Resume Teori Kognitif

download Resume Teori Kognitif

of 4

description

Resume Teori Kognitif

Transcript of Resume Teori Kognitif

Nama: Bagus Wijaya KusumaNIM: 130621100091Prodi : Pend. Bahasa dan Sastra IndonesiaMata Kuliah: Teori Belajar dan PembelajaranTugas: Resume

TEORI KOGNITIF-SOSIAL ALBERT BANDURA

Fungsi utama dari pikiran adalah memungkinkan orang untuk memprediksi kejadian dan mengembangkan cara untuk mengontrol (kejadian) yang mempengaruhi hidup mereka. (Bandura, 1995, h, 6).Teori kognitif-sosial dimulai kerja klinis Albert Bandura dengan pasien yang fobia ular. Komponen utama dalam terapi ini adalah observasi mantan pasien yang memegang ular. Pasien yang dirawat mengabstraksikan bahwa orang yang seperti mereka (mengalami fobia) memegang ular tanpa terkena efek buruk, dan pasien menggunakan informasi ini untuk merenungkan perilakunya sendiri. Juga, observasi atas mantan pasien yang memegang ular merupakan teknik terapi yang lebih efektif ketimbang persuasi dan observasi terhadap orang yang belum mengalami fobia ular.Karya awal mengidentifikasi peran model behavioral dalam belajar perilaku prososial dan antisosial (Bandura, 1969, 1971;Bandura & Walters, 1963; Walters & Parke, 1964), dan peran dari model dalam modifikasi perilaku (Bandura, 1965, 1971a). Teori ini mengidentifikasi beberapa faktor sosial dan kognitif yang mempengaruhi belajar. Termasuk di dalamnya adalah kapabilitas menggunakan simbol dan melakukan tindakan yang diniatkan dan bertujuan.

Prinsip Belajar Teori kognitif-sosial Albert Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistik. Berbeda dengan latar laboratorium. Lingkungan sosial memberi banyak kesempatan bagi individu untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang kompleks melalui observasi perilaku model dan konsekuensi behavioral.

Pandangan lain tentang belajar imitatif. Secara umum, behavioris memandang belajar imitatif sebagai asosiasi antara tipe stimulus tertentu dengan sebuah respons. Pemelajar yang meniru, atau mengimitasi, contoh perilaku akan diperkuat untuk respons yang sesuai dengan model, dan kelak mengulangi perilaku itu. Satu problem dalam deskripsi ini adalah ia tidak menjelaskan akuisisi respons baru. Prespektif lain berpendapat bahwa hubungan tertentu antara anak dan orang dewasa mempengaruhi bagaimana anak meniru pola tindakan dan pikiran orang dewasa.

Asumsi tentang belajarAsumsi dasar dari teori kognitif-sosial adalah bahwa observasi dan proses pengambilan keputusan adalah mekanisme kunci dalam perolehan perilaku prososial dan antisosial. Secara spesifik, kesadaran fungsional melibatkan pengaksesan dan pemrosesan informasi secara sadar untuk memilih, mengonstruksi, dan mengevaluasi jalannya tindakan(Bandura, 2001, h. 3).

Asumsi Teori Belajar Kognitif-Sosial1. Pemelajar dapat (a) mengabstraksi informasi dari pengamatan terhadap orang lain, dan (b) membuat keputusan tentang perilaku yang akan dijalankan.2. Tiga cara relasi yang saling terkait antara perilaku (B), lingkungan (E) dan kejadian personal internal (P) akam menjelaskan belajar.3. Belajar adalah akusisi representasi simbolik dalam bentuk kode verbal atau visual.Faktor itu adalah perilaku (B-behavior), lingkungan (E-environment), dan kejadian internal yang memengaruhi persepsi dan aksi (P). Menurut Bandura, tiga cara relasi yang saling terkait, yang dinamakan determinisme resiprokal, menyatukan tiga faktor itu. Namun, penggunaan istilah determinisme tidak menyiratkan pandangan fatalistik di mana individu hanya menjadi korban dari sebab-sebab yang muncul. Sebaliknya, istilah ini dipakai dalam arti kejadian menghasilkan efek (Bandura, 1978, 1986). Misalnya, setelah latihan kepercayaan diri, perilaki individu akan mengaktivasi reaksi lingkungan yang baru (Bandura, 1977b). Reaksi ini, pada gilirannya, menghasilkan rasa percaya diripada individu, yang kemudian akan memediasi perilaku masa depan.

Hasil BalajarTeori lain biasanya menyamakan belajar dan kinerja atau menerima kinerja sebagai indikator bahwa belajar sudah terjadi. Sebaliknya, Bandura mencatat bahwa individu mendapatkan kode perilaku mental yang mungkin, atau mungkin tidak, dilakukan nanti. Dukungan untuk pendapat ini adalah situasi di mana pengamat tidak mengamati adanya kinerja itu, tetapi pengamat mampu mendeskripsikan perilaku itu. Selain itu, pengamat kemudian melakukan perilaku karena adanya perangsang (Bandura, 1965, 1971a).Karena itu, teori kognitif-sosial memandang belajar dan kinerja sebagai dua kejadian terpisah. Belajar didefinisikan sebagai akusisi representasi simbolis dalam bentuk kode verbal atau visual yang bertindak sebagai pedoman untuk perilaku di masa depan. Contohnya adalah anak yang melihat anak yang lebih tua berkelahi di masa perploncoan siswa baru. Kekaguman dari teman-teman sekelasnya mungkin menyebabkan si pengamat menyimpulkan bahwa berkelahi dalam situasi tertentu merupaka hak yang dapat di terima dan mendapat imbalan. Anak kecil mendapatkan perilaku sekaligus tendensi untuk melakukan perilaku tersebut di waktu yang akan datang.Ringkasanya, tiga asumsi mendukung teori kognitif-sosial. Pertama, proses balajar membutuhkan pemrosesan kognitif dan keterampilan pengambilan keputusan dari si pemelajar. Kedua, belajar adalah tiga cara relasi yang saling terkait yang terdiri dari lingkungan, faktor personal, dan perilaku. Ketiga, belajar membuahkan akusisi kode verbal dan visual dari perilaku yang mungkin akan dilakukan atau tidak dilakukan di masa depan.

Model KelakuanIsu utama dalam model kelakuan (behavioral) adalah macam dan akibatnya, pemodelan dalam media masa dan lingkungan komputer, karakteristik model, dan karakteristik pengamat.

Macam Model danAkibat PotensiDalam definisi fungsional, sebuah model terdiri dari serangkaian stimulus yang terorganisasi yang dapat diserap pengamat, dan pengamat dapat menjalankannya berdasarakan pokok informasi. Dua macam model utama adalah model nyata dan model simbolik, Model nyata antara lain anggota

Akibat ModelEfekContoh

1. Berfungsi sebagai petunjuk untuk meniru perilaku orang lain.Meniru kejahatan.

2. (a) Memperkuat atau (b) Melemahkan sikap menahan ,diri untuk melakukan tindakan tertentu.Siswa mencontek saat ujian: (a) dihukum atau (b) tidak dihukum.

3. Menunjukkan pola perilaku baru.Acara memasak di televisi.