REVERSE ENGINERING PTK_mei15.pdf

20
1 REVERSE ENGINERING, MODEL 3 RD PLATFORM PENELITIAN TINDAKAN KELAS BERBASIS KOMPETISI. DIDIK SRI PURWADI, SMK NEGERI 9 SEMARANG Email: [email protected] ABSTRAK : Reverse engineering adalah sebuah proses untuk mencari dan menemukan teknologi yang bekerja di balik suatu sistem, perangkat atau objek, melalui sebuah proses analisa mendalam pada struktur, fungsi dan cara kerja dari sistem, perangkat atau objek yang di teliti.Paradigma guru profesionalyang hanya meneliti masalah yang ada disiswa di pelajaran tertentu, harus berubah dengan melihat kondisi global saat ini. Memang Pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah semata, tapi juga orangtua, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan adalah tanggung jawab kita. Hanya dengan pendidikan, keunggulan kompetitif suatu bangsa dapat dicapai.. Kombinasi model Penelitian Tindakan Kelas yang ada selama ini dengan 3 rd platform, Cloud, Mobile, Big Data dan Sosial media menjadi alternative untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, yang bertujuan pada hasil yang lebih kompetitif bagi kemajuan belajar siswa. Melakukan test IQ diawal siswa masuk sekolah menjadi bagian tak terpisahkan dalam langkah Pre Rencana Penelitian Tindakan Kelas dan mengujinya langsung dalam kompetisi yang diadakan oleh universitas. Akurasi Penelitian menggunaan model PTK 3 rd platform berbasis kompetisi ini untuk mata pelajaran RPL seperti Web Desain 0,75, Comic Strip 0,75,dan bidang lain diluar RPL tetapi diikuti oleh siswa RPL di kelas yang sama, yang juga menjadi tugas peneliti seperti lomba standup komedi 0,9 dan lomba menulis cerpen meraih juara pertama Kata kunci : Reverse Engineering, Test IQ , Penelitian tindakan kelas,

Transcript of REVERSE ENGINERING PTK_mei15.pdf

  • 1

    REVERSE ENGINERING, MODEL 3RD

    PLATFORM PENELITIAN

    TINDAKAN KELAS BERBASIS KOMPETISI.

    DIDIK SRI PURWADI, SMK NEGERI 9 SEMARANG

    Email: [email protected]

    ABSTRAK :

    Reverse engineering adalah sebuah proses untuk mencari dan menemukan teknologi yang bekerja di balik suatu

    sistem, perangkat atau objek, melalui sebuah proses analisa mendalam pada struktur, fungsi dan cara kerja dari

    sistem, perangkat atau objek yang di teliti.Paradigma guru profesionalyang hanya meneliti masalah yang ada

    disiswa di pelajaran tertentu, harus berubah dengan melihat kondisi global saat ini. Memang Pendidikan bukan

    tanggung jawab pemerintah semata, tapi juga orangtua, keluarga, dan masyarakat.

    Pendidikan adalah tanggung jawab kita. Hanya dengan pendidikan, keunggulan kompetitif suatu bangsa dapat

    dicapai.. Kombinasi model Penelitian Tindakan Kelas yang ada selama ini dengan 3rd

    platform, Cloud, Mobile,

    Big Data dan Sosial media menjadi alternative untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, yang bertujuan

    pada hasil yang lebih kompetitif bagi kemajuan belajar siswa. Melakukan test IQ diawal siswa masuk sekolah

    menjadi bagian tak terpisahkan dalam langkah Pre Rencana Penelitian Tindakan Kelas dan mengujinya

    langsung dalam kompetisi yang diadakan oleh universitas.

    Akurasi Penelitian menggunaan model PTK 3rd

    platform berbasis kompetisi ini untuk mata pelajaran RPL

    seperti Web Desain 0,75, Comic Strip 0,75,dan bidang lain diluar RPL tetapi diikuti oleh siswa RPL di kelas

    yang sama, yang juga menjadi tugas peneliti seperti lomba standup komedi 0,9 dan lomba menulis cerpen

    meraih juara pertama

    Kata kunci : Reverse Engineering, Test IQ , Penelitian tindakan kelas,

  • 2

    ABSTRACT:

    Reverse engineering is a process to search for and find technology that works behind a

    system, device or object, through a process of in-depth analysis on the structure, function and

    workings of the system, device or object in teliti.Paradigma teacher profesionalyang only

    examine issues that No disiswa in certain subjects, should be changed to see the current

    global conditions. Indeed, education is not the responsibility of government alone, but also

    parents,amilies,and,communities.

    Education is our responsibility. Only with education, the competitive advantage of a nation

    can be achieved .. The combination of Class Action Research models that exist during the 3rd

    platform, Cloud, Mobile, Big Data and Social media as an alternative to classroom action

    research, which aims at a more competitive outcome for students' progress. IQ test at the

    beginning of school students become an integral part in the steps Pre Plan Class Action

    Research and test it directly in a competition held by the university.

    The study uses a model of accuracy 3rd PTK this competition-based platform for subjects

    such as Web Design RPL 0.75, 0.75 Comic Strip, and other areas outside of RPL but

    followed by RPL students in the same class, which is also the task of the researcher as a

    standup contest 0.9 comedies and short story writing competition won first prize.

    Keyword : Reverce Enginering, Test IQ, Classroom Action Research.

  • 3

    BAB 1

    PENDAHULUAN :

    BAB1.1 LATAR BELAKANG

    Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat angka pengangguran bertambah 300.000 orang

    menjadi 7,45 juta orang per Februari 2015. Kondisi ini seiring dengan perlambatan ekonomi

    yang terjadi pada kuartal I-2015 hanya 4,71%.. Pengangguran paling besar terjadi pada

    masyarakat berpendidikan dengan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu sebesar

    9,05%. dibandingkan dengan Februari 2014, ada kenaikan 1,84 poin.

    Sebenarnya ini bukan sesuatu yang mengejutkan, karena dibanyak negara pun hal ini

    juga terjadi tetapi yang menjadi keprihatinan justru semangat SMK BISA menjadi tak

    bertenaga. Sementara di akhir tahun ini kran Masyarakat Ekonomi Asean dibuka, bagaimana

    kesiapan menghadapi AFTA? Kesiapan secara regulasi maupun kesiapan sektor riil mengacu

    pada indikasi peningkatan kualitas dan kuantitas produksi untuk bersaing termasuk tentu saja

    di dunia pendidikan . Kompetensi makin penting dalam menghadapi persoalan ini.

    Beberapa jalan keluar dalam menghadapi kompetisi globai ini diantaranya adalah

    kurikula pendidikan di tingkat satuan sekolah menengah pertama maupun atas termasuk

    SMK harus menyesuaikan kondisi dan persaingan global dewasa ini yang mencakup 3rd

    Platform informasi anatara lain Cloud, Mobile, Bigdata dan Social media.

    Penelitian tindakan kelas ( PTK ) modern merupakan proses dinamis yang

    didalamnya terdapat empat momen dasar penelitian yakni perencanaan, tindakan, observasi

    dan refleksi ditambahkan dengan 3rd platform utama. Harus dipahami PTK Modern bukan

  • 4

    hanya sebagai tahapan statis yang komplit, tetapi sebagai tindakan dalam menyelesaikan

    siklus hidup pengembangan sistim ( SDLC ) PTK yang berakhir pada Pengujian.

    Disamping itu, hal yang cukup crusial sebelum melakukan Penelitian tindakan kelas

    adalah melakukan Test IQ yang memuat minat, bakat dan potensi siswa. Test IQ berguna

    untuk mengetahui tingkat inteligensi seseorang. Kalau IQ sudah diketahui, akan diketahui

    pula proses belajar agar anak memperoleh hasil yang maksimal , faktor lingkungan ( social

    media ) , stimulasi dalam menangkap informasi sekitar ( mobile ) , mengambil dan bermain

    games ( big data ) , pembelajaran di luar kelas , mengikuti pameran, seminar teknologi ,

    menyimpan kemudian mengambil kembali data yang ada ( cloud ) bisa memengaruhi

    besaran nilai IQ anak.

    1. MASALAH :

    1. Rendahnya minat baca dan belajar siswa.

    2. Siswa berasal beragam sekolah.

    3. Minat bakat potensi siswa klas 1 di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak

    RPL belum diketahui dan dipahami.

    4. Keberhasilan PTK hanya diukur dengan indikator kenaikan nilai Kriteria

    Ketuntasan minimal ( KKM ).

    2. RUMUSAN MASALAH :

    1.Apakah Test IQ minat bakat dan potensi memberi pengaruh yang signifikan

    terhadap hasil belajar siswa.

    2.Apakah menerapkan proses eksplore dalam siklus hidup pengembangan

    system penelitian tindakan kelas baik dalam pre rencana dan pengujian

    kedepan lulusan SMK tidak ada yang menganggur.

    3. Bagaimana penerapan model 3rd

    platform penelitian Tindakan kelas

    membawa solusi .

  • 5

    3. TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model penelitian tindakan kelas yang

    upgradable, diantaranya dengan melakukan Reverse Enginering di PTK itu sendiri. Antara

    lain :

    1.Menempatkan test IQ minat bakat dan potensi sebagai bagian utama ke semua guru

    sebelum mengajar awal di kelas, sehingga guru memiliki harapan dan tujuan pembelajaran

    yang jelas .

    2. Identifikasi model PTK yang lebih dinamis untuk menghadapi persaingan global dan

    mengurangi sumbangan penggangguran tingkat SMK.

    3. PenerapanMetode PTK modern yang kompeten dan kompetitif.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Hasil penelitian terdahulu: ( STATE OF ART )

    Terbukanya Kran Masyarakat Ekonomi Asean disebagian pandangan pesimis

    mengatakan pendidikan juga akan dikuasai oleh tenaga-tenaga guru asing, artinya bisa-bisa

    banyak guru yang terpinggirkan, dan lain sebagainya. Justru keterbukaan ini semestinya

    menjadi trigger untuk makin kompeten dan kompetitif dalam mensikapinya.

    Yang lebih nyata saat ini adalah bagimana lulusan SMK bisa mengisi job yang

    memiliki level tertentu agar tidak diambil oleh orang asing. Peluangnya adalah guru bakal

    menjadi Backbone utama keberhasilan pendidikan ditanah air, diikuti siswa didik yang

    berpikiran global,

    Mengutif apa yang pernah disampaikan oleh mantan Presiden RI ke 4, BJ Habibie, Pemuda

    Indonesia harus berpikiran Jerman, berhati Mekkah dan berkepribadian Indonesia!

    KOMPETENSI

    Penjelasan pasal 35(1) UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas menyatakan Kompetensi

    lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan sesuai dengan standard nasional yang telah disepakati.

    Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kompetensi adalah pernyataan

    tentang bagaimana sesorang dapat mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan

    sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang

    ditetapkan oleh tempat kerja (industri).

  • 7

    UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10) menyatakan Kompetensi adalah

    kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap

    kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

    Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2004, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi

    (BNSP) menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja sebagai suatu proses pemberian

    sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistimatis dan objektif melalui uji kompetensi

    yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional

    KOMPETISI

    Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai

    tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih

    untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.

    Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua

    individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.

    TEST IQ

    Menurut Roslina Verauli , Tes bakat bertujuan untuk melihat kemampuan atau potensi

    kecerdasan umum si anak, berupa kemampuan berpikir logis atau nalar, dari kemampuan

    penalaran itu bisa diukur lagi, apakah kemampuan nalar si anak itu lebih mengarah ke visual

    atau abstrak, apakah kelebihannya pada kemampuan matematika atau social ?

    Menurut Dr. Howard Garned, dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence

    mengemukakan kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir.

    Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan

    multiple intelligence, meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal (2) kecerdasan logika-

  • 8

    matematik (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan

    kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. (8) kecerdasan

    naturalis.

    MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS :

    1. Model Kurt Lewin

    Kurt Lewin pertama kali memperkenalkan model tindakan kelas yang selanjutnya digunakan

    menjadi acuan dalam Penelitian Tindakan Kelas . Tahapan atau komponen yang ada dalam

    model Kurt Lewin antara lain :

    1. perencanaan ( planning )

    2. tindakan ( action )

    3. pengamatan ( observing )

    4. refleksi ( reflecting )

    Hubungan dari keempat konsep Lewin digambarkan dengan diagram sebagai berikut.

    Gambar 1: Model Penelitian Kurt Lewin (diadaptasi dari Depdiknas, 2005)

  • 9

    2. Model Kemmis & Taggart

    Kemmis & Mc. Taggart. Mengembangkan konsep dasar Kurt lewin, dimana Komponen

    tindakan dengan pengamatan) disatukan, dengan alasan kedua kegiatan itu tidak dapat

    dipisahkan satu sama lain karena kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan

    waktu. Begitu berlangsung suatu kegiatan dilakukan, kegiatan observasi harus dilakukan

    sesegera mungkin. Bentuk model dari Kemmis dan Mc. Taggart :

    Gambar 2: Model Penelitian Tagart dan Kemmis (diadaptasi dari Kasihani Kasbolah E.S, 1998)

  • 10

    3. Model Hopkins

    Lepas dari model peneliti terdahulu Hopkin menyusun desain sendiri dengan skema sebagai

    berikut.

    Gambar 3: Model Penelitian Hopkins

    (diadaptasi dari Depdiknas, 2005)

  • 11

    REVERSE ENGINERING, MODEL 3RD

    PLATFORM PENELITIAN

    TINDAKAN KELAS BERBASIS KOMPETISI.

    Gambar 4 Frame work PTK

  • 12

    BAB.III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian Tindakan kelas berbasis kompetisi ini dilaksanakan sejak semester ganjil

    awal pelajaran baru, Juli Desember 2014, terhadap siswa kelas 10 RPL SMK Negeri 9

    Semarang. Sebagai Pra perencanaan dilakukan dengan melakukan test IQ, tentang minat

    bakat dan potensi siswa 10 RPL.Test IQ yang dilakukan menggunakan test IQ online dengan

    melibatkan 36 siswa RPl . Hasil yang didapatkan dari test minat bakat terhadap ke 36 siswa

    RPL mencapai skala IQ dari 40 s/ d 140, Dengan hasil beragam mulai dari komentator ,

    teknisi, desain, sampai ahli nutrisi, konsultan keuangan,insinyur penelitian dan lain

    sebagainya.

    Keberagaman hasil inilah yang justru menarik minat peneliti untuk menggerakan

    semua bidang keilmuan, termasuk diluar kurikulum Rekayasa Perangkat Lunak, dengan

    memberi bimbingan sesuai minat dan bakatnya. Disisi lain koridor pembentukan tim atau

    kelompok RPL tetap menjadi tujuan utama dalam penelitian ini. Antara lain dengan

    meletakan porsi kemampuan siswa tersebut kedalam kelompok sesuai minat bakat dan

    potensinya, seperti :

    kelompok 1: web desain , kelompok 2: Networking , .kelompok 3: Animasi , kelompok 4:

    Multi Media, Kelompok 5: Pemograman mobile.android dan kelompok 6: IT application.

    Yang menarik justru adanya minat lain dari siswa ketika dimasukkan juga dalam kelompok

    pengkayaan materi, mulai standup komedi, comic strip, Mading 3 D , membuat poster,

    dokumenter, menulis cerpen dan presenter.

  • 13

    Tahapan penelitian tergambar dalam siklus hidup pengembangan system ini

    Gambar 5 tahapan penelitian

    System development Life Cycle, dalam metode kompetisi yang dilakukan ini tentu saja dengan

    melihat kondisi riil di kelas sehingga diharapkan penelitian yang dilakukan bisa

    menghasilkan masukan yang diharapkan.

    Tahapan dalam penelitian ini :

    1.Tahap ke 0, tahap melakukan test IQ ini menjadi bagian penting untuk dasar melakukan

    tindakan kelas, yang dimanfaatkan oleh peneliti bahkan semua guru yang mungkin juga akan

    melakukan tindakan kelas. Pada awal guru masuk , terutama guru kelas 10 semestinya sudah

    langsung mendapatkan data hasil dari test IQ yang dilakukan kepada semua siswa tentang

    bakat, minat dan potensi siswa.

  • 14

    2.Tahap pertama, Perencanaan berisi Hasil test IQ menjadi substansi dalam melakukan PTK,

    kemudian peneliti Membuat jadwal dan tugas, menyusun instrument dan membuat konsep

    pelaksanaan. Setelah mendapatkan hasilnya guru,melakukan kajian dan analisa tentang

    bakat,minat dan potensi siswa

    3.Tahap ke dua, dalam siklus pelaksanaan , beberapa tindakan yang dilakukan antara lain

    .Menyiapkan alat dan kelas, melakukan tindakan kelas tahap pertama dilanjutkan dengan

    melakukan tindakan kelas tahap kedua.

    4.Tahap ke tiga, Releksi diantaranya melakukan tindakan dengan menguji hasil tindakan

    kelas yang dilakukan, Menyusun Konsep laporan, memaparkan hasil penelitian, Revisi

    laporan dan menilai hasil.

    5.Tahap ke empat, Menyusun Konsep laporan, memaparkan hasil penelitian, Revisi laporan

    menilai hasil.

    6.Tahap ke lima, mengikuti kegiatan kompetisi yang diadakan oleh universitas yang ada di

    Semarang, seperti Dinus festival Januari 2015,

  • 15

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Teknologi memang sangat dominan mempengaruhi kehidupan siswa, tak terkecuali

    siswa 10 RPL smk negeri 9 semarang, jangan sampai kita terbudakan oleh teknologi

    melainkan bagaimana kita mampu memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran dan

    kedewasaan siswa.

    Untuk itulah penelitian ini dilakukan, sekaligus mencoba melakukan proses reverse

    engineering yang selama ini menjadi acuan penerapan PTK . Konsep reverse engineering

    PTK dan tindakan dalam melakukan siklus hidup pengembangan sistem ini diujicobakan di

    Kelas 10 RPL SMK Negeri 9 Semarang

    Pada kondisi awal penelitian, terlihat beberapa kegalauan yang muncul di benak siswa,

    manakala peneliti mengajak untuk mengisi test IQ, ada yang nampak kaget tetapi banyak juga

    yang gembira, barangkali dipikiran mereka akan dibagikan soal, tetapi karena obyek

    penelitian adalah siswa kelas 10 RPL, maka dijalankan saja test IQ secara on line

    Hasil yang didapat memang menunjukan keberagaman minat, bakat dan potensi,

    tetapi justru test awal inilah menarik minat untuk meneliti lebih kedalam tentang siswa 10

    RPL. Diluar Kurikula RPL ternyata dari jawaban dan hasil IQ anak cukup berwarna termasuk

    munculnya minat mengelola siswa 10 RPL dalam pengkayaan bidang lain diluar kurikula

    RPL. Pembentukan tim atau kelompok RPL tetap menjadi tujuan utama dalam penelitian ini

    sesuai minat bakat dan potensinya, seperti : kelompok web desain , Networking , Animasi ,

    Multi Media, Pemograman mobile.android IT application. Dalam kelompok pengkayaan

  • 16

    materi, ada minat yang cukup menarik dan tak ada salahnya melakukan bimbingan menulis

    cerpen dan presenter.

    Pembagian tugas untuk siklus 1 :

    Tabel 1 SIKLUS 1 jumlah siswa RPL 36 siswa

    NO NAMA JUMLAH KRITERIA SKALA KELOMPOK KELOMPOK (*) Rata2 1 WEB DESAIN 3 V 1 2 ANDROID 2 V 1 3 NET WORKING 2 V 1 4 MULTI MEDIA ( COMIC STRIP ) 2 V 2 5 ANIMASI 2 V 1 6 STANDUP KOMEDI ( **) 2

    1

    7 MADING 3 D 6 V 1 8 PRESENTER 3 V 1 9 MENULIS CERPEN 3 V 3

    * Dipilih berdasarkan hasil test IQ yang diadakan sekolah

    ** selalu diingatkan , kalian bukan pelawak, tetapi bagaimana kalian mampu menghibur

    warna gojekan yang khas, dalam hal teknologi, ( dipilih karena anaknya lucu )

    NILAI SKALA :

    1. 1 = tahu tetapi nggak bisa

    2. 2 = tahu, pernah diajarkan di kelas sebelumnya

    3. 3 = bisa membuat tapi belum trampil

    4. 4. = trampil dalam kapasitas terbatas

    5. 5 = Trampil

  • 17

    Siklus tahap kedua :

    Materi yang diteliti tetap sama. Tetapi dengan berjalannya waktu dan pengajaran yang

    kontinu, Nampak ada perubahan yang signifikan terutama memasuki bulan ke 3, Nampak

    dalam tabel 2 dibawah ini

    Tabel 2 SIKLUS 2

    jumlah siswa RPL 36 siswa

    NO NAMA JUMLAH KRITERIA SKALA

    KELOMPOK KELOMPOK (*) RATA-RATA

    1 WEB DESAIN 3 V 3

    2 ANDROID 2 V 3

    3 NET WORKING 2 V 3

    4 MULTI MEDIA ( COMIC STRIP ) 2 V 3

    5 ANIMASI 2 V 3

    6 STANDUP KOMEDI ( **) 2 vv 3

    7 MADING 3 D 6 V 3

    8 PRESENTER 3 V 2

    9 MENULIS CERPEN 3 V 4

    Perubahan ini bisa saja disebabkan karena siswa mulai menyenangi apa yang jadi

    minatnya, disisi lain kemampuan guru dituntut untuk menjadi bro, orang tua bahkan mentor

    bagi siswa, dan pendekatannya tidak bisa klasikal melainkan dilakukan dengan persuasif dan

    berdasarkan kelompok yang sudah ditentukan.

    Hasil ini juga mensyaratkan perubahan dalam konten paradigma guru professional, yakni

    tidak saja sebagai agen perubahan, peneliti tetapi juga harus memiliki ketrampilan

    membimbing siswa, menguatkan siswa, dan bisa memberi contoh riil dari apa yang dilakukan

    seorang guru.

    Kebaruan dalam Penelitian tindakan kelas ini adalah memadukan 3rd

    platform

    informasi, test IQ melakukan proses pembelajaran dan bimbingan serta melakukan pengujian

  • 18

    dalam suatu kompetisi yang diadakan oleh perguruan tinggi di Semarang pada Januari 2015

    lalu,

    yang hasilnya bisa diketahui dalam tabel 3 sebagai berikut :

    TABEL 3 SIKLUS HASIL jumlah siswa 10 RPL 36 siswa KEGIATAN : DINUS FESTIFAL 5-9 JANUARI 2015 N

    O NAMA JUMLAH KRITERIA SKALA HASIL

    KELOMPOK KELOMPOK (*) RATA-RATA KOMPETISI

    1 WEB DESAIN 3 V 4 JUARA 3

    2 ANDROID 2 V 3 tidak ikut

    3 NET WORKING 2 V 3 tidak ikut

    4 MULTI MEDIA ( COMIC STRIP ) 2 V 3 JUARA 3

    5 ANIMASI 2 V 3 tidak ikut

    6 STANDUP KOMEDI ( **) 2 vv 3 JUARA 2

    7 MADING 3 D 6 V 3 x

    8 PRESENTER 3 V 3 x

    9 MENULIS CERPEN 3 V 4 JUARA 1

  • 19

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Uji minat bakat dan potensi yang dilakukan melalui test IQ bisa menjadi jembatan

    untuk menangani rencana melakukan PTK yang pada akhirnya menjadi solusi semua guru

    untuk melakukan tindakan PTK berdasarkan test yang sudah dilakukan.

    Test ini sebaiknya dilakukan tidak hanya pada awal tahuan ajaran baru, melainkan bisa

    dilakukan disetiap awal semester. Pendekatan pembelajaran bisa dilakukan dengan

    pendekatan pembelajaran kooperatif .

    Hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah guru tidak bisa terpaku pada materi utama

    melainkan mampu melihat kecakapan siswa dibidang lain ( pengkayaan materi, ppotensi,

    minat dan bakat), artinya siswa rpl selain menguasai bidangnya juga mampu berpikir kreatif

    dibidang lain. Pengkayaan materi sesuai kurikula bisa dilakukan dengan sering mengikut

    sertakan siswa mengikuti seminar atau kegiatan sejenis

    Perlu juga menjadi perhatian seorang guru, adalah siswa bisa saja memiliki bakat yang lain.

    Ada perubahan global yang terus berjalan dalam system informasi, antara lain Cloud, Mobile,

    Big data dan Social Media. Kompetisi menjadi tolok ukur keberhasilan ekstra seorang siswa,

    artinya siswa sudah terbiasa melakukan kegiatan kompetisi dalam kondisi dewasa ini.

    Last not but least, adalah salah satu tugas guru mengantarkan siswanya menghadapi abad 21

    ini, dengan ragam dan kompleksitasnya, lalu dari sinilah penelitian tindakan kelas ini

    bermula. ( reverse enginering )

  • 20

    DAFTAR PUSTAKA :

    Roger S. Pressman, Ph.D. 2012 Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktisi) Edisi 7 ,

    Andi Publisher

    Kasihani Kasbolah. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

    Suyanto. 1997. Pedoman PelaksanaanPenelitian Tindakan Kelas (PTK)., Bagian satu. Jakarta:

    Dirjen Dikti Depdikbud Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian

    Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (BP3GSD).

    Sudarsono. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Bagian kedua.

    jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian

    Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (BP3GSD).

    Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi

    Aksara.

    Depdiknas. 2005. Penulisan Karya Ilmiah dalam Materi Pelatihan Terintegrasi Jilid 3.Jakarta:

    Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Mengengah Direktorat Pendidikan Lanjutan

    Pertama.