RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

20
RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN Disusun Oleh : ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105) (Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian UNEJ) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

description

Untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman akibat pemberian pupuk lewat daun serta Untuk mengetahui konsentrasi pemupukan lewat daun yang tepat ( optimum) dengan dosis yang sama pada tumbuhan.

Transcript of RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

Page 1: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN

MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

Disusun Oleh :

ARGHYA NARENDRA DIANASTYA (111510501105)

(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan S-1 PS. Agroteknologi Fakultas

Pertanian UNEJ)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan

tidak tersedia di tanah menjadi tersedia untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar di

pasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, kandungan

unsur hara maupun kemasannya. Dengan beragamnya jenis pupuk dengan

berbagai karakter masing-masing, sering membuat pemakainya kebingungan

untuk menggunakannya. Tidak mengherankan jika sering dijumpai kegagalan

produksi tanaman sebagai akibat kesalahan pemupukan. Untuk mengatasi hal

tersebut sebelum dilakkan pemupukan ada beberapa hal yang perlu dilakukan,

yaitu melakukan analisis tanah dan daun, mengidentifikasi gejala kekurangan

unsur hara, dan menentukan metode pemupukan.

Analisis tanah dan daun adalah untuk mengetahui ketersediaan unsur hara

dalam tanah dan unsur hara apa yang dibutuhkan tanaman. Di samping itu dengan

mengidentifikasi gejala kerusakan/kelainan pada tanaman kita sudah dapat

memprediksi unsur hara yang kurang yang dibutuhkan tanaman. Untuk

mengaplikasikan pupuk sesuai dengan rekomendasi hasil analisis perlu metode

pemupukan yang tepat, karena kesalan cara aplikasinya, pemupukan yang kita

berikan tidak/kurang bermanfaat.

Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya

pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat

dimanfaatkan tanaman. Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan

pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa

makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh

bakteri pengurai.

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase

kandungan hara yang tinggi.

Page 3: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu

pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada

daun tanaman. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di

tanah.

Pemupukan lewat daun dilakukan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam

air dengan konsentrasi tertentu. Setelah itu, larutan pupuk disemprotkan ke

pemukaan daun dengan mengikuti dosis sesuai anjuran di label kemasan.

Pasalnya, tanaman hias mati keracunan atau terbakar jika dosis pemupukannya

berlebihan. Sebaliknya, jika konsentrasinya kurang, pemupukan menjadi tidak

efektif lantaran pengaruhnya tidak tampak pada tanaman.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman akibat pemberian pupuk

lewat daun

2. Untuk mengetahui konsentrasi pemupukan lewat daun yang tepat

( optimum) dengan dosis yang sama pada tumbuhan

Page 4: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Umumnya pupuk anorganik lebih merangsang tanaman dalam

pertumbuhan dan kematangannya, tetapi dari segi keamanan terhadap lingkungan

dan keberlangsungan kesehatan tanaman lebih memungkinkan untuk penggunaan

pupuk organik. Kelebihan pupuk anorganik adalah dari segi kepraktisan dan

kebersihan lingkungan yang lebih terjaga. Pupuk anorganik tersedia dalam bentuk

pupuk akar ataupun pupuk daun. Dari segi penggunaan, pupukpun terbagi menjadi

dua, yang pertama adalah pupuk akar yaitu pupuk yang digunakan langsung

dengan pencampuran dalam media dan digunakan untuk diserap nutrisinya

melalui bulu-bulu akar tanaman. Jenis pupuk yang kedua adalah pupuk daun

dimana pengaplikasiannya pada bagian daun dengan cara penyemprotan

menggunakan sprayer dengan maksud butir-butir kecil air yang mengandung

pupuk dapat diserap melalui stomata daun, sebaiknya penyemprotan lebih

ditekankan di bawah permukaan daun dimana banyak sekali stomata terdapat pada

bagian ini(Novizan. 2005)

Pemupukan melalui daun telah sering digunakann dalam tanaman hias.

Dengan cara ini efisiensi penggunaan pupuk menjadi semakin tinggi (Wittwer dan

Teubner, 1968), terutama untuk perbaikan kualitas dan kuantitas tanaman yang

diicobakan.

Soepartini et al. (1994) menjelaskan bahwa pemberian pupuk yang

berlebihan selain merupakan pemborosan dan, juga mengganggu keseimbangan

hara dalam tanah, menurunkan efisiensi pemupukan, dan menimbulkan polusi

yang berbahaya bagi lingkungan. Sedangkan pemupukan yang terlalu sedikit tidak

dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk mencapai tingkat produksi yang

optimal. Oleh karena itu, pemupukan harus didasarkan atas hasil uji tanah dan

analisis tanaman.

Pemupukan lewat daun dilakukan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam

air dengan konsentrasi tertentu. Setelah itu, larutan pupuk disemprotkan ke

pemukaan daun dengan mengikuti dosis sesuai anjuran di label kemasan.

Pasalnya, tanaman hias mati keracunan atau terbakar jika dosis pemupukannya

Page 5: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

berlebihan. Sebaliknya, jika konsentrasinya kurang, pemupukan menjadi tidak

efektif lantaran pengaruhnya tidak tampak pada tanaman.( Lingga, P dan

Marsono. 2006)

Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi hari pukul 07.00

– 10.00 atau pada sore hari pukul 15.00 – 18.00 karena bertepatan pada saat

membukanya stomata. jika penyemprotan dilakukan saat matahari terik, air akan

cepat menguap, sehingga konsentrasi pupuk menjadi lebih pekat. Hal inilah yang

membuat daun tanaman terbakar.( Lingga, P dan Marsono. 2006)

Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun.

Penyemprotan pada saat hujan sebaiknya tidak dilakukan. Dua jam setelah

penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas

penyerapan pupuk dan, pupuk akan tercuci oleh air hujan sebelum sempat

menempel pada permukaan daun. Akibatnya pemupukan akan sia-sia saja.

Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena masuknya pupuk daun

melalui stomata (mulut daun) dimana stomata ini merupakan lubang untuk

transpirasi dan juga sekaligus untuk masuknya cairan baik yang berupa pupuk

atau pestisida yang bersifat sistemik, dan stomata ini sebagian besar terdapat

dibawah permukaan daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan

air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu

panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami

kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka

sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun.

Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk

ke dalam jaringan daun. Membuka dan menutupnya stomata berkaitan dengan

tekanan turgor melaului proses defusi-osmosis, dan proses defusi-osmosis pada

daun di pengaruhi oleh sinar matahari. Oleh karena itu penyemprotan sebaiknya

dilakukan setelah ada sinar matahari namun penyemprotan sebaiknya dihentikan

setelah sinar matahari sudah mulai terasa terik, karena sebagian unsur akan lebih

banyak menguap bila matahari semakin panas dan angin lebih kencang

berhembus. Sementara bila penyemprotan dilakukan pada sore hari juga tidak

terlalu efektif karena pada sore hari biasanya angin lebih kencang berhembus

Page 6: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

sehingga akurasi penyemprotan tidak sempurna, dan sinar matahari segera

menghilang sehingga stomata juga segera menutup. Sementrara proses masuknya

unsur hara kedalam daun yang optimal memakan waktu sekitar 2-4 jam.

( Rinsema, W. T. 1993)

The foliar application of mineral nutrients offers a method of supplying

nutrients to higher plants more rapidly than methods involving root application. It

was established that foliar fertilizer applied at early vegetative stages increased

yields and enhanced quality in soybean (Mallarino and UI-Hag, 1998) and garden

been (Stancheva et al., 2004b). Plant response is dependent on species, fertilizer

form, concentration, and frequency of application, as well as the stage of plant

growth (Faulkner, 1999; Eddy, 2000).

Page 7: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Inovasi Produksi Pertanian ini dilaksanakan pada

pukul 14.00 hari kamis tanggal 21 Oktober 2010 yang bertempat di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan di Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Timbangan

Spreyer

3.2.2 Bahan

Bibit tanaman tomat

Polibag

Tanah kering angin

Pupuk daun baypolan

aquadest

3.3 Cara Kerja

1. Mengisi polobag dengan tanah 6kg dan bibit tanaman tomat yang sudah

berumur 2 minggu

2. Menambahkan pupuk dasar kedalam masing-masing polibag 2,5 gr urea,

TSP dan KCL

3. Menyiapkan pupuk daun dengan 2 perlakuan ,yaitu 0ml/l dan 3ml/l

aquadest dan menyemprotkan secara marata pada setiap perlakuan dengan

interval 3 hari (satu kali penyemprotan) selama 1 bulan.

4. Menyiram 2 kali sehari dengan interval 3 hari untuk konsentrasi

0ml/l(control) dan 3ml/l

5. Melakukan pemeliharaan dan pemberantasan hama dan penyakit yang

mungkin menyerang

Page 8: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.2 PEMBAHASAN

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk

tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Pupuk

digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk

organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah

melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk organik

mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap

jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan

organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah

jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia

sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi.

Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu

pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada

daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More,

Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn dan Vitabloom,

Baypolan, Wuxal, Complesal, Hyponex, Liftonik, Mastsfol, Tristal dll. Pupuk

akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk

akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.

Pemupukan lewat daun dilakukan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam

air dengan konsentrasi tertentu. Setelah itu, larutan pupuk disemprotkan ke

pemukaan daun dengan mengikuti dosis sesuai anjuran di label kemasan.

Pasalnya, tanaman hias mati keracunan atau terbakar jika dosis pemupukannya

berlebihan. Sebaliknya, jika konsentrasinya kurang, pemupukan menjadi tidak

efektif lantaran pengaruhnya tidak tampak pada tanaman.

Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi hari pukul 07.00

– 10.00 atau pada sore hari pukul 15.00 – 18.00 karena bertepatan pada saat

membukanya stomata. jika penyemprotan dilakukan saat matahari terik, air akan

Page 9: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

cepat menguap, sehingga konsentrasi pupuk menjadi lebih pekat. Hal inilah yang

membuat daun tanaman terbakar.

Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun.

Penyemprotan pada saat hujan sebaiknya tidak dilakukan. Dua jam setelah

penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas

penyerapan pupuk dan, pupuk akan tercuci oleh air hujan sebelum sempat

menempel pada permukaan daun. Akibatnya pemupukan akan sia-sia saja.

Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena masuknya pupuk daun

melalui stomata (mulut daun) dimana stomata ini merupakan lubang untuk

transpirasi dan juga sekaligus untuk masuknya cairan baik yang berupa pupuk

atau pestisida yang bersifat sistemik, dan stomata ini sebagian besar terdapat

dibawah permukaan daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan

air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu

panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami

kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka

sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun.

Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk

ke dalam jaringan daun. Membuka dan menutupnya stomata berkaitan dengan

tekanan turgor melaului proses defusi-osmosis, dan proses defusi-osmosis pada

daun di pengaruhi oleh sinar matahari. Proses masuknya unsure hara melalliu

daun ada dengan cara difusi dan osmosis.Dengan cara difusi melalui stomata yaitu

Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi

ke daerah dengan konsentrasi rendah. Laju difusi antara lain tergantung pada suhu

dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan

zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair.

Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul

yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses

difusi. Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan

ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Osmosis juga

dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat

dicegah dengan menggunakan tekanan.

Page 10: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga

konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan

difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di

dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari

udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi)

juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan

molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi. Oleh karena itu

penyemprotan sebaiknya dilakukan setelah ada sinar matahari namun

penyemprotan sebaiknya dihentikan setelah sinar matahari sudah mulai terasa

terik, karena sebagian unsur akan lebih banyak menguap bila matahari semakin

panas dan angin lebih kencang berhembus. Sementara bila penyemprotan

dilakukan pada sore hari juga tidak terlalu efektif karena pada sore hari biasanya

angin lebih kencang berhembus sehingga akurasi penyemprotan tidak sempurna,

dan sinar matahari segera menghilang sehingga stomata juga segera menutup.

Sementrara proses masuknya unsur hara kedalam daun yang optimal memakan

waktu sekitar 2-4 jam.

Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Perlu diperhatikan

bahwa pemupukan lewat daun sebaiknya disemprotkan melalui bagian bawah

permukaan daun dan dilakukan pada pagi hari, Tidak disarankan menyemprotkan

pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk

yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar dengan

menggunakan alat semprot (sprayer). Lubang keluarnya air (nosel) juga diatur

sedemikian rupa agar ait tidak keluar seperti kabut (mist). Penyemprotan

sebaiknya diarahkan ke permukaan atas daun. Temuan terakhir membuktikan jika

penyemprotan yang dilakukan ke permukaan atas daun justru lebih efektif

dibandingkan dengan penyemprotan ke bagian bawah daun.

Ada satu hal kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu

penyerapan haranya berjalan lebih cepat disbanding pupuk yang diberikan lewat

akar. Akibatnya, tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak

rusak. Oleh karena itu, pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil guna

disbanding lewat akar.

Page 11: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

Agar tujuan pemupukan tercapai, pupuk harus diaplikasikan secara tepat.

Dalam pemupukan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Jenis tanaman yang akan dipupuk.

2) Jenis pupuk yang digunakan, dan

3) Waktu pemberian yang tepat.

Jika ketiga hal itu terpenuhi, maka efisiensi dan efektivitas pemupukan akan

tercapai. Seperti telah diketahui, pupuk yang akan digunakan harus disesuaikan

dengan jenis dan kondisi tanaman.

Sebelum memberikan pupuk ke daun ada beberapa hal yang dianggap

mutlak diketahui dulu, yaitu:

1. Konsentrasi larutan pupuk yang dibuat harus sangat rendah atau mengikuti

petunjuk dalam kemasan pupuk. Jangan berlebihan, lebih baik kurang

daripada berlebihan. Kalau konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka

untuk mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa dipercepat, misalnya

dianjurkan 10 hari bisa dipercepat jadi seminggu sekali

2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah. Hal

ini disebabkan karena pada kebanyakan daun tanaman, mulut daun

(stomata) umumnya menghadap ke bawah atau bagain punggung daun

3. Pupuk hendaknya disemprotkan ketika matahari tidak sedang terik-

teriknya. Paling ideal dilakukan sore atau pagi hari persis ketika matahari

belum begitu menyengat. Kalau dipaksakan juga menyemprot ketika

panas, pupuk daun itu banyak menguap daripada diserap oleh daun

4. Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang musim hujan.

Resikonya pupuk daun akan habis tercuci oleh air hujan dan lagipula pada

saat seperti itu stomata sedang menutup

5. Biasakanlah untuk membaca keterangan yang ada pada kemasan pupuk,

karena disinilah kuncinya.

Cara pemupukan dengan penyemprotan melalui daun dilakukan dengan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Unsur hara sulit diambil tanaman melalui akar tanah, misalnya tanaman

yang tumbuh pada tanah berpasir atau tanah-tanah yang berbatu

Page 12: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

2. Bila unsur hara dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit

(unsur hara mikro).

3. Pemupukan melalui daun memberikan pengaruh yang lebih cepat terhadap

tanaman dibanding lewat akar. kecepatan penyerapan hara juga

dipengaruhi oleh status hara dalam tanah.

4. Kondisi dan sifat fisik dari pupuk yang buruk

5. Bila pemakaian pupuk dengan cara pemberian melalui akar tidak berhasil

6. Pengaruh maksimum dari pupuk terhadap tanaman dapat diperoleh selama

musim kering.

7. Bila kadar hara dalam tanah rendah maka penyerapan unsur hara melalui

daun relatif lebih cepat dan sebaliknya.

8. Pupuk daun merupakan pupuk bentuk padat atau cair yang dapat langsung

diserap oleh daun tanaman.

Page 13: RESPON TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN NUTRISI TANAMAN  MELALUI DAUN MENGGUNAKAN PUPUK DAUN

DAFTAR PUSTAKA

Faulkner, S.P., 1999. Foliar feeding when your plants need it fast, the growing

Edge. May-June, 42-47.

Lingga, P dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya

Jakarta.

MALLARINO, A., UI-HAQ, 1998. What about foliar fertilization of soybean?

Fluid Journal, 31, 8-11.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. AgroMedia Pustaka.

Jakarta.

Rinsema, W. T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharata Karya Aksara.

Jakarta.

Soepartini, M., Nurjaya, A. Kasno, S. Ardjakusumah, Moersidi S., dan J. Sri

Adiningsih. 1994. Status hara P dan K serta sifat-sifat tanah sebagai

penduga kebutuhan pupuk padi sawah di Pulau Lombok. Pemb. Pen.

Tanah dan Pupuk 12 : 23-34.

STANCHEVA, I., GENEVA, M., GEORGIEV, G., 2004a. Effects of mineral

nutrient rates on the growth and nitrate assimilation of milk thistle

(Silybum marianum L). Compt. Rend. Acad. Bulg. Sci. 57, 81-84.

Witter, S.H. and F.G. Teubner. 959. Foliar Absorbtion of Mineral Nutrients. Ann.

Rev. Plant Physiol. Vol.10(2):13-27.