proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

17
Proposal Sayembara Nasional Prakarsa Masyarakat Dalam Penataan Ruang Untuk Kota Lestari PENGELOLAAN SAMPAH KOTA UNTUK NUTRISI BAGI TANAMAN PERTANIAN oleh: Djoko Nugroho Purwanto, Ir., MT. (urbanis dan arsitek) Almudi Khurniawan, S.P (agriculturer dan praktisi pertanian) Penyelenggara Subdit Kerjasama Lintas Sektor Direktorat Penataan Ruang Nasional Gedung G II Lt. 2 Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Email : [email protected], Situs : www.penataanruang.net, prakarsakotalestari.wordpress.com Tahun 2009

Transcript of proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

Page 1: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

Proposal Sayembara Nasional Prakarsa Masyarakat Dalam Penataan Ruang Untuk Kota Lestari

PENGELOLAAN SAMPAH KOTA UNTUK NUTRISI BAGI TANAMAN PERTANIAN

oleh: Djoko Nugroho Purwanto, Ir., MT. (urbanis dan arsitek)

Almudi Khurniawan, S.P (agriculturer dan praktisi pertanian)

Penyelenggara Subdit Kerjasama Lintas Sektor

Direktorat Penataan Ruang Nasional Gedung G II Lt. 2 Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110

Email : [email protected], Situs : www.penataanruang.net, prakarsakotalestari.wordpress.com

Tahun 2009

Page 2: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

s

ds

s

so

w

dsy

I. PEND

Latar Belaka

Konsep Tata sangat krusirumahtanggadilakukan desetelah mencmelebihi dayasampah.

Beberapsampah swakorganik, daurpertanian. Mewaktu proses

Selain idimana sampsampah an-oyang dapat dbesar, serta s

PENGELOL

DAHULUAN

ang Permasa

Ruang Kota ial dan men, industri maungan cara m

capai ketinggia tampungny

pa komunitaskarsa yang ter ulang sampaetode ini mem yang relatif la

itu ada juga pah organik dorganik didaurdiubah menjasumber daya m

LAAN SAMPA

lahan

yang Lestari njadi perhatiaupun usaha la

mengumpulkanan tertentu tim

ya untuk ditim

s dalam masyerpadu dan beah an-organikmbutuhkan laama (3-4 bula

sistem pengdan sampah r ulang sesuaadi energi listmanusia yang

AH KOTA UN

mencakup ban adalah pain. Selama bn dan menimmbunan akan

mun dengan s

yarakat yang erkelanjutan, k, serta mendhan yang relaan).

gelolaan saman-organik d

ai jenisnya, setrik. Sistem ing dengan skill

NTUK NUTRIS

anyak aspek pengelolaan beberapa dek

mbun sampah n ditutup dengsampah, mak

berwawasan dengan meto

dekomposisi satif lebih luas

pah secara dipisahkan beedangkan samni membutuh khusus.

SI BAGI TAN

kehidupan msampah pe

kade ini, siste pada suatu gan lapisan taka segera aka

cukup maju ode pemisahasampah organs untuk pemis

mekanis menerdasarkan jempah organikkan teknolog

AMAN PERT

masyarakat. Srkotaan, baikm pengelolaalokasi yang

anah. Apabilaan dibuka lok

telah memuln sampah org

nik menjadi kosahan dan fer

nggunakan anisnya denga

k diolah untuki tinggi dan i

TANIAN

Salah satu ask yang beraan sampah korelatif luas, k lokasi tersebkasi baru pen

ai sistem penganik dan samompos untuk rmentasi sam

lat-alat yang an mesin. Sek menghasilkainvestasi yan

pek yang asal dari ota masih kemudian but sudah nimbunan

ngelolaan mpah an- tanaman

mpah, dan

modern, elanjutnya an biogas ng sangat

Page 3: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

d

ss

Produks

dan pengemb(hampir) tidaksudah melebsosial dan linmethane CH4

II. TUJU

A. Memberkealtern

B. MendimpleNASIpeme• M• M• M• M• M• M

si sampah akbangan indusk mungkin m

bihi kapasitasngkungan ba

4 yang 21 kali

UAN PROYEK

bangun Sisteelanjutan untnatif solusi badorong gerakementasi UU IONAL PENGerintah pada :Membuat pereMembangun dMempromosikMendukung geMemperkenalkMemperkenalk

kan terus mentrialisasi. Namembuka laha daya tampu

agi masyarak lebih berbaha

K

em Pengelolatuk menghasaru bagi permakan dan inisNO. 18 / 200

GELOLAAN S

encanaan pendan mempromkan rencana perakan 3R “rekan pengoperkan sertifikasi

ningkat seirinmun karena kan TPA baru, ung TPA. Kebat di sekitarnaya dibanding

aan Sampahsilkan bahan asalahan peniatif masyara08 dan KEPMSAMPAH CAI

nutupan TPA omosikan TPA ypengelolaan peduce, reuse,

rasian TPA bei CDM (Kyoto

g dengan peebutuhan pensedangkan v

beradaaan TPnya, selain bg CO2 terhada

Rumahtangnutrisi bagi

gelolaan samakat untuk mMENKES No. IR DAN PAD

open dump si

yang bersih daersampahan recycle” ersih dan bermo Clean Develo

ertumbuhan pnduduk terhadvolume sampPA sendiri m

bahwa sampaap Global Wa

ga Perkotaan tanaman pe

mpah perkotaamendukung k 852/Men./Ke

DAT TERPAD

ites tahun 200an tertutup paberbasis mas

manfaat, termopment Mech

enduduk perkdap lahan semah di wilayah

menimbulkan bah juga merurming.

n secara paertanian, sehan dan rencankebijakan Pemes/SK/IX/2008U, yang mem

09, ada tahun 201syarakat,

asuk pemanfhanism),

kotaan, perekmakin besar, h perkotaan ubanyak permupakan pengh

rtisipatif, terphingga dapat na tata ruang mda setempa8 tentang KEmprioritaskan

13,

faatan gas,

konomian sehingga

umumnya masalahan

hasil gas

padu dan menjadi kota. at terkait BIJAKAN kegiatan

Page 4: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

• Meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah perkotaan.

C. Mendukung gerakan pertanian terpadu berkelanjutan dengan menyediakan bahan nutrisi bagi tanaman pertanian dari hasil pengolahan sampah yang terpadu dan berkelanjutan.

III. MANFAAT PROYEK

A. Manfaat bagi warga masyarakat :

1. Tata ruang kota yang lebih baik, melalui :

- Efisiensi waktu pengelolaan sampah (dari rumahtangga ke industri pengolahan) menjadi produk yang ramah lingkungan.

- Lingkungan yang bersih dari pencemaran (bau) serta penyakit yang diakibatkan oleh akumulasi penumpukan sampah di TPA (open dum site).

- Mengurangi kebutuhan pengadaan lahan untuk pembuangan sampah perkotaan (TPS/TPA).

2. Peluang usaha baru bagi masyarakat

- Investasi relatif kecil dengan profit yang relatif cukup besar dan berkelanjutan, Pay back periode diharapkan akan tercapai dalam 16 bulan.

- Teknologi dan sistem manajemen usaha yang sederhana, sehingga mudah untuk dikelola oleh masyarakat secara mandiri.

- Lapangan kerja baru bagi generasi muda.

3. Produksi pupuk organik yang berkualitas karena tidak hanya mengandung unsur mikro (dan sebagian kecil makro/NPK) tetapi juga enzym, hormon dan asam-asam organik yang sangat diperlukan untuk produktifitas tanaman dan kelestarian lingkungan, dengan teknologi pemberian ESSENCE yang dimiliki PT.NATURAL NUSANTARA, sehingga akan mampu :

- Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha pengelolaan industri pengolahan sampah dan pemasaran produk pupuk organik yang berkualitas.

- Mendukung pengembangan program urban farming yang mampu untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah serta meningkatkan pendapatan bagi rumahtangga di wilayah perkotaan dengan suplai pupuk organik mandiri dari hasil proses pengolahan sampah perkotaan.

B. Manfaat bagi lingkungan hidup :

Page 5: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

1. Mengurangi tekanan penggunaan lahan untuk penimbunan dan pengolahan sampah perkotaan,

terutama di wilayah perkotaan yang semakin berkembang.

2. Proses pengolahan sampah yang sangat ramah lingkungan dengan menerapkan pemanfaatan maksimal hasil setiap tahap proses pengolahan bahan baku sampah, sehingga tidak ada hasil/limbah yang terbuang percuma, seperti asap hasil proses incinerasi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan baku untuk asap cair (pengawet kayu) dan pupuk organik.

3. Efisiensi industri pengolahan sampah

- Memerlukan waktu dan lahan yang relatif lebih sedikit. Dengan luasan lahan 2.691 m2 mampu mengolah 20 ton sampah per hari.

- Mereduksi volume produk sampah menjadi 10% dari volume bahan baku asal melalui proses incinerasi.

- Memerlukan waktu singkat (kurang dari 3 minggu) untuk mengubah sampah menjadi produk pupuk organik yang berkualitas bagi tanaman pertanian.

- Investasi yang relatif tidak terlalu besar untuk membangun industri pengolahan berbasis komunitas.

4. Efektifitas kegiatan pengolahan sampah

- Mampu memanfaatkan semua jenis limbah padat (limbah rumah tangga, pasar, industri dan pertanian) bahkan limbah plastik dan karet menjadi pupuk organik yang berkualitas. Hanya limbah besi dan kaca yang tidak bisa diolah menjadi bahan baku pupuk.

- Operasional pabrik yang sederhana sehingga tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia dengan kualifikasi / skill yang tinggi.

- Menghasilkan bahan baku yang dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik yang berkualitas tinggi dan terbukti mampu menyuburkan tanah dan tanaman pertanian

5. Aspek K3 dalam sistem manajemen produksi pengolahan sampah perkotaan yaitu Kuantitas (produksi tinggi), Kualitas (kandungan, rendemen, rasa, warna, aroma, daya tahan simpan), Kelestarian (kuantitas dan kualitas secara jangka panjang, ramah lingkungan).

C. RENCANA KERJA DAN STRATEGI

a. Pertimbangan:

Page 6: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

1) Rumahtangga masyarakat perkotaan menghasilkan sampah setiap hari, yang akan terus

meningkat seiring pertumbuhan dan perkembangan kota.

2) Keberadaan TPA sekarang sebagian besar sudah tidak layak dan tidak mampu lagi menampung produksi sampah dari wilayah perkotaan Indonesia.

3) Sesuai dengan NO. 18 / 2008 dan KEPMENKES No. 852/Men./Kes/SK/IX/2008, maka pada tahun 2013 tidak akan diperbolehkan lagi adanya TPA open dump site, yang akan mulai ditutup mulai tahun 2009.

4) Diperlukan suatu inovasi baru sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien untuk mengimbangi laju peningkatan produksi sampah perkotaan.

5) Perlu partisipasi aktif dari masyarakat untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah perkotaan melalui komunitas-komunitas pengelolaan sampah mandiri.

6) Sistem pengelolaan sampah perkotaan sangat perlu untuk diintegrasikan dan disinergikan dengan sektor pembangunan lain, terutama sektor perencanaan wilayah dan tata kota dan pertanian.

7) Perlunya membangun kesepahaman, kesepakatan dan kerjasama diantara stakeholder pengelolaan sampah perkotaan, seperti dari pihak pemerintah, kalangan swasta (bisnis), akademis (perguruan tinggi) dan masyarakat.

b. Keterbatasan:

1) Membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk unit instalasi pengolahan dan infrastruktur pendukungnya, walaupun relatif kecil jika dibandingkan dengan kapasitas, efisiensi dan efektifitas produksi pengolahan sampah yang direncanakan.

2) Perlu peran aktif seluruh lapisan masyarakat dan dinas-dinas terkait pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan awal sampai tahap produksi dan pemasaran.

3) Perlu dukungan dari PEMDA setempat melalui penetapan PERDA yang mendukung keberadaan industri pengolahan sampah ini dan sistem pengelolaan sampah perkotaan berbasis komunitas, termasuk pula sistem pemasaran pupuk organik dari hasil pengolahan terpadu sampah perkotaan.

Page 7: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

c. Rencana Kerja:

c.1. SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN MANDIRI BERBASIS KOMUNITAS Sistem pengelolaan sampah perkotaan akan dibangun dengan partisipasi aktif masyarakat melalui:

1. Pertemuan inisiasi dengan para tokoh masyarakat setempat untuk membangun sosialisasi tujuan pelaksanaan proyek kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga akan mulai terbangun partisipasi aktif dan menggali aspirasi (masukan usul, saran, kritik dan informasi) dari masyarakat.

2. Pertemuan dengan seluruh elemen dan lapisan masyarakat melalui pertemuan-pertemuan komunitas untuk membangun kesepahaman bersama yang ditandai dengan tercapainya MoU (memorandum organic farming understanding) antara pelaksana proyek dengan perwakilan dari masyarakat setempat.

3. Pertemuan dengan masyarakat untuk membangun kesepakatan sosial pembangunan unit usaha pengelolaan sampah mandiri masyarakat yang sesuai dengan kerangka proyek ini, ditandai dengan tercapai kontrak kerjasama pelaksana proyek dengan perwakilan dari masyarakat setempat.

4. Pertemuan dengan masyarakat untuk melaksanakan evaluasi bersama secara partisipatif terhadap pelaksanaan proyek ini.

Dari pertemuan-pertemuan ini diharapkan akan terwujud satu unit usaha mandiri pengelolaan sampah perkotaan oleh suatu komunitas dalam masyarakat setempat, yang menjamin tercapainya aspek kemandirian, keberlanjutan dan partisipasi masyarakat. c.2. PRODUKSI ABU DENGAN INCINERATOR Pengolahan sampah dengan Incinerator (pembakaran) yang dilengkapi filter pengolah asap dapat mereduksi volume sampah hingga hampir 100% dari semula. Hampir semua jenis sampah dapat dibakar menjadi abu, kecuali logam (besi, alumunium, baja, seng dan lain-lain) dan kaca, sehingga harus dipisahkan sejak awal dan bisa disalurkan ke industri pengolahan logam dan kaca. Incinerator adalah reaktor tertutup yang terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. ruang atas sebagai pengeringan sampah 2. ruang tengah sebagai pembakaran sampah 3. ruang bawah sebagai penampung abu hasil incinerasi

Page 8: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

Incinerator percontohan PT. NASA kapasitas 500 kg/hari.

Incinerator didesain dengan pengolah asap, sehingga asap tidak mencemari lingkungan bahkan senyawa yang berbahaya seperti Dioksin dapat dinetralisir. Teknologi untuk menetralisir senyawa berbahaya yaitu berupa filter yang bisa diganti-ganti. Filter terdiri dari beberapa bagian yaitu karbon aktif dan zeolite. Dengan menggunakan filter ini asap akan berubah menjadi cairan yang bisa digunakan untuk campuran pupuk, atau bisa juga menjadi bahan asap cair untuk pengawet kayu.

Filter asap pada intalasi Incinerator sampah

c.3. PEMBENTUKAN PUPUK GRANULE Proses granuleasi kurang lebih terdiri dari delapan proses yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap utama. Tiga tahapan utama tersebut adalah : a. Persiapan bahan baku, b. Pembuatan granule (granuleasi),

Page 9: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

c. Pe

5

ngemasan.

5. Persiapan

Persiapanmaka prosharus dalatepung, sdiperoleh dahulu hin

Peningkata. BAHA

Mengaa. b. c. d.

Bagan

n Bahan Baku

bahan bakuses ini juga team bentuk teeperti: kaptadalam bentu

ngga berbentu

an kualitas baAN DASAR (Eandung :

ZPT (Zat PPenyusun aPenyusun aunsur-unsu

proses pemb

dilakukan seerbagi menjadepung. Seba

an, zeolite, dk bongkahan

uk tepung.

ahan baku deSSENCE) ....

engatur Tumbasam lemak, asam-asam our mikro yang

buatan pupuk

ecara terpisadi tiga bagian

agian bahan dolomite, ataun ukuran yang

ngan Essenc.....................

buh) Tanamanprotein dan k

organik yang d dibutuhkan ta

organik granu

h. Jadi jika bn. Bahan untubaku bisa du fosfat alamg besar. Bah

e PT. NATUR.....................

n arbohidrat dibutuhkan taanaman

ule

bahan baku tuk membuat piperoleh ataum. Sebagian han-bahan ini

RAL NUSANTA.........

naman

terdiri dari tigpupuk organiku dibeli dalam bahan kem harus diolah

ARA (BAHAN A)

a bahan, k granule m bentuk

mungkinan h terlebih

)

Page 10: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

b. BAHAN DASAR CAMPURAN ( PUPUK ANORGANIK) .................... (BAHAN B)

Perbandingan takaran (dalam volume) : a. Urea : 7 bagian b. SP 36 / TSP : 1 bagian c. KCL : 3 bagian d. Dolomit : 3 bagian

Keempat campuran tersebut digiling halus, dicampur merata sebagai Stock Campuran.

c. BAHAN DASAR CAMPURAN (TERBUAT DARI ABU) ...................... (BAHAN C) Bahan yang digunakan adalah abu hasil incinerasi sampah.

d. PENYIAPAN BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK GRANULE Perbandingan campuran :

a. Essens (Bahan A) : 1 kg b. Pupuk Anorganik (Bahan B) : 3 liter c. Abu (Bahan C) : 5 liter d. Campuran bahan A, B, dan C dengan air secukupnya ( ± 2liter) e. Diaduk merata sampai tampilan seperti pasta f. Didiamkan (difermentasi) selama 14 – 30 hari ( 2 – 4 minggu ) g. Campuran siap diolah menjadi pupuk granule

Pengeringan Bahan Proses pertama adalah pengeringan bahan. Bahan baku hasil fermentasi tersebut dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan bisa dilakukan dengan cara dijemur atau dengan menggunakan mesin pengering. Pengering dilakukan hingga kadar air kurang dari antara 10-15% atau sampai kompos bisa ditepungkan. Penghalusan Bahan Penghalusan bisa dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin. Penghalusan secara manual misalnya dengan cara ditumbuk. Penghalusan dengan mesin menggunakan mesin cacah khusus. Penggunaan mesin menghasilkan bahan baku yang lebih halus dengan kapasitas yang lebih besar daripada cara manual.

Page 11: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

Pengayakan Bahan Untuk mendapatkan ukuran tepung yang seragam, bahan baku yang telah dihaluskan diayak. Pengayakan menggunakan ayakan (screen) halus. Pengayakan bisa dilakukan secara manual atau menggunakan mesin ayak. Yang perlu diperhatikan adalah mesin ayakan harus tertutup atau dilengkapi dengan penyedot debu, karena tepung bisa terbang ke mana-mana. Bahan yang tidak lolos ayakan dikembalikan ke mesin penghalus/pencacah untuk dihaluskan kembali. Jika perlu bahan tersebut dikeringkan lagi agar mudah ditepungkan. Bahan-bahan yang sudah tidak bisa dihaluskan bisa dijadikan pupuk organik curah. Jadi tidak ada bahan yang terbuang.

6. Granulasi

Pencampuran Bahan Semua bahan sesuai dengan resepnya dicampur menjadi satu. Pencampuran harus dilakukan baik agar semua bahan tercampur merata. Dalam skala kecil pencampuran dapat dilakan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan sekop. Dalam skala besar pencampuran dilakukan dengan menggunakan mixer (mesin pencampur). Apabila perekatnya berbentuk tepung, penambahan perekat dilakukan pada proses ini.

Mixer untuk mencampur dan mengaduk

bahan baku pupuk organik

Bahan-bahan pupuk organik yang telah

dicampur merata

Pembuatan Pupuk Granule Semua bahan yang telah tercampur selanjutnya dibuat granule dengan menggunakan pan granulator. Perekat (jika dalam bentuk cair) ditambahkan secara perlahan-lahan hingga terbentuk granule. Sebagai contoh jika bahan perekat yang digunakan adalah molase. Semua bahan harus berbentuk tepung kecuali molase. Molase diencerkan dengan air dengan komposisi 5% molases + 95% air. Jadi setiap 1 liter molases diencerkan dengan 19 liter air. Campuran perekat diaduk

Page 12: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

hingga tercampur merata.

Pan granulator ukuran besar dengan diameter pan 3 meter

Bahan-bahan yang sudah tercampur merata kemudian dimasukkan ke dalam pan granulator. Banyaknya bahan yang ditambahkan kurang lebih sampai bahan tertumpah ke luar pan. Biarkan pan berputar beberapa saat. Semprotkan larutan molases secara perlahan dan sedikit demi sedikit ke permukaan bahan. Usahakan agar molases tidak mengenai plat besi pan, karena akan membuat bahan menempel pada pan. Penyemprotan dilakukan terus sambil bahan diaduk-aduk agar molases tercampur lebih merata. Pembentukan granule Penambahan molases akan membasahi bahan dan merangsang pembentukan granule. Granule tumbuh dari ukuran kecil kemudian membesar dan membesar. Putar terus pan dan semprotkan molases sampai granule terlihat basah dan ukuran granule semakin membesar. Apabila pembentukan granule tidak serempak, ukuran granule menjadi tidak seragam. Beberapa granule berukuran besar terbentuk sedangkan granule yang lain masih kecil-kecil. Granule yang berukuran besar ini akan terdorong ke bibir pan dan akhirnya akan keluar dan jatuh ke bawah. Apabila diperlukan pada saat pembentukan granule bisa ditambahkan bahan-bahan baru. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar ukuran granule dan mengurangi tingkat kebasahan granule. Penambahan bahan baru dilakukan perlahan-lahan. Ketika ukuran granule sudah sebesar 3 – 5 mm, granule-granule ini harus segera dikeluarkan dari pan. Jika tidak, ukuran granule akan semakin membesar dan membesar. Proses pembentukan granule secara kontinyu Ketika proses pembentukan granule berlangsung, granule yang berukuran besar akan terdorong

Page 13: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

ke bagian pinggir dan granule yang berukuran kecil berada di bagian bawahnya. Penambahan bahan baru seperti yang telah disebutkan di atas akan semakin mendorong granule tersebut keluar dari pan granulator. Sifat ini bisa dimanfaatkan untuk membuat granule secara kontinyu. Caranya adalah sebagai berikut: a. Ketika granule yang pertama dibuat sudah berukuran cukup (3– 5 mm), tambahkan bahan-

bahan baru ke dalam pan granulator. Penambahan ini mendorong granule yang berukuran besar keluar dari pan.

b. Semprotkan kembali molases secara perlahan-lahan. Atur pancaran larutan molases ini agar tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Apabila terlalu besar, kemungkinan akan terbentuk granule yang berukuran besar-besar. Apabila terlalu kecil, pembentukan granule menjadi lebih lama.

c. Bahan-bahan baru ditambahkan lagi sesuai dengan kecepatan pembentukan granule. Atur agar penambahan bahan tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Apabila terlalu cepat, granule-granule yang berukuran kecil akan segera keluar dari pan. Apabila terlalu lambat, granule yang terbentuk menjadi lebih besar-besar.

Pengeringan Granule Granule yang baru keluar dari pan granulator biasanya masih basah. Granule ini perlu dikeringkan hingga kadar air kurang lebih 10-15%. Pengeringan granule bisa dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering.

Mesin pengering skala besar di pabrik pupuk

dengan burner Granuleyang baru keluar dari pan dan masih

basah

Granule yang baru keluar dari pan granulator masih terlalu basah. Granule tersebut perlu

Page 14: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

dikeringkan hingga kadar airnya kurang dari 15%. Semakin kering semakin baik. Pengeringan granule bisa dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering. Umumnya pengeringan granule dilakukan dengan mesin pengering, karena relatif lebih cepat dan tidak terlalu banyak mengkonsumsi bahan bakar.

c.4. PENGEMASAN

Pengayakan Meskipun dilakukan dengan sebaik-baiknya, umumnya granule tidak benar-benar seragam. Ukuran granule bervariasi dari yang terkecil hingga besar. Ukuran granule yang biasa diinginkan antara 3 – 5 mm. Memisahkan ukuran granule dilakukan dengan cara pengayakan.Granule yang berukuran kecil digunakan kembali dalam proses granuleasi, sedangkan granule yang berukuran besar dihaluskan dan digunakan sebagai bahan baku kembali. Granule yang reject atau pecah-pecah juga dapat dijual sebagai pupuk organik curah. Jadi sekali lagi tidak ada bahan yang dibuang. Granule yang sudah kering selanjutnya diayak untuk mendapatkan ukuran granule yang seragam. Sama seperti langkah sebelumnya, pengayakan bisa menggunakan ayakan manual atau ayakan putar. Pengayakan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: granule ukuran sedang (3 – 5 mm), granule ukuran besar (>5 mm), dan granule ukuran kecil (< 3 mm). Granule yang dikemas adalah granule yang berukuran sedang ( 3 – 5 mm). Granule yang berukuran kecil dimasukkan kembali ke mesin penghancur untuk dihaluskan dan digunakan kembali sebagai bahan baku. Granule yang berukuran kecil digunakan sebagai inti granule pada saat granulasi menggunakan pan granulator.

Mesin pengayak granule mekanis Pupuk granule yang sudah jadi (kering

jemur) dan siap di packing

Page 15: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

Pengemasan Pengemasan pupuk organik granule Granule yang berukuran seragam selanjutnya dimasukkan ke dalam karung atau kantung plastik dan kemudian ditimbang. Ukuran kemasan bermacam-macam tergantung kebutuhan konsumen. Ukuran yang biasa digunakan antara lain 5 kg, 25 kg, atau 30 kg. Kemasan disablon/dicetak dengan merek, nama produsen, komposisi, kandungan hara, cara pemakaian, dosis, masa kadaluwarsa, dan informasi lain yang diperlukan.

Pengemasan pupuk organik granule

Granule dapat dikemas sesuai dengan permintaan pasar. Ukuran kemasan misalnya: 5 kg, 10 kg atau 25 kg. Ukuran kemasan kecil 5 –10 kg menggunakan kemasan plastik. Kemasan ukuran besar 25 kg menggunakan karung. Kemasan sebaiknya diberi label yang berisi: nama dagang pupuk organik granule, produsen, komposisi atau kandungan pupuk, produsen, tanggal pembuatan dan nomor ijin dari Deptan/Deperindag.

d. Strategi:

1) Kecepatan pengolahan, memasukkan sampah langsung dituangkan dari truk ke tungku incinerator berlapis 4 secara vertikal, maka sampah akan terbakar terus menerus, secara gravitasi abu akan turun pada lapis paling bawah sebagai bahan utama pupuk organik,

2) Sebagian hasil berupa arang aktif sebagai bahan campuran pupuk untuk menyerap racun kimia di dalam tanah yang lama tersimpan dihasilkan dari pupuk pabrikan,

Page 16: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

3) Asap pembakaran disedot kemudian dihembuskan pada media air untuk mereduksi sekecil-

kecilnya unsur polutan terbang ke udara, dan dapat menghasilkan asap cair sebagai bahan campuran pupuk organik,

4) Lokasi pengolahan diusahakan jauh dari permukiman penduduk, bila lokasi TPA yang ada memenuhi persyaratan tersebut, dapat dilakukan pada lokasi yang sama.

4. Rencana Anggaran

No. DESCRIPTION UNIT COST (Rp)

Requirements TOTAL COST (Rp) VOL UNIT VOL UNIT

PROJECT SUPPORT/INDIRECT COST 1 Project Personnel

1.1 Koordinator Proyek 2.500.000 1 person 4 month 10.000.000 1.2 Staf Ahli 2.000.000 2 person 4 month 16.000.000 1.3 Staf 1.500.000 6 person 4 month 36.000.000 Sub-Total 62.000.000 2 Operational

2.1 Subsisdi Komunikasi (Telephone, Faximile, Internet)

500.000 1 lumpsum 4 month 2.000.000

2.4 Refreshment 300.000 1 lumpsum 4 month 1.200.000 2.5 Stationery 400.000 1 lumpsum 4 month 1.600.000

2.6 Subsidi Komputer dan Printer 2.000.000 1 lumpsum 4 month 8.000.000

2.7 Dokumentasi 1.500.000 1 lumpsum 4 month 6.000.000 2.8 Pelaporan 2.000.000 1 lumpsum 1 time(s) 2.000.000 2.9 Transportasi Tim 200.000 9 person 4 month 7.200.000 Sub-Total 28.000.000

TOTAL INDIRECT COST 90.000.000

PROJECT OPERATIONAL/DIRECT COST 3 Pre-Operational

3.1 Koordinasi Tim Proyek 300.000,00 1 paket 4 bulan 1.200.000,00

3.2 Perijinan (kota, camat, lurah) 800.000,00 1 paket 1 kali 800.000,00

3.3 Pertemuan dengan warga masyarakat 300.000,00 6 paket 1 kali 1.800.000,00

Sub-Total 3.800.000,00

Page 17: proposal 25 pengelolaan sampah kota untuk nutrisi bagi tanaman pertanian

4 Operational

4.1 Sewa lahan 15.000,00 200 m2 4 bulan 12.000.000,00

4.2 Buat model alat incenerator (kapasitas 2 m3)

20.000.000,00 1 unit 1 kali 20.000.000,00

4.3 Buat model alat penyaring abu type A (bulat)

8.000.000,00 1 unit 1 kali 8.000.000,00

4.4 Blower penyedot asap 2.000.000,00 1 unit 1 kali 2.000.000,00

4.5 Tangki air bersih 2.500.000,00 1 unit 1 kali 2.500.000,00

4.6 Jaringan asap pipa besi diameter 3” 1.500.000,00 10 m1 1 kali 15.000.000,00

4.7 Kolam air bersih 2.000.000,00 5 m3 1 kali 10.000.000,00

4.8 Bak Fermentasi campuran abu dengan essen

3.000.000,00 2 m3 1 kali 6.000.000,00

4.9 Pompa dan spuyer semprot 2.500.000,00 1 PK 1 kali 2.500.000,00

4.10 Pasang sambungan PLN 1300 VA / genset 3 PK

3.000.000,00 1 unit 1 kali 3.000.000,00

4.11 Pemasangan instalasi listrik 600.000,00 1 paket 1 kali 600.000,00

4.12 Listrik 200.000,00 1 paket 12 bulan 2.400.000,00

4.13 Biaya essen penyubur per 1% abu 250.000,00 5 kg 12 bulan 15.000.000,00

4.14 Keberlanjutan paska pelaksanaan program (perawatan)

500.000,00 1 paket 12 bulan 6.000.000,00

Sub-Total 105.000.000,00 TOTAL DIRECT COST 108.800.000,00

TOTAL 198.800.000,00