RESPON TANAMAN STROBERI (Fragaria sp TERHADAP …eprints.unram.ac.id/658/1/SKRIPSI.pdf · yang...
Transcript of RESPON TANAMAN STROBERI (Fragaria sp TERHADAP …eprints.unram.ac.id/658/1/SKRIPSI.pdf · yang...
i
RESPON TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.)
TERHADAP BERBAGAI CAMPURAN DAN
VOLUME MEDIA TANAM PADA BUDIDAYA
DI DATARAN MEDIUM
SKRIPSI
Oleh
Neli Kemala Dewi
C1M013141
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARM
2017
i
RESPON TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.)
TERHADAP BERBAGAI CAMPURAN DAN
VOLUME MEDIA TANAM PADA BUDIDAYA
DI DATARAN MEDIUM
Oleh
Neli Kemala Dewi
C1M013141
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tanggan di bawah ini:
Nama
NIM
:
:
Neli Kemala Dewi
C1M013141
menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya yang belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar atau diploma pada perguruan tinggi manapun, dan
bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain yang
diterbitkan atau yang tidak diterbitkan, kecuali kutipan berupa data atau informasi
yang sumbernya dicantumkan dalam naskah dan daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan
bertanggung-jawab, dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi
apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap karya ilmiah lain yang sudah ada.
Mataram, Agustus 2017
Neli Kemala Dewi
C1M013141
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi penelitian ini diajukan oleh:
Nama
Nim
Program Studi
Judul Penelitian
:
:
:
:
Neli Kemala Dewi
C1M013141
Agroekoteknologi
Respon Tanaman Stroberi (Fragaria sp.)
Terhadapa Berbagai Campuran dan Volume Media
Tanam Pada Budidaya di Dataran Medium.
telah berhasil dipertahankan di depan dosen penguji yang terdisi atas Ir. Hj. Aluh
Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D., Ir. I Ketut Ngawit, MP., Ir. Padusung, MP.,
pada Tanggal 8 Agustus 2017 dan diterima sebagai salah satu syarat untuk
meemperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.
Skripsi ini telah diperiksa, diperbaiki, dan disetujui oleh dosen pembimbing.
Menyetujui:
Pembimbing Utama,
Ir. Hj. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D.
NIP. 19650224 199203 2 003
Pembimbing Pendamping,
Ir. I Ketut Ngawit, MP.
NIP. 19620715 198902 1 001
Mengetahui: Dekan
Fakultas Pertanian,
Dr. Ir. Sukartono, M,Agr.
NIP. 19621212 198902 1 001
Ketua Jurusan
Budidaya Pertanian,
Dr. Ir. Bambang Supeno, MP.
NIP. 19591108 198503 1 002
Tanggal Pengesahan:
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
perkenaa-Nya penulis dapat meyelesaikan penyusunan Skripsi ini yag berjudul
Respon Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) Terhadap Berbagai Campuran dan
Volume Media Tanam Pada Budidaya di Dataran Medium.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan penghargaan kepada berbagai
pihak yang telah membantu sehingga tugas penulisan skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Penulis ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Mataran, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Mataran, Ketua Program Studi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataran, dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Selanjutnya penulis juga menghanturkan ucapan terima
kasih kepada Ibu Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D. selaku Pembimbing
Utama, Bapak Ir. I Ketut Ngawit, MP. sebagai Pembimbing Pendamping, dan
Bapak Ir. Padusung, MP., selaku Dosen Penguji.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis tunjukan kepada orang tua
tersayang yang telah memberikan dorongan moral, materi, dan doa yang tiada
putus, Penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya.
Terimakasi juga untuk semua keluarga, adik saya tercinta dan teman-teman yang
telah memberikan dorongan moral, motivasi dan doanya hingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu.
Semoga Allah SWT membalas segala bantuan dari semua fihak yang telah
memberikan bantuan selama mengerjakan skripsi ini. Amin
Ahkirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, Agustus 2017
Penulis,
Neli Kemala Dewi
C1M013141
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.. ..............................................................................................
RINGKASAN .............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................
1.2. Tujuan Penelitian ...................................................................................................
1.3. Kegunaan Penelitian ..............................................................................................
1.4. Hipotesisi ...............................................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
2.1. Biologi Tanaman Stroberi .....................................................................................
2.2. Budidaya Tanaman Stroberi ..................................................................................
2.3. Media Budidaya di Dalam Pot/polibag .................................................................
2.4. Pengaruh Campuran Media dan Volume media Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stroberi .............................................................
BAB III. METODE PENELITIAN ...........................................................................
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................
3.2. Bahan dan Alat Penelitian .....................................................................................
3.3. Metode Penelitian ..................................................................................................
3.4. Rancangan Percobaan ............................................................................................
3.5. Pelaksanaan Penelitian ...........................................................................................
3.6. Variabel Pengamatan .............................................................................................
3.7. Analisis Data ..........................................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................
5.2. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................................
BIODATA…………………………………………………………...
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
1
1
5
5
5
6
8
8
11
15
17
17
17
17
18
19
22
28
29
56
56
56
57
62
101
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Interaksi Perlakuan…………………………………………….
3.2. Kategori Tingkat Kemanisan Buah Stroberi Berdasarkan
nilai/0brix………………………………………………………
3.3. Hasil ANSARA Untuk Percobaan Dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) Faktorial……………………………………..
4.1. Haisl analisis sidik ragam (Ansara) Pengaruh volume media,
campuran media dan interaksinya terhadap pertumbuhan,
umur berbunga dan jumlah bunga tanaman stroberi di dataran
medium………………………………………………………...
4.2. Laju pertumbuhan tiinggi tanaman stroberi pada perlakuan
campuran media dan volume media tanam, serta interaksi
perlakuannya………………………………………………….
4.3. Laju penambahan luas kanopi tanaman stroberi pada
perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta
interaksi perlakuannya………………………………………..
4.4. Pengaruh volume media dan campuran media terhadap luas
kanopi tanaman (cm2) pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8
MST dan 10 MST…………………………………………….
4.5. Pengaruh berbagai volume media dan campuran media
terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk,
biomassa basah dan biomassa kering tanaman ……………….
4.6. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap biomassa basah tajuk,
biomassa kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering
tanaman………………………………………………………..
4.7. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa
kering akar (g) pada berbagai volume media dan campuran
media. ……................................................................................
4.8. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa
kering akar (g) pada berbagai interaksi volume media dan
campuran media ………………………………………………
4.9. Pengaruh berbagai volume media dan campuran media umur
berbunga (hst) dan jumlah bunga……………………………..
4.10. Umur berbunga (hst) dan jumlah bunga ) pada perlakuan
interaksi volume media dan campuran media tanam. ………...
4.11. Data kuantitatif hasil tanaman stroberi pada interaksi
campuran dan volume media tanam ………………………….
4.12. Data kualitatif kualitas buah (grade) stroberi pada interaksi
berbagai campuran dan volume media tanam ………………... 4.13. Data Kualitatif kadar gula (
0brix) stroberi pada interaksi
berbagai campuran dan volume media tanam…………………
18
26
28
30
32
33
36
37
38
39
39
46
47
49
50
51
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data hasil tinggi tanaman stroberi ............................................................. 63
2. Data hasil luas kanopi tanamana stroberi ................................................... 78
3. Data hasil panjang akar tanaman (cm) ....................................................... 95
4. Data hasil biomassa basah akar tanaman (g) ............................................ 95
5. Data hasil biomassa basah tajuk tanaman (g) ............................................ 96
6. Data hasil biomassa kering akar tanaman (g). ........................................... 97
7. Data hasil biomassa kering tajuk tanaman (g)…. ...................................... 98
8. Data hasil biomassa basah tanaman (g) ..................................................... 99
9. Data hasil biomassa kering tanaman (g) .................................................... 100
10. Data hasil umur berbunga (hst) .................................................................. 48
11. Data hasil jumlah bunga tanaman (kuntum) ............................................. 49
12. Data hasil umur berbuah tanaman .............................................................. 101
13. Data hasil jumlah buah per panen ............................................................. 102
14. Data hasil berat buah per panen ................................................................ 103
15. Data hasil pengamatan jumlah buah total dan frekuensi Panen ................. 103
16. Data hasil kualitas buah (grade) ................................................................. 103
17. Data hasil kadar gula (0brix) ..................................................................... 104
18. Data harian iklim di stasiun SMPK BBI Santong pada bulan
Nofember 2016 .......................................................................................... 105
19. Data harian iklim di stasiun SMPK BBI Santong pada bulan
Desember 2016 .......................................................................................... 106
20. Data harian iklim di stasiun SMPK BBI Santong pada bulan
Januari 2017 ............................................................................................... 107
21. Data harian iklim di stasiun SMPK BBI Santong pada bulan
Februari 2017 ............................................................................................. 108
22. Data harian iklim di stasiun SMPK BBI Santong pada bulan
Maret 2017 ................................................................................................. 109
23. Hasil pengamatan kadar gula (0brix) buah stroberi di Sembalun .............. 200
24. Hasil analisis kimia berbagai campuran yang digunakan didalam
Penelitian .................................................................................................. 201
25. Perhitungan penggunaan berbagai volume media yang digunakan
26. Foto kegiatan penelitia ............................................................................... 203
27. Tata letak polibag .......................................................................................
63
69
76
76
77
78
79
80
81
82
82
83
83
84
84
85
85
87
88
89
90
91
92
93
94
95
100
viii
RINGKASAN
NELI KEMALA DEWI. Respon Tanaman Stroberi (Fragaria sp.)
Terhadap Berbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada Budidaya
di Dataran Medium. Dibimbing oleh Ir. Hj. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,Ph.D.
dan Ir. I Ketut Ngawit, MP.
Tanaman stroberi budidaya (Fragaria x ananassa var Duchesne)
merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi, kandungan gizi yang tinggi, dan merupakan salah satu komoditas buah-
buahan terpenting di dunia. Tanaman stroberi tumbuh baik di dataran tinggi
(daerah dengan ketinggian 1.000-1.500 mdpl), dengan suhu antara 17-20˚C,
kelembaban udara 80-90%, dan curah hujan 600-700 mm/tahun. Akan tetapi luas
area yang tersedia di dataran tinggi sangat terbatas oleh karena itu perlu dilakukan
budidaya stroberi pada dataran medium (daerah dengan ketinggian tempat 400-
700 m dpl). Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman di pot/polibag adalah menyediakan ruang, nutrisi, air dan
udara didalam media tumbuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh berbagai campuran dan volume media tanam serta interaksi antara
keduanya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di
dataran medium.
Penelitian ini dilakukan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa Santong,
Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara pada ketinggian tempat 485 m
dpl dengan menggunakan metode eksperimental. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor campuran media tanam (c1, c2, c3 dan c4)
dan faktor volume media tanam (v1, v2 dan v3). Setiap perlakuan diulang 5 kali
dan percobaan dibuat sebanyak 2 seri , 1 seri sebagai unit penelitian non destruktif
dan 1 seri digunakan utuk pengamatan destruktif . Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan analisis sidik ragam (ANSARA) pada taraf nyata 5% dan untuk
parameter yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur
ix
(BNJ) pada taraf nyata 5%. Selain itu, dilakukan analisis deskriptif untuk
parameter hasil, serta analisis regresi untuk mengetahui laju pertambahan tinggi
tanaman dan luas kanopi tanaman. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dan luas
kanopi tanaman dianalisis menurut regresi korelasi linier menggunakan microsoff
excel dan minitab fon windows pada taraf nyata 5 %.
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh volume media tanam
terhadap luas kanopi tanaman pada umur 4 mst dan 6 mst. Volume yang
memberikan luas kanopi terbaik yaitu pada volume 2 (polibag ukuran 35x35 cm)
dengan luas kanopi 254,2 cm2 pada umur 4 mst dan 383,5 cm
2 pada umur 6 mst.
Laju penambahan luas kanopi tanaman yang tertinggi yaitu pada volume 2
(polibag ukuran 35x35 cm) yaitu 1,45 cm2/hari.
Campuran media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
luas kanopi tanaman 4 mst, luas kanopi tanaman 6 mst, luas kanopi tanaman 10
mst, biomassa kering tajuk (g), dan biomassa kering tanaman (g). Campuran yang
memberikan pengaruh yang baik terhadap luas kanopi tanaman yaitu campuran 4
(campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yang menghasilkan luas kanopi
dengan luas 273,3 cm2
pada umur 4 mst, 410,8 cm2 pada umur 6 mst dan 630,7
cm2 pada umur 10 mst. Biomassa kering tajuk (g) tertinggi diperoleh pada
campuran 2 (campuran tanah:pupuk kandang sapi:arang sekam) dengan nilai
biomassa kering tajuk 3,7 g, sedangkan biomassa kering tanaman (g) yaitu 4,2 g.
Laju penambahan luas kanopi tanaman yang tertinggi adalah pada campuran 4
(campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yaitu 2,80 cm2/hari
Volume media, campuran media serta interaksi perlakuan tidak
memberikan pengaruh terhadap hasil tanaman, kecuali pada umur berbungga
dengan perlakuan berbagai campuran media tanama yang memberikan pengaruh
hanya pada umur berbunga tanaman stroberi. Campuran yang memberikan
pengaruh terbaik terhadap umur berbunga tanaman stroberi yaitu campuran 2
(tanah:pupuk kandang sapi:arang sekam) dengan umur berbunga yaitu 51,0 hst.
Interaksi volume media dan campuran media tanam memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap biomassa basah tajuk (g), dan biomassa basah tanaman.
Interaksi volume media dan campuran media tanam yang memberikan pengaruh
x
yang baik adalah v3c1 dengan berat biomassa basah tajuk 17,6 g, sedangkan pada
biomassa basah tanaman yang menghasilkan berat biomassa basah tanaman
tertinggi yaitu v2c1 dengan berat 20,8 g.
Interaksi perlakuan yang memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil
tanaman stroberi yaitu pada perlakuan v3c1 dengan umur berbunga paling cepat
yaitu 54,7 hst, v1c2 dengan jumlah buah per panen paling banyak yaitu 2,0 buah,
v3c2 dengan jumlah buah total terbanyak yaitu 6 buah, v1c4 dengan berat buah per
panen paling tinggi yaitu 8,5 g. Perlakuan v3c1 dengan berat total tertinggi yaitu
26,8 g, v3c2 dengan frekuensi panen terbanyak yaitu 4,0 kali panen, v1c4 dan v2c1
dengan kualitas (grade) buah terbagus yaitu grade B (mulus dan tidak cacat), dan
v2c1 dengan nilai brix tertinggi yaitu 80brix (cukup manis (bermutu sedang)).
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa campuran media
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman stroberi. Pertumbuhan tanaman
stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan campuran tanah:kompos jerami:arang
sekam (c4) dengan laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,09 cm/hari dan laju
penambahan luas kanopi tanaman 2,80 cm2/hari. Volume media berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman stroberi. Pertumbuhan tanaman stroberi terbaik
diperoleh pada perlakuan volume 37,7 cm3 (v3) dengan laju pertumbuhan tinggi
tanaman 0,08 cm/hari dan laju penambahan luas kanopi tanaman 0,94 cm2/hari.
Terdapat interaksi antara campuran dan volume media dalam mempengaruhi
biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman. Pertumbuhan dan hasil
tanaman stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan campuran tanah:kompos
jerami:arang sekam (c4) dengan volume media tanam 37,7 cm3 (v3).
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi terbaik di
dataran medium disarankan menggunakan media tanam campuran tanah:kompos
jerami:arang sekam (c4) dengan volume polibag 37,7 cm3 (v3).
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman stroberi budidaya (Fragaria x ananassa var Duchesne)
merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dengan
bentuk yang menarik,serta rasa yang manis dan segar. Selain itu buah stroberi
memiliki kandungan gizi yang tinggi. Setiap 100 gr buah stroberi mengandung 37
kalori;0,7 gr protein;60 IU provitamin A;59 mg provitamin C;0,03 gr thimin;0,07
gr riboflavin;0,6 gr niacin;21 mg fosfor;8,4 gr karbohidrat;0,4 mg lemak;1 mg
besi;1 mg natrium;164 mg kalium;12 mg magnesium dan 89,9 gr air (Desai dan
Salunkhe,1991). Stroberi juga merupakan komoditas buah-buahan yang terpenting
didunia, terutama untuk negara-negara yang memiliki iklim
subtropis(Sitepu,2007).
Buah stroberi yang berwarna merah segar,berukuran mungil dan rasanya
yang asam manis membuat buah stroberi menjadi buah yang sangat menarik dan
merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen. Meskipun demikian, produksi
stroberi di Indonesia tiap tahunnya mengalami penurunan. Pada tahun 2013
produksi stroberi secara nasional adalah 90.352 ton yang menurun menjadi 58.882
ton pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistika tahun 2013 dan 2014). Penyebab dari
penurunan produksi stroberi yang sangat drastis ini antara lain ketersedian lahan
untuk budidaya mulai berkurang yang disebabkan karena alih fungsi lahan sebagai
jalur pariwisata, bertambahnya populasi penduduk maupun karena erosi.
Direktorat Jenderal Holtikultura menyatakan bahwa luasan lahan untuk budidaya
stroberi pada tahun 2010 yaitu 1.159 ha yang menurun menjadi 787 ha pada tahun
2014 (Taufik, 2015)
Tanaman stroberi tumbuh baik didataran tinggi (daerah dengan ketinggian
1.000-1.500 mdpl), dengansuhu antara 17-20˚C, kelembaban udara 80-90%,dan
curah hujan 600-700 mm/tahun. Akan tetapi luas area yang tersedia didataran
2
tinggi sangat terbatas oleh karena itu perlu dilakukan budidaya stroberi pada
dataran medium (daerah dengan ketinggian tempat 400-700 mdpl). Johan (2015)
menunjukan bahwa budidaya stroberi berhasil dilakukan pada daerah dengan
ketinggian tempat 600 mdpl, dengan suhu 20 ˚C-35 ˚C, dan kelembaban udara
57%-120%.
Tanaman stroberi dapat ditanam pada lahan sawah dan pada lahan
perkarangan menggunakan polibag. Budidaya stroberi didalam pot atau polibag
dapat menguntungkan petani atau masyarakat yang tidak memiliki lahan sawah.
Untuk meningkatkan pemanfaatan perkarangan pot/polibag dapat ditempatkan
pada rak bertingkat (Anonim, 2013). Salah satu lokasi potensial untuk budidaya
stroberi di dataran medium Pulau Lombok adalah Desa Santong, Kecamatan
Kayangan. Desa Santong merupakan jalur wisata menuju dua air terjun yaitu Air
Terjun Tiu Teja dan Air Terjun Sekeper. Adanya budidaya stroberi menggunakan
polibag diharapkan dapat menambah daya tarik wisata Desa Santong dengan
wisata petik stroberi di pekarangan yang akhirnya akan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Salah satu faktor yang menentukan budidaya stroberi di dalam pot adalah
campuran dan volume media tanam (Wioyo, 2008). Media tanam merupakan
komponen utama ketika bercocok tanam. Media berfungsi untuk menumbuhkan
tanaman, sebagai tempat perakaran untuk menegakkan tanaman secara kokoh,
menyediakan ruang, nutrisi, air dan udara untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (Ingram, 2003). Pertumbuhan tanaman di dalam polibag sangat
ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi media yang digunakan, termasuk
ketersediaan unsur hara, air dan udara tanah yang memadai (Yuliarti, 2007).
Media tanam yang umum digunakan untuk budidaya di dalam pot/polibag
adalah campuran tanah, pasir, pupuk kandang atau humus dan arang sekam
(Rukmana, 1998). Media tanam berupa campuran tanah, pupuk kandang dan
arang sekam memiliki daya simpan air yang baik, memiliki porositas yang cukup
baik bagi pergerakan dan pernafasan akar, serta menyediakan sumber nutrisi bagi
tanaman (Wijoyo, 2008). Tanaman stroberi dibudidayakan untuk menghasilkan
buah segar dan teknologi budidaya yang digunakan diharapkan untuk
3
menggunakan seminimal mungkin bahan kimia, baik pupuk maupun pestisida.
Oleh karena itu, pemilihan jenis pupuk kandang dalam campuran media
menentukan keberhasilan budidayanya.
Sumber bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi pada
budidaya dalam polibag yaitu kompos dan humus yang berasal dari kotoran sapi,
kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran kelinci dan kotoran hewan lainnya,
jerami, daun bambu dan bahan organik lainnya (Hasibuan, 2006). Di NTB,
sumber pupuk organik yang mudah diperoleh adalah pupuk kandang sapi, pupuk
kandang kambing dan kompos jerami padi. Pupuk kandang sapi mempunyai kadar
serat yang tinggi seperti selulosa, mengandung unsur hara makro dan mikro, serta
dapat memperbaiki daya serap air pada tanah (Hartatik, 2010). Pupuk kandang
kambing memiliki tekstur yang sukar pecah secara fisik karena bentuknya yang
butir-butiran, akan tetapi pupuk kambing merupakan pupuk kandang yang
memiliki kandunga K yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya,
dengan kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya (Syarief,
1989). Jerami padi merupakan limbah pertanian yang cukup tersedia sehingga
banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik, dikarenakan jerami padi memiliki
kandungan N yang tinggi (Sutanto, 2002).
Selain ketersediaan nutrisi, air dan udara, pertumbuhan tanaman di dalam
polibag juga dipengaruhi oleh volume media yang digunakan. Volume media
menentukan luasan ruang yang tersedia bagi pertumbuhan dan kekuatan akar
untuk menompang tanam, serta ketersediaan nutrisi dan air untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Muliawati, 2001). Semakin besar wadah atau ukuran
polibag yang digunakan ( jumlah media atau bobot media yang digunakan) maka
akar semakin leluasa untuk berkembang. Apabila ukuran polibag yang digunakan
semakin kecil maka pergerakan akar tidak leluasa (Aminuddin, 2003). Oleh sebab
itu, telah dilakukan penelitian tentang“ Respon Tanaman Stroberi (Fragaria
sp.) TerhadapBerbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada
Budidaya di Dataran Medium’’.
4
1.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh campuran media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
2. Untuk mengetahui pengaruh volume media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran medium.
3. Untuk mengetahui interaksi antara campuran dan volume media tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran
medium.
1.3.Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan berbagai campuran media dan
volume media tanam yang sesuai bagi budidaya tanaman stroberi (Fragaria sp.)
di dalam polibag. Selain itu, penelitian ini dapat memberiakan informasi bagi
pengembangan tanaman stroberi di dataran medium.
1.4.Hipotesis Penelitian
H0 = Diduga penggunaan berbagai campuran media dan volume media tanam
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi
(Fragaria sp.) di dataran medium.
Hi = Diduga penggunaan berbagai campuran media dan volume media tanam
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria
sp.) di dataran medium.
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi Tanaman Stroberi
Tanaman stroberi merupakan tanaman buah tahunan berbentuk semak
yang berasal dari daerah subtropik yaitu daerah pegunungan chili. Tanaman
stroberi yang dibudidayakan, atau dikenal dengan nama ilmiah Fragaria x
ananassa var duchesne adalah hasil persilangan antara Fragaria Virginiana L
var duschene dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis L. var duschene dari
Chili, Ameika Selatan. Spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. var
duschene menyebar ke berbagai Negara di Amerika, Eropa, dan Asia. Persilangan
ini dilakukan pada tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih lanjut menghasilkan
jenis stroberi dengan buah berukuran besar, harum, dan manis. Sementara spesies
lainya yaitu F.Vesca yang lebih luas penyebarannya dan jenis stroberi inilah yang
pertama kali masuk ke Indonesia (Adanikid, 2008).
Tanaman stroberi dalam tatanama (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan
sebagai berikut (Radford, 1986) :
Kingdom
Divisi
Kelas
Sub Divisi
Ordo
Familia
Sub famili
Genus
spesies
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Plantae
Spermatopyta
Dicotyledonae
Angiospermae
Rosales
Rosaideae
Rosaceae
Fragaria
Fragariaspp.
Pada mulanya, pengembangan stroberi dilakukan pada daerah subtropis.
Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi pertanian,
pengembangan stroberi pun dapat dibudidayakan pada daerah tropis, walaupun
stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Hal ini disebabkan karena
6
gaya masyarakat yang ingin sehat karena buah stroberi dapat dinikmati langsung
dalam keadaan buah segar maupun hasil olahan seperti sirup, selai, jus, manisan,
es krim, yougert, salad buah, serta olahan lainnya. Stroberi sangat kaya akan
kandungan gizi (nutrisi). Pada 100 gram buah stroberi segar mengandung energi
37 kalori; protein 0,8 gr; lemak 0,5 gr; karbohidrat 8 gr; kalium 28 mg; fosfat 27
mg; zat besi 0,8 mg; magnesium 10 mg; potassium 10 mg; selesium 0,7 mg; asam
folat 17,7 mg; vitamin A 60 SI; vitamin B 0,03 mg; vitamin C 60 mg dan air 89,9
gr (Budiman, 2008a). Selain zat gizi, stroberi juga mengandung senyawa fitikimia
yang disebut etlagic acid, yaitu suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai
antikarasinogen dan antimutagen, dapat mempercantik kulit, menjadikan gigi
putih, menghilangkan bau mulut, serta meningkatkan kekuatan otak dan
penglihatan (Budiman, 2006b).Senyawa karsinogen yang memicu timbul kanker
tesebar di lingkungan kita. Senyawa fitokimia ini dapat meningkatkan daya tahan
tubuh dan guna bagi anti virus (Paddmiarson, 2008).
Tanaman stroberi merupakan tanaman berakar tunggang (radix primaria).
Akarnya terus tumbuh, berukuran besar dan dapat mencapai panjang 100 cm,
namun akarnya hanya dapat menembus lapisan tanah atas sedalam 15-45 cm.
secara morfologi, akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang
akar (corpus), ujung akar (apeks), bulu akar (pilus radicalis) dan tudung akar
(calyptras) (Adanikid,2008).
Tanaman stoberi memiliki batang yang beruas-ruas pendek dan berbentuk
buku. Batang tanaman banyak mengandung air dan tertutupi oleh pelepah daun
sehingga seolah-olah tampak seperti rumpun tanpa batang. Buku-buku batang
tertutup oleh sisi daun yang mempunyai kuncup (gemma). Kuncup pada ketiak
daun dapat tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon biasanya tumbuh
memanjang dan menghasilkan beberapa calon tanaman baru. Stolon adalah
cabangkecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di permukaan tanah. Tunas
yang berakar dan tumbuh akan membentuk generasi (tanaman) baru, yang
digunakan sebagai bibit untuk perbanyakan vegetatif tanaman stroberi. Bibit yang
berasal dari stolon disebut geragih atau runners (Rukmana, 1998).
7
Daun stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran cukup panjang.
Tangkai daun berbentuk bulat dan seluruh permukaannya ditumbuhi oleh bulu-
bulu halus. Helai daun bersusun tiga (trifoliate). Bagian tepi daun bergerigi,
berwarna hijau, dan berstruktur tipis. Daun dapat bertahan hidup selama 1-3
bulan, selanjutnya ketika buah telah dipanen maka daun akan menggering
kemudian mati ( Gayo,2009 ).
Tanaman stroberi memiliki bunga yang berbentuk klaster (tandan) pada
beberapa tangkai bunga. Biasanya bunga mekar tidak bersamaan, bunga yang
lebih awal mekar ukurannya lebih besar daripada bunga yang mekar terakhir.
Bunga stroberi berwarna putih, berdiameter 2,5-3,5 cm, terdiri dari 5-10 kelopak
bunga berwarna hijau dan 5 mahkota bunga (Yudi,2007).
Stroberi memiliki warna buah yang sangat menarik yaitu berwarna merah
menyala. Buahstroberi adalah buah semu, yang merupakan pembesaran yaitu
receptacle (tangkai buah). Buah sejati yang berasal dari pembuahan ovul
berkembang menjadi buah kering dengan biji yang kerasdisebut achen, dimana
pembentukannya ditentukan oleh jumlah pistil dan keefektifan penyerbukan (
Prihartman,2006 ).
Menurut Sjechnadarfuddin (2005) bahwa tinggi rendahnya tingkat
kuantitas dan kualitas hasil suatu tanaman dipengaruhi oleh varietas yang
digunakan. Selain itu varietas unggul biasanya memiliki tingkat
resistensi/ketahanan yang lebih tinggi terhadap serangan OPT, kualitas yang lebih
baik seperti penampakan buah (warna, ukuran, dan bentuk), kekerasan buah,
aroma, rasa dan kandungan nutrisinya. Varietas unggul memegang peranan
penting dalam peningkatan produktivitas stroberi, karena memiliki sifat baik,
secara genetik seragam, sehingga diharapkan dapat menghasilkan hasil yang lebih
tinggi daripada varietas yang lain (Amarta, 2009).
Varietas introdruksi yang dapat ditanam di Indonesia yaitu Sweet Charlie
(asal Amerika Serikat), Oso Grande (asal California), Tristar (asal Amerika
Barat), Nyoho (asal Jepang Selatan dan Korea), Hokowaze (asal Jepang Utara),
Rosa Linda (asal Florida), dan Chandler (asal California). Varietas-varietas ini
telah banyak dibudidayakan, khususnya di daerah dataran tinggi seperti Lembang,
8
Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa Barat), Batu dan Sitobondo (Jawa Timur),
Magelang dan Purbalingga (Jawa Tengah), Bedugul (Bali), dan Berastagi
(Sumatra Utara). Varietas stroberi seperti Sweet Charlie, Erlybride dan camarosaa
banyak juga ditemukan pada lahan budidaya petani stroberi di Sembalun, NTB
(Balitjestro, 2009)
2.2. Budidaya Tanaman Stroberi
2.2.1. Syarat Tumbuh
Stroberi merupakan tanaman subtropik yang di daerah tropis dapat beradaptasi
dengan baik didaerah yang memiliki curah hujan 600-700 mm/tahun dengan lama
penyinaran 8-10 jam setiap harinya. Beradaftasi dengan baik didaerah dengan
suhu diantara 17-20 ºC dengan kelembaban udara antara 80-90% (Prihartman,
2006). Derajat keasaman tanah (pH tanah yang ideal untuk budidaya stroberi
yaitu sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat sekitar 1.000-1.300 mdpl. Tinggi
tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan internsitas sinar matahari
yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu
tempat tersebut, demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan
penyinaran inilah yang nantinya akan menggolongkan tanaman apa yang sesuai
untuk dataran tinggi atau dataran rendah (Guslim, 2007).
Selain di daerah dataran tinggi, di Indonesia beberapa varietas tanaman
stroberi juga dapat tumbuh dan berproduksi di daerah dataran medium dengan
ketinggian 600 md dpl dengan suhu dan sinar matahari penuh pada pagi hari. Di
ketinggian ini, suhu pada siang hari akan berkisar antara 22-25 ºC dan pada
malam hari yaitu 14-18 ºC (Wijoyo, 2008)
Tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur,
mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara yang baik. Ketersedian
oksigen didalam tanah sangat penting untuk pernafasan akar tanaman dan
meningkatkan drainase. Pertumbuhan tanaman stroberi akan baik apabila berada
pada tanah yang datar atau sedikit miring. Derajat keasaman tanah (pH tanah)
yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4-7,0, sedangkan untuk
budidaya di pot adalah 6,5-7,0. Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah
9
yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam didalam
pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara
selalu tersedia (Anonim, 2011).
2.2.2. Teknik Budidaya Tanaman Stroberi
2.2.2.1.Teknik Budidaya di Lapangan
Budidaya stroberi di lapangan dapat dilakukan di kebun maupun sawah.
Budidaya di lapangan diawali dengan penyiapan dan pengolahan untuk
mengkondisikan tanah menjadi gembur, subur, berhumus, memiliki drainase yang
baik serta pH yang ideal. Tanah diolah dengan cara dibajak dan dibalik kemudian
kering anginkan selama 2-3 minggu agar residu tanaman, materi organik tanah
dan nutrisi tanah menjadi lebih merata. Tanah kemudian digaru dan dibuat
bedengan dengan lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar bedengan
50-60 cm. Pembuatan parit keliling perlu dilakukan untuk mengatur drainase
supaya ketika hujan air tidak tergenang (Livy, 1996).
Pemupukan merupakan langkah penting dalam budidaya stroberi .
pemupukan yang umum dilakukan adalah dengan 200 kg/ha urea , 250 kg/ha SP-
36 dan 100 kg/ha KCl. Stroberi adalah adalah tanaman yang buahnya dikonsumsi
dalam bentuk segar, oleh karena itu kecendrungan budidaya yang berkembang
adalah budidaya secara organik. Pada budidaya secara organik pupuk kandang
merupakan sumber utama nutrisi sehingga diberikan dalam jumlah yang cukup
banyak. Pupuk kandang diberikan dengan dosisi 23 ton/ha. Selain pemupukan,
pengukuran pH tanah perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pH dalam
keadaan basa maupun asam. Apabila pH tanah asam maka dilakukan pengapuran
untuk menetralkan pH tanah. Bedengan perlu diari terlebih dahulu setelah
dilakukan pempupukan dasar dan pemasangan mulsa. Mulsa plastik dipasang
pada saat udara panas dan plastik sedang memuai, warna hitam pada plastik
menghadap ketanah, sedangkan bagian yang berwarna perak menghadap keatas
(Budiman, 2006).
Penanaman stroberi dilakukan setelah bedengan siap. Lubang tanam dibuat
satu minggu sebelum penanaman bibit. Lubang tanam dibuat dengan jarak 40 x 30
10
cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm tergantung varietas tanaman. Sebelum ditanam
sebaiknya dilakukan seleksi bibit terlebih dahulu agar tanaman tumbuh seragam,
subur, tegak dan sehat. Bibit ditanam, dan bagian perakaran dipadatkan kemudian
tanaman disiram. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah penyulaman
tanaman yang mati dengan tanaman yang baru, pemangkasan, penyiraman dan
pengendalian OPT. Penyiangan dilakukan pada tanaman stroberi tanpa ataupun
dengan mulsa. Pada saat penyiangan, mulsa yang berada diantara
barisan/bedengan dicabut atau dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan
tergantung dari pertumbuhan gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman (Rukmana, 1998).
Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman yang daunnya terlalu rimbun
atau terkena penyakit. Pemangkasan dilakukan secara teratur untuk mengarahkan
pertumbuhan ke produksi (Aswita, 2007). Pengairan dan penyiraman dilakukan
apabila tanah kering. Pengairan bisa dilakukan dengan penyiraman tau menjenuhi
parit antar bedengan dengan air. Pemberatasan hama dan penyakit tanaman dapat
dilakukan dengan cara manual atau menggunakan pestisida. Beberapa hama yang
menyerang tanaman stroberi yaitu seperti kutu daun, tungau, kumbang penggerek,
kutu putih, nematode dan kutu putih. Adapula penyakit yang menyerang tanaman
stroberi yaitu seperti kapang kelabu, busuk buah matang, busuk rizopus, empulur
merah, embun tepung, daun gosong, dan bercak daun (Balijestro, 2014).
Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbunga ketika umur 2 bulan
setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang agar buahnya memiliki kualitas
yang bagus, seperti bentuk/fisik yang lebih besar . Setelah tanaman berumur 4
bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Buah dapat dipanen setelah
berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan
buah. Buah yang siap panen ditandai dengan warna kulit buah yang didominasi
warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan, serta buah sudah agak
kenyal dan agak empuk. Dalam satu tanaman buah yang dapat berproduksi atau
dipanen yaitu 1-2 buah (Rukmana, 1998).
11
2.2.2.2. Teknik Budidaya di Pekarangan
Budidaya tanaman stroberi tidak harus di lakukan dilapangan,seperti sawah
maupun kebun yang luas. Lahan yang terbatas, seperti pekarangan juga dapat
dimanfaaatkan sebagai tempat budidaya stroberi. Budidaya stroberi di pekarangan
dapat menggunakan wadah seperti polibag maupun pot. Salah satu faktor penting
dalam penyediaan dan pemilihan pot adalah ukurannya yang sesuai dengan
ukuran tanaman stroberi. Wadah yang digunakan harus dapat menampung media
tanah yang cukup agar perakaran stroberi tumbuh dengan leluasa (Rukmana,
1998).
Media tanam yang digunakan adalah, campuran tanah : pasir : humus (1 : 1 :
1), campuran tanah : arang sekam : pupuk kandang (1 : 1 : 1) karena dapat
meningkatkan daya simpan air dan kation-kation tanah semakin meningkat serta
mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Nusyamsi, 1997).
Media tanam dicampur merata dan diisi kewadah yang telah dipersiapkan. Seleksi
bibit dilakukan untuk memperoleh tanaman yang tumbuh dengan sehat dan baik.
Bibit stroberi beserta tanahnya dikeluarkan lalu ditanam ke dalam polibag/pot
yang telah dibuatkan lubang tanam. Pada saat penanaman, posisi bibit stroberi
harus diatur agar tanaman tegak dan posisinya sesuai dengan bibir pot. Pot atau
polibag diatur dengan jarak antara tanaman yaitu 40 x 40 cm atau 40 x 50 cm.
setelah penanaman, dilakukan penyiraman secara perlahan-lahan agar media
tanam memadat dan tanaman segar kembali. Pemeliharaan tanaman stroberi yang
dibudidayakan di pot/polibag tidak jauh berbeda dengan tanaman yang
dibudidayakan di lapangan. Tanaman perlu dipangkas, disiangi, disiram secara
teratur serta dilakukan pemupukan susulan dan pengedalian hama dan penyakit
(Edy, 1989).
2.3. Media Budidaya dalam Pot/Polibag
Media tanam merupakan komponen utama ketika bercocok tanam. Media
digunakan untuk menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat perakaran untuk
menegakkan tanaman secara kokoh. Media tanam yang baik harus mampu
menyediakan air, unsur hara, ruang tumbuh dan udara sebagai tempat pertukaran
12
CO2 dan O2. Campuranmedia akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media tanam berasal dari berbagai macam campuran
bahan atau satu jenis bahan saja asalkan dapat memenuhi beberapa persyaratan
antara lain dapat memegang air dengan baik, bersifat porous sehingga air siraman
tidak menggenang (becek) dan tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman
(Widarto, 1996).
Tanah yang diambil dari lapisan top soil merupakan bahan utama media
tanam. Peranan tanah bagi tanaman yaitu sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan
unsur hara), dan penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh:
hormon, vitamin dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim
yang dapat meningkatkan ketersediaan hara), serta sebagai habitat biota tanah
karena dapat menyediakan kebutuhan primer maupun sekunder bagi tanaman
(Majid, 2008).
Salah satu campuran media tanam yang berfungsi untuk meningkatkan
porositas yaituarang sekam. Menurut Krisantini (1997), arang sekam memiliki
karakteristik sangat ringan (BJ = 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi
karena mengandung banyak pori, kapasitas menahan air tinggi, pH netral, serta
relatif bersih dari hama, bakteri dan gulma. Kapasitas menahan air yang tinggi
dari arang sekam membuat larutan hara dalam media dapat tahan lama. Unsur
hara yang diserap tanaman dapat meningkatkan laju fotosintesis sehingga
berpengaruh terhadap produksi buah (Nursyamsi, 1997).
Selain tanah dan arang sekam, pupuk merupakan campuran media tanam
yang sangat penting pada budidaya tanaman di dalam pot. Pupuk merupakan
bahan anorganik maupun organik, alami atau sintesis, yang menyuplai tanaman
dengan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Kanonova (1996), bahan
organik merupakan suatu bahan yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa
tanaman dan hewan yang terdapat didalam tanah dan mengalami perombakan
secara terus menerus. Djajakirana (2002), mengemukan bahwa bahan organik
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam meningkatkan produksi
pertanian dan dapat menyuplai nutrisi karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia
13
dan biologi tanah. Bahan organik menyediakan unsur hara seperti N, P, K dan S
bagi tanaman. Selain itu, bahan organik berperan sebagai sumber energi bagi
organisme tanah, sebagai penyangga (buffer) terhadap perubahan pH, dapat
mengikat logam-logam, berkombinasi dengan mineral liat, memperbaiki struktur
tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation (Stevenson, 1982). Jenis pupuk
organik ditentukan oleh bahanya, seperti bahan untuk kompos, pupuk hijau dan
pupuk kandang (Anonim, 1996).
Pupuk kandang merupakan bahan organik yang memiliki sifat alami dan
tidak merusak tanah. Pupuk kandang dapat menyediakan unsur makro (nitrogen,
fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan unsur mikro (besi, seng, boron, kobalt,
dan molibdenium) bagi tanaman. Pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan
daya serap air, aktifitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan
memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk kandang secara tidak langsung
akan memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi tanah (Santoso, 2004).
Kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan
hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan
sebagai media tanam. Jenis pupuk kandang yang dapat digunakan berdasarkan
jenis ternak atau hewan yang menghasilkan kotoran antara lain pupuk kandang
kotoran sapi, pupuk kandang kuda, pupuk kandang kambing atau domba, pupuk
kandang babi dan pupuk kandang unggas atau ayam ( Hasibuan, 2006).
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikroba dengan
hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang
ideal untuk dikomposkan memiliki C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang
dihasilkan memiliki nisbah C/N <20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N
jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya
jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap
selama proses perombakan berlangsung (Yuwono,2007).
Kompos dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari berbagai sumber
sehingga pada kompos terdapat selulosa 15-60%, enzimi selulosa 10-30%, lignin
5-30%, bahan mineral (abu) 3-5%, disamping itu terdapat bahan larut air panas
14
dan dingin seperti gula, pati, asam amino, urea, dan garam amonium sebanyak 2-
30% dan 1-5% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin, sehingga
penggunaan kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah, merangsang perakaran
yang sehat, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik
tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan
air tanah. (Sutanto, 2002). Syarat kompos yang digunakan sebagai campuran
media tanam yang baik yaitu kompos yang memiliki ciri-ciri telah berwarna
coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan berbau daun yang lapuk
(Sutejo, 1990).
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat
(selulosa) yang tinggi yang ditunjukan oleh nilai C/N yang cukup tinggi (>40).
Pupuk kandang sapi memiliki kadar C organik yang tinggi sehingga tidak
digunakan secara langsung melainkan harus melalui proses dekomposisi terlebih
dahulu (Widowati,2005). Pupuk kandang sapi yang baik dapat memperbaiki
kesuburan tanah baik fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu, pupuk kandang
sapi juga dapat meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar
katio (Hadisumitro, 2002).
Pupuk kandang kambing memiliki tekstur yang khas yaitu berbentuk
butiran-butiran yang sulit pecah secara fisik. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pupuk
kandang umumnya masih diatas 30 artinya pupuk kandang tidak dapat digunakan
langsung oleh karena itu proses perombokan atau dekomposisi perlu dilakukan
untuk menurunkan C/N rasionya, sehingga unsur hara dari pupuk dapat langsung
diserap oleh tanama. Pupuk kandang lebih baik digunakan setelah dilakukan
proses dekomposisi terlebih dahulu. Jika pupuk kandang ini digunakan langsung
maka manfaatnya hanya berpengaruh pada musim panen kedua pertanaman.
Kadar air pada pupuk kambing lebih rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit
lebih tinggi dari pupuk kandang ayam. Dari sisi kandungan hara, pupuk kandang
kambing mengandung K yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya.
Sedangkan kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya
(Syarief, 1989).
15
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah
cukup banyak dibandingkan dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah
diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan dan sebagian menjadi kompos
(Agustinus, 2011). Menurut Arifin (1993); Hadiwigeno (1993); dan Basyir
(1996), pemberian 5,0 ton/ha jerami dapat menghemat pemakaian pupuk KCL
sebesar 100 kg/ha. Sedangkan Adaningsih (1984), melaporkan bahwa penggunaan
jerami sebanyak 5 ton/ha selama 4 musim tanam dapat menyumbang hara sebesar
170 kg K, 160 kg Mg, dan 200 kg Si. Hal ini juga didukung dengan penelitian
Rostaman (2011), menunjukan bahwa pemberian pupuk 20 ton/ha kelahan sawah
dapat meningkatkan K, sehingga dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah
anakan dan jumlah malai padi.
Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat menyediakan
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, serta menjadi salah satu alternatif
pengganti pupuk kimia karena harganya yang lebih murah, berkualitas dan ramah
lingkungan. Sebagai campuran media tanam, jerami bersifat multiguna karena
bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk organik, dapat memperbaiki struktur
dan tekstur tanah, meningkatkan porositas tanah, aerasi tanah dan dapat
menambah komposisi mikroorganisme dalam tanah (Murbandono, 2000)
1.4.Pengaruh campuran dan volume media tanam terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman
Komposisi atau campuran media tanam merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan budidaya tanaman di dalam pot. Media pertumbuhan yang
baik mampu menyediakan air, unsur hara, ruang tumbuh dan udara sebagai tempat
pertukan CO2 dan O2.. Agar pertumbuhan tanaman dapat tumbuh dengan baik
maka media tanam diharapkan mempunyai sifat mudah gembur agar petumbuhan
akar tidak terganggu dan akar dapat leluasa, dan media hendaknya memiliki sifat
sarang sehingga oksigen dapat masuk untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Media yang akan digunakan sebaiknya agar bebas dari gulma, nematoda dan
berbagai penyakit, serta kadar salinitasnya rendah. Media hendaknya mengandung
hara yang diperlukan bagi tanaman, oleh karena itu campuran media yang akan
digunakan yaitu pasir, tanah, sekam padi dan pupuk kandang (Sumiarsih, 1999).
16
Pemberian pupuk kandang pada tanaman dapat meningkatkan kesuburan
tanah, mengurangi laju penurunan Boron melalui proses mineralisasi, serta dapat
menaikan pH tanah (Djamaludin, 1987). Hasil penelitian Bahtera (2010)
menunjukan bahwa tanaman stroberi yang ditanam pada media campuran tanah,
pupuk kandang dan arang sekam (3: 1: 1) menghasilkan produksi buah paling
tinggi yaitu 38,45 kg/petak dibandingan dengan media campuran tanah dan pupuk
kandang (3: 1) dengan produksi 30,69 kg/petak.
Penggunaan wadah tanam berupa polibag telah banyak dilakukan dan
polibag merupakan wadah yang paling umum digunakan, karena harganya yang
murah dan mudah diperoleh. Ukuran polibag yang digunakan dapat disesuaikan
dengan jenis dan umur tanaman. Pertumbuhan bibit tanaman yang di tanam
menggunakan wadah polibag cukup baik, karena akar yang ada dalam polibag
lebih leluas untuk berkembang (Rostiwati, 2007). Menurut Aminudin (2003),
semakin besar wadah atau ukuran polibag yang digunakan (jumlah media atau
bobot media yang digunakan) maka akan membuat akar semakin leluasa
berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh
penggunaan ukuran wadah yang tepat, serta kondisi media yang mampu menahan
air, menyerap air dan mineral. Pada tanaman cabai ukuran polibag yang sesuai
adalah 40x40 cm karena memberikan ruang pertumbuhan yang baik terhadap
akar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Zulfitri, 2003),
bahwa ukuran polibag 40x40 cm memiliki kondisi rambut akar yang baik dan
tumbuh menyebar, karena dapat memberi ruang untuk menyediakan oksigen dan
air hingga akhir pertumbuhannya. Ukuran polibag juga memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap volume akar. Tanaman cabai yang ditanam pada polibag
dengan ukuran 40x40 cm memiliki volume akar terbanyak (21.87 ml) bila
dibandingkan dengan tanaman pada ukuran polibag 30x30 cm dan 35x35 cm.
17
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa
Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara dengan ketinggian
tempat 485 m dpl . Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan November
2016 sampai dengan bulan Februari 2017.
3.2.Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1. Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul,sekop,
sprayer, gembor, alat tulis menulis, oven, alat pengayak, refraktometer, gunting,
kertas label, selirban dan timbangan digital.
3.2.2. Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu polibag (ukuran
40x40 cm, 35x35 cm dan 30x30 cm), bibit stroberi varietas “Sweet
charlie’’,pupuk organik (pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan
kompos jerami),arang sekam,tanah, pupuk NPK Ponska, perekat (supranik),
bambu, sungkup plastik, Yellow Trap, dan pupuk perlengkap cair (Green booster).
3.3.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan
percobaan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa Santong, Kecamatan
Kayangan,Kabupaten Lombok Utara.
18
3.4.Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) faktorial,
terdiri dari dua faktor yaitu faktor campuran media tanam (c) dan faktor volume
media tanam (v).
1. Faktor campuran media (c) terdiri dari 4 aras :
c1 : Kontrol : tanah :arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 (v:v)
c2:Campuran tanah : pupuk kandang sapi : arang sekam dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 (v : v : v)
c3:Campuran tanah : pupuk kandangkambing : arang sekam dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 (v : v : v)
c4:Campuran tanah : kompos jerami : arang sekam dengan perbandingan
1 : 1 : 1 (v : v : v)
2. Faktor volume media yang di uji terdiri dari 3 aras yaitu :
v1 = 14,1 cm3 (ukuran polibag 30x30 cm)
v2 = 24,0 cm3 (ukuran polibag 35x35 cm)
v3 = 37,7 cm3 (ukuran polibag 40x40 cm)
Interaksi perlakuan ditampilkan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Interaksi Perlakuan
Volume (v) Campuran media tanam (c)
c1 c2 c3 c4
v1 v1c1 v1c2 v1c3 v1c4
v2 v2c1 v2c2 v2c3 v2c4
v3 v3c1 v3c2 v3c3 v3c4
Setiap perlakuan diulang 5 kali dan percobaan dibuat sebanyak 2 seri , 1 seri
sebagai unit penelitian non destruktif dan 1 seri digunakan utuk pengamatan
19
destruktif sehingga dipersiapkan 120 unit (polibag) percobaan dan ditambah 80
unit sebagai tanaman cadangan, sehingga diperoleh sebanyak 200 unit percobaan.
3.5.Pelaksanaan Penelitian
3.5.1. Persiapan lokasi penelitian
Penanaman stroberi untuk 200 polibag dengan jarak antar tanaman 30x30
cm memerlukan lahan seluas 100 m2
. Lahan yang telah digunakan untuk
meletakkan polibag dibersihkan dari gulma, diratakan dan dipadatkan lalu dibuat
parit keliling sebesar 50 cm. pada lahan percobaan telah dibuat sungkup dari
plastik dengan panjang 10 m, luas 10 m dan tinggi 1,5 m.
3.5.2. Penyiapan media tanam
Media tanam yang digunakan untuk menanam stroberi dalam penelitian ini
yaitu campuran dari tanah, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk
dari jerami dan arang sekam dengan perbandingan (sesuai perlakuan). Untuk c1
(kontrol) perlakuan yang digunakan yaitu campuran media tanah dan arang sekam
(1 : 1), c2dengan campuran media tanam yaitu tanah, pupuk kandang sapi, dan
arang sekam (1 : 1 : 1), c3dengan campuran media tanam yaitu tanah, pupuk
kandang kambing, dan arang sekam (1 : 1 : 1), dan c4dengan campuran media
tanam yaitu tanah, kompos jerami, dan arang sekam (1 : 1 :1). Tanah berupa top
soil diperoleh dari desa Santong. Pupuk kandang sapi yang digunakan adalah
pupuk kandang yang telah jadi, di tandai dengan bentuk fisiknya yang menyerupai
tanah. Pupuk kandang kambing diambil dari kotoran kambing yang telah berumur
lebih dari 2 minggu. Pupuk kandang kambing yang berbentuk butiran dijemur
terlebih dahulu, dihancurkan dengan benda tumpul atau menggunakan tangan
sampai menjadi serbuk. Kompos jerami yang digunakan merupakan kompos yang
telah jadi, ditandai dengan bentuk fisiknya menyerupai tanah dan jeraminya telah
lapuk sekitar 90%. Bahan yang digunakan terlebih dahulu diayak sebelum
dicampur menggunakan ayakan pasir yang memiliki kerapatan ±0,1 cm, sehingga
bahan yang dihasilkan halus dan memudahkan akar leluasa bergerak.
20
Bahan-bahan sesuai dengan perlakuan dicampur secara merata, kemudian
dimasukkan ke dalam polibag dan dipadatkan dengan cara menghetakan polibag
yang telah terisi dengan campuran media tanam ketanah, kemudian disiram
sampai volume media pada polibag konstan. Media tanam pada v1 dimasukkan ke
polibag ukuran 30x30 cm (diisi setinggi 20 cm), v2 dengan ukuran polibag 35x35
cm (diisi setinggi 25 cm), dan v3 menggunakan polibag ukuran 40x40 cm (diisi
setinggi 30 cm).
2.5.3. Penanaman
Bibit yang digunakan adalah bibit stroberi varietas “Sweet Charlie" yang
diperoleh dari petani di Sembalun dan berasal dari perbanyakan stolon. Bibit
yang digunakan adalah bibit berumur 40-45 hari dengan vigor dan ukuran yang
seragam, tinggi 10-12 cm, dan memiliki 2-3 daun terbuka. Bibit yang terpilih
ditanam ke dalam polibag yang telah terisi campuran media. Sebelum penanaman,
dibuat lubang tanam dengan kedalaman 5 cm dibagian tengah media. Bibit
dipindah ke media tanam dengan cara menggunting polibag yang digunakan
sebagai wadah penanaman bibit untuk menghindari perakarannya patah akibat
perlakuan yang tidak baik (dicabut), kemudian ditutup dan tepat di leher batang
ditekan pada saat penanaman.Pupuk dasar berupa NPK Ponska (15:15:15) dengan
dosis 12 gr/tanaman diberikan setelah penanaman. Pupuk dasar diaplikasikan
dengan cara melingkar di bagian pinggir tanaman supaya akar menyerap unsur
hara dengan optimal. Setelah penanaman, tanaman disiram menggunakan gembor
sampai media tanam lembab. Penyiraman dihentikan ketika air telah merembes
melalui lubang-lubag polibag, maka pemberian air di hentikan.
3.5.4. Pemeliharaan Tanaman
3.5.4.1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali menggunakan gembor pada pagi
atau sore hari sesuai kebutuhan tanaman, jika hujan penyiraman tidak perlu
dilakukan. Air diberikan sampai media tanam lembab dan pori-pori telah terisi
oleh air yang ditandai dengan air telah merembes melalui lubang-lubang polibag,
lalu pemberian air di hentikan. Air diberikan sampai media tanam lembab dan
21
pori-pori telah terisi oleh air yang ditandai dengan air telah merembes melalui
lubang-lubang polibag, lalu pemberian air di hentikan.
3.5.4.2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan menggantitanaman yang mati atau tumbuh
tidak normal (abnormal) atau terhadap tanaman yang rusak oleh OPT.
Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang disulam dengan
tanaman cadangan yang pertumbuhannya sama.
3.5.4.3. Pemupukan
Pemupukan di perlukan untuk menyediakan sumber nutrisi bagi tanaman
agar kebutuhan tanaman terpenuhi. Pemupukan dengan pupuk anorganik
diberikan sebagai pupuk dasar yaitu dengan pupuk NPK Ponska (15:15:15)
dengan dosis 12 gr/tanaman (polibag). Pupuk susulan diberikan menggunakan
pupuk daun (Green Boster) dengan kosentarasi 1 g/l dan di tambah perekat
(supranik) dengan kosentarasi 0,01 % (10 tetes/l) dan volume semprot 50 ml per
tanaman. Pemupukan susulan diberikan sejak tanaman berumur 4 MST dan
selanjutnya diberikan selang 2 minggu sekali sampai dengan akhir penelitian.
3.5.4.4. Pemangkasan
Pemangkasandilakukan 2 minggu sekali terhadap daun-daun stroberi yang
mengering dan daun yang terserang hama dan penyakit, karena bisa menularkan
penyakit ketanaman lain. Pemangkasan juga dilakukan pada stolon untuk
mengarahkan pertumbuhan ke arah produksi buah. Pemangkasan stolon dilakukan
2 minggu sekali dengan cara menggunting stolon sepanjang 5 cm dari pangkal
batang.
3.5.4.5. Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual. Apabila
terdapat hama dan penyakit pada tanaman stroberi, maka serangga atau tanaman
yang terserang penyakit dibuang agar tidak menular ke tanaman yang lain.
Pengendalian dilakukan apabila terdapat hama yang menyerang tanaman dan
terdapat gejala tanaman terserang penyakit. Selain itu pengendalian hama
dilakukan dengan memasang yellow trap pada saat penanaman, tujuanya untuk
22
menangkap/mengendali serangga. Yellow trap dipasang pada kayu atau bambu
dengan tinggi 60 cm dan jarak 5 m, sehingga yellow trap yang diperlukan yaitu 6
buah.
3.5.4.6. Panen
Pemanenan dilakukan secara berkala terhadap buah yang telah
menunjukan karakteristik siap panen yaitu kulit buah telah berwarna merah (≥
50%). Panen dilakukan dengan cara menggunting tangkai buah pada jarak 5 cm
dari buah menggunakan gunting yang telah disterilkan terlebih dahulu dengan
alkohol 70%. Panen dilakukan pada pagi hari untuk menghindari terpaan sinar
matahari langsung kebuah, yang mengakibatkan buah mudah rusak atau busuk.
3.6. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, luas
kanopi, panjang akar, biomasa basah tajuk, biomasa kering tajuk, biomasa basah
akar, biomasa kering akar, total biomasa basah, total biomasa kering, arsitektur
akar, jumlah bunga per pengamatan, umur berbunga, umur berbuah, jumlah buah
per pengamatan, jumlah buah per panen, berat buah perpanen, tingkat kemanisan
buah (brix), bobot produksi perpanen, kualitas buah (Grade) frekuensi panen,
jumlah total panen dan total produksi. Cara pengamatan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
3.6.1. Tinggi tanaman
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman stroberi dari
pangkal batang sampai ujung kanopi menggunakan pengarisan. Pengamatan
tinggi tanaman dilakukan pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST, dan 10
MST.
3.6.2. Luas Kanopi
Pengamatan luas kanopi tanaman stroberi dilakukan pada umur 2MST, 4
MST, 6 MST, 8 MST, dan 10 MST. Pengamatan dilakukan dengan cara
menghitung diameter kanopi dari yang terpanjang ke yang terpendek dengan
rumus, kemudian mencari jari-jari dengan rumus :
23
r= 𝑑1+𝑑2
4
Luas kanopi kemudian dihitung menggunakan rumus :
Luas = 𝜋𝑟2 Keterangan :r : jari-jari
3.6.3. Panjang akar
Pengamatan panjang akar pada tanaman stroberi dilakukanpada saat
tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari
polibag, kemudian dicuci bagian tanaman yang akan diamati (akar) sampai bersih,
lalu mengukur panjang akar tanaman stroberi dari pangkal batang sampai ujung
akar terpanjang, menggunakan penggaris.
3.6.4. Biomassa Basah Tanaman
Pengamatan biomassa basah pada tanaman stroberi dilakukan pada saat
tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari
polibag, kemudian dicuci bagian tanaman yang akan diamati (akar dan tajuk)
sampai bersih dsn ditimbang beratnya menggunakan timbangan digital di lokasi
penelitian.
3.6.5. Biomassa Basah Tajuk
Tajuk tanaman stroberi adalah bagian atas tanaman yang terdiri dari batang,
serta daun-daun pada tanaman. Pengamatan biomassa basah tajuk pada tanaman
stroberi dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif .
Tanaman dilepaskan dari polibag, kemudian dibersihkan dan dipisahkan antara
bagian diatas dan didalam tanah. Biomasa basah tajuk tanaman dihitung dengan
cara menimbang langsung tajuk menggunakan timbangan digital di lokasi
penelitian.
3.6.6. Biomassa Basah Akar
Pengamatan biomassa basah akar pada tanaman stroberi dilakukan pada
saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari
polibag, kemudian bagian tanaman yang akan diamati (akar) dibersihkan,
dipisahkan dengan bagian lain kemudian ditimbang biomasanya menggunakan
timbangan digital yang ada dilokasi penelitian.
24
3.6.7. Biomassa Kering Tanaman
Pengamatan biomassa kering pada tanaman stroberi dilakukan pada saat
tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman yang telah diukur
biomasa basahnya , kemudian dimasukkan ke dalam kertas amplof dan di oven
pada suhu 60-70 ͦC sampai memperoleh bobot konstan, kemudian ditimbang
beratnya.
3.6.8. Biomassa Kering Tajuk
Pengamatan biomassa tajuk kering pada tanaman stroberi dilakukan pada
saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Tanaman dilepaskan dari
polibag, dibersihkan dan bagian tanaman yang akan diamati (tajuk), dimasukkan
ke dalam kertas amplof dan di oven pada suhu 60-70 ͦC sampai memperoleh bobot
konstan, kemudian tajuk yang kering ditimbang.
3.6.9. Biomassa Kering Akar
Pengamatan biomassa kering akar pada tanaman stroberi dilakukan pada
saat tanaman berumur 6 MST dengan cara destruktif. Akar yang telah dipisahkan
dengan bagian kotoran dan bagian tanaman lainnya dimasukkan ke dalam kertas
amplof dan di oven pada suhu 60-70 ͦC sampai memperoleh bobot konstan ,
kemudian ditimbang beratnya.
3.6.10. Arsitektur Akar
Pengamatan Arsitektur akar dilakukukan pada akhir penelitian, dengan
mengambil dua sampel dalam tiap ulangan. Media tanam atau wadah (polibag) di
belah menjadi dua bagian menggunakan karter, kemudian diamati dan difoto
arsitektur akarnya.
3.6.11. Jumlah Bunga Per Pengamatan
Jumlah bunga per pengamatan dilakukan setiap kali muncul bunga, dengan
cara menghitung jumlah tanaman yang berbunga pada saat melakukan
pengamatan.
25
3.6.12. Umur Berbunga
Pengamatan umur berbunga pada tanaman stroberi dilakukan dengan cara
menghitung jumlah hari sejak tanam sampai dengan muncul bunga untuk pertama
kali.
3.6.13. Umur Berbuah
Pengamatan umur berbuah tanaman stroberi dilakukan dengan cara
menghitung jumlah hari sejak tanam sampai dengan terbentuk buah pertama kali.
Tanaman dikatakan telah berbuah apabila ditemukan buah dengan panjang
minimal 1 cm.
3.6.14. Jumlah Buah Per Panen
Pengamatan jumlah buah dilakukan setiap kali panen, dengan cara
menghitung jumlah buah yang di panen pada setiap kali panen.
3.6.15. Bobot Buah Per Panen
Pengamatan bobot buah dilakukan dengan cara menimbang berat masing-
masing buah per panen menggunakan timbangan digital.
3.6.16. Kualitas Buah (Grade)
Pengamatan grade buah dilakukan dengan cara mngklasifikasikan buah
yang telah dipanen. Stroberi diklasifikasikan menjadi 3 kelas berdasarkan
kualitas buahnya yaitu; kelas A (11-20 gram/buah), kelas B (7-10 gram/buah),
kelas C (6-4 gram/buah), kelas D (< 4 gram/buah) (Warintek, 2004).
3.6.17. Jumlah Total Panen
Pengamatan jumlah total panen dilakukan dengan menghitung jumlah total
buah dari semua pemanenan stroberi.
3.6.18. Total Produksi
Pengamatan total produksi dilakukan dengan menghitung berat total buah
dari semua pemanenan stroberi.
26
3.6.19. Kadar Gula buah (0brix)
Pengamatan tingkat kemanisan buah dilakukan dengan mengukur derajat
kemanisan menggunakan hand refraktometer. Sebelum pengukuran terlebih
dahulu dilakukan kalibrasi refraktometer dengan cara air akuades diteteskan pada
pentratometer kemudian tutup prisma, tunggu 10 detik kemudian arahkan
kecahaya apabila nilainnya nol maka dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kemanisan buah Tutup prisma, di lap menggunakan tisu sebelum digunakan untuk
mengukur tingkat kemanisan buah stroberi. Derajat kemanisan sampel diukur
dengan cara menghancurkan buah hasil panen, kemudian menyaring sari buah,
kemudian meletakkan dua tetes sari buah padalensa sampel buah refraktometer.
Prima refraktomter yang telah ditetesi cairan sampel ditutup secara perlahan untuk
mencegah terbentuknya gelembung udara, selanjutnya refraktometer diarahkan
kea rah cahaya yang cukup supaya terlihat jelas skala penunjuk untuk mengetahui
tingkat kemanisan (derajat brix) buah stroberi.
Tingkat/kategori rasa manis buah stroberi ditentukan berdasarkan
nilai/0brix yang meliputi beberapa kategori sebagai berikut (Direktorat Jendral
Bea dan Cukai, 2016).
Tabel 3.2. Kategori tingkat kemanisan buah stroberi berdasarkan nilai/0brix
No Nilai/0brix Kategori Rasa Manis Buah Stroberi
1 0->3 Tidak Manis (Tidak Bermutu Sama Sekali)
2 >3-<6 Kurang manis (Bermutu Rendah)
3 >6-<10 Cukup Manis (Bermutu Sedang)
4 >10-<14 Manis (Bermutu)
5 >14-16 Sangat Manis (Bermutu Baik)
3.6.20. Frekuensi Panen
Pengamatan frekuensi panen dilakukan dengan menghitung jumlah waktu
panen sejak panen pertama kali sampai akhir penelitian.
27
3.7.Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam
(ANSARA) pada taraf nyata 5% dan untuk parameter yang berbeda nyata diuji
lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf nyata 5% dan analisis
deskriptif untuk tanaman yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.
Laju pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman, dianalisis menurut
regresi korelasi linier menggunakan microsoff excel dan minitab fon windows,
pada taraf nyata 5 %.
Persamaan regresinya adalah
y = a+bx Dimana
y = tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman
a = konstanta
b = penambahan pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi
tanaman
x = umur tanaman (minggu)
Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh dapat dihitung nilai
laju pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanop tanaman dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Dew, 1972. Dalam Ngawit, 2008).
𝑏𝑖 =𝑏
𝑎
bi= laju Pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman
b = koefisien regresi
a = konstanta
28
Tabel 3.3. Tabel hasil ANSARA untuk percobaan dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) faktorial Sumber
Keragaman (SK)
Derajat Bebas (db) Jumlah
Kuadrat (JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F hit F tabel
5%
Perlakuan (P) t-1=12-1=11 JKP KTP KTP/KTG
v (volume media) v-1=3-1=2 JKV KTV KTV/KTG
c (campuran
media)
c-1=4-1=3 JKC KTC KTC/KTG
vc (interaksi
faktor v*c)
(v-1)(c-1)=2x3=6 JKVC KTVC KTVC/KT
G
Galat (G) t-(r-1)=12(5-
1)=12x4=48
JKG KTS
Total (T) rt-1=5x12-1=59 JKT
29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanah dan iklim merupakan faktor lingkungan yang dapat menentukan
keberhasilan budidaya. Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya
tanaman sehingga baik buruknya hasil tanaman ditentukan oleh tingkat kesuburan
tanahnya. Penelitian ini dilakukan di lahan UPB BBI PPH Santong, Desa
Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, pada ketinggian
tempat 485 m dpl. Jenis tanah di tempat penelitian umumnya adalah jenis tanah
entisol atau tanah yang baru berkembang dari bahan induk (Suwardji et.al., 2007)
Tanah entisol merupakan tanah pasiran yang memiliki kadar lempung dan bahan
organik rendah, sehingga daya menahan airnya rendah (bersifat porous). Curah
hujan merupakan salah satu kondisi iklim yang memiliki peran penting dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Curah hujan di tempat
penelitian pada bulan November 2016 - Maret 2017 yaitu 23,3 - 33,9 mm/jam
dengan suhu rata-rata berkisar antara 240C - 25
0C (Data Terlampir). Adapun
faktor lingkungan yang tidak kalah pentingnya yaitu hama dan penyakit tanaman.
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman stroberi ialah leaf bright,
antraknose, bercak merah, ulat grayak, slug, kumbang putih, siput, kutu daun,
penggerek buah dan urat (Balijestro, 2014).
Pada penelitian ini, dilakukan tiga metode analisis data yaitu analisis sidik
ragam (Ansara) dan analisis secara deskriptif, serta analisis regresi . Data yang
dianalisis menggunakan Ansara adalah data pertumbuhan yaitu tinggi tanaman
(cm) pada umur 2, 4, 6, 8, dan 10 mst, luas kanopi tanaman (cm2)pada umur 2, 4,
6, 8, dan 10 mst, panjang akar (cm), biomassa basah akar (gr), biomassa kering
akar (gr), biomassa basah tajuk (gr), biomassa kering tajuk (gr), biomassa basah
tanaman (gr), biomassa kering tanaman (gr) dan data hasil untuk parameter umur
berbunga serta jumlah bunga. Sedangkan data yang dianalisi secara deskriptif
adalah umur berbuah (hst), jumlah buah per panen, bobot buah perpanen, tingkat
kemanisan buah (brix), jumlah total panen, total produksi, kualitas buah (grade)
30
dan frekuensi panen. Hal ini dilakukan karena sebagian data hasil yang diperoleh
tidak memenuhi syarat untuk dapat dilakukan analisa denganAnsara. Selain itu
juga dilakukan juga analisis regresi terhadap tinggi tanaman umur 2, 4, 6, 8 dan
10 mst, luas kanopi tanaman pada umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst untuk mengetahui
trend peningkatan laju penambahan tinggi tanaman dan luas kanopi tanaman
stroberi pada perlakuan yang diberikan.
Hasil analisis sidik ragam pengaruh volume media, campuran media dan
interaksinya terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi di dataran
medium ditampilkan Pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil analisis sidik ragam (Ansara) pengaruh volume media, campuran
media dan interaksinya terhadap pertumbuhan, umur berbunga dan
jumlah bunga tanaman stroberi di dataran medium.
No Parameter Pengamatan Perlakuan
Volume
media
(v)
Campuran
media (c)
Interaksi
perlakuan
(vxc)
1 Tinggi tanaman (cm) 2 MST NS NS NS
2 Tinggi tanaman (cm) 4 MST NS NS NS
3 Tinggi tanaman (cm) 6 MST NS NS NS
4 Tinggi tanaman (cm) 8 MST NS NS NS
5 Tinggi tanaman (cm) 10 MST NS NS NS
6 Luas kanopi tanaman (cm2) 2 MST NS NS NS
7 Luas kanopi tanaman (cm2) 4 MST S S NS
8 Luas kanopi tanaman (cm2) 6 MST NS S NS
9 Luas kanopi tanaman (cm2) 8 MST NS NS NS
10 Luas kanopi tanaman (cm2) 10 MST S S NS
11 Panjang akar (cm) NS NS NS
12 Biomassa basah akar (g) NS NS NS
13 Biomassa kering akar (g) NS NS NS
14 Biomassa basah tajuk (g) NS NS S
15 Biomassa kering tajuk (g) NS S NS
16 Biomassa basah tanaman (g) NS NS S
17 Biomassa kering tanaman (g) NS S NS
18 Umur berbunga (HST) NS S NS
19 Jumlah bunga NS NS NS Keterangan : MST= Minggu Setelah Tanam
HST= Hari Setelah Tanam
NS= Non-Signifikan
S= signifikan
Pada Tabel 4.1. Terlihat secara umum bahwa tidak ada pengaruh volume
media terhadap pertumbuhan tanaman, kecuali pada luas kanopi tanaman pada
31
umur 4 mst dan 10 mst. Campuran media tanam tidak berpengaruh terhadap tinggi
tanaman pada semua umur pengamatan, luas kanopi tanaman pada umur 2 dan 8
mst, pertumbuhan akar, panjang akar (cm), biomassa basah tanaman (g), biomassa
kering akar (g), biomassa basah tajuk (g), serta biomassa basah tanaman (g) tetapi
berpengaruh terhadap luasa kanopi tanaman 4 mst, luas kanopi tanaman 6 mst,
luas kanopi tanaman 10 mst, biomassa kering tajuk (g), dan biomassa kering
tanaman (g). Demikian juga tidak terdapat interaksi antara volume media dan
campuran media terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman stroberi kecuali
terhadap biomassa basah tajuk (g), dan biomassa basah tanaman.
Perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta interaksinya
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman stroberi. Namun
demikian berdasarkan analisis regresi laju pertambahan tinggi tanaman
sehubungan dengan semakin bertambahnya umur tanaman terjadi penambahan
yang berbeda nyata pada masing-masing perlakuan volume media maupun
campuran media tanam, serta interaksi perlakuannya. Hal ini terbukti dari slope
garis regresi hubungan antara penambahan tinggi tanaman dan penambahan umur
tanaman yang ditandai dengan nilai koefisien regresi (r2). Pada perlakuan berbagai
volume media kisaran nilai koefisien r2 mendekati 1, yaitu antara 0,975-0,999.
Demikian pula pada penggunaan berbagai campuran media tanam nilai koefesien
r2 mendekati 1, yaitu antara 0,938-0,975. Sedangkan pada perlakuan interaksi
perlakuan campuran media dan volume media tanam, laju pertambahan tinggi
tanaman menunjukan perbedaan yang nyata karena nilai koefesien r2 pada
masing-masing interaksi perlakuan menunjukan nilai lebih dari 0,5 sampai
mendekati 1, yaitu antara 0,591-0,982.
Laju pertambahan tinggi tanaman stroberi pada perlakuan campuran
media, volume media tanaman, serta interaksinya di tampilkan pada Tabel 4.2.
32
Tabel 4.2. Laju pertumbuhan tinggi tanaman stroberi pada perlakuan campuran
media dan volume media tanam, serta interaksi perlakuannya.
Perlakuan Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Stroberi
cm/hari
r2
v1 0,06 0,957
v2 0,07 0,978
v3 0,08 0,99
c1 0,08 0,975
c2 0,05 0,938
c3 0,08 0,966
c4 0,09 0,939
v1c1 0,11 0,937
v2c1 0,05 0,883
v3c1 0,08 0,898
v1c2 0,04 0,922
v2c2 0,03 0,591
v3c2 0,07 0,882
v1c3 0,07 0,982
v2c3 0,07 0,860
v3c3 0,11 0,806
v1c4 0,04 0,637
v2c4 0,15 0,92
v3c4 0,08 0,975
Keterangan = nilai koefesien r2 mendekati 1 (data yang dianalisis akurat)
Pada Tabel 4.2. Terlihat bahwa nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman
sejak umur 2 mst s/d 10 mst pada perlakuan volume media tanaman v3 lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada v1dan v2, hal ini dapat dilihat dari nilai
laju pertumbuhan tinggi tanaman yaitu 0,08 cm/hari. Sedangkan pada perlakuan
campuran media tanam yang mampu menyebabkan nilai laju pertumbuhan
tanaman tertinggi terjadi pada campuran media tanam c4 dengan nilai laju
pertumbuhan tinggi tanaman yaitu 0,09 cm/hari. Pada perlakuan interaksi
33
campuran media dan volume media tanam yang memberikan laju pertumbuhan
tanaman tertinggi yaitu v2c4, dengan nilai laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,15
cm/hari.
Peningkatan laju pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan tersebut erat
kaitannya dengan kesuburan fisik dari campuran media yang digunakan, seperi
halnya campuran 4 (yaitu campuran tanah:kompos jerami:arang sekam) yang
memiliki nilai laju pertumbuhan tanaman yang terbaik. Penggunaan volume
media juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena sangat erat kaitannya dengan ketersedian
ruang tumbuh, unsur hara, air, udara. Menurut Aminudin (2003), semakin besar
wadah atau ukuran polibag yang digunakan (jumlah media atau bobot media yang
digunakan) maka akan membuat akar semakin leluasa berkembang. Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh penggunaan ukuran wadah yang
tepat, serta kondisi media yang mampu menahan air, menyerap air dan mineral.
Pengaruh dari campuran media dan volume media terhadap laju
penambahan luas kanopi tanaman tampaknya nyata kaitannya. Berdasarkan nilai
koefesien regresi r2 pada perlakuan volume media (v1, v2dan v2) mendekati 1,
yaitu berkisar antara 0,953-0,980. Demikian pula pada perlakuan dengan
campuran media (c1,c2 ,c3dan c4) , nilai koefesien regresi r2 yang diperoleh juga
berkisar antara 0,899-0,999. Pada interaksi perlakuan campuran media dan
volume media , nilai koefesien r2 lebih beragam, akan tetapi keertaanhubungannya
yang signifikan, yaitu berkisar antara 0,833-0,997. Laju penambahan luas kanopi
tanama stroberi pada perlakuan campuran media dan volume media tanam, serta
interaksi perlakuannya ditampilkan pada Tabel 4.3.
34
Tabel 4.3. Laju penambahan luas kanopi tanaman stroberi pada perlakuan
campuran media dan volume media tanam, serta interaksi
perlakuannya.
Perlakuan Laju Penambahan Luas Kanopi Tanaman Stoberi
cm2/hari
r2
v1 1,09 0,953
v2 1,45 0,980
v3 0,94 0,974
c1 0,59 0,990
c2 0,57 0,899
c3 0,06 0,960
c4 2,80 0,990
v1c1 0,31 0,833
v2c1 0,77 0,968
v3c1 0,78 0,968
v1c2 0,70 0,871
v2c2 0,36 0,862
v3c2 0,62 0,910
v1c3 3,97 0,993
v2c3 1,20 0,878
v3c3 0,08 0,957
v1c4 1,28 0,947
v2c4 1,96 0,997
v3c4 0,65 0,948
Keterangan = nilai koefesien r2 mendekati 1 (data yang dianalisis akurat)
Laju penambahan luas kanopi tanam pada perlakuan volume media (v1,
v2dan v2) juga menunjukan trend yang berbeda-beda. Laju penambahan luas
kanopi tertinggi pada perlakuan volume media yaitu pada volume 2 (v2) dengan
nilai laju penambahan 1,45 cm2/hari. Perlakuan campuran yang memberikan laju
penambhan luas kanopi tertinggi yaitu pada campuran 4(c4) dengan nilai
penambahan 2,80cm2/hari. Pada Tabel 4.3. juga terlihat bahwa interaksi perlakuan
campuran media dan volume media tanam menunjukan trend pengaruh yang
35
berbeda nyata terhadap laju penambahn luas kanopi tanaman. Laju penambahan
luas kanopi tanaman yang tertinggi yaitu pada perlakuan v1c3, dengan nilai
penambahan 3,97 cm2/hari.
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 0,05 Tampak bahwa perlakuan volume
media berpengaruh terhadap rata-rata luas kanopi tanaman pada umur 4 mst dan
10 mst. Rata-rata luas kanopi tertinggi (terluas) diperoleh pada perlakuan volume
v3 yaitu 254,2 cm2
(pada umur 4 mst) dan 583 cm2 (pada umur 10 mst). Akan
tetapi pada umur 2, 6 dan 8 mst tidak terlihat adanya pengaruh terhadap
penggunaan berbagai volume media. Sedangkan luas kanopi tersempit terdapat
pada tanaman stroberi yang ditanam pada media dengan volume v1 yaitu 174,8
cm2 (pada umur 4 mst) dan volume 432,4 cm
2 (pada umur 10 mst) (Tabel 4.4)
Seperti halnya luas kanopi tanaman stroberi pada umur 2 mst dan 8 mst
tidak dipengaruhi oleh campuran media tanam. Namun pengaruh campuran media
tanam terhadap luas kanopi tanaman stroberi terlihat pada umur 4, 6, dan 10 mst.
Perlakuan campuran 2 (c2) berbeda nyata dengan campuran 4 (c4). Luas kanopi
tersempit terdapat pada tanaman stroberi yang ditanam pada media dengan
campuran 1 (c1) yaitu 181,6 cm2 (pada umur 4 mst); 295,7 cm
2 (pada umur 6 mst),
dan 388,0 cm2 (pada umur 10 mst), sedangkan tanaman dengan kanopi terluas
adalah yang ditanam pada media dengan campuran 4 (c3) yaitu 273,3 cm2
(pada
umur 4 mst); 410,8 cm2 (pada umur 6 mst) dan 630,7 cm
2 (pada umur 10 mst)
(Tabel 4.4).
Pengaruh volume media dan campuran media Luas kanopi tanaman (cm2)
pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST dan 10 MST ditampilkan pada Tabel
4.4.
36
Tabel 4.4. Pengaruh volume media dan campuran media terhadap luas kanopi
tanaman (cm2) pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, 8 MST dan 10
MST.
Volume Luas kanopi tanaman (cm2) pada umur
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST
v1 129,5 174,8 a 309,2 411,4 432,4 b
v2 153,6 254,2 b 383,5 536,5 582,9 a
v3 139,4 226,8 ab 315,6 454,9 483,9 ab
BNJ 5% - 70,0 - 139,0
c1 152,7 227,6 ab 326,5 ab 421,1 472,0 ab
c2 143,5 181,6 a 295,7 a 411,5 387,9 a
c3 127,6 191,8 ab 311,3 ab 482,2 508,3 ab
c4 139,5 273,3 b 410,8 b 555,7 630,7 b
BNJ 5% - 88,4 104,0 - 176,6 Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %.
Penggunaan berbagai volume dan campuran media
tidakberpengaruhterhadap biomassa basah tajukdan biomassa basah tanaman.
Namun perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap biomassa kering tajukdan
biomassa kering tanaman. Meskipun demikian, tidak terdapat interaksi antara
volume dan campuran media terhadap biomassa basah dan biomassa kering tajuk
serta biomassa basah dan kering tanaman. Pengaruh volume dan campuran media,
serta interaksinya terhadap biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa
basah tanaman dan biomassa kering tanaman ditampilkan pada Tabel 4.5 dan 4.6.
Penggunaan berbagai campuran media memberikan pengaruh terhadap
biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman. Pada campuran (c1) dan
campuran 2 (c2) berbeda nyata terhadap biomassa kering tajuk dan biomassa
kering tanaman. Campuran yang memberikan penggaruh yang baik terhadap
biomassa kering tajuk yaitu pada campuran (c1) 3,7 g, sedangkan yang
memberikan pengaruh yang kurang baik ditandai dengan nilai berat tanaman yang
rendah pada campuran 2 (c2) yaitu 2,4 g. Serta ada biomassa kering tanaman yaitu
pada campuran (c1) 4,2 g, sedangkan yang memberikan pengaruh yang kurang
baik ditandai dengan nilai berat tanaman yang rendah pada campuran 2 (c2) yaitu
2,6 g (Tabel 4.5).
37
Tabel 4.5. Pengaruh berbagai volume media dan campuran media terhadap
biomassa basah tajuk, biomassa kering tajuk, biomassa basah dan
biomassa kering tanaman
Volume Biomassa
basah tajuk
(g)
Biomassa
kering
tajuk (g)
Biomassa
basah
tanaman (g)
Biomassa kering
tanaman (gr
v1 11,4 2,7 13,4 3,0
v2 13,2 3,0 15,9 3,4
v3 13,2 3,2 15,8 3,6
BNJ 0,05 - -
c1 14,9 3,7 a 17,6 4,2 b
c2 10,7 2,4 b 12,8 2,6 a
c3 11,4 2,8 ab 13,6 3,1 ab
c4 13,5 3,1 ab 16,2 3,5 ab
BNJ 0,05 - 1,2 - 1,42 Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
Penggunaan berbagai volume media dan campuran media memberikan
pengaruh terhadap biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman, serta
perlakuan v2c1, v3c1 dan v3c2 menunjukan adanya pengaruh yang berbeda nyata
terhadap biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman. Perlakuan yang
menujukana nilai biomassa basah tajuk tertinggi yaitu pada perlakuan v3c1 (17,6
g) dan terendah yaitu pada perlakuan v3c2 (7,6 g), sedangkan pada biomassa basah
tanaman yang menunjukan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan v3c2 (20,8 g) dan
terendah yaitu pada perlakuan v3c2 (8,8 g) Rata-rata perlakuan yang memberikan
pengaruh yang baik terhadap biomassa basah tajuk yaitu 14,9 g pada campuran 1
(c1) dan 13,25 pada volume 3 (v3). Serta pada biomassa basah tanaman perlakuan
yang memberikan pengaruh yang baik, ditandai dengan nilai biomassa yang tinggi
yaitu 17,6 g pada campuran 1 (c1) dan 15,9 g pada volume 2 (v2) (Tabel 4.6).
Pada perlakuan dengan menggunakan berbagai volume media dan
campuran yang berbeda mengakibatkan nilai biomassa basah tajuk, biomassa
kering tanaman, biomassa basah tanaman dan biomassa kering tanaman pun
berbeda. Rata-rata biomassa basah tajuk tertinggi pada penggunaan volume media
yang berbeda yaitu 13,2 g pada volume 3 (v3). Rata-rata biomassa basah tajuk
tertinggi pada penggunaan berbagai campuran media yaitu 13,2 g pada campuran
1 (1). Rata-rata biomassa kering tanaman tertinggi dengan volume media berbeda
38
yaitu 3,2 g pada volume 3 (v3), sedangkan pada penggunaan campuran media
yang berbeda yaitu 3,7 g pada campuran 1 (c1). Rata-rata biomassa basah tanaman
tertinggi pada penggunaan volume media yang berbeda yaitu 15,9 g pada volume
2 (v2), sedangkan pada penggunaan campuran yang berbeda yaitu 17,6 g pada
campuran 1 (c1). Rata-rata biomassa kering tanaman tertnggi pada penggunaan
volume yang berbeda yaitu 3,6 g pada volume 3 (v3), sedangkan pada penggunan
campuran yaitu 4,2 g pada campuran 1 (c1).
Tabel 4.6. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap biomassa basah tajuk, biomassa
kering tajuk, biomassa basah dan biomassa kering tanaman.
Volume Biomassa basah tajuk (g) Rerata
c1 c2 c3 c4
v1 10,2 ab 13,0 ab 8,8 ab 13,8 ab 11.45
v2 17,0 b 11,4 ab 9,8 ab 14,6 ab 13.2
v3 17,6 b 7,6 a 15,6 ab 12,2 ab 13.25
Rerata 14.9 10.7 11.4 13.5 -
BNJ 0,05 8,8
Biomassa kering tajuk (g)
v1 2,6 2,8 2,1 3,2 2.7
v2 4,0 2,5 2,5 3,2 3.1
v3 4,4 1,8 3,7 2,9 3.2
Rerata 3.7 2.4 2.8 3.1 -
BNJ 0,05 -
Biomassa basah tanaman (g)
v1 11,8 a 15,8 a 10,4 ab 15,6 ab 13,4
v2 20,8 a 13,8 a 11,4 ab 17,6 ab 15,9
v3 20,2 a 8,8 b 19,0 ab 15,4 ab 15,8
Rerata 17.6 12.8 13.6 16.2 -
BNJ 0,05 10,9
Biomassa kering tanaman (g)
v1 3,0 3,2 2,4 3,5 3.0
v2 4,6 2,8 2,7 3,7 3.5
v3 5,0 1,9 4,1 3,4 3.6
Rerata 4.2 2.6 3.1 3.5 -
BNJ 0,05 - Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
Selain pertumbuhan di atas permukaan tanah, volume media dan campuran
media tanam dapat mempengaruhi pertumbuhan akar. Panjang akar (cm),
39
biomassa basah akar (g) danbiomassa kering akar (g) pada berbagai volume media
dan campuran media serta interaksinya ditampilkan pada Tabel 4.7 dan 4.8.
Tabel 4.7. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa kering akar
(g) pada berbagai volume media dan campuran media.
Volume Panjang akar
(cm)
Biomassa
basah akar
(g)
Biomassa kering
akar (g)
v1 19,8 2,0 0,3
v2 20,9 2,7 0,4
v3 20,1 2,6 0,4
BNJ 0,05 - - -
c1 21,0 2,7 0,5
c2 19,1 2,1 0,3
c3 20,4 2,2 0,3
c4 20,5 2,6 0,4
BNJ 0,05 - - - Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan
Tabel 4.8. Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g) dan, biomassa kering akar
(g) pada berbagai interaksi volume media dan campuran media.
Panjang akar (cm) Rerata
Volume Campuran
c1 c2 c3 c4
v1 20,0 22,2 19,8 17,2 19.8
v2 21,2 18,8 19,0 24,5 20.9
v3 22,0 16,3 22,4 19,8 20.1
Rerata 21.1 19.1 20.4 20.5
BNJ 0,05 -
Biomassa basah akar (g)
v1 1,6 2,8 1,6 1,8 2.0
v2 3,8 2,4 1,6 3,0 2.7
v3 2,6 1,2 3,4 3,2 2.6
Rerata 2.7 2.1 2.2 2.7
BNJ 0,05 -
Biomassa kering akar (g)
v1 0,3 0,4 0,3 0,2 0.3
v2 0,6 0,3 0,1 0,5 0.4
v3 0,6 0,2 0,4 0,5 0.4
Rerata 0.5 0.3 0.27 0.4
BNJ 0,05 - Keterangan: Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %.
40
Panjang akar (cm), biomassa basah akar (g), dan biomassa kering akar (g)
tanaman stoberi tidak berbeda nyata pada perlakuan berbagai volume media,
campuran media dan interaksinya. Rerata panjang akar tanaman stroberi tertinggi
(yang diukur pada umur 6 mst) pada volume media yang berbeda adalah pada
volume 2 (v2) yaitu 20,9 cm dan yang pendek yaitu pada volume 1 (v1) dengan
panjang 19,8 cm. Rerata panjang akar tertinggi pada berbagai campuran media
berbeda adalah pada campuran 4 (c4) yaitu 20,5 cm, sedangkan yang terpendek
yaitu 19,1 cm pada volume 1 (v1). Rerata biomassa basah akar tertinggi pada
tanaman stroberi pada volume media yang berbeda adalah 2,7 gr pada volume 2
(v2). Rerata biomassa basah akar tertinggi pada berbagai campuran media berbeda
adalah 2,7 gr pada campuran 1 dan 4 (c1 dan c4). Rerata biomassa kering akar
tertinggi pada volume media yang berbeda adalah 0,5 g pada volume 3 (v3).
Reratabiomassa kering akar tertinggi pada berbagai campuran media adalah 0,5 g
pada campuran 1 (c1) (Tabel 4.7 dan 4.8).
Media merupakan tempat tumbuh tanaman, dan media yang baik yaitu
media yang mampu menyediakan ruang, unsur hara, air dan udara yang cukup
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Ingram, 2003). Pada penanaman
di dalam polibag, volume dan jenis media yang digunakan akan menentukan
banyaknya ruang, unsur hara, air dan udara bagi tanaman. Fikri (2012)
menyatakan bahwa semakin banyak media yang digunakan, maka perkembangan
akar semakin meningkat, yang menyebabkan luasan akar untuk menyerap air dan
unsur hara semakin meningkat sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pada penelitian ini, volume media berpengaruh secara
nyata terhadap luas kanopi tanaman umur 4 dan 10 mst, biomassa basah tajuk dan
biomassa basah tanaman stoberi, dengan v2 memiliki rata-rata luas kanopi
tertinggi meskipun tidak berbeda nyata dengan v3, sedangkan luas kanopi
terendah diperoleh pada volume media 1 (v2). Volume media tanam berkaitan
dengan ketersedian air, unsur hara, udara dan ruang bagi tanaman untuk
memenuhi kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Koswara (1982) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara bagi tanaman
41
maka pertumbuhan tanaman akan berlangsung dengan baik pula. Hal ini dapat
terlihat dari kanopi yang lebih luas.
Pemilihan campuran media yang digunakan juga merupakan faktor yang
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena berkaitan langsung
dengan ketersedian unsur hara, air dan udara (Ingram, 2003). Pada penelitian ini,
campuran media berpengaruh terhadap luas kanopi tanaman umur 4, 6 dan 10 mst,
biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman. Pada campuran c4
menghasilkan luas kanopi tertinggi, dan pada campuran c1 menghasilkan
biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman tertinggi, sedangkan
campuran c2 menghasilkan luas kanopi, biomassa kering tajuk dan biomassa
kering tanaman terendah. Penggunaan campuran media yang berasal dari top soil,
bahan organik maupun pupuk kandang dapat menyediakan unsur hara bagi
tanaman. Kandungan unsur hara yang ada pada berbagai penggunaan campuran
media cukup lengkap, khususnya unsur N, P dan K yang dibutuhkan tanaman.
Perbedaan campuran media yang digunakan pada penelitian ini
menyebabkan perbedaan sifat kimiawi dari media. Campuran c4 kandungan hara
tertinggi yaitu kadar lengas (7,8 %); N-total (0,6 %); Kadar P tersedia (1.022,5
ppm); K tersedia (5,0 me/100 gr) dan C organik (8,3 %), sedangkan campuran c2
memiliki kadar lengas (6,0); N-total (0,4%), Kadar P tersedia (417,1 ppm), K
tersedia (4,5 me/100 gr) dan C organik (5,8 %) yang paling rendah (Data
Terlampir).
Dalam perkembangan vegetatif, unsur hara yang paling banyak
dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur N. Perananan N bagi tanaman yaitu untuk
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan pertumbuhan akar, batang, daun,
serta pembentukan klorofil yang berguna bagi fotosintesis (Marlina, 2011). Hakim
(1986) menyatakan bahwa unsur N diperlukan untuk memproduksi protein dan
bahan-bahan penting lainnya dalam pembentukan sel, serta berperan dalam
pembentukan klorofil yang cukup pada daun sehingga daun berkemampuan untuk
menyerap cahaya matahari dalam membantu proses fotosintesis yang diperlukan
oleh sel-sel dalam melakukan aktifitas seperti pembelahan dan pembesaran sel.
Apabila hara yang tersedia cukup bagi tanaman di media, maka nutrisi yang
42
tersedia akan sangat berguna bagi proses fotosintesis, sehingga proses fotosintesis
berjalan dengan optimum yang dapat berpengaruh terhadap banyak atau tidaknya
daun yang dapat terbentuk. Selain N, unsur P bagi tanaman lebih banyak
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda
serta berfungsi untuk merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar
jaringan sel. Unsur K juga dibutuhkan tanaman untuk pembentukan protein dan
karbohidrat. Pemberian unsur ini akan memperkuat tanaman sehingga daun tidak
mudah gugur Jika kadar lengas didalam media bagus maka akan berpengaruh
terhadap kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bereproduksi dengan optimum,
karena peenyerapan hara dan pernafasan akar didalam media baik (Gardener et.
al., 1991).
Berat suatu tanaman erat hubungan dengan pengambilan unsur hara dan
air oleh tanaman. Pada penelitian ini, campuran (c1) menghasilkan berat kering
tajuk dan biomassa kering tajuk tertinggi sedangkan pada campuran (c2)
menghasilkan biomassa kering tajuk dan biomassa kering tanaman terendah.
Ketersediaan N,P dan K tersedia yang paling rendah pada campuran (c2)
menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lebih lambat pada tanaman stroberi
yang ditanam pada media campuran (c2). Dari data hasil analisis kimia campuran
yang digunakan bahwa campuran (c1) memiliki kandungan P tersedia bagi
tanaman yaitu 659,8 ppm, sedangkan pada campuran (c2) yaitu 417,1 ppm (Data
Terlampir). Dengan kandungan P yang tinggi pada campuran (c1) dapat
merangsang pembelahan dan memperbesar jaringan sel, serta berperan dalam
penyusun inti sel, lemak dan protein. Syarif (1986) menyatakan bahwa dengan
tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup pada saat pertumbuhan
vegetatif, maka proses fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga pembelahan,
pemanjangan dan diferensiasi sel akan berjalan dengan baik. Peningkatan proses
fotosintesis akan meningkatkan pula hasil fotosintesis berupa senyawa-senyawa
organik yang akan ditranslokasikan keseluruh organ tanaman, sehingga
meningkatkan bobot kering tanaman (Mahmood et. al., 2002).
Pada interaksi volume dan campuran media tanam, perlakuan v2c1, v3c1
biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman tertinggi, sedangkan interaksi
43
v3c2 menghasilkan biomassa basah tajuk dan biomasa tanaman terendah (Tabel
4.4). Hal ini disebabkan karena perbedaan volume dan campuran media
menyebabkan perbedaan jumlah air pada interaksi perlakuan. Semakin besar
volume media maka jumlah air di dalam media semakin banyak, namun kadar air
jaringan tanaman yang lebih tinggi adalah pada campuran media c1. Salisbury dan
Ross (1995) menyatakan bahwa berat basah tanaman selain dipengaruhi oleh
unsur hara juga dipengaruhi oleh kadar air jaringan. Guritno dan Sitompul (1987)
menyatakan bahwa bobot basah tajuk dipengaruhi oleh pengambilan air oleh
vtanaman, semakin banyak pengambilan air oleh jaringan tanaman maka semakin
tinggi berat basah tajuknya.
Penggunaan media dengan volume dan campuran yang berbeda-beda tidak
menyebabkan perbedaan pertumbuhan akar pada tanaman stroberi. Hal ini
disebabkan karena unsur hara dan air yang didapatkan tanaman pada masing-
masing media sama, hanya saja ruang gerak atau jelajah akar yang berbeda pada
penggunaan volume media yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan akar
didalam media. Perbedaan volume dan campuran media menyebabkan perbedaan
arsitektur pengakaran. Arsitektur akar pada berbagai volume dan campuran media
ditampilkan pada Gambar 1.
44
Perlakuan v1c1 Perlakuan v1c2 Perlakuan v1c3 Perlakuan v1c4
Perlakuan v2c1 Perlakuan v2c2 Perlakuan v2c3 Perlakuan v2c4
Perlakuan v3c1 Perlakuan v3c2 Perlakuan v3c3 Perlakuan v3c4
Keterangan: ( ) skala 10 cm. Gambar 7. Arsitektur akar tanaman stroberi pada berbagai volume dan campuran media tanam.
Akar pada tanaman stroberi membentuk sistem perakaran serabut (radix
adventitia), karena bibit berasal dari hasil perbanyakan vegetatif (stek
geragih/stolon). Akar tersebut merupakan akar liar yang bukan berasal dari calon
akar (radicula), sehingga bersifat homogen dan arah tumbuh cendrung horizontal
(Hidayat, 1995). Akar merupakan organum nutrivum yang bertanggung jawab
atas pemenuhan bahan asimilasi dari dalam tanah, sehingga organ tersebut
tumbuh kearah bawah menuju keberadaan air (hidrotropi) atau menuju pusat bumi
(geotropi). Disamping itu faktor lain yang menyebabkan arah tumbuh akar
kebawah yakni adanya pengaruh gravitasi, karena setiap ujung akar (apex radicis)
dilindungi oleh tundung akar (calyptra) yang tersusun atas sel calyptrogens
dengan kandungan tepung statolyth yang sensitif terhadap pengaruh gaya gravitasi
(Esau, 1953).
45
Akar yang membentuk sistem perakaran serabut dapat menghasilkan cabang
akar yang lebih kecil yang disebut serabut akar (fibrilla radicalis) yang berguna
memperluas area penyerapan hara. Ujung akar tersusun oleh jaringan
meristematik bersifat embrionall (meristem apikal), sehingga akar memiliki
kemampuan tumbuh memanjang tanpa henti dan jika pertumbuhannya terhalang
maka akan membelokkan arah tumbuhnya. Akan tetapi apabila ujung akar rusak
maka akan segera terpacu membentuk cabang akar yag berasal dari jaringan
persikel (Sumardi dan Pujiarinto, 1993)
Berdasarkan pengamatan terhadap arsitektur akar stroberi penggunaan
campuran media yang berbeda-beda tidak terlihat memiliki pengaruh terhadap
perkembangan tanaman akan tetapi dipengaruhi oleh ukuran polibag yang
digunakan dalam budidaya stroberi yang dilakukan. Pada ukuran polibag 30x30
cm (v1); 35x35 cm (v2) dan 40x40 cm (v3), terlihat tingkat kerapatan perakaran
tanamandari tinggi, sedang dan rendah. Ukuran volume 3 (v3) terlihat bahwa
perkembangan akar tanaman stroberi sangat leluasa, sedangkan untuk volume 1
(v1) perkembangan akar tidak leluasas karena media sangat sempit. Pada kondisi
media tanaman terbatas, maka pertumbuhan akar terhalang oleh polibag dan arah
tumbuh akar membelok, akan tetapi apabila akar menghentikan pertumbuhannya
maka akan terpacu pembentukan cabang akar. Keadaan demikian mengakibatkan
terjadinya kompetisi serapan hara oleh bulu akar dan respirasi akar yang
menyebabkan pertumbuhan tanaman serta produksi bunga dan buah menjadi
terhambat. Pada stroberi yang ditanam pada media tanah dalam polibag ukuran
40x40 cm (v3) dalam penelitian ini, terlihat akar memiliki tingkat kerapatan
rendah, sebab pertumbuhan memanjang akar leluasa dan ujung akar bebas tidak
terhalang oleh polibag, sehingga tidak terjadi kompetisi ruang, serapan hara
maupun respirasi. Mengingat fungsi akar sebagai penopang tegaknya batang dan
bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan hara (Gardener, et. al., 1985).
Perpanjangan akar terjadi apabila terdapat perluasan percabangan akar dan
apabila kondisi tanah tidak optimal bagi penyerapan nutrisi dan air maka
pertumbuhan akan terjadi kearah dimana ada air dan nutrisi (terutama N, P dan K)
Komposisi media tanam menunjukkan perbedaan jumlah unsur hara N, P dan K,
46
yang juga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan akar. Kebutuhan
tanaman akan unsur hara N, P dan K setiap tanaman stroberi yaitu N sebanyak 1,6
gram; P 0,9 gram; dan K 1,8 gram atau setara dengan urea 3,5 gram; SP-36 2,6
gram; dan KCL 5 gram (Agus, 2015). Pada penelitian ini, unsur hara tersebut
diberikan sebagai pupuk dasar. Dari data hasil analisi kimia yang telah dilakukan
di Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram bahwa media campuran tanah :arang sekam yang
memiliki kandungan N sebanyak 0,3 %; P 659,8 ppm dan K 2,9 me/100gr. Pada
campuran tanah : pupuk kandang sapi : arang sekam mengandung unsur N
sebanyak 0,4 %, P 417,1 ppm; dan K 4,5 me/100gr. Sedangkan pada campuran
tanah : pupuk kandang kambing : arang sekam memiliki kandungan N sebanyak
0,5 %; P 703,9 ppm dan K 3,8 me/100gr. Serta campuran tanah : kompos jerami :
arang sekam memiliki kandungan N sebanyak 0,6 %; P 1022,5 ppm dan K 5,0
me/100gr. Jika unsur hara tersedia didalam media maka pertumbuhan akar dan
bulu-bulu akar tumbuh dengan baik, sehingga penyerapan akar akan baik yang
dapat membantu untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain pertumbuhan vegetatif, pada penelitian ini dilakukan juga
pengamatan terhadap pertumbuhan generatif dan hasil tanaman. Pengaruh volume
media, campuran media dan interaksinya terhadap pembungaan tanaman
ditampilkan pada Tabel 4.9 dan 4.10.
Tabel 4.9. Pengaruh berbagai volume media dan campuran media umur berbunga
(hst) dan jumlah bunga.
Volume Umur berbunga (hst) Jumlah bunga (kuntum)
v1 66,0 8,9
v2 81,4 6,7
v3 60,5 8,1
BNJ 0,05
c1 61,0 b 4,8
c2 51,0 b 6,5
c3 73,0 ab 11,8
c4 92,0 a 8,3
BNJ 0,05 25,0 - Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %.
47
Tabel 4.10. Umur berbunga (hst) dan jumlah bunga ) pada perlakuan interaksi
volume media dan campuran media tanam.
Umur berbunga (hst)
c1 c2 c3 c4
v1 51,0 50,0 66,0 69,0
v2 84,0 57,0 69,0 114,0
v3 48,0 46,0 83,0 64,0
BNJ 0,05 -
Jumlah bunga
v1 4,7 3,5 19,0 8,3,0
v2 4,4 7,8 8,5 6,0
v3 5,5 8,2 8,0 10,5
BNJ 0,05 - Keterangan : Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-
masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 %, keterangan.
Penggunaan berbagai volume media tidak berpengaruh terhadap umur
berbunga dan jumlah bunga tanaman stoberi. Umur berbunga tanaman stroberi
pada berbagai volume media adalah 60,5 hst sampai 81,4 hst dengan jumlah
bunga berkisar antara 6,7 kuntum sampai 8,9 kuntum. Campuran media
memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada umur berbunga (hst). Tanaman
yang berbunga paling cepat adalah tanaman yang ditanam pada campuran (c2)
dengan rata-rata umur berbunga 51,0 hst, diikuti campuran (c1) dan (c2),
sedangkan yang berbunga paling lambat adalah pada campuran c4 dengan rata-rata
umur berbunga 92,0 hst. Meskipun demikian, jumlah bunga yang dihasilkan pada
semua campuran media tidak berbeda nyata, yaitu berkisar antara 4,4 kuntum
sampai 19,0 kuntum. Umur berbunga dan jumlah bunga pada perlakuan interaksi
volume media dan campuran media tanam tidak memberikan pengaruh yang tidak
berbeda nyata dengan rata-rata umur berbunga 46 hst sampai 114,0 hst dan rata-
rata jumlah bunga 4,4 sampai 19,0 kuntum.
Tanaman yang paling cepat berbuah yaitu pada perlakuan v3c1 yaitu 54,7
hst. Rata-rata umur berbuah pada perlakuan berbagai volume media dan
campuran media yaitu 54,7 hst sampai 119,0 hst. Jumlah buah per panen yang
paling baik yaitu pada perlakuan v1c2 yaitu 2,0 buah, dngan rata-rata buah yaitu
1,0 sampai 2,0. Jumlah buah total yang baik yaitu pada perlakuan v3c2 yaitu 6,0
buah, dengan rata-rata buah yaitu 1 sampai 6 buah. Rata-rata jumlah berat buah
48
per panen yaitu 2,0 g sampai 8,5 g dan yang menunjukan nilai berat buah yang
baik yaitu pada perlakuan v1c4 (8,5 g). Rata-rata berat total buah stroberi yaitu
0,0 sampai 3,4 g dan perlakuan yang memiliki berat total buah terbaik yaitu v3c4
(3,4 g). Rata-rata frekuensi panen yaitu 1,0 sampai 4,0 kali dan frekuensi yang
baik yaitu pada perlakuan v3c2 yaitu 4,0 kali.
Pada pengamatan umur berbuah, perlakuan yang memberikan rata-rata
umur berbuah yang paling cepat yaitu 64,7 hst pada campuran 1 (c1) dan volume
1 (v1) dengan umur 78,9 hst. Rata-rata perlakuan yang memberikan jumlah buah
per panen yang bagus yaitu 1,3 pada campuran 1 (c1) dan 1,3 pada volume 1 (v1).
Rata-rata perlakuan yang memberikan jumlah buah total stroberi yang baik yaitu
3,3 pada campuran 2 (c2) dan 4,7 pada volume 3 (v3). Rata-rata berat buah
perpanen pada tanaman stroberi yang bagus yaitu 6,1 pada campuran 4 (c4) dan
5,2 pada volume 2 (v2). Rata-rata perlakuan yang memberikan pengaruh yang
baik terhadap berat total buah stroberi yaitu 16,1 g pada campuran 4 (c4) dan 19,2
g pada volume 3 (v3). Serta perlakuan yang memberikan rata-rata frekuensi yang
baik yaitu 2,3 pada campuran 2 (c2) dan 3,0 pada volume 3 (v3).
Pada penelitian ini, hasil tanaman stroberi diamati dan dianlisa secara
deskriptif sebagaimana disajikan pada Tabel 4.11 untuk data kuantitatif hasil
tanaman stroberi pada interaksi campuran dan volume media tanam. Tabel 4.12
dan Tabel 4.13 untuk data kualitatif hasil tanaman stroberi pada interaksi
campuran dan volume media tanam.
49
Tabel 4.11. Data kuantitatif hasil tanaman stroberi pada interaksi campuran dan
volume media tanam.
Umur berbuah (hst) Rerata
Volume Campuran
c1 c2 c3 c4
v1 66,0 63,3 87,0 99,3 78,9
v2 73,3 67,0 74,7 119,0 83,5
v3 54,7 74,4 119,0 75,0 80,8
Rerata 64,7 68,2 93,6 97,8
Jumlah buah per panen
v1 1,0 2,0 - 1,0 1,3
v2 1,0 1,0 1,0 - 1,0
v3 1,0 1,0 - - 1,0
Rerata 1,0 1,3 1,0 1,0
Jumlah buah total
v1 1,0 1,0 - 2,0 1,3
v2 2,0 3,0 3,0 - 2,7
v3 4,0 6,0 - 4,0 4,7
Rerata 2,3 3,3 3,0 3,0
Berat buah per panen (g)
v1 5,0 2,0 - 8,5 5,2
v2 7,0 5,2 3,5 - 5,2
v3 6,7 2,6 - 3,8 4,3
Rerata 6,2 3,3 3,5 6,1
Berat total (g)
v1 5,0 2,0 - 17,0 8,0
v2 14,0 15,6 10,5 - 13,4
v3 26,8 15,6 - 15,2 19,2
Rerata 15,3 11,1 10,5 16,1
Frekuensi panen
v1 1,0 1,0 - 1,0 0,7
v2 1,0 2,0 2,0 - 1,7
v3 2,0 4,0 - 3,0 3,0
Rerata 1,3 2,3 2,0 2,0 keterangan : Data danalisa secara deskriptif
50
Tabel 4.12. Data kualitatif kualitas (grade) buah stroberi pada interaksi berbagai
campuran dan volume media tanam
No Perlakuan Kualitas (grade)
buah
Kualifikasi
1 v1c1 C Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot 6-4 g
2 v1c2 D Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot < 4 g
3 v1c3 - -
4 v1c4 B Mulus dan tidak cacat
5 v2c1 B Mulus dan tidak cacat
6 v2c2 C Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot 6-4 g
7 v2c3 D Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot < 4 g
8 v2c4 - -
9 v3c1 C Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot 6-4 g
10 v3c2 D Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot < 4 g
11 v3c3 - -
12 v3c4 D Termasuk buah besar yang cacat, salah
bentuk, sedikit busuk dan semua buah
yang mempunyai bobot < 4 g Keterangan : Kelas A (11-20 gram/buah).
Kelas B (7-10 gram/buah).
Kelas C (6-4 gram/buah).
Kelas D (<4 gram/buah)
51
Tabel 4.13. Data Kualitatif kadar gula (0brix) stroberi pada interaksi berbagai
campuran dan volume media tanam
No Perlakuan Kadar gula
(0brix)
Kualifikasi
1 v1c1 4,0 kurang manis(bermutu rendah)
2 v1c2 6,0 cukup manis (bermutu sedang)
3 v1c3 - -
4 v1c4 7,0 cukup manis (bermutu sedang)
5 v2c1 8,0 cukup manis (bermutu sedang)
6 v2c2 6,5 cukup manis (bermutu sedang)
7 v2c3 8,0 cukup manis (bermutu sedang)
8 v2c4 - -
9 v3c1 7,2 cukup manis (bermutu sedang)
10 v3c2 7,1 cukup manis (bermutu sedang)
11 v3c3 - -
12 v3c4 7,0 cukup manis (bermutu sedang)
keterangan : 0-<3 (tidak manis/tidak bermutu sama sekali)
>3-<6 (kurang manis/bermutu rendah)
>6-<10 (cukup manis/bermutu sedang)
>10-<14 (manis/bermutu)
>14-16 (sangat manis/sangat bermutu)
Tanaman yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan vegetatif yang
baik dapat menentukan pertumbuhan generatif yang baik pula. Terlihat dari
penggunaan campuran media media yang berbeda, campuran 1 dan 4 (c1 dan c4)
yang menunjukan perkembagan tanaman stroberi yang paling baik, sehingga fase
generatifnya juga dipengaruhi. Pada penggunaan berbagai campuran media,
campuran 2 (c2) memberikan pengaruh yang baik terhadap umur berbunga
tanaman stroberi, dibandingkan dengan perlakuan c1, c3 dan c4, dikarenakan
memiliki rata-rata umur berbunga paling cepat yaitu 51,0 hst. Hal ini diduga
disebabkan karena faktor genetik pada varietas stroberi yang digunakan di dalam
penelitian serta ketersedian unsur hara pada media yang digunakan, yang dapat
mempercepat fase generatif tanaman. Balijestro (2009) menyatakan bahwa
varietas Sweet Charlie ditanam secara luas di dunia karena cepat berbunga dan
berbuah. Zaimah et. al., (2013) menyatakan bahwa pada umumnya stroberi mulai
berbunga pada umur 8 minggu setelah tanam. Adapun faktor lain yang juga dapat
mempengaruhi umur berbungga tanaman yaitu ketinggian tempat dari permukaan
laut. Ketinggian tempat yang dicoba dalam penelitian stroberi ini yaitu 485 mdpl,
52
yang dapat memberikan pengaruh terhadap cepat tidaknya tanaman tersebut
muncul bunga. Gusyana (2009) menyatakan bahwa tanaman yang ditanam pada
dataran rendah lebih cepat berbuah daripada stroberi yang ditanam didataran
tinggi (Tabel 4.9).
Data yang didapatkan tidak mencukupi untuk analisa keragaman oleh
karena itu dijelaskan secara deskriptif. Hal ini disebabkan karena pengaruh
lingkungan berupa iklim yang buruk pada saat tanaman memasuki fase generatif.
yang menyebabkan waktu panen menjadi lama (Tabel 4.9). Dari data catatan
harian cuaca di SMPK BBI Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok
Utara pada bulan Januari - Februari 2017 tercatat bahwa terjadi hujan lebat lebih
dari 38 mm/jam, tetesan air yang jatuh besar, guntur dan kilat terus-menerus
dengan hujan yang lebat disertai angin kencang dengan kekuatan >70 km/jam,
mengakibatkan gagalnya penyerbukan dan pemasakan buah karena tidak ada
cahaya, sehingga banyak perlakuan yang gagal berproduksi. Pemasangan
sungkup pada tempat penanaman pun telah dilakukan untuk mengantisifasi air
hujan yang langsung mengenai tanaman yang dapat menyebabkan tercucinya
polen dari anther dan mengilangkan perekat alami pada stigma, serta banyak
bunga yang busuk dan gugur, sehingga akan mempengaruhi umur berbuah
tanaman (Gardener et. al., 1952).
Tanaman yang memiliki umur berbuah (hst) yang cepat yaitu pada
perlakuan v3c1 dengan umur berbuah rata-rata 54,7 hst, sedangkan untuk
perlakuan yang umur berbuahnya lama yaitu pada perlakuan v3c4 dan v3c3 dengan
rata-rata umur berbuah 119,0 hst. Jumlah bunga sangat mempengaruhi jumlah
dan bobot buah stroberi, akan tetapi jumlah buah yang dipanen pada penelitian
ini sangat sedikit yaitu berkisar antara 6,7 kuntum sampai 8,9 kuntum pada
perlakuan berbagai volume media. Namun pada penggunaan campuran media
yang berbeda menghasilkan jumlah bunga sektar 4,8 sampai 11,8 kuntum, serta
pada perlakuan volume dan campuran media jumlah bunga yaitu antara 4,4
sampai 19,0 kuntum (Tabel 4.9). Pada penelitian Susanto dan Khumaida (2005)
jumlah bunga yang didapatkan pada penanaman stroberi di dataran medium
dengan ketinggian tempat 900 m dpl menghasilkan rata-rata jumlah bunga
53
tertinggi yaitu 43,4 kuntum pada perlakuan drip setiap hari. Banyaknya jumlah
bunga yang gugur pada saat penelitian ini disebabkan karena suhu yang tinggi
saat penelitian. Suhu rata-rata pada tempat penelitian ini berkisar anatara 240C -
250C dengan curah hujan yang tinggi (data terlampir). Schneider dan
Scarborough (1960) yang menyatakan bahwa suhu yang tinggi selama bunga
mekar dan reseptivitas stigma menjadi pendek sehingga menghambat pembuahan
yang dapat menurunkan jumlah dan bobot buah panen. Hal ini meyebabkan
banyak bunga yang gugur dan busuk, sehingga dapat mempengaruhi jumlah buah
dan bobot buah menjadi menurun akibat iklim yang buruk.
Produktivitas tanaman ditentukan oleh varietas tanam, jumlah bunga dan
lingkungan tempat tumbuh. Akan tetapi pada penelitian ini yang lebih banyak
mempengaruhi produktivitas tanaman yaitu faktor iklim. Pada Tabel 4.9. dapat
dilihat bahwa rata-rata jumlah buah yang didapatkan pada setiap perlakuan yaitu 1
buah saja dengan berat paling tinggi pada perlakuan v1c4 yaitu 8,5 gr yang dimana
kualitas (grade) buah banyak yang C (6 - 4 g) dan D (<4 g). Hal ini disebabkan
karena hujan yang terjadi terus menerus yang menyebabkan kualitas cahaya yang
dibutuhkan tanaman menurun. Dengan menurunnya kualitas cahaya maka laju
fotosintesis berkurang, sehingga fotosintat yang dihasilkan sedikit yang dapat
menurunkan kualitas buah stroberi. Chowdury et. al., (1994) menyatakan bahwa
kondisi kekurangan cahaya berakibat terganggunya metabolisme tanaman,
sehingga menyebabkan menurunya laju fotosintesis dan sintesis protein. Cahyono
(2008) menyatakan jika penyinaran berlangsung baik dan cahaya tersedia cukup
pada saat pembentukan buah maka berat buah maupun kualitasnya juga
dipengaruhi.
Adapun faktor lain yang ditimbulkan dari kondisi iklim yang buruk yaitu
meningkatnya serangan hama maupun penyakit yang menyebabkan buah banyak
yang gagal dipanen. Susanto (2006) intensitas penyakit menjadi meningkat
dikarenakan hujan yang turun terus menerus, sehingga banyak buah yang busuk.
Balijestro (2014) menyatakan bahwa masalah hama yang menyerang tanaman
stroberi ialah ulat grayak, slug, kumbang putih, siput, kutu daun, penggerek buah
dan urat.
54
Rasa adalah salah satu komponen kualitas yang penting bagi konsumen.
Menurut Susilowati (2006) menyatakan dalam proses pematangan terjadi proses
peningkatan kadar gula buah (% brix). Pada Tabel 4.11. dapat dilihat bahwa rata-
rata tingkat kemanisan buah terendah yaitu 4,0 0brix pada perlakuan v1c1 dan
rata-rata denga tingkat kemanisan tertingi yaitu v2c1 dan v2c3 yaitu 8,0 0brix. Hal
ini disebabkan karena. Kandungan 0brix dipengaruhi oleh kultivar dan
lingkungan tempat tumbuh seperti suhu, cahaya, ketersediaan air dan nutrisi
tanaman. Kurangnya intensitas cahaya pada saat pemasakan buah menyebabkan
rasa dan 0brix buah menjadi berkurang. Pantastico (1990) menjelaskan bahwa
proses pematangan atau pemasakan buah berkaitan dengan aktivitas respirasi dan
fotosintesis pada tanaman, sehingga pada proses pematangan biasanya akan
meningkatkan jumlah gula-gula sederhana yang memberi rasa manis pada buah.
Kandungan ketiga gula utama yaitu sukrosa yang terkandung pada sari buah dan
komponen gula utama lainnya yaitu glukosa dan fruktosa (Moing dan Renald,
2001).
Varietas yang digunakan serta lingkungan tempat tumbuh juga
mempengaruhi tingkat kemanisan buah. Dengan penggunaan varieatas Sweet
Charlie yang dibudidayakan pada dataran medium Santong Kabupaten Lombok
Utara memiliki rerata tingkat kemanisan buah 8,0 ºbrix, sedangkan untuk dataran
tinggi Sembalun Kabupaten Lombok Timur yang memiliki ketinggian 1.200 m
dpl memiliki rerata tingkat kemansisan 9,0 ºbrix (data terlampir). Ni’matillah dkk
(2013) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa stroberi varietas sweet
Charlie yang dibudidayakan pada dataran tinggi dengan ketinggian tempat
+1300 mdpl memiliki rerata tingkat kemanisan buah yaitu 9,8º brix. Rahayu dkk,
(2013) menyatakan didalam penelitiannya pada budidaya stroberi didataran
medium dengan ketinggian 600 mdpl menunjukan tingkat kemanisan buah
stroberi diantara 6-11º brix. Pada pernyataan diatas bahwa tingkat kemanisan
buah pada penelitian ini tidak jauh berbeda dari rerata tingkat kemanisan buah
yang dihasilkan di dataran tinggi. Pada Tabel 4.11 juga dapat dilihat bahwa rata-
rata kadar brix yang rendah pada perlakuan v1c1 yaitu 4º brix. Hal ini karena
semua buah dipanen pada musim penghujan, yang menyebabkan terjadi
55
penurunan kadar gula (0brix). Eva (2004) menyatakan bahwa stroberi yang
masak pada musim penghujan memiliki kandungan gula yang rendah
dibandingkan pada musim panas.
Frekuensi panen pada perlakuan v3c2 memiliki rata-rata frekuensi panen
yang banyak yaitu 4 kali panen dan pada perlakuan v2c3 dan v3c3 tidak ada yang
dapat dipanen sampai akhir penelitian. Hal ini disebabkan faktor iklim yang
buruk pada saat pengamatan yang menyebabkan waktu panen menjadi lama. Dari
data catatan harian cuaca di SMPK BBI Santong, Kecamatan Kayangan,
Kabupaten Lombok Utara pada bulan Januari - Februari 2017 tercatat bahwa
terjadi hujan lebat lebih dari 38 mm/jam, tetesan air yang jatuh besar, guntur dan
kilat terus-menerus dengan hujan yang lebat disertai angin kencang dengan
kekuatan >70 km/jam, mengakibatkan gagalnya penyerbukan dan pemasakan
buah karena tidak ada cahaya, sehingga banyak perlakuan yang gagal
berproduksi sesuai yang diharapkan.
56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Campuran media berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman stroberi.
Pertumbuhan tanaman stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan campuran
tanah:kompos jerami:arang sekam (c4) dengan laju pertumbuhan tinggi
tanaman 0,09 cm/hari dan laju penambahan luas kanopi tanaman 2,80 cm2/hari.
2. Volume media berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman stroberi.
Pertumbuhan tanaman stroberi terbaik diperoleh pada perlakuan volume 37,7
cm3 (v3) dengan laju pertumbuhan tinggi tanaman 0,08 cm/hari dan laju
penambahan luas kanopi tanaman 0,94 cm2/hari.
3. Terdapat interaksi antara campuran dan volume media dalam mempengaruhi
biomassa basah tajuk dan biomassa basah tanaman.
4. Pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi terbaik di peroleh pada perlakuan
campuran tanah:kompos jerami:arang sekam (c4) dengan volume media tanam
37,7 cm3 (v3).
5.2. Saran
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi terbaik di
dataran medium disarankan menggunakan media tanam campuran tanah:kompos
jerami:arang sekam (c4) dengan volume polibag 37,7 cm3 (v3).
57
DAFTAR PUSTAKA
Adaningsih S.J. 1984. Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Penyediaan Kalium
Tanah Sawah Daerah Sukabumi dan Bogor. [Disertasi]. Fakultas
Paskasarjana, IPB:Bogor. Indonesia.
Brik A.F.W. 1987. Skala Kemanisan Buah Stroberi. Di Dalam: Balai Pengujian
dan Identifikasi Barang Tipe A, Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Jakarta (DJBC). 2016. Pengujian Tingkat Kemanisan Bebrerapa Buah-
buahan dan Sayur-sayuran. Buletin Indonesia Costoms and Excise
Laboratory, Volume IV/01/juni 2016/p-28.
Agus. 2015. Budidaya Tanaman Stroberi.
http://books.google.co.id/books?id=j8jlnfxuSyEC&printsec=frontcover
&dq=budidaya+stroberi. [22 Januari 2017].
Aminuddin. 2003. Penggunaan Berbagai Macam Media pada Budidaya Paprika
Secara Hidroponik. [Skripsi]. Fakultas Pertanian, IPB: Bogor.
Indonesia.
Anonim. 2011.Budidaya Stroberi (Fragaria chiloensis L./ F. vesca L.)
http://www.iptek.net.id.pdf.[25 Januari 2017].
Anonim. 2013. Strawberry.http://www.iptek.net.id.pdf.[20 Februari 2017].
Arifin Z., Suprapto, Fagi A.M. 1993. Pengaruh Kalium Anorganik dan
OrganikTerhadap Hasil Padi Sawah. Reflektor 6 (1-2):13-17.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). 2009.
MengenalStroberi. http://www.ristek.go.id/. [02 November 2016].
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). 2014.
Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Stroberi.
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/identifikasi-hama-penyakit-
stroberi-(fragaria-%C3-%97-snsnsdds).html. [22 Februari 2017].
Basyir A. dan Suyamto. 1996. Penelitian padi Untuk Pelestarian Swasembada
Pangan. Di dalam: Prosiding Proses Seminar Apresiasi Hasil
Penelitian Balittan Padi. Badan Litbang Pertanian.
BPS (Badan Pusat Statistika). 2013. Produksi Produk Holtikultura.
http://www.badanpusatstatistikindonesia.com. [28 Semptember 2016].
BPS (Badan Pusat Statistika). 2014. Produksi Produk Holtikultura.
http://www.badanpusatstatistikindonesia.com .[28 Semptember 2016].
58
Budiman S., Desi S. 2006. Berkebu Stroberi Secara Komersial. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Budiman S., Saraswati D. 2008. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Choopong S., Verheij E.W.M.1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-
buahan yang Dapat Dimakan. In: E. W. M. Verheij dan R. E. Coronel
[eds]. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Chowdury P. K. , Thangaraj M., Jayapragasam. 1994. Biochemical Changes in
Low Irradiance Tolerant and Succeptible Rice Cultivars. Biologia
Plantarum. 36 (2): 127.
DjajakiranaG. 2002. ProsesPertumbuhan, Pemanfaatan dan Pemasaran
Vermikompos Untuk Pertanian di Indonesia. Makalah disampaikan pada
Seminar Pemanfaatan Teknologi Aplikatif Pertanian dalam Mencapai
Suatu Pertanian BerkelanjutanPlanologi-A Plus 2002:Bogor
EdmondJ.B., Senn T.L.,Andrews F.S., Halfacre R.G. 1979. Fundamentals of
Holtuculture. McGraw-Hill Publishing Co. Ltd: New Delhi.
Edy Y. 1989. Bertani Stroberi dalam pot. Majalah Trubus No.239, Th, XX, bulan
Oktober, Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.
Erwin D.L., Simarmita R. 1997. Pemberian Pupuk Cair Plant Power 2003 pada
Tanaman Semusim. Buletin Balai Penelitian Tembakau. Hal 54
Esau K. 1953. Plant Anatomy. John Wiley & Son, Inc: New York.
Eva N. 2004. Pengaruh Lingkungan Tumbuh Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Kualitas Buah Stroberi (Fragaria x ananassa Duch.)
Secara Hidroponik. [Skripsi]. Insitut Pertanian Bogor: Bogor.
Gardener F.P., Bradford F.C., Hooker H.D. 1952. Fundamental of Fruit
Production. McGraw-Hill Book Co, Inc. New York and London.
Gardener F.P., Pearce R.B., Mitchell R.L. 1985. Physiology of Crop Plants. The
lowa State University Press. USA.
Gardener F.P., Pearce R.B., Mitchell R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Ui
Press: Jakarta.
Gunawan E.V.1996. Stroberi. Penebar Swadaya: Jakarta.
Gusyana. 2009. Menanam Stroberi dengan Sistem Hidropik.
http://www.blogatwordpress.com [22 Februari 2017].
Hadiwigeno S. 1993. Kebijakan dan Arah Penelitian Pupuk dan Pemupukan
Dalam Menghadapi Tantangan Peningkatan Tanaman Produksi
59
Pangan di Masa Yang Akan Datang. Jurnal Litbang Pertanian. XII
(1):1-6.
Hakim N., Nyakpa M., Lubis M., Nugroho S.G., Rudi S., Amin D.M., Hong G.B.,
Baily H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung.
Hartatik W., Widowati L.R. 2010. Pupuk Kandang.
http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. [20 Februari 2017].
Hasibuan B.E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatra Utara: Medan.
Hidayat E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.
Kanonova M.M. 1996. Soil Organic Matter, It’s Nature, It’s Role in soil
Formation and in soil Fertility. Pergamon Press Oxford:London.
Lakitan B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo Persada: Jakarta.
Mahmood M., Farroq K., Hussain A., Sher R. 2002. Effect of Mulching on
Growth and Yield of Potato Crop. Asian Journal of Plant Science.1(2):
122-133
Marlia L. 2011. Stroberi Menggunakan Pola Tanam Organik. Dinas Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat.http://www.diperta.jabarprov.go.id/ .[02
November 2016].
Moing A., Renaud C. 2001. Biochemical Changes During Fruit Development of
‘Chandler’ Strawberry. Journal of the American Society for
Horticultural Science. 126 (4): 394-403.
Muliawati E. S. 2001. Kajian Tingkat Serapan Hara, Pertumbuhan dan Produksi
Sambiloto (Adrogaphis paniculata ness) pada Beberapa Komposisi
Media Tanam dan Tingkat Pengairan. Prosiding Simposium Nasional II
Tumbuhan Obat dan Aromatik. APINMAP: Bogor.
Ni’matillah Z.A., Ashari H., Soelistyono R., Herlina N. 2013. Pengaruh Macam
Bahan Tanam Pada Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Stroberi
(Fragaria sp.). [Jurnal].Universitas Brawijaya Malang: Malang.
Nusyamsi D.J., Adiningsih S., Sholeh, Adi A. 1997. Penggunaan Bahan Organik
Untuk Meningkatkan Efisiensi N Pada Ultisol. Sitium Sumbar, Dalam
Proseding Kongres Nasional VII HITI: Jakarta.
Nyakpa M., Lubis M.,Nugroho S.G.,Rusdi S., Amin D.M., Hong G.B.,Baily H.H.
1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Padmiarson W.M. 2008. Rahasia Budidaya dan Ekonomi Stroberi. Bee Media
Indonesia: Jakarta.
60
Pantastico. 1990. Fisiologi Pascapanen Penanganan dan Pemanfaatan Buah-
buahan dan Sayayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada Press:
Yogyakarta.
Prayoga A. 2011. Jurus Sukses Bertanam Stroberi. Galmas Publisher: Klaten.
Radford A.E. 1986. Fundamental of Plant Systematic. Harper and Row, Publisher.
Inc: New York.
Rahayu A., Ramdani H., Astuti D.P. 2013. Pertumbuhan dan Produksi (Fragaria
Vesca L,) Pada Volume Media Tanam dan Frekuensi Pembrian Pupuk
NPK Berbeda.[Jurnal]. Djunda Bogor: Bogor.
Rostaman T., Angria L., Kasno A. 2011. Ketersediaan Hara P dan K pada Lahan
Sawah Dengan Penambahan Bahan Organik Pada Inseptisols.Di
dalam: Prosiding Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu
Tanah Indonesia (HITI) X. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
UNS Bekerjasama dengan Himpunan Ilmu Tanah Indonesia
(HITI).Solo. Hal. 116-124.
Rukmana R. 1998. Stroberi Budidaya dan Pascapanen. Kanisius: Yogyakarta.
Salisbury F.B., Ross C.W. 1992. Plant Physiology. Fourt Edition. Wadsworth
Publishing Company. Belmontt: California.
Schnedier G.W., Scarboorough C.C. 1960. Fruit Growing. Prentice-Hall, Inc.
USA.
ShoemakerJ.S. 1982. Small Fruits Culture5th
ed. Avi Publishing Co. Inc:
Connecticut.
Sitepu H.G. 2007. Mikropropagasi Tunas Stroberi (Fragaria sp.) dengan
Pemberian NAA dan BAP pada Media MS.[Skripsi]. Universitas
Sumatra Utara:Medan.
Sitompul S.M.,Gurinto B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press:
Yogyakarta.
Sjechnadarfuddin I., Temy. 2005. Sistem Pertanian. Deptan, BPSDMP, STPP-
Medan : Medan.
Soesanto. 2006. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanamana. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Stevenson F.J. 1982. Humus Chemistry: Geneis, Composition, Reaction. A.
Willey. Interscience Publication Willey & Sons, Inc: New York
Sumardi I.,Pujoarinto A. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan . Fakultas
Biologi UGM: Yogyakarta.
61
Susanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius: Yogyakarta.
Susilowati Y. 2006. Pengaruh Kadar Giberelin dan Kinetin Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Stroberi. [Skripsi].
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Suwardji, Suardiari G., Hippi A. 2007. Meningkatkan Efisiensi Air Irigasi Dari
Sumber Air Tanah Dalam Pada Lahan Kering Pasiran Lombok Utar
Menggunakan Teknologi Irigasi Sprinkler Big Gun. Di dalam: Prosiding
Kongres Nasional HITI IX. Yogyakarta, 5-7 Desember 2007. Hal 61-68.
Syarief S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. PT Masmedia
Buanan Pustaka: Sidoarjo.
Taufik Y., Promosianan A., Atmojo D.A. 2015. Statitik Produksi Holtikultura
2014. Direktorat Jendral Holtikultura: Jakarta.
Warintek (Menteri Negara Riset dan Teknologi). 2004. Stroberi.
http://www.ipteknet.id/ind/warintek/budidaya-pert-indx. [20 Februari
2017].
Widarto L. 1996. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius: Yogyakarta.
Wijoyo P.M. 2008. Rahasia Budidaya dan Ekonomi Stroberi. Bee Media
Indonesia: Jakarta.
Yuliarti N. 2009. Media Tanam dan Pupuk Untuk Anthurium Daun. Agromedia
Pustaka: Jakarta.
Yuwono D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya: Jakarta.
Zulfitri. 2003. Analisis Varietas dan Polibag Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil
Cabai (Capsicum annum L.) Sistem Hidroponik. [Skripsi]. Fakultas
Manajemen Agribisnis, Universitas Mercu Buana: Jakarta. Indonesia.
62
LAMPIRAN
63
1. Data Hasil Tinggi Tanaman
Lampiran 1a. Data Tinggi Tanaman umur 2 mst
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 14.0 13.5 6.0 8.0 9.7 51.2 10.2
1 2 11.0 8.7 12.0 9.8 11.5 53.0 10.6
1 3 14.0 11.5 8.6 10.5 13.3 57.9 11.6
1 4 8.5 12.5 11.0 13.4 17.5 62.9 12.6
2 1 8.0 17.0 11.1 10.8 10.0 56.9 11.4
2 2 9.7 13.4 8.0 15.0 12.9 59.0 11.8
2 3 10.0 9.0 6.0 9.5 18.0 52.5 10.5
2 4 9.0 10.5 10.0 5.9 8.6 44.0 8.8
3 1 6.5 7.5 9.0 9.2 10.3 42.5 8.5
3 2 9.5 11.3 7.0 11.5 9.3 48.6 9.7
3 3 8.5 9.9 11.0 11.5 11.1 52.0 10.4
3 4 7.8 13.0 10.0 10.0 10.1 50.9 10.2
Lampiran 1b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pada umur 2 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 24.305 24.305 12.153 1.76 0.183
Campuran 3 2.389 5.389 1.796 0.26 0.854
Volume*campuran 6 48.501 48.501 8.084 1.17 0.337
Error 48 331.012 331.012 6.896
Total 59 409.207
Lampiran 2a. Data Tinggi Tanaman Pada Umur 4 mst
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 13.0 10.4 13.9 8.0 10.0 55.3 11.1
1 2 13.5 9.0 12.2 6.8 11.8 53.0 10.6
1 3 15.0 10.5 12.0 10.5 14.0 62.0 12.4
1 4 9.0 15.5 11.5 10.0 12.2 58.2 11.6
2 1 16.0 10.7 11.0 13.5 12.6 63.8 12.8
2 2 11.5 7.9 9.9 11.0 10.0 50.3 10.1
2 3 10.5 12.0 12.2 10.5 12.0 57.2 14.3
2 4 11.2 7.5 18.0 8.0 14.5 59.2 11.8
3 1 10.5 9.5 14.0 8.0 14.5 56.5 11.3
3 2 12.5 10.0 13.0 15.0 12.2 62.7 12.5
3 3 8.5 10.3 7.5 10.5 11.2 48.0 9.6
3 4 9.0 10.1 8.9 12.2 14.0 54.2 10.8
64
Lampiran 2b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pada umur 4 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 2.341 2.341 1.171 0.20 0.816
Campuran 3 3.688 3.688 1.229 0.21 0.886
Volume*campuran 6 45.911 45.911 7.652 1.33 0.262
Error 48 275.928 275.928 5.748
Total 59 327.868
Lampiran 3a. Data Tinggi Tanaman Pada Umur 6 mst
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 12.0 11.0 15 11.5 14.3 63.8 12.8
1 2 14.5 7.0 16.8 12.5 11.0 61.8 12.4
1 3 14.0 12.0 15.0 12.0 16.0 69.0 13.8
1 4 14.0 18.0 13.0 13.0 11.0 69.0 13.8
2 1 13.4 13.0 11.5 11.0 13.0 61.9 12.4
2 2 13.0 12.0 9.5 14.0 11.0 59.5 11.9
2 3 14.0 14.0 15.0 14.0 16.0 73.0 14.6
2 4 8.0 8.0 19.0 10.0 16.0 61.0 12.2
3 1 12.0 11.0 15.0 12.5 12.0 62.5 12.5
3 2 12.8 11.5 13.5 17.0 13.0 67.8 13.6
3 3 12.0 10.0 8.5 16.0 11.0 57.5 11.5
3 4 10.0 13.2 10.0 14.0 15.2 62.4 12.5
Lampiran 3b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pada umur 6 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 4.564 4.564 2.282 0.36 0.703
Campuran 3 5.260 5.260 1.753 0.27 0.845
Volume*campuran 6 36.360 36.360 6.060 0.94 0.473
Error 48 308.332 308.332 6.424
Total 59 354.516
65
Lampiran 4a. Data Tinggi Tanaman Pada Umur 8 mst
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 13.0 14.5 15.5 11.5 15.5 70.0 14.0
1 2 15.5 10.0 17.0 11.5 12.0 66.0 13.2
1 3 12.5 16.0 17.0 16.0 17.0 78.5 15.7
1 4 17.5 19.0 15.0 15.7 14.8 82.0 16.4
2 1 15.0 15.5 15.0 10.0 14.5 70.0 14.0
2 2 18.0 13.0 13.5 11.5 11.0 67.0 13.4
2 3 14.3 14.0 17.5 14.0 15.0 74.8 15.0
2 4 11.0 15.0 22.0 17.0 18.0 83.0 16.6
3 1 15.0 10.0 13.0 10.0 16.4 64.4 12.9
3 2 15.2 14.0 11.5 20.0 15.0 75.7 15.1
3 3 15.0 11.0 10.0 15.5 13.0 64.5 12.9
3 4 10.0 15.0 12.0 17.0 18.0 72.0 14.4
Lampiran 4b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pada umur 8 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 12.169 12.169 6.084 0.86 0.428
Campuran 3 41.886 41.886 13.962 1.98 0.129
Volume*campuran 6 39.250 39.250 6.542 0.93 0.483
Error 48 338.292 338.292 7.048
Total 59 431.597
Lampiran 5a. Data Tinggi Tanaman Pada Umur 10 mst
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 13.0 34.0 16.5 10.0 14.0 87.5 17.5
1 2 17.0 12.0 16.0 11.0 11.0 67.0 13.4
1 3 19.5 13.0 16.0 17.5 17.0 83.0 16.6
1 4 17.0 18.0 15.0 13.0 12.0 75.0 15.0
2 1 14.5 19.0 12.0 18.5 14.0 78.0 15.6
2 2 19.0 12.0 13.0 13.0 11.0 68.0 13.6
2 3 18.0 15.0 16.0 13.0 14.0 76.0 15.2
2 4 17.0 17.0 20.0 13.0 16.5 83.5 16.7
3 1 15.0 13.0 15.0 12.0 15.0 70.0 14.0
3 2 14.0 13.5 11.0 18.5 18.0 75.0 15.0
3 3 13.0 32.5 8.0 17.0 13.5 84.0 16.8
3 4 13.5 15.0 13.0 18.0 17.0 76.5 15.3
66
Lampiran 5b. Analisis sidik ragam tinggi tanaman pada umur 10 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 1.63 1.63 0.82 0.04 0.961
Campuran 3 41.41 41.41 13.80 0.68 0.569
Volume*campuran 6 52.50 52.50 8.75 0.43 0.855
Error 48 976.00 976 20.33
Total 59 1071.55
Lampiran 6a. Data rata-rata tinggi tanaman pada umur 2, 4,6, 8 dan 10 mst pada
berbagai volume media tanam.
No Volume X Y
1 v1 2 11.2
4 11.4
6 13.2
8 14.8
10 15.6
2 V2 2 10.6
4 11.5
6 12.8
8 14.7
10 15.3
3 V3 2 9.7
4 11.1
6 12.5
8 13.8
10 15.3
6b. Grafik regresi pengaruh volume media tanam terhadap tinggi tanaman pada
umur 2 msr, 4 mst, 6 mst, 8 mst dan 10 mst.
v1 = 0.61x + 9.58R² = 0.957
v2 = 0.63x + 9.2R² = 0.978
v3 = 0.695x + 8.31R² = 0.999
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 2 4 6 8 10 12
Tin
ggi T
an
am
an
Str
ob
eri
(cm
)
Pengamatan Perminggu
v1
v2
v3
67
Lampiran 7a. Data rata-rata tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst pada
berbagai campuran media tanam.
No Campuran X Y
1 C1 2 10.0
4 11.7
6 12.5
8 13.6
10 15.7
2 C2 2 10.7
4 11.1
6 12.6
8 13.9
10 14.0
3 C3 2 10.8
4 11.1
6 13.3
8 14.5
10 16.2
4 C4 2 10.5
4 11.4
6 12.8
8 15.8
10 16.0
7b. Grafik regresi pengaruh campuran media tanam terhadap tinggi tanaman pada
umur 2 msr, 4 mst, 6 mst, 8 mst dan 10 mst.
c1= 0.665x + 8.71R² = 0.975
c2 = 0.47x + 9.64R² = 0.938
c3 = 0.71x + 8.92R² = 0.966
c4 = 0.77x + 8.68R² = 0.939
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 2 4 6 8 10 12
Tin
ggi T
anam
an S
tro
ber
i (cm
)
Pengamatan Perminggu
c1
c2
c3
c4
68
Lampiran 8a. Data rata-rata tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst pada
berbagai volume media dan campuran media tanam.
No Kombinasi
Perlakuan Nilai
Tinggi tanaman pada umur (x)
2 4 6 8 10
1 v1c1
y
10.2 11.1 12.8 14.0 17.5
2 v2c1 11.4 12.8 12.4 14.0 15.6
3 v3c1 8.5 11.3 12.5 12.9 14.0
4 v1c2 10.6 10.7 12.4 13.0 13.4
5 v2c2 11.8 10.1 11.9 13.4 13.6
6 v3c2 9.7 12.5 13.6 15.1 15.0
7 v1c3 11.6 12.4 13.8 15.7 16.6
8 v2c3 10.5 11.4 14.6 15.0 15.2
9 v3c3 10.4 9.6 11.5 12.9 16.8
10 v1c4 12.6 11.6 13.8 16.4 15.0
11 v2c4 8.8 11.8 12.2 16.6 16.7
12 v3c4 10.2 10.8 12.5 14.4 15.3
8b. Grafik regresi pengaruh interaksi perlakuan tanam terhadap tinggi tanaman
pada umur 2 msr, 4 mst, 6 mst, 8 mst dan 10 mst
v1c1 = 0.875x + 7.87R² = 0.937
v2c1 = 0.48x + 10.36R² = 0.883
v3c1 = 0.63x + 8.06R² = 0.898
v1c2 = 0.395x + 9.65R² = 0.922
v2c2 = 0.345x + 10.09R² = 0.591
v3c2 = 0.66x + 9.22R² = 0.882
v1c3 = 0.665x + 10.03R² = 0.982
v2c3 = 0.65x + 9.44R² = 0.860
v3c3 = 0.805x + 7.41R² = 0.806
v1c4 = 0.48x + 11R² = 0.637
v2c4 = 1.03x + 7.04R² = 0.92
v3c4= 0.69x + 8.5R² = 0.975
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 2 4 6 8 10 12
Tin
ggi T
anam
an S
tro
ber
i (cm
)
Pengamatan Perminggu
v1c1 v2c1 v3c1 v1c2 v2c2 v3c2 v1c3 v2c3 v3c3 v1c4 v2c4 v3c4
69
2. Data Hasil Luas Kanopi Tanaman
Lampiran 6a. Data Luas Kanopi Tanaman Pada 2 mst Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 269.9 149.4 55.2 95.6 143.5 713.6 142.7
1 2 111.5 29.4 127.6 87.2 81.8 437.6 87.5
1 3 95.6 74.9 127.6 141.2 121.0 560.3 112.0
1 4 59.7 210.9 190.1 276.3 142.3 879.3 175.9
2 1 174.3 132.0 145.8 175.6 143.5 771.2 154.2
2 2 106.4 266.7 71.5 261.9 164.1 870.7 174.1
2 3 183.4 129.8 55.0 114.6 372.0 856.8 171.3
2 4 167.9 153.0 60.4 69.9 122.1 573.3 114.7
3 1 182.1 213.7 42.9 226.8 140.0 805.5 161.1
3 2 274.7 65.9 160.4 128.7 215.2 844.8 168.9
3 3 153.0 53.1 119.9 74.9 96.6 497.5 99.5
3 4 66.7 147 191.4 124.3 110.5 639.9 127.0
Lampiran 6b. Analisis sidik ragam luas kanopi tanaman pada umur 2 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 5.852 5.852 2.926 0.63 0.539
Campuran 3 4.856 4.856 1.619 0.35 0.79
Volume*campuran 6 43.702 43.702 7.284 1.56 0.179
Error 48 224.109 224.109 4.669
Total 59 278.519
Lampiran 7a. Data Luas Kanopi Tanaman Pada Umur 4 mst Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 141.0 162.9 189.2 100.9 141.0 735.0 147.0
1 2 213.0 135.2 214.4 43.9 135.2 741.7 148.3
1 3 205.8 165.5 183.7 305.0 142.2 1002.2 200.4
1 4 81.1 353.4 232.2 187.8 161.7 1016.2 203.2
2 1 329.7 319.0 442.1 289.6 362.8 1743.2 348.6
2 2 159.1 57.3 136.3 335.1 138.6 826.4 165.3
2 3 197.4 203.0 220.3 66.6 166.7 854.0 170.8
2 4 338.7 221.7 674.6 113.1 311.9 1660.0 332.0
3 1 208.7 105.9 171.9 169.3 279.6 935.4 187.1
3 2 252.2 164.2 264.9 169.3 305.0 1155.6 231.1
3 3 268.1 298.1 102.9 217.3 135.2 1021.6 204.3
3 4 220.3 372.3 287.9 299.8 242.9 1423.2 284.6
70
Lampiran 7b. Analisis sidik ragam luas kanopi tanaman pada umur 4 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 65.108 65.108 32.554 3.88 0.027
Campuran 3 77.366 77.366 25.789 3.08 0.36
Volume*campuran 6 113.736 113.736 18.956 2.26 0.053
Error 48 402.284 402.284 8.381
Total 59 658.494
Lampiran 7c. Uji lanjut BNJ (taraf 5%) pengaruh berbagai volume media
terhadap luas kanopi tanaman pada umur 4 mst.
A AB B
VOLUME 4 MST 254.2 226.8 174.8
BNJ 174.8 79.4 52.0
69.6 226.8 27.4
254.2
Lampiran 7d. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai campuran
media terhadap luas kanopi tanaman pada umur 4 mst.
A AB AB B
CAMPURAN 4 MST 273.3 227.6 191.9 181.6
BNJ 181.6 91.7 46.0 10.3
88.0 191.8 81.4 35.7
227.6 45.7
273.3
Lampiran 8a. Data Luas Kanopi Tanaman Pada Umur 6 mst Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 212.3 311.7 272.6 187.0 366.6 1350.2 270.0
1 2 329.5 269.3 436.2 113.3 137.7 1286.0 257.2
1 3 277.5 329.5 285.9 425.9 264.4 1583.2 316.6
1 4 385.8 546.3 487.5 395.7 148.4 1963.7 392.7
2 1 302.9 446.7 512.0 347.8 512.0 2121.4 424.3
2 2 329.5 245.4 215.2 267.7 338.6 1396.4 279.3
2 3 455.1 302.9 269.3 269.3 395.7 1692.3 338.5
2 4 478.8 512.0 630.7 338.6 500.8 2460.9 492.0
3 1 415.7 148.4 237.7 228.5 395.7 1426.0 285.2
3 2 362.8 311.7 405.6 269.3 403.6 1753.0 350.6
3 3 336.7 385.8 193.9 297.8 180.3 1394.5 278.9
3 4 119.7 558.0 200.9 391.7 467.9 1738.2 347.6
71
Lampiran 8b. Analisis sidik ragam luas kanopi tanaman pada umur 6 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 67.968 67.968 33.984 2.93 0.063
Campuran 3 118.893 118.893 39.631 3.42 0.24
Volume*campuran 6 91.903 91.903 15.317 1.32 0.266
Error 48 556.111 556.111 11.586
Total 59 834.875
Lampiran 8c. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai campuran
media terhadap luas kanopi tanaman pada umur 6 mst.
LKT
A AB AB B
CAMPURAN 6 MST 410.9 326.5 311.1 295.7
BNJ 295.7 115.2 30.8 15.4
103.9 311.1 99.7 15.4
326.5 84.3
410.8
Lampiran 9a. Data Luas Kanopi Tanaman Pada Umur 8 mst Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 245.9 357.8 437.1 187.4 447.6 1675.8 335.2
1 2 406.4 357.8 437.1 215.6 215.6 1632.5 326.5
1 3 303.5 437.1 468.9 513.0 595.0 2317.5 463.5
1 4 416.5 612.1 582.9 696.1 294.9 2602.5 520.5
2 1 535.8 582.9 683.0 367.3 642.0 2811.0 562.2
2 2 458.2 406.4 426.8 468.9 201.3 1961.6 392.3
2 3 907.0 339.2 475.4 445.5 406.4 2573.5 514.7
2 4 312.3 631.9 1030.9 777.1 631.9 3384.1 676.8
3 1 513.0 145.1 386.6 490.7 294.9 1830.3 366.1
3 2 722.6 303.5 535.8 468.9 547.4 2578.2 515.6
3 3 736.0 533.5 278.1 490.7 303.5 2341.8 468.4
3 4 136.8 749.6 458.2 490.7 513.0 2348.3 469.7
Lampiran 9b. Analisis sidik ragam luas kanopi tanaman pada umur 8 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj
MS
F P
Volume 2 161.317 161.317 80.659 2.88 0.066
Campuran 3 199.119 199.119 66.373 2.37 0.082
Volume*campuran 6 207.041 207.041 34.507 1.23 0.307
Error 48 1.345.931 1.345.931 28.040
Total 59 1.913.408
72
Lampiran 10a. Data Luas Kanopi Tanaman Pada Umur10 mst Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 253.7 339.2 386.6 131.1 447.6 1558.2 311.6
1 2 386.6 303.6 286.5 278.1 245.9 1500.7 300.1
1 3 607.2 479.7 696.1 595.0 386.6 2764.6 552.9
1 4 437.1 644.5 644.5 749.6 348.5 2824.2 564.8
2 1 559.1 696.1 777.1 458.2 644.5 3135.0 627.0
2 2 437.1 501.8 426.8 321.2 194.3 1881.2 376.2
2 3 619.5 294.9 736.0 223.0 595.0 2468.4 493.7
2 4 670.1 1112.4 1231.6 696.1 464.6 4174.8 834.0
3 1 501.8 595.0 367.3 513.0 410.5 2387.6 477.5
3 2 458.2 278.1 238.1 570.9 892.1 2437.4 487.5
3 3 607.2 570.9 238.1 559.1 416.6 2391.9 478.4
3 4 253.7 877.3 524.3 458.2 348.5 2462.0 492.4
Lampiran 10b. Analisis sidik ragam luas kanopi tanaman pada umur 10 mst
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 234.268 234.268 117.134 3.50 0.038
Campuran 3 457.437 457.437 152.479 4.56 0.007
Volume*campuran 6 444.788 444.788 74.131 2.22 0.057
Error 48 1.605.594 1.605.594 33.450
Total 59 2.742.087
Lampiran 10c. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai volume
media terhadap luas kanopi tanaman pada umur 10 mst.
LKT A AB B
VOLUME 10 MST 583.0 484.0 432.4
BNJ 432.4 150.6 51.6
139.0 483.9 99.0
583.0
Lampiran 10d. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai campuran
media terhadap luas kanopi tanaman pada umur 10 mst.
LKT A AB AB B
CAMPURAN 10 MST 630.7 508.3 472.0 387.9
BNJ 387.9 242.9 120.4 84.1
176.6 472.0 158.7 36.3 0
508.3 122.4
630.7
73
Lampiran 11a. Data rata-rata luas kanopi tanaman pada berbagai volume media
No Volume x Y
1 v1 2 129.5
4 174.8 6 309.2
8 411.4
10 432.4 2 v2 2 153.0
4 254.2 6 383.5
8 536.5
10 583.0 3 v3 2 139.4
4 226.8 6 315.6
8 454.9
10 484.0
11b. Grafik regresi pengaruh volume media tanam terhadap luas kanopi tanaman
pada umur 2 msr, 4 mst, 6 mst, 8 mst dan 10 mst
v1 = 42.11x + 38.76R² = 0.953
v2= 57.11x + 39.35R² = 0.980
v3 = 45.86x + 48.92R² = 0.974
0
100
200
300
400
500
600
700
0 2 4 6 8 10 12
Luas
Kan
op
i Tan
aman
Str
ob
eri
(cm
²)
Pengamatan Perminggu
V1
V2
V3
74
Lampiran 12a. Data rata-rata luas kanopi tanaman pada berbagai campuran media
tanam pada umur 2, 4, 6, 8 dan 10 mst.
No Campuran x Y
1 c1 2 152.7 4 227.6 6 326.5 8 421.1
10 472.0 2 c2 2 143.5
4 181.6 6 295.7 8 411.5
10 388.0 3 c3 2 127.6
4 191.8 6 311.3 8 482.2
10 508.3 4 c4 2 139.5
4 273.3 6 410.8 8 555.6
10 630.7
12b. Grafik regresi pengaruh campuran media tanam terhadap luas kanopi
tanaman pada umur 2 msr, 4 mst, 6 mst, 8 mst dan 10 mst.
c1 = 41.60x + 70.35R² = 0.990
c2 = 35.94x + 68.39R² = 0.899
c3 = 52.59x + 8.7R² = 0.960
c4 = 63.23x + 22.57R² = 0.990
0
100
200
300
400
500
600
700
0 2 4 6 8 10 12
Luas
Kan
op
i Tan
aman
Str
ob
eri
(cm
²)
Pengamatan Perminggu
C1
C2
C3
C4
75
Lampiran 13a. Data rata-rata luas kanopi tanaman pada berbagai volume media
dan campuran media tanam.
No Kombinasi
Perlakuan Nilai
Luas kanopi pada umur (x)
2 4 6 8 10
1 v1c1
y
142.7 147.0 270.0 335.2 311.6
2 v2c1 154.2 348.6 424.3 562.2 627.0
3 v3c1 161.1 187.1 285.2 366.1 477.5
4 v1c2 87.5 148.3 257.2 326.5 300.1
5 v2c2 174.1 165.3 279.3 392.3 376.2
6 v3c2 169.0 231.1 350.6 515.6 487.5
7 v1c3 112.0 200.4 316.6 463.5 553.0
8 v2c3 171.4 170.8 338.5 514.7 493.7
9 v3c3 99.5 204.3 279.0 468.4 487.5
10 v1c4 175.9 203.2 392.7 520.5 564.8
11 v2c4 114.7 332.0 492.2 676.8 835.0
12 v3c4 128.0 284.6 347.6 469.7 492.4
13b. Grafik regresi pengaruh interaksi perlakuan tanam terhadap luas kanopi
tanaman pada umur 2 msr, 4 mst, 6 mst, 8 mst dan 10 mst.
v1c1 = 26.3x + 83.5R² = 0.833
v2c1= 57.96x + 75.5R² = 0.968
v3c1 = 40.59x + 51.86R² = 0.968
v1c2 = 30.17x + 42.9R² = 0.871
v2c2 = 31.56x + 88.08R² = 0.862
v3c2 = 46.07x + 74.31R² = 0.910
v1c3= 57.25x - 14.43R² = 0.993
v2c3 = 49.42x + 41.27R² = 0.878
v3c3 = 52.00x - 4.29R² = 0.957
v1c4 = 54.75x + 42.89R² = 0.947
v2c4 = 89.27x - 45.48R² = 0.997
v3c4 = 45.69x + 70.29R² = 0.948
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0 2 4 6 8 10 12
Luas
Kan
op
i Tan
aman
(cm
²)
Pengamatan Permingguv1c1 v2c1 v3c1 v1c2 v2c2 v3c2 v1c3 v2c3 v3c3 v1c4 v2c4 v3c4
76
3. Data Hasil Panjang Akar Tanaman (cm)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 17.0 13.0 16.5 22.5 31.0 100.0 20.0
1 2 17.0 21.0 23.0 27.0 23.1 111.1 22.2
1 3 17.5 21.3 20.0 26.7 13.5 99.0 19.8
1 4 18.0 16.2 20.0 19.0 13.0 86.2 17.2
2 1 24.2 16.0 20.6 18.2 27.0 106.0 21.2
2 2 26.2 25.0 21.5 16.0 5.5 94.2 18.8
2 3 24.0 18.0 24.5 14.0 14.2 80.5 16.1
2 4 24.9 26.0 22.5 24.0 25.0 122.4 24.5
3 1 17.5 21.4 23.6 30.0 17.0 109.5 21.9
3 2 26.0 7.5 13.0 14.5 20.5 74.0 14.8
3 3 22.3 21.3 28.0 17.0 23.5 112.1 22.4
3 4 8.4 26.0 27.0 21.7 16.0 99.1 19.8
Lampiran 1a. Analisis sidik ragam panjang akar
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 11.73 11.73 5.87 0.19 0.826
Campuran 3 29.67 29.67 9.89 0.32 0.808
Volume*campuran 6 253.21 253.21 42.20 1.38 0.242
Error 48 1467.79 1467.79 30.58
Total 59 1762.40
4. Data Hasil Biomassa Basah Akar Tanaman(gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campur
an (c)
1 2 3 4 5
1 1 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 8.0 1.6
1 2 3.0 2.0 2.0 4.0 3.0 14.0 2.8
1 3 3.0 1.0 1.0 2.0 1.0 8.0 1.6
1 4 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 9.0 1.8
2 1 4.0 3.0 5.0 3.0 4.0 19.0 3.8
2 2 5.0 2.0 3.0 1.0 0.9 11.9 2.4
2 3 2.0 2.0 2.0 1.0 0.9 7.9 1.6
2 4 2.0 3.0 3.0 4.0 3.0 15.0 3.0
3 1 2.0 2.0 1.0 6.0 2.0 13.0 2.6
3 2 2.0 0.9 1.0 1.0 0.9 5.8 1.2
3 3 1.0 3.0 6.0 1.0 6.0 17.0 3.4
3 4 1.0 4.0 9.0 1.0 0.8 15.8 3.2
77
Lampiran 1a. Analisis sidik ragam biomassa basah akar tanaman (gr)
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 6.377 6.377 3.189 1.27 0.290
Campuran 3 3.900 3.900 1.300 0.52 0.672
Volume*campuran 6 29.460 29.460 4.910 1.95 0.091
Error 48 120.620 120.620 2.513
Total 59 160.357
5. Data Hasil Biomassa Basah Tajuk Tanaman (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 6.0 10.0 17.0 5.0 13.0 51.0 10.2
1 2 13.0 6.0 12.0 16.0 18.0 65.0 13.0
1 3 11.0 11.0 10.0 8.0 4.0 44.0 8.8
1 4 16.0 8.0 9.0 21.0 15.0 69.0 13.8
2 1 17.0 16.0 14.0 16.0 22.0 85.0 17.0
2 2 16.0 8.0 19.0 9.0 5.0 57.0 11.4
2 3 13.0 11.0 9.0 8.0 8.0 49.0 9.8
2 4 14.0 11.0 17.0 17.0 14.0 73.0 14.6
3 1 10.0 13.0 17.0 32.0 16.0 88.0 17.6
3 2 8.0 5.0 5.0 10.0 10.0 38.0 7.6
3 3 16.0 18.0 20.0 9.0 15.0 78.0 15.6
3 4 5.0 15.0 19.0 15.0 7.0 61.0 12.2
Lampiran 1a. Analisis sidik ragam biomassa basah tajuk tanaman (gr)
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 42.03 42.03 21.02 0.94 0.398
Campuran 3 172.33 172.33 57.44 2.57 0.065
Volume*campuran 6 353.57 353.57 58.93 2.63 0.027
Error 48 1074 1074 22.37
Total 59 1641.93
78
Lampiran 1b. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai volume
media dan campuran media terhadap bobot basah tajuk (gr).
A A AB AB AB AB AB AB AB AB B B
17.6 17 15.6 14.6 13.8 13 12.2 11.4 10.2 9.8 8.8 7.6
7.6 10 9.4 8
8.8 8.8 8.2
9.8 7.8
10.2
11.4
12.2
13
13.8
14.6
15.6
17
17.6
6. Data Hasil Biomassa Kering Akar Tanaman (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 0.4 0.2 0.3 0.2 0.5 1.6 0.3
1 2 0.3 0.3 0.5 0.4 0.4 1.9 0.4
1 3 0.2 0.6 0.3 0.2 0.2 1.5 0.3
1 4 0.1 0.1 0.3 0.2 0.5 1.2 0.2
2 1 0.5 0.4 0.5 0.3 1.2 2.9 0.6
2 2 0.5 0.2 0.7 0.1 0.1 1.6 0.3
2 3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.1 0.7 0.1
2 4 0.5 0.3 0.4 0.6 0.6 2.4 0.5
3 1 0.4 0.2 0.4 1.6 0.3 2.9 0.6
3 2 0.1 0.1 0.1 0.3 0.2 0.8 0.2
3 3 0.2 0.2 0.7 0.1 0.8 2.0 0.4
3 4 0.1 0.7 1.3 0.2 0.1 2.4 0.5
Lampiran 1a. Analisis sidik ragam biomassa kering akar tanaman (gr)
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 0.09700 0.09700 0.04850 0.57 0.568
Campuran 3 0.46583 0.46583 0.15528 1.83 0.154
Volume*campuran 6 0.62167 0.62167 0.10361 1.22 0.312
Error 48 4.07200 4.07200 0.08483
Total 59 5.25650
79
7. Data Hasil Biomassa Kering Tajuk Tanaman (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 2.9 2.3 3.4 1.3 3.2 13.1 2.6
1 2 2.8 1.3 2.4 3.7 4.0 14.2 2.8
1 3 2.4 3.0 2.7 1.7 0.9 10.7 2.1
1 4 4.0 17.0 1.6 4.8 4.0 31.4 6.3
2 1 4.0 3.5 3.3 3.3 5.8 19.9 4.0
2 2 2.7 1.7 4.5 2.2 1.3 12.4 2.5
2 3 2.5 2.5 2.0 3.5 2.2 12.7 2.5
2 4 3.6 2.2 3.8 3.5 2.9 16.0 3.2
3 1 2.5 2.7 5.0 7.7 4.1 22.0 4.4
3 2 1.7 1.3 0.9 2.7 2.3 8.9 1.8
3 3 3.9 5.8 3.8 1.6 3.4 18.5 3.7
3 4 0.9 3.6 5.5 3.4 1.2 14.6 2.9
Lampiran 1a. Analisi sidik ragam biomassa kering tajuk tanaman (gr)
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 2.564 2.564 1.282 0.81 0.451
Campuran 3 13.627 13.627 4.542 2.86 0.046
Volume*campuran 6 15.824 15.824 2.637 1.66 0.151
Error 48 76.108 76.108 1.586
Total 59 108.123
Lampiran 1b. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai campuran
media terhadap biomassa kering tajuk tanaman(gr).
A AB AB B
CAMPURAN
3.7 3.1 2.8 2.4
BNJ 2.4 1.3 0.8 0.4
1.2 2.8 0.9 0.3
3.1 0.5
3.7
80
8. Data Hasil Biomassa Basah Tanaman (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 7.0 12.0 20.0 6.0 14.0 59.0 11.8
1 2 16.0 8.0 14.0 20.0 21.0 79.0 15.8
1 3 14.0 12.0 11.0 10.0 5.0 52.0 10.4
1 4 19.0 9.0 10.0 23.0 17.0 78.0 15.6
2 1 21.0 19.0 19.0 19.0 26.0 104.0 20.8
2 2 21.0 10.0 22.0 10.0 5.9 68.9 13.8
2 3 15.0 13.0 11.0 9.0 8.9 56.9 11.4
2 4 16.0 14.0 20.0 21.0 17.0 88.0 17.6
3 1 12.0 15.0 18.0 38.0 18.0 101.0 20.2
3 2 10.0 5.9 6.0 11.0 10.9 43.8 8.8
3 3 17.0 21.0 26.0 10.0 21.0 95.0 19.0
3 4 6.0 19.0 28.0 16.0 7.8 76.8 15.4
Lampiran 1a. Analisi sidik ragam biomassa basah tanaman (gr)
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 80.72 80.72 40.36 1.18 0.316
Campuran 3 226.03 226.03 75.34 2.20 0.100
Volume*campuran 6 540.65 540.65 90.11 2.63 0.027
Error 48 1641.98 1641.98 34.21
Total 59 2489.38
Lampiran 1b. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai volume
media dan campuran media terhadap total bobot basah (gr).
A A AB AB AB AB AB AB AB AB AB B
20.8 20.2 19 17.6 15.8 15.6 15.4 13.8 11.8 11.4 10.4 8.8
8.8 12.0 11.4 10.24
10.4 10.4 9.8
11.4
11.8
13.8
15.4
15.6
15.8
17.6
19
20.2
20.8
81
9. Data Hasil Biomassa Kering Tanaman (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 3.3 2.5 3.7 1.5 3.7 14.7 2.9
1 2 3.1 1.6 2.9 4.1 4.4 16.1 3.2
1 3 2.6 3.6 3.0 1.9 1.1 12.2 2.4
1 4 4.1 1.8 1.9 5.0 4.5 17.3 3.5
2 1 4.5 3.9 3.8 3.6 7.0 22.8 4.6
2 2 3.2 1.9 5.2 2.2 1.4 13.9 2.8
2 3 2.7 2.6 2.2 3.6 2.3 13.4 2.7
2 4 4.1 2.5 4.2 4.1 3.5 18.4 3.7
3 1 2.9 2.9 5.4 9.3 4.4 24.9 5.0
3 2 1.8 1.4 1.0 3.0 2.5 9.7 1.9
3 3 4.1 6.0 4.5 1.7 4.2 20.5 4.1
3 4 1.0 4.3 6.8 3.6 1.3 17.0 3.4
Lampiran 1a. Analisis sidik ragam biomassa kering tanaman (gr)
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 3.657 3.657 1.829 0.84 0.437
Campuran 3 18.810 18.810 6.270 2.89 0.45
Volume*campuran 6 20.443 20.443 3.407 1.57 0.176
Error 48 104.080 104.080 2.168
Total 59 146.990
Lampiran 1b. Hasil Uji Lanjut (BNJ taraf 5%) pada pengaruh berbagai campuran
media terhadap total bobot kering (gr).
A AB AB B
4.2 3.5 3.1 2.6
CAMPURAN 2.6 1.5 0.9
BNJ 3.1 1.1
1.4 3.5
4.2
82
10. Data Hasil Umur Berbunga (hst) Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 56.0 42.0 56.0 - - 154.0 51.3
1 2 48.0 - 46.0 - 56.0 150.0 50.0
1 3 66.0 66.0 - - - 132.0 66.0
1 4 - 131.0 42.0 119.0 94.0 386.0 96.5
2 1 119.0 101.0 42.0 42.0 119.0 423.0 84.6
2 2 84.0 48.0 - 48.0 48.0 228.0 57.0
2 3 42.0 70.0 48.0 119.0 - 279.0 69.8
2 4 119.0 119.0 - 105.0 - 343.0 114.3
3 1 48.0 48.0 48.0 - - 144.0 48.0
3 2 42.0 - 42.0 48.0 54.0 186.0 46.5
3 3 - 119.0 - - 48.0 167.0 83.5
3 4 80.0 88.0 48.0 62.0 42.0 320.0 64.0
Lampiran 1a. Analisis sidik ragam umur berbunga
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 3369.2 3325.2 1662.6 2.48 0.101
Campuran 3 8788 10035.7 3345.2 4.99 0.006
Volume*campuran 6 4754.4 4754.4 792.4 1.18 0.342
Error 48 20091.8 20091.8 669.7
Total 59 37003.3
11. Data Hasil Pengamatan jumlah bunga (kuntum)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 7.0 1.0 6.0 - - 14.0 4.7
1 2 6.0 1.0 1.0 - 6.0 14.0 3.5
1 3 18.0 20.0 - - - 38.0 19.0
1 4 - - 9.0 11.0 5.0 25.0 8.3
2 1 4.0 4.0 11.0 1.0 2.0 22.0 4.4
2 2 9.0 5.0 1.0 10.0 14.0 39.0 7.8
2 3 20.0 1.0 2.0 11.0 - 34.0 8.5
2 4 12.0 5.0 - 1.0 - 18.0 6.0
3 1 6.0 - 5.0 - - 11.0 5.5
3 2 3.0 - 5.0 12.0 13.0 33.0 8.3
3 3 - 11.0 - - 5.0 16.0 8.0
3 4 5.0 20.0 12.0 - 5.0 42.0 10.5
Lampiran 1a. Analisis Sidik Ragam Jumlah Bunga
83
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Volume 2 24.40 34.08 17.04 0.64 0.534
Campuran 3 192.14 214.22 71.41 0.268 0.065
Volume*campuran 6 244.08 244.08 40.68 1.53 0.204
Error 48 771.58 771.58 26.61
Total 59 1232.20
12. Data Hasil Pengamatan Umur Berbuah
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume (v) Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 66.0 - 66.0 - - 132.0 66.0
1 2 66.0 - 54.0 - 70.0 190.0 63.3
1 3 94.0 80.0 - - - 174.0 87.0
1 4 - 131.0 48.0 119.0 - 298.0 99.3
2 1 - - 48.0 54.0 119.0 221.0 73.7
2 2 94.0 54.0 - 54.0 66.0 268.0 67.0
2 3 54.0 70.0 56.0 119.0 - 299.0 74.7
2 4 119.0 - - - - 119.0 119.0
3 1 54.0 54.0 56.0 - - 164.0 54.7
3 2 56.0 - 56.0 56.0 131.0 299.0 74.7
3 3 - 119.0 - - - 119.0 119.0
3 4 101.0 94.0 54.0 70.0 56.0 375.0 75.0
13. Data Hasil Jumlah Buah Per Panen
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 1.0 - - - - 1.0 1.0
1 2 - - - - 1.0 1.0 1.0
1 3 - - - - - - -
1 4 - - 2.0 - - 2.0 2.0
2 1 - - 2.0 - - 2.0
2 2 - - - 2.0 1.0 3.0 1.5
2 3 2.0 - 1.0 - - 3.0 1.5
2 4 - - - - - - -
3 1 2.0 - 2.0 - - 4.0 2.0
3 2 1.0 - 2.0 2.0 1.0 6.0 1.5
3 3 - - - - - - -
3 4 1.0 1.0 - - 2.0 4.0 2.0
84
14. Data Hasil Berat Buah Per Panen
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 5.0 - - - - 5.0 5.0
1 2 - - - - 2.0 2.0 2.0
1 3 - - - - - - -
1 4 - - 8.5 - - 8.5 8.5
2 1 - - 7.0 - - 7.0 7.0
2 2 - - - 5.5 5.0 10.5 5.2
2 3 3.0 - 4.0 - - 7.0 3.5
2 4 - - - - - - -
3 1 11.0 - 2.5 - - 13.5 6.7
3 2 2.0 - 3.0 3.5 2.0 10.5 2.6
3 3 - - - - - - -
3 4 3.0 6.0 - - 2.5 8.5 4.2
15. Data Hasil Pengamatan Jumlah Buah Total, Berat Buah Total dan
Frekuensi Panen.
Perlakuan ∑ buah total Frekuensi panen
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 1 1.0 1.0
1 2 1.0 1.0
1 3 - -
1 4 2.0 1.0
2 1 2.0 1.0
2 2 3.0 2.0
2 3 3.0 2.0
2 4 - -
3 1 4.0 2.0
3 2 6.0 4.0
3 3 - -
3 4 4.0 3.0
85
16. Data Hasil Kualitas Buah (grade)
Perlakuan Ulangan
Volume (v) Campuran (c) 1 2 3 4 5
1 1 C - - - -
1 2 - - - - C
1 3 - - - - -
1 4 - - C - -
2 1 - - C - -
2 2 - - - C C
2 3 C - - -
2 4 - - - - -
3 1 C - C - -
3 2 - C C C
3 3 - - - - -
3 4 C C - - C
17. Data Hasil Kadar Gula (ºbrix) Buah
Perlakuan Ulangan Jumlah Rerata
Volume
(v)
Campuran
(c)
1 2 3 4 5
1 1 4.0 - - - - 4.0 4.0
1 2 - - - - 6.0 6.0 6.0
1 3 - - - - - - -
1 4 - - 7.0 - - 7.0 7.0
2 1 - - 8.0 - - 8.0 8.0
2 2 - - - 8.0 5.0 13.0 6.5
2 3 8.0 - 8.0 - - 16.0 8.0
2 4 - - - - - - -
3 1 6.5 - 8.0 - - 14.5 7.2
3 2 5.0 - 9.0 7.5 7.0 28.5 7.1
3 3 - - - - - - -
3 4 8.0 6.0 - - 7.0 21.0 7.0
86
18. Data Harian Iklim di Stasiun SMPK BBI Santong Pada Bulan
November 2016
Tanggal Temperatur 0C
Sinar
Matahari
(%)
Curah
Hujan
(mm)
Kualifikasi
hujan
Angin ribut
(kencang)
1 23.0 64.0 2.0 Enteng -
2 25.0 43.0 - - -
3 25.1 53.0 - - -
4 25.9 80.0 - - -
5 25.8 74.0 - - -
6 25.7 78.0 1.0 Enteng -
7 26.3 56.0 TTU - -
8 25.6 36.0 18.0 Sedang -
9 25.0 19.0 - - -
10 25.1 - 20.0 Sedang -
11 25.5 43.0 1.0 Enteng -
12 24.9 70.0 TTU - -
13 24.8 73.0 - - -
14 24.9 38.0 TTU - -
15 25.2 42.0 16.0 Sedang -
16 25.1 26.0 52.0 Lebat -
17 24.8 - 36.0 Sedang -
18 25.0 64.0 - - -
19 25.4 47.0 - - -
20 25.3 76.0 TTU - -
21 25.0 75.0 - - -
22 25.0 76.0 - - -
23 25.5 75.0 17.0 Sedang -
24 25.6 32.0 18.0 Sedang -
25 25.5 - - - -
26 25.2 59.0 TTU - -
27 24.9 44.0 TTU - -
28 25.4 60.0 - - -
29 25.1 40.0 1.0 Enteng -
30 25.2 38.0 105.0 Lebat -
Jumlah 755.8 287.0
Rerata 25.2 24.0
Keterangan : Hujan = < 13 mm/jam (enteng), 13 mm-38 mm/jam (sedang), dan
>38 mm/jam (lebat).
87
19. Data Harian Iklim di Stasium SMPK BBI Santong Pada Bulan Desember
2016
Tanggal Temperatur
ºC
Sinar
Matahari
(%)
Curah
Hujan (mm)
Kualifikasi
hujan
Angin rebut
(kencang)
1 25.2 2.0 30.0 -
2 25.2 - 23.0
3 23.4 - TTU - -
4 25.2 6.0 27.0 Sedang -
5 25.3 12.0 7.0 Enteng -
6 24.4 0.0 5.0 Enteng -
7 25.4 65.0 1.0 Enteng -
8 25.2 45.0 - - -
9 24.0 0.0 2.0 Enteng -
10 24.4 0.0 26.0 Sedang -
11 24.5 1.0 27.0 Sedang -
12 24.8 9.0 40.0 Lebat -
13 25.7 0 13.0 Enteng -
14 23.9 8.0 1.0 Enteng -
15 24.5 0.0 TTU - Enteng
16 24.4 25.0 TTU - -
17 24.1 0.0 - - -
18 24.2 0.0 17.0 Sedang -
19 23.5 0.0 27.0 Sedang -
20 24.4 66 68.0 Lebat -
21 24.1 0.0 60.0 Lebat -
22 24.6 37.0 26.0 Sedang -
23 24.3 0.0 26.0 Sedang -
24 25.2 16.0 56.0 Lebat -
25 25.9 37.0 - - -
26 26.4 73.0 - - -
27 25.7 75.0 TTU - -
28 26.3 81.0 TTU - -
29 26.5 100.0 - - -
30 26.5 48.0 TTU - -
31 24.7 6.0 TTU - -
Jumlah 771.9 287.0
Rerata 25.0 24.0
Keterangan : Hujan = < 13 mm/jam (enteng), 13 mm-38 mm/jam (sedang), dan
>38 mm/jam (lebat).
88
20. Data Harian Iklim di Stasium SMPK BBI Santong Pada Bulan Januari
2017
Tanggal Temperatur
ºC
Sinar
Matahari
(%)
Curah
Hujan (mm)
Kualifikasi
hujan
Angin ribut
(kecang)
1 14.9 83.0 2.0 Enteng -
2 25.8 - - -
3 26.2 91.0 13.0 Sedang -
4 26.6 71.0 2.0 Enteng -
5 26.9 83.0 - - -
6 25.9 72.0 1.0 Enteng -
7 25.8 43.0 23.0 Sedang -
8 25.6 98.0 - - -
9 25.4 100.0 - - -
10 25.4 63.0 - - -
11 25.2 42.0 - - -
12 23.8 16.0 20.0 Sedang -
13 24.8 0.0 21.0 Sedang -
14 24.6 1.0 22.0 Sedang -
15 25.3 79.0 7.0 Enteng -
16 24.7 0.0 2.0 Enteng -
17 25.3 0.0 TTU - -
18 25.3 83.0 15.0 Sedang -
19 25.6 43.0 - - -
20 25.0 5.0 - - -
21 25.1 100.0 TTU - -
22 25.1 60.0 - - -
23 20.9 75.0 - - -
24 25.2 70.0 6.0 Enteng -
25 25.5 70.0 - - -
26 25.7 47.0 TTU - -
27 24.4 25.0 86.0 Lebat -
28 26.4 0.0 33.0 Sedang -
29 26.2 57.0 22.0 Sedang -
30 23.9 0.0 105.0 Lebat -
31 24.4 0.0 14.0 Sedang -
Jumlah 770.9 581.0
Rerata 25.0 30.6
Keterangan : Hujan = < 13 mm/jam (enteng), 13 mm-38 mm/jam (sedang), dan
>38 mm/jam (lebat).
89
21. Data Harian Iklim di Stasium SMPK BBI Santong Pada Bulan Februari
2017
Tanggal Temperatur
ºC
Sinar
Matahari
(%)
Curah Hujan
(mm)
Kualifikasi
hujan
Angin
ribut
(kencang)
1 24.4 0.0 18.0 Sedang -
2 23.4 0.0 30.0 Sedang -
3 24.3 0.0 8.0 Enteng -
4 25.0 74.0 19.0 Sedang -
5 25.3 23.0 6.0 Enteng Lebat
6 25.5 2.0 TTU - Sedang
7 23.8 0.0 37.0 Sedang Sedang
8 23.3 0.0 60.0 Lebat -
9 23.1 0.0 20.0 Sedang -
10 22.3 0.0 153.0 Lebat -
11 23.6 0.0 143.0 Lebat -
12 24.8 13.0 12.0 Sedang -
13 22.3 47.0 2.0 Enteng Enteng
14 24.6 13.0 2.0 Enteng -
15 25.2 100.0 - - -
16 25.1 83.0 - - -
17 26.1 73.0 - - -
18 24.2 86.0 TTU - -
19 25.5 95.0 - - -
20 24.0 5.0 TTU - -
21 24.8 57.0 13.0 Enteng -
22 24.2 28.0 1.0 Enteng -
23 24.7 62.0 18.0 Sedang -
24 24.6 79.0 TTU - -
25 24.0 41.0 - - -
26 25.4 59.0 - - -
27 24.3 55.0 - - -
28 25.0 48.0 - - -
Jumlah 682.9 394.0
Rerata 24.4 23.2
Keterangan : Hujan = < 13 mm/jam (enteng), 13 mm-38 mm/jam (sedang), dan
>38 mm/jam (lebat).
90
22. Data Harian Iklim di Stasium SMPK BBI Santong Pada Bulan Maret
2017
Tanggal Temperatur
ºC
Sinar
Matahari
(%)
Curah
Hujan
(mm)
Kualifikasi
hujan
Angin
ribut
(kecang)
1 25.0 43.0 23.0 Sedang -
2 24.3 48.0 12.0 Enteng -
3 24.4 34.0 1.0 Enteng -
4 24.8 28.0 18.0 Sedang -
5 25.1 37.0 4.0 Enteng -
6 24.9 6.0 28.0 Sedang -
7 25.1 58.0 - - -
8 25.7 56.0 37 Sedang -
9 25.7 36.0 - - -
10 26.2 70.0 - - -
11 24.8 91.0 - - -
12 24.8 92.0 - - -
13 24.4 12.0 1.0 Enteng -
14 24.6 20.0 28.0 Sedang -
15 24.3 0.7 TTU - -
16 24.9 71.0 - - -
17 24.8 6.0 - - -
18 24.6 38.0 10.0 Enteng -
19 25.7 68.0 4.0 Enteng -
20 24.5 3.0 TTU - -
21 24.0 16.0 10.0 Enteng -
22 25.2 34.0 60.0 Lebat -
23 25.0 3.0 57.0 Lebat -
24 24.5 6.0 - - -
25 25.1 17.0 - - -
26 24.4 0.0 8.0 Enteng -
27 24.9 32.0 129.0 Lebat -
28 24.9 95.0 TTU - -
29 25.3 65.0 TTU - -
30 24.6 40.0 - - -
31 24.7 45.0 - - -
Jumlah 771.2 542.0
Rerata 25.0 33.9
Keterangan : Hujan = < 13 mm/jam (enteng), 13 mm-38 mm/jam (sedang), dan
>38 mm/jam (lebat).
91
23. Hasil Pengamatan kadar gula (0brix) buah stroberi di Sembalun
Kabupaten Lombok Timur, dengan ketinggian tempat 1.200 m dpl.
Brix
Sampel Buah Jumlah Rerata
1 2 3 4 5 6 7
7 8 7 10 8 7 8 63 9
24. Hasil analisis kimia berbagai campuran yang digunakan di dalam
penelitian.
No Jenis media Parameter
KL
(%)
N-
total
(%)
P-
tersedia
(ppm)
K-
tersedia
(me/10
0 gr)
C-
Organik
(%)
C/N
1 c1 (tanah :arang
sekam)
5.77 0.35 659.79 2.92 6.05 17
2 c2 (tanah : pupuk
kandang sapi :
arang sekam)
5.98 0.39 417.14 4.50 5.78 15
3 c3 (tanah : pupuk
kandang kambing
: arang sekam)
5.46 0.46 703.86 3.76 6.07 13
4 c4 (tanah : kompos
jerami : arang
sekam)
7.85 0.60 1022.51 4.96 8.34 14
keterangan : KL = kadar lengas
92
25. Perhitungan penggunaan berbagai volume media
Volume media pada polibag ukuran 30 cm x 30 cm yaitu:
t = 20 cm
r = 15
Rumus volume
𝑣 = 𝜋𝑟2x t
Jadi volume media pada v1yaitu
v = 3,14 x (15)2x 20
= 14,1 cm3
Volume media pada polibag ukuran 35 cm x 35 cm yaitu:
t = 25 cm
r = 17,5
Rumus volume
𝑣 = 𝜋𝑟2x t
Jadi volume media pada v1yaitu
v = 3,14 x (17, 5)2x 25
= 24,0 cm3
Volume media pada polibag ukuran 40 cm x 40 cm yaitu:
t = 30 cm
r = 20
Rumus volume
𝑣 = 𝜋𝑟2x t
Jadi volume media pada v1yaitu
v = 3,14 x (20)2x 30
= 37,7 cm3
Jarak tanam antar polibag ` = 30 cm x 30 cm
luas lahan yang digunakan = 100 m2untuk 200 polibag/tanaman
93
26. Foto Kegiatan Penelitian
Skala 10 cm
Skala 50 cm
Skala 20 cm
Skala 50 cm
Persiapan media tanam
Skala 50 cm
Skala 20 cm
94
Skala 50 cm
Skala 50 cm
Skala 50 cm
Skala 50 cm
Pengaturan tata letak polibag dengan jarak antar polibag yaitu 30x30 cm,
dilakuan pelababelan, dan penanaman stroberi 22 November 2016
Skala 50 cm
Skala 50 cm
95
Skala 10 cm
Skala 50 cm
Skala 50 cm
Skala 10 cm
Skala 10 cm
Skala 20 cm
96
Skala 15 cm
Skala 40 cm
Skala 10 cm
Skala 15 cm
Skala 10 cm
Skala 10 cm
97
Skala 10 cm
Skala 10 cm
Pengamatan dan pemeliharaan tanaman
Skala 10 cm
Skala 20 cm
Analisis kimia berbagai campuran yang digunakan di dalam penelitian
Skala 10 cm
Skala 10 cm
Analisis pH media
98
Skala 20 cm
Skala 15 cm
Hama uret pada tanaman stroberi
Skala 10 cm
Busuk buah pada tanaman stroberi
Skala 10 cm
Hama ulat grayak yang memakan daun
stroberi
Skala 10 cm
Nekrosis
Skala 10 cm
Antraknosa
99
Skala 10 cm
Hama Epilachna
Skala 15 cm
Hama Kumbang Kelapa
Skala 10 cm
Antraknosa
Skala 15 cm
Buah yang kekurangan cahaya
Hama dan Penyakit pada tanaman stroberi
100
27. Tata Letak polibag
AK CSK CKB AS AK CJB CJB AK AB CJK
CJB v2c13 Dv2c4
2 Dv2c34 Dv3c4
2 v1c44 v1c4
2 Dv1c32 CSK CJS
AB Dv3c21 Dv2c1
4 Dv1c15 v3c4
4 CSS Dv3c45 Dv2c4
1 v2c12 CJK
CJS CKS v1c15 Dv1c1
1 v2c11 v3c2
4 v2c34 v3c1
2 Dv1c25 CKB
AS Dv3c14 v3c1
4 v1c14 v2c4
5 Dv3c32 Dv2c1
3 v2c13 AK CKK
CJK Dv3c11 v1c1
3 Dv1c04 v3c0
3 Dv3c21 Dv1c2
4 v2c33 Dv3c2
1 AK
CSK
Dv3c1
4 v3c43 v2c1
4 v1c21 Dv1c4
5 v3c42 Dv1c3
5 AK CKS
AS
v3c2 v1c1
2 v2c32 Dv2c3
3 Dv2c24 Dv1c1
2 Dv2c55 CJS CSS
AB
AB Dv3c4
4 v3c22 v3c2
3 v2c15 v1c1
1 Dv2c35 CJK CKB
CSB
AS v1c4
3 Dv2c11 Dv1c3
1 v1c23 Dv1c4
4 Dv1c34 CJB CSS
CJK
Dv1c2
3 AS v1c34 v3c1
5 v1c32 Dv2c4
4 v1c24 CKB AB
CKB
Dv2c4
5 Dv3c34 Dv1c1
3 v1c25 v2c2
5 Dv1c43 v2c2
1 CSK CJS
CSK
v2c3
3 Dv3c13 v1c3
3 v1c41 Dv3c1
5 v2c31 v2c4
2 V3c31 CJB
CKS
CKS v1c3
1 v3c35 v2c2
2 Dv1c41 Dv2c3
1 V1c35 CSK AB
CKK
CSB Dv2c1
5 v1c45 Dv2c2
1 v3c45 v2c4
4 v3c34 CKK CJS
CKS
v2c2
5 Dv1c42 v3c4
1 Dv1c24 Dv1c2
2 Dv2c43 Dv3c4
3 CJS CSS
CJS
Dv2c2
3 v2c41 Dv3c3
5 Dv2c34 v1c1
2 CJB v3c11 CKS AS
CSS
v2c2
4 v2c35 v3c2
5 Dv3c25 v3c2
2 v2c13 Dv2c2
2 AB AS
CJS
Dv3c2
3 Dv1c21 Dv3c1
2 Dv2c12 Dv3c3
3 v3c33 Dv3c3
2 CSK CSB
CJK
CSS CSS CKK CJB CKK CSS CJS CSB CSB
101
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Neli Kemala Dewi dilahirkan di Wadek tanggal 24 Mei 1996, Anak
Pertama dari ayah Kamarudin dan ibu Sirah. Pendidikan formal yang pernah
penulis tempuh adalah lulus dari pendidikan dasar dari SDN KELEBUH tahun
2007, lulus pendidikan menengah dari SMPN 4 PRAYA tahun 2010, lulus
pendidikan atas dari SMAN 4 PRAYA tahun 2013. Pada bulan Agustus 2013
mulai tercatat sebagai mahasiswa pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Unram.
Tugas akhir yang Penulis selesaikan untuk meraih gelar Sarjana Pertanian
adalah Skripsi berjudul “Respon Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) Terhadap
Berbagai Campuran dan Volume Media Tanam Pada Budidaya di Dataran
Medium”