan beberapa langkah pembiayaan. Pada tahun 2015 perusahaan sudah memasuki tahap meyakinkan pemegang saham atas pengembangan usaha perusahaan dengan pola reserve portofolio menuju pembentukan joint venture company.

d. Divestasi, Divestasi merupakan langkah pengurangan beberapa jenis asset baik dalam bentuk financial maupun barang. Pada tahun 2015 perusahaan dalam kondisi baik dan tidak terdapat aktivitas terkait divestasi.

e. Restrukturisasi Hutang/Modal, Restrukturisasi hutang dan modal adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya pada Bank dengan tujuan untuk penyelamatan hutang sekaligus menyelamatkan usaha debitur untuk memulihkan kesehatan perusahaan.

Pada Tahun 2015 perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas terkait restrukturisasi hutang dan modal.

7.9 Transaksi Benturan Kepentingan.

Perusahaan di tahun 2015 dalam transaksi keuangannya tidak terdapat aktivitas transaksi yang mengandung benturan kepentingan seperti anggota keluarga terdekat yang memiliki pengendalian, duduk sebagai salah satu manajemen kunci di sebuah entitas maupun memiliki pengaruh yang signifikan di entitas tersebut.

Sifat transaksi dengan pihak afiliasi dilakukan dengan cara mereview atas transaksi di entitas melalui proses audit oleh Auditor Independen Price Waterhouse Coopers untuk memastikan tingkat kewajaran transaksi dan kesesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

7.10 Perubahan Peraturan dan Dampaknya terhadap Perusahaan.

Pada tahun 2015 tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan proses bisnis Perusahaaan.

7.11 Perubahan Kebijakan Akuntansi. Tahun 2015 perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi interprestasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK-IAI) yang tentunya sudah dikonvergensikan ke IFRS yang berlaku secara internasional efektif untuk periode akuntansi per 1 januari 2015. Adapun penerapan yang dilakukan tidak mempengaruhi secara signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, namun dapat mempengaruhi transaksi masa depan atau perjanjian.

7.12 Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian Luar Biasa. Selama tahun 2015 perusahaan tidak mengalami kejadian luar biasa (pos luar biasa)

7.13 Teguran dari lembaga keuangan Sepanjang tahun 2015 perusahaan tidak pernah mendapat teguran dari lembaga keuangan maupu instansi yang berwenang

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA39Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 38

Beberapa rasio keuangan yang menggambarkan posisi keuangan saat ini sebagai berikut; a. Ratio Liquiditas (current ratio) pada tahun 2015 sebesar 11% sedangkan tahun

2014 sebesar 20.19%. b. Rasio solvabilitas (dengan pendekatan total debt to asset ratio) pada tahun

2015 sebesar 105.60% sedangkan tahun 2014 sebesar 98.02%.

7.7 Informasi dan Fakta Material Setelah Tanggal Laporan Akuntan. Tahun 2015 tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Sehingga tidak ada informasi terkait dengan jenis transaksi dan dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa yang akan datang.

7.8 Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Hutang/Modal

a. Investasi, Biaya Pengikatan cadangan batubara sebesar Rp 848.8 miliar merupakan investasi jangka panjang “Cadangan batubara” dengan model usaha reserve portofolio yang dalam tahun 2015 hasil kajiannya digunakan sebagai dasar pertanggung jawaban dan untuk mengajukan Shareholder Loan kepada Pemegang Saham dalam rangka untuk mengembangkan perusahaan menuju perusahaan yang going concern.

b. Akuisisi, Akuisisi merupakan upaya pengambilalihan kepemilikan saham yang berdampak pada beralihnya pengendalian atas Perusahaan. Pada tahun 2015, perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas akuisisi.

c. Ekspansi, Ekspansi adalah proses pengembangan usaha yang dapat dilakukan dengan beberapa langkah pembiayaan. Pada tahun 2015 perusahaan sudah memasuki tahap meyakinkan pemegang saham atas pengembangan usaha perusahaan dengan pola reserve portofolio menuju pembentukan joint venture company.

d. Divestasi, Divestasi merupakan langkah pengurangan beberapa jenis asset baik dalam bentuk financial maupun barang. Pada tahun 2015 perusahaan dalam kondisi baik dan tidak terdapat aktivitas terkait divestasi.

e. Restrukturisasi Hutang/Modal, Restrukturisasi hutang dan modal adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya pada Bank dengan tujuan untuk penyelamatan hutang sekaligus menyelamatkan usaha debitur untuk memulihkan kesehatan perusahaan.

Pada Tahun 2015 perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas terkait restrukturisasi hutang dan modal.

7.9 Transaksi Benturan Kepentingan.

Perusahaan di tahun 2015 dalam transaksi keuangannya tidak terdapat aktivitas transaksi yang mengandung benturan kepentingan seperti anggota keluarga terdekat yang memiliki pengendalian, duduk sebagai salah satu manajemen kunci di sebuah entitas maupun memiliki pengaruh yang signifikan di entitas tersebut.

Sifat transaksi dengan pihak afiliasi dilakukan dengan cara mereview atas transaksi di entitas melalui proses audit oleh Auditor Independen Price Waterhouse Coopers untuk memastikan tingkat kewajaran transaksi dan kesesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

7.10 Perubahan Peraturan dan Dampaknya terhadap Perusahaan.

Beberapa rasio keuangan yang menggambarkan posisi keuangan saat ini sebagai berikut; a. Ratio Liquiditas (current ratio) pada tahun 2015 sebesar 11% sedangkan tahun

2014 sebesar 20.19%. b. Rasio solvabilitas (dengan pendekatan total debt to asset ratio) pada tahun

2015 sebesar 105.60% sedangkan tahun 2014 sebesar 98.02%.

7.7 Informasi dan Fakta Material Setelah Tanggal Laporan Akuntan. Tahun 2015 tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Sehingga tidak ada informasi terkait dengan jenis transaksi dan dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa yang akan datang.

7.8 Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi dan Restrukturisasi Hutang/Modal

a. Investasi, Biaya Pengikatan cadangan batubara sebesar Rp 848.8 miliar merupakan investasi jangka panjang “Cadangan batubara” dengan model usaha reserve portofolio yang dalam tahun 2015 hasil kajiannya digunakan sebagai dasar pertanggung jawaban dan untuk mengajukan Shareholder Loan kepada Pemegang Saham dalam rangka untuk mengembangkan perusahaan menuju perusahaan yang going concern.

b. Akuisisi, Akuisisi merupakan upaya pengambilalihan kepemilikan saham yang berdampak pada beralihnya pengendalian atas Perusahaan. Pada tahun 2015, perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas akuisisi.

c. Ekspansi, Ekspansi adalah proses pengembangan usaha yang dapat dilakukan dengan beberapa langkah pembiayaan. Pada tahun 2015 perusahaan sudah memasuki tahap meyakinkan pemegang saham atas pengembangan usaha perusahaan dengan pola reserve portofolio menuju pembentukan joint venture company.

d. Divestasi, Divestasi merupakan langkah pengurangan beberapa jenis asset baik dalam bentuk financial maupun barang. Pada tahun 2015 perusahaan dalam kondisi baik dan tidak terdapat aktivitas terkait divestasi.

e. Restrukturisasi Hutang/Modal, Restrukturisasi hutang dan modal adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya pada Bank dengan tujuan untuk penyelamatan hutang sekaligus menyelamatkan usaha debitur untuk memulihkan kesehatan perusahaan.

Pada Tahun 2015 perusahaan dalam keadaan baik dan tidak terdapat aktivitas terkait restrukturisasi hutang dan modal.

7.9 Transaksi Benturan Kepentingan.

Perusahaan di tahun 2015 dalam transaksi keuangannya tidak terdapat aktivitas transaksi yang mengandung benturan kepentingan seperti anggota keluarga terdekat yang memiliki pengendalian, duduk sebagai salah satu manajemen kunci di sebuah entitas maupun memiliki pengaruh yang signifikan di entitas tersebut.

Sifat transaksi dengan pihak afiliasi dilakukan dengan cara mereview atas transaksi di entitas melalui proses audit oleh Auditor Independen Price Waterhouse Coopers untuk memastikan tingkat kewajaran transaksi dan kesesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

7.10 Perubahan Peraturan dan Dampaknya terhadap Perusahaan.

Pada tahun 2015 tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan proses bisnis Perusahaaan.

7.11 Perubahan Kebijakan Akuntansi. Tahun 2015 perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi interprestasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK-IAI) yang tentunya sudah dikonvergensikan ke IFRS yang berlaku secara internasional efektif untuk periode akuntansi per 1 januari 2015. Adapun penerapan yang dilakukan tidak mempengaruhi secara signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan, namun dapat mempengaruhi transaksi masa depan atau perjanjian.

7.12 Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian Luar Biasa. Selama tahun 2015 perusahaan tidak mengalami kejadian luar biasa (pos luar biasa)

7.13 Teguran dari lembaga keuangan Sepanjang tahun 2015 perusahaan tidak pernah mendapat teguran dari lembaga keuangan maupu instansi yang berwenang

a. Biaya Kepegawaian, sebesar 14.5 miliar atau 62.78 % dari target. Deviasi biaya pegawai dibandingkan dengan rencana terutama karena jumlah pegawai yang diperbantukan dari PLN belum sesuai dengan rencana dan jumlah tenaga organik yang direncanakan masih belum terealisasi (rencana pegawai di tahun 2015, yakni 28 orang pegawai anorganik dan 47 orang pegawai organik). Pada saat ini jumlah pegawai yang berasal dari PLN (anorganik) sebanyak 14 orang pegawai, pegawai organik 30 orang.

b. Biaya Pemeliharaan, sebesar 4.6 miliar atau 66.93% dari target. Biaya pemeliharaan terdiri dari sewa kendaraan operasional, sewa perlengkapan kantor (komputer) termasuk kerjasama dengan ICON+ untuk sewa jaringan/ server dan perbaikan perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan Perusahaan.

c. Biaya Administrasi sebesar 16.5 miliar mencapai 98.80% dari target. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada beban operasional dan biaya jasa konsultan dalam memperkuat usaha penyediaan batubara. Biaya administrasi sebesar Rp16.5 miliar terdiri dari biaya Jasa Konsultan sebesar Rp3.6 miliar, biaya sewa kantor sebesar Rp3.1 miliar,biaya honorarium Rp 912 juta (jasa Tenaga Outsorcing), dan biaya lain-lain sebesar Rp4.6 miliar (telekomunikasi, konsumsi, dan supplies & atk kantor).

Strategi pengendalian biaya administrasi adalah dengan mengurangi kegiatan yang tidak ada korelasinya langsung dengan kegiatan penyediaan batubara, misalnya honorarium dan biaya perjalanan dinas, dan lain-lain.

7.3 Pendapatan/Beban Lain-Lain

Pendapatan Lain-Lain sebesar 3.9 miliar atau 648.9% dari target Desember 2015 sebesar 600 juta. Kenaikan pendapatan di luar usaha diperoleh dari pendapatan jasa giro dan pendapatan lain-lain.

7.4 Arus kas Saldo kas sebesar 13.8 miliar atau 5.75 % dari target Desember 2015 yang sebesar 240 miliar.

a. Arus Kas Bersih. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi (selisih antara penerimaan dari hasil penjualan dibandingkan dengan pengeluaran untuk biaya-biaya) positif sebesar 22.5 miliar.

b. Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi. Arus kas untuk aktivitas investasi negatif sebesar Rp14.1 miliar. Nilai negative untuk aktivitas investasi tersebut disebabkan karena deposit cadangan batubara yang telah dibayar oleh Perusahaan masih menggunakan dana dari aktivitas operasi (sampai dengan 31 Desember 2015 masih menyiapkan dokumen pendukung pengajuan SHL).

c. Arus Kas Untuk Aktivitas Pendanaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar nol rupiah (merupakan penambahan utang dari pihak terkait).

d. Saldo Awal Kas /Bank. Saldo awal kas per 1 Januari 2015 sebesar 5.4 miliar. e. Saldo Akhir Kas /Bank. Saldo akhir kas per 31 Desember 2015 sebesar 13.8

miliar.

7.5 Pajak Dan Deviden Sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tetapan Pajak (SPT) Badan tertanggal 30 April 2015 tentang ketetapan Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2015. Perusahaan sampai dengan bulan Desember 2015 telah membayar angsuran PPh Badan (Pajak Penghasilan) sebesar Rp2,9 miliar

7.6 Rasio Keuangan

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA39Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 38

Page 22: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

IKHTISAR IMPLEMENTASI TATA KELOLA

PERUSAHAAN YANG BAIK TAHUN 2015

Perusahaan telah melaksanakan penerapan GCG yang berpedoman pada PerMen-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (“GCG”) pada BUMN dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN.

Pada Tahun 2015, asessment GCG dilaksanakan self assessment yang meliputi 6 aspek pengujian/ indikator/parameter dengan hasil sebesar 85 skor, dan pada assessment diperoleh skor sebesar 79,81 dengan predikat kategori baik, dengan rincian tiap parameter sebagai berikut :

ASPEK PENGUJIAN/ INDIKATOR/PARAMETER

BOBOT CAPAIAN TAHUN 2015

PENJELASAN

SKOR %

I Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan

7,00 6,24 89,13 Sangat Baik

II Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal 9,00 7,52 83,53 Baik

III Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 35,00 30,28 86,52 Sangat Baik

IV Direksi 35,00 30,28 86,53 Sangat Baik

V Pengungkapan Informasi dan Transportasi 9,00 5,49 60,98 Cukup Baik

Sub Total 95,00 79,81

VI Aspek Lainnya 5,00 0,00 0,00

SKOR KESELURUHAN 100 79,81 Baik

Hasil assessment tersebut diperoleh saran perbaikan sebagai berikut :

1. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan a. Membuat kebijakan pengendalian gratifikasi secara tersendiri terpisah dari kebijakan Whistle Blowing

System (WBS). b. Mempublikasikan berita terkait kebijakan/mekanisme tentang WBS ke dalam Majalah Perusahaan.

2. Pemegang Saham dan RUPS a. Menetapkan mengenai jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang boleh dipegang oleh seorang

anggota Dewan Komisaris. b. Melakukan pembahasan dan pengesahan RJPP. c. Menetapkan dan melaksanakan sistem/pedoman penilaian kinerja Direksi secara individu. d. Menetapkan pedoman/system Penilaian Kinerja Dewan Komisaris yang memuat sekurang-kurangnya

indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan. 3. Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris membuat job desk job desk Direksi, Dekom beserta komite. b. Melaksanakan pengawasan dan pemberian nasehat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian

intern dan pelaksanaanya. c. Mencantumkan rencana pengawasan dan pemberian nasehat terhadap kebijakan sistem teknologi

informasi di dalam rencana kerja tahunan Dewan Komisaris. d. Dewan Komisaris membuat saran dan perbaikan terhadap Direksi atas gejala penurunan kinerja

perusahaan. e. Dewan Komisaris membuat pakta integritas atas benturan kepentingan. f. Melaksanakan evaluasi atas capaian indikator keberhasilan kinerja anggota Dewan Komisaris yang

dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris. 4. Direksi

a. Membuat laporan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada Dewan Komisaris dengan membuat laporan tingkat pencapaian target kinerja masing-masing anggota Direksi (individu), dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris.

Perusahaan telah melaksanakan penerapan GCG yang berpedoman pada PerMen-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (“GCG”) pada BUMN dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN.

Pada Tahun 2015, asessment GCG dilaksanakan self assessment yang meliputi 6 aspek pengujian/ indikator/parameter dengan hasil sebesar 85 skor, dan pada assessment diperoleh skor sebesar 79,81 dengan predikat kategori baik, dengan rincian tiap parameter sebagai berikut :

ASPEK PENGUJIAN/ INDIKATOR/PARAMETER

BOBOT CAPAIAN TAHUN 2015

PENJELASAN

SKOR %

I Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan

7,00 6,24 89,13 Sangat Baik

II Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal 9,00 7,52 83,53 Baik

III Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 35,00 30,28 86,52 Sangat Baik

IV Direksi 35,00 30,28 86,53 Sangat Baik

V Pengungkapan Informasi dan Transportasi 9,00 5,49 60,98 Cukup Baik

Sub Total 95,00 79,81

VI Aspek Lainnya 5,00 0,00 0,00

SKOR KESELURUHAN 100 79,81 Baik

Hasil assessment tersebut diperoleh saran perbaikan sebagai berikut :

1. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan a. Membuat kebijakan pengendalian gratifikasi secara tersendiri terpisah dari kebijakan Whistle Blowing

System (WBS). b. Mempublikasikan berita terkait kebijakan/mekanisme tentang WBS ke dalam Majalah Perusahaan.

2. Pemegang Saham dan RUPS a. Menetapkan mengenai jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang boleh dipegang oleh seorang

anggota Dewan Komisaris. b. Melakukan pembahasan dan pengesahan RJPP. c. Menetapkan dan melaksanakan sistem/pedoman penilaian kinerja Direksi secara individu. d. Menetapkan pedoman/system Penilaian Kinerja Dewan Komisaris yang memuat sekurang-kurangnya

indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan. 3. Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris membuat job desk job desk Direksi, Dekom beserta komite. b. Melaksanakan pengawasan dan pemberian nasehat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian

intern dan pelaksanaanya. c. Mencantumkan rencana pengawasan dan pemberian nasehat terhadap kebijakan sistem teknologi

informasi di dalam rencana kerja tahunan Dewan Komisaris. d. Dewan Komisaris membuat saran dan perbaikan terhadap Direksi atas gejala penurunan kinerja

perusahaan. e. Dewan Komisaris membuat pakta integritas atas benturan kepentingan. f. Melaksanakan evaluasi atas capaian indikator keberhasilan kinerja anggota Dewan Komisaris yang

dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris. 4. Direksi

a. Membuat laporan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada Dewan Komisaris dengan membuat laporan tingkat pencapaian target kinerja masing-masing anggota Direksi (individu), dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA41

IKHTISAR IMPLEMENTASI TATA KELOLA

PERUSAHAAN YANG BAIK TAHUN 2015

Perusahaan telah melaksanakan penerapan GCG yang berpedoman pada PerMen-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (“GCG”) pada BUMN dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN.

Pada Tahun 2015, asessment GCG dilaksanakan self assessment yang meliputi 6 aspek pengujian/ indikator/parameter dengan hasil sebesar 85 skor, dan pada assessment diperoleh skor sebesar 79,81 dengan predikat kategori baik, dengan rincian tiap parameter sebagai berikut :

ASPEK PENGUJIAN/ INDIKATOR/PARAMETER

BOBOT CAPAIAN TAHUN 2015

PENJELASAN

SKOR %

I Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan

7,00 6,24 89,13 Sangat Baik

II Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal 9,00 7,52 83,53 Baik

III Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 35,00 30,28 86,52 Sangat Baik

IV Direksi 35,00 30,28 86,53 Sangat Baik

V Pengungkapan Informasi dan Transportasi 9,00 5,49 60,98 Cukup Baik

Sub Total 95,00 79,81

VI Aspek Lainnya 5,00 0,00 0,00

SKOR KESELURUHAN 100 79,81 Baik

Hasil assessment tersebut diperoleh saran perbaikan sebagai berikut :

1. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan a. Membuat kebijakan pengendalian gratifikasi secara tersendiri terpisah dari kebijakan Whistle Blowing

System (WBS). b. Mempublikasikan berita terkait kebijakan/mekanisme tentang WBS ke dalam Majalah Perusahaan.

2. Pemegang Saham dan RUPS a. Menetapkan mengenai jumlah maksimum jabatan Dewan Komisaris yang boleh dipegang oleh seorang

anggota Dewan Komisaris. b. Melakukan pembahasan dan pengesahan RJPP. c. Menetapkan dan melaksanakan sistem/pedoman penilaian kinerja Direksi secara individu. d. Menetapkan pedoman/system Penilaian Kinerja Dewan Komisaris yang memuat sekurang-kurangnya

indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan. 3. Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris membuat job desk job desk Direksi, Dekom beserta komite. b. Melaksanakan pengawasan dan pemberian nasehat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian

intern dan pelaksanaanya. c. Mencantumkan rencana pengawasan dan pemberian nasehat terhadap kebijakan sistem teknologi

informasi di dalam rencana kerja tahunan Dewan Komisaris. d. Dewan Komisaris membuat saran dan perbaikan terhadap Direksi atas gejala penurunan kinerja

perusahaan. e. Dewan Komisaris membuat pakta integritas atas benturan kepentingan. f. Melaksanakan evaluasi atas capaian indikator keberhasilan kinerja anggota Dewan Komisaris yang

dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris. 4. Direksi

a. Membuat laporan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada Dewan Komisaris dengan membuat laporan tingkat pencapaian target kinerja masing-masing anggota Direksi (individu), dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 40

Page 23: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

b. Melakukan audit atas Teknologi Informasi. c. Anggota Direksi yang tidak menghadiri rapat Direksi maupun rapat Direksi dan Komisaris, jika tidak

dapat hadir agar menjelaskan alasan ketidakhadirannya. d. SPI melakukan penilaian/review (assessment) internal secara berkala oleh assessor independen atas

program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi audit internal secara keseluruhan. 5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi

a. Menyempurnakan laporan tahunan (annual report) sesuai ketentuan yang berlaku (Keputusan Sekretaris Kementrian BUMN Nomor : SK-18/S.MBU/2012.

b. Mengikuti Annual Report Award dan CSR Award.

LAMPIRAN 1 PROFIL PERUSAHAAN

a. Data Perusahaan Nama : PT PLN Batubara Bidang Usaha : Menyelenggarakan usaha di bidang penyediaan batubara untuk mendukung pengamanan

sebagian pasokan batubara untuk kebutuhan unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ataupun kebutuhan lainnya berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Kepemilikan : PT. Perusahaan Listrik Nasional (Persero), sebesar 99% Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero), sebesar 1%

Tanggal Pendirian : 11 Agustus 2008 Hukum Pendirian : Akte Notaris No. 03 tertanggal 11 Agustus 2008, yang dibuat oleh Notaris Lenny Janis

Ishak SH, di Jakarta. Akte tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No.AHU-AH.01.10-11560 tanggal 13 Mei 2008.

Modal Dasar : Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) Modal Ditempatkan dan Disetor penuh : Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) Kantor Pusat : Ged. I Lt. 8 PT PLN (Persero) Kantor Pusat

Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 Telp. (021) 720 6813-14 Facs (021) 720 6838 Email: [email protected] Website : www.plnbatubara.co.id PO BOX 4566 JKTM 12700

b. Profil Singkat Perusahaan SEKILAS PT. PLN BATUBARA Memasuki tahun ke tujuh, PT PLN Batubara terus berusaha keras untuk melakukan konsolidasi dan optimalisasi kualitas sumberdaya manusia agar dapat menyediakan batubara demi kepentingan PT PLN (Persero).

PT PLN Batubara didirikan pada tanggal 11 Agustus 2008 sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero) sesuai Akte Notaris No. 03 tertanggal 11 Agustus 2008, yang dibuat oleh Notaris Lenny Janis Ishak SH, di Jakarta. Akte tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No. AHU-AH.01.10-11560 tanggal 13 Mei 2008.

Perusahaan ini merupakan kepanjangan tangan (arm length) dari PT PLN (Persero) dan bertujuan mendukung pengamanan sebagian pasokan batubara untuk kebutuhan unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara ataupun sejenisnya, baik milik PT PLN (Persero) ataupun swasta. Perusahaan ini 99% sahamnya dikuasai oleh PT PLN (Persero) dan 1% dimilliki oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN (YPK PLN).

Pendirian Perusahaan didorong oleh adanya kebutuhan PT PLN (Persero) untuk mempunyai coal supply security and cost efficiency. Kehadiran PT PLN Batubara diharapkan memberikan nilai tambah bagi PT PLN (Persero) yang fokus kepada pemantapan kualitas, kuantitas dan sebagai price setter yang dibutuhkan PT PLN (Persero). Selain itu, PT PLN Batubara juga diharapkan dapat menangani pemasokan batubara sejumlah sekurang-kurangnya 20% dari kebutuhan PLN dan/atau IPP dengan menguasai cadangan, pengumpulan, transportasi, dan pembongkaran di PLTU PLN maupun IPP.

Pada tahap awal, Perusahaan mengelola pemasokan batubara ke PT PLN (Persero) melalui sistem spot trading dalam upayanya mendukung kompetensi Perusahaan sekaligus memberikan sumber pendapatan bagi Perusahaan. Selanjutnya mengembangkan kemampuan penguasaan di sisi hulu CPP serta pengendalian transportasinya. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, diharapkan bahwa PT PLN (Persero) sebagai pemilik dan pelanggan dapat memberikan dukungan penuh, baik dalam sumber daya (SDM dan keuangan) maupun pasar. Kini di usianya yang telah melewati tahun ketujuh, PT PLN Batubara semakin memantapkan diri sebagai perusahaan yang diperhitungkan di lingkungan industri kelistrikan nasional sebagai penyedia batubara.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA43Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 42

b. Melakukan audit atas Teknologi Informasi. c. Anggota Direksi yang tidak menghadiri rapat Direksi maupun rapat Direksi dan Komisaris, jika tidak

dapat hadir agar menjelaskan alasan ketidakhadirannya. d. SPI melakukan penilaian/review (assessment) internal secara berkala oleh assessor independen atas

program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi audit internal secara keseluruhan. 5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi

a. Menyempurnakan laporan tahunan (annual report) sesuai ketentuan yang berlaku (Keputusan Sekretaris Kementrian BUMN Nomor : SK-18/S.MBU/2012.

b. Mengikuti Annual Report Award dan CSR Award.

LAMPIRAN 1 PROFIL PERUSAHAAN

a. Data Perusahaan Nama : PT PLN Batubara Bidang Usaha : Menyelenggarakan usaha di bidang penyediaan batubara untuk mendukung pengamanan

sebagian pasokan batubara untuk kebutuhan unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ataupun kebutuhan lainnya berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Kepemilikan : PT. Perusahaan Listrik Nasional (Persero), sebesar 99% Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero), sebesar 1%

Tanggal Pendirian : 11 Agustus 2008 Hukum Pendirian : Akte Notaris No. 03 tertanggal 11 Agustus 2008, yang dibuat oleh Notaris Lenny Janis

Ishak SH, di Jakarta. Akte tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No.AHU-AH.01.10-11560 tanggal 13 Mei 2008.

Modal Dasar : Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) Modal Ditempatkan dan Disetor penuh : Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) Kantor Pusat : Ged. I Lt. 8 PT PLN (Persero) Kantor Pusat

Jl. Trunojoyo Blok M I/135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 Telp. (021) 720 6813-14 Facs (021) 720 6838 Email: [email protected] Website : www.plnbatubara.co.id PO BOX 4566 JKTM 12700

b. Profil Singkat Perusahaan SEKILAS PT. PLN BATUBARA Memasuki tahun ke tujuh, PT PLN Batubara terus berusaha keras untuk melakukan konsolidasi dan optimalisasi kualitas sumberdaya manusia agar dapat menyediakan batubara demi kepentingan PT PLN (Persero).

PT PLN Batubara didirikan pada tanggal 11 Agustus 2008 sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero) sesuai Akte Notaris No. 03 tertanggal 11 Agustus 2008, yang dibuat oleh Notaris Lenny Janis Ishak SH, di Jakarta. Akte tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat No. AHU-AH.01.10-11560 tanggal 13 Mei 2008.

Perusahaan ini merupakan kepanjangan tangan (arm length) dari PT PLN (Persero) dan bertujuan mendukung pengamanan sebagian pasokan batubara untuk kebutuhan unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara ataupun sejenisnya, baik milik PT PLN (Persero) ataupun swasta. Perusahaan ini 99% sahamnya dikuasai oleh PT PLN (Persero) dan 1% dimilliki oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN (YPK PLN).

Pendirian Perusahaan didorong oleh adanya kebutuhan PT PLN (Persero) untuk mempunyai coal supply security and cost efficiency. Kehadiran PT PLN Batubara diharapkan memberikan nilai tambah bagi PT PLN (Persero) yang fokus kepada pemantapan kualitas, kuantitas dan sebagai price setter yang dibutuhkan PT PLN (Persero). Selain itu, PT PLN Batubara juga diharapkan dapat menangani pemasokan batubara sejumlah sekurang-kurangnya 20% dari kebutuhan PLN dan/atau IPP dengan menguasai cadangan, pengumpulan, transportasi, dan pembongkaran di PLTU PLN maupun IPP.

Pada tahap awal, Perusahaan mengelola pemasokan batubara ke PT PLN (Persero) melalui sistem spot trading dalam upayanya mendukung kompetensi Perusahaan sekaligus memberikan sumber pendapatan bagi Perusahaan. Selanjutnya mengembangkan kemampuan penguasaan di sisi hulu CPP serta pengendalian transportasinya. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, diharapkan bahwa PT PLN (Persero) sebagai pemilik dan pelanggan dapat memberikan dukungan penuh, baik dalam sumber daya (SDM dan keuangan) maupun pasar. Kini di usianya yang telah melewati tahun ketujuh, PT PLN Batubara semakin memantapkan diri sebagai perusahaan yang diperhitungkan di lingkungan industri kelistrikan nasional sebagai penyedia batubara.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA43Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 42

Page 24: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

VISI

MISI

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA45Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 44

VISI

MISI

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA45Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 44

Page 25: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

TUJUAN DAN KEGIATAN USAHA

PT PLN Batubara didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan pasokan batubara kepada pembangkit PLN dan IPP. Dengan dukungan dari kedua segmen pasar tersebut, diperkirakan PT PLN Batubara akan dapat mencapai skala ekonomi yang memadai untuk dapat menjadi perusahaan yang dapat diandalkan di dalam perannya menjadi pemasok batubara PLN dan IPP baik dari sisi kualitas, pengiriman dan harga. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, secara praktis Perusahaan diberi penugasan oleh Pemegang Saham sebagai berikut :

1) Pengamanan Pasokan Batubara PLN Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menjamin keamanan pasokan batubara bagi PLN dan/atau IPP sampai dengan sekurang-kurangnya 20% dari kebutuhan batubara kedua segmen tersebut, dalam waktu secepat-secepatnya. Perusahaan tidak dimaksudkan untuk sepenuhnya menggantikan pemasok batubara untuk PLTU existing, namun dengan memberikan dukungan pasokan yang dibutuhkan oleh PLN, sekaligus menjadi pemasok andalan PLN pada saat pemasok lain tidak dapat menyediakan batubara bagi PLN.

2) Biaya yang Minimum di dalam Pengadaan Batubara PLN Pengurangan biaya menjadi prioritas PLN dalam pasokan batubara mengingat biaya bahan bakar adalah komponen biaya PLN paling tinggi, baik secara absolut maupun bila dibandingkan dengan biaya lain di PLN. Hal ini berarti, Perusahaan harus mampu mengamankan biaya dalam rantai nilai pemasokan batubara, mulai tambang sampai PLTU target.

Selain itu, sesuai Anggaran Dasar, PT PLN Batubara dapat melaksanakan kegiatan usaha dengan menjalin kerjasama dengan para stakeholder, baik di sisi hulu maupun di sisi hilir, sebagai berikut :

1) Kegiatan Penambangan Batubara (termasuk Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi, Pengolahan dan Penyimpanan)

2) Kegiatan Transportasi Batubara (operasi dermaga dan pelabuhan bongkar dan muat) 3) Kegiatan di bidang terkait (coal blending, customization plant, liquification, dan gasification) 4) Kegiatan Perniagaan Batubara dan derivatifnya 5) Kegiatan Pemberian Jasa Konsultansi dalam bidang industry pertambangan batubara dan logistik lainnya.

d. Komposisi Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar PLN Batubara Pasal 4, Modal Dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) terbagi atas 100.000 (seratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dalam nilai nominal Rp1.000.000.- (satu juta rupiah) dan telah disetor penuh sebesar Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) oleh masing-masing Pemegang Saham yang terbagi atas:

1) PT PLN (Persero) sebanyak 24.999 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp24.999.000.000,- (dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

2) Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) sebanyak 1 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

Struktur Kepemilikan Saham Struktur kepemilikan saham PT PLN Batubara sampai dengan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

99%

1%

PLN (Persero) YPK

Dengan demikian Direktur dan Komisaris PT PLN Batubara serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham PT PLN Batubara baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

Kronologis Pencatatan Saham

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan sahamnya di Bursa Saham, sehingga tiidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah saham, maupun nama bursa tersebut.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan efek di pasar modal, sehingga tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah efek, nama bursa, maupun peringkat efek tersebut.

Entitas Anak, Perusahaan Afiliasi dan Struktur Grup Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, struktur PLN Batubara belum memiliki anak maupun perusahaan afiliasi dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan.

Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, PLN Batubara belum mencatatkan saham di pasar modal sehingga tidak terdapat informasi terkait nama dan alamat Biro Administrasi Efek (BAE) dan perusahaan pemeringkat efek. Sedangkan nama lembaga profesi yang menunjang perusahaan untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Notaris Perusahaan menunjuk Notaris Yurisa Martanti, SH, MH yang beralamat di Jl. Matahari I, Blok I.3 No.43, Malaka Asri, Duren Sawit, Jakarta Timur 13440, Telp 021 –8604595, Fax. 021 - 86613138.

Kantor Akuntan Publik Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang kelima kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero). Pemeriksaan atas Laporan Tahunan Perseroan selama 5 tahun terakhir dilakukan oleh Auditor Independen dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

e. Struktur Bisnis PETA WILAYAH KERJA

Perusahan dalam memasok batubara menerapkan sistem zonasi untuk meminimalkan biaya transportasi/logistik dari sumber batubara yang mayoritas berasal dari wilayah Kalimantan dan Sumatera ke seluruh PLTU PLN dan Anak Perusahaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA47Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 46

TUJUAN DAN KEGIATAN USAHA

PT PLN Batubara didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan pasokan batubara kepada pembangkit PLN dan IPP. Dengan dukungan dari kedua segmen pasar tersebut, diperkirakan PT PLN Batubara akan dapat mencapai skala ekonomi yang memadai untuk dapat menjadi perusahaan yang dapat diandalkan di dalam perannya menjadi pemasok batubara PLN dan IPP baik dari sisi kualitas, pengiriman dan harga. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, secara praktis Perusahaan diberi penugasan oleh Pemegang Saham sebagai berikut :

1) Pengamanan Pasokan Batubara PLN Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menjamin keamanan pasokan batubara bagi PLN dan/atau IPP sampai dengan sekurang-kurangnya 20% dari kebutuhan batubara kedua segmen tersebut, dalam waktu secepat-secepatnya. Perusahaan tidak dimaksudkan untuk sepenuhnya menggantikan pemasok batubara untuk PLTU existing, namun dengan memberikan dukungan pasokan yang dibutuhkan oleh PLN, sekaligus menjadi pemasok andalan PLN pada saat pemasok lain tidak dapat menyediakan batubara bagi PLN.

2) Biaya yang Minimum di dalam Pengadaan Batubara PLN Pengurangan biaya menjadi prioritas PLN dalam pasokan batubara mengingat biaya bahan bakar adalah komponen biaya PLN paling tinggi, baik secara absolut maupun bila dibandingkan dengan biaya lain di PLN. Hal ini berarti, Perusahaan harus mampu mengamankan biaya dalam rantai nilai pemasokan batubara, mulai tambang sampai PLTU target.

Selain itu, sesuai Anggaran Dasar, PT PLN Batubara dapat melaksanakan kegiatan usaha dengan menjalin kerjasama dengan para stakeholder, baik di sisi hulu maupun di sisi hilir, sebagai berikut :

1) Kegiatan Penambangan Batubara (termasuk Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi, Pengolahan dan Penyimpanan)

2) Kegiatan Transportasi Batubara (operasi dermaga dan pelabuhan bongkar dan muat) 3) Kegiatan di bidang terkait (coal blending, customization plant, liquification, dan gasification) 4) Kegiatan Perniagaan Batubara dan derivatifnya 5) Kegiatan Pemberian Jasa Konsultansi dalam bidang industry pertambangan batubara dan logistik lainnya.

d. Komposisi Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar PLN Batubara Pasal 4, Modal Dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) terbagi atas 100.000 (seratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dalam nilai nominal Rp1.000.000.- (satu juta rupiah) dan telah disetor penuh sebesar Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) oleh masing-masing Pemegang Saham yang terbagi atas:

1) PT PLN (Persero) sebanyak 24.999 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp24.999.000.000,- (dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

2) Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) sebanyak 1 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

Struktur Kepemilikan Saham Struktur kepemilikan saham PT PLN Batubara sampai dengan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

99%

1%

PLN (Persero) YPK

Dengan demikian Direktur dan Komisaris PT PLN Batubara serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham PT PLN Batubara baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

Kronologis Pencatatan Saham

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan sahamnya di Bursa Saham, sehingga tiidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah saham, maupun nama bursa tersebut.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan efek di pasar modal, sehingga tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah efek, nama bursa, maupun peringkat efek tersebut.

Entitas Anak, Perusahaan Afiliasi dan Struktur Grup Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, struktur PLN Batubara belum memiliki anak maupun perusahaan afiliasi dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan.

Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, PLN Batubara belum mencatatkan saham di pasar modal sehingga tidak terdapat informasi terkait nama dan alamat Biro Administrasi Efek (BAE) dan perusahaan pemeringkat efek. Sedangkan nama lembaga profesi yang menunjang perusahaan untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Notaris Perusahaan menunjuk Notaris Yurisa Martanti, SH, MH yang beralamat di Jl. Matahari I, Blok I.3 No.43, Malaka Asri, Duren Sawit, Jakarta Timur 13440, Telp 021 –8604595, Fax. 021 - 86613138.

Kantor Akuntan Publik Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang kelima kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero). Pemeriksaan atas Laporan Tahunan Perseroan selama 5 tahun terakhir dilakukan oleh Auditor Independen dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

e. Struktur Bisnis PETA WILAYAH KERJA

Perusahan dalam memasok batubara menerapkan sistem zonasi untuk meminimalkan biaya transportasi/logistik dari sumber batubara yang mayoritas berasal dari wilayah Kalimantan dan Sumatera ke seluruh PLTU PLN dan Anak Perusahaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

TUJUAN DAN KEGIATAN USAHA

PT PLN Batubara didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan pasokan batubara kepada pembangkit PLN dan IPP. Dengan dukungan dari kedua segmen pasar tersebut, diperkirakan PT PLN Batubara akan dapat mencapai skala ekonomi yang memadai untuk dapat menjadi perusahaan yang dapat diandalkan di dalam perannya menjadi pemasok batubara PLN dan IPP baik dari sisi kualitas, pengiriman dan harga. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, secara praktis Perusahaan diberi penugasan oleh Pemegang Saham sebagai berikut :

1) Pengamanan Pasokan Batubara PLN Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menjamin keamanan pasokan batubara bagi PLN dan/atau IPP sampai dengan sekurang-kurangnya 20% dari kebutuhan batubara kedua segmen tersebut, dalam waktu secepat-secepatnya. Perusahaan tidak dimaksudkan untuk sepenuhnya menggantikan pemasok batubara untuk PLTU existing, namun dengan memberikan dukungan pasokan yang dibutuhkan oleh PLN, sekaligus menjadi pemasok andalan PLN pada saat pemasok lain tidak dapat menyediakan batubara bagi PLN.

2) Biaya yang Minimum di dalam Pengadaan Batubara PLN Pengurangan biaya menjadi prioritas PLN dalam pasokan batubara mengingat biaya bahan bakar adalah komponen biaya PLN paling tinggi, baik secara absolut maupun bila dibandingkan dengan biaya lain di PLN. Hal ini berarti, Perusahaan harus mampu mengamankan biaya dalam rantai nilai pemasokan batubara, mulai tambang sampai PLTU target.

Selain itu, sesuai Anggaran Dasar, PT PLN Batubara dapat melaksanakan kegiatan usaha dengan menjalin kerjasama dengan para stakeholder, baik di sisi hulu maupun di sisi hilir, sebagai berikut :

1) Kegiatan Penambangan Batubara (termasuk Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi, Pengolahan dan Penyimpanan)

2) Kegiatan Transportasi Batubara (operasi dermaga dan pelabuhan bongkar dan muat) 3) Kegiatan di bidang terkait (coal blending, customization plant, liquification, dan gasification) 4) Kegiatan Perniagaan Batubara dan derivatifnya 5) Kegiatan Pemberian Jasa Konsultansi dalam bidang industry pertambangan batubara dan logistik lainnya.

d. Komposisi Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar PLN Batubara Pasal 4, Modal Dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) terbagi atas 100.000 (seratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dalam nilai nominal Rp1.000.000.- (satu juta rupiah) dan telah disetor penuh sebesar Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) oleh masing-masing Pemegang Saham yang terbagi atas:

1) PT PLN (Persero) sebanyak 24.999 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp24.999.000.000,- (dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

2) Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) sebanyak 1 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

Struktur Kepemilikan Saham Struktur kepemilikan saham PT PLN Batubara sampai dengan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

99%

1%

PLN (Persero) YPK

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA47Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 46

Page 26: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Dengan demikian Direktur dan Komisaris PT PLN Batubara serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham PT PLN Batubara baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

Kronologis Pencatatan Saham

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan sahamnya di Bursa Saham, sehingga tiidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah saham, maupun nama bursa tersebut.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan efek di pasar modal, sehingga tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah efek, nama bursa, maupun peringkat efek tersebut.

Entitas Anak, Perusahaan Afiliasi dan Struktur Grup Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, struktur PLN Batubara belum memiliki anak maupun perusahaan afiliasi dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan.

Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, PLN Batubara belum mencatatkan saham di pasar modal sehingga tidak terdapat informasi terkait nama dan alamat Biro Administrasi Efek (BAE) dan perusahaan pemeringkat efek. Sedangkan nama lembaga profesi yang menunjang perusahaan untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Notaris Perusahaan menunjuk Notaris Yurisa Martanti, SH, MH yang beralamat di Jl. Matahari I, Blok I.3 No.43, Malaka Asri, Duren Sawit, Jakarta Timur 13440, Telp 021 –8604595, Fax. 021 - 86613138.

Kantor Akuntan Publik Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang kelima kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero). Pemeriksaan atas Laporan Tahunan Perseroan selama 5 tahun terakhir dilakukan oleh Auditor Independen dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

e. Struktur Bisnis PETA WILAYAH KERJA

Perusahan dalam memasok batubara menerapkan sistem zonasi untuk meminimalkan biaya transportasi/logistik dari sumber batubara yang mayoritas berasal dari wilayah Kalimantan dan Sumatera ke seluruh PLTU PLN dan Anak Perusahaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Peta Zona Pelayanan Pasokan batubara

f. Penghargaan

Selama tahun 2015 Perusahaan belum memperoleh penghargaan dari instansi atau lembaga yang terkait g. Sertifikasi

Selama tahun 2015 Perusahaan belum mengadakan kegiatan sertifikasi untuk pegawai Perusahaan

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA49Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 48

Dengan demikian Direktur dan Komisaris PT PLN Batubara serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham PT PLN Batubara baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

Kronologis Pencatatan Saham

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan sahamnya di Bursa Saham, sehingga tiidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah saham, maupun nama bursa tersebut.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya

Sampai dengan akhir tahun 2015, PT PLN Batubara belum pernah mencatatkan efek di pasar modal, sehingga tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, jenis tindakan korporasi (Corporate action), perubahan jumlah efek, nama bursa, maupun peringkat efek tersebut.

Entitas Anak, Perusahaan Afiliasi dan Struktur Grup Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, struktur PLN Batubara belum memiliki anak maupun perusahaan afiliasi dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan.

Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan

Sampai dengan akhir tahun 2015, PLN Batubara belum mencatatkan saham di pasar modal sehingga tidak terdapat informasi terkait nama dan alamat Biro Administrasi Efek (BAE) dan perusahaan pemeringkat efek. Sedangkan nama lembaga profesi yang menunjang perusahaan untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Notaris Perusahaan menunjuk Notaris Yurisa Martanti, SH, MH yang beralamat di Jl. Matahari I, Blok I.3 No.43, Malaka Asri, Duren Sawit, Jakarta Timur 13440, Telp 021 –8604595, Fax. 021 - 86613138.

Kantor Akuntan Publik Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang kelima kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero). Pemeriksaan atas Laporan Tahunan Perseroan selama 5 tahun terakhir dilakukan oleh Auditor Independen dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

e. Struktur Bisnis PETA WILAYAH KERJA

Perusahan dalam memasok batubara menerapkan sistem zonasi untuk meminimalkan biaya transportasi/logistik dari sumber batubara yang mayoritas berasal dari wilayah Kalimantan dan Sumatera ke seluruh PLTU PLN dan Anak Perusahaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA49Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 48

Page 27: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Sekretaris Dewan KomisarisBambang HaryantoSekretaris Dewan Komisaris

LahiR : Cirebon, 29 Februari 1956Pendidikan : S2 Bidang Manajemen LainnyaPerjalanan Karir : PT. PLN Batubara, Sekretaris Dewan Komisaris PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Expert Keuangan pada Direktorat Keuangan PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Ahli Utama Pendapatan pada Sub Direktorat Perbendaharaan Direktorat Keuangan PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Manajer Bidang KeuanganDasar Penunjukan : Keputusan Dewan Komisaris PT PLN Batubara Nomor 001.SK/DK-PLNBB/2015 tentang Pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris PT PLN Batubara

h. Identitas Pengurus Perusahaan

Dewan KomisarisHarlenKomisaris UtamaLahir : Pekanbaru, 21 Oktober 1969Pendidikan : Sarjana Listrik universitas BrawijayaPerjalanan Karir : PT. PLN Batubara, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) Kantor Pusat Kepala Divisi Batubara Direktorat Pengadaan dan Energi Primer PT PLN (Persero) Kantor Pusat Senior Specialist II Audit Teknik (Tk) Pada ( Tugas Karya Ke Pt Indonesia Power ) PT PLN (Persero) Kantor Pusat, Engineer Teknik Mesin Dan Listrik (Tk) Pada ( Tugas Karya Ke Pt Indonesia Power )Dasar Penunjukan : Keputusan RUPS Sirkuler tanggal 26 Juni 2015

KomiteDrs. Ronny KadirKomite Audit dan Manajemen Risisko

Lahir : Semarang, 12 Juni 1956 Pendidikan : Sarjana Listrik IKIP BandungLintasan karir : PT. PLN Batubara, Komite Good Corporate Government PT. PLN Batubara, Komite Audit dan Manajemen Risiko PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Expert Manajemen SDM pada Direktorat SDM dan Umum PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Staff Eksekutif Direksi Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum PT. PLN (Persero), Expert SDM pada Komite Pengawas Unit Bisnis Maluku, Papua dan Nusa Tenggara

Dasar Penunjukan : Keputusan Dewan Komisaris PT PLN Batubara Nomor 002.SK/DK-PLNBB/2016 tentang Pengangkatan Anggota Komite Good Corporate Government Dewan Komisaris PT PLN Batubara

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA51Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 50

Sekretaris Dewan KomisarisBambang HaryantoSekretaris Dewan Komisaris

LahiR : Cirebon, 29 Februari 1956Pendidikan : S2 Bidang Manajemen LainnyaPerjalanan Karir : PT. PLN Batubara, Sekretaris Dewan Komisaris PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Expert Keuangan pada Direktorat Keuangan PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Ahli Utama Pendapatan pada Sub Direktorat Perbendaharaan Direktorat Keuangan PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Manajer Bidang KeuanganDasar Penunjukan : Keputusan Dewan Komisaris PT PLN Batubara Nomor 001.SK/DK-PLNBB/2015 tentang Pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris PT PLN Batubara

h. Identitas Pengurus Perusahaan

Dewan KomisarisHarlenKomisaris UtamaLahir : Pekanbaru, 21 Oktober 1969Pendidikan : Sarjana Listrik universitas BrawijayaPerjalanan Karir : PT. PLN Batubara, Dewan Komisaris PT PLN (Persero) Kantor Pusat Kepala Divisi Batubara Direktorat Pengadaan dan Energi Primer PT PLN (Persero) Kantor Pusat Senior Specialist II Audit Teknik (Tk) Pada ( Tugas Karya Ke Pt Indonesia Power ) PT PLN (Persero) Kantor Pusat, Engineer Teknik Mesin Dan Listrik (Tk) Pada ( Tugas Karya Ke Pt Indonesia Power )Dasar Penunjukan : Keputusan RUPS Sirkuler tanggal 26 Juni 2015

KomiteDrs. Ronny KadirKomite Audit dan Manajemen Risisko

Lahir : Semarang, 12 Juni 1956 Pendidikan : Sarjana Listrik IKIP BandungLintasan karir : PT. PLN Batubara, Komite Good Corporate Government PT. PLN Batubara, Komite Audit dan Manajemen Risiko PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Expert Manajemen SDM pada Direktorat SDM dan Umum PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Staff Eksekutif Direksi Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum PT. PLN (Persero), Expert SDM pada Komite Pengawas Unit Bisnis Maluku, Papua dan Nusa Tenggara

Dasar Penunjukan : Keputusan Dewan Komisaris PT PLN Batubara Nomor 002.SK/DK-PLNBB/2016 tentang Pengangkatan Anggota Komite Good Corporate Government Dewan Komisaris PT PLN Batubara

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA51Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 50

Page 28: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Wawan DarmawanSekretaris PerusahaanLahir : Bandung, 19 Desember 1963. Pendidikan : Sarjana Fisika Universitas Padjajaran Bandung tahun 1990. Lintasan karir : Mulai berkarir di PLN tahun 1997, sebelum diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan Pernah menjabat Deputi Manajer Pengadaan & Pengendalian (2002), Spesialis Senior Pengembangan Proyek (2002), Spesialis Bidang Sistem Manajemen Mutu SIG (2004), Spesialis Senior SIST&P Bina SIX Sigma (2005), Senior Spesialis 2 Sistem & Bina SIGMA (2008), Senior Spsialis 2 Tugas Karya (2010), Senior Spesialis 1 Niaga pada Dit AGA (2012), Senior Manager Bidang Manajemen Mutu dan Kinerja (2012), Senior Manajer Rendal Ops dan pemeliharaan (2013), Senior Manajer Rendal Ops dan HAR (2014), Senior manajer Lat & Bang HC (2014), Senior Spesialis 1 Niaga pada Dit AGA (2014-2015).

Dasar Penunjukan : Pengangkatan pertama kali ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT PLN Batubara No. 116.K/426/DIRPLNBB/2014 Tentang Penetapan Jabatan.

Direksi SuwarnoDirektur UtamaLahir : Magetan, 06 Mei 1968Pendidikan : Universitas Tenaga Nasional (2005)Lintasan karir : PT. PLN Batubara, Direktur Utama dan Keuangan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Divisi Pembangkitan Direktorat JBDasar Penunjukan : Keputusan RUPS Sirkuler tanggal 26 Juni 2015

Djoko MartonoDirektur Keuangan dan SDMLahir : Semarang, 06 November 1968Pendidikan : Sekolah Tinggi Manajemen PPM (1998)Lintasan Karir : PT. PLN Batubara, Direktur Operasi dan SDM PT. Artha Daya Coalindo, Direktur Utama PT. Indonesia Power, Kepala Divisi Pengembangan & Pembinaan Usaha PT. Indonesia Power, Vice President Pengembangan Usaha Pembangkit Kecil dan JasaDasar Penunjukan : Keputusan RUPS Sirkuler tanggal 26 Juni 2015

L a p o r a n T a h u n a n P L N B a t u b a r a 2 0 1 5

39

5) Akuntan Independen/Eksternal

Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang pertama kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero).

LAMPIRAN 2 PELATIHAN SDM

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA53Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 52

Wawan DarmawanSekretaris PerusahaanLahir : Bandung, 19 Desember 1963. Pendidikan : Sarjana Fisika Universitas Padjajaran Bandung tahun 1990. Lintasan karir : Mulai berkarir di PLN tahun 1997, sebelum diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan Pernah menjabat Deputi Manajer Pengadaan & Pengendalian (2002), Spesialis Senior Pengembangan Proyek (2002), Spesialis Bidang Sistem Manajemen Mutu SIG (2004), Spesialis Senior SIST&P Bina SIX Sigma (2005), Senior Spesialis 2 Sistem & Bina SIGMA (2008), Senior Spsialis 2 Tugas Karya (2010), Senior Spesialis 1 Niaga pada Dit AGA (2012), Senior Manager Bidang Manajemen Mutu dan Kinerja (2012), Senior Manajer Rendal Ops dan pemeliharaan (2013), Senior Manajer Rendal Ops dan HAR (2014), Senior manajer Lat & Bang HC (2014), Senior Spesialis 1 Niaga pada Dit AGA (2014-2015).

Dasar Penunjukan : Pengangkatan pertama kali ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT PLN Batubara No. 116.K/426/DIRPLNBB/2014 Tentang Penetapan Jabatan.

Direksi SuwarnoDirektur UtamaLahir : Magetan, 06 Mei 1968Pendidikan : Universitas Tenaga Nasional (2005)Lintasan karir : PT. PLN Batubara, Direktur Utama dan Keuangan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, Divisi Pembangkitan Direktorat JBDasar Penunjukan : Keputusan RUPS Sirkuler tanggal 26 Juni 2015

Djoko MartonoDirektur Keuangan dan SDMLahir : Semarang, 06 November 1968Pendidikan : Sekolah Tinggi Manajemen PPM (1998)Lintasan Karir : PT. PLN Batubara, Direktur Operasi dan SDM PT. Artha Daya Coalindo, Direktur Utama PT. Indonesia Power, Kepala Divisi Pengembangan & Pembinaan Usaha PT. Indonesia Power, Vice President Pengembangan Usaha Pembangkit Kecil dan JasaDasar Penunjukan : Keputusan RUPS Sirkuler tanggal 26 Juni 2015

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA53Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 52

Page 29: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

LAMPIRAN 2 PELATIHAN SDM

LAMPIRAN 3 TABEL REALISASI PASOKAN BATUBARA 2015

NO PLTU Tonase (MT)

1 SURALAYA IP 692.178

2 PAITON PJB 277.152

3 TANJUNG KASAM - BATAM 67.418

4 BUKIT ASAM 203.800

5 SURALAYA BARU 121.983

6 LABUAN BANTEN 133.162

7 REMBANG 297.776

8 TELUK NAGA 293.029

9 INDRAMAYU 675.033

10 PAITON BARU 483.223

11 PACITAN 120.798

12 PALABUHAN RATU 614.898

13 TJ AWAR-AWAR 243.188

14 BARRU 82.311

15 KENDARI 85.276

16 GALANG BATANG 57.392

17 JERANJANG 135.222

18 AMURANG 52.560

19 KUPANG 132.378

20 NAGAN RAYA 259.319

21 TANJUNG BALAI KARIMUN 46.338

22 BANGKA BARU 51.731

23 TELUK SIRIH 41.791

24 TIDORE 11.022

25 PANGKALAN SUSU 131.299

26 TARAHAN BARU 58.823

27 SANGGAU 79.371

28 ENDE 10.428

29 BELITUNG BARU 30.158

30 OMBILIN 10.210

31 ADIPALA CILACAP 24.671

32 TELUK BALIKPAPAN 9.143

TOTAL 5.533.082

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA55Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 54

LAMPIRAN 2 PELATIHAN SDM

LAMPIRAN 3 TABEL REALISASI PASOKAN BATUBARA 2015

NO PLTU Tonase (MT)

1 SURALAYA IP 692.178

2 PAITON PJB 277.152

3 TANJUNG KASAM - BATAM 67.418

4 BUKIT ASAM 203.800

5 SURALAYA BARU 121.983

6 LABUAN BANTEN 133.162

7 REMBANG 297.776

8 TELUK NAGA 293.029

9 INDRAMAYU 675.033

10 PAITON BARU 483.223

11 PACITAN 120.798

12 PALABUHAN RATU 614.898

13 TJ AWAR-AWAR 243.188

14 BARRU 82.311

15 KENDARI 85.276

16 GALANG BATANG 57.392

17 JERANJANG 135.222

18 AMURANG 52.560

19 KUPANG 132.378

20 NAGAN RAYA 259.319

21 TANJUNG BALAI KARIMUN 46.338

22 BANGKA BARU 51.731

23 TELUK SIRIH 41.791

24 TIDORE 11.022

25 PANGKALAN SUSU 131.299

26 TARAHAN BARU 58.823

27 SANGGAU 79.371

28 ENDE 10.428

29 BELITUNG BARU 30.158

30 OMBILIN 10.210

31 ADIPALA CILACAP 24.671

32 TELUK BALIKPAPAN 9.143

TOTAL 5.533.082

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA55Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 54

Page 30: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

LAMPIRAN 4

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK 2015

a. Landasan dan Tujuan Konsep penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance / GCG) bagi Perusahaan berlandaskan pada komitmen untuk menciptakan Perusahaan yang transparan, akuntabel, responsible, independent dan fairness melalui manajemen bisnis yang dapat dipertanggungjawabkan. Penerapan praktik-praktik GCG merupakan langkah penting bagi Perusahaan untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai Perusahaan, mendorong pengelolaan Perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis serta pemangku kepentingan.

Lebih lanjut, Dewan Komisaris, Direksi, manajemen dan karyawan berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik GCG dalam pengelolaan kegiatan usaha Perusahaan. Kesadaran akan pentingnya GCG bagi Perusahaan adalah karena keinginan untuk menegakkan integritas dalam menjalankan bisnis yang sehat dan berkesinambungan. Terhadap penerapan instrumen ini bagi Perusahaan tidak hanya mewakili kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku namun diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja usaha yang efektif, efisien serta berkelanjutan.

b. Perinsip dan Penerapan GCG Memahami pentingnya implementasi GCG, maka Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan telah menjadikan GCG bagian dari pengelolaan Perusahaan melalui penerapan suatu sistem yang mencerminkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, kesetaraan dan tanggung jawab.

Landasan GCG yang dipegang teguh di lingkungan PLNBB serta penerapannya diuraikan sebagai berikut:

Tranparansi. Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai Perusahaan kepada stakeholder. Perusahaan menyampaikan informasi yang seluas-luasnya diberikan kepada publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku maupun atas inisiatif sendiri. Laporan Laporan Keuangan Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan. Informasi juga diberikan melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta melalui berbagai forum.

Kemandirian. Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Perusahaan menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh pihak manapun dan terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). Dalam setiap keputusan yang diambil, Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan mempunyai pendapat yang independen dengan memungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen, konsultan hukum dan komite-komite yang dibentuk.

Akuntabilitas. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan audit internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan.

Pertanggungjawaban. Kesesuaian dan kepatuhan pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. Sebagai perusahaan publik, Perusahaan senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku, baik Undang-undang Tentang Perusahaan terbatas, maupun peraturan dan kebijakan terkait di bidang kelistrikan.

Kewajaran. Perlakuan adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak pemegang saham dan pemangku kepentingan, baik yang timbul karena perjanjian maupun peraturan perundangan yang berlaku. Perusahaan mengedepankan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya selalu mendapatkan perhatian khusus. Perusahaan juga selalu menerapkan perlakuan yang setara baik kepada publik, pelanggan, maupun para pemangku kepentingan. Sementara itu hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.

c. Upaya Penyebarluasan Informasi guna Mendukung GCG Guna mendukung kemudahan dalam mengakses informasi bagi para pemangku kepentingan (stakeholder), Perusahaan senantiasa memberikan dukungan penyediaan informasi kepada stakeholder secara tepat waktu dan tepat sasaran yang didukung oleh sistem teknologi informasi yang kuat dan handal. Perusahaan menyadari bahwa penyebaran informasi kepada stakeholder merupakan bagian penting dalam pelaksanaan prinsip transparansi. Manajemen Perusahaan menyediakan saluran komunikasi dengan menggunakan teknologi informasi maupun media cetak.

Informasi tentang Perusahaan dapat diperoleh melalui: 1) Website : www. plnbatubara.co.id; 2) Facebook : PT PLN Batubara 3) Layanan email : [email protected]; 4) Media cetak umum; Buku Profil Perusahaan; Buku Statistik Perusahaan.

d. Standar Etika Perusahaan Sampai saat ini standar etika perusahaan sebagaimana umumnya tertuang dalam Code of Conduct, masih mengacu kepada kebijakan PLN. Standar tersebut menyangkut panduan berperilaku yang menjabarkan tingkah laku moral dan etika yang diharapkan dari para Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai dan pelaku bisnis lainnya yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan. Lebih lanjut, panduan ini memaparkan lebih rinci tentang kebijakan, standar dan prosedur Perusahaan serta bagaimana seharusnya para anggota Perusahaan bertingkah laku sebagai bagian dari tenaga kerja Perusahaan. Di dalam tugas sehari-sehari, seluruh insan PLNBB senantiasa bekerja dan patuh terhadap nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan yaitu: Clean (bersih), Confident (Percaya Diri), Customer Focused (Fokus pada Pelanggan) dan Capable (berkemampuan) serta pedoman perilaku SIKPP (Saling Percaya, Integritas, Kerja Keras, Peduli dan Pembelajar).

e. Skor GCG 2015 Asessment GCG tahun 2015 telah dilakukan secara self assesment oleh Sekper PLN Pusat melalui aplikasi GCG monitoring dan Perusahaan memperoleh hasil skor 79,81 dengan kategori BAIK. Asessment terhadap penerapan GCG pada Perusahaan yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG dikaitkan dengan kriteria penerapan GCG, serta mengidentifikasi area-area lainnya yang masih memerlukan upaya perbaikan/penyempurnaan (areas of improvement). Metodologi asessment menggunakan kriteria indikator dan parameter yang ditetapkan berdasarkan surat Sekretaris Menteri BUMN Nomor: S-16/S, MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Ruang lingkup asessment adalah penerapan GCG PT PLN (Persero) meliputi pengujian atas Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan; Pemegang Saham dan RUPS; Dewan Komisaris; Direksi; Pengungkapan Informasi dan Transparansi, serta aspek Lainnya.

f. Rencana Pengembangan GCG Tahun 2016 Berdasarkan hasil asessment GCG Tahun 2015, Perusahaan akan menyempurnakan proses pelaksanaan GCG dengan: Penetapan Kebijakan dan peraturan serta Penyusunan Standar Operation Procedure (SOP) yang belum lengkap, kehandalan IT, penyempurnaan Annual Report dan meningkatkan kegitan sosialisasi serta pemahan pegawai terhadap kaidah GCG. Selain itu juga penyempurnaan program pelaksanaan Taggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang pada tahun 2015 belum terlaksana sesuai dengan standar pelaksanaan CSR di lingkungan grup PLN.

g. Struktur GCG Perusahaan terus berupaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, serta memastikan terimplementasinya prinsip GCG yang terintegrasi dengan budaya Perusahaan melalui peningkatan peran dan tanggung jawab baik di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, maupun karyawan yang semakin baik dan efektif. Struktur tata kelola Perusahaan terdiri dari,

1) RUPS Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bertindak sebagai lembaga yang memiliki wewenang tertinggi dalam organisasi Tata Kelola Perusahaan yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. RUPS sekaligus merupakan forum utama bagi para Pemegang Saham untuk menggunakan hak dan wewenangnya terhadap manajemen Perusahaan.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA57Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 56

LAMPIRAN 4

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK 2015

a. Landasan dan Tujuan Konsep penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance / GCG) bagi Perusahaan berlandaskan pada komitmen untuk menciptakan Perusahaan yang transparan, akuntabel, responsible, independent dan fairness melalui manajemen bisnis yang dapat dipertanggungjawabkan. Penerapan praktik-praktik GCG merupakan langkah penting bagi Perusahaan untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai Perusahaan, mendorong pengelolaan Perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis serta pemangku kepentingan.

Lebih lanjut, Dewan Komisaris, Direksi, manajemen dan karyawan berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik GCG dalam pengelolaan kegiatan usaha Perusahaan. Kesadaran akan pentingnya GCG bagi Perusahaan adalah karena keinginan untuk menegakkan integritas dalam menjalankan bisnis yang sehat dan berkesinambungan. Terhadap penerapan instrumen ini bagi Perusahaan tidak hanya mewakili kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku namun diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja usaha yang efektif, efisien serta berkelanjutan.

b. Perinsip dan Penerapan GCG Memahami pentingnya implementasi GCG, maka Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan telah menjadikan GCG bagian dari pengelolaan Perusahaan melalui penerapan suatu sistem yang mencerminkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, kesetaraan dan tanggung jawab.

Landasan GCG yang dipegang teguh di lingkungan PLNBB serta penerapannya diuraikan sebagai berikut:

Tranparansi. Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai Perusahaan kepada stakeholder. Perusahaan menyampaikan informasi yang seluas-luasnya diberikan kepada publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku maupun atas inisiatif sendiri. Laporan Laporan Keuangan Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan. Informasi juga diberikan melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta melalui berbagai forum.

Kemandirian. Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Perusahaan menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh pihak manapun dan terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). Dalam setiap keputusan yang diambil, Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan mempunyai pendapat yang independen dengan memungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen, konsultan hukum dan komite-komite yang dibentuk.

Akuntabilitas. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan audit internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan.

Pertanggungjawaban. Kesesuaian dan kepatuhan pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. Sebagai perusahaan publik, Perusahaan senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku, baik Undang-undang Tentang Perusahaan terbatas, maupun peraturan dan kebijakan terkait di bidang kelistrikan.

Kewajaran. Perlakuan adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak pemegang saham dan pemangku kepentingan, baik yang timbul karena perjanjian maupun peraturan perundangan yang berlaku. Perusahaan mengedepankan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya selalu mendapatkan perhatian khusus. Perusahaan juga selalu menerapkan perlakuan yang setara baik kepada publik, pelanggan, maupun para pemangku kepentingan. Sementara itu hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.

c. Upaya Penyebarluasan Informasi guna Mendukung GCG Guna mendukung kemudahan dalam mengakses informasi bagi para pemangku kepentingan (stakeholder), Perusahaan senantiasa memberikan dukungan penyediaan informasi kepada stakeholder secara tepat waktu dan tepat sasaran yang didukung oleh sistem teknologi informasi yang kuat dan handal. Perusahaan menyadari bahwa penyebaran informasi kepada stakeholder merupakan bagian penting dalam pelaksanaan prinsip transparansi. Manajemen Perusahaan menyediakan saluran komunikasi dengan menggunakan teknologi informasi maupun media cetak.

Informasi tentang Perusahaan dapat diperoleh melalui: 1) Website : www. plnbatubara.co.id; 2) Facebook : PT PLN Batubara 3) Layanan email : [email protected]; 4) Media cetak umum; Buku Profil Perusahaan; Buku Statistik Perusahaan.

d. Standar Etika Perusahaan Sampai saat ini standar etika perusahaan sebagaimana umumnya tertuang dalam Code of Conduct, masih mengacu kepada kebijakan PLN. Standar tersebut menyangkut panduan berperilaku yang menjabarkan tingkah laku moral dan etika yang diharapkan dari para Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai dan pelaku bisnis lainnya yang berhubungan dengan bisnis Perusahaan. Lebih lanjut, panduan ini memaparkan lebih rinci tentang kebijakan, standar dan prosedur Perusahaan serta bagaimana seharusnya para anggota Perusahaan bertingkah laku sebagai bagian dari tenaga kerja Perusahaan. Di dalam tugas sehari-sehari, seluruh insan PLNBB senantiasa bekerja dan patuh terhadap nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan yaitu: Clean (bersih), Confident (Percaya Diri), Customer Focused (Fokus pada Pelanggan) dan Capable (berkemampuan) serta pedoman perilaku SIKPP (Saling Percaya, Integritas, Kerja Keras, Peduli dan Pembelajar).

e. Skor GCG 2015 Asessment GCG tahun 2015 telah dilakukan secara self assesment oleh Sekper PLN Pusat melalui aplikasi GCG monitoring dan Perusahaan memperoleh hasil skor 79,81 dengan kategori BAIK. Asessment terhadap penerapan GCG pada Perusahaan yang merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG dikaitkan dengan kriteria penerapan GCG, serta mengidentifikasi area-area lainnya yang masih memerlukan upaya perbaikan/penyempurnaan (areas of improvement). Metodologi asessment menggunakan kriteria indikator dan parameter yang ditetapkan berdasarkan surat Sekretaris Menteri BUMN Nomor: S-16/S, MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Ruang lingkup asessment adalah penerapan GCG PT PLN (Persero) meliputi pengujian atas Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan; Pemegang Saham dan RUPS; Dewan Komisaris; Direksi; Pengungkapan Informasi dan Transparansi, serta aspek Lainnya.

f. Rencana Pengembangan GCG Tahun 2016 Berdasarkan hasil asessment GCG Tahun 2015, Perusahaan akan menyempurnakan proses pelaksanaan GCG dengan: Penetapan Kebijakan dan peraturan serta Penyusunan Standar Operation Procedure (SOP) yang belum lengkap, kehandalan IT, penyempurnaan Annual Report dan meningkatkan kegitan sosialisasi serta pemahan pegawai terhadap kaidah GCG. Selain itu juga penyempurnaan program pelaksanaan Taggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang pada tahun 2015 belum terlaksana sesuai dengan standar pelaksanaan CSR di lingkungan grup PLN.

g. Struktur GCG Perusahaan terus berupaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, serta memastikan terimplementasinya prinsip GCG yang terintegrasi dengan budaya Perusahaan melalui peningkatan peran dan tanggung jawab baik di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, maupun karyawan yang semakin baik dan efektif. Struktur tata kelola Perusahaan terdiri dari,

1) RUPS Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bertindak sebagai lembaga yang memiliki wewenang tertinggi dalam organisasi Tata Kelola Perusahaan yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. RUPS sekaligus merupakan forum utama bagi para Pemegang Saham untuk menggunakan hak dan wewenangnya terhadap manajemen Perusahaan.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA57Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 56

Page 31: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Wewenang RUPS diantaranya menyetujui atau menolak rencana kerja perusahaan, menetapkan perhitungan alokasi laba Perusahaan, mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, dan menunjuk akuntan publik serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi. Selama tahun 2015 Perusahaan telah melaksanakan RUPS sebanyak 1 (satu) kali yaitu:

NO RUPS TANGGAL PERIHAL

1 RUPS LPT 2014 30 Juni 2015 1. RUPS menerima Laporan Tahunan Tahun Buku 2014

2. RUPS belum dapat memberikan acquit et de charge kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan Perusahaan Tahun 2014

3. RUPS memberika kuasa kepada Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan penunjukan KAP untuk tahun buku 2015

4. RUPS memberikan kuasa kepada Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan Tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris serta bonus bagi karyawan tahun buku 2014

5. RUPS memberikan kuasa kepada Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan penyesuaian honorarium Direksi dan Dewan Komisaris serta Remunerasi karyawan tahun 2015

Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar PLN Batubara Pasal 4, Modal Dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) terbagi atas 100.000 (seratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dalam nilai nominal Rp1.000.000.- (satu juta rupiah) dan telah disetor penuh sebesar Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) oleh masing-masing Pemegang Saham yang terbagi atas:

a) PT PLN (Persero) sebanyak 24.999 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp24.999.000.000,- (dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

b) Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) sebanyak 1 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

Dengan demikian Direktur dan Komisaris Perusahaan serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham Perusahaan baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

2) Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki fungsi melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi, serta berkewajiban memastikan Perusahaan melaksanakan tata kelola Perusahaan yang baik pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dewan Komisaris bertanggung jawab secara kolektif kepada para pemegang saham. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan disebutkan tugas utama Dewan Komisaris sebagai berikut:

a) Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan dan memberi nasihat kepada Direksi. b) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS. c) Dalam melakukan tugasnya bertindak untuk kepentingan dan usaha Perusahaan dan bertanggungjawab

kepada RUPS. d) Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yangdipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani Laporan

Tahunan tersebut.

Independensi Dewan Komisaris Sesuai dengan ketentuan Perusahaan, masing-masing organ Perusahaan bersifat independen dan tidak saling mencampuri satu sama lain. Independensi Dewan Komisaris juga ditunjukkan dengan adanya Komisaris

Independen dalam jajaran Dewan Komisaris. Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau dengan Pemegang Saham atau hubungan lainnya dengan PLNBB yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk bertindak independen. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/ atau anggota Direksi.

3) Komite Audit Dalam rangka mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), PLNBB telah membentuk Komite Audit yang bertugas membantu Dewan Komisaris yang mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2006 tentang pembentukan Komite Audit bagi BUMN. Komite Audit telah dilengkapi dengan Komite Audit Charter sebagai pedoman kerja dan acuan pelaksanaan tugas anggota Komite Audit. Tugas komite Audit diantaranya mengawasi proses penyususnan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan kredibel, melakukan penelaahan atas informasi keuangan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya, serta mengkaji, mengawasi dan menilai risiko perusahaan.

4) Komite Remunerasi dan Nominasi Dalam Tahun 2015, Perusahaan belum memiliki komite khusus untuk mengawasi masalah remunerasi dan nominasi yang dijalankan Perusahaan.

5) Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko juga menjalankan fungsi Audit dalam membantu Dewan Komisaris.

6) Komite GCG Perusahaan telah memiliki komite GCG yang dibentuk dalam rangka mengawasi Penerapan GCG di Perusahaan yang berpedoman pada PerMen-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (“GCG”) pada BUMN dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN.

7) Direksi Direksi merupakan organ Perusahaan yang bertugas dan bertangung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Tugas utama Direksi adalah bertindak dan mewakili untuk dan atas nama Perusahaan. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perusahaan dalam mencapai visi dan misi Perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Hal ini mencerminkan wujud akuntabilitas pengelolaan Perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Direksi dievaluasi oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS. Direksimenindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Internal Audit, auditor eksternal dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi bertugas mengelola Perusahaan dan bertanggung jawab dalam memenuhi standar kinerja Perusahaan baik dari aspek keuangan dan operasional untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan Perusahaan, melaksanakan rencana kerja perusahaan dengan penuh tanggung jawab, menindaklanjuti temuan-temuan audit baik internal maupun eksternal dan melaporkannya ke Dewan Komisaris, melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Dewan Komisaris dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Direktur Utama Tugas dan Tanggungjawab Utama

a) Menyusun dan mengendalikan rencana jangka panjang (RJP) perusahaan, untuk dapat membawa perusahaan berjalan sesuai misi dan visi usahanya.

b) Memastikan realisasi proyek-proyek pengembangan kapasitas pelayanan di perusahaan, untuk memastikan optimasi kinerja perusahaan.

c) Memastikan realisasi program-program pemasaran dan penjualan, untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan.

d) Memastikan pemberdayaan organisasi, untuk memelihara iklim kerja yang sehat dan produktif. e) Memastikan terselenggaranya kegiatan usaha perusahaan sesuai kaidah-kaidah GCG, termasuk dalam

kaitanya dengan CSR.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA59Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 58

Wewenang RUPS diantaranya menyetujui atau menolak rencana kerja perusahaan, menetapkan perhitungan alokasi laba Perusahaan, mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, dan menunjuk akuntan publik serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi. Selama tahun 2015 Perusahaan telah melaksanakan RUPS sebanyak 1 (satu) kali yaitu:

NO RUPS TANGGAL PERIHAL

1 RUPS LPT 2014 30 Juni 2015 1. RUPS menerima Laporan Tahunan Tahun Buku 2014

2. RUPS belum dapat memberikan acquit et de charge kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan Perusahaan Tahun 2014

3. RUPS memberika kuasa kepada Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan penunjukan KAP untuk tahun buku 2015

4. RUPS memberikan kuasa kepada Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan Tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris serta bonus bagi karyawan tahun buku 2014

5. RUPS memberikan kuasa kepada Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan penyesuaian honorarium Direksi dan Dewan Komisaris serta Remunerasi karyawan tahun 2015

Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar PLN Batubara Pasal 4, Modal Dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) terbagi atas 100.000 (seratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dalam nilai nominal Rp1.000.000.- (satu juta rupiah) dan telah disetor penuh sebesar Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) oleh masing-masing Pemegang Saham yang terbagi atas:

a) PT PLN (Persero) sebanyak 24.999 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp24.999.000.000,- (dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

b) Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) sebanyak 1 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

Dengan demikian Direktur dan Komisaris Perusahaan serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham Perusahaan baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

2) Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki fungsi melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi, serta berkewajiban memastikan Perusahaan melaksanakan tata kelola Perusahaan yang baik pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dewan Komisaris bertanggung jawab secara kolektif kepada para pemegang saham. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan disebutkan tugas utama Dewan Komisaris sebagai berikut:

a) Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan dan memberi nasihat kepada Direksi. b) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS. c) Dalam melakukan tugasnya bertindak untuk kepentingan dan usaha Perusahaan dan bertanggungjawab

kepada RUPS. d) Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yangdipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani Laporan

Tahunan tersebut.

Independensi Dewan Komisaris Sesuai dengan ketentuan Perusahaan, masing-masing organ Perusahaan bersifat independen dan tidak saling mencampuri satu sama lain. Independensi Dewan Komisaris juga ditunjukkan dengan adanya Komisaris

Wewenang RUPS diantaranya menyetujui atau menolak rencana kerja perusahaan, menetapkan perhitungan alokasi laba Perusahaan, mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, dan menunjuk akuntan publik serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi. Selama tahun 2015 Perusahaan telah melaksanakan RUPS sebanyak 1 (satu) kali yaitu:

NO RUPS TANGGAL PERIHAL

1 RUPS LPT 2014 30 Juni 2015 1. RUPS menerima Laporan Tahunan Tahun Buku 2014

2. RUPS belum dapat memberikan acquit et de charge kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan Perusahaan Tahun 2014

3. RUPS memberika kuasa kepada Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan penunjukan KAP untuk tahun buku 2015

4. RUPS memberikan kuasa kepada Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan Tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris serta bonus bagi karyawan tahun buku 2014

5. RUPS memberikan kuasa kepada Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan penyesuaian honorarium Direksi dan Dewan Komisaris serta Remunerasi karyawan tahun 2015

Pemegang Saham Berdasarkan Anggaran Dasar PLN Batubara Pasal 4, Modal Dasar Perseroan ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000.- (seratus miliar rupiah) terbagi atas 100.000 (seratus ribu) lembar saham, masing-masing saham dalam nilai nominal Rp1.000.000.- (satu juta rupiah) dan telah disetor penuh sebesar Rp25.000.000.000.- (dua puluh lima miliar rupiah) oleh masing-masing Pemegang Saham yang terbagi atas:

a) PT PLN (Persero) sebanyak 24.999 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp24.999.000.000,- (dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

b) Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PT PLN (Persero) sebanyak 1 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

Dengan demikian Direktur dan Komisaris Perusahaan serta Masyarakat tidak memiliki saham di dalam komposisi kepemilikan saham Perusahaan baik sebesar/kurang atau lebih 5% saham.

2) Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki fungsi melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi, serta berkewajiban memastikan Perusahaan melaksanakan tata kelola Perusahaan yang baik pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dewan Komisaris bertanggung jawab secara kolektif kepada para pemegang saham. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan disebutkan tugas utama Dewan Komisaris sebagai berikut:

a) Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan dan memberi nasihat kepada Direksi. b) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS. c) Dalam melakukan tugasnya bertindak untuk kepentingan dan usaha Perusahaan dan bertanggungjawab

kepada RUPS. d) Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yangdipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani Laporan

Tahunan tersebut.

Independensi Dewan Komisaris Sesuai dengan ketentuan Perusahaan, masing-masing organ Perusahaan bersifat independen dan tidak saling mencampuri satu sama lain. Independensi Dewan Komisaris juga ditunjukkan dengan adanya Komisaris

Independen dalam jajaran Dewan Komisaris. Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau dengan Pemegang Saham atau hubungan lainnya dengan PLNBB yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk bertindak independen. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/ atau anggota Direksi.

3) Komite Audit Dalam rangka mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), PLNBB telah membentuk Komite Audit yang bertugas membantu Dewan Komisaris yang mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2006 tentang pembentukan Komite Audit bagi BUMN. Komite Audit telah dilengkapi dengan Komite Audit Charter sebagai pedoman kerja dan acuan pelaksanaan tugas anggota Komite Audit. Tugas komite Audit diantaranya mengawasi proses penyususnan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan kredibel, melakukan penelaahan atas informasi keuangan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya, serta mengkaji, mengawasi dan menilai risiko perusahaan.

4) Komite Remunerasi dan Nominasi Dalam Tahun 2015, Perusahaan belum memiliki komite khusus untuk mengawasi masalah remunerasi dan nominasi yang dijalankan Perusahaan.

5) Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko juga menjalankan fungsi Audit dalam membantu Dewan Komisaris.

6) Komite GCG Perusahaan telah memiliki komite GCG yang dibentuk dalam rangka mengawasi Penerapan GCG di Perusahaan yang berpedoman pada PerMen-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (“GCG”) pada BUMN dan Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) Pada BUMN.

7) Direksi Direksi merupakan organ Perusahaan yang bertugas dan bertangung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Tugas utama Direksi adalah bertindak dan mewakili untuk dan atas nama Perusahaan. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perusahaan dalam mencapai visi dan misi Perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Hal ini mencerminkan wujud akuntabilitas pengelolaan Perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Direksi dievaluasi oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS. Direksimenindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Internal Audit, auditor eksternal dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi bertugas mengelola Perusahaan dan bertanggung jawab dalam memenuhi standar kinerja Perusahaan baik dari aspek keuangan dan operasional untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan Perusahaan, melaksanakan rencana kerja perusahaan dengan penuh tanggung jawab, menindaklanjuti temuan-temuan audit baik internal maupun eksternal dan melaporkannya ke Dewan Komisaris, melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Dewan Komisaris dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Direktur Utama Tugas dan Tanggungjawab Utama

a) Menyusun dan mengendalikan rencana jangka panjang (RJP) perusahaan, untuk dapat membawa perusahaan berjalan sesuai misi dan visi usahanya.

b) Memastikan realisasi proyek-proyek pengembangan kapasitas pelayanan di perusahaan, untuk memastikan optimasi kinerja perusahaan.

c) Memastikan realisasi program-program pemasaran dan penjualan, untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan.

d) Memastikan pemberdayaan organisasi, untuk memelihara iklim kerja yang sehat dan produktif. e) Memastikan terselenggaranya kegiatan usaha perusahaan sesuai kaidah-kaidah GCG, termasuk dalam

kaitanya dengan CSR.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA59Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 58

Page 32: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

f) Mengendalikan langkah-langkah pendanaan, untuk mengoptimalkan struktur (termasuk likuiditas) keuangan. g) Memastikan terselenggaranya manajemen risiko, perpajakan, dan manajemen asset di perusahaan sesuai

kebijakan perusahaan, guna mengamankan kepentingan usaha perusahaan. h) Mengkoordinasikan sistem audit, untuk memastikan optimasi penerapan kebijakan perusahaan. i) Mengkoordinasikan pengendalian kinerja perusahaan, termasuk mengesahkan laporan keuangan dan

laporan manajemen lainnya, serta menetapkan penilaian kinerja pejabat-pejabat yang bersangkutan.

Direktur Operasi Tugas dan Tanggungjawab Utama

a) Memahami karakteristik pasar batubara, termasuk tingkat persaingan, produk substitusi, alternatif pemanfaatan, aplikasi teknologi, serta ekologi, dan menterjemahkannya dalam RJP perusahaan.

b) Mengembangkan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan pasar, sesuai dengan kebijakan perusahaan. c) Merencanakan dan memastikan terealisasinya pengembangan kapasitas pelayanan (KPI), baik menyangkut

kapasitas produksi, penyimpanan, pengolahan, serta kapasitas transportasinya, guna menjamin keandalan dan efisiensi pelayanan pelanggan.

d) Mengelola program pemasaran dengan antara lain menyiapkan : tujuan layanan, spesifikasi produk, strategi penetapan harga, program promosi, dan peramalan penjualan.

e) Mengendalikan program penjualan, untuk memastikan optimasi pendapatan perusahaan

Direktur Keuangan dan SDM Tugas dan Tanggungjawab Utama

a) Memahami trend ekonomi dan kesiapan organisasi dalam mendukung misi dan visi perusahaan, untuk bahan penyusunan RJP Perusahaan.

b) Menyusun DSP (Daftar Skala Prioritas) proyek-proyek untuk optimasi sumberdaya perusahaan. c) Mengevaluasi besaran “cost saving” PLN, untuk bahan penghitungan kinerja perusahaan. d) Melaksanakan standarisasi SW/HW/BW, penyusunan arsitektur sistem informasi, sistem manajemen

database, untuk mengoptimalkan pemanfaatan TI di perusahaan. e) Mengelola hubungan dengan Lender, untuk mengamankan kepentingan perusahaan. f) Membina penerapan manajemn mutu, sistem suksesi, dan produktivitas pegawai di perusahaan, serta

memelihara kesesuaian proses bisnis , kesesuaian hak & kewajiban, kesesuaian jumlah & komposisi pegawai, untuk mengoptimalkan kinerja organisasi perusahaan.

g) Memelihara kebijakan investas/divestasi, dan restrukturisasi modal, untuk mengoptimalkan struktur keuangan perusahaan.

h) Mengelola portofolio modal kerja untuk mengoptimalkan nilainya bagi perusahaan, i) Melaksanakan risk based audit, dan menyusun dan membina kebijakan pengelolaan risiko di perusahaan,

untuk memfasilitasi pengamanan pelaksanaan program-program perusahaan terhadap risiko yang dihadapi

j) Menyiapkan target laba dan pertumbuhan di RKAP dalam format BSC, untuk memfasilitasi sinergi program dalam penyusunan RKAP.

k) Menyusun laporan keuangan, laporan manajemen, dan laporan-laporan berkala lainnya di bidang keuangan, untuk mengendalikan realisasi RKAP.

l) Membina sistem akuntansi di perusahaan. m) Membina pengelolaan perpajakan di perusahaan n) Membina kebijakan penghapusan aktiva

Rapat Direksi Rapat Direksi dilaksanakan satu minggu sekali, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Direksi mengadakan rapat lebih sering dari jadwal yang telah ditentukan. Dimana apabila pada waktu tersebut terdapat permasalahan yang penting dan harus segera dilakukan pengambilan keputusan dalam forum Direksi. Pengambilan keputusan rapat Direksi berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dalam hal keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara setuju terbanyak. Dalam rapat Direksi tersebut hal-hal yang akan dibahas antara lain yang bersifat strategis dan dalam hal-hal yang belum dapat diputuskan dalam rapat sebelumnya. Bukti dilaksanakannya rapat Direksi akan dituangkan dalam notulen rapat serta kehadiran para Direksi dalam rapat tersebut tertuang dalam absensi dan apabila ada anggota Direksi yang berhalangan hadir dalam rapat, maka akan ditulis alasan ketidak hadiranya oleh sekretaris perusahaan selaku pembuat notulen rapat.

Perusahaan mengalami pergantian Direksi pada 26 Juni 2015 dengan formasi sebagai berikut:

NAMA JABATAN PERIODE JABATAN Khairil Wahyuni Direktur Utama 2010-2015 Toharudin Direktur Keuangan & SDM 2010-2015 Ahmad Saleh Direktur Operasi 2011-2015 Suwarno Direktur Utama & Keuangan 2015-Sekarang Djoko Martono Direktur Operasi & SDM 2015-Sekarang

8) Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) bertanggung jawab memastikan kepatuhan pada hukum, peraturan dan ketentuan pasar modal serta memastikan kelancaran komunikasi antara Perusahaan dengan pemangku kepentingan. Untuk itu Corporate Secretary bertanggung jawab untuk menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan yang wajar. Fungsi komunikasi yang diemban menempatkan Corporate Secretary berada pada jabatan struktural satu tingkat di bawah Direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Sekretaris Perusahaan mengemban misi untuk mendukung terciptanya citra perusahaan yang positif melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif kepada segenap pemangku kepentingan.

9) Sistem Pengendalian Internal (SPI) Sistem Pengendalian Internal merupakan bagian dari struktur pengawasan melekat Perusahaan yang berfungsi melakukan pengujian dan evaluasi independen seluruh sistem organisasi berikut proses bisnis Perusahaan, serta membantu managemen untuk dapat mencapai sasarannya. Sistem pengendalian internal di Perusahaan merupakan suatu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang cukup atas tercapainya tujuan organisasi melalui:

a) Efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan program dan kegiatan yang dilaksanakan Perusahaan.

b) Keandalan pelaporan keuangan dan kinerja yang disusun oleh Perusahaan. c) Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.

Keberadaan Unit Audit Internal Keberadaan Audit Internal di Perusahaan masih menjadi satu dengan PT PLN (Persero) berdasarkan keputusan RUPS RKAP Tahun 2010.

10) Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Tugas dan tanggung jawab Dekom serta Direksi telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan, Board Manual, atau Pedoman yang telah ditetapkan Perusahaan. Pedoman tersebut mengikat setiap Dewan Komisaris dan Direksi dan mengatur antara lain mengenai tanggungjawab, kewajiban, hak, etika Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan senantiasa bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik sesuai pedoman yang mengatur tugas dan tanggungjawabnya untuk menyamakan persepsi dan mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan harapan Pemegang Saham. Keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris dan Dekom bersifat musyawarah untuk mufakat dan mengikat para pihak.

11) Remunerasi Dewan Komisaris dan direksi

Prosedur Kebijakan Remunerasi Pengahasilan Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh RUPS. Perusahaan dalam menetapkan Penghasilan berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : a) Kinerja b) Ukuran (size) c) Pertumbuhan Perusahaan, dan d) Tingkat Inflasi

Selain kriteria diatas, Perusahaan dalam menentukan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi selain berdasarkan target tahunan (KPI) juga berdasarkan pencapaian jangka panjang Perusahaan yan telah tercapai.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA61Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 60

f) Mengendalikan langkah-langkah pendanaan, untuk mengoptimalkan struktur (termasuk likuiditas) keuangan. g) Memastikan terselenggaranya manajemen risiko, perpajakan, dan manajemen asset di perusahaan sesuai

kebijakan perusahaan, guna mengamankan kepentingan usaha perusahaan. h) Mengkoordinasikan sistem audit, untuk memastikan optimasi penerapan kebijakan perusahaan. i) Mengkoordinasikan pengendalian kinerja perusahaan, termasuk mengesahkan laporan keuangan dan

laporan manajemen lainnya, serta menetapkan penilaian kinerja pejabat-pejabat yang bersangkutan.

Direktur Operasi Tugas dan Tanggungjawab Utama

a) Memahami karakteristik pasar batubara, termasuk tingkat persaingan, produk substitusi, alternatif pemanfaatan, aplikasi teknologi, serta ekologi, dan menterjemahkannya dalam RJP perusahaan.

b) Mengembangkan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan pasar, sesuai dengan kebijakan perusahaan. c) Merencanakan dan memastikan terealisasinya pengembangan kapasitas pelayanan (KPI), baik menyangkut

kapasitas produksi, penyimpanan, pengolahan, serta kapasitas transportasinya, guna menjamin keandalan dan efisiensi pelayanan pelanggan.

d) Mengelola program pemasaran dengan antara lain menyiapkan : tujuan layanan, spesifikasi produk, strategi penetapan harga, program promosi, dan peramalan penjualan.

e) Mengendalikan program penjualan, untuk memastikan optimasi pendapatan perusahaan

Direktur Keuangan dan SDM Tugas dan Tanggungjawab Utama

a) Memahami trend ekonomi dan kesiapan organisasi dalam mendukung misi dan visi perusahaan, untuk bahan penyusunan RJP Perusahaan.

b) Menyusun DSP (Daftar Skala Prioritas) proyek-proyek untuk optimasi sumberdaya perusahaan. c) Mengevaluasi besaran “cost saving” PLN, untuk bahan penghitungan kinerja perusahaan. d) Melaksanakan standarisasi SW/HW/BW, penyusunan arsitektur sistem informasi, sistem manajemen

database, untuk mengoptimalkan pemanfaatan TI di perusahaan. e) Mengelola hubungan dengan Lender, untuk mengamankan kepentingan perusahaan. f) Membina penerapan manajemn mutu, sistem suksesi, dan produktivitas pegawai di perusahaan, serta

memelihara kesesuaian proses bisnis , kesesuaian hak & kewajiban, kesesuaian jumlah & komposisi pegawai, untuk mengoptimalkan kinerja organisasi perusahaan.

g) Memelihara kebijakan investas/divestasi, dan restrukturisasi modal, untuk mengoptimalkan struktur keuangan perusahaan.

h) Mengelola portofolio modal kerja untuk mengoptimalkan nilainya bagi perusahaan, i) Melaksanakan risk based audit, dan menyusun dan membina kebijakan pengelolaan risiko di perusahaan,

untuk memfasilitasi pengamanan pelaksanaan program-program perusahaan terhadap risiko yang dihadapi

j) Menyiapkan target laba dan pertumbuhan di RKAP dalam format BSC, untuk memfasilitasi sinergi program dalam penyusunan RKAP.

k) Menyusun laporan keuangan, laporan manajemen, dan laporan-laporan berkala lainnya di bidang keuangan, untuk mengendalikan realisasi RKAP.

l) Membina sistem akuntansi di perusahaan. m) Membina pengelolaan perpajakan di perusahaan n) Membina kebijakan penghapusan aktiva

Rapat Direksi Rapat Direksi dilaksanakan satu minggu sekali, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Direksi mengadakan rapat lebih sering dari jadwal yang telah ditentukan. Dimana apabila pada waktu tersebut terdapat permasalahan yang penting dan harus segera dilakukan pengambilan keputusan dalam forum Direksi. Pengambilan keputusan rapat Direksi berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dalam hal keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara setuju terbanyak. Dalam rapat Direksi tersebut hal-hal yang akan dibahas antara lain yang bersifat strategis dan dalam hal-hal yang belum dapat diputuskan dalam rapat sebelumnya. Bukti dilaksanakannya rapat Direksi akan dituangkan dalam notulen rapat serta kehadiran para Direksi dalam rapat tersebut tertuang dalam absensi dan apabila ada anggota Direksi yang berhalangan hadir dalam rapat, maka akan ditulis alasan ketidak hadiranya oleh sekretaris perusahaan selaku pembuat notulen rapat.

Perusahaan mengalami pergantian Direksi pada 26 Juni 2015 dengan formasi sebagai berikut:

NAMA JABATAN PERIODE JABATAN Khairil Wahyuni Direktur Utama 2010-2015 Toharudin Direktur Keuangan & SDM 2010-2015 Ahmad Saleh Direktur Operasi 2011-2015 Suwarno Direktur Utama & Keuangan 2015-Sekarang Djoko Martono Direktur Operasi & SDM 2015-Sekarang

8) Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) bertanggung jawab memastikan kepatuhan pada hukum, peraturan dan ketentuan pasar modal serta memastikan kelancaran komunikasi antara Perusahaan dengan pemangku kepentingan. Untuk itu Corporate Secretary bertanggung jawab untuk menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan yang wajar. Fungsi komunikasi yang diemban menempatkan Corporate Secretary berada pada jabatan struktural satu tingkat di bawah Direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Sekretaris Perusahaan mengemban misi untuk mendukung terciptanya citra perusahaan yang positif melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif kepada segenap pemangku kepentingan.

9) Sistem Pengendalian Internal (SPI) Sistem Pengendalian Internal merupakan bagian dari struktur pengawasan melekat Perusahaan yang berfungsi melakukan pengujian dan evaluasi independen seluruh sistem organisasi berikut proses bisnis Perusahaan, serta membantu managemen untuk dapat mencapai sasarannya. Sistem pengendalian internal di Perusahaan merupakan suatu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang cukup atas tercapainya tujuan organisasi melalui:

a) Efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan program dan kegiatan yang dilaksanakan Perusahaan.

b) Keandalan pelaporan keuangan dan kinerja yang disusun oleh Perusahaan. c) Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.

Keberadaan Unit Audit Internal Keberadaan Audit Internal di Perusahaan masih menjadi satu dengan PT PLN (Persero) berdasarkan keputusan RUPS RKAP Tahun 2010.

10) Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Tugas dan tanggung jawab Dekom serta Direksi telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan, Board Manual, atau Pedoman yang telah ditetapkan Perusahaan. Pedoman tersebut mengikat setiap Dewan Komisaris dan Direksi dan mengatur antara lain mengenai tanggungjawab, kewajiban, hak, etika Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan senantiasa bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik sesuai pedoman yang mengatur tugas dan tanggungjawabnya untuk menyamakan persepsi dan mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan harapan Pemegang Saham. Keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris dan Dekom bersifat musyawarah untuk mufakat dan mengikat para pihak.

11) Remunerasi Dewan Komisaris dan direksi

Prosedur Kebijakan Remunerasi Pengahasilan Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh RUPS. Perusahaan dalam menetapkan Penghasilan berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : a) Kinerja b) Ukuran (size) c) Pertumbuhan Perusahaan, dan d) Tingkat Inflasi

Selain kriteria diatas, Perusahaan dalam menentukan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi selain berdasarkan target tahunan (KPI) juga berdasarkan pencapaian jangka panjang Perusahaan yan telah tercapai.

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA61Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 60

Page 33: RINGKASAN EKSEKUTIF blank - PT PLN BATUBARAerp.plnbatubara.co.id/assets/gfx/web_downloads/1484710200.pdf · 3.1 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya upaya

Prosedur remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi pada awalnya dilakukan usulan oleh Direksi dan disampaikan ke Dewan Komisaris untuk dilakukan pembahasan dan memperoleh persetujuan, selanjutnya usulan tersebut disampaikan kepada RUPS untuk dilakukan kajian serta diberikan keputusan penetapan remunerasi.

Struktur dan Jumlah Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remunerasi Dewan Komisaris terdiri dari : a) Honorarium b) Tunjungan transportasi c) Tunjangan komunikasi d) Tunjangan hari raya e) Tantiem

Remunerasi Direksi terdiri dari : a) Gaji b) Tunjangan hari raya c) Tujangan cuti tahunan d) Tunjangan transport, komunikasi dan perumahan e) Tantiem

Kriterian Penilaian Kinerja Pemegang Saham melakukan penilaian atas kinerja Direksi secara kolektif pada saat RUPS Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kriteria penilaian yang diguakan adalah pencapaian Kontrak Manajemen/Key Performance Indicator (KPI), sesuai dengan Surat Sekretaris Kementrian BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 dengan format 5 perspektif dan sebagai dasar pengukuran dan penilaian tingkat kesehatan dan kinerja Perusahaan dengan tetap mengacu pada penggolongan penilaian tingkat kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Republik Indonesia No. KEP-1/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.

h. Auditor Eksternal Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang pertama kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero).

i. Whistle Blowing System Perusahaan telah mempunyai kebijakan bidang Whistle Blowing System sejak tahun 2013 dengan adanya Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT. PLN Batubara No. 008.K/010/DIRPLNBB/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) PT. PLN Batubara. Pada Tahun 2015 Perusahaan telah menyusun SOP tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) dengan Nomor Dokumen PM. 17-04. Selama tahun 2015 tidak terdapat laporan/pengaduan yang disampaikan melalui WBS sehingga tidak ada yang dapat dilakukan tindak lanjut.

j. Gratifikasi Perusahaan mengatur terkait gratifikasi dalam Peraturan Direksi Nomor 010.K/DIRPLNBB/2014 tentang Pedoman PLN Batubara Bersih dan selama tahun 2015 tidak ditemukan/didapatkan laporan terkait gratifikasi sehingga tidak terdapat rencana penanganan dan tindakan/saksi.

k. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan telah melaksanakan program CSR kepada masyarakat dalam bentuk santunan kepada anak yatim dan pembelajaran terkait bisnis Perusahaan.

l. Perkara Penting yang sedang dihadapi (Litigasi) Sepanjang tahun 2015 tidak ada perkara yang dihadapi perusahaan baik litigasi maupun non litigasi

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA63Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 62

Prosedur remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi pada awalnya dilakukan usulan oleh Direksi dan disampaikan ke Dewan Komisaris untuk dilakukan pembahasan dan memperoleh persetujuan, selanjutnya usulan tersebut disampaikan kepada RUPS untuk dilakukan kajian serta diberikan keputusan penetapan remunerasi.

Struktur dan Jumlah Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remunerasi Dewan Komisaris terdiri dari : a) Honorarium b) Tunjungan transportasi c) Tunjangan komunikasi d) Tunjangan hari raya e) Tantiem

Remunerasi Direksi terdiri dari : a) Gaji b) Tunjangan hari raya c) Tujangan cuti tahunan d) Tunjangan transport, komunikasi dan perumahan e) Tantiem

Kriterian Penilaian Kinerja Pemegang Saham melakukan penilaian atas kinerja Direksi secara kolektif pada saat RUPS Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kriteria penilaian yang diguakan adalah pencapaian Kontrak Manajemen/Key Performance Indicator (KPI), sesuai dengan Surat Sekretaris Kementrian BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 dengan format 5 perspektif dan sebagai dasar pengukuran dan penilaian tingkat kesehatan dan kinerja Perusahaan dengan tetap mengacu pada penggolongan penilaian tingkat kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Republik Indonesia No. KEP-1/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.

h. Auditor Eksternal Penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang beralamat di Plaza 89, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-7 No.6 Jakarta 12940, Telp 021-5212901 Fax 021-52905555/52905050, ditunjuk sebagai akuntan publik Perseroan untuk melakukan audit umum atas Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013. Audit yang dilaksanakan oleh yang bersangkutan merupakan audit yang pertama kali sejak tahun 2010. Biaya yang dikeluarkan untuk kantor akuntan publik ditanggung oleh PT PLN (Persero).

i. Whistle Blowing System Perusahaan telah mempunyai kebijakan bidang Whistle Blowing System sejak tahun 2013 dengan adanya Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT. PLN Batubara No. 008.K/010/DIRPLNBB/2013 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) PT. PLN Batubara. Pada Tahun 2015 Perusahaan telah menyusun SOP tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) dengan Nomor Dokumen PM. 17-04. Selama tahun 2015 tidak terdapat laporan/pengaduan yang disampaikan melalui WBS sehingga tidak ada yang dapat dilakukan tindak lanjut.

j. Gratifikasi Perusahaan mengatur terkait gratifikasi dalam Peraturan Direksi Nomor 010.K/DIRPLNBB/2014 tentang Pedoman PLN Batubara Bersih dan selama tahun 2015 tidak ditemukan/didapatkan laporan terkait gratifikasi sehingga tidak terdapat rencana penanganan dan tindakan/saksi.

k. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan telah melaksanakan program CSR kepada masyarakat dalam bentuk santunan kepada anak yatim dan pembelajaran terkait bisnis Perusahaan.

l. Perkara Penting yang sedang dihadapi (Litigasi) Sepanjang tahun 2015 tidak ada perkara yang dihadapi perusahaan baik litigasi maupun non litigasi

Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA63Annual Report 2015 PT PLN BATUBARA 62