Riirin Wahyu Priyanti, s.sos, m.pd - Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Interaksi Antar Suku...

10
1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM INTERAKSI ANTAR SUKU DI INDONESIA ABSTRAK Ririn Wahyu Priyanti Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila diambil dari budaya sendiri, nilai-nilai ini diyakini kebenarannya dan diakui dapat membawa manfaat besar bagi bangsa Indonesia jika dijadikan sebagai sumber nilai dan norma dalam pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak hanya itu Pancasilsa juga sebagai pemersatu diantara masyarakat majemuk yang tinggal di kepulauan nusantara kita. Dalam sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara telah sering terjadi konflik antar suku, agama dan budaya di Indonesia. Ada yang salah dan kurang tepat dalam penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat bangsa kita. Sehingga sampai 67 tahun bangsa kita lepas dari penjajahan pun, kita masih belum mampu berdiri sebagai bangsa yang saling menghormati dan toleransi antarsuku, agama dan budaya. Rasa primordialisme dan ethnosentrisme yang dimiliki oleh masing- masing suku merupakan salah satu faktor yang menghambat proses integrasi bangsa. Azas Bhineka Tunggal Ika pun tak lagi indah terdengar. Perjuangan para founding father pun terasa sia-sia. Bagaimana pedoman implementasi nilai-nilai Pancasila? Bagaimana strategi menerapkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat majemuk? Apakah tujuan dan sasaran penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikupas dalam makalah ini. Kata Kunci : implementasi, nilai, Pancasila, interaksi, suku A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, lahir karena perjuangan pergerakan kemerdekaan yang terjadi sekian lama, NKRI berdiri karena pengintegrasian berbagai suku, agama, budaya dan bahasa yang beraneka

Transcript of Riirin Wahyu Priyanti, s.sos, m.pd - Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Interaksi Antar Suku...

1

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA

DALAM INTERAKSI ANTAR SUKU DI INDONESIA

ABSTRAK

Ririn Wahyu Priyanti

Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian

dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila diambil dari

budaya sendiri, nilai-nilai ini diyakini kebenarannya dan diakui dapat

membawa manfaat besar bagi bangsa Indonesia jika dijadikan sebagai

sumber nilai dan norma dalam pengelolaan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Tak hanya itu Pancasilsa juga sebagai pemersatu diantara

masyarakat majemuk yang tinggal di kepulauan nusantara kita. Dalam

sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara telah sering terjadi konflik

antar suku, agama dan budaya di Indonesia. Ada yang salah dan kurang

tepat dalam penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat bangsa kita. Sehingga sampai 67 tahun bangsa kita lepas

dari penjajahan pun, kita masih belum mampu berdiri sebagai bangsa

yang saling menghormati dan toleransi antarsuku, agama dan budaya.

Rasa primordialisme dan ethnosentrisme yang dimiliki oleh masing-

masing suku merupakan salah satu faktor yang menghambat proses

integrasi bangsa. Azas Bhineka Tunggal Ika pun tak lagi indah terdengar.

Perjuangan para founding father pun terasa sia-sia. Bagaimana pedoman

implementasi nilai-nilai Pancasila? Bagaimana strategi menerapkan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat majemuk? Apakah tujuan

dan sasaran penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara? Semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan

dikupas dalam makalah ini.

Kata Kunci : implementasi, nilai, Pancasila, interaksi, suku

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia, lahir karena perjuangan

pergerakan kemerdekaan yang terjadi sekian lama, NKRI berdiri karena

pengintegrasian berbagai suku, agama, budaya dan bahasa yang beraneka

2

ragam sebagai karakteristik kemajemukan masyarakat Indonesia.

Kemajemukan yang tercipta akibat perbedaan latar belakang historis,

geografis, iklim dan cuaca tempat tinggalnya. Sebuah negara majemuk

yang berdiri karena tekad mengintegrasikan diri ke dalam sebuah negara

kesatuan yang bernama Republik Indonesia.

Namun perjuangan panjang Bangsa Indonesia sebagai suatu

bangsa yang majemuk, ternoda dengan berbagai peristiwa memilukan,

akibat konflik yang terjadi di daerah, misalnya konflik Ketapang,

Kupang, Situbondo, Banyuwangi, Poso, Ambon, Sambas, Pontianak.

Kalau kita mengingat, bahwa bangsa kita majemuk dan kita berdiri

diantara kemajemukan, bahwa negara kita lahir karena pengintegrasian

berbagai unsur yang berbeda, dan sekarang perbedaan-perbedaan yang

ada tersebut memunculkan benih-benih konflik, artinya ada sesuatu yang

salah dengan pemahaman kebangsaan kita. Jika konflik yang muncul

akibat kesenjangan ekonomi dan kemajuan iptek, artinya ada yang

berlaku tidak adil dalam menjalankan pemerintahan ini. Keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia sudah dilupakan oleh segenap elemen

pemerintahan, yang akhirnya memicu prasangka dan kecemburuan yang

berujung pada pertikaian antar golongan, suku, agama dan budaya.

Konon nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan

nilai-nilai yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri, artinya

nilai-nilai tersebut sudah ada dan menjadi karakteristik kepribadian

bangsa Indonesia, kemudian dirumuskan oleh para pendiri bangsa kita.

Pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 adalah inspirasi utama untuk

menafsirkan Pancasila dalam posisi sangat mendasar tersebut. Nilai-nilai

yang dikandung Pancasila dianggap sebagai perangkat nilai yang mampu

menjadi perekat sosial sekaligus preferensi ideal yang seharusnya

dipelihara dan diperjuangkan. Pancasila dapat berfungsi secara efektif

sebagai perekat keberagaman masyarakat Indonesia. Sehingga ironis

sekali kenyataan sekarang, dimana beberapa kali terjadi konflik seperti

yang telah disebutkan pada paragrap sebelumnya.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pedoman implementasi nilai-nilai Pancasila?

2. Bagaimana strategi menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan masyarakat majemuk di negara kita?

3. Apakah tujuan dan sasaran penerapan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pedoman implementasi nilai-nilai Pancasila

3

2. Mengetahui strategi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan masyarakat majemuk di negara kita

3. Memahami tujuan dan sasaran penerapan nilai-nilai pancasila

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk menggugah rasa nasionalisme dan persaudaraan antar suku

di Indonesia

2. Menggugah semangat pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari

3. Memberikan wacana tentang pentingnya mempertahankan

Pancasila dan mengimplementasikannya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara demi terwujudnya masyarakat adil,

makmur, tenteram dan sejahtera

E. Implementasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, arti kata implementasi

adalah; menerapkan, melaksanakan, menjalankan, mengamalkan,

mempraktikkan, mengejawantahkan, menjabarkan.

F. Nilai Definisi “nilai’’ menurut Kluchkon adalah nilai selain mewakili

keunikan individu juga dapat mewakili suatu kelompok tertentu.

Robert M.Z Lawang mendefinisikan nilai sebagai gambaran apa

yang diinginkan, pantas dan berharga yang mempengaruhi perilaku

sosial.

G. Pancasila

Definisi pancasila menurut Ir.Soekarno adalah isi dan jiwa

bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya

terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikianm

Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi yaitu

falsafah bangsa Indonesia. Menurut Bung Yamin, Pancasila adalah

weltanschaung, falsafah negara RI, bukan satu agama baru. Sila

adalah atas atau dasar, diatas kelima dasar itulah kita mendirikan

negara Indonesia. Sedangkan menurut Prof. Notonegoro, definisi

Pancasila adalah pokok kaidah fundamental Negara

(Staatsfundamenalnorm) yang mempunyai kekuatan sebagai

grundnorm.

4

H. Interaksi Pengertian interaksi menurut Gillin dan Gillin (1954) adalah;

hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan

antar orang per orang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun

antara orang perorang dengan kelompok manusia. Hubungan

antarmanusia atau relasi-relasi sosial, baik dalam bentuk individu

dengan kelompok-kelompok maupun antarkelompok manusia itu

sendiri, mewujudkan segi dinamikanya, yaitu perubahan dan

perkembangan masyarakat.

I. Suku Pengertian suku adalah sebuah golongan sosial yang askriptif

dan menjadi identitas yang paling mendasar dan umum, serta

terbentuk berdasarkan latarbelakang keluarganya, serta digunakan

sebagai acuan identitas suku bangsa atau kesukubangsaan (Barth,

1969: 13; Suparlan, 2004a:74). Suku adalah kelompok tertentu yang

memiliki kesamaan latarbelakang budaya, bahasa, kebiasaan, gaya

mengidentifikasikan diri antara satu dengan yang lain.

(www.anneahira.com/pengertian-suku-bangsa.htm)

J. Pembahasan Sesuai dengan penggagas awal, Ir. Soekarno, nilai-nilai

Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri dan dikristalisasikan

dari nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat

Indonesia yang majemuk. Nilai-nilai tersebut dapat diamati

diberbagai kelompok masyarakat yang tersebar dari Sabang sampai

Merauke. Diakui bahwa dalam mempraktikkan nilai-nilai tersebut

terdapat perbedaan pada berbagai kelompok masyarakat yang

berbeda sekedar nilai praktiknya, namun nilai dasarnya tetap sama.

Dengan demikian maka Pancasila memang merupakan living reality

dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Sementara pada jaman sekarang ini, beberapa konflik yang

muncul akibat kesenjangan ekonomi, ketidakadilan,

kesalahpahaman, rasa primordialisme (perasaan mengutamakan hal-

hal yang dibawa sejak lahir, melingkupi blood, mind dan place) dan

ethnosentrisme (sikap atau cara pandang terhadap etnis dan budaya

lain dari sudut pandang etnis dan budaya kita) yang berlebihan,

untuk itu diperlukan beberapa pedoman yang hendaknya dijadikan

patokan bagi warga masyarakat yang bersifat majemuk.

Kebenaran dan ketangguhan Pancasila tidak perlu diragukan

lagi. Namun tanpa pemahaman oleh masyarakat luas secara

5

mendalam terhadap konsep, prinsip dan nilai yang terkandung di

dalamnya, disertai dengan sikap, kemauan dan kemampuan untuk

menerapkannya, maka Pancasila hanya sebagai simbol belaka.

Hubungan antar warga masyarakat yang majemuk tidak akan

menuju pada integritas bangsa namun setiap kelompok masyarakat

akan lebih memikirkan kepentingan kelompoknya, apalagi jika

ditambah dengan adanya kesenjangan sosial ekonomi dan

kesalahpahaman atau miscommunication, maka yang muncul adalah

konflik antar golongan, suku, agama dan budaya.

Beberapa pedoman pengimplementasian Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari, diantaranya;

a. Mengembangkan pola pikir dan pola tindak berdasar pola

konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila

b. Mengembangkan sikap-sikap perilaku dalam mempertahankan

dan menjaga kelestarian pembukaan UUD 1945

c. Mengembangkan kemampuan mengoperasionalisasikan

demokrasi dan HAM berdasarkan Pancasila.

d. Mengembangkan kemampuan dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan yang sejalan dan tidak bertentangan

dengan Pancasila dan dasar negara.

e. Mengembangkan kemampuan mengoperasionalisasikan

perekonomian nasional berdasarkan Pancasila.

f. Mengembangkan pola pikir Bhineka Tunggal Ika yang terjadi

sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan bangsa

yang pluralistik.

g. Mengembangkan pemikiran baru dalam menghadapi

perkembangan zaman tentang Pancasila tanpa meninggalkan

jati dirinya.

Untuk mengantisipasi munculnya sikap primordialisme dan

ethnosentrisme, maka dalam menerapkan Pancasila diperlukan

strategi, yang dapat dilakukan dengan pendekatan:

a. Tahap artikulasi: pemberian penjelasan yang mantap tentang isi

kandungan, kebenaran rasional, struktur dan tujuan implementasi

Pancasila.

b. Tahap internalisasi: usaha memasukkan gagasan tersebut dalam

hati sanubari setiap warga negara sehingga benar-benar

memahami dan bersedia menerimanya sebagai suatu kebenaran.

c. Tahap aktualisasi: aplikasi gagasan tersebut dalam berbagai

bidang kehidupan secara nyata, baik dalam pemikiran maupun

perbuatan.

6

Ketiga tahap dapat dijalankan melalui; lembaga pendidikan yang

tersebar di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke,

melalui instansi-instansi pemerintahan dan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM).

Selain tiga tahap tersebut, ada beberapa pendekatan yang

dapat dilakukan, yaitu;

a. Menimbulkan atensi: sajian mengenai Pancasila diupayakan

menarik perhatian setiap orang sehingga khalayak sasaran (target

audience) tidak merasa terpaksa, tetapi dengan senang hati,

ikhlas, dan sukarela menerimanya.

b. Mengembangkan komprehensi upaya untuk memahami, substansi

konsep, prinsip dan nilai Pancasila, secara mendalam sehingga

paham akan makna, esensi, maksud, dan tujuan gagasan yang

apabila dilaksanakan bermanfaat dalam menjangkau masa depan

yang lebih baik.

c. Menimbulkan akseptasi, pengakuan secara jujur dan menerima

secara sadar kebenaran konsep, prinsip, dan nilai yang terkandung

dalam Pancasila.

d. Menimbulkan retensi, terbentuknya keyakinan akan kebenaran

dan ketangguhan gagasan tersebut sehingga dapat dijadikan

pegangan/pedoman dan panduan dalam menentukan pilihan

tindakan.

e. Mengadakan aksi menerapkan konsep, prinsip, dan nilai Pancasila

untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi

masyarakat dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.

Dengan dasar seperti itu, sikap saling menghormati (mutual

respect), mengakui eksistensi masing-masing (mutual recognition),

berpikir dan besikap positip (positive thinking and attitude), serta

pengayaan iman (enrichment of faith) perlu terus-menerus

dikembangkan. Sikap lain yang juga perlu ditumbuhkan adalah

relatively absolute sekaligus absolutely relative, bahwa kebenaran

yang saya miliki tetap relative bila dikaitkan dengan yang lain.

Dengan demikian, demokrasi yang dikembangkan berdasarkan

Pancasila adalah demokrasi yang religius.

Sikap tersebut kemudian akan menumbuhkan toleransi.

Terciptanya toleransi dlam kehidupan beragama dan bersuku bangsa

akan meminimalkan terjadinya politisasi dan radikalisme agama.

Jika kemajemukan tidak memiliki nila-nilai toleransi , tentu akan

mengarah pada fanatisme berlebihan. Pada dasarnya nilai toleransi

itu telah melembaga dalam kehidupan masyarakat Indonesia selama

berabad-abad.

7

Tuhan telah menciptakan berbagai bangsa, suku, ras, bahasa,

dan lain-lain agar selalu berhubungan dan menjalani komunikasi

serta solidaritas. Dalam proses interaksi ini berlangsung proses

saling mengenal dan mengakui adanya perbedaan atau

kemajemukan. Proses selanjutnya adalah usaha untuk saling

berkomunikasi dan bekerjasama demi kepentingan yang lebih besar,

misalnya urusan public atau kemanusiaan. Dari situ lahir solidaritas

atau kesetiakawanan yang lebih luhur. Nilai-nilai kerjasama itu

disarikan dari ajaran agama dan nilai budaya bangsa Indonesia.

Demokrasi religius dalam kehidupan masyarakat majemuk harus

diikuti kerjasama dengan mempertimbangkan keseimbangan.

Sementara yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah

kerjasama lintas agama dan budaya untuk memberdayakan budaya

nasional dan budaya politik yang berangkat dari akar-akar sosial

budaya masyarakat Indonesia. Sejarah panjang bangsa ini yang

didukung oleh situasi kosmologis menunjukkan bahwa masyarakat

Indonesia akan sealau mencari jalan tengah. Pancasila itu sendiri

merupakan jalan tengah di antara agama dengan Negara.

Pemahaman tentang keberagaman agama dan saling

menghargai di antara umat berbeda agama agaknya belum cukup.

Pancasila mengisyaratkan untuk saling bekerjasama secara aktif

guna menciptakan keadilan bersama, disegala aspek kehidupan

berbangsa dan bernegara. Pancasila dapat disebut sebagai “etika

global” yang dapat mempertemukan berbagai keberagaman bangsa

Indonesia.

Sudah saatnya penganut agma dan antar suku menghentikan

pertikaian dan beralih mengatasi persoalan bersama, seperti

kerusakan lingkungan, pengangguran, kriminalitas, ketidakadilan

dan lain-lain. Semua merupakan common problem, persoalan lintas

agama, karena berdampak pada kemanusiaan secara umum tanpa

memandang agama maupun suku. Debat, pertikaian dan stereotip

yang berdampak destruktif sudah saatnya ditinggalkan dan beralih

pada masalah etis bagaimana mengatasi pesoalan bersama.

Untuk itu ada sebuah agenda sangat penting, yaitu bagaimana

menumbuhkan semnagat multikulturalisme yang bertumpu pada

ketergantungan sebuah komunitas dengan komunitas lain; kesadaran

bahwa suatu komunitas tidak dapat hidup tanpa komunitas lainnya.

Interdependensi itu mutlak dikembangkan agar tidak muncul

superioritas kebudayaan satu terhadap kebudayaan lain. Dari sikap

itu dapat dilahirkan toleransi, kerukunan, dan saling menghargai

8

secara lebih genuine tanpa paksaan; sangat penting dan esensial

dalam menjaga integrasi bangsa.

Sedangkan tujuan implementasi Pancasila dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara antaralain;

a. Masyarakat memahami secara mendalam konsep, prinsip, dan

nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Masyarakat memiliki keyakinan akan ketangguhan, ketepatan,

dan kebenaran pancasila sebagai ideologi nasional, pandangan,

nilai bangsa dan negara dalam NKRI.

c. Masyarakat memiliki pemahaman, kemauan, dan kemampuan

mengimplementasikan pancasila dalam berbagai bidang

kehidupan.

Kemudian siapa saja yang menjadi sasaran implementasi

nilai-nilai Pancasila tersebut?, yaitu: a) elite politik, b) insan pers, c)

anggota legislatif, eksekutif, yudikatif pusat dan daerah, d) tokoh

agama, pendidikan, cendekiawan, pemuda, wanita, adat dan

masyarakat, e) pengusaha, f) masyarakat luas. Meskipun kita sebagai

bangsa pernah beberapakali “terluka” karena ada pertikaian antar

agama, suku, budaya dan bahasa, namun masih ada harapan di masa

mendatang untuk sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang

aman, tenteram, adil, makmur dan sejahtera.

K. Penutup Dari ulasan tersebut, dapat kita ambil beberapa kesimpulan

dalam penulisan makalah ini, yaitu;

1) Agar nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat

diaktualisasikan oleh segenap warga masyarakat yang majemuk

maka beberapa pedoman pengimplementasian nilai-nilai

Pancasila tersebut diatas, harusnya menjadi sebuah kesepakatan

mutlak yang harus ditaati oleh seluruh warga masyarakat yang

majemuk.

2) Strategi untuk menerapakan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan masyarakat majemuk, melalui; a) Tahap artikulasi:

pemberian penjelasan yang mantap tentang isi kandungan,

kebenaran rasional, struktur dan tujuan implementasi Pancasila,

b) Tahap internalisasi: usaha memasukkan gagasan tersebut

dalam hati sanubari setiap warga negara sehingga benar-benar

memahami dan bersedia menerimanya sebagai suatu kebenaran,

c) Tahap aktualisasi: aplikasi gagasan tersebut dalam berbagai

bidang kehidupan secara nyata, baik dalam pemikiran maupun

perbuatan.

9

3) Tujuan dari penerapan nilai-nilai Pancasila adalah; a) Masyarakat

memahami secara mendalam konsep, prinsip, dan nilai Pancasila

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, b) Masyarakat

memiliki keyakinan akan ketangguhan, ketepatan, dan kebenaran

pancasila sebagai ideologi nasional, pandangan, nilai bangsa dan

negara dalam NKRI, c) Masyarakat memiliki pemahaman,

kemauan, dan kemampuan mengimplementasikan pancasila

dalam berbagai bidang kehidupan.

Sasaran implementasi nilai-nilai Pancasila: a) elite politik, b)

insan pers, c) anggota legislatif, eksekutif, yudikatif pusat dan

daerah, d) tokoh agama, pendidikan, cendekiawan, pemuda,

wanita, adat dan masyarakat, e) pengusaha, f) masyarakat luas.

Dari penulisan makalah ini penulis dapat berikan beberapa

saran yang sekiranya dapat diambil manfaatnya, yaitu;

1) Pemerintah hendaknya dengan segenap kemampuan

menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai luhur

Pancasila, dalam setiap regulasi yang dibuatnya. Nilai-nilai

Pancasila yang sebenarnya sudah menjadi karakteristik asli

bangsa Indonesia, namun tergerus oleh kemajuan jaman dan

ketidakadilan, ketidakmerataan ekonomi dan hasil-hasil

pembangunan, sehingga muncullah konflik-konflik di daerah,

yang merupakan akumulasi dari adanya sikap dan perlakuan yang

diterima tersebut.

2) Lembaga swadaya masyarakat mempunyai peran cukup strategis

dalam mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila, hendaknya

didukung dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

warga masyarakat dimanapun berada, baik di pulau-pulau besar

maupun di pulau-pulai perbatasan dan pedalaman

3) Memaksimalkan potensi kearifan lokal di setiap daerah untuk

menunjang potensi kekayaan nusantara, dan membuat rangkaian

strategi untuk lebih saling mengenal adat dan budaya suku lain,

meningkatkan solidaritas dan rasa saling menghormati antar

suku, agama, budaya dan bahasa

4) Para pendidik merupakan ujung tombak dalam memberikan

pemahaman, memberikan contoh secara nyata kepada peserta

didik, akan pentingnya sikap saling menghargai, menghormati

perbedaan antar suku, agama, budaya dan bahasa yang ada.

10

L. Daftar Pustaka

Didik Widiawan Sukmadi. (2010). Sosiologi 1A untuk SMA/MA

Kelas X Semester 1.Sukoharjo: CV.Willian.

lppkb.wordpess.com/.../pedoman-umum-implementasi-pancasila-

dalam-kehidupan-sehari-hari.

As’ad Said Ali. (2009). Negara Pancasila, Jalan Kemaslahatan

Berbangsa. Jakarta: LP3ES Indonesia.

______________(2012). www.anneahira.com/pengertian-suku-

bangsa.htm.