Rhabdomiosarkoma

download Rhabdomiosarkoma

of 11

description

Rhabdomiosarkoma

Transcript of Rhabdomiosarkoma

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    1/11

    LAPORAN PENDAHULUAN SURGICAL

    KASUS: RABDOMIOSARKOMA

    1. Definisi

    Rabdomiosarkoma adalah jenis sarkoma (tumor jaringan lunak) dan

    sarkoma ini berasal dari otot skeletal. Rabdomiosarkoma juga bisa menyerang

    jaringan otot, sepanjang intestinal atau dimana saja termasuk leher. Umumnya

    terjadi pada anak-anak usia 1-5 tahun dan bisa ditemukan pada usia 15-19 tahun

    walaupun insidennya sangat jarang. Rabdomiosarkoma relatif jarang terjadi. Dua

    bentuk yang sering terjadi adalah embrional rabdomiosarkoma dan alveolar

    rabdomiosarkoma.

    2. Epidemiologi

    Rhabdomyosarkoma merupakan jenis SJLA yang tersering ditemukan,

    yaitu +60% pada SJLA dibawah 5 tahun dan +23% pada anak 15-20th, dan

    ditemukan sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki.

    Faktor etiologi adalah multifaktor dan peran faktor familial telah diteliti

    peranannya karena rhabdomyosarkoma pada anak sering dihungkan dengan Li-

    Fraumeni syndrome, Beckwith-Weidsmann syndrome dan Neurofibromatosis-1

    (NF-1).

    Lokasi tersering adalah orbita dan intraabdominal-genitourinari. Disamping itu

    dapat pula terjadi intratorakal dan ekstremitas bawah.

    3. Etiologi

    Etiologi dari rabdomiosarkoma tidak diketahui, namun diduga timbul dari

    mesemkim embrional yang sama dengan otot serat lintang. Atas dasar gambaran

    mikroskopik cahaya, rabdomiosarkoma termasuk kelompok tumor sel bulat

    kecil, yang meliputi sarcoma Ewing, neuroblastoma, tumor neuroektodermal

    primitif dan limfoma non hodgkin. Diagnosis pasti adalah histopatologi atau perlu

    ditambah pemeriksaan imunohistokimia dengan menggunakan antibodi terhdap

    otot skelet (desmin, aktin khas otot) dan mikroskop elektron untuk membedakan

    gambaran khas.

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    2/11

    4. Klasifikasi

    Empat jenis histopatologi rabdomiosarkoma termasuk embrional, alveolar,

    pleomorfik, dan botyroid. Subtipe histologis telah ditunjukkan mempengaruhi

    prognosis jangka panjang dan oleh karena itu diagnosis jaringan sangat penting.

    Orbital RMS biasanya tumor baik homogen dibatasi dengan daerah yang jarang

    dari perdarahan atau pembentukan kista. Dalam laporan komprehensif pasien

    dari Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRSG), 246 pasien terbagi diantara

    tumor Embryonal 84%, Alveolar 9%, dan Boyroid 4%. Pleomorfik

    rabdomiosarkoma sangat jarang di orbit dan umumnya terjadi pada orang

    dewasa.

    Embrional rabdomiosarkoma adalah tipe histopatologi yang paling umum

    terlihat di orbit dan umumnya memiliki prognosis yang baik. Embrional

    rabdomiosarkoma terdiri dari bolak daerah seluler dan myxoid. Sel-sel tumor

    yang memanjang dengan inti hyperchromatic dikelilingi oleh sejumlah besar

    sitoplasma eosinofilik. Sel Rhabdomyoblastic mungkin menunjukkan cross-

    striations pada mikroskop cahaya mewakili bundel sitoplasmik filamen aktin dan

    myosin dalam sekitar 30% .

    Alveolar rabdomiosarkoma, bernama karena penampilan histologis mirip

    dengan alveoli paru-paru, merupakan varietas yang paling umum dan membawa

    prognosis terburuk. Ini terdiri dari rhabdomyoblasts eosinofilik longgar melekat

    dalam septa hyalinized tipis. Sel tumor di pinggiran alveoli sering terjaga dengan

    baik sementara mengambang bebas di tengah diatur secara longgar dan kurang

    terpelihara. Hanya 10% akan menunjukkan histologis cross-striations.

    Botyroid rabdomiosarkoma sering dianggap sebagai varian dari embrional

    rabdomiosarkoma karena lebih sering muncul sebagai massa berdaging seperti

    anggur atau proliferasi di fornikel konjungtiva. Histologis terlihat mirip dengan

    rabdomiosarkoma embrional.

    Pewarnaan imunohistokimia desmin, otot aktin spesifik dan mioglobin

    telah menjadi pendekatan utama untuk menegakkan diagnosis histopatologi

    rabdomiosarkoma dan membedakan dari tumor sel spindle lainnya. Dalam

    kasus-kasus sulit, mikroskop elektron dapat membantu dalam identifikasi cross-

    striations.

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    3/11

    Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRS) membuat klasifikasi laboratoris

    dan pembedahan untuk rabdomiosarkoma yaitu :

    Kelompok I : Penyakit hanya lokal, limfonodi regional tidak ikut terlibat,

    dapat direseksi komplit

    o Terbatas pada otot atau organ asli

    o Infiltrasi keluar otot atau organ asli

    Kelompok II :

    o Tumor dapat direseksi secara luas dengan sisa mikroskopis

    (limfonodi negatif)

    o Penyakit regional, dapat direseksi komplit (limfonodi positif atau

    negatif)

    o Penyakit reginal dengan melibatkan limfonodi dapat direseksi

    secara luas tetapi dengan sisa mikroskopis

    Kelompok III : reseksi tidak komplit atau hanya dengan biopsi dengan

    penyakit sisa cukup besar

    Kelompok IV : telah ada metastasis saat ditegakkan diagnosis

    Staging TNM (tumor, nodul dan metastasis)

    o Tumor :

    T0 : tidak teraba tumor

    T1 : tumor 5cm

    T3 : tumor telah melakukan invasi ke tulang, pembuluh

    darah dan saraf

    o Nodul :

    No : tidak ditemukan keterlibatan kelenjar regional

    N1 : ditemukan keterlibatan kelenjar regionalo Metastasis :

    Mo : tidak terdapat metastasis jauh

    M1 : terdapat metastasis jauh

    Rhabdom yosarcoma Staging System

    o Stage 1 : lokasi pada orbita, kepala dan atau leher (bukan

    parameningeal) meluas ke traktus urinarius (bukan kandung

    kemih atau prostat)

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    4/11

    o Stage 2 : lokasi lain, No atau Nx

    o Satge 3 : lokasi lain, N1 jika tumor 5 cm

    o Stage 4 : lokasi apapun dan terdapat metastasis jauh

    STADIUM KLINIK

    Berdasarkan UICC dan AJCC 2002

    T Primary tumor

    T0 No evidence of primary tumor

    T1 Tumor 5 cm in greatest dimension

    T2a Superficial tumor

    T2b Deep tumor

    N Regional lymph nodes

    N0 No regional lymph node metastasis

    N1 Regional lymph node metastasis

    M Distant metastasis

    M0 No distant metastasis

    M1 Distant metastasis

    G Histopathologic grade

    Low grade

    High grade

    Stage Grouping (TNM System 6th edition, 2002)

    Stage IA Low grade T1a N0 M0

    Low grade T1b N0 M0

    Stage IB Low grade T2a N0 M0

    Low grade T2b N0 M0

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    5/11

    Stage IIA High grade T1a N0 M0

    High grade T1b N0 M0

    Stage IIB High grade T2a N0 M0

    Stage III High grade T2b N0 M0

    Stage IV Any Any T N1 M0

    Any AnyT AnyN M1

    5. Manifestasi Klinis

    Gambaran yang paling umum terdapat adalah masa yang mungkin nyeri

    atau mungkin tidak nyeri. Gejala disebabkan oleh penggeseran atau obstruksi

    struktur normal. Tumor primer di orbita biasanya didiagnosis pada awal

    perjalanan karena disertai proptosis, edem periorbital, ptosis, perubahan

    ketajaman penglihatan dan nyeri lokal. Tumor yang berasal dari nasofaring dapat

    disertai kongesti hidung, bernafas dengan mulut, epistaksis dan kesulitan

    menelan dan mengunyah. Perluasan luas ke dalam kranium dapat menyebabkan

    paralisis saraf kranial, buta dan tanda peningkatan tekanan intracranial dengan

    sakit kepala dan muntah. Bila tumor timbul di muka atau di leher dapat timbul

    pembengkakan yang progresif dengan gejala neurologis setelah perluasan

    regional. Bila tumor ini timbul di telinga tengah, gejala awal paling sering adalah

    nyeri, kehilangan pendengaran, otore kronis atau massa di telinga, perluasan

    tumor menimbulkan paralisis saraf kranial dan tanda dari massa intrakranial pada

    sisi yang terkena. Croupy cough yang tidak mau reda dan stridor progresif dapat

    menyertai rabdomiosarkoma laring.

    Rabdomiosarkoma pada tubuh atau anggota gerak pertama-tama sering

    diketahui setelah trauma dan mungkin mula-mula dianggap sebagai hematom.

    Bila pembengkakan itu tidak mereda atau malah bertambah, keganasan harus

    dicurigai Keterlibatan saluran urogenital dapat menyebabkan hematuria,

    obstruksi saluran kencing bawah, infeksi saluran kencing berulang, inkontinensia

    atau suatu massa yang terdeteksi pada pemeriksaan perut atau rektum.

    Rabdomiosarkoma pada vagina dapat muncul sebagai tumor seperti buah

    anggur yang keluar lewat lubang vagina (sarkoma boitriodes) dan dapat

    menyebabkan gejala saluran kencing dan usus besar. Perdarahan vagina atau

    obstruksi uretra atau rektum dapat terjadi.

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    6/11

    6. Diagnosis

    Tumor ini jarang memberikan keluhan bila ukurannya kecil. Cullen (1769)

    mengemukakan bahwa jenis tumor ini adalah tumor lunak tanpa rasa sakit.

    Penderita mengeluh bila tumor telah membesar dan memberikan tanda-tanda

    penekanan jaringan sekitar tumor seperti neuralgia, paralisis, iskemia,

    sedangkan penekanan pada system digestif akan mengakibatkan gejala

    obstruksi.

    Anamnesis mengenai perjalanan penyakit termasuk riwayat adanya

    kecenderungan kanker dalam keluarga (li-Fraumenn), pemeriksaan fisik yang

    teliti untuk menentukan letak dan ukuran tumor dan kelenjar gerah bening

    regional. Pemeriksaan fisik yang cermat sangat penting untuk menentukan

    ekstensi tumor secara klinis dan ada tidaknya penyebaran atau metastasis jauh.

    Pembesaran tumor ke jaringan sekitarnya akan membentuk suatu kapsul yang

    semu yang dikenal sebagai pseudokapsul.

    Pemeriksaan laboratorium diperlukan meliputi darah lengkap, faal hati

    dan ginjal, elektrolit serum, kalsium dan bila mungkin kadar magnesium, asam

    urat dan fungsi pembekuan. Aspirasi sumsum tulang juga diperlukan untuk

    dugaan RMS parameningeal.

    Untuk menentukan grading, maka diperlukan biopsi dari jaringan tumor.

    Tumor >3cm dilakukan biopsi insisi dan pada tumor

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    7/11

    PEMERIKSAAN FISIK

    1. Pemeriksaan status generalis untuk menilai keadaan umum penderita

    dan tanda-tanda metastasis pada paru , hati dan tulang.

    2. Pemeriksaan status lokalis meliputi :

    a. Tumor primer :

    o Lokasi tumor

    o Ukuran tumor

    o Batas tumor, tegas atau tidak

    o Konsistensi dan mobilitas

    o Tanda-tanda infiltrasi, sehingga perlu diperiksa fungsi motorik /

    sensorik dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah, obstruksi

    usus, dan lain-lain sesuai dengan lokasi lesi.

    b. Metastasis regional

    Perlu diperiksa ada atau tidaknya pembesaran kgb regional.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Foto polos untuk menilai ada tidaknya infiltrasi pada tulang.

    2. MRI / CT-scan untuk menilai infiltrasi pada jaringan sekitarnya,

    3. Angiografi atas indikasi,

    4. Foto thoraks untuk menilai metastasis paru

    5. USG hepar / sidik tulang atas indikasi untuk menilai metastasis

    6. Untuk SJL retroperitoneal perlu diperiksa fungsi ginjal.

    7. Biopsi :

    o Tidak dianjurkan pemeriksaan FNAB (sitologi)

    o Sebaiknya dilakukan core biopsyatau tru cut biopsydan lebih

    dianjurka untuk dilakukan biopsi terbuka, yaitu bila ukuran tumor 3 cm dilakukan biopsi

    incisi.

    o Untuk kasus kasus tertentu bila pemeriksaan Histo PA

    meragukan, dilakukan pemeriksaan imunohistokimia.

    7. Penatalaksanaan

    Terapi pada penderita RMS melibatkan kombinasi dari operasi,

    kemoterapi, dan terapi radiasi. Karena pengobatan yang akan dijalani kompleks

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    8/11

    dan lama, terlebih khusus pada anak-anak banyak hal yang perlu diperhatikan,

    maka pasien yang akan menjalani pengobatan, perlu dirujuk ke pusat-pusat

    kanker yang lengkap terlebih khusus buat anak-anak. Rabdomiosarkoma yang

    terdapat pada lengan atau kaki dipertimbangkan untuk diamputasi. Setelah terapi

    dilaksanakan seorang penderita tetap harus dipantau untuk melihat apakah

    tumor tersebut telah hilang atau tetap ada, dalam hal ini digunaka pemeriksaan

    penunjang seperti CT-Scan, bone-scans, x-rays.

    Terapi Operatif

    Terapi operatif pada penderita RMS bervariasi, bergantung dari lokasi dari tumor

    itu. Jika memungkinkan dilakukan operasi pengangkatan tumor tanpa

    menyebabkan kegagalan fungsi dari tempat lokasi tumor. Walaupun terdapat

    metastase dari RMS, pengangkatan tumor primer haruslah dilakukan, jika hal itu

    memungkinkan.

    Terapi Medikamentosa

    Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh sel-sel tumor melalui obat-obatan.

    Kemoterapi kanker adalah berdasarkan dari pemahaman terhadap bagaimana

    sel tumor berreplikasi/bertumbuh, dan bagaimana obat-obatan ini

    mempengaruhinya. Setelah sel membelah, sel memasuki periode pertumbuhan

    (G1), diikuti oleh sintesis DNA (fase S). Fase berikutnya adalah fase premiosis

    (G2) dan akhirnya tiba pada fase miosis sel (fase M). Obat-obat anti neoplasma

    bekerja dengan menghambat proses ini. Beberapa obat spesifik pada tahap

    pembelahan sel ada juga beberapa yang tidak.

    Tumor Primer

    Tumor yang resektabel

    Dilakukan pembedahan radikal pada tumor yang resektabel dengan

    syarat: tumor dapat diangkat semua dan batas sayatan bebas sel tumor

    ganas. Terdapat 2 macam prosedur pembedahan yaitu :

    o Eksisi luas lokal : untuk G1 dan tumor masih terlokalisir

    o Eksisi luas radikal : untuk G3 dan tumor sudah menyebar

    regional/KGB

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    9/11

    Jika diperlukan dapat diberikan terapi kombinasi yaitu : pembedahan +

    radioterapi/kemoterapi. Untuk mencegah mikrometastasis : pembedahan

    + radiasi + kemoterapi

    Tumor yang in-operabel : radiasi + kemoterapi

    Tumor yang Rekuren

    Pembedahan yang tidak adekuat dan manipulasi tumor pada saat

    pembedahan merupakan penyebab timbulnya rekuren lokal. Beberapa hal yang

    perlu diperhatikan adalah :

    Evaluasi kembali derajat keganasan dengan melakukan biopsy insisional

    Nilai kembali ekstensi tumor dalam mempertimbangkan re-eksisi tumor

    untuk tujuan kuratif

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    10/11

    Prognosis

    Diantara penderita dengan tumor yang dapat direseksi, 80-90%

    mendapatkan ketahanan hidup bebas penyakit yang lama. Kira-kira 60%

    penderita dengan tumor reginal yang direseksi tidak total juga mendapatkan

    ketahanan hidup bebas penyakit jangka panjang. Penderita dengan penyakit

    menyebar mempunyai prognosis buruk.

    Prognosis tergantung dari :

    Ukuran tumor

    Lokasi tumor

    Derajat keganasan

    Sel nekrosis

    Untuk mencapai angka ketahanan hidup (survival rate) yang tinggi diperlukan :

    Kerjasama yang erat dengan disiplin lain

    Diagnosis klinis yang tepat

    Strategi pengobatan yang tepat, dimana masalah ini tergantung dari :

    evaluasi patologi anatomi pasca bedah, evaluasi derajat keganasan,

    perlu/tidaknya terapi 12 djuvant (kemoterapi atau radioterapi).

  • 7/16/2019 Rhabdomiosarkoma

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Fleming I D, Cooper J S, Henson D E, Hutter R V P, Kennedy B J, Murphy G

    P, OSullivan B, Sobin L H, Yarbro J W (ed), AJCC Cancer Staging Manual,

    5th ed , Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 149-156

    2. Sobin L H & Wittekind Ch (ed), TNM Classification of Malignant Tumours, 6th

    ed, New York, Wiley-Liss, 2002, 114-118

    3. Brennan M F, Alektiar K M, Maki R G, Soft Tissue Sarcoma, in DeVita Jr V T,

    Hellman S, Rosenberg S A (ed), Cancer Principles & Practice of Oncology,

    6th ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 2001, 1841-1890

    4. Ebb D H, Green D M, Shamberger R C, Tarbell N J, Solid Tumors of

    Childhood, in DeVita Jr V T, Hellman S, Rosenberg S A (ed), Cancer

    Principles & Practice of Oncology, 6th ed, Philadelphia, Lippincott-Raven,

    2001, 2185-2192

    5. Spiro I J, Suit H D, Rosier R N, Sahasrabudhe D M, Soft Tissue Sarcoma, in

    Rubin P, Williams J P, Clinical Oncology A Multidisciplinary Approach for

    Physicians and Students, 8th ed, Philadelphia, W.B. Saunders Company,

    2001, 615-631

    6. Pollock R E (guest ed), Emerging Perspectives in Soft Tissue Sarcoma, Surg

    Oncol Clin N Am 12 (2003)7. Scaife C L, Pisters P W T, Combined-Modality Treatment of Localized Soft

    Tissue Sarcomas of the Extremities, Surg Oncol Clin N Am 2003;12: 355-367

    8. Feig B W, Retroperitoneal Sarcomas, Surg Oncol Clin N Am 2003;12: 369-

    377

    9. Potter B O, Sturgis E M, Sarcomas of the Head and Neck, Surg Oncol Clin N

    Am 2003;12: 379-417