Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

12
Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Transcript of Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Page 1: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Page 2: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Langkah Kecil untuk Turut Mewujudkan Gagasan Besar:Membangun Masyarakat yang Tangguh terhadap Bencana

• Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, gempa bumi di Nias, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, serta banjir di Jakarta maupun di beberapa kawasan di pulau Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan serta letusan gunung berapi dan kekeringan di kawasan yang sama merupakan daftar panjang yang menyadarkan kita bahwa tanah air Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap risiko bencana. Namun demikian, perlu dicatat bahwa berbagai bencana yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini telah membuat Indonesia menjadi negara yang cukup progresif di dalam penanggulangan bencana ke depan. Hal ini ditandai dengan terbitnya Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana pada bulan Januari 2007 dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pada bulan April 2007.

• Terbitnya UU No. 24/2007 tersebut menandai babak baru dalam perubahan cara pandang dan pengelolaan penanggulangan bencana, yakni dari ”reaktif jika terjadi bencana menjadi aktif, siaga dan tanggap terhadap risiko bencana”, sehingga sebagai konsekuensinya upaya penanggulangan bencana merupakan bagian dari kerja-kerja pembangunan. Oleh karena itu, sama halnya dengan pembangunan, upaya-upaya untuk penanggulangan bencana, termasuk di dalamnya upaya pengurangan risiko bencana harus dilakukan secara komprehensif dan sistematis.

Page 3: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Pentingnya pengarusutamaan risiko bencana

• Upaya pengarusutamaan risiko bencana harus mencakup analisis bagaimana potensi bahaya dapat mempengaruhi kinerja kebijakan, program dan proyek, dan analisis bagaimana kebijakan, program dan proyek tersebut berdampak pada kerentanan terhadap bahaya alam. Analisis ini harus ditindaklanjuti dengan mengambil tindakan yang perlu untuk mengurangi kerentanan, dengan menempatkan pengurangan risiko sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan dan bukan sebagai tujuan itu sendiri. Perubahan dari cara pandang lama yang telah mengakar bahwa bencana adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, tak terhindarkan dan harus ditangani oleh para ahli tanggap darurat, sedikit banyak mencerminkan meningkatnya pemahaman akan bencana sebagai masalah pembangunan yang masih harus diatasi. Program pembangunan tidak dengan sendirinya mengurangi kerentanan terhadap bahaya alam. Sebaliknya, program pembangunan tanpa disadari dapat melahirkan bentuk-bentuk kerentanan baru atau memperburuk kerentanan yang telah ada, terkadang dengan konsekuensi yang tragis.

Page 4: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan

1. Peningkatan kesadaran, Penghargaan dan pemahaman akan keterkaitan antara pengurangan risiko bencana dan pembangunan berkelanjutan.

2. Lingkungan yang mendukung- Kebijakan-kebijakan, strategi dan kapasitas kelembagaan yang memadai dari lembaga

yang bergerak dalam bidang pembangunan.- Pemrioritasan pengurangan risiko bencana oleh pemerintah.

3. Pengembangan perangkat-perangkat

4. Pelatihan dan dukungan teknis

5. Perubahan dalam praktik operasional- Penilaian awal. - Informasi pendukung yang memadai. - Minimalisasi biaya. - Perlakuan atas risiko-risiko yang kemungkinan terjadinya rendah, tetapi dapat berdampak

tinggi. - Konsultasi yang transparan, melibatkan semua pihak terkait dan bertanggung gugat. - Melindungi dan memelihara investasi pembangunan dengan memadai.

6. Pengukuran kemajuan

7. Pembelajaran dan berbagi pengalaman

Page 5: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Langkah-langkah Menuju Pengarusutamaan yang Berhasil

1. Peningkatan kesadaran

2. Lingkungan yang mendukung

3. Pengembangan alat-alat

4. Pelatihan dan dukungan teknis

5. Perubahan dalam praktik operasional

6. Pengukuran kemajuan

7. Pembelajaran dan berbagi pengalaman

Page 6: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi tentang Bahaya-Bahaya Alam

• Dengan memahami dan mengantisipasi kejadian-kejadian bahaya di masa

mendatang, masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga yang bergerak

dalam bidang pembangunan dapat mengurangi risiko bencana.

Page 7: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Jenis-jenis Bahaya AlamJenis Uraian Contoh Hidro-meteorologis Proses-proses alam atau gejala-

gejala yang berkaitan dengan atmosfer, air, laut atau cuaca

- Banjir, aliran debu dan lumpur- Topan tropis, badai, angin, hujan dan bentuk-bentuk badai yang besar, badai salju, petir-Kekeringan, meluasnya gurun, kebakaran hutan, suhu udara yang ekstrem, badai pasir atau debu- Guguran salju

Geologis Proses-proses atau gejala-gejala bumi yang alamiah

- Gempa bumi, tsunami- Kegiatan dan letusan gunungapi - Pergerakan tanah, tanah longsor, batuan longsor, liquefaksi, pergeseran bawah laut- Runtuhnya permukaan tanah, kegiatan patahan geologis

Biologis Proses-proses yang dipicu oleh organisme atau yang dibawa oleh vektor-vektor biologis, termasuk keterpaparan pada kuman yang membawa penyakit, racun dan bahan-bahan bioaktif

Merebaknya wabah penyakit, penularan atau hama meluas yang disebabkan oleh tumbuhan atau hewan

Page 8: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

• Ciri-ciri utama bahaya-bahaya alam diperlukan untuk mengidentifikasi bahaya di masa lampau dan sekarang, dan potensi bahaya di masa mendatang serta dampak-dampak yang dapat ditimbulkan:

a. Tempat dan tingkat cakupan bahaya. Apakah daerah sasaran program atau proyek terkena dampak satu bahaya alam atau lebih, apa jenis bahaya alam tersebut, dan di mana?

b. Frekuensi dan tingkat kemungkinan terjadinya bahaya. Seberapa sering bahaya dapat terjadi (baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang)?

c. Kekuatan/tingkat keparahan. Seberapa besar kejadian bahaya dapat muncul (misalnya tingkat banjir; kecepatan angin dan volume/curah hujan selama badai; tingkat besarnya dan kekuatan gempa bumi)?

d. Lama waktu. Berapa lama kejadian bahaya akan berlangsung (dari hanya beberapa detik atau menit dalam hal gempa bumi sampai beberapa bulan atau bahkan tahun dalam hal kekeringan)?

e. Kemungkinan untuk dapat diramalkan sebelumnya. Seberapa dapat diandalkan perkiraan kita akan kapan dan di mana kejadian bahaya akan berlangsung?

Page 9: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Strategi Penanggulangan Kemiskinan

• Strategi Penanggulangan Kemiskinan adalah dokumen nasional yang disusun oleh pemerintah sendiri, berdasarkan suatu analisis terinci dan menyeluruh atas kemiskinan dan strategi-strategi untuk mendukung pertumbuhan yang memihak kaum miskin dan berdasarkan konsultasi luas dengan para pemangku kepentingan utama, termasuk masyarakat sipil dan dunia usaha.

• Langkah-langkah mendasar dalam memasukkan pertimbangan-pertimbangan risiko bencana ke dalam proses penyusunan strategi penanggulangan kemiskinan :

1. Kerja analitis dan diagnostik

2. Menetapkan tujuan penanggulangan kemiskinan

3. Memprioritaskan tindakan publik untuk penanggulangan kemiskinan

4. Menyusun prosedur pemantauan dan evaluasi

5. Pelaksanaan, evaluasi dan umpan balik

Page 10: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Penyusunan Program di Tingkat Negara

• Ada tiga tindakan dasar yang perlu diambil sebagai bagian dari penyusunan program di tingkat

negara untuk memastikan agar risiko bencana dikaji dan dikelola dengan memadai:

1. Risiko bencana harus ditelaah secara eksplisit sebagai bagian dari analisis awal tingkat negara

yang dilaksanakan pada permulaan proses.

2. Keputusan apakah dan bagaimana program di tingkat negara akan menangani risiko-risiko yang

signifikan harus diambil berdasarkan pada keputusan-keputusan yang rasional, berdasar pada

informasi dan eksplisit, yang dikaitkan dengan pembagian akuntabilitas dan tanggung jawab yang

transparan.

3. Kontribusi bencana dan risiko-risiko terkait pada tantangan-tantangan pembangunan lain dan

implikasi potensial mereka terhadap pencapaian tujuan strategis program di tingkat negara harus

dieksplorasi secara cermat.

Page 11: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

• Langkah-langkah dasar dalam menggabungkan pertimbangan-pertimbangan risiko bencana ke dalam

program di tingkat negara

1. Melakukan kerja analitik di tingkat negara dan sektor

2. Mengkaji tantangan-tantangan pembangunan yang utama

3. Mengkaji pelajaran-pelajaran penting yang dapat dipetik dari kerjasama pembangunan terdahulu

4. Menentukan tujuan dan strategi

5. Berkoordinasi dengan lembaga-lembaga lain yang bergerak dalam bidang pembangunan

6. Mempersiapkan program operasional

7. Mengidentifikasi risiko-risiko di tingkat pelaksanaan

8. Mengembangkan kerangka hasil atau indikator

9. Pemantauan dan evaluasi (M&E)

Page 12: Resume Pedoman Pengurangan Resiko Bencana

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan

• Strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan internal yang sesuai.

• Prioritas pemerintah dalam pengurangan risiko bencana.

• Penyusunan sasaran-sasaran pengurangan bencana yang diakui secara internasional.

• Konsultasi yang transparan, menyertakan semua pihak dan bertanggung gugat.

• Motivasi perseorangan.

• Dukungan teknis.

• Minimalisasi biaya.