analisis korelasi antara penerapan prinsip-prinsip good corporate ...
rightsizing good governance - tidorekota.go.id · Meningkatnya sistem prosedur dan tata kerja yang...
Transcript of rightsizing good governance - tidorekota.go.id · Meningkatnya sistem prosedur dan tata kerja yang...
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 13
16. Meningkatnya jangkauan layanan Listrik;
17. Meningkatnya layanan telekomunikasi;
18. Optimalisasi fungsi perencanaan dan pengendalian penataan ruang;
19. Terwujudnya tata kehidupan masyarakat yang religius;
20. Meningkatnya kehidupan dan kepedulian sosial;
21. Terwujudnya kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadah dan meningkatkan peran
serta fungsi lembaga keagamaan;
22. Terwujudnya seni dan budaya yang religius, tangguh, disiplin, kuat, inovatif dan kreatif;
23. Terwujudnya organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing);
24. Tersedianya e-Data base pada organisasi perangkat daerah yang berbasis geospasial;
25. Meningkatnya sistem prosedur dan tata kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance;
26. Meningkatnya aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, profesional, berkinerja
tinggi dan sejahtera.
27. Meningkatnya pelayanan prima yang berorientasi pada masyarakat dan dunia usaha;
28. Terwujudnya sinergitas dan koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan antara pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
29. Meningkatnya kapasitas, akuntabilitas dan kinerja birokrasi.
4.2.4 Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya
Dalam rangka penyelarasan pelaksanaan pembangunan antar daerah dalam Provinsi Maluku
Utara, maka perencanaan pembangunan Kota Tidore Kepulauan perlu meninjau kebijakan
pembangunan daerah sekitarnya melalui dokumen RPJMD masing-masing kabupaten/kota.
Tabel 4.1. Identifikasi Isu Strategis/Kebijakan RPJMD Kabupaten/Kota Lain
Kabupaten/ Kota Lain
Isu Strategis
Keterkaitan
Ternate Terdapat degradasi budaya dan sosial di masyarakat
Trend degradasi budaya dan sosial dapat dengan cepat merambat ke Kota Tidore Kepulauan, mengingat jangkauan dekat dan mobilitas antar kedua kota ini lancar.
Keterbatasan lahan perkotaan Keterbatasan lahan ini dapat memicu pergerakan penduduk ke pulau Tidore, utamanya di Kecamatan Tidore Utara dan Tidore Timur. Terlebih akses laut yang mudah dan lancar.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 14
Tingkat inflasi yang masih tinggi sebagai akibat dari adanya sejumlah kebutuhan pokok di pasok dari luar
Nelayan Tidore termasuk pemasok terbesar produksi ikan di Ternate. Menurut data Bank Indonesia, inflasi di Ternate umumnya dipengaruhi oleh harga ikan. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan Tidore sangat mempengaruhi inflasi yang terjadi di Ternate.
Pengendalian ruang dan lingkungan serta kesadaran masyarakat yang belum optimal
Sampah di perairan Tidore salah satu sumber utamanya dari pulau Ternate yang terbawa arus.
Masih terdapat kawasan rawan bencana yang bersifat musiman (karakteristik geografis Kota Ternate sebagai wilayah rawan bencana).
Bencana erupsi Gunung Gamalama dampaknya berpengaruh sampai ke Tidore, utamanya di Kecamatan Tidore Utara dan Tidore Timur. Selain itu, sebagai pintu gerbang Maluku Utara dengan keberadaan Bandara Babullah, erupsi Gamalama berpengaruh terhadap perekonomian Maluku Utara, termasuk Kota Tidore Kepulauan.
4.2.5 Kebijakan Pembangunan Kota Tidore Kepulauan
Penelaahan kebijakan pembangunan Kota Tidore Kepulauan dilakukan terhadap beberapa
dokumen perencanaan yang telah dibuat, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Tidore Kepulauan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tidore Kepulauan,
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPARDA) Kota Tidore Kepulauan, Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kota Tidore
Kepulauan, dan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Tidore Kepulauan.
4.2.5.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tidore Kepulauan
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang, maka RPJMD ke-3 ini diarahkan untuk :
1. Peningkatan akselerasi pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, dengan penekanan
pada peningkatan daya saing daerah dalam percaturan ekonomi dan politik global.
2. Peningkatan kesejahteraan rakyat, kualitas sumberdaya manusia, derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat, kesetaraan gender, meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak,
penduduk yang tumbuh seimbang dan mantapnya karakter sosial.
3. Pemantapan stabilitas ketertiban dan keamanan masyarakat dan daerah didukung oleh kesiapan
personel TNI/Polri dalam menjaga situasi Kamtibmas dan keutuhan wilayah, penyelenggaraan
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 15
pemerintahan yang saling mendukung, baik menyangkut hubungan konsultatif dengan pihak
legislatif daerah maupun dengan kelompok-kelompok sosial yang ada.
4. Dalam kerangka pencapaian pembangunan daerah secara berkelanjutan, pengelolaan
sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup semakin maju melalui penguatan
kelembagaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui proses rehabilitasi dan
konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta disertai partisipasi aktif masyarakat.
5. Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan SDA tropis lainnya dimanfaatkan untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomis dan daya saing daerah Kota Tidore Kepulauan dengan
Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Maluku Utara. Kondisi ini didukung dengan meningkatnya
kualitas perencanaan tata ruang yang telah ada serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan
mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan
peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Daya saing perekonomian Kota Tidore Kepulauan semakin kuat dan kompetitif dalam kontek lokal
dan regional dengan semakin terpadunya industri manufaktur dan pertanian, kelautan dan
sumberdaya alam lainnya secara berkelanjutan.
7. Pada periode ini infrastruktur sosial dan ekonomi menjadi semakin berkembang pesat didukung
oleh mantapnya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan antara pemerintah daerah dan
dunia usaha. Dunia pendidikan pun semakin berkembang yang ditandai dengan jumlah mahasiswa
yang memiliki prestasi akademik tinggi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki
kemampuan industrial yang bermanfaat bagi pengelolaan dan pemanfaatan hasil sumberdaya
alam daerah.
4.2.5.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan
Ada beberapa isu strategis terkait dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah terkait kebijakan
dan strategi penataan ruang, yakni :
1. Kebijakan pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional,
dilakukan dengan strategi:
a. Menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang;
b. Mengembangkan aksesibilitas transportasi darat ke bandar udara;
c. Mengembangkan pusat perdagangan dan jasa berskala regional;
d. Mengembangkan kegiatan pendidikan dan pelatihan secara regional; dan
e. Mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 16
2. Kebijakan peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala lokal dan regional,
dilakukan dengan strategi:
a. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar pusat
pelayanan kegiatan daerah;
b. Mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) dan jalan lingkar luar (outer ring road);
c. Meningkatkan pelayanan moda transportasi untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya
pusat pelayanan kegiatan daerah secara terintegrasi; dan
d. Mengembangkan terminal angkutan umum regional dan terminal angkutan umum dalam
daerah.
3. Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana prasarana umum skala
lokal dan regional,dilakukan dengan strategi :
a. Mendistribusikan sarana lingkungan disetiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan
hierarki pelayanan;
b. Mengembangkan sistem prasarana energi;
c. Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi;
d. Mengembangkan prasarana sumber daya air;
e. Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan;
f. Meningkatkan jangkauan pelayanan air bersih;
g. Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan
h. Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.
4. Kebijakan pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau,
dilakukan dengan strategi :
a. Mengembangkan kerjasama antar wilayah perbatasan dalam mempertahankan fungsi
lindung;
b. Mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung sesuai dengan kondisi
ekosistemnya;
c. Melestarikan daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan sumber daya air;
d. Mencegah dilakukannya kegiatan budidaya di sempadan mata air yang dapat mengganggu
kualitas air, kondisi fisik dan mengurangi kuantitas debit air;
e. Mengelola dan melestarikan sumberdaya hutan melalui kegiatan penanaman kembali hutan
yang gundul dan menjaga hutan dari pembalakan liar;
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 17
f. Mengamankan benda cagar budaya dengan melindungi tempat serta ruang di sekitar
bangunan bernilai sejarah;
g. Menetapkan wilayah evakuasi bencana;
h. Menetapkan wilayah rawan bencana alam;
i. Mewujudkan jalur evakuasi bencana secara terpadu dengan wilayah yang berbatasan;
j. Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada;
k. Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi;
l. Meningkatan dan menyediakan ruang terbuka hijau 30% (tiga puluh persen) secara
proporsional di seluruh wilayah kota.
5. Kebijakan pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan
hidup, dilakukan dengan strategi :
a. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan agar tetap terjadi keseimbangan
perkembangan antar wilayah;
b. Mengendalikan kegiatan pertanian pada kawasan yang seharusnya berfungsi lindung untuk
memelihara kelestarian lingkungan;
c. Mengembangkan dan memanfaatkan kawasan hutan produksi pola partisipasi masyarakat
dengan pertanian konservasi; dan
d. Mengendalikan perluasan pertanian pada kawasan rawan bencana dan kawasan yang
seharusnya berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian lingkungan.
6. Kebijakan perwujudan pengembangan kegiatan budidaya yang optimal dan efisien, dilakukan
dengan strategi :
a. Menetapkan kawasan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;
b. Mendorong pengembangan kawasan budidaya secara vertikal di kawasan kepadatan tinggi;
c. Mengembangkan wilayah tanaman holtikultura sesuai dengan potensi dan kesesuaian lahan
secara optimal; dan
d. Memperhatikan keterpaduan antar kegiatan budidaya.
7. Kebijakan pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi, sosial budaya, serta fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup, dilakukan dengan strategi :
a. Dari sudut kepentingan ekonomi, menetapkan kawasan perdagangan, jasa, pelabuhan peti
kemas, perkantoran, pendidikan tinggi, pelabuhan rakyat, industri agro dan perikanan;
b. Dari sudut kepentingan lingkungan, menetapkan kawasan hutan lindung bakau, kawasan
lindung sungai, dan kawasan lindung taman nasional;
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 18
c. Dari sudut kepentingan sosial budaya, menetapkan kawasan cagar budaya, kawasan
konservasi, dan kawasan pantai;
d. Dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, kawasan aset pertahanan Komando
Resort Militer, aset pertahanan Komando Distrik Militer, aset pertahanan pangkalan angkatan
laut, dan aset keamanan Markas Komando BRIMOB.
8. Kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, dilakukan
dengan strategi:
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga
fungsi pertahanan dan keamanan;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar
kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan
d. Memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
4.2.5.3 Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah
Peraturan Daerah Kota Tidore Kepulauan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Daerah Kota Tidore Kepulauan Tahun 2015 – 2030 dengan visi
pembangunan pariwisata adalah menjadikan Kota Tidore Kepulauan sebagai Pusat
Pengembangan Wisata Alam dan Nostalgia. Dengan misi :
a. Kota Tidore Kepulauan adalah jendela Maluku Utara (Window of Maluku Utara).
b. Pusat pengembangan pariwisata Kota Tidore Kepulauan berbasis alam dan sejarah.
c. Pengembangan pariwisata Kota Tidore Kepulauan berbasis pada keunikan dan keunggulan
lokal, untuk memperkuat pariwisata nasional.
d. Pengembangan pariwisata Kota Tidore Kepulauan merupakan bagian dari syiar Islam dan
sejarah masa lalu.
e. Pengembangan pariwisata diharapkan menjaga dan melestarikan lingkungan alami.
f. Pengembangan pariwisata merupakan bentuk ekspresi budaya Islam sebagai pencitraan
masyarakat Kota Tidore Kepulauan.
g. Pengembangan pariwisata merupakan loncatan baru untuk mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat Kota Tidore Kepulauan.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 19
4.2.5.4 Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) Kota Tidore Kepulauan
Dokumen RP2KPKP Kota Tidore Kepulauan ini merupakan dokumen yang disusun terkait
program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dimana sejalan dengan komitmen untuk mengentaskan
permukiman kumuh dengan target 0% kumuh hingga tahun 2019, sebagaimana yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pentingnya hal ini
mengingat masalah perumahan dan permukiman merupakan masalah tanpa akhir (the endless
problems).
Hasil survei, justifikasi, identifikasi dan analisa bahwa kawasan permukiman kumuh di Kota
Tidore Kepulauan berdasarkan dokumen RP2KPKP, telah ditentukan sebanyak 19 kawasan kumuh,
meliputi : Kawasan Rum, Rum Balibunga, Doyado, Gosale, Akekolano, Oba, Kusu, Toseho, Lola,
Kosa, Payahe, Kususinopa, Selamalofo, Hager, Maidi, Wama, Lifofa, Tagalaya dan Nuku. Dengan
luas total kawasan kumuh 94,6 Ha.
Isu strategis permukiman kumuh perkotaan diantaranya : (1) Perkembangan permukiman
kumuh pada kawasan pusat kegiatan perkotaan; (2) Infrastruktur jalan pada kawasan permukiman
mengalami penurunan kualitas; (3) Infrastruktur drainase pada kawasan permukiman mengalami
penurunan kualitas; (4) Sistem pengelolahan persampahan pada kawasan permukiman belum
terintegritas secara menyeluruh; (5) Sistem pengelolaan air limbah pada kawasan permukiman belum
sesuai dengan stantar teknis; (6) Sistem pelayanan air minum belum memenuhi kuantitas; (7) Tidak
Terdapat sistem proteksi kebakaran pada kawasan permukiman; (8) Ketersediaan Ruang terbuka
hijau belum memenuhi standar lingkungan perkotaan berdasarkan fungsinya; (9) Abrasi Pantai dan
sedimentasi DAS pada kawasan perkotaan; (10) Perilaku masyarakat terhadap lingkungan relatif
rendah; dan (11) Dominan masyarakat berpenghasilan rendah.
4.2.5.5 Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Strategi untuk menanggulangi masalah kemiskinan adalah : (1.) Perlindungan sosial,
dengan strategi yang dilakukan untuk memberi jaminan rasa aman bagi kelompok rentan
(perempuan kepala keluarga, fakir miskin, orang jompo, anak terlantar, berpenghasilan rendah
maupun penyandang cacat) dan masyarakat miskin baru, baik laki-laki dan perempuan yang
disebabkan oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi dan konflik sosial; (2) Penciptaan
peluang berusaha dengan strategi melalui perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja untuk
mengurangi beban biaya masyarakat miskin serta meningkatkan penghasilan, menciptakan kondisi
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 20
lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan penduduk miskin memperoleh
kesempatan yang seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dan peningkatan taraf hidupnya secara
berkelanjutan, sambil memberikan stimulasi dan regulasi yang berpihak kepada msyarakat miskin
agar beban biaya ekonomi maupun sosial yang dihadapi oleh mereka dapat berkurang, serta
memberikan layanan yang optimal terhadap upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat
miskin; (3) Peningkatan sumber daya manusia, strategi yang dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan
agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan, melalui upaya-upaya pendidikan formal
maupun non formal; (4). Pemberdayaan kelembagaan masyarakat, strategi yang dilakukan
untuk memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat, dan memperluas
partisipasi masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan dalam pengambilan keputusan,
kebijakan publik yang menjamin penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar; dan
(5). Penataan kemitraan global, strategi yang dilakukan untuk menata ulang hubungan dan
kerjasama dengan lembaga internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas.
Hal ini dapat dimulai dengan kemitraan bersama lembaga local, regional dan nasional, seperti swasta
dunia usaha, PT dan LSM.
Strategi khusus yang dipakai dalam penanggulangan kemiskinan antara lain :
1. Revitalisasi dan replikasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) sebagai
forum lintas pelaku dalam perumusan kebijakan, pemantauan dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan dari mulai tingkat dusun, desa dan kecamatan.
2. Penguatan pendidikan mental Keluarga Miskin dengan meminimalisir penyebab
kemiskinan karena faktor individu (malas, tidak punya ketrampilan, boros, minder, dan
ketergantungan)
3. Memperkuat jejaring dengan berbagai pihak (termasuk peningkatan peran ulama dan tokoh
agama/Ormas) untuk percepatan penaggulangan kemiskinan
4. Supervisi, monitoring dan evaluasi kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) secara
intensif dalam pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
5. Mendorong dan mendukung pengembangan pelembagaan partisipasi publik melalui Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Dalam struktur TKPK ada Pokja Pengaduan
Masyarakat, diharapkan dengan adanya Pokja ini mendorong transparansi dan akuntabilitas
program-program penanggulangan kemiskinan.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 21
6. Melindungi masyarakat dengan menyediakan pelayanan hak dasar yang memadai seperti;
kecukupan pangan, pelayanan pendidikan, kesehatan, ketersediaan lapangan usaha, fasilitasi
penyediaan papan/perumahan yang layak, air bersih dan sanitasi dan jaminan perlindungan
social yang berperspektif gender (dalam rangka pemenuhan Millenium Development Goals
(MDGs).
7. Memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan pemerintah untuk menghasilkan
anggaran yang pro poor, berimbang dan efisien serta mendorong pelayanan publik yang prima.
8. Meningkatkan kesetiakawanan sosial dengan menggali potensi dana masyarakat seperti
GERBU, zakat dan lain-lain untuk penanggulangan kemiskinan.
Strategi Program :
1. Validasi data Kepala Keluarga (KK) miskin dan penguatan sistem monitoring dan evaluasi
(Monev) penanggulangan kemiskinan.
2. Program pengurangan Beban Hidup KK miskin.
3. Pemberdayaan KK miskin.
4. Sosialisasi peraturan tentang penanggulangan kemiskinan
Kebijakan pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam penanggulangan kemiskinan diarahkan
pada dimensi pokok kemiskinan. Yaitu (1) Kurangnya kesempatan; (2) Rendahnya kemandiraan dan
kemampuan; (3) Rendahnya sumberdaya masyarakat dan partisipasi; (4) Lemahnya jaminan atau
perlindungan sosial. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan 4 (empat) pola kebijakan dalam
penanggulangan kemiskinan, yaitu :
a. Kebijakan perluasan kesempatan (promoting opportunity). Yakni pemerintah bersama sektor
swasta dan masyarakat menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi
masyarakat miskin.
b. Kebijakan pemberdayaan masyarakat (community empowerment), yakni pemerintah, sektor
swasta dan masyarakat memberdayakan masyarakat miskin dalam arti memandirikan dan
memampukan, agar dapat memperoleh kembali hak-hak ekonomi, sosial dan politik, mengontrol
keputusan yang menyangkut kepentingannya, menyalurkan aspirasi, mengidentifikasi masalah
dan kebutuhannya sendiri.
c. Kebijakan pengembangan kapasitas (capacity building), yakni pemerintah, sektor swasta dan
masyarakat meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat miskin dan penguatan
kelembangaannya agar mampu berpartisipasi dalam semua aspek, mengambil prakarsa bagi
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 22
kemajuan mereka sendiri, mampu bekerja dan berusaha secara lebih produktif untuk memenuhi
kebutuhannya, serta membangun diri dan lingkungannya secara mandiri.
d. Kebijakan perlindungan sosial (social protection), yakni pemerintah melalui kebijakan publik
mengajak sektor swasta dan masyarakat memberikan perlindungan dan rasa aman bagi
masyarakat miskin.
4.2.6. Penetapan Isu Strategis Kota Tidore Kepulauan
Berdasarkan hasil analisis terhadap dokumen-dokumen sebagaimana telah disebutkan di
atas, maka ditetapkan isu strategis pembangunan dengan kriteria : (1) Memiliki pengaruh yang
besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; (2) Merupakan tugas dan
tanggung jawab Pemerintah Daerah; (3) Luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan
masyarakat; (4) Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
(5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; (6) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka isu strategis berdasarkan bidang permasalahan adalah :
1. Percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
Percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktu perlu dilakukan untuk membangun
interkonektifitas dalam daerah Kota Tidore Kepulauan. Hal ini selain merupakan program
Pemerintah Pusat, juga didasari bahwa infrastruktur dasar dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan
belum seluruhnya dalam kondisi baik, termasuk infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan.
Selain belum seluruh jalan masih masuk dalam kategori kondisi baik, utamanya jalan di
Kecamatan Oba Selatan, serta jalan menuju ke lokasi wisata seperti Taman Nasional Aketajawe.
Selain itu, perlu dilakukan pembukaan jalan-jalan baru sebagai strategi penyebaran pemukiman
bagi masyarakat.
Pembangunan infrastruktur juga harus didasari perencanaan secara terpadu, efektif dan efisien
termasuk dalam mendukung aktivitas masyarakat (perikanan, pertanian, pariwisata,
perdagangan, perindustrian), seperti jalan tani, irigasi, embung, air bersih, pelabuhan perikanan,
pasar, terminal, gedung pertemuan yang representatif, gelanggang olahraga.
2. Pendidikan berkualitas
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan bernegara yang termaktub dalam
UUD 1945. Hal tersebut dengan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas yang memenuhi
standari nasional untuk menghasilkan luaran yang juga berkualitas. Untuk itu perlu ditopang
dengan sarana dan prasarana yang memadai dan sumberdaya guru. Tantangan ke depan
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 23
membutuhkan generasi yang dapat bersaing dengan daerah luar, untuk itu isu membangun
pendidikan berkualitas sangat strategis dalam konteks Kota Tidore Kepulauan.
3. Kesehatan masyarakat
Dalam konteks peningkatan kesehatan masyarakat, hal penting yang dilakukan selain
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan diberbagai tingkatan adalah membangun gaya hidup
masyarakat dengan pola hidup sehat dan melakukan pencegahan penyebaran penyakit. Dalam
hal mendukung pelayanan kesehatan, Puskesmas harus ditingkatkan pelayanannya dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas dan ditunjang oleh sumberdaya manusia
yang memadai. Demikian pula Rumah Sakit Derah sebagai rumah sakit rujukan. Khususnya RSD,
ketersediaan lahan untuk pengembangan perlu mendapat perhatian serius.
4. Perumahan dan permukiman
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu isu nasional yang relevan dengan kondisi
daerah Kota Tidore Kepulauan serta belum mendapat perhatian serius. Di Kota Tidore Kepulauan,
berdasarkan hasil identifikasi, terdapat 19 kawasan kumuh masing-masing : Kawasan Rum, Rum
Balibunga, Doyado, Gosale, Akekolano, Oba, Kusu, Toseho, Lola, Kosa, Payahe, Kususinopa,
Selamalofo, Hager, Maidi, Wama, Lifofa, Tagalaya dan Nuku dengan luas total kawasan kumuh
94,6 Ha. Pemerintah Pusat sendiri lewat program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) mentargetkan agar
di tahun 2019, jumlah kawasan kumuh tersebut dapat berkurang signifikan.
Isu strategis permukiman kumuh perkotaan Kota Tidore Kepulauan diantaranya;
- Perkembangan permukiman kumuh pada kawasan pusat kegiatan perkotaan.
- Infrastruktur jalan pada kawasan permukiman mengalami penurunan kualitas.
- Infrastruktur drainase pada kawasan permukiman mengalami penurunan kualitas.
- Sistem pengelolahan persampahan pada kawasan permukiman belum terintegritas secara
menyeluruh.
- Sistem pengelolaan air limbah pada kawasan permukiman belum sesuai dengan standar
teknis.
- Sistem pelayanan air minum belum memenuhi kuantitas.
- Tidak terdapat sistem proteksi kebakaran pada kawasan permukiman.
- Ketersediaan Ruang terbuka hijau belum memenuhi standar lingkungan perkotaan
berdasarkan fungsinya.
- Aberasi pantai dan sedimentasi DAS.
- Perilaku masyarakat terhadap lingkungan relatif rendah.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 24
- Dominan masyarakat berpenghasilan rendah.
5. Pengentasan kemiskinan
Memajukan kesejahteraan bangsa merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, sehingga
merupakan kewajiban Pemerintah Daerah untuk turut mengatasi penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan ini memiliki korelasi dengan pendidikan dan kesehatan. Diperlukan langkah-langkah
strategis untuk menekan angka kemiskinan lewat program-program secara terpadu dan sinergis
antar perangkat daerah berupa pemberdayaan, membuka lapangan pekerjaan, memfasilitasi
akses permodalan. Dengan terlebih dahulu memperbaiki data kemiskinan sehingga arah dan
sasaran program benar-benar tercapai dan tidak mengalami bias.
6. Tata Ruang
Kondisi tata ruang Kota Tidore Kepulauan masih dirasakan belum optimal, baik dari perencanaan,
pengendalian maupun pengawasan. Dalam implemetasinya, RTRW dirasakan belum menjawab
kebutuhan masa kini dan masa mendatang, olehnya perlu dilakukan revisi atas Peraturan Daerah
Kota Tidore Kepulauan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Serta dibuatkan rencana rinci tata
ruang (Rencana Detail Tata Ruang atau RDTR bahkan sampai pada tingkat perencanaan blok)
sebagai materi dalam pengendalian dan pemanfaatan ruang di Kota Tidore Kepulauan.
7. Penguatan modal sosial
Masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat Kota Tidore Kepulauan memiliki semangat
gotong royong dan tolong menolong antar sesama. Di Tidore dikenal dengan tradisi mayae atau
bari. Kebiasaan ini umumnya berlaku pada pembangunan rumah ibadah dan rumah tinggal
masyarakat. Mayae dan bari ini merupakah salah satu modal sosial (social capital) yang dapat
mendukung pembangunan di Kota Tidore Kepulauan. Olehnya itu perlu dilakukan penguatan
untuk dapat disinergikan dengan modal pembangunan lainnya (anggaran, sumberdaya manusia,
sumberdaya alam).
Selain itu perlu membangun kepercayaan (trust) yang juga merupakan bagian dari modal sosial
(social capital) untuk membentuk suatu jaringan kerja (network) ke luar daerah (baik pemerintah
maupun swasta) dalam rangka mensinergikan pembangunan daerah-provinsi dan daerah-
nasional. Upaya membangun kepercayaan terutama dengan membentuk kepastian dalam
peraturan maupun penerapannya.
8. Lingkungan hidup
Lingkungan merupakan milik generasi sekarang tetapi titipan generasi yang akan datang. Sebagai
titiipan, lingkungan hidup harus dapat dijaga dan dilestarikan kondisinya. Pada sisi yang lain,
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 25
kegiatan pembangunan dan aktivitas manusia pada umumnya cenderung mengubah kondisi alam
dan berpengaruh pada degradasi mutu lingkungan, seperti :
- Meningkatnya pembangunan infrastruktur, permukiman dan perambahan hutan telah
berpengaruh pada tingkat ketersediaan air tanah.
- Meningkatnya aktivitas manusia berpengaruh pada meningkatnya sampah dan limbah.
- Pemanfaatan sumberdaya perairan yang tidak terkontrol menghasilnya meningkatnya
kerusakan terumbu karang.
- Meningkatnya jumlah kendaraan dan hadirnya PLTU cenderung menurunkan kualitas udara
pada areal tertentu.
- Masih terdapat kasus penjualan satwa liar utamanya burung nuri dan kakatua untuk
menjawab kebutuhan hidup merupakan fakta miris yang ada dihadapan kita.
Olehnya itu, pembangunan yang dilakukan harus dapat semaksimal mungkin dilakukan secara
terintegrasi dan terkedali dengan memperhatikan kondisi lingkungan, daya dukung dan daya
tampung. Dengan menggunakan metode yang ramah lingkungan serta menganut 3R.
Pembangunan yang tidak sebatas memenuhi unsur-unsur admistrasi ketentuan perundang-
undangan.
Selain itu dalam konteks karakteristik pulau, Pulau Tidore, Mare dan Maitara merupakan termasuk
dalam kategori pulau kecil yang daya dukung dan daya tampung terbatas. Salah satu ciri pulau
kecil adalah daerah tangkapan air (catcment area) kecil. Hal ini berpengaruh pada ketersediaan
sumber air tanah di masa mendatang. Pengalaman ini telah terbukti pada kejadian di pulau
Ternate, pulau dengan luasan yang hampir sama dengan Pulau Tidore, Ternate kerap mengalami
kekurangan pasokan air PDAM yang mengandalkan air tanah di saat musim kemarau. Olehnya
itu dibutuhkan upaya untuk mengatasi hal tersebut sejak dari sekarang di Pulau Tidore.
Pembangunan juga dalam rangka menjaga fungsi kawasan lindung beserta ekosistem yang
berada di dalamnya, sebagaimana termuat dalam RTRW Kota Tidore Kepulauan, misalnya
mendukung perlindungan spesies endemik Burung Bidadari di Taman Nasional Aketajawe dan
Hiu Berjalan (walking shark) pada hampir seluruh perairan pulau Tidore dan Halmahera.
9. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Walaupun rasio penduduk perempuan dan laki-laki hampir berimbang, tetapi fakta
memperlihatkan bahwa rasio peran perempuan di ranah publik masih terbilang kecil. Perempuan
dalam kultur daerah Tidore masih banyak berurusan dengan masalah-masalah domestik (rumah),
tetapi tidak ada sebuah larangan bagi perempuan untuk berperan di ranah publik. Kasus-kasus
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 26
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Tidore Kepulauan juga terbilang kecil, namun
tidak berarti arah pembangunan menafikkan hal tersebut.
Terhadap perlindungan anak, perlu dibuatkan ruang-ruang publik yang ramah terhadap anak
untuk meningkatkan interaksi dan kreatifitas, serta meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan-
kegiatan usaha yang mempekerjakan anak-anak.
10. Ketahanan pangan
Ketahanan pangan merupakan isu nasional yang relevan dengan kondisi Kota Tidore Kepulauan.
Dimana Kota Tidore Kepulauan belum mampu untuk menyediakan bahan pangan untuk
kebutuhan masyarakatnya sendiri. Diperlukan langkah strategis berupa pemetaan kebutuhan
masyarakat, produksi hasil pangan lokal dan menyediakan sumber-sumber pangan alternatif serta
membangun sentra-sentra produksi yang bisa produktif secara berkelanjutan.
11. Pengembangan agromarine
Pengembangan kelautan dan perikanan, pertanian dan pariwisata yang didukung oleh
perhubungan merupakan janji politik Walikota dan Wakil Walikota Tidore Kepulauan periode 2016
– 2021. Hal ini didasari fakta kontribusi sektor pertanian pada PDRB Kota Tidore Kepulauan,
potensi sumberdaya alam, dan kebudayaan di Kota Tidore Kepulauan.
Pengembangan agromarine harus dilakukan secara fokus, baik komoditi maupun lokasi kegiatan.
Hal ini sekaligus memilliki keterkataitan erat dengan isu ketahanan pangan.
12. Penanggulangan bencana
Bencana yang kerap terjadi di wilayah Kota Tidore Kepulauan adalah banjir, utamanya di
Kecamatan Oba. Titik banjir ini sampai saat ini belum bisa diatasi secara terintegrasi. Selain banjir,
bahaya bencana alam yang mungkin terjadi adalah gempa bumi dan angin puting beliung.
Olehnya itu diperlukan adanya sistem penangangan korban bencana alam dan kesiagaan bahaya
kebakaran.
13. Penguatan dan pengembangan usaha milik daerah
Pemerintah daerah harus hadir dalam penataan dan pengendalian ekonomi daerah lewat badan
usaha milik daerah merupakan janji politik. Investasi pemerintah ini dalam rangka mendukung
perekonomian masyarakat serta mengantisipasi sepinya investasi swasta dari dalam daerah
maupun luar daerah.
14. Membangun iklim investasi dan daya saing daerah
Wilayah Kota Tidore Kepulauan memiliki potensi sumberdaya yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi daerah. Tetapi faktanya, dalam kurun waktu tahun 2011-2015, laju
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 27
pertumbuhan PDRB (lihat di Bab II) mengalami penurunan. Investasi terbesar dalam
pembangunan disumbangkan dari anggaran Pemerintah. Diperlukan adanya investasi swasta
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Olehnya itu, dibutuhkan pembenahan dan
peningkatan infrastruktur dasar untuk dapat memacu hadirnya investasi swasta.
Selain itu, potensi sumberdaya yang ada belum memiliki daya saing dengan produk sejenis dari
wilayah di sekitar Kota Tidore Kepulauan. Olehnya itu, diperlukan adanya suatu kemauan besar
dari seluruh elemen untuk membangun daya saing di berbagai sektor.
15. Pembukaan kesempatan kerja dan perluasan lapangan usaha
Pemerintah Kota Tidore Kepulauan perlu lebih proaktif lagi dalam membuka kesempatan kerja,
termasuk didalamya adalah membuka lapangan usaha bagi masyarakatnya. Sehingga tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat dapat tercapai. Perlu dilakukan upaya-upaya
untuk meningkatkan ketrampilan dan membangun jiwa wirausaha bagi masyarakat. Selain itu,
diperlukan adanya terobosan-terobosan dan upaya agar masyarakat dapat mengakses modal
usaha di lembaga-lembaga keungan perbankan.
Untuk meningkatan penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan usaha konkrit dalam rangka
memperluas lapangan kerja melalui kegiatan Pengembangan ekonomi kreatif, peningkatan
kualitas dan skil tenaga kerja; peningkatan perlindungan tenaga kerja, pengembangan industri
pengolahan hasil pertanian dan perikanan.
16. Pengembangan Industri, Perdagangan, UMKM dan Koperasi
Bidang industri, perdagangan, UMKM dan Koperasi di Kota Tidore Kepulauan belum berkembang
dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Tidore
Kepulauan. Industri kecil yang ada harusnya dapat dinaikkan kelasnya baik dari kapasitas
produksi maupun mutunya. Di bidang perdagangan, diperlukan langkah strategis dengan
menggunakan peluang yang ada, seperti masuknya kapal Tol Laut di Pelabuhan Trikora untuk
menggenjot kegiatan perdagangan di Kota Tidore Kepulauan.
Demikian halnya koperasi-koperasi yang ada, dimana rata-rata sudah tidak aktif lagi harus
dicarikan solusi agar dapat berkontribusi dalam pembangunan perekonomian di Kota Tidore
Kepulauan.
17. Sofifi sebagai Ibukota Provinsi Maluku Utara
Sebagai ibukota provinsi Maluku Utara dan menjadi pelabuhan penghubung antara Kabupaten
yang ada di pulau Halmahera (Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | IV - 28
dan Halmahera Tengah) dengan Ternate menyebabkan dinamika pembangunan dan
perekonomian Sofifi bergerak demikian cepat.
Terdapat lebih dari ribuan ASN yang bekerja di Pemerintah Provinsi Maluku Utara tetapi tidak
menetap di Sofifi, pertumbuhan penduduk akibat migrasi berpengaruh pada meningkatnya
kebutuhan lahan, pencatatan sipil, masalah lingkungan utamanya sampah, kesehatan dan
lainnya.
Olehnya itu, dibutuhkan adanya sinergitas antara Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan
Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam menangani perkembangan Sofifi ini.
18. Reformasi Birokrasi
Pemerintahan yang baik (good governance) sebagaimana yang diharapkan dapat terbangun
salah satunya dengan melakukan reformasi birokrasi. Tujuan reformasi birokrasi adalah untuk
menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja
tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan
memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara
Adapun misi reformasi birokrasi yang tercantum dalam lembaran Grand design Reformasi
Birokrasi Indonesia adalah “terwujudnya pemerintahan kelas dunia”. Visi tersebut menjadi acuan
dalam mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang profesional dan
berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan
manajemen pemerintahan yang demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada abad ke
21 melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | V - 1
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan pembangunan Daerah. Visi dalam RPJMD adalah visi kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah. Visi Kota Tidore kepulauan
tahun 2016 – 2021 yaitu :
“Terwujudnya Kemandirian Kota Tidore Kepulauan sebagai Kota Jasa
Berbasis Agro-Marine”
Visi tersebut relevan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 yang mengangkat visi “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Relevan juga dengan slogan pembangunan
Provinsi Maluku Utara sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMD) Provinsi Maluku Utara yakni “Dari Laut Membangun Maluku Utara”. Relevan pula dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kota Tidore Kepulauan Tahun 2005–2025 yang
memiliki visi “Terwujudnya Kota Tidore Kepulauan yang Maju, Mandiri dan Berperadapan”. Dan
berkesesuaian dengan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan 2013 – 2033
yakni : Terwujudnya Kota Tidore Kepulauan sebagai kota bahari yang nyaman, aman, produktif, dan
berkelanjutan dengan didukung oleh kegiatan pertanian-perkebunan dan pariwisata yang maju dan
mandiri serta mampu mempertahankan nilai-nilai kebudayaan dan fungsi ekologis serta
memperhatikan aspek kebencanaan.
Dalam Visi Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016-2021 terdapat tiga kata kunci yakni
Kemandirian, Kota Jasa dan Agro-Marine.
▪ Kemandirian mengandung makna bahwa mendayagunakan segenap aset, potensi dan
kemampuan yang dimiliki secara optimal dan berkelanjutan. Selaras dengan pengertian mandiri
yang dimaksud dalam RPJM, yakni mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan
daerah lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
▪ Kota Jasa mengandung makna bahwa sektor jasa menjadi sektor basis dalam perekonomian
Kota Tidore Kepulauan. Dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang
dan jasa dalam skala regional maupun nasional, memerlukan suatu sistem tata ruang yang
terintegrasi didukung infratstruktur transportasi dan teknologi yang memadai, serta
mengutamakan pelayanan publik yang baik dan berkualitas.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | V - 2
▪ Agro-Marine pada hakikatnya adalah pembangunan pertanian, kelautan dan perikanan secara
terpadu dan menyeluruh dari hulu ke hilir, termasuk di dalamnya adalah potensi pengembangan
pariwisata. Mengandung makna bahwa percepatan pembangunan potensi unggulan tersebut
(pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata) harus didukung pembangunan infrastruktur (darat
dan laut) dan ditopang sektor perhubungan.
Tabel 5.1 Visi dan Pokok-Pokok Visi
Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan
TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN KOTA TIDORE KEPULAUAN
SEBAGAI KOTA JASA BERBASIS AGRO-MARINE
Kemandirian
Mendayagunakan segenap aset, potensi dan kemampuan yang dimiliki secara optimal dan berkelanjutan.
Kota Jasa
Sektor jasa menjadi sektor basis dalam perekonomian Kota Tidore Kepulauan. Dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa dalam skala regional maupun nasional, memerlukan suatu sistem tata ruang yang terintegrasi didukung infratstruktur transportasi dan teknologi yang memadai, serta mengutamakan pelayanan publik yang baik dan berkualitas.
Agro-Marine
Pembangunan pertanian, kelautan dan perikanan secara terpadu dan menyeluruh dari hulu ke hilir, termasuk di dalamnya adalah potensi pengembangan pariwisata. Mengandung makna bahwa percepatan pembangunan potensi unggulan tersebut (pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata) harus didukung pembangunan infrastruktur (darat dan laut) dan ditopang sektor perhubungan.
5.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi Kota Tidore kepulauan tahun 2016 – 2021 adalah :
1. Memperkuat dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang berkeadilan dengan
memperhatikan aspek lingkungan hidup
Memaksimalkan pembangunan infrastruktur laut maupun darat secara adil dan merata dengan
memperhatikan kondisi lingkungan hidup untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
sumberdaya alam, mendorong kelancaran produksi, peningkatan mutu produksi, nilai tambah
hasil produksi dan pemasaran secara terintegrasi dalam rangka peningkatan kesejahteran
masyarakat.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | V - 3
2. Pengembangan kelautan dan perikanan serta pertanian berbasis potensi unggulan wilayah
Menciptakan sentra-sentra pusat produksi perikanan dan pertanian sesuai dengan karakteristik
wilyah dengan tetap mengacu pada RTRW Kota Tidore Kepulauan
3. Penguatan investasi dan pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan geostrategi,
geopolitik dan potensi sumberdaya wilayah
Pembangunan ekonomi dan investasi serta memberdayakan usaha mikro kecil menengah serta
koperasi disetiap kecamatan dan mengoptimalkan seluruh potensi sumberdaya alam dengan
penguatan kelembagaan sosial ekonomi.
4. Pembangunan kualitas sumber daya manusia berbasis potensi unggulan daerah
Mewujudkan pembelajaran yang memanfaatkan keunggulan lokal daerah dalam aspek ekonomi,
budaya, teknologi informasi, dan komunikasi, bahasa, ekologi yang bermanfaat bagi
pengembangan pendidikan serta menambah sarana dan prasarana kesehatan dan peningkatan
layanan masyarakat di daerah-daerah yang susah terjangkau serta menumbuhkan potensi
generasi muda sebagai penerus pembangunan.
5. Penguatan pembangunan sosial dan budaya serta nilai-nilai kearifan lokal sebagai modal
sosial untuk mendorong akselarasi pembangunan
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan serta melestarikan kebudayaan
lokal agar tidak punah.
6. Reformasi birokrasi
Penyelenggaraan pemerintahan ditandai dengan adanya perubahan mindset ASN, penataan
kelembagaan serta perbaikan kinerja birokrasi yang bermuara pada peningkatan daya saing untuk
mewujudkan Good Governance.
Hubungan 6 Misi RPJMD Kota Tidore Kepulauan 2016-2021 dengan 5 Misi Provinsi Maluku
Utara 2014-2019 dan 7 Misi RPJMN 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Interelasi 6 Misi RPJMD Kota Tidore Kepulauan 2016-2021 dengan 5 Misi Provinsi Maluku Utara 2014-2019 dan 7 Misi RPJMN 2015-2019
RPJMD Provinsi Maluku Utara Kesesuaian RPJMD Kota Tidore Kepulauan Kesesuaian RPJMN
Misi 1 : Membangun Masyarakat Maluku Utara yang memiliki kualitas hidup baik untuk dapat bekerja secara mandiri (Misi Cerdas);
Misi 1 : Memperkuat dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang berkeadilan dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup
Misi 1 : Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Misi 2 : Mendorong pertumbuhan, stabilitas dan pendistribusian pembangunan ekonomi secara adil dan merata serta peningkatan nilai tambah produksi melalui pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan (Misi Indah);
Misi 2 : Pengembangan Kelautan dan Perikanan serta pertanian berbasis potensi unggulan wilayah
Misi 2 : Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
Misi 3 : Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk menunjang pengembangan ekonomi wilayah (Misi Nikmat);
Misi 3 : Penguatan investasi dan pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan geostrategi, geopolitik dan potensi sumberdaya wilayah
Misi 3 : Mewujudkan politik luar negeri bebas- aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
Misi 4 : Membangun kehidupan beragama dan berbudaya yang menjadi inspirasi bagi kebangkitan di seluruh sektor kehidupan masyarakat Maluku Utara (Misi Taqwa);
Misi 4 : Pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia berbasis potensi unggulan daerah
Misi 4 : Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
Misi 5 : Memperbaiki Tata kelola Pemerintahan Maluku Utara untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, melayani dan berwibawa (Misi Aman).
Misi 5 : Penguatan pembangunan sosial dan budaya serta nilai-nilai kearifan lokal sebagai modal sosial untuk mendorong akselarasi pembangunan
Misi 5 : Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
Misi 6 : Reformasi Birokrasi
Misi 6 : Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Misi 7 : Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 – 2021 | V - 4