REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK...

118
REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN AGRO NUUR EL FALAH PULUTAN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: MUHAMMAD ALFI WIBOWO NIM: 11111212 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK...

Page 1: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUKKEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN AGRO

NUUR EL FALAH PULUTAN SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Islam

Oleh:MUHAMMAD ALFI WIBOWO

NIM: 11111212

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

ii

Page 3: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

iii

Page 4: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

iv

Page 5: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

v

Page 6: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

vi

MOTTO

“NIAT ADALAH UKURAN DALAM MENILAI BENARNYA SUATU

PERBUATAN, OLEH KARENANYA, JIKA NIATNYA BENAR TENTU

PERBUATAN ITU BENAR, DAN JIKA NIATNYA BURUK MAKA PERBUATAN

ITU BURUK.”

Page 7: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, bapak Su’udi dan ibu Muromah tercinta yang dengan

do`a dan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan

harapan membimbing dan mendidik dengan penuh kesabaran.

2. Kakak-kakakku mbak Fu’ah, mbak Wati, mas Dani, mas Agung dan mas

Lutfi yang selalu memberi semangat juga motivasi untuk selalu optimis.

3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi.

4. Ustadz Sholeh, ustadz Muhib, ustadz Fatkhur, ustadz Yakin, dan ustadz

Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian

skripsi.

5. Teman-teman PAI-F dan teman-teman IAIN Salatiga yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih untuk persahabatan dan pertemanan

yang luar biasa.

6. Almamaterku IAIN Salatiga

Page 8: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Reward dan Punishment sebagai Bentuk

Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Pulutan Salatiga”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Pondok Pesantren

Agro Nuur El Falah.

2. Bapak Su’udi dan Ibu Muromah tercinta yang telah mencurahkan

pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

3. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, memberikan nasihat, arahan serta masukan-masukan yang

sangat membantu dalam penyelesaian skripsi.

Page 9: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

ix

5. Ibu Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga.

6. Bapak Mufiq, M. Phil selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak nasehat dan arahan di awal semester selama menempuh

pendidikan di IAIN Salatiga.

7. Seluruh dosen dan petugas Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian

berlangsung.

8. Keluarga besar Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Amin Ya Robbal ’Alamin

Salatiga, 03 Maret 2016

Penulis

Page 10: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

x

ABSTRAK

Wibowo, Muhammad Alfi. 2016. Reward dan Punishment Sebagai BentukKedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah PulutanSalatiga. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. JurusanPendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M. Si.,

Kata kunci: Reward dan Punishment, Pendidikan Kedisiplinan

Penelitian ini membahas tentang penerapan reward dan punishmentuntuk mewujudkan kedisiplinan dalam segala kegiatan di Pondok PesantrenAgro Nuur El Falah Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Salatiga. Fokuspenelitian ini meliputi: 1) Bagaimanakah penerapan reward dan punishmentdalam pendidikan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah. 2) Bagaimanakahefektifitas penerapan reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro NuurEl Falah. 3) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapanreward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah. 4)Bagaimanakah konsep pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren AgroNuur El Falah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, makakehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsungsebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yangmendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-katadiperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen.Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukanreduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dan tahap akhir darianalisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunanpengamatan triangulasi.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: 1) Penerapanreward bukan hanya dengan materi saja, bisa juga dengan ucapan, sedangkanpenerapan punishment selain mengikuti peraturan di pondok juga denganmenghafal surat-surat pendek, menambah jam belajar malam dan jugahukuman fisik yang mendidik, seperti push up, lari mengelilingi halaman. 2)Keduanya sangat efektif dalam implementasi kedisiplinan, walaupun yanglebih dominan adalah keefektifan punishment karena sering terjadinyapelanggaran. 3) Fator pendukung: pengurus mempunyai komitmen yang kuat,adanya oraganisasi dari santri, adanya pengabdian dari alumni, tata tertib yangsudah disepakati oleh pengurus dan pengasuh, dan lingkungan yang kondusif.Faktor penghambat: lemahnya pengawasan, penerapan reward dan punishmentyang kurang konsisten, kesadaran santri kurang, pengaruh dari tempattinggalnya maupun pergaulan, dan kurangnya bimbingan bagi santri yangmelanggar. 4) Konsep pendidikan kedisiplinan yang diterapkan di PondokPesantren Agro Nuur El Falah hampir sama dengan asrama TNI yaknimelaksanakan kegiatan pesantren dengan disiplin sesuai waktunya.

Page 11: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Kegunaan penelitian ................................................................ 6

E. Penegasan Istilah ..................................................................... 7

F. Metode Penelitian .................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Reward ..................................................................................... 20

B. Punishment .............................................................................. 30

C. Pendidikan Kedisiplinan .......................................................... 44

D. Reward dan Punishment sebagai Bentuk Kedisiplinan ........... 55

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Salatiga ............................. 58

B. Hasil Temuan ........................................................................... 73

Page 12: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

xii

BAB IV PEMBAHASAN

A. Penerapan Reward dan Punishment dalam Pendidikan di

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah ................................... 81

B. Efektifitas Reward dan Punishment ........................................ 83

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ............................. 84

D. Konsep Pendidikan Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro

Nuur El Falah .......................................................................... 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 88

B. Saran ........................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 13: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pembentukan diri manusia secara

menyeluruh, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi

mengupayakan bagaimana agar menjadi manusia yang bermoral baik,

mandiri, tanggung jawab serta mampu menghadapi kehidupan dengan tetap

bijaksana. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi manusia,

karena dengan pendidikan mampu mengembangkan potensi yang ada di

dalam diri manusia.

Bagi suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu faktor yang

sangat penting demi kesejahteraan masyarakat, serta mampu mengantisipasi

sutau hal yang akan menimpa. Di Indonesia terdapat sebuah lembaga

pendidikan tertua yakni pondok pesantren.

Pondok pesantren merupakan salah satu contoh pendidikan nonformal

yang eksistensinya masih diakui masyarakat sampai saat ini. Meskipun pada

awalnya, nama pondok pesantren hanya dikenal di sebagian wilayah

Indonesia, tetapi pondok pesantren diidentifikasikan oleh para ahli dengan

nama yang diberikan untuk lembaga pendidikan islam tradisional di

Indonesia.

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam

tradisional dalam proses berdirinya tidak terlepas dari peran kyai dengan ilmu

yang dimilikinya serta dengan keikhlasan dalam beramal, perilakunya sesuai

1

Page 14: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

2

dengan apa yang disampaikan kepada masyarakat sebagai suri tauladan bagi

para santri khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan keadaan

seperti itu, maka berdirilah sebuah lembaga kehidupan masyarakat yang

mandiri dan ditunjang oleh sarana dan prasarana sebagai media kegiatan

belajar mengajar.

Setiap peraturan yang diterapkan di pondok pesantren dimaksudkan

untuk menanamkan kedisiplinan. Dalam menegakkan kedisiplinan ini

diperlukan keteladanan dari kyai dan pengurus pondok pesantren. Peraturan

serta pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren merupakan upaya

untuk menanamkan rasa tanggung jawab serta disiplin dalam diri para santri,

sehingga pondok pesantren sanggup tampil dalam sebuah lembaga

pendidikan yang ideal. Maka, pemberian hukuman di dunia pendidikan

merupakan bagian dari proses mendidik yang bertujuan mendorong anak

didik agar memiliki kedisiplinan untuk belajar.

Al-Quran sebagai dasar utama pendidikan Islam, hal ini menggariskan

metode mengasuh, memelihara dan mendidik anak secara sempurna mulai

metode keteladanan, perintah, nasehat cerita, ganjaran bahkan metode metode

larangan atau hukuman dan yang lainnya, semua metode tersebut ditujukan

pada manusia, jika dasar-dasar metode yang diterapkan searah dan sejalan

terhadap apa yang digariskan Allah SWT, maka keselamatan perjalanan

manusia akan terjamin serta terwujudkan peran, tujuan manusia sebagai

khalifah Allah dimuka bumi ini.

Page 15: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

3

Prinsip hukuman merupakan salah satu prinsip pendidikan yang

fundamental, yang diletakkan agama islam dalam posisi penting. Meskipun

tidak ada prinsip ini, tentu tidak ada bedanya antara orang yang berbuat

kebaikan dan orang yang berbuat kejahatan (buruk) (Budaiwi, 2002: 1)

Kendatipun ganjaran itu adalah kebalikan dan imbangan logis dari

hukuman, akan tetapi peranannya dalam penerapan kedisiplinan tidak

begitu besar. Ganjaran diterapkan sebagai sarana mendorong mutu

kecerdasan, bukan mutu jiwa dan karakter. Ganjaran lebih banyak

berkaitan dengan keberhasilan.

Kemampuan pesantren dalam menerapkan reward dan punishment

kadang tidak seimbang. Hal ini dikarenakan bahwa yang lebih dominan

dalam pendidikan kedisiplinan adalah hukuman. Walaupun disisi lain

ganjaran begitu diperlukan dalam pendidikan sebagai motivasi pembelajaran.

Dalam kontek ini, pendidikan pesantren pada dasarnya merupakan

pendidikan syarat dengan nuansa transformasi sosial. Pesantren berikhtiar

meletakkan visi dan kiprahnya dalam kerangka pengabdian sosial yang pada

mulanya ditekankan kepada pembentukan moral keagamaan yang

diimplikasikan dalam penerapan reward dan punishment sehingga

menumbuhkan kedisiplinan dalam jiwa santri, baik disiplin dalam belajar,

disiplin waktu, maupun disiplin peraturan yang ada dan kemudian

dikembangkan kepada rintisan-rintisan pengembangan yang lebih sistematis

dan terpadu. Pondok pesantren juga menjadikan para santri sebagai manusia

yang dapat berguna bagi orang lain. Selain itu juga menjadikan manusia yang

Page 16: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

4

benar serta pintar. Benar dalam hal perilaku serta tindakan dan pintar dalam

melawan tantangan zaman.

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah adalah sebuah pondok

pesantren yang mana hanya santri putra, dan tidak ada santri putrinya.

Pesantren ini memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan di bidang

pertanian terutama dalam pengembangan agro bisnis dan agro indutri. Karena

sejak dini santri dididik untuk ikut terlibat dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat dengan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni dan

fasilitas yang memadai. Sehingga diharapkan setelah lulus dari pesantren,

santri memiliki skill yang mumpuni dalam bidang pertanian, berakhlaqul

karimah, berjiwa mandiri, dan produktif sebagai bekal dalam berdakwah dan

berjuang di tengah-tengah masyarakat.

Pesantren ini mempunyai asumsi bahwa pesantren mampu

menumbuhkan nilai-nilai pokok yakni seluruh kehidupan ini diyakini sebagai

ibadah. Dari nilai pokok ini berkembang nilai-nilai luhur lainnya, seperti nilai

keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, dan kedisiplinan.

Dalam hal kedisiplinan, karena ada salah satu pengurus yang menjadi

Tentara Nasional Indonesia (TNI), maka konsep yang diterapkan dalam

menumbuhkan kedisiplinan dalam diri para santri ada sebagian yang hampir

mirip di asrama tentara. Oleh karena itu, setiap santri yang melanggar

peraturan akan ada hukuman tersendiri yang telah ditetapkan di pondok.

Disiplin yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

belajar santri dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar lebih baik dalam

Page 17: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

5

perkembangannya. Adapun tujuannya adalah untuk perkembangan

pengendalian diri sendiri yaitu dalam hal mana santri dapat mengarahkan diri

sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Serta mampu mematuhi

serta taat pada peraturan yang diterapkan di pondok. Karena itu para pengurus

haruslah secara aktif dan terus menerus berusaha, untuk memainkan peranan

yang makin kecil dari pekerjaan pendisiplinan itu, dengan cara bertahap

mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sendiri itu pada santri.

Strategi untuk mencapai tujuan mengembangkan pesantren, antara lain

melalui keteladanan pengasuhnya, melalui nasehat-nasehat, bimbingan dan

hukuman (ta’zir) serta ganjaran, disamping sejarah (tarikh) dan

diterapkan dengan penuh disiplin. Sistem pendidikan tersebut, sikap dan

tingkah laku santri yang menunjukkan kepri badian yang baik, bersahaja,

sopan santun dan jarang sekali terjadi perkelahian, misalnya sesama santri

atau dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya

sebagai bahan untuk menyusun skripsi dengan judul “REWARD DAN

PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK KEDISIPLINAN DI PONDOK

PESANTREN AGRO NUUR EL FALAH PULUTAN SALATIGA”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimanakah penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah?

2. Bagaimanakah efektivitas reward dan punishment terhadap kedisiplinan

di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah?

Page 18: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

6

3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan reward dan

punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah?

4. Bagaimanakah konsep pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro

Nuur El Falah?

C. Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui penerapan reward dan punishment dalam pendidikan

yang ada di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

2. untuk mengetahui efektivitas reward dan punishment terhadap pendidikan

kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan

reward dan punishment yang ada di Pondok Pesantren Agro Nuur El

Falah.

4. Untuk mengetahui konsep pendidikan kedisiplinan di Pondok Pesantren

Agro Nuur El Falah.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan tentang penerapan dan efektivitas reward

(ganjaran) dan punishment (ta’zir) terhadap pendidikan kedisiplinan di

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

2. Manfaat praktis

a. Bagi IAIN Salatiga, untuk menambah perbendaharaan perpustakaan di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Page 19: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

7

b. Bagi santri, dapat meningkatkan kedisiplinan yang diterapkan di

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

c. Bagi asatidz, sebagai informasi dan pengetahuan dalam menerapkan

reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah.

d. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

reward dan punishment sebagai implementasi pendidikan kedisiplinan

yang diterapkan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul

penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok antara lain

adalah:

1. Reward (ganjaran)

Ganjaran adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya

anak dapat merasa senang. Umumnya, anak mengetahui bahwa

pekerjaan atau perbuatannya yang menyebabkan mendapat ganjaran itu

baik. Selain sebagai motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang

menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan

prestasi yang telah dicapai, atau lebih tepatnya lebih disiplin dalam

memanage waktu dan peraturan yang berlaku. (Purwanto, 2007: 182)

2. Punishment

Dalam istilah pondok pesantren, punishment sering diartikan

sebagai ta’zir. Pengertian ta’zir menurut bahasa ialah ta’dib atau

memberi pelajaran. Ta’zir juga diartikan Ar Rad wa Al Man’u, artinya

Page 20: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

8

menolak dan mencegah akan tetapi menurut istilah, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi, pengertiannya adalah sebagai

berikut:

Ta’zir itu adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana)

yang belum ditentukan hukumannya oleh syara’.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa hukuman ta’zir itu adalah

hukuman yang belum ditetapkan oleh syara’, melainkan diserahkan

kepada ulil amri, baik penentuannya atau pelaksanaanya. Dalam

menentukan hukuman tersebut, penguasa hanya menetapkan

hukuman secara global saja. artinya pembuat undang-undang

tidak menetapkan hukuman untuk masing-masing ta’zir,

melainkan hanya menetapkan sekumpulan hukuman, dari yang

seringan-ringanya sampai yang seberat-beratnya (Muslich, 2005: 18-19)

Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa hukuman

sebagai tindakan edukatif berupa perbuatan pendidik yang dilakukan

dengan sadar pada anak didiknya (santri) dengan memberi peringatan

dan pelajaran kepadanya atas pelanggaran yang diperbuatnya sesuai

prinsip-prinsip dan nilai-nilai keislaman. Sehingga santri sadar dan

menghindari segala macam pelanggaran dan kesalahan yang tidak

diinginkan atau berhati-hati dalam setiap melakukan sesuatu.

3. Pendidikan

Pendidikan diakatakan sebagai proses penyiapan peserta didik agar

memiliki kemampuan mengantisipasi persoalan hari ini dan esok juga

Page 21: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

9

harus dilihat dari dimensi informasi dan transformasi. Dengan kata lain,

kemampuan tersebut akan dicapai hanya melalui intensitas mencari,

mengolah dan meninterpretasikan informasi (Zainuddin, 2008: 8)

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan

yang ada dalam masyarakat (Roqib, 2009: 15-16).

4. Kedisiplinan

Kata “disiplin” memiliki beberapa makna diantaranya,

menghukum, melatih, dan mengembangkan kontrol diri sang anak.

Marylin E. Gootman, Ed. D., seorang ahli pendidikan dari University Of

Georgia di Athens, Amerika, berpendapat bahwa disiplin akan membantu

anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak

mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya (Nizar, 2009: 22).

5. Pondok pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam berbeda

dengan pendidikan lainnya baik dari aspek sistem pendidikan maupun

unsur pendidikan yang dimilikinya. Perbedaan dari segi sistem

pendidikannya, terlihat dari proses belajar mengajarnya yang cenderung

sederhana dan tradisional, sekalipun juga terdapat pesantren yang bersifat

memadukannya dengan sistem pendidikan modern (Ghazali, 2003: 17)

Pondok pesantren yang dimaksudkan adalah Pondok Pesantren

Agro Nuur El Falah yang berada di wilayah Pulutan Kota Salatiga.

Page 22: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

10

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud

reward dan punishment sebagai perwujudan pendidikan kedisiplinan di

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah adalah ganjaran dan hukuman

yang bersifat edukasi atau mendidik serta motivasi yang diterapkan dan

dilaksanakan oleh para pengurus terhadap santri yang tertib dan patuh

terhadap peraturan dan santri yang melanggar peraturan di pondok

pesantren agro nuur el falah. Sehingga santri mampu mengenali

kesalahannya dan juga mengoreksinya.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini dilakukan secara intensif,

peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa

yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen

yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara

mendetail (Sugiyono, 2011: 14). Oleh karena itu penulis akan mengambil

penelitian lapangan yakni dengan cara memperoleh data melalui

penyelidikan berdasarkan obyek lapangan, daerah atau lokasi guna

memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan,

Page 23: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

11

analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2011: 9).

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang

objektif, faktual, akurat dan sistematis, mengenai masalah-masalah yang

ada di penelitian ini. Sesuai dengan focus penelitian, maka masalah yang

dihadapi dalam penelitian ini adalah konsep reward dan punishment

yang diterapkan sebagai perwujudan pendidikan kedisiplinan di Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah Pulutan Salatiga.

Oleh karena itu, penelitian ini dapat disebut penelitian deskriptif

kualitatif karena dalam penelitian ini data primernya menggunakan data

yang bersifat data verbal yaitu berupa deskripsi yang diperoleh dari

pengamatan kegiatan pola interaksi antara pengurus dengan santri.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti sangatlah penting yakni peneliti menjadi

instrumen kunci dalam mengumpulkan data yang ada. Hal ini sesuai

dengan pendekatan kualitatif yang akan digunakan.

3. Lokasi Penelitian

Peneliti akan memilih lokasi di Pondok Pesantren Agro Nuur El

Falah Pulutan Salatiga, karena peneliti ingin mengetahui konsep serta

efektivitas reward dan punishment terhadap pendidikan kedisiplinan

yang diterapkan di pondok pesantren tersebut.

Page 24: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

12

4. Sumber Data

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah kata tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Dalam hal ini jenis datanya berupa kata-kata dan

tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2008: 157)

a. Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama yang dicatat melalui

catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes,

pengambilan foto atau film. Dengan kata lain, data-data yang akan

dikumpulkan berasal dari informan-informan yang ada di Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah diantaranya pengasuh dan pengurus

pondok.

b. Sumber tertulis (dokumen)

Data tertulis ini sebagai tambahan yang diambil dari dokumen

pondok pesantren atau dokumen lainya yang ada kaitannya dengan

penelitian.

c. Foto

Foto digunakan untuk keperluan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti, yakni foto yang berkaitan dengan reward dan

punishment sebagai implementasi pendidikan kedisiplinan di Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah.

Page 25: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

13

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa adanya prosedur pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang diinginkan. Oleh karena itu,

untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti akan menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Metode observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada

orang, tetapi juga obyek-obyek alam lainnya (Sugiyono, 2011: 145)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi

dan kondisi Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah serta hal-hal yang

ada hubungannya dengan data yang penulis butuhkan, karena itu

penulis itu kemukakan bahwa pelaksanan dari metode ini juga

didukung oleh metode lain.

b. Metode interview

Interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang

mana peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang akan diteliti, atau bahkan juga untuk mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam mengenai penerapan dan efektivitas

Page 26: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

14

reward dan punishment sebagai bentuk kedisiplinan di Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah atau juga faktor-faktor keberhasilan

dalam menerapkan reward dan punishment.

c. Metode dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental (Sugiyono, 2011: 240)

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data

yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkan

(Moleong, 2008: 217).

Dokumen-dokumen di sini bisa di peroleh melalui peninggalan

tertulis seperti: arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku dan lain

sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian tersebut.

Selain itu juga dapat berupa dokumen-dokumen yang dimiliki oleh

objek penelitan

6. Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

Page 27: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

15

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2011: 244).

Menurut Moleong (2008: 248) analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukandengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Menurut pemahaman analisis data diatas dapat dikemukakan

tahapan analisis data antara lain:

a. Mempelajari data dengan merumuskan masalah yang akan diteliti

b. Menyusun temuan-temuan data kata kunci berdasarkan data yang

telah terkumpul

c. Menuliskan model perencanaan selanjutnya berdasarkan temuan-

temuan data sebelumnya

d. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analitik guna mengumpulkan

data selanjutnya

e. Perencanaan pengumpulan data berikutnya

Setelah semua data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap

menganalisis data. Agar mudah ditarik kesimpulan maka diolah dalam

bentuk analisis deskriptif yaitu suatu upaya menggambarkan atau

melukiskan keadaan atau obyek penelitian dengan mengemukakan

gejala-gejala secara lengkap didalam aspek yang diselidiki, agar jelas

Page 28: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

16

keadaan atau kondisinya pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya ( Nawawi, 1995: 63)

7. Pengecekan keabsahan data

Keabsahan data yang akan peneliti lakukan yaitu dengan

menggunakan kriteria kredibilitas. Hal ini dimaksudkan bahwa data yang

dikumpulkan sesuai dengan apa yang ada dalam latar belakang. Menurut

Lexy J. Moleong (2008: 327-334) bahwa dalam menerapkan teknik

pemeriksaan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Jadi peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan

pengumpulan data tercapai. Karena menurut yang sudah

dikemukakan, bahwa instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif

adalah penelti itu sendiri. Maka keikutsertaan peneliti sangat

menentukan dalam pengumpulan data, waktunya pun tidak singkat,

akan tetapi ada perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

b. Ketekunan/keajegan pengamatan

Dalam hal ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Dalam teknik ini menuntut peneliti agar mampu

menguraikan secara rinci bagaimana dapat melakukan pengamatan

secara detail dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.

Page 29: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

17

c. Trianggulasi

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Trianggulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif.

Dengan teknik ini, peneliti dapat me-recheck temuannya

dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode,

atau teori dengan cara:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan

data dapat dilakukan

d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan

sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa

yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-

review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.

8. Tahap-tahap penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan peneliti

lakukan adalah sebagai berikut:

a. Sebelum pelaksanaan penelitian

1) Mengajukan judul penelitian

Page 30: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

18

2) Menyusun proposal penelitian

3) Konsultasi kepada pembimbing

b. Tahap pelaksanaan penelitian

1) Melaksanakan penelitian di tempat yang telah ditentukan

2) Mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus penelitian

3) Pencatatan data yang sudah terkumpul

4) Mengembangkan data yang terkumpul

c. Tahap menganalisis

1) Mencoding data

2) Menganalisis dengan analisis diskriptif

3) Penemuan hal-hal penting dalam penelitian

4) Mengecek keabsahan data

d. Tahap penulisan laporan

1) Melaporkan hasil penelitian

2) Konsultasi kepada pembimbing

G. Sistematikan Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti akan membagi dalam beberapa

bab. Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun

dengan baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah.

Adapun sistematika pembagian bab adalah sebagai berikut:

Bab I : Dalam bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Page 31: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

19

Bab II : Menjelaskan mengenai teori-teori yang relevan dan sesuai

dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan teori ini

ini pembaca dapat mengetahui pengertian yang berkaitan

dengan pendidikan kedisiplinan, pengertian reward dan

punishment (ta’zir), dan efektivitas reward dan punishment

(ta’zir).

Bab III : Pembahasan tentang reward dan punishment (ta’zir) sebagai

bentuk kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El

Falah.

Bab IV : Merupakan analisis data tentang pembahasan reward dan

punsihment (ta’zir) sebagai bentuk kedisiplinan di Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah.

Bab V : Merupakan kesimpulan dari beberapa bab terdahulu. Selain

itu peneliti akan mengemukakan saran.

Page 32: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Reward

1. Pengertian Reward (ganjaran/hadiah)

Reward adalah sesuatu yang menyenangkan. Jika guru (pendidik)

berkomentar baik terhadap anak didiknya maka dapat dikatakan sebagai

reward. Karena anak didik menganggap komentar guru menyenangkan

baginya, sehingga perkataan baik itu dianggap sebagai hadiah (Sriyanti,

2009: 42)

Maslow mengatakan bahwa penghargaan adalah salah satu dari

kebtuhan pokok yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan

dirinya. Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam

pengembangan diri dan tingkah laku anak. Seseorang akan terus berupaya

meningkatkan dan mempertahankan disiplin apabila pelaksanaan disiplin

itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang kemudian mendapatkan

penghargaan (Wantah, 2005: 164).

Sedangkan dalam bahasa Arab, “ganjaran/hadiah” diistilahkan

dengan “tsawab”. kata tsawab ini bisa berarti dengan pahala, upah,

balasan (Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Mudlor, 2002: 638). Dengan

demikian, dapat dipahami bahwa istilah “ganjaran/hadiah” dalam bahasa

Arab dipakai untuk sebuah imbalan yang sifatnya positif atau baik.

Dalam pembahasan yang lebih luas, reward dapat dilihat sebagai

alat pendidikan yang bersifat preventif dan represif yang menyenangkan

20

Page 33: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

21

dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar siswa. Reward

berfungsi sebagai alat yang bersifat preventif bermaksud untuk mencegah

masuknya pengaruh-pengaruh buruk dari luar ke dalam diri anak didik.

Adapun yang bersifat represif dimaksudkan untuk penindakan yang

sifatnya menindas, yakni menindas tindakan-tindakan atau perilaku negatif

siswa agar anak tetap berada dalam koridor yang benar (Abu Ahmadi &

Nur Uhbiyati, 2001: 143)

Penggunaan reward dalam pembelajaran anak usia dini

dimaksudkan untuk membuat anak lebih giat lagi dalam melakukan

sesuatu guna memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dapat

dicapainya. Dengan kata lain, siswa menjadi lebih keras kemauannya

untuk bekerja atau berbuat yang lebih baik lagi (Purwanto, 2007: 170).

Jadi, maksud reward yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang

siswa, melainkan dengan hasil yang telah dicapai siswa itu, pendidik

bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih keras pada siswa

tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penghargaan

adalah suatu hal positif yang diperoleh anak karena anak telah

menunjukkan suatu perbuatan yang baik. Pemberian penghargaan kepada

anak akan meningkatkan perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku,

serta membuat anak untuk menghindari diri dari perbuatan yang tidak

sesuai dengan aturan. Dengan pemberian penghargaan anak akan berusaha

berperilaku disiplin.

Page 34: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

22

Dalam dunia pendidikan, reward digunakan sebagai bentuk

motivasi atau sebuah penghargaan untuk hasil atau prestasi yang baik,

dapat berupa kata-kata pujian, pandangan senyuman, pemberian

tepukan tangan serta sesuatu yang menyenangkan anak didik,

misalnya pemberian beasiswa bagi yangtelah mendapat nilai bagus.

Penerapan reward di bangku pendidikan dasar adalah bentuk motivasi

yang berorientasi pada keberhasilan belajar atau prestasi anak. Menurut

Dalam dunia pendidikan, reward diarahkan pada sebuah penghargaan

terhadap anak yang dapat meraih prestasi sehingga reward tersebut bisa

memberikan motivasi untuk lebih baik lagi. Hadiah di dalam al-Qur‟an

biasanya disebutkan dalam berbagai bentuk uslub, di antaranya ada

yang mempergunakan lafadz ajr (أجر) dan tsawab (ثواب) seperti dalam

Al-Qur’an:

- Surat Al-Baqarah : 62,

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,

orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja

diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari

kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala

dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan

Page 35: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

23

tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 62)

(Shihab, 2013: 10)

- Surat Al-„Ankabut : 58

Artinya: “dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal

yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada

tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir

sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah

Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal.” (Qs.

Al-Ankabut: 58) (Shihab, 2013: 403)

Al-Qur’an menjelaskan bahwa penghargaan atau ganjaran/hadiah

menunjukkan balasan terhadap apa yang diperbuat oleh seseorang dalam

kehidupan ini atau di akherat kelak karena amal perbuatan yang baik.

Dalam Al-Qur’an disebutkan :

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya)

untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan

jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali

tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (Q.S.

Fushilat : 46) (Shihab, 2013: 481)

Page 36: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

24

Dari ayat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian

reward merupakan suatu bentuk penghargaan atas prestasi yang telah

diraih seseorang atau bentuk motivasi terhadap apa yang telah

diperbuatnya. Dalam proses belajar mengajar, pemberian hadiah

merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses pembelajaran

yang dilakukan guru untuk anak didik sebagai satu pendorong,

penyemangat dan motivasi agar anak didik lebih meningkatkan prestasi

hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dari pemberian

hadiah tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih

membangkitkan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri anak didik itu

sendiri.

Ada beberapa pendapat yang berbeda-beda dari para ahli

pendidikan tentang reward sebagai alat pendidikan. Sebagian

menyetujui dan menganggap reward dipakai sebagai alat untuk

membentuk kata hati siswa. Sebaliknya ada pula para ahli pendidikan yang

tidak suka sama sekali. Mereka berpendapat bahwa reward itu dapat

menimbulkan persaingan yang tidak sehat pada siswa. Menurut pendapat

mereka, seorang guru hendaklah mendidik siswa supaya mengerjakan dan

berbuat yang baik dengan tidak mengharapkan imbalan atau pujian,

tetapi semata-mata karena pekerjaan atau perbuatan itu memang

kewajibannya.

Page 37: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

25

2. Macam dan Fungsi Reward

Untuk menentukan ganjaran macam apakah yang baik diberikan

kepada anak merupakan suatu hal yang sulit. Ganjaran sebagai pendidikan

banyak sekali macamnya.

Beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat

merupakan ganjaran bagi anak didiknya, yaitu:

a. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu

jawaban yang diberikan oleh seorang anak.

b. Guru memberi kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti,

“Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. Kalau kamu terus berlatih,

tentu akan lebih baik lagi.”

c. Pekerjaan juga dapat menjadi suatu ganjaran. Contoh, Engkau akan

segera saya beri soal yang lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3

ini rupanya agak terlalu baik engkau kerjakan.”

d. Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas sering sangat perlu.

Mislanya, “karena saya lihat kalian telah bekerja dengan baik,dan lekas

selesai, sekarang saya (guru) akan mengisahkan sebuah cerita yang

bagus sekali.” Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga bernyanyi atau

berdarmawisata.

e. Ganjaran juga dapat berupa benda-benda yang menyenangkan dan

berguna bagi anak-anak. Misalnya, pensil, buku tulis, makanan atau

benda lain. Tetapi, dalam hal ini guru juga harus berhati-hati dan

bijaksana sebab dengan benda-benda itu, mudah benar ganjaran

Page 38: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

26

berubah menjadi “upah” bagi murid-murid. (Purwanto, 2007: 183)

Menurut Edy Siswanto ada 2 macam reward (hadiah) yaitu:

a. Berupa ucapan

Guru dalam menyampaikan ilmunya tidak luput dari kesalahan,

demikian juga siswa di kelas. Perlunya guru meminta maaf disetiap

akhir pelajaran tentunya membuat murid juga akan merasakan

pentingnya ucapan tersebut. Lebih penting lagi untuk diperhatikan

adalah penghargaan terhadap setiap tindakan/aktivitas anak.

Contohnya: baik, pekerjaanmu bagus, perlu ditingkatkan, seratus untuk

anda, coba mari kita kerjakan bersama, hal ini perlu sekali dilakukan

baik berupa pujian maupun harapan dan saran.

b. Berupa tindakan

1) Pemberian poin atau nilai.

2) Menepuk punggung siswa dengan berkata bagus-bagus.

3) Membubuhkan tanda tangan.

4) Memberikan secarik tulisan berupa saran dan kritik yang

membangun serta harapan.

5) Memberikan pengumuman bagi pemenang disertai tepuk

tangan temannya.

6) Memberikan hadiah berupa buku/pensil atau uang dsb

(http://kholifatulmusfiroh.blogspot.ae//2013/04).

Page 39: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

27

3. Syarat-syarat Reward

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan

reward agar bisa menjadi alat pendidikan yang efektif, yakni sebagai

berikut:

a. Untuk memberikan ganjaran/hadiah yang pedagogis perlu sekali guru

mengenal betul-betul murid-muridnya dan tahu menghargai dengan

tepat. Ganjaran/hadiah dan penghargaan yang salah dan tidak tepat

dapat membawa akibat yang tidak diinginkan.

b. Ganjaran/hadiah yang diberikan kepada seorang anak hendaknya

jangan menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak yang lain

yang merasa pekerjaannya juga lebih baik, tetapi tidak mendapatkan

ganjaran/hadiah.

c. Memberikan ganjaran/hadiah hendaknya hemat. Terlalu kerap atau

terus- terusan memberikan ganjaran/hadiah dan penghargaan akan

menjadi hilang arti ganjaran/hadiah itu sebagai alat pendidikan.

d. Janganlah memberi ganjaran/hadiah dengan menjanjikan lebih dahulu

sebelum anak-anak menunjukkan prestasi kerjanya apalagi

ganjaran/hadiah yang diberikan kepada seluruh kelas.

Ganjaran/hadiah yang telah diberikan lebih dahulu hanyalah akan

membuat anak-anak berburu-buru dalam bekerja dan akan membawa

kesukaran- kesukaran bagi beberapa orang anak yang kurang pandai.

e. Pendidik harus berhati-hati dalam memberikan ganjaran/hadiah,

jangan sampai ganjaran/hadiah yang diberikan kepada anak-anak

Page 40: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

28

diterimanya sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya

(Purwanto, 2007: 184).

4. Efektifitas Reward (ganjaran/hadiah)

Teknik reward (hadiah/ganjaran) merupakan teknik yang

dianggap berhasil menumbuhkembangkan kedisiplinan dalam diri anak.

Pemberian penghargaan dapat membangkitkan sikap disiplin anak untuk

mempelajari atau mengerjakan sesuatu serta mentaati peraturan yang

deiterapkan. Di mana tujuan pemberian penghargaan adalah

membangkitkan atau mengembangkan sikap disiplin terhadap pertauran.

Jadi, penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja.

Penghargaan adalah alat bukan tujuan, hendaknya diperhatikan jangan

sampai penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian pengharagaan

dalam belajar adalah bahwa setelah seorang menerima pengharagaan

karena telah melakukan kegiatan belajar serta berlaku disiplin dengan

baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.

Sebaliknya bila seorang belajar untuk mencari penghargan berupa

hadiah dan sebagainya, ia didorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh sebab

tujuan-tujuan itu terletak di luar perbuatan itu, yakni tidak terkandung di

dalam perbuatan itu sendiri. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam

kegiatan. Anak-anak didorong oleh motivasi intrinsik, bila mereka belajar

agar lebih sanggup mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, agar memperoleh

pengertian, pengetahuan, sikap baik, penguasaan kecakapan. Hasil-

hasil itu sendiri telah merupakan hadiah atau ganjaran bagi sesuatu

Page 41: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

29

yang dilakukan dengan baik telah melakukannya. Membangkitkan

motivasi tidak mudah. Untuk itu perlu mengenal murid dan

mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan

kebutuhan dan minat anak.

Selain itu, guru dalam hal ini adalah ustadz juga harus

memperhatikan dalam pemberian reward (ganjaran/hadiah). Karena bisa

jadi anak (santri) yang mendapatkan reward menjadi sombong atas apa

yang diraihnya, baik itu dalam hal kegiatan yang wajib maupun kegiatan

ekstra.

Oleh karena itu, pemberian reward sangat efektif untuk

menanamkan sikap kedisiplinan dalam diri anak. Akan tetapi juga harus

diperhatikan dalam pemberian reward, agar anak dapat mengambil hikmah

serta dapat menerapkan kedisiplinanya dengan baik serta menghindarkan

anak dari sifat membanggakan diri dan sombong.

Selain itu, reward merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi

siswa, maka akibat yang ditimbulkan dari adanya pemberian reward

adalah sikap positif siswa terhadap pembelajaran. Selain itu, reward juga

memiliki akibat, baik yang positif maupun yang negatif, yakni sebagai

berikut:

a. Reward bisa menjadi penguat (reinforcement) bagi siswa untuk selalu

melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam pembelajaran.

b. Pemberian reward dapat menimbulkan rasa percaya diri pada siswa

yang mendapatkannya,

Page 42: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

30

c. Reward bisa menarik minat siswa secara keseluruhan pada

pembelajaran,

d. Reward bisa membuat siswa yang tidak mendapat reward untuk

belajar lebih keras lagi dengan harapan akan memperoleh reward pada

kesempatan yang lain, Reward bisa membuat siswa menjadi “kurang

ikhlas” dalam berusaha, sebab usahanya didasari oleh adanya

keinginan mendapat reward, bukan untuk mencapai prestasi yang

tinggi, sehingga jika siswa tahu ia tidak akan mendapat reward, maka

siswa cenderung akan mengurangi usahanya dalam belajar. Inilah efek

negatif pemberian reward (http://www.pendidikandasar.net)

B. Punishment (Ta’zir/Hukuman)

1. Pengertian Punishment (Ta’zir/Hukuman)

Ta’zir itu adalah hukuman yang belum ditetapkan oleh syara’,

melainkan diserahkan kepada ulil amri, baik penentuannya atau

pelaksanaanya. Dalam menentukan hukuman tersebut, penguasa hanya

menetapkan hukuman secara global saja. artinya pembuat undang-

undang tidak menetapkan hukuman untuk masing-masing ta’zir,

melainkan hanya menetapkan sekumpulan hukuman, dari yang seringan-

ringanya sampai yang seberat-beratnya (Muslich, 2005: 19)

Menurut prof. Gunning, Kohnstamm, dan Scheler bahwa hukuman

itu adalah tiada lain daripada pengasahan kata hati, atau membangkitkan

kata hati. Hukuman yang baik menampar diri orang yang dihukum

Page 43: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

31

terutama mengenai moralnya, dan dapat dirasakannya sebagai duka cita

karena ia berbuat demikian kemudian ia menyesal (Purwanto, 2007: 193)

Di dalam Al Qur’an hukuman biasanya disebutkan dalam berbagai

bentuk uslub. Diantaranya ada yang menggunakan lafadz ‘iqab ,(عقاب)

‘adzab ,(عذاب) rijz ataupun keterangan ,(رجز) lainnya.

Hukuman pada dasarnya merupakan akibat dari suatu perbuatan

manusia sendiri, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah At-

Taubah ayat 74 yang berbunyi:

...

Artinya: “...dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab

mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan

mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak

(pula) penolong di muka bumi. (QS. At taubah: 74) (Shihab,

2013: 199)

Terkait dengan hukuman baginda Rasulullah SAW dalam beberapa

hadistnya beliau menjelaskan sekaligus memberikan suri teladan

bagaimana menerapkan hukuman, diantaranya yaitu hadist yang

diriwiyatkan oleh ulama terkenal, yaitu Imam Abu Daud ra, sebagai

berikut:

Page 44: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

32

و سلم مروا علیھعن عبد هللا بن عمرو بن العاص قال قال رسول هللا صلى هللا

اوالدكم بالصالة وھم ابناء سبع سنین واضربوھم علیھا وھم ابناء عشر و فرقوا

بینھم في المضاجع

Artinya: “Artinya; dari abdullah bin amr bin ash ra, beliau berkata,

rasulullah saw bersabda, perintahkanlah kepada anak-anakmu

shalat, sedang merka berumur tujuh tahun, dan pukullah

mereka kalau meninggalkannya, sedang mereka berumur

sepuluh tahun. Dan pisahkanlah di antara mereka itu dari

tempat tidurnya.” (HR. Abu Daud) (Al Albani, 2012; 198)

Berdasarkan ayat dan hadist di atas, dijelaskan barang siapa

mengerjakan perbuatan dosa atau melakukan kesalahan, maka akan

mendapatkan hukuman sesuai dengan tingkat kesalahan yang

diperbuatnya.

Secara rasional, ibadah (seperti shalat, shaum (puasa) dan ibadah

lainnya) berperan mendidik pribadi manusia yang keadaran dan

pikirannya terus- menerus berfungsi dalam pekerjaannya. Hadist di atas

memberikan pengertian bahwa anak harus diperintahkan mengerjakan

shalat ketika berusia tujuh tahun, dan diberi hukuman pukul ini supaya

anak menyadari kesalahan.

Makna dari kata (و اضربھ) dalam hadist tersebut adalah

memberikan pukulan secara fisik, karena anak meninggalkan shalat.

Disamping itu, pukulan yang diberikan harus mengenai badannya dan

tidak boleh mengenai wajahnya. Sebab, pukulan tersebut harus diberikan

Page 45: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

33

kepada anak ketika sudah berumur 10 tahun, karena pada usia 10 tahun ke

atas anak sudah dianggap mempunyai tanggung jawab (baligh).

Hukuman d e n g a n memukul merupakan hal yang diterapkan oleh

Islam sebagaimana hadist Nabi di atas. Pukulan dilakukan pada tahap

terakhir, setelah memberikan nasehat dan cara lain tidak bisa. Tata cara

yang tertib ini menunjukkan bahwa pendidik tidak boleh menggunakan

yang lebih keras jika yang lebih ringan sudah bermanfaat, sebab pukulan

adalah hukuman yang paling berat dan tidak boleh menggunakannya

kecuali jika dengan jalan lain tidak bisa.

Hukuman di dalam istilah psikologi adalah cara yang digunakan

pada waktu keadaan yang merugikan atau pengalaman yang tidak

menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja. Perilaku

yang dirasa tidak menyenangkan disebut sebagai punishment (Sriyanti,

2009: 42)

Hukuman ialah “hukuman yang tidak ditentukan oleh Allah untuk

setiap perbuatan maksiat yang tidak ada had atau kafarat”. Sehingga

dapat dibedakan antara hukuman yang diputuskan oleh Negara oleh

hukuman yang diterapkan oleh kedua orang tua dalam keluarga dan para

pendidik di sekolah. Sebab, hudud atau hukuman atau ta’zir bedanya

adalah sama-sama bertujuan untuk memberi pelajaran baik bagi si

pelaku atau pun orang lain, semua itu adalah sebagai cara yang tegas dan

cepat untuk memperbaikinya (Ulwan, 1999: 311)

Page 46: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

34

Berdasarkan pengertian di atas, bahwa yang dimaksud dengan

hukuman adalah memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan atau

pembalasan dengan sengaja pada anak didik dengan maksud supaya anak

didik merasa jera. Perlu dijelaskan bahwa pembalasan bukan berarti balas

dendam, sehingga anak benar-benar insyaf dan sadar, kemudian berusaha

memperbaiki perbuatan yang buruk.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa hukuman

memiliki tujuan perbaikan, bukan menjatuhkan hukuman pada anak didik

dengan alasan balas dendam. Dari itulah seorang pendidik dan orang tua

dalam menjatuhkan hukuman haruslah secara seksama dan bijaksana,

artinya ketika menjatuhkan hukuman tidak sekedar menyakiti atau

membuat jera anak.

Maka dari itu maka hukuman haruslah mengandung unsur-unsur

pendidikan, baik diputuskan oleh hakim maupun yang dilakukan orang tua

dan para pendidik terhadap anaknya.

Dari beberapa uraian tentang pengertian hukuman tersebut, dapat

penulis simpulkan bahwa hukuman sebagai tindakan edukatif berupa

perbuatan orang dewasa atau pendidik yang dilakukan dengan sadar pada

anak didiknya dengan memberi peringatan dan pelajaran kepadanya atas

pelanggaran yang diperbuatnya sesuai prinsip-prinsip dan nilai-nilai

keislaman. Sehingga anak didik menjadi sadar dan menghindari segala

macam pelanggaran dan kesalahan yang tidak diinginkan atau berhati-

hati dalam setiap melakukan sesuatu.

Page 47: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

35

2. Macam dan Fungsi Hukuman

Menghukum merupakan sesuatu yang tidak disukai, namun

perlu diakui bersama bahwa hukuman itu memang diperlukan dalam

pendidikan karena berfungsi menekan, menghambat aau mengurangi

bahkan menghilangkan perbuatan yang menyimpang (Khalifah, 2004:

119)

Ada pendapat yang membedakan hukuman itu menjadi dua

macam, yaitu:

a. Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud

agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud

untuk mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu

dilakukannya sebelum pelanggaran itu dilakukan. Misalnya,

seseorang dimasukkan atau ditahan di penjara, (selama menantikan

keputusan hakim) karena perkara tersebut ia ditahan preventif dalam

penjara.

b. Hukum represif, yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya

pelanggaran, oleh adanya dosa yang diperbuat. Jadi hukuman ini

dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan ((Ngalim

Purwanto, 2007: 189)

William Sterm membedakan tiga macam hukuman yang

disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak-anak yang menerima

hukuman itu.

Page 48: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

36

a. Hukuman asosiatif

Seorang anak pada umumnya mengasosiasikan antara hukuman

dan kejahatan atau pelanggaran, antara penderitaan yang diakibatkan

oleh hukuman dengan perbuatan pelanggaran yang dilakukan. Untuk

menyingkirkan perasaan tidak enak (hukum) itu, biasanya anak

menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang. Hukuman jenis

ini bisa diterapkan untuk anak usia dini yang hanya mampu merasakan

dan mengasosiasikan sesuatu.

b. Hukuman Logis

Hukuman ini dipergunakan terhadap anak-anak yang telah agak

besar. Dengan hukum ini, anak mengerti bahwa hukuman itu adalah akibat

yang logis dari pekerjaan atau perbuatannya yang tidak baik. Anak

mengerti bahwa ia mendapat hukuman itu adalah akibat dari kesalahan

yang diperbuatnya. Misalnya seorang anak disuruh menghapus papan tulis

bersih-bersih karena ia telah mencoret-coret dan mengotorinya.

c. Hukuman Normatif

Hukuman normatif adalah hukuman yang bermaksud memperbaiki

moral anak-anak. Hukuman ini dilakukan terhadap pelanggaran-

pelanggaran mengenai norma-norma etika, seperti berdusta, menipu, dan

mencuri maupun kedisiplinan. Jadi, hukuman normatif sangat erat

hubungannya dengan pembentukan watak dan kepribadian anak-anak.

Dengan hukuman ini, pendidik berusaha mempengaruhi kata hati anak,

menginsafkan anak terhadap perbuatannya yang salah, dan memperkuat

Page 49: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

37

kemauannya untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan

(Purwanto, 2007: 190).

Hukuman normatif ini penting diterapkan, sebab moral merupakan

inti dari pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Secara jelas M. Atiyah

Al-Abrasyi mengungkapkan tentang pendidikan moral sebagai berikut:

روح التربیة االسال میة إن التربیة الخلقیة ھي

Menurut pendapat M.Athiyah al-Abrasyi tersebut di atas, jelaslah

bahwa pendidikan moral atau akhlak merupakan ruh (jiwa) pendidikan

Islam, sehingga kedudukannya sangat penting dalam pelaksanaan

pendidikan Islam (http://www.pendidikandasar.net)

Selain pendapat di atas, hukuman itu juga dapat dibedakan sebagai

berikut:

a. Hukuman alam

Yang menganjurkan hukuman ini adalah J. J. Rousseau. Menurut

pendapatnya, anak-anak ketika dilahirkan adalah suci, bersih dari segala

noda dan kejahatan. Yang menyebabkan rusaknya anak itu adalah

masyarakat manusia itu sendiri. Maka dari itu, menurut pendapatnya

supaya anak-anak dididik menurut alamnya. Maksudnya adalah biarlah

alam yang menghukum anak itu. Seperti: seorang anak bermain air

kotor, kemudian akibatnya adalah demam atau gatal-gatal. Itu adalah

hukuman alam. Rousseau menambahkan lagi bahwa biarkan anak itu

merasakan sendiri akibat sewajarnya dari perbuatannya sendiri, nanti

anak itu akan insaf dengan sendiri.

Page 50: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

38

Tetapi, teori Rousseau ini ditinjau secara pedagogis tidak

mendidik. Karena dengan hukuman alam, anak tidak dapat mengetahui

norma-norma tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mana

yang boleh dan harus diperbuat dan mana yang tidak boleh. Anak tidak

dapat berkembang sendiri ke arah yang sesuai dengan cita-cita dan

tujuan pendidikan yang sebenarnya.

b. Hukuman yang disengaja

Hukuman ini lawan dari hukuman alam. Hukuman ini dilakukan

dengan sengaja dan bertujuan. Sebagai contoh hukuman yang dilakukan

pendidik terhadap anak didiknya. (Purwanto, 2007: 190-191)

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa hukuman alam itu

memang benar adanya, karena suatu saat apa yang diperbuat maka akan

mendapat balasannya, perbuatan baik mendapat balasan perbuatan baik

begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini seperti yang termaktub dalam firman

Allah dalam Surat Al Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,

niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.dan Barangsiapa yang

mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah: 7-8) (Shihab,

2013: 599)

Akan tetapi, dalam tinjauan pedagogis hukuman alam kurang

efektif, karena anak tidak dapat mengetahui norma-norma etika mana yang

Page 51: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

39

harus dan boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Selain itu

anak juga tidak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya

yang sesuai dan dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan yang

akan diterimanya.

Oleh karena itu, hukuman dijatuhkan sesaat setelah kesalahan

tersebut dilakukan itu bukan menundanya itu lebih baik dari pada

menunggu hukuman (hukuman alam) dari apa yang dia lakukan dengan

sendirinya. Sebab menunnda memberikan hukuman hingga waktu lama

atau sebentar dapat menghilangkan arti penting yang terkandung di balik

sanksi dan hukuman yang dijatuhkan tersebut.

Hukuman perlu diberikan kepada anak, mengapa demikian? di

bawah ini akan diuraikan mengapa hukuman menjadi penting untuk

dilakukan:

a. Agar tidak mengulang kejadian yang sama

Pada dasarnya anak memiliki rutinitas yang tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dengan adanya rutinitas yang

dilakukan anak, maka kemudian akan menjadikan anak lalai. Faktor

lalai ini yang menyebabkan seorang anak menjadi lalai (El-Ghani,

2009: 52). Andaikata anak melakukan kesalahan satu ataupun dua kali

mungkin bisa dimaklumi, namun jika anak melakukan berulang kali,

maka hukuman menjadi pilihan dan harus dilakukan agar anak jera

(kapok) untuk melakukan kesalahan yang sama (El-Ghani, 2009: 53).

Page 52: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

40

b. Bisa mengambil pelajaran dan hikmah

Kesalahan bagaimanpun juga akan menjadikan anak bisa

mengambil tentang peristiwa yang dihadapinya (El-Ghani, 2009: 54).

Dengan pemberian hukuman kepada anak ada harapan bahwa anak

akan menjadi hati-hati dan sebagai pelajaran yang akan datang agar

tidak mengulang peristiwa yang pernah dialaminya.

c. Konsistensi sebuah perjanjian

Hukuman yang baik pada dasarnya adalah sebuah konsekuensi

dari perjajian dari seorang guru terhadap murid, jika anak berbuat salah

maka seorang anak akan mendapatkan hukuman baiknya lagi anak yang

melakukan kesalahan mau mengakui dan menyediakan diri untuk

di hukum tanpa seorang guru yang mendesak untuk melakukan

hukuman (El- Ghani, 2009: 56).

Uraian diatas tentang macam hukuman kiranya dapat disimpulkan

bahwasanya hukuman itu dapat diterapkan dalam pendidikan, terutama

hukuman yang bersifat pedagogis. Menghukum bilamana perlu dan jangan

terus menerus serta hindarilah hukuman jasmani atau badan jikalau benar-

benar tidak terpaksa. Adapun yang termasuk hukuman psikis antara

lain; terlalu banyak perintah, larangan, teguran, dan tidak mengindahkan

keinginan anak, sehingga banyak menyebabkan gangguan terhadap

ketegangan anak. Sedangkan dalam pross belajar itu perlu adanya motivasi

untuk berbuat sesuatu, sedang bila kita untuk berbuat dengan cara tertentu,

Page 53: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

41

timbul kecenderungan yang kuat untuk memastikan tentang kebenaran dari

keinginan kita tersebut.

Selagi anak masih bisa di didik dengan lembut dan kasih sayang,

maka jangan sekali-kali orang tua melayangkan tangannya. Kita tahu

bahwa hukuman dalam pendidikan anak merupakan metode terburuk yang

sedapat mungkin kita hindari, akan tetapi dalam kondisi itu harus

dipergunakan.

3. Syarat Penerapan Hukuman

Dalam hukuman harus dimulai dari yang paling ringan dulu,

hukuman fisik baru boleh dilakukan sebagai alternatif terakhir.

Dianjurkan bagi para pendidik, guru maupun orang tua yang percaya

akan cara ini harus mengetahui tentang hakekat yang berhubungan

dengan hukuman. Salah satu sarana untuk menghindarkan anak dari sifat

jahat adalah dengan pendekatan psikologis, bersikap seperti anak dan

mengajak bicara dengan bahasa yang mudah dipahami olehnya.

Dalam hal ini, Arief (2002: 131) menyatakan bahwa hukuman

yang bersifat pendidikan (pedagogik), harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan sayang.

b. Harus didasarkan pada alasan “keharusan”.

c. Penyesalan Harus menimbulkan kesan dihati anak.

d. Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada anak didik.

e. Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan

Page 54: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

42

Menurut Purwanto (2007:191-192) syarat-syarat hukuman yang

pedagogis itu antara lain sebagai berikut:

a. Tiap-tiap hukuman hendaklah dapat dipertanggungjawabkan. Hukuman

tidak boleh dilakukan dengan sewenang-wenang.dalam hal ini, seorang

guru atau orang tua agak bebas dalam menetapkan hukuman mana yang

akan diberikan kepada anak didiknya.

b. Hukuman itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki. Yang berarti

bahwa ia harus mempunyai nilai mendidik (normatif) bagi si terhukum:

memperbaiki perilaku dan moral anak.

c. Hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau balas dendam yang bersifat

perseorangan. Hukuman tersebut tidak memungkinkan adanya

hubungan baik antara pendidik dengan peserta didik.

d. Jangan menghukum pada waktu marah. Sebab, jika demikian,

kemungkinan besar hukuman itu tidak adil atau terlalu berat.

e. Tiap-tiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah

diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu.

f. Bagi anak, hukuman itu hendaklah dapat dirasakannya sendiri sebagai

kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya. Karena hukuman itu, anak

merasa menyesal dan merasa bahwa untuk sementara waktu dia

kehilangan kasih sayang pendidiknya.

g. Jangan melakukan hukuman badan, sebab pada hakikatnya hukuman

badan itu dilarang oleh negara, tidak sesuai dengan perikemanusiaandan

merupakan penganiayaan terhadap sesama makhluk. Lagi pula,

Page 55: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

43

hukuman badan tidak meyakinkan adanya perbaikan pada si terhukum,

akan tetapi sebaliknya hanya menimbulkan dendam atau sikap suka

melawan.

h. Hukuman tidak boleh merusak hubungan baik antara pendidik dengan

anak didiknya. Untuk itu, hukuman yang diberikan dapat dimengerti

dan dipahami oleh anak. Anak dalam hatinya menerima hukuman itu

dan merasakan keadilan hukuman itu. Anak hendaknya memahami

bahwa hukuman yang diterimanya adalah akibat yang sewajarnya dari

pelanggaran yang telahdiperbuatnya sendiri.

i. Adanya kesanggupan memberi maaf dari pendidik sesudah memberikan

hukuman dan setelah anak mengakui kesalahannya. Dengan kata lain,

agar hubungan baik antara pendidik dan anak didik dapat terjalin baik.

Dengan demikian dapat terhindar dari perasaan atau sakit hati yang

mungkin timbul pada anak.

Adapun hukuman fisik, Athiyyah al-Abrasyi memberikan

kriteria, yaitu:

a. Pemukulan tidak boleh dilakukan pada anak didik di bawah umur 10

tahun.

b. Alat pemukulnya bukan benda-benda yang membahayakan, misalnya

lidi, tongkat kecil, dan lain sebagainya.

c. Pukulan tidak boleh lebih dari tiga kali, dan

d. Hendaknya diberikan kesempatan untuk tobat dari apa yang ia lakukan

dan memperbaiki kesalahan yang pernah mereka kerjakan

Page 56: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

44

(http://www.pendidikandasar.net)

4. Efektivitas Hukuman (Ta’zir)

Sepintas ditelusuri, hukuman yang dikenal dalam dunia pendidikan

menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi dalam karyanya al-Tarbiyah

al- Islamiyah dimaksudkan bahwa, hukuman atau punishment (al-uqubah)

lebih sebagai usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan siswa

ke arah yang benar (al-irsyad wa al-ishlah) bukan semata-mata praktek

hukuman dan siksaan yang memasung kreativitas (al-zajr wa al-intiqam),

melainkan sebagai usaha mengembalikan siswa ke arah yang baik dan

memotivasinya menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif dan produktif.

Oleh sebab itu hukuman merupakan salah satu instrumen

pengukuran pendidikan bagi kualitas fungsional edukatif siswa yang

bermasalah maupun berprestasi, dalam hal ini hukuman adalah vaksinasi

dini dalam konteks mendidik yang layak diberikan kepada mereka yang

bermasalah. Karenanya, merupakan tugas dan tanggungjawab semua

pihak, khususnya kalangan akademis maupun praktisi pendidikan untuk

memantau lebih dekat bagaimana pengelolaan pendidikan yang selama ini

berjalan, berkaitan dengan penerapan hukuman dalam kegiatan akademik

di berbagai lembaga pendidikan.

C. Pendidikan Kedisiplinan

Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa definisi “disiplin” menurut

para ahli diantaranya yaitu:

Page 57: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

45

1. Kata “disiplin” memiliki beberapa makna diantaranya, menghukum,

melatih, dan mengembangkan kontrol diri sang anak. Marylin E.

Gootman, Ed. D., seorang ahli pendidikan dari University Of Georgia di

Athens, Amerika, berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk

mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku

yang salah lalu mengoreksinya (Nizar, 2009: 22).

2. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung

jawabnya (http://didefinisipengertian.blogspot.sg/2015/06/definisi-

disiplin-pengertian-menurut-ahli.html)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah sikap

mental yang dengan penuh kesadaran dan keinsyafan untuk memenuhi tertib

baik yang tertulis maupun tidak, yang didapati dari latihan atau pembiasaan.

Dari pengertian ini, ada 3 unsur penting dalam kedisiplinan yaitu:

1. Adanya rasa kepatuhan, yaitu segala perbuatannya harus sesuai dengan

tata tertib yang berlaku baik waktu, tempat maupun keadaan.

2. Adanya rasa kesadaran, yaitu bukan didasarkan atas paksaan ari

luar, melainkan atas kesadaran dari diri sendiri dengan mengetahui arti

pentingnya peraturan tersebut.

3. Adanya rasa tanggung jawab, yaitu sikap menerima sanksi bila

telah melakukan pelanggaran.

Disiplin bukanlah syarat dari pendidikan, tetapi pengalaman hakiki

yang pertama. Disiplin berkembang dalam pergaulan sosial melalui contoh-

Page 58: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

46

contoh yang baik dan konsisten dari lingkungannya. Disiplin tumbuh dalam

pengalaman-pengalaman kehidupan yang tertur.

Maka dari itu, disiplin sebagai pedoman dan pemberian kepastian

berperilaku terikat pada masyarakat tempat dia berpijak. Dari sinilah

timbulnya berbagai bentuk disiplin, salah satunya adalah disiplin sekolah

serta disiplin kelompok masing-masing dengan dasar-dasar dan peraturan-

peraturan yang diterapkan berlainan.

Dari paparan diatas, sebenarnya lebih ditekankan kepada

pengertian bahwa kedisiplinan disini lebih mengarah pada ketaatan dan

kepatuhan santri dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran. Kedisiplinan

ini lebih tergolong dalam sebuah kewajiban mematuhi seluruh aturan-

aturan yang ada di pesantren.

Ketaatan dan ketundukan santri kepada kyainya juga tidak lepas dari

kitab Ta’limul Muta’alim karya Az-Zarnuji yang dijadikan sebagai pedoman

etika dan pembelajaran di pesantren dalam menuntut ilmu, yang dalam kitab

tersebut diajarkan ketaatan dan kepatuhan kepada kyai atau guru yang dirasa

sangat berlebihan, seperti dinyatakan bahawa menghormati hewan piaran

seorang kyai sama halnya menghormati kyai tersebut (Misrawi, 2004: 144-

145)

Keberadaan kyai dalam pesantren sangat sentral sekali. Karena selain

sebagai pemilik pondok pesantren juga sebagai penggerak dalam mengemban

dan mengembangkan pesantren sesuai dengan pola yang dikehendaki. Hal ini

terlihat dari fenomena di pesantren, yakni sikap santri yang merasa takut bila

Page 59: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

47

berhadapan dengan kyainya, jangan duduk dalam forum, berpapasan dengan

kyainya saja sudah kabur dan menghindar. Santri juga sungkan bila

menatap wajah kyai. Dalam pandangan santri, menatap wajah kyai bisa

diartikan menentang, dan itu sama halnya dengan tidak tawadhu’, tidak taat,

dan bisa kualat (Murod, 1999: 28)

Menurut Masyhud (2003: 14-15) bahwa pesantren lekat dengan figur

kyai. Hal ini erat kaitannya dengan dua faktor berikut. Pertama,

kepemimpinan yang tersentralisasi pada individu yang bersandar pada

kharisma. Kedua, kepemilikan pesantren bersifat individual (atau keluarga),

bukan komunal. Otoritas individu kyai sebagai pendiri sekaligus pengasuh

pesantren sangat besar dan tidak bisa diganggu gugat. Faktor nasab

(keturunan) juga kuat sehingga kyai bisa mewariskan kepemimpinan

pesantren pada anaknya yang dipercaya tanpa ada komponen pesantren yang

berani memprotes.

Dengan demikian, bagaimanapun juga kyai adalah tokoh sentral

pesantren yang berperan dalam mengawal para santri kepada gerbang

kesuksesan belajar, karena tidak bisa dipungkiri bahwa pesantrenlah yang

mempunyai metode paling lengkap serta menerapkannya dalam pembelajaran

sehari-hari seperti ta’lim (pemberian petunjuk secara teknis ajaran

keislaman), ta’dib (pemberdayaan sikap-sikap yang berbudaya), tadris

(petunjuk langsung melalui pengalaman) serta tarbiyah (pemekaran serta

penguatan segi-segi kerohanian).

Page 60: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

48

Di pesantren juga terdapat pengawasan yang ketat, yakni menyangkut

tata norma dan nilai, semisal tentang prilaku peribadatan khusus dan norma-

norma muammalat tertentu. Ini adalah faktor lain yang mempengaruhi

kedisiplinan santri. Kemudian dalama preaksisnya pengurus pesantren-lah

yang berperan aktif dalam mengontrol kegiatan dalam sehari-hari yang

berlangsung di pesantren tersebut. Yang tentunya, hal ini juga terkait dengan

manajemen pesantren sendiri dalam menentukan kedisiplinan para santri.

Tetapi walaupun demikian masih banyak ditemukan beberapa santri yang

tidak disiplin atau istilah lain “kebal peraturan”, artinya walaupun peraturan

telah dibuat sedemikian ketat tapi itu semua tidak menutup kemungkinan

masih ditemukannya pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan oleh santri.

Namun dari sekian faktor yang ada, yang paling dominan adalah

niatan awal seorang santri dalam usahanya menuntut ilmu di pesantren, yang

kemudian termotivasi oleh lingkungan pesantren yang syarat denga

kehidupan yang agamis. Dan bentuk kedisiplinan dalam pendidikan di sini

adalah kepatuhan pada peraturan- peraturan pesantren dalam rangka untuk

menuntut ilmu, yang dalam tataran aplikatifnya adalah aktif dalam kegiatan

pembelajaran (ngaji), aktif menjalankan akivitas ritual pesantren.

Pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren berawal dari niat

ikhlas dakwah untuk menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana

prasarana sederhana dan terbatas. Akan tetapi banyak juga terdapat pesantren

yang mempunyai sarana prasarana mewah, namun kyai dan santrinya tetap

mencerminkan perilaku-perilaku kesederhanaan. Walaupun dengan

Page 61: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

49

keterbatasan sarana dan prasarana, tetapi tidak menyurutkan kyai dan santri

untuk melaksanakan program program pesantren yang telah dicanangkan.

Mereka seakan sepakat bahwa pesantren adalah tempat untuk melatih diri

(riyadloh) dengan penuh keprihatinan.

Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka pendidikan

pesantren bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan kepribadian

muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,

berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, sebagai pelayan masyarakat,

mandiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau

menegakkan agama Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah

masyarakat, dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian

Indonesia (Masyhud, 2003: 92-93)

Merujuk dari uraian di atas, maka akan menumbuhkan perilaku-

perilaku sebagai berikut:

1. Kepatuhan santri kepada kyai. Para santri menganggap bahwa menentang

kyai, selain tidak sopan juga dilarang agama, bahkan tidak memperoleh

berkah karena durhaka kepadanya sebagai guru

2. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan

pesantren.

3. Kemandirian sangat terasa di pesantren.

4. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwwah islamiyyah)

mewarnai pergaulan di pesantren.

5. Disiplin yang sangat dianjurkan.

Page 62: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

50

6. Keprihatihan untuk mencapai tujuan mulia. Hal ini sebagai akibat

kebiasaan puasa sunnah, dzikir, i’tikaf, shalat tahajjud dan bentuk-bentuk

riyadloh lainnya atau menauladani kyainya yang menonjolkan sikap zuhd

(Masyhud, 2003: 93-94)

7. Kehidupan agama yang baik dapat diperolehsantri di pondok pesantren itu,

karena memang pondok pesantren adalah tempat pendidikan dan pengjaran

agama (Ghazali, 2003: 25)

Dalam hal ini, pendidikan kedisiplinan yang diterapkan di pondok

pesantren dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Disiplin dalam mematuhi tata tertib yang ditetapkan di pondok pesantren.

Tata tertib adalah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati

dalam suatu situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu. Dengan

adanya tata tertib, kegiatan santri lebih terkontrol. Karena bagi santri yang

melanggar tata tertib akan dikenakan hukuman sesuai dengan pelanggaran

yang telah dilakukan. Oleh karena itu, santri dapat belajar dari

kesalahannya dan mampu merperbaikinya serta tidak mengulanginya.

2. Disiplin dalam kegiatan pembelajaran (ngaji)

Dalam hal ini anak dikatakan disiplin terhadap tata tertib manakala

ia senantiasa aktif dalam mengikuti setiap pelajaran di pondok

pesantren, dalam artian tidak pernah absen serta aktif dalam

mengikuti pembelajaran baik itu di kelas, di masjid ataupun di asrama.

Banyak fenomena yang terjadi bahwa santri kurang aktif dalam

mengikuti kegiatan. Supaya anak tersebut tidak ketinggalan materi

Page 63: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

51

pelajaran yang disampaikan guru atau ustadz, maka keaktifan santri adalah

menjadi keharusan dan sebagai wujud kongkrit dari disiplin pada tata

tertib pondok pesantren.

Kegiatan-kegiatan yang biasa dilaksanakan di pondok pesantren

guna mengembangkan kedisiplinan para santri diantaranya adalah:

a. Sorogan

Sorogan adalah suatu suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan

jalan santri membaca kitab dihadapan kyai (Ghazali, 2003: 29)

Metode ini merupakan kegiatan pembelajaran yang menitik

beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan di bawah

bimbingan ustadz atau kyai (Maksum, 2003: 74)

Dengan adanya kegiatan sorogan para santri mampu

mengembangkan kedisiplinan dalam pembelajaran karena santri

dituntut untuk bisa membaca kitab dihadapan ustadz atau kyai.

b. Wetonan

Wetonan adalah kegiatan yang mana kyai atau ustadz membaca

suatu kitab dalam waktu tertentu dan santri membawa kitab yang sama

mendengarkan dan menyimak apa yang kyai atau ustad baca (Ghazali,

2003: 29)

Dalam penterjemahannya kyai atau ustadz dapat menggunakan

berbagai bahasa yang menjadi bahasa utama para santrinya, misalnya:

memakai bahasa jawa, bahasa sunda, ataupun bahasa Indonesia, agar

mudah dimengerti dan dipahami oleh para santri (Maksum, 2003: 87)

Page 64: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

52

c. Muhadloroh

Kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Di dalam kegiatan

muhadloroh terdapat acara pembacaan dziba’iyyah wal khitobiyyah

dan duror (bersholawat diiringi dengan alat musik rebana).

Muhadloroh melatih santri untuk bisa tampil di depan umum

tanpa rasa canggung. Dengan menyampaikan khitobiyyah-nya (pidato)

dengan berbagai bahasa. Selin khitobiyyah, santri juga membaca

dziba’iyyah (kitab maulid al barzanjiy).

d. Bahtsul masail

Bahtsul masail juga dinamakan dengan diskusi untuk

membahas suatu permasalahan yang ada dan sudah ditentukan.

Bahtsul masail dilakukan setiap minggu, ada juga yang dilakukan satu

bulan sekali.

Konsep kegiatan ini yaitu para santri membentuk beberapa

halaqoh (kumpulan beberapa santri), tetapi biasanya dibagi tiap kamar

atau bahkan tiap asarama yang mana sudah dipilih sesuai dengan

kemampuannya. Setelah itu, permasalahan yang ada dibahas secara

terperinci yang mana disertai dengan dalil (bukti) yang kuat. Setelah

selesai membahas permasalahan, kemudian kyai, ustadz, atau santri

(yang mumpuni ilmunya) menyimpulkan jalan keluar dari

permasalahan yang sudah dibahas tadi.

Menurut Maksum (2003: 92) metode bahtsul masail

merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan diskusi atau

Page 65: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

53

seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk

halaqah yang dipimpin langsung oleh seorang kyai atau ustadz atau

mungkin santri senior, untuk membahasa atau mengkaji suatu

persoalan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya

santri bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan ataupun pendapat-

pendapatnya. Dengan demikian, metode ini lebih menitik beratkan

pada kemampuan perseorangan didalam menganalisis dan

memecahkan suatu persoalan dengan argumen logika yang mengacu

pada kitab-kitab tertentu.

e. Tazayyun

Tazayyun dikalangan umum lebih dikenal dengan

membersihkan lingkungan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh

santri guna menjaga kebersihan lingkungan serta menjaga kesehatan.

f. Takror

Takror adalah kegiatan belajar bersama di kelas masing-

masing. Dengan takror, santri dapat mempersiapkan pelajaran di hari

berikutnya.

g. Nastamir

Nastamir adalah kegiatan membaca Al-Qur’an secara tartil,

yang dilaksanakan di masjid. Kegiatan ini dilaksanakan menjelang

maghrib.

h. Syawwir

Kegiatan ini hampir sama dengan bahtsul masail, akan tetapi

Page 66: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

54

kegiatan ini dilaksanakan di asrama yang mana pelaksanaanya di bagi

menurut jenjang pendidikannya. Untuk yang se tingkat MTs sendiri

dan yang se tingkat MA sendiri.

3. Disiplin terhadap kebijakan dan kebijaksanaan pesantren

Dalam kehidupan manusia yang semakin lama semakin kompleks,

selalu diatur dengan peraturan baik itu tertulis maupun tidak tertulis.

Peraturan yang tertulis adalah tata tertib dan undang-undang,

sedangkan yang tidak tertulis adalah adat istiadat dan norma masyarakat.

Kebijakan dan kebijaksanaan pondok pesantren. Semua lembaga

pendidikan baik formal atau non formal, negeri atau swasta pasti

menetapkan kebijakan dan kebijaksanaan, kebijakan dan kebijaksanaan

sekolah mengatur kehidupan anak yang bersifat kurikuler atau

ekstrakulikuler. Kebijakan dan kebijaksanaan lembaga bukanlah tujuan

akhir dari pendidikan, melainkan termasuk alat pendidikan yang bersifat

mencegah pada hal-hal yang mengganggu atau menghambat kelancaran

program lembaga.

Dengan demikian, santri dituntut dan dilatih untuk

mentaati kebijakan dan kebijaksanaan tersebut sehingga tertib dan teratur.

Dengan latihan dan kebiasaan ini anak terlatih untuk berpegang teguh

pada norma yang ada dan dapat memperlancar belajarnya tanpa banyak

hambatan, sehingga bila sudah tertanam hal demikian maka akan

mempermudah tercapainya tujuan pendidikan yang telah ada.

Page 67: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

55

Menurut Gunarsa (2002: 137), disiplin perlu dalam mendidik

anak supaya anak mudah :

a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain

mengenai hak milik orang lain.

b. Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban secara

langsung mengerti larangan-larangan.

c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.

d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa

merasa terancam oleh hukuman.

e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

D. Reward dan Punishment sebagai Bentuk Kedisiplinan

Pengembangan nilai-nilai kedisiplinan dapat dilakukan melalui

belajar operan. Belajar operan diartikan sebagai belajar dengan

menggunakan konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan

dalam mengubah tingkah laku. Sehingga jelas bahwa reinforcement

(penguatan) sebagai unsur yang paling penting dalam proses belajar.

Konsekuen yang menyenangkan dapat diartikan sebagai reward

(pengahargaan), sedangkan konsekuen yang tidak menyenangkan dapat

diartikan sebagai punishment (hukuman).

Pemberian reward diberikan bagi santri yang rajin dan memiliki

prestasi akademik maupun non-akademik, artinya pemberian penghargaan

tidak hanya berupa barang, tetapi pesantren memberikan pujian.

Kalaupun memberikan berupa barang bisa dengan memberikan kitab atau

Page 68: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

56

piagam yang diberikan setiap bulan atau diberikan pada waktu akhirus

sannah. . Pemberian hadiah dapat memotivasi santri untuk menguasai

prilaku yang baik yang dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan

demikian santri akan lebih mampu menyesuaikan diri. Oleh karena itu,

fungsi pemberian hadiah salah satunya sebagai nilai mendidik, karena

pemberian penghargaan menujukkan bahwa tingka laku santri adalah

yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungannya.

Selain memberikan reward sebuah lembaga pendidikan juga

memberikan penguatan negatif berupa hukuman (punishment). Pemberian

hukuman dalam dunia pendidikan tidak ada yang sifatnya fisik maupun

psikis, tetapi hukuman yang bersifat edukatif (mendidik) yakni dengan cara

tidak menyakiti badan, sehingga santri lebih tertib dan menyadari

kesalahannya. Sedangkan cara penyampaian yang dilakukan oleh pengurus

tidak berupa kekerasan, namun dengan melakukan pendekatan secara intern

sehingga mengena pada diri santri. Dengan demikian santri akan memiliki

rasa tanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukannya.

Pemberian hukuman bagi santri yang melanggar tata tertib misalnya:

membaca Al-Qur’an 1 juz atau lebih, menghafalkan surat-surat pendek atau

surat-surat pilihan dalam al-Qur’an, menghafalkan nadhoman (shorof

ataupun tajwid), memakai pakaian yang berbeda atau memakai tanda

hukuman, mencukur rambut kepala atau dengan nilai poin dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam pembentukan sikap karakter santri yang

disiplin melalui pembinaan akan diberikan konsekuensi yang

Page 69: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

57

menyenangkan. Dalam pengembangan nilai-nilai karakter didukung dengan

adanya pemberian penghargaan (reward) dan punishment (hukuman) pada

pelaksanaannya. Pemberian penghargaan diberikan bagi santri yang rajin dan

memiliki prestasi disekolah, artinya pemberian penghargaan tidak hanya

berupa barang, tetapi guru bisa berupa pujian. Misalnya, santri yang

tidak pernah terlambat dan selalu berpakaian rapi yakni saat melaksanakan

kegiatan di pesantren, guru/pengajar akan memberikan apresiasi dengan

menjabat tangan dan berkata “Bagus sekali, kamu termasuk contoh santri

teladan”. Sedangkan pemberian hukuman diberikan pada santri agar tetap

menegakkan kedisiplinan dengan mematuhi tata tertib pesantren. Hukuman

yang diberikan pada santri bersifat mendidik tidak sholat berjamaah sanksi

yang diberikan misalnya menghafal ayat-ayat Al Quran. Pemberian hukuman

bertujuan untuk memberikan efek jera terhadap santri yang melanggar tata

tertib agar tidak mengulangi perbuatannya.

Memberikan hukuman terhadap santri yang melakukan pelanggaran

atau kesalahan, perlu dilaksanakan dengan pendekatan yang bermuatan

pendidikan agar dapat mendorong santri untuk menyadari kesalahannya dan

memiliki komitmen untuk memperbaiki diri sehingga pelanggaran atau

kesalahan itu tidak terulang lagi. Penggunaan tindakan tegas yang mendidik

terhadap santri akan tetap menyuburkan kasih sayang, dapat

mengembangkan hubungan yang harmonis dengan santri, dan mampu

membentuk budi pekerti yang baik pada santri, serta tetap menghargai dan

menghormati pengajar pesantren, sehingga kewibawaan pengajar tetap

Page 70: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

58

terpelihara. Pemberian punishment (hukuman) diberikan pada santri yang

melanggar aturan. Apabila terdapat santri yang melanggar tata tertib

yang berlaku di pesantren maka akan dikenai sanksi atau hukuman sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan di pesantran tersebut.

Page 71: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

59

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah Desa Pulutan

Kecamatan Sidorejo Salatiga

1. Letak geografis

Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah berada di Jln.

Dipomanggolo RT/RW 04/05, Kelurahan Pulutan, Kecamatan sidorejo,

Kota Salatiga, Jawa Tengah. Dengan Luas Tanah 40000 M² dan Luas

Bangunan 15000 M².

Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah didirikan bersamaan

dengan berdirinya Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari yaitu pada

tanggal 20 Mei 2002 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional

dengan Akta Notaries Muhammad Fauzan, SH. No. 43 Tahun 2002.

Kemudian pada tanggal 24 Februari 2003 Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Dharma Lestari beroperasional dengan berdasarkan Surat

Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 420/66/2003. Selanjutnya

pengembangan pendidikan mendirikan sekolah lanjutan tingkat kejuruan

yakni Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah Pertanian Pembangunan

(SMK-SPP) Dharma Lestari yang beroperasional berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian Nomor : 86/kpts/SM.110/K/05 pada tanggal 28 Juli 2005

tentang pendirian dan pembukaan program studi tanaman pangan dan

59

Page 72: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

60

hortikultura pada Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah Pertanian

Pembangunan Dharma Lestari.

2. Sejarah

Menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang masih

sangat tertinggal dalam bidang pendidikan dibandingkan dengan Negara-

negara lain. Keterpurukan bidang pendidikan ini ditambah lagi dengan

keterpurukan dalam sektor perekonomian ummat, Sehingga umat tidak

dapat mengakses pendidikan secara maksimal. Kondisi inilah yang

memberikan dorongan kuat bagi berbagai kalangan untuk dapat secara

serius memberikan jalan keluar bagi anak-anak yang tidak mampu agar

dapat mengakses pendidikan secara optimal, yang di antaranya adalah

Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari.

Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari lebih memfokuskan

pada dunia pendidikan, karena pendidikan adalah merupakan kunci

keberhasilan dalam setiap kehidupan individu, masyarakat bahkan suatu

bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat tergantung pada

keberhasilanya dalam pendidikan. Nabi Muhammad saw bersabda :

من ارد الدنیا فعلیھ بالعلم و من ارد األخرة فعلیھ بالعلم و من اردھما فعلیھ

بالعلم

“Barang siapa menginginkan dunia, maka haruslah dengan ilmu, barangsiapa menginginkan akhirat, maka haruslah dengan ilmu dan barangsiapa menginginkan keduanya maka haruslah dengan ilmu”. (H. R.Thabrani)

Page 73: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

61

Hal inilah yang mendorong Bapak Haji Dharmo Supono yang

berasal dari Boyolali sebagai pendiri tunggal untuk mendirikan Yayasan

Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari yang menaungi Pondok Pesantren

Agro Nuur El-Falah. SMP Dharma Lestari dan SMK-SPP Dharma Lesari

sebagai wahana untuk membangun ummat sekaligus sebagai ungkapan

syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas limpahan taufiq, hidayah

dan karunia kepada beliau dalam meniti usaha-usaha beliau sampai saat

ini.

Yayasan ini menggunakan sistem subsidi silang dengan cara infaq

sodaqoh bagi keluarga yang mampu dan gratis tanpa biaya bagi keluarga

yang tidak mampu dengan membawa keterangan dari kelurahan sebagai

bukti. Dengan fasilitas belajar secara menyeluruh dan cuma-cuma (gratis)

dari kebutuhan tempat (asrama), pakaian, makan serta kebutuhan lain

membuat para santri semangat dalam menjalankan aktifitas yang

direncanakan oleh yayasan dan pondok pesantren.

Pada awalnya (Juli 2002) hanya menampung anak-anak dari

daerah korban konflik seperti Aceh, Poso, Nusa Tenggara Timur

sebanyak 53 anak. Selanjutnya dipertimbangkan dan dikembangkan

menerima santri dari lingkungan dan daerah lainya, sehingga sampai

dengan saat ini berjumlah kurang lebih 200 anak dan pada periode

sekarang ini beberapa santri dari lingkungan sekitar banyak yang

mendaftarkan putranya di pondok pesantren.

Page 74: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

62

Pondok pesantren ini dinamakan Pondok Pesantren Agro Nuur

El-Falah yang berarti “Nuur” (cahaya) dan “El-Falah” (kemenangan)

dengan harapan para santri yang juga siswa SMP dan SMK-SPP Dharma

lestari kelak menjadi seorang dai, pemimpin umat dan bangsa yang

mandiri serta menguasai bidang agrobisnis yang memiliki jiwa

keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa ukhuwah islamiyah

dan jiwa bebas.

Sedangkan Yayasan ini dinamakan “Dharma Lestari” yang sama

dengan penamaan SMP dan SMK-SPP Dharma Lestari mengandung

arti yang sangat luhur. “Dharma” dimabil dari nama bapak beliau

“Dharma Tahir”. Dharma berarti hibah/pemberian/amal, sedang “Lestari”

diambil dari nama ibu beliau “Sri Lestari” yang berarti senantiasa, selalu

dan selamanya. Jadi Dharma Lestari mengandung arti do’a semoga apa

yang beliau hibahkan di jalan Allah SWT dicatat sebagai amal jariyah

yang tidak terputus.

إذا مات ابن آدم انقطع عملھ إالمن ثالث قال رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم :

صدقة جاریة اوعلم ینتفع بھ او ولد صالح یدعوالھ (رواه الترمیذى)

Artinya : Rosulullah SAW bersabda : apabila manusia mati maka

putuslah segala amalnya kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu

yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendiakan kepada

kedua orang tua (HR. Tirmidzi)

Pondok Pesantren Agro nuur El Falah hanya khusus santri putra,

dan tidak ada santri putrinya. Pesantren ini memiliki perhatian khusus

Page 75: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

63

terhadap pendidikan di bidang pertanian terutama dalam pengembangan

agro bisnis dan agro indutri. Karena sejak dini santri dididik untuk ikut

terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan dukungan

sumber daya manusia yang mumpuni dan fasilitas yang memadai.

Sehingga diharapkan setelah lulus dari pesantren, santri memiliki skill

yang mumpuni dalam bidang pertanian, berakhlaqul karimah, berjiwa

mandiri, dan produktif sebagai bekal dalam berdakwah dan berjuang di

tengah-tengah masyarakat.

3. Visi, misi dan tujuan

Visi : Menjadikan Santri Agro Nuur El-Falah Insan yang Disiplin,

Berilmu, Bertaqwa, dan Bermoral serta Berprestasi

Misi : Menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal yang

tertib administrasi, dengan mengutamakan kedisiplinan,

kejujuran, dan kebersihan serta akhlaqul karimah yang

berasaskan Islam

Tujuan : a. Mengajak umat untuk hidup Islami dengan mengamalkan

Al Qur’an dan As-Sunnah

b. Menghidupkan pola fikir ilmiah berdasarkan Al Qur’an

dan As Sunnah

c. Menerapkan nilai-nilai universal, humanisme dan

sosialisme Islam dalam pendidikan (buku profil Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah)

Page 76: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

64

4. Tata tertib

Pada tulisan ini, penulis akan menguraikan dan menjelaskan tata

tertib yang ditetapkan di Pondok Pesantren Agro nuur El Falah:

a. Kewajiban Santri

a) Wajib beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

b) Wajib menjaga nama baik Pengasuh dan Pondok Pesantren.

c) Wajib berakhlaq karimah dalam berhubungan dengan Pengasuh,

Asatidz/ah, Pengurus, sesama Santri, dan Masyarakat.

d) Wajib mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan oleh

Pondok Pesantren.

e) Wajib mngikuti Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah dan

Madrasah Diniyah

f) Wajib shalat berjamaah Lima Waktu

g) Wajib ijin kepada Pengasuh atau Pengurus bila ingin

meninggalkan/keluar dari lingkungan Pondok Pesantren sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. (keluar dan masuk harus lewat

gerbang depan satpam serta membawa kartu perijinan dan

mencatat di buku perijinan)

h) Diperbolehkan ijin pulang setiap bulan 1(satu) hari, boleh diambil

3 (tiga) bulan sekali 3 (tiga) hari dan harus dijemput oleh orang tua

atau wali atau seseorang yang diberi surat keterangan untuk

menjemput dengan menunjukkan surat keterangan dari orang tua

santri.

Page 77: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

65

i) Diperbolehkan ijin pulang selain ketentuan di atas apabila ada

keperluan yang mendesak atau darurat yang tidak bisa ditinggalkan

dan tetap harus dijemput orang tua atau wali.

j) Wajib menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan diri,

lingkungan, dan fasilitas Pondok Pesantren.

k) Wajib berpakaian muslim, sopan, dan rapi sesuai syariat ketika

waktu pembelajaran Madrasah Diniyyah dan ketika

meninggalkan/keluar dari Pondok Pesantren.

l) Wajib berpakaian seragam sekolah yang telah ditentukan ketika

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah.

m) Wajib menghormati tamu sesuai tata krama dan ketentuan yang

berlaku. Santri diijinkan menerima tamu dan kunjungan orang tua

setiap Hari Jum’at.

n) Wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di Pondok Pesantren.

o) Wajib memotong rambut dengan ukuran 0, 1, 2 cm

p) Mengikuti ro’an umum sebagaimana yang telah ditentukan oleh

seksi kebersihan.

q) Mengikuti minimal 3 kegiatan ekstrakurikuler yang ada di pondok

pesantren

r) Wajib menjadi anggota koperasi

b. Larangan

a) Memakai atau mengambil hak orang lain tanpa seijin pemiliknya.

Page 78: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

66

b) Mengadakan dan atau mengikuti kegiatan yang mengganggu

aktivitas di Pondok Pesantren.

c) Melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban

Pondok Pesantren.

d) Dilarang membawa alat elektronik berupa Handphone (HP),

Laptop, Ipod ataupun alat elektronik lainya kecuali musik box.

e) Music box diperbolehkan di waktu selain waktu belajar (setelah

takror).

f) Bagi yang ketahuan membawa HP maka HP disita dan tidak

dikembalikan (menjadi hak Majelis Ma’arif)

g) Setiap santri dilarang merusak fasilitas yang ada di Pondok

Pesantren.

h) Setiap santri dilarang memetik buah-buahan yang ada di Pondok

Pesantren tanpa seijin pengurus.

c. Anjuran

a) Bagi santri yang dijenguk keluarga dianjurkan sowan ke pengasuh

b) Memperbanyak membaca Alqur’an dan ibadah-ibadah sunnah

lainnya.

c) Memanfaatkan waktu senggang untuk belajar dan musyawaroh.

d) Mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas.

d. Sanksi

a) Santri yang melanggar tata tertib ini dikenakan peringatan dan atau

sanksi sesuai dengan pelanggarannya.

Page 79: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

67

b) Santri yang telah mendapat peringatan tiga kali dan masih

melakukan pelanggaran, maka atas kebijakan Pengurus dengan ijin

Pengasuh akan diserahkan kembali kepada walinya.

c) Jika santri melakukan pelanggaran yang dianggap berat, maka

langsung diserahkan kepada walinya dengan ijin pengasuh.

e. Aturan Tambahan

Aturan tambahan yang telah ada dan tidak tertulis dalam tata

tertib dianggap tetap berlaku.

f. Perubahan Operasional

a) Tata tertib ini dapat dirubah oleh Pengasuh atau Pengurus Pondok

Pesantren.

b) Ketentuan-ketentuan di atas akan diatur dan dilaksanakan sesuai

dengan struktur kepengurusan Pondok Pesantren.

c) Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya (file dokumen

Sekretaris Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah)

5. Kegiatan Santri

Kegiatan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Agro nuur El

Falah dibagi menjadi dua:

a. Kegiatan wajib

Kegiatan wajib adalah kegiatan yang harus diikuti dan

dilaksanakan oleh para santri. Sehingga kalau ada santri yang

meninggalkan kegiatan wajib maka akan mendapatkan balasan yang

sesuai dengan kegiatan apa yang ditinggalkanya. Kegiatan wajib yang

Page 80: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

68

dilaksankan di Pondok Pesantren Agro nuur El Falah adalah sebagai

berikut:

1) Sholat berjamaah di masjid

Sholat merupakan sebuah aktifitas ritual yang hukumnya

wajib bagi setiap yang mengaku beragama islam dan merupakan

wahana latihan bagi umat islam untuk mencari jatidiri di hadapan

sang kholik lalu diapresiasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Penekanan sholat pada santri bertitik tolak pada :

a) Aplikasi sholat dimensi megical/rohani (ketenangan jiwa)

b) Aplikasi sholat dimensi epistimologis (kecerdasan berfikir)

c) Aplikasi sholat dimensi sosial (kecerdasan sosial)

Ketiga dimensi ini akan terbentuk dengan pemahaman

bahasa sholat, baik bahasa lisan (oral language) atau bahasa tubuh

(body language). Sholat pada santri mempunyai stressing yang kuat

untuk dilakukan secara berjamaah. Dalam berjamaah pemahaman

yang dilakukan pada santri adalah tentang :

a) Leadership/kepemimpinan (sanggup dipimpin dan siap

memimpin)

b) Ketaatan pada pimpinan

c) Kemufakatan dalam jamaah

d) Persamaan derajat

e) Disiplin

Page 81: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

69

2) Apel pengecekan

Dalam apel ini dilakukan setiap pagi, siang, dan malam pada

saat akan melakukan makan. Fungsi dari apel ini adalah untuk

melakukan pengecekan anggota kamar yang mana setiap regu yang

menyiapkan mempersiapkan semua anggotanya. Ada kemungkinan

santri yang tidak hadir itu sakit, pulang, ataupun juga tanpa

keterangan yang akan disanksi bagi yang melanggarnya.

3) Sorogan pagi dan malam

Sorogan merupakan cara penyampaian bahan pelajaran

dimana kyai atau ustazd mengajar santri seorang demi seorang

secara bergilir dan bergantian, santri membawa kitab sendiri-

sendiri. Mula-mula kyai mebacakan kitab yang diajarkan kemudian

menterjemahkan kata demi kata serta menerangkan maksudnya,

setelah itu santri disuruh membaca dan mengulangi seperti apa

yang tela dilakukan kyai, sehingga setiap santri menguasainya

4) SMP dan SMK-SPP Dharma Lestari

SMP dan SMK-SPP Dharma Lestari merupakan bentuk

pendidikan formal guna mempermudah proses transformasi

keilmuan dan pemantauan moralitas dan integritas santri.

5) Madrasah Diniyyah

Sekolah pendidikan agama yang merupakan pendidikan di

pondok pesantren guna memperdalam ilmu agama. Karena sangat

penting bagi para santri dalam menimba ilmu agama tidak hanya di

Page 82: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

70

formalnya saja. Keseriusan dalam tholabul ilmi menjadikan santri

mampu meresapi ilmu yang telah diajarkan.

6) Nastamir

Kegiatan membaca Al-Qur’an secara murottal yang

dilakukan dengan bersama-sama di masjid. Kegiatan ini bertujuan

sebagai penggerak santri agar rajin dalam membaca Al-Qur’an

serta memahami apa yang terkandung di dalamnya.

7) Kajian kitab ekstra

Seperti lazim berjalan di beberapa pesantren, di Pondok

Pesantren Agro Nuur El-Falah juga menerapkan metode dan kajian

kitab yang serupa yang mengambil waktu ba’da maghrib dan ba’da

isya.

Kitab-kitab tersebut meliputi berbagai disiplin ilmu menurut

tingkat kemampuan santri. Diantranya Tafsir, Hadist, Fikih, Akhlak

dan Tasawuf. Kitab-kitab tersebut diajarkan dengan maksud :

a) Melatih santri membaca dan memahami dengan

mengaplikasikan kaidah-kaidah Nahwu dan Sorof

b) Mengenalkan para santri istilah-istilah dan metode-metode

pembahasan kitab-kitab klasik

c) Melatih para santri menghargai karya para ulama pendahulu dan

memahami situasi, kondisi waktu kodifikasi kitab tersebut

d) Mendorong para santri untuk selalu berkarya sebagaimana

karangan para ulama-ulama dahulu.

Page 83: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

71

8) Takror

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam

perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau

latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar

sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang

berupa stimulus dan output yang berupa respon. Dimaksudkan

sebagai sarana untuk mengulas ulang/mentelaah terhadap materi-

materi yang telah disampaikan dengan metodologi musyawarah

serta untuk mempersiapkan materi-materi yang akan disajikan

besok harinya.

b. Kegiatan ekstra

Kegiatan ekstra adalah kegiatan tambahan sebagai penunjang

aktifitas para santri dalam berkreasi dan berorganisasi yang

pelaksanaanya ada yang ditentukan dan ada juga sesuai dengan

kondisi dan keadaan yang berada di Pondok Pesantren Agro Nuur El-

Falah di antara kegiatan tersebut adalah :

1) Pelatihan qiro’ah

2) Pelatihan rebana

3) Pelatihan gamelan

4) Kepramukaan

5) Muhadloroh

6) Pidato

7) Topeng ireng

8) Kaligrafi

Page 84: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

72

6. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Agro nuur El Falah

a. Pendiri

b. Pengurus pondok pesantren

Pengasuh

Majlis ma’arif

Sekretaris

Bendahara

Bag. Pendidikan

Bag. Kamtib

Bag. Kebersihan

Bag. Pemeliharaan

Bag. Logistik

Kepala sekolah SMP

Kepala sekolah SMK-SPP

Kepala madrasah

Kepala asrama

Pengawas asrama

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

H. Darmo Supono

KH. Usman Mansur, BA

Nur Soleh, S. Pd. I

Mustofa Lutfi, S. Sy

Najmu tsakib

Muhammad syukron S. Pd.I

Agus Supriyadi

Muhdi

H. Supardi

Kamilin A. Md

Khafidul Mu’in, S. Pd. I

Durrotur Rosyidah, S. Ag

Zaenal anwar

M. Muhibbur Rohman, S. Pd. I

Akiyas Juhad Mahya

Ayatullah Asbanu

Latif

Muhammad Khilmi

Muhammad Mahmud

Muhammad Muslih

Safi’i

Page 85: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

73

Sugiyatno

Samroni

Taufik Akbar Wahab

Zaenal Muttaqin

Zubaidi

7. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Agro nuur El

Falah diantaranya:

Nama Barang Keterangan

a. Gedung asrama

b. Gedung madrasah

c. Masjid

d. Rumah tinggal ustadz

e. Rumah tinggal pengasuh

f. Perpustakaan

g. Ruang komputer

h. Kantor sekretariat

i. Kamar mandi

j. Kolam renang

k. Mobil

l. Kopontren

m. Gedung OPPN

1

2

1

4

2

1

1

3

20

1

1

1

1

Page 86: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

74

n. Salon potong rambut

o. Gerobak sampah

p. Pendopo

q. Lahan pertanian

r. Dapur

1

2

1

3 ha

1

Adapun sarana prasarana yang lainnya di Pondok Pesantren Agro

nuur El Falah juga terdapat 4 halaman yang luas, dimana setiap setiap hari

sekali digunakan untuk bermain sepak bola, sepak takraw dan volly.

Selain itu di Madrasah juga terdapat alat-alat kebersihan, seperti: Sapu

lidi, sapu lantai, sulak, alat pel dan tempat sampah.

Di pondok ini juga mempunyai beberapa bidang tanah yang

digunakan oleh para santri untuk bercocok tanam. Karena Pondok

Pesantren Agro nuur El Falah adalah pondok yang bergerak di bidang

bisnis terutama dibidang pertanian. Oleh karena itu ada beberapa alat

pertanian, seperti traktor, artko (angkong), cangkul, sabit dan alat

pertanian lainnya. Selain itu, juga terdapat alat-alat musik tradisional dan

alat musik rebana. (Buku Profil Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah)

B. Hasil Temuan

1. Penerapan Reward dan Punishment

Menurut ustadz NS sebagai Majlis Ma’arif, yang ditemui pada 10

November 2015 pukul 17.10 WIB.

Beliau mengatakan: “Dipondok kita menerapkan reward danpunishment mengarah agar anak mempunyai suatu kedisiplinandan suatu tanggung jawab terhadap apa yang sudah diterapkandipondok ini. Namun karena ini, kebetulan juga saya sebagai

Page 87: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

75

anggota TNI yang di minta untuk membantu dalam pendidikandipondok ini memang reward dan punidhment yang diterapkanbertujuan untuk mendidik. Dalam penerapannya sebagaipengembangan pendidikan kedisiplinan kami membuat konsephampir sama dengan pendidikan tentara. Seperti halnya; padapagi hari sebelum mereka berangkat sekolah sebagai pengecekankita mengadakan apel pagi, dari situ juga ada reward danpunishmentnya, bagi mereka yang bisa tertib apel pagi akan adareward tersendiri, begitupun juga bagi mereka yang terlambat atautidak ikut apel pagi akan ada tindakan tersendiri. Yang jelaspunishmentnya sebagai pendidikan.”

Menurut Ustadz MR sebagai penasehat asrama, yang ditemui pada

12 November 2015 pukul 19.30 WIB.

“Beliau mengatakan: “berhubung dipondok kita ini mengacu padapondok salafiyyah, maka saya sebagai penasehat asramamenerapkan reward dan punishment mengikuti dari apa yangsudah ditentukan di sini. Baik itu reward atau punishment kan bisadilakukan oleh tiap-tiap ustadz yang mengajar, maksudnyaterserah dari ustadznya sendiri, selain yang sudah ditetapkan dipondok ini lho. Seumpama, santri yang telat atau yang tidak masukdi jam pelajaran saya, mungkin saya kasih hukuman dia menghafalnadhoman atau saya suruh setoran surat-surat pendek. Kalaumengikuti peraturan yang sudah ditetapkan, sudah jelas santriyang tidak masuk akan ada tindakan sendiri.”

Menurut Ustadz MS sebagai bagian pendidikan, yang ditemui pada

tanggal 16 November 2015, pukul 14.00 WIB.

Beliau mengatakan: “tetap ada reward dan punishment yang kamiterapkan disini, akan tetapi yang lebih dominan mungkin dalammenerapkan punishment. Walaupun sebenarnya, para ustadz yangmengampu tidak sadar bahwa apa yang mereka ucapkan di kelasitu bisa saja berupa reward seperti yang sampean tadi ungkapkanbahwa reward bisa jadi berupa ucapan, pemberian hadiah atauyang lainnya kan? Nah, mungkin juga ustadz pengampu tidaksadar jika dia sudah memberikan reward kepada santri.”

Page 88: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

76

Menurut ustadz FR sebagai salah satu pengurus Madrasah

Diniyyah, yang ditemui pada tanggal 16 november 2015, pukul 17.00 WIB

Beliau mengatakan: “dalam menerapkan reward, reward itu tidakidentik dengan materi, sebagai contoh dengan memberikan pujianitu bisa dijadikan reward. Untuk punishment, memang sementaraini mau diakui atau tidak lebih identik dengan fisik tentu kedepanhukuman ini lebih spesifik yang berkaitan dengan pendidikantersebut. Maksudnya adalah, bagaimana hukum itu benar-benarmemberi kontribusi yang positif bagi perkembangan para santri.Seperti, menghafalkan, membaca Al-Qur’an, membersihkanhalaman ataupun WC dan sebagainya.”

2. Efektifitas reward dan punishment

Menurut Ustad NS sebagai Majlis Ma’arif, yang ditemui pada 10

November 2015 pukul 17.10 WIB.

Beliau mengatakan: “Untuk efektivitasnya, sebagai evaluasi setiaphari selasa kita mengadakan apel mulai dari ustadz penasehatkamar, ustadz pengampu. Dengan diadakannya reward danpunishment ini ada peningkatan dalam masalah kedisiplinan.Seperti yang dulu sering terlambat atau pun yang tidak apeldengan adanya punishment dapat mengingatkan santri yang lainapabila tidak melakukan apel dapat hukum itu, disamping itu jugadapat mengingatkan diri sendiri untuk tidak mengulangiperbuatannya. Dan kami menerapkan ini sudah berjalan hampirdua tahun dan ternyata ada peningkatan dalam hal kedisiplinan.Namun pada kenyataanya kalau tidak ada punishment yangmenurut undang-undang dilarang memakai kekerasan, maka kitacari solusi tentang punishmen yang sifatnya mendidik. Tetapi kitajuga agak keras, contoh; seperti santri yang sudah diberipunishment tetapi terus mengulang, mengulang, maka kita keras,tetapi kerasnya itu juga dalam rangka mendidik, karena saya jugasebagai tentara, maka ya hukuman fisik, seperti; “ya sudahsekarang kamu lakukan entah itu push up, lari-lari atau yanglainnya, yang penting keluar keringat. Setelah merekamengeluarkan keringat kemudian mereka laporan kepada saya.”

Page 89: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

77

Menurut Ustadz MR sebagai penasehat asrama, yang ditemui pada

12 November 2015 pukul 19.30 WIB.

Beliau mengatakan: “keduanya punya efektifitas masing-masing.Contoh kecil setelah kami menerapkan reward yang kebetulanmungkin tidak sengaja, bisa menjadikan santri senakin berperilakubaik, tetapi juga ada yang merasa sombong. Dan setelah kitapelajari terutama punsihment, dalam konsep pendidikan sekarangkan hukuman itu tidak boleh yang memakai kekerasan, ya kan?Maka kita cari solusi untuk menerapkan hukuman atau ta’ziranyang mendidik, seperti lari keliling halaman depan asrama, atauyang lainnya. Tetapi juga ada dari santri itu ndablek, sering dita’zir tetapi belum jera. Maklum, karena disini tidak sedikit yangdari luar jawa.

Menurut Ustadz MS sebagai bagian pendidikan, yang ditemui pada

tanggal 16 November 2015, pukul 14.00 WIB.

Beliau mengatakan: “masalah efektifitas, mungkin yang lebihdominan di sini adalah punishmentnya, karena menurut saya ya,yang efektif ya hukuman itu. Tapi juga tidak menutup kemungkinankalau ternyata yang lebih efektif itu rewardnya dalam halpendidikan kedisiplinan. Mengapa saya kok bilang lebih dominanhukumannya? Karena bagi santri yang melanggar akan dikenaihukuman yang sudah ditetapkan. Dengan adanya itu maka santritersebut akan berfikir ulang untuk melakukan pelanggaran yangselanjutnya. Tetapi jangan dikira santri itu manut (patuh) semua,ada juga santri yang di ta’zir atau dihukum, besok mengulangi lagiperbuatannya.”

Menurut ustadz FR sebagai salah satu pengurus Madrasah Diniyah,

yang ditemui pada tanggal 16 november 2015, pukul 17.00 WIB

Beliau mengatakan: “dalam dunia pendidikan, reward ataupunpunishment itu adalah sesuatu hal yang signifikan adanya. Denganadanya reward, seorang santri termotivasi untuk fastabiqul khoirot(berlomba-lomba dalam kebaikan). Ada konsekuensi logis ketikaseorang santri tidak bisa melaksanakan apa yang menjadi target(apa yang diperintah oleh guru) sehingga diapun mendapathukuman itu dengan penuh kesadaran. Karena ketika sadar diaakan belajar dari kesalahannya, dan setelah dia merasa salahtentu dia akan lebih berhati-hati dalam berbuat dan bertindak.

Page 90: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

78

Reward itu adalah sebuah penghargaan bagi santri yang tentunyaitu akan memicu memotivasi santri lain yang belum memenuhitarget. Kesimpulannya adalah dengan adanya reward danpunishment itu sangat efektif untuk menunjang keberhasilanpeserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut”

3. Faktor yang mendukung dan yang menghambat

Menurut Ustadz NS sebagai Majlis Ma’arif, yang ditemui pada 10

November 2015 pukul 17.10 WIB

Beliau mengatkan: “Dari faktor yang mendukung itu seperti darisistem yang kita bangun dulu, kemudian dari team, team dariustadz maksudnya didalam mempunyai komitmen dalammenegakkan aturan mengenai permasalahn reward danpunishment yang mereka terapkan.Terus, yang menjadi kendala kita, masih adanya dari team kita inidari para ustadz kurang peduli. Jadi dari sistem yang kita bangunharusnya anak yang melanggar bisa dicatat dibuku point,kebetulan juga dipondok ini juga ada sistem point lewatkomputerisasi yang ada di situ, disekretariat. Seperti pada waktudiniyah tidak mau mengecek santri yang tidak hadir, tidakmengabsennya, tidak memanggil dan juga tidak memasukkanya kepoint. Kemudian kita juga menerapkan guru piket, karena kitapondok pesantren, 24 jam,itu kadang-kadangan untukmemanggilnya itulah yang tidak dilaksanakan sehingga itu menjadipenghambat, sehingga banyak santri yang menyepelekandikarenakan selain adanya guru piket juga ada piket santri yangmana, anggapan para santri bahwa yang piket itu adalah temandia. Selain itu guru yang piket itu ada yang paham tentang sistemitu tetapi tidak melaksanakanya. Mungkin karena repot dengankegiatan yang lain. Jadi dalam penerapan reward dan punishmentkurang konsisten, kadang berjalan kadang enggak.”

Menurut ustadz MR sebagai penasehat asrama, yang ditemui pada

12 November 2015 pukul 19.30 WIB.

Beliau mengatakan: “untuk faktor yang mendukung dalampenerapan reward dan punishment itu karena salah satu pengurus,pak sholeh, merupakan anggota TNI. Jadi dalam hal penerapanyasudah terbantu dan alhamdulillah meningkat dari tahunsebelumnya. Selain itu, kami mengangkat beberapa alumni lulusantahun kemarin untuk mengabdi di sini. Untuk faktor yang

Page 91: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

79

menghambat, menurut saya sistem yang berjalan belumsepenuhnya terrealisasikan, karena ada beberapa dari ustadz yangmengajar kan tidak menetap disini, sedangkan yang ada disinisudah ada job tersendiri. Tambahan sedikit, santri yang tidak jerasetelah di ta’zir.

Menurut ustadz MS sebagai bagian pendidikan, yang ditemui pada

tanggal 16 November 2015, pukul 14.00 WIB.

Beliau mengatakan: “faktor pendukungnya seperti sistem yangberjalan sudah bagus, ada pengabdian dari alumni, yang nantibisa mengkoordinir piket ustadz maupun piket dari santri.Sedangakan faktor yang menghambatnya seperti kurangnyakesadaran pada diri santri, pengaruh dari lingkungan tempattinggal dan pergaulan, kurangnya pengawasan dan pembiasaandisiplin dari orang tua, minimnya pengetahuan santri terhadaptata tertib pesantren, dan kurangnya hubungan interpersonalantara santri dengan pengurus pondok terutama santri yangbermasalah terhadap tata tertib.”

Menurut ustadz FR sebagai salah satu pengurus Madrasah Diniyah,

yang ditemui pada tanggal 16 november 2015, pukul 17.00 WIB

Beliau mengatakan: “dari faktor pendukung, yang pertama; daripengasuh yang dituangkan dalam kesepakatan atau tata tertib.Kedua, tentang penegakan dari tata tertib tersebut yaitu adanyaOPPN yang mana salah satu tugasnya yaitu menegakkankedisiplinan. Ketiga, faktor lingkungan pondok yang kondusif yangtidak memungkinkan bagi santri keluar tanpa ijin. Dari faktorpenghambatnya, pertama, masih ada sebagian santri yang belummenyadari pentingnya kedisiplinan. Kedua, belum menyadarimanfaat kedisiplinan yang akan diterapkan dalam hidupnya nanti.Ketiga, pengawasan yang masih lemah dari OPPN maupun daripengurus. Maksudnya mekanisme penanganan belum terlalu bakuuntuk diberlakukan. Keempat, sering terjadi overlaping atauterjadi kesalahpahaman siapa yang berhak untuk menangani ataumenghukum.”

4. Konsep pendidikan kedisiplinan

Menurut Ustadz NS sebagai Majlis Ma’arif, yang ditemui pada 10

November 2015 pukul 17.10 WIB

Page 92: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

80

Beliau mengatakan: “Konsep dalam kedisiplinan menurut sayasendiri adalah salah satu kesadaran yang keluar dari diri sendiri,didalam melaksanakan baik itu kegiatan dan taat pada peraturantanpa adanya paksaan. Kepingin kita anak itu tidak takut namunmereka sudah terbiasa dengan kegiatan yang ada dengan ikhlas,atau yang bisa kita katakan melaksanakan kegiatan, taat aturan itudengan kesadaran diri sendiri. Kemudian sistem yang kita bangunkita mempunyai aturan dalam ADART dan dalam buku point itusebenarnya sudah ada. Kalau njenengan mau lihat nanti bisa kesekretariat. Jadi anak melanggar dapat point 25, anak kita panggilkemudian membuat surat pernyataan, point 50 anak dipanggil,orang tua juga membuat surat pernyataan , point 100 orang tuadipanggil lagi untuk meminta pertimbangan, point 150 seharusnyaanak sudah dikeluarkan, namun dari kita ada suatu toleran untukhal itu, anak kita masukkan ada dari kita menamaknnya rumahperubahan. Rumah perubahan itu kita beri kebebasan seluas-luasnya, kita sudah tidak mau menasehati, tidak mau ngomongilagi, disini Cuma aturan dirumah perubahan adalah dalam rangkamendukung disiplin tadi sudah ada aturan dia tidak bolehterlambat sekolah, dia tidak boleh keluar asrama, dia belajarharus tepat waktu itu sudah ada sistem yang kita bangun yangmengarah kepada disiplin itu. Kemudian dari sistem yang kitabangun harapan kita semuanya adalah kita ini mempunyaikepedulian. Kendalanya itu ya berasal dari team, yangmerencanakan saya sendiri kemudian guru-guru yang mendukunginilah yang kita solidkan. Karena sehubungan ini pengasuh sedangsakit, maka saya sementara yang menjalankan kepengurusan.Tetapi juga tidak lepas dari pengawasan beliau. Setiap minggukami melaporkan kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung.Selain itu kalau ada rapat hasilnya saya laporkan kepada beliau.Maka dari itu, rencana ke depan insya Allah karena saya memangbaru dua tahun disini sekarang sistemnya sudah mulai terbangundan saya sudah melibatkan santri senior di dalam menegakkankedisiplinan nanti.”

Menurut ustadz MR sebagai penasehat asrama, yang ditemui pada

12 November 2015 pukul 19.30 WIB.

Beliau berkata: “konsep kedisiplinan yang diterapkan di pondokini intinya melatih serta mendidik santri untuk patuh dan taatterhadap peraturan yang berlaku. Menurut saya, tidak hanyadalam konteks disiplin dalam pendidikan (belajar), tetapi jugadalam hal ibadah. Dalam penegakan kedisiplinan ini, butuhketeladan ustadz atau dari para pengurus.”

Page 93: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

81

Menurut ustadz MS sebagai bagian pendidikan, yang ditemui pada

tanggal 16 November 2015, pukul 14.00 WIB.

Beliau berkata: “pendidikan kedisiplinan tidak akan berjalantanpa adanya pengawasan dari para pengurus dan kesadaran darisantri itu sendiri. Oleh karena itu, para santri harus senantiasamenumbuhkan sikap disiplin mulai dari dirinya, dan jugamengembangkannya serta menjadi contoh bagi adik-adiknya(santri baru).”

Menurut ustadz FR sebagai salah satu pengurus Madrasah Diniyah,

yang ditemui pada tanggal 16 november 2015, pukul 17.00 WIB.

Disiplin dalam arti kata melaksanakan sesuatu sesuai waktu yangtelah ditentukan oleh pengurus pondok. Konsep dasarnya itu tidaklepas dari sosok figur seorang pak Nur Sholeh yang punya latarbelakang TNI. Dalam prakteknya memang ada berbagai kendala,tapi karena adanya OPPN sehingga salah satu tugas merekadalam menegakkan aturan-aturan yang ada, dari itu pengalamanitu diterapkan dengan harapan santri agro nuur el falah inimenjadi lebih disiplin, baik disiplin waktu, belajar maupunkegiatan-kegiatan di pondok. Dalam penegakan kedisiplinan inibutuh keteladanan seorang ustadz ataupun pengurus itu sendiri.”

Page 94: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

82

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Penerapan Reward dan Punishment dalam Pendidikan di Pondok Pesantren

Agro Nuur El Falah.

Penerapan reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El

Falah diberikan kepada santri sesuai dengan perbuatannya. Penerapan reward

dan punishment dilaksanakan dengan tujuan agar para santri mempunyai

sikap kedisiplinan dan juga mempunyai rasa tanggung jawab dalam

menerapkan dan mentaati peraturan ditetapkan di pondok. Jika para santri

sudah mempunyai sikap demikian, maka akan berdampak positif bagi

kehidupan dan perilaku santri di pondok. Dan dapat menghindarkan santri

dari hal-hal yang negatif yang dapat merugikannya. Penerapannya seperti

melaksanakan apel, baik apel pagi, siang maupun malam. Dengan tujuan

untuk mengontrol kesiapan santri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

pondok.

Dalam hal ini, penerapam reward dan punishment bisa dilaksanakan

oleh ustadz pengampu selain yang telah ditetapkan dalam peraturan pondok.

Karena pemberian reward ataupun punishment merupakan respon seseorang

terhadap orang lain karena perbuatannya. Bedanya, kalau reward merupakan

respon yang positif. Sedangkan punishment merupakan respon yang negatif.

Adapun respons positif bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik akan lebih

bertambah frekuensinya sehingga akan lebih baik lagi di masa mendatang. Sedang

respons negatif (hukuman) bertujuan agar seseorang yang memiliki tingkah laku

82

Page 95: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

83

yang tidak baik itu dapat berubah dan lambat laun akan mengurangi perilakui

negatifnya.

Dalam realita yang ada, penerapan punishment lebih dominan,

dikarenakan seringnya terjadi pelanggaran. Akan tetapi secara langsung

asatidz pada waktu berlangsungnya pembelajaran, sebenarnya sudah

menerapkan reward yang berupa pujian. Jadi tidak menutup kemungkinan

kalau reward lebih dominan dalam memotivasi para santri.

Penerapan reward bukan berupa materi saja. Akan tetapi berupa

pujian. Sedangkan dalam penerapan punishment masih identik dengan fisik.

Walaupun demikian tidak sampai memberi rasa sakit terhadap santri. Selain

itu juga dalam menghukum sekiranya memberikan kontribusi positif yang

mana dapat menumbuhkan motivasi dalam diri para santri. Misalnya dalam

menerapkan reward di kelas, bagi santri yang aktif dalam kelas serta disiplin,

diberi pujian oleh ustadz pengampu, terkadang juga diberi hadiah berupa

kitab. Sedangkan dalam penerapan punishment, bagi santri yang melanggar

tata tertib pondok dikenakan sangsi berupa catatan point atau berupa

peringatan dari pengurus pondok. selain itu, ustadz pada waktu mengajar juga

menerapkan reward atau punishment, seperti santri yang tidak masuk

madrasah maka hukumannya selain diberi point pelanggaran, juga diberi

ta’zir dengan menambah jam belajar sendiri setelah jam belajar di kelas

berakhir, yakni pukul 22.00-23.00 didampingi oleh pengurus

Reward yang diterapkan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

berupa:

Page 96: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

84

a. Pujian

b. Penilaian santri terbaik tiap 1 bulan sekali

c. Penilaian kamar terbaik tiap akhir tahun

Punishment yang diterapkan berupa:

a. Bagi santri yang terlambat atau tidak mengikuti apel mengelilingi barisan

sambil berteriak “saya terlambat atau saya tidak mengikuti apel”

b. Adanya sistem point

c. Membaca Al-Qur’an 1 juz jika tidak mengikuti satu kegiatan

d. Menghafalkan surat-surat pendek (tergantung dari ustadz pengampu)

e. Menambah jam belajar bagi para santri yang tidak berangkat diniyyah

f. Mengembalikan santri kepada walinya jika melakukan perbuatan yang

sudah melampaui batas.

Dengan demikian penerapan reward dan punishment di Pondok

Pesantren Agro Nuur El Falah yang dilakukan seperti memberikan pujian

pada saat pembelajaran berlangsung, menghukum bagi santri yang kurang

disiplin dalam mengikuti kegiatan. Semua itu diberlakukan dengan tujuan

untuk menumbuhkembangkan sikap kedisiplinan dalam diri santri serta

memupuk rasa tanggung jawab dalam menerapkan dan mentaati peraturan

yang berlaku di pondok.

B. Efektifitas Reward dan Punishment

1. Efektifitas reward

a. Mengembangkan motivasi yang ada dalam diri santri,

b. Menumbuhkan sikap tawadhu’

Page 97: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

85

c. Menumbuhkan perilaku fastabiqul khoirot

2. Efektifitas punishment

a. Menumbuhkan sikap kesadaran terhadap apa yang pernah dilakukan

a. Menumbuhkan sikap kedisiplinan

b. Menumbuhkan kehati-hatian terhadap perilaku yang akan dilakukan

c. Sebagai penunjang untuk mencapai tujuan pendidikan

Dengan demikian reward dan punishment efektifitas yang saling

melengkapi. Reward efektif dalam memotivasi santri untuk selalu berbuat

baik, sedangkan punishment efektif dalam memotivasi santri untuk memiliki

kesadaran terhadap apa yang sudah dilakukannya, serta memiliki

tanggungjawab dan konsekuen terhadap hukuman yang akan dijalaninya..

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Penerapan reward dan punishment tidak akan berjalan dengan

sendirinya, melainkan perlu kesadaran pada diri santri , latihan, kebiasaan,

dan juga adanya kepedulian dari pengurus. Karena tujuan dari penerapan

reward dan punishment itu adalah sebagai motivasi serta menumbuhkan

kesadaran dan kedisiplinan dalam diri santri. Dengan adanya reward sebagai

penghargaan atas apa yang telah dicapai oleh santri. Serta ada konsekuensi

logis jika santri tidak bisa melaksanakan apa yang sudah menjadi wewenang

dalam kegiatan di pondok sehingga santri mendapat hukuman dengan penuh

kesadaran. Setelah sadar, mereka akan belajar dari kesalahannya, dan ketika

mereka tahu itu salah, maka mereka akan senantiasa berhati-hati dalam

bertindak.

Page 98: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

86

Dari pernyataan di atas dalam penerapan reward dan punishment di

Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah terdapat 2 faktor, yaitu:

1. Faktor pendukung

a. pengurus pondok mempunyai komitmen yang kuat untuk menegakkan

aturan mengenai permasalahan reward dan punishment yang

dilaksanakan

b. adanya pengabdian dari alumni yang baru lulus, sehingga dapat

membantu kinerja ustadz dan santri yang piket.

c. Amanat dari pengasuh yang dituangkan dalam kesepakatan atau tata

tertib.

d. Adanya OPPN atau Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Agro Nuur El-

Falah yang membantu dalam penegakan kedisiplinan.

e. Faktor lingkungan pondok yang kondusif yang tidak memungkinkan

bagi santri keluar tanpa ijin.

2. Faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:

a. Pengawasan yang masih lemah dari OPPN maupun dari pengurus.

b. Kurang konsisten dalam penerapan reward dan punishment.

c. Kurangnya kesadaran pada diri santri

d. Pengaruh lingkungan tempat tinggal ataupun pergaulannya

e. Minimnya pengetahuan santri terhadap tata tertib pesantren

f. Kurangnya hubungan interpersonal antara santri dengan pengurus

pondok terutama santri yang bermasalah terhadap tata tertib

Page 99: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

87

g. Belum menyadari manfaat kedisiplinan yang akan diterapkan dalam

hidupnya nanti

D. Konsep Pendidikan Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

Konsep kedisiplinan yang diterapkan di Pondok Pesantren Agro Nuur

El Falah adalah menumbuhkan kesadaran dalam diri santri dalam hal

mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan taat serta patuh terhadap

peraturan yang berlaku tanpa adanya paksaan. Karena dalam suatu lembaga

kalau tidak ada tata tertib yang diterapkan maka proses kegiatan-kegiatan

serta pembelajaran yang akan berlangsung tidak akan berjalan dengan lancar

sesuai yang diharapkan oleh para pengurus. Dalam penegakan kedisiplinan

dibantu oleh organisasi yang ditunjuk dari beberapa santri dengan dibantu

oleh ustadz serta alumni yang dipilih untuk mengabdi.

Penegakan kedisiplinan tidak lepas dari keteladanan dari asatidz. Agar

para santri menerapkan apa yang sudah menjadi tanggungjawabnya. Selain

itu juga santri senior bisa menjadi teladan yang baik bagi juniornya.

Dalam mengembangkan kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur

El Falah, diterapkan reward dan punishment. Walaupun sebenarnya dalam

prakteknya masih banyak kendala. Akan tetapi sedikit demi sedikit

membangun serta mencari formula untuk menetralisir kendala yang ada.

Dengan adanya reward dan punishment para santri tidak ada anggapan

mematuhi tata tertib akan tetapi terpaksa serta takut karena ada hukuman.

Dengan pengertian itulah agar menjadikan santri ikhlas dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan kepesantrenan serta dapat mematuhi dan mentaati peraturan

Page 100: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

88

yang diterapkan di pondok dan juga ikhlas dalam menjalani hukuman yang

diterimanya.

Page 101: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian dan data-data yang penulis sajikan dalam laporan skripsi

ini, maka penulis akan memberi kesimpulan, yaitu:

1. Penerapan reward dan punishment di Pondok Pesantren Agro Nuur El

Falah dapat dilaksanakan oleh pengurus maupun ustadz pengampu. Karena

penerapan reward dan punishment merupakan respon para pengurus

terhadap santri yang melanggar tata tertib. Penerapan reward bukan berupa

materi saja, akan tetapi bisa dengan pujian. Sedangkan punishment yang

diterapkan masih identik dengan fisik, tetapi tidak sampai memberikan

rasa sakit pada santri, seperti halnya: berlari mengelilingi barisan santri

bagi yang terlambat melaksanakan apel. Penerapan reward dan

punishment mempunyai tujuan agar para santri mempunyai sikap

kedisiplinan dan juga mempunyai rasa tanggung jawab dalam menerapkan

dan mentaati peraturan ditetapkan di pondok dengan penuh ikhlas, serta

dalam menjalaninya tanpa ada paksaan.

2. Efektifitas reward dan punishment dapat menunjang bagi tercapainya

pendidikan di pesantren. Dengan adanya reward dan punishment santri

dapat termotivasi, serta mampu memperbaiki kesalahan yang telah

dilakukannya dan juga lebih berhati-hati dalam bertindak.

3. Adanya faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan reward dan

punishment. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut

89

Page 102: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

90

a. Fator pendukung: pengurus mempunyai komitmen yang kuat, adanya

oraganisasi dari santri, adanya pengabdian dari alumni, tata tertib yang

sudah disepakati oleh pengurus dan pengasuh, dan lingkungan yang

kondusif.

b. Faktor penghambat: lemahnya pengawasan, penerapan reward dan

punishment yang kurang konsisten, kesadaran santri kurang, pengaruh

dari tempat tinggalnya maupun pergaulan, dan kurangnya bimbingan

bagi santri yang melanggar.

4. Konsep pendidikan kedisiplinan yang diterapkan di Pondok Pesantren

Agro Nuur El Falah hampir sama dengan asrama TNI. Karena kebetulan

kepala pengurusnya adalah seorang anggota TNI. Walaupun dalam

prakteknya masih banyak kendala. Yang terpenting adalah dapat

menumbuhkan kesadaran dalam diri santri untuk taat dan patuh terhadap

tata tertib dengan penuh ikhlas tanpa adanya paksaan. Kedisiplinan yang

diterapkan tidak lepas dari keteladanan kyai dan pengurus.

B. Saran

1. Kepada pengurus Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

a. Konsisten dalam mengembangkan kedisiplinan dalam hal ini adalah

penerapan reward dan punishment.

b. Mempunyai komitmen dan pantang menyerah dalam mendidik dan

membimbing santri.

c. Adanya sikap pengurus dalam menberikan ta‟ziran atau ketika

menyidang akan lebih baik jika lebih kepada menasehati dan tidak

Page 103: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

91

membentak-bentak agar santri juga lebih nyaman dan tidak merasa

takut sehingga hubungan antara pengurus dan santri bisa terjalin

dengan baik.

2. Kepada santri Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah

a. Ikhlaslah terhadap hukuman yang diterapkan di pondok.

b. Patuhi dan jalankan tata tertib dan juga kegiatan kepesantrenan

c. Hormati para pengurus dan ustadz pengampu, agar kelak bisa mendapat

barokah dari ilmu yang didapatkan

d. Belajarlah dengan sungguh-sungguh dengan penuh semangat, agar bisa

mewujudkan cita-cita serta dapat bermanfaat bagi orang lain.

Page 104: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

92

DAFTAR PUSTAKA

Al Albani, Muhammad Nashiruddin. 2012. Shahih Sunan Abu Daud. Jakarta;Pustaka Azzam

Ali, Zainudddin. 2006. Hukum Islam (Pengantar Hukum Islam di Indonesia).Jakarta: Sinar Grafika Offset

Arief, Arma’i. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:Ciputat Pers.

Budaiwi, Ahmad Ali. 2002. Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya bagiPendidikan Anak. Jakarta: Gema Insani.

El-Ghani, Arini. 2009. Saat Anak Harus Dihukum. Yogyakarta: Power Books(IHDINA)

Ghazali, Muhammad Bakri. 2003. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta:Prasasti.

Khalifah, Izzat Iwadh. 2004. Kiat Mudah Mendidik Anak. Jakarta: PustakaQalami.

Maksum. 2003. Pola Pembelajaran di Pesantren. Direktorat JenderalKelembagaan Agama Islam Departemen Agama.

Masyhud, Muhammad Sulthon dkk. 2003. Manajemen Pondok Pesantren.Jakarta: Diva Pustaka.

Misrawi, Zuhairi. 2004. Menggugat Tradisi, Pergulatan Pemikiran Anak MudaNU. Jakarta: Kompas.

Moleong, lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Musfiroh, Kholifah. 2013. Reward dan Punishment, (Online).http://kholifatulmusfiroh.blogspot.ae//2013/04, Diakses pada tanggal 21januari 2016

Muslich, Ahmad Wardi. 2005. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta:Sinar Grafika Offset.

92

Page 105: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

93

___________________. 2005. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar GrafikaOffset.

Nizar, Imam Ahmad Ibnu. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin AnakSejak Dini. Jogjakarta: Diva Press.

Rachman, Budhy Munawar. 2006. Ensiklopedi Nurcholish Madjid: PemikiranIslam di Kanvas Peradaban. Jakarta:Mizan.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratifdi Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: Lkis.

Shihab, M. Quraisy. 2013. Al Qu’an dan Maknanya. Tangerang: Lentera Hati.

Sriyanti, Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Pembelajaran. Salatiga : STAIN,.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Zainuddin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Terpadu, Menyiapkan GenerasiUlul Albab. Malang: UIN-Malang Press.

http://www.pendidikandasar.net/2014/11: Pengertian Reward dan Punishment, diakses pada tanggal 16 oktober 2015.

http://didefinisipengertian.blogspot.sg/2015/06/definisi-disiplin-pengertian-menurut-ahli.html: Definisi Disiplin Pengertian Menurut Ahli, diakses 19maret 2016.

Page 106: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

LAMPIRAN

Page 107: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

Santri yang mengikuti kegiatan ekstra Rebana

Lomba muhadloroh

Page 108: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

Wawancara dengan ustadz MS

Wawancara dengan ustadz MH

Page 109: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

Wawancara dengan ustadz FR

Santri yang tidak masuk madrasah

Page 110: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

DAFTAR NILAI SKK

Nama

P A

:

:

MUHAMMAD ALFI WIBOWO

Mufiq, M. Phil.

NIM

Jurusan

:

:

111 11 212

PAI

No Jenis kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

1

Orientasi Pengenalan Akademikdan Kemahasiswaan (OPAK)“Revitalisasi GerakanMahasiswa di Era ModernUntuk Kejayaan Indonesia”

20-22 Agustus2011

Peserta 3

2Seminar Entrepreneurship danKoperasi 25 Agustus 2011 Peserta 2

3User Education (PendidikanPemakai) 2011 20 September 2011 Peserta 2

4

Seminar NasionalEntrepreneurship 2012 “TrenBisnis Berbasis Multimediadan Teknologi Informatikasebagai Wujud Pasar Modern”

21 April 2012 Peserta 8

5

Seminar “Membangun SistemIntegritas di Sektor PendidikanSebagai Upaya PencegahanKorupsi di Indonesia”

22 Mei 2012 Peserta 2

6

Seminar Nasional“Mewaspadai Gerakan IslamGaris Keras di PerguruanTinggi”

23 Juni 2012 Peserta 8

7

Seminar Nasional “PeranLembaga Perbankan Syari’ahdengan Adanya Otoritas JasaKeuangan (UU no. 21 Tahun2011 tentang OJK)”

29 November 2012 Peserta 8

Page 111: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

8

Seminar Nasional“Ahlussunnah Waljamaahdalam Perspektif IslamIndonesia”

26 Maret 2013 Peserta 8

9

Public Hearing “OptimalisasiKinerja Lembaga MelaluiKritik dan Saran Mahasiswa” 2 April 2013 Peserta 2

10

Seminar Nasional dan DialogPublik “Minimnya PasokanEnergi dalam Negeri;Pembatasan Subsidi BBM danPeran Masyarakat dalamPenghematan Energi”

20 April 2013 Peserta 8

11

Seminar “pencegahan bahayaNAPZA (Narkotika,Psikotropika, dan Zat Adiktif),HIV/AIDS MewaspadaiPergaulan Bebas UntukMembentuk Remaja yangTangguh & Launching PIKSAHAJASA (Pusat Informasi& Konseling Sahabat RemajaSalatiga) STAIN Salatiga”

29 April 2013 Peserta 2

12

Seminar Regional PendidikanHMJ Tarbiyah STAIN Salatiga“Menimbang Mutu danKualitas Pendidikan diIndonesia”

2 Mei 2013 Peserta 4

13

Seminar NasionalEntrepreneurship“Menumbuhkan JiwaEntrepreneur Generasi Muda”

27 Mei 2013 Peserta 8

14

Seminar Nasional “BahasaArab Inovasi PembelajaranBahasa: Upaya MenjagaEksistensi Dan Masa DepanPembelajaran Bahasa Arab”

9 Oktober 2013 Peserta 8

15Musabaqah Tilawatil Qur’an(MTQ) Mahasiswa V MTQ“Wahana Apresiasi Untuk

23 Oktober 2013 Peserta 2

Page 112: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

Mencetak Insan Qur’ani”

16

Sosialisasi PenanggulanganHIV/AIDS Kota Salatiga“Pelajar Berkualitas tanpaHIV/ AIDS, Pelajar Berakhlaktanpa Diskriminasi PelakuHIV/ AIDS”

6 April 2014 Peserta 2

17

Public Hearing “STAINMenuju Iain dari Mahasiswaoleh Mahasiswa untukMahasiswa”

10 Juni 2014 Peserta 2

18

Talk Show “Ciptakan KarakterMahasiswa Religius danBerakhlaq Mulia” 19 September 2014 Panitia 2

19

Diklat MicroteachingHimpunan Mahasiswa ProgramStudi (HMPS) PendidikanAgama Islam Jurusan TarbiyahSTAIN Salatiga

8 november 2014 Panitia 2

20

Seminar NasionalEntrepreneurship oleh GerakanPramuka Racana KusumaDilaga – Woro SrikandiSTAIN Salatiga

16 November 2014 Peserta 8

21

PERBASIS (PerbandinganBahasa Arab Bahasa Inggris)/CEA (Comparison EnglishArabic)

27 November 2014 Peserta 2

22

Internasional Seminar “AseanEconimic Comunity 2015;Prospects and Challenges ForIslamic Higher Education”

28 Februari 2015 Peserta 8

23Training Kepribadian IAINSalatiga 19 Mei 2015 Peserta 2

Page 113: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.
Page 114: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

LAMPIRAN AKTIFITAS SANTRI

PONDOK PESANTREN AGRO NUUR EL-FALAH

A. Aktifitas Harian

Hari WAKTU KEGIATAN

Sabtu - Rabu 04.00-04.3004.30-05.3005.30-06.00

06.00-06.2006.20-06.45

06.45-07.0007.00-09.4009.40-10.00

10.00-12.0012.15-12.3012.30-13.0013.00-14.30

14.30-15.3015.30-16.0016.00-16.4516.45-17.30

17.30-18.0018.00-18.3018.30-19.0019.00-19.3019.30-19.4519.45-20.0020.00-20.3020.30-21.3021.30-22.30

22.30-04.00

Bangun pagi dilanjutkan Shalat Subuh BerjamahMelaksanakan Pengajian Sorogan di MasjidMelaksanakan pembersihan umum sekitarponpesMelaksanakan pembersihan pribadiPersiapan apel makan pagi dengan berpakaianseragam rapiMasuk kelas masing-masingMengikuti pembelajaran di kelas masing-masingSholat DhuhaIstirahatMengikuti pembelajaran di kelas masing-masingSholat Dhuhur berjamaahApel di depan masjid dilanjutkan makan siang SMP istirahat siang Santri SMK melanjutkan pembelajaranSeluruh santri masuk Madrasah DiniyyahMelaksanakan Sholat Ashar berjamahMelanjutkan pelajaran diniyyahMelaksanakan giat cuoris (cuci, olah raga,istirahat)NastamirSholat Maghrib berjamaahSorogan malamSholat Isya berjamaahMakan malam diawali apel di depan masjidKembali ke kamar masing-masingKajian kitab ekstraMelaksanakan takrorSantri diberi kesempatan nonton tv di tempatyang disediakanMelaksanakan istirahat kecuali yang jaga malam

Page 115: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

Kamis 04.00-04.3004.30-05.3005.30-06.00

06.00-06.2006.20-06.45

06.45-07.0007.00-09.4009.40-10.00

10.00-12.0012.15-12.3012.30-13.0013.00-15.3016.00-17.0017.00-18.0018.00-19.30

19.30-20.0020.00-22.00

22.00-23.0023.00-04.00

Bangun pagi dilanjutkan Shalat Subuh BerjamahMelaksanakan Pengajian Sorogan di MasjidMelaksanakan pembersihan umum sekitarponpesMelaksanakan pembersihan pribadiPersiapan apel makan pagi dengan berpakaianseragam rapiMasuk kelas masing-masingMengikuti pembelajaran di kelas masing-masingSholat DhuhaIstirahatMengikuti pembelajaran di kelas masing-masingSholat Dhuhur berjamaahApel di depan masjid dilanjutkan makan siangPramukaTazayyun (bersih-bersih)Ziarah Ke makamYasinan dilanjutkan Sholawatan dan Shalat IsyaberjamaahApel dilanjutkan makan malamMinggu I Muhadloroh kamarMinggu II IstighotsahMinggu III Lomba MuhadlorohMinggu IV IstoghotsahNonton bersamaIstirahat kecuali yang jaga malam

Jum’at 04.00-04.3004.30-05.3005.30-07.00

07.00-08.0008.00-09.3009.30-11.0011.00-11.3011.30-13.00

13.00-13.3013.30-15.30

Bangun pagi dilanjutkan Shalat Subuh BerjamahMahfudlotMelaksanakan pembersihan umum sekitarponpesOlahraga, apel pengecekan dan sarapanKegiatan di lahanNonton barengPersiapan Shalat Jum’atSemua Santri ke masjidShalat Jum’at berjamaahApel di depan masjid dilanjutkan makan siang Pelatihan Gamelan Olahraga Istirahat

Page 116: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.

15.30-16.0016.00-17.0017.00-18.0018.00-18.3018.30-19.0019.00-19.3019.30-19.4519.45-20.0020.00-20.3020.30-21.3021.30-22.30

22.30-04.00

Shalat Ashar berjamaahOlahragaLatihan qiroahSholat Maghrib berjamaahSorogan malamSholat Isya berjamaahMakan malam diawali apel di depan masjidKembali ke kamar masing-masingKajian kitab ekstraMelaksanakan takrorSantri diberi kesempatan nonton tv di tempatyang disediakanMelaksanakan istirahat kecuali yang jaga malam

Page 117: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.
Page 118: REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI BENTUK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1173/1/SKRIPSI.pdf · Sukron yang memberikan inspirasi serta motivasi dalam penyelesaian skripsi. 5.