Research Proposal

download Research Proposal

of 9

Transcript of Research Proposal

PROPOSAL

PENGARUH KEBISINGAN HAIR DRYER PADA TEKANAN DARAH PEGAWAI SALON

Disusun oleh:Santi Mariana/1206262241/2012

UNIVERSITAS INDONESIADEPOK2014

2BAB IPENDAHULUANA. PendahuluanSalon adalah salah satu bentuk jasa yang bertujuan mempercantik dan memperindah penampilan fisik seseorang. Dewasa ini, salon merupakan salah satu sektor ekonomi yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan laporan dari Euromonitor Industrial, salah satu lembaga riset internasional yang menganalisa pasar konsumen, menyebutkan bahwa salon dan bisnis kecantikan di Indonesia menghasilkan sedikitnya 17,2 triliun rupiah pada tahun 2012. Salon dan bisnis kecantikan sejenis secara dominan diselenggarakan oleh pengusaha-pengusaha kecil yakni penguasaha yang memiliki pekerja rata-rata kurang dari 3 orang. Selain itu, salon di Indonesia biasanya merupakan bisnis pribadi (self-employed) yang bergerak tanpa tambahan pekerja selain pemilik. Salah satu alat yang sangat penting bagi operasional salon adalah mesin pengering rambut atau yang sering disebut hair dryer. Hair dryer adalah alat yang didesain untuk mengeringkan rambut baik dengan mengeluarkan udara dingin maupun panas dengan tujuan untuk mempercepat penguapan partikel air pada rambut. Alat ini memiliki kipas yang digerakkan oleh motor bersumber daya listrik. Kipas dan mesin ini menghasilkan bising yang kita dengar. American Academic of Audiology (AAA) menyebutkan bahwa sebuah hair dryer rata-rata menghasilkan bising dengan kekuatan 90 dB. Bising ini dikategorikan sebagai bising sangat keras (very loud level of noise). AAA menjelaskan bahwa batas pemaparan maksimal yang dapat diterima telinga manusia dengan kekuatan bising di atas 85 dB adalah selama 30 menit. Dengan terkena paparan bising sangat keras setiap harinya, dapat meningkatkan risiko rusaknya pendengaran secara permanen. Tidak hanya pendengaran, bising sangat keras juga dapat menimbukan gangguan terhadap mental emosional serta sistem jantung dan peredaran darah (Tarwaka dkk, 2004). Indonesia pun memiliki peraturan mengenai nilai batas ambang intensitas kebisingan yakni intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menerap untuk waktu kerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999, tanggal 16 April 1999 tentang nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja adalah 85 dB. Standar kebisingan berdasarkan Surat Keputusan Mnteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 adalah sebagai berikut:

Berdasarakan observasi sederhana oleh penulis terhadap suatu salon dengan pekerja lebih dari sepuluh orang, salon tersebut beroperasi selama delapan jam dari jam sepuluh pagi sampai jam 6 sore. Dapat disimpulkan bahwa pekerja salon baik bagian administrasi maupun operasional terkena paparan bising berkekuatan lebih dari 85 dB selama kurang lebih delapan jam sehari. Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel, 2003). Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang dapat diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan di atas arteri brakialis. Tekanan darah atau hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah diastolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah yaitu faktor internal seperti usia, olahraga, emosi dan stres fisik, obesitas, alkohol dan rokok; dan faktor eksternal seperti kebisingan, tekanan panas, masa kerja, dll. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan dapat mengganggu perhatian, sehingga konsentrasi dan kesigapan mental menurun. Efek dari kondisi menyebabkan gangguan pada persyarafan otonom yang terlihat dari kenaikan tekanan darah, percepatan detak jantung, pengerutan pembuluh darah kulit, dsb. Gangguan dari syaraf otonom dapat menimbulkan gangguan mental dan emosional yang menyebabkan peningkatan produksi hormon adrenalin dan berujung pada peningkatan tekanan darah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Adakah pengaruh kebisingan hair dryer dengan tekanan darah pegawai salon?C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui besarnya intensitas kebisingan di tempat kerja dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan sound level meter pada beberapa sampel salon.2. Untuk mengetahui tekanan darah pada karyawan pada beberapa sampel salon.3. Untuk mengetahui pengaruh kebisingan hair dryer dengan tekanan darah pada pegawai salon.

D. Manfaat PenelitianPenelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan masukan bagi manajemen salon tentang hubungan kebisingan dengan tekanan darah pegawai. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki lingkungan kerja sehingga meningkatkan tingkat kenyamanan dan keamanannya.

7

BAB IIMETODE PENELITIANPenelitian ini akan dilaksanakan dengan mengambil sampel dari kedua jenis salon yakni salon tanpa pegawai (self-employed) dan salon dengan pegawai. Alasan pemilihan sampel tersebut adalah memberikan sampel yang representatif terhadap populasi yang sebenarnya. Pada salon tanpa pegawai, pemilik hanya terkena paparan bising dari satu hair dryer, sedangkan salon dengan pegawai dapat terkena paparan lebih dari satu hair dryer sekaligus. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, umumnya hair dryer menghasilkan kebisingan yang melebihi nilai ambang batas kebisingan. Namun untuk memperoleh data yang lebih valid, penelitian ini akan melaksanakan teknik sampling untuk mengambil beberapa jenis hair dryer yang digunakan oleh beberapa salon yang diteliti, untuk mengetahui rata-rata nilai kebisingan yang dihasilkan hair dryer pada salon-salon secara umum. Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Acak Bertingkat (Stratified Random Sampling) yakni pengambilan sampel dengan suatu teknik sampling dimana populasi dibagi ke dalam sub-populasi (strata), karena populasi salon mempunyai karakteristik yang heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian.Penelitian akan diawali dengan menggolongkan salon menjadi beberapa kategori sesuai lama jam kerja, jenis dan brand hair dryer yang digunakan, dan banyaknya pegawai. Kemudian dilakukan sampling dengan teknik yang telah disebutkan sebelumnya. Penelitian dilanjutkan dengan menghitung kebisingan yang dihasilkan oleh setiap mesin hair dryer pada beberapa hair dryer yang telah didata. Kebisingan dihitung dengan menggunakan Sound Level Meter dengan skala pegukuran interval dan satuan dB (desiBel). Sound Level Meter merupakan alat untuk mengukur kebisingan, yang dilengkapi dengan mikrofon yang mendekati suara, mengkonversikannya ke dalam signal listrik dan memperbesar signal sampai pada tingkat tekanan suara. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-130 dB dan dari frekuensi 20Hz-20.000Hz.Pengukuran dilakukan pada jam operasional salon yaitu antara pukul 10.00 sampai dengan jam 18.00. Pengukuran kebisingan dilakukan pada beberapa titik sumber bising pada hair dryer. Setelah mengetahui data tingkat kebisingan dari setiap jenis hair dryer, data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan statistik untuk memperoleh karakteristik populasi, dalam hal ini adalah tingkat kebisingan hair dryer pada umumnya. Teknik sampling yang sama juga dilakukan pada pemilihan sampel pegawai yang dukur tekanan darahnya. Pengukuran ini menggunakan alat tensi meter digital. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Tensi meter adalah alat untuk mengukur tekanan darah (tensi) dan denyut nadi. Alat ini dilengkapi dengan manset yang digunakan di pergelanan tangan kiri.Pengukuran dilakukan saat sampel pegawai melakukan pekerjaannya pada titik-titik intensitas kebisingan. Setiap tekanan darah sampel diukur dua kali yakni saat pekerjaan operasional salon belum dilakukan dan setelah operasional dilaksanakan. Setelah mengetahui data perubahan tekanan darah sampel pegawai setelah melakukan kegiatan operasional salon, data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan statistik untuk memperoleh karakteristik populasi, dalam hal ini perubahan tekanan darah sampel pegawai setelah melakukan kegiatan operasional salon adalah pada umumnya. Kedua variabel ini yakni tingkat kebisingan hair dryer dan perubahan tekanan darah, kemudian diolah dan dianalisis dengan uji statistik Pearson Product Moment dengan menggunakan program SPSS sehingga memperoleh nilai p value dan nilai korelasi (r). r = 0, artinya tidak ada hubungan linier;r = -1, artinya hubungan linier negatif sempurna (berbanding terbalik);r = 1, artinya hubungan linier positif sempurna (berbanding lurus);

BAB IIIHASIL PENELITIANHasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui intensitas maksimum dari kebisingan pada hair dryer yang dapat diterima oleh pagawai salon tanpa mengganggu dan mengancam keselamatan dan kesehatan pegawai. Dengan mengetahui intensitas maksimum tersebut, diharapkan menjadi awal dari perbaikan lingkungan kerja pada industri salon. Lingkungan kerja yang tidak baik, dalam hal ini adalah lingkungan dengan paparan kebisingan tinggi dengan frekuensi pemapaparan tinggi, tidak hanya mengancam keselamatan kerja pegawai namun juga menurunkan produktivitas pegawai. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, meningkatkan produktivitas kerja pegawai, serta mengoptimalisasi pertumbuhan ekonomi dari sektor ini.

DAFTAR PUSTAKAFogari, dkk. (2014). Occupational noise exposure and blood pressure Journal of Hypertension. Vol. 12Hartanto, Dinar. (2011). Hubungan Kebisingan Dengan Tekanan Darah pada Karyawan Unit Compressor PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Laporan Khusus pada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkanTarwaka, dkk. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA PRESS. Cetakan Pertama. Surakarta. Hal. 35; 97-101;