Resume Ryan Frizky oktober2014
description
Transcript of Resume Ryan Frizky oktober2014
#Resume KegiatanBulanan
PPSDMS-NF/oktober-2014
Ryan Frizky
FMIPA IPB -2012
PPSDMS V Bogor | Co-founder Inspiranessia.com
#TRUSTANDRESPECT
“Keputusan itu bukan memilih A atau B, tapi apa konsekuensi ketika memilih A
atau konsekuensi ketika memilih B “
Untuk sebagian orang, keputusan merupakan suatu hal yang memang bisa dikatakan berat untuk
dipilih. Betapa tidak, karena ketika kita memilih untuk memutuskan sesuatu, maka aka nada konsekuensi-
konsekuensi yang akan terjadi. Bisa jadi menguntungkan, atau malah sebaliknya, merugikan. Kali ini kita akan
bahas kenapa untuk sebagian orang memutuskan itu merupakan hal yang sangat berat. Inti dari
permasalahan ini sangat sederhana. Apa itu ? jawabannya sebagian orang belum paham tentang makna
dari keputusan itu sendiri. Seperti dilansir pada kalimat pembuka sebelumnya bahwa keputusan itu bukan
memilih A atau B, tapi apa konsekuensi ketika memilih A atau konsekuensi ketika memilih B. untuk hal hal
yang mempunyai jangka panjang, perlu dipikirkan lebih dalam. Tips untuk mengambil keputusan yang akan
diambil adalah dengan memperbanyak referensi. Sekian kalimat pembuka dari tulisan kali ini. Sekarang kita
beranjak untuk membahas apa itu Trust and Respect. Nabi Muhammad SAW disebut al-amin karena beliau
mempunyai kedua hal ini. Nah apa yang membuat seorang beliau bisa mempunyai dua hal ini ? sederhana
tapi sulit dilakukan, yang dilakukan adalah berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya kepada beberapa orang.
Maka tidak lama kemudian akan terbentuk something called respect. Sedangkan ketika kita ditempatkan
sebagai anggota, maka kita yang harus belajar untuk menerima keputusan pemimpin. Biasanya Ketika kita
berada di organisasi, sedangkan kita tidak trust and respect kepada orang lain. Maka kembalikan lagi ke
sistem, biasanya adalah masalah pribadi yang menyebabkan ini. Kesimpulannya adalah untuk bisa mendapat
trust and respect dari orang lain, kita harus trust and respect juga kepada orang lain.[]
#SYAFA’AT
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain
Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran “
- Al araf ayat 3 –
Dalam menjadi pemimpin ada tiga hal yang perlu diperhatikan: yakni harta, tahta,
dan wanita. Dalam islam kontemporer, ada beberapa orang yang menjadi dzalim karena tahta. Abdul Natser yang
merupakan salah satu penggerak ikhwanul muslimin. Ketika ia berdakwah, dakwahnya berhasil. Namun dia haus akan
kekuasaan. Teman-temannya sendiri ditembak oleh tanggannya sendiri. Disini kita bisa mengambil pelajaran bahwa
untuk apa kita menjadi seorang pemimpin, kalau ternyata itu semua hanya mengantarkan kita ke neraka. Berbicara
menjadi pemimpin, berbicara dua hal, yakni motivasi dan ambisi. Kita harus bisa membedakan kedua kata tersebut.
Pemimpin-pemimpin hebat terlahir dari hasil motivasi, bukanlah ambisi. Yang membedakannya sederhana. Motivasi itu
menggunakan cara-cara halal, sedangkan ambisi itu menghalalkan segala cara. Sedikit tapi dalam sekali maknanya.
Ujian untuk seorang pemimpin berikutnya adalah wanita. Suatu saat pada zaman
nabi Israil, ada wanita yang sangat cantik dan seorang pedagang yang tertarik karena kecantikannya. Saking tertariknya
kepada sang wanita tersebut, ia mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Setelah terkumpul, ia pun mendatangi
wanita tersebut. Akhirnya setelah masuk kedalam sebuah ruangan. Sang laki-lakin itu menangis dan lari menjauh dari
tempat itu. Lantas dengan sontak sang wanita itu berpikir kenapa ia melarikan diri setelah membayarnya. Akhirnysa
sang wanita itu tersadar dan berkomitmen untuk mencari sang laki-laki tersebut dan berjanji siap menikah dengannya.
Setelah lama mencari, akhirnya sang wanita menemukan sang laki-laki yang ia cari, namun saat sang laki-laki melihat
sang wanita, sang laki-laki tersebut kaget dan langsung meninggal di tempat.
Dari beberapa kasus tadi, kita bisa menyimpulkan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak selalu nyaman. Akan ada
godaan-godaan yang datang, entah itu dari dalam ataupun dari dalam diri. Namun bagaimana kemudian pemimpin ini
bisa memanage semuanya, pemimpin itu managing.[]
#LeadersandLeadership
“Jadi Pemuda haruslah konkret, tidak konkret, bukan anak muda”
Banyak hal kecil yang perlu di tata ulang/di rekonstruksi. And The question is “seberapa besar anda
memimpin diri sendiri ? “. Sekarang kita terlalu banyak berbicara tentang peradaban, namun hal-hal kecil saja
kita tidak bisa atur. Sebagai contoh bagaimana kita bisa memimpin orang-orang, kalau untuk shalat qiyamul lail
saja susah bangun sendiri. Karena sesungguhnya kemenangan internal kita bisa jadi kemenangan eksternal kita.
kalau kita bisa mengalahkan diri sendiri, maka kita akan dengan muda memimpin orang lain.
Ada beberapa simptoma yang bisa menjadi reminder untuk kita. adapun simptoma-simptomanya yakni
: mengabaikan waktu, mudah sekali membatalkan janji sepihak, menunda-nunda pekerjaan dan lainnya.
Terkadang simptoma-simptoma itu yang sering kita abaikan, dan itu malah akan menjad boomerang untuk kita.
Dalam memimpin, harus ada semangat dalam bekerja. Dan ang membuat diri kita semangat bekerja adalah
bekerja untuk orang lain, bukan bekerja untuk diri sendiri. Selain itu terkadang ketika dihadapkan dengan
pilihan-pilihan yang rumit. Seorang pemimpin akan terlihat seberapa integritas atau tidaknya ketika dia
mengambil suatu pilihan. Kita tahu bahwa pemimpin itu adalah penggerak perubahan, amal merupakan
ekspresi penghambaan-nya kepada Allah SWT. Namun sebelum lebih jauh lagi, sebenarnya apa itu perubahan
sendiri ? perubahan adalah ketika kita berubah melebihi perubahan yang terjadi di lingkungan. Bisa berubah
menjadi lebih baik, dan lebih baik. Pun seorang pemimpin yang berjiwa penggerak perubahan akan melakukan
something called “breakthrough culture”.
Seorang pemimpin harus mengetahui zaman dimana dia berada sekarang. Dalam beberapa versi, ada
yang menyebutkan bahwa kita telah memasuki zaman yang membutuhkan human capital, bukan lagi man
power atau quality of product, ataupun intellectual capital. Tinggal bagaimana kita ketika menjadi seorang
pemimpin bisa menyadarii itu, memahami itu, dan mau untuk memanfaatkan itu ! []
#AhlaqIslam
“wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,
Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
Orang lain, dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. . . .”
- Al Hujurat ayat 13 –
Manusia memang diciptakan berbeda, dalam banyak segi dan aspek apapun. Banyak hal yang mulia yang terdapat dalam
diri kita, dan salah satunya adalah kita adalah yang paling bertaqwa., seperti yang dijelaskan diatas.
Dalam alhujurat ayat 10
“sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara, karena itulah damainkanlah kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.
Bersaudara yang dimaksud yakni identik dengan beriman. Untuk mencapai persaudaraan itu paling tidak ada tiga hal
yang diperlukan. Adapun hal-halnya yakni : berpergian jauh, pernah bermalam bersama, dan pernah bermuamalah
dengannya. Disini kita bisa melihat bagaimana kemudian akhlaq teman kita. berbicara akhlaq, ada beberapa hal yang memang
menjadi faktor penentu akhlaq, yakni : genetik, keluarga (psikologis), lingkungan sekitar, dan juga nilai nilai islam itu sendiri.
Setelah itu lantas bagaimana akhlaq itu terbentuk. Ada dua hal yang membentuk akhlaq, yakni lintasan hati, dan kebiasaan.
Semoga dengan mengetahui apa itu akhlaq, apa saja faktor-faktor penentu akhlak dan bagaimana kemudian tebentuknya
akhlaq, setiap kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sekarang, bukan nanti ! []
#yangMuda yangBerprestasi
Pada sesi ini kita lebih ditekankan bagaimana kemudian kita melihat peluang dan tantangan anak muda di
dunia global, khususnya dalam bidang pangan.
Sebagai kaum muda, yang perlu dilakukan adalah connect-in dengan apa yang terjadi di dunia global.
Dewasa ini kita harus bisa melihat mana potensi dan mana tantangan. Berikut beberapa potensi yang kita punya
yakni : pergerakan kelas menengah, indeks pengetahuan gizi yang membaik, dan juga perkembangan teknolgi
informasi. Sedangkan untuk tantangannya sendiri yang terjadi di kita adalah masalah gizi ganda.
Potensi pergerakan kelas menengah, Indonesia menjadi Negara ke-empat terbesar dalam hal ini setelah
Cina, Hongkong, dan India. Sekarang kita harus berorientasi ke kelas menengah, karena di kita kebanyakan
adalah kelas menegah.
Sedangkan tantangann yang kita hadapi sekarang adalah masalah gizi ganda. Kecenderungan proporsi
baliti gizi kurang menunjukkan angka yang begitu signifikan. ini mengakibatkan kelainan pertumbuhan, yakni
stunting. Di Indonesia sendiri rata rata tinggi dari jenis kelamin laki-laki adalah 158 cm, dan untuk jenis kelamin
perempuan yakni 147 cm. ini sangat berbeda dengan Negara-negara yang sudah maju. Pun masalah ini
berhubungan dengan tingkat obesitas yang terjadi di negeri kita. proporsi obesitas sental pada tahun 2007-2013
yakni lingkar perut untuk laki-laki : 90 cm, sedangkan lingkar perut untuk perempuan yakni 80 cm. Sekarang kita
sudah mengetahui apa yang menjadi potensi dan tantangan bagi negeri kita. sekarang masalahnya apakah kita
akan diam, atau bergerak mengoptimalisasi peluang untuk memecahkan tantangannya. Pilihan ada di tangan kita
kawan. Maka beranilah memilih![]
#FourLenses
“Our world is changing”
Sebuah kalimat yang mempunyai makna yang sangat dalam. Betapa tidak, karena sekarang
kaum muda lah yang akan mulai bergerak. Seperti dilansir dalam The 30 richest young entrepreneurs
under 30 versi Income Diary. Disana disebutkan nama-nama anak muda yang telah sukses. Pemuda
tersebut diantara lain adalah Mark Zuckerberg (26 tahun) dengan omset mencapai $6.9 billion,
Dustin Moskovitz (26 tahun) dengan omset mencapai $1.4 billion, Andrew Mason (29 tahun) dengan
omset $600 million, dan seterusnya. Tentunya kita bisa seperti mereka. nah lantas bagaimana
caranya? Cukup dengan membaca resume sesi ini. Check it out !
Four Lenses is our way to survive. Begitu yang tertera dalam buku tersebut. Nah kira-kira apa
saja kah empat lensa yang dimaksud itu. Empat lensa yang dimaksud adalah knowledge, system,
people, dan variation.
Knowledge, untuk melihat seorang itu hebat atau tidak, bisa kita lihat dai seberapa luas
pengetahuannya dalam kepemimpinan. Nah lantas knowledge seperti apa yang perlu kita ketahui ?
yakni tipe knowledge tentang kepemipinan, bagaimana seorang pemimpin mengatur dirinya ketika ia
tidak dihadapkan untuk dua event yang bertabrakan. Maka seorang pemimpin akan memilih untuk
mendelegasikan orang. Selain itu seorang pemimpin harus mempunyai leadership flexibility .
System, ada beberapa tipe sistem yang perlu seorang pemimpin kenali. Adapun tipe-tipe
sistem-nya yakni : dengan menyuruh dan membentak, memotivasi dengan kata-kata penyemangat,
menunggu dengan sabar dan empati, dan membuat planning dan bagi-bagi tugas. Nah tugas seorang
leader-lah untuk me-manage sistem-sistem tersebut. Bagaimana caranya ? caranya adalah dengan
system thinking ,yakni melihat sistem secara holistik, mengoptimalkan sistem, dan meningkatkan
efektifitas dalam problem finding dan problem solving.
People, “most people in the most of the time wants to do good things”. Selain knowledge dan
system, seorang pemimpin pun harus mengenal (memahami) oran-orang di sekitarnya. Ini akan
berdampak kepada trust and respect seorang pemimpin itu sendiri.
dan yang terakhir variation, tidak dipungkiri lagi bahwa keberagaman selalu ada. Nah yang
menjadi perkerjaaan untuk kita adalah bagaimana kemudian kita bisa memanfaatkan keberagaman
ini.
Dengan kolaborasi empat lensa tersebut, maka kita sebagai kaum muda, bisa menjadi
pemimpin-pemimpin hebat seperti nama-nama diatas, bahkan lebih.[]
#DialogTokoh with Menteri
Pertanian 2004-2009
“Negara yang begitu besar tidak bisa dipimpin (kendalikan)
oleh hanya satu atau dua orang saja”
Pemimpin memang harus disiapkan, pemimpin tidak tiba-tiba muncul, butuh proses
panjang agar seorang pemimpin bisa siap memimpin. Dunia global sudah menyiapkan
pemimpin-pemimpin. Sekarang waktunya kita mempersiapkan pemimpin-pemimpin itu juga.
Negara kita dikarunai oleh lahan yang banyak, namun yang sering kita lupakan adalah
penduduknya yang banyak juga. Dengan jumlah penduduk yang banyak tersebut, kita harus
mengetahui bahwa luas lahan pertanian di Indonesia per kapita adalah 1/3 hektar saja.
Bayangkan apa yang bisa petani kita lakukan dengan lahan yang sempit seperti itu. Namun kita
ini tidak menjadikan pesimis. Negara-negara luar malah mempunyai luas lahan perkapita yang
lebih sedikit kebanding kita. namun mereka bisa mengoptimalkannya. Apa kuncinya ? kuncinya
adalah teknologi.
“makanan yang terbaik adalah makanan yang kita buat oleh tangan sendiri”
Berbicara pertanian, kita jangan hanya berbicara produksi, tapi kita pun harus
memikirkan konsumsi. Yang tidak kalah penting adalah policy (kebijakan). Karena kebijakan
inilah yang akan mengontrol pertanian. Kita pun harus memikirkan hal ini bersama-sama. []
#Renungan
Pertanian ke depan harus lebih baik lagi.
Kenapa sarjana pertanian tidak turun ?
bagaimana kita bisa jadi petani kalau kita hanya
berkutat dengan text book ? tidak pernah
merasakan kenikmatan menjadi petani! []
@frizky_ryan
http://Bit.ly/frizkyryan
www.inspiranessia.com