Review Jurnal

17
Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik REVIEW JURNAL I.Jurnal Sektor Publik a. Judul jurnal yang direview : ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PADA RUMAH SAKIT. b. Penulis Jurnal : Dra. Titik Mildawati, M.Si., Ak, yaitu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) . c. Sumber Jurnal : Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP), Volume 3, No. 2 – Februari 2007, Hal : 191- 202. d. Reviewer : 1. Randi Eka Putra (P2600214004), 2. Abdul Razak (P2600214002), dan 3. Widyawati (P2600214006) e. Tujuan Penelitian : Untuk mengungkapkan penggunaan Activity Based Management pada manajemen rumah sakit. f. Metodologi Penelitian : Metode penelitian jurnal adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti membahas secara deskriptif bagaimana penerapan Activity Based Management pada manajemen rumah sakit dengan menggambarkan lewat satu contoh penanganan kasus yaitu sectio caesaria (SC). g. Hasil Penelitian : 1. Pendahuluan Seperti halnya perusahaan, pada masa sekarang rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan Review Jurnal Page 1

description

Jurnal ABM

Transcript of Review Jurnal

Page 1: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

REVIEW JURNAL

I. Jurnal Sektor Publik

a. Judul jurnal yang direview :

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PADA RUMAH

SAKIT.

b. Penulis Jurnal :

Dra. Titik Mildawati, M.Si., Ak, yaitu dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA) .

c. Sumber Jurnal :

Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP),

Volume 3, No. 2 – Februari 2007, Hal : 191-202.

d. Reviewer :

1. Randi Eka Putra (P2600214004), 2. Abdul Razak

(P2600214002), dan 3. Widyawati (P2600214006)

e. Tujuan Penelitian :

Untuk mengungkapkan penggunaan Activity Based Management

pada manajemen rumah sakit.

f. Metodologi Penelitian :

Metode penelitian jurnal adalah metode penelitian kualitatif

deskriptif. Peneliti membahas secara deskriptif bagaimana

penerapan Activity Based Management pada manajemen rumah

sakit dengan menggambarkan lewat satu contoh penanganan

kasus yaitu sectio caesaria (SC).

g. Hasil Penelitian :

1. Pendahuluan

Seperti halnya perusahaan, pada masa sekarang rumah

sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif,

termasuk bersaing dengan pelayanan kesehatan alternatif

seperti dukun dan tabib. Disamping itu, kebutuhan penduduk

akan kesehatan juga semakin meningkat, penyakit semakin

kompleks dan teknologi kedokteran dan perawatan yang semakin

Review Jurnal Page 1

Page 2: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

tinggi menuntut tersedianya dana untuk investasi operasional

dan pemeliharaan. Rumah sakit dapat dilihat sebagai suatu

lembaga usaha yang membutuhkan sebagai konsep ekonomi dan

manajemen. Meskipun rumah sakit lebih berfungsi sosial, tidak

berarti bahwa persaingan dalam industri jasa rumah sakit tidak

ada sama sekali. Rumah sakit tidak lagi harus dipandang sebagai

suatu lembaga yang hanya bersandar pada norma-norma dan

etika profesi kedokteran, tetapi lebih mengarah pada suatu

lembaga yang harus hidup secara bermutu, berkembang, dan

mempunyai dasar etika berbagai profesi dan mempunyai etika

bisnis. Rumah sakit merupakan lembaga multi profesional yang

menghasilkan berbagai produk pelayanan kesehatan yang

bermutu, harus tetap memperhatikan aspek sosialnya. Oleh

karena itu manajemen atau pimpinan rumah sakit diharapkan

mampu mengorganisasikan sumber daya yang dimilikinya untuk

memenangkan persaingan.

Rumah sakit sebagai organisasi yang menghasilkan jasa

pelayanan dan barang-barang kesehatan tentunya dapat

memanfaatkan ilmu ekonomi agar mencapai pelayanan yang

efisian. Artikel ini berusaha untuk mengungkapkan penggunaan

Activity Based Management(ABM) pada manajemen rumah sakit.

2. Kerangka teoritik :

Menurut Mulyadi (1999) manajemen berbasis aktivitas

(Activiy Base Management/ ABM) merupakan sebuah sistem yang

luas dengan suatu pendekatan yang terintegrasi yang

memfokuskan perhatian manajemen pada kegiatan-kegiatan

dengan tujuan memperbaiki nilai customer dan laba yang dicapai

dengan menyediakan nilai tersebut. Dari definisi di atas ada dua

frasa penting yaitu:

1. Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem

terhadap aktivitas yaitu kegiatan yang menbentuk suatu

proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa.

Review Jurnal Page 2

Page 3: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

2. Bertujuan untuk meningkatkan customer value dan laba

dengan improvement secara berkelanjutan terhadap customer

value dan menghilangkan pemborosan. Dengan hilangnya

pemborosan tersebut, biaya dapat berkurang dan laba akan

meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat dari

dihilangkannya pemborosan. Pemborosan diakibatkan oleh

adanya aktivitas yang bukan penambah nilai (non-value added

avtivity) dan aktivitas penambah nilai (value added activity)

yang dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, fokus

manajemen berbasis aktivitas adalah penyebab terjadinya

biaya itu sendiri untuk menghilangkan aktivitas bukan

penambah nilai dan untuk memperbaiki aktivitas penambah

nilai yang mengakibatkan penurunan biaya dan menaikkan

laba.

ABM memiliki dua dimensi yaitu dimensi biaya dan dimensi

proses (Hansen dan Mowen, 1997). Dimensi biaya memberikan

informasi tentang sumber, aktivitas, produk, dan customer, serta

obyek-obyek biaya lainnya. Tujuan dimensi biaya ini adalah

meningkatnya ketelitian perhitungan biaya. Dimensi proses

menekankan pada perlunya analisis terhadap aktivitas,

mengapa, dan seberapa besar aktivitas itu dilakukan. Tujuannya

untuk mengetahui cara bagaimana suatu aktivitas menciptakan

nilai bagi customer (customer value).

Analisis Proses Nilai

Analisis proses nilai berkaitan dengan analisis pemacu,

analisis aktivitas, pengelolaan aktivitas, dan pengukuran kinerja

(Mulyadi, 1997). Analisis pemacu adalah usaha untuk mencari

akar penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas. Jika penyebab

timbulnya biaya diketahui, dapat dicari tindakan untuk

melakukan improvement terhadap aktivitas.

Analisis Biaya

Review Jurnal Page 3

Page 4: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Analisis ini diperlukan untuk menentukan biaya proses.

Penentuan biaya proses adalah penghitungan nilai sumber daya

yang dikorbankan untuk menjalankan suatu proses penciptaan

nilai bagi customer. Nilai customer diciptakan oleh perusahaan

melalui penyerahan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan

keinginan, dan harapan customer. Ini merupakan dimensi biaya.

Dimensi ini memberikan informasi dari sumber, aktivitas, produk

dan customer (dan obyek lainnya yang ingin diketahui). Biaya

sumber daya ditelusur ke aktivitas-aktivitas, kemudian biaya

aktivitas dibebankan ke produk atau customer. Penentuan harga

pokok berdasar aktivitas biasa disebut activity based costing

(ABC). Dimensi ini berguna untuk penetapan biaya produk,

stategi managemen biaya dan

analisis taktis.

Keunggulan ABM

Keunggulan utama pendekatan ABM meliputi: (Blocher,

1995) 1) ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis

kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas

tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan

meningkatkan nilai (value) bagi customer. 2) ABM memperbaiki

fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya

untuk menambah nilai aktivitas kunci, customer kunci, produk

kunci, dan metode untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif perusahaan.

3. Pembahasan :

Secara keseluruhan penelitian ini dapat menjelaskan

bagaimana Activity Based Management(ABM) dapat digunakan

pada manajemen rumah sakit. Contoh penerapan yang

digambarkan dalam penelitian ini adalah pada kasus sectio

caesaria (SC) sebagai garis produksi dalam rumah sakit dengan

nama medick clinical pathways. Dari kasus ini ada beberapa yang

bisa diketahui dengan ABM yaitu :

Review Jurnal Page 4

Page 5: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Manajemen aktivitas, dari aktivitas dapat diidentifikasi

mana aktifitas yang menambah nilai dan mana yang tidak

menambah nilai. Contohnya pemberian obat sesuai dengan

penyakitnya adalah aktivitas yang menambah nilai yang mana

aktivitas ini diperlukan dalam rangka menghasilkan nilai bagi

pasien, sedangkan pemberian obat yang tidak sesuai dengan

penyakit yang diderita para pasien adalah ativitas yang tidak

menambah nilai. Aktivitas ini tidak diperlukan dalam

menghasilkan nilai bagi customer harus dihilangkan. Oleh karena

itu seorang dokter harus mempunyai kompetensi dan perlu

diagnosa yang tepat dalam memberikan obat.

Pengukuran aktivitas, Langkah ini, untuk

mengungkapkan apakah yang telah dilakukan continuous

improvement. Contoh adalah aktivitas pembersihan ruangan

perlu diukur efisiensi, kualitas, dan waktu. Efisiensi diukur

dengan membandingkan masukan aktivitas yaitu biaya-biaya

yang diperlukan untuk aktivitas tersebut misalnya gaji pekerja,

peralatan, dan biaya-biaya lain untuk aktivitas tersebut dengan

keluaran aktivitas misalnya jumlah ruangan yang dibersihkan.

Demikian juga waktu yang diperlukan untuk aktivitas dan kualitas

pelaksanaan aktivitas ini harus diukur.

Dimensi Biaya, dilakukan dengan penggunaan ABC.

Contohnya pada perawatan dan penginapan pasien.

Pengukuran Kinerja, dengan menggunakan balanced

scorecard menurut Mulyadi (1995) ada empat perspektif

indikator dalam manajemen rumah sakit yaitu : 1. Persperktif

Keuangan, 2. Perpektif Pengguna dan Donor, 3. Perspektif proses

pelayanan, dan 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

SDM.

h. Kekuatan dan Kelemahan Jurnal :

Berdasarkan hasil penelitian, jurnal ini mampu membuktikan

bahwa ABM yang awalnya muncul pada perusahaan manufaktur

Review Jurnal Page 5

Page 6: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

juga dapat dimanfaatkan pada usaha yang bergerak disektor jasa

seperti pada rumah sakit. Contoh kasus yang diangkat sudah

cukup menjadi bukti bahwa ABM dapat digambarkan

penggunaannya dalam manajemen rumah sakit.

Hanya saja kelemahan jurnal ini adalah penelitian yang

dilakukan hanya merupakan penelitian pustaka saja dimana data

yang digunakan hanya bersumber dari literatur sehingga

gambaran yang sebenarnya terjadi di rumah sakit belum kita

dapatkan dari jurnal ini.

Review Jurnal Page 6

Page 7: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

II. Jurnal Sektor Privat

a. Judul jurnal yang direview :

IDENTIFIKASI NON VALUE ADDED ACTIVITY MELALUI

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN

EFISIENSI HOTEL SEDONA MANADO.

b. Penulis Jurnal :

Meiny Parengkuan, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Sam Ratulangi.

c. Sumber Jurnal :

Jurnal Ekonomi Pembangunan (EMBA), Volume 1, No. 3 –

September 2013, Hal : 109-117.

d. Reviewer :

1. Randi Eka Putra (P2600214004), 2. Abdul Razak

(P2600214002), dan 3. Widyawati (P2600214006)

e. Tujuan Penelitian :

Membantu pihak manajemen hotel untuk dapat melakukan

pengefisiensian biaya yang muncul pada divisi Room hotel

melalui pengidentifikasian aktivitas tidak bernilai tambah

tersebut.

f. Metodologi Penelitian :

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu dengan cara

menganalisa semua aktivitas yang ada di divisi room Hotel

Sedona Manado lalu mengklasifikasikan aktivitas tersebut

menjadi aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.

Aktivitas tidak bernilai tambah ini akan dieliminasi ataupun

digabungkan dengan aktivitas lain yang sejenis sehingga biaya

tidak bernilai tambah yang muncul dari aktivitas ini dapat

direduksi jumlahnya.

g. Abstraksi :

Akibat kemajuan yang cukup pesat saat ini, terciptalah

suatu dunia usaha yang semakin maju. Hal ini mendorong

perekonomian ke era globalisasi yang tentu saja berdampak

Review Jurnal Page 7

Page 8: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

pada persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan ini

tidak hanya terjadi di lingkungan industri manufaktur saja

tetapi juga industri jasa. Seiring dengan meningkatnya

persaingan di bidang industri jasa khususnya perhotelan, maka

Hotel Sedona Manado harus menciptakan suatu keunggulan

kompetitif dibanding pesaingnya. Oleh karena itu untuk

menciptakan keunggulan tersebut, Hotel Sedona Manado

harus dapat menciptakan efisiensi dengan cara mengelola

aktivitas yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas pelayanan

yang diberikan kepada pelanggan. Metode yang digunakan

untuk mengelola aktivitas sehingga tercipta efisiensi ini

disebut Activity-Based Management. Penelitian yang dilakukan

bersifat deskriptif yaitu dengan cara menganalisa semua

aktivitas yang ada di divisi room Hotel Sedona Manado lalu

mengklasifikasikan aktivitas tersebut menjadi aktivitas bernilai

tambah dan tidak bernilai tambah. Aktivitas tidak bernilai

tambah ini akan dieliminasi ataupun digabungkan dengan

aktivitas lain yang sejenis sehingga biaya tidak bernilai tambah

yang muncul dari aktivitas ini dapat direduksi jumlahnya.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dengan menerapkan

metode Activity-Based Management, Hotel Sedona Manado

melakukan pengurangan biaya tidak bernilai tambah sehingga

hal ini dapat menciptakan efisiensi tanpa harus mengurangi

kualitas pelayanan yang diberikan pihak Hotel Sedona Manado

kepada para pelanggan dan dengan menggunakan Activity-

Based Management maka total biaya di divisi room Hotel

Sedona Manado dapat berkurang sebanyak Rp.

129.030.624,92 dari Rp.1.272.182.106,80 menjadi Rp.

1.143.151.481,88.

h. Implikasi teori dan Review penelitian :

Review Jurnal Page 8

Page 9: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Penelitian ini bersandar pada teori Activity Based

Management (ABM), yaitu pendekatan untuk keseluruhan

sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian

manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan

meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai

dengan mewujudkan nilai ini tersebut. Hansen dan Mowen

(2009:224). Hilton et al (2006:180) mendefinisikan manajemen

berdasarkan aktivitas digunakan oleh manajemen untuk

mengevaluasi biaya dan nilai-nilai dari kegiatan proses untuk

mengidentifikasi peluang untuk peningkatan efisiensi.

Keunggulan dan Manfaat Activity-Based Management

(ABM)

Blocher et al (2011:132) menjelaskan 2 keunggulan ABM

yaitu, (1) Activity-Based Management mengukur efektivitas

proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasi

bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk

menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan. (2)

Activity-Based Management memperbaiki fokus manajemen

dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah

nilai aktivitas kunci, pelanggan, dan metode untuk

mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan.

Supriyono (2008:343) menjelaskan ABM dapat

menyediakan alat bagi manajemen untuk meningkatkan

profitabilitas dan kinerja pada berbagai level organisasi.

Tunggal (2010:73), menjelaskan beberapa manfaat dari

Activity-Based Management adalah: (1) Menyediakan suatu

cara untuk proses berkesinambungan. (2) Memfokuskan pada

biaya-biaya penting. (3) Menciptakan suatu hubungan antara

biaya-biaya bisnis dan menciptakan nilai. (4) Menyediakan

ukuran-ukuran non keuangan. (5) Menyertakan semua fungsi

Review Jurnal Page 9

Page 10: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

bisnis dalam suatu organisasi. (6) Mengakui peran perubahan

perilaku dalam sistem pelaporan.

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tak Bernilai

Tambah (Value Added Activity and Non Value Added

Activity)

Hansen dan Mowen (2009:383) mengemukakan aktivitas

bernilai tambah adalah yang diperlukan untuk tetap dalam

bisnis. Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas bernilai tambah

adalah kegiatan yang dinilai berkontribusi terhadap nilai

pelanggan atau memuaskan kebutuhan organisasi. Hansen

dan Mowen (2009:384) mengemukakan aktivitas tak bernilai

tambah adalah semua kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan

bisnis yang tidak penting dan karena itu tidak diperlukan.

Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas tak bernilai tambah

merupakan kegiatan yang dianggap tidak memberikan

kontribusi terhadap nilai pelanggan atau kebutuhan organisasi

itu.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini juga mengacu pada penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Fariyani (2012) dengan judul penelitian

“Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity-Based

Management (Studi Kasus Perusahaan Khalis Shoes)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Activity

Based Management (ABM) pada industri perdagangan, yaitu

industri sepatu, untuk mengetahui Activity Based Management

(ABM) yang diterapkan mampu mendorong efisiensi biaya

produksi atau tidak. Data yang digunakan berasal dari hasil

studi pustaka, observasi dan wawancara pada objek penelitian.

i. Hasil Penelitian :

Gambaran umum biaya-biaya Divisi Room Hotel Sedona

Tahun 2012 :

Review Jurnal Page 10

Page 11: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Analisis Cost Driver

Pengalokasian Biaya ke Aktivitas

Review Jurnal Page 11

Page 12: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

Review Jurnal Page 12

Page 13: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Pengurangan Biaya (Cost Reduction)

Pengurangan biaya ini perlu dilakukan Hotel Sedona Manado

seiring dengan munculnya beberapa aktivitas tidak bernilai tambah

di hotel tersebut karena aktivitas tersebut nantinya hanya

berdampak pada munculnya biaya yang tidak bernilai tambah yang

tentu saja merugikan bagi pihak Hotel Sedona Manado. Dari hasil

analisa sebelumnya nampak bahwa ada beberapa aktivitas yang

dapat digabungkan dengan aktivitas lain yang sejenis, direduksi

volume aktivitasnya, atau bahkan ada yang perlu untuk dieliminasi.

Aktivitas tersebut antara lain:

1. Room Numbering Block

Aktivitas ini adalah aktivitas member tanda untuk nomor

kamar yang ditempati oleh tamu dan aktivitas ini hampir sama

dengan aktivitas reservation call book & blocking sehingga aktivitas

ini tidak bernilai tambah, oleh karena itu aktivitas ini dapat

dieliminasi karena merupakan bentuk pengulangan dari aktivitas

reservation call book & blocking sehingga biayanya dapat dieliminasi

100 %. Aktivitas ini termasuk dalam aktivitas membuat skedul.

2. Reservation Confirmation

Review Jurnal Page 13

Page 14: Review Jurnal

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Aktivitas ini adalah aktivitas untuk melakukan konfirmasi ulang

kepada tamu yang akan menginap di hotel. Aktivitas ini juga dapat

dieliminasi karena sama dengan aktivitas reservation call book &

blocking sehingga aktivitas reservation confirmation ini hanya

menghasilkan biaya tidak bernilai tambah. Dengan adanya

pengeliminasian aktivitas ini maka biaya yang muncul juga

dieliminasi sebanyak 100%. Aktivitas ini termasuk dalam aktivitas

membuat skedul.

3. Arrangement Room Ocupied

Merupakan aktivitas untuk mengatur kamar setelah tamu tiba

di hotel. Aktivitas ini dieliminasi karena jika pihak hotel telah

memastikan dengan jelas kepada pihak pemesan kamar mengenai

jumlah kamar yang akan dihuni oleh tamu pada saat tamu tersebut

melakukan reservasi maka pihak hotel dapat memperoleh informasi

mengenai jumlah kamar yang akan disediakan untuk tamu yang

memesan kamar sehingga aktivitas ini tidak dapat diperlukan lagi

dan aktivitas ini dapat dieliminasi sebesar 100%. Aktivitas ini

termasuk dalam aktivitas membuat skedul.

4. Inspeksi kamar

Aktivitas ini adalah aktivitas untuk memeriksa keadaan kamar,

apakah ada yang rusak atau tidak. Aktivitas ini dapat dieliminasi

karena aktivitas ini telah dilakukan oleh aktivitas lain yaitu aktivitas

supervise housekeeping sehingga dapat dieliminasi 100 % langsung.

Aktivitas ini termasuk dalam aktivitas melakukan inspeksi.

Berdasarkan pengeliminasian aktivitas tidak bernilai tambah

tersebut, maka biaya aktivitas yang timbul di divisi room Hotel

Sedona Manado ini tentu saja akan berkurang. Sehingga dengan

menggunakan Activity-Based Management maka total biaya di divisi

room Hotel Sedona Manado dapat berkurang sebanyak

Rp.129.030.624,92 dari Rp.1.272.182.106,80 menjadi Rp

1.143.151.481,88.`

Review Jurnal Page 14