RESUS-TINEA PEDIS.docx

download RESUS-TINEA PEDIS.docx

of 4

Transcript of RESUS-TINEA PEDIS.docx

  • 8/14/2019 RESUS-TINEA PEDIS.docx

    1/4

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    YOGYAKARTA

    REFLEKSI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

    RM.01.

    IDENTITAS

    Nama Lengkap :Ny. R. D. A

    Jenis Kelamin : WanitaUmur : 30 tahun

    Agama :IslamPekerjaan : Ibu rumah tangga

    Alamat : Sumber RT. 01/ RW. 11 Balecatur Gamping Sleman

    No. RM : 344193

    Perceptor : dr. H. Rikyanto, Sp.KK, M.Kes Ko asisten : Mirza Sanjaya

    1. Rangkuman KasusSeorang wanita berusia 30 tahun datang ke poliklinik penyakit kulit dan kelamin dengan keluhan

    terasa gatal-gatal pada sela-sela jari kedua kaki sejak 20 tahun yang lalu. Awal munculnya

    dirasakan karena os sering berkeringat pada telapak kaki, sehingga setiap berkeringat, gatal-gatalselalu terjadi diikuti dengan kulit yang terkelupas sehingga terasa perih. Os tidak hanya merasakan

    berkeringat di kedua kaki saja tetapi juga di kedua telapak tangan, namun gejala-gejala yangdirasakan hanya pada kaki saja padahal os sudah sering mengganti kaos kaki. Dulu awal-awal

    sakit sekitar 20 tahun yang lalu, os mengobati penyakitnya sendiri dengan obat yang dibeli sendiri

    di warung, namun akhir-akhir ini obat tersebut sudah tidak mempan lagi untuk mengobatipenyakitnya sehingga os menggantikannya dengan obat Cina, namun penyakit yang dirasakannya

    tambah parah. Riwayat penyakit dahulu yaitu penyakit yang sama, sering kambuh-kambuhan (+),

    riwayat penyakit gula, hipertensi, dan alergi disangkal. Riwayat operasi sebelumnya disangkal

    serta riwayat penyakit keluarga kurang diketahui os. Riwayat pekerjaan, os merupakan ibu rumahtangga.

    2. Pemeriksaan Dermatologis

    UKK : Tampak patch eritema dengan erosi dan squamasi putih halus disertai fisura dan maserasiberwarna putih dan rapuh irregular berukuran plakat 5 cm x 1 cm polisiklik simetris pada regio

    interdigitalis digiti II-III, III-IV, IV-V serta subdigital pedis dextra et sinistra..

    Pasien didiagnosis hyperhidrosis dengan tinea pedis.

  • 8/14/2019 RESUS-TINEA PEDIS.docx

    2/4

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    YOGYAKARTA

    REFLEKSI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

    RM.02.

    3. Permasalahan :

    Apa yang menyebabkan tinea pedis ? Apakah terdapat hubungan antara hyperhidrosis dengan tinea pedis? Bagaimana manifestasi klinis dan penatalaksanaan tinea pedis?

    4. Analisa Masalah

    Tinea pedis/ ringworm of the foot/ athletes foot merupakan infeksi dermatofita pada kaki,terutama pada sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis merupakan infeksi jamur yang paling sering

    terjadi disebabkan oleh trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan menahun. Selain

    trichophyton, jamur lainnya seperti genus microsporum, epidermophyton, dan candida albicansjuga bias menyebabkan tinea pedis. Tinea pedis lebih sering terjadi di daerah tropis.

    Faktor risiko terjadinya tinea pedis adalah sebagai berikut:

    a. Pemakaian sepatu tertutup untuk jangka waktu yang lama.b. Bertambahnya kelembaban kaki karena keringat atau karena berlebihnya jumlah keringat

    (hiperhidrosis).c. Pecahnya kulit karena mekanis, misalnya gesekan pada sela jari dengan sandal yang kasar.d. Pemakaian kaos kaki yang tidak diganti dalam waktu yang lama serta bahan kaos kaki yang

    tidak menyerap keringat.

    e. Kondisi sosial ekonomi rendah, status gizi yang rendah, serta kurangnya kebersihan pribadi.Manifestasi klinis tinea pedis dibagi menjadi tiga, yaitu tipe interdigitalis, moccasin foot, dan

    bentuk subakut yang terlihat vesikel, vesikulopustul dan kadang-kadang bula.

    a. Tipe interdigitalis.Merupakan tipe tinea pedis yang paling sering terlihat dan biasanya terjadi pada sela/ diantara

    jari ke-4 dan ke-5, dimana diantara jari tersebut sering terlihat fissure yang dilingkari sisik

    halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari yanglain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering terlihat maserasi. Aspek klinis maserasi

    berupa deskuama putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan

    terlihat kulit baru yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dapat

    berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama

    sekali. Pada suatu ketika, kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga

    nisa terjadi selulitis, limfangitis, dan dapat pula terjadi erysipelas yang disertai gejala-gejala

    umum.

    b. Tipe moccasin foot.Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan

    bersisik. Eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi

    lesi ini dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel.

    c. Tipe subakut.Tipe subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula yang dapat terjadi dimulai

    dari daerah sela jari, kemudian meluas sampai ke punggung kaki atau telapak kaki. Isi vesikel

    berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah vesikel tersebut meninggalkan sisik yang

    berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Infeksi sekunder dapat pula terjadi pada bentuk ini,

    sehingga dapat menyebabkan selulitis, limfangitis, dan kadang-kadang menyerupai erysipelas.

  • 8/14/2019 RESUS-TINEA PEDIS.docx

    3/4

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    YOGYAKARTA

    REFLEKSI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

    RM.03.

    Jamur terdapat pada bagian atap vesikel. Untuk menemukannya, sebaiknya diambil atap

    vesikel atau bula untuk diperiksa secara sediaan langsung atau untuk dibiakan.

    Diagnosis tinea pedis pada umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala-gejala klinis serta

    ujud kelainan kulit (UKK) yang khas dan dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan

    sediaan langsung (kerokan kulit) dengan KOH 10-20% dan biakan. Untuk mendiagnosisdiperlukan squama dari bagian tepi lesi yang diambil dengan menggunakan scalpel. Squama

    tersebut ditaruh pada slide yang ditetesi KOH (larutan kalium hidroksida). Setelah itu slide

    tersebut diperiksa secara mikroskopis dibawah mikroskop. Diagnosis ditegakkan jika tampak hifa(+). Pemeriksaan biakan digunakan biakan agar sabouraudyang menunjukkan tumbuhnya koloni-

    koloni jamur. Selain dengan pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH dan biakan juga bisa

    dilakukan pemeriksaan dengan sinar wood yang menunjukkan fluoresensi positif jika terinfeksi

    jamur.Penatalaksanaan tinea pedis harus dimulai dengan menghindari beberapa faktor risiko yang

    telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan menjaga kebersihan kaki dan menjaga kaki agar selalu

    dalam keadaan kering serta pemakaian kaos kaki yang sering diganti dan dari bahan yang

    menyerap keringat, selalu memakai alas kaki jika keluar rumah dan menghindari pemakaiansepatu yang sempit, sepatu plastik terutama yang digunakan sepanjang hari. Penggunaan anti

    jamur yang bersifat fungicidal maupun fungistatic dapat diberikan baik secara oral maupuntopical, namun pemberian antijamur secara oral harus hati-hati karena tidak boleh diberikan

    kepada penderita yang memiliki riwayat penyakit hati (liver) sehingga harus dilakukan

    pemeriksaan fungsi liver (SGOT dan SGPT) terlebih dahulu dan pemberian anti jamur secara oraljuga harus disesuaikan dengan keadaan klinis penderita yaitu penderita yang mengalami infeksi

    jamur yang berat. Untuk penderita dengan infeksi jamur yang ringan cukup diberikan anti jamur

    topical. Pemberian anti jamur topical harus dioleskan pada kulit yang telah bersih setelah mandi

    dan sebelum tidur. Untuk menghindari resistensi, penggunaan anti jamur tidak boleh dihentikanseenaknya, minimal 1 minggu kemudian dilakukan kontrol rutin untuk menghindari kekambuhan.

    Adapun terapi/ obat-obatan anti jamur yang bisa diberikan antara lain:

    AGENT FORMULATION FUNGICIDAL/FUNGISTATIC FREQUENCY OF

    APPLICATION

    AllylamineNaftifine

    Terbinafine

    1% Cream, Gel

    Fungicidal 1x/ 2x sehari

    BenzylaminesButenafine

    1% Cream

    ImidazolesEconazole

    Ketoconazole

    1% Cream

    Fungistatic 1x/ 2x sehariMiconazole

    Sertaconazole2% Cream

    MiscellaneousCiclopirox

    Tolnaftate1% Cream Fungistatic 2x sehari

    Tabel 1. Anti jamur.

  • 8/14/2019 RESUS-TINEA PEDIS.docx

    4/4

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    YOGYAKARTA

    REFLEKSI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

    RM.04.

    5. Kesimpulan

    a. Tinea pedis disebabkan oleh jamur golongan/ genus trychophyton, micosporum,epidermophyton dan candida albicans. Jamur trychophyton rubrum merupakan jamur yang

    paling sering menyebabkan tinea pedis.

    b. Terdapat hubungan antara hyperhidrosis (keringat berlebih) pada telapak kaki dengan kejadiantinea pedis karena hyperhidrosis di daerah telapak kaki merupakan salah satu faktor risikoterjadinya tinea pedis karena kaki yang lembab oleh keringat cenderung mendukung

    pertumbuhan jamur menjadi subur.c. Manifestasi klinis tinea pedis dibagi menjadi 3 yaitu, tipe interdigitalis, tipe moccasin foot, dan

    tipe subakut. Pasien pada kasus menderita tinea pedis tipe interdigitalis.

    d. Penatalaksanaan tinea pedis harus dimulai dengan menghindari faktor risiko kemudianmenggunakan anti jamur yang bersifat fungicidal/ fungistatic baik secara oral maupun topical.

    6. Daftar Pustakaa. Kurniawati, R., D. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tinea pedis pada

    pemulung di TPA Jatibarang Semarang. Tesis strata dua. Universitas Diponegoro: Semarang.b. Perdoski. (2001). Dermatofitosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FK UI.c. Djuanda, A. (2010). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai penerbit FK UI.d. Siregar, R., S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.e. Kumar, V., et al.(2011). Tinea pedis-an update. Asian journal of medical science 2, 134-138.

    Yogyakarta, 28 September 2013Diperiksa dan disahkan oleh,

    dr. H. Rikyanto , Sp.KK, M.Kes