Resensi Buku Cara Pintar Ala Einstein
description
Transcript of Resensi Buku Cara Pintar Ala Einstein
Judul Buku : Cara Pintar Ala Einstein
Pengarang : Rapunsple Flower
Penerbit : Mizan
Halaman : 148 Halaman
Tahun Terbit : 2007
Belajar dengan Einstein
Rapunsple Flower adalah alumni Universitas Janabadra Yogyakarta. Keinginannya untuk menjadi penulis, sudah tumbuh sejak SMP. Sekarang dia aktif di FLP Tangerang. Gairah menulis Rapunspel Flower tumbuh ketika ia duduk di bangku SMU kelas 1. Lomba karya tulis pertamanya berbuah hasil yang memuaskan dari kesenangnannya memperingati hari anak nasional. Dari situlah jenjang karir kepenulisannya dimulai.
Yang kita kenal selama ini Albert Einstein adalah orang yang ahli dalam bidang ilmu logika dan fisika. Einstein adalah tipikal orang yang hanya menggeluti ilmu fisika dan logika tanpa memperhatikan pelajaran lainnya ketika ia masih duduk di bangku sekolah. Di usianya yang ke-17 tahun Einstein hidup tanpa berkewarganegaraan.
Masalah politik yang terjadi pada era 18 membuat Einstein berpandangan jauh menyangkut soal-soal ungkapan intelektual, perang nuklirm dan ide politik yang membuat ia dilecehkan.
Kelihaian Einstein melanggar aturan, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi selalu menjeratnya dalam kesuliatan- kesulitan berkepanjangan. Dia berani menolak protocol akademik sehingga tak mendapatkan penempatan di Universitas. Bahkan, Einstein berani mencaci professor- professornya. Tingkahnya yang sering tidak bijaksana itu menjadi ancaman bagi dirinya sendiri. Namun, Einstein tidak pernah mengalami kesulitan dalam menjalankan hobinya.
Pertama, untuk mengenali cara belajar yang pasm kita harus memvisulisasikan masalah yang sedang dihadapi. Ambil prespektif yang benar- benar unik dan bayangkan benih ide dan sudut pandang anak-anak. Lalu mulai belajar menulis, menelaah bakat dan minatm juga mengenali diri sendiri. Lalu lakukan analisis lingkungan internal dan eksternal, termasuk didalamnya menganalisis kekuatan, kelemahan, dan peluang.
Jadi, seorang dinilai dari pengetahuannya. Dengan demikian, nilainya akan semakin tinggi, derajatnya juga akan tinggi berikut pemahaman dan wawasannya. Karakter jenius dalam diri seseorang yang memiliki intelektual tinggi juga perlu diperkuat dengan membangun jiwa yang religious. Sehingga, manusia tersebut akan menjadi manusia cerdas dengan bekal, akal (cipta), rasa, dan karsa.
Untuk menjadi manusia cerdas kita harus menspesialisasikan diri kita dengan cara belajar sesuai cara yang kita sukai, apakah dengan visual, auditorial, atau kinestetik. Dengan begitu, kita akan lebih senang dalam belajar karena menggunakan cara yang kita sukai.
Keunggulan dari buku ini adalah covernya yang menarik, judulnya yang unik, dan halaman yang tidak terlalu banyak. Buku ini tidak menggunakan bahasa yang berbelit- belit, juga komunikatif bagi pembaca di segala kalangan usia.
Kelemahan dari buku ini adalah pembahsan yang terlalu rinci padahal tiap babnya bisa dikelompokkan dalam pokok bahasan, sehingga secara umum penulisan buku ini tidak sistematis.
Kesimpulan dari resensi buku ini adalah bagi siapapun yang ingin belajar lebih intensif dan efektif, harus mengenali dulu cara belajar yang sesuai dengan karakternya. Buku ini sangat membantu kita menganalisis gaya belajar yang sesuai. Bagi siapapun yang masih belajar, dapat lebih efektif apabila membaca buku ini terlebih dahulu.