Review Jurnal
-
Upload
esa-mariya-ajikan -
Category
Documents
-
view
55 -
download
0
description
Transcript of Review Jurnal
![Page 1: Review Jurnal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf96a1550346d0338cc47e/html5/thumbnails/1.jpg)
REVIEW JURNAL
KONSEP DIRI PRIA BISEKSUAL
A. Pendahuluan
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungan serta
orang-orang yang berada di sekitarnya. Apa yang dipersepsi orang lain tentang dirinya akan
mempengaruhi penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri positif maupun
negatif pada dasarnya terbentuk melalui proses belajar seseorang sejak kecil sampai dewasa.
Ketika lingkungan memberi label negatif pada seseorang maka konsep diri yang muncul akan
negatif pula. Sebaliknya jika lingkungan memberi label positif pada seseorang maka yang
akan muncul konsep diri yang positif.
Menjelang masa remaja, seseorang akan mengalami proses pencarian identitas, yaitu
proses mengembangkan identitas personal yang unik dari setiap orang. Stereotipe sosial
masyarakat juga mempunyai peranan penting tentang bagaimana seseorang membentuk
identitas dirinya serta berperilaku sebagai perempuan atau laki-laki. Selain identitas diri,
seseorang pada masa remaja juga mengalami perkembangan seksual, pubertas yakni
mengalami kematangan terhadap fungsi-fungsi organ seksual. Perkembangan seksual ini
diiringi adanya dorongan seksual dan rasa ketertarikan pada lawan jenis.
Masyarakat menilai bahwa letak kenormalan seseorang ketika mempunyai dorongan
seksual dan rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Namun disisi lain, ada diantara individu
yang mempunyai ketertarikan dengan sejenis maupun lawan jenisnya (biseksual). Dengan
adanya kelainan ini, masyarakat mempunyai pandangan negatif terhadap biseksualitas. Hal
ini yang menyebabkan individu dengan kecenderungan biseksual merasa terasing dari
masyarakat dan dapat menumbuhkan perasaan atau penilaian negatif dari diri individu.
B. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada laki-
laki yang berusia 23 – 30 tahun, belum menikah dan memiliki orientasi seksual yaitu
biseksual, dimana laki-laki tersebut memiliki ketertarikan emosiaonal maupun seksual
terhadap sesama jenis maupun lawan jenis. Adapun subyek penelitian adalah 2 orang.
1 | P a g e
![Page 2: Review Jurnal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf96a1550346d0338cc47e/html5/thumbnails/2.jpg)
C. Hasil Pembahasan
No. Pembahasan Subyek 1 Subyek 2
1. Pengetahuan tentang diri sendiri
Keadaan biseksual sebagai suatu kekurangan sehingga berusaha menutupi agar orang lain tidak mengetahui, terutama keluarga.
Pernah mendapat label homo/gay/biseksual dari lingkungan.
Keadaan biseksual sebagai suatu kekurangan sehingga berusaha menutupi agar orang lain tidak mengetahui, terutama keluarga.
Adanya kelebihan karena pada saat yang sama dapat menyukai lawan jenis dan sesama jenis.
Pernah marah karena panggilan yang kurang enak didengar, tetapi ada kalanya dihiraukan.
2. Harapan Menjadi laki-laki normal.
Menikah dengan seorang perempuan dan menjadi heteroseksual.
Menjadi laki-laki normal.
Menjalani hidup dengan lebih baik, membatasi pertemanan dengan gay, lesbi dan biseksual.
Menemukan perempuan yang mengerti dan menerima keadaan dirinya.
3. Evaluasi diri Bisa menghargai dirinya sendiri dengan menutupi keadaannya dari masyarakat.
Belum bisa menghargai dirinya sendiri, tidak terima dengan kondisinya sehingga menjadi serba salah dan membuatnya harus berbohong pada orang lain.
4. Diri etik moral
Sadar bahwa orientasi seksualnya bertentangan dengan ajaran agama.
Dengan menjadi Budhist atau Pendeta akan dekat dengan Tuhan dan meninggalkan kehidupan biseksual, dibanding bila menjadi Ulama karena pergaulan Ulama sangat luas.
Sadar bahwa orientasi seksualnya bertentangan dengan ajaran agama.
Mengalihkan perhatian dengan tidak memikirkan pertanggungjawaban pada Tuhan.
5. Image, penampilan fisik & kesan yang ditampilkan
Memperhatikan penampilan.
Mengikuti fitness agar terlihat lebih macho.
Penampilan sewajarnya, memakai celana jeans dan kaos.
Cukup nyaman dengan penampilannya, belum ada keinginan untuk merubah penampilan.
6. Karakteristik Percaya diri Tidak percaya diri, terutama saat
2 | P a g e
![Page 3: Review Jurnal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf96a1550346d0338cc47e/html5/thumbnails/3.jpg)
khusus yang dimiliki Kemampuan kerja tidak pernah
diremehkan.
ingin berkenalan dengan perempuan.
Beberapa orang meremehkan kemampuan kerjanya.
7. Orang lain yang mengetahui
Orang tua tidak tahu.
Yang mengetahui adalah saudara sepupu dan beberapa orang teman kerja.
Orang tua tidak tahu.
Yang mengetahui adalah adik yang kelima dan keenam.
8. Interaksi dengan orang sekitar
Orang-orang terdekat tidak menghindar, melainkan memberi dukungan.
Orang-orang terdekat tidak menghindar, melainkan memberi dukungan.
9. Proses belajar
Tidak pernah merasa tertekan.
Yang membuat tetap kuat adalah dari dirinya sendiri.
Tidak pernah mendapat cemoohan dari orang lain.
Selalu merasa tertekan dengan keadaannya.
Kedua adiknya selalu memberi dukungan dan nasehat.
Banyak menerima cemoohan dan sindiran, bahkan dari kakaknya sendiri.
D. Kesimpulan Penelitian
Faktor eksternal yang meliputi pandangan, penerimaan dan sikap dari lingkungan
cukup mempengaruhi konsep diri dari individu biseksual. Namun faktor internal dari individu
dapat pula melemahkan atau bahkan memperkuat konsep diri yang didapatkan dari
lingkungan. Walaupun lingkungan memberikan pandangan dan sikap negatif, jika individu
mempunyai penerimaan diri yang positif maka akan berdampak pada konsep diri yang positif.
Pada kedua subyek sama-sama mendapatkan pandangan dan sikap negatif dari
lingkungan, namun pada subyek 1 mempunyai penerimaan diri yang positif terhadap kondisi
dirinya sehingga konsep dirinya menjadi positif. Sedangkan pada subyek 2, belum dapat
menerima kondisi dirinya sehingga menjadikan dirinya semakin tertekan dan konsep dirnya
negatif.
E. Ulasan Hasil Penelitian
3 | P a g e
![Page 4: Review Jurnal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf96a1550346d0338cc47e/html5/thumbnails/4.jpg)
Dari hasil penelitian terhadap 2 orang subyek, diketahui bahwa subyek mengerti
tentang kondisi yang dialaminya. Mereka menganggap bahwa keadaan biseksual sebagai
kekurangan yang ada pada diri mereka dan mereka juga sadar bahwa orientasi seksual
mereka sangat bertentangan dengan ajaran agama. Namun mereka belum dapat menentang
keadaan yang mereka alami. Keinginan untuk menjadi laki-laki normal hanya dapat di
kamuflase dengan memberikan penampilan seperti layaknya lelaki normal agar lingkungan
dapat menerima mereka.
Perilaku abnormal seringkali mendapat sorotan tersendiri di masyarakat. Seperti
halnya perilaku seksual yang menyimpang, dalam hal ini adalah biseksual. Bagi mereka yang
mempunyai orientasi biseksual tidak bisa secara “bebas” mengakui tentang keadaannya,.
Mereka hanya dapat jujur mengatakan keadaannya hanya pada keluarga dekat, sahabat atau
orang-orang yang lebih mengerti tentang dirinya. Hal ini semata-mata untuk menghindari
pandangan negatif dari lingkungan/masyarakat. Pandangan negatif inilah yang dapat
mempengaruhi konsep diri seorang biseksual, sehingga mereka akan merasa buruk dan tidak
dibutuhkan di lingkungan.
Dalam pendekatan komunitas, dibahas bahwa penting halnya memahami seseorang
dengan kehidupannya dan untuk menjadikan seseorang tersebut dapat menerima keadaan
dirinya. Demikian juga dengan kaum biseksual, pada dasarnya mereka sama seperti orang
normal namun hanya perlu memahami mereka dengan dunianya maka masyarakat akan
mengerti tentang mereka. Oleh karena itu, biasanya kaum-kaum minoritas seperti biseksual
mempunyai kelompok-kelompok dimana mereka terdiri dari para biseksual ataupun orang
normal yang concern terhadap permasalahan biseksual. Dengan adanya kelompok-kelompok
tersebut diharapkan mereka dapat sejenak secara “bebas” menjadi diri mereka sendiri dan
diharapkan dapat memunculkan konsep diri yang positif.
F. Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan
1. Pada penelitian ini cukup detail dalam mendeskripsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya konsep diri seorang biseksual, baik dari faktor internal
maupun eksternal.
2. Data yang didapatkan dari 2 subyek penelitian ini cukup menggambarkan kondisi
yang terjadi dari pria biseksual.
Kekurangan
4 | P a g e
![Page 5: Review Jurnal](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/55cf96a1550346d0338cc47e/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Subyek dalam penelitian hanya menggunakan 2 orang pria biseksual yang
diperbandingkan antara satu sama lain tentang kondisi yang dapat mempengaruhi
konsep diri mereka. Sehingga belum dapat digeneralisir tentang konsep diri pria
biseksual.
2. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa subyek ke-2 mempunyai konsep diri yang
negatif, sedangkan subyek ke-1 konsep dirinya positif. Namun dari beberapa
pernyataan yang diungkapkan oleh subyek ke-2 menggambarkan bahwa dirinya
juga mempunyai konsep diri yang positif, seperti pembahasan bahwa subyek cukup
menilai bahwa biseksual adalah kelebihan karena pada saat yang sama dapat
menyukai lawan jenis maupun sesama jenis. Selain itu, subyek ke-2 juga
berpenampilan wajar seperti pria normal dan belum ada keinginan untuk
mengubah penampilannya. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini masih belum
tepat, karena hasil penelitian masih belum dapat menyatakan konsep diri subyek.
Dalam penelitian ini lebih tepat jika disimpulkan tentang penerimaan diri pria
biseksual.
5 | P a g e