Resume Makalah -1 Mengenal Dan Memahami Ilmu Hadits

6
MENGENAL DAN MEMAHAMI ILMU HADITS Ada beberapa istilah yang perlu diketahui yaitu hadis, sunnah, atsar, dan khabar. Jumhur ulama menyamakan arti hadis dan sunnah, atau dengan kata lain keduanya merupakan kata sinonim (muradif). Hanya saja istilah hadis lebih sering digunakan oleh ulama hadis. Sedangkan ulama ushul fiqh lebih banyak menggunakan istilah sunnah. Nabi sendiri menamakan ucapannya dengan sebutan al-hadis untuk membedakan antara ucapan yang berasal dari beliau sendiri dengan yang lain. Berikut ini uraian dari beberapa istilah di atas: A. HADITS Kata hadis secara etimologi (bahasa) berarti al-jadid (baru, antonim kata qadim), al-khabar yang berarti berita dan al-Qarib (dekat). Sedangkan secara terminologi hadis adalah segala ucapan, perbuatan, ketetapan dan karakter Muhammad Saw setelah beliau diangkat menjadi Nabi. B. SUNNAH Sunnah secara etimologi adalah perbuatan atau perjalanan yang pernah dilalui baik yang tercela maupun yang terpuji. Sedangkan secara terminologi sunnah mempunyai pengertian yang berbeda-beda karena ulama memberikan pengertian sesuai dengan disiplin ilmu masing- masing. 1. Menurut ulama ahli hadis, sunnah adalah semua hal yang berasal dari Nabi, baik perkataan, perbuatan,

Transcript of Resume Makalah -1 Mengenal Dan Memahami Ilmu Hadits

Page 1: Resume Makalah -1 Mengenal Dan Memahami Ilmu Hadits

MENGENAL DAN MEMAHAMI ILMU HADITS

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui yaitu hadis, sunnah, atsar, dan

khabar. Jumhur ulama menyamakan arti hadis dan sunnah, atau dengan kata lain

keduanya merupakan kata sinonim (muradif). Hanya saja istilah hadis lebih sering

digunakan oleh ulama hadis. Sedangkan ulama ushul fiqh lebih banyak menggunakan

istilah sunnah. Nabi sendiri menamakan ucapannya dengan sebutan al-hadis untuk

membedakan antara ucapan yang berasal dari beliau sendiri dengan yang lain. Berikut

ini uraian dari beberapa istilah di atas:

A. HADITS

Kata hadis secara etimologi (bahasa) berarti al-jadid (baru, antonim kata qadim),

al-khabar yang berarti berita dan al-Qarib (dekat). Sedangkan secara terminologi hadis

adalah segala ucapan, perbuatan, ketetapan dan karakter Muhammad Saw setelah

beliau diangkat menjadi Nabi.

B. SUNNAH

Sunnah secara etimologi adalah perbuatan atau perjalanan yang pernah dilalui baik

yang tercela maupun yang terpuji. Sedangkan secara terminologi sunnah mempunyai

pengertian yang berbeda-beda karena ulama memberikan pengertian sesuai dengan

disiplin ilmu masing-masing.

1. Menurut ulama ahli hadis, sunnah adalah semua hal yang berasal dari Nabi, baik

perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun hal-hal yang lainya. Menurut pengertian

ini sunnah bisa meliputi fisik maupun perilaku Nabi dalam kehidupan sehari-hari

baik sebelum ataupun sesudah beliau diangkat menjadi Rasul. Mereka memandang

Nabi adalah sosok suri tauladan yang sempurna bagi umat Islam sehingga dalam

pandangan mereka segala sesuatu yang berasal dari Nabi baik yang ada kaitanya

dengan hukum maupun tidak adalah sunnah.

2. Ulama usul fiqh memberikan definisi yang hampir sama, namun mereka

membatasi sunnah hanya dengan yang bisa dijadikan acuan pengambilan hukum.

Hal ini disebabkan mereka memandang Nabi sebagai syari (pembuat syariat) di

samping Allah. Hanya saja ketika ulama usul mengucapkan hadis secara mutlak

maka yang dimaksud adalah sunnah qawliyah. Karena menurut mereka sunnah

Page 2: Resume Makalah -1 Mengenal Dan Memahami Ilmu Hadits

memiliki arti yang lebih luas dari hadis, yaitu mencakup semua hal yang bisa

dijadikan petunjuk hukum. bukan sebatas ucapan saja.

3. Ulama fiqh mendefinisikan sunnah dengan suatu hal mendapatkan pahala bila

dikerjakan namun tidak sampai mendapatkan dosa bila ditinggalkan. Mereka

memandang Nabi saw sebagai pribadi yang seluruh perkataan dan perbuatannya

mengandung hukum syara.

C. KHABAR DAN ATSAR

Menurut arti bahasa khabar ialah berita. Jadi khabar memiliki arti yang hampir

sama dengan hadis karena tahdits (pembicaraan) artinya khbar (pemberitaan). Secara

terminologi adalah hadis yang disandarkan pada sahabat atau segala berita yang

diterima dari selain dari Nabi. Secara terminologi khabar dikemukakan oleh ulama

Khurasan yaitu hadis yang disandarkan pada sahabat (mawquf). Hal ini dimaksud

untuk memudahkan klasifikasi serta untuk membedakan antara khabar dengan hadis

atau sunnah.

Secara etimologi atsar berarti bekas atau sisa. Sedangkan secara terminologi atsar

adalah perkataan, tindakan, dan ketetapan sahabat.

Hadis atau sunnah memberikan pengertian bahwa rawi mengutip hadis yang

disandarkan kepada Rasulullah Saw (marfu). Sedangkan khabar tidak hanya

mencakup hadis marfu‘ saja tetapi juga mengakomodasi hadis mawquf (rawi hanya

bersumber dari sahabat saja tidak sampai pada Rasulullah). Bahkan juga yang hanya

berhenti sampai tingkatan tabi‘in (maqtu) saja. Sedangkan atsar oleh para muhadditsin

lebih diidentikkan hanya pada hadis mawquf atau maqtu saja.

D. STRUKTUR HADITS

Secara struktur hadits terdiri atas tiga komponen utama, yakni sanad, matan dan

rawi.

1. Sanad

Sanad adalah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh

penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits)

Page 3: Resume Makalah -1 Mengenal Dan Memahami Ilmu Hadits

hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.

Misalnya, perhatikan hadits berikut :

Musanad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh Syu’bah, dari

Qatadah dari Anas dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda, Tidak sempurna

iman seseorang diantara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia

cinta untuk dirinya sendiri (HR Bukhari). Jika diambil dari contoh tersebut, sanad

hadits tersebut adalah : A. Bukhari, Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Anas,

Nabi Muhammad saw.

Jadi perlu dicermati dalam memahami hadits terkait dengan sanadnya sebagai

berikut:

Keutuhan sanadnya.

Jumlahnya dan,

Perawi akhirnya.

2. Matan

Matan adalah redaksi hadits berdasarkan contoh di atas matan hadits tersebut ialah

sebagai berikut :

Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya

apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri. Terkait dengan matan atau redaksi, yang perlu

dicermati dalam memahami hadits adalah sebagai berikut :

Ujung sanad sebagai sumber redaksi apakah berujung pada Nabi Muhammad

atau bukan.

Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat

sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya

dengan ayat dalam Al Qur’an (apakah ada yang bertolak belakang atau tidak).

3. Rawi

Rawi adalah orang yang menerima hadits dan menyampaikannya dengan salah

satu bahasa penyampaiannya. Para ulama mengklasifikasikan para rawi dari segi

banyak dan sedikitnya hadits yang mereka riwayatkan serta peran mereka dalam

bidang ilmu hadits menjadi beberapa tingkatan. Setiap tingkat diberi julukan secara

khusus yaitu :

Page 4: Resume Makalah -1 Mengenal Dan Memahami Ilmu Hadits

Al Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadits beserta sanadnya, baik ia

mengetahui kandungan hadits yang diriwayatkannya atau sekedar

meriwayatkan tanpa memahami isi kandungannya.

Al Muhaddits adalah orang yang mencurahkan perhatiannya terhadap hadits,

baik dari segi riwayat maupun dirayat, hafal identitas dan karakteristik para

rawi, mengetahui keadaan mayoritas rawi pada setiap zamannya, beserta

hadits-hadits yang diriwayatkannya. Selain itu ia juga, memiliki keistimewaan

sehingga dikenal pendiriannya dan ketelitiannya.

Al Hafidh adalah orang yang sangat luas pengetahuannya tentang hadits

beserta ilmu-ilmunya sehingga hadits yang diketahuinya lebih banyak daripada

yang tidak diketahuinya.

Al Hujjah, gelar ini diberikan kepada Al Hafidh yang terkenal tekun, bila

seorang Al Hafidh sangat tekun, kuat dan terperinci hafalannya tentang sanad

dan matan hadits, dia diberi gelar Al Hujjah.

Al Hakim adalah rawi yang menguasai seluruh hadits sehingga hanya sedikit

saja hadits yang terlewatkan.

Amir Al Mu’minin fi Al Hadits adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada

orang yang kemampuannya melebihi semua orang yang di atas tadi, baik

hafalannya maupun kedalaman pengetahuannya tentang hadits dan ‘illat-‘illat-

nya sehingga ia menjadi rujukan bagi para Al Hakim, Al Hafidh, serta yang

lainnya. Diantara ulama yang memiliki gelar ini adalah Suyan ats Tsawri,

Syu’bah bin al Hajjaj, Hammad bin Salamah, Abdullah bin al Munarak,

Ahmad bin Hanbal, Al Bukhari dan Muslim. Yang berasal dari kalangan ulama

mutakhirin adalah Al Hafidh Ahmad bin Ali bin Hajar al ‘Asqalani dan

lainnya.