Resus 9 Ascites

10
REFLEKSI KASUS ASITES Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Kesehatan Ilmu Anak Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh: Ario Achwanu Shafa 20090310162 Diajukan Kepada: dr. Handayani, M.Sc., Sp.A i

description

stase anak

Transcript of Resus 9 Ascites

Page 1: Resus 9 Ascites

REFLEKSI KASUS

ASITES

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Kesehatan Ilmu Anak

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:Ario Achwanu Shafa

20090310162

Diajukan Kepada:dr. Handayani, M.Sc., Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKRSUD SETJONEGORO WONOSOBO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

i

Page 2: Resus 9 Ascites

DaftarIsi

REFLEKSI KASUS..................................................................................................i

DaftarIsi...................................................................................................................ii

Asites........................................................................................................................1

A. Definisi......................................................................................................1

B. Kemungkinan penyebab............................................................................1

C. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan..................................................1

Daftar Pustaka..........................................................................................................5

ii

Page 3: Resus 9 Ascites

Asites

A. Definisi

Asites adalah cairan yang terbentuk di ruang antara lapisan organ perut

dan rongga peritoneal.1

Gejala asites dapat berkembang perlahan atau tiba-tiba bergantung

penyebab asites itu sendiri bahkan tanpa gejala jika cairan dalam perut hanya

sedikit. Semakin banyak cairan dalam rongga perut maka akan menimbulkan

nyeri perut dan kembung. Cairan dalam jumlah yang banyak dapat

menyebabkan sesak nafas.1

B. Kemungkinan penyebab

Asites berasal dari tekanan tinggi di dalam pembuluh darah di hepar

(hipertensi portal) dan rendahnya tingkat protein yang disebut albumin.

Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dapat

menyebabkan asites. Penyakit tersebut antara lain hepatitis C atau infeksi B

dan penyalahgunaan alkohol selama bertahun-tahun. Orang yang memiliki

kanker pada organ perut dapat menyebabkan asites antara lain kanker usus

besar, kanker ovarium, kanker rahim, kanker pankreas, dan kanker hati.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan masalah ini meliputi: gumpalan dalam

pembuluh darah hati (trombosis vena portal), gagal jantung kongestif,

pankreatitis, penebalan dan jaringan parut dari kantung penutup jantung, dan

dialisis ginjal juga dapat dikaitkan dengan asites. 1

C. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan

Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik penegakan diagnosis dapat

dibantu oleh oleh pemeriksaan penunjang, berupa pemeriksaan radiologi dan

laboratorium. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan meliputi

pemeriksaan rontgen toraks dan abdomen, USG, CT-scan dan MRI abdomen. 2

- Rontgen toraks dan abdomen

Asites masif mengakibatkan elevasi difragma dengan atau tanpa adanya

efusi pleura. Pada foto polos abdomen asites ditandai dengan adanya kesuraman

yang merata, batas organ jaringan lunak yang tidak jelas, seperti : otot psoas, liver

1

Page 4: Resus 9 Ascites

dan limpa. Udara usus juga terlihat mengumpul di tenah (menjauhi garis lemak

preperitoneal), dan bulging flanks. 2

- USG

USG adalah cara paling mudah dan sangat sensitif, karena dapat mendeteksi asites

walaupun dalam jumlah yang masih sedikit (kira-kira 5-10 ml). apabila jumlah

asites sangat sedikit, maka umumnya akan terkumpul di Morison Pouch dan di

sekitar hati tampak seperti pita yang sonolusen. Asites yang banyak akan

menimbulkan gambaran usus halus seperti lolipop. 2

Pemeriksaan USG juga dapat menemukan gambaran infeksi, keganasan dan/atau

peradangan sebagai penyebab asites. Asites yang tidak mengalami komplikasi

gambaran USG umumnya anekoik homogen, dan usus tampak bergerak bebas.

Asites yang disertai keganaasan atau infeksi akan memperlihatkan gambaran

ekostruktur cairan heterogen, dan tampak debris internal. Usus akan terlihat

menempel sepanjang dinding perut belakang; pada hati atau organ lain; atau

dikelilingi cairan. 2

Namun demikian, USG memiliki keterbatasan untuk mendeteksi asites pada

pasien obesitas, dan asites yang terlokalisir karena gelombang ultrasound dapat

terhalang oleh jaringan lemak dan gas di dalam lumen. 2

- CT Scan

CT Scan memberikan gambaran yang jelas untuk asites. Asites dalam

jumlah yang sedikit akan tampak terlokalisasir pada area perhepatik kanan,

subhepatik bawah, dan pada kavum douglas. Densitas dari gambaran CT Scan

dapat memberi arah tentang penyebab asites. 2

- MRI

MRI adalah pemeriksaan yang sangat baik digunakan dalam mendeteksi cairan di

rongga peritoneum. Pada anak-anak pemeriksaan MRI ini lebih disukai karena

waktu pemeriksaan yang lebnih singkat. 2

- Abdominal Parasentesis

Abdominal parasentesis umum dikerjakan pada pasien dengan asites yang belum

diketahui penyebabnya, dan pada pasien dengan penambahan jumlah asites yang

sangat cepat,perburukan klinis, disertai demam dan nyeri perut. Pemeriksaan ini

2

Page 5: Resus 9 Ascites

berguna untuk mendeteksi terjadinya spontaneous bacterial peritonitis (SBP).

Cairan asites kemudian dikirim untuk mengetahui jumlah sel, albumin, kultur

asites, protein total, gram stain dan sitologi. 2

Pemeriksaan cairan asites meliputi: :

- Inspeksi

Sebagian besar cairan asites berwarna transparan dan kekuningan. Warna cairan

akan berubah menjadi merah muda jika terdapat sel darah Merah >10 000/µl, dan

menjadi merah jika SDM >20 000/µl. Cairan asites yang berwarna merah akibat

trauma akan bersifat heterogen dan akan membeku, tetapi jika penyebabnya non

trauma akan bersifat homogen dan tidak membeku. Cairan asites yang keruh

menunjukan adanya infeksi. 2

- Hitung jumlah sel

Cairan asites yang normal biasanya mengandung <500 leukosit/mm3 dan <250

PMN leukosit/mm3 . Apabila jumlah PMN >250/mm3 ,bisa diperkirakan

kemungkinan terjadinya SBP. Selain peningkatan PMN, diagnosa SBP ditegakkan

bila jumlah leukosit >500 sel/mm3 dan konsentrasi protein <1g/ dl.12 Pada

tuberkulosis peritoneal dan peritonitis karena karsinoma, jumlah limfosit menjadi

dominan. Dua persen penderita sirosis mengalami perdarahan cairan asites

(SDM>50.000/mm3 ), dan 30%nya disebabkan oleh karsinoma hepatoseluler.2

- SAAG

Dahulu asites dikategorikan menjadi eksudat dan transudat. Eksudat jika

konsentrasi protein >25 g/l, dan transudat jika konsentrasi protein < 25g/l. Tujuan

pembagian ini adalah untuk mencari penyebab asites, misalnya asites pada kasus

keganasan bersifat eksudat, sedangkan pada sirosis bersifat transudat Saat ini

pembagian tersebut sudah digantikan oleh pemeriksan Serum Asites Albumin

Gradient (SAAG). SAAG ini mengklasifikasikan asites menjadi hipertensi portal

(SAAG >1,1 g/dl) dan non-hipertensi portal (SAAG <1,1 g/dl). Cara >1,1 g/dl)

dan non-hipertensi portal (SAAG <1,1 g/dl). Cara tersebut erat hubungannya

dengan tekanan vena porta. Pemeriksaan ini 97% akurat untuk membedakan asites

dengan atau tanpa hipertensi portal. 2

3

Page 6: Resus 9 Ascites

- Kultur atau pewarnaan gram

Sensitivitas kultur mencapai 92% dalam mendeteksi bakteri pada cairan asites.

Hasil kultur yang positif harus dilanjutkan dengan pemeriksaan hitung neutrofil.

Jika hasil hitung neutrofil dalam batas normal dan pasien tidak bergejala maka

hasil kultur dapat diabaikan. Tetapi jika hitung neutrofil >250 sel/mm3 maka

pasien diterapi sesuai SBP.Di lain pihak, sensitivitas pewarnaan gram hanya 10%

untuk deteksi dini kemungkinan SBP. 2

- Sitologi Cairan Asites

Sensitivitas dari sitologi sekitar 60-90% untuk mendiagnosis asites pada

keganasan. 2

- Laparoskopi

Laparoskopi mungkin berharga untuk mendiagnosis kasus yang tidak jelas

penyebabnya, terutama jika asites ganas dicurigai. Hal ini mungkin penting dalam

diagnosis mesothelioma ganas.3

4

Page 7: Resus 9 Ascites

Daftar Pustaka

1. Longstreth, G.F. MedlinePlus : Asites.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000286.htm diakses pada

tanggal 27 April 2014.

2. Godong, B. deLorimier. Patofisiologi dan Diagnosis Asites pada Anak. J Indon

Med Assoc, Volum:63. 1, Januari 2013.

3. Shah, R. MD. Medscape : Asites Workup.

http://emedicine.medscape.com/article/170907-workup#a0721 diakses pada

tanggal 27 April 2014.

5