RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... ·...

57

Transcript of RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... ·...

Page 1: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Page 2: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

ii

RINCIAN REVISI No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 1 Bab I Pendahuluan

1.1. Kondisi Umum Latar belakang terdapat dalam bab 2

- Data Capaian tahun sebelumnya

belum ada terdapat dalam bab 2 hal 12

- Data dan Informasi terkait pengambilan keputusan

belum ada terdapat dalam bab 2 hal 16

- Dasar Hukum dasar hukum hal 10

- Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi

terdapat dalam bab 2 hal 1

1.2. Potensi dan Permasalahan

landasan filosofis pendidikan nasional

terdapat dalam bab 2 hal 8

- Isu-isu Strategis terdapat dalam bab 1 .4 - Masukan publik terdapat dalam bab 2 hal 9

- Analisis permasalahan, potensi, kelemahan, peluang serta tantangan jangka menengah

terdapat dalam bab 2 hal 14

2 Bab II Visi, Misi dan Tujuan

2.1. Visi (SMART)_

Menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan dasar, pendidikan menengah yang berstandar nasional dan berwawasan global yang berkontribusi nyata pada peningkatan mutu pendidikan di Provinsi D.I.Yogyakarta

Mewujudkan lembaga penjaminan mutu pendidikan yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta

Memperjelas fokus arah dan tujuan lembaga

Page 3: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

iii

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 2.2. Misi (SMART) 1. Memfasilitasi

sumberdaya satuan pendidikan dalam melaksanakan penjaminan mutu untuk mencapai standar nasional pendidikan 2. Melakukan pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah 3. Mengembangkan dan mengelola sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah 4. Melakukan Supervisi Mutu Pendidikan di satuan pendidikan dasar dan menengah 5. Mengembangkan kerjasama dalam pengembangan mutu pendidikan dasar dan menengah 6. Memfasilitasi peningkatan tata kelola dan kinerja lembaga

1. Melaksanakan tata kelola lembaga secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 2. Memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. {Misi ke-1 mendukung misi kemdikbud no. 5 (mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektifitas birokrasi dan pelibatan publik), misi ini juga mendukung misi Ditjen Dikdasmen no. 4 (meningkatkan tata kelola serta meningkatkan efektifitas birokrasi dan pelibatan publik).; • Misi ke-2 mendukung misi kemdikbud no. 1 (Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat) dan no.3 (Mewujudkan pembelajaran yang bermutu) dan Misi Ditjen Dikdasmen no. 1 (Mewujudkan pelaku pendidikan dasar dan menengah yang kuat), no. 3 (meningkatkan standar pendidikan menuju pendidikan dasar dan menengah yang bermutu)}

• Menyesuaikan dengan perubahan visi; •

2.3. Tujuan (SMART)

1. Terlaksananya Fasilitasi dan supervise peningkatan mutu, pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam rangka pencapaian SNP 2. Terlaksananya pemetaan mutu pada pendidikan dasar dan menengah dalam rangka pencapaian SNP 3. Terwujudnya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan penjaminan mutu pendidikan

1. Peningkatan Sistem TMata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel 2. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3. Penguatan pemetaan mutu dan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP 4. Peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitas dan kerjasama .

Menyesuaikan dengan perubahan misi

Page 4: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

iv

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 2.4. Sasaran

Strategis 1. Sekolah pada pendidikan dasar dan menengah yang di Fasilitasi dan disupervisi peningkatan mutu dalam rangka pencapaian SNP di Propinsi2. Sekolah pada pendidikan dasar dan menengah yang di petakan mutu dalam rangka pencapaian SNP di Propinsi3. Dukungan layanan manajemen penjaminan mutu pendidikan di

1. Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan. 2. Mengelola sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3. Mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah 4. Menguatkan pelaksanaan pemetaan mutu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP 5. Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP6. Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan 7. Melakukan kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Menyesuaikan dengan tujuan

2.5 IKSS Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) LPMP sekurang-kurangnya 75 Serapan anggaran sesuai kurva normal (toleransi 10%) dengan daya serap > 90%

Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) LPMP sekurang-kurangnya 75 Serapan anggaran sesuai kurva normal (toleransi 10%) dengan daya serap > 90% Skor LKE WBK Sekurang-kurangnya 75 Tercapainya opini WTP atas laporan keuangan.

Ter-update-nya berita kegiatan penjaminan mutu di Laman LPMP setiap minggu

Ter-update-nya Sistem Informasi yang sudah tersedia sebanyak 3 buah

Jumlah Satuan Pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya Jumlah Satuan Pendidikan yang meningkat capaian SNPnya

Presentase satuan pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya sejumlah 100% Jumlah Satuan Pendidikan yang meningkat capaian SNP-nya

Page 5: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

v

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan Jumlah Satuan

Pendidikan yang disupervisi berdasar 8 SNP

Satuan Pendidikan yang disupervisi berdasar 8 SNP sejumlah 100 sekolah

Presentase satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 13 sejumlah 100%

Terlaksananya kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di 5 kabupaten/kota

3 Bab III Arah Kebijakan dan Strategi

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional (SINGKAT)

visi Misi LPMP Diambil dari nawacita yang sesuai dengan kebijakan kemdikbud yaitu : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Melakukan revolusi karakter bangsa. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

tambahan ada di bab IV

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi K/L

tata nilai LPMP BAB IV

3.2.1 Arah Kebijakan Kemendikbud-Dikdasmen (SINGKAT)

BAB IV DITAMBAHKAN ARAH KEBJAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 12 TAHUN 2018

Penataan bab IV

3.2.2. Arah Kebijakan LPMP

Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 bab IV

Penataan ulang Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 dan arah kebijakan disesuaikan sasaran kegiatan dalam permendikbud 12 tahun 2018.

Penataan BAB IV (disesuaikan dengan urutan tujuan strategis yang sudah dikerjakan pada bab II review renstra)

4 Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

BAB IV : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PROGRAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI PROVINSI D. I. YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Tidak Sesuai Dengan PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENSTRA K/L) 2015-2019

Disesuaikan sisematikanya deng Pedoman Penyusunan dan Penlaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga

Page 6: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

vi

No Komponen Tertulis Hasil Review Catatan 5 Bab V Penutup Bab V Program dan

Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta Tahun 2015-2019

Tidak Sesuai Dengan PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENSTRA K/L) 2015-2019

Disesuaikan sisematikanya deng Pedoman Penyusunan dan Penlaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga

Lampiran

Matrik Kinerja

Matrik Pendanaan

Page 7: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

vii

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi

D. I. Yogyakarta tahun 2015--2019 disusun berdasarkan Undang-Undang (UU) No.

17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

2005--2025, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan, Permenndikbud No. 14 tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan sebagaimana telah diubah

dalam Permendikbud No.6 tahun 2017.

Renstra LPMP D. I. Yogyakarta disusun melalui berbagai tahapan, termasuk

interaksi dengan para pemangku kepentingan pendidikan di pusat dan di daerah.

Perumusan Renstra dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan arah proses

pembaharuan yang dilakukan LPMP D.I. Yogyakarta agar terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur dan tepat sasaran. Penyusunan Rencana Strategis LPMP D.I

Yogyakarta Tahun 2015-2019 ini telah melalui beberapa proses dan tahapan. Dalam

perumusan Renstra, tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan atau perbaikan

dalam jangka waktu lima tahun yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan

kebijakan yang berlaku. Oleh sebab itu Renstra LPMP D.I. Yogyakarta tahun 2015-

2019 perlu direviu untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan regulasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan..

Proses reviu melibatkan partisipasi jajaran di LPMP D.I Yogyakarta, baik dari

struktural maupun pegawainya, serta mempertimbangkan seluruh capaian kinerja

LPMP D.I. Yogyakarta hingga saat ini. Renstra ini telah mencoba mengakomodasi

tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diturunkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, memelihara kesinambungan

dan keberlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan

masyarakat, serta mengantisipasi masa depan. Penyederhanaan, keefektifan dan

efisiensi juga menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunannya.

Page 8: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

viii

Akhir kata, Reviu Renstra ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan

dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan keputusan

operasional dalam pencapaian sasaran, tujuan, dan visi yang telah ditetapkan LPMP

D.I. Yogyakarta, dan semoga Reviu RENSTRA ini benar-benar bermanfaat dalam

mendukung visi LPMP D.I. Yogyakarta. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya dan bekerja keras sehingga reviu, perubahan, dan

penyempurnaan Renstra LPMP D.I Yogyakarta Tahun 2015- 2019 terlaksana. Naskah

ini masih berupa rancangan yang memerlukan kritik dan saran untuk penyempurnaan.

Semoga ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa menyertai kita semua agar

menjadi insan yang cerdas komprehensif, kompetitif, dan bermartabat. Yogyakarta, November 2018

Kepala LPMP D.I. Yogyakarta

Dr. Sarjilah, M.Pd.

NIP. 196504131993032003

Page 9: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

ix

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar vii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Kondisi Umum ………………………………………………….

B. Data Capaian Tahun Sebelumnya……………………………

C. Data Informasi terkait Pengambilan Keputusan…………..

D. Dasar Hukum…………………………………………………….

E. Struktur Organisasi dan Tugas fungsi……………………...

F. Potensi dan Permasalahan……………………………………

1

4

6

8

9

10

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I. YOGYAKARTA.

17

A. Visi LPMP D.I. Yogyakarta…………………………………….

B. Misi LPMP D.I. Yogyakarta…………………………………....

C. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta…………………….

D. Sasaran Strategis LPMP D.I. Yogyakarta………………….

17

18

19

23

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 28

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional……………………...

B. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Dikdasmen…………..

C. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP D.I. Yogyakarta……...

28

29

31

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 38

A. Target Kinerja……………………………………………………

B. Matrik Pentahapan Kinerja……………………………………

C. Kerangka Pendanaan…………………………………………..

D. Sistem Pemantauan dan Evaluasi…………………………...

38

40

41

42

BAB V PENUTUP 45

LAMPIRAN

Page 10: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Daftar Program/Kegiatan Penjaminan Mutu yang telah dilaksanakan oleh LPMP DIY

5

Tabel 1.2 Sebaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan Prov D.I. Yogyakarta 6

Tabel 1.3. Sebaran PTK Pendidikan Menengah di Prov. DI.Yogyakarta 6

Tabel 1. 4 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Status Sekolah 7

Tabel 1. 5 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Jenjang Sekolah 7

Tabel.1.6 Capaian Standar Nasional Pendidikan Propinsi D.I.Yogyakarta 2014 8

Tabel 2.1. Misi LPMP D.I. Yogyakarta 18

Tabel 2.2. Tujuan Strategis Dirjen Dikdasmen 19

Tabel 2.3. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta 19

Tabel 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program Ditjen Dikdasmen untuk mencapai tujuan strategis T3 dan T4

23

Tabel 2.5. Sasaran Strategis Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP

24

Tabel 2.6. Sasaran Strategis Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP

25

Tabel 2.7. Sasaran Strategis Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan

25

Tabel 2.8. Sasaran Strategis Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel Peningkatan Tata Kelola Lembaga

26

Tabel 2.9. Sasaran Strategis Pengembangan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

26

Tabel 2.10. Fungsi LPMP melakukan kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah

27

Tabel 3.1 Program, Kegiatan dan Penanggungjawab 34

Tabel 4.1. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi 40

Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan 41

Tabel 4.3. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP D.I Yogyakarta 2015-2019 (ribu-an)

42

Page 11: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Tahapan Pengembangan Kapasitas Mutu Sekolah 3

Gambar 1.2 Struktur Organisasi LPMP D.I. Yogyakarta 9

Gambar 1.3. Pembangunan Pendidikan Komprehensif 14

Gambar 3.1 Tema Pembangunan Pendidikan 2005 – 2025 29

Page 12: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Mutu atau kualitas telah menjadi isu penting dalam kehidupan dan persaingan

global dewasa ini. Demikian juga dengan kualitas pendidikan yang akan menentukan

kualitas sumber daya manusia dan perkembangan suatu bangsa. Kesadaran akan

pentingnya pendidikan bermutu dalam kelangsungan kehidupan bangsa telah

membawa semua pihak yang terlibat mengambil peran serta aktif demi peningkatan mutu pendidikan. Dari sisi pemerintah, upaya-upaya nyata yang dilakukan,

diantaranya, adalah dengan menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan; yaitu

Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,

Standar Penilaian Pendidikan; dan Standar Pembiayaan untuk dijadikan acuan bagi sekolah dalam pencapaian mutunya. Dan untuk mengawal pelaksanaannya, LPMP

(Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) menjadi salah satu bagian dari penjaminan

mutu sekolah yang di pundaknya dibebankan tugas dan fungsi sebagaimana yang

tercantum dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang Pasal 1 (24) menyatakan bahwa:

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP

adalah unit pelaksana teknis Kementerian yang berkedudukan di provinsi dan

bertugas untuk membantu pemerintah daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan,

arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.

Penjaminan mutu merupakan suatu sistem dalam pengelolaan mutu, yang didalamnya terdapat prosedur pengelolaan suatu organisasi yang bersifat

komprehensif dan terintegrasi. Tujuan utama dari sistem pengelolaan mutu adalah

untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses dengan cara mengupayakan

agar setiap langkah yang dilaksanakan diawasi sejak permulaan. Dengan sistem pengelolaan mutu diharapkan mutu keluaran bisa dijamin.

Page 13: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

2

Dalam penerapannya, penjaminan mutu dimulai dengan penetapan standar,

prosedur dan input suatu sistem, sementara keluaran dari proses penjaminan mutu

tersebut adalah konsistensi antara standar, prosedur dalam proses dengan standar,

prosedur dalam input yang telah ditetapkan sebelumnya. Derajat konsistensi antara

berbagai standar kualitas yang dijanjikan dalam input dengan pelaksanaan dalam proses merupakan umpan balik dalam mencapai sasaran penjaminan mutu yaitu

meningkatnya mutu, produktifitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan

peningkatan kualitas kerja.

Dengan telah ditetapkannya 8 Standar Nasional Pendidikan, sejalan dengan

tugas pokok dan fungsinya, LPMP D.I. Yogyakarta melakukan pengembangan dan

pengimplementasian model penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan

sebagai suatu alternatif pemecahan permasalahan di lapangan yang; melalui suatu

kegiatan pemetaan; ditemukan bahwa: (1) Belum ada keseragaman pemahaman konsep penjaminan mutu pada 8 Standar Nasional Pendidikan pada masing-masing

sekolah, (2) Belum ada prosedur mutu serta dokumentasi mutu pada pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan di sekolah.

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) di satuan pendidikan didasarkan

pada Permendikbud nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan Dasar dan Menengah. Di dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan

unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur

segala kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah yang

saling berinteraksi secara sistematis, terencana dan berkelanjutan. Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas:Sistem Penjaminan

Mutu Internal (SPMI)-Dikdasmen, dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)-

Dikdasmen.

SPMI-Dikdasmen memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas (1) memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan;(2) membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam

rencana kerja sekolah; (3) melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan

satuan pendidikan dan proses pembelajaran;(4) melakukan monitoring dan evaluasi

proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan; dan (5) menyusun

strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Sedangkan

Page 14: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

3

SPME-Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) memiliki siklus

kegiatan yang terdiri atas: (1) memetakan mutu pendidikan di tingkat satuan

pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan; (2) membuat perencanaan

peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan;(3) memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan; (4)

melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan

mutu;(5) mengevaluasi dan menetapkan Standar Nasional Pendidikan dan menyusun

strategi peningkatan mutu; dan (6) melakukan akreditasi satuan pada pendidikan

dasar dan pendidikan menengah. Sekolah dengan berbagai jenis dan ragam potensi menpunyai cara tersendiri

dalam bagaimana melakukan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan satuan

pendidikannya. Atas jenis ragam potensi tersebut maka sekolah perlu didorong untuk

memenuhi standar mutu berdasarkan 8 SNP dengan cara mengembangkan sistem

penjaminan mutu secara internal. Keberlanjutan penjaminan mutu pada tingkat satuan

pendidikan di perlukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu sekolah dengan

ditandai adanya perkembangan budaya mutu dari tahun ke tahun. Tahapan

pengembangan budaya tersebut dapat dikemukakan, sebagai berikut:

Gambar 1.1 Tahapan Pengembangan Kapasitas Mutu Sekolah

Page 15: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

4

B. Data Capaian tahun sebelumnya

SPMP-Dikdasmen berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan

empirik. Basis data sekolah dapat diperoleh dari sajian data dan informasi yang telah

dikembangkan oleh Kemendikbud yang meliputi hasil pendidikan, isi pendidikan,

proses pendidikan, penilaian pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, sarana

prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan; dan pengelolaan pendidikan.

Disamping itu sekolah dapat memanfaatakn data-data lain yang akurat dan valid.

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen pemetaan mutu SPMI yang

dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif

dalam peningkatan kualitas pengelolaan dan layanan pendidikan Dalam rangka pengembangan SPMI diperlukan sekolah yang telah mencoba sistem tersebut.

Sekolah-sekolah yang menjadi piloting pelaksanaan SPMI disebut sebagai sekolah

model. Pembinaan, bimbingan, arahan dan supervisi dari berbagai pemanggku

kepentingan dapat memproyeksikan sekolah model menjadi sekolah rujukan, dimana

akan menjadi sentral basis pelaksanaan SPMI dan dapat menjadi percontohan

sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) memiliki keterbatasan ruang dan

waktu dalam membina sekolah-sekolah di seluruh wilayah Propinsi D.I.Yogyakarta

agar menjadi sekolah yang berpenjaminan mutu pendidikan dalam memenuhi standar

mutu yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu

strategi pembinaan mutu pendidikan di sekolah, BPSDMPK-PMP bersama LPMP

sejak tahun 2013 mengembangkan Sekolah Model Berpenjaminan Mutu (SMBM) di

beberapa Kabupaten/Kota. Sekolah model berpenjaminan mutu pendidikan ini

diharapkan dapat menjadi inkubator praktik pengembangan mutu pendidikan dalam

memenuhi delapan SNP. Sekolah model yang akan dikembangkan berkeunggulan

mutu berbasis standar nasional pendidikan melalui: (1) praktek pengembangan model

akademik yang inovatif, (2) praktek pengembangan karakter peserta didik yang unggul, (3) praktek kepemimpinan dan manajerial sekolah yang bermutu, dan (4)

implementasi sistem penjaminan mutu pendidikan berbasis 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yang memberikan dampak pengiring (nurturant effect)

peningkatan mutu pendidikan bagi sekolah lainnya di Kabupaten/Kota. Kegiatan-

kegiatan yang telah dilaksanakan oleh LPMP DIY hingga tahun 2014 dan menjadi

Page 16: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

5

basis dasar program dan kegiatan dalam Renstra selanjutnya disajikan dalam tabel

1.1.

Tabel 1.1 Daftar Program/Kegiatan Penjaminan Mutu yang telah dilaksanakan oleh LPMP DIY

No Program/Kegiatan Sasaran Tahun 1 Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan (piloting) 10 Sekolah 2008

40 Sekolah 2009 190 Sekolah 2010

2 Pengembangan Panduan Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan

1 Buku (edisi 1) 2009 1 Buku (edisi 2) 2014

3 Pengembangan Panduan Implementasi Standar Nasional Pendidikan

7 Buku 2009 1 Buku 2014

4 Pengembangan Panduan Audit Mutu Internal di Satuan Pendidikan 1 Buku 2014

5 Pengembangan Instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan 7 Instrumen 2008-2010

6 Pengembangan Instrumen Pengukuran Implementasi Penjaminan Mutu 1 Instrumen 2009-

2010 7 Pengembangan aplikasi pemetaan mutu berbasis web (online) 1 Software 2011 8

Pemetaan Mutu Pendidikan 10 Sekolah 2008 40 Sekolah 2009 190 Sekolah 2010

9 Pemetaan Kompetensi Kepala Sekolah

KS SMP/MTs 2010 KS SD/MI 2011

10

Evaluasi Diri Sekolah

190 Sekolah 2010 864 Sekolah 2011 1266 Sekolah 2012 112875 Sekolah 2013

11 Diklat Penjaminan Mutu Pendidikan 190 Sekolah 2009 12

Sosialisasi Model Penjaminan Mutu Pendidikan 864 Sekolah 2011 1266 Sekolah 2012

13 Pengembangan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan

5 Sekolah 2011 40 Sekolah 2012 20 Sekolah 2013

14 Pengembangan Sekolah Berbasis Standar Nasional Pendidikan

9 sekolah 2013 49 Sekolah 2014

15 Pelatihan Audit Mutu Internal

190 Sekolah 2010 49 Sek (98 org) 2014

16 Pemantauan Ujian Nasional

2008 - 2011, 2014

17 Kerjasama Pendampingan Sekolah dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo 2 sekolah 2009 Dinas Pendidikan Kab. Sleman 10 sekolah 2009

Dinas Pendidikan Provinsi D.I. Yogyakarta 20 Sekolah 2011

62 Sekolah 2012

Page 17: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

6

C. Data dan Informasi terkait pengambilan keputusan

1. Sebaran Pendidik Berdasarkan Kab/Kota Provinsi D.I. Yogyakarta

Data pendidik dan tenaga kependidikan (pengawas, kepala sekolah, guru dan TU)

Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sebanyak 61926 orang. Terdiri 49.933 guru dan

11.924 tenaga kependidikan. Secara umum, Kab. Sleman memiliki tenaga

pendidik terbanyak yaitu sebanyak 13.482, sedangkan Kab. Kulon Progo memiliki

tenaga pendidik paling sedikit yaitu 6.899 orang. Kab. Sleman mempunyai tenaga kependidikan terbanyak yaitu berturut-turut 3.137, sedangkan tenaga

kependidikan paling sedikit berada di Kab. kulonprogo yaitu 1.510 orang. Berikut

kami sajikan

Tabel 1.2 Sebaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan Prov D.I. Yogyakarta

Tabel 1.3. Sebaran PTK Pendidikan Menengah di Prov. DI.Yogyakarta

2. Data Sekolah: a. Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Status Sekolah

Satuan pendidikan jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di Prov. DIY yang berada

dalam naungan Kemendikbud adalah sebanyak 2971 sekolah yang terdiri dari

sekolah negeri dan sekolah swasta. Pada tabel 1.3 terlihat bahwa jumlah sekolah negeri di Provinsi DIY lebih banyak dibanding jumlah sekolah swasta, kecuali di kota

yogyakarta. Sekolah negeri paling banyak di Kab. Gunungkidul yaitu 527 sekolah

Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik TendikBantul 4683 945 2132 582 1044 352 1462 430 388 45 2119 259 11828 2613Sleman 5726 1079 2378 701 942 366 1602 499 463 62 2371 430 13482 3137GK 4430 832 1880 652 585 187 1220 384 163 39 1678 59 9956 2153KP 3252 579 1275 410 391 152 1071 322 117 22 793 25 6899 1510Kota 2528 690 1403 537 1286 582 1309 432 216 54 1026 216 7768 2511

20619 4125 9068 2882 4248 1639 6664 2067 1347 222 7987 989 49933 11924

JumlahKabupaten SD SMP SMA SMK SLB TK

Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik Tendik Pendidik TendikBantul 4683 945 2132 582 1044 352 1462 430 9321 2309Sleman 5726 1079 2378 701 942 366 1602 499 10648 2645GK 4430 832 1880 652 585 187 1220 384 8115 2055KP 3252 579 1275 410 391 152 1071 322 5989 1463Kota 2528 690 1403 537 1286 582 1309 432 6526 2241

20619 4125 9068 2882 4248 1639 6664 2067 40599 10713

SD SMP SMA SMK JumlahKabupaten

Page 18: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

7

dan paling sedikit di Kota Yogyakarta yaitu 129 sekolah. Sedang untuk sekolah

swasta terbanyak berada di Kab. Sleman (309 sekolah) dan paling sedikit di Kab.

Kulon Progo (157 sekolah).

Tabel 1. 4 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Status Sekolah

Status Bantul Sleman Gunungkidul Kulonprogo Kota Yogyakarta

Negeri 376 473 527 344 129

Swasta 222 309 246 157 188

b. Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Jenjang Sekolah

Jenjang satuan pendidikan yang paling banyak berdiri di Prov. D.I. Yogyakarta

adalah jenjang SD yaitu 2014 sekolah. Adapun satuan pendidikan yang paling

sedikit adalah jenjang SMA. Jenjang SD paling banyak berdiri di Kab. Gunungkidul

yaitu 554 sekolah, Jenjang SMP terbanyak di kab. Gunungkidul (142 sekolah), SMA terbanyak di sleman (59 sekolah) dan SMK terbanyak di Kab. Sleman (57 sekolah),

lebih jelasnya disajikan table 1.5.

Tabel 1. 5 Sebaran Satuan Pendidikan Berdasarkan Jenjang Sekolah

Kabupaten SD SMP SMA SMK

Bantul 392 110 47 49

Sleman 533 133 59 57

Gunungkidul 554 142 31 46

Kulonprogo 366 79 20 36

Kota Yogyakarta 169 66 51 31

2014 530 208 219

3. Data Mutu Sekolah :

Berdasarkan data analisis EDS yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Badan PSDMPK dan PMP dengan menggunakan data EDS yang terintegrasi dengan

aplikasi PADAMU. Penghitungan capaian standar nasional ini hanya mencakup 6

standar selain standar sarana prasarana dan standar pembiayaan, dengan

Page 19: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

8

menggunakan skor 10 untuk setiap standar yang sudah mencapai SNP, maka

capaian Standar Nasional Pendidikan di Propinsi D.I.Yogyakarta sebagaimana table

dibawah ini :

Tabel.1.6 Capaian Standar Nasional Pendidikan Propinsi D.I.Yogyakarta 2014

Jenjang STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR ISI

STANDAR PROSES

STANDAR PENILAIAN

STANDAR PTK

STANDAR PENGELOLAAN

STANDAR PEMBIAYAAN

SD 5,44 6,64 6,29 7,36 4,68 7,42 6,17

SMP 5,1 7,59 6,07 7,36 4,66 7,28 6,22

SMA 5,31 7,54 5,99 7,51 4,72 7,3 6,27

SMK 4,68 6,92 5,53 6,99 4,43 7,13 5,81

D. Dasar Hukum

Landasan hukum Renstra LPMP D.I.Yogyakarta Kemdikbud Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; 7. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 9. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025; 10. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 14 tahun 2015 tentang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan , dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Page 20: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

9

14. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

15. Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah 16. Permendikbud no 6 Tahun 2018 tentang Standar Kepala Sekolah 17. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Administrasi

Sekolah 18. Permendiknas No. 25 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Perpustakaan

Sekolah 19. Permendiknas No. 26 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Laboratorium

Sekolah 20. Permendiknas No.39 Tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan

pengawas satuan pendidikan. 21. Permendikbud No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan. 22. Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 23. Permendikbud No. 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan. 24. Permendiknas No. 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 25. Permendikbud No. 6 tahun 2017 tentang perubahan atas peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan atas permendikbud no. 14 tahun 2015 26. Permendikbud no 11 Tahun 2018 tentang organisasi tata kerja kemendikbud 27. Permendikbud no 12 tahun 2018 tentang rencana strategis kementerian

kemendikbud 2015-2019

E. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi

Bagan struktur organisasi LPMP D. I. Yogyakarta berdasarkan amanat Permendikbud

Nomor 37 Tahun 2012 yang diperbarui dengan Permendikbud Nomor 14 tahun 2015

tersebut dapat dipelajari dalam gambar 1.2

Gambar 1.2. Struktur Organisasi LPMP D.I. Yogyakarta

Kepala

Seksi PMS

Subbag Umum

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi FPMP Seksi SI

Page 21: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

10

F. Potensi dan Permasalahan 1 Isu-isu Strategis

Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal yang perlu diperhatikan sebagai berikut. a. Pendidikan untuk Semua

"Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnyadan demi kesejahteraan umat manusia" adalah amanat konstitusi.

Pendidikan harusdapat diakses oleh setiap orang dengan tidak dibatasi oleh usia,

tempat, dan waktu. Pemerintah harus menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik, mental, ekonomi, sosial, ataupun geografis.

b. Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak lahir

hingga akhir hayat. Pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem terbuka yang

memungkinkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program secara lintas

satuan dan jalur pendidikan.

c. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan

Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang

sebaik-baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal.

Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang

mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh masyarakat.

d. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar

Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong

peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif

dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu

menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik.

Page 22: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

11

e. Pendidikan Membentuk Karakter

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan

kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran,

berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.

f. Sekolah yang Menyenangkan

Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu

tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia

dengan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun

orang tua siswa.

g. Zonasi sekolah

2 Pergeseran Paradigma Pendidikan Nasional

Beberapa pergeseran diterapkan dalam pembangunan pendidikan 2010-2014 adalah:

Perubahan wajib belajar menjadi hak Belajar

Kesetaraan Dalam Pendidikan

Pendidikan Komprehensif

Perubahan fungsi sekolah negeri menjadi sekolah publik

Perubahan dasar perencanaan pendidikan yang berdasarkan suplai menjadi berdasarkan kebutuhan

a. Perubahan Wajib Belajar Menjadi Hak Belajar

Bab IV Bagian Kesatu Pasal 5 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak

yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selanjutnya Pasal 11

ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan

layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Ketentuan tersebut

kemudian dipertegas dalam Pasal 34 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah

dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada

Page 23: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

12

jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pasal 34 ayat 3 menyebutkan

bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan

oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Oleh

karena itu paradigma wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun digeser

menjadi hak belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang menjamin kepastian bagi semua warga negara untuk memperoleh pendidikan minimal sampai lulus

SMP. Dengan pergeseran paradigma tersebut, pemerintah wajib menyediakan

sarana prasarana dan pendanaan demi terselenggaranya pendidikan bagi seluruh

warga negara.

b. Kesetaraan Dalam Pendidikan

Di antara masyarakat Indonesia yang bersifat umum, ada sejumlah siswa yang

memerlukan perhatian sangat khusus dengan layanan yang khusus pula.

Kekhususannya itu bisa jadi karena masalah yang sifatnya fisik, geografis, atau

sosial. Bab IV Bagian Kesatu Pasal 6 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan

setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan

sepanjang hayat. Selanjutnya Pasal 6 juga menyatakan bahwa: warga negara di

daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak

memperoleh pendidikan layanan khusus, dan warga negara yang memiliki

kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus, dan warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. c. Pendidikan Komprehensif

Pendidikan komprehensif atau pendidikan holistik adalah pendidikan yang

mengintegrasikan ilmu pengetahuan, budi pekerti, kreativitas, dan inovasi dalam

suatu kesatuan. Pendidikan komprehensif adalah pendidikan yang mampu

mengeksplorasi seluruh potensi peserta didik. Potensi tersebut dapat berupa

potensi kekuatan batin, karakter, intelektual, dan fisik. Potensi tersebut dapat

diintegrasikan menjadi kekuatan peserta didik melalui pendidikan komprehensif.

Dalam pendidikan komprehensif terkandung pendidikan karakter khususnya pendidikan karakter bangsa yang harus ditanamkan sejak pendidikan usia dini

Page 24: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

13

hingga pendidikan tinggi. Sementera itu makin tinggi tingkat pendidikan peserta

didik, mulai ditanamkan pendi-dikan kewirausahaan (entrepreneurship).

Gambaran pendidikan komprehensif disajikan pada Gambar 1.3.

d. Perubahan Fungsi Sekolah Negeri Menjadi Sekolah Publik

Pemerintah membangun sekolah dalam rangka upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa seperti amanat konstitusi. Oleh karena itu seyogyanya sekolah yang

dibangun pemerintah dan kemudian menjadi ”sekolah negeri” harus berubah

fungsi, karena investasi Pemerintah tersebut adalah investasi untuk publik.

Sekolah-sekolah negeri ke depan harus bergeser menjadi sekolah publik. Bila sebelumnya sekolah negeri hanya dipakai siswa untuk aktivitas belajar dari siswa

sekolah tersebut, ke depan fungsi dan pemanfaatan sekolah negeri harus

ditingkatkan, tidak hanya untuk siswa dari sekolah itu, tetapi pada saat tidak

digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

anggota masyarakat dengan ketentuan yang terkendali. Dengan demikian

sekolah-sekolah negeri dapat dimanfaatkan seluas-luasnya. e. Pergeseran fungsi sekolah dari sisi pasokan menjadi sisi kebutuhan

Sekolah yang tadinya berdasarkan sisi pasokan (supply oriented) bergeser

menjadi berdasarkan kebutuhan (demand oriented). Dalam hal ini pemerintah dan

penyelenggara pendidikan harus memberikan layanan kebutuhan siswa,

pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua. Dengan demikian terjadi pergeseran orientasi yaitu ingin memberikan keterjaminan dalam layanan

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Pergeseran fungsi ini diawali dari

pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi tentang pendidikan

kewirausahaan seperti pada pada gambar 1.3.

Page 25: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

14

Gambar 1.3 Pembangunan Pendidikan Komprehensif

3 Analisis permasalahan, potensi, kelemahan, peluang serta tantangan

jangka menengah

a. Permasalahan 1) Belum meratanya kompetensi sumber daya PTK di satuan pendidikan 2) Penyebaran guru yang belum merata

3) Kekurangan guru karena guru memasuki masa pensiun

4) Moratorium penerimaan guru PNS b. Potensi

1) Kompentensi guru baik dibuktikan dengan nilai kelulusan UKG terbanyak

nasional. 2) Satuan pendidikan mudah dijangkau secara geografis

3) Sarana prasarana sekolah memenuhi standar sarana prasarana. c. Kelemahan

1) Adanya ketidaksesuaian antara latar belakang bidang keilmuan pendidik dengan bidang yang diajarkan (mismatch) sekitar 15-25 % guru mengajar

tidak sesuai dengan kualifikasinya. 2) Kenyataannya di beberapa daerah belum semua satuan pendidikan

memiliki tenaga kependidikan yang memadai seperti pustakawan, tenaga

laboratorium, kepala sekolah yang berlisensi kepala sekolah dan

pengawas yang berlisensi pengawas. Rata-rata sekolah dasar belum

memiliki tenaga administrasi.

PAUD

PD

PT

PM

PendidikanKARAKTER

BANGSA

PendidikanKEWIRAUSAHAAN

CER

DA

S

KO

MPE

TITI

F

-Social Enterprenuer-Business Enterpr.-Gov’t Enterpreneur

8

PAUD: Pendidikan Anak Usia DiniPD: Pendidikan DasarPM: Pendidikan MenengahPT: Pendidikan Tinggi

Page 26: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

15

3) Permasalahan lainnya yang menyangkut tenaga pendidik dan

kependidikan adalah persebarannya yang tidak merata dan lebih banyak

terkonsentrasi di perkotaan.

4) Bantuan, bimbingan dan pelayanan teknis ke sekolah lebih banyak

diakses sekolah perkotaan. 5) Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

sebagai sarana penyedia bahan ajar dan sebagai penunjang proses

belajar mengajar baik oleh guru maupun siswa, terutama di sekolah pada

daerah perdesaan.

6) Belum terlaksananya evaluasi kinerja terhadap guru yang telah bersertifikat dan memperoleh tunjangan profesi sehingga belum diketahui

sejauhmana pengaruh pemberian tunjangan profesi terhadap kinerja

guru.

7) Belum adanya data peta pendidik dan tenaga kependidikan di setiap

jenjang satuan pendidikan secara akurat setiap waktu.

8) Belum adanya peta mutu satuan pendidikan yang akurat. 9) Kurikulum 2013 baru sampai tahap pengetahuan dan belum sampai tahap

pemahaman dan implementasi.

10) Pendampingan penjaminan mutu ditingkat sekolah belum menjangkau

seluruh sekolah di propinsi. d. Peluang

1) Kemajuan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) membuka peluang terhadap proses pembelajaran untuk peningkatan kompetensi PTK,

sehingga mengefisiensikan pembiayaan.

2) Besarnya komitmen masyarakat dan dunia usaha dalam mendukung

pembangunan pendidikan antara lain melalui Corporate Social

Responsibility (CSR), sehingga memberi peluang bagi PTK untuk

mendapatkan peningkatan kompetensi lebih lanjut.

3) Kuatnya dukungan lembaga legislatif dan pemerintah terhadap

pembangunan pendidikan, khususnya peningkatan kualifikasi dan

sertifikasi guru.

4) Kuatnya dukungan masyarakat terhadap satuan pendidikan melalui

keterlibatan orangtua/wali dalam Dewan Sekolah.

Page 27: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

16

5) Meningkatnya minat masyarakat untuk memasuki LPTK, sehingga input

calon mahasiswa yang memiliki potensi menjadi lebih besar yang

berdampak pada kualitas lulusan LPTK tersebut

6) Adanya kepercayaan dari pihak luar untuk menerapkan penjaminan mutu

dengan melalui evaluasi diri sekolah. 7) Luas wilayah Provinsi D.I.Yogyakarta yang kecil memungkinkan LPMP

untuk menjangkau satuan pendidikan dan PTK secara langsung dengan

program kegiatannya. e. Tantangan

1) Penyedian guru yang tidak merata distribusinya, sementara itu menjadi kewenangan Kab/Kota untuk distribusi dan pengadaan guru.

2) Manajemen pengelolaan guru yang belum efektif dan efisien terutama di

pemerintah daerah Kabupaten/Kota.

3) Belum semua sekolah paham dan mampu dalam melaksanakan kurikulum

2013.

4) Belum berkembangnya organisasi profesi guru yang mampu membina profesionalitas guru dan tenaga kependidikan di Indonesia.

5) Belum adanya kepercayaan dari masyarakat secara menyeluruh terhadap

sistem penjaminan mutu yang dilakukan saat ini.

6) Belum adanya pengembangan sistem penilaian kinerja bagi guru dan

tenaga kependidikan yang baik.

7) Belum berkembangnya budaya mutu dalam ekositem pendidikan. 8) Belum berjalannya Manajemen pengelolaan mutu pendidikan di

lingkungan pemerintah daerah.

9) Adanya keinginan masyarakat untuk mempertahankan Provinsi D.I. Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya.

Page 28: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

17

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I. YOGYAKARTA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia

tahun 2015-2019 ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh

dengan menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang

berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK.

RPJMN tersebut menjadi landasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam

menetapkan visinya yakni terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan

kebudayaan yang berkarakter dengan berlandasakan gotong royong.

A. Visi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Pendidikan

Dasar dan Menengah dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, maka visi LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2019

disesuaikan sebagai berikut:

Makna dari Visi LPMP D.I. Yogyakarta “Menjadi lembaga penjaminan mutu

pendidikan yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan

menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta” adalah : menjadi lembaga yang memiliki

mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa

seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu serta

Visi LPMP D. I. Yogyakarta 2019 :

Menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 29: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

18

mampu memberikan kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan dasar dan

pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui pemberian layanan

prima dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada

satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam berbagai upaya

penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan

(Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 8).

B. Misi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta

Untuk mencapai Visi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 2019, ditetapkan

2 (dua) Misi sebagai berikut:

Tabel 2.1. Misi LPMP D.I. Yogyakarta

KODE MISI M1 Melaksanakan tata kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akun

tabel.

M2 Memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan.

Misi Renstra Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 2015—2019 dapat

dimaknai sebagai berikut:

1. Melaksanakan tata kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akun tabel

adalah mewujudkan birokrasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang

menjadi teladan dalam pengelolaan perencanaan, keuangan, kepegawaian,

ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan yang bersih,

efektif, dan efisien. Misi ini mendukung misi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan kelima yaitu mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan

efektivitas birokrasi dan pelibatan publik serta mendukung misi Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah keenam yaitu meningkatkan tata

kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.

2. Memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar

dan pendidikan menengah dalam memenuhi atau melampaui standar nasional

pendidikan adalah memberikan layanan pemetaan mutu pendidikan, supervisi,

dan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan

Page 30: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

19

pendidikan menengah dalam mencapai 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Misi ini mendukung misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ketiga yaitu

mewujudkan pembelajaran yang bermutu serta mendukung misi Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ketiga yaitu meningkatkan standar

pendidikan menuju pendidikan dasar dan menengah yang bermutu.

C. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta

Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk menggambarkan ukuran-

ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Penetapan tujuan strategis dan

sasaran strategis LPMP D.I. Yogyakarta didasarkan dan digunakan untuk menopang

uraian tujuan strategis dan sasaran program Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

(Dikdasmen). Dibawah ini dipaparkan tujuan strategis dan sasaran program Ditjen

Dikdasmen.

Tabel 2.2. Tujuan Strategis Dirjen Dikdasmen

KODE TUJUAN STRATEGIS DITJEN DIKDASMEN T1 Penguatan Peran Siswa dalam Ekosistem Pendidikan T2 Peningkatan Akses Dikdasmen dan Anak Berkebutuhan Khusus T3 Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter T4 Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel

Tujuan strategis Ditjen Dikdasmen yang sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi LPMP D.I. Yogyakarta tahun 2015-2019 adalah T3 dan T4, oleh karenanya

LPMP D.I. Yogyakarta merumuskan tujuan strategis sebagai berikut:

Tabel 2.3. Tujuan Strategis LPMP D.I. Yogyakarta

KODE TUJUAN STRATEGIS TS1 Menguatkan pelaksanaan pemetaan mutu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah

dalam pencapaian SNP TS2 Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

pencapaian SNP TS3 Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui

fasilitasi satuan pendidikan TS4 Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam

urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan.

TS5 Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

TS6 Melakukan kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Page 31: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

20

Penjelasan dari masing-masing tujuan strategis yang akan dicapai dalam periode

2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Strategis 1 (TS1): Menguatkan pelaksanaan pemetaan mutu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu

kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang

mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan

Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan Sebagai langkah awal

rangkaian kegiatan penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan,

setiap satuan pendidikan harus mampu melakukan pemetaan mutu, yang

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Tujuan pemetaan adalah setiap

satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-

masing berkaitan dengan pencapaian Standar Nasional Pendidikan, sehingga

dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencapai dan bahkan melampaui

Standar Nasional Pendidikan. Pemetaan ini diharapkan dapat berfungsi ganda

sebagai acuan dalam melakukan evaluasi diri di tingkat sekolah serta sekaligus

memetakan mutu pendidikan pada tingkat pusat maupun daerah. Hasil dari peta

mutu tahun berjalan dan tahun sebelumnya dilakukan penghitungan indeks

efektifitasnya agar diketahui capaian mutu pendidikan dasar dan menengah

meningkat atau menurun setiap tahunnya. 2. Tujuan Strategis 2 (TS2): Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan

pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP Supervisi pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang dimaksud adalah

suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan berupa pemberian bantuan teknis

dan bimbingan untuk membantu satuan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah dalam melakukan pekerjaan secara efektif untuk mencapai Standar

Nasional Pendidikan. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi

lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang

disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya)

untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki, berdasarkan hasil dari

pemetaan mutu pendidikan.

Page 32: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

21

3. Tujuan Strategis 3 (TS3): Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan Hasil pemetaan mutu juga digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan

fasilitasi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan

pendidikan dasar dan menengah dalam ekosistem pendidikan. Fasilitasi yang

dimaksud adalah proses mempermudah, melayani, memperlancar sesuatu

kegiatan untuk mencapai tujuan. Meningkatkan kapasitas pendidik, tenaga

kependidikan dan satuan pendidikan untuk mencapai SNP dengan cara

mentransfer pengetahuan dan ketrampilan.

4. Tujuan Strategis 4 (TS4): Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan. Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan

akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan,

ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan dilakukan untuk

memperkokoh dan mendukung seluruh kegiatan penjaminan mutu.

Peningkatan sistem tata kelola lembaga bertujuan untuk menjaga agar tingkat

pencapaian akuntabilitas pengelolaan kinerja dalam kategori baik, yaitu dengan

cara peningkatan efisiensi dan efektivitas, transparansi dan akuntabel dalam

mendukung pelaksanaan program kerja dan anggaran serta pengembangan

koordinasi dan kerjasama antar seksi/subbag.

Di samping itu, pembenahan tata kelola administrasi diharapkan dapat

memberikan layanan prima, mewujudkan tata kelola yang bersih, efektif dan

efisien, Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan transparansi dalam seluruh aspek

pengelolaan kebijakan berbasis data dan bukti lapangan.

5. Tujuan Strategis 5 (TS5): Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem informasi

adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

Page 33: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

22

Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai

berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness),

dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh tiga

pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan

sampah (garbage).

Berdasarkan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan, LPMP melaksanakan

pengembangan dan pengelolaan sistem informasi publik tentang mutu pendidikan

dasar dan menengah. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang menyatakan bahwa instansi

publik diamanatkan untuk menyediakan atau memberikan informasi publik melalui

media penyebaran informasi terkecuali jenis informasi yang mendapat

pengecualian undang-undang.

Sistem informasi yang dikembangkan dan dikelola LPMP dilakukan melalui

serangkaian kegiatan sehingga menghasilkan informasi mutu pendidikan dasar

dan menengah yang kredibel (dapat dipercaya) dan akuntabel (dapat

dipertanggungjawabkan).

6. Tujuan Strategis 6 (TS6): Melakukan kerjasama peningkatkan mutu

pendidikan dasar dan pendidikan menengah Kemitraan merupakan hubungan kerjasama berbagai pihak yang strategis,

berdasar prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling

menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan. Dalam kegiatan

penjaminan mutu pendidikan perlu dilakukan kemitraan dengan stakeholders

dunia pendidikan sebagai upaya perluasan dan percepatan pencapaian

penjaminan mutu di provinsi.

Kegiatan kemitraan dan kerjasama yang dilakukan tidak menutup kemungkinan

juga dilakukan bersama pihak swasta yang bergerak dalam memajukan

pendidikan dasar dan menengah. Peran LPMP dalam kemitraan dapat sebagai

narasumber, advisor ataupun pelaksana kegiatan.

Page 34: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

23

D. Sasaran Strategis Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan D.I.Yogyakarta

Sasaran strategis LPMP D.I. Yogyakarta selalu menyesuaikan Tujuan

Strategis (T), Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program (IKP) yang

dimiliki oleh Ditjen Dikdasmen. Tujuan Strategis dan Sasaran Program Ditjen

Dikdasmen yang ditopang oleh LPMP D.I. Yogyakarta adalah T3 dan T4. Uraian

sasaran program dan indikator kinerja program dalam T3 dan T4 yang disajikan

dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program Ditjen Dikdasmen untuk mencapai tujuan strategis T3 dan T4

KODE SASARAN PROGRAM KODE INDIKATOR KINERJA PROGRAM SP 3.5 Peningkatan kualitas

pembelajaran IKP 3.5.1 Jumlah SD/SDLB dan SMP/SMPLB yang dipersiapkan

berakreditasi minimal B

IKP 3.5.2 Rata-rata nilai sikap siswa SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK minimal baik (pendidikan karakter)

IKP 3.5.3 Jumlah perolehan medali tertimbang dari kompetisi internasional tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah

IKP 3.5.4 Persentase SD yang memiliki sarana dan prasarana sesuai SNP

IKP 3.5.5 Persentase SMP yang memiliki sarana dan prasarana sesuai SNP

IKP 3.5.6 Persentase SD yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)

IKP 3.5.7 Persentase SMP yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)

IKP 3.5.8 SM menerapkan program penyelarasan dengan dunia kerja SP 3.6 Tersedianya sekolah

menengah model/rujukan di setiap kabupaten/kota

IKP 3.6.1 Persentase Kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 sekolah menengah rujukan/model

IKP 3.6.2 Persentase SM yang memenuhi akreditasi minimal B SP 3.7 Meningkatnya kualitas satuan

pendidikan melalui peningkatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)

IKP 3.7.1 Persentase satuan pendidikan yang meningkat indeks efektivitasnya berdasarkan SNP

SP 3.8 Tata kelola Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah yang baik

IKP 3.8.1 Data Pendidikan Dasar dan Menengah akurat, berkelanjutan, dan terbarukan

IKP 3.8.2 Nilai minimal SAKIP Ditjen Dikdasmen sebesar 80 (sangat baik) pada tahun 2019

Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Program Ditjen Dikdasmen menjadi

acuan dalam menetapkan Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Sasaran

Strategis (IKSS) LPMP D.I. Yogyakarta. Untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan

strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah yang efektif,

Page 35: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

24

efisien, transparan, dan akuntabel serta penguatan tata kelola, diperlukan sejumlah

Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019.

Selanjutnya, ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur

apakah sasaran strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan dicapai

pada masa depan (tahun 2019). Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian

masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya Tujuan Strategis 1 (TS1): Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:

Tabel 2.5. Sasaran Strategis Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP

Kode

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019

S.S.1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan Menengah melalui pemetaan mutu dan penghitungan indeks efektifitas

1. a. Persentase SD yang dipetakan mutunya sebanyak 100%

b. Persentase SD yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%

2. a. Persentase SMP yang dipetakan mutunya sebanyak 100%

b. Persentase SMP yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%

3. a. Persentase SMA yang dipetakan mutunya sebanyak 100%

b. Persentase SMA yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%

4. a. Persentase SMK yang dipetakan mutunya sebanyak 100%

b. Persentase SMK yang meningkat indeks efektifitasnya sebanyak 95%

Page 36: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

25

2. Terwujudnya Tujuan Strategis 2 (TS2): Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:

Tabel 2.6. Sasaran Strategis Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP

Kode

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis

(IKSS) Tahun 2019 S.S.2 Meningkatnya

penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui supervisi satuan pendidikan

1. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80% (IKK.3.5630.1.1)

2. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.2)

3. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.3)

4. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.4)

3. Tujuan Strategis 3 (TS3): Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan

pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:

Tabel 2.7. Sasaran Strategis Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan

Kode

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis

(IKSS) Tahun 2019

S.S.3 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dasar melalui fasilitasi satuan pendidikan

1. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.1)

2. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.2)

3. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.3)

4. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP sebanyak 80 % (IKK.3.5630.1.4)

Page 37: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

26

4. Terwujudnya tujuan strategis 4 (TS4): Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:

Tabel 2.8. Sasaran Strategis Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel Peningkatan Tata Kelola Lembaga

Kode

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019

SS. 4 Terwujudnya Tata kelola LPMP DI Yogyakarta yang baik terkait pengelolaan akuntabilitas lembaga

Nilai minimal SAKIP LPMP D.I. Yogyakarta minimal 80 (IKP.3.8.2)

5. Terwujudnya Tujuan Strategis 5 (TS5): Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:

Tabel 2.9. Sasaran Strategis Pengembangan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar dan

Menengah

Kode

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Tahun 2019

S.S.5 Terwujudnya Tata kelola LPMP DI Yogyakarta yang baik terkait penyediaan data yang akurat, berkelanjutan dan terbarukan

Data pendidikan dasar dan menengah yang akurat, berkelanjutan dan terbarukan hingga 95% (IKP.3.8.1)

6. Tujuan Strategis 6 (TS6): Melakukan kerjasama peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah:

Page 38: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

27

Tabel 2.10. Fungsi LPMP melakukan kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah

1.

Kode Sasaran strategis

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)

S.S.7 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan melalui pengembangan kerjasama

Kegiatan yang mendapatkan dukungan manajemen dan layanan teknis LPMP D.I Yogyakarta

Page 39: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

28

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Strategi dan arah kebijakan program penjaminan mutu pendidikan tahun 2015-

2019 dirumuskan berdasarkan pada visi, misi, tujuan strategis LPMP D. I. Yogyakarta,

serta mengacu pada RPJMN 2015--2019 dan hasil evaluasi pelaksanaan Renstra LPMP

D. I. Yogyakarta 2010-2014 sebagai baseline. Strategi dan arah kebijakan program

penjaminan mutu pendidikan tahun 2015--2019 disusun untuk memberikan arah dan

pedoman terkait dengan cara-cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran

strategis yang menggambarkan tujuan-tujuan strategis. Untuk mewujudkan strategi dan

arah kebijakan renstra LPMP perlu untuk memahami arah kebijakan nasional, maksud

dari misi kementerian yang ingin dicapai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

serta rencana strategis Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah sebagai unit utama LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta.

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menempatkan

pembangunan pendidikan dan kebudayaan menjadi isu pokok dan agenda utama tiap

periode pemerintahan. Pembangunan pendidikan merupakan amanat konstitusi,

sehingga menjadi suatu kewajiban bagi pemerintah untuk melaksanakannya. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015—2019 telah menetapkan

sembilan agenda prioritas, yang dikenal sebagai Nawa Cita. Nawa cita sepenuhnya

berlandaskan ideologi Trisakti yang mencakup kedaulatan di bidang politik, berdikari di

bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Pembangunan bidang

pendidikan yang berkaittan dengan Nawa Cita memberikan perhatian untuk (1)

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; (2) meningkatkan produktivitas rakyat

dan daya saing di pasar internasional; (3) melakukan revolusi karakter bangsa; (4)

memperteguh kebhnekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia. Pengaturan

operasional untuk mewujudkan Nawa Cita dan hak memperoleh pendidikan dijabarkan

dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahu 2003, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun

2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010

Page 40: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

29

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dan peraturan turunan lainnya.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Tema pendidikan jangka panjang mengacu pada Undang- Undang Nomor 17

tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun

2005 – 2025. Penyelarasan tema dan fokus pembangunan pendidikan tiap tahapnya

dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang

(RPPNJP) 2005 – 2025. Dalam perencanaan jangka menengah, masih dimungkinkan

adanya penyesuaian atau perbaikan tema sesuai dengan kondisi terkini melalui Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tiap periode pemerintahan serta

Rencana Strategis Kementerian. Tema-tema pembangunan pendidikan tiap tahun RPPNJP 2005 – 2025 disajikan dalam tabel di bawah ini:

Gambar 3.1. Tema Pembangunan Pendidikan 2005 – 2025

Prioritas dan program aksi bidang pendidikan dasar dan menengah yang didasarkan pada RPJMN ke-3 terdiri atas:

Page 41: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

30

1. Peningkatan Akses Pendidikan.

Tantangan dalam pembangunan akses pendidikan adalah mempercepat

peningkatan taraf pendidikan seluruh masyarakat untuk memenuhi hak seluruh

penduduk usia sekolah dalam memperoleh layanan pendidikan dasar dan

menengah yang berkualitas, serta meningkatkan akses pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Merupakan kewajiban dan tugas dari Ditjen

Dikdasmen untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan layanan

pendidikan bagi penduduk usia sekolah pendidikan dasar dan menengah.

2. Peningkatan Mutu Pendidikan.

Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran pada semua jenjang pendidikan

difokuskan pada pembentukan karakter siswa, peserta pelatihan dan kursus, serta

orang dewasa. Peningkatan mutu pembelajaran pendidikan dasar dan menengah

didukung oleh semakin banyak pelibatan siswa di kelas secara interaktif, sehingga

mendorong kreativitas siswa, daya kritis dalam berpikir dan kemampuan analisis.

Ditargetkan adanya peningkatan hasil yang signifikan dalam hasil tes nasional dan

hasil tes internasional. Mengingat Indonesia sebagai negara maritime dan

kepulauan, pembentukan karakter bagi siswa menjadii hal yang utama dalam

rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peningkatan mutu pada pendidikan dasar dan menengah berkaitan erat dengan

pengembangan dan penerapan kurikulum secara baik. Evaluasi yang terus

menerus atas pelaksanaan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 diharapkan

menghasilkan kurikulum yang lebih baik dan diterapkan secara baik.

3. Menciptakan Tata Kelola.

Tantangan utama pembangunan tata kelola adalah menciptakan birokrasi yang

efektif yaitu meningkatkan integritas, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi

birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

publik. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang optimal untuk mendukung keberhasilan peningkatan

daya saing nasional sehingga dapat mendukung proses pembangunan nasional ke depan.

Page 42: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

31

Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Tahun 2015 – 2019 diturunkan dari arah kebijakan dan strategi nasional. Direktorat

Pendidikan Dasar dan Menengah mengemban tugas merumuskan dan melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP D.I. Yogyakarta.

Arah Kebijakan dan strategi yang akan ditempuh LPMP D.I. Yogyakarta digunakan

dalam rangka mencapai penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Penjelasan masing-masing arah kebijakan dan strategi untuk

mencapai Sasaran Strategis (SS) pada setiap Tujuan Strategis (T) ada dalam uraian

berikut ini. 1. Menguatkan Pelaksanaan Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP.

Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah

sebagai berikut:

a. Melakukan pelatihan untuk petugas pemetaan mutu.

b. Memberikan bimbingan teknis ke sekolah yang akan dipetakan.

c. Pengumpulan Data Mutu satuan pendidikan melalui pengisian instrumen

Penjaminan Mutu Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

d. Mengkompilasi data peta mutu sekolah

e. Melakukan pengembangan, pengolahan dan analisis peta mutu.

f. Analisis Permasalahan Pendidikan berdasarkan 8 SNP jenjang pendidikan Dasar

dan Menengah

g. Perumusan Rencana Program Peningkatan Mutu Pendidikan berdasarkan 8 SNP

jenjang pendidikan Dasar dan Menengah

h. Mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil pemetaan mutu pendidikan.

i. Memberikan saran rekomendasi pengembangan mutu pendidikan ke pemerintah

daerah. 2. Menguatkan pelaksanaan supervisi pada satuan pendidikan dasar dan

pendidikan menengah dalam pencapaian SNP

Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah sebagai berikut:

Page 43: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

32

a. Melakukan layanan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan Sistem

Penjaminan mutu internal ke sekolah khususnya sekolah model dan sekolah imbas.

b. Pelatihan Fasilitator daerah yang memadai dan berkompeten melaksanakan Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) di Kab/kota

c. Memberikan bantuan pendanaan bagi sekolah model

d. Monitoring dan evaluasi sekolah model

e. Melakukan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan tim Penjaminan Mutu

Pendidikan Daerah dalam rangka membangun jejaring penjaminan mutu.

f. Mengembangkan kompetensi SDM lembaga dalam sistem penjaminan mutu.

3. Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan

Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah

sebagai berikut:

a. Pelatihan Kurikulum 2013 jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah

b. Memberikan bantuan pendanaan dalam implementasi Kurikulum 2013

c. Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013

d. Fasilitasi dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013

e. Fasilitasi dan pendampingan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

jenjang pendidikan dasar dan menengah

f. Monitoring dan evaluasi program Fasilitasi 4. Meningkatkan Sistem Tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan dan

akuntabel dalam urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan, ditandai dengan tercapainya sasaran strategis berikut:

Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah sebagai

berikut

a. Melakukan Peningkatan kompetensi, kualifikasi dan kapasitas staf LPMP Provinsi

D. I. Yogyakarta dengan harapan kinerja staf meningkat dengan kegiatan in house

training/outbond, bantuan pendidikan untuk melanjutkan studi, pengiriman staf

untuk mengikuti diklat, seminar, kursus di lembaga lain

Page 44: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

33

b. Melengkapi, mengelola dan memelihara sarana dan prasarana lembaga dalam

rangka memenuhi kebutuhan alat bantu/pendukung kegiatan lembaga sehingga

kinerja staf dapat ditingkatkan.

c. Peningkatan kesejahteraan staf lembaga, berupa pencairan gaji, tunjangan, uang

lembur

d. Melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal lingkup lembaga, dengan kegiatan

berupa evaluasi diri dan pengembangan Prosedur Operasi Standar.

e. Melakukan perencanaan dan pengendalian program kerja lembaga, sebagai wujud

pencitraan lembaga yang akuntabel semua program kerja dan kegiatan lembaga

harus dikendalikan agar dapat terlaksana dengan baik sesuai yang telah disusun

dalam perencanaan.

f. Melaksanakan penyerapan aspirasi, saran dan kritikan dari pengguna jasa lembaga

dalam rangka memperoleh tingkat kepuasan pelanggan untuk perbaikan layanan

kepada publik.

g. Melakukan evaluasi pelaksanaan program dan daya serapan anggaran secara

berkala 5. Mengelola dan mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan

pendidikan menengah. Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah

sebagai berikut:

a. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan

menengah melalui aplikasi Dapodik yang terintegrasi dan pengembangan website

LPMP D.I. Yogyakarta.

b. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi mutu pendidikan

dasar dan menengah.

6. Terlaksananya kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan

Strategi yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan strategis adalah

sebagai berikut:

Page 45: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

34

a. Sosialisasi program Penjaminan Mutu jenjang pendidikan dasar dan menengah ke

Dinas Pendidikan

b. Koordinasi dan sinkronisasi program penjaminan mutu jenjang pendidikan dasar

dan menengah dengan Dinas Pendidikan

c. Kerjasama dengan Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan program penjaminan

mutu pendidikan ke satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah

d. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah, P4TK, LP2KS dan stake holders lain

yang terkait dengan pelaksanaan program penjaminan mutu pendidikan ke satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah

Arah kebijakan LPMP D.I Yogyakarta selanjutnya dilaksanakan melalui program

dan dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan periode 2015—2019. Sejalan dengan pola

perencanaan pada periode 2015—2019, LPMP DIY telah menggunakan struktur

perencanaan dan anggaran yang terbaru. Penyesuaian dan penyempurnaan dilakukan

pada struktur kinerja yang mencakup Sasaran Strategis LPMP DIY dan Indikator Kinerja

Sasaran Strategis LPMP DIY, Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program

(IKP), serta Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).

Struktur Program dan kegiatan LPMP D.I. Yogyakarta yang bertanggung jawab

untuk mengelola kegiatan ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Program, Kegiatan dan Penanggungjawab

KODE

PROGRAM/ KEGIATAN

PENANGGUNGJAWAB

1 Terlaksananya Sistem tata Kelola lembaga yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

1.1 Melakukan Peningkatan kompetensi, kualifikasi dan kapasitas staf LPMP Provinsi D. I. Yogyakarta

Subbagian Umum

1.2 Melengkapi, mengelola dan memelihara sarana dan prasarana lembaga dalam rangka memenuhi kebutuhan alat bantu/pendukung kegiatan lembaga

Subbagian Umum

Page 46: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

35

KODE

PROGRAM/ KEGIATAN

PENANGGUNGJAWAB

1.3 Melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal lingkup lembaga, dengan kegiatan berupa evaluasi diri dan pengembangan Prosedur Operasi Standar

Subbagian Umum

1.4 Melakukan perencanaan dan pengendalian program kerja lembaga

Subbagian Umum

1.5 Melakukan evaluasi pelaksanaan program dan daya serapan anggaran

Subbagian Umum

2 Terlaksananya Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Informasi Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

2.1 Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah melalui aplikasi Dapodik yang terintegrasi dan pengembangan website LPMP D.I. Yogyakarta

Sistem Informasi (SI)

2.2 Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi mutu pendidikan dasar dan menengah

Sistem Informasi (SI)

3 Terlaksananya Pemetaan Mutu pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Pencapaian SNP.

3.1 Pelatihan bagi petugas pemetaan mutu Sistem Informasi (SI)

3.2 Bimbingan teknis ke sekolah yang akan dipetakan

Sistem Informasi (SI)

3.3 Pengumpulan Data Mutu satuan pendidikan melalui pengisian instrumen Penjaminan Mutu Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

Sistem Informasi (SI)

3.4 Kompilasi data peta mutu sekolah Sistem Informasi (SI)

3.5 Pengembangan, pengolahan dan analisis peta mutu

Sistem Informasi (SI)

3.6 Analisis Permasalahan Pendidikan berdasarkan 8 SNP jenjang pendidikan Dasar dan Menengah

Sistem Informasi (SI); Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

Page 47: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

36

KODE

PROGRAM/ KEGIATAN

PENANGGUNGJAWAB

3.7 Perumusan Rencana Program Peningkatan Mutu Pendidikan berdasarkan 8 SNP jenjang pendidikan Dasar dan Menengah

Sistem Informasi (SI); Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

3.8 Publikasi dan Diseminasi hasil Pemetaan Mutu Pendidikan

Sistem Informasi (SI)

3.9 Memberikan saran rekomendasi pengembangan mutu pendidikan ke pemerintah daerah

Sistem Informasi (SI); Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4 Terlaksananya supervisi pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP

4.1 Melakukan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan Sistem Penjaminan mutu internal ke sekolah khususnya sekolah model dan sekolah imbas.

Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4.2 Pelatihan Fasilitator daerah yang memadai dan berkompeten melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) di Kab./kota

Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4.3 Memberikan bantuan pendanaan bagi sekolah model

Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4.4 Monitoring dan evaluasi sekolah model Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4.5 Melakukan bimbingan, arahan dan supervisi pengembangan tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah dalam rangka membangun jejaring penjaminan mutu.

Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4.6 Mengembangkan kompetensi SDM lembaga dalam sistem penjaminan mutu.

Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS)

4.7 Membangun kerjasama yang sinergi antara LPMP dan pemerintah daerah dalam pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)

Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS) dan Subbag Umum

5 Terlaksananya peningkatkan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian SNP melalui fasilitasi satuan pendidikan

Page 48: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

37

KODE

PROGRAM/ KEGIATAN

PENANGGUNGJAWAB

5.1 Pelatihan Kurikulum 2013 jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah

Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

5.2 Memberikan bantuan pendanaan dalam implementasi Kurikulum 2013

Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

5.3 Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013

Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

5.4 Fasilitasi dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013

Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

5.5 Fasilitasi dan pendampingan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) jenjang pendidikan dasar dan menengah

Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

5.6 Monitoring dan evaluasi program Fasilitasi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

6 Terlaksananya kerja sama bidang penjaminan mutu pendidikan pendidikan

4.1 Sosialisasi program Penjaminan Mutu jenjang pendidikan dasar dan menengah ke Dinas Pendidikan

Subbagian Umum.

4.2 Koordinasi dan sinkronisasi program penjaminan mutu jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan Dinas Pendidikan

Subbagian Umum.

4.3 Kerjasama dengan Dinas Pendidikan dalam pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).

Subbagian Umum; Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS).

4.4 Kerjasama dengan Pemerintah Daerah, P4TK, LP2KS dan stake holders lain yang terkait dengan pelaksanaan program penjaminan mutu pendidikan ke satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah

Subbag Umum, Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP), Sistem Informasi (SI), Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS).

Page 49: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

38

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja

Renstra merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam pemanfaatan APBN. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program

dan kegiatan bagi setiap pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel (accountable).

Penyusunan Renstra bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara

sasaran kementerian/lembaga, sasaran program, dan sasaran kegiatan dengan

Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan

kembali penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja/Performance Based Budgeting

khususnya sejak diberlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan keuangan.

Ketercapaian target Renstra dikukuhkan dengan dibuatnya perjanjian kinerja antara Kepala LPMP dengan Pimpinan dari unit utama pembinanya. Dimana dalam

dokumen perjanjian kinerja yang dibuat setiap awal tahun anggaran berisi target-target

kinerja yang akan dicapai pada tahun anggaran berjalan sebagai rencana kerja tahunan.

Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK yang disusun

dan disepakati baik di tingkat kementerian maupun di tingkat Eselon I hingga ke unit

pelaksana teknis. Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang

akan dicapai oleh suatu unit kerja di dalam program dan kegiatan periode 2015—

2019. Oleh karena itu didalam menyusun dan menetapkan target kinerja mengacu dan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:

1. Target kinerja harus dapat menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang

akan dicapai dari setiap indikator kinerja sasaran (IKSS, IKP, dan IKK);

Page 50: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

39

2. Penetapan target dipilih karena relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan

berdasarkan pada baseline data yang jelas.

Setelah tersusunnya Renstra, setiap unit satuan kerja harus

menerjemahkannya ke dalam rencana tahunan yang terukur dengan menerapkan

prinsip penganggaran berbasis kinerja. Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta:

1. Program/Kegiatan

Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan

2. Sasaran Kegiatan

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

3. Indikator Kinerja Kegiatan

a. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

b. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

c. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

d. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Terkait dengan fungsi LPMP D.I. Yogyakarta untuk melakukan pemetaan mutu

pendidikan, mengacu pada sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan dari

Setditjen Dikdasmen, yaitu:

1. Program/Kegiatan

Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan

2. Sasaran Kegiatan

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

3. Indikator Kinerja Kegiatan

a. Persentase SD yang telah dipetakan mutunya

b. Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya

c. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya d. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya.

Page 51: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

40

e. Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya

f. Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya

g. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya

h. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

B. Matriks Pentahapan Kinerja

Pentahapan kinerja LPMP D.I. Yogyakarta yang dirancang untuk program lima

tahun ke depan, 2015-2019, mengacu pada target unit utama pembina LPMP yaitu

Dirjen Dikdasmen Kemendikbud yang terangkum dalam Renstra Kemendikbud 2015-

2019. Berdasarkan target Program Pendidikan Dasar dan Menengah, maka disusunlah matrik pentahapan kinerja LPMP D.I Yogyakarta yang dsajikan dalam tabel-tabel di bawah ini:

1. Supervisi dan Fasilitasi

Tabel 4.1. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Supervisi dan Fasilitasi SASARAN KEGIATAN

KODE IKK SAT KOND. AWAL 2014

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

3.3650.1.1 % 0 16,8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.1 a % 0 16% 25.0% 35% 40% 0 3.3650.1.1 b sek 0 0 5 45 45 50 3.3650.1.2 % 0 16.8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.2 a % 0 16% 25.0% 35% 40% 0 3.3650.1.2 b sek 0 0 5 25 25 30 3.3650.1.3 % 0 16.8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.3 a % 0 16% 25.0% 100% 0 0 3.3650.1.3 b sek 0 0 5 15 15 20 3.3650.1.4 % 0 16.8% 25.0% 40.0% 60.0% 80.0% 3.3650.1.4 a % 0 16 % 25.0% 100% 0 0 3.3650.1.4 b sek 0 0 5 15 15 20

KODE IKK IKK 3.3650.1.1 Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.1 a Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.1 b Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model 3.3650.1.2 Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.2 a Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.2 b Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model 3.3650.1.3 Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.3 a Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.3 b Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model 3.3650.1.4 Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP 3.3650.1.4 a Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Implementasi K13 3.3650.1.4 b Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP melalui Sekolah Model

Page 52: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

41

2. Pemetaan Mutu Pendidikan

Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (SK) Pemetaan Mutu Pendidikan

SASARAN KEGIATAN

KODE IKK SAT KOND. AWAL 2014

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

3.3650.2.1 % 90.15% 100% 67.6% 100% 100% 100% 3.3650.2.2 % 0 0% 1.4% 80% 80% 95% 3.3650.2.3 % 71.48% 100% 62.0% 100% 100% 100% 3.3650.2.4 % 0 0% 0.3% 80% 80% 95% 3.3650.2.5 % 71.41% 100% 46.8% 100% 100% 100% 3.3650.2.6 % 0 0% 0.0% 75% 80% 95% 3.3650.2.7 % 59.60% 100% 59.7% 80% 90% 100% 3.3650.2.8 % 0 0% 0.3% 85% 85% 95%

KODE IKK IKK 3.3650.2.1 Persentase SD yang dipetakan mutunya 3.3650.2.2 Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya 3.3650.2.3 Persentase SMP yang dipetakan mutunya 3.3650.2.4 Persentase SMP Yang meningkat indeks efektivitasnya 3.3650.2.5 Persentase SMA yang dipetakan mutunya 3.3650.2.6 Persentase SMA Yang meningkat indeks efektivitasnya 3.3650.2.7 Persentase SMK yang dipetakan mutunya 3.3650.2.8 Persentase SMK Yang meningkat indeks efektivitasnya

C. Kerangka Pendanaan

Perkiraan pendanaan pendidikan dalam kurun waktu 2015-2019 mengacu

pada amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas serta kebijakan Penjaminan Mutu

yang ada pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan DIY telah ditetapkan visi, misi dan tujuan

organisasi yang akan menentukan arah kebijakan dalam menyusun program sesuai

dengan tugas dan fungsi LPMP DIY.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Tahun 2015 diperkirakan berkisar di

angka 4,73% an untuk beberapa tahun selanjutnya diperkirakan mencapai 6,5% per

tahun. Total pagu awal anggaran LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2016 adalah Rp.

36.683.508,- dan akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan

lembaga maupun bertambahnya sasaran program yang ingin dicapai. Sehingga

menurut perhitungan pertumbuhan ekonomi dan perubahan inflasi setiap tahun, maka dapat kami peroleh perkiraan kebutuhan anggaran seperti ditunjukkan pada tabel dan grafik berikut:

Page 53: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

42

Tabel 4.3. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP D.I Yogyakarta 2015-2019 (ribu-an) Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Pagu Anggaran 33.776.000 36.683.508 41.343.467 32.161.542 36.123.122

* dalam ribuan Rupiah

Perkiraan kebutuhan anggaran LPMP D.I. Yogyakarta selama periode 2015-

2019 adalah sebesar Rp. 180.087.639.000,-. Untuk mencapai sasaran Renstra LPMP D.I. Yogyakarta sangat diperlukan peran serta Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan

Kota, masyarakat, orang tua, dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pemenuhan pendanaan pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Sistem Pemantauan dan Evaluasi

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP)telah mewajibkan seluruh Kementerian dan Lembaga untuk

mengendalikan seluruh kegiatan dengan menyelenggarakan sistem pengendalian intern. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai

sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sistem pemantauan yang dilakukan LPMP

D.I. Yogyakarta merujuk pada salah satu unsur dalam penyelenggaraan SPIP, yaitu

pemantauan dan pengendalian intern. Sedangkan evaluasi atas pelaksanaan

program lembaga merujuk pada hasil audit dari institusi terkait, antara lain Inspektorat

Jenderal Kemendikbud serta hasil penilaian SAKIP dari institusi yang berwenang melakukan penilaian Sistem AKIP UPT, yaitu Biro Keuangan Kemendikbud.

1. Tujuan Pemantauan dan Evaluasi Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari implementasi Renstra LPMP DIY. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk

mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan

dalam Renstra LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2015-2019 dengan hasil yang dicapai pada tahun pencapaian Renstra.

2. Prinsip-Prinsip Pemantauan dan Evaluasi a. Organisasi menerapkan proses sistematik dalam menentukan “apa” dan

Page 54: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

43

“bagaimana” melakukan pemantauan.

b. Pemantauan mempertimbangkan bagaimana keseluruhan pengendalian

intern mengelola risiko, bukan bagaimana setiap kegiatan pengendalian

beroperasi dalam sistem tertutup.

c. Pimpinan mempunyai peran penting dalam pemantauan pengendalian intern (khususnya pengendalian terkait dengan “tone of the top”) dan dalam rangka

memitigasi risiko dari “override” oleh pimpinan.

d. Pemahaman dasar atas desain dan efektivitas operasi suatu pengendalian

intern bermanfaat sebagai titik tolak yang baik dalam mengimplementasikan

prosedur pemantauan yang efektif dan efisien. e. Menetapkan apa yang harus dipantau dipengaruhi oleh:

1) Dampak dan probabilitas dari risiko;

2) Sifat dari pengendalian yang dirancang untuk mengelola atau memitigasi

risiko; dan

3) Informasi yang diperlukan untuk menyimpulkan apakah pengendalian yang

diterapkan telah efektif. f. Organisasi harus mempertimbangkan untuk menggunakan pemantauan

berkelanjutan, jika memungkinkan.

g. Pemantauan yang efektif mendasarkan pada informasi tentang pengendalian

yang berjalan atas elemen pengendalian operasi, berdasarkan evaluasi oleh

pihak yang kompeten dan independen.

h. Pimpinan harus menggunakan pertimbangan yang logis untuk melakukan pemantauan.

i. Pemantauan mencakup penggunaan informasi langsung dan tidak langsung.

Penggunaan informasi tidak langsung hanya untuk periode tertentu.

j. Kelemahan pengendalian yang diidentifikasi harus:

1) Dievaluasi dampaknya;

2) Dilaporkan; dan

3) Dipertimbangkan tindakan perbaikannya.

3. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi

Implementasi pemantauan dan evaluasi yang direncanakan berjalan di lingkungan LPMP D.I. Yogyakarta meliputi:

Page 55: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

44

a. Pemantauan dan pengendalian program triwulanan dalam bentuk Rapat

Manajemen; Pemeriksaan dalam kerangka pembinaan yang dilakukan

Inspektorat Jenderal Kemendikbud dalam program audit semester;

b. Evaluasi kinerja tahunan melalui Sistem AKIP yang dilakukan oleh Biro

Keuangan Kemendikbud; dan Evaluasi akhir masa Renstra yang disusun dalam suatu laporan kinerja yang

disampaikan kepada Unit Utama Pembina, yaitu Ditjen Dikdasmen Kemendikbud.

Page 56: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

45

BAB V PENUTUP

Rencana strategis LPMP D.I. Yogyakarta tahun 2015-2019 merupakan

perencanaan dan arah bagi pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam

pembangunan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan. Renstra LPMP D.I.

Yogyakarta memuat visi, misi, kebijakan, tujuan strategis, sasaran program dan

indikator kinerja program bidang pendidikan dasar dan menengah yang dijabarkan dalam program dan kegiatan tahunan yaitu mulai tahun 2015 hingga tahun 2019.

Implementasi dari strategi dan arah kebijakan peningkatan penjaminan mutu

pendidikan tahun 2015 - 2019 dirumuskan berdasarkan pada Renstra Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dan hasil evaluasi pelaksanaan Renstra LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 –

2014. Pada periode tahun 2015-2019 kebijakan perencanaan program dan kegiatan

serta penganggaran berbasis kinerja di lingkungan LPMP D.I Yogyakarta diarahkan

pada :

1. Meningkatkan tata kelola administrasi LPMP

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan

menengah

3. Pemetaan mutu satuan pendidikan dasar dan menengah dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan

4. Pelaksanaan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah

dalam pencapaian standar nasional pendidikan

5. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan

menengah dalam penjaminan mutu pendidikan

6. Meningkatkan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan

Seluruh kegiatan yang tertuang dalam Rencana Strategis LPMP D.I

Yogyakarta ini harus tetap terarah dan terencana dalam mencapai sasaran yang

telah ditetapkan dalam indikator kinerja serta efisien dalam pengelolaan pembiayaan dan realisasi anggaran.

Page 57: RINCIAN REVISI - lpmpjogja.kemdikbud.go.idlpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2019/... · 10%) dengan daya serap > 90% Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

46

Tantangan dan hambatan dalam realisasi Renstra LPMP D.I Yogyakarta

diantaranya adalah komitmen dalam mewujudkan Renstra dalam seluruh kegiatan LPMP D.I Yogyakarta.