RHYZOPORA

6

Click here to load reader

Transcript of RHYZOPORA

Page 1: RHYZOPORA

RHYZOPORA

A. Reproduksi Rhyzopora

Di daerah tertentu Rhyzopora sp. berbunga terus menerus sepanjang tahun, tetapi pada

dasarnya hanya berbunga di musim semi dan musim panas. Dan itu terjadi di berbagai pesisir

pantai atau daerah dimana adanya kadar salinitas. Memiliki bunga berwarna kuning terang dan

model bintang, yang cukup untuk menarik perhatian lebah untuk singgah sehingga mempercepat

proses pembuahan. Buah Rhyzopora sp. telah memiliki tunas kecil sejak masih tergantung

dipohon dan dinamakan kecambah. Buahnya akan jatuh tertancap ketika telah mencapai ukuran

20-30 cm. Namun sebagian akan terbawa ombak pasang atau surut hingga mencapai berbulan-

bulan terapung dilaut hingga mencapai pantai. Setelah mencapai lokasi yang tepat, buahnya

dapat tumbuh dengan cepat hingga 60 cm per tahun dalam kondisi yang tepat. Dan akan

memperbanyak diri dengan mengulangi proses reproduksi setiap tahun dan memenuhi pantai,

payau-payau, dan terusan yang dangkal.

Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak

manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat

langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan

tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke

tempat-tempat jauh. Propagul-propagul seperti ini dapat terbawa oleh arus dan ombak laut

hingga berkilometer-kilometer jauhnya, bahkan mungkin menyeberangi laut atau selat bersama

kumpulan sampah-sampah laut lainnya. Propagul dapat ‘tidur’ (dormant) berhari-hari bahkan

berbulan, selama perjalanan sampai tiba di lokasi yang cocok. Jika akan tumbuh menetap,

beberapa jenis propagul dapat mengubah perbandingan bobot bagian-bagian tubuhnya, sehingga

bagian akar mulai tenggelam dan propagul mengambang vertikal di air. Ini memudahkannya

untuk tersangkut dan menancap di dasar air dangkal yang berlumpur.

B. Penyebaran Rhyzopora sp.

Rhyzopora sp menyebar ke seluruh pesisir pantai maupun daerah yang tepat melalui buah

(biji) dan adanya pegaruh besar pasang surut air laut. Menurut Kartawinata (1978) pertumbuhan

biji yang terapung di atas air dan menyebar ke berbagai tempat, serta biji yang berakar pada

Page 2: RHYZOPORA

ujungnya menancapkan dirinya ke tanah berlumpur dan tumbuh tegak secara cepat pada kondisi

tanah yang cocok pada waktu air laut sedang surut.

Rhyzopora sp. paling banyak terdapat di muara sungai atau tambak di pesisir pantai dan

dapat beradaptasi dengan baik pada kemiringan yang berbeda-beda. Rhyzopora sp. juga dapat

tumbuh baik di tanah keras berpasir namun tidak dapat hidup berkembang di daerah yang jauh

dari pasang surut air laut. Rhizophora sp. tumbuh di sekitar pinggir pantai dan tambak yang

memiliki salinitas. Biasanya berada di daerah muara sungai atau estuarin sehingga merupakan

daerah tujuan akhir dari partikel-partikel organik ataupun endapan lumpur yang terbawa dari

daerah hulu akibat adanya erosi. Dengan demikian, daerah mangrove merupakan daerah yang

subur, baik daratannya maupun perairannya, karena selalu terjadi transportasi nutrien akibat

adanya pasang surut. Akarnya mengikat endapan tanah berlumpur, sehingga tingkatan lumpur

menjadi lebih tinggi. Lama kelamaan, kondisi ini berangsur-angsur akan berubah menjadi lebih

kering dan kurang cocok untuk perkembangbiakan spesies jenis Rhizophora sp. lagi, akan tetapi

sebaliknya lebih cocok untuk spesies mangrove lain. Proses ini disebut dengan suksesi. Menurut

Sarpedonti dan Sesakumar (1997), distribusi dan kelimpahan makrobentos dapat bersifat

homogeny atau heterogen, tetapi di perairan estuarin, umumnya populasi akan meningkat ke arah

muara atau laut. Sebagian besar makrofauna Rhyzoporz sp. memakan berbagai tipe detritus

organik. Komponen detritus organik tersebut terdapat dalam berbagai tipe, yaitu material

tanaman atau hewan yang didekomposisi, produk ekskresi, dan senyawa organik yang terlarut

dalam bentuk bebas atau terikat dengan partikel pasir dan lumpur.

Rhizophora sp. termasuk salah satu jenis mangrove yang cukup banyak terdapat tumbuh di

sepanjang pesisir pantai bagian timur provinsi Sumatera Selatan. Kitamura et al. (2003)

mengatakan bahwa tanaman Rhizophora sp. dapat mencapai ketinggian 30 meter atau lebih pada

habitat dan kondisi yang baik, dan dapat tumbuh subur di daerah pertemuan air tawar dan laut

dengan kondisi tanah lembek dan berlumpur. Menurut Dietriech (2000) Rhizophora sp. dapat

berkembang biak dengan baik pada tanah berlumpur, dan dapat tumbuh pada tanah lumpur-

berpasir, serta dalam genangan suatu habitat dengan frekuensi 20–40 kali/bulan. mempunyai

komposisi vegetasi tertentu. Pembentuk kelompok vegetasi ini adalah berbagai spesies tanaman

mangrove yang dapat beradaptasi secara fisiologis terhadap lingkungan yang khas, yaitu salinitas

tinggi, sedang atau rendah, tipe tanah yang didominasi lumpur, pasir atau lumpur berpasir, dan

Page 3: RHYZOPORA

terpengaruh pasang surut sehingga terbentuk zonasi (Walter 1971 dalam Mustafa dan Sunusi

1981).

Pembagian kawasan Rhyzopora sp. berdasarkan perbedaan penggenangan:

Zona proksimal, yaitu kawasan yang terdekat dengan laut.

Zona middle, yaitu zona yang terletak antara laut dan darat.

Zona distal, yaitu zona yang terjauh dari laut.

Pembagian zona berdasarkan jenis vegetasi yang mendominasi dari arah laut ke daratan.

Zona Avecennia, terletak pada lapisan paling luar dari hutan mangrove. Pada zona ini tanah

agak berpasir dan lumpur berpasir dan berkadar garam tinggi.

Zona Rhizophora, terletak dibelakang zona Avecennia dan Sonneratia. Pada zona ini tanah

berlumpur lembek dengan kadar garam lebih rendah.

Zona Bruguiera, terletak dibelakang zona Rhizophora. Pada zona ini tanah berlumpur agak

keras dan perakaran tanaman lebih peka.

Zona Nypah, yaitu zona pembatas antara daratan dan lautan, namun zona ini jarang ada bila

tidak terdapat air tawar yang mengalir.

Vegetasi Rhyzopora sp. mempunyai morfologi dan anatomi tertentu sebagai respons

fisiogenetik terhadap habitatnya. Vegetasi yang bersifat halopitik menyukai tanah-tanah yang

bergaram. Vegetasi tersebut menentukan ciri lahan berdasarkan sebaran, dan sangat terikat pada

habitatnya.

Page 4: RHYZOPORA

C. Daftar Pustaka

EBEN E. HUTAHAEAN, CECEP KUSMANA dan HELMY RATNA DEWI, STUDI

KEMAMPUAN TUMBUH ANAKAN MANGROVE JENIS Rhizophora mucronata,

Bruguiera gimnorrhiza DAN Avicennia marina PADA BERBAGAI TINGKAT

SALINITAS, Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : 77-85 (1999)

Emerhy E A, VARIATIONS IN ANATOMICAL PROPERTIES OF RHIZOPHORA

RACEMOSA (Leechm) AND RHIZOPHORA HARRISONII (G. mey) IN A NIGERIAN

MANGROVE FOREST ECOSYSTEM,International Journal of Forest, Soil and Erosion

(IJFSE), 2012, 2 (2)