Republika, Jumat, 1 Juli 2011

download Republika, Jumat, 1 Juli 2011

of 39

Transcript of Republika, Jumat, 1 Juli 2011

BONUS12 HALAMAN

REPUBLIKAwww.republika.co.idWulan Tunjung Palupi, Teguh Firmansyah

COPA A RIC AME23-26Hal

LAPSUS

JUMAT, 1 JULI 2011 29 RAJAB 1432 HNOMOR 170/TAHUN KE-19

Rp 2.900 / 28 HalamanLUAR P JAWA Rp 4.000 DITAMBAH ONGKOS KIRIM

Saudi Setop Terima TKIMenakertrans tidak khawatir.RIYADH Perundingan antara Pemerintah Arab Saudi dengan Pemerintah Indonesia dan Filipina mengenai nasib pekerja domestik atau pembantu rumah tangga (PRT) menemui jalan buntu. Akhirnya, Arab Saudi memutuskan untuk menghentikan pemberian visa kerja bagi tenaga PRT asal kedua negara itu. Menurut Kementerian Tenaga Kerja Saudi, kebijakan itu diambil akibat berbagai persyaratan yang ditetapkan Indonesia dan Filipina dalam rekrutmen tenaga kerja domestik dinilai Saudi terlalu memberatkan dan tidak adil. Kebijakan ini berlaku mulai 2 Juli besok. Ini berarti sebulan lebih cepat dibanding moratorium (penghentian) pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) oleh Pemerintah Indonesia mulai 1 Agustus. Keputusan ini bersamaan dengan upaya kami membuka kesempatan untuk membawa pekerja domestik dari negara lain, kata Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja Hattab bin Saleh al-Anzi, seperti dikutip kantor berita Saudi, SPA, Kamis (30/6). Sebagai gantinya, Saudi akan mencari pasokan tenaga PRT dari Kenya, Ethiopia, India, Nepal, Sri Lanka, dan Bangladesh. Dalam perundingan itu, Filipina meminta upah minimum untuk PRT 400 dolar AS per bulan. Namun, Saudi hanya menawarkan 210 dolar AS. Filipina juga meminta agar para majikan di Saudi menjamin kondisi kerja yang layak. Ketidakjelasan UU pekerja di Saudi dinilai Filipina menyebabkan seringnya terjadi pelecehan PRT. Sementara itu, perekrut PRT di Saudi juga keberatan dengan ongkos rekrutmen yang diminta agen penyalur PRT Indonesia sebesar 10 ribu riyal Saudi atau sekitar Rp 23 juta. Indonesia telah menetapkan moratorium pengiriman TKI ke Saudi menyusul eksekusi mati terhadap TKI Ruyati binti Satubi di Makkah yang tanpa pemberitahuan. Data Pemerintah Saudi menyebutkan, jumlah TKI di negeri itu mencapai 1,5 juta orang yang sebagian besar adalah PRT. Jumlah tenaga kerja asal Filipina sekitar 1,2 juta orang dan hanya 15 persennya PRT. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar tidak khawatir dengan keputusan Saudi ini. Dia bahkan menilai keputusan Saudi justru sejalan dengan moratorium pengiriman TKI Agustus nanti. Dia membantah kabar tak tercapainya kata sepakat kedua pihak karena pembicaraan masih terus berjalan. Kita belum clear, apakah itu pernyataan resmi pemerintah atau hanya penyelenggara TKI swasta. Berbeda dengan Indonesia, Atase Tenaga Kerja Kedutaan Filipina di Riyadh Albert Q Valenciano kecewa dengan keputusan Saudi ini. Seperti dikutip Arabnews, Valenciano mengaku telah mengirim nota verbal ke Kementerian Luar Negeri Saudi pada 19 Juni lalu berisi permintaan digelarnya pertemuan lanjutan. Namun, Saudi tak merespons. muhammad hafil ed: rahmad budi harto

MAHAKA MEDIAIKLAN: Telp: 021 791 84744, Faks: 021 798 1169, e-mail: iklan@republika co.id SIRKULASI: Telp 021 791 84746 Faks: 021 791 98442 e-mail: sirkulasi@republika co.id

RI, Prancis, dan G20 (Bagian 1)

Indonesia Penting Bagi PrancisAtas undangan Kementerian Luar Negeri Prancis, wartawan Republika, Wachidah Handasah, pada 18-26 Juni 2011 bertemu dengan sejumlah pejabat Prancis. Banyak hal dibahas, mulai dari kepemimpinan Prancis di G-20, gejolak politik di dunia Arab, hubungan bilateral Prancis-Indonesia, sampai konsep laicite (sekularisme Prancis). Berikut laporan pertama kunjungan tersebut.

T

idak seperti sebelumnya, perhatian Prancis ke Asia tak lagi hanya tertuju pada Jepang, Cina, atau India. Kini, Indonesia pun sudah masuk dalam radar Prancis. Di mata Prancis, Indonesia memiliki peran dan posisi yang kian penting di panggung internasional. Secara ekonomi pun Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Fabien Fieschi, penasihat teknis urusan strategis pada Kantor Perdana Menteri Prancis, secara gamblang mengungkapkan hal itu. Indonesia adalah negara berkembang yang sudah mencapai kesuksesan di berbagai bidang, kata Fieschi. Indonesia negara dengan kekuatan ekonomi yang besar dan jumlah penduduk yang juga banyak. Menurut Fieschi, dua hal itu menjadi pasar yang penting. Indonesia, katanya, juga beradaBersambung ke hlm 11 kol 6-7

:: pro kontra ::Baca selengkapnya di hlm 10Anda bisa memberi komentar pro kontra ini di www.republika.co.id

Nazaruddin Tersangka, KPK tak Jemput PaksaMuhammad Hafil, Teguh Firmansyah YOGYAKARTA Mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Kamis (30/6). Namun, KPK kesulitan mendatangkan Nazaruddin yang diduga masih di Singapura. Sebelumnya, Nazaruddin tak pernah menggubris tiga kali panggilan sebagai saksi yang dilayangkan KPK dalam kasus tersebut. Setelah cukup argumen-argumen hukum dan alat buktinya, kita tetapkan statusnya sebagai tersangka, ujar Ketua KPK Busyro Muqoddas di Yogyakarta. Busyro mengimbau Nazaruddin agar pulang ke Indonesia secara sukarela. Nazaruddin, katanya, masih muda, mempunyai bisnis dan anak yang masih kecil sehingga lebih indah bila kembali ke Tanah Air tanpa paksaan. Dia berharap, anggota DPR dari Fraksi Demokrat itu tersentuh rasa kebapakannya. Mantan ketua Komisi Yudisial ini mengakui, KPK sulit menghadirkan Nazaruddin yang kini berada di luar negeri. Karena itu, dia berharap pula, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mau turun tangan untuk membuka diplomasi dengan Pemerintah Singapura. Namun, ia belum berkomunikasi dengan Presiden mengenai usulan itu disebabkan status tersangka baru saja dikeluarkan. Nazaruddin pergi ke Singapura pada 23 Mei 2011 atau sehari sebelum KPK mengeluarkan cekal. Dia diduga masihBersambung ke hlm 11 kol 1-5

PENGHENTIAN VISA KERJA TKIJUMHUR HIDAYAT KEPALA BNP2TKI

Ini Sangat PositifApa sikap pemerintah atas penghentian visa kerja TKI? Kita sangat berterima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi. Ini sebuah bentuk respons langsung dari Arab Saudi yang sangat positif bagi Pemerintah Indonesia, terutama bagi moratorium pengiriman TKI yang akan mulai diberlakukan pada 1 Agustus 2011 mendatang.

Rahmat Santosa Basarah, Citra Listya Rini

Tak Salah MUI Kaji BBMyang bukan ahlinya tidak usah berkomentar, kata Marzuki di Gedung DPR, Kamis (30/6). Politikus Partai Demokrat ini mengingatkan bahwa usulan Maruf Amin belum dibahas di MUI. Dia juga menyatakan tak salah pendapat itu disampaikan jika melihat fakta orang kaya menggunakan hak orang miskin. Menurutnya, orang yang mengambil hak orang lain itu sama dengan orang korupsi. Orang yang korupsi artinya memakan uang negara. Subsidi ini uang

RUSDI BASALAMAH SEKJEN APJATI

Saudi Hanya ReaktifArab Saudi menghentikan pemberian visa kerja bagi TKI, khususnya sektor domestik atau pekerja rumah tangga. Sikap ini menunjukkan apa? Ini hanya sikap reaktif dari Pemerintah Arab Saudi. Sikap ini sudah sering dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi, seperti saat 2005 ada penutupan TKI ke Saudi selama enam bulan. Yang terjadi, Pemerintah Arab Saudi kembali lagi mencari tenaga kerja asal Indonesia.

JAKARTA Rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkaji fatwa pengharaman bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dikonsumsi orang kaya bisa dimaklumi. Ketua DPR Marzuki Alie sepandangan dengan Ketua MUI KH Maruf Amin bahwa BBM bersubsidi hanya untuk rakyat miskin, bukan kalangan mampu. Urusan agama, sebaiknya

negara untuk orang tidak mampu, tapi dimakan orang mampu. Karenanya, dia menyerahkan kajian fatwa itu kepada MUI dan meminta pihak tak terkait tidak mencampurinya. Serahkan pada MUI, jangan ikut-ikutan, kata Marzuki. Anggota Badan Anggaran DPR Ecky Awal Mucharam mengatakan, urusan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi sepenuhnya tanggung jawabBersambung ke hlm 11 kol 1-7

Narkoba Mengebiri Anak Negeri (Bagian 1)

Dua Pemakai Narkoba Tewas Setiap JamErdy Nasrul

PTRANSPORTASI MASSALADITYA PRADANA PUTRA

rehatSakit lupa ingatan Nunun diragukan Yang jelas sih lupa pulang Mahasiswa baru UGM wajib naik Transjogja Berarti haram naik kendaraan pribadi ya?

Ratusan penumpang nekat naik ke atap gerbong kereta rel listrik ekonomi di Stasiun Depok Baru, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (30/6). Sistem transportasi massal berbasis rel dinilai sudah mendesak untuk diterapkan karena mampu mengangkut ribuan orang dalam sekali angkut dan dapat mengurangi emisi karbon.

erhelatan Hari Antinarkoba Internasional (HANI), Ahad (26/6) lalu, di Monumen Nasional, Jakarta, berlangsung semarak. Ribuan orang menyemut di sana. Mereka berasal dari beragam kalangan, mulai dari siswa sekolah dasar hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Belasan penari ikut memeriahkan

acara. Mereka pun meneriakkan seruan antinarkoba. Hampir setiap tahun acara seperti itu digelar untuk menyebarluaskan ancaman bahaya narkoba. Ancaman yang sejatinya tak bisa dianggap remeh. Lihat saja data yang bersumber dari Badan Narkotika

Nasional (BNN). Setiap tahun, prevalensi penyalah guna narkoba terus meningkat. Jumlahnya mencapai jutaan orang. Tahun ini prevalensi penyalah guna narkoba diperkirakan bertambah menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Jika narkoba dibiarkan menyebar, BNN khawatir pemakai narkoba akan terus meningkatBersambung ke hlm 11 kol 1-7

A

bu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya ada dosa-dosa yang tidak terhapuskan dengan melakukan shalat, puasa, haji, dan umrah. Para sahabat ber tanya, Lalu, apa yang dapat menghapuskannya, wahai Rasulullah SAW? Beliau menjawab, Bersemangat dalam mencari rezeki. Semangat dalam bekerja merupakan keharusan untuk siapa pun yang ingin mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Baik sukses di dunia maupun akhirat. Begitu pun, dengan orang yang semangat dalam bekerja, dia akan meraih kebahagiaan. Bahagia karena akan mendapatkan impian dan harapannya.

Islam sangat menghargai orang yang penuh dedikasi dan loyalitas dalam bekerja. Dalam kondisi apa pun, kita harus tetap bersemangat untuk selalu bergerak menangkap peluang-peluang dan membuka pintu-pintu rezeki yang telah disediakan-Nya. Allah Maharahman dan Rahim, Allah pula Mahakaya. Oleh karena itu, kita jangan takut kehabisan dengan kekayaan di dunia ini. Untuk membuktikan dan meraih anugerah-Nya, Allah SWT menyeru kita untuk bergerak dinamis menyambut rezeki-Nya. Bukan dengan berdiam diri banyak zikir dan berdoa, atau mengasingkan diri untuk semedi dan lain sebagainya, tetapi bergerak terus menciptakan dan

hikmahOleh Encep Dulwahab

Semangat Kerjamembuka peluang. Berdoa harus, tetapi rezeki tidak datang dengan sendirinya kalau tidak ditopang dengan berusaha meraihnya. Bekerja juga merupakan bentuk ibadah yang kualitasnya sama dengan ibadah-ibadah lainnya. Dalam surah Al-Jumuah [62]: 10, Allah SWT berfirman, Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Rasulullah SAW bersabda, Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat dan puasa). (HR Thabrani dan Baihaqi). Kalau tidak bergerak dan kerja keras, hal itu melawan sunatullah dan apa yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW. Rasul bersabda, Sebaik-baik manusia dalam melakukan pekerjaannya adalah mere-

ka yang berusaha semaksimal mungkin dengan mengeluarkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Tidak langsung memvonis diri tidak mampu dan tidak ditakdirkan untuk miskin atau gagal. Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang bekerja dengan penuh tantangan, ketimbang mudah putus asa atau pasrah terhadap usaha yang sedang dikerjakan. Rasulullah SAW pernah mencium tangan Saad bin Muadz ketika melihat tangan Saad yang kasar karena bekerja keras. Inilah dua tangan yang dicintai Allah, kata Nabi Muhammad SAW. Di dalam hadis lain yang diri-

wayatkan Imam Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, Demi Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, terkadang ia dapat atau terkadang ia ditolak. Sangat disayangkan karena tidak sedikit mental yang tidak siap bertarung dalam meraih rezeki-Nya. Mereka ingin mudah dalam meraihnya, salah satunya dengan meminta. Kalau ingin sukses, keluarkanlah keringat dari badan sendiri dan berjuanglah untuk menikmati kerja keras.

opiniKelebihan Perbankan Syariah RIRifki Ismal PhD

REPUBLIKA JUMAT, 1 JULI 2011

2

Tajuk Fatwa BBM BersubsidiRencana fatwa haram oleh Majelis Ulama Islam (MUI) tentang bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, menuai banyak tanggapan. Bagaimanapun fatwa selama ini dipercaya sebagai alat manjur yang digunakan para ulama untuk menjustifikasi suatu perkara tertentu: halal, haram, mubah, dan lain-lain. Alasan MUI akan mengeluarkan fatwa haram cukup masuk akal. Dilihat dari segi hak, subsidi untuk orang miskin tidak etis jika diambil oleh orang mampu. Sehingga ketika ada orang yang mengambil jatah orang miskin bisa mengarah ke pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Rencana fatwa ini memang masih berupa wacana. Apalagi, rencana dikeluarkannya fatwa ini berkaitan dengan langkanya pasokan BBM Premium di beberapa daerah. Salah satu pemicunya adalah tingginya harga minyak dunia. Bank Dunia sudah memperingatkan adanya ancaman dalam perekonomian Indonesia, yaitu bahaya tingginya subsidi akibat meroketnya harga minyak dunia. Pemerintah meyakini keberadaan subsidi BBM membuat anggaran negara menjadi boros. Dengan penghematan subsidi, pemerintah bisa mengalihkan anggarannya ke bidang lain. Pemerintah juga meyakini subsidi BBM lebih banyak dinikmati orang kaya. Karena itu, kesalahan sasaran ini bisa diatasi. Pemerintah sebenarnya sudah membatasi subsidi BBM; BBM bersubsidi hanya diberikan kendaraan roda empat (mobil) angkutan umum, kendaraan roda dua (motor), dan kalangan nelayan. Menyikapi masalah ini, sangat tidak elok rasanya jika mengaitkan kebijakan pemerintah tentang politik dan ekonomi dengan pendekatan agama. Ini akan membuat masyarakat resah. Persoalan BBM bersubsidi adalah persoalan ekonomi, yang cenderung dipolitisasi sehingga jika dikaitkan dengan kebijakan agama, penyelesaiannya malah semakin rumit. Masalah subsidi BBM terus bergulir tanpa bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga yang dibutuhkan adalah kebijakan dan solusi konkret dari pemerintah, bukan memperlebar persoalan ke mana-mana Saat ini yang dibutuhkan ialah keberanian dan keseriusan pemerintah. Dibandingkan dengan membatasi konsumsi atau pembelian BBM bersubsidi, pemerintah seharusnya menaikkan harga BBM bersubsidi karena kenaikan harga itu akan mengurangi jumlah subsidi BBM dan memperkecil perbedaan harga nonsubsidi. Pemerintah juga harus segera merealisasikan program pengalihan (konversi) pemakaian minyak ke gas. Sayangnya, pemerintah tidak serius dalam mengupayakan pengalihan pemakaian BBM ke bahan bakar gas (BBG). Hingga kini, penyiapan dan pembangunan infrastruktur untuk BBG tidak terlihat. Kita berharap rencana fatwa haram BBM bersubsidi untuk kalangan masyarakat mampu harus melalui pendapat dan keinginan dari masyarakat. Meskipun fatwa MUI berdasarkan hukum Islam, penjajakan tetap harus dilakukan sehingga fatwa pun tidak kontraproduktif. I

B

Pemerhati Bank Syariah

eberapa pengamat perbankan syariah domestik dan internasional ada yang memandang sebelah mata industri perbankan syariah Indonesia. Setidaknya ada tiga sebab yang melahirkan pandangan tersebut. Pertama, market share-nya yang masih single digit (kisaran tiga persen) padahal bank syariah telah mewarnai industri perbankan nasional selama dua dekade terakhir. Apabila dibandingkan dengan Malaysia, market share industri perbankan syariah di sana telah mencapai kurang lebih 20 persen sejak berdirinya lembaga keuangan syariah pertama (tabung haji) pada 1983 lalu. Kedua, produk-produk per bankan syariah dan instrumen-instrumen pasar keuangan syariah Indonesia tidak seberagam dan sekomplet Malaysia atau negara-negara Timur Tengah. Ketiga, jumlah bank syariah dan unit usaha syariah yang masih terbatas (11 bank syariah dan 23 unit usaha syariah) jika dibandingkan jumlah bank konvensional sehingga aktivitas penarikan dana nasabah dan penyaluran dana kepada pengusaha belum begitu optimal. Kondisi inipun berdampak kepada aktivitas trading di pasar keuangan syariah dan pasar modal syariah yang tidak begitu aktif. Apakah pandangan sebelah mata tersebut cukup berdasar? Apakah memang industri perbankan syariah Indonesia begitu tertinggal dan tidak berkembang selama dua dekade terakhir? Tulisan ini mencoba menganalisis dan menjelaskan nilai lebih industri perbankan syariah Indonesia dibandingkan industri perbankan syariah Malaysia dan negara-negara Timur Tengah. Paling tidak, analisis terhadap tiga penyebab pandangan miring sebagian pengamat perbankan syariah di atas. Market share perbankan syariah Indonesia memang ma-

sih single digit, namun hal ini, antara lain, dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya merealisasikan dukungannya kepada perbankan syariah. Survei-survei kepada nasabah perbankan yang dilakukan Bank Indonesia sejak 2000 hingga 2009, survei nasabah perbankan yang dilakukan oleh Mars, Markplus, universitas, dll juga mengabarkan bahwa hampir semua masyarakat Indonesia mendukung sepenuhnya ide perbankan syariah. Namun demikian, mereka ternyata nasabah yang cukup realistis. Interaksi yang tinggi baru akan mereka lakukan apabila bank syariah setidaknya telah mencapai dua kondisi, yaitu fasilitas dan layanan perbankan yang komplet serta bagi hasil yang kompetitif dengan suku bunga. Pada kenyataannya, bank syariah Indonesia baru berkembang dan butuh waktu untuk mempunyai fasilitas dan layanan yang sama kompletnya dengan perbankan konvensional. Selain itu, ketika suku bunga simpanan naik, bagi hasil (revenue sharing) tidak dapat serta-merta naik apalagi ketika sektor riil mendapatkan tekanan ekonomi. Namun demikian, patut dicatat bahwa pertumbuhan industri perbankan syariah Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Rata-rata pertumbuhan industri perbankan syariah Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai 38 persen dan tahun 2010 lalu pertumbuhannya mencapai 47 persen. Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan industri perbankan syariah dunia yang hanya berkisar 1020 persen per tahun. Kedua, industri perbankan syariah Indonesia baru memanfaatkan dana-dana publik dan belum sepenuhnya mengelola dana-dana pemerintah. Apabila Pemerintah Indonesia setidaknya melakukan tiga kebijakan strategis untuk mendukung perbankan syariah, industri perbankan syariah Indonesia berpotensi mempunyai market share yang lebih besar

daripada Malaysia atau negara-negara Timur Tengah. Kebijakan pertama, menyerahkan sepenuhnya pengelolaan dana haji yang jumlahnya tidak kurang dari Rp 34 triliun per tahun (Rp 26 triliun dari jamaah yang siap berangkat dan sisanya dana jamaah yang masih waiting list) kepada bankbank syariah. Ini juga termasuk dana-dana Ziswaf (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) yang sebagian masih dikelola oleh bankbank konvensional. Kebijakan kedua, mempercayakan pengelolaan sebagian besar dana-dana perusahaan BUMN kepada bank syariah. Aset pemerintah di perusahaan BUMN bernilai kurang lebih Rp 2.476 triliun dan hanya sebagian kecil yang dikelola oleh bank-bank syariah. Apabila semua dana haji, dana Ziswaf, dan minimal 10 persen dari total aset BUMN dikelola oleh bank syariah, total aset industri perbankan syariah akan melompat empat kali lipat dalam waktu singkat dari posisi Rp 100,2 triliun pada akhir 2010. Kebijakan ketiga adalah mengonversi minimal satu dari empat bank BUMN menjadi bank syariah. Total aset empat bank BUMN pada akhir 2010 mencapai Rp 1.114 triliun atau menguasai 37 persen dari total aset perbankan nasional. Konversi dari minimal satu bank BUMN menjadi bank syariah kembali akan mendorong market share bank syariah secara signifikan. Di Malaysia maupun di Timur Tengah, dukungan pemerintah terhadap bank syariah sangat besar, antara lain, ditandai oleh dikelolanya dana haji dan sejumlah dana pemerintah lain oleh bank-bank syariah. Bahkan di Malaysia, semua dana pemerintah ditempatkan dan dikelola oleh bank syariah. Produk-produk perbankan dan instrumen keuangan syariah di Malaysia dan negaranegara Timur Tengah didominasi oleh akad bay al innah, bay al dayn, bay al arbun, bay al wafa dan tawaruq yang kontroversial. Bahkan, Islamic scholar kontemporer yang merupakan founding fathers

Islamic finance seperti Dr Umer Chapra dan Dr Nejatullah Siddiqui mengharamkan akad-akad tersebut. Artinya, industri perbankan syariah di Malaysia dan negara-negara Timur Tengah tumbuh dan berkembang dari penerapan akad-akad syariah yang tidak 100 persen sharia compliance. Bahkan, Syeikh Taqi Usmani (AAOIFI) pernah menyatakan bahwa 80 persen sukuk yang beredar di dunia tidak sharia compliance. Walaupun market share dan variasi produk dan instrumen keuangan syariah Indonesia tidak sebesar dan sekomplet Malaysia dan negara-negara Timur Tengah, industri perbankan syariah Indonesia tumbuh dan berkembang dari penerapan akad-akad yang insya Allah 100 persen sharia compliant bahkan sharia based. Dewan Syariah Nasional (DSN) cukup ketat dan disiplin dalam mengawal perkembangan industri perbankan syariah, termasuk penggunaan akadakad syariah. Terakhir, jumlah bank syariah di Indonesia memang belum sebanyak di Malaysia dan negara-negara Timur Tengah, namun hampir semua bank syariah di Indonesia adalah bank syariah ritel yang menyalurkan pembiayaan langsung ke sektor riil khususnya kepada usaha kecil dan menengah (UKM). Sementara itu di Malaysia, bank syariah yang merupakan investment banking jumlahnya cukup banyak dan mempunyai aset yang cukup besar sebut saja HSBC amanah, Kuwait Financial House, CIMB Islamic, dll. Sebagai kesimpulan, industri perbankan syariah Indonesia memang masih belum bisa menyamai Malaysia atau negaranegara Timur Tengah. Namun demikian, industri perbankan syariah Indonesia memiliki nilai-nilai lebih yang tidak dimiliki Malaysia dan negara-negara Timur Tengah. Bahkan, nilainilai lebih tersebut menunjukkan bahwa Indonesia adalah tolok ukur ideal perkembangan perbankan syariah yang sesuai dengan syariah. I

:: suarapublika ::(surat pembaca: [email protected] dan [email protected])

Iklan Tidak Terbukti Ada Contekan Massal (1)Tidak Jelas dan Mengaburkan Arti KejujuranIklan di Republika Jumat 24 Juni 2011 halaman 8 berjudul Tidak Terbukti Ada Contekan Massal sungguh sangat mengecewakan. Iklan itu membantah terjadinya sontek massal. Bantahan tersebut dibuktikan dengan statistik yang tidak jelas siapa yang membuatnya. Kapan dilakukannya? Bagaimana keabsahan data yang diolah. Tidak jelas pula apakah 60 siswa yang direkap jawabannya adalah siswa yang terlibat. Tidak jelas pula siapa yang memasang iklan tersebut. Iklan ini merendahkan makna sebuah kejujuran dan melecehkannya. Musphyanto C Jl Puspa Bangsa Blok W9/3, Taman Cimanggu, Bogor, Jawa Barat

>> resonansi