Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama...

62
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jack) MAIN NURSERY TERHADAP PERLAKUAN LAMA GENANGAN OLEH WARJIANTO 01011000110 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSI RAWAS LUBUKLINGGAU 2014

description

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) main nursery terhadap lama genangan. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan O. Mangunharjo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas dengan ketinggian tempat 95 meter diatas permukaan laut (mdpl) yang dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan April sampai Juni 2014. Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial, yaitu terdiri dari enam taraf perlakuan dan empat ulangan. Taraf perlakuan yang dilaksanaakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : G0 : tanpa genangan, G1 : lama genangan 10 hari berturut-turut, G2 : lama genangan 20 hari berturut-turut, G3 : lama genangan 30 hari berturut-turut, G4 : lama genangan 40 hari berturut-turut dan G5 : lama genangan 50 hari berturut-turut. Dalam penelitian ini parameter yang diamati yaitu : 1. Tinggi tanaman (cm), 2. Jumlah pelepah daun (helai), 3. Morfologi akar, 4. Berat basah berangkasan (g), 5. Persentase tanaman hidup (%) dan 6. Kadar klorofil (mg-1). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Lama genangan memberikan respon yang sangat nyata pada peubah jumlah klorofil dan respon nyata pada peubah tinggi tanaman serta memberikan respon yang tidak nyata terhadap peubah jumlah pelepah daun dan berat basah berangkasan. Bibit kelapa sawit varietas D × P Tani Nusa 1 (TN-1) umur 6 bulan masih mampu bertahan hidup dalam kondisi tergenang sampai titik tumbuh selama 50 hari.

Transcript of Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama...

Page 1: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT

( Elaeis guineensis Jack) MAIN NURSERY TERHADAP PERLAKUAN

LAMA GENANGAN

OLEH

WARJIANTO

01011000110

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSI RAWAS

LUBUKLINGGAU

2014

Page 2: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT

( Elaeis guineensis Jack) MAIN NURSERY TERHADAP PERLAKUAN

LAMA GENANGAN

Page 3: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT

( Elaeis guineensis Jack) MAIN NURSERY TERHADAP PERLAKUAN

LAMA GENANGAN

Oleh

WARJIANTO

01011000110

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar Sarjana Pertanian

pada

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSI RAWAS

LUBUKLINGGAU

2014

Page 4: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

Skripsi

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWTI

(Elaeis guineensis Jack) MAIN NIJRSERY TERIIADAP PERLAKUAN

LAMA GENANGAN

Oleh

WARJIANTO

01011000110

Telah diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pembimbing ILubuklinggau, Septemher 2014

Universitas Musi Rawas

Bakultas Pertanian

#I$:'*?.',,15

Dekan

i, sP.M.si

Page 5: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi berjudul Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jack) Main Nursery Terhadap Perlakuan Lama Genangan.

Telah diuji dan dinilai di depan tim penguji komprehenshif program studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas.

Tim Penguji

1. Etfy Safriyani, SP.,M.Si

2. Sutejo, STP.,M.Si

3. Ir. HayatunNofrida, MP

NamaA.lPM

Program Studi

4. Merismon, SP.,M.Si

Fakultas Pertanian

: WARJIANTO / 01011000110

: Agroteknologi

Disahkan olehff

ffrl,tlI*5

Page 6: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

Saya yang Manda tangan dibawah ini :

SURAT PERIIYATAAI\I

WARNANTO

01011t)00110

Mangunharjo / 09 Maret 1987

Agroteknologi

Pertanian

Nama

Npm

Tempat/tanggal lahir

Prograrn Studi'

Fakultas

2.

Menyafakan dengan bahrva:

l. Seluruh datq informasi, interpretasi, serta pernyataan dalampembahasan dan

kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan

sumbernya adalah merupakan hasil pengarnatan, penelitian, pengolahan serta

pemikiran saya dengan pengarahan pembimbing yang ditetapkan.

Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan betum pernah diajukan untuk

mendapat gelar akademi\ baik di Universitas }v1usi Rawas mauprm di

Perguruan' Tinggr lainnya.

Demil.lanlah pernyatalnn ini dib,uat dengan sebenm-bmaryya dan apabila

dikemudian hari ada bukti ketidak benarm dalam pernyataantersebut maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pembatatan gelar yang saya

pemlehmelalui pengajuan karya itrmiah id.

Lubuklinggau, September 2014

Page 7: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain “ (Q.S Al-Insyirah 6-7).

“ Lautan yang tidak berombak tidak akan menciptakan pelaut yang handal “

Ku persembahkan karya sederhana ini untuk :

Teristimewa Ayahandaku Tumirin dan Ibundaku Triyatmi Tercinta, Tersayang, Terkasih dan Terhormat terima kasih

atas pengorbanan, nasehat dan do’a yang tiada hentinya kalian berikan kepadaku selama ini.

Kakak ku Arif Riyanto serta istri Rini Dwi Susanti dan adik-adik ku Sispandi, Fitri Yunika Sari terima kasih telah

membuat diriku selalu tersenyum.

Keluaga besarku, terutama Paman ku Suwarno & Bibi ku Eny Suryani yang selalu mendukung dan memotivasi diriku.

Sahabat seperjuanganku yang hebat, terutama Jatmiko Sudrajat, Suadi, Imam Mahdi Pamungkas, Muhammad Eko

Meidiansyah dan Dimas Abdur Rachman kalian adalah orang-orang hebat yang pernah dan akan selalu aku kenal.

Almamaterku “ UNMURA “

Page 8: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kelurahan O. Mangunharjo Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 09 Maret 1987

merupakan anak ke-2 dari empat bersaudara pasangan dari Bapak Tumirin dan Ibu

Triyatmi.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Mangunharjo

Kabupaten Musi Rawas pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di

SLTP Negeri 2 Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2002 dan Sekolah

Menengah Atas di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Musi Rawas

Program Studi Perkebunan pada tahun 2005.

Pada tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah jenjang S1 pada Universitas Musi

Rawas Fakultas Pertanian dengan mengambil Program Studi Agroteknologi.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek Lapang (K2PL) di PT. PP London

Sumatra Indonesia, Tbk Riam Indah Estate di Desa Mandi Angin Kecamatan

Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas dari tanggal 8 Juli 2013 sampai tanggal 9

September 2013.

Pada tahun 2014 penulis melaksanakan penelitian dengan judul “ Respon

Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) Main Nursery

Terhadap Perlakuan Lama Genangan ” Di Kelurahan O. Mangunharjo Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Page 9: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jack) MAIN NURSERY TERHADAP PERLAKUAN

LAMA GENANGAN

Oleh

WARJIANTO

01011000110

Dibimbing

Etty Safriyani, SP.,M.Si

Sutejo, STP.,M.Si

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit tanaman

kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) main nursery terhadap lama genangan.

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan O. Mangunharjo Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Musi Rawas dengan ketinggian tempat 95 meter diatas permukaan laut

(mdpl) yang dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan April sampai Juni 2014.

Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimental dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) non Faktorial, yaitu terdiri dari enam taraf perlakuan dan empat

ulangan. Taraf perlakuan yang dilaksanaakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : G0 : tanpa genangan, G1 : lama genangan 10 hari berturut-turut, G2 :

lama genangan 20 hari berturut-turut, G3 : lama genangan 30 hari berturut-turut,

G4 : lama genangan 40 hari berturut-turut dan G5 : lama genangan 50 hari

berturut-turut. Dalam penelitian ini parameter yang diamati yaitu : 1. Tinggi

tanaman (cm), 2. Jumlah pelepah daun (helai), 3. Morfologi akar, 4. Berat basah

berangkasan (g), 5. Persentase tanaman hidup (%) dan 6. Kadar klorofil (mg-1

).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Lama genangan memberikan

respon yang sangat nyata pada peubah jumlah klorofil dan respon nyata pada

peubah tinggi tanaman serta memberikan respon yang tidak nyata terhadap

peubah jumlah pelepah daun dan berat basah berangkasan. Bibit kelapa sawit

varietas D × P Tani Nusa 1 (TN-1) umur 6 bulan masih mampu bertahan hidup

dalam kondisi tergenang sampai titik tumbuh selama 50 hari.

Kata Kunci : Kelapa Sawit, Main Nursery, Genangan, Morfologi

Page 10: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan

hidayahnya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon

Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJack) Main Nursery

terhadap Perlakuan Lama Genangan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Etty Safriyani, SP.,M.Si selaku

pembimbing I dan Bapak Sutejo, STP.,M.Si selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu dosen serta

rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Musi Rawas Lubuklinggau yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian dan penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Lubuklinggau, September 2014

Penulis

iii

Page 11: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.3. Hipotesis ............................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

2.1. Sistematika dan Botani Tanaman Kelapa Sawit ................................. 5

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit ............................................. 7

2.3. Pengaruh Penggenangan ..................................................................... 7

III. PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................ 11

3.1. Tempat dan Waktu ............................................................................. 11

3.2. Bahan dan Alat ................................................................................... 11

3.3. Metode Penelitian ............................................................................... 11

3.4. Cara Kerja ........................................................................................... 14

3.5. Peubah yang Diamati .......................................................................... 17

iv

Page 12: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 18

4.1. Hasil .................................................................................................... 19

4.2. Pembahasan ........................................................................................ 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 28

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 28

5.2. Saran ................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 29

LAMPIRAN ................................................................................................... 31

v

Page 13: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perlakuan Lama Genangan ........................................................................ 12

2. Analisis Keragaman Rancangan Acak Kelompok non Faktorial .............. 13

3. Hasil Analisis Keragaman Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama

Genangan ................................................................................................... 19

4. Hasil Uji BNJ dan Data Tabulasi Perlakuan Lama Genangan terhadap

semua Peubah yang Diamati ..................................................................... 20

vi

Page 14: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah Penelitian ........................................................................................ 31

2. Deskripsi Kelapa Sawit Varietas DxP Tani Nusa 1 (TN-1) ....................... 32

3. Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) ............................. 33

4. Analisis Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) ....................... 33

5. Hasil Pengamatan Pertambahan Jumlah Pelepah Daun (helai) .................. 34

6. Analisis Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Pelepah Daun (helai) ............ 34

7. Hasil Pengamatan Berat Basah Berangkasan (g) ....................................... 35

8. Analisis Sidik Ragam Berat Basah Berangkasan (g) ................................. 35

9. Hasil Pengamatan Kandungan Klorofil (mg-1

) .......................................... 36

10. Analisis Sidik Ragam Kandungan Klorofil (mg-1

) ................................... 36

11. Data Rata-Rata Persentase Tanaman Hidup (%) ..................................... 37

vii

Page 15: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G1 ............................ 38

2. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G2 ............................ 38

3. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G3 ............................ 39

4. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G4 ............................ 39

5. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G5 ............................ 40

6. Kondisi perakaran adventif perlakuan G0 .................................................. 40

7. Kondisi perakaran adventif perlakuan G1 .................................................. 41

8. Kondisi perakaran adventif perlakuan G2 .................................................. 41

9. Kondisi perakaran adventif perlakuan G3 .................................................. 42

10. Kondisi perakaran adventif perlakuan G4 ................................................ 42

11. Kondisi perakaran adventif perlakuan G5 ................................................ 43

12. Kotak genangan sebelum pemasangan plastik terpal ............................... 43

13. Kotak genangan setelah pemasangan plastik terpal ................................. 44

14. Persiapan bibit kelapa sawit ..................................................................... 44

15. Penggenangan bibit kelapa sawit ............................................................. 45

16. Pengukuran tinggi genangan air ............................................................... 45

17. Kunjungan dosen pembimbing I .............................................................. 46

18. Kunjungan dosen pembimbing II ............................................................. 46

19. Uji kadar klorofil daun ............................................................................. 47

20. Pengukuran tinggi tanaman ...................................................................... 47

viii

Page 16: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) berdasarkan sejarahnya berasal dari Afrika

Barat, walaupun demikian kelapa sawit cocok dikembangkan di luar daerah

asalnya termasuk di Indonesia. Kelapa sawit telah diusahakan dalam bentuk

perkebunan komersial dilebih dari tujuh Negara. Sampai saat ini produsen terbesar

sawit terdapat di Negara Malaysia, Negeria, Indonesia, Colombia, Thailand,

Papua Nugini, dan Pantai Gading (Departemen Pertanian, 2012).

Laju perkembangan luas tanaman kelapa sawit di Indonesia memperlihatkan

peningkatan yang sangat pesat. Pengembangan kelapa sawit masih menjanjikan

prospek yang baik ditinjau dari harga, ekspor dan pengembangan produk.

Disamping produk yang bersifat konvensional, minyak sawit merupakan salah

satu bahan yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan bakar dan energi yang

terbarukan untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi.

Berdasarkan data Departemen Pertanian (2012) luas kebun kelapa sawit Indonesia

tahun 2012 adalah 9.074.621 hektar dengan tingkat pertumbuhan mencapai 10

hingga 20% per tahun.

Berdasarkan data World Wild Fund (WWF) Indonesia bahwa pada tahun 2013

perkebunan sawit di Indonesia sudah mencapai 13,5 juta hektar angka ini melebihi

perkembangan sawit 5 tahun hingga per Desember 2012 yaitu 9,5 juta hektar.

1

Page 17: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

2

Pengembangan kelapa sawit baik oleh perusahaan negara atau swasta dan juga per

orangan sangat membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraan. Namun di sisi lain pengembangan kelapa sawit banyak

mengorbankan lahan-lahan produktif untuk tanaman pangan, palawija dan

hortikultura atau yang lebih ekstrem lagi adalah merubah lahan-lahan basah

berupa sawah menjadi lahan sawit. Sehingga akhirnya sebagian besar lahan

produktif tersebut telah berubah menjadi perkebunan. Kondisi demikian mulai

dirasakan oleh pemerintah dan petani kecil. Oleh karena itu pemerintah mulai

mengarahkan pengembangan sawit ke lahan-lahan sub optimal dan marjinal

dengan mengeluarkan peraturan yang membatasi pengembangan tanaman sawit

pada lahan-lahan produktif (Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Petanian

RI, 2012).

Sejak 10 tahun terakhir para investor dan petani sebagian telah merubah orientasi

kelapa sawit tidak mutlak di lahan produktif, tetapi sudah mulai menggunakan

lahan marjinal dan sub optimal menjadi daerah pengembangan sawit yaitu lahan-

lahan rawa baik pasang surut maupun lahan gambut. Indonesia mempunyai lahan

rawa lebak sekitar 14,7 juta hektar, tetapi sampai saat ini baru sedikit yang telah

diusahakan (Swamps II, 1993). Lahan rawa lebak antara lain berada di Sumatera

(3,4 juta hektar), Kalimantan (5,7 juta hektar) dan Irian Jaya (5,2 juta hektar).

Luas rawa lebak di Sumatera Selatan sekitar 1,1 juta hektar (11 % dari luas

provinsi) atau 4 % dari lahan sejenis yang ada di Indonesia (Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup Unsri, 1991; Sjarkowi, 1989). Saat ini lahan rawa lebak di

Page 18: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

3

Sumatera Selatan juga telah menjadi kawasan pengembangan perkebunan kelapa

sawit. Dalam upaya pemanfaatan lahan rawa masih terdapat berbagai hambatan

berupa masalah fisik dan kimia tanah.

Kendala utama dari pengembangan rawa lebak adalah pengaturan tata air dan

ketersediaan hara yang terbatas, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman

yang terendam sulit untuk diperbaiki. Kendala lain yang sering dihadapi pada

lahan rawa yaitu kemasaman yang tinggi, kahat hara makro (N, P, K) dan kadar

Al, Mn, Fe yang tinggi. Sifat dan kendala lain yaitu adanya lapisan pirit yang

apabila teroksidasi dapat meracuni tanaman (Noor, 1996).

Lahan rawa lebak mempunyai keragaman yang besar terutama mengenai

kedalaman genangan air dan lamanya periode tergenang. Dimusim penghujan

seluruh areal menjadi banjir dan genangan air tersebut akan berlangsung lama,

akibatnya tanaman akan terendam air (Rahim, 1992). Perubahan air terlalu tinggi

dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu (Munandar dan Wijaya,

1997).

Kendala-kendala di atas menyebabkan perusahaan atau petani perorangan

menemui kesulitan dalam pengembangan kelapa sawit, terutama pada fase awal

penanaman. Bibit tanaman kelapa sawit umur 6 sampai 12 bulan yang terendam

air akibat luapan pasang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman selanjutnya. Hasil penelitian Dewi (2009) menunjukkan bahwa bibit

kelapa sawit main nursery mampu bertahan pada genangan selama 30 hari namun,

Page 19: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

4

pertumbuhan terbaik pada perlakuan 20 hari penggenangan. Penggenangan di atas

20 hari menyebabkan cekaman yang berat bagi bibit kelapa sawit umur 12 bulan .

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) main

nursery terhadap lama genangan.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jack) main nursery terhadap lama genangan.

1.3. Hipotesis

Pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) main nursery akan

memberikan respon yang berbeda terhadap perlakuan lama genangan.

Page 20: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistematika dan Botani Tanaman Kelapa Sawit

Risza (1995) mengatakan bahwa taksonomi tanaman kelapa sawit adalah

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermeae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Palmales

Famili : Palmae

Genus : Elaeis

Species : Elaeis guineensis Jacq.

Menurut Sastrosayono (2006), perakaran kelapa sawit berbentuk serabut yang

tumbuh secara vertikal dan horizontal yang membentuk akar primer, akar skunder,

akar tersier dan akar kwarter. Perakaran kelapa sawit umumnya menyebar

dangkal, dengan daya jelajah akar cukup luas. Akar berfungsi sebagai penyanggah

bagian atas tanaman dan menyerap unsur hara dari dalam tanah.

Batang kelapa sawit tidak bercabang dan tidak berkambium. Batangnya berbentuk

silinder dengan diameter antara 20 sampai 75 cm. Namun demikian diameter

batangnya dapat berukuran lebih kecil atau lebih besar, hal ini tergantung dengan

kondisi lingkungan pendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5

Page 21: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

6

Tinggi batang kelapa sawit berkisar antara 10 m sampai 20 meter, tergantung

dengan kondisi lingkungan dan umur tanamannya (Setyawibawa, 1992). Susunan

daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu membentuk

susunan daun majemuk. Daun-daun tersebut membentuk suatu pelepah daun yang

panjangnya dapat mencapai lebih kurang 7,5 sampai 9 meter. Jumlah anak daun

berkisar antara 250 sampai 400 helai. Daun yang masih muda yang masih kuncup

berwarna kuning pucat. Pertumbuhan daun kelapa sawit dalam satu tahun

berkisar 20 sampai 24 helai. Jumlah kedudukan pelepah daun pada batang disebut

phyllotaxis yang dapat ditentukan berdasarkan perhitungan susunan duduk daun

yaitu dengan menggunakan rumus duduk daun 1/8, artinya satu kali berputar

melingkari batang, terdapat duduk daun (pelepah) sebanyak 8 helai (Fauzi et al.

2004).

Menurut Risza (1995) tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur lebih

kurang dua tahun. Pembungaan kelapa sawit termasuk monoccious, artinya bunga

jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan

yang sama. Namun kadang-kadang dijumpai juga dalam satu tandan terdapat

bunga jantan dan betina yang disebut dengan bunga banci (Hermaprodit).

Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk secara silang dan juga menyerbuk

sendiri.

Proses pembentukan buah dari penyerbukan sampai buah matang membutuhkan

waktu lebih kurang 6 bulan. Tanaman kelapa sawit normal yang telah berbuah

Page 22: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

7

dapat menghasilkan lebih kurang 12 sampai 22 tandan. Berat buah tanaman

kelapa sawit yang baru berbuah berkisar antara 3 sampai 6 kg per tandan dan pada

tanaman tua, berat buah dapat mencapai 25 sampai 35 kg per tandan. Dalam satu

tandan dewasa, jumlah buah dapat mencapai antara 1.600 sampai 2.000 buah

(Fauzi et al. 2004).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik didaerah antara 12 0 LU sampai 12

0 LS,

dengan curah hujan berkisar antara 2.000 mm sampai 2.500 mm per tahun, dengan

distribusi merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum

antara 5 sampai 7 jam perhari, dengan suhu antara 24 0

sampai 30 0 C. Ketinggian

tempat yang optimum antara 0 sampai 500 meter diatas permukaan laut, dengan

kelembaban antara 80 sampai 90 % ( Fauzi et al. 2004).

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada berbagai macam jenis

tanah, antara lain tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), tanah lempung berpasir

sampai tanah yang berstruktur liat dan tanah-tanah gambut yang ketebalannya

tidak lebih dari 1 meter, dengan pH antara 4,0 sampai 6,5 (Risza, 1995).

2.3. Pengaruh Penggenangan

Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan

klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air

tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada

kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi. Bila terlalu

Page 23: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

8

banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk ketika

mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah

terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang

bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang

lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar

tanaman.

Menurut Robianto (2012) akibat genangan pada tanaman adalah peningkatan

kandungan lengas tanah di atas kapasitas lapangan, menimbulkan dampak yang

buruk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, menurunkan pertukaran gas

antara tanah dan udara yang mengakibatkan menurunnya ketersediaan O2 bagi

akar, menghambat pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme (mendorong udara

keluar dari pori tanah maupun menghambat laju difusi). Pada kondisi tergenang,

kandungan O2 yang tersisa di tanah lebih cepat habis bila ada tanaman, sehingga

terjadi hipoksia yaitu keadaan lingkungan kekurangan O2, dan juga dapat terjadi

anoksia yaitu keadaan lingkungan tanpa O2 (mengalami cekaman aerasi). Kondisi

anoksia tercapai pada jangka waktu 6 – 8 jam setelah genangan, karena O2

terdesak oleh air dan sisa O2 dimanfaatkan oleh mikroorganisme.

Pada kondisi genangan, < 10% volume pori yang berisi udara. Sebagian besar

tanaman pertumbuhan akarnya terhambat bila < 10% volume pori yang berisi

udara dan laju difusi O2 kurang dari 0.2 ug/cm2/menit. Laju difusi O2 di tanah

basah 20000 kali lebih lambat dibandingkan di udara. Laju penurunan O2

dipengaruhi oleh tekstur tanah. Pada tanah pasiran, kehabisan O2 terjadi pada 3

Page 24: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

9

hari setelah tergenang sedangkan pada tanah lempungan terjadi < 1 hari, porositas

lempungan lebih rendah dari pada pasiran. Penurunan O2 dipercepat oleh

keberadaan tanaman di lahan, akar tanaman menyerap untuk respirasi. Genangan

selain menimbulkan penurunan difusi O2 masuk ke pori juga akan menghambat

difusi gas lainnya, misal keluarnya CO2 dari pori tanah. CO2 terakumulasi di pori,

pada tanah yang baru saja tergenang 50% gas terlarut adalah CO2, sebagian

tanaman tidak mampu menahan keadaan tersebut dampak kelebihan konsentrasi

CO2 mempunyai pengaruh lebih kecil dibandingkan defisiensi O2 (Buckman and

Brady, 1982).

Genangan mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Struktur tanah

rusak, daya rekat agregat lemah, penurunan potensial redoks, peningkatan pH

tanah masam, penurunan pH tanah basa, perubahan daya hantar dan kekuatan ion,

perubahan keseimbangan hara. Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala

klorosis khas kahat N. Kekahatan N terjadi karena penurunan ketersediaan N

maupun penurunan penyerapannya. Pada kondisi tergenang ketersediaan N dalam

bentuk nitrat sangat rendah karena proses denitrifikasi, nitrat diubah menjadi N2,

NO, N2O, atau NO2 yang menguap ke udara. Pada proses denitrifikasi, nitrat

digunakan oleh bakteri aerob sebagai penerima elektron dalam proses respirasi.

Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan N, tetapi ada pula keuntungan

dari timbulnya genangan yaitu peningkatan ketersediaan P, K, Ca, Si, Fe, S, Mo,

Ni, Zn, Pb, Co. Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi

antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara, penyematan N

(Tim Pengasuh MK Ekofisiologi Faperta UGM. 2008).

Page 25: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

10

Fitter A.H and Hay R.K.M, (1991) menyatakan bahwa genangan menyebabkan

kematian akar di kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu pembentukan akar

adventif pada bagian di dekat permukaan tanah pada tanaman yang tahan

genangan. Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N dan cekaman

kekeringan fisiologis. Pengaruh genangan pada tajuk tanaman: penurunan

pertumbuhan, klorosis, pemacuan penuaan, epinasti, pengguguran daun,

pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering, pembentukan aerenkim

di batang. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung

pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan: fase perkecambahan,

fase pembungaan, dan pengisian. Genangan pada fase perkecambahan

menurunkan jumlah biji yang berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan

O2). Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan pengisian menyebabkan

banyak bunga dan buah muda gugur.

Page 26: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan O. Mangunharjo Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Musi Rawas dengan ketinggian tempat 95 meter di atas permukaan

laut (mdpl) yang dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan April sampai Juni

2014.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Bibit tanaman

kelapa sawit umur 6 bulan varietas D × P Tani Nusa 1 (TN-1), 2), Air bersih,

3) Pupuk pelengkap cair, 4) Kayu, 5) Papan, 6) Plastik terpal, 7) Paku, 8) Paranet

kerapatan 50%, 9) Bambu, 10) Pupuk NPK 15-15-15, 11) Alkohol 95 % dan

12) Kertas saring. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Palu, 2) Gergaji, 3) Pisau, 4) Tali, 5) Meteran, 6) Timbangan, 7) Ember

8) Spektrofotometer, 9) Hand sprayer, 10) Selang air, 11) Neraca analitik,

12) Penggerus, 13) Lumpang porselin, 14) Tabung ukur, 15) Mikropipet dan 16)

Alat tulis.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimental dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari enam taraf perlakuan dan empat

ulangan. Perlakuan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

11

Page 27: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

12

G0 : Tanpa genangan

G1 : Lama genangan 10 hari berturut-turut

G2 : Lama genangan 20 hari berturut-turut

G3 : Lama genangan 30 hari berturut-turut

G4 : Lama genangan 40 hari berturut-turut

G5 : lama genangan 50 hari berturut-turut

Pada penelitian terdapat 6 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga didapat 24

unit perlakuan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Perlakuan Lama Genangan

Model matematika Rancangan Acak Kelompok non Faktorial

Y = µ + + €

Dimana :

Y : Nilai pengamatan

µ : Nilai rata-rata harapan

: Pengaruh perlakuan

: Pengaruh galat

Lama genangan (G) Ulangan

I II III IV

G 0 G 0 G 0 G 0 G 0

G 1 G 1 G 1 G 1 G 1

G 2 G 2 G 2 G 2 G 2

G 3 G 3 G 3 G 3 G 3

G 4 G 4 G 4 G 4 G 4

G 5 G 5 G 5 G 5 G 5

Page 28: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

13

Untuk melihat pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan analisis

keragaman yang tersaji dalam Tabel 2.

Tabel.2. Analisis Keragaman Rancangan Acak Kelompok non Faktorial.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadra

Tengah

F-Hitung

F-Tabel

5% 1%

Kelompok ( r ) r-1 = v1 JKR JKR/v1 KTR/KTG

Perlakuan (G ) t-1 = v1 JKG JKG/V1 KTG/KTG

Galat (rt-1)–(t-1) = v2 JKG JKG/V2

Total rt-1 JKT

Sumber: Gomez dan Gomez 1995

Sedangkan untuk melihat tingkat ketelitian dari proses penelitian yang dilakukan

perlu dilakukan uji Koefesien keragaman (KK) dengan rumus sebagai berikut :

KK =Y

KTG X 100 %

Dimana : KK = Koefisien Keragaman

KTG = Kuadrat Tengah Galad

Y = Rata-rata Umum

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan terhadap peubah yang

diamati dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai F Hitung dengan F

Tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Bila nilai F Hitung lebih kecil dari pada nilai F Tabel 5%, maka perlakuan

berpengaruh tidak nyata.

Page 29: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

14

b. Bila nilai F Hitung lebih besar dari nilai F Tabel 5% tetapi lebih kecil dari F

Tabel 1%, maka perlakuan dinyatakan berpengaruh nyata.

c. Bila nilai F Hitung lebih besar dari nilai F Tabel 1%, maka perlakuan

berpengaruh sangat nyata.

Apabila perlakuan menunjukan pengaruh nyata sampai dengan sangat nyata, maka

diadakan uji lanjutan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan

rumus sebagai berikut :

= Q (p.v) SY

1. Sy = r

KTG

Keterangan :

= Beda Nyata Jujur (BNJ)

Q (p.v) = Nilai baku q pada tarif uji α

p = Jumlah perlakuan

v = Derajad bebas galat

KTG = Kuadrad tengah galad

r = Jumlah ulangan

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Persiapan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dibuat dengan ukuran 5 m x 7 m, sebelum digunakan areal

dibersihkan dari rumput, dan selanjutnya tanah diratakan. Selanjutnya dibuat

kotak dari papan sebanyak 4 buah masing-masing berukuran 1,5 m x 2,5 m tinggi

Page 30: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

15

kotak 60 cm. Setelah itu seluruh bagian dalam kotak dilapisi dengan plastik terpal

perak. Kotak diisi air sampai titik tumbuh bibit. Setiap ketinggian air dalam kotak

dibuatkan lubang control sebagai saluran air untuk membuang air bila ada hujan,

sehingga kedalaman air dalam kotak tetap stabil sampai pada titik tumbuh.

3.4.2. Persiapan Bibit

Bibit yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bibit yang sehat dan

seragam dengan umur 6 bulan varietas DxP – TN 1, dengan kriteria bibit sehat

atau bebas OPT, memiliki tinggi 90 – 100 cm dan memiliki jumlah pelepah daun

10 – 12 helai.

3.4.3. Pengisian Air ke dalam Kotak Perlakuan

Air yang digunakan untuk mengisi kotak perlakuan berasal dari air sumur. Air

diisikan ke dalam kotak hingga ketinggiannya mencapai titik tumbuh bibit.

Setelah semua petakan terisi air selanjutnya dilakukan pengendapan selama 24

jam, setelah itu bibit dimasukan dalam bak setiap perlakuan.

3.4.4. Penggenangan Bibit

Bibit yang sudah disiapkan selanjutnya dimasukkan ke masing-masing kotak

perlakuan sesuai dengan denah penelitian. Penggenangan bibit akan dimulai dari

yang genangannya paling lama yaitu 50 hari, berikutnya akan dilakukan

penggenangan untuk perlakuan lama genangan 40 hari, 30 hari, 20 hari dan 10

hari serta tanpa genangan. Sehingga dengan demikian akan didapatkan

keseragaman dalam mengakhiri penggenangan atau akhir penelitian.

Page 31: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

16

3.4.5. Pemeliharaan

Selama perlakuan penggenangan dilakukan pemeliharaan diantaranya :

3.4.5.1. Penambahan air genangan

Penambahan air genangan akan dilakukan rutin sehingga kondisi kedalaman air di

dalam kotak perlakuan akan tetap stabil sampai titik tumbuh. Bila turun hujan

tidak dilakukan penambahan air. Air yang digunakan untuk menambah adalah air

bersih yang berasal dari air sumur.

3.4.5.2. Pemupukan

Sebelum diberi perlakuan bibit di berikan pupuk yaitu 10 hari sebelum digenangi

dengan menggunakan pupuk NPK 15:15:15 masing-masing polybag 5 gram.

Pupuk dibenamkan 5 cm disisi kanan dan kiri tanaman, kemudian bibit dipelihara

secara maksimal agar vigour. Setelah diberikan perlakuan penggenangan

pemupukan tanaman tetap dilakukan guna memberikan suplay hara ke dalam

tubuh tanaman, dengan cara menyemprotkan pupuk pelengkap cair gandasil D

secara rutin setiap 5 hari sekali. Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari

dengan menggunakan handsprayer dengan dosis 5 mg/liter air.

3.4.5.3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk menjaga tanaman agar tidak rusak diserang hama maupun penyakit,

dilakukan pengendalian dengan insektisida dan fungisida. Interval dan dosis

penyemprotan pestisida dilakukan dengan menyesuaikan kondisi serangan hama

atau penyakit pada bibit.

Page 32: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

17

3.4.6. Akhir Penelitian

Penelitian ini berakhir setelah semua perlakuan penggenangan telah selesai

dilaksanakan atau 50 hari setelah penggenangan. Pada akhir penelitian bibit

kelapa sawit diangkat dari kotak penggenangan selanjutnya dilakukan pengamatan

sesuai parameter perlakuan.

3.5. Peubah yang Diamati

Dalam penelitian ini parameter yang diamati yaitu :

3.5.1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman

dimulai dari leher akar sampai pada ujung daun yang tertinggi dikurangi tinggi

bibit awal. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran pada akhir

penelitian.

3.5.2. Jumlah Pelepah Daun (helai)

Penghitungan jumlah pelepah daun dilakukan terhadap pelepah yang telah

terbentuk sempurna dikurangi dengan jumlah pelepah daun awal. Penghitungan

pelepah daun dilakukan di akhir penelitian.

3.5.3. Morfologi Akar

Pengamatan morfologi akar dilakukan dengan cara mengamati perubahan karakter

akar akibat penggenangan, yang dilakukan pada akhir penelitian.

Page 33: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

18

3.5.4. Berat Basah Berangkasan (g)

Penghitungan berat basah berangkasan dilakukan saat kondisi tanaman masih

segar dengan cara menimbang semua bagian tanaman baik tajuk maupun akar,

yang dilakukan diakhir penelitian.

3.5.5. Persentase Tanaman Hidup (%)

Penghitungan persentase tanaman hidup dilakukan pada akhir penelitian dengan

cara menggunakan rumus :

3.5.6. Kadar Khlorofil (Mg-1

)

Pengukuran kadar khlorofil dilakukan dengan cara menggerus daun sampel

dengan lumpang hingga halus. Gerusan daun tanaman dilarutkan dengan etanol

95% sebanyak 25 ml, kemudian dilakukan pengukuran kadar absorbansi ekstrak

menggunakan spektrofotometer pada 645 nm dan 663 nm. Pengukuran kadar

khlorofil dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus dari

Wintermans dan de Mots sebagai berikut :

Klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649 (mg/l)

Klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)

Klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)

Page 34: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil

Hasil analisis keragaman respon pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit (Elaeis

guineensis Jack) main nursery terhadap perlakuan lama genangan tertera pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Analisis Keragaman Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman

Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJack) Main Nursery terhadap

Perlakuan Lama Genangan

No Peubah yang diamati G KK

1.

2.

3.

4.

Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)

Pertambahan Jumlah Pelepah Daun (helai)

Berat Basah Berangkasan (g)

Jumlah Klorofil (mg-1

)

4,00*

1,49 tn

0,86 tn

18.71**

14,44

22,56

21,84

20,63

Keterangan :

G = Perlakuan lama genangan

** = Berpengaruh sangat nyata

* = Berpengaruh nyata

tn = Berpengaruh tidak nyata

KK = Koefisien Keragaman

19

Page 35: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

20

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama genangan (G)

berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah klorofil, berpengaruh nyata terhadap

pertambahan tinggi tanaman, serta berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan

jumlah pelepah daun dan berat basah berangkasan .

Hasil uji BNJ dan data tabulasi perlakuan lama genangan terhadap semua peubah

yang diamati tertera pada Tabel 4.4.

Tabel 4. 4. Hasil Uji BNJ dan Data Tabulasi Perlakuan Lama Genangan terhadap

semua Peubah yang Diamati

No Peubah yang Diamati Perlakuan Lama Genangan (G) BNJ

5%

BNJ

1% G0 G1 G2 G3 G4 G5

1 Pertambahan Tinggi

Tanaman (cm) 6,31 b 4,73 a 5,09 ab 4,72 a 4,27 a 4,59 a 1,26

-

2 Pertambahan Jumlah

Pelepah Daun (helai) 2,25 2,00 1,67 1,67 1,59 1,92 -

-

3 Berat Basah

Berangkasan (g) 606,25 643,75 587,50 650,00 637,50 487,50 -

-

4 Jumlah Klorofil

(mg-1) 56,23 bB 49,57 bB 49,17bB 26,96 aA 19,95 aA 19,89 aA 14,76 18,72

5 Persentase Tanaman

Hidup (%) 100 100 100 100 100 100 -

-

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang

sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji 5% dan 1%

4.1.1. Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)

Data hasil pengamatan pertambahan tinggi tanaman dan hasil analisis keragaman

dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan

bahwa perlakuan lama penggenangan berpengaruh nyata terhadap pertambahan

tinggi tanaman. Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa perlakuan G0 berbeda tidak

nyata dengan perlakuan G2 dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Pertambahan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan G0 yaitu 6,31 cm

dan terendah pada perlakuan G4 yaitu 4,27 cm.

Page 36: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

21

4.1.2. Pertambahan Jumlah Pelepah Daun (helai)

Data hasil pengamatan jumlah pelepah daun dan hasil analisis keragaman dapat

dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa

perlakuan lama penggenangan berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan

jumlah pelepah daun. Hasil tabulasi data menunjukkan bahwa perlakuan G0

menghasilkan pertambahan jumlah pelepah daun terbanyak yaitu 2,25 helai dan

paling sedikit pada perlakuan G4 yaitu 1,59 helai.

4.1.3. Berat Basah Berangkasan (g)

Data hasil pengamatan berat basah berangkasan dan hasil analisis keragaman

dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan

bahwa perlakuan lama penggenangan berpengaruh tidak nyata terhadap berat

basah berangkasan. Hasil tabulasi data menunjukkan bahwa perlakuan G3

menghasilkan berat basah berangkasan terberat yaitu 650,00 g dan paling sedikit

pada perlakuan G5 yaitu 487,50 g.

4.1.4. Jumlah Klorofil (mg-1

)

Data hasil pengamatan jumlah klorofil dan hasil analisis keragaman dapat dilihat

pada Lampiran 9 dan 10. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa

perlakuan lama penggenagan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah klorofil.

Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa perlakuan G0 berbeda sangat nyata dengan

G3,G4, dan G5 serta berbeda tidak nyata dengan G1 dan G2. Jumlah klorofil

Page 37: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

22

terbanyak terdapat pada G0 yaitu 56,23 mg-1 dan paling sedikit pada perlakuan

G5 yaitu 19,89 mg-1

.

4.1.5. Persentase Tanaman Hidup (%)

Hasil pengamatan persentase tanaman hidup menunjukkan bahwa semua

perlakuan lama penggenangan memberikan hasil persentase tanaman hidup 100%.

4.1.6. Morfologi Akar

Pengamatan morfologi akar tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 1

sampai 12. Hasil pengamatan visual terhadap morfologi akar menunjukkan bahwa

semakin lama digenangi maka semakin terlihat perubahan morfologi akar bibit

tanaman sawit. Perubahan tersebut tampak pada warna akar dan munculnya akar

adventif dari media tanam yang digenangi.

4.2. Pembahasan

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan lama penggenangan

berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan berpengaruh sangat

nyata terhadap jumlah klorofil serta berpengaruh tidak nyata terhadap peubah

lainnya. Sedangkan untuk persentase tanaman hidup semuanya hidup 100% dan

morfologi akar berdasarkan pengamatan visual terdapat variasi morfologi akar

bibit, semakin lama digenangi maka semakin terlihat akar adventif yang terbentuk

serta semakin akar yang keluar ke permukaan air.

Page 38: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

23

Pengaruh nyata sampai sangat nyata pada peubah pertambahan tinggi bibit dan

jumlah klorofil menunjukkan bahwa dengan penggenangan maka respon bibit

kelapa sawit akan berbeda-beda. Penggenangan menyebabkan terganggunya

sistem tata udara tanah atau airase, hal tersebut menyebabkan ketersediaan

oksigen bagi akar menjadi terhambat sehingga akar akan terganggu terutama

dalam aktifitasnya menopang pertumbuhan bibit kelapa sawit. Dengan

terganggunya airase maka aktifitas penyerapan hara dan air menjadi terganggu

sehingga pertambahan tinggi tanaman dan jumlah klorofil yang terbentuk lebih

sedikit atau lebih rendah. Menurut Lakitan (1997), terganggunya perakaran akibat

cekaman air menyebabkan tanaman akan kekurangan bahan metabolisme yang

salah satunya adalah pembentukan klorofil menjadi terganggu dan dimungkinkan

terjadinya peluruhan klorofil daun. Perbedaan cekaman penggenangan

menyebabkan laju pertumbuhan tanaman akan berbeda-beda, sesuai dengan

tingkat ketahanannya.

Hasil uji BNJ dan tabulasi data menunjukkan bahwa perlakuan tanpa

penggenangan (G0) memberikan hasil terbaik pada pertambahan tinggi tanaman,

pertambahan jumlah pelepah daun dan jumlah klorofil. Selain itu morfologi akar

yang tanpa digenangi menunjukkan morfologi akar yang normal. Hal ini

menunjukkan bahwa perlakuan tanpa penggenagan menyebabkan pertumbuhan

bibit tanaman kelapa sawit normal, hal ini terlihat dari pertambahan jumlah

pelepah daun yang terbentuk, kandungan klorofil dan morfologi akarnya. Jumlah

klorofil merupakan indikasi dari baik atau tidaknya kondisi tanaman. Menurut

Lakitan (1995) bahwa kandungan klorofil daun akan menentukan proses

Page 39: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

24

metabolisme terutama pada proses fotosintesis. Sedangkan proses fotosintesis

sangat dipengaruhi oleh air. Bila tanaman mendapatkan air dalam jumlah yang

cukup maka tanaman akan mampu melakukan proses metabolisme secara baik

dan pertumbuhannya akan meningkat. Sebaliknya bila air berlebihan pada media

tanam akan mengganggu sistem perakaran.

Hasil penelitian Nurbaiti et. al (2011) menunjukkan bahwa penggenangan air 10

hari atau lebih secara berturut-turut berpengaruh negatif terhadap perakaran

tanaman. Perlakuan tanpa penggenangan menghasilkan pertumbuhan bibit yang

lebih baik.

Pengaruh tidak nyata perlakuan lama penggenangan yang terdapat pada peubah

pertambahan jumlah pelepah daun dan berat basah berangkasan menunjukkan

bahwa akibat penggenangan memberikan pengaruh yang relatif sama. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum perlakuan lama penggenangan belum sampai

menyebabkan stress berat pada bibit tanaman kelapa sawit, sehingga efek

penggenangan masih dalam batas toleransi sehingga tanaman masih relatif sama

pertumbuhan pelepah daunnya serta berat basah berangkasannya. Menurut Dat et.

al (2006) dalam Paren et. al (2013), genangan air tanah dapat menyebabkan stres

bagi tanaman dan akan menjadi kendala pada pertumbuhan akar dan memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan

demikian, genangan air merupakan faktor penting yang mempengaruhi

pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup spesies tanaman, tidak

hanya pada ekosistem alami, tetapi juga pada sistem budidaya pertanian.

Page 40: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

25

Menurut Munandar dan Wijaya (1997), perubahan tinggi genangan air dapat

mengakibatkan peristiwa yang kurang menguntungkan bagi tanaman.

Menurut Sastrosayono (2003), tanaman kelapa sawit tergolong tanaman toleran

terhadap genangan air sampai batas tertentu. Penggenangan pada fase bibit lebih

beresiko merusak tanaman bila dibandingkan dengan tanaman yang di lapangan.

Demikian juga tanaman sawit akan mengalami gangguan pertumbuhan bila air

tidak tersedia dalam jumlah banyak dalam masa tertentu pada fase pertumbuhan

bibit terutama di lapangan.

Hasil uji BNJ dan data tabulasi menunjukkan bahwa perlakuan lama

penggenangan 40 hari berturut-turut (G4) memberikan hasil yang terendah

terhadap peubah pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah pelepah

daun. Sedangkan perlakuan perendaman 50 hari berturut-turut memberikan hasil

terendah pada berat basah berangkasan dan jumlah klorofil. Hal ini menunjukkan

bahwa dengan penggenangan 40 hari sampai 50 hari sama-sama menyebabkan

tanaman mengalami cekaman lingkungan, sehingga tanaman mengalami stress

yang berdampak pada gangguan proses pertumbuhannya. Tanaman yang

digenangi 50 hari berturut-turut menunjukkan perubahan warna daun, sebagian

daunnya mulai berwarna hijau kekuningan, daunnya lebih tipis dan pelepah

daunnya lebih terbuka. Penggenangan terlalu lama menyebabkan terjadinya

perubahan pada morfologi akarnya, sehingga absorbsi hara terganggu dan

tanaman akan mengalami kekurangan hara, akibatnya tampak pada bagian daun

tanaman yang mulai menguning. Daun menguning akibat peluruhan klorofil dan

Page 41: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

26

atau dapat disebabkan pembentukan klorofilnya terhambat akibat aktifitas sel

yang terganggu. Selain itu untuk mempertahankan hidup tanaman melakukan

perombakan kandungan cadangan makanannya, sehingga tanaman mengalami

gangguan pertumbuhan terutama pembentukan jaringan baru. Selain mengubah

cadangan makanan untuk mempertahankan hidupnya, tanaman yang digenangi

terlalu lama akan memodifikasi akarnya untuk membentuk akar adventif lebih

banyak yang muncul ke permukaan air dan difungsikan untuk menyerap oksigen

bebas dari udara. Diduga kondisi tanaman yang sudah lemah karena genangan dan

ditambah dengan penyinaran matahari yang ekstrem pada saat penelitian maka

akan memperparah kerusakan klorofil daun, sehingga daun mulai menguning. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi (2006) bahwa semakin lama

penggenangan bibit sawit menyebabkan pertumbuhan kuncup daun menjadi lebih

lambat, kandungan klorofil menurun, dan pembentukan akar adventif semakin

banyak.

Perlakuan penggenangan 50 hari berturut-turut memberikan peningkatan pada

jumlah akar adventif. Pertumbuhan akar adventif merupakan adaptasi morfologi

yang terlihat pada bibit kelapa sawit yang mengalami penggenangan. Semakin

lama periode penggenangan maka jumlah akar adventif yang terbentuk lebih

banyak dan kerusakan akar serabut di dalam media tanam semakin banyak,

dibandingkan dengan perlakuan tanpa penggenangan. Pada perlakuan tanpa

penggenangan tidak ditemukan adanya akar adventif dan kerusakan akar.

Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa tanaman yang mengalami cekaman air

akan membentuk akar udara atau adventif yang muncul ke permukaan air.

Page 42: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

27

Pembentukan akar adventif disebabkan oleh kondisi anaerob pada perakaran yang

merupakan adaptasi morfologi bagi bibit kelapa sawit untuk dapat bertahan hidup

pada periode penggenangan. Akar adventif berfungsi sebagai tempat masuknya

oksigen, sehingga dalam kondisi tergenang dimana perakarannya jenuh air

tanaman masih bisa mengambil oksigen yang ada di udara untuk melakukan

respirasi secara aerob. Menurut hasil penelitian Kozlowski et.al (1991) dalam

Nurbaiti et. al (2011), tumbuhan kayu hutan rawa melakukan adaptasi morfologi

dan anatomi dengan membentuk akar adventif dan rongga aerenkim pada akar.

Menurut Harahap et. al (2000), genangan air yang semakin lama pada bibit kelapa

sawit dapat mengakibatkan kerusakan fungsi daun, titik tumbuh dan perakaran

yang semakin signifikan. Selanjutnya menurut Lakitan (1997), kondisi anaerobik

tanah menyebabkan perubahan-perubahan dalam keseimbangan substansi

pertumbuhan yang dikirim dari akar ke pucuk, kemungkinan sebagai responnya

terhadap etilen eksogenous dalam tanah. Akibat penggenangan terlalu lama akan

terjadi perubahan morfologi akar dan keadaan ini dapat mengganggu hubungan

antara bagian atas tanaman dengan akar. Adanya gangguan pada akar akan

menurunkan laju transpirasi dan menaikkan rata-rata nisbah antara bagian atas

tanaman dengan akar (S/R) karena akar lebih banyak menentukan suplai oksigen

di dalam tanah pada kondisi tergenang.

Page 43: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Lama penggenangan memberikan respon yang sangat nyata pada peubah

jumlah klorofil dan respon yang nyata pada peubah tinggi tanaman.

2. Bibit kelapa sawit varietas D × P Tani Nusa 1 (TN-1) umur 6 bulan masih

mampu bertahan hidup dalam kondisi tergenang sampai titik tumbuh selama 50

hari.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan disarankan dalam budidaya tanaman kelapa

sawit, agar menghindari lahan-lahan yang tergenang lebih dari 50 hari. Perlu

dilakukan penelitian lanjutan dengan perlakuan penggenangan lebih lama dan

dengan variasi tinggi air penggenangan yang berbeda, serta pemeliharaan tanaman

pasca tergenang air.

28

Page 44: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

DAFTAR PUSTAKA

Buckman O. H. dan Brady N. C. 1982. Ilmu Tanah terjemahan Prof. Dr.

Soegiman. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Hal. 561-572.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1991. “Prosiding Seminar

Penelitian Lahan Pasang Surut dan Rawa SWAMPS II”. 1990. Palembang,

29-31 Oktober 1990.

Departemen Pertanian. 2012. Kelapa Sawit. Diakses dari

http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/BUN-asem2012/Areal-

KelapaSawit.pdf. Tanggal 12 Januari 2014.

Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Petanian RI, 2012. Laporan Tahunan

Sektor Perkebunan Nasional. Kementrian Pertanian RI. Jakarta. Diakses

dari http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/BUN-asem2012/Areal-

KelapaSawit.pdf. Tanggal 10 Januari 2014.

Dewi, A. 2009. Respon Lama Penggenangan dan Pupuk NPK terhadap

Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit TBM. Fakultas Pertanian Universitas

Baturaja. Jurnal Agronomibis ISSN 1979-8245X, Vol 1, No.1 Maret 2009.

Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2002. Budidaya

Pemanfaatan dan Analisa Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Fitter A.H and Hay R.K.M, (1991). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Penerjemah :

Harahap, I.Y., Winarna dan Sutarta, E.S. 2000. “Produktivitas Tanaman Kelapa

Sawit: Tinjauan dari Aspek Tanah dan Iklim”. Prosiding Pertemuan Teknis

Kelapa Sawit. 25-26 April 2000. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Lakitan, B. 1997. Fisiologi Tanaman Pada Kondisi Rizosfer KekuranganOksigen.

Universitas Sriwijaya Palembang.

Munandar dan A. Wijaya. 1997. “Toleransi Terhadap Genangan Pada Fase Vegetatif

Beberapa Varietas Lokal Padi Lebak”. Prosiding Seminar Ilmiah Bidang Ilmu

Pertanian dalam Rangka Dies Natalis UNSRI ke-36. Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya. Indralaya

Noor, M. 1996. Padi Lahan Marginal. Jakarta: Penebar Swadaya

29

Page 45: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

30

Nurbaiti, A. E. Yulia, dan J. Sitorus. 2012. Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa

Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Medium Gambut Dengan Berbagai

Periode Penggenangan. J. Agrotek. Trop. 1 (1): 14 – 17 (2012). Fakultas

Pertanian Universitas Riau.

Tim Pengasuh MK Ekofisiologi Faperta UGM. (2008). Hubungan Air dan

Tanaman. Staf Laboratorium Ilmu Tanaman. www.faperta.ugm.ac.id

Risza,S., 1995. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktifitas, Kanisius,

Yogyakarta.

Salisbury. F.B and C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung.

Bandung

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Tangerang: Agromedia Pustaka.

Sjarkowi, F., S.E. Rahim, Z. Hanafiah. 1992. Kiat Pengelolaan Bagi Potensi dan

Kepekaan Ekologis Lahan Rawa”. Prosiding Seminar Nasional: Pemanfaatan

Potensi Lahan Rawa untuk Pencapaian dan Pelestarian Swasembada Pangan.

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang

Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Jakarta: Kanisius

World Wild Fund (WWF) Indonesia. 2013. Luas Kebun Kelapa Sawit Mencapai

135 Juta Hektar. Diakses dari http://www.tempo.co/read/news/

2013/12/05/090534988/ Luas-Kebun-Sawit-Mencapai-135-Juta-Hektare

Page 46: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

31

Lampiran 1. Denah Penelitian

I

II

III

IV

G0

G2

G0

G3

G1

G5

G1

G4

G4

G3

G2

G1

G2

G4

G5

G2

G3

G1

G4

G5

G5

G0

G3

G0

Keterangan :

I,II,III,IV : Ulangan

G : Perlakuan Lama Genangan

Jarak antar tanaman : 20 cm

Luas kotak genangan : 1,5 x 2,5 m

Page 47: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

32

Lampiran 2. Deskripsi Kelapa Sawit Varietas D × P Tani Nusa 1 (TN-1)

Umur siap panen : 24 – 28 bulan

Kecepatan pertumbuhan tanaman : 35,6 – 42,5 cm/th

Produksi TBS pada umur 2 tahun (TM 1) : 4 – 5 ton/ha/th

Produksi TBS pada umur 8 tahun (TM 5) : 28 ton/ha/th

Produksi TBS pada umur 10 tahun (TM 8 : 32 – 35 ton/ha/th

Potensi produksi CPO (TM 8) : 6,7 – 7,0 ton/ha/th

Rendemen CPO (Lap) : 30,5%

Rendemen CPO (IER) : 26,3%

Potensi produksi inti sawit (TM 8) : 1,9 – 2,1 ton/ha/th

Kerapatan tanaman : 148 phn/ha

Usia produksi : 33 th

Dapat beradaptasi dengan baik pada lahan marginal atau mulai dari lahan kelas

S3 – lahan kelas S1

SK Menteri Pertanian No. 648/Kpts/SR.120/5/2008

SK Dirjenbun No. 86/Kpts/HK.330/05/2008

SUMBER : http://www.sawitplasma.com/bibit-unggul-tn1-pt-btn-pt-solusi-sawit-

syariah.html

Page 48: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

33

Lampiran 3. Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rerata

I II III IV

G0 6,50 7,50 5,07 6,17 25,24 6,31

G1 5,57 5,83 3,03 4,50 18,93 4,73

G2 7,50 4,83 2,90 5,14 20,37 5,09

G3 5,33 5,63 3,33 4,60 18,89 4,72

G4 6,50 4,23 2,07 4,28 17,08 4,27

G5 5,50 4,60 3,70 4,57 18,37 4,59

Jumlah 36,90 32,62 20,10 29,26 118,88 4,95

Lampiran 4. Analisis Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)

Sumber

Keragaman DB JK KT Fhit

F-Tabel

5% 1%

Kelompok 3 25,4531 8,4844 16,59 **

3,29 5,42

Perlakuan G 5 10,2364 2,0473 4,00 * 2,90 4,56

Galat 15 7,6710 0,5114

Total 23 43,3605

Keterangan :

tn = Berpengaruh tidak nyata

KK = 14,44 %

Page 49: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

34

Lampiran 5. Hasil Pengamatan Pertambahan Jumlah Pelepah Daun (Helai)

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rerata I II III IV

G0 3,00 2,00 2,33 1,67 9,00 2,25

G1 2,00 1,67 1,67 2,67 8,01 2,00

G2 2,00 1,33 1,67 1,67 6,67 1,67

G3 1,33 2,00 1,67 1,67 6,67 1,67

G4 1,67 2,00 1,67 1,00 6,34 1,59

G5 1,67 2,00 2,00 2,00 7,67 1,92

Jumlah 11,67 11,00 11,01 10,68 44,36 1,85

Lampiran 6. Analisis Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Pelepah Daun

(Helai)

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit F-Tabel

5% 1%

Kelompok 3 0,0865 0,0288 0,17 tn

3,29 5,42

Perlakuan G 5 1,2985 0,2597 1,49 tn

2,90 4,56

Galat 15 2,6075 0,1738

Total 23 3,9925

Keterangan :

tn = Berpengaruh tidak nyata

KK = 22,56 %

Page 50: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

35

Lampiran 7. Hasil Pengamatan Berat Basah Berangkasan (gram)

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rerata

I II III IV

G0 450 450 850 675 2425,00 606,25

G1 525 600 600 850 2575,00 643,75

G2 525 550 600 675 2350,00 587,50

G3 575 500 850 675 2600,00 650,00

G4 475 425 625 1025 2550,00 637,50

G5 475 500 575 400 1950,00 487,50

Jumlah 3025,00 3025,00 4100,00 4300,00 14450,00 602,08

Lampiran 8. Analisis Sidik Ragam Berat Basah Berangkasan (gram)

Sumber

Keragaman DB JK KT Fhit

F-Tabel

5% 1%

Kelompok 3 233,437.5000 77,812.5000 4,50 * 3,29 5,42

Perlakuan G 5 74,583.3333 14,916.6667 0,86 tn

2,90 4,56

Galat 15 259,375.0000 17,291.6667

Total 23 567,395.8333

Keterangan :

tn = Berpengaruh tidak nyata

KK = 21,84 %

Page 51: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

36

Lampiran 9. Hasil Pengamatan Jumlah Klorofil Daun (mg-1

)

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rerata

I II III IV

G0 29,02 66,00 61,28 68,60 224,90 56,23

G1 39,98 59,19 51,58 47,51 198,26 49,57

G2 44,05 62,70 46,84 43,09 196,68 49,17

G3 18,13 35,08 20,96 33,65 107,82 26,96

G4 14,69 37,56 11,39 16,17 79,81 19,95

G5 12,61 28,95 24,60 13,41 79,57 19,89

Jumlah 158,48 289,48 216,65 222,43 887,04 36,96

Lampiran 10. Analisis Sidik Ragam Jumlah Klorofil Daun (mg-1

)

Sumber

Keragaman DB JK KT Fhit

F-Tabel

5% 1%

Kelompok 3 1,436.1530 478.7177 8.24 **

3,29 5,42

Perlakuan 5 5,439.0600 1,087.8120 18.71 **

2,90 4,56

Galat 15 871.9275 58.1285

Total 23 7,747.1404

Keterangan :

tn = Berpengaruh tidak nyata

KK = 20.63 %

Page 52: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

37

Lampiran 11. Data Rata-Rata Persentase Tanaman Hidup (%)

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rerata

Persentase

Tanaman

hidup (%) I II III IV

G1 3,00 3,00 3,00 3,00 12,00 3,00 100

G2 3,00 3,00 3,00 3,00 12,00 3,00 100

G3 3,00 3,00 3,00 3,00 12,00 3,00 100

G4 3,00 3,00 3,00 3,00 12,00 3,00 100

G5 3,00 3,00 3,00 3,00 12,00 3,00 100

G6 3,00 3,00 3,00 3,00 12,00 3,00 100

Jumlah 18,00 18,00 18,00 18,00 72,00 3,00 100

Page 53: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

38

Gambar 1. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G1

Gambar 2. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G2

Page 54: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

39

Gambar 3. Perbandingan Morfologi akar perlakuan G0 dengan G3

Gambar 4. Perbandingan Morfologi akar perlakuan G0 dengan G4

Page 55: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

40

Gambar 5. Perbandingan morfologi akar perlakuan G0 dengan G5

Gambar 6. Kondisi Perakaran perlakuan G0

Page 56: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

41

Gambar 7. Kondisi perakaran adventif perlakuan G1

Gambar 8. Kondisi perakaran adventif perlakuan G2

\

Page 57: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

42

Gambar 9. Kondisi perakaran adventif perlakuan G3

Gambar 10. Kondisi perakaran adventif perlakuan G4

Page 58: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

43

Gambar 11. Kondisi perakaran adventif perlakuan G5

Gambar 12. Kotak genangan sebelum pemasangan plastik terpal

Page 59: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

44

Gambar 13. Kotak genangan setelah pemasangan plastik terpal

Gambar 14. Persiapan bibit kelapa sawit

Page 60: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

45

Gambar 15. Penggenangan bibit kelapa sawit

Gambar 16. Pengukuran tinggi genangan air

Page 61: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

46

Gambar 17. Kunjungan dosen pembimbing I

Gambar 18. Kunjungan dosen pembimbing II

Page 62: Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Perlakuan Lama Genangan.pdf2

PR

OG

RA

M S

TU

DI

A

GR

OT

EK

NO

LO

GI

FA

KU

LT

AS

P

ER

TA

NI

AN

UN

IV

ER

SI

TA

S M

US

I R

AW

AS

47

Gambar 19. Uji kadar klorofil daun

Gambar 20. Pengukuran tinggi tanaman