Dewan Komisaris Dan Komite Audit

28
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Internal, yang mana di dalamnya membahas tentang “Hal-hal Lain yang Berhubungan dengan Audit Internal – Hubungan Dewan Komisaris dengan Komite Audit” yang merupakan salah satu bahasan yang terdapat pada bahan pengajaran Audit Internal. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga perlu dibenahi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini, agar makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi pengembangan wawasan yang senantiasa dinamis. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya. Jakarta, Juli 2013 1

description

Audit Internal

Transcript of Dewan Komisaris Dan Komite Audit

Page 1: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Internal, yang mana di

dalamnya membahas tentang “Hal-hal Lain yang Berhubungan dengan Audit Internal –

Hubungan Dewan Komisaris dengan Komite Audit” yang merupakan salah satu bahasan yang

terdapat pada bahan pengajaran Audit Internal.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga perlu dibenahi. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini,

agar makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi pengembangan wawasan yang

senantiasa dinamis. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Jakarta, Juli 2013

Penyusun

1

Page 2: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………...4

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..5

1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………….5

BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN DENGAN DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT

I Dewan Komisaris

1 Pengertian Dewan Komisaris………………………………………………………………..6

2 Pengangkatan dan Pemberhentian Komisaris………………………………………..…...6

3 Tugas Dewan Komisaris………………………………………………………………………7

4 Kewenangan Dewan Komisaris………………………………………………………………8

5 Kewajiban Dewan Komisaris………………………………………………………………….8

6 Pertanggung Jawaban Dewan Komisaris…………………………………………………...9

II Komite Audit

1 Pengertian……………………………………………………………………………………..10

2 Afiliasi…………………………………………………………………………………………..10

3 Komisaris Independen………………………………………………………………………..10

4 Struktur dan Keanggotaan Komite Audit……………………………………………………11

5 Struktur dan Keanggotaan Komite Audit……………………………………………………11

6 Masa Tugas Komite Audit…………………………………………………………………...12

7 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit………………………………………………..12

2

Page 3: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

8 Wewenang Komite Audit……………………………………………………………………14

9 Rapat Komite Audit………………………………………………………………………….14

10 Pelaporan…………………………………………………………………………………….15

III Direktur Audit dan Dewan Komisaris…………………………………………………………….15

IV Hubungan dengan Komite Audit…………………………………………………………………16

V Hubungan Pelaporan dan Pengawasan dari Komite Audit……………………………………..16

BAB III

CONTOH KASUS…………………………..…………………………………………………………18

BAB III

KESIMPULAN………………………………..……………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………..21

3

Page 4: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dewan Komisaris memegang peranan penting dalam menjamin pelaksanaan strategi

perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan

terlaksananya akuntabilitas. Dalam prakteknya, di Indonesia sering terjadi anggota Dewan

Komisaris sama sekali tidak menjalankan peran pengawasannya yang sangat mendasar

terhadap Dewan Direksi. Dewan Komisaris seringkali dianggap tidak memiliki manfaat, hal ini

dapat dilihat dalam fakta, bahwa banyak anggota Dewan Komisaris tidak memiliki

kemampuan dan tidak dapat menunjukkan independensinya. Dalam banyak kasus, Dewan

Komisaris juga gagal untuk mewakili kepentingan stakeholders lainnya selain daripada

kepentingan pemegang saham mayoritas.

Oleh karenanya dibutuhkan anggota Dewan Komisaris yang memiliki integritas,

kemampuan, tidak cacat hukum dan independen; serta yang tidak memiliki hubungan bisnis

(kontraktual) ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham mayoritas (pemegang

saham pengendali) dan Dewan Direksi (manajemen) baik secara langsung maupun tidak

langsung. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang

bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam RUPS.

Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2002

(bagi perusahaan publik) dan Keputusan Menteri BUMN Nomor  KEP-103/MBU/2002 (bagi

BUMN). Komite Audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh Komisaris Independen

perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar

belakang akuntansi dan keuangan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit mempunyai

fungsi membantu Dewan Komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii)

menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya

penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal

audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan

perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

4

Page 5: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu Dewan

Komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi

kepada Dewan Komisaris), kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa

eksplisit dari Dewan Komisaris, misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor

eksternal, dan memimpin suatu investigasi khusus. Peran dan tanggung jawab Komite Audit

akan dituangkan dalam Charter Komite Audit.

Pada akhirnya, suatu Dewan Komisaris yang aktif, canggih, ahli, beragam dan yang

terpenting independen yang menjalankan fungsinya secara efektif dan dibantu oleh Komite

Audit adalah yang paling baik untuk ditempatkan dalam memastikan implementasi Good

Corporate Governance  berjalan dengan baik sehingga kecurangan (fraud) maupun

keterpurukan bisnis dapat dihindari.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang makalah, maka dapat ditarik perumusan

masalah yaitu :

1. Apakah pengertian secara umum tentang Dewan Komisaris?

2. Apakah pengertian secara umum tentang Komite Audit?

3. Bagaimana hubungan antara Direktur Audit dengan Dewan Komisaris?

4. Bagaimana hubungan dengan Komite Audit?

5. Bagaimana hubungan Pelaporan dan Pengawasan dari Komite Audit?

III. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian secara umum tentang Dewan Komisaris.

2. Untuk mengetahui pengertian secara umum tentang Komite Audit.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Direktur Audit dengan Dewan Komisaris.

4. Untuk mengetahui hubungan Komite Audit.

5. Untuk mengetahui hubungan Pelaporan dan Pengawasan dari Komite Audit.

5

Page 6: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN DENGAN DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT

I. Dewan Komisaris

1. Pengertian

Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan

pengawasan secara umum dan/ atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta

memberikan nasihat kepada Direksi. Di Indonesia Dewan Komisaris ditunjuk

oleh RUPS dan di dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

dijabarkan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab dari dewan komisaris.

2. Pengangkatan dan Pemberhentian Komisaris

Pengangkatan Dewan Komisaris

Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dapat dilakukan dengan cara:

1. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh anggota Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) yang memiliki wewenang dan yang kemudian dilaporkan

kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatatkan dalam daftar wajib

perusahaan atas pergantian dewan komisaris.

2. Komisaris Perseroan terdiri atas 1 (satu) orang anggota Direksi atau lebih.

3. Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat

diangkat kembali. Tata cara pengangkatan diatur dalam Anggaran Dasar.

4. Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang

perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah

dinyatakan pailit atau dihukum karena merugikan negara dalam waktu 5 (lima)

tahun sebelum pengangkatan.

6

Page 7: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

Dalam hukum Indonesia, selain Dewan Komisaris dikenal Dewan Pengawas Syariah

yang merupakan pengawas yang harus dibentuk dalam sebuah Perseroan yang

menjalankan usaha dengan prinsip syariah yang ditunjuk oleh RUPS dan rekomendasi

dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Pemberhentian Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dapat diberhentikan apabila:

1. Masa tugas anggota Dewan Komisaris ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Akte

Pendirian.

2. Anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan sementara waktu oleh anggota

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang memiliki wewenang.

3. Tugas Dewan Komisaris

Tugas utama Dewan Komisaris adalah Komisaris wajib melakukan pengawasan

terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberi nasihat

keapada Direksi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan oleh masing-masing Anggota

Dewan Komisaris namun keputusan pemberian nasihat dilakukan atas nama Komisaris

secara Kolektif (sebagai Board). Fungsi pengawasan adalah proses yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, Komisaris wajib berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan

melaksanakan seluruh tugas komisaris secara bertanggungjawab berdasarkan kepada

kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Pelaksanaan

tugas tersebut diantaranya adalah :

Pelaksanaan rapat secara berkala satu bulan sekali.

Pemberian nasihat, tanggapan dan/atau persetujuan secara tepat waktu dan

berdasarkan pertimbangan yang memadai.

Pemberdayaan komite-komite yang dimiliki Komisaris. Contohnya Komite

Audit, Komite Nominasi, dll.

Mendorong terlaksananya implementasi Good Corporate Governance.

7

Page 8: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

4. Kewenangan Dewan Komisaris

Komisaris memiliki 2 (dua) wewenang, yaitu :

1. Wewenang Preventif

Di dalam Anggaran Dasar Perseroan dapat ditetapkan wewenang Dewan

komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi

dalam melakukan perbuatan hukum tertentu (Pasal 117 ayat 1 UU PT).

Jika direksi berhalangan dapat bertindak sebagai pengurus

Meminta keterangan kepada Direksi

Berwenang memasuki ruangan/tempat penyimpanan barang milik

Perseroan untuk pengawasan.

2. Wewenang Represif

Dewan Komisaris dapat memberhentikan anggota Direksi untuk sementara

dengan menyebutkan alasannya (Pasal 106 UU PT).

5. Kewajiban Dewan Komisaris

Kewajiban Komisaris, yaitu :

1. Dewan Komisaris berkewajiban mengawasi kebijakan Direksi dalam

menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.

2. Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab

menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan.

3. Komisaris wajib melapor kepada Perseroan tentang kepemilikan sahamnya

dan/ atau beserta keluarga atas sama Perseroan dan saham di Perseroan

lainnya.

4. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinan rapat.

5. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan

6. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris

1. Untuk menjadi sebuah alat penelaahan. Tanpa adanya alat tersebut,

manajemen puncak tidak memiliki cara untuk mengontrol dirinya sendiri.

8

Page 9: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

2. Untuk mengganti manajemen puncak ketika ia gagal menunjukan kinerjanya.

Sebuah dewan yang memiliki kemampuan untuk mengganti manajemen

puncak yang tidak mampu menunjukan kinerja berarti benar-benar berkuasa.

3. Untuk menjadi alat hubungan kemasyarakatan dan hubungan umum. Dewan

membutuhkan akses yang langsung dan mudah ke masyarakat umum dan

pihak yang berkepentingan

4. Untuk mengembangkan kebijakan dan mengimplementasikan prosedur-

prosedur yang diperlukan untuk membatasi konflik kepentingan dan untuk

memastikan kepatuhan terhadap hokum maupun prinsip-prinsip etika di seluruh

tingkatan di dalam perusahaan.

5. Untuk memastikan tesedianya program-program kepatuhan perusahaan.

6. Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris

dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh

Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh

kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan

Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota

Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi.

7. Tanggung jawab berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak

menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.

8. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas

kepailitan Perseroan apabila dapat membuktikan:

a. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

b. Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian

untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan;

c. Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak

langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan

kepailitan; dan

d. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjadinya

kepailitan.

9

Page 10: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

II. Komite Audit

1. Pengertian

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan

Komisaris (Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003).

2. Afiliasi adalah

Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik

secara horizontal maupun vertikal;

1. Hubungan antara Pihak dengan pegawai, Direktur, atau Komisaris dari Pihak

tersebut;

2. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota

Direksi atau Dewan Komisaris yang sama;

3. Hubungan antara perusahaan dengan Pihak, baik langsung maupun tidak

langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

4. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung

maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; atau

5. Hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham Utama.

3. Komisaris Independen adalah Komisaris yang:

Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham Pengendali;

Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Direktur dan/ atau Komisaris

lainnya;

Tidak bekerja rangkap sebagai Direktur di perusahaan lainnya yang terafiliasi

dengan Perseroan;

Memahami peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

10

Page 11: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

4. Struktur dan Keanggotaan Komite Audit

a. Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari

Komisaris Independen dan pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.

c. Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan

tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau

mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu

6 (enam) bulan terakhir;

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada

Emiten atau Perusahaan Publik tersebut;

3. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan

Publik, anggota Dewan Komisaris,anggota Direksi, atau Pemegang Saham

Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung

yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik

tersebut.

5. Struktur dan Keanggotaan Komite Audit

Persyaratan Keanggotaan Komite Audit

Anggota Komite Audit:

a. Wajib memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaannya, serta mampu berkomunikasi

dengan baik.

b. Wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan khususnya yang terkait

dengan layanan jasa atau kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik,

proses audit, manajemen risiko, dan peraturan perundang-undangan di bidang

Pasar Modal serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya;

c. Wajib memiliki kode etik Komite Audit yang ditetapkan oleh Emiten atau

perusahaan Publik;

d. Bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus melalui pendidikan

dan pelatihan;

11

Page 12: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

e. Wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan

dan keahlian di bidang akuntansi dan / atau keuangan;

f. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan

Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi

jasa assurance, jasa non-assurance, jasa penilai dan/ atau jasa konsultasi lain

kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6

(enam) bulan terakhir;

g. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan

tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau

mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6

(enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen;

h. Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau

Perusahaan Publik;

i. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham Emiten atau Perusahaan

Publik baik langsung maupun tidak langsung akibat suatu peristiwa hukum,

maka saham tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain dalam jangka waktu

paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut.

j. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris,

anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan

Publik tersebut; dan

k. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang

berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

6. Masa Tugas Komite Audit

Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan

Komisaris sebagaimana diatur dalam anggaran Dasar dan dapat dipilih kembali hanya

untuk satu periode berikutnya.

7. Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Audit

Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab 

antara lain sebagai berikut :

12

Page 13: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten

atau Perusahaan Publik kepada publik dan/ atau pihak otoritas antara lain

laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi

keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik;

c. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat

antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;

d. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan

Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan,

danfee;

e. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal

dan mengawasi pelaksaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor

internal;

f. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang

dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi

pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;

g. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan

keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;

h. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan

adanya potensi benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan

i. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan

Publik;

Komite Audit membantu Dewan Komisaris menjalankan tugas pengawasan

diantaranya dengan mengkaji hal-hal sebagai berikut:

Laporan keuangan Perseroan dan informasi keuangan lainnya;

Kepatuhan Perseroan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku;

Efektivitas dari aktivitas pengendalian internal; dan

Kemampuan Perseroan dalam mengelola risiko dan menangani keluhan

pelanggan;

Komite Audit juga memantau kinerja Perseroan secara keseluruhan. Komite Audit

secara berkala melaporkan hasil kajiannya kepada Dewan Komisaris.

13

Page 14: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

8. Wewenang Komite Audit

Dalam   melaksanakan   tugasnya   Komite   Audit   mempunyai  wewenang 

sebagai Berikut :

a. Mengakses dokumen, data, dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik

tentang karyawan, dana, asset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan;

b. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang

menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas

dan tanggung jawab Komite Audit;

c. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan

untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan

d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

9. Rapat Komite Audit

a. Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3

(tiga) bulan.

b. Rapat Komite Audit hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari ½

(satu per dua) jumlah anggota.

c. Keputusan rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

d. Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalm risalah rapat, termasuk apabila

terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinions), yang ditandatangani oleh

seluruh anggota Komite Audit yang hadir dan disampaikan kepada Dewan

Komisaris.

10. Pelaporan

14

Page 15: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

a. Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap

penugasan yang diberikan.

b. Komite Audit wajib membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite

Audit yang diungkapkan dalam Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan

Publik;

c. Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK

informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian Komite Audit dalam

jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja setelah pengangkatan atau

pemberhentian.

d. Informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana dimaksud

dalam huruf c wajib dimuat dalam laman (website) bursa dan/ atau laman

(website) Emiten atau Perusahaan Publik.

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan

LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan

ini, termasuk pihak-pihak yang memyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.

III. Direktur Audit dan Dewan Komisaris

Practice Advisory 2060-1, “Reporting to the Board and Senior Management”

(Pelaporan kepada Dewan dan Manajemen Senior), merekomendasikan :

Direktur Audit hendaknya mengirimkan laporan-laporan aktivitas tahunan kepada

manajemen senior dan dewan komisaris atau lebih sering jika memang

diperlukan.

Laporan-laporan aktivitas hendaknya menyoroti observasi dan rekomendasi dari

penugasan yang signifikan

Menyampaikan informasi kepada manajemen senior dan dewan komisaris

mengenai setiap penyimpangan signifikan dari skedul kerja penugasan yang

telah disetujui, rencana penempatan staf, dan anggaran keuangan.

IV. Hubungan dengan Komite Audit

15

Page 16: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

Terdapat kemungkinan adanya kelompok pengawasan yang lain di dalam organisasi

yang melaksanakan fungsi-fungsi yang biasa dimiliki oleh komite audit namun memiliki nama

yang berbeda. Kelompok-kelompok tersebut hendaknya dipertimbangkan  sebagai entitas

pengawasan audit yang mana direktur audit sebaiknya:

Memberikan bantuannya untuk memastikan bahwa akta, aktivitas, dan proses

yang telah mereka lakukan berjalan dengan benar.

Memastikan bahwa akta, peranan, dan aktivitas dari audit internal telah jelas

dimengerti dan responsive terhadap kebutuhan-kebutuhan dari komite audit dan

dewan.

Memelihara komunikasi yang terbuka dan efektif dengan komite audit dan

ketuanya

 

V. Hubungan Pelaporan dan Pengawasan dari Komite Audit

Hubungan pelaporan. Pembebanan tanggung jawab secara efektif dari audit internal

dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaporan keuangan, penyelenggaraan

perusahaan, dan kontrol perusahaan akan membutuhkan sebuah hubungan pelaporan

dengan komite audit dari dewan.

Hubungan pengawasan. Komite audit hendaknya melakukan sebuah peran

pengawasan yang aktif sehubungan dengan aktivitas audit internal. Untuk memastikan bahwa

fungsi audit internal telah seimbang, komite sebaiknya mempertimbangkan:

Filosofi audit dari perusahaan.

Independens audit perusahaan.

Masalah-masalah logistic, seperti jumlah dan lokasi staf.

Di samping penelaahan atas program-program dan pencapaian audit, komite audit

seharusnya merasa puas dengan atribut-atribut dari fungsi audit internal berikut ini:

Proses pemilihan auditor internal.

Kualifikasi professional dan latar belakang pendidikan dari auditor internal.

Program pengembangan professional.

Penilaian prestasi kerja dan sistem evaluasi.

16

Page 17: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

BAB III

17

Page 18: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

CONTOH KASUS

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) lama-lama

gerah juga melihat semakin maraknya kasus kejahatan kerah putih yang melibatkan emiten

pasar modal.

Nurhaida, Ketua Bapepam-LK, mengungkapkan, otoritas pasar modal tengah

mempertimbangkan untuk mengubah aturan Bapepam Nomor IX.i.5 tentang Pembentukan

dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Tujuan revisi meningkatkan kualitas

pengawasan terhadap emiten pasar modal.

Dalam beleid tersebut, otoritas mewajibkan setiap emiten memiliki Komite Audit. Itu

adalah komite yang dibawahi oleh dewan komisaris sebuah emiten. Komite itu bertugas

memberikan pendapat ke dewan komisaris terhadap laporan atau segala hal yang

disampaikan direksi kepada dewan komisaris.

Komite ini juga berperan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan oleh dewan

komisaris. Sebagai contoh, terkait laporan keuangan dan ketaatan terhadap aturan

perundang-undangan.

Komite audit juga melaporkan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi kepada

dewan komisaris. Intinya, komite ini bertugas memastikan ketepatan penerapan tata kelola

perusahaan yang baik (good corporate governance).

Bapepam-LK menilai, keberadaan komite ini perlu diperkuat seiring dengan semakin

kompleksnya dunia bisnis dan usaha saat ini. Ada beberapa poin revisi, yang merupakan

masukan dari Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI).

Pertama, persyaratan anggota komite audit. Kanaka Puradireja, Ketua Dewan IKAI

menuturkan, anggota komite audit ke depan harus merupakan anggota organisasi profesi.

"Jika nanti terjadi penyimpangan oleh anggota komite audit, organisasi profesi yang

bertanggung jawab," ujar dia. Misalnya, akuntan mempertanggungjawabkan profesinya

kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

18

Page 19: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

Kedua, adalah pembatasan jumlah anggota komite audit, yakni cukup tiga sampai lima

orang saja. Ketiga, "Masa jabatan juga perlu dibatasi agar independensinya tetap terjaga,"

imbuh Kanaka.

Etty Retno Wulandari, Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Informasi,

mengungkapkan, draft revisi ini kemungkinan selesai akhir tahun ini.

19

Page 20: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah berbagai penjelasan dan pembahasan yang telah disajikan di atas, maka

sampailah kita pada bagian akhir dari makalah ini yaitu bagian penutup. Pada bab ini, akan

disajikan sedikit kesimpulan yang menjadi inti pembahasan dalam makalah ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, Komite Audit dibentuk untuk membantu

Dewan Komisaris untuk mengawasi kinerja kegiatan pelaporan keuangan dan pelaksanaan

audit internal dan eksternal di dalam perusahaan. Dan karenanya, untuk mempertahankan

independensi, Komite Audit beranggotakan Komisaris Independen dan terlepas dari kegiatan

manajemen sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu Dewan

Komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah-masalah yang

berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal dan sistem

pelaporan keuangan.

20

Page 21: Dewan Komisaris Dan Komite Audit

DAFTAR PUSTAKA

1. Sawyer, Lawrence B, Morimer A Dittenhofer, James H Scheiner. 2005. Edisi Lima.

Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

2. Wikipedia (2012, 26 Agustus). Dewan Komisaris. Diperoleh 3 Juli 2013, dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Komisaris

3. Informasi Media (2012, April). Definisi Dewan Komisaris. Diperoleh 4 Juli 2013,

dari http://mediainformasill.blogspot.com/2012/04/pengertian-definisi-komisaris.html

4. Firmsstat (2009, 11 Mei). Komite Audit Diperoleh 05 Juli 2013, dari

http://firmsstat.blogspot.com/2009/05/komite-audit.html

5. Little Wings (2012, 26 Oktober). Peraturan BAPEPAM. Diperoleh 30 Juni 2013, dari

http://investasi.kontan.co.id/news/marak-kasus-komite-audit-akan-diperkuat-1

21