Ringk alk ul (5)

4
Bab 5 ULANGAN I. Nama Kitab 1.Kitab ini adalah kitab terakhir dari kitab Pentateukh yang ditulis Musa. 70 orang penerjemah memberinya nama ‘Hukum Taurat Kedua’ yang artinya adalah untuk kedua kalinya hukum Taurat diuraikan. Di sini tidak ada hukum Taurat yang baru, melainkan menguraikan dan menjelaskan sekali lagi hukum Taurat yang diterima Musa 39 tahun yang lalu di gunung Sinai. 2.Karena kegagalan di Kadesh-Barnea, selain Yosua dan Kaleb, seluruh umat Israel yang keluar dari Mesir dan yang menerima hukum Taurat di gunung Sinai itu semuanya telah jatuh di padang gurun. Sekarang umat Israel yang masih hidup adalah generasi yang baru, karena itu perlu untuk kedua kalinya menguraikan hukum Taurat kepada mereka. II. Penulis 1.Penulis dari kitab ini, jelas adalah hamba Allah, Musa. Dia mengabarkannya dengan lisan terlebih dahulu, kemudian menulisnya di satu kitab (1:3; 31:24-26). 2.Namun ada sekelompok ‘ahli teologi’ yang tidak percaya dan menekankan bahwa kitab ini bukan ditulis oleh Musa, alasannya adalah Musa tidak mungkin menulis tentang kematiannya sendiri di kitab tersebut (pasal 34). Ada beberapa pemula pembaca Alkitab juga merasa aneh akan hal ini. 3.Sebenarnya tidak perlu merasa aneh akan hal ini, karena pasal 34 bukanlah kelanjutan dari bagian atas, melainkan jelas adalah satu bagian yang mandiri, mungkin ini adalah satu bagian yang ditambahkan oleh penerus Musa, yaitu Yosua. Ini sama sekali tidak cukup untuk menjatuhkan fakta bahwa Musalah yang menulis kitab ini. III. Waktu dan Tempat 1.Kitab ini adalah lanjutan dari akhir kitab sebelumnya, yaitu kitab Bilangan, waktu dari kedua kitab ini adalah sama, yaitu 40 tahun setelah keluar dari Mesir, tempatnya adalah di dataran Moab. 2.Rentang waktu dari isi kitab ini kira-kira 40 tahun, dari tahun 1491 SM, sampai dengan 1451 SM. IV. Berita Berita utama dari kitab ini adalah: Allah melalui Musa menguraikan kembali kepada generasi yang baru mengenai bagaimana perbuatan-perbuatan Allah yang lalu yang mengasihi bangsa Israel, menebus mereka keluar dari tanah perbudakan, memberikan hukum Taurat kepada mereka, memisahkan mereka menjadi umat-Nya; tetapi mereka seringkali mengeluh, mengumpat dan menghujat, karena itu menerima hukuman dan berjatuhan di padang gurun. Sekarang Allah menggunakan fakta yang lalu untuk memberi pengajaran, peringatan dan dorongan kepada generasi yang baru ini bahwa harus mengingat kasih karunia-Nya yang ajaib dan pekerjaan kuat kuasa-Nya, bahkan dengan mutlak taat kepada ketentuan dan perintah-Nya, sehingga di tanah yang dijanjikan itu akan mendapatkan kemenangan, kekayaan, kebahagiaan dan warisan. V. Beberapa Poin yang Perlu Diperhatikan 1.Kitab ini adalah satu ‘buku pelajaran’, karena kitab ini membuat bangsa Israel mempelajari perjalanan yang pernah dijalani, mempelajari pengalaman yang lalu, mempelajari peperangan yang lalu, khususnya mempelajari hukum Taurat yang diterima pada waktu lalu. 2.Kitab ini selain mempelajari hal-hal di masa lalu, juga bernubuat tentang masa depan. Misalkan, pasal 18:15-19 adalah satu nubuat yang besar, mengenai seorang nabi yang akan datang di masa akan datang, ini mengacu kepada Tuhan Yesus Kristus kita (Yoh. 1:45; Kis. 3:22-23; 7:37). 3.Selain nubuat tentang Mesias, masih ada nubuat tentang orang Israel: sejak masuk ke tanah Kanaan, bagaimana mereka menjadi tidak percaya, meninggalkan Allah, mendapatkan musibah, dan tersebar

Transcript of Ringk alk ul (5)

Page 1: Ringk alk ul (5)

Bab 5ULANGAN

I. Nama Kitab

1.Kitab ini adalah kitab terakhir dari kitab Pentateukh yang ditulis Musa. 70 orang penerjemah memberinya nama ‘Hukum Taurat Kedua’ yang artinya adalah untuk kedua kalinya hukum Taurat diuraikan. Di sini tidak ada hukum Taurat yang baru, melainkan menguraikan dan menjelaskan sekali lagi hukum Taurat yang diterima Musa 39 tahun yang lalu di gunung Sinai.

2.Karena kegagalan di Kadesh-Barnea, selain Yosua dan Kaleb, seluruh umat Israel yang keluar dari Mesir dan yang menerima hukum Taurat di gunung Sinai itu semuanya telah jatuh di padang gurun. Sekarang umat Israel yang masih hidup adalah generasi yang baru, karena itu perlu untuk kedua kalinya menguraikan hukum Taurat kepada mereka.

II. Penulis

1.Penulis dari kitab ini, jelas adalah hamba Allah, Musa. Dia mengabarkannya dengan lisan terlebih dahulu, kemudian menulisnya di satu kitab (1:3; 31:24-26).

2.Namun ada sekelompok ‘ahli teologi’ yang tidak percaya dan menekankan bahwa kitab ini bukan ditulis oleh Musa, alasannya adalah Musa tidak mungkin menulis tentang kematiannya sendiri di kitab tersebut (pasal 34). Ada beberapa pemula pembaca Alkitab juga merasa aneh akan hal ini.

3.Sebenarnya tidak perlu merasa aneh akan hal ini, karena pasal 34 bukanlah kelanjutan dari bagian atas, melainkan jelas adalah satu bagian yang mandiri, mungkin ini adalah satu bagian yang ditambahkan oleh penerus Musa, yaitu Yosua. Ini sama sekali tidak cukup untuk menjatuhkan fakta bahwa Musalah yang menulis kitab ini.

III. Waktu dan Tempat

1.Kitab ini adalah lanjutan dari akhir kitab sebelumnya, yaitu kitab Bilangan, waktu dari kedua kitab ini adalah sama, yaitu 40 tahun setelah keluar dari Mesir, tempatnya adalah di dataran Moab.

2.Rentang waktu dari isi kitab ini kira-kira 40 tahun, dari tahun 1491 SM, sampai dengan 1451 SM.

IV. Berita

Berita utama dari kitab ini adalah: Allah melalui Musa menguraikan kembali kepada generasi yang baru mengenai bagaimana perbuatan-perbuatan Allah yang lalu yang mengasihi bangsa Israel, menebus mereka keluar dari tanah perbudakan, memberikan hukum Taurat kepada mereka, memisahkan mereka menjadi umat-Nya; tetapi mereka seringkali mengeluh, mengumpat dan menghujat, karena itu menerima hukuman dan berjatuhan di padang gurun. Sekarang Allah menggunakan fakta yang lalu untuk memberi pengajaran, peringatan dan dorongan kepada generasi yang baru ini bahwa harus mengingat kasih karunia-Nya yang ajaib dan pekerjaan kuat kuasa-Nya, bahkan dengan mutlak taat kepada ketentuan dan perintah-Nya, sehingga di tanah yang dijanjikan itu akan mendapatkan kemenangan, kekayaan, kebahagiaan dan warisan.

V. Beberapa Poin yang Perlu Diperhatikan

1.Kitab ini adalah satu ‘buku pelajaran’, karena kitab ini membuat bangsa Israel mempelajari perjalanan yang pernah dijalani, mempelajari pengalaman yang lalu, mempelajari peperangan yang lalu, khususnya mempelajari hukum Taurat yang diterima pada waktu lalu.

2.Kitab ini selain mempelajari hal-hal di masa lalu, juga bernubuat tentang masa depan. Misalkan, pasal 18:15-19 adalah satu nubuat yang besar, mengenai seorang nabi yang akan datang di masa akan datang, ini mengacu kepada Tuhan Yesus Kristus kita (Yoh. 1:45; Kis. 3:22-23; 7:37).

3.Selain nubuat tentang Mesias, masih ada nubuat tentang orang Israel: sejak masuk ke tanah Kanaan, bagaimana mereka menjadi tidak percaya, meninggalkan Allah, mendapatkan musibah, dan tersebar

Page 2: Ringk alk ul (5)

ke berbagai tempat, kemudian bagaimana mereka bertobat, Tuhan akan datang mengumpulkan umat Israel, dan terakhir mereka pasti dibangunkan dan memperoleh berkat yang besar.

4.Kitab ini adalah senjata tajam yang menang terhadap Iblis dan pencobaan. Saat Tuhan kita dicobai di padang gurun, Dia tiga kali menggunakan firman dalam kitab ini sehingga menang dari godaan Iblis (8:3; 6:16, 13; 10:20). Saat Tuhan kita menghadapi cobaan dari para ahli Taurat, Dia juga menggunakan firman 6:5 dalam kitab ini—itu adalah perintah yang paling besar.

5.Kitab ini adalah kitab pertama yang membahas tentang hukuman mati dengan ‘digantung pada tiang’ (21:22-23), secara tersembunyi menunjukkan tentang bagaimana Tuhan kita mati—tubuh-Nya tidak akan dibiarkan sampai esok hari (Yoh. 19:31), hukuman-Nya adalah menggantikan kutukan yang akan kita terima di depan Allah (Ga. 3:13).

6.Yang diminta Allah terhadap umat-Nya adalah mendengarkan dan taat (Ul. 5:29) karena:(1) mereka adalah milik Allah, adalah anak-anak Allah (14:1-2);(2) Dia mengasihi mereka (4:37; 7:7-8);(3) bahkan akan melindungi, memberi kemakmuran dan berkat kepada mereka (4:40; 5:29; 6:2-3,

24);(4) Dia memperlakukan mereka dengan anugerah dan kasih yang ajaib (4:7-8; 5:6; 4:33).

7.Sebagian besar isi dari kitab ini adalah Musa yang berbicara. Dari perkataannya, kita tidak hanya dapat melihat kepintaran berbicaranya (kefasihan lidahnya), terlebih lagi kita dapat melihat dia menasihati bangsa Israel dengan giat, kasih dan setia, seperti satu nasihat perpisahan dari seorang ayah yang sudah tua kepada anak-anak yang dikasihinya dalam seumur hidupnya.

VI. Kata Kunci dan Ayat Kunci

1.Kata kunci: ‘mendengarkan’ (4:1)2.Ayat kunci:

(1) Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya (5:29).

(2) Dengarlah, hai orang Israel. TUHAN itu Allah kita. TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (6:4-5).

(3) Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu (10:12-13).

(4) Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal (11:26-28).

(5) Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi (28:1).

VII. Pembagian

Kitab ini berdasarkan 8 kali pembicaraan Musa, dapat dibagi menjadi 8 bagian: kilas balik peristiwa yang lalu, pelajaran tentang hukum Taurat, peringatan, penetapan perjanjian, nasihat terakhir, perintah terakhir, nyanyian Musa, berkat. Mengenai pasal 34, dapat dikatakan adalah kata susulan dari seluruh kitab, membicarakan tentang kematian Musa.

1. Kilas Balik Peristiwa yang Lalu (pasal 1 ~ 4:43)

1. Kegagalan di Kadesh-Barnea (pasal 1).

Page 3: Ringk alk ul (5)

2. Perjalanan di padang gurun (pasal 2 ~3).3. Menasihati seluruh umat untuk memelihara ketentuan dan hukum Allah (4:1-40).4. Mendirikan kota perlindungan (4:41-43).

2. Pelajaran tentang Hukum Taurat (4:44 ~ pasal 26)

Ini adalah perkataan Musa yang paling panjang di antara 8 kali dia berbicara, agar generasi baru dari bangsa Israel dapat mempelajari hukum Taurat TUHAN, ada yang mengenai moral, ada yang mengenai penghidupan, dan ada yang mengenai pelayanan dan penyembahan. Selain hukum Taurat, masih ada peringatan, nasihat, dorongan dan janji:1. Kesepuluh firman (pasal 5).2. Peringatan dan pengajaran (pasal 6).3. Pemisahan dan kemenangan (pasal 7).4. Peringatan dan nasihat (pasal 8 ~ 12).5. Dengan keras menolak nabi palsu dan sekelompok bandit (pasal 13).6. Memisahkan antara yang haram dengan yang tidak haram, yang boleh dimakan dengan yang tidak boleh

dimakan (pasal 14).7. Tahun Sabat (pasal 15).8. Hari raya Paskah, hari raya Tujuh Minggu, hari raya Pondok Daun; menunjuk hakim-hakim (pasal 16).9. Hewan kurban haruslah tidak bercacat; orang yang menyembah berhala harus dihukum mati; mentaati

otoritas; memilih raja (pasal 17).10. Suplai imamat Lewi; hal-hal yang menjijikkan; nubuat Mesias; menghukum nabi palsu (pasal 18).11. Mendirikan kota perlindungan, larangan menggeser batas tanah, hukum mengenai saksi (pasal 19).12. Hukum perang (pasal 20).13. Menyelidiki orang yang terbunuh; ketentuan berbagai macam rumah tangga (pasal 21).14. Ketentuan berbagai macam penghidupan; larangan mengenai perzinahan (pasal 22).15. Larangan memasuki kemah TUHAN, ketentuan mengenai berbagai macam penghidupan (pasal 23). 16. Ketentuan mengenai perceraian; ketentuan mengenai berbagai macam penghidupan (pasal 24).17. Ketentuan mengenai berbagai macam penghidupan; ketentuan mengambil warisan dari seseorang yang telah

meninggal (pasal 25).18. Ketentuan mengenai mempersembahkan hasil pertama (pasal 26).

3. Peringatan (pasal 27 ~ 28)

1. Mendirikan batu di gunung Ebal (27:1-8).2. Berkat dan kutuk (27:11 ~ 28:68).

4. Penetapan Perjanjian (pasal 29 ~ 30)

Perjanjian yang diadakan Allah dengan bangsa Israel di sini, para penerjemah Alkitab menyebutnya sebagai ‘perjanjian Palestina‘, dapat dikatakan ini adalah syarat bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, isinya mencakup:1. Setelah memasuki tanah Kanaan, bangsa Israel tidak boleh lagi menyembah berhala dan menjauhi Allah

(pasal 29).2. Jika melanggar, maka Allah akan memberikan kutuk dan bencana, bahkan akan mencabut mereka dari

negeri itu dan disebarkan ke bangsa-bangsa lain (pasal 29).3. Tetapi jika mereka bertobat, berpaling mendengarkan perkataan Allah, maka Allah akan membelaskasihi

mereka dan mengumpulkan mereka kembali ke negeri itu (30:1-5).4. Allah ingin membangkitkan bangsa Israel, agar hati mereka dimurnikan mengarah kepada Allah (30:6).5. Menghukum bangsa-bangsa lain yang menganiaya dan memperlakukan bangsa Israel dengan tidak baik

(30:7).6. Bangsa Israel diberkati dan makmur (30:9-10).

Page 4: Ringk alk ul (5)

5. Nasihat Terakhir (31:1-13)

1. Nasihat kepada Jemaat (ayat 1- 6).2. Nasihat kepada Yosua (ayat 7-8).3. Nasihat kepada orang-orang Lewi dan Tua-tua (9-13).

6. Perintah Terakhir (31:24-29)

Musa memerintahkan orang Lewi untuk meletakkan kitab yang berisi perkataan hukum itu di samping tabut perjanjian, untuk sering mengingatkan mereka.

7. Nyanyian Musa (31:14-23; pasal 32)

1. Allah memerintahkan Musa untuk membuat nyanyian, untuk memberi dorongan dan peringatan kepada bangsa Israel (31:14-23).

2. Nyanyian Musa adalah suatu kidung ilahi yang penuh khidmat, dia mencakup: membicarakan kembali masa lalu; nubuat di masa akan datang; mendapat berkat dan kutuk, semuanya itu dipilih oleh bangsa Israel sendiri (pasal 32).

8. Berkat (pasal 33)

Seperti Yakub, saat Musa akan meninggal, ia memberikan berkat kepada setiap suku. Di dalam berkatnya, ada nubuat yang ajaib.

Kata Susulan (pasal 34)

Pasal 34 dapat dikatakan adalah kata susulan dari kitab ini, kemungkinan ditulis oleh penerus Musa, yaitu Yosua, yang mencatat tentang kematian Musa. Para pemula pembaca Alkitab terhadap manusia-Allah ini pasti telah memiliki suatu perasaan, saat membaca mengenai kematiannya, akan merasa kasihan, bahkan sampai mencucurkan air mata. Tetapi biarlah kita mengingat: Musa mati di hadapan Allah, tangan Allah sendiri-lah yang menguburkannya. Ada penerjemah Alkitab percaya bahwa setelah mati dia bangkit, karena Mikhael bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa (Yud. 9); bahkan ia berada di dalam kemuliaan bersama-sama dengan Elia yang terangkat dan tidak pernah mengalami kematian (Luk. 9:29-31); tidak lama kemudian, di masa akan datang, mereka berdua akan muncul dengan pakaian berkabung (Why. 11:3). Tidak peduli apakah pemikiran ini tepat atau tidak, pada suatu hari pasti kita akan melihat dia dengan mata kita sendiri, dan akan bersama-sama dengan dia hingga kekal, bersama-sama menyembah dan melayani Tuhan kita.