Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

18
BAB I PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia, dan oleh manusia. Secara etimologis, istilah bimbingan merupakan alih bahasa dari bahasa Inggris: “guidance”, yang merupakan bentuk infinitive dari kata kerja “to guide”, yang berarti menunjukkan, embimbing, atau menuntun oran lain ke jalan yang benar. Jadi istilah bimbingan secara etimologis berarti: pemberian petunjuk, pemberian bimbingan atau tuntutan kepada orang lain ke jalan yang benar (M. Arifin, 1970). Secara terminology, istilah bimbingan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada sesorang atau beberapa individu, baik anak- anak, remaja, maupun dewasa dalam menghindari atau mengatasi problema-problema di dalam kehidupannya sehingga tercapai kesejahteraan hidupnya. Adapun istilah konseling, secara etimologis juga merupakan alih bahasa dari bahasa Inggris: “counseling yang merupakan bentuk infinitive dari “to counsel”, yang berarti: memberikan nasihat atatu member anjuran kepada ornag lain secara face to face atau kontak langsung. Jadi istilah konseling secara etimologis adalah pemberian nasihat kepada orang lain yang dilakukan dengan face to face (M. Arifin, 1979). Sedangkan pengertian secara terminology bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

description

..

Transcript of Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

Page 1: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

BAB I

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia,

dan oleh manusia. Secara etimologis, istilah bimbingan merupakan alih bahasa dari

bahasa Inggris: “guidance”, yang merupakan bentuk infinitive dari kata kerja “to guide”,

yang berarti menunjukkan, embimbing, atau menuntun oran lain ke jalan yang benar.

Jadi istilah bimbingan secara etimologis berarti: pemberian petunjuk, pemberian

bimbingan atau tuntutan kepada orang lain ke jalan yang benar (M. Arifin, 1970).

Secara terminology, istilah bimbingan bimbingan adalah proses pemberian bantuan

yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada sesorang atau beberapa individu, baik anak-

anak, remaja, maupun dewasa dalam menghindari atau mengatasi problema-problema di

dalam kehidupannya sehingga tercapai kesejahteraan hidupnya.

Adapun istilah konseling, secara etimologis juga merupakan alih bahasa dari

bahasa Inggris: “counseling yang merupakan bentuk infinitive dari “to counsel”, yang

berarti: memberikan nasihat atatu member anjuran kepada ornag lain secara face to face

atau kontak langsung. Jadi istilah konseling secara etimologis adalah pemberian nasihat

kepada orang lain yang dilakukan dengan face to face (M. Arifin, 1979).

Sedangkan pengertian secara terminology bahwa konseling adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada individu yang sedang

mengalami masalah dalam upaya mengatasi problem kehidupannya secara face to face

dengan wawancara sesuai keadaan individu yang dihadapi sehingga tercapai

kesejahteraan hidupnya.

B. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling

Sebagian ahli memandang bahwa konseling merupakan salah satu teknik dari

bimbingan, sehingga dengan pandangan ini, maka pengertian bimbingan adalah lebih

luas daripada pengertian konseling. Oleh karenanya konseling merupakan bagian dari

bimbingan. Sebagian ahli lainnya memandang, bahwa baikpengertian bimbingan maupun

konseling, kedua-duanya adalah mempunyai pengertian yang sama.

C. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling

Miller (1961, dalam Priyatno dan Erman Anti, 1999) meringkas bahwa sejrah

perkembangan bimbingan dan konseling ke dalam lima periode, yaitu:

Periode pertama, perkembangan gerakan bimbingan pada awalnya diprakarsai oleh

Frank Parson pada tahun 1908. Pada periode ini pengertian bimbingan baru mencakup

Page 2: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

bimbingan jabatan dimana pada saat itu bimbingan baru dilihat sebagai usaha

mengumpulkan berbagai keterangan tentang individu dan tentang jabatan, kemudian

kedua jenis keterangan itu, lalu dipasang dan dicocokkan yang pada akhirnya

menentukan jabatan apa yang paling cocok utuk individu yang dimaksudkan.

Periode kedua, gerakan bimbingan lebih menekankan pada bimbingan pendidikan.

Dalam tahap ini bimbingan dirumuskan sebagai totalitas pelayanan yang secara

keseluruhan dapat diintergrasikan kedalam upaya pendidikan. Pada kedua periode ini

rumusan tentang konseling belum dimunculkan.

Periode ketiga, bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya disangkut-sangkutkan

dengan usaha-usaha pendidikan saja, tidak pula hanya mencocokan individu untuk

jabatan-jabatan tertentu saja, melainkan juga bagi peningkatan hidup mental. Dalam

kaitanya itu, pada keseluruhan upaya bimbinan ditekankan adanya upaya untuk

membantu penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri, lingkungan dan

masyarakat. Pada periode ini rumusan tentang konseling dimunculkan. Para ahli sudah

mulai menyadari bahwa apa yang mereka lakukan “bukan hanya sekedar menyedikan

bimbingan atau memberikan latihan, tetapi mereka membantu individu memecahkan

masalah-masalah dalam kehidupan individu itu yang kadang amat pelik dan membesar”

(Belkin, 1975).

Periode keempat, gerakan bimbingan menekankan pentingnya proses

perkembangan individu. Pada periode ini pelaanan bimbingan dihubungkan dengan

usaha individu ntuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya dalam mencapi

kematangan dan kedewasaan.

Periode kelima, dalam periode ini tampak adanya dua arah yang berbeda, yaitu

kecenderungan yang ingin lebih menekankan pada rekonstruksi sosial dan personal

dalam rangka membantu masalah yang dihadapi individu.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dapat dibagi menjadi dua, yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu

mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.

Tujuan khusus bimbingan dan konseling adalah:

1. Untuk membantu individu agar tidak menghadapi masalah

2. Untuk membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya

Page 3: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

3. Untuk membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,

sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain

(Aunur Rahim faqih, Penyunting, 2001)

E. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Asas-asas bimbingan konseling antara lain asas kerahasiaan, asas kesukarelaan,

asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas

keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, dan asas tut wuri

handayani (Priyanto dan Erman Anti, 1999).

BAB II

LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling

Bimbingan konseling dilakukan oleh, terhadap, dan bagi kepentingan manusia.

Oleh karenanya pandangan mengenai manusia akan menentukan dan menjadi landasan

operasional bimbingan dan konseling. Sebab pandangan mengenai hakikat manusia itu

akan mempengaruhi segala tindakan bimbingan dan konseling tersebut.

Dilihat dari hakikatnya, manusia itu antara lain memiliki berbagai unsur (Aunur

Rahim Faqih, 2001), yaitu:

1. Manusia sebagai makhluk monopluralis atau “wahdatul anashir”, maksudnya

bahwa manusia terdirid ari berbagai unsur yang menjadi kesatuan utuh yang

tidak terpisahkan (yaitu unsur jasmani-rohani, berakal, berhati nurani,

berpenglihatan, atau lazim memiliki unsur cipta, rasa, dan karsa).

2. Manusia memiliki empat fungsi/sifat/kedudukan, yaitu:

a. Sebagai makhluk Allah, yaitu makhluk yang diciptakan dan kewajiban

mengabdi kepada Allah.

b. Sebagai makhlik individu

c. Sebagai makhluk sosial

d. Sebagai “khalifatullah fil ardi” wakil Allah di muka bumi yang

berkewajiban mengelola dan memakmurkan bumi (makhluk berbudaya)

3. Manusia memiliki sifat-sifat utama/kelebihan dan sekaligus pula memiliki

kelemahan-kelemahan.

4. Manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

Page 4: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

B. Landasan Islami Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW dan berbagai

pandangan para ulama serta para pakar lainnya, bahwa manusia itu antara lain memiliki

berbagi unsur/sifat atau keadaan, yaitu sebagai berikut:

1. Manusia mahkluk monopluralis (wahdatul Anashir)

Manusia mempunyai dua unsur pokok, yait jsmani dan rohani. Selain

kemampuan jasmani, manusia juga dibekali kemampuan rohani seperti

memiliki akal, hati nurani, penglihatan dan pendengaran. Kemampuan tersebut

antara lain disebutkan dalam Al Qur’an surat As-sajadah ayat 7-9:

“yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang

memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan

keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia

menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) Nya dan

Dia menjadikan bagi kamu pendengara dan penglihatan, tetapi kamu sdikit

sekali bersyukur.” (QS, 32: 7-9)

Karena manusia terdiri dari beberapa unsur yaitu jasmani yang mencakup

fisik dan rohani yang mencakup akal, hati nurani, penglihatan dan pendengaran

inilah biasanya manusia disebut memiliki unsur cipta, rasa, dan karsa, yang

keseluruhannya tidak dapat dipisahkan sehingga disebut makhluk monopluralis

atau wahdatul anashir (memiliki banyak unsur dalam satu

kesatuan/keseluruhan)

2. Manusia memiliki empat fungsi

a. Manusia sebagai mahluk Allah dijelaskan dalam surat Adz Dzariat ayat 56:

“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembahKu”. (QS. 51: 56)

b. Manusia sebagai individu

Secara kodrati, setiap manusia merupakan wujd yang khas yang memiliki

pribadi (individu) sendiri atau memiliki eksistensinya sendiri. Hal ini dapat

ditafsirkan dari ayat:

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. (QS,

54: 49)

Segala sesuatu yang diciptakan Allah mempunyai ukuran sendiri-sendiri,

maksudnya selain dalam menciptakan dengan ukuran yang baik (harmonis),

Page 5: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

Allah juga menciptkan masing-masing individu dengan kemampuan

masing-masing yang berbeda-beda.

c. Manusia sebagai makhluk sosial

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakn kamu dari seorang laki-laki

dan perempuan dan menjdikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal”. (QS, 49: 13)

d. Manusia sebagai makhluk berbudaya

Manusia hidup di alam dan mengolahnya guna memenuhi keperluan

hidupnya. Dengan begitu manusia secara tidak langsung telah menciptakan

budaya mereka sendiri. Menurut pandangan islam, manusia merupakan

khilafah yang berfungsi untuk mengelola alam dan kemakmurannya. Hal

ini tersirat dari firman Allah:

“Dial ah yang menjadikan kamu khilafah-kholifah muka bumi”. (QS, 35:

39).

C. Landasan Psikologis Bimbingan dan Konseling

Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan

pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Untuk

keperluan bimbingan dan konseling, sejumlah daerah kalian dalam bidang psikologi

perlu dikuasai, yaitu tentang motif dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan,

perkembangan individu dan kepribadian (Priyatno dan Erman Anti, 1999)

D. Landasan Sosial dan Budaya Bimbingan dan Konseling

Salah satu dari dimensi kemanusiaan adalah dimensi kesosialan. Manusia tidak

dapat hidup seorang diri, mereka memutuhkan individu lain untuk berinteraksi sosial

hingga menghasilkan individu sebagai produk lingkungan sosial budaya. Dari

lingkungan yang beragam inilah manusia harus belajar mengenai bimbingan konseling

antar budaya agar terjadinya keselarasan dalam hidup bermasyarakat.

E. Landasan Ilmiah Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki

dasar-dasar keilmuan baik yang menyangkut teori, pelaksanaan, maupun pengembangan

layanan secara berkelanjutan.

Page 6: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

Objek kajian bimbingan dan konseling adalah upaya bantuan yang diberikan

kepada individu yang mengacu pada keempat fungsi pelayanan, yaitu fungsi

pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan/pengembangan. Semua hal

yang terkait dengan keempat fungsi tersebut dipelajari seluk beluknya hingga akhirnya

disusun secara logis dan sistematis menjadi paparan ilmu.

BAB III

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Fungsi Bimbingan dan Konseling

1. Fungsi pemahaman

Manfaat fungsi pemahaman adalah memahami keadaan konseli, memahami masalah

yang dihadapi konseli, serta memahami lingkungan yang lebih luas dari konseli,

seperti lingkungan tempat tinggal, keadaan ekonomi-sosial keluarga konseli, hingga

hubungan konseli dengan teman sebaya maupun dengan tetangga sekitar.

2. Fungsi pencegahan

Untuk melaksanakan fungsi pencegahan, upaya yang perlu dilakukan oleh konselor

antara lain mendorong perbaikan lingkungan, mendorong perbaikan kondisi diri

pribadi konseli, meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan

dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya, mendorong individu untuk

tidak melakukan hal-hal yang memberikan resiko ataupun dampak negative yang

besar.

3. Fungsi pengentasan

Fungsi pengentasan atau yang sering disebut dengan fungsi penyembuhan adalah

upaya-upaya yang dilakukan konselor terhadap konseli untuk memecahkan masalah

yang dihadapi konseli. Kegiatan yang dilakukan antara lain: identifikasi masalah

yang mungkin timbul, mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab

timbulnya masalah, mengidentifikasi pihak yang dapat membantu memecahkan

masalah, menyusun rencana program pencegahan, pelaksanaan dan monitoring serta

evaluasi dan laporan.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memeliahara semua sesuatu yang baik yang ada pada

diri individu, baik yang merupakan bawaan ataupun yang merupakan hasil

perkembangan yang telah dicapai selama ini.

Page 7: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

B. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip bimbingan dan konseling umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan,

masalah individu, program pelayanan, dan pelaksanaan pelayanan. Sasaran pelayanan

bimbingan dan konseling adalah individu, baik perseorangan maupun kelompok.

Berdasarkan variasi dan keunikan, aspek-aspek pribadi dan lingkungan, serta sikap dan

tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya, maka dirumuskan prinsip-prinsip

bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis

kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.

2. Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang

terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik. Oleh karena itu

pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan

pribadi individu.

3. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan

kebutuhan individu, perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dari

berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya.

Sedangkan prinsip yang berkenaan dengan masalah individu adalah meskipun

pelayanan bimbingan dan konseling menjangkau setiap tahap dan bidang perkembangan

dan kehidupan individu, namun bidang bimbingan dan konseling pada umumya dibatasi

hanya pada masalah-masalah yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik

terhadap penyesuaian dirinya di ruma, sekolah, serta kaitannya dengan kontak sosial dan

pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan

fisik individu.

Program pelayanan dapat dilakukan secara incidental maupun terprogram. Disini

bimbingan dan konseling mempunyai prinsip layanan yang berupa bimbingan dan

konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan. Oleh

karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan

dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh. Program bimbingan

harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi sekolah, kebutuhan individu dan masyarakat.

selain itu program layanan bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dari

anak-anak hingga dewasa; di sekolah mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi.

Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling baik yang incidental maupun

terprogram dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya

Page 8: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh konselor. Berikut ini

merupakan beberapa prinsip yang berhubungan dengan pelaksanaan layanan, yaitu:

1. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu. Oleh

karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk

mengembangkan konseli agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi

kesulitan.

2. Dalam pengambilan keputusan, hendaknya konseli memutuskan sendiri tanpa

adanya pengaruh dari konselor

3. Guru dan orang mempunyai tanggung jawab yang sama akan keberhasilan

bimbingan yang dilakukan, sehingga kerjasama antara guru dan orangtua sangatlah

diperlukan.

4. Pelaksanaan program hendaknya dilakukan dengan baik agar mendapatkan hasil

bimbingan yang maksimal.

BAB IV

ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

A. Orientasi Bimbingan dan Konseling

Orientasi yang dimaksud disini adalah pusat perhatian atau titik berat pandangan.

Orientasi layanan bimbingan dan konseling adalah orientasi perseorangan, orientasi

perkembangan, dan orientasi permasalahan.

1. Orientasi perseorangan

Orientasi ini bertujuan agar konselor menitikberatkan padangan pada siswa

secara individual sehingga mereka mendapatkan perhatian masing-masing.

Adanya kelompok adalah sebagai sarana untuk mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan individu sehingga kepentingan dan kebahagian

masing-masing individu tercapai.

2. Orientasi perkembangan

Ivey dan Riigazio diligio (dalam Mayers, 1992) menekankan bahwa orientasi

perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti dalam bimbingan

dan konseling. Permasalahan yang dihadapi konseli diartikan sebagai

terhalangnya perkembangan sehingga mengharuskan konselor untuk

menghilangkan hambatan tersebut agar perkembangan konseli tidak terganggu.

Page 9: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

3. Orientasi permasalahan

Orientasi masalah dalam bimbingan dan konseling secara langsung memunyai

hubungan dengan fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan,

dan fungsi pemeliharaan atau pengembangan. Orientasi masalah dalam

bimingan dan konseling mewaspadai kemungkinan timbulnya masalah-masalah

baru, dan jika masalah tersebut sudah terjadi, maka tugas bimbingan dan

konseling adalah membantu konseli agar keluar dari masalahnya.

B. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling

1. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah

Dalam proses pendidikan khususnya di sekolah, Mortensen dan Schumuller

(1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait,

yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, administrasi atau kepemimpinan, dan bidang

kesiswaan. Ketiga bidang ini memiliki satu tujuan yang sama, yaitu memberikan

kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal dari peserta didik.

Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan efektif apabila siswa bebas dari

masalah-masalah yang mengganggu proses belajarnya. Pembebasan masalah inilah

yang dilakukan oleh bimbingan dan konseling. Selain itu, materi-materi bimbingan dan

konseling yang relevan, dapat digunakan oleh guru mata pelajaran untuk menyesuaikan

pelajaran yang diajarkan dengan kondisi siswa saat itu, sehingga suasana yang tercipta

di sekolah benar-benar menunjang untuk pemenuhan kebutuhan dan perkembangan

siswa.

2. Pelayanan bimbingan dan konseling keluarga

Keluarga adalah lingkungan yang paling mendasar atau pangkal dari kehidupan

bermasyarakat. Oleh karena itu kebutuhan dan kebahagian setiap anggota keluarga

mutlak diperhatikan bagi segenap pihak yang berkepentingan dalam pengembangan

kesejahteraan masyarakat. disini konselor harus mempunyai kemampuan untuk

menyeimbangkan peran konseli di sekolah dan di rumah.

3. Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas

Lingkungan masyarakat di luar sekolah dan keluarga merupakan lingkungan yang

sangat kompleks sehingga menyebabkan banyaknya benturan-benturan yang terjadi.

Masalah yang ditemukan di sekolah belum tentu bersumber dari lingkungan sekolah itu

sendiri, melainkan bersumber dari lingkungan masyarakat yang mempunyai dampak

yang besar hingga terbawa di lingkungan sekolah. Dari masalah inilah konselor harus

Page 10: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

mengupayakan identifikasi dan analisis masalah yang tepat agar permasalahan yang

dihadapi oleh konseli terselesaikan secara tuntas.

BAB V

JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling ini dilakukan secara perorangan yang dimaksudkan agar

masalah yang dihadapi konseli teratasi secara efektif. Adapun bentuk-bentuk layanan

konseling perorangan meliputi:

1. Layanan konseling yang diselenggarakan secara resmi

Sifat resmi layanan konseling ditandai dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut:

layanan tersebut merupakan usaha yang disengaja, dengan tujuan layanan tidak

boleh lain daripada hanya untuk kepentingan dan kebahagiaan konseli yang

dilaksanakan dalam format yang telah ditetapkan. Layanan ini mengunakan

metode dan teknologi berdasarkan teori yang telah teruji dan hasil layanan

mempunyai tindak lanjut.

2. Pengentasan masalah melalui konseling

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pengentasan masalah antara lain,

pemahaman masalah, analisis sebab-sebab timbulnya masalah, aplikasi metode

khusus, evaluasi, dan tindak lanjut.

3. Tahap-tahap keefektifan pengentasan masalah

Tahap awal adalah ketika konseli menyadari bahwa dirinya mengalami masalah,

lalu menyadari bahwa dia membutuhkan orang lain untuk membantu memecahkan

masalahnya.selanjutnya dia menemukan seseorang yang dianggap mampu untuk

menghadapi masalahnya (seorang konselor),kemudian konseli dituntut untuk aktif

dalam proses konseling dari awal sampai akhir. Dan tahap terakhir adalah ketika

konseli dapat menerapkan hasil-hasil yang diperoleh melalui konseling sehingga

masalah yang dihadapi konseli dapat berangsur-angsur teratasi.

4. Pendekatan dan teori konseling

a. Konseling direktif

Yaitu kegiatan konseling dilakukan dengan analisis data tentng konseli,

pengsintesisan data untuk mengenal kekuatan-kekuatan dan kelemahan

konseli, diagnosis masalah, prognosis atau prediksi tentang perkembangan

masalah selanjutnya, pemecahan masalah, dan tindak lanjut serta peninjauan

Page 11: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

ulang hasil konseling. Dalam konseling direktif ini konseli bersifat pasif,

konselorlah yang memberikan inisiatiif dan solusi untuk memecahkan masalah

b. Konseling non direktif

Pada kegitan konseling ini konselilah yang menjadi pusat. Dengan demikian,

konseli diberi kesempatan untuk mengungkapkan masalahnya secara

langsung, mengemukakan perasaan dan pemikirannya sehingga diharapkan

konseli dapat sedikit banyak mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi

masalahnya sendiri dengan bantuan konselor

c. Konseling elektik

Yaitu kegiatan konseling yang dilakukan dengan memadukan antar konseling

direktif dan non direktif yang mengambil kebaikan dari kedua pendekatan

ataupun dari berbagai teori konseling yang ada, dan mengembangkan dan

menerapkannya dalam praktek sesuai dengan masalah yang dihadapi konseli

B. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Layanan bimbingan dan layanan konseling dalam kelompok sangatlah berbeda.

Berikut perbedaan bimbingan dan konseling dalam kelompok:

No Aspek Bimbingan kelompok Konseling kelompok

1

2

3

4

5

Jumlah anggota

Kondisi dan

karakteristik

anggota

Tujuan yang ingin

dicapai

Pemimpin

kelompok

Peranan anggota

Tidak terlaku dibatasi, dapat

sampai 60-80 orang

Relative homogen

Penguasaan informasi untuk

tujuan yang lebih luas

Konselor atau narasumber

Menerima informasi untuk

tujuan tertentu

a. Menolong atau dialog

Terbatas: 5-10 orang

Hendaknya homogen

a. Pemecahan masalah

b. Pengembangan kemampuan

komunikasi dan interaksi

Konselor

a. Berpartisipasi dalam

dinamika interkasi sosial

b. Menyumbang pengentasan

masalah

c. Menyerap bahan untuk

pemecahan masalah

Page 12: Resume Buku Pengantar BK Drs. Abror Sodik, M.si

6

7

8

Suasana interaksi

Sifat isi

pembicaraan

Frekuensi kegiatan

terbatas

b. Dangkal

Tidak rahasia

Kegiatan berakhir apabila

informasi telah disampaikan

a. Interaksi multiarah

b. Mendalam dengan

melibatkan aspek emosional

Rahasia

a. Kegiatan berkembang sesuai

dengan tingkat kemajuan

pemecahan amsalah

b. Evaluasi dilakukan sesuai

dengan tingkat kemajuan

pemecahan masalah