Resonansi Edisi -8 - HAGI · ahli kebumian yang peduli terhadap bencana alam, terhadap banjir, ......

20

Transcript of Resonansi Edisi -8 - HAGI · ahli kebumian yang peduli terhadap bencana alam, terhadap banjir, ......

S ebelumnya tulisan di kolom ini berisi hal-hal yang agak serius dan formal tapi mung-kin hanya bisa jadi wacana. Sekarang coba kita bicarakan hal-hal yang lebih

sederhana dan pragmatis saja. Pernahkan anda mendapati file MS word yang disodorkan rekan kerja atau mahasiswa anda yang masih menggunakan default page setup atau asli-nya ? Yaitu, ukuran kertas “letter” serta margin 1 dan 1.25 inch, yang kalau dikonversi ke satuan metrik (cm) menjadi angka-angka pecahan aneh. Ya, banyak dari kita kurang peduli pada masalah sepele yang namanya format. Ada yang bilang bahwa format hanya sekedar “bungkus” sementara yang lebih penting adalah substansi atau “isi”-nya. Betul, saya setuju ! Tapi kalau urusan yang sepele dan gampang saja (format, tampilan dll.) tidak bisa mengatur dengan baik lalu bagaimana dengan hal yang lebih susah (substansi-nya) ? Hampir 15 tahun membimbing TA mahasiswa dan beberapa tahun jadi editor dan editor kepala Jurnal Geofisika yang diterbitkan oleh HAGI membuat saya banyak berurusan dengan hal seperti itu (dan juga susbtansi-nya tentu saja). Sebenarnya format (apalagi cuma ukuran kertas dan margin) memang urusan sepele. Namun keengganan berurusan dengan hal sepele itu biasanya merembet ke hal lain. Salah satunya adalah ketidakpedulian dengan masalah tidiness dan konsistensi. Paragraf, numbered-list dan bulleted-list yang kurang beraturan, penggunaan istilah yang tidak konsisten dan sebagainya. Belum lagi urusan dengan tabel dan gambar. Saya pernah mendapati makalah dimana ada gambar peta tapi bentuk pulaunya jadi tampak aneh. Saya langsung tahu bahwa gambar peta tersebut diperbesar / diperkecil secara tidak proporsional dengan men-strecth sizing handles yang ada di salah satu sisi, bukan yang di sudut. Padahal makalah itu ditulis seseorang dengan keahlian bidang kebumian yang notabene banyak berkutat dengan peta. Ada juga yg tidak tahu atau tidak mau tahu menggunakan equation editor untuk menulis persamaan yang lumayan kompleks. Atau kalaupun pakai equation editor semua elemen-nya saling menempel, tanpa mau mencoba memberi jarak yang agak proporsional satu dengan yang lain. Mungkin kalau hal-hal tersebut dipermasalahkan jawabannya bisa saja “kan sudah lulus S1/S2/S3 jadi buat apa mengurus format dan hal-hal tidak penting seperti itu ?” Tapi mestinya justru karena sudah lulus S1/S2/S3 kenapa masih begitu ya ? … Nah, bagaimana dengan anda ?

Salam HAGI, Dr. Hendra Grandis (Chief Editor HAGI)

Penanggungjawab Presiden HAGI; Chief Editor Dr. Hendra Grandis; Editor 1 Dr. Wahyudi; Editor 2 Dr.Adi Susilo; Editor 3 Syaeful Bahri, Creative & Publisher Nova S. U. Marbun, Graphic Designer Roy Baroes

1

Resonansi Edisi -8 Dewan Pengurus HAGI 2006-2008

VP. Certification Dr. Abdul Haris Mobile : +62.815.950848 Email : [email protected] [email protected]

VP. Organization Elan Biantoro Mobile : +62.812.56135 Email : [email protected] [email protected]

Chief Editor Dr. Hendra Grandis Mobile : +62.812.2308775 Email : [email protected] [email protected]

Treasurer Dian Nugrahaningsih Mobile : +62.816.1967701 Email : [email protected] [email protected]

VP. PIT & Special Event Yosi Hirosiadi Mobile : +62.812.8171824 Email : [email protected] [email protected]

VP. Gov., Univ. & Industry Relations Bob Wikan H. Adibrata, Ph. D. Mobile : +62.812.1007791 Email : [email protected] [email protected]

daftar isi : ♦ Kolom Presiden - 63 tahun Indonesia Merdeka, Sebuah Renungan ♦ Rubrik Profesional - Penaggulangan Bencana Alam oleh Nanang T. Puspito - Teknologi GPS (Global Positioning System) untuk Pendeteksian Tsunami - In Memoriam Prof. DR. J. A. Katili. ♦ Luncheon Talk - Monitoring Mikroseismik Untuk Deteksi Hidrokarbon (Sari) ♦ Rubrik Teknologi ♦ Special Event - Seminar sehari HAGI—Univ. Lambung Mangkurat - Pembentukan Komwil Banjarmasin - Pemberian Bantuan Pendidikan HAGI Untuk Anak Yatim - Seminar Nasional UNILA-HAGI ♦ Kursus Reguler HAGI

- Petroleum Geology of Indonesia: Current Knowledge, Bali– Mei 2008 - Amplitude Variation with Offset (AVO) for Exploration and Development, Bali– Mei 2008 - Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development, Bali– Juni 2008 - Data & Knowledge Management: From Assessment, Implementation and Auditing, Bali–

Juni 2008 - Preserved Amplitude Seismic Data Processing and Modeling for Exploration and Develop-

ment, Bandung– Juli 2008

President Abdul Mutalib Masdar Mobile : +62.815.8051484 +62.888.8469400 Email : [email protected] [email protected]

Secretary General Martinus Sembiring Mobile : +62.815.9806905 Email : [email protected] [email protected]

VP. Science & Technology Dr. Ir. Yusuf Surachman, M. Sc. Mobile : +62.0811.157962 Email : [email protected] [email protected]

63 tahun Indonesia Merdeka, Sebuah Renungan

>> Kolom Presiden

Menjadi “capital knowledge” dan jembatan utama terhadap sebuah proses link in-match antara masyarakat, dunia pen-didikan, riset dan industri merupakan salah satu misi HAGI dalam memberdayakan segala potensi sumber daya dan meletakkan organisasi pada posisi yang proporsional, berdekatan tidak hanya dengan para anggota, praktisi dan ahli kebumian semata tetapi langsung dengan masyarakat bawah atau end user ilmu kebumian ini. Selama kurun waktu hampir 2 tahun HAGI secara intensif telah terjun langsung untuk memberikan sosialisasi, pemahaman dan kursus-kursus singkat perihal ilmu dan teknologi Geofisika secara gratis kepada masyarakat. HAGI mencoba terus mendorong masyarakat untuk memahami secara utuh segala fenomena kebumian yang ada termasuk apa dan bagaimana peranan ilmu geofisika dalam mempelajari bencana alam, seperti: gempa, banjir, longsor dan bencana kebumian lainya. Secara geografis posisi negara Indonesia yang unik, dimana diapit oleh 2 benua besar; Asia dan Australia, 2 lautan besar; Pasifik dan Hindia dan secara tektonik merupakan pertemuan beberapa lempeng besar dunia; lempeng Eurasia di sebelah utara, lempeng Indo-Australia di sebelah Barat, Lempeng Pasific di sebelah Timur dan Lempeng Australia di sebelah selatan seharus-nya membuat kita semua lebih peduli terhadap kebutuhan akan ilmu dan tenaga ahli kebumian ini. Dari kegiatan sosialiasi HAGI yang dilakukan di kota Padang, Pangandaran, Jakarta, Yogya, Surabaya, Bandar Lampung, Makasar, Palu dan Banjarmasin tercermin adanya kerinduan masyarakat akan perlunya informasi yang lengkap dan akurat terhadap fenomena kebumian, baik yang berhubungan dengan bencana alam dan mitigasinya maupun yang berkaitan erat dengan potensi sumber daya alam yang ada di daerah masing-masing.

2

Dan hal yang terpenting tertangkap dari road show keilmuan yang dilaksanakan oleh HAGI selama ini di berbagai daerah, bahwa kebutuhan akan informasi, keingintahuan terhadap ilmu dan teknologi yang berhubungan dengan masalah kebumian sangatlah besar. Lack of information yang terjadi antara masyarakat di Pulau Jawa dan daerah-daerah lain tercermin secara jelas dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan diskusi-diskusi yang dilakukan selama sosialisasi. Ketidaktahuan dan keingintahuan yang demikian besar dari masyarakat perihal fenomena kebumian ini semakin mendorong dan memantapkan HAGI untuk tetap menjadi “capital knowledge” dan “bridging” masyarakat dalam memahami segala permasalahan kebumian secara utuh dan terpadu. Pertanyaaan berikutnya, siapakah yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi ini? Pemerintah, Instansi terkait, Geoscientist atau Organisasi Profesi seperti HAGI ? Kenyataan yang sulit untuk dibantah bahwa untuk membangun kesadaran kelimuan, mendorong keingintahuan masyarakat akan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kebumian ditengah carut marutnya tingginya suhu politik di negeri ini tidaklah mudah dan dapat dicapai dalam waktu sekelebat. Perlu effort yang tidak sedikit dan tidak sederhana, tidak hanya dari organisasi profesi dan nirlaba seperti HAGI semata tetapi juga Pemerintah dan instansi-instansi terkait bahkan kita semua. Berkali-kali sudah kita berganti pemerintah, namun kita belum bisa sepenuhnya mengetahui dan memahami potensi sumber daya dan bencana alam yang ada. Belum juga terlihat blue print yang jelas dari pemerintah dan instansi terkait dalam menanggulangi fenomena-fenomena kebumian (bencana alam-red), terlihat semua kebijakan yang dibangun masih bersifat sangat makro, sporadis, reaktif dan spot-spot belaka serta belum berkesinam-bungan. Orientasi pembangunan negara kita masih terfokus kepada pembangunan sarana atau infrastuktur fisik yang kasat mata, belum menyentuh pada tataran membangun komunitas kelimuan “brainware” yang solutif dan adaftif terhadap problema sehari-hari. Idealnya ketika kita menyiapkan tenaga ahli kebumian Indonesia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan industri semata, tidak hanya bekerja untuk industri perminyakan semata, atau untuk pertambangan semata. Namun seyogyanyalah kita mulai harus berpikir lebih luas lagi bagaimana melahirkan tenaga-tenaga ahli yang juga punya kemampuan dan kepedulian riset tinggi, tenaga ahli kebumian yang peduli terhadap bencana alam, terhadap banjir, terhadap longsor, terhadap perubahan iklim, dan yang paling penting peduli terhadap kepentingan masyarakat banyak dan merupakan bagian solusi negeri ini.

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

Pengukuhan Komwil Banjarmasin Ide pembentukan komwil HAGI Banjarmasin berasal dari diskusi-diskusi rekan-rekan anggota HAGI yang berasal dari Banjarmasin, yang sedang belajar dan menyelesaikan program studi magisternya di ITB. Setelah melalui diskusi-diskusi yang intensif dan melihat banyaknya masalah-masalah atau fenomena kebumian yang terjadi akhir-akhir ini di Kalimantan khususnya di Banjarmasin dan sekitarnya, HAGI Pusat dan rekan-rekan anggota yang berasal dari Banjarmasin sepakat untuk mendirikan komwil HAGI Banjarmasin. Pada tanggal 11 Agustus 2008 bersamaan dengan seminar Sehari ”Peran Ilmu dan Teknologi Geofisika untuk Eksplorasi SDA & Mitigasi Bencana Alam”yang dilakukan HAGI bekerjasama dengan UNLAM, telah dilakukan pengukuhan HAGI Komwil Banjarmasin.

Berikut susunan pengurus HAGI Komwil Banjarmasin yang dikukuhkan beberapa waktu lalu :

Ketua : Ibrahim Sota Sekretaris : Fahruddin Rafiedz, MT Bendahara : Sudarningsih, M. Si

Penyerahan Surat Pengukuhan kepada Ketua Komwil Banjarmasin Bpk. Ibrahim Sota oleh presiden HAGI Abdul Mutalib Masdar

>> Kolom Presiden

Sudah 63 tahun Indonesia tercinta merdeka, namun sungguh ironis, ratio perbandingan tenaga ahli kebumian baik yang berkecimpung dalam dunia industri, pemerintah, riset maupun dunia pendidikan tidak seimbang dibandingkan dengan luas cakupan area, potensi bencana dan sumber daya alam serta pertumbuhan penduduk yang ada. Apalagi kalo dilihat dari posi-tioning area sumber bencana (seperti gempa) atau area bencana-bencana kebumian lainnya yang relatif tersebar hampir merata dari ujung pantai barat Sumatra terus melampar ke pantai selatan pulau jawa hingga ke kepala burung Papua, terlihat bahwa secara kuantitas jumlah ahli kebumian yang tercatat mungkin tidak lebih dari 5000 orang, dibandingkan dengan jumlah penduduk Indone-sia yang hampir mencapai 300 Juta sungguh didapat ratio yang tidak seimbang. Tercatat di dalam database terbaru HAGI bahwa Indonesia baru punya tenaga ahli dalam bidang geofisika tidak lebih dari 2000 orang. Sungguh bidang ini memerlukan perhatian yang intensif dari kita semua, pemerintah, industri, dunia pendidi-kan dan organisasi-organisasi ilmu kebumuian lainnya. Mungkin perlu dicari format yang tepat bagaimana kita harus melakukan speed-up terhadap pemenuhan tenaga ahli dan informasi kebu-mian di negara tercinta ini. Merdeka 63 tahun seharusnya sudah membuat masyarakat kita terbebas dari kelangkaan ilmu dan pengetahuan kebumian. Merdeka 63 tahun seyogyanya membuat kita lebih peduli dan faham akan fenomena kebumian negeri ini. Semoga. Jabat Erat & Salam Merdeka Abdul Mutalib Masdar

3 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

HAGI akan memberikan beasiswa kepada 6 (enam) mahasiswa berprestasi sebesar Rp. 1.200.000,- per-tahun/untuk tahun ajaran 2008 – 2009. ♦ Persyaratan Calon penerima beasiswa diharapkan memenuhi persyaratan kriteria sebagai berikut: 1. Prestasi akademik calon dengan IPK minimal 2,75 2. Kondisi ekonomi orang tua calon 3. Keaktifan calon pada organisasi, himpunan mahasiswa atau unit kegiatan. 4. Perilaku calon dan hal lain yang dapat memberikan nilai

tambah bagi calon. ♦ Prosedur Aplikasi Seluruh dokumen yang dipersyaratkan seperti Data lengkap calon dan surat rekomendasi harus di kirim via pos ke:

Sekretariat HAGI Gedung Graha Simatupang Tower II B, Lt. 9

Jl. Letjen. T. B. Simatupang Kav. 38 Jakarta 12450, Indonesia Ditujukan Kepada: Bob Wikan A., PhD Vice President Industry, Government & Univ. Relations atau email: [email protected]

Program BEASISWA HAGI

Foto bersama Tim HAGI, dan Rektor UNLAM

>> Rubrik Profesional

4

Pendahuluan

W ilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana alam, seperti gempa, tsunami,

letusan gunungapi, tanah longsor, banjir dan kekeringan. Bencana alam yang terjadi telah menyebabkan korban jiwa, kerugian materi/harta benda, kerusakan infra-struktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial, dan dampak psikologis yang tidak kecil.

Berbagai jenis bencana alam tersebut dapat dipastikan akan selalu mengancam wilayah kita. Apa boleh buat, kita dituntut untuk dapat hidup secara harmonis dengan berbagai jenis bencana alam tersebut. Oleh karena itu, adalah suatu keharusan bagi kita untuk memiliki suatu sistem penanggulangan bencana alam yang handal.

Sistem penanggulangan bencana alam yang baik memerlukan beberapa persyaratan mendasar. Diantaranya adalah adanya keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait, termasuk ilmuwan geofisika. Tulisan ini – dengan segala kekurangan yang ada – dimaksudkan sebagai catatan ringan seorang geofisikawan untuk berbagi ide tentang upaya pengembangan dan penyempurnaan sistem penanggulangan bencana alam di Indonesia.

Pengertian Bencana

Ada beberapa pengertian atau definisi tentang bencana (disaster). Mengacu pada UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana dapat didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Peristiwa atau rangkaian peristiwa tersebut dapat disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia.

Pada dasarnya suatu bencana (Disaster) merupakan hasil interaksi antara ancaman bahaya (Hazard) dengan kerentanan (Vulnerability). Untuk kasus bencana alam, ancaman bahaya merupakan faktor yang bersifat alamiah. Sedangkan kerentanan merupakan gabungan antara faktor alamiah dengan faktor-faktor

lain seperti tingkat ekonomi, pendidikan, teknologi dan sosial budaya. Gambar 1 menunjukkan sketsa hubungan skematis antara disaster, hazard dan vulnerability.

Besar-kecilnya bencana sangat ditentukan oleh interaksi antara faktor ancaman bahaya dan kerentanan. Bencana akan besar jika faktor ancaman bahaya dan kerentanan sama-sama besar. Faktor kerentanan merupakan faktor kunci yang dapat menentukan besar-kecilnya bencana yang akan terjadi. Misalnya dengan asumsi bahwa faktor ancaman bahayanya besarnya sama, maka bencana akan besar kalau terjadi di daerah dengan kerentanan yang tinggi/besar (Gambar 1 bagian atas). Sebaliknya bencana akan kecil kalau terjadi di daerah dengan kerentanan rendah/kecil (Gambar 1 bagian bawah).

Ancaman bahaya dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa (sudah terjadi atau belum terjadi) yang mempunyai potensi untuk menimbulkan korban jiwa, kerugian materi, kerusakan infra-struktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial dan psikologis. Dalam kasus bencana alam, ancaman bahaya merupakan produk dari suatu peristiwa alam (natural event) yang mempunyai potensi untuk menimbulkan bencana. Contoh dari ancaman bahaya diantaranya adalah getaran tanah akibat gempa, gelombang laut akibat tsunami, dan aliran lava akibat letusan gunungapi.

Sementara itu kerentanan dapat diartikan sebagai suatu kondisi (fisik, geografis, ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi) masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan alam dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya. Contoh dari kerentanan antara lain adalah suatu bukit yang gundul dan terjal akan rentan terhadap bencana longsor. Gambar 2 menunjukkan gambaran skematis tentang ancaman bahaya dan kerentanan.

Pengelolaan Bencana Alam

Upaya penanggulangan bencana alam sudah semestinya harus didasarkan pada suatu konsep pengelolaan atau manajemen bencana (disaster management). Manajemen bencana dapat diartikan sebagai seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan yang meliputi aspek perencanaan dan penanganan bencana, yang dilakukan pada saat sebelum bencana terjadi (pre-disaster), pada saat/sesaat setelah bencana (disaster), dan pada saat setelah bencana (post-disaster). Rangkaian kegiatannya sebaiknya bersifat kontinyu, saling terkait serta merupakan suatu siklus kegiatan.

Siklus rangkaian kegiatan dalam manajemen bencana biasanya mencakup beberapa tahap, yaitu: (1) Pencegahan (prevention), (2) Mitigasi (mitigation), (3) Kesiapsiagaan (preparedness), (4) Tanggap darurat (emergency response), dan (5) Pemulihan (recovery). Dalam beberapa literatur (misalnya Carter, 1992; Tobin and Montz, 1997) setelah tahap pemulihan ditambahkan satu tahap lagi yaitu tahap (6) Pembangunan (development).

PENANGGULANGAN BENCANA ALAM Catatan Ringan Seorang Geofisikawan

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

Gambar 2. Ancaman bahaya (hazard) dan kerentanan

(vulnerability)

Gambar 1. Hubungan antara Disaster, Hazard dan

Vulnerability

>> Rubrik Profesional

5

Gambar 3 menunjukkan suatu siklus manajemen bencana yang ideal. Pada prakteknya rangkaian kegiatan pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum terjadinya bencana. Kegiatan semacam ini dapat berlangsung bertahun-tahun dan sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan, tanpa mempertimbangkan ada atau tidak ada bencana. Tanggap darurat merupakan kegiatan yang dilakukan saat/sesaat setelah terjadinya bencana dan dapat berlangsung beberapa hari atau sampai beberapa minggu setelah bencana terjadi bergantung pada besar-kecilnya bencana yang terjadi. Sedangkan pemulihan dan pembangunan dilakukan setelah terjadinya bencana dan dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.

Manajemen bencana – seperti halnya manajemen pada umumnya – akan berjalan dengan baik kalu didukung oleh komponen-komponen penunjang yang kuat. Komponen penunjang dalam manajemen bencana biasanya terdiri dari (1) Perencanaan (planning), (2) Pengorganisasian (organising), (3) Kepemimpinan (directing), (4) Pengkoordinasian (coordinating), (5) Pengendalian (controlling), (6) Pengawasan (supervising), (7) Penganggaran (budgeting), dan (8) Keuangan (financing).

Fokus Pada Mitigasi Bencana

Kegiatan penanggulangan bencana selama ini terkesan hanya difokuskan pada kegiatan tahap tanggap darurat saja. Artinya kita hanya bertindak setelah bencana terjadi, sementara selama bencana belum terjadi praktis kita cenderung tidak melakukan hal-hal yang signifikan. Paradigma bertindak reaktif semacam ini tentu saja harus diubah menjadi paradigma bertindak preventif dan antisipatif. Oleh karena itu upaya mitigasi bencana semestinya mendapatkan perhatian lebih.

Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin akan terjadi, baik secara fisik struktural maupun non-fisik struktural. Program mitigasi yang baik setidaknya mesti diarahkan pada upaya-upaya untuk, antara lain (a) membangun sistem pemantauan, (b) membangun sistem peringatan dini, (c)membangun sistem informasi dan diseminasi, (d) membangun infrastruktur yang disesuaikan dengan ancaman bahayanya, (e) meningkatkan tingkat pengetahuan, kepedulian serta kesiapan seluruh pemangku kepentingan terutama pemerintah dan masya

rakat, dan (f) tersedianya perundang-undangan dan peraturan-peraturan tentang penanggulangan bencana.

Butir (a), (b), (c) dan (d) merupakan program mitigasi bencana secara fisik struktural yang dalam banyak kasus memerlukan biaya yang tidak sedikit. Contohnya antara lain adalah pengembangan sistem pemantauan gempa (earthquake monitoring system) dan pembuatan sistem peringatan dini tsunami Indonesia (Indonesia tsunami early warning system) yang saat ini sedang dilakukan di Indonesia. Sedangkan butir (e) dan (f) merupakan program mitigasi non-fisik struktural yang relatif memerlukan biaya lebih sedikit dan oleh karena itu perlu lebih diprioritaskan.

Mengacu pada pengalaman negara-negara maju, program mitigasi harus didukung inovasi dan tingkat penguasaan iptek yang handal yang hanya akan dicapai melalui proses penelitian dan pembelajaran yang terstruktur dan terencana. Oleh karena itu program mitigasi bencana harus diperkuat dengan program penelitian dan pembelajaran. Dalam konteks ini peran lembaga penelitian dan perguruan tinggi menjadi sangat penting.

Yang terakhir, program mitigasi bencana harus dilakukan secara berkesinambungan terus-menerus walaupun mungkin saja bencananya tidak datang-datang. Dengan kata lain, janganlah bosan-bosan melakukan upaya mitigasi bencana. Ada pepatah Jepang yang menyatakan “bencana datang pada saat kita sudah melupakannya”. Oleh karena itu upaya untuk selalu mengingat dan menjaga kontinuitas program mitigasi bencana merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dengan serius.

Penutup

Bencana merupakan masalah bersama. Oleh karena itu masalah penanggulangan bencana alam semestinya merupakan tanggungjawab bersama. Mitigasi bencana akan berjalan dengan baik jika didukung partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan. Dalam konteks ini peran geofisikawan sangat dibutuhkan.

Pustaka Carter, N.W., 1991, Disaster Management: A Disaster Manager’s Handbook, Asian Development Bank, Manila. Tobin, G.A. and Montz, B.E., 1997, Natural Hazards: Explanation and Integration, The Guilford Press, London. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Salam HAGI,

Nanang T Puspito Kelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Geofisika – ITB

Email: [email protected]

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

Gambar 3. Siklus manajemen bencana

>> Rubrik Profesional

6

G elombang tsunami terbentuk pada saat gempa besar di lautan menghasilkan pergeseran vertical dan horizontal pada bidang gempa yang terdapat di dasar lautan. Pada

mulanya ketinggian dari gelombang lautan diatas pusat gempa hanyalah beberapa puluh sentimeter, tetapi kemudian berubah menjadi belasan meter saat gelombang tersebut itu mendekati pantai. Kecepatan gelombang tsunami di laut lepas berkisar 600-700 km/jam, sehingga apabila kita memiliki instrument di laut lepas maka tsunami bisa terdeteksi sebelum gelombang maut tersebut mencapai pantai. Selain secara langsung mendeteksi ketinggian muka air laut, deteksi dari tsunami dapat pula dilakukan dengan memantau pergeseran tanah pada saat gempa (gambar 1). Pergeseran pada bidang gempa dapat terdeteksi dengan baik menggunakan seismometer, hanya saja untuk pergeseran yang perlahan radiasi dari gelombang seismic relatif lebih kecil, sehingga sulit untuk mengestimasi magnitudnya dengan cepat. Gempa dengan pergeseran lebih perlahan dari gempa umumnya disebut dengan gempa-tsunami (tsunami earthquake). Salah satu contoh dari gempa-tsunami yaitu gempa Pangandaran bulan Juli 2006. Kecepatan pergeseran pada bidang gempa untuk gempa Pangandaran yaitu 0.5-1.5 km/detik jauh lebih perlahan bila dibandingkan dengan gempa Nias 2005 yaitu 3.3-3.6 km/detik.

Proses pergeseran pada bidang gempa yang sangat perlahan ini menghasilkan gelombang gempa dengan perioda yang panjang dengan amplitudo yang tidak terlalu tinggi. Jenis gelombang gempa seperti ini menyulitkan seismometer dalam mengestimasi magnitudenya dengan cepat dan akurat. Sebagai contoh estimasi awal dari USGS yaitu magnitud 7.2, untuk kemudian dikoreksi menjadi magnitud 7.7 sesudah menggunakan gelombang permukaan yang datang beberapa saat kemudian. Hal ini terlihat sebagai sesuatu perbedaan yang kecil dan sederhana. Padalah ini

berarti kekuatan gempanya berbeda sekitar lima kali lebih besar dengan implikasi potensi tsunami yang juga jauh berbeda. GPS (Global Positioning System) dapat digunakan sebagai komplemen dari seismometer dan sistem pengamatan lainnya dalam mendeteksi potensi terjadinya tsunami. GPS mampu untuk mendeteksi pergerakan tanah sesaat sesudah terjadinya gempa, sebelum gelombang tsunami mendekat pantai. GPS dapat mendeteksi proses dinamik dan pergeseran statis dari gempa bumi. Komponen gelombang pendek atau panjang dari pergerakan tanah dapat dipantau detik demi detik menggunakan GPS. Pergeseran tanah pada saat gempa pangandaran Juli 2006 terdeteksi dengan baik menggunakan teknologi GPS.

GPS adalah sistem penentuan posisi dan waktu berbasiskan

satelit. Pada awalnya GPS didesain untuk keperluan

militer, tetapi saat ini pengguna terbanyak dari sistem GPS yaitu warga sipil. Untuk menentukan posisi dengan baik maka paling

sedikit diperlukan data pengamatan dari 4 buah satelit. Saat ini di Indonesia di hampir

setiap lokasi kita dapat menerima data tidak kurang

dari 6 satelit pada waktu bersamaan. Aplikasi GPS untuk pendeteksian tsunami dapat dilakukan dengan mengamati

pergeseran tanah pada saat terjadi gempa seperti yang telah dijelaskan diatas. Selain dengan metoda diatas saat ini sedang

dikembangkan aplikasi GPS untuk pemantauan tsunami dengan menggunakan sistem GPS-pelambung (GPS bouy).

Prinsip dari GPS-pelambung yaitu memanfaatkan kemampuan GPS dalam mendeteksi pergeseran horizontal serta vertikal. Alat penerima sinyal GPS dipasang diatas pelampung. Pada saat gelombang tsunami melalui sistem ini, maka akan terdeteksi perubahan posisi vertikal dari muka air laut. Apabila sistem ini dipasang jauh dari pantai maka akan sangat efektif dalam memberikan peringatan akan kedatangan tsunami. Sistem GPS-pelampung saat ini dioperasikan di Jepang. Sistem ini berhasil mendeteksi kedatangan gelombang tsunami pada saat gempa tangal 6 September 2004, dengan magnitud 7.4. Gelombang tsunami berhasil dideteksi oleh sistem GPS-pelambung, 13 menit sebelum gelombang ini terdeteksi oleh stasiun pengamatan pasut (pasang surut) terdekat.

Salam Hangat,

Dr. Irwan Meilano Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)

Institut Teknologi Bandung Email: [email protected]

Teknologi GPS (Global Positioning System) untuk Pendeteksian Tsunami

Gambar 1. Pemantauan potensi tsunami dengan GPS, melalui pengamatan pergerakan tanah pada saat gempa

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

Gambar 2. Besarnya pergeseran tanah h o r i z on t a l p ad a sa a t g e m p a Pangandaran, Juli 2006 yang terdeteksi oleh GPS

>> Rubrik Profesional (In Memoriam Prof. DR. J. A. Katili)

7

Assalaam’ulaikum wr.wb., Innalillaihi Wa Inna lillaihi Rojiuun

P ada tanggal 19 Juni 2008 telah pulang ke Rahmattullah senior kita profesor J. A. Katili,

pada usia 79 tahun. Almarhum dikenal sebagai seorang penggerak ilmu geologi di Indonesia. Para rekan dan mantan mahasiswanya sangat kehilangan karena almarhum seorang teman diskusi dan seorang guru.

Saya memanggil beliau dengan sebutan ”pak Katili” dan mengenalnya pada waktu beliau menjadi asisten Prof.DR. Klompe, pendiri bagian Geologi di FIPIA, Universitas Indonesia, kini ITB. Saya tidak pernah mendapat kuliah pak Katili, karena waktu beliau sedang aktif-aktifnya memberi kuliah saya sudah sibuk mengerjakan beberapa projek. Tetapi saya banyak belajar dari beliau melalui tulisannya terutama tektonik. Beberapa kali saya bersama beliau menghadiri sidang Coordinating Committee for Offshore Prospecting (CCOP). Salah satunya pada tahun 1969 di Bangkok. Kami berdua saja dari Indonesia yang hadir. Beliau wakil dari LIPI dan ITB (?) dan saya sebagai wakil dari Direktorat Geologi/Departemen Pertambangan Umum. Saya melihat keprofesionalan beliau dari caranya menerangkan suatu masalah dan cara menjawab pertanyaan.

Kita mengenal teori lempeng pada tahun 1973, tatkala di Bandung diadakan seminar internasional yang banyak dihadiri para pakar dalam dan luar negeri. Antara lain Professor Tuzo Wilson dari Canada, pengemuka teori lempeng (Plate Tectonics) di dunia. Dari seminar ini Pak Katili cepat mengadopsi teori ini dan diterapkan kepada masalah geologi di Indonesia. Teori dan terapannya di sebar ke Perguruan Tinggi dan Pusat-2 Penelitian. Pak Katili dianggap sebagai “Bapak Penerap Teori Lempeng” di Indonesia. Tatkala kami rombongan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) bersama-sama Pak Katili, Direktur Jenderal Pertmbangan Umum, berkunjung ke Canada pada tahun

80 an, pak Katili menyempatkan berkunjung ke kediaman Tuzo Wilson. Kini Tuzo Wilson telah tidak ada, meninggal beberapa tahun yang lalu. Saya setuju ungkapan dari sementara orang bahwa Pak Katili adalah seorang ilmuwan yang menjangkau kemana-mana, yaitu ke politik, pemerintahan dan beliau adalah seorang petenis dan sekaligus penyanyi ulung. Lagu favoritnya ialah “MY WAY”. Setiap ada partemuan ilmiah beliau selalu mencari kesempatan untuk bisa menyanyi. Misalnya pada International SEMINAR ON EARTHQUAKE AND TSUNAMI RISK HAZARD MANAGEMENT FOR RESILIENT COMMUNITY di Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta, pada tanggal 2 dan 3 April 2007 dengan penuh semangat , setelah sehari penuh berargumen tentang geologi, lagu ini dikumandangkan oleh beliau. Pertemuan saya dengan beliau yang terakhir ialah bulan November 2007 di hotel Manhattan, Jakarta. Karena kesehatan beliau waktu itu kurang baik, beliau tidak dapat menghadliri seminar tetapi akan datang pada sore hari setelah usainya seminar. Saya tunggu beliau di lobby hotel. Walaupun kurang sehat, nada bicaranya masih bersemangat tinggi terutama mengenai gempa di Sumatra, bagaimana hubungannya dengan tektonik. Pada akhir obrolan setelah minum-minum softdrink, beliau bilang “Saya sudah pasrah, sudah ridlo kalau sewaktu-sewaktu dipanggil” Demikian, sedikit sepintas yang saya ketahui tentang pak Katili. Banyak ide beliau yang belum terlaksana. Misalnya apakah ada hubungan antara Lempeng Mergui (Mergui Plate) di utara dengan Investigator Ridge di lepas pantai barat Sumatera. Hal ini yang selalu dibicarakan beberapa bulan sebelum beliau wafat. Barangkali masalah ini perlu ditinjau secara serius untuk menjadi topik penelitian. Selamat Jalan Pak. Beristirahatlah dengan tenang. Semoga semua kesalahan-kesalahan di dunia diampuni oleh ALLAH SWT Sang Maha Pencipta dan mendapat tempat yang sempurna di sisi NYA di alam baka. Amien!

Wassalaam’ulaikum wr. wb., M. Untung

24 Juni 2008

Mengenang sepintas Professor DR J.A. Katili

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

>> Luncheon Talk HAGI

8

Sari Sebuah paradigma baru di dalam eksplorasi minyak dan gas bumi menggunakan gelombang seismik alam (passive seismic monitoring) mulai banyak digunakan sebagai alternatif metode seismik konvensional (active seismic exploration) yang sudah menjadi standard di dunia eksplorasi. Metode monitoring seismik dengan sumber dari alam ini (microseismic or ambient noise) sebenarnya telah lama digunakan, diantaranya untuk monitoring aktivitas gunungapi, geothermal system, active fault monitoring, near-surface study, dsb, namun penggunaan dalam eksplorasi hidrokarbon di Indonesia belum pernah dilakukan. Berbeda dengan metode seismik aktif pada umumnya, yang produk akhirnya berupa struktur geologi, maka metode seismik pasif ini dapat mendeteksi keberadaan hidrokarbon secara langsung, tanpa memperhatikan struktur geologi. Metode ini merekam secara kontinu sinyal atau background noise di atas permukaan bumi, yang biasanya bersumber dari aktifitas baik di atas permukaan bumi seperti gelombang laut (0,1 – 0,2 Hz), aktifitas manusia (lalu-lintas, mesin-mesin industri), angin, dsb, maupun berasal dari aktivitas di bawah permukaan bumi seperti backgorund noise dari aktivitas geodinamik. Fenomena menarik terjadi ketika pengukuran dilakukan di atas sebuah reservoar hidrokarbon (minyak atau gas), yaitu dengan munculnya frekuensi anomali antara 2 – 4 Hz, yang tidak teramati jika pengukuran dilakukan di luar reservoar yang mengandung hidrokarbon. Dengan demikian, metode ini dapat dijadikan indikator keberadaan hidrokarbon secara langsung. Beberapa teori muncul berkenaan dengan sumber penyebab adanya frekuensi anomali tersebut, diantaranya adalah interaksi gelombang mikro laut dengan hidorkarbon di dalam pori-pori reservoar yang menghasilkan sinyal baru dengan kandungan frekuensi antara 2 – 4 Hz.

Studi kasus telah banyak dilakukan diantaranya di beberapa lapangan hidrokarbon di Timur Tengah, Eropa dan Amerika Selatan. Beberapa hasil pengukuran dengan sampel data-data yang diukur di sekitar Jawa Tengah (Lasem, Rembang, dan Cepu) yang mengandung hidrokarbon, termasuk sebuah hasil pengukuran yang dilakukan di atas lapangan hidrokarbon Sidoarjo (di dekat Lumpur Sidoarjo) akan ditampilkan, dan dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang tidak mengandung hidrokarbon. Metode ini sangat bermanfaat untuk diaplikasikan pada pengembangan lapangan baru (sebelum dilakukan eksplorasi seismik 2D/3D), sebagai pendukung dalam eksplorasi seismik 2D/3D, mengidentifikasi daerah prospek dan menentukan posisi titik pengeboran, menghindari risiko pengeboran dry-hole, dapat mengidentifikasi ketebalan lapisan hidrokarbon pada reservoar sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi sumberdaya hidrokarbon, serta dapat digunakan untuk memonitor lapangan-lapangan yang sudah lama berproduksi (EOR).

Salam ,

Wiwit Suryanto dan Wahyudi Lab. Geofisika. FMIPA UGM

[email protected] [email protected]

Foto bersama dari ki-ka: Dr. Djedi S. Widarto, Abdul Mutalib Masdar, Dr. Wahyudi, Dr. Wiwit Suryanto, Budi Priasati dan Dr. Basuki Puspoputro

Monitoring Mikroseismik untuk Deteksi Langsung Keberadaan Hidrokarbon (Microseismic for Hydrocarbon Detection and Identification – MHDI-Tech)

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

>> Rubrik Teknologi

9

P erkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, beragamnya model dan spesifikasi perangkat IT yang ada dipasar, kadang membuat para end-user menjadi sulit

untuk menentukan pilihannya. Sebagai sebuah produk IT note-book merupakan perangkat komputer yang cukup popular dikalangan profesional. Mobilitas yang begitu tinggi dan kemam-puan komputasi atau pengolahan data serta komunikasi notebook saat ini yang hampir bahkan menyamai desktop menyebabkan banyak kaum profesional termasuk para geoscientist memilih notebook sebagai gadget yang harus dibawa (selain telpon geng-gam) ketika bertugas bahkan ketika melancong sekalipun. Menjamurnya hotspot (Wi-fi) di pusat bisnis, perbelanjaan, seko-lah-sekolah, universitas dan relatif murahnya harga notebook ikut mendorong pengguna komputer beralih dari desktop ke notebook. Bukan suatu hal yang aneh, ketika berada diruang tunggu airport/bandara kita melihat banyak calon penumpang duduk ngobrol sambil memangku notebook atau sambil minum kopi seraya berselancar di internet menikmati berita-berita terkini atau me-meriksa serta mengirim email kepada para relasi atau kerabat kerjanya. Atau ketika di kedai-kedai kopi di perkotaan kita meli-hat para pelaku bisnis atau para mahasiswa berdiskusi sambil membuka notebook masing-masing.

Melihat dari tujuan praktis penggunaan notebook, secara umum penggunaan notebook dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Penggunaan Notebook untuk Pengolahan Data & Grafis :

umumnya jenis pekerjaan yang dilakukan relatif berat, bersifat kalkukasi, iterasi atau statistik, untuk pemodelan dan pemrograman yang membutuhkan kemampuan komputasi dan grafis tinggi. Perangkat lunak yang biasa diinstal umum-nya aplikasi-aplikasi yag relatif agak berat, seperti corel draw, bahasa pemrograman Turbo Pascal, C language untuk para developer atau kalau di dunia industri perminyakan aplikasi-aplikasi GGR yang mempunyai platform PC based yang membutuhkan kemampuan processor tinggi dan rendering grafis seperti : seismic inversi, AVO, interpretasi

atau pemodelan (Humpson Russel, Geographics atau Petrel dan aplikasi-aplikasi sejenis), atau software-software yang digunakan untuk pemodelan gaya berat, geomagnetic, tomo-grafi atau pemodelan G&G lainnya. Dipasaran umumnya harga note book ini berkisar antara USD 1500 – USD 3000.

2. Penggunaan Notebook untuk Presentasi dan Keperluan Kerja Sehari-hari : jenis pekerjaan yang menggunakan jenis ini adalah untuk keperluan kantor sehari-hari seperti mengetik, membuat database sederhana, spreadsheet, atau membuat materi presentasi serta melakukan perhitungan-perhitungan matematik yg relatif sederhana. Aplikasi perkantoran yang paling sering disertakan pada jenis note-book ini Microsoft Office atau OpenOffice (Open source) dan Adobe Photoshop serta aplikasi-aplikasi sehari-hari lain-nya. Harga Notebook jenis ini umumnya bekisar antara USD 750 – USD 2000 tergantung merk dan spesifikasi yang dibutuhkan.

3. Pengunaan Notebook untuk Entertaint and Gaming : umum-nya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang berbasiskan grafis 3D dan mempunyai kemampuan rendering serta audio yang tinggi yang tinggi. Aplikasi-aplikasi Games yang diin-stall umumnya based on 3D Visualization and Stereo Sound. Spesifikasi Video Graphics yang tinggi dan kemampuan processor yang handal menjadi platform notebook jenis ini. Harga untuk notebook jenis ini relatif cukup mahal hampir sama dengan jenis notebook untuk pengolahan data dan grafis, yaitu sekitar USD 1500 – USD 3000.

4. Penggunaan Notebook untuk pendidikan : tidak memerlukan kemampuan processor yang handal dan Video Graphics dengan spesifikasi tinggi. Aplikasi yang digunakan juga hanya aplikasi perkantoran biasa seperti Microsoft Office atau perangkat lunak sejenis lainnya. Kadang dilengkapi dengan software untuk membaca electronic book seperti Adobe Rader (Pdf file) dan saat ini sebagian notebook jenis ini juga sudah dilengkapi dengan wifi modem untuk komuni-kasi nirkable. Dipasaran jenis ini dijual dengan harga sekitar dibawah USD 700.

Beberapa hal penting dalam membeli notebook Pertanyaan selanjutnya seandainya ingin memiliki atau membeli notebook, kira-kira spesifikasi teknis yang bagaimana yang menjadi pilihan kita? Hal-hal apa saja yang menjadi concern kita ketika harus memilih notebook. Berikut beberapa tips yang disarikan dari berbagai forum diskusi komputer : 1. Sebegitu pentingkah Merek atau Brand Notebook ? Atau garansi ? Merek tidaklah penting YANG PENTING TERLEBIH DAHULU ADALAH GARANSI dan SERVICEnya.

Pilih Notebook atau Desktop untuk Geoscientists ?

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

>> Rubrik Teknologi

10 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

Jadi percuma beli notebook canggih/spesifikasi tinggi ternyata service centernya memble/garansinya tidak jelas. Carilah dan pertimbangkan service center yang benar-benar sudah teruji dan pertimbangkan service center yang benar-benar sudah teruji dan terkenal layanannya. Hati-hati dengan adanya produk BM (black market ), dimana terkadang produk2 ini garansi sama-sama 1 tahun dengan produk distributor resmi tapi bisa ternyata produk BM garansinya hanya dari toko. Jadi kalau tokonya tutup atau bangkrut yah selamat tinggal garansinya. Ada juga namanya produk PI (paralel import) dimana produk dengan spek yang sama dengan yang resmi juga beredar dengan harga yang berbeda biasanya disebut dengan GARANSI DISTRIBUTOR (garansi distro) dan terkadang produk2 garansi distro ini harganya lebih murah, padahal spek sama dengan yang resmi. Selanjutnya bagaimana membedakan garansi toko (BM), resmi dan distro ? paling mudah ada pada KArtu Garansinya kalau resmi pasti kartu garansinya ada dan nama Distributor penjual terdaftar di web resminya merek tersebut (silahkan cek2 di internet). Sedangkan Garansi Distro umumnya diinformasikan langsung oleh toko dan untuk yang BM tentunya tidak ada kartu garansi sama sekali. 2. Apakah Processor merupakan pertimbangan utama ?

Pertanyaan yang umum adalah “prosesornya core 2 duo tapi masih lambat ya?". Ada banyak penyebab mengapa notebook kerjanya kurang maksimal alias lelet. Analogikan notebook sebagai sistem jalan tol, dimana prosesor adalah seperti otak dan gunanya untuk melakukan perhitungan atas input seperti GERBANG TOL, RAM atau memory sebagai tempat antrian data yang akan diolah prosesor seperti JALUR ANTRIAN, sedangkan data yang akan diolah dalam gerbang seperti kendaraan. Jadi ada banyak gerbang tol (PROSESOR) mampu melakukan banyak hitungan sekaligus pun tidak akan ada gunanya kalau jalur jalan tol (RAM) nya dalam jumlah sedikit. sedangkan kalaupun jumlah jalur jalan tol (RAM) banyak tapi gerbang tol (PROSESOR) sedikit yang terjadi adalah antrian kendaraan. Jika anda punya notebook dengan prosesor, katakanlah Core2DUO T7xxx tapi RAM hanya 512MB, maka procesor

canggih tidak ada gunanya karena kinerja prosesor jauh mengungguli data yang ditampung oleh RAM sehingga performa tidak maksimal. Oleh karena itu processor bukanlah segala-galanya, masih banyak faktor yang harus menjadi perhatian. 3. Daya Tahan, mobilitas dan Kehandalan. Begitu banyak notebook di pasaran dengan bermacam-macam spek, dan umumnya user atau calon pembeli hanya berkutat pada satu hal yaitu SPEK TEKNIS seperti prosesor, hard disk, layar dll dll. Tapi melupakan bahwa sejatinya notebook itu untuk dibawa- bawa dan portable, dimana kekuatan, kesolidan, dan kekokohan justru lebih penting. Banyak yang akhirnya kecewa, karena pas sudah terlanjur beli ternyata engsel layar mudah oblak, bodi plastik tipis dan getas, LCD cacat dan lain sebagainya. PABRIKAN SUDAH merancang notebook sesuai dengan standarnya dan SESUAI HARGA JUAL. Rule of thumb yang berlaku didunia per”notebookan”, biasanya harga mempunyai korelasi yang positif dengan kualitas produk. Kecil kemungkinan notebook dengan harga sekitar USD 1000 akan mempunyai kualitas yang lebih baik daripada notebook dengan harga USD 1500. 4. Sesuaikan dengan kebutuhan atau target pemakaian. Tentunya apabila hanya digunakan untuk mengetik atau pengola-han data sederhana, spesifikasi teknis yang dipilih tidak harus menggunakan spesifikasi teknis yang tinggi Apabila hanya untuk keperluan dasar perkantoran sesungguhnya notebook dengan processor celeronpun sudah cukup memadai. Berikut beberapa prioritas dalam menentukan spek notebook : ∗ Prioritas 1: Must have, notebook tersebut harus memiliki

fitur ini. ∗ Prioritas 2: Good to have, fitur yang dianggap penting namun

bisa dikorbankan jika memang tidak tersedia. ∗ Prioritas 3: Nice to have, fFitur yang tidak penting, tapi

kalaupun ada tentu lebih menyenangkan. Bukan tidak mungkin ketika anda membeli sebuah notebook tern-yata sebagian besar fitur yang ditawarkan oleh sebuah notebook tersebut tidak kita perlukan. a) Desain dan Pemodelan : Ada banyak profesi yang berhubungan dengan menggambar yang bergerak di berbagai bidang seperti DESAIN INTERIOR, DESAIN GRAFIS, ARSITEK, PEMODELAN GGR (GEOLOGI, GEOFISIKA DAN RESERVOIR) dll. Tapi kebutuhan dasar rata2 sama yaitu: LAYAR yang semakin besar dengan kemapuan grafik tinggi. Tentu kebutuhan untuk pekerjaan adalah layar monitor beresolusi tinggi dan semakin besar ukurannya, disarankan ukurannya minimal adalah 14,1" WIDE. Pertimbangkan juga bahwa semakin besar layar, dimensi semakin bertambah maka bobot juga akan bertambah. Yang lain adalah tentu saja Graphic card terutama untuk yang butuh untuk render-ing image/video.

>> Rubrik Teknologi

11 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

Oleh karena itu perlu diperhatikan bahwa GRAPHIC CARD notebook tidak sebagus DESKTOP, misalnya Ati X1600 notebook (mobility radeon) tidak akan sama dengan Ati X1600 desktop (RADEON). Walaupun chip grafis sama tapi banyak fitur yang dipotong seperti memory bandwidth. Apabila hanya untuk keperluan standard saja, cukup menggunakan dan memper-timbangkan Graphic Card onboard saja, sedangkan untuk rendering bisa dilakukan di pc desktop yang lebih murah dan lebih bagus. b) Office : Banyak yang menyebut untuk keperluan office tidak perlu yang bagus dan canggih, toh hanya buat ngetik, spreadsheet dan presentasi ini. Persepsi tersebut sesungguhya tidak tepat. Karena untuk yang benar2 membutuhkan office yang mobile haruslah memilih notebook yang memang dirancang untuk ROAD WARRIOR. Biasanya notebook-notebook seperti ini dimensinya kecil, bobotnya ringan, penggunaan material yang lebih baik dan kuat daripada plastik seperti Titanium, carbon, magnesium, chasis yang diperkuat (reinforced chassis). Juga biasanya harus mempunyai fungsi backup dan recovery system yang sangat baik seperti one touch recovery dengan kecepatan tinggi, plus security yang tinggi (biometric fingerprint)serta lifetime baterai yang pan-jang, lebih dari 3 jam untuk presentasi. Biasanya merek2 yang dikenal handal untuk keperluan ini adalah notebook untuk kelas premium seperti IBM, VAIO premium series, Fujitsu premium series. c). Multimedia : Jenis ini untuk yang benar2 penggemar multimedia, dimana kualitas video dan audio tentunya mesti bagus. Kualitas audio dan speaker yg bagus, audio chipset canggih merupakan keharusan. Spek teknis bagaimana? prosesor tidak terlalu penting, toh prosesor sekarang sudah lebih dari cukup, dan graphic card onboard juga sudah cukup asal tidak digunakan untuk video overlay yang canggih. Kalo hanya untuk mendengar atau menonton film dalam kepingan VCD saja rasanya sudah lebih dari cukup. YANG PENTING JUSTRU audionya dimana Chipset audio bawaan notebook biasanya hanya ala kadarnya. Keperluan untuk audio yang lebih canggih bisa melalui sound card external via USB. d). Gaming : Karena graphics card di notebook tidak sebagus aslinya seperti di desktop, disarankan untuk melupakan saja beli notebook apabila fungsinya hanya digunakan untuk gaming. Mendingan beli desktop saja apabila mau melakukan fungsi gaming di notebook.

Berikut adalah hal-hal umum ketika memilih atau membeli note-book dan biasanya user menginginkan notebook dengan kemam-puan setara desktop, dan bisa melakukan semua pekerjaan, mulai dari kebutuhan dasar seperti office, audio/video player hingga email dan surfing di internet : PROCESSOR : carilah prosesor terbaru yang umumnya (TIDAK SELALU) selalu lebih baik kinerjanya dan konsumsi dayanya. Saat ini yang paling popular adalah processor centrino.

Pertanyaan yang sering muncuk dikalangan end user apakah yang centrino berarti lebih bagus daripada yang bukan centrino? Yang perlu diketahui bahwa CENTRINO adalah MEREK DAGANG INTEL for NOTEBOOK PLATFORM, jadi centrino itu haruslah memakai prosesor intel mobile ditambah chipset intel mobile dan wifi card intel dan centrino ini dibuat untuk memu-dahkan pembeli dalam hal spek notebook karena dengan centrino, pasti komponennya lebih stabil dan kompatibilitasnya tinggi. Centrino tidak dapat dikatakan lebih bagus dibanding non centrino (seperti AMD Turion prosesor based). Karena tidak selamanya chipset intel centrino lebih bagus dari produk AMD), sangat tergantung kepada chipset yang digunakan. RAM : merupakan salah satu komponen yang ikut menentukan tinggi rendahnya performance notebook anda. RAM yang tinggi tentunya akan memberikan unjuk kerja yang kebih maksimal dibandingkan yang rendah. Saat ini, ukuran RAM paling rendah yang ada dipasaran adalah 512 MB, dan maksimal RAM yang bisa diupgrade untuk notebook-notebook kelas premium bisa m e n c a p a i 4 G B t e r g a n t u n g k e b u t u h a n u s e r . VRAM : perhatikan kebutuhan anda apakah cuma untuk office atau untuk gaming/rendering/grafis. Tentu performa graphic card onboard tidak sebaik peforma graphic card terpisah akan tetapi apabila memang kebutuhan anda adalah daya tahan batere, graphic card onboard lebih lama daya tahannya walaupun performanya standar, tapi apabila yang anda butuhkan untuk kerja grafik or gaming maka anda bisa memilih graphic card terpisah karena tentu sajah yang terpisah performa lebih baik dari pada onboard.

Hard Disk : Interface HD yang baik dan cepat sekarang ini adalah SATA bukan PATA. Kenapa SATA lebihbaik? karena interfacenya memberikan kecepatan lebih tinggi dari PATA sehingga waktu tunggu dari daya komputasi notebook tidak terhalang oleh lambannya input data

dari HD. Komponen yang cukup mahal untuk diupgrade sendiri, walaupun sekarang ini rata2 kapasitas HD sudah mencapai 80/120GB bahkan 250 GB. Tapi perlu dicermati ada hal lain yang bisa mempengaruhi performa notebook anda dari hard disk yaitu jenis interface dan juga speed rotation dari HD tsb. Speed rotation dari HD adalah seberapa cepat putaran cakram (tempat menyimpan data) di dalam hard disk berputar, kecepatan putaran ini berhubungan dengan kecepatan pencarian data. Karena HD menyimpan data dengan meletakkan data di sebuah cakram yang terus berputar dan tentu saja dengan logika semakin cepat cakram diputar semakin cepat data mampu dicari. Oleh karena pertimbngkan apakah anda butuh HD yang cepat atau tidak? Karena tentu semakin cepat berputar konsumsi daya semakin tinggi dan panas yang dihasilkan lebih tinggi daripada yang lebih rendah kecepatan putarnya. Biasanya satuan yang digunakan adalah RPM (rotation per minute) dan yang umum dipakai hd sekarang ini adalah 4200rpm or 5400rpm.

>> Rubrik Teknologi

12

BATERAI : Karena umumnya notebook dipake untuk end-user yang mempunyai mobilitas tinggi, tentunya kemampuan baterai yang tahan lama akan menjadi syarat utama. Disarankan untuk mencari baterai dengan kapasitasnya besar, yang biasanya dalam satuan xxxx mAh. Umumnya sekarang ada pada kisaran 2000-4000mAh. Semakin besar ampere kapsitas baterai akan semakin baik. Apabila membutuhkan batere yang tahan lama pertimbangkan untuk membeli notebook kelas premium yang biasanya sangat hemat energi namun harga sedikit lebih tinggi. Tapi apabila harga menjadi kendala anda, opsi untuk memilih baterai cadangan atau extended baterai bisa menjadi pilihan.

LAYAR : Semua spesifikasi teknis oke dan berkemampuan tinggi tetapi kalo layar atau monitor atau LCD nya memble, tentu akan membuat notebook yang kita beli hanya menjadi barang pajanganb saja. Saat ini diapasaran umumnya sekarang layar notebook tidak terlalu banyak berbeda, terkecuali untuk notebook yang harganya premium seperti VAIO dengan XBRITE dimana backlight untuk layar dah pake LED bukan lampu biasa lagi. Umumnya layar itu dibagi berdasarkan ukuran diagonalnya,

dimulai dari 10,11,12,13,14,15,17,19,21 dalam satuan INCI. Dan ada 2 ukuran rasionya yaitu WIDE (16:9) dengan NON WIDE, dimana untuk WIDE itu berarti layarnya lebih lebar daripada yang NON WIDE tapi kalau diukur panjang dan tinggi akan berbeda, dimana WIDE itu akan lebih panjang tapi lebih pendek daripada NON WIDE.

KONEKSI : Tentu untuk berkomunikasi dengan perangkat lain, notebook butuh media. Port USB untuk komunikasi dengan printer, flash disk atau External harddisk atau mouse atau perpheral yg menggunakan media USB untuk komunikasinya merupakan komponen mutlak saat ini yang harus dimiliki oleh notebook. Juga multi card reader spt SD card, MMC card dan lain sebagainya juga sudah menjadi kelengkapan standard untuk sebuah notebook.

KOMUNIKASI : aktifitas email dan surfing di internet tentunya tidak bisa dilakukan apabila notebook tidak mempunyai komponen atau fasilitas untuk komunikasi. Kebutuhan akan wireless LAN dan Ethernet Network serta teknologi bluetooth sepertinya merupakan sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh notebook. Selamat Memilih ! Sumber ( Majalah Chips, PC Media dan Forum diskusi-chips)

Salam Abdul Mutalib Masdar

Programs : ∗ Icebreaker, Nov 3, 2008 ∗ Opening Ceremony, November 4, 2008 ∗ Keynote Speech, November 4, 2008

• MenRistek RI ∗ Panel Discussion, November 4, 2008

♦ Dr. Hery Harjono(LIPI), “Potensi dan Mitigasi Bencana Kebumian di Indonesia”.

♦ Prof. M.T. Zen (MaiPARK), “Evaluasi resiko ekonomi pasca bencana kebumian”.

♦ Sri Woro B. Harijono (BMG), “Edukasi & sosialisasi public awareness and prepardness pada Masyarakat di Daerah Rawan Bencana”.

♦ Karen Agustiawan (Dir. Pertamina Hulu), “Dampak geohazards dalam proses bisnis hulu Migas: pengalaman Pertamina ”.

∗ Oral Presentation, November 4-5, 2008 ∗ Poster Presentation, November 4-5, 2008 ∗ Exhibition, November 4-5, 2008 ∗ Short Course, November 2-3 & 10-14, 2008

1. Geophysics Exploration Technology 3 Days Course, Bandung, 29-31 Oct 2008 Instructor : Dr. Hendra Grandis (ITB), A. D. Guntara, MSc (Pertamina), Dr. Mark Sam (FugroJason Far East) Venue : Novotel Hotel Bandung Course Fee : US $ 975 (HAGI Member), US $ 1.075 (Non HAGI Member)

2. Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development 5 Days Course, Bandung, 27-31 Oct 2008 Instructor : N. Alit Ascaria (Premier Oil), Adriansyah Ph.D (Pertamina) Venue : Novotel Hotel Bandung Course Fee : US$ 1.650 (HAGI Member), US$ 1.750 (Non HAGI Member)

3. Data& Knowledge Management 2,5 Days Course, Bandung, 29-31 Oct 2008 Instructor : Prajuto (Data Knowledge Management Certificate Facilitator) Venue : Novotel Hotel Bandung Course Fee : Rp. 8.000.000(HAGI Member) Rp. 9.000.000 (Non HAGI Member)

4. Geo Photography, hunting with Nurrahmat Kawianto 3 Days Course, Bandung, 2 Nov 2008 Instructor : Nurrahmat Kawianto Freelance Photographer National Geographic Indonesia. Venue : Around Paris Van Java (Bandung) Course Fee : Rp. 500.000,-

∗ Student Forum, November 4-5, 2008 ∗ Sport Program, November 3, 2008

Golf Tournament, Mountain View Golf Club Bandung Registration Rp. 1. 500.000,-

∗ Spouse Program, November 4-5, 2008 Full Day Tour:

1. Shoping around Bandung Factory Outlet • Factory Otlet Dago Surrounding • Factory Outlet Martadinata Surrounding

2. Saung Angklung Mang Ujo Fee: Rp. 300.000,- (Including Trasportation, Luch Box and Ticket)

∗ Geohazard Photo Contest, November 4-5, 2008 Theme : Geohazard

∗ Excursion / Field Tripe, November 6, 2008 1. Excursion/ FieldTrip The Lembang Fault FieldTrip Leader: Dr. Budi Brahmantyo Fee : Rp. 350.000,- (HAGI Member) Rp 400.000,- (Non HAGI Member) 2.Kamojang and Darajat Geothermal Field Field Trip Leader : Dr. Budi Brahmantyo

Fee : Rp. 500.000,- (HAGI Member) Rp 550.000,- (Non HAGI Member) ∗ Olimpiade Geofisika untuk SMA, 18 Oktober 2008

Serba Serbi PIT ke – 33 3-5 November 2008

HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

13 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

H impunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) bekerjasama dengan UNLAM (Universitas Lambung Mangkurat) mengadakan seminar sehari untuk guru-

guru SMA dan instansi pemerintah se-Banjarmasin dengan judul ”Peran Ilmu dan Teknologi Geofisika untuk Eksplorasi SDA & Mitigasi Bencana Alam” yang dilaksanakan di Ruang Serbaguna UNLAM, Banjarmasin dari Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 16.30 WIB pada tanggal 11 Agustus 2008 yang lalu. Jumlah peserta yang hadir lebih kurang 100 orang terdiri atas guru-guru SMA wilayah Banjarmasin, instansi pemerintah serta civitas akademika UNLAM. Kegiatan ini merupakan program Community Development HAGI dalam rangka sosialisasi peranan ilmu geofisika kepada masyarakat dan merupakan rangkaian kegiatan yang pernah dilakukan HAGI sebelumnya di Universitas Andalas Padang-Sumatra Barat, Universitas Indonesia– Depok, di Yogjakarta bekerjasama dengan program studi Geofisika UGM, Teknik Geofisika UPN dan di UNHAS-Makasar. HAGI juga telah mengadakan program serupa untuk kalangan mahasiwa dan instansi terkait lainnya. Acara dimulai dengan kata sambutan Ketua Panitia, dilanjutkan sambutan Rektor UNLAM, dan sambutan dari Presiden HAGI Abdul Mutalib Masdar. Tampil sebagai pembicara pada seminar sehari ini adalah Dr. Ir. Yusuf S. Djajadihardja, MSc (BPPT), Awang Harun Satyana (BPMIGAS), Dr. Irwan Meilano, Dr. rer.-nat Armi Susandi, MT (ITB), Abdul Mutalib Masdar (JOBPPEJ) dan bertindak sebagai moderator adalah Fahrudin (UNLAM). Sesi pertama diawali presentasi Bpk. Abdul Mutalib Masdar yang menjelaskan tentang Geofisika sebagai salah satu bagian dari Ilmu Kebumian dan perannya dalam pemahaman fenomena alam, dan eksplorasi sumber daya alam.

>> Special Event: Seminar Sehari HAGI-UNLAM

Dilanjutkan presentasi dari Awang Harun Satyana dengan judul “ Petroleum and Mineral Resources of Kalimantan”. Pada sesi kedua Dr. Ir. Yusuf S. Djajadihardja MSc mempresen-tasikan “Peranan Ilmu Geofisika Dalam Memahami Dinamika Kebumian“.

Selanjutnya Dr. Irwan Meilano mem-presentasikan “ Aplikasi dan Teknologi GPS untuk riset kegempaan di Indone-sia”. Dalam pemaparannya Dr. Irwan menjelaskan konsep gempa bumi dan deformasi, GPS serta aplikasinya pada blok sunda dan deformasi pasca gempa aceh 2004.

Sesi terakhir presentasi dari Dr. rer.-nat Armi Susandi, MT den-gan tema “Perubahan Iklim dan Dampaknya”. Dipaparkan mekanisme Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca, dan dampak akibat kenaikan gas-gas rumah kaca terhadap tempera-ture global sehingga kenaikan muka laut global dan di Indonesia. Setiap sesi presentasi ditutup dengan sesi tanyajawab lebih kurang 15 menit, dimana Pada akhir acara diisi dengan penjela-san tentang Himpunan Ahli Geofisika (HAGI), seputar kegiatan HAGI dan tujuan HAGI kedepan oleh presiden Abdul Mutalib Masdar.

Salam HAGI

(Nova Shinta Uly M)

Seminar Sehari: Peran Ilmu dan Teknologi Geofisika untuk Eksplorasi SDA & Mitigasi Bencana Alam

PERTAMINA

Presentasi dari Dr. Irwan Meilano tentang Aplikasi GPS

Olimpiade Geofisika 2008 Untuk murid-murid SMA se-Indonesia

(Dalam rangka PIT ke-33 HAGI)

Contact Person : Fahdi Maula (Schlumberger), 08179258596 Surya Nuratmaja (UGM), 081328301986

>> Special Event—Bantuan HAGI ke Anak Yatim & Seminar Sehari HAGI - UNILA

14 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

P ada tanggal 13 Juli 2008 lalu, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) memberikan bantuan pendidikan kepada kepada anak yatim.

Acara tersebut dilaksanakan di Taman Asuhan Anak Yatim dan Kaum Duafa Masjid Mistahul Jannah, Bogor. Bantuan yang diberikan berupa peralatan sekolah antara lain : tas, buku dan peralatan tulis-menulis serta uang tunai ke anak yatim. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari program Commu-nity Development Himpunan Ahli Geofisika Indonesia untuk masyarakat. Sekitar 60 orang hadir dalam acara sosial anatar lain, Bpk. Abdul Mutalib Masdar (Presiden HAGI), Bpk. Elan Biantoro (VP Orgavization HAGI), Bpk. Yosi Hirosiadi ( VP PIT & Special Event HAGI), Bpk. Mailendra dan pengu-rus HAGI serta pengurus Taman Asuhan Anak Yatim dan Kaum Duafa Mas-jid Mistahul Jannah. Acara diawali dengan sambutan Ketua Taman Asuhan Anak Yatim dan Kaum Duafa Masjid Mistahul Jannah, Bpk.Avicenia Darwis dan dilanjutkan kata sambutan Bpk. Abdul Mutalib Masdar selaku Presiden HAGI periode 2006-2008 Kemudian acara dilanjutkan dengan pengenalan kegiatan dari Taman Asuhan Anak Yatim dan Kaum Duafa Maajid Mistahul Jannah. Setelah itu pengurus HAGI membagikan bantuan kepada anak-anak yatim dan kurang mampu dan dilanjutkan acara makan siang.

Oleh: Nova Shinta Uli M (HAGI Pusat)

S eminar dan Workshop Geofisika yang diselenggarakan oleh Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 26 Juni 2008 merupakan salah satu respon posifif dan kepedulian para geofisikawan yang ada di Lampung terhadap perkembangan ilmu dan teknologi geofisika yang semakin pesat, khususnya untuk bidang migas dan geothermal. Dalam seminar ini hadir sebagai pembicara antara lain dari Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (Abdul Mutalib Masdar), Dr. A. Ratdomo Purbo mewakili menteri ESDM RI, Asosiasi Panas Bumi Indonesia (Dr. Suryadarma), serta Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Lampung (Ir. Heri). Peserta seminar berasal dari berbagai perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan industri.

Tujuan dari workshop geofisika adalah untuk memberikan bekal keterampilan praktis kepada mahasiswa agar dapat menerapkan secara langsung ilmu geofisika yang didapat dalam perkuliahan secara baik dan benar, sehingga diharapkan terbentuk sumber daya manusia yang terampil dan profesional dalam mengeksplorasi kekayaan alam khususnya migas dan geotermal. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan pula untuk mempererat kerjasama antara perguruan tinggi, pemerintah daerah dan industri. Setelah selesai kegiatan seminar dan workshop yang bertempat di Gedung Perpustakaan Universitas Lampung, kemudian dilanjutkan kunjungan ilmiah lapangan ke Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus Lampung Selatan.

Oleh: Sarkowi (UNILA)

Salah satu kegiatan yang diterapkan di Taman Asuhan Anak Yatim dan Kaum Duafa Masjit Mistahul Jannah

Suasana ramah tamah yang dipandu oleh Bpk. Avicenia Darwis

Suasana Seminar

Pembukaan oleh moderator Bpk. Sarkowi (Dosen UNILA)

>> Kursus Reguler HAGI

Petroleum Geology of Indonesia: Current Knowledge

Sesi Diskusi dan exercise

Amplitude Variation with offset (AVO)

15 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

K ursus Reguler Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dengan topik “Amplitude Variation with offset (AVO)” dilaksanakan secara

bersamaan dengan kursus “Petroleum Geology of Indonesia: Current Knowledge” pada tanggal 14-16 Mei 2008 di hotel Ramada Bintang Bali. Peserta kursus berasal dari perusahaan minyak dan gas seperti: BPMIGAS, Pertamina, JOB Pertamina Petrochina – East Java, JOB Pertamina – Leko-maras, dan Sembrani Persada Oil. Kursus dibuka oleh salah satu pengurus HAGI Bpk. Roy Baroes. Kursus yang dilaksanakan selama tiga hari ini membahas tentang Ampli-tude Variation with Offset (AVO) dengan cakupan materi antara lain: 1. Basic AVO Analysis Method. 2. Rock Physics for Pore Fluid Identification. 3. Extracting and Avaluating AVO Attributes 4. Interpretation of AVO Attributes. 5. AVO Inversion. 6. AVO Case Studies

Peserta kursus “Amplitude Variation with Offset (AVO) ”

Foto bersama dengan peserta kursus “Amplitude Varia-tion with Offset (AVO) ”

P ada tanggal 13-16 Mei 2008, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) menggelar kursus regular dengan tema: “Petroleum Geology

of Indonesia: Current Knowledge”. Kursus ini dilaksanakan selama empat hari di Hotel Ramada Bintang Bali. Peserta kursus berasal dari beberapa perusahaan minyak nasional dan Internasional antara lain: Pertamina, BPMIGAS, Petronas Carigali, BOB Bumi Siak Pusako, Star Energy, Petro-China Int dan JOB Pertamina East Java . Kursus dibuka oleh VP Sains & Technology HAGI yaitu Bpk. Yusuf Surachman (BPPT). Kemudian dilanjukan dengan sesi kursus oleh Awang Harun Satyana (BPMIGAS). Cakupan materi yang disampaikan antara lain: 1. Petroleum Industry History. 2. Regional Techtonics. 3. Regional Stratigraphy. 4. Sedimentary Basins of Indonesia. 5. Western Indonesia. 6. Sumatra, Java, Kalimantan, Natuna, Eastern Indonesia 7. Makasar Strait, Sulawesi, Lasser Sunda. 8. Timor-Tanimbar-Seram, Halmahera, Papua, Arafura Sea. 9. Regional Petroleum Systems and Plays. 10. Current EP Status, Challenges, Opportunity Petroleum Geology of Indonesia: Current Knowledge”

>> Kursus Reguler HAGI

16 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

K ursus Reguler Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dengan topik “Carbonate Reservoir and

Seismology for Exploration and Development” untuk yang kedua kali dilaksanakan pada tanggal 23-27 Juni 2008 di Hotel Ramada Bintang Bali dengan instruktur Alit Ascaria PhD (Premier Oil) dan Adriansyah PhD (Pertamina) . Kursus ini dilaksanakan selama 5 hari yang diikuti dari berbagai institusi / perusahaan minyak nasional dan Internasional seperti BPMI-GAS, Pertamina, JOB PPEJ, dan PetroChina Int. Kursus dibuka oleh Secretary general HAGI yaitu Bpk. Martinus Sembiring (NGC). Hari ketiga kursus peserta melaksanakan field trip ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Ulu Watu, untuk melihat singkapan batuan karbonat. Dihari keempat kursus dipandu oleh Bpk. Adrianyah PhD (Pertamina) dengan membahas khusus tentang Seismologi untuk Carbonat.

Peserta Fieldtrip Kursus “Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development”

Secretaris general HAGI Bpk. Martinus Sembiring (NGC) memberi-

Singkapan Batuan Carbonate di GWK (Garuda Wisnu Kencana)

Penyerahan sertifikat HAGI kepada instruktur kursus “ Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development”

Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development

Presentasi oleh instruktur Bpk Prajuto

>> Kursus Reguler HAGI

17 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

K ursus Reguler Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dengan topik “Data & Knowledge Management

From Assessment, Implementation and Auditing” telah dilaksanakan di Hotel Ramada Bintang Bali pada tanggal 23-27 Juni 2008 dengan instruktur Bpk. Prajuto (Former Head TKDM, Medco E&P Indonesia ) . Peserta kursus berasal dari berbagai institusi seperti BPMIGAS, JOB PPEJ, dan Kangean Energy Indonesia. Dengan cakupan materi kursus yang disampaikan antara lain: 1. Knowledge and Knowledge Management (KM) 2. Knowledge Management Imperatives Why KM. 3. Coy VMV and Goals, KM VMV, goal and strategies 4. KM Implementation Journey: - Assessment, Gap analysis and Road map definition. - Change Management, the Basic Implementation. - Pilot Project, Company to Corporate Implementation. - KM framework: Sharing and Learning. - KM application, Standard and Procedures and IT enabler - Auditing and Brenchmarking 5. Sustaining KM and KM Culture Di hari terakhir dilaksanakan diskusi, setiap peserta diwajibkan mempresentasikan KM diperusahaan masing-masing serta me-maparkan permasalahan yang ada.

Peserta kursus “Data & Knowledge Management From Assessment, Implementation and Auditing

Penyerahan sertifikat kepada peserta kursus “Data & Knowledge Management From Assessment, Implementation and Auditing” oleh Bpk. Abdul Mutalib Masdar (Presiden HAGI)

Sambutan dari Sekretaris general HAGI Bpk. Martinus Sembiring(NGC) pada kursus Data& Knowledge Management

Data & Knowledge Management From Assessment, Implementation and

Auditing

>> Kursus Reguler HAGI

18 HAGI I Resonansi I 2008 I Edisi- 8

T elah dilaksanakan kursus Reguler Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dengan topik “Preserved

Amplitude Seismic Data Processing and Modeling for Explo-ration and Development” pada tanggal 15-18 Juli 2008 di Hotel Ramada Bintang Bali dengan instruktur Bpk. Sony Winardi PhD (ITB) dan Wahyu Tryoso PhD (ITB). Kursus ini diikuti peserta dari berbagai instansi pemerintah dan perusahaan minyak nasional dan internasional antara lain: BPMIGAS, Pertamina, Exxon MobilOil, Medco Energy Global Pte, Genting Oil Natuna JOB PPEJ, JOB PPS dan JOB Pertamina—Talisman OK. Kursus dibuka oleh Bpk. Hendra Grandis ( Chief Editorial HAGI). Masing-masing peserta mendapatkan notebook dalam kursus ini Kursus ini bertujuan agar peserta dapat mengerti dan memahami seismic data processing hubungannya dengan kegiatan eksplo-rasi dan development. Selama dua hari kursus dipandu oleh Bpk. Wahyu Tryoso PhD dengan pembahasan sebagai berikut: 1. Basic Sesismic Signal Processing, Example of Experiment

Seismic Data Gathering Aspect & Processing. 2. Practical Seismic Signal Processing. 3. Seismic Data Processing. Sedangkan hari ketiga kursus dipandu oleh Sonny Winardhie PhD, dengan cakupan materi sebagai berikut: 1. Basic Rock Physics and Biot-Gassman Theory. 2. AVO Analysis A Primer. 3. AVO Inversion: Lambda-Mu-Rho (LMR) technique. 4. Acoustic and Elastic Impedance Inversion. 5. Joint/ Simulataneous Angle Dependant Inversion for P and

S – Impedance

Oleh : Nova Shinta Uli (HAGI Pusat)

Sambutan Chief Editorial HAGI Bpk. Hendra Grandis pada pembu-kaan kursus Preserved Amplitude Seismic Data Processing and

Peserta kursus “Preserved Amplitude Seismic Data Processing and Modeling for Exploration and Development”

Presentasi oleh Wahyu Tryoso PhD (ITB) mengenai Basic Sesimic Signal Processing

Penyerahan sertifikat kepada peserta kursus oleh Presiden HAGI Bpk. Abdul Mutalib Masdar.

Preserved Amplitude Seismic Data Processing and Modeling for

Exploration and Development

HAGI Reguler Courses

PLEASE REGISTER AS SOON AS POSSIBLE TO:

HAGI SECRETARIAT GRAHA SIMATUPANG, TOWER II B, 9th floor

Jl. Letjen. T. B. Simatupang Kav 38, Jakarta 12540 Phone: +62.21.7829401, Fax: +62.21.7829401

E-mail address: [email protected]

Title Start End Instructors Venue Days Fee

Petroleum Geology Indone-sia : Current Knowledge

Oct 21, 2008

Oct 24, 2008

Awang Harun Satyana

Hotel Novotel, Bandung

4 days

USD 1600 (HAGI member)

USD 1700 (non HAGI member)

Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development

Oct 27, 2008

Oct 31, 2008

N. Alit Ascaria PhD Adriansyah PhD

Hotel Novotel, Bandung

5 days

USD 2000 (HAGI member)

USD 2100 (non HAGI member)

How To Get A Better Seis-mic Data For Shallow and Deep Targets

Oct 28, 2008

Tentative

Oct 31, 2008

Tentative

I.S Ronoatmojo Alfius Guntara MSc

Bandung 4 days

USD 1600 (HAGI member)

USD 1700 (non HAGI member)

Data & Knowledge Manage-ment : From Assessment, Implementation and Audit-ing

2009 2009 Prajuto Hotel Novotel,

Bali 2,5

days

Rp. 7..000.000 (HAGI member) Rp. 8.000.000

(non HAGI member

Preserved Amplitude Seis-mic Data Processing and Modelling for Exploration and Development

2009

2009

Wahyu Trioso, PhD Sonny Winardhie

Hotel Novote, Bandung

4 days

USD 2250 (HAGI member)

USD 2350 (non HAGI member)

Amplitude Variation with Offset (AVO) for Exploration and Development

2009 2009 Adriansyah PhD Hotel Ramada,

Bali 3 days

USD 1750 (HAGI member)

USD 1850 (non HAGI member)

Theory & Fieldtrip Practical of Seismic Acquisition for Non Geophysicist : Support-ing Approach

2009

2009

Elan Biantoro, Imam Setiawan & I. S. Ronoatmojo

Bandung 4 days

USD 2250 (HAGI member)

USD 2350 (non HAGI member)

HAGI SECRETARIAT GRAHA SIMATUPANG, Tower II B, 9th floor Jl. Letjen. T. B. Simatupang Kav. 38, Jakarta 12540 Phone: +62. 21. 7829401, Fax: +62. 21. 7829401

GEOHAZARD : A Challenge for Geophysics

3rd– 5th November 2008, Grand Hyatt Hotel, Bandung

33 th HAGI Annual Convention & Exhibition