respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

98
RESPON PENGENDARA BERMOTOR DAN JUMLAH PELANGGARAN TRAFFICT LIGHT TERHADAP KEBERADAAN KANOPI POHON DI WILAYAH PERSIMPANGAN JALAN KECAMATAN MATARAM Skripsi diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Amirah Muhammad Umar NIM. 1151.145.119 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2018

Transcript of respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Page 1: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

RESPON PENGENDARA BERMOTOR DAN JUMLAH PELANGGARAN

TRAFFICT LIGHT TERHADAP KEBERADAAN KANOPI POHON DI

WILAYAH PERSIMPANGAN JALAN KECAMATAN MATARAM

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Amirah Muhammad Umar NIM. 1151.145.119

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2018

Page 2: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 3: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 4: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 5: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 6: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

MOTTO

مْ ا يرْجعو لو الذَي لعلَ ع مْ بعْض ا كسبتْ أيْدي الناَس ليذيق الْبحْر ب الْفساد في الْبر

ر ظ

Artinya:

“Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki supaya mereka merasakan sebagian

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

(QS. Ar- Rum : 41)1

1 Yayasan penyelenggara penerjemah al- Qur’an, Al- Qur’an dan Terjemahannya: Edisi

Ilmu Pengetahuan, (Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa, 2011), hlm. 273.

Page 7: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang sedalam-dalamnya, karya ini ku persembahkan untuk:

1. Allah Subhanahu Wata’ala, dengan taufik dan nikmat-Nya sehingga karya tulis ini

dapat di selesaikan.

2. Motivator hidupku Ayahanda dan Ibundaku (Hj.Muhammad Umar Miradi dan Hjh.

Nurhidayah Rais Sarafuddin) yang telah membesarkanku dengan penuh kasih

sayang, memberiku motivasi sehingga bisa menempuh S1.

3. Kakak ku tersayang (Aminah Muhammad Umar) yang selalu memberikan ku arahan

dan selalu menyemangatiku, demi kelancaran studiku, untuk menjadi orang yang

lebih baik lagi.

4. Adik ku tersayang (Fatmah, Faizah dan Khalid) senyum dan tawa ringan kalian

memberiku inspirasi dan harapan baru.

5. Sahabat tersayang yang telah ikut serta dalam membantu proses penelitian (Eli

Kusmiati, Ulul Azmi, Sulhani, Lia Rahayu, Fitriyatul Jannah, Imam Kurniawan, Ilham,

Rauhun, Siti Nurhikmah MF dan semua teman-teman yang tidak bisa saya sebut satu

persatu).

6. Sahabat surgaku yang selalu menyemangati ( Akhwat Baper yang tidak bisa ku sebut

satu persatu)

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 khususnya Jurusan Pendidikan IPA

Biologi.

8. Almamaterku tercinta.

Page 8: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas segala rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Respon

Pengendara Bermotor Dan Jumlah Pelanggaran Traffict Light Terhadap

Keberadaan Kanopi Pohon Di Wilayah Persimpangan Jalan Kecamatan Mataram”

tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad

Shallallahualaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya yang

membebaskan umatnya dari kejahiliaan sehingga dapat merasakan nikmatnya

iman dan Ad-dinul Islam.

Tujuan dari penyusunan Proposal Skripsi ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar pendidikan Strata-1 di Jurusan Pendidikan IPA-

Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Mataram. Penulis menyadari dalam proses penyusunan Proposal Skripsi ini tidak

akan selesai tanpa bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Suhirman, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Munawir Sazali, M. Si

selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi

ini.

2. Bapak Alwan Mahsul M.Pd, selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing akademik

yang selalu memberikan arahan selama studi.

Page 9: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

3. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram, bapak M.

Edi Jayadi., M.Pd, dan Bapak Alwan Mahsul., M.Pd.

4. Semua Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram yang telah

memberikan bimbingan selama menjalani perkuliahan.

5. Ibu Hj. Lubna., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram.

6. Bapak Dr. H. Mutawali., M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram dan segenap civitas

akademik FITK yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan Proposal

Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kepada semua pihak tersebut, semoga apa yang telah diberikan kepada

penulis tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan ridha serta balasan dari Allah

Subhanahu Wata’ala. Aaamiiin Allahumma Aaamiiin.

Tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari Skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena

itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan, agar terciptanya

pendekatan kepada taraf yang sempurna dan dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya

Mataram, 3 Mei 2018

Penulis,

Page 10: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK .....................................................................................

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah .......................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

E. Penegasan Istilah ................................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11

A. Kendaraan dan Transportasi ............................................................... 11

B. Ecosystem Service............................................................................... 17

C. Kanopi ................................................................................................ 17

1. Pengertian Kanopi Pohon ............................................................. 21

2. Bentuk Kanopi Pohon ................................................................... 22

Page 11: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

D. Pelanggaran traffict light .................................................................... 21

E. Topologi Kecamatan Mataram............................................................ 22

F. Kerangka Berfikir ................................................................................ 29

G. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 32

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................................... 32

B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 33

C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 33

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 34

E. Desain Penelitian ............................................................................... 36

F. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 39

1. Alat Penelitian .............................................................................. 39

2. Bahan Penelitian .......................................................................... 39

G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 40

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 42

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 42

B. Pembahasan

a. Kondisi Wilayah Penelitian ........................................................... 50

b. Pembahasan Hasil ........................................................................ 51

c. Solusi yang peneliti tawarkan ....................................................... 52

BAB V PENUTUP .................................................................................... 65

A. Simpulan ` .......................................................................................... 65

B. Saran ................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Analisis Kuisioner Dan Jumlah Pelanggaran Menggunakan SPSS

Page 13: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ecosystem service berupa kanopi pohon

Gambar 2.2 Frakinus pennsylvancia

Gambar 2.3 picae Obovata

Gambar 2.4 Acer campestre

Gambar 2.5 Sorabus aucuparia

Gambar 2.6 juglans regia

Gambar 2.7 Ulumus Glabar

Gambar 2.8 Selix Alba

Gambar 2.9 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Mataram

2016

Gambar 2.10 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Kelurahan 2016

Page 14: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-rata skor kuisioner di setiap Persimpangan

Grafik 4.2 Grafik batang hasil analisis jumlah pelanggaran traffic light

Grafik 4.3 Grafik Bentuk Korelasi Antar Variabel

Page 15: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi Skripsi.

Lampiran 2 Foto Hasil Penelitian .

Lampiran 3 Lembar kuisioner

Lampiran 4 Tabel Presentase Soal Kuisioner

Lampiran 5 Uji Korelasi Data Menggunakan SPSS Versi 16.0

Page 16: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

ABSTRAK

Mengendarai motor di siang hari dengan suhu yang tinggi serta dituntut untuk mematuhi rambu lalu lintas merupakan kewajiban kita sebagai pengendara bermotor. Kondisi jalan, tata ruang, termasuk pula kenyamanan seorang pengendara saat berada di lampu setopan atau traffict light turut menjadi faktor penentu patuhnya seorang pengendara terhadap rambu-rambu lalu lintas yang ada. Salah satu faktor kemungkinan penyebab para pengendara kurang nyaman adalah tidak hadirnya kanopi pohon. Kanopi pohon atau tree canopy merupakan lapisan dari dedaunan, cabang dan batang dari pepohonan yang menutupi permukaan tanah ketika tampak dari bagian atas. Penelitian ini memanfaatkan metode ex post facto dengan mengkaji faktor kemungkinan penyebab terjadnya pelanggaran traffict light . Data diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada para pengendara bermotor yang melewati setiap persimpangan yang menjadi tempat penelitian ditunjang pula dengan data jumah pelanggaran traffict light disetiap persimpangan. Data dianalisis dengan cara deksriotif kualitatif dan ditemukan respon pengendara bermotor saat berada di bawah naungan berupa kanopi pohon di traffict light berbeda dengan respon pengendara saat berda tidak dibwah naungan berupa kanopi pohon. Pengendara dengan berada dibawah nuangan berupa kanopi pohon merasa nyaman, sejuk, ingin selalu berada ditempat yang teduh saat berada di traffict light dan memicu dapat meningkatkan rasa nyaman dengan indikasi tidak menerobos lampu setopan.

Kata kunci : kenyamanan bermotor, pelanggaran traffic light dan kanopi pohon

Page 17: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penduduk merupakan orang atau orang-orang yang mendiami

suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dan sebagainya).2 Badan Pusat

Statistik mencatat jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2017 adalah ±

53.633.000 jiwa. Penduduk Kota Mataram untuk tahun 2016 berjumlah

475.378 jiwa dengan sebaran Ampenan 105.363 jiwa, Sekarbela 60.012

jiwa, Selaparang 84.319 jiwa, Mataram 88.281 jiwa, Cakranegara 75.066

jiwa dan Sandubaya 62.337 jiwa jumlah penduduk tertinggi berada di

Kecamatan Ampenan kemudian Kecamatan Mataram.

Kota Mataram merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat,

Indonesia. Kota Mataram memiliki topografi wilayah berada pada

ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan

rentang ketinggian sejauh 9 km, terletak pada 08° 33’ - 08° 38’ Lintang

Selatan dan 116° 04’ - 116° 10’ Bujur Timur. Suhu udara di Kota

Mataram berkisar antara 20.4 °C sampai dengan 32.10 °C. Kelembapan

maksimum 92% terjadi pada bulan Januari, April, Oktober dan November,

sedangkan kelembapan minimum 67% terjadi pada bulan Januari 2018.

Sementara jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan November

2 Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Balai pustaka:Jakarta) 2002

1

Page 18: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

sebanyak 27 hari, dengan curah hujan rata-rata mencapai 1.256,66 mm per

tahun, dan jumlah hari relatif 110 hari per tahun.3

Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun

mengakibatkan bertambahnya kebutuhan penduduk itu sendiri. Kebutuhan

kendaaran bermotor pada Kecamatan Mataram tercatat semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya jumlah mobilitas penduduk. Hal ini \

berpengaruh langsung terhadap peningkatan emisi gas buang kendaraan

bermotor di udara.

Perubahan kebutuhan tersebut dikarenakan juga oleh sepeda motor

yang mudah digunakan untuk menempuh jarak dekat misalnya antara

rumah dan tempat bekerja. Sepeda motor dianggap dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah, disamping

kelebihannya dalam kemampuan bermanuver disela-sela kemacetan.

Sepeda motor juga memberikan efisiensi dalam biaya perjalanan serta

dampak dari kenaikan BBM, ketidakefisienan sarana angkutan umum dan

waktu perjalanan yang tidak dapat diprediksi, menjadi salah satu penyebab

meningkatnya kepemilikan sepeda motor. Namun saat ini, fungsi sepeda

motor tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi jarak dekat,

melainkan digunakan untuk keperluan mudik atau pulang kampung. 4

3Sensus Penduduk Biro Pusat Statistik. 2010. 4 Chika Olviani dan Harus Laksana Guntur.Analisa Kenyamanan Kendaraan Roda Dua

dengan Pemodelan Pengendara sebagai Sistem Multi D.O.F. Jurnal Teknik POMITS. Vol. 3, 2014, Hal. 57.

Page 19: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Selain memberikan pelayanan berupa mobillisasi, kemampuan

bermanuver disela-sela kemacetan dan efesiensi dalam biaya perjalanan,

peningkatan pengguna kendaraan bermotor dapat memberi efek berupa

polusi udara yang mengakibatkan kematian dalam sebuah studi kasus

United States yang menyatakan hasil buangan sarana transportasi atau

biasa disebut sebagai emisi dapat mengubah konsentrasi PM2,5 yang

seharusnya berada dalam kondisi yang rendah di alam menjadi konsentrasi

PM2,5 dengan konsentrasi yang tinggi. PM 2,5 atau particulate matter

meruapakan suatu istilah untuk partikel padatan mauapun cair di udara,

memiliki ukuran dan bentuk yang tersusun dari bahan kimia dan

merupakan kombinasi dari sulfat, nitrat, karbon, amonium, ion hidrogen,

senyawa orgaik, logam dan partikel terkait air. Hadirnya senyawa atau

partikulat tersebut dapat menggaggu aktivitas paru-paru berupa iritasi.5

Selain itu, kecendrungan pengendara bermotor untuk melanggar

rambu lalu lintas (traffic light) disela-sela kepentingan yang mendesak

ataupun tidak hadirnya sebuah peneduh di sekitaran wilayah persimpangan

jalan. Meningkatnya pulosi mengakibatkan meningkatya suhu lingkungan

sesuai Data Badan Pusat Statistik Republik Indosesia yang menyatakan

bahwa kenaikkan kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2005-2008 naik

hingga 71%. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan secara efektif

baik dari pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi gas buang yang

berdampak terhadap peningkatan suhu lingkungan.

5 Caiazzo, Fabio. Air pollution and early deaths in the United States. Part

I:Quantifyingthe impact of major sectors in 2005. Atmospheric Enviroment. Vol. 79 . 2013, Hal. 198.

Page 20: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Untuk mengurangi terjadinya gas buang atau polusi, kuantitas

pelanggran traffic light dan peningkatan suhu lingkungan dapat dilakukan

upaya ecosystem service berupa penanam vegetasi di sekitaran wilayah

persimpangan jalan yang akan berperan sebagai kanopi atau tempat teduh

bagi pengguna jalan khususnya bagi pengendara motor sehingga memberi

kenyamanan bagi pengendara bermotor. Ecosystem service atau layanan

ekosistem yang berati jasa yang diberikan alam untuk suatu ekosistem.

Salah satu layanan tersebut berupa kanopi di persimpangan jalan lampu

merah. Kanopi merupakan bagian dari tumbuhan yang mampu menutupi

bagian permukaan tanah dari cahaya matahari.6 Sedangkan ecosystem

service atau layanan ekosistem berarti jasa yang diberikan alam untuk

suatu ekosistem.7

Mengacu pula pada serangkaian hasil studi di Kota Bogor,

diketahui bahwa pepohonan dapat berperan sebagai ecosystem service

berupa kanopi yang mampu mengasimilasi CO di perkotaan.8 Selain itu,

kajian lain tentang kanopi pohon sebagai vegetasi alami yang dapat

6 National Researcher Council. A Report on Existing and Possible Tree Canopy in the

City of Charlotte and Mecklenburg County, NC. Washington, DC: The National Academies Press.2014.

7 Joseph Latuihamallo dan Jusmy D, Putuhena.Analisis Nilai Guna Hutan Sebagai Penyediaan Air Bersih Dan Implementasi PES Bagi Pemilik Dusun Di Hutan Gunung Sirimau Kota Ambon. Jurnal Hutan Pulau-pulau Kecil. Vol. 1, 2016, Hal 50.

8 R Covery, Kevin, dkk. Study of the Effectivity of Several Tree Canopy Types on

Roadside Green Belt in InfluencingThe Distribution Vertically and Horizontally of CO gas Emitted from Transportation Activities toVicinity of The Road. Earth and Eviromental Science.2016.

Page 21: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

memelihara temperatur wilayah sekitarnya dengan sistem evaporasi dan

siklus hidrologi.9

Untuk mengetahui seberapa pentingnya kanopi pohon

dipersimpangan jalan yang mampu mengurangi kuantitas atau jumlah

pelanggaran traffict light, maka peneliti mengangkat judul “Respon

Pengendara Bermotor Dan Jumlah Pelanggaran Traffict Light

Terhadap Keberadaan Kanopi Pohon Di Wilayah Persimpangan

Jalan Kecamatan Mataram”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada

penelitian ini difokuskan pada: “Bagaimanakah respon pengendara

bermotor dan peran kanopi pohon terhadap jumlah pelanggaran traffict

light di wilayah persimpangan jalan Kecamatan Mataram?”.

C. Tujuan dan Manfaat

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian ini

dilakukan dengan tujuan : “Untuk mengetahui respon pengendara

bermotor dan peran kanopi pohon terhadap jumlah pelanggaran traffict

light di wilayah persimpangan jalan Kecamatan Mataram”.

Adapun manfaat penelitian ini yakni:

a. Manfaat Teoritis

9 LoungherP, Chistopher. Roles of Urban Tree Canopy and Buildings in Urban Heat

Island Effects: Parameterization and Preliminary Results. Depatement of Atmospheric and Oceanic Science, University of Myrland, Collage Park, Myrlad, 2011.

Page 22: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

dan wawasan pembaca terkait kehadiran kanopi pohon terhadap

jumlah pelanggaran traffic light di persimpangan jalan Kota Mataram.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai respon

pengendara bermotor dalam bentuk data angket, peran kanopi di

persimpangan jalan terhadap jumlah pelanggaran traffict light yang

terjadi di setiap persimpangan jalan Kecamatan Mataram.

2) Bagi Pemerintah

Sebagai referensi instansi Tata Kota Mataram dalam

menciptakan ruang kota yang bebas polusi, patuh tata tertib dan

kenyaman para pengguna jalan.

3) Bagi masyarakat

Untuk menambah pengetahuan kepada masyarakat bahwa

dengan hadirnya kanopi pada wilayah persimpangan jalan yang

disatu sisi sebagai tempat berteduh para pengendara motor dan

disisi lain sebagai penyedia oksigen yang merupakan kebutuhan

utama makhluk hidup terutama manusia serta meminimalisir

terjadinya pelanggaran traffict light.

Page 23: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada pendapat responden terhadap hadirnya

kanopi pohon di persimpangan jalan Kecamatan Mataram melalui

penyebaran angket dan menghitung jumlah pelanggaran traffict light

sebagai indikasi kenyamanan pengendara bermotor serta mengukur

suhu sebagai faktor penunjang bahwa dengan adanya kanopi pohon

dapat mempengaruhi suhu yang ada di sekitar kanopi pohon. Metode

yang digunakan adalah dengan penyebaran angket atau kuisioner

kepada para pengendara motor di persimpangan yang menjadi tempat

penelitian. Adapun persimpangan yang dimaksud adalah

Persimpangan Kamboja, Persimpangan Karang Bedil, Persimpangan

Pagesangan, Persimpangan Granda, Persimpangan STMIK,

Persimpangan Golkar dan Persimpangan Pagutan.

2. Setting Penelitian

Penelitian kanopi pohon berbasis penelitian lingkungan dengan

menggunakan alat pengukur suhu atau thermometer hydro, kamera

sebagai alat dokumentasi dan hand counter sebagai alat penghitung

jumlah pelanggaran traffict light. Adapun bahan yang dperlukan dalam

penelitian ini yakni kertas kuisioner yang akan dbagikan kepada para

pengendara bermotor, alat tulis dan alas tulis.

Page 24: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

E. Telaah Pustaka

1. Kendaraan dan Transportasi

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan pengertian lalu lintas dan angkutan

jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri dari lalu lintas, angkutan

jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan

angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan, serta

pengglongannya. Oleh karena itu, dalam beralu lintas tidak hanya

dilalui oleh para pengendara saja melainkan perangkat lainnya

sebagaimana disebutkan diatas. Penelitian kali ini, difokuskan

terhadap dua komponen lalu lintas angkutan jalan yakni kendaraan

bermotor dan pengemudi atau pengendara.

Pasal yang sama menyatakan pengertian kendaraan adalah suatu

sarana angkutan di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan

kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor adalah setiap

kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin

selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Sedangkan kendaraan tidak

bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga

manusia dan/atau hewan. Kendaraan bermotor umum adalah setiap

kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang

dengan dipungut bayaran. Penelitian ini difokuskan pula pada

kendaraan bermotor. Sebuah studi menjabarkan bahwa kendaraan

bermotor adalah benda mati yang digerakkan oleh mesin atau perlatan

Page 25: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

teknik. Berdasarkan UU No. 14 1992 yang dimaksud dengan peralatan

teknik berupa peralatan yang dapat mengubah suatu energi ke dalam

bentuk yang lain dan dapat digunakan untuk menggerakan mesin yang

merupakan perangkat dalam kendaraan bermotor.10

Pegendara atau pengemudi adalah istilah bagi orang yang

memakai kendaraan bermotor. Pengendara atau pengemudi yang

berarti orang yang mengendarai kendaraan bermotor, adapun istilah

pengemudi yang baik merupakan orang yang sudah melalui prosedur

dasar mengemudi, kebiasaan mengemudi, kondisi dan penilian suara

yang baik, sehat jasmai dan rohani serta memiliki rasa tanggung jawab

dan berhati-hati. Oleh karena itu, pengemudi yang aman adalah

berumur 65 hingga 74 tahun. Jadi, tidak semua orang yang

menggunakan kendaraan bermotor disebut sebagai pengendara

bermotor.

Koridor pengendara bermotor terbatas pada ketaatan prosedur

bermotor sebagaimana disebutkan sebelumnya. Jadi, pengemudi atau

pengguna sepeda motor merupakan masyarakat yang sudah melalui

prosedur dasar mengemudi sehingga pelanggaran yang terjadi

sebenarnya merupakan salah satu kelalaian para pengemudi.

Logikanya, ketika mereka para pengemudi telah melalui tahap

prosedur mengemudi akan memperkecil terjadinya pelanggaran. Oleh

10

Anggarini, Dini. Studi Tentang Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor Di Kota Samarinda. e-Journal Sosiatri-Sosiologi . Vol. 1. Hal 10-19

Page 26: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

karena itu, dapat dikatan pengendara bermotor pada varibel penelitian

ini adalah mereka yang sudah lulus prosedur mengemudi.

2. Ecosystem Service

Menurut sejarah, manusia dapat memodifikasi ekosistem alami

yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk yang bermanfaat seperti

agrikultural dan layanan ekosistem (seperti penyerbukan, kesuburan

tanah dan pencegah erosi). Beberapa layanan ekosistem seperti

regulasi dan stabilisas temperatur, aliran sungai, air terjun dan

penyebaran nutrien tak sebanyak atau berkurang dengan bertambahnya

waktu dan ketika gangguan atau perubahan yang dapat memperburuk

layanan ekosistem.11

Layaknya sebuah sistem, ekosistem dapat saja berkerja dengan

baik sampai dengan akhirya mengalami kerusakan dan dikontrol oleh

pendeteksi gejala seperti fisheriers sebuah sistem yang bekerja stabil

pada keadaan atau level penangkapan yang cukcup stabil untuk

beberapa tahun. Contoh lainnya adalah memperjelas landscape dengan

cara memodif bentuk vegetasi rerumputan yang menunjukkan sistem

perakaran yang dangkal dan sekaligus penyerapan air ke dalam tanah

yang merupakan hal terpenting unutuk kelangsungan hidup tumbuhan.

Beberapa layanan ekosistem tidak mudah untuk diobservasi sampai

berhenti untuk berkembang, karena layanan ekosistem berdampak

pada komponen yang lain didalamnya. Oleh karena itu, tidak dapat

11

Didier Bourguignon. 2015. Ecosystem Services Valuing Our Natural Capital. European Parliamentary Research Service. Hal. 2

Page 27: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

dinominalkan dalam sistem ekonomi. Perbaikan dan pemulihan

ekosistem alami dan pelayanannya yang telah dikembangkan

sebelumnya yang bermanfaat dapat diteruskan.12 Dalam penelitian ini,

peneliti tidak hanya melakukan pemulihan apa yang sudah ada namun

menciptakan tata ruang hijau kota khususnya di daerah persimpangan.

3. Kanopi

a) Pengertian kanopi Pohon

Kanopi pohon diambil dari istilah tree canopy yang sudah

banyak dikaji dalam ilmu lingkungan untuk melihat fungsi dan

penerapannya. Kanopi pohon (tree canopy) merupakan lapisan dari

dedaunan, cabang dan batang dari pepohonan yang menutupi

permukaan tanah ketika dilihat dari bagian atas. Selain itu kanopi

pohon merupakan bagian dari tumbuhan yang mampu menutupi

bagian permukaan tanah dari cahaya matahari. Kanopi pohon

menyediakan berbagai manfaat untuk kebutuhan manusia,

diantaranya: meningkatkan kualitas air, menyimpan energi,

mengurangi paparan cahaya matahari, mereduksi polusi udara,

meningkatkan nilai estetika lingkungan, meyediakan habitat bagi

organisme lain dan memfasitlitasi peluang pembelajaran dan

kehidupan social.13

12

The Hon. Peter Garrett AM MP.. ECOSYSTEM SERVICES: KEY CONCEPTS AND APPLICATIONS Occasional Paper Series No.1. Department of the Environment, Water, Heritage and the Arts:Australia. 2009

13 National Researcher Council. A Report on Existing and Possible Tree Canopy in the

City of Charlotte and Mecklenburg County, NC. Washington, DC: The National Academies Press. 2014.

Page 28: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Kanopi merupakan kata lain dari tempat teduh. Kanopi

merupakan latar yang meyajikan kanopi pohon berupa tumbuhan

yakni pepohonan yang berwarna hijau, namun adapula istilah non-

canopy yang berarti penutupan lahan selain dari kanopi pohon

seperti bagunan, badan air dan lahan terbuka.14 Ketepatan model

kanopi untuk mereduksi efek dari aorodynamic dapat

menggunakan pengujian CFD dari kecepatan angin dalam ranah

atau ruang lingkup pejalan kaki. Penanaman tumbuhan merupakan

salah satu tindakan untuk menciptakan ruang hijau kota. Kanopi

juga dikatakan sebagai sebuah pelayanan ekosistem atau

ecosystem service yang berarti memberikan manfaat bagi manusia

yang dapat berupa tanah, air, vegetasi dan atmosfer yang akan

memberikan pelayanan seperti air bersih, air minum dan makanan.

Kanopi pada umumnya tidak hanya berupa pohon atau

tumbuhan lainnya. Kanopi dapat berupa bangunan tinggi, atap

rumah, bagasi mobil dan lain-lain dan biasanya dikelompokkan ke

dalam kanopi sintesis atau buatan yang hanya memberi pelayanan

ekosistem berupa tempat teduh dan bisa pula sebagai penataan

ruang. Lain halnya dengan kanopi alami selain yang disebutkan

sebelumnya, dapat pula mengurangi temperatur udara melalui

14

Lumanniah, Purwanti. Manfaat Kanopi Pohon Dalam Upaya Penyimpanan Dan Penyerapan Karbon Di Kawasan Permahan Kota Bogor. (Skripsi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2011).

Page 29: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

siklus hidrologi dengan cara memperbanyak kecepatan angin.15

Sehingga dengan hadirnya kanopi di persimpangan jalan, selain

para pengendara mendapatkan kenyamanan dalam berkendaraan,

polusi yang disebabkan oleh kendaraan dapat diperkecil dengan

mengasimilasi gas buang kendaraan bermotor serta membentuk

keseimbangan ekosistem.

Kehadiran kanopi sebagai layanan ekosistem ini dapat

dijadikan sebagai solusi untuk mengurangi tingkat pelanggaran

kendaraan bermotor. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah

penelitian di Kota Bogor mengenai kanopi sebagai layanan

ekosistem berupa asimilasi CO di daerah perkotaan. Sebagaimana

pula yang kita ketahui bahwa tumbuhan tingkat tinggi sampai

tungkat rendah memiliki potensi menghasilkan O2 dari bahan dasar

CO2, sehingga dengan hadirnya kanopi berupa pohon selain dapat

menurunkan pelanggaran dapat pula menurunkan polusi udara

yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dan diperkuat lagi oleh

data dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor bahwasanya polusi

pada tahun 2012 megalami kenaikan sebanyak 3,87% dari tahun

sebelumnya dna berbanig lurus dengan jumlah kendaraan di Kota

Bogor sebanyak 3,61%.16

15

Loughhner P, Chistopher. Roles of Urban Tree Canopy and Buildings in Urban Heat Island Effect: Parameterization and Preliminary Result. (Manuscript, Departement of Atmospheric and Oceanic Science, University of Myrland, Collage Park, Myrlad, 2011)

16 R Covey, Kevin, dkk. Study of the Effectivity of Several Types on Roadside Green Belt

in Influencing, The Distribution Vertically and Horizontally of CO gas Emitted from Transpiration Activities to Vicinity of The Road. Earth and Enviromental Science. 2016..

Page 30: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Sebuah studi literratur mengakatakan bahwa dengan

hadirnya kanopi dapat memberi tata ruang kota yang indah,

sehingga dapat dinikmati oleh semua orang dan bukan hanya oleh

para pengendara bermotor. Bahkan bisa menjamin orang

disekitarnya akan menghabiskan waktunya di luar rumah sambil

menikmati pemandangan kanopi yang ada. Sehingga bisa dijamin

dnegan hadirnya kanopi pohon dapat mengurangi tingkat

kriminalitas bersamaan dengan meningkatnya masyarkat yang

memilih berkegiatan di luar rumah. Lain halnya ketika para

kriminal melihat kondisi lingkugan yang sepi karena

masyarakatnya yang memilih untuk diam dirumah, karena sebuah

tindakan kriminal biasanya terjadi ketika ada sebuah peluang untuk

melakukannya.17

Gambar 2.1 Ecosystem service berupa kanopi pohon

17

Troy, Austin, dkk. The relationship between tree canopy and crime rates across an urban–rural gradient in the greater Baltimore region. Landscape adn Urban Planning : Unites state. 2012.

Page 31: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Pohon merupakan jenis tumbuhan berkayu yang mampu tumbuh

besar dengan memanfaatkan hasil-hasil emisi buangan berupa karbon

sebagai sumber pembentukan energi dan menghasilkan O2 melalui

fotosintesis. Selain itu, pohon juga bermanfaat sebagai naungan atau

kanopi dari pancara panas cahaya matarahari sehingga kanopi pohon

memberikan rasa nyaman bagi manusia atau hewan dalam melakukan

aktifitas di siang hari.18

Ecosystem service berupa kanopi pohon merupakan bentuk salah

satu pelayanan lingkungan yang diberikan oleh tumbuhan yakni

pohon. Dengan adanya kanopi berupa pohon, suhu disekitar menjadi

lebih baik dan para pengendara bermotor lebih nyaman sehingga

peluang terjadinya pelanggaran traffic light dapat berkurang.

b) Bentuk Kanopi Pohon

1) columnar

1) Tinggi 15-20

Pengelompokkan columnar yang pertama dilihat dari tinggi

pohon yang berkisar 15-20 cm.

a) Nama Botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

columnar adalah Amelanchier x 'Robin Hill'

b) Nama Umum

18 Michael Oloyede Alabi dan Enete Ifeanyi Christian. 2013. Street Tree Canopy Cover

Variation Effects on Temperature in Lokoja, Nigeria. Journal of Agriculture and Environmental Sciences, Vol. 2 No. 2. Hal. 25-31.

Page 32: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Adapun nama umum tumbuhan dengan tekstur

columnar adalah Robin Hill Serviceberry x I. cornuta oleh

Nellie R. Stevens Holly

2) Tinggi 20-45'

Pengelompokkan columnar yang pertama dilihat dari tinggi

pohon yang berkisar 20-45 cm.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

columnar yaitu : Acer platanoides ‘Columnar’, Acer x

Freemani ‘Armstrong’, Acer rubrum ‘Bowhall’

b) Nama Umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur columnar adalah Columnar

Norway Maple, Armstrong Red Maple dan Bowhall Red

Maple.

3) Tinggi> 45

Pengelompokkan columnar yang ketiga dilihat dari tinggi

pohon yang berkisar lebih dari 45 cm.

a) Nama Botani

Page 33: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

columnar dengan tinggi lebih dari 45 cm*X

Cupressocyparis leylandii dan Quercus robur fastigiata

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur columnar adalah Leyland Cypress

dan Skyrocket English Oak

Gambar 2.2 Frakinus pennsylvancia

a. Pyramidal

1) Tinggi 15-20

Pengelompokan pertama dari tekstur pyramidal

dengan tinggi pohon berkisar 15-20 m

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

pyramidal dengan ketinggian 15-20 m adalah Malus ‘Red

Jewel’

b) Nama umum

Page 34: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur pyramidal adalah Red Jewel

Crabapple

2) Tinggi> 20-45

Pengelompokan kedua dari tekstur pyramidal dengan

tinggi pohon berkisar 20-45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

pyramidal dengan ketinggian 20-45 m adalah Betulus

platyphylla japonica ‘Whitespire’, Cercidiphyllum

japonicum, Ginkgo biloba ‘Autumn Gold’

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur pyramidal yaitu : Whitespire

Birch, Katsura Tree, Autumn Gold

3) tinggi> 45

Pengelompokan ketiga dari tekstur pyramidal dengan

tinggi pohon berkisar lebih dari 45 m.

a) Nama botanii

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

pyramidal dengan ketinggian lebih dari 45 m adalah

*Abies concolor, Acer saccharum ‘Seneca Chief’ dan

Fagus sylvatica

Page 35: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur pyramidal yaitu : White Fir,

Seneca Chief Sugar Maple dan European Beech

Gambar 2.3 picae Obovata

b. Oval

1) Tinggi 15-20

Pengelompokan pertama dari tekstur oval dengan

tinggi pohon berkisar lebih dari 15-20 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur oval

dengan ketinggian lebih 15-20 m adalah Acer

buergeranum, Amelanchier x grandiflora ‘Autumn

Brilliance’ dan Chionanthus virginicus

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak

umum tumbuhan dengan tekstur oval yaitu: Trident

Page 36: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Maple, Autumn Brilliance Serviceberry dan White

Fringe Tree

2) Tinggi > 20-45

Pengelompokan kedua dari tekstur oval dengan tinggi

pohon berkisar 20-45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur oval

dengan ketinggian lebih 20-45 m adalah Acer x

freemanii ‘Jeffersred’, Acer platanoides ‘Crimson

King’ dan Acer platanoides ‘Emerald Queen.

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur oval yaitu: Autumn Blaze

Maple, Crimson King Maple dan Emerald Queen

Maple.

3) Tinggi >45

Pengelompokan keriga dari tekstur oval dengan tinggi

pohon lebih dari 45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

rounded dengan ketinggian lebih dari 45 m adalah

Page 37: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Acer saccharum, Celtis occidentalis dan Fraxinus

americana‘Autumn Applause’

b) Nama umum

Sugar Maple, Hackberry dan Autumn Applause

White Ash

Gambar 2.4 Acer campestre

c. Rounded

1) Tinggi 15-20

Pengelompokan pertama dari tekstur rounded dengan

tinggi pohon berkisar 15-20 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

rounded dengan ketinggian berkisar 15-20 m adalah

Acer buergeranum, Amelanchier grandiflora ‘Princess

Diana’ dan Amelanchier ‘Cumulus’

b) Nama umum

Page 38: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur rounded yaitu: Trident Maple,

Princess Diana Serviceberry dan Cumulus Serviceberry

2) Tinggi > 20-45

Pengelompokan kedua dari tekstur rounded dengan

tinggi pohon berkisar 20-45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

rounded dengan ketinggian berkisar 15-20 m adalah

Acer rubrum ‘Autumn Flame’, Acer truncatum x A.

platanoides‘Warrenred’ dan Aesculus x carnea ‘Briottii’

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur rounded yaitu: Autumn Flame

Red Maple, Pacific Sunset Maple dan Briotti Red

Horsechestnut.

3) Tinggi > 45

Pengelompokan ketiga dari tekstur rounded dengan

tinggi pohon lebih dari 45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

rounded dengan ketinggian lebih dari 45 adalah Acer

Page 39: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

saccharum, Acer saccharum‘Flax Mill Majesty’ dan

Fagus grandifolia

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur rounded yaitu: Sugar Maple,

Flax Mill Majesty, Sugar Maple, American Beech dan

White Oak

Gambar 2.5 Sorabus aucuparia

d. Spreading

1) Tinggi 15-20

Pengelompokan pertama dari tekstur spreading dengan

tinggi pohon berkisar 15-20 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

spreading dengan ketinggian 15-20 m adalah Acer

ginnala ‘Flame’, Acer palmatum, Cercis canadensis

texensis ‘Oklahoma’ Cornus mas

b) Nama umum

Page 40: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur spreading yaitu: Flame

Amur Maple, Japanese Maple dan Oklahoma Redbud

2) Tinggi > 20-45

Pengelompokan kedua dari tekstur spreading dengan

tinggi pohon berkisar 20-45 m

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

spreading dengan ketinggian 20-45 m adalah

Carpinus japonica, Cercis canadensis dan Cornus

florida.

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur spreading yaitu: Japanese

Hornbeam Redbud dan Flowering Dogwood

3) Tinggi > 45

Pengelompokan ketiga dari tekstur spreading dengan

tinggi pohon lebih dari 45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

spreading dengan ketinggian lebih dari 45 m adalah

Malus floribunda, Prunus sargenti dan Prunus

yeodensis

Page 41: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur spreading yaitu: Japanese

Flowering, Crabapple, Sargent Cherry dan Yoshino

Cherry

Gambar 2.6 juglans regia

e. Vase (Upright Spreading)

1) Tinggi 15-20

Pengelompokan pertama dari tekstur vase dengan tinggi

pohon berkisar 15-20 m.

a) Nama Botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur vase

dengan ketinggian 15-20 m adalah Acer palmatum

‘Moonfire’, Acer palmatum ‘Bloodgood’ dan Aronia

arbutifolia ‘Brilliantissima

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur vase yaitu: Moonfire

Page 42: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Japanese Maple, Bloodgood Japanese Maple dan

Brilliant Red Chokeberry

2) Tinggi > 20-45

Pengelompokan kedua dari tekstur vase dengan tinggi

pohon berkisar 20-45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur vase

dengan ketinggian 20-45 m adalah Acer griseum, Acer

rubrum ‘Franksred’ dan Cladrastis lutea.

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur vase yaitu: Paperbark Maple,

Red Sunset Red Maple dan Yellowwood

3) Tinggi > 45

Pengelompokan ketiga dari tekstur vase dengan tinggi

pohon lebih dari 45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur vase

dengan ketinggian 20-45 m adalah Ulmus ‘Pioneer’,

Ulmus parvifolia ‘Dynasty’ dan Ulmus parvifolia ‘Emer

I’

b) Nama umum

Page 43: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur vase yaitu: Pioneer Elm,

Dynasty Elm dan Athena Elm

Gambar 2.7 Ulumus Glabar

f. Weeping

1) tinggi 15-20

Pengelompokan pertama dari tekstur weeping dengan

tinggi pohon berkisar 15-20 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

weeping dengan ketinggian 15-20 m adalah Acer

palmatum ‘Crimson Queen’, Acer palmatum ‘Ever Red’

dan Betula pendula ‘Youngii

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur weeping yaitu: Crimson Queen

Page 44: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Japanese Maple, Ever Red Japanese Maple dan Young’s

Weeping Birch

2) Tinggi> 20-45

Pengelompokan kedua dari tekstur weeping dengan

tinggi pohon berkisar 20-45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

weeping dengan ketinggian 20-45 adalah Betula

pendula, Fagus sylvatica ‘Pendula’, Prunus subhirtella

‘Pendula Plena Rosea’ dan Prunus x ‘Snofozam’

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur weeping yaitu: European

White Birch, Weeping Beech, Double Weeping Cherry

dan Snow Fountain Cherry

3) Tinggi> 45

Pengelompokan keiga dari tekstur weeping dengan

tinggi pohon lebih dari 45 m.

a) Nama botani

Adapun nama botani tumbuhan dengan tekstur

weeping dengan ketinggian lebih dari 45 adalah Salix

alba‘Tristis’, Salix babylonica dan Salix matsudana

‘Tortuosa.

Page 45: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

b) Nama umum

Adapun nama umum dan dikenal khalayak umum

tumbuhan dengan tekstur weeping yaitu: Golden

Weeping Willow , Weeping dan Willow Contorted

Willow.19

Gambar 2.8 Selix Alba

4. Pelanggaran Traffict light

Traffic light atau lampu merah dikenal sebagai alat pemberi isyarat

lalu lintas dalam peraturan perundang-undangan yang ada, di

antaranya dalam Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2013 Tentang

Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, alat Pemberi Isyarat Lalu

Lintas adalah perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu

yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur lalu lintas

orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan (Pasal

1 angka 19 UU LLAJ dan Pasal 1 angka 8 tahun 2013). 20

19Wayne K. Clatterbuck, “Cooperative Extension Work Inagriculture And Home Economics,

The University of Tennessee Institute of Agriculture, U.S. Department of Agriculture, and county governments cooperating in furtherance of Acts of May 8 and June 30, 1914. Agricultural Extension Service, Billy G. Hicks, Dean.

20Justika, “traffic light”, dalam http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, diakses tanggal 29 April 2018, pukul 15.45.

Page 46: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Melanggar lampu merah merupakan salah satu bentuk tingkah laku

mengemudi agresif. Mengemudi agresif adalah suatu tingkah laku

mengemudi yang disengaja. cenderung meningkatkan risiko terjadinya

tabrakan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, perilaku kasar

atau usaha untuk menghemat waktu yang dapat menimbulkan

pengguna jalan cedera. Bila seseorang pengendara sepeda motor

melanggar lampu merah, maka besar kemungkinannya pengendara

tersebut menabrak oleh pengguna jalan lainnya.21

Ketika seorang pengendara melakukan pengambillan keputusan

untuk melanggar lampu merah, pengendara tersebut melakukan

penilaian kemungkinan terjadinya kecelakaan jika melangar lampu

merah. Penilaian inilah yang disebut degan presepsi resiko yang

merupakan penilaian subjektif mengenai bahaya-bahaya yang ada di

jalan, kemampuan pengendara, kemampuan kendaraannya,

kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan dan besarnya perhatian

pengendara akan konsekuensinya. Apabila seorang pengendara

mempresepsi resiko kecelakaan yang tinggi, maka ia cenderung

mengambil keputusan untuk tidak melanggar lampu merah dan begitu

pula sebaliknya. Terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi

presepsi resiko, diantaranya :

1) Asal resiko (alam atau manusia)

21

Budiastomo, Nugroho dkk. Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan Dan Pengambilan Keputusan Melanggar Lampu Merah, (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007), hlm 59

Page 47: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Kejadian tertentu akan dipresepsi beresiko rendah apabila

penyebab dari resiko yang ada disebabkan oleh perbuatan manusia,

maka resiko persepsi lebih tinggi. Resiko terlibat dalam suatu

kecelakaan yang disebabkan oleh pohon tumbang karena hujan

lebat dipersepsi lebih rendah daripada resiko terlibat dalam

kecelakaan yang dikarenakan kecerobohan pengendara lain yang

mengemudi ugal-ugalan.

2) Baru atau tidaknya resiko

Apabila individu menemui suatu situasi beresiko yang baru,

maka individu akan mempresepsi resiko pada situasi baru tersebut

tinggi. Sebaliknya, bila menemui situasi yang telah lama dikenali,

maka resiko rendahlah yang dipresepsikan individu. Ketika

melewati suatu persimpangan yang belum pernah dilewati, seorang

pengendara akan lebi berhati-hati karena mempresesi resiko

tabrakan lebih tinggi pada persimpangan tersebut dan begitu

sebaiknya.

3) Kewaspadaan

Semakin waspada individu akan suatu resiko, semakin tersedia

di kesadarannya dan semakin perhatian dirinya terhadap resiko

tersebut. Individu akan mempreesepsi resiko lebih besar apabila

baru saja mendapat informasi bahwa situasi tersebut menimbulkan

konsekuensi yang tidak diinginkan.

4) Pertukaran resiko dan keuntungan

Page 48: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Beberapa peneliti presepsi resiko percaya bahwa pertukaran

resiko keuntungan adalah faktor utama yang membuat indvidu

mempresepsi adanya keuntungan dari suatu prilaku atau pilihan,

resiko yang diasosiasikan dengan prilaku atau pilihan tersebut

dipresepsi lebih kecil.

5) Kepercayaan

Penelitian menunjukkan bahwa rendah kepercayaan individu

pada faktor-faktor yag menyangkut keamanan dirinya, maka

individu akan semakin takut. Bila seseorang pengendara percaya

bahwa kendaraan yang digunakannya layak jalan dan aman untuk

dikendarai, maka resiko yang dipresepsinya kecil. Resiko akan

dipersepsi besar bila pengendara tersebut tidak percaya bahwa

kendaraan yang digunakannya akan membawanya ke tempat tujuan

dengan aman.22

Beberapa pelanggaran di lampu merah, aturan hukum serta

sanksinya, yakni :

1. Menerobos lampu merah

Pasal 112 ayat (3) UU No. 2 Tahun 2009 disebutkan

bahwa “Pada persimpangan Jalan yang dilengkapi Alat

Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Pengemudi Kendaraan dilarang

langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh Rambu

Lalu Lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas”.

22

Ropeik, David, Paul Siovic. Risk in Perspective: Risk Communication: A Neglected

Tool in Protecting Public Health. Harvard Center for Risk Analysis,2003, hlm 60-63

Page 49: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Sanksinya ada di Pasal 287 ayat (2) : “Setiap orang

yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang

melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan

dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf c dipidana dengan

pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling

banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”.

2. Belum hijau sudah jalan

Aturan yang mengatur terdapat pada Pasal 106 Ayat (4):

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di

Jalan wajib mematuhi ketentuan:

a. rambu perintah atau rambu larangan

b. Marka Jalan

c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; d. dst...”

Sedangkan sanksinya pada Pasal 287 Ayat (2): “Setiap

orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang

melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan

dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf c dipidana dengan

pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling

banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”.

3. Lampu kuning, menambah kecepatan

Page 50: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Pasal 106 Ayat (4) "Setiap orang yang mengemudikan

Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mematuhi ketentuan

kecepatan maksimal atau minimal dan dengan sanksi hukum

seperti pada Pasal 132 Ayat (5): “Setiap orang yang

mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar

aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf g atau

Pasal 115 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling

lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00

(lima ratus ribu rupiah).

4. Berhenti di zebra cross

Pasal 106 Ayat (2), disebutkan bahwa “Setiap orang

yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib

mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda”.

Sementara dalam ayat (4) disebutkan bahwa “Setiap orang

yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib

mematuhi ketentuan:

a. Rambu perintah atau rambu larangan

b. Marka jalan.

Kemudian dalam Pasal 284 disebutkan bahwa “Setiap

orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan tidak

mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki atau pesepeda

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) dipidana

Page 51: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda

paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”.

5. Berhenti melewati marka jalan

6. Mengasihani pengemis

Perda Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 2007 tentang

Ketertiban Umum dan Perda Provinsi Sulawesi Selatan No. 2

tahun 2008 tentang Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis

serta bagi Umat Muslim juga sudah ada Fatwa dari MUI yang

melarang untuk memberi kepada pengemis. Dampak yang

paling terasa dengan adanya pengemis atau pengamen di lampu

merah adalah kemacetan, karena biasanya mereka baru pergi

dari jalan setelah lampu hijau dan kendaraan mulai jalan

sehingga akan menghalagi kendaraan yang akan jalan.23

6. Topologi Kecamatan Mataram

Berdasarkan data dari hasil survei Badan Pusat Statistik

tahun 2016, jumlah penduduk Kecamatan Mataram tercatat 85 491

jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada penduduk

perempuan dengan angka sex ratio 0,96. Penduduk di Kecamatan

Mataram hampir merata di tiap kelurahan dengan jumlah penduduk

terbanyak di Kelurahan Pagesangan Timur, sedangkan Kelurahan

Mataram Timur memiliki jumlah penduduk paling sedikit. Wilayah

23

Jimenisti, “Beberapa Pelanggaran Di Lampu Merah, Aturan Hukum Serta Sanksinya’ (Jakarta: Kaskus, 2014, hlm. 1.

Page 52: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

yang paling padat penduduknya adalah Kelurahan Pagesangan

Barat dengan rata-rata kepadatan penduduk 14.904 jiwa per km2.24

Gambar 2.9 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Mataram 2016

Pada tahun 2016 panjang jalan di Kecamatan Mataram sepanjang

64 776 km, sebagian besar merupakan jalan yang diaspal yaitu 34 853 km

dan jalan diperkeras 29 913 km, sedangkan sisanya merupakan jalan tanah

yaitu 0,01 km. Sementara itu jumlah kendaraan bermotor di Mataram

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni mencapai 11 223

unit, terbanyak adalah sepeda motor yang mencapai 9 107 atau 81,15

persen. Sisanya adalah jenis kendaraan lainnya seperti mobil pribadi, truk

dan mobil angkutan penumpang.25

24

“Kecamatan Mataram Dalam Angka 2017”, dalam Katalog, tanpa tahun, hlm 66. 25

Ibid, hlm 152-154.

Page 53: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Gambar 2.10 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Kelurahan 2016

Page 54: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

F. Kerangka Teori

Kebutuhan Penduduk

Laut

Transportasi

Kendaraan

Udara Darat

Motor Mobil Truk

Meningkat setiap tahun

Pelayanan Mobilisasi

sarana angkutan umum kurang efisien

Mampu bermanuver di sela kemacetan

Ekonomis

Meningkatkan pelanggaran Traffic

light

Disebabkan pula oleh

Polusi Temperatur Suhu Lingkungan

Ketidaknyamanan pengendara

Respon Pengendara Bermotor Dan Jumlah Pelanggaran Traffict Light Terhadap Keberadaan Kanopi Pohon Di Wilayah Persimpangan Jalan

Kecamatan Mataram

Page 55: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan pangan, sandang dan

papan. Contoh kebutuhan papan yang ada disekitar kita yang

mempermudah kita untuk berpergian adalah transportasi. Transportasi

darat, laut dan udara. Mobil, truk, motor dan lain-lain merupakan

transportasi darat. Motor yang semakin tahunnya meningkat di Kecamatan

Mataram berdampak pula terhadap tata tertib lalu-lintas, contohnya

pelanggaran traffic light. Salah satu faktor penyebab adalah suhu dan

temperaturlingkungan yang sangat panas membuat para pegendara enggan

mematuhi rambu lalu-lintas yang ada sehingga berdampak terhadap

meningkatnya pelanggaran di persimpangan jalan.

Untuk memperkecil peluang terjadinya pelanggaran sebagaimana

dijelaskan diatas, maka peneliti mencoba mencari penyebabnya dan salah

satunya yakni ketidaknyamnan para pengendra bermotor saat berada di

lampu setopan, mislanya merasa pana karena tidak hadirnya kanopi pohon

yang merupakan salah satu ecosystem service berupa pemberian tempat

teduh bagi pengendaa bermotor. Selain itu menyediakan O2 dengan

hadirnya pepohonan di jalur lalu lintas dan sekaligus mereduksi polutan

udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor serat menciptakan taman

hijau di tengah kota. Untuk mendukung soolusi ini, diperlukan tanggapan

berupa respon pegendara bermotor terhadap hadirnya kanopi di

persimpangan jalan.

Page 56: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex post facto dengan

pendekatan causal reaserch dengan pendekatan kualitatif deskriptif.

Jenis penelitian restrospektif (Ex post facto) yaitu penelitian yang ingin

mencari penyebab suatu gejala atau mengungkapkan adanya hubungan

sebab akibat antara variabel yang diteliti 26

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan adalah untuk mengumpulkan data

dengan cara membagikan kuisioner kepada para pengendara bermotor,

menghitung jumlah pelanggaran traffic light serta menghitung suhu

lingkunga disekitaran kanopi pohon. Selain itu, tujuan peneliti

dilapangan tidak untuk mempengaruhi objek penelitian akan tetapi

sebagai pertanggung jawabn atas data yang akan diperoleh sebagai

data yang akurat.

3. Populasi dan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling random

klaster atau teknik sampling probabilitas klaster, sehingga populasi dan

sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Populasi : semua pengendara bermotor yang ada di persimpangan

jalan Kota Mataram.

26Sadjaja, Albertus heriant, “Panduan Penelitian”, (Jakarta: prestasi pustaka, 2006.), hlm.112

Page 57: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

b. Sampel : responden pengendara bermotor berupa angket dan

pelanggaran traffic light.

4. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni hand counter

untuk meghitung jumlah pelanggaran di traffict light, kamera untuk

dokumentasi dan thermometer untuk menghitung suhu di lingkungan

sekitar kanopi di persimpangan jalan. Adapun bahan yang digunakan

yakni kertas berisi kuisioner yang akan dibagkan kepada para

pengendara bermotor.

5. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima tahap,

yaitu penyebaran atau pembagian kuisioner kepada para pengendara

bermotor, menghitung jumlah pelanggran traffict light menggunakan

hand counter, mengukur suhu menggunkan thermometer digital,

menganalisis data yang diperolah dan menyusun kesimpulan.

6. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deksriptif

kualitatif yakni menjelaskan, menjabarkan dan menyimpulkan data

hasil analisis dalam bentuk teori. Data hasil skor responden dan jumlah

pelanggaran dikaitkan dengan merujuk kepada beberapa teori.

Sebagaimana dijelaskan oleh Beni bahwa analisis data kualitatif

bersifat induktif,27 maka analisis data yang digunakan dalam penelitian

27 Beni Ahmad Soesbani, “Metode Penelitian”, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 192

Page 58: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

ini adalah analisis induktif. Analisis induktif yaitu suatu analisis yang

berangkat dari fakta-fakta yang khusus atau peristiwa konkrit

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Setelah dilakukan

analisis, selanjutnya ditarik suatu kesimpulan dari data-data yang telah

dianalisis tersebut. Data yang di peroleh dianalisis secara deskriptif

yang dilaporkan dalam bentuk tabel di bawah ini:

a) Analisis Kuisioner Responden

Nama

Persimpangan

Soal Kuisioner ke-

Rata-rata

2 3 dan seterusnya

Pers. Kamboja

dan seterusnya..

b) Analisis Jumlah Pelanggaran Traffict Light

Nama Persimpangan

Jumlah Pelanggaran Rata-rata Jam 10.00 Jam 12.00 Jam 15.00

Pers. Kamboja dan seterusnya..

Page 59: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Paparan Data

1. Data Respon Pengendara Bermotor Terhadap Keberadaan

Kanopi Pohon Di Persimpangan Jalan Kecamatan Mataram

No

Responden

Soal Kuisioner ke- 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 2 2 3 1 1 3 1

2 1 2 3 2 1 1 2 1

3 2 2 3 1 1 1 2 1

4 2 2 3 2 1 1 2 1

5 2 3 3 2 1 1 2 1

6 3 2 2 2 1 1 2 1

7 2 3 3 2 3 1 2 2

8 2 3 3 2 2 1 3 2

9 2 3 2 3 2 1 3 2

10 1 3 3 2 2 2 2 2

11 1 3 3 2 1 1 1 2

12 2 3 3 2 1 1 1 1

13 3 3 3 1 1 1 3 1

14 2 3 3 1 1 1 2 1

15 2 3 3 2 1 1 2 1

16 2 3 3 1 1 1 3 1

17 2 3 3 2 1 1 2 2

18 2 3 3 2 1 1 3 1

19 1 2 3 2 2 2 2 2

20 2 3 2 2 1 2 2 1

21 1 3 3 2 2 2 2 2

22 2 3 3 2 1 1 2 1

23 2 3 3 1 1 3 3 1

24 2 3 3 2 1 2 1 2

25 3 3 3 1 1 3 1 1

26 2 3 1 3 2 2 3 1

27 2 3 3 2 1 1 3 1

28 2 3 3 1 1 2 2 1

29 2 3 3 2 1 1 2 1

Page 60: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

30 3 3 3 1 1 2 2 1

31 2 3 3 2 1 1 2 1

32 2 3 3 2 1 1 2 1

33 3 3 3 1 1 2 2 1

34 2 3 3 2 1 1 2 1

35 1 3 3 2 2 2 2 2

36 3 3 3 1 2 2 2 1

37 2 3 3 2 1 1 2 1

38 2 3 3 2 1 1 2 1

39 3 3 2 2 1 3 1 2

40 2 3 3 2 1 1 3 1

41 1 1 3 2 1 1 2 1

42 2 3 3 2 1 1 2 1

43 2 2 3 2 1 1 2 1

44 3 3 3 2 1 1 2 1

45 3 2 3 2 2 3 1 1

46 3 3 3 1 3 3 2 1

47 2 3 3 2 1 1 1 1

48 2 3 3 2 1 2 2 1

49 2 3 3 2 1 1 2 1

50 3 3 3 2 1 1 2 1

51 2 3 3 2 1 1 3 1

52 2 3 2 1 1 1 2 1

53 2 3 3 2 1 1 2 1

54 3 3 3 1 1 1 3 1

55 2 3 3 2 1 1 3 1

56 2 3 3 2 1 1 3 1

57 2 3 3 2 1 1 2 1

58 1 2 3 2 2 2 2 2

59 2 3 3 2 1 1 3 1

60 2 3 3 2 1 1 2 1

61 2 3 3 2 1 1 2 1

62 3 3 3 2 1 2 2 1

63 2 3 3 2 1 1 2 2

63 1 3 3 2 2 2 2 2

64 1 3 3 2 2 2 2 2

65 3 3 3 2 1 1 1 1

66 2 3 3 2 1 3 2 1

67 3 3 3 1 1 1 3 1

68 3 3 3 1 1 1 2 1

69 1 3 3 2 1 1 2 1

70 2 3 3 2 1 1 3 1

Page 61: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

71 2 3 3 1 1 2 2 1

72 2 3 3 2 1 1 2 1

73 2 3 3 2 1 1 2 1

74 2 3 3 2 1 2 2 2

75 2 3 3 2 1 1 3 1

76 2 2 3 1 1 1 3 1

77 2 3 3 2 1 1 2 2

78 3 3 3 2 1 1 2 1

79 2 3 3 1 1 1 3 1

80 2 3 3 2 1 1 1 1

81 2 3 3 1 2 1 2 1

82 2 3 3 1 2 3 2 1

83 2 3 3 2 1 1 2 2

84 3 3 3 2 2 1 1 1

85 2 3 3 2 1 3 3 1

86 2 3 3 2 1 2 1 2

87 3 3 2 1 1 1 1 1

88 2 3 1 3 2 2 3 1

89 2 3 3 2 1 1 3 1

90 2 3 3 1 1 2 2 1

91 2 3 3 2 1 1 2 1

92 3 3 3 1 1 2 2 1

93 2 3 3 2 1 1 2 1

94 2 3 3 2 1 1 2 1

95 3 3 3 1 1 2 2 1

96 2 3 3 1 1 1 2 1

97 3 3 3 1 2 2 2 1

98 2 3 3 2 1 2 2 1

99 2 3 2 1 1 2 3 1

100 3 3 3 2 1 1 1 1

101 2 3 3 2 1 1 2 1

102 3 3 3 2 1 1 2 1

103 2 3 3 2 1 1 3 1

104 2 3 2 1 1 1 2 1

105 2 3 3 2 1 1 2 1

106 3 3 3 1 1 1 3 1

107 2 3 3 2 1 1 3 1

108 2 3 3 2 1 1 3 1

109 2 3 3 2 1 1 2 1

110 1 2 3 2 2 2 2 2

111 2 3 3 2 1 1 3 1

112 2 3 3 2 1 1 2 1

Page 62: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

113 2 3 3 2 1 1 2 1

114 3 3 3 2 1 2 2 1

115 2 3 3 2 1 1 2 2

116 1 3 3 2 2 2 2 2

117 1 3 3 2 2 2 2 2

118 3 3 3 2 1 1 1 1

119 2 3 3 2 1 3 2 1

120 2 3 3 1 1 1 3 1

121 2 3 3 2 1 1 2 2

123 2 3 3 2 1 1 3 1

124 1 2 3 2 2 2 2 2

125 2 3 2 2 1 2 2 1

126 1 3 3 2 2 2 2 2

127 2 3 3 2 1 1 2 1

128 2 3 3 1 1 3 3 1

129 2 3 3 2 1 2 1 2

130 3 3 3 1 1 3 1 1

131 2 3 1 3 2 2 3 1

132 2 3 3 2 1 1 3 1

133 2 3 3 1 1 2 2 1

134 2 3 3 2 1 1 2 1

135 3 3 3 1 1 3 1 1

136 2 3 1 3 2 2 3 1

137 2 3 3 2 1 1 3 1

138 2 3 3 1 1 2 2 1

139 2 3 3 2 1 1 2 1

140 3 3 3 1 1 2 2 1

141 2 3 3 2 1 1 2 1

142 2 3 3 2 1 1 2 1

143 3 3 3 1 1 2 2 1

144 2 3 3 2 1 1 2 1

145 1 3 3 2 2 2 2 2

146 3 3 3 1 2 2 2 1

147 2 3 3 2 1 1 2 1

148 2 3 3 2 1 1 2 1

149 3 3 2 2 1 3 1 2

150 2 3 3 2 1 1 3 1

Page 63: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Analisis data responden merupakan tahap awal dalam penelitian ini.

Adapun untuk memperoleh data tersebut, peneliti menyebarkan kuisioner kepada

pengedara bermotor yang melewati persimpngan jalan yang menjadi titik

pengamatan. Berikut hasil data skor kuisioner para responden.

Tabel 4.1 Rata-rata Presentase data skor kuisioner respon pengendara bermotor

terhahadap keberadaan kanopi pohon

Skor kuisioner ke-

2 3 4 5 6 7 8 9

31,6% 43,6% 43,1% 26,8% 18% 21,8% 31,9% 17,9%

Grafik 4.1 Presentase data skor kuisioner respon pengendara bermotor terhahadap

keberadaan kanopi pohon

Grafik diatas menunjukkan skor kuisioner dari para responden di

semua persimpangan jalan di Kecamatan Mataram. Sistem skor

menggunakan skala likert, yakni pilihan dalam kuisioner beragam.

Kuisioner nomor dua memilki rata-rata presentase sebesar 31,6 kuisioner

nomor tiga memilki rata-rata presentase sebesar 43,6 kuisioner nomor

empat memilki rata-rata presentase sebesar 43,1 kuisioner nomor lima

31,6

43,6 43,1

26,8

18 21,8

31,9

17,9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2 3 4 5 6 7 8 9

Pre

sen

tase

Soal kuisioner ke-

Pre

sen

tase

Soal kuisioner ke-

Page 64: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

memilki rata-rata presentase sebesar 26,8 kuisioner nomor enam dan

tujuh memilki rata-rata presentase berturut-turut sebesar 18 dan 21,8 serta

kuisioner nomor delapan dan sembilan memilki rata-rata presentase

sebesar 31,9 dan 17,9. Kuisoiner nomor tiga memiliki skor presentase

rata-rata yang tinggi yakni 43.

Kuisioner dengan rata-rata tertinggi terdapat pada kuisioner nomor

dua dan tiga sebesar 43,6 dan 43,1 dengan indicator kondisi peneduh di

persimpangan jalan Kecamtan Mataram tergolong tebuka yang ikut

mempengaruhi suhu disekitarnya serta mengganggu kenyamana

pengendara dengan indikasi melanggar tarffict light.

Persimpangan dengan skor terbesar adalah Persimpangan Pagutan

dan persimpangan dengan skor rata-rata kuisoner terendah ada di

Persimpangan Pagesangan, hal ini disebabkan oleh responden lebih

kurang setuju atau bertolak belakang dengan pertanyaan yang ada dalam

kuisioner termasuk dengan hadirnya kanopi pohon di persimpangan jalan.

2. Data Jumlah Pelanggaran

Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Pelanggaran traffict light dalam tiga waktu

Nama persimpangan

Jumlah pelanggaran Rata-rata Jam 10.00 Jam 12.00 Jam 15.00

Pers. Kamboja 127 140 134 133,67 Pers, Karang Bedil 125 101 100 108,67 Pers. Pagesangan 140 150 145 145

Pers. Granada 170 100 100 123,33 Pers. STMIK 129 145 120 131,33

Pers. DPD Golkar 143 192 167 167,33 Pers. Pagutan 178 188 165 177

Page 65: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Grafik 4.2 Grafik batang hasil analisis jumlah pelanggaran traffic light dalam tiga

waktu

Grafik diatas menjelaskan jumlah pelanggaran disetiap

persimpangan dalam tiga kurun waktu, jam sepuluh pagi, jam dua belas

siang dan jam tiga sore. Persimpangan Kamboja memiliki rata-rata

jumlah pelanggaran yakni 133,67 dengan jumlah pelanggaran tertinggi

ada pada jam dua belas siang. Persimpangan Karang Bedil memiliki raat-

rata jumlah pelanggaran sebanyak 108,67 dengan jumlah pelanggaran

tertinggi ada pada jam sepuluh pagi. Persimpangan Pagesangan dengan

jumlah rata-rata sebesar 145 dengan jumlah pelanggaran tertinggi ada

pada jam tiga sore. Persimpangan Granada dengan skor rata-rata sebesar

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7

jam 10

jam 12

jam 15

Jumlah Pelanggaran di Setiap Persimpangan Jalan Kecamatan Mataram

Jum

lah

P

ela

ngg

ara

n

Persimpangan

Ket :

1. Persimpangan Kamboja 6. Persimpangan Golkar

2. Persimpangan Karang Bedil 7. Persimpangan Pagutan

3. Persimpangan Pagesangan

4. Persimpangan Granada

5. Persimpangan STMIK

6.

Page 66: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

123,33 dengan jumlah pelanggaran tertinggi ada pada jam sepuluh pagi.

Persimpangan STMIK dengan rata-rata pelanggaran sebesar 131,33

dengan jumlah pelanggaran tertinggi ada pada jam dua belas siang.

Persimpangan DPD Golkar dengan nilai 167,33 dengan jumlah

pelanggaran tertinggi ada pada jam dua belas siang serta Persimpangan

Pagutan dengan nilai 177 dan jumlah pelanggaran tertinggi ada pada jam

dua belas siang.

Tampak rata-rata jumlah pelanggaran tertinggi ada pada

Persimpangan Pagutan dengan nilai 177 pelanggaran sedangkan

persimpangan dengan rata-rata jumlah pelanggaran terendah ditemukan di

Persimpangan Karang Bedil dengan nilai 108,67 pelanggaran.

Page 67: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

BAB III

PEMBAHASAN

1. Kondisi Wilayah Penelitian

Pada tahun 2016 panjang jalan di Kecamatan Mataram sepanjang

64 776 km, sebagian besar merupakan jalan yang diaspal yaitu 34 853

km dan jalan diperkeras 29 913 km, sedangkan sisanya merupakan

jalan tanah yaitu 0,01 km. Sementara itu jumlah kendaraan bermotor

di Mataram mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni

mencapai 11 223 unit, terbanyak adalah sepeda motor yang mencapai

9 107 atau 81,15 persen. Sisanya adalah jenis kendaraan lainnya

seperti mobil pribadi, truk dan mobil angkutan penumpang.28 Lingkup

penelitian dipusatkan pada persimpangan jalan Kecamatan Mataram,

persimpangan yang dimaksud adalah persimpangan yang tentunya

memilki lampu setopan atau lampu pemberhentian. Persimpangan

tersebut adalah Persimpangan Kamboja, Persimpangan Karang Bedil,

Persimpangan Pagesangan, Persimpangan Granada, Persimpangan

STMIK, Persimpangan DPD Golkar dan Persimpangan Pagutan.

Persimpangan Kamboja, Persimpangan Granada dan Persimpangan

Pagesangan merupakan bentuk kanopi pohon yang sedang.

Persimpangan Karang Bedil, STMIK, DPD Golkar dan Pagutan

memiliki bentuk kanopi yang terbuka. Bentuk kanopi yang terbuka

dan sedang ini ikut mempengaruhi suhu di persimpangan dan berefek

28

Ibid, hlm 152-154.

Page 68: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

pula pada kenyamanan pengendara bermotor. Suhu yang sejuk akan

memberi rasa nyaman kepada pengendara bermotor sehingga

setidaknya mereka enggan untuk melanggar tata tertib yang ada,

misalnya, melanggar traffic light atau lampu setopan.

Terbuka, sedang dan rindang merupakan jenis kanopi pohon.

Terbuka yang berarti perismpangan yang tidak meiliki kanopi smaa

sekali. Sedangkan sedang yang berarti memiliki kanopi namun cahaya

matahari mampu menembus ke permukaan tanah dan rindang berarti

cahaya matahari tidak dapat menembus ke arah permukan tanah.

Semakin rindangnya kanopi, maka semakin membuat suasana

nyaman bagi pengendara. Kanopi pohon tidak hanya memberi

suasana nyaman dan memberi manfaat baik bagi pengendara

bermotor, dapat juga memberi manfaat bagi warga perkotaan.29

2. Pembahasan Hasil

Pertanyaan kuisioner yang pertama mengenai rasa nyaman para

pengendara bermotor dengan kondisi persimpangan saat ini dengan

redaksi pertanyaannya sebagai berikut “Apakah Anda nyaman

menggunakan sepeda motor di persimpangan jalan Kecamatan

Mataram?”

Persimpangan Kamboja memiliki jumlah responden sebanayak

sepuluh orang dengan rata-rata menjawab ‘nyaman’ dengan jumlah

pelanggaran sebanyak 133,67 dan merupakan jumlah pelanggaran

29 Greene, Christopher S. Canopy of advantage: Who benefits most from city trees?.

Urban Forest Research & Ecological Disturbance (UFRED) Group, Toronto: Canada. 2018

Page 69: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

keempat dari pelanggaran tertinggi. Persimpanga Karang Bedil

memiliki jumlah responden sebanyak delapan belas dengan rata-rata

menjawab ‘nyaman’ dengan jumlah pelanggaran sebanyak 108,67 dan

merupakan pelanggaran yang terendah. Persimpangan Pagesangan

memiliki jumlah responden sebanayak Sembilan belas orang dengan

rata-rata menjawab ‘nyaman’ dan “tidak nyaman” dengan jumlah

pelanggaran sebanyak 145 dan merupakan jumlah pelanggaran ketiga

dari pelanggaran tertinggi. Persimpangan Granada memiliki jumlah

responden sebanayak dua belas orang dengan rata-rata menjawab

‘nyaman’ dengan jumlah pelanggaran sebanyak 123,33 dan

merupakan jumlah pelanggaran keenam dari pelanggaran tertinggi.

Persimpangan STMIK memiliki jumlah responden sebanayak sepuluh

orang dengan rata-rata menjawab ‘nyaman’ dengan jumlah

pelanggaran sebanyak 131,33 dan merupakan jumlah pelanggaran

keempat dari pelanggaran tertinggi. Persimpangan DPD Golkar

memiliki jumlah responden sebanayak empat belas orang dengan rata-

rata menjawab ‘tidak nyaman’ dengan jumlah pelanggaran sebanyak

167,33 dan merupakan jumlah pelanggaran kedua dari pelanggaran

tertinggi. Persimpangan Pagutan memiliki jumlah responden

sebanayak tujuh belas orang dengan rata-rata menjawab ‘tidak

nyaman’ dengan jumlah pelanggaran tertinggi sebanyak 177.

Sebuah studi literatur juga mengatakan bahwa dengan hadirnya

kanopi dapat memberi tata ruang kota yang indah, sehingga dapat

Page 70: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

dinikmati oleh semua orang dan bukan hanya oleh para pengendara

bermotor. Bahkan bisa menjamin orang disekitarnya akan

menghabiskan waktunya di luar rumah sambil menikmati

pemandangan kanopi yang ada. Sehingga bisa dijamin dnegan

hadirnya kanopi pohon dapat mengurangi tingkat kriminalitas

bersamaan dengan meningkatnya masyarkat yang memilih

berkegiatan di luar rumah. Lain halnya ketika para kriminal melihat

kondisi lingkugan yang sepi karena masyarakatnya yang memilih

untuk diam dirumah, karen sebuah tindakan kriminal biasanya terjadi

ketika ada sebuah peluang untuk melakukannya.30

Pertanyaan didalam kuissioner yang berikutnya mengenai

kenyamanan ketika berada di bawah naungan berupa pohon dan

ketika berada tanpa dibawah naungan pohon. Skor Persimpangan

Karang Bedil, Granada, STMIK dan DPD Golkar adalah sama yang

artinya para respoden lebih suka berada dibawah naungan berupa

kanopi pohon dengan indikasi mereka atau para responden merasa

sejuk.

Suhu udara juga mendukung kuantitas jumlah pelanggaran. Namun

dengan adanya kanopi pohon, suhu di daerah persimpangan bisa saja

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah penelitian di Kota Bogor

mengenai kanopi sebagai layanan ekosistem berupa asimilasi CO di

daerah perkotaan. Sebagaimana pula yang kita ketahui bahwa

30 Troy, Austin, dkk. The relationship between tree canopy and crime rates across an

urban–rural gradient in the greater Baltimore region. Landscape adn Urban Planning : Unites state. 2012.

Page 71: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

tumbuhan tingkat tinggi sampai tungkat rendah memiliki potensi

menghasilkan O2 dari bahan dasar CO2, sehingga dengan hadirnya

kanopi berupa pohon selain dapat menurunkan pelanggaran dapat

pula menurunkan polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan

bermotor dan diperkuat lagi oleh data dari Badan Pusat Statistik Kota

Bogor bahwasanya polusi pada tahun 2012 megalami kenaikan

sebanyak 3,87% dari tahun sebelumnya dna berbanig lurus dengan

jumlah kendaraan di Kota Bogor sebanyak 3,61%.31

Pertanyaan selanjutnya mengenai keinginan para responden untuk

selalu merasa nyaman ketika berada di lampu setopan dan rasa nyamn

tersebut dapat terwujud dengan adanya tempat berteduh yakni, kanopi

pohon. Persimpangan Karang Bedil, Pagesangan, Granada, STMIK

dan Pagutan menginginkan adayanya ecosystem services yang dapat

memberi kenyamanan saat berlalu lintas. Jenis dan luas kanopi pohon

juga menjadi faktor penentu kenyamanan berkendaraan sabgaimana

sebuah kajian mengenai sistem tanam pepohonan bak d lingkungan

masyaraat ataupu di jalan umum. Alat yang dibuat di Negara Cordoba

ini dirancang khusus untuk dapat menghasilkan jenis kanopi sesuai

dengan kondisi lingkungan sekitar.32

31

R Covey, Kevin, dkk. Study of the Effectivity of Several Types on Roadside Green Belt in Influencing, The Distribution Vertically and Horizontally of CO gas Emitted from Transpiration Activities to Vicinity of The Road. Earth and Enviromental Science. 2016..

32 Sola, Rafael R. Automated system for real time tree canopy contact with canopy

shakers. Department of Rural Engineering,. Cordoba: Spain. 2017.

Page 72: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Pertanyaan berikutnya mengenai kebiasaan para responden untuk

melanggar traffict light yakni menerobos lampu setopan ketika ada-

tidaknya kanopi pohon di lampu setopan tersebut. Responden pada

Persimpangan Kamboja, Karang Bedil, Granada, STMIK, DPD

Golkar dan Pagutan memiliki jumlah skor yang sama dengan rata-rata

jawaban responden “melanggar” dan “menunggu”. Sebagiamana

pengkajian literatur di Chicago menyebutkan bahwasanya kanopi

pohon ikut andil dalam terjadinya tindak kriminalitas, mislanya

pencurian, narkotika dan pembegalan d area parker yang tidak

memiliki kanopi pohon. Harapannya dengan adanya ketentuan

pemilihan jenis kanopi yang nantinya akan menjadi infrastruktur

hijau, komunitas taman hijau dan berbagai inovatif dalam menyajikan

ruang hijau.33

3. Solusi yang peneliti tawarkan

Adapun solusi yang saya tawarkan kepada responden dalam

kuisioner berupa kanopi pohon. Kanopi pohon (tree canopy)

merupakan lapisan dari dedaunan, cabang dan batang dari pepohonan

yang menutupi permukaan tanah ketika dilihat dari bagian atas. Selain

itu kanopi pohon merupakan bagian dari tumbuhan yang mampu

menutupi bagian permukaan tanah dari cahaya matahari. Kanopi

pohon menyediakan berbagai manfaat untuk kebutuhan manusia,

diantaranya: meningkatkan kualitas air, menyimpan energi,

33 Schusler, Tania. dkk. Research note: Examining the association between tree canopy,

parks and crime in Chicago. Institute of Environmental Sustainability, Loyola University Chicago: USA. 2017

Page 73: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

mengurangi paparan cahaya matahari, mereduksi polusi udara,

meningkatkan nilai estetika lingkungan, meyediakan habitat bagi

organisme lain dan memfasitlitasi peluang pembelajaran dan

kehidupan social. 34

Sedangkan pohon merupakan jenis tumbuhan berkayu yang

mampu tumbuh besar dengan memanfaatkan hasil-hasil emisi

buangan berupa karbon sebagai sumber pembentukan energi dan

menghasilkan O2 melalui fotosintesis. Selain itu, pohon juga

bermanfaat sebagai naungan atau kanopi dari pancara panas cahaya

matarahari sehingga kanopi pohon memberikan rasa nyaman bagi

manusia atau hewan dalam melakukan aktifitas disiang hari.35

Sehingga dengan adanya kanopi berupa pohon, dapat kenyamanan

bagi penedendara bermotor saat berada di lampu setopan di setiap

persimpangan jalan Kecamatan Mataram.

Kanopi pada umumnya tidak hanya berupa pohon atau tumbuhan

lainnya. Kanopi dapat berupa bangunan tinggi, atap rumah, bagasi

mobil dan lain-lain dan biasanya dikelompokkan ke dalam kanopi

sintesis atau buatan yang dimana hanya memberi pelayanan ekosistem

berupa tempat teduh dan bisa pula sebagai penataan ruang. Lain

halnya dengan kanopi alami selain yang disebutkan sebelumnya,

34

National Researcher Council. A Report on Existing and Possible Tree Canopy in the City of Charlotte and Mecklenburg County, NC. Washington, DC: The National Academies Press. 2014.

35 Michael Oloyede Alabi dan Enete Ifeanyi Christian. 2013. Street Tree Canopy Cover Variation Effects on Temperature in Lokoja, Nigeria. Journal of Agriculture and Environmental Sciences, Vol. 2 No. 2. Hal. 25-31

Page 74: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

dapat pula mengurangi temperatur udara melalui siklus hidrologi

dengan cara memperbanyak kecepatan angin.36 Sehingga dengan

hadirnya kanopi di persimpangan jalan, selain para pengendara

mendapatkan kenyamanan dalam berkendaraan, polusi yang

disebabkan oleh kendaraan dapat diperkecil dengan mengasimilasi

gas buang kendaraan bermotor serta membentuk keseimbangan

ekosistem.

Hal ini terbukti juga dengan sikap para pengendara dalam hal ini

yang dimaksud adalah para responden saat berada di lampu setopan di

setiap persimpangan, Dengan melihat opsi yakni sering, jarang dan

tidak pernah menerobos lampu setopan, dinuktikan dengan para

responden rata-rata merespon sering menerobos lampu setopan ketika

berada tidak dibawah naungan berupa kanopi pohon.

Sehingga solusi berupa kanopi pohon dalam menimalisisr jumlah

pelangaran dapat dijadikan sebagai salah satu usaha pemerintah dalam

memperkescil tingkat kriminal atau tidak taat aturan dalam berlalu

lintas. Hal ini juga dibuktikan dengan respon pengendara yakni

keinginan untuk dapat meningkatkan keberadaan naungan (kanopi)

dari pohon untuk peneduh pengguna sepeda motor di persimpangan

jalan Kecamatam Mataram.

36 Loughhner P, Chistopher. Roles of Urban Tree Canopy and Buildings in Urban Heat

Island Effect: Parameterization and Preliminary Result. (Manuscript, Departement of Atmospheric and Oceanic Science, University of Myrland, Collage Park, Myrlad, 2011).

Page 75: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa dengan adanya

kanopi pohon memberi pengaruh terhadap jumlah pelanggaran traffic light

dan respon pengendara bermotor Secara keseluruhan kondisi kanopi pohon

di persimpangan jalan Kecamatan Mataram adalah terbuka dan rindang

yang turut mempengaruhi jumlah. Persimpangan Persimpangan Kamboja,

Persimpangan Granada dan Persimpangan Pagesangan merupakan bentuk

kanopi pohon yang sedang dengan jumlah pelanggaran yang rendah pula

sedangkan Persimpangan Karang Bedil, STMIK, DPD Golkar dan

Pagutan memiliki bentuk kanopi yang terbuka memiliki jumlah

pelanggaran yang tinggi pula.

B. Saran

1. Beronovasi dalam mengembangkan penelitian kanopi pohon menjadi

sebuah referensi pemerintah dalam pengelolaan tata ruang kota.

2. Bagi mahasiswa UIN khususnya jurusan IPA Biologi perlu adanya

pengkajian dan penelitian lebih mengenai jenis kanopi pohon yang

cocok dan efek daripada hadirnya kanopi di persimpangan jalan.

Page 76: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

DAFTAR PUSTAKA

Anggarini, Dini. Studi Tentang Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor Di

Kota Samarinda. e-Journal Sosiatri-Sosiologi . Vol. 1. Hal 10-19.

“A Report on Existing and Possible Tree Canopy in the City of Charlotte and

Mecklenburg County, NC. Washington,” dalam DC The National

Academies Press, hlm 12.

Budiastomo, Nugroho dkk. Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan Dan

Pengambilan Keputusan Melanggar Lampu Merah, Skripsi, Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007, hlm 59.

Caiazzo, Fabio. Air pollution and early deaths in the United States. Part

I:Quantifying the impact of major sectors in 2005. Atmospheric

Enviroment. Vol. 79 . 2013, hlm. 198.

Chika Olviani dan Harus Laksana Guntur. Analisa Kenyamanan Kendaraan Roda

Dua dengan Pemodelan Pengendara sebagai Sistem Multi D.O.F. Jurnal

Teknik POMITS. Vol. 3, 2014, hlm. 57.

Depdikbud.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai pustaka:Jakarta.

Greene, Christopher S. Canopy of advantage: Who benefits most from city trees?.

Urban Forest Research & Ecological Disturbance (UFRED) Group,

Toronto: Canada. 2018.

Jimenisti, “Beberapa Pelanggaran Di Lampu Merah, Aturan Hukum Serta

Sanksinya’ (Jakarta: Kaskus, 2014, hlm. 1.

Joseph Latuihamallo dan Jusmy D, Putuhena. Analisis Nilai Guna Hutan Sebagai

Penyediaan Air Bersih Dan Implementasi PES Bagi Pemilik Dusun Di

Hutan Gunung Sirimau Kota Ambon. Jurnal Hutan Pulau-pulau Kecil. Vol.

1, 2016, hlm. 50.

Kariadinata, Rahayu, dkk. Dasar-dasar Statistik Pendidikan. Pustaka Setia:

Bandung, 2012, hlm 64.

Kecamatan Mataram Dalam Angka 2017”, dalam Katalog, tanpa tahun, hlm 66.

Page 77: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Lumanniah, Purwanti. Manfaat Kanopi Pohon Dalam Upaya Penyimpanan Dan

Penyerapan Karbon Di Kawasan Permahan Kota Bogor. Skripsi, Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2011.

LoungherP, Chistopher. Roles of Urban Tree Canopy and Buildings in Urban

Heat Island Effects: Parameterization and Preliminary Results.

Depatement of Atmospheric and Oceanic Science, University of Myrland,

Collage Park, Myrlad, 2011.

Michael Oloyede Alabi dan Enete Ifeanyi Christian. Street Tree Canopy Cover

Variation Effects on Temperature in Lokoja, Nigeria. Journal of

Agriculture and Environmental Sciences, Vol. 2 No. 2, 2013, hlm. 25-31.

R Covery, Kevin, dkk. Study of the Effectivity of Several Tree Canopy Types on

Roadside Green Belt in InfluencingThe Distribution Vertically and

Horizontally of CO gas Emitted from Transportation Activities toVicinity

of The Road. Earth and Eviromental Science, 2016, hlm. 33.

Ropeik, David, Paul Siovic. Risk in Perspective: Risk Communication: A

Neglected Tool in Protecting Public Health. Harvard Center for Risk

Analysis,2003, hlm 60-63.

Sadjaja, Albertus heriant, “Panduan Penelitian”,Jakarta: prestasi pustaka, 2006,

hlm.112.

Schusler, Tania. dkk. Research note: Examining the association between tree

canopy, parks and crime in Chicago. Institute of Environmental

Sustainability, Loyola University Chicago: USA. 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2016, Hlm. 61.

Sola, Rafael R. Automated system for real time tree canopy contact with canopy

shakers. Department of Rural Engineering,. Cordoba: Spain. 2017.

The Hon. Peter Garrett AM MP. Ecosystem Services: Key Concepts And

Applications Occasional Paper Series No.1. Department of the

Environment, Water, Heritage and the Arts:Australia, 2009, hlm 45.

Troy, Austin, dkk. The relationship between tree canopy and crime rates across

an urban–rural gradient in the greater Baltimore region. Landscape adn

Urban Planning:Unites state, 2012, hlm 23.

Page 78: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Wayne K. Clatterbuck, “Cooperative Extension Work Inagriculture And Home

Economics, The University of Tennessee Institute of Agriculture, U.S.

Department of Agriculture, and county governments cooperating in

furtherance of Acts of May 8 and June 30, 1914. Agricultural Extension

Service, Billy G. Hicks, Dean.

Sensus Penduduk 2010. Biro Pusat Statistik

Justika, “traffic light”, dalam http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,

diakses tanggal 29 April 2018, pukul 15.45.

Page 79: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

X : Jumlah pelanggaran

Y : Kuisioner

Tabel persentase soal kuisioner

Nama persimpangan

2 3 4 5 6 7 8 9 Rat

Pers. Kamboja 1,9 2,5 3 2,1 1,1 1,5 2,3 1,4 1,9

Pers, Karang Bedil 1,8 2,9 2,8 1,7 1,3 1,6 2,1 1,3 1,9

Pers. Pagesangan 2,26 1,8 3 1,8 1,4 1,6 1,9 1,1 1,8

Pers. Granada 2,2 2,9 2,9 1,83 1,1 1,16 2,25 1,1 1,9

Pers. STMIK 1,9 2,9 3 1,9 1,2 1,5 2,1 1,3 1,9

Pers. DPD Golkar 2,1 2,9 3 2 1,12 1,25 2,25 1,2 1,9

Pers. Pagutan 2,41 3 3,17 1,6 1,17 1,6 2 1,05 2

Rata-rata 2,1 2,7 3 2 1,2 1,45 2,12 1,2

rxy

Nama persimpangan Jumlah pelanggaran Rata-rata Jam 10.00 Jam 12.00 Jam 15.00

Pers. Kamboja 127 140 134 133,67 Pers, Karang Bedil 125 101 100 108,67 Pers. Pagesangan 140 150 145 145

Pers. Granada 170 100 100 123,33 Pers. STMIK 129 145 120 394

Pers. DPD Golkar 200 250 167 205,67 Pers. Pagutan 178 188 165 177

Nama persimpangan

Jumlah pelanggaran Rata-rata Jam 10.00 Jam

12.00 Jam

15.00 Pers. Kamboja 127 140 134 133,67 Pers, Karang

Bedil 125 101 100 108,67

Pers. Pagesangan 140 150 145 145 Pers. Granada 170 100 100 123,33 Pers. STMIK 129 145 120 131,33

Page 80: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Pers. DPD Golkar

143 192 167 167,33

Pers. Pagutan 178 188 165 177 Persimpangan Kamboja

Correlations

X2 y1

Spearman's rho X2 Correlation Coefficient . .

Sig. (2-tailed) . .

N 1 1

y1 Correlation Coefficient . .

Sig. (2-tailed) . .

N 1 1

Semua persimpangan

Correlations

X2 Y1

Spearman's rho X2 Correlation Coefficient 1.000 .218

Sig. (2-tailed) . .638

N 7 7

Y1 Correlation Coefficient .218 1.000

Sig. (2-tailed) .638 .

N 7 7

No

Nama Jenis kelamin

Umur Soal Kuisioner 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Abdul Azim L 22 2 2 2 3 1 1 3 1

2 Alpian Malik L 32 1 2 3 2 1 1 2 1

3 Ardiansyah L 25 2 2 3 1 1 1 2 1

4 Ardiansyah L 26 2 2 3 2 1 1 2 1

5 Arfan Hapipi L 30 2 3 3 2 1 1 2 1

6 Arifudin L 41 3 2 2 2 1 1 2 1

7 Azmil L 25 2 3 3 2 3 1 2 2

8 Abdul Gafur L 27 2 3 3 2 2 1 3 2

Page 81: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

9 Ahman Multazam L 28 2 3 2 3 2 1 3 2

10 Baharudin L 20 1 3 3 2 2 2 2 2

11 Bq. Hartinah P 21 1 3 3 2 1 1 1 2

12 Bq. Ema Hidayati P 21 2 3 3 2 1 1 1 1

13 Dina P 12 3 3 3 1 1 1 3 1

14 Diana Zaenah P 33 2 3 3 1 1 1 2 1

15 Chairil Anwar L 23 2 3 3 2 1 1 2 1

16 Elsa Deliana P 15 2 3 3 1 1 1 3 1

17 Erni Susilawati P 22 2 3 3 2 1 1 2 2

18 Febrika Rodi

Inkayana

P 32 2 3 3 2 1 1 3 1

19 Ferawati P 44 1 2 3 2 2 2 2 2

20 Hj. Abdul Qadir L 46 2 3 2 2 1 2 2 1

21 Hjh. Muriah P 45 1 3 3 2 2 2 2 2

22 Hanapia Zuhroh L 23 2 3 3 2 1 1 2 1

23 Hadana Al-Faribi P 19 2 3 3 1 1 3 3 1

24 Hesti Dewi Syufi P 21 2 3 3 2 1 2 1 2

25 Husnul Khotimah P 30 3 3 3 1 1 3 1 1

26 Husnul khotimah P 24 2 3 1 3 2 2 3 1

27 Husnul Khotimah P 21 2 3 3 2 1 1 3 1

28 Hawa Ayudia Inara P 33 2 3 3 1 1 2 2 1

29 Indah Setiana Dewi P 17 2 3 3 2 1 1 2 1

30 Imam L 30 3 3 3 1 1 2 2 1

31 Imam Bukhori L 31 2 3 3 2 1 1 2 1

32 Imam Bukhori L 27 2 3 3 2 1 1 2 1

33 Ismail Marxuki L 34 3 3 3 1 1 2 2 1

34 Isnawari Sukma

Devi

P 21 2 3 3 2 1 1 2 1

35 Jumiin L 20 1 3 3 2 2 2 2 2

36 Jurana Amanda L 18 3 3 3 1 2 2 2 1

37 Khaeruddin Muslih L 39 2 3 3 2 1 1 2 1

38 Laily Istiqomah P 19 2 3 3 2 1 1 2 1

39 Laily Anggraini P 34 3 3 2 2 1 3 1 2

40 L. Gembar Adi Putra P 28 2 3 3 2 1 1 3 1

41 L. Zia Uliandri L 42 1 1 3 2 1 1 2 1

42 M. Aby Surhan L 40 2 3 3 2 1 1 2 1

43 Maliki L 20 2 2 3 2 1 1 2 1

44 Maskun L 36 3 3 3 2 1 1 2 1

45 M. Hanafia Jauhari L 23 3 2 3 2 2 3 1 1

46 Melisa Tresna L 39 3 3 3 1 3 3 2 1

47 Muniati P 22 2 3 3 2 1 1 1 1

48 M. Zamzani L 46 2 3 3 2 1 2 2 1

Page 82: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

49 Mugiya L 46 2 3 3 2 1 1 2 1

50 Ni Nyoman Sekarani P 38 3 3 3 2 1 1 2 1

51 Nurul Saomah P 23 2 3 3 2 1 1 3 1

52 Parisma Jaya P 44 2 3 2 1 1 1 2 1

53 Pitriyani P 18 2 3 3 2 1 1 2 1

54 Ratnia Arnela Sari P 19 3 3 3 1 1 1 3 1

55 Rasiatul Adawiyah P 17 2 3 3 2 1 1 3 1

56 Rian Lesmana Putra P 25 2 3 3 2 1 1 3 1

57 Rina P 37 2 3 3 2 1 1 2 1

58 Rizka Ridho P 16 1 2 3 2 2 2 2 2

59 Resta Novita Sari P 41 2 3 3 2 1 1 3 1

60 Rokyal Aini P 22 2 3 3 2 1 1 2 1

61 Rosdiana P 22 2 3 3 2 1 1 2 1

62 Ropan L 34 3 3 3 2 1 2 2 1

63 Runi Ismianti P 21 2 3 3 2 1 1 2 2

63 Saipul Jamil P 35 1 3 3 2 2 2 2 2

64 Sahwan L 24 1 3 3 2 2 2 2 2

65 Saparuddin L 25 3 3 3 2 1 1 1 1

66 Siti Aisyah P 22 2 3 3 2 1 3 2 1

67 Sri Mariani P 19 3 3 3 1 1 1 3 1

68 Sulastri P 22 3 3 3 1 1 1 2 1

69 Sulhani P 38 1 3 3 2 1 1 2 1

70 Sulhandayani P 16 2 3 3 2 1 1 3 1

71 Sumini P 46 2 3 3 1 1 2 2 1

72 Titin Sumiatin P 44 2 3 3 2 1 1 2 1

73 Umahir L 32 2 3 3 2 1 1 2 1

74 Usman Jayadi L 25 2 3 3 2 1 2 2 2

75 Uswatun Hadaniyah P 21 2 3 3 2 1 1 3 1

76 Wirdansyah L 25 2 2 3 1 1 1 3 1

77 Yusfi Ali L 48 2 3 3 2 1 1 2 2

78 Yuyun Susilawati P 22 3 3 3 2 1 1 2 1

79 Yahya L 26 2 3 3 1 1 1 3 1

80 Yusuf L 33 2 3 3 2 1 1 1 1

81 Yasmin P 39 2 3 3 1 2 1 2 1

82 Yulya P 42 2 3 3 1 2 3 2 1

83 Zaenal L 17 2 3 3 2 1 1 2 2

84 Zubaidah P 45 3 3 3 2 2 1 1 1

85 Zamahiral P 31 2 3 3 2 1 3 3 1

86 Zawir Mahfidz L 22 2 3 3 2 1 2 1 2

87 Zulkifli L 48 3 3 2 1 1 1 1 1

88 Zulyani L 26 2 3 1 3 2 2 3 1

89 Tajuddin L 33 2 3 3 2 1 1 3 1

Page 83: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

1. Analisis suhu dan jumlah pelanggaran

a) Persimpangan I

Jalan

Suhu : 32,7˚C

Jumlah pelanggaran : 140

Bentuk Kanopi :

b) Persimpangan II

Jalan

Suhu : 39,2˚C

Jumlah pelanggaran : 195

Bentuk Kanopi :

c) Persimpangan III

Jalan

Suhu : 34,4˚C

90 Salahuddin L 26 2 3 3 1 1 2 2 1

91 Marwa P 26 2 3 3 2 1 1 2 1

92 Wati Lestari P 19 3 3 3 1 1 2 2 1

93 Tiya P 19 2 3 3 2 1 1 2 1

94 Zaiunuddin L 55 2 3 3 2 1 1 2 1

95 Nurate L 45 3 3 3 1 1 2 2 1

96 Aisyah P 48 2 3 3 1 1 1 2 1

97 Linda P 33 3 3 3 1 2 2 2 1

98 Nurhalimah P 27 2 3 3 2 1 2 2 1

99 Rahmah P 46 23 3 2 1 1 2 3 1

100 Sahrun L 49 3 3 3 2 1 1 1 1

Page 84: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Jumlah pelanggaran : 149

Bentuk Kanopi :

d) Persimpangan IV

Jalan

Suhu : 40˚C

Jumlah pelanggaran : 199

Bentuk Kanopi :

e) Persimpangan V

Jalan

Suhu : 35,4˚C

Jumlah pelanggaran : 145

Bentuk Kanoi :

f) Persimpangan VI

Jalan

Suhu : 32,9˚C

Jumlah pelanggaran : 125

Bentuk Kanopi :

g) Persimpangan VII

Jalan

Suhu : 30,2˚C

Jumlah pelanggaran : 10

Correlations

Control Variables X2 X3 X4 X5 X6 X7

Y1 X2 Correlation 1.000 -.032 .768 -.428 .608 -.

Page 85: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Significance (2-tailed) . .951 .074 .397 .201 .7

df 0 4 4 4 4

X3 Correlation -.032 1.000 -.113 -.221 -.002 -.

Significance (2-tailed) .951 . .831 .674 .997 .4

df 4 0 4 4 4

X4 Correlation .768 -.113 1.000 -.155 .555 .2

Significance (2-tailed) .074 .831 . .770 .253 .6

df 4 4 0 4 4

X5 Correlation -.428 -.221 -.155 1.000 -.874 -.

Significance (2-tailed) .397 .674 .770 . .023 .4

df 4 4 4 0 4

X6 Correlation .608 -.002 .555 -.874 1.000 .5

Significance (2-tailed) .201 .997 .253 .023 . .2

df 4 4 4 4 0

X7 Correlation -.136 -.358 .210 -.424 .596 1.0

Significance (2-tailed) .797 .485 .689 .402 .212

df 4 4 4 4 4

X8 Correlation -.434 .470 -.250 .754 -.813 -.

Significance (2-tailed) .389 .347 .633 .083 .049 .1

df 4 4 4 4 4

X9 Correlation -.764 .297 -.702 -.216 -.044 .3

Significance (2-tailed) .077 .568 .120 .681 .934 .4

df 4 4 4 4 4

Dalam bentuk persen

Page 86: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 87: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 88: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Variabel kontrol X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

X2

Korelasi 1,00 -0,32 0,768

-0,42

8

0,608

-0,13

6

-0,43

4

-0,76

4 Signifikas

i 0,00 0,96

1 0,07

4 0,39

7 0,20

1 0,79

7 0,38

9 0,07

7 Arah

Korelasi 0 4 4 4 4 4 4 4

X Korelasi -0,32 1,00 - - - - 0,47 0,29

Page 89: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Y1

3 0,113

0,221

0,002

0,356

0 7

Signifikasi

0,951

0,00 0,831

0,674

0,997

0,486

0,347

0,568

Arah Korelasi

4 0 4 4 4 4 4 4

X4

Korelasi 0,768

-0,11

3

1,00 -0,15

5

0,555

0,210

-0,25

0

-0,70

2 Signifikas

i 0,07

4 0,83

1 0,00 0,77

0 0,25

3 0,68

9 0,63

3 0,12

0 Arah

Korelasi 4 4 0 4 4 4 4 4

X5

Korelasi -0,42

8

-0,22

1

-0,15

5

1,00 -0,87

4

-0,42

4

0,754

-0,21

6 Signifikas

i 0,39

7 0,67

4 0,77

0 0,00 0,02

3 0,40

2 0,80

3 0,68

1 Arah

Korelasi 4 4 4 0 4 4 4 4

X6

Korelasi 0,608

-0,00

2

0,555

-0,87

4

1,00 0,596

-0,81

3

-0,04

4 Signifikas

i 0,20

1 0,99

7 0,25

3 0,02

3 0,00 0,21

2 0,04

9 0,93

4 Arah

Korelasi 4 4 4 4 4 0 4 4

X7

Korelasi -0,13

6

-0,35

8

0,210

-0,42

4

0,596

1,00 -0,62

3

0,371

Signifikasi

0,797

0,486

0,689

0,402

0,212

0,00 0,187

0,469

Arah Korelasi

4 4 4 4 4 0 4 4

X8

Korelasi -0,43

4

0,470

-0,25

0

0,754

-0,81

3

-0,62

3

1,00 0,017

Signifikasi

0,389

0,347

0,633

0,083

0,049

0,187

0,00 0,975

Arah Korelasi

4 4 4 4 4 4 0 4

X9

Korelasi -0,76

4

0,297

-0,70

2

-0,21

6

-0,44 0,371

0,017

1,00

Signifikasi

0,077

0,568

0,120

0,681

0,934

0,469

0,975

0,00

Page 90: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Arah Korelasi

4 4 4 4 4 4 4 0

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Skor kuisioner

Jumlah

Pelanggaran

Grafik 1.3 Bentuk Korelasi antara kanopi pohon dan jumlah

pelanggaran

Sk

or

ku

isio

ne

r d

an

ju

mla

h

pe

lan

gg

ara

n

Nama Persimpangan

Page 91: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Jumlah Pelanggaran 4.0000 2.16025 7

Responden 3.4286 2.37045 7

Kuisioner 3.4286 2.37045 7

Correlations

Control Variables

Jumlah

Pelanggaran Responden Kuisioner

-none-a Jumlah Pelanggaran Correlation 1.000 .781 .749

Significance (2-tailed) . .038 .053

df 0 5 5

Responden Correlation .781 1.000 .970

Page 92: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

Significance (2-tailed) .038 . .000

df 5 0 5

Kuisioner Correlation .749 .970 1.000

Significance (2-tailed) .053 .000 .

df 5 5 0

Kuisioner Jumlah Pelanggaran Correlation 1.000 .342

Significance (2-tailed) . .508

df 0 4

Responden Correlation .342 1.000

Significance (2-tailed) .508 .

df 4 0

a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.

Page 93: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi

KUESIONER Respon Pengendara Bermotor Dan Peran Kanopi Pohon Terhadap Jumlah

Pelanggaran Traffict Light Di Persimpangan Jalan Kecamatan Mataram

Identitas Pengendara Bermotor Nama : …………………………. Jenis Kelamin : L / P Umur : …………………………. Pekerjaan : …………………………. Alamat : …………………………. Lokasi Pengambilan data : ………………………….

No Pertanyaan Jawaban

1. Berapa lama Anda sudah menggunakan sepeda motor? 1-2 tahun 3-4 tahun 5 tahun +

2 Apakah Anda nyaman menggunakan sepeda motor di persimpangan jalan Kecamatan Mataram?

Sangat nyaman

Nyaman Tidak nyaman

3 Apa yang Anda rasakan jika berhenti pada lampu setopan yang memiliki banyak pepohonan di Kota Mataram?

Sejuk Sedang Panas

4 Apa yang Anda rasakan jika berhenti pada lampu setopan yang tidak memiliki banyak pepohonan di Kota Mataram?

Sejuk Sedang Panas

5 Apakah Anda ingin berada di tempat yang teduh ketika berhenti di setopan di persimongan jalan Kecamatan Mataram?

Iya Tidak terlalu

Tidak

6 Apakah dengan adanya kanopi berupa dapat memberi tempat yang teduh di persimpngan jalan Kec. Mataram?

Iya Tidak terlalu

Tidak

7 Apakah Anda akan melanggar lampu setopan ketika berada di bawah kanopi pohon?

Menunggu Terburu2 Terobos

8 Seberapa sering Anda menerobos lampu setopan di persimpangan jalan Kota Mataram?

Sering Jarang Tidak pernah

9 Perlukah pemerintah meningkatkan keberadaan naungan (kanopi) dari pohon untuk peneduh pengguna sepeda motor di persimpangan jalan Kota Mataram?

Sangat perlu

Perlu Tidak perlu

10 Apakah yang Anda fahami tentang kanopi pohon? :………………………………………………

……………………

Catatan: mohon diberikan tanda centang (√) pada kolom berwarna di

atas.

Page 94: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 95: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 96: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 97: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi
Page 98: respon pengendara bermotor dan jumlah pelanggaran traffict light terhadap keberadaan kanopi