Review Jurnal

5
REVIEW JURNAL FUNCTIONAL FOOD AND DIETARY SUPLEMENT HUBUNGAN ASUPAN FLAVONOIDS DENGAN RENDAHNYA KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Banyak penelitian yang berkembang mengenai flavonoid. Jika diteliti secara mendalam manfaat flavonoid bagi tubuh manusia sangat banyak. Berikut akan dibahas mengenai penelitian beberapa kelas flavonoid yang berkaitan dengan rendahnya angka kejadian diabetes tipe 2. Jurnal 1 : Higher Dietary Flavonol Intake Is Associated with Lower Incidence of Type 2 Diabetes Jurnal pertama mengenai “Higher Dietary Flavonol Intake Is Associated with Lower Incidence of Type 2 Diabetes ”, dimana telah dilakukan penelitian dari tahun 1991 – 2008 dengan sampel 2.915 pada anggota kelompok Framingham Offspring yang bebas dari Type 2 Diabetes (T2D). Penelitian ini pada kelas flavonoid, khususnya flavonol, flavan-3-ols, dan antosianin. Hasil yang didapat mendukung bukti eksperimental yang menunjukkan bahwa beberapa kelas flavonoid yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Bukti yang berkaitan asupan kelas flavonoid untuk risiko T2D cukup menjanjikan meskipun masih sangat terbatas. Sampai saat penelitian tersebut dipublikasikan pada Juli, 2013 masih belum diketahui adanya studi intervensi manusia terkait asupan flavonoid untuk kejadian T2D.

description

Kesehatan

Transcript of Review Jurnal

Page 1: Review Jurnal

REVIEW JURNAL

FUNCTIONAL FOOD AND DIETARY SUPLEMENT

HUBUNGAN ASUPAN FLAVONOIDS DENGAN RENDAHNYA KEJADIAN

DIABETES MELLITUS TIPE 2

Banyak penelitian yang berkembang mengenai flavonoid. Jika diteliti secara

mendalam manfaat flavonoid bagi tubuh manusia sangat banyak. Berikut akan dibahas

mengenai penelitian beberapa kelas flavonoid yang berkaitan dengan rendahnya angka

kejadian diabetes tipe 2.

Jurnal 1 : Higher Dietary Flavonol Intake Is Associated with Lower Incidence of Type 2

Diabetes

Jurnal pertama mengenai “Higher Dietary Flavonol Intake Is Associated with

Lower Incidence of Type 2 Diabetes”, dimana telah dilakukan penelitian dari tahun 1991 –

2008 dengan sampel 2.915 pada anggota kelompok Framingham Offspring yang bebas dari

Type 2 Diabetes (T2D). Penelitian ini pada kelas flavonoid, khususnya flavonol, flavan-3-ols,

dan antosianin. Hasil yang didapat mendukung bukti eksperimental yang menunjukkan

bahwa beberapa kelas flavonoid yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Bukti yang

berkaitan asupan kelas flavonoid untuk risiko T2D cukup menjanjikan meskipun masih

sangat terbatas. Sampai saat penelitian tersebut dipublikasikan pada Juli, 2013 masih belum

diketahui adanya studi intervensi manusia terkait asupan flavonoid untuk kejadian T2D.

Jurnal 2 : Dietary Intakes of Individual Flavanols and Flavonols Are Inversely

Associated with Incident Type 2 Diabetes in European Populations

Jurnal kedua mengenai “Dietary Intakes of Individual Flavanols and Flavonols Are

Inversely Associated with Incident Type 2 Diabetes in European Populations” yang

dipublikasikan pada Desember, 2013 dimana dilakukan penelitian sejak tahun 1990an dengan

sampel analisis mencakup 26.088 peserta di 8 negara Eropa. Penelitian ini khususnya pada

subkelas flavonoid yaitu flavanol dan flavonol. Sebagai kesimpulan, studi kasus-kohort

prospektif besar ini mendukung peran protektif untuk semua monomer flavan-3-ol (flavanol),

proanthocyanidins, dan myricetin (flavonol) terhadap T2D pada pria dan wanita di seluruh

negara-negara Eropa. Hasil ini menyoroti pentingnya penilaian asupan flavonoid khusunya

dari subkelas flavonoid. Studi lainnya di populasi yang berbeda diperlukan untuk

Page 2: Review Jurnal

mengkonfirmasi hubungan yang berkebalikan antara asupan flavanol dan flavonol dengan

risiko mengembangkan T2D.

Jurnal 3 : Intakes of Anthocyanins and Flavones Are Associated with Biomarkers of

Insulin Resistance and Inflammation in Women

Penelitian terbaru yang dipublikasikan Februari, 2014 hasil penelitian Universitas

East Angelia dan King’s College London yang dipimpin oleh Prof Cassidy memperkuat bukti

bahwa konsumsi flavonoid dalam jumlah tinggi bisa memberi perlindungan terhadap diabetes

tipe 2. Flavonoid merupakan senyawa yang mampu menurunkan resistensi insulin dan

mengatur kadar gula darah dengan lebih baik.

Penelitan berjudul “Intakes of Anthocyanins and Flavones Are Associated with

Biomarkers of Insulin Resistance and Inflammation in Women”. Fokus penelitian terhadap

flavon yang terkandung dalam rempah-rempah dan sayuran, seperti peterseli dan seledri. Juga

antosianin yang terkandung dalam buah berry, anggur, wine, dan buah atau sayur berwarna

biru.

Tujuan dari penelitian adalah untuk menambah bobot lebih pada temuan ini dengan

mulai mengungkap bagaimana senyawa tersebut bekerja di dalam tubuh manusia. Penelitian

sebelumnya oleh Prof Cassidy telah menunjukkan bahwa senyawa bioakfif kuat yang ada

dalam buah dan makanan lain seperti cokelat, bisa mengurangi risiko terkena serangan

jantung dan diabetes tipe 2.

Penelitian ini melibatkan 1.997 wanita sehat  berusia 18-76 tahun, dan sekitar

separuhnya adalah pasca-menopause. Para wanita menyelesaikan kuesioner makanan yang

digunakan untuk memperkirakan asupan mereka dari enam jenis flavonoid. Cassidy dan

rekan-rekannya juga menghitung total asupan kalori dan indeks massa tubuh (BMI), yakni

ukuran berat yang terkait dengan tinggi.

Para peserta tersebut juga ditanya tentang riwayat medis keluarga mereka, kebiasaan

gaya hidup, dan tingkat asupan tertinggi. Rata-rata total asupan flavonoid para wanita adalah

1,2 gram per hari, namun berkisar sekitar 0,6 gram setiap harinya pada wanita dengan asupan

terendah. Selain itu, wanita dengan asupan tertinggi rata-ratanya adalah 1,7 gram. Menurut

laporan tim Prof Cassidy, teh merupakan sumber terbesar dari flavonoid dalam makanan.

Terdapat juga makanan lainnya seperti buah anggur, pir, berry, jeruk dan paprika.

Para peneliti juga mengukur kadar insulin, glukosa dan tanda-tanda peradangan untuk

semua peserta. Mereka menggunakan pengukuran tersebut untuk menghitung resistensi

insulin yang dianggap sebagai tanda awal menuju diabetes tipe 2. Resistensi insulin terjadi

Page 3: Review Jurnal

ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif untuk

mendapatkan gula darah ke dalam sel. Pada akhirnya, wanita yang mengonsumsi paling

banyak dari dua jenis tertentu flavonoid yaitu anthocyanin dan flavon setidaknya memiliki

resistensi insulin dan tingkat peradangan paling rendah .

Penelitian berbasis populasi ini menunjukkan bahwa kebiasaan asupan flavonoid yang

bernama anthocyanin, senyawa yang bertanggung jawab terhadap hadirnya warna merah atau

biru pada buah berry dan buah atau sayuran lainnya, diketahui dapat memperbaiki

penanganan glukosa dan insulin serta mengurangi peradangan, salah satu faktor risiko

penyakit jantung dan diabetes

Kendati demikian, penelitian ini tidaklah membuktikan bahwa mengonsumsi

makanan kaya flavonoid dapat mengurangi peradangan atau resistensi insulin. Penelitian ini

juga tidak memonitor para partisipan wanita untuk melihat siapa yang benar-benar

mengembangkan diabetes atau penyakit jantung. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk

menguji apa yang bisa dilakukan senyawa tersebut di dalam tubuh dan berapa banyak yang

perlu dikonsumsi untuk memberikan manfaat kesehatan.

Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa mengonsumsi seporsi buah kaya flavonoid

setiap hari dikaitkan dengan kontrol yang lebih baik terhadap kadar gula darah dan tekanan

darah serta dapat membantu upaya pencegahan sebagai bagian dari makanan yang sehat.

Selain itu konsumsi flavonoid juga dapat mengurangi risiko peradangan atau anti-inflamasi,

dan berkaitan dengan mengurangi risiko penyakit lainnya seperti diabetes, kanker, obesitas

dan kardiovaskular.