Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap...
Click here to load reader
Transcript of Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap...
![Page 1: Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Respon Perubahan... · panjang yang memberikan efek panas pada atmosfer bawah, maka](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100808/5a79e6637f8b9ad7608db5f8/html5/thumbnails/1.jpg)
Sumaryati /Respon Perubahan Temperatur Permukaan terhadap Energi Radiasi Matahari 291
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap Energi Radiasi
Matahari
Sumaryati dan Saipul Hamdi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer - LAPAN
Jl. Dr. Djundjunan 133 Bandung, 40173 telp. 022 4037445
[email protected] [email protected]
Abstrak – Bumi menerima radiasi matahari pada siang hari yang besarnya tergantung pada sudut zenith dan kondisi
atmosfer, dan meradiasikan kembali radiasi tersebut pada siang dan malam hari. Intensitas maksimum radiasi matahari
berada pada cahaya tampak, sedangkan Intensitas maksimum radiasi yang dipancarkan bumi berada pada gelombang
panjang yang memberikan efek panas pada atmosfer bawah, maka sering disebut sebagai radiasi panas. Dalam makalah
ini dikaji bagaimana perubahan temperatur permukaan karena proses perubahan energi radiasi global di Makassar
(5,113 °LS ; 119,417º BT). Data yang digunakan adalah radiasi global dan temperatur yang diamati dengan
menggunakan Automatic Weather Station pada tahun 2012-2014. Hasil menunjukkan bahwa proses pemanasan
atmosfer pada pagi lebih cepat dari pada proses pendinginan atmosfer pada sore hari. Kenaikan energi radiasi matahari
harian yang diterima di Makassar menaikkan temperatur maksimum yang terjadi pada siang hari secara siknifikan,
tetapi tidak menaikkan temperatur minimum yang terjadi pada malam hari
Kata kunci: temperatur, radiasi, bumi, matahari
Abstract – The Earth receives solar radiation during the day that the amount of energy depends on the zenith angle and
atmospheric conditions, and the radiation will reradiate by the earth during whole of the daylight and the night. The
maximum intensity of solar radiation is at visible light spectra, while the maximum intensity of the earth radiation is at
long wave radiation spectra which gives the heat effect in the lower atmosphere, therefore it is often referred to thermal
radiation. In this paper studied how the surface atmospheric temperature change because of global solar radiation
energy changes in Makassar ( 5.113 ° S ; 119.417 º E). This study using the global radiation and temperature were
observed by Automatic Weather Station in 2012-2014. Results showed that the atmospheric warming in the morning
faster than the atmosphere cooling in the afternoon. The increasing solar radiation energy received in Makassar daily
increases maximum temperature that occurs during the day significantly, but not raise the minimum temperature that
occurs at the night.
Keywords: temperature, radiation, earth, solar
I. PENDAHULUAN Perubahan temperatur permukaan merupakan salah
satu kajian yang menarik dalam membahas dinamika
atmosfer bumi, terutama menyangkut pemanasan global
dan perubahan iklim. Perubahan temperatur permukaan
bumi sendiri dipengaruhi banyak hal, yang secara
globalnya dapat dikategorikan menjadi dua hal yaitu
aktivitas matahari yang menentukan besarnya energi
radiasi yang dipancarkan dan kondisi sistem bumi, yang
menentukan sifat termalnya.
Karena temperatur atmosfer dipengaruhi oleh radiasi
matahari, maka dengan hanya ada ketersediaan data
temperatur dapat diprediksi besarnya radiasi matahari
global [1,2]. Radiasi global merupakan semua radiasi
matahari yang sampai ke permukaan bumi, dari panajng
gelombang terpendek sampai terpanjang, baik radiasi
langsung maupun radiasi hambur. Tetapi ada juga
penelitian yang menunjukkan bahwa telah tidak ada
hubungan antara radiasi global dengan temperatur
atmosfer, karena temperatur atmosfer sangat kuat
dipengaruhi oleh gas rumah kaca [3].
Dalam makalah ini dikaji bagaimana respon perubahan
temperatur permukaan karena adanya perubahan energi
radiasi global yang diterima di Makassar. Pengaruh
perubahan temperatur permukaan oleh faktor lain seperti
gas rumah kaca dan dinamika atmosfer lain tidak dibahas.
II. LANDASAN TEORI
Setiap saat bumi menerima energi radiasi matahari (��)
seluas cakram bumi, yaitu sebesar:
�� � ������
(1)
Dengan �� adalah jari-jari bumi, �� adalah albedo sistem
bumi dan adalah energi matahari yang sampai ke
terestrial bumi yang disebut solar constant. Nilai solar
constant kira-kira 1362 Wm-2, tergantung pada aktivitas
matahari serta jarak antara bumi dan matahari.
Energi radiasi matahari yang diterima bumi
diradiasikan kembali oleh seluruh permukaan bola bumi
dalam bentuk radiasi yang berdasarkan kaidah black body
radiation dituliskan dalam persamaan (2).
�� � 4������
�, (2)
dengan � adalah emisivitas bumi, σ adalah konstanta
Stefen – Boltzmann (5.67 10-8 Wm-2k-4), dan T adalah
temperatur bumi. Jika bumi sebagai benda hitam
![Page 2: Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Respon Perubahan... · panjang yang memberikan efek panas pada atmosfer bawah, maka](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100808/5a79e6637f8b9ad7608db5f8/html5/thumbnails/2.jpg)
292 Sumaryati /Respon Perubahan Temperatur Permukaan terhadap Energi Radiasi Matahari
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
sempurna atau nilai emisivitasnya satu, maka temperatur
bumi sekitar 254 K. Tetapi karena bumi bukan benda
hitam sempurna, dan atmosfer bumi mengandung gas
rumah kaca, menyebabkan nilai emisivitas tidak satu dan
akhirnya temperatur bumi sekitar 288 K.
Penyederhanaan perumusan di atas bumi dipandang
sebagai satu sistem yang bersifat homogen, baik
homogen sifat termalnya yang meliputi albedo dan
emisivitas, maupun homogen dalam menerima radiasi
matahari dan meradiasikan kembali radiasi tersebut ke
angkasa. Kenyataannya bumi tidak homogen. Bumi
menerima energi radiasi matahari tergantung sudut zenith
yang bervariasi secara harian dan tahunan. Bumi berotasi
sehingga ada bagian yang menerima radiasi dan tidak,
daerah ekuator menerima banyak radiasi matahari,
sedangkan daerah kutub sangat sedikit mendapat radiasi
matahari. Permukaan bumi yang berupa lautan, es,
daratan dengan permukaan jenis tanah yang berbeda dan
penutupannya berupa bangunan, dan jenis serta
kandungan air dalam tanah yang berbeda menentukan
perbedaan sifat albedo dan emisivitas. Komposisi gas
penyusun atmosfer, serta kondisi atmosfer yang berawan
atau tidak berawan serta adanya aerosol juga menentukan
nilai albedo dan emsivitas bumi. Oleh karena itu
temperatur bumi tidaklah homogen.
Antara radiasi matahari dan radiasi yang diemisikan
oleh bumi memiliki perbedaan dalam panjang gelombang
dan besarnya energi, seperti pada Gambar 1. Dalam
satuan luas yang sama, besarnya energi radiasi yang
dipancarkan oleh bumi hanya seperempat radiasi
matahari yang diterima bumi dari matahari. Sesuai kaidah
pergeseran Wien, intensitas maksimum radiasi matahari
berada pada panjang gelombang cahaya tampak (0,35 –
0,8) µm yang disebut radiasi gelombang pendek dan
intensitas radiasi yang diemisikan bumi maksimum
berada pada panjang gelombang 10 µm yang disebut
radiasi gelombang panjang yang memberikan efek panas
pada atmosfer bawah.
Gambar 1. Perbandingan radiasi yang dipancarkan oleh
bumi dan matahari.
III. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data
radiasi dan temperatur permukaan hasil monitoring AWS
(Automatic Weather Station). Lokasi monitoring berada
di Makassar pada koordinat (5,113 °LS ; 119,417º BT),
dan pengamatan dilakukan setiap selang waktu lima
menit. Besarnya energi radiasi matahari dinyatakan
dalam besaran Ly (1 Ly = 1 ca cm-2
atau 41,84 kJm-2
).
Data radiasi dikompilasi dalam bentuk jumlah energi
radiasi harian yang diterima pada titik pengamatan dan
data temperatur dikompilasi dalam bentuk temperatur
maksimum harian, temperatur rata-rata harian, dan
temperatur minimum harian. Pola radiasi yang diterima
dan pola temperatur secara umum akan diketahui dari
nilai rata-rata radiasi yang diterima dan nilai rata-rata
temperatur permukaan pada jam yang sama. Untuk
mengetahui pengaruh perubahan energi radiasi terhadap
temperatur dibuat diagram pencar (scatter diagram)
antara energi radiasi yang diterima dalam satu hari
dengan temperatur maksimum harian, temperatur
minimum harian, dan temperatur rata-rata harian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Radiasi matahari jika tidak ada awan membentuk
setengah fungsi sinusoide pada siang hari dan nilai nol
pada malam hari. Secara umum temperatur pemukaan
bumi tidak membentuk pola seperti intensitas radiasi
matahari, temperatur maksimum terjadi setelah setelah
matahari melewati titik kulminasi, kemudian berangsur
turun secara perlahan hingga mencapai minimum
beberapa saat setelah matahari terbit [4,5]. Pola harian
intensitas radiasi dan temperatur permukaan di Makassar
bulan Juni ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Energi radiasi yang diserap bumi tidak langsung
diradiasikan kembali, sifat termal bumi mampu menahan
energi radiasi tersebut sehingga ketika pada malam hari
tidak ada radiasi yang diterima temperatur permukaan
masih cukup panas. Perbedaan antara rata-rata temperatur
maksimum harian dan temperatur minimum harian di
Makassar sekitar 12,5 °C.
Gambar 2. Pola harian intensitas radiasi matahari.
Gambar 3. Pola harian temperatur permukaan.
![Page 3: Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Respon Perubahan... · panjang yang memberikan efek panas pada atmosfer bawah, maka](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100808/5a79e6637f8b9ad7608db5f8/html5/thumbnails/3.jpg)
Sumaryati /Respon Perubahan Temperatur Permukaan terhadap Energi Radiasi Matahari 293
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Korelasi antara radiasi matahari yang diterima dan
temperatur pemukaan disajikan pada Gambar 4 untuk
temperatur rata-rata, Gambar 5 untuk temperatur
maksimum, dan Gambar 6 untuk temperatur minimum.
Koefisien korelasi (r) yang merupakan akar dari koefisien
diterminasi (R2), masing-masing adalah 0,63, 0,66, dan
0,07, yang mengindisikan bahwa korelasi antara radiasi
dengan temperatur rata-rata dan maksimum harian cukup
kuat tetapi korelasi antara radiasi dengan temperatur
minimum harian sangat lemah [6].
Dari ketiga gambar 4 dan 5 terlihat bahwa kenaikan
energi radiasi yang diterima menaikkan temperatur, baik
temperatur rata-rata maupun temperatur minimum harian
yang ditandai dengan gradien grafik bernilai positif. Hal
ini sesuai dengan logika bahwa panasnya bumi berasal
dari energi radiasi matahari sebagaimana telah dijelaskan
di atas, sehingga jika energi radiasi yang diterima
bertambah temperatur juga naik. Koefisien korelasi juga
terlihat cukup kuat.
Gambar 4. Korelasi antara energi radiasi yang diterima dengan
temperatur rata-rata harian.
Gambar 5. Korelasi antara energi radiasi yang diterima dengan
temperatur maksimum harian.
Tetapi ada anomali dengan temperatur minimum
harian yang ditunjukkan pada Gambar 6. Dari
penggambaran ini nampak ada korelasi negatif antara
radiasi matahari dengan temperatur minimum, meskipun
korelasinya sangat lemah. Secara statistik hal itu
menunjukkan bahwa dengan semakin besar energi radiasi
matahari yang diterima ada kecenderungan menurunkan
temperatur minimum harian. Tetapi karena korelasinya
sangat lemah dan tidak sesuai dengan teori di atas, maka
dapat disumpulkan bahwa temperatur minimum harian di
Makassar tidak dipengaruhi oleh besarnya energi radiasi
matahari, tetapi oleh faktor lain.
Berdasar Gambar 4-6 secara statistik dapat dikatakan
bahwa dengan bertambahnya energi radiasi yang diterima
di Makassar menyebabkan naiknya temperatur
maksimum dan turunnya temperatur radiasi minimum.
Temperatur pada permukaan bumi selain pengaruhi oleh
energi radiasi matahari juga dipengaruhi oleh sifat termal
dari bumi. Sifat termal yang menyebabkan perbedaan
temperatur maksimum dan minimum adalah emisivitas
bumi. Permukaan bumi yang emisivitasnya tinggi
mendekati satu akan cepat meradiasikan kembali
energinya, sehingga ketika tidak ada radiasi matahari
yang diterima temperatur akan cepat turun, seperti yang
terjadi di atas gurun dengan perbedaan temperatur siang
dan malam hari sangat besar. Kejadian seliknya yang
terjadi dalam hutan dengan emisivitas yang rendah,
perbedaan temperatur pada siang dan malam hari sangat
kecil.
Gambar 6. Korelasi antara energi radiasi yang diterima dengan
temperatur minimum harian.
Yang berpotensi merubah nilai emisivitas tanah di
Makassar dalam tempo harian adalah kondisi kandungan
airnya. Pada tanah basah emisisivitasnya lebih rendah
dari pada tanah kering [7]. Perubahan emisisivita di
Makassar dari penelitian sebelumnya [8] bahwa energi
radiasi maksimum harian di Makassar terjadi sekitar
bulan Februari–Maret dan pada bulan September-Oktober
karena bertepatan dengan posisi matahari yang berada di
Makassar, tetapi pada bulan Februari–Maret masih lebih
tinggi karena pada saat ini jarak antara bumi dan matahari
terdekat dalam periode tahunan. Pada periode ketika
potensi radiasi matahari maksimum di Makassar, terjadi
pada musim hujan dan peralihan bukan pada musim
kemarau. Oleh karena itu menurunnya temperatur
minimum harian ini bukan disebabkan karena naiknya
emisivitas permukaan bumi karena kandungan airnya
yang meningkat.
Temperatur permukaan suatu lokasi adalah temperatur
ruang yang berada di atas tempat tersebut. Ruang tersebut
berupa udara yang kondisinya tidak selalu diam tetapi
juga bergerak atau disebut angin. Oleh karena itu
pengukuran suhu temperatur permukaan berarti
mengukur udara yang sedang melewati daerah di atasnya.
Jika ada angin yang membawa udara rendah dingin, maka
temperatur permukaan yang terukur akan rendah,
sebaliknya jika ada angin yang membawa udara panas,
maka akan terukur temperatur permukaan yang tinggi.
Oleh karena menurunnya temperatur minimum di
Makassar ketika energi radiasi matahari yang diterima
tinggi diduga disebabkan angin yang membawa udara
dengan temperatur yang lebih dingin.
![Page 4: Respon Perubahan Temperatur Permukaan Terhadap …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Respon Perubahan... · panjang yang memberikan efek panas pada atmosfer bawah, maka](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100808/5a79e6637f8b9ad7608db5f8/html5/thumbnails/4.jpg)
294 Sumaryati /Respon Perubahan Temperatur Permukaan terhadap Energi Radiasi Matahari
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
V. KESIMPULAN Kenaikan energi radiasi matahari harian yang diterima
di Makassar menaikkan temperatur rata-rata harian dan
temperatur maksimum harian yang terjadi pada siang hari
dengan korelasi yang kuat. Tetapi temperatur minimum
harian yang terjadi pada malam hari tidak dipenagruhi
oleh besarnya energi radiasi yang diterima. Temperatur
minimum di Makassar diduga dipengaruhi oleh arah
angin yang yang membawa udara dengan temperatur
yang lebih rendah atau penyebab lain yang perlu dikaji
lebih lanjut.
PUSTAKA [1] E.N. Maluta, T.S. Mulaudzi,. And V. Sanakrani,
Estimation of global solar radiation on Horosontal Surface
from Temperature Data for the Vhembe District in the
Limpopo Provinve of South Africa. International Journal
of Green Energi Vol. 11, 2014, pp. 545 - 464
[2] R.B.O Sulaeman, K.O Oluwasemire, and D.M Kulla,. A
Method for Estimating Soalr Radiation from Temperature
Data in Samaru, Northern Guinea Savanna of Nigeria.
Global journal of Engineering Research, Vol 7. 2008
[3] A. Pasini, U. Triacca, A Attanasia. Evidence of recent
Causal Decoupling between Solar Radiation and Global
Temperature. Environmental Research Letter 2012
[4] D. Lundquist dan D.R. Cayan. Surface Temperature
Patterns in Complex Terrain: Daily variations and long-
term change in the central Sierra Nevada, California.
Journal of geophysical Research, Vol. 112, D11124,
doi:10.1029/2006JD007561, 2007
[5] E.J. Sadler, dan R.E Schroll. An Empirical Model of
Diurnal Temperature Patterns. Journal of Agronomy. 1997
[6] B. Ratner, The Correlation Coefficient: Definition.
Website:
http://www.dmstat1.com/res/TheCorrelationCoefficientDef
ined.html, diakses tanggal 17 April 2014.
[7] Thermoworks, Emisivity Table, Website:
http://www.thermoworks.com/emissivity_table.html diakses
tanggal 17 April 2014.
[8] Sumaryati dan S. Hamdi. Optimalisasi Eksplorasi Energi
Matahari di Makassar untuk Mereduksi Emisi CO2, SO2, dan
NOx dari Pembakaran Batu Bara, dalam: E. Hermawan, I.
Juaeni, W.E cahyono, dan T SAmiaji Ed., Sains Atmosfer:
Teknologi dan Aplikasinya, Bandung 2013, pp. 93-103