Retinoblastoma

11
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retinoblastoma merupakan suatu neo plasma yang berasal dari neuroretina (sel batang dan sel kerucut) atau sel glia, yang ganas, bersifat kongenital dan terjadi pada anak-anak. Gejala klinis retinoblastoma beraneka ragam, sepert i adanya leukokoria, strabismus,  peradangan (iritis), buphtalmos, hifema spontan dan retinal etachment. Hal ini menyebabkan  beberapa pemeriksaan khusus sangat diperlukan seperti oftalmoskopi (direct dan indirect), USG, X-Ray, dan CT-Scan, serta pemeriksaan histology. Pengobatan retinoblastoma tergantung dari stadium, gambaran histology dan ada / tidaknya komplikasi. Jenis pengobatan dapat berupa operasi (enukleasi bulbi dan eksenterasi orbita), penyinaran, khemoterapi, fotokoagulasi, dan krioterapi, yang dapat diberikan secara tersendiri atau kombinasi. Prognosis retinoblastoma sangat ditentukan oleh diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat.Retinoblastoma bisa terjadi secara unilateral dan bilateral. Frekuensi retinoblastoma bilateral kira-kira 30% dari seluruh kasus retinoblasma. 1.2 Batasan Masalah Pembahasan makalah ini dibatasi pada diagnosis dan penataksanaan retinoblastoma.  1.3 Metode Penulisan Metode yang dipakai pada penulisan makalah ini adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur ilmiah. 1.4 Tujuan Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memahami cara mendiagnosis dan menatalaksana yang tepat pada retinoblastoma.

Transcript of Retinoblastoma

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 1/11

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRetinoblastoma merupakan suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel batang

dan sel kerucut) atau sel glia, yang ganas, bersifat kongenital dan terjadi pada anak-anak.

Gejala klinis retinoblastoma beraneka ragam, seperti adanya leukokoria, strabismus,

  peradangan (iritis), buphtalmos, hifema spontan dan retinal etachment. Hal ini menyebabkan

 beberapa pemeriksaan khusus sangat diperlukan seperti oftalmoskopi (direct dan indirect), USG,

X-Ray, dan CT-Scan, serta pemeriksaan histology.

Pengobatan retinoblastoma tergantung dari stadium, gambaran histology dan ada /

tidaknya komplikasi. Jenis pengobatan dapat berupa operasi (enukleasi bulbi dan eksenterasi

orbita), penyinaran, khemoterapi, fotokoagulasi, dan krioterapi, yang dapat diberikan secara

tersendiri atau kombinasi.

Prognosis retinoblastoma sangat ditentukan oleh diagnosis dini dan pengobatan yang

cepat dan tepat.Retinoblastoma bisa terjadi secara unilateral dan bilateral. Frekuensi

retinoblastoma bilateral kira-kira 30% dari seluruh kasus retinoblasma.

1.2 Batasan Masalah

Pembahasan makalah ini dibatasi pada diagnosis dan penataksanaan retinoblastoma. 

1.3 Metode Penulisan

Metode yang dipakai pada penulisan makalah ini adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur ilmiah.

1.4 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memahami cara mendiagnosis dan menatalaksana yang tepat pada

retinoblastoma.

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 2/11

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 DefinisiRetinoblastoma adalah blastoma (suatu neoplasma yang terdiri dari sel-sel embrionik 

yang berasal dari blastema suatu organ atau jaringan) kongenital ganas yang terdapat baik dalam

 bentuk herediter maupun sporadik, terdiri dari sel-sel tumor yang berasal dari retinoblas, muncul

 pada salah satu atau kedua mata anak di bawah usia 5 tahun dan biasanya didiagnosis pertama

kali berdasarkan adanya refleks pupil putih atau kuning terang (leukokoria).

2.2 Epidemiologi

Frekuensi dari penyakit ini diperkirakan antara 1: 14.000 sampai 1:20.000 dari kelahiran

hidup, tergantung pada negara masing-masing. Diperkirakan 250-300 kasus baru muncul di

Amerika serikat setiap tahunnya atau sekitar 4 kasus per 1 juta penduduk di Amerika serikat.

Diseluruh dunia idiperkirakan nsiden retiblastoma sekitar 11 kasus per 1 juta anak yang berusia

kecil dari 5 tahun. Di Filipina diperkirakan insiden lebih dari 1 kasus per 18.000 kelahiran hidup.

Retinoblastoma adalah tumor okuler maligna yang paling sering diantara anak-anak.

kejadiannya sekitar satu dalam 20.000 kelahiran, dan 30% dari semua kasus adalah

retinoblastoma bilateral.4

2.3 Etiologi

Pada retinoblastoma terdeteksi adanya mutasi somatic pada sekitar 95% pasien. Pada

 pasien lain ditemukan adanya penurunan gen autosomal dominan. Mutasi pada gen RB1 yang

  berlokasi pada lengan panjang dari kromosom 13 lokus 14 (13q14) deobservasi pada mutasi

germ-cell. Kedua kopi gen RB1 ini harus bermutasi supaya dapat terbentuk tumor.retinoblastoma bisa terjadi pada beberapa lokasi di retina ataupun dapat terjadi bilateral.

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 3/11

 

3

2.4 Anatomi dan Fisiologi Retina

a)  Anatomi Retina 

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang

melapisi bagian dalam 2/3 poterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan hampir 

sama jauhnya dengan corpus sillier, dan berakhir di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora

serrata berada disekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di

  belakang garis ini pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan

epitel pigmen retina sehingga juga bertumpuk dengan membrane Bruch, khoroid, dan sclera. Di

sebagian besar tempat, retina dan epithelium pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk 

ruang subretina. tetapi pada discus optikus dan ora serrata, retina dan epithelium pigmen retina

saling melekat kuat.

Retina menerima asupan darah dari dua sumber : khoriokapilaria yang berada tepat di

luar membrane Bruch yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiformis

luar dan lapisan inti luar fotoreseptor dan lapisan epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dari

ateria sentralis retina yang memperdarahi dua pertiga sebelah dalam.

Retina terdiri dari 10 lapisan, mulai dari sisi dalam adalah :

(1) membrane limitans interna,

(2) lapisan serat saraf,

(3) lapisan sel ganglion,

(4) lapisan fleksiformis dalam,

(5) lapisan inti dalam,

(6) lapisan fleksiformis luar,

(7) lapisan inti luar,

(8) membrane limitan eksterna,

(9) lapisan fotoreseptor (sel batang

dan sel kerucut), dan

(10) epithelium pigmen retina.

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 4/11

 

4

 b. Fisiologi Retina

Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus berfungsi

sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks, dan sebagai suatu transducens yang

efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya

menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan, serta saraf retina melalui saraf optikus

dan akhirnya ke konteks penglihatan.

Macula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan untuk 

  penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Macula terutama digunakan

untuk ketajaman sentral dan warna (fotopik) sedangkan bagian retina lainnya, yang besar terdiri

dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).

2.5 Patofisiologi

Retinoblastoma menunjukkan berbagai macam pola pertumbuhan, yaitu:

1.  Pertumbuhan endofitik 

Pertumbuhan endofitik terjadi saat tumor menembus internal limiting membrane dan

memiliki gambaran massa berwarna putih sampai krim yang menunjukkan tidak adanya

 pembuluh darah superfisial atau pembuluh darah tumor irregular yang kecil. Pola pertumbuhan

ini biasanya berhubungan dengan vitreous seeding , dimana fragmen kecil dari jaringan menjaditerpisah dari tumor utama. Pada beberapa keadaan, viteous seeding dapat meluas menyebabkan

sel tumor terlihat sebagai massa-massa spheroid yang mengapung pada viteous dan bilik depan

mata, menyerupai endoftalmitis atau iridosiklitis dan mengaburkan massa tumor primer.

2.  Pertumbuhan eksofitik 

Pertumbuhan eksofitik terjadi pada celah subretinal. Pola pertumbuhan ini biasanya

 berhubungan dengan akumulasi cairan subretinal dan terjadinya sobekan pada retina. Sel tumor 

menginfiltrasi melalui membran Bruch ke koroid dan kemudian menginvasi nervus siliaris.

3.  Pertumbuhan infiltrasi difus

Jenis pertumbuhan ini merupakan jenis pertumbuhan yang jarang dimana hanya 1,5%

dari seluruh pola pertumbuhan retinoblastoma. Pertumbuhan ini dikarakteristikkan dengan

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 5/11

 

5

infiltrasi datar pada retina oleh sel tumor tanpa massa tumor yang tampak jelas. Massa putih

yang biasanya yang terlihat pada jenis pola pertumbuhan retinoblastoma jarang terjadi.

2.6 Klasifikasi

Reese-Ellsworth classification of retinoblastoma

Group A B

1 Tumor soliter, 4 DD / belakang 

ekuator 

Tumor multipel, 4 DD belakang 

ekuator 

2 Tumor soliter, 4-10 DD belakang 

ekuator 

Tumor multipel, 4-10 DD belakang 

ekuator 

3 Lesi anterior sampai ekuator Tumor soliter 10 DD posterior 

  sampai ekuator 

4  Tumor mulitipel > 10 DD Lesi anterior ke ora serata

5  Tumor masif ½ atau > retina Vitreous seeding 

International classification of Retinoblastoma:

Grup A  Tumor yang kecil (� 3mm) terbatas pada retina; > 3 mm dari fovea; > 1,5 mm dari

diskus optikus 

Grup B  Tumor (<3mm) terbatas pada retina pada beberapa lokasi, dengancairan subretinal yang

 bersih � 6mm dari tepi tumor  

Grup C  Berlokasi di vitreous dan atau benih tumor di subretinal (<6 mm dari tepi tumor) jika

lebih dari satu bagian subretinal/vitreus, total luas tumor harus < 6mm 

Grup D  Difus pada vitreus dan atau penyebaran di subretinal ( < 6 mm dari tepi tumor) jika

lebih dari 1 bagian pada subretinal/viteus, total luas tumor harus �6mm. cairan

subretinal > 6 mm dari tepi tumor  

Grup E   No visual potential atau adanya 1 atau lebih dari gejala berikut ini 

y  Tumor di bagian segmen anterior  

y  Tumor didalam atau diatas badan siliar  

y  Glaukoma Neovascular 

y  Perdarahan vitreus yang berasal dari tumor yang menyebabkan hipema  

y  Phthisical atau pre-pthisical eye 

y  Selulitis pada mata 

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 6/11

 

6

2.7 Diagnosis

a.) Anamnesis

  b.) Pemeriksaan Fisik 

Temuan klinis seluruh stadium retinoblastoma bervariasi.

1.  Leukokoria (refleks pupil putih atau refleks mata kucing)

2.  Strabismus (esotropia 11% dan exotropia 9%)

Strabismus yang muncul sebagai hasil dari hilangnya penglihatan merupakan temuan

kedua yang sering didapatkan.

3.  Retinoblastoma dapat menyebabkan perubahan sekunder di mata termasuk glaukoma,

sobekan retina dan inflamasi sekunder karena nekrosis tumor 

4.  Proptosis

Gejala Klinis Retinoblastoma Berdasarkan Persentase

Gejala atau Tanda  Persentase 

Refleks mata kucing  56% 

Strabismus  20% 

Esotropia  11% 

Exotropia  9% 

Mata merah dan terasa nyeri dengan glaukoma   7% 

Pandangan kabur   5% 

Pemeriksaan rutin  3% 

Selulitis orbital  3% 

Midriasis unilateral  2% 

Iridis heterokromia  1% 

Hyphema  1% 

Gambaran dismorfik   0,5% 

 Nistagmus  0,5% 

Bercak putih pada iris  0,5% 

Anoreksia, gagal tumbuh  0,5% 

(Tabel ini dimodifikasi dari Abramson DH, Frank CM, Susman M, et al: presenting sign of 

retinoblastoma. J. Pediatr 1998 Mar ; 132 (3 Pt 1):505-8)

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 7/11

 

7

c.) Pemeriksaan Penunjang

i.  Pemeriksaan laboratorium

y  Spesimen darah harus diambil tidak hanya dari pasien tetapi juga dari orang tua untuk 

analisa DNA.

y  Ada metode direk dan indirek untuk analisis gen retinoblastoma. Metode direk bertujuan

untuk menemukan mutasi inisial yang mempercepat pertumbuhan tumor, jadi

 pemeriksaan ini menentukan apakah mutasi terjadi pada sel benih pasien. Metode indirek 

digunakan pada kasus dimana mutasi awal tidak dapat terlokalisasi atau tidak jelas

apakah mutasi tersebut ada.

y  Assays level Enzyme Humor Aqeous

Digunakan untuk memperoleh informasi pada pasien dengan kecurigaan retinoblastoma.

Laktat Dehidrogenase (LDH) adalah enzim glikolitik yang menggunakan glukosa sebagai

sumber energi. Enzim ini terdapat dalam konsentrasi yang tinggi dalam sel yang aktif 

secara metabolis. Secara normal, konsentrasi nya di dalam serum dan aqeous humor 

rendah. Pada pasien dengan retinoblastoma menunjukkan peningkatan aktivitas LDH.

ii.  Pemeriksaan Pencitraan

y  CT- scan Kranial dan Orbital ± metode sensitif untuk diagnosis dan deteksi kalsifikasi

intraokuler dan menunjukkan perluasan tumor intraokuler bahkan pada keadaan tidak 

adanya kalsifikasi.

y  USG berguna dalam membedakan retinoblastoma dari keadaan non neoplastik. USG

 berguna juga untuk mendeteksi kalsifikasi.

y  MR I dapat berguna untuk memperkirakan derajat diferensiasi retinoblastoma namun

tidak sespesifik CT-Scan karena kurangnya sensitivitas mendeteksi kalsium. MR I juga

 berguna dalam mengidentifikasi retinoblastoma yang berhubungan dengan perdarahan

atau ablatio retina eksudatif.

y  X-ray. Pada daerah dimana USG dan CT-Scan tidak tersedia, pemeriksaan X-ray dapat

merupakan modalitas untuk mengidentifikasi kalsium intraocular pada pasien dengan

media opaq.

d.) Gambaran Histopatologi

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 8/11

 

8

Penemuan histology klasik pada retinoblastoma adalah Flexner-wintersteiner Rosettes.

Terdapat berbagai variasi dalam gambaran histologi. Beberapa neoplasia menunjukkan gambaran

nekrosis dan foci kalsifikasi yang nyata. Yang lain menunjukkan area diferensiasi glial

2.8 Diagnosis Banding

  coats desease

  Choroiditis

  Retinal hamartomas

  Retinochoroiditis

  Metastatic endophthalmitis

  Retinal dysplasia

  Late stage vitreous hemorrhage

2.9 Penatalaksanaan

  Medis

Terapi medis ditujukan untuk pengawasan lengkap tumor dan mempertahankan penglihatan

sebisa mungkin.

y  External Beam Radiation Therapy (EBRT)

Bagaimanapun terdapat morbiditas dan mortalitas yang signifikan yang berkaitan dengan

terapi ini. EBRT menghambat pertumbuhan tulang dimana terjadi hipoplasia. Yang lebih penting

lagi EBRT justru meningkatkan resiko berkembangnya kanker sekunder. Saat ini digunakankemoterapi neoajuvant (kemoreduksi yang dikombinasi dengan EBRT yang diharapkan bisa

menekan efek buruk dari EBRT.

y  Kemoterapi

Kemoterapi neoadjuvant primer atau kemoreduksi digunakan untuk terapi retinoblastoma

intraokuler group C dan D. Kemoterapi profilaksis dianjurkan jika tumor sudah menyerang

nervus optikus yang telah melewati lamina kribrosa. Keuntungannya adalah mengurangi

komplikasi dari EBRT

  Pembedahan

Terapi pembedahan tumor merupakan standar terapi pada kasus retinoblastoma tahap lanjut.

y  Enukleasi

Enukleasi dilakukan saat tidak ada kesempatan untuk mempertahankan penglihatan pada mata.

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 9/11

 

9

y  Cryosurgery

Digunakan secara primer untuk tumor berukuran kecil yang berlokasi di anterior, berpindah dari

diskus dan makula, tetapi dapat juga diindikasikan untuk rekuren setelah terapi radiasi.

y  Fotokoagulasi

Dapat digunakan sebagai terapi primer untuk tumor berukuran kecil yang berlokasi di posterior.

Fotokoagulasi dapat juga digunakan untuk tumor rekuren setelah EBRT.

y  Exenterasi

Tetap digunakan pada banyak negara belum berkembang dimana terdapat perluasan tumor ke

daerah sekitar.

2.10 Prognosis

y  Prognosis retinoblastoma baik jika dilakukan terapi medis yang tepat.

y  Angka ketahanan hidup seluruh pasien retinoblastoma di Amerika dan Inggris saat ini

lebih dari 85%.

y  Angka kesembuhan hampir 90% jika nervus optikus tidak terlibat dan enukleasi

dilakukan sebelum tumor melewati lamina kribrosa. Angka ketahanan hidup menurun

menjadi 60% jika tumor meluas melewati lamina kribrosa, bahkan jika batas pemotongan

nervus optikus bebas dari tumor.

y  Kematian terjadi sekunder karena perluasan intrakranial.

y  Pengobatan dengan EBRT menghasilkan angka kesembuhan sebesar 85%

2.10 Komplikasi

y  Tumor non okuler sekunder dapat muncul pada penderita retinoblastoma. Contohnya

osteosarkoma, berbagai jenis sarkoma jaringan lunak yang lain, melanoma malignan,

 berbagai jenis karsinoma, leukemia dan limfoma, dan berbagai jenis tumor otak 

y Komplikasi vaskular: kerusakan pembuluh darah retina dan perdarahan dapat terlihatsetelah EBRT menggunakan 70-75Gy dengan 200-350cGy per fraksi.

y  Efek pada tulang, gigi dan jaringan lunak setelah terapi radiasi. Terjadi hipoplasia pada

tulang dan struktur jaringan lunak setelah terapi dengan dosis radiasi melebihi 3500 cGy.

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 10/11

 

10

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanRetinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari retina yang bersifat

ganas. Kelainan ini merupakan kelainan congenital yang terpaut dengan gen (Rb 1, pada

kromosom 13 -13q14) yang sering ditemukan pada anak-anak usia 3-5 tahun, meskipun dapat

 juga ditemukan pada usia lanjut (40 tahun).

Penyakit keganasan ini bisa mengenai satu mata pada beberapa titik, namun bisa juga

mengenai kedua belah mata pasien (sekitar 30%). Kasus retinoblastoma ini dapat dijumpai pada

1 dari 30.000 kelahiran. Dimana tidak ada perbedaan kejadian pada anak laki-laki maupun pada

anak perempuan. Penyakit ini dapat mengenai semua ras.

Tumor ini pertumbuhannya sangat cepat sehingga vaskularisasi tumor tidak dapat

mengikuti pertumbuhan tumor. Oleh karena itu timbul degenerasi dan nekrosis disertai

kalsifikasi.

Penanganan dari retinoblastoma ini dilakukan EBRT (external beam radiation therapy)

yang diikuti dengan terapi lain.

3.2 Saran

Retinoblastoma merupakan penyakit kongenital pada mata yang sering terjadi pada anak-

anak. Pemeriksaan mata pada bayi yang baru lahir penting untuk mengetahui kelainan pada bayi

lebih awal untuk mencegah terjadinya komplikasi. Oleh karena itu sangat penting untuk 

menangani kelainan ini secara tepat untuk mendapat prognosis yang baik.

5/7/2018 Retinoblastoma - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/retinoblastoma-559abc583bfcb 11/11

 

11

DAFTAR PUSTAKA

1.  American Acedemy of Ophtalmology, Section 4, 2009.

2.  http://emedicine.medscape.com/article/1222849-overview 

3.  K. Lang, Gerald, O  phtalmology A Short Text Book, Thieme Stuttgart, New York, 2000.

Dorland

4.  K. Lang, Gerald, O phtalmology A Short Text Book, Thieme Stuttgart, New York, 2000.

5.  Vaughan, dkk. General O phtalmology, Mc Graw Hill, New york, 2004.

6.  www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1586012/table/t3 

7.  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20319/3/Chapter%20II.pdf  

8.  Manchelle Aventura Isidro. Retinoblastoma. Medscape Continually update reference.

Diambil dari www.emedicine.com, 2008.

9.  Ilyas sidharta. Ilmu penyakit mata Ed 3. Balai penerbit FKUI. Jakarta, 2005