Retorika dan publik speaking

10
RETORIKA DAN PUBLIK SPEAKING Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia pasti melakukan kegiatan komuniksi untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan berkomunikasi secara langsung seperti berbicara merupakan komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka berupa ujaran yang berbentuk bunyi bahasa serta tanggapan menyimak pada informasi yang disampaikan dapat ditangkap secara langsung dan mudah dipahami, berbeda dengan komunikasi tidak langsung yaitu kegiatan komunikasi secara tertulis yang disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Namun di dalam makalah ini yang akan dikupas adalah ilmu tentang keterampilan berbahasa yang indah dan mengandung unsur seni melalui berbicara. Menurut Aristoteles seorang filsuf yang terkenal mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuatif dan objek suatu kasus. Pengetahuan mengenai ilmu atau teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan seni atau praktek berbicara. Berbicara dimuka umum, debat, diskusi kelompok, argumentasi, menekankan penerapannya sebagai keterampilan berbahasa dan memandang berbicara itu sendiri sebagai suatu seni. Untuk itu retorika sangat bermanfaat dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian dan bidang pendidikan. Setelah melewati berbagai macam zaman dan keragaman, pengertian retorika ini tidak lain dari penyempitan pengertian retorika itu sendiri. Semua kegiatan yang memakai bahasa sebagai sarana dasar dapat digolongkan ke dalam kegiatan berbicara. Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan praktek kemahiran berbahasa, baik lisan

Transcript of Retorika dan publik speaking

Page 1: Retorika dan publik speaking

RETORIKA DAN PUBLIK SPEAKING

Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia pasti melakukan kegiatan komuniksi

untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara

langsung maupun tidak langsung. Kegiatan berkomunikasi secara langsung seperti

berbicara merupakan komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka berupa ujaran

yang berbentuk bunyi bahasa serta tanggapan menyimak pada informasi yang

disampaikan dapat ditangkap secara langsung dan mudah dipahami, berbeda dengan

komunikasi tidak langsung yaitu kegiatan komunikasi secara tertulis yang disampaikan

oleh satu pihak kepada pihak lain. Namun di dalam makalah ini yang akan dikupas

adalah ilmu tentang keterampilan berbahasa yang indah dan mengandung unsur seni

melalui berbicara. Menurut Aristoteles seorang filsuf yang terkenal mengemukakan

bahwa yang dimaksud dengan retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan

menemukan secara persuatif dan objek suatu kasus. Pengetahuan mengenai ilmu atau

teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan

seni atau praktek berbicara. Berbicara dimuka umum, debat, diskusi kelompok,

argumentasi, menekankan penerapannya sebagai keterampilan berbahasa dan

memandang berbicara itu sendiri sebagai suatu seni. Untuk itu retorika sangat bermanfaat

dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian dan bidang

pendidikan. Setelah melewati berbagai macam zaman dan keragaman, pengertian retorika

ini tidak lain dari penyempitan pengertian retorika itu sendiri. Semua kegiatan yang

memakai bahasa sebagai sarana dasar dapat digolongkan ke dalam kegiatan berbicara.

Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan praktek kemahiran berbahasa, baik lisan

Page 2: Retorika dan publik speaking

maupun tulisan. Retorika peranannya cukup penting dalam masyarakat. Kegiatan inilah

yang membedakan manusia berbeda dengan makhluk lain. Di samping itu, retorika juga

mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa kemampuan

berbicara, manusia tidak memiliki peradaban dan kebudayaan.

A. Sejarah dan Pengertian Retorika

Retorika memegang peranan penting dalam kegiatan berbicara. Hal ini sudah lama

disadari dibelahan bumi bagian barat. Berdasarkan peninggalan tertulis bangsa Yunani

ternyata masalah ini sudah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Studi retorika ini

akhirnya mempengaruhi perkembangan kebudayaan Eropa dari zaman ke zaman sampai

abad ke-7 Masehi.

Studi retorika muncul pertama kali di Sarakura ibu kota Pulau Sisilia, daerah

kekuasaan Yunani sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. Retorikus pertama yang

mempelajarinya bernama Corax. Corax dengan muridnya Tissias mengemukakan bahwa

retorika tidak lain dari kecakapan berpidato di depan umum. Pidato di depan umum,

pidato lain tidak berhak disebut retorika. Kecakapan ini bisa dikuasai dengan

mempelajari persoalan-persoalannya dan kemudian dimantapkan dengan kekuatan

berlatih. Retorika Corax dan Tissias yang kemudian berkembang di Semenanjung Attic

(Yunani), sehingga retorika ini lebih dikenal dengan retorik Attic. Corax menulis

makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon (Seni Kata-kata). Walaupun makalah

ini sudah tidak ada, dari para penulis sezaman, kita mengetahui bahwa dalam makalah itu

ia berbicara tentang ‘tekhnik kemungkinan’. Di samping tekhnik kemungkinan Corax

Page 3: Retorika dan publik speaking

meletakkan dasar-dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian :

pembukaan, uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Dari sini, para ahli

retorika kelak mengembangkan organisasi pidato.

Lain lagi pengertian retorika yang dikemukakan oleh kaum Sofis menjelang akhir

abad ke-5 sebelum Masehi. Tokoh yang menonjol dari golongan ini antara lain Gorgias,

Lycias , Phidias Protogoras, dan Isocrates. Menurut mereka retorika tidak lain dari alat

untuk memenangkan suatu kasus lewat bertutur, asal saja tutur tersebut berdasarkan

petunjuk-petunjuk retorika yang telah digariskan oleh kaum Sofis seperti kepandaian

memainkan ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi penanggap tutur,

dan terahir keseluruhan tutur harus ditujukan untuk mencapai kemenangan. Retorika

menurut kaum Sofis ini tidak lain dari sarana tutur yang efektif untuk mencapai suatu

kemenangan. Dalam abad modern ini dasar-dasar retorika Sofis kelihatan dimanfaatkan

dalam hal-hal tertentu seperti propaganda, indoktrinasi, agitasi, kampanye, dan terlihat

juga dalam reklame.

Aristoteles adalah seorang filsup yang menyelamatkan retorika dari pengertian yang

kurang baik sebagai akibat dari ajaran kaum Sofis. Menurut Aristoteles retorika adalah

ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuatif dan objektif

suatu kasus. Retorika bertujuan meyakinkan pihak lain akan kebenaran kasus yang

dibicarakan. Keyakinan akan kebenaran kasus merupakan tujuan akhir. Berbeda dengan

kaum Sofis yang mempunyai tujuan terahir memenangkan kasus.

Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan 4 fungsi retorika yaitu :

Page 4: Retorika dan publik speaking

a) Menurut orang mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai kemungkinan

memecahkan suatu kasus.

b) Membimbing orang memahami kondisi kejiwaan penanggap tutur.

c) Memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objek untuk menemukan secara

persuasif yang efektif untuk meyakinkan orang,dan

d) Mengajarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan.

Untuk meyakinkan orang akan kehadiran retorika sebagai ilmu, Aristoteles telah

menyusun tiga buah buku yang berjudul retorik. Dalam ketiga bukunya itu Aristoteles

telah mengupas secara panjang lebar berbagai masalah yang termasuk ruang lingkup

retorika. Ia menekankan bahwa retorik adalah suatu pokok persoalan (subjek) yang

digambarkan secara sistematis sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu yang lain. Retorika

telah menggariskan prinsip-prinsip filosofis ilmiah untuk mempersuasikan kebenaran

kepada pihak lain. Prinsip-prinsip ini akan membina keterampilan seseorang menemukan

sarana persuasi yang objektif dari suatu kasus.

Pada abad ke-17 retorika mengalami kemunduran. Faktor dilukiskan tanpa hiasan

herbal. Tetapi pada tahun 30-an lahir aliran positivisme yang kembali meminta perhatian

tentang pentingnya mempelajari bagaimana bahasa itu dipergunakan. Sampai abad ke-20,

ajaran-ajaran retorika Aristoteles ini tidak tergoyahkan. Ketentuan-ketentuan retorika

yang telah digariskan oleh Aristoteles setelah 23 abad lebih telah berkembang menjadi

tradisi dalam studi retorika. Oleh sebab itu retorika ini juga disebut retorika tradisional.

Kalau zaman lampau retorika lebih menekankan pada seni berpidato, namun dengan

kemajuan berteknologi misalnya penemuan mesin cetak, peranan retorika dalam wujud

seni pidato merosot dan diganti dengan seni menggunakan bahasa secara tertulis.

Page 5: Retorika dan publik speaking

Pada abad pertengahan retorika kembali melihat pada zaman lampau. Sebagai

unsur hiasan gaya sangat diperhatikan. Semakin banyak hiasan yang dipakai semakin

baik gayanya. Akibatnya, timbul pujaan akan gaya bahasa dan etimologi akan gaya-gaya

bahasa individual. Pada zaman renaisance timbul dua aliran, yaitu aliran humanisme dan

aliran ramisme. Aliran humanisme mengangkat kesuastraan rakyat sebagai suatu prestasi

yang harus diberi penghargan. Sedangkan aliran Ramisme dengan tokohnya Petrus

Ramus atau Pierala Rame mengingatkan bahwa penulis-penulis harus mengembangkan

subjek yang bertalian dengan jenis, macam, sebab, akibat, dispoposio (penyusunan

pidato) sehingga retorika mencakup dua aspek, yaitu jalinan kata-kata dan pembawaan

pidato dengan bahasa lisan atau dengan kata lain pidato. Dengan demikian, akhirnya

pengertian retorika ini tidak lain dari penyempitan pengertian retorika, semua kegiatan

yang memakai bahasa sebagai sarana dasar dapat dikelompokan dalam kegiatan

berbicara. Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan praktek kemahiran berbahasa, baik

lisan maupun tulisan. Retorika bertujuan menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi

landasan dari menulis dan bertutur untuk menpengaruhi sikap dan perasaan seseorang.

Retorika membicarakan prinsip-prinsip yang fundamental untuk menyusun sebuah

wacana. Perananya cukup penting dalam masyarakat, disamping itu retorika juga

mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa kemampuan

berbicara, manusia tidak memiliki peradaban dan kebudayaan.

Public Speaking adalah salah satu bagian dari komunikasi , kita harus memahami

bahwa tujuan komunikasi adalah supaya orang lain mengetahui apa yang anda

sampaikan, melaksanakan apa yang kita mau dan mengikuti apa yang kita katakan. Setiap

profesi memiliki tujuan yang berbeda dalam public speaking. Tentu seorang MC punya

Page 6: Retorika dan publik speaking

tujuan yang berbeda dengan seorang sekretaris, seorang motivator berbicara di depan

umum. Begitu pula dengan pelawak, guru, pemilik usaha, manager atau dosen. Jadi

tanyakan pada diri kita, apa profesi kita dan apa tujuan kita berbicara didepan umum.

B. Retorika dan Pendidikan

Retorika dapat dimanfaatkan secara terencana, maksudnya secara sadar

sebelumnya diarahkan ke suatu tujuan yang jelas. Dalam hal ini pembicara banyak

berpegang pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh para ahli retorika. Pemanfaatan

retorika terencana ini misalnya dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa,

bidang kesenian, dan bidang pendidikan. Khususnya dalam bidang pendidikan, para

pendidik dalam tugasnya sadar atau tidak banyak terlibat dengan retorika. Keterlibatan ini

tampak dari usaha memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Misalnya bahan

pelajaran yang bagaimanakah yang diperlukan anak didik? Bagaimana cara menyajikan

agar anak didik tertarik? Pemanfaatan retorika secara terarah tampak lebih menonjol pada

proses pengajaran dalam kelas. Dalam proses ini guru berusaha menerapkan prinsip-

prinsip pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Penerapan ini biasanya sesuai

dengan jenis pelajaran yang disajikan, kondisi anak didik, situasi sekolah, keadaan

ekonomi politik dan sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pemakaian bahasa,

pemakaian peraga hendaknya disesuaikan dengan anak didik dan kemampuannya. Semua

usaha yang direncanakan ini merupakan proses penerapan retorika baik dilakukan secara

sadar maupun tidak.

Pengajaran yang tidak memanfaatkan retorika, dapat menimbulkan kebosanan

sehingga perhatian anak didik tidak tercurah pada bahan yang disajikan. Dengan

Page 7: Retorika dan publik speaking

demikian sukar membayangkan kalau bahan-bahan pengajaran itu akan membawa hasil

yang diharapkan. Oleh sebab itu sebaiknya para pendidik memanfaatkan retorika dalam

proses belajar mengajar. Guru yang cakap memanfaatkan retorika dalam tugasnya, disatu

pihak ia akan disenangi oleh anak didiknya dan dilain pihak mereka akan berhasil sebagai

seorang pendidik.

C. Cara Beretorika yang baik

Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya.

Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah

nihil. Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan

umum, tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih

kesuksesan. Untuk sebagian orang berbicara di depan umum bukan mejadi hal yang

mudah, tak heran kalau seseorang mengangap bicara adalah momok yang sangat

menakutkan dan memalukan, malah menjadikan orang gugup ketika disuruh berbicara

sehingga sering terjadi kesleo lidah, dan menjadi terpleset kata. Mereka itu hanya orang-

orang yang takut berbicara karena takut salah, atau takut salah untuk mengatakan hal

yang benar.

Tidak ada yang mengatakan Harry Truman sebagai orator ulung, tapi banyak yang

mengganggapnya presiden hebat. Ia adalah pembicara yag baik dalam urusan politik. Ia

bukan pembicara yang memikat, tetapi merupakan komunikator yang baik, karena ia

berusaha agar pembicaranya mudah dipahami. Ia tidak teoritis, tetapi mampu

meluncurkan gagasan yang jelas dan langsung. Tetapi kebanyakan yang paling penting

untuk kita adalah mengefektifkan percakapan sehari-hari, entah dalam kehidupan sehari-

Page 8: Retorika dan publik speaking

hari, atau di ruang publik. Tak ubahnya seorang pembelajar yang mempunyai gaya

belajar yang berbeda-beda. Berbicarapun sama, seseorang mempunyai gaya berbicara

sendiri-sendiri. Seseorang dapat menilai dan memberikan gambaran bahwa gaya bicara

orang berbeda-beda, tetapi masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri, dan

mengomentari apakah gaya berbicaranya cocok atau tidak dengan vocal pembicara.

Berbicara adalah hal yang simple sebenarnya berbicara menggunakan otak, lakukan

dengan enjoy, mengikuti zaman, jangan berpikir negatif, mengembangkan unsur-unsur

yang ada seperti warna suara, penyampaian, dan penampilan (performance), dan sikap

komunikator. Anggap lah berbicara adalah kesempatan. Tak usah enggan untuk berbicra

ingat pepatah: “Jika anda tidak merasa ahli berbicara maka yakinlah bahwa anda akan

ahli berbicara, namun jika anda merasa pandai berbicara maka anda dapat melakukan

lebih baik”. Terus berlatih dan kembangkan kemampuan berbicara di mulai berbicara

yang sederhana, dan memperhatikan orang bicara adalah salah satu media untuk belajar

menjadi pembicara yang baik dan dapat lebih dinikmati.

D. Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam

situasi tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu pula. Tahap

persiapan piadato yaitu:

a) Memilih topik dan tujuan

Sebelum kita berpidato kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yamg akan kita

sampaikan dan tingkah laku apa yang akan diharapkan dari khalayak kita. Dengan

singkat kita memerlukan pokok bahasan (topik) dan tujuan.

Page 9: Retorika dan publik speaking

b) Mengembangkan bahasan

Apabila topik yang baik sudah ditemukan, kita memerlukan keterangan untuk

menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk

memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya-tarik dan mempermudah

pengertian.

Sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, dapat dikemukakan empat

macam pidato:

1. Pidato Impromtu adalah pidato dadakan tanpa ada persiapan yang matang

2. Pidato Manuskrip pidato dengan menggunakan naskah, dimana juru pidato membacakan

naskah pidato dari awal sampai akhir. Manuskrip ini cocok untuk tokoh nasional, bisa

juga menghindari kesalahan kata – kata / data.

3. Pidato Memoriter adalah pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata, seperti

manuskrip

4. Pidato Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakuakan oleh

juru pidato yang mahir.

Ada 3 prinsip penyampaian pidato agar berjalan dengan baik, yaitu :

a. Kontak, melihat langsung pada khalayak dengan cara keseluruhan dan dengan perhatian

terbagi, tidak terpaku pada catatan materi pokok, kontak seperti ini disebut kontak visual

sedangkan kontak mental dengan memperhatikan umpan balik atau respon dari khalayak.

b. Olah vokal, mekanismenya mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat.

Karakter dari olah vokal memberikan efek komunikasi

Page 10: Retorika dan publik speaking

c. Olah visual, berkaitan dengan ekspresi pembicara dalam menyampaikan makna, menarik,

perhatian dan menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat.

Disamping menyampaikan makna, gerak fisik dapat memelihara dan menarik

perhatian. Jadi 3 hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian pidato adalah poise,

pause, pose. Poise artinya kepercayaan diri dan ketenangan, Pause artinya hentian yang

tepat yang menunjukkan olah vokal yang baik, Pose artinya penampilan saat berpidato.