REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI...

140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user REPRESENTASI DAN TOLER UP (Analisis Semiotika Ten dalam Film Se A Diajukan untuk meleng memperoleh gelar Sarjana JURU FAKULTAS IL UNIVE I PEMBELAJARAN BUDI PEKE RANSI DALAM FILM ANIMASI PIN & IPIN SEASON 1 ntang Pembelajaran Budi Pekerti dan To erial Animasi “Upin & Ipin Season 1”) Oleh: ACHID PRI’AMBUDI NIM. D0205026 gkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat g Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilm USAN ILMU KOMUNIKASI LMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 ERTI I oleransi guna mu Politik K

Transcript of REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI...

Page 1: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI

DAN TOLERANSI DALAM FILM ANIMASI

UPIN &

(Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran

dalam Film Serial Animasi “Upin & Ipin Season 1”)

ACHID PRI’AMBUDI

Diajukan untuk melengkapi tugasmemperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI

DAN TOLERANSI DALAM FILM ANIMASI

UPIN & IPIN SEASON 1

(Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran Budi Pekerti dan Toleransi

dalam Film Serial Animasi “Upin & Ipin Season 1”)

Oleh:

ACHID PRI’AMBUDI

NIM. D0205026

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI

DAN TOLERANSI DALAM FILM ANIMASI

Budi Pekerti dan Toleransi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Page 2: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi

dan siap diuji oleh Dewan Penguji Skripsi

pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Senin

Tanggal : 24 – 01 - 2011

Pembimbing,

Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si. NIP. 19580617 198702 1 001

Page 3: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari :

Tanggal :

Susunan Panitia Penguji:

1. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D Ketua (……………………)

NI NIP. 19710217 199802 1 001

2. Nora Nailul Amal, S.Sos, MLMEd, Hons Sekretaris (……………………)

NIP. 19810429 200501 2 002

3. Drs. Adolfo Eko Setyanto., M.Si Penguji (……………………)

NIP. 19580617 198702 1 001

Mengetahui,

Dekan,

Drs. H. Supriyadi, SN, S.U.

NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

MOTTO

Saat kau terlahir di dunia ini, hanya kau yang menangis sedangkan orang-

orang di sekelilingmu tersenyum, maka jalanilah hidupmu dengan kebaikan

dan senyum hingga tiba saatnya nanti kau meninggal orang-orang

disekitarmu akan menangis dan hanya kau yang tetap tersenyum.

Semulia-mulia manusia ialah orang yang mempunyai adab yang merendah

diri ketika berkedudukan tinggi, memaaf ketika berdaya membalas dan

bersikap adil ketika kuat -Khalifah Abdul Malik Marwan-

Page 5: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan dan ucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tuaku, Sarwono Kusuma Atmaja dan Reni Wuryaningsih yang

dengan sabar menyemangatiku dan mendukungku serta selalu mendoakanku.

2. Kakakku tercinta Krisna Primasasi, dan Adikku Wiliam Susilo atas dukungan

dan semangatnya.

3. Ina Primasari atas kesabarannya mendukungku setiap hari serta selalu

membuatku optimis atas segala sesuatunya.

4. Teman-teman Ilmu Komunikasi Angkatan 2005 atas pengalaman dan

kebersamaan yang membuat proses pencarian ilmu menjadi lebih

menyenangkan dengan sikap kekeluargaan sehingga merasakan sebagai suatu

kesatuan.

5. Teman-teman kos PPT yang sudah seperti keluarga dalam menjalani

kehidupan bersama di perantauan, Abas Wahyudi, Agung Pambudi, Agung

Wahyu Pamungkas, Dhina Kharisma, Dwi Prasetya, Moammar Ridlo Danar,

Umar Januardi Harahap, Afrian Pramusetyo, Reza Grahito, Bayu Ridlo,

Aniqul Fahmi, Muhammad Firdaus Al-hamudi.

Page 6: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat ALLAH SWT atas segala anugerah

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

“REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI

DALAM FILM ANIMASI UPIN & IPIN SEASON 1 (Analisis Semiotika

Tentang Pembelajaran Budi Pekerti dan Toleransi dalam Film Serial Animasi

“Upin & Ipin Season 1”)”.

Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban

Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu

penulis dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral.

Semoga budi baik yang diberikan kepada Penulis mendapat balasan dari ALLAH

SWT. Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:

1. Maha Besar Allah SWT atas segala kasih sayang dan rahmatnya yang

telah memberikan kesempatan penulis sehingga mendapatkan pengalaman

yang berharga di FISIP UNS.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Komunikasi yang

telah banyak membantu dan memberi pengarahan kepada Penulis,

sehingga Penulis dapat menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya.

Page 7: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

3. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si selaku dosen pembimbing yang

memberikan arahan, masukan dan nasihat, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

4. Dra. Christina Tri H. M.si selaku Pembimbing Akademik yang

memberikan pengarahan dan saran yang membangun.

5. Segenap dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi atas pengetahuan yang

diberikan selama masa studi dan semoga dapat menjadi ilmu yang

bermanfaat.

6. Segenap karyawan di Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak

membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Penyusunan skripsi ini masih dapat dikembangkan lebih baik lagi. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran

maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Solo, 20 Januari 2011 Penulis

Achid Pri’ambudi

Page 8: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Daftar Isi

Halaman

PERSETUJUAN............................................................................................. i

PENGESAHAN.............................................................................................. ii

MOTTO.......................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................. vii

DAFTAR BAGAN........................................................................................ x

ABSTRAK..................................................................................................... xi

ABSTRACT.................................................................................................. . xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

E. Telaah Pustaka ....................................................................... 8

1. Film Sebagai Media Komunikasi ....................................... 9

2. Pengertian Film Animasi ................................................... 11

3. Proses Pemaknaan dalam Film .................................... ...... 20

4. Budi Pekerti dan Toleransi .......................................... ...... 30

5. Pinsip Belajar ..................................................... ............... 36

6. Elemen Belajar .......................................................... ........ 38

Page 9: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Aktivitas Belajar ....................................................... ......... 39

8. Kerangka Berpikir .................................................... ......... 41

F. Metode Penelitian .................................................................. 43

1. Jenis Penelitian ................................................................. 43

2. Metode Penelitian ............................................................ 44

3. Objek Penelitian ....................................................... ........ 46

4. Teknik Pengumpulan data .......................................... ...... 46

5. Sumber Data ............................................................ ......... 49

6. Analisis Data ............................................................. ....... 49

BAB II. DESKRIPSI FILM UPIN & IPIN SEASON 1

A. Latar Belakang Film Upin & Ipin Season 1 ............................ 53

B. Latar Belakang Produksi ………………………….............. .. 53

C. Seputar Serial Film Animasi Upin & Ipin ......................... .... 54

D. Tokoh dalam Film Animasi Upin & Ipin ............................... 55

E. Kru dalam Film Animasi Upin & Ipin ............................. ...... 60

BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Film Upin & Ipin Season 1 ....................................... 65

1. Korpus 1 Episode 1 Scene 1 ....................................... .... 65

2. Korpus 2 Episode 1 Scene 2 ....................................... .... 69

3. Korpus 3 Episode 1 Scene 3 ....................................... .... 74

4. Korpus 4 Episode 2 Scene 2 ....................................... .... 78

Page 10: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

5. Korpus 5 Episode 3 Scene 2 ....................................... .... 83

6. Korpus 6 Episode 4 Scene 1 ....................................... .... 93

7. Korpus 7 Episode 4 Scene 2 ....................................... .... 99

8. Korpus 8 Episode 5 Scene 1 ....................................... .... 103

9. Korpus 9 Episode 6 Scene 2 ....................................... .... 108

10. Korpus 10 Episode 6 Scene 3 ....................................... .. 116

B. Kesimpulan Analisis ....................................................... ....... 118

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 122

B. Kendala Penelitian ......................................................... ........ 125

C. Saran........................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

Page 11: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR BAGAN

GAMBAR HALAMAN

Gambar 1.1. Elemen Makna Pierce .............................................................. 25

Gambar 1.2. Elemen Makna Saussure .......................................................... 26

Gambar 1.3. Signifikasi Dua Tahap Barthes .................................................. 28

Gambar 1.4. Peta Tanda Barthes ........................................................... ......... 29

Gambar 1.5. Kerangka Pemikiran ......................................................... ......... 40

Page 12: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRAK

Achid Pri’ambudi. D 0205026. “REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI DALAM FILM ANIMASI UPIN & IPIN SEASON 1 (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran Budi Pekerti dan Toleransi dalam Film Serial Animasi “Upin & Ipin Season 1”)”. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari. 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui makna-makna

pembelajaran budi pekerti dan toleransi yang terkandung dalam lambang-lambang komunikasi pada film animasi Upin & Ipin Season 1. Jenis penelitian ini bersifat interpretative kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa angka-angka atau bilangan), sehingga data bersifat kategori substansif yang kemudian diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, dan referensi-referensi ilmiah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik. Analisis semiotik merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat pada suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer: data yang diperoleh dari rekaman film animasi Upin & Ipin Season 1. Jenis data Sekunder: data yang diperoleh dari studi kepustakaan, informasi media massa yang berhubungan dengan objek penulisan ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis semiotik Roland Barthes. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah film Animasi Upin & Ipin Season 1 yang akan dibahas lambang-lambang komunikasi dan aspek sinematografis setiap scene yang mendukung terbentuknya makna pembelajaran budi pekerti dan toleransi film tersebut, sehingga akan diperoleh makna denotasi dan konotasi dari hubungan keduanya.

Berdasarkan visualisasi audio dan visual yang kemudian dilakukan analisis setiap scene mengenai lambang-lambang komunikasi serta unsur sinematografi film Upin & Ipin Season 1, makna pembelajaran budi pekerti dan toleransi dari film tersebut adalah: film animasi Upin & Ipin Season 1 ingin menggambarkan bahwa pembelajaran budi pekerti merupakan hal yang penting dan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Dalam pembelajaran budi pekerti dan toleransi dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang dapat dilakukan dengan melalui mendengarkan maupun praktek. Film animasi Upin & Ipin season 1 juga ingin menggambarkan bahwa dalam proses pembelajaran budi pekerti dan toleransi harus disertai dengan hukuman atau punishment untuk memberikan efek jera agar proses pembelajaran budi pekerti dan toleransi berjalan efektif disamping penggunaan pujian atau reward.

Page 13: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRACT

Achid Pri’ambudi. D 0205026. “REPRESENTATION LEARNING MANNERS AND TOLERANCE IN ANIMATION FILM UPIN & IPIN SEASON 1 (Semiotic Analysis About Learning manners and Tolerance in Animation Film “Upin & Ipin Season 1”)”. Thesis. Major in Communication Science. Faculty of Social Science and Political Science. Sebelas Maret University of Surakarta. January. 2011.

Objective of this research is to know means of learning manners and

tolerance that contained in communication signs that can be found in animation film Upin & Ipin Season 1. Type of this research characteristic interpretative qualitative. Data in this research is qualitative (data that without numbers), so the data have substansive characteristic then impretated with reference, mold, and scientific reference.

Research method that used in thios research is method semiotic analysis. Semiotic analysis is way or method to analyse and give means to sign that occur at signs message packet or text. Type data that used in this research is primary data: data that obtained from film Upin & Ipin Season 1 record. Type secondary data : data that obtained from literature study, mass media information that related with this writing object. Data analysis that used in this research using Roland Barthes semiotic analysis model. Object research in this research is animation film Upin & Ipin Season 1 that will discussed communication signs and cinematography aspect each scene tahat support formed mean learning manners and tolerance that film, so would obtained denotative and konotative mean from those two relation.

Based on visualization audio and visual then done analysis in each scene about communication signs and cinematography element Upin & Ipin Season 1 film, means learning manners and tolerance from that film is: animation film Upin & Ipin Season 1 wants to describe that leraning manners and tolerance is something that important and require alot amount of time. In learning manners and tolerance require a process learning that can be done through listen or practice. Animation film Upin & Ipin Season 1 also want to describe if in learning manners and tolerance process must be accompanied with penalty or punishment to give wary effect so that learning manners and tolerance proceed effective beside using praise or reward.

Page 14: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah tanda muncul dalam kegiatan yang disebut sebagai “komunikasi”.

Selain itu tanda juga berfungsi untuk menjalin saling pengertian. Adanya teori

tentang “tanda” ini disebabkan oleh timbulnya kesadaran manusia akan fungsi

sebuah tanda. Teori ini kemudian berkembang melalui pendapat dan analisa dari

beberapa teoritikus yang kemudian lebih dikenak dengan sebutan “semiotic” atau

semiotika.

Semiotik merupakan teori umum dalam tanda bahasa. Sebagai bagian dari

ilmu pengetahuan, semiotik tidak meneliti tanda-tanda yang bersifat konkret

dalam suatu bahasa tertentu, melainkan meneliti ilmu bahasa secara umum.

Semua pengetahuan pada akhirnya merupakan suatu pengetahuan yang bersifat

sosial dengan syarat media yang digunakan dalam tukar menukar informasi,

penerimaan informasi, cara pengolahan informasi, dan lain sebagainya dapat

ditentukan secara bebas (Buhr dalam Trabaut, 1996:7)

Kemampuan film dalam menunjukkan gambar-gambar yang seolah-olah

nyata, sama persis dengan realitas ke atas layar lebar menjadikan film sebagai

media elektronik tertua. Keberadaan film telah menjadikan film sebagai salah satu

media komunikasi massa yang benar-benar disukai bahkan sampai sekarang.

Page 15: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Lebih dari 70-an tahun, film hadir dan merasuki kehidupan manusia yang sangat

luas dan beranekaragam (Liliweri, 1991:152-153).

Manusia pada hakekatnya diciptakan sebagai makhluk yang baik dan netral.

Namun, seiring pertumbuhan dalam kehidupannya, manusia mempelajari segala

sesuatunya dari lingkungan tempatnya berinteraksi untuk mengembangkan

dirinya. Pembelajaran untuk mengembangkan diri tersebut dimulai sejak manusia

dilahirkan kedunia terutama pada masa anak-anak. Masa anak-anak merupakan

masa perkembangan otak yang paling signifikan, oleh karena itu anak-anak adalah

peniru terbaik. Anak-anak akan dapat menirukan apa yang mereka lihat, dengar

atau apapun yang terjadi di sekitar tempatnya berinteraksi.

Saat ini, budi pekerti merupakan barang mahal dan langka yang ada di

masyarakat kita. Perkembangan pergaulan yang diterpa kemajuan teknologi yang

tanpa kontrol membuat segala sesuatunya dapat dengan leluasa masuk dalam

lingkup interaksi masyarakat kita tanpa terkecuali anak-anak.

Kemajuan teknologi terutama televisi sangat mempengaruhi perkembangan

anak-anak saat ini. Akses yang murah meriah tanpa adanya kontrol yang memadai

membuat televisi menyajikan banyak sekali pilihan arah untuk mengembangkan

diri bagi anak-anak. Saat ini, acara yang disajikan televisi tidak melalui

pertimbangan jam tayang yang layak serta konten yang patut untuk disajikan dan

ditonton oleh anak-anak. Hal ini terlihat dari banyaknya acara yang cenderung

tidak mempertimbangkan konten pendidikan kepada anak-anak namun, lebih

cenderung mempunyai konten yang “sebatas” menarik untuk dinikmati.

Page 16: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Saat ini film anak-anak yang disajikan kebanyakan tidak memenuhi konten

edukasi yang mencukupi, malah cenderung mempunyai konten yang tidak

mendidik. Di tengah terpaan acara televisi anak-anak yang gencar seperti sekarang

ini, orang tua yang seharusnya menjadi pendamping yang memberikan kontrol

kadang lalai dalam mendampingi anak-anak saat melihat acara televisi tersebut.

Hal ini dapat mengakibatkan anak-anak menangkap seluruh konten acara tersebut

tanpa menyaring mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak boleh ditiru.

Keberadaan media televisi dewasa ini memang sangat sulit untuk dielakkan

dari kehidupan sehari-hari. Keberadaannya yang murah namun menyajikan

berbagai pilihan hiburan yang disajikan di depan konsumen membuat masyarakat

cenderung menikmati hiburan yang disajikan tanpa berpikir efek yang

ditimbulkan dari hiburan yang disajiikan. Hal ini diperkuat dengan kondisi

masyarakat kita yang cenderung “pekerja keras” sehingga diwaktu luangnya

sebisa mungkin digunakan untuk menikmati hiburan yang tersaji langsung

didepannya.

Kemampuan film dalam menunjukkan gambar-gambar yang seolah-olah

nyata, sama persis dengan realitas ke atas layar lebar menjadikan film sebagai

media elektronik tertua. Keberadaan film telah menjadikan film sebagai salah satu

media komunikasi massa yang benar-benar disukai bahkan sampai sekarang.

Lebih dari 70-an tahun, film hadir dan merasuki kehidupan manusia yang sangat

luas dan beranekaragam (Liliweri, 1991:152-153).

Page 17: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Film merupakan hasil tangkapan gambar yang dapat merepresentasikan

keadaan atau kenyataan. Film dapat berisikan pesan-pesan yang ingin

disampaikan kepada penonton dengan sajian audio visual. Isi sebuah film dapat

berupa kenyataan maupun fiktif dengan harapan membuat suatu fakta baru namun

dengan penyajian yang berbeda agar pesan yang ingin disampaikan akan lebih

mudah ditangkap oleh penonton.

Saat ini, perkembangan film di Indonesia sangat cepat dengan berbagai

genre. Tetapi dalam poses perkembangannya, perfilman Indonesia cenderung

didominasi oleh film-film cinta, seks, horor atau komedi yang notabene cenderung

tidak mengedepankan aspek edukasi bagi penontonnya akan tetapi lebih fokus ke

aspek hiburan semata. Film-film yang kurang mendidik dan tidak mengedepankan

aspek edukasi diantaranya Quickie Express, Xtra Large, Suster Keramas.

Film-film yang kurang mengedepankan aspek edukasi tersebut tumbuh

menjamur tanpa mempertimbangkan penonton film yang kemungkinan terdapat

anak-anak di dalamnya.

Film yang cenderung disukai anak-anak adlah film animasi, hal ini

disebabkan adanya suatu ilustrasi imajinasi bagi anak yang tergambar dalam

sebuah film animasi. Anak akan lebih bebas mengembangkan imajinasinya ketika

menikmati film animasi yang disukainya.

Saat ini film-film animasi juga banyak tumbuh di Indonesia meskipun

bukan produk asli bangsa ini. Film animasi yang beredar saat inipun juga

Page 18: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

cenderung tidak mengedepankan aspek edukasi, justru diantaranya menunjukan

aspek kekerasan, kenakalan, diantaranya adalah Crayon Shincan, Naruto, Avatar.

Dari sedemikan banyak film animasi yang marak beredar di Indonesia,

hanya segelintir yang mengedepankan asperk edukasi kepada anak-anak, salah

satunya adalah “Upin & Ipin”. Film ini mengedepankan aspek kerukunan dan

pembelajaran budi pekerti pada anak-anak.

Discussions of animation tend to blend movement with these other concepts (of gesture, performance, etc.) and although movement is inherent in these concepts, they do not necessitate movement, nor are they made up of movement alone. Movement is therefore subjectively transformed in relation to other concepts. So although Wells does state that “animated motion carries with it implied ‘meaning’, sometimes metaphoric or symbolic”, he does also aver that “motion could be simply ‘blocking’, i.e. the movement from A to B” (Wells, 2009)

Animasi adalah jenis film yang tidak menggunakan karakter atau tokoh riil

namun dengan menggunakan tokoh khayalan (animasi) yang dibuat sedemikian

rupa untuk merepresentasikan aktor atau tokoh yang dimaksud. Animasi lebih

menarik bagi kalangan anak-anak dikarenakan karakter-karakter yang dibuat

sedemikian rupa hingga anak-anak dapat ikut merasakan peran serta dalam film

tersebut.

In animation the issue of movement is central to any discussion of its nature, irrespective of its form, style or process of creation. As an animator, Norman McLaren believed “the most important thing in film is motion, movement” (in Bendazzi, 1994:117), whilst Wells describes animated films as “the artificial creation of the illusion of movement in inanimate lines and forms” (1998:10). Movement is of primary concern in this simple definition and in earlier critical analyses of animation, Sergei Eisenstein “recognised ‘if it moves, then it’s alive’” (Leyda, 1988:54 quoted in Wells, 1998:14).

Film yang menjadi obyek penelitian ini adalah film serial animasi “Upin &

Ipin” produksi LES’ COPAQUE keluaran tahun 2007 terbitan oleh H.

Page 19: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Burhanuddin bin Md Radzi dan Hj. Ainon binti Ariff. Film ini dibuat oleh

Malaysia dengan tokoh utama Upin & Ipin sebagai anak kembar yatim piatu yang

hidup bersama nenek (Opah) dan seorang kakak perempuan (Kak Ros). Dalam

film ini Upin sebagai kakak dan Ipin sebagai adik.

Penulis memilih “Upin & Ipin” dikarenakan film ini memiliki beberapa

episode dengan masing-masing cerita dan pembelajaran yang berbeda. Selain itu

film ini menggambarkan sebuah kepolosan anak-anak ketika sedang menghadapi

suatu masalah sampai pada saatnya terjadi suatu pembelajaran oleh anak-anak

tersebut.

Film ini menceritakan kehidupan sehari-hari Upin dan Ipin di sebuah

lingkungan yang masyarakatnya beragam baik suku, ras, budaya dan agama dalam

menyambut dan melalui bulan Ramadhan. Upin dan Ipin yang masih kecil nan

lincah mempunyai teman-teman bermain dari bermacam-macam suku, budaya dan

agama, namun tetap terjalin kerukunan diantara mereka dan terjalin rasa saling

toleransi diantara mereka serta terjalin interaksi yang saling mengingatkan tentang

kebaikan, budi pekerti, kesopanan serta sikap yang patut bagi anak-anak.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana representasi

pembelajaran budi pekerti terhadap anak-anak dalam film serial animasi “Upin &

Ipin season 1”.

Penulis memilih meneliti Film Malaysia dikarenakan penulis menganggap

Film tersebut mempunyai nilai-nilai pendidikan yang lebih bagi anak-anak saat ini

Page 20: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dibandingkan dengan Film-Film yang bermunculan di Indonesia akhir-akhir ini.

Selain itu, penulis juga menganggap bahwa Film Malaysia masih mempunyai

keterikatan budaya dan bahasa yang tidak terlampau jauh dengan Indonesia,

dibandingkan dengan Film yang berasal dari neagara lain yang budaya dan

bahasanya jauh berbeda dengan Indonesia.

Penulis memilih analisis semiotik karena penulis ingin mengetahui lebih

dalam makna pesan moral yang terkandung dalam scene-scene yang ada dalam

Film animasi Upin & Ipin tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat ditarik rumusan masalah,

yaitu:

“Bagaimana makna pesan tentang pembelajaran budi pekerti dan toleransi

yang terdapat dalam simbol-simbol di film serial animasi “Upin & Ipin season 1”

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Hal tersebut

dimaksudkan untuk memberikan arah dalam melangkah sesuai dengan maksud

penelitian. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka tujuan diadakannya penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Page 21: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Untuk mengetahui bagaimana makna pesan tentang pembelajaran budi

pekerti dan toleransi yang terdapat dalam simbol-simbol di film serial animasi

“Upin & Ipin season 1”

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik dari segi toritis maupun

praktis.adapun manfaat tersebut sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah keilmuan

di bidang penelitian komunikasi khususnya di bidang analisis semiotika film.

2. Manfaat Praktis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang penelitian

komunikasi dengan pendekatan semiotika ada film. Serta menjadi rujukan bagi

para peneliti yang berminat menganalisis lebih lanjut Film khususnya melalui

pendekatan semiotika.

E. Telaah Pustaka

1. Film Sebagai Media Komunikasi

Film mempunyai banyak pengertian yang masing-masing artinya dapat

dijabarkan secara luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang

Page 22: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang

mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita

sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.

Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi

dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Film

berbeda dengan cerita buku, atau cerita sinetron. Walaupun sama-sama

mengangkat nilai esensial dari sebuah cerita, film mempunyai asas sendiri.

Selain asas ekonomi bila dilihat dari kacamata industri, asas yang membedakan

film dengan cerita lainnya adalah asas sinematografi. Asas sinematografi tidak

dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan

pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera

sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film,

tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya

(http://raachaan.multiply.com/journal/item/2)

Dalam pembuatan sebuah film pastilah mempunyai tujuan tertentu yang

ingin disampaikan kepada pihak penonton. Penyampaian tujuan atau pesan

tertentu ini termasuk dalam sebuah proses komunikasi dimana pembuat film

menyampaikan apa yang ingin disampaikan kepada penonton dengan cara-cara

tertentu yang dimasukkan dalam proses pembuatan film tersebut. Suatu film

dapat dikatakan sukses apabila film tersebut berhasil menyampaikan pesan

yang ingin disampaikan oleh pembuatnya kepada penonton.

Page 23: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dalam film, proses komunikasi yang terjadi dari komunikator dalam hal

ini pihak pembuat film disalurkan kepada pihak komunikan melalui media

audio visual untuk menyampaikan pesan yang kemudian diharapkan dapat

menimbulkan efek sesuai apa yang diinginkan oleh komunikator.

Komunikasi merupakan manifestasi dari interaksi sosial manusia dalam

rangka pemenuhan kebutuhan sebagai makhluk sosial. Dengan komunikasi,

manusia mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran atau perasaan yang

berupa ide, gagasan, kreatifitas, pendapat, keyakinan, penolakan, keberanian,

pertentangan dan sebagainya. Karena hal tersebut proses komunikasi menjadi

suatu hal yang kompleks dimana penyampaian suatu pesan dari komunikator

kepada komunikan dapat mengubah pandangan, sikap, bahkan psikologi dari

pihak komunikan sesuai dengan pesan yang disampaikan dari komunikator

tersebut.

Komunikasi bagi John Fiske merupakan proses pembangkitan makna

(generation of making). Fenomena komunikasi tidak hanya dipahami sebagai

suatu proses saja. Pesan dilihat bukan sekedar sesuatu yang dikirim dari A-B.

Tapi lebih dari itu, komunikasi adalah suatu elemen di dalam struktur

hubungan diantara elemen-elemen lain termasuk di dalamnya realitas eksternal

dan pengirim (produser) serta pembaca (Fiske, 1990:4)

Page 24: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Pengertian Film Animasi

Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara inbeethwin dengan

jumlah yang banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah-olah hidup.

(http://arifummi.multiply.com/journalitem/1/PengertianAnimasi)

Prinsip film animasi merupakan aturan dasar yang memungkinkan

karakter yang diciptakannya dapat bergerak dan hidup wajar, dalam arti dapat

diterima oleh akal manusia, meskipun karakter tokoh ciptaan merupakan hasil

imajinasi yang tak mungkin dapat diterima secara rasio. Ada 12 prinsip animasi

(Art of Animation, Disney) yaitu :

1. Pose to pose

Pose to pose atau penentuan posisi gambar key animation dan

inbetween adalah cara menentukan posisi gerak karakter dari posisi awal

gerak, posisi gerak selanjutnya hingga pada posisi akhir gerak. Penentuan

posisi-posisi gerak disebut sebagai key animation. Penentuan key

animation ini dimaksudkan untuk menentukan gerak dan arah gerak yang

tepat dan baik, sesuai dengan sketsa cerita yang direncanakan, sehingga

dapat diketahui kurang lebih jumlah gambar animasi yang dibutuhkan

dan terkendali, baik kualitas gambar maupun efisiensi waktu kerja yang

dibutuhkan. Key animation hanya menentukan posisi arah arah gerak

sedangkan detail gambar gerak dibuat di antara dua titik gerak tersebut.

Proses ini disebut inbetween. Detail jumlah gambar gerak dibuat

Page 25: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

berdasarkan waktu (timing) yang telah direncanakan dalam gambar kerja

sketsa cerita.

2. Timing

Seperti yang telah disebutkan pada pengertian dasar film, bahwa

suatu gambar dimungkinkan hidup dan bergerak, karena serangkaian

gambar di mana terdapat suatu perubahan beruntun, dan bila diputar pada

mesin proyektor dalam satuan waktu tertentu akan memperlihatkan suatu

gerak dari gambar tersebut. Satuan waktu tersebut disebut dengan timing,

di mana telah disepakati dalam satuan standar pembuatan film, bahwa

dalam satu detik terdapat 24 frame gambar pada pita film. Dan telah juga

disepakati walaupun tidak menjadi keharusan bagi pembuat film animasi,

bahwa satu gambar dapat saja mewakili 2 frame, jadi dapat disepakati

bahwa dalam pembuatan film animasi umumnya mereka membuat

dalam satu detik paling tidak ada 12 gambar.

3. Stretch and Squash

Gerak sebuah obyek agar terlihat hidup dan luwes dalam film

animasi, khususnya film kartun, perlu ada sedikit sentuhan kelenturan

agar tak terlihat kaku atau seperti sebuah benda tak berbobot. Stretch and

squash merupakan prinsip animasi yang memberikan sentuhan kelenturan

pada suatu benda tertentu sesuai dengan karakter materialnya, sehingga

memberikan kesan obyek tersebut memiliki bobot dan muatan tertentu

Page 26: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

bila sedang melakukan gerak animasi. Sebagai contoh, bola karet

tentunya akan berbeda kelenturannya dengan bola bowling. Stretch

adalah salah satu bentuk kelenturan suatu objek yang mengalami sedikit

penekanan pada tubuhnya ketika sedang bergerak dengan cepat. Adapun,

squash adalah bentuk kelenturan sebuah objek benda animasi yang

sedang bergerak cepat kemudian berbenturan dengan benda lain yang

lebih kuat, sehingga objek benda tersebut mengalami tekanan berat

akibat dari gaya gerak tubuhnya yang tertahan oleh benda lain yang

berbenturan dengannya.

4. Anticipation

Anticipation adalah suatu gerak ancang-ancang ketika hendak

melakukan gerak utama. Seperti sistem kerja sebuah panah, bila hendak

menembak anak panah meleset ke depan, perlu menarik busur panah ke

belakang, sejauh kecepatan melesat anak panah yang diinginkan. Kesan

yang ingin disampaikan dalam prinsip animasi ini adalah untuk

mengumpulkan tenaga secukupnya sebagai tenaga pendorong untuk

mendapatkan hasil gerak maksimal pada saat memulai gerakan. Beberapa

karakter film animasi kartun yang hidup, bukan dari benda mati,

umumnya selalu melakukan kegiatan prinsip film animasi ini, apalagi

ketika akan melakukan aksi gerak yang membutuhkan tenaga lebih.

Bahkan beberapa karakter melakukan aksi yang agak berlebihan, agar

tampak lebih ekspresif dan lebih komunikatif.

Page 27: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

5. Secondary Action

Secondary action atau aksi kedua merupakan gerakan yang muncul

dikarenakan adanya akibat suatu gaya dari gerakan atau aksi pertama

sebuah objek benda animasi, setelah gerak atau aksi pertama itu berhenti

dengan tiba-tiba. Contohnya, bila sebuah anak panah meluncur dengan

cepat dan tiba-tiba menancap pada sebatang kayu, maka ekor dari anak

panah tersebut akan bergetar dengan keras. Ekor anak panah yang

bergetar itulah yang disebut dengan gerakan kedua atau secondary

action. Dalam film kartun animasi, prinsip ini sudah menjadi keharusan,

karena akan mengekspresikan kekuatan suatau daya dorong sebuah

benda yang keras. Atau mengesankan suatu benda yang tampak alamiah

dan wajar dalam kehidupan, hanya dalam karakter tertentu perlu dilebih-

lebihkan akan tampak lebih ekspresif namun tetap natural.

6. Follow through dan over lapping action

Prinsip ini melibatkan dua benda yang bisa saja sama atau berbeda

namun saling berkaitan satu dengan yang lain dan dapat saling

mempengaruhi dalam setiap gerakannya. Benda A, misalnya, akan selalu

mengikuti gerak benda B yang telah lebih dulu bergerak, prinsip ini

disebut follow through. Namun, karena perbedaan waktu dalam setiap

pergerakan yakni benda B bergerak terlebih dahulu, kemudian benda A

bergerak menyusul kemudian dalam jeda waktu yang berbeda, maka

akan terjadi tumpang tindih gerakan, antargerakan benda A dengan gerak

Page 28: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

benda B. Prinsip ini disebut overlapping action atau gerakan yang

tumpang tindih.

7. Easy in and easy out

Prinsip animasi easy in and easy out merupakan suatu kaidah

animasi yang berprinsip pada dasar hukum ilmu fisika yang berlaku yang

berkaitan sekali dengan gerak animasi. Misalnya mobil, bila dalam

kecepatan tertentu, terkesan mobil itu tertarik ke belakang atau seakan

terseret (terbawa) dengan suatu daya yang cukup kuat, sehingga dapat

menarik mobil tersebut. Tapi apabila mobil dengan kecepatan tertentu itu

tiba-tiba berhenti maka sisa daya yang masih ada di mobil itu masih ada

dan mendorong bagian mobil lain, sehingga seakan-akan ada gerak

berlebihan yang mendorong bagian lain dari mobil itu. Begitu pula

dengan suatu benda yang memiliki bobot ringan seperti daun yang jatuh,

tidak langsung ke tanah tapi tertahan sejenak oleh udara yang bertiup

pelan, sehingga daun itu melayang perlahan-lahan ke bawah dengan

berayun-ayun oleh tekanan udara yang berada di sekitar itu. Pada saat

ayunan itu turun, maka akan ada kecepatan yang meningkat, tetapi ketika

ayunan itu menarik, maka akan ada percepatan yang menurun, hingga

pada titik kulminasi tertentu dan kemudian berayun ke bawah dengan

cepat. Gerak ini berlaku karena ada daya tarik bumi atau gravitasi yang

menarik daun itu namun tertahan karena ada pergesekannya dengan

udara, sehingga terjadi gerakan seperti itu.

Page 29: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

8. Arch

Semua gerakan di alam ini, berdasarkan hukum alam, bersifat

melingkar atau melengkung. Setiap benda yang memiliki bobot tertentu

di mana pada pergerakan tertentu dipengaruhi oleh gaya gravitasi pada

titik tertentu, sehingga pada kecepatan tertentu, tidak serta merta dapat

dibelokkan pada sudut yang tajam, pasti ada gerak melengkungnya.

Begitu pula dengan prinsip animasi arch atau gerak melengkung, agar

tidak tampak menjadi kaku, gerak setiap karakter animasi selalu

melengkung, meskipun gerak itu cukup saling berlawanan arah. Prinsip

animasi arch membuat gerak karakter animasi tampak menjadi luwes,

dinamis, hidup dan indah. Seperti gerakan menari, melompat, berayun,

berbelok atau gerakan memutar. Dengan gerakan melengkung akan

terkesan benda itu memiliki bobot dan terpengaruh oleh gaya gravitasi

seperti alam nyata, sehingga karakter itu tampak lebih hidup seperti

dalam dunia nyata dan logis dapat diterima akal oleh penonton yang

melihatnya.

9. Exaggeration

Teknik exaggeration adalah teknik yang mendramatisasi adegan

agar tampak lebih ekspresif dan komunikatif, meskipun gerakannya

dibuat agak berlebihan bahkan sangat ekstrim. Seperti mencoba

mengekspresikan wajah yang sangat terkejut, dengan mulut yang terbuka

lebar dan mata yang terbelalak, bila perlu bola mata sampai keluar. Atau

Page 30: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kelenturan suatu tubuh atau benda yang terlalu berlebih, tidak peduli dari

bahan ataupun materialnya. Semua ini, tiada lain menjadikan film

animasi tampak lebih hidup, dinamis dan lebih berkarakter. Prinsip

animasi ini merupakan bentuk animasi berbagai bentuk prinsip animasi

sebelumnya karena seluruh kegiatan pergerakan animasi yang berkaitan

dengan exaggeration atau mendramatisasi secara ekstrim suatu gerakan

atau adegan tentunya memanfaatkan berbagai prinsip-prinsip animasi

sebelumnya, seperti strech and squash, Anticipation hingga secondary

action, dan lain sebagainya.

10. Staging

Dalam penataan panggung pertunjukan dikenal dengan staging,

yaitu mengatur posisi pemain agar panggung sebagai bidang (frame)

pandangan penonton terisi dengan kompisi yang baik, proporsional, enak

dilihat dan komunikatif, sehingga penonton tidak terlalu lelah dalam

menyimak jalan cerita dan merasa terlibat di sana. Pada film animasi,

prinsip animasi staging tidak jauh bebeda dengan staging dalam penataan

panggung pertunjukan, hanya terletak pada penentuan tata letak objek

gambar pada bidang (frame) gambar dengan format standar film atau

televisi. Jelasnya, pada prinsip ini, pembuat film animasi harus

memahami teknik bahasa film, seperti jarak pengambilan gambar, sudut

pengambilan gambar, gerak kamera dan lain-lain. Pertimbangan

komposisi objek gambar animasi pada format standar film atau televisi

Page 31: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pada prinsip animasi staging, haruslah komunikatif, proporsional, mudah,

enak dilihat dan nyaman. Pada posisi mudah dalam arti mudah dikenali

(komunikatif dan efektif) dan mudah untuk mengerjakannya dalam

proses pembuatan animasi (efisien).

11. Appeal

Prinsip appeal merupakan cara yang baik untuk menyampaikan

sesuatu pesan dalam bentuk kesan yang menarik, cantik dan komunikatif

dari sebuah karakter yang ingin disampaikan. Sehingga tanpa perlu

dibeberkan dengan kata-kata, sudah tersampaikan maknanya dalam

bentuk gambar-gambar pesan apa yang akan disampaikan. Beberapa film

animasi tertentu seperti film animasi produksi Jepang atau anime, banyak

yang memanfaatkan prinsip ini, dengan cukup menampilkan beberapa

gambar diam yang sangat berkesan. Dan beberapa usaha ini cukup

berhasil dan efektif, tanpa harus mengeksplorasi gerak animasi yang

berlebihan, namun pesan telah tersampaikan dengan sedikit gerak

animasi, cut to cut beberapa buah gambar yang diambil dari beberapa

bagaian gambar utama (master shoot) dan sedikit gerak kamera sudah

dapat mempesona penonton dan yang paling utama pesan telah

tersampaikan.

Page 32: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

12. Personality

Karakter tokoh film animasi akan lebih kuat, bermakna, hidup dan

berkarakter apabila dipahami terlebih dahulu segala sesuatunya tentang

karakter tersebut, seperti sifat fisik, sifat psikis, latar belakang ekonomi,

sosial budaya, ataupun historisnya, sehingga dapat dideskripsikan dengan

baik bentuk karakter apa yang akan dikembangkan. Penelusuran

pemahaman karakter semacam ini disebut dengan personality, sebagai

suatu bentuk prinsip animasi yang perlu dipahami. Untuk memahami

personality suatu karakter tentunya mau tidak mau harus melakukan

pendalaman studi literatur yang bersinggungan dengan berbagai disiplin

ilmu lain seperti psikologi, sosial, budaya, sejarah, geografi, biologi dan

lain-lain yang berkaitan dengan tuntutan cerita, dalam bentuk data secara

verbal maupun visual. Pendalaman personality pada proses pembuatan

film animasi tak cukup pada karakter tokoh saja tapi juga pada setting

cerita, property dan jalinan cerita yang akan diangkat. Sehingga akan

semakin jelas arah karakter mana yang mau dibawa. Tentunya akan

sangat jelas berkaitan dengan karakter cerita, apakah akan menjadi film

komedi, action, petualangan ataupun drama

(http://forever.ngeblogs.com/prinsip-film-animasi/)

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa animasi

dapat merepresentasikan film yang diperankan oleh manusia. Hal ini

dikarenakan animasi mempunyai kemampuan yang setara untuk

Page 33: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menyampaikan pesan kepada penonton dengan unsur-unsur sinematografi yang

sama dengan film yang diperankan oleh manusia.

3. Proses Pemaknaan dalam Film

Semiotik adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan

dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,

pengirimnya, dan penerimanya oleh mereka yang menggunkannya (Van Zoest

dalam Sudjiman, 1992:5).

Semiotika komunikasi mengkaji tanda atau signal dalam konteks komunikasi yang lebih luas, yaitu yang melibatkan berbagai elemen komunikasi. Pierce melihat tanda (representamen) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari objek referensinya serta pemahaman subjek atas tanda (interpretant). Tanda, menurut pandangan Pierce adalah “...something which stands to somebody for something in some respect or capacity”. Tampak pada definisi Pearce ini peran subjek (somebody) sebagai bagian tak terpisahkan dari pertandaan, yang menjadi landasan bagi semiotika komunikasi. Semiotika komunikasi, menurut Umberto Eco dalam A Theory of Semiotics, adalah semiotika yang menekankan aspek produksi tanda (sign production), ketimbang sistem tanda (sign system). Di dalam semiotika komunikasi, tanda atau signal ditempatkan di dalam rantai komunikasi, sehingga mempunyai peran yang penting dalam komunikasi (Pilliang 2003:266).

Semiotika (semiotics) didefinisikan oleh Ferdinand de Saussure di dalam

Course in General Linguistics, sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda

sebagai bagian dari kehidupan sosial. Implisit dalam definisi Saussure adalah

prinsip, bahwa semiotika sangat menyandarkan dirinya pada aturan main

(rule) atau kode sosial (social code) yang berlaku di di dalam masyarakat,

sehingga tanda dapat dipahami maknanya secara kolektif (Piliang 2003: 256).

Page 34: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Analisis semiotik (semiotical analysis) juga merupakan cara atau metode

untuk menganalisis dan memberi makna-makna terhadap lambang-lambang

yang terdapat dalam satu paket lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang

dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang (sign)

baik yang terdapat pada media massa (seperti berbagai paket tayangan televisi,

karikatur, film, sandiwara, radio, berbagai bentuk iklan), maupun yang terdapat

diluar media massa (seperti karya tulis, patung, candi, monument, fashion show

dan menu masakan suatu food festival) (Pawito, 2007:155-156)

Semiotik digunakan untuk melacak makna-makna yang diangkat dengan

teks berupa lambang-lambang (sign). Dengan kata lain pusat perhatian analisi

semiotik adalah pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam teks (Pawito,

2007:156).

Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak keluar

kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit,

tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Semiotik, menurut Fiske

memiliki tiga kajian utama: (Sobur, 2001:94)

a. Tanda itu sendiri (the sign itself). Hal ini meliputi studi tentang berbagai tanda-tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu berhubungan dengan manusia yang menggunakannya.

b. Kode atau sistem dimana tanda-tanda itu diorganisir (the codes or system into which sign are organized). Studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sebuah kebudayaan atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia, untuk menstramisikannya.

Page 35: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c. Kebudayaan dimana kode atau lambang itu beroperasi (the culture within these codes and signs operate). Hal ini selanjutnya bergantung pada kegunaan kode-kode dan tanda-tanda untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.

Pada perkembangannya, semiotik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

semiotik signifikasi dan semiotik komunikasi. Dulu, semiotika komunikasi

digunakan untuk mempelajari tanda sebagai bagian dari proses komunikasi,

dalam arti bahwa tanda hanya dianggap sebagaimana yang dimaksudkan

pengirim dan demikian juga yang diterima penerima. Sekarang, semiotika

komunikasi sudah lebih menekankan teori tentang produksi tanda, yang salah

satunya mengamsusikan 6 faktor dalam komunikasi, yaitu: pengirim, penerima,

kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan atau hal yang dibicarakan (Sobur,

2004:viii).

Semiotika signifikasi menaruh perhatian pada ‘relasi’ sistemik antara

pernbendaharaan tanda, aturan pengkombinasiannya (kode), serta konsep-

konsep (signified) yang berkaitan dengannya (Sobur, 2004:ix).

Tanda merupakan objek yang menjadi perhatian dalam semiotik. Karena

itu semiotik memfokuskan perhatian utamanya pada teks. Dalam studi semiotik

status penerima pesan atau komunikan dipandang memainkan peran yang lebih

aktif dibandingkan dengan proses yang komunikasi lainnya.

Dalam studi tentang tanda, terdapat tiga unsur yang harus diperhatikan.

Ketiga unsur itu adalah tanda, acuan tanda, dan pengguna tanda. Tanda

Page 36: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsikan oleh indra, dan

mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri serta bergantung pada

identifikasi oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda.

Pierce membagi tanda menjadi tiga, yaitu icon (sesuatu yang melaksakan

fungsinya sebagai penanda yang serupa dengan objeknya), indeks (sesuatu

yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya),

dan simbol (sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh

kaidah secara konvensi telah lazim digunakan oleh masyarakat) (Sobur,

2001:98).

Dalam usaha mencari makna suatu tanda, Pierce membuat teori triangle

meaning, yang terdiri atas sign, object, interpretant. Hubungan segitiga makna

Pierce ditampilkan sebagai berikut: (Soubur, 2001:115).

Gambar 1.1

ELEMEN MAKNA PIERCE

Sumber 1.1: Sobour, 2001:115

Page 37: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Menurut Pierce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek

adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang

ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila

ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah

makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Teori segitiga ini

membahas persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda

itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.

Sedangkan Saussure, lebih meletakkan tanda dalam konteks komunikasi

manusia dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier

(penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah bunyi atau coretan

bermakna, aspek material. Signified adalah gambaran mental, yaitu

pikiran/konsep dari bahasa (Kurniawan, 2001:15). Hubungan antara

keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification.

Dalam kata lain, signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap

dunia (Fiske, 1990:44, dalam Sobur, 2001:115) Seperti yang digambarkan

sebagai berikut:

Page 38: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 1.2

ELEMEN MAKNA SAUSSURE

Sumber 1.2: Fikse, 1990:44

Salah seorang pengikut Saussure, Roland Barthes, mengembangkan

pemikiran Saussure. Ia tidak berhenti pada penanda (signifier) dan petanda

(signified) dalam menjelaskan tanda seperti pada detail Saussure. Ia

berpendapat bahwa dalam masyarakat tanda diproduksi dan dipahami serta

bekembang dalam dua sistem.

Pertama, sistem primer yang merupakan hasil konvensi masyarakat.

Dalam signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan

signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Tahapan ini biasa

disebut denotasi, makna denotasi merupakan makna harafiah dari suatu objek,

yaitu apa yang tergambar pada objek tersebut.

Sistem yang kedua dinamakan sistem sekunder, dimana tanda pada

pelapis pertama (sistem primer) pada akhirnya menjadi signifier yang

berhubungan pula dengan signified pada lapis kedua. Tahap ini biasa disebut

konotasi dimana konotasi adalah suatu tanda yang berhubungan dengan satu

Page 39: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

atau lebih fungsi tanda, makna konotasi dapat bervariasi diantara satu orang

dengan orang lain hal ini disebabkan ada perbedaan diantara mereka (Budiman,

1999:108-109). Atau dengan kata lain konotasi mempunyai makna yang

subjektif atau paling tidak intersubjektif.

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja

melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau

memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan

produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Di dalam mitos

terdapat tiga pola dimensi penanda, petanda dan tanda namun mitos dibangun

oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya. Atau dengan kata lain

mitos adalah sistem pemaknaan tahap kedua. mitos terletak pada tingkat kedua

penandaan, setelah terbentuk sistem tanda – penanda – petanda, dimana tanda

tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudaian memiliki petanda kedua

dan membentuk tanda baru. Hal ini dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Page 40: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

GAMBAR 1.3

SIGNIFIKASI DUA TAHAP BARTHES

Sumber 1.3: Fiske, 1990:88

Selain itu barthes, juga menyoroti relasi antara tanda dengan manusia.

Dengan meminjam istilah Hjemslev, sebagai pengganti konsep – konsep

seperti penanda maupun petanda dari saussure. Barthes membedakan lapis

ekspresi (expression = E) dari lapis isi (content = c). Eksprsi dan isi berelasi

(relation = R) sehingga menghasilkan signifikasi : RC. Sistem ERC pada

tingkat pertama ini pada gilirannya akan menjadi unsur pada sistem tingkat

kedua. Sistem ERC menjadi lapis ekspresi (signifier) dari sistem kedua

(ERC)RC. Dari sinilah oleh Hjemselv dinamakan sebagai semiotik konotatif:

sistem pertama merupakan lapisan denotasi sedangkan sistem kedua (sebagai

perluasan) lapis konotasi. Dengan kata lain, sebuah system konotasi adalah

sistem yang lapis ekspresinya sendiri tersusun oleh sebuah signifikasi

(Budiman, 1999:65).

Page 41: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Konotasi melibatkan simbol-simbol, historis dan hal-hal yang

berhubungan dengan emosi. Di pihak lain, denotasi menunjukkan arti literature

atau eksplisit dari kata-kata dan fenomena yang lain. Pada level ini terbentuk

mitos.

Gambar 1.4

Peta Tanda Barthes

Peta Tanda Roland Barthes

Sumber 1.4: Alex Sobur 2001: 69.

Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi pada saat yang bersamaan, tanda

denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Jadi dalam konsep Barthes tanda

konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan tetapi juga mengandung

kedua tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Dalam pengertian

Barthes denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara

1. Signifier (PENANDA)

2. Signified (PETANDA)

3. Denotative Sign (TANDA DENOTATIF)

4. Connotative signifier (PENANDA KONOTATIF)

6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

5. Connotative signified (PETANDA KONOTATIF)

Page 42: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih

diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, dengan demikian, sensor atau

represi politis. Konotasi menurut Barthes identik dengan operasi ideologi, yang

disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu

periode tertentu dalam tahapan analisis data.

Pada signifikasi yang kedua berhubungan dengan isi, tanda berkerja

melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan Beberapa

aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos adalah produk kelas sosial yang

sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif misalnya mengenai hidup

dan mati, manusia dewa, dan lain sebagainya. Sedangkan mitos saat ini

misalnya mengenai maskulinitas, feminitas, ilmu pengetahuan, life style dan

kesuksesan.

Mitos menurut barthes adalah sebuah sistem komunikasi yang mana

sebuah pesan kemudian mitos tidak akan menjadi sebuah obyek, sebuah

konsep atau sebuah ide, karena mitos adalah sebuah metode penandaan yakni

sebuah bentuk.

Mempelajari mitos adalah suatu teknik yang menarik dan memberikan

hasil yang baik untuk masuk kedalam titik tolak ideologis. Alex sobur

mengatakan bahwa mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideologi

berwujud, mitos dapat berangkai menjadi mitologi yang memainkan peranan

penting dalam satu kesatuan budaya (Sobur, 2001:128).

Page 43: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Selain itu semiotik merupakan suatu pendekatan yang menekankan

kewajaran, fungsi, rasionalitas yang ditemukan dalam berbagai pendekatan

kehidupan dimana bertujan untuk mengungkapkan perilaku orang.

Film adalah produk kebudayaan, di dalamnya terdapat arti denotasi dan

konotasi dari kode-kode yang membuat gambar-gambar dalam film memiliki

arti yang banyak dan beragam. Analisis semiotik bertujuan untuk mengkaji

simbol-simbol yang ada dalam film yang kemudian direpresentasikan dalam

kehidupan nyata, sehingga dapat diperoleh makna tertentu.

Dari dua pernyataan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran budi

pekerti dan toleransi dapat dikaji dengan pendekatan semiotik. Dan jika

dihubungkan dengan film yang merupakan produk budaya, pendekatan

semiotik bertujuan untuk mengkaji simbol-simbol yang ada dalam film yang

kemudian direpresentasikan dalam kehidupan nyata, sehingga dapat diperoleh

makna tertentu.

4. Budi Pekerti dan Toleransi

Pengertian budi pekerti dapat dikaji dari berbagai sudut pandang, antara

lain secara etimologi (asal usul kata), leksikal (kamus), konsepsional (teori)

dan operasional (praktis).

Secara etimologi budi pekerti terdiri dari dua unsur kata, yaitu budi dan

pekerti. Budi dalam bahasa sangsekerta berarti kesadaran, budi, pengertian,

pikiran dan kecerdasan. Kata pekerti berarti aktualisasi, penampilan,

Page 44: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian budi pekerti berarti kesadaran

yang ditampilkan oleh seseorang dalam berprilaku.

Budi pekerti secara operasional merupakan suatu prilaku positif yang

dilakukan melalui kebiasaan. Artinya seseorang diajarkan sesuatu yang baik

mulai dari masa kecil sampai dewasa melalui latihan-latihan, misalnya cara

berpakaian, cara berbicara, cara menyapa dan menghormati orang lain, cara

bersikap menghadapi tamu, cara makan dan minum, cara masuk dan keluar

rumah dan sebagainya.

Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama

yang berisikan kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan

pergaulan antar manusia. Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata

berarti adat, norma, aturan. Krama berarti sopan santun, kelakukan, tindakan

perbuatan. Dengan demikian tata krama berarti adat sopan santun menjadi

bagian dari kehidupan manusia (http://guru-

iskandar.blogspot.com/2007/10/apa-itu-budi-pekerti.html)

Menurut Zuriah (2007:82-85) sifat-sifat yang mengandung budi pekerti

anara lain adalah :

a. Bekerja keras

Sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak

suka berpangku tangan, selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam

melakukan suatu pekerjaan, suka bekerja keras, tekun dan pantang

menyerah.

Page 45: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Berdisiplin

Seseorang dikatakan disiplin apabila melakukan pekerjaan dengan

tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya, serta dikerjakan

dengan penuh kesadaran, ketekunan, dan tanpa paksaan dari siapapun

atau ikhlas.

c. Beriman

Sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya

Tuhan Yang Maha Esa. Ini diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan

dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.

d. Bersyukur

Sikap dan perilaku yang pandai berterimakasih atas rahmat dan

nikmat Tuhan dari Tuhan Yang Maha Esa.

e. Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku yang berani menanggung segala akibat dari

perbuatan yang telah dilakukannya.

f. Bertenggang rasa

Sikap dan perilaku yang mampu mengekang keinginan dan

kepentingan diri dengan ikut memperhatikan kepentingan orang lain.

g. Cermat

Sikap dan perilaku yang menunjukkan ketelitian dan kehati-hatian.

h. Hemat

Page 46: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sikap dan perilaku yang menghargai dan memanfaatkan waktu,

dana dan pikiran sesuai dengan kebutuhan dan tidak menggunakan

sesuatu secara berlebihan

i. Jujur

Sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang,

berkata apa adanya, dan berani mengakui kesalahan.

j. Menghargai karya orang lain

Sikap dan perilaku yang menunjukkan bahwa orang harus bekerja

untuk memperoleh nafkah sehingga kita harus menghargai upaya orang

lain.

k. Menghargai waktu

Sikap dan perilaku yang mampu memanfaatkan waktu yang

tersedia secara efisien dan efektif

l. Pengendalian diri

Sikap dan perilaku yang mampu mempertimbangkan keseimbangan

antara dorongan dari dalam diri (berupa dorongan nafsu) dan dari luar

diri (berupa aturan-aturan yang mengekang).

m. Rela berkorban

Sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas hati

dan kehendak sendiri.

n. Rendah hati

Sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan diri.

Page 47: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

o. Sabar

Sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam

mengendalikan gejolak diri.

p. Setia

Sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian

atas perjanjian yang telah dibuat.

q. Sikap tertib

Sikap dan perilaku yang teratur, taat asas, dan konsisten.

r. Sopan santun

Sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat.

s. Sportif

Sikap dan perilaku ksatria, adil, dan jujur, baik terhadap kawan

maupun lawan

t. Susila

Sikap dan perilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat, yang

dikendalikan oleh nurani dalam tatanan kehidupan yang menyangkut

pengendalian nafsu manusia.

u. Tegas

Sikap dan perilaku yang tidak ragu-ragu dan dalam keadaan sulit

berani mengambil keputusan yang pasti.

v. Tekun

Page 48: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sikap dan perilaku yang menunjukkan kesungguhan yang penuh

daya tahan dan terus-menerus serta tetap semangat dalam melakukan

sesuatu.

w. Tangguh

Sikap dan perilaku yang sukar dikalahkan dan tidak mudah

menyerah dalam mewujudkan suatu tujuan dan cita-cita tertentu.

x. Tepat janji

Sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan yang

bertanggung jawab terhadap apa yang telah disetujui, baik pada diri

sendiri maupun bersama orang lain.

y. Ulet

Sikap dan perilaku yang tetap bertahan meskipun menghadapi

hambatan yang sangat besar atau sulit, tidak mudah putus asa.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa budi pekerti adalah

suatu kebiasaan yang didapat dari suatu proses pembelajaran ketika seseorang

memperhatikan suatu interaksi yang terjadi disekitarnya sehingga dalam proses

pembelajaran tersebut terjadi penilaian dengan akal pikiran dan hati untuk

menentukan apakah interaksi yang terjadi disekitarnya tersebut baik atau tidak.

Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare artinya menahan diri,

bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang

terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak

Page 49: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui

kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya (Masykur, 2001:5)

Menurut Masykur Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:

a. Negatif: Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan

penganutnya hanya dibiarkan saja karena dalam keadaan terpaksa.

Contoh: PKI atau orang-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada

zaman Indonesia baru merdeka.

b. Positif: Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.

Contoh: Anda beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain

didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi penganutnya atau

manusianya Anda hargai.

c. Ekumenis: Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran

mereka itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam

pendirian dan kepercayaan sendiri.

Contoh: Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen

tetapi berbeda aliran atau paham.

5. Prinsip Belajar

Penelitian ini meneliti tentang suatu proses pembelajaran yang terdapat

dalam film Upin & Ipin season 1. Menurut Dalyono (2009: 203) terdapat 5

prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar aktif:

Page 50: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a. Stimulus belajar

Stimuli dapat berbentuk verbal/bahasa, visual, auditif, taktik, dan

lain-lain.

b. Perhatian dan Motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam roses

belajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi, hasil belajar yang

dicapai tidak akan optimal.

c. Respon yang dipelajari

Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila siswa tidak

dilibatkan dalam berbagai kegiatan sebagai respon siswa terhadap

stimulus guru, tidak mungkin mencapai hasil belajar yang

dikehendaki.

d. Penguatan

Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan

siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali

manakala diperlukan.

e. Pemakaian dan Pemindahan

Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi

yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan informasi

yang tak terbatas ini penting sekali pengaturan dan penempatan

informasi sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan.

Page 51: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

6. Elemen Belajar

Selain prinsip belajar, dalam bukunya Dalyono (2009: 212) juga

dijelaskan tentang elemen proses belajar yang dibagi menjadi:

a. Belajar merupakansuatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,

tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan

atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan

oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil

belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang

bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif

mantap; harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang

cukup panjang.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar

menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis,

seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu

masalahberpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

Page 52: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

7. Aktivitas Belajar

Dalam film Upin & Ipin season 1 ini terdapat suatu proses

pembelajaran tentang budi pekerti dan toleransi. Beberapa aktivitas

belajar menurut Dalyono (2009: 218-225) diantaranya:

a. Mendengarkan

Dalam pergaulan terjadi komunikasi verbal berupa percakapan.

Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang

terlibat ataupun yang tidak terlihat tetapi secara tidak langsung

mendengar informasi

b. Memandang

Setiap stimulus visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk

belajar.

c. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mencecap

Meraba, membau, dan mengecap adalah aktivitas sensoris seperti

halnya pada mendengarkan dan memandang. Segenap stimulus

yang dapat diraba, dicium, dan dicecap merupakan situasi yang

memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar.

d. Menulis atau Mencatat

Mencatat termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu

orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta

menggunakansikap tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi

pencapaian tujuan belajar.

Page 53: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

e. Membaca

Belajar memerlukan sikap, membaca untuk keperluan belajar harus

pula menggunakan sikap.

f. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan, dan Menggarisbawahi

Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena

menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya.

g. Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram dan Bagan-bagan

Material non-verbal semacam ini sangat berguna dalam

mempelajari material yang relevan.

h. Menyusun Paper atau Kertas Kerja

i. Mengingat

Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk

mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk proses belajar.

j. Berpikir

Berpikir adalah termasuk proses belajar. Dengan berpikir, orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu

tentang hubungan antar sesuatu.

k. Latihan atau Praktek

Dalam kegiatan berlatih atau praktek, segenap tindakan subyek

terjadi secara integratif dan terarah ke suatu tujuan. Hasil dari

latihan atau praktek itu sendiri akan berupa pengalaman yang dapat

mengubah diri subyek serta mengubah lingkungannya.

Page 54: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

8. Kerangka Berpikir

Film merupakan serangkaian gambar hidup yang disertai dengan suara.

Menurut Van Zoest, sebuah film semata-mata dibangun dengan tanda (Van

Zoest dalam Panuti Sudjiman dan aart van zoest, 1991:1). Tanda-tanda itu

termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik untuk mencapai

efek yang diharapkan.

Gambar yang dinamis dalam film, didukung dengan suara yang

terkandung setiap alur ceritanya merupakan ikonisasi dan simbol bagi realitas

yang dikonotasikannya (Sobur, 2004:128).

Mengingat bahwa tanda-tanda dalam film menggambarkan sesuatu

realitas maka makna menjadi sangat penting, sehingga diperlukan sebuah

analisa interpretasi terhadapnya. Untuk itu digunakan metode analisa semiotik.

Aplikasi metode analisa semiotik (merujuk pada signifikasi dua tahap

Barthes) dalam penelitian ini berorientasi pada tujuan untuk menganalisis

tanda-tanda yang mengandung penggambaran pembelajaran budi pekerti dan

toleransi dalam serial film animasi ”Upin & Ipin season 1” yang diproduksi

tahun 2007 oleh LES’ COPAQUE.

Sebuah film dibangun dari berbagai tanda-tanda yang terjalin sehingga

membentuk cerita dan makna. Makna yang terdapat dalam film tersebut adalah

misi yang hendak disampaikan pembuat film kepada para penontonnya. Makna

yang terbentuk dari tanda-tanda tersebut dapat berupa makna denotatif atau

Page 55: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

makna yang paling nyata atau makna konotatif yang memerlukan kedalaman

interpretasi.

Pada tahap ini penulis memilih metode semiotika Roland Barthes sebagai

pedoman analisis yang paling tepat. Berbagai pembelajaran budi pekerti dan

toleransi yang ada di dalam film serial animasi “Upin & Ipin season 1” baik itu

sifatnya nyata atau tersembunyi dan dianalisis berdasarkan tahap-tahap yang

telah ditentukan yaitu tahap denotasi dan konotasi. Setelah melakukan analisis

mitos maka penulis akan menangkap cerita atau misi dalam film tersebut.

Bagan 1.5

Kerangka Pemikiran

FILM UPIN & IPIN

PEMILIHAN SCENE Indikator Budi Pekerti dan Toleransi:

1. Berdoa (beriman dan bersyukur) 2. Puasa (sabar) 3. Permintaan maaf (jujur) 4. Ikhlas 5. Tenggang Rasa 6. Pengendalian Diri

Semiotik Roland Barthes

1. Konotatif 2. Denotatif

Makna

Page 56: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif

dengan pendekatan semiotika komunikasi. Metode kualitatif merujuk pada

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi, apa yang ditulis dan

dikatakan oleh orang dan tingkah laku yang diamati. Penelitian deskriptif

bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan,

gejala, atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan

gejala lain di masyarakat (Koentjaraningrat, 1994:29). Deskriptif analitik

digunakan karena pada tahap konotasi dalam penelitian ini, tidak hanya

menganalisis temuan-temuan yang terlihat saja tetapi juga menganalisis dari

tanda-tanda yang tidak terlihat yang dihubungkan dengan nilai-niali budaya,

kebiasaan masyarakat, teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

Penelitian kualitatif tidak bekerja dengan mengolah data atau dalam

bilangan yang ditransformasikan menjadi bilangan / angka, tidak diolah dengan

rumus atau ditafsirkan atau diinterpretasikan sesuai ketentuan statistik atau

matematik. Seluruh rangkaian kerja dari proses penelitian ini berlangsung

serempak dan dilakukan dalam bentuk pengumpulan, pengolahan, dan

menginterpretasikan sejumlah data yang bersifat kualitatif (Koentjaraningrat,

1994:29).

Page 57: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Metode Penelitian

Untuk mencapai titik pemaknaan pesan yang disampaikan yang

mencerminkan pembelajaran budi pekerti dan toleransi dalam film animasi

“Upin & Ipin season 1” maka penulis menggunakan metode semiotik.

Semiotika adalah cara (means), teknik (tehnique), dan metode (method) untuk

menganalisa dan menginterpretasi segala bentuk tanda yang terkandung di

dalam media massa maupun non media massa dimana makna tanda

diderivikasikan dari hubungan-hubungan dan konteks-konteks (Berger,

1995:132).

Dengan metode semiotika penelitian ini dititikberatkan tidak pada

pemusatan transmisi pesan, melainkan kepada peranan komunikasi dalam

memantapkan dan memelihara nilai-nilai dan bagaimana nilai-nilai tersebut

memungkinkan proses komunikasi memiliki makna.

Untuk mendapatkan deskripsi semiotik, maka data yang didapat

dihubungkan dengan proposisi teoritis yang sudah dibangun, diorganisasikan

dalam kerangka semiotik, kemudian diinterpretasikan. Selanjutnya, dilakukan

pengecekan ulang baik terhadap data maupun terhadap konsep dan teori.

Makna yang akan diidentifikasi, yang pertama adalah makna denotatif, yaitu

apa yang diungkapkan oleh tanda-tanda secara literal atau common sense.

Common sense adalah makna yang mengambang dan bisa dibaca dari

permukaan. Sehingga makna denotasi merupakan makna yang peling nyata

dari tanda atau makna harafiah.

Page 58: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Selanjutnya akan diidentifikasi makna-makna yang tersembunyi di balik

permukaan tersebut serta bagaimana makna-makna konotasi tersebut

dikonstruksikan. Asosiasi-asosiasi makna atau kode-kode apa saja yang

digunakan untuk memunculkan makna tersebut.

Kehadiran komunikasi massa menjadi faktor lahirnya metode analisis

semiotik. Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang dibangun

dengan tanda-tanda (Van Zoest, 1993 dalam Sobur, 2004:128). Tanda-tanda itu

termasuk berbagai sistem yang bekerja sama baik untuk mencapai efek yang

diharapkan. Film adalah bidang kajian yang amat relevan bagi analisis

semiotik.

Penulis akan mengimplementasikan kaidah-kaidah semiotik dalam

konteks film “Upin & Ipin Season 1”. Dimana symbol dan signal akan

ditelusuri dari korpus penelitian dalam kaitan terhadap pembelajaran budi

pekerti anak. Penguraian elemen penyusun tanda (sign, symbol, dan signal)

tersebut dapat berupa apapun yang terdapat dalam film “Upin & Ipin Season 1”

yang menggambarkan pembelajaran budi pekerti terhadap anak, seperti dialog,

adegan, setting dan lain sebagainya. Elemen-elemen tersebut nantinya akan

dikumpulkan dalam suatu korpus yang akan memudahkan penulis dalam

melakukan penelitian.

Page 59: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Obyek Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan mengambil adegan-adegan (yang

juga disebut sebagai scene) dalam film “Upin & Ipin Season 1” yang

menggambarkan pembelajaran budi pekerti terhadap anak yang diproduksi

LES’ COPAQUE keluaran tahun 2007 terbitan oleh H. Burhanuddin bin Md

Radzi dan Hj. Ainon binti Ariff. Film ini dibuat oleh Malaysia dengan tokoh

utama Upin & Ipin sebagai anak kembar yatim piatu yang hidup bersama

nenek (Opah) dan seorang kakak perempuan (Kak Ros). Dalam film ini Upin

sebagai kakak dan Ipin sebagai adik. Film “Upin & Ipin Season 1” terdapat 6

episode yang masing-masing berdurasi 4-5 menit.

4. Tehnik Pengumpulan Data

a. Pengamatan dan Korpus

Simbol dari film ini yang akan dijadikan obyek penelitian dari penulis

adalah aspek sinematografi yang ditampilkan dalam film sebagai ekspresi

simbolik. Dari hal pemaknaan tanda ataupun simbol dalam film ataupun media,

tidak hanya dilihat dari aspek sosialnya saja. Aspek sinematografi (teknik

pengambilan gambar) juga memiliki andil. Aspek sinematografi dalam

perfilman mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk membangun suatu

penggambaran dari cerita yang ingin disampaikan dan untuk mendukung

naratif serta estetik sebuah film (Pratista, 2008: 89).

Page 60: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

melihat dan mengamati secara seksama film “Upin & Ipin Season 1” yang

terdapat 6 episode dan setiap episode akan dipilih untuk diteliti dengan

mengumpulkan dan menyusun korpus.

Korpus dalam penelitian ini berupa scene-scene dalam film “Upin & Ipin

Season 1” yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berkaitan dengan

pembelajaran budi pekerti dan toleransi.

Korpus sebagai sarana representasi simbol yang difokuskan dalam

simbol audio visual film, meliputi:

1. Visual Image

Segala sesuatu yang tertuang didalam frame yang komposisional

pada suatu shot, berupa perpaduan elemen desain yang berbeda, dan

merupakan gambar yang bergerak. Gerakan akan menghasilkan makna.

Visual Image dibangun oleh visual styles seperti warna, ekspresi,

keseimbangan, gerak dan ruang. Image ini direpresentasikan dari

karakter internal dan eksternal yang berasal dari image lain di dalam film

maupun pengetahuan tentang film lain. Dimana karakter internal tersebut

termasuk di dalamnya adalah komposisi visual dan kamera movement,

setting, lighting dan editing

Page 61: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Sumber Suara

Dalam hal ini suara dapat menampilkan ekspresi melalui

karakteristiknya sebagaimana referensinya terhadap konteks film secara

keseluruhan. Suara akan membawa implikasi dan efek emosional sendiri,

serta makna dari sebuah film. Suara yang akan sebagai bahan penelitian

difokuskan pada dialog yang dilakukan tokoh yang relevan dengan

pemikiran yang akan dilakukan.

a. Sound Effect

Sound Effect meliputi semua suara-suara atau bunyi-bunyian yang

terdapat dalam Film tersebut.

b. Narasi

Narasi merupakan teks/cerita pengantar yang cenderung menjelaskan

tentang gambar yang tengah ditayangkan dalam Film.

3. Dunia Rekaan

Berupa karakter, yaitu kesan tokoh atau kepribadian yang

ditampilkan, yang beraksi dan mempunyai persepsi serta emosi. Lokasi,

periode waktu dapat membangun setting yang diciptakan dalam film.

b. Studi Dokumenter dan Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan klasifikasi bahan-

bahan tertulis yang berhubungan dengan konsep penelitian. Studi

Page 62: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dokumenter meliputi artikel-artikel, situs internet dan buku-buku tentang

rumusan masalah penelitian.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diambil dari Beberapa scene pada film “Upin & Ipin Season

1”. Yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang berkaitan dengan penelitian

ini, yaitu pembelajaran budi pekerti dan toleransi.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dengan cara mengambil dari berbagai sumber

berupa tulisan artikel, buku-buku, sumber-sumber dari internet yang

berkaitan dengan objek penelitian yang dapat mendukung penelitian ini.

6. Analisis Data

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode semiotika

Roland Barthes. Peneliti akan mengambil adegan-adegan dari film “Upin &

Ipin Season 1” yang mengandung penggambaran pembelajaran budi pekerti

terhadap anak sesuai dengan konsep dan kategori yang menjadi acuan peneliti.

Dari adegan tersebut kemudian dianalisa dengan analisa semiotika Roland

Barthes. Untuk mendapatkan deskripsi semiotik, maka data yang didapat

dihubungkan dengan proposisi teoritis yang sudah dibangun, diorganisasikan

dalam kerangka semiotik, kemudian diinterpretasikan. Selanjutnya, dilakukan

Page 63: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pengecekan ulang baik terhadap data maupun terhadap konsep dan teori.

Langkah-langkah analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan pengamatan mendalam dan mengenali lebih jauh

tanda-tanda komunikasi yang terdapat dalam Film animasi Upin & Ipin

baik berupa audio maupun visualnya berupa lambang-lambang serta

unsur sinematografi.

b. Dari data yang telah didapat berupa korpus yang di dalamnya terdapat

scene-scene yang merepresentasikan pembelajaran budi pekerti dan

toleransi untuk selanjutnya dijelaskan makna denotasinya. Makna

denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, yaitu apa yang

digambarkan tanda terhadap sebuah obyek. Denotasi didapat dari

pengamatan langsung dari tanda-tanda yang ada yang menghasilkan

makna nyata, makna yang sebenarnya hadir.

c. Kemudian berdasarkan makna denotasi yang telah didapatkan maka akan

didapat makna-makna konotasi dari lambang-lambang komunikasi yang

ada. Makna konotasi merupakan penciptaan makna lapis kedua yang

terbentuk ketika lambang denotasi dikaitkan dengan aspek psikologis,

seperti perasaan, emosi, atau keyakinan. Karena pada dasarnya penanda

konotasi dibangun dari tanda-tanda dari sistem denotasi. Biasanya

beberapa tanda denotasi dapat dikelompokkan bersama untuk

membentuk satu konotator tunggal; sedang petanda konotasi berciri

sekaligus umum, global, dan tersebar. Petanda ini memiliki komunikasi

Page 64: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang sangat dekat dengan budaya, pengetahuan, dan sejarah (Kurniawan,

2001: 68). Maka pada akhirnya berdasarkan makna-makna yang berlaku

di dalam masyarakat peneliti mendapatkan makna konotasi Film animasi

Upin & Ipin tersebut.

d. Untuk dapat membongkar sebuah makna ideologis dari praktik

pertandaan, diperlukan prinsip-prinsip intertektualitas dan

intersubyektifitas. Teks dalam pengertian umum adalah dunia semesta

ini, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat, kebudayaan,

film, iklan secara pengertian umum adalah teks. Dimulai dengan analisis

bersifat teknis (kode-kode verbal dan nonverbal dalam iklan), kajian

semiotika senantiasa menghubungkan isi teks dengan ”teks” lain berupa

isi media lain dan bahkan fenomena sosiokultural masyarakat yang lebih

luas. Asumsi dasar interteks adalah sebuah teks tidak dapat dilepaskan

sama sekali dari teks lain atau tidak dapat berdiri sendiri (Endraswara,

2003:131). Prinsip intertekstualitas adalah di dalam suatu teks terdapat

suatu teks lain yang dipengaruhi oleh latar belakang teks tersebut. Begitu

pula dengan intersubyektifitas, pemaknaan terhadap suatu teks akan

dipengaruhi oleh latar belakang dan pola pikir subyek lain yang

memaknai teks tersebut sebelumnya, sehingga akan mempengaruhi hasil

dari pemaknaan teks tersebut.

Page 65: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Analisis dilakukan per-scene yang menunjukkan penggambaran

pembelajaran budi pekerti dan toleransi dalam film “Upin & Ipin Season 1”.

Kemudian dianalisis mulai dari makna denotasi, konotasi.

Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis semiotik yang dilakukan per-

scene yang mengandung penggambaran pembelajaran budi pekerti dan

toleransi. Dan setelah didapat hasil analisa penggambaran pembelajaran budi

pekerti dan toleransi dalam film “Upin & Ipin Season 1” kemudian hasil

analisa dari film tersebut dapat diambil suatu kesimpulan tentang

penggambaran pembelajaran budi pekerti dan toleransi dalam film “Upin &

Ipin Season 1”

Page 66: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB II

DESKRIPSI FILM UPIN & IPIN SEASON 1

A. Latar Belakang Film Upin & Ipin Season 1

Pada awalnya film Upin & Ipin season 1 termasuk dalam gagasan

film “Geng: Pengembaraan Bermula”, Upin & Ipin dibuat oleh Mohd

Nizam Abdul Razak, Mohd Safwan Abdul Karim dan Usamah Zaid, para

pemilik Les ‘Copaque. Upin & Ipin pada saat itu ditayangkan khusus

untuk menyambut Ramadhan pada tahun 2007 untuk mendidik anak-anak

mengenai arti dan kepentingan bulan suci. Sambutan meriah terhadap

kartun pendek ini mendorong Les ‘Copaque agar menerbitkan satu sesi

lagi menyambut Ramadhan yang berikutnya

(http://www.upindanipin.com.my/)

B. Latar Belakang Produksi

Les ‘Copaque adalah sebuah organisasi pembuatan animasi 3

dimensi yang berada di Syah Alam, Selangor, Malaysia. Les ‘Copaque

bukan hanya mengerjakan proyek animasi bahkan menjadi organisasi

pembuatan secara penuh yang mengerjakan dari ide, gagasan, rekaman

suara hingga pasca produksi yang disertakan dengan karya animasinya.

Studio ini banyak mempekerjakan tenaga-tenaga muda berbakat.

Page 67: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Les ‘Copaque didirikan pada bulan Desember 2005 menjadi ujung

tombak industri animasi Malaysia dan menyediakan kesempatan bagi

lulusan lokal untuk menunjukkan kemampuan mereka. Les ‘Copaque

mengkhususkan diri dalam memproduksi animasi 3D berkualitas tinggi

dengan gambar lokal tetapi memiliki daya tarik global

(http://id.wikipedia.org/wiki/Les%27_Copaque)

C. Seputar Film Serial Animasi Upin & Ipin

Upin & Ipin adalah serial animasi tentang sepasang anak kembar 5

tahun bernama Upin & Ipin yang menghadapi pengalaman pertama

mereka berpuasa di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan sedemikian rupa

dari sudut pandang mereka yang sederhana, lucu dan kocak. Nenek

mereka, Opah dan kakak mereka, Ros akan memberi mereka nasihat dan

bimbingan selama cerita berlangsung. Nilai-nilai yang baik akan mudah

dipahami oleh anak-anak dan akan berkesan mendalam pada mereka

karena dikaitkan melalui alur cerita secara halus. Meskipun serial ini

dibuat untuk ditayangkan selama bulan Ramadhan, mereka juga cocok

ditampilkan sepanjang tahun karena mengandung nilai-nilai moral dan

pendidikan bagi anak-anak.

Penghargaan atas Film Serial Animasi Upin & Ipin

1. 2007

Festival Film Antar Bangsa Kuala Lumpur : Animasi Terbaik

Page 68: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2. 2009

Anugrah Shout : Best On-Screen Chemistry

3. 2010

Indonesian Kids Choise Awards

D. Tokoh dalam Film Animasi Upin & Ipin

Nama : Upin & Ipin

Pengisi suara : Nur Fathiah Diaz

Keterangan :

Upin dan Ipin adalah dua saudara kembar

asal Melayu yang tinggal bersama kakak

dan Opah mereka dalam sebuah rumah di

kampung Durian Runtuh. Mereka

kehilangan ayah dan ibunya ketika masih

bayi.

Upin lahir lima menit lebih awal dari Ipin.

Untuk membedakan sudara kembar yang

berkepala botak ini, Upin memiliki sehelai

rambut dikepalanya dan selalu memakai

baju kuning yang tertulis huruf U,

sementara Ipin tidak memiliki rambut,

memakai baju biru yang tertulis huruf I,

dan selalu memakai kain merah di lehernya

Page 69: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Nama : Kak Ros

Pengisi Suara : Noor Ezdiani Fauwzi

Keterangan :

Merupakan kakak sulung dari Upin dan

Ipin. Dari luar dia tampak galak, tapi

sebenarnya ia adalah seorang kakak yang

penuh kasih sayang. Dia suka mengambil

kesempatan untuk mempermainka adik-

adiknya.

Nama : Opah

Pengisi Suara : Hjh. Ainon Ariff

Keterangan :

Merupakan nenek dari Upin, Ipin dan Ros.

Beliau berhati bersih dan sering

memanjakan Upin dan Ipin. Ia mengetahui

banyak hal duniawi dan keagamaan.

Ia lebih sering dipanggil Opah.

Page 70: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Nama : Mei-Mei

Pengisi suara : Yap Ee Jean

Keterangan :

Merupakan seorang keturunan Cina yang

sopan, rajin, dan pintar dikalangan teman-

teman Upin dan Ipin. Mei-Mei adalah anak

terpintar di kelasnya. Dalam musim

pertama Upin & Ipin, meskipun

berketurunan Cina dan bukan beragama

Islam, melainkan Agama Konghucu. Mei

Mei sempat mengingatkan Upin dan Ipin

agar tidak membangkitkan kemurkaan

Tuhan mereka' dengan tidak berpuasa.

Nama : Mohammad Al Hafezzi (Fizi)

Pengisi suara : Ida Rahayu Yusoff

Keterangan :

Salah satu teman Upin dan Ipin yang selalu

penuh dengan keyakinan dan amat

dimanjakan oleh orangtuanya. Kadang ia

lebih kelihatan menyombongkan diri dan

mengejek.

Page 71: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Nama : Ehsan bin Azaruddin

Pengisi suara : Mohd. Syahmid Abdul

Hamid

Keterangan :

Ehsan adalah sepupu Fizi yang tinggal di

sebelah rumahnya. Dia juga menyandang

jabatan sebagai ketua kelas. Meskipun suka

makan, menyendiri dan cerewet, dia

tetaplah seorang kawan yang setia.

Nama : Kakek Dalang (Isnin bin Khamis)

Pengisi suara : Abu Shafian Abdul Hamid

Keterangan :

Merupakan ketua penghulu kampung

Durian Runtuh dan dalang wayang kulit

yang berkali-kali menjuarai pertandingan

wayang kulit. Kakek Dalang banyak

diminta pertolongannya oleh Upin, Ipin

dan kawan-kawan, disamping emberi

nasihat kepada mereka. Kakek Dalang

mempunyai beberapa pohon rambutan

untuk dijual buahnya dan seekor ayam

jantan peliharaan bernama Rembo.

Page 72: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Nama : Rajoo

Pengisi suara : Kannan a/l Rajan

Keterangan :

Merupakan anak laki-laki pak Muthu.

Seorang teman karib Upin dan Ipin yang

berusia lima tahun lebih tua dari saudara

kembar itu dan oleh karena itu seolah-olah

menjadi kakak mereka. Rajoo mempunyai

seekor lembu yang bernama Sapy yang

juga dijadikan alat pengangkut pribadinya.

Nama : Salleh (Sally)

Pengisi suara : Ros Hasrol Ahmad

Keterangan :

Terkenal sebagai laki-laki feminin yang

galak dan sirik

Page 73: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

E. Kru Dalam Film Animasi Upin & Ipin Season 1

CAST

Nur Fathiah Diaz sebagai Upin & Ipin

Noor Ezdiani Fauwzi sebagai Kak Ros

Hjh. Ainon Ariff sebagai Nenek ( Opah )

Yap Ee Jean sebagai Mei-Mei

Ida Rahayu Yusoff sebagai Fizi

Mohd. Syahmid Abdul Hamid sebagai Ehsan

Abu Shafian Abdul Hamid sebagai Kakek Dalang

Kannan a/l Rajan sebagai Rajoo

Ros Hasrol Ahmad sebagai Salleh

PRODUCTION

Penerbit : Hj. Burhanuddin bin Md Radzi

Hjh. Ainon binti Arif

Director : Mohd Nizam bin Abd Razak

Technic Director : Mohd Safwan bin Ab Karim

Animation Director : Muhammad Usamah Zaid bin Yasin

Animator : Jefry bin Mahadi Affandi

Kee Yong Pin

Nazrul Hadi bin Nazlan

Page 74: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Alexander Teoh Yen Hao

Co. Animator : Yap Ee Jean

Choy Seng Kee

Mohd Shafiq bin Mohd Isa

Mohd Faiz bin Mohd Hanafiah

Zdubir bin Mohammed Zakaria

Mohamad Syazwan bin Mohamad Shukri

Mohd Syafiq bin Abd Malek

Ahmad Hafiz bin Latif

Nasrul Hakim bin Mohamad

Sound : Noor Ezdiani binti Ahmad Fawzi

Music : Wong Yu-Ri (Mushroom Music)

Script Writer : Muhammad Anas bin Abdul Aziz

Ehsan bin Azharuddin

Story Board : Fuad bin Md Din

Ida Rahayu binti Isop@Yusoff

3D Model : Mohd Safwan bin Ab Karim

Tan Shiek Wei

Mohd Rukhairy bin Abdul Rahman

Abdul Azim bin Abdul Halim

Art Character : Tan Shiek Wei

Hazwan Ahmad bin Sri Nusa Ahmad

Sharil bin Adnan

Page 75: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Render : Mohd Zarin bin Abdul Karim

Tang Ying Sowk

Marketing : Mohd Al Hafizi bin Abu Bakar

Administrator : Khairiah Hafizan binti Mazhar

Diproduksi Oleh : Les Copaque Production

Tahun Produksi : 2007

Page 76: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB III

ANALISIS DATA

Analisis data merupakan suatu bagian yang menuju titik akhir dari sebuah

penelitian. Analisis data merupakan proses pengorganisasian, pengelompokan,

dan pengurutan atas data yang ada kedalam suatu kategori tertentu dan kemudian

memaknainya melalui metode analisa yang dipilih. Pada penelitian ini, analisis

data dilakukan dengan menghadirkan korpus berupa unsur-unsur sinematografis

dalam bentuk scene yang terdapat dalam film. Analisis dilakukan melalui sudut

pandang sinematografis secara denotatif yang meliputi tampilan visual image dan

sound untuk mendapatkan makna denotasi. Visual image sebagai wujud dari

komunikasi non verbal meliputi komposisi visual (visual composition),

pergerakan kamera (camera movement), latar waktu dan tempat (setting), serta

pencahayaan (lighting). Sedangkan sound meliputi suara latar (backsound), baik

berupa musik maupun special effect lainnya. Kedua, analisis dilakukan dari sudut

pandang sinematografis secara konotatif terhadap visualisasi film sebagai tahapan

analisis sosial dan budaya, sehingga dapat diperoleh makna konotasi

Analisa terhadap film “Upin & Ipin Season 1” yang menjadi obyek dalam

penelitian ini dilakukan dengan mengartikan dan memaknai pesan yang terdapat

dalam tanda-tanda di film yang menunjukkan pembelajaran budi pekerti dan

toleransi. Beberapa adegan yang dianggap menggambarkan pembelajaran budi

pekerti dan toleransi dipilih dan dibingkai untuk kemudian dianalisis dengan

metode semiotika dalam melihat penggambaran pembelajaran tersebut.

Page 77: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tanda tersebut terangkai dalam scene-scene yang memberikan makna secara

lebih mendalam yang akhirnya dapat ditentukan mana yang akan menjadi scene

kunci. Proses interpretasi simbol akan dilakukan dengan memilih scene-scene

kunci yang dianggap dapat mewakili kategorisasi yang telah ditentukan

sebelumnya. Pemilihan scene kunci ini akan dilakukan se-proporsional mungkin

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Menurut teori Barthes, makna denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat

pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi

justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan dengan demikian,

sensor atau represi politis. Konotasi menurut Barthes identik dengan operasi

ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu

periode tertentu (Sobur, 2004: 70).

Makna denotasi dapat ditemukan dari hubungan antara penanda dan petanda

dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal, misalnya untuk gambar teknis,

informasi ataupun aspek-aspek yang berkaitan dengan produksi, cenderung

digunakan tanda-tanda visual yang bersifat denotatif. Sedangkan makna konotasi

menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan

seseorang; maka untuk hal-hal yang bermuatan ekspresi, seperti bentuk, citra,

motif, ornament ataupun hal-hal yang bersentuhan dengan aspek humanisitis.

Pada konotasi, aspek ekspresi jauh lebih besar dibanding muatan pengertian

yang terdapat dalam denotasi. Oleh karena itu, makna denotasi dapat dikatakan

sebagai makna yang sebenarnya sesuai dengan obyek atau citra tersebut dan

Page 78: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

makna konotasi mengungkap makna yang tersembunyi dalam suatu teks. Tanda-

tanda denotasi yang telah muncul kemudian menjadi penanda (signifier) konotasi.

Setelah menguraikan makna denotasi yang terkandung dalam film Upin &

Ipin season 1, maka dilakukan analisis lebih lanjut dengan proses signifikasi

tingkat kedua. Pemaknaan tahap kedua ini, bermaksud mengungkapkan makna

tersembunyi yang terdapat dalam sebuah teks. Selanjutnya, peneliti mencoba

memahami makna yang terkandung dalam film Upin & Ipin, dengan mengamati

tanda-tanda audio dan visual secara lebih seksama.

Dalam penelitian ini, korpus peneitian yang terdiri dari scene yang dipilih

dan mewakili pembelajaran budi pekerti dan toleransi.

A. Analisis Film Upin dan Ipin Season 1

Film ini berdurasi 26 menit 28 detik dimana didalamnya dibagi menjadi

beberapa episode. Masing masing episode berdurasi antara 3 hingga 5 menit yang

di dalamnya terdapat pesan-pesan tentang pembelajaran budi pekerti dan toleransi

yang berbeda-beda.

1. Korpus 1 Episode 1 Scene 1

Page 79: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar 4 orang anak sedang bermain kelereng

bersama yang ber-setting halaman yang menggambarkan keadaan sore hari.

Gambar ini menggunakan pengambilan long shot. Visualisas berikutnya

adalah gambar seorang anak yang bernama Rajoo terlihat sedang serius

melakukan gilirannya bermain, visualisasi ini menggunakan pengambilan

medium shot. Adegan selanjutnya berupa gambar Ipin dan Ipin yang

menghela nafas menunggu giliran bermain yang kemudian diiringi dengan

suara adzan maghrib dari kejauhan, kemudian Upin mengingatkan Ipin

Untuk bergegas pulang dengan mengatakan “Ish Maghrib! cepat balik!” lalu

mereka memunguti kelereng dan berlari pulang sehingga membuat Rajoo

dan Mei-Mei kaget. Kemudian diikuti gambar Rajoo yang berteriak “hey

tunggu!”. Visualisasi scene ini diikuti dengan gambar Upin dan Ipin yang

akan masuk rumah disambut oleh Kak Ros yang menyuruh Upin dan Ipin

“ha! cepat masuk mandi, lepas sembahyang, mengaji!” yang artinya adalah

menyuruh Upin dan Ipin untuk segera mandi kemudian dilanjutkan dengan

ibadah sholat maghrib yang diteruskan dengan mengaji. Adegan diikuti

dengan gambar Kak Ros menutup jendela rumah. Kemudian scene ini

ditutup dengan teknik fade out.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar empat orang anak, Upin, Ipin, Rajoo

dan Mei-mei yang sedang bermain kelereng. Gambar ini menggunakan

Page 80: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tehnik pengambilan long shot dan ber-setting sore hari. Long shot ini

digunakan sebagai establishing shot, yakni sebagai shot pembuka sebelum

digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat (Pratista, 2008: hal 105).

Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau musim sesuai konteks

naratifnya (Pratista, 2008: hal 67). Kemudian diikuti dengan gambar

medium shot yang menunjukkan Rajoo masih tertarik melakukan gilirannya

bermain. Medium shot ini digunakan untuk menunjukkan gestur atau

ekspresi wajah Rajoo yang tertarik dalam bermain kelereng (Pratista, 2008:

hal 105). Ekspresi Rojoo yang menatap lama dan tetap pada kelereng yang

dimainkan mengisyaratkan bahwa Rajoo sangat tertarik untuk melakukan

gilirannya. Ekspresi menatap lama dan tetap pada obyek mengisyaratkan

ketertarikan (Horriyah, 2010: 86).

Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang sedang terlihat bosan

menuggu giliran, namun kemudian dari kejauhan terdengar suara adzan

maghrib (backsound adzan) langsung seketika itu juga Upin terhenyak dan

teringat bahwa hari sudah menjelang petang dan mengingatkan Ipin untuk

segera pulang dengan kalimat “Ish Maghrib! cepat balik!” yang kemudian

tanpa basa-basi Upin dan Ipin segera memunguti kelerengnya dan berlari

pulang. Sorot mata layu yang di ekspresikan Upin dan Ipin mengisyaratkan

bahwa keduanya bosan menunggu Rajoo yang terlalu lama menggunakan

gilirannya bermain. Sorot mata yang layu tidak bisa dibuat-buat agar tampak

bahwa orang tersebut mengantuk atau bosan (Horriyah, 2010: 115).

Page 81: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Visualisasi kemudian diikuti gambar Rajoo yang berteriak “hey

tunggu!” yang menggunakan tehnik deep focus. Deep focus ini digunakan

untuk memberi kesan sebuah aksi yang sama pentingnya baik latar maupun

latar belakang (Pratista, 2008: hal 97). Sampai di depan rumah terlihat

sosok Kak Ros di jendela rumah dan mengatakan “ha! cepat masuk mandi,

lepas sembahyang, mengaji!” kepada Upin dan Ipin dengan volume suara

yang naik, selanjutnya scene ini ditutup dengan teknik fade out. Fade out

umumnya digunakan untuk menutup sebuah adegan (Pratista, 2008: 126).

Scene tersebut mencerminkan bagaimana Upin dan Ipin yang tengah

asyik bermain bersama teman-temannya tetap mengingat tentang pentingnya

kedisiplinan yang merupakan salah satu bagian dari budi pekerti. Seseorang

dikatakan disiplin apabila melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur

sesuai dengan waktu dan tempatnya, serta dikerjakan dengan penuh

kesadaran, ketekunan, dan tanpa paksaan dari siapapun atau ikhlas (Zuriah,

2007:83). Ini terlihat saat Upin mendengar suara adzan dan langsung

mengajak Ipin untuk segera pulang karena menyadari bahwa hari sudah

mulai petang yang mana tidak baik bagi anak-anak seusia mereka untuk

tetap bermain.

Scene ini juga mengingatkan anak-anak yang menonton acara ini akan

pentingnya keimanan. Hal ini terlihat saat Kak Ros mengingatkan Upin dan

Ipin untuk segera mandi lalu bersembahyang dan tidak lupa diikuti dengan

mengaji. Penggunaan suara Kak Ros yang tinggi terkesan mempertegas

pesan yang disampaikan dalam kalimat ini akan pentingnya keimanan

Page 82: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(Pratista, 2008: 157). Beriman termasuk salah satu unsur budi pekerti.

Beriman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan

adanya Tuhan Yang Maha Esa. Ini diwujudkan dengan kepatuhan dan

ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala

larangan-Nya (Zuriah, 2007:83).

2. Korpus 2 Episode 1 scene 2

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar rumah dengan menggunakan teknik

extreme long shot dan ber-setting malam hari dan menggunakan noise suara

jangkrik disertai dengan masuknya suara televisi degan teknik offscreen

sound “dengan ini, menyatakan bahwa esok awal dimulainya puasa”.

Diikuti dengan visualisasi berikutnya berupa gambar Upin dan Ipin sedang

makan yang diiringi dengan pertanyaan Ipin kepada kakaknya “Kak Ros

buka tivi berapa tu?” yang kemudian disambut dengan jawaban offscreen

sound dari Kak Ros “tv9”. Gambar berikutnya berupa visualisai Ipin yang

mengatakan “ha, bagus-bagus” sambil mengangguk-anggukkan kepala.

Page 83: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Adegan selanjutnya adalah gambar suasana meja makan dengan Upin, Ipin,

Opah yang di ikuti dengan masuknya Kak Ros dalam frame.

Scene ini diikuti dengan gambar Kak Ros yang hendak duduk di

samping Opah sambil berkata kepada Opah “Opah, esok dah mulai puasa”

dan dilanjutkan dengan Opah yang berkata kepada Upin dan Ipin “ha, kau

orang berduapun kena puasa”, gambar ini menggunakan teknik medium

shot. Visualisasi berikutnya dilajutkan dengan gambar medium shot sosok

Upin dan Ipin yang sedang makan, kemudian Upin terlihat terkejut dan

bertanya “ha! Puasa?” sambil berusaha memanggil Ipin yang sedang asyik

makan dan hanya menjawab “oh, boleh boleh boleh” dan diikuti Upin yang

bertanya kepada Opah “puasa tu apa Opah?”. Adegan berikutnya berupa

gambar medium close-up sosok Opah yang menjawab “puasa tu,kita tak

boleh makan tak boleh minum dari pagi saaampai petang, paham?”.

Kemudian dilanjutkan dengan visualisasi Ipin yang kaget dan berkata “ha!?

tak boleh makan? matilah?” dengan ekspresi takut, gambar ini

menggunakan teknik medium close-up. Disusul dengan visualisasi Kak Ros

yang sedang mengambil nasi sambil menjawab “halah, tak ada matinya”

Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close-up Upin dan Ipin

yang disusul pertanyaan Upin “kenapa kita harus puasa Opah?” sambil

terlihat Ipin yang memeluk ayam goreng. Scene ini diikuti dengan gambar

keadaan meja makan yang kemudian diisi perkataan Opah “orang Islam

wajib puasa, Tuhan suruh” gambar ini menggunakan teknik medium long-

shot. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close-up sosok Opah

Page 84: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

yang melanjutkan perkataannya “supaya kita tahu macam mana rasanya

orang yang kelaparan” dengan ekspresi serius. Adegan dilanjutkan dengan

gambar Upin dan Ipin yang kembali bertanya “tapi Opah, kita kan kecik

lagi” yang di iringi anggukkan Ipin, gambar ini mengggunakan teknik

medium shot. Kemudian diikuti dengan gambar Opah dan Kak Ros yang

diisi dengan Opah menjawab “ya lah, kecik-kecik lah kena belajar puasa”.

Visualisasi berikutnya adalah gambar medium shot sosok Upin dan Ipin

dimana Ipin menjawab “betul betul betul” sambil asyik memakan

makanannya, disusul dengan ekspresi kesal Upin kepada Ipin. Visualisasi

diikuti gambar yang menampakkan Opah dan Kak Ros, dimana Opah

berkata “ha, malam ni tidur awal, besok pagi keda bangun sahur”.

Kemudian masih dengan ekspresi kesal kepada Ipin, Upin kembali bertanya

“sahur tu, apa pula?” gambar ini menggunakan teknik medium close-up.

Visualisasi kemudian berpindah kepada Opah yang menjawab “sahur tu,

pagi-pagi kita bangun, kita makan, kita minum nah nanti bolehlah tahan

puasa”. Kemudian dilanjutkan dengan gambar ruang makan dengan teknik

long shot dengan disertai perkataan Opah “ha dah dah habiskan makanan tu

cepat” lalu scene ditutup dengan fade out.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar rumah dengan menggunakan teknik

extreme long shot dan ber-setting malam hari. Extreme long shot umumnya

untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang

Page 85: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

luas (Pratista, 2008: 105). Setting dapat memberikan informasi waktu, era

atau musim sesuai konteks naratifnya (Pratista, 2008: hal 67). Selain itu,

scene ini juga diawali dengan menggunakan noise berupa suara jangkrik

disertai dengan masuknya suara televisi berupa offscreen sound “dengan ini,

menyatakan bahwa esok awal dimulainya puasa”. Noise salah satu

fungsinya adalah sebagai pengisi suara latar, penonton sebisa mungkin

mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita,

sehingga terdengar nyata layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya

(Pratista, 2008:156). Offscreen sound merupakan suara yang berasal dari

luar frame. Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan,

ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya (Pratista, 2008: 161). Dalam

hal ini offscreen sound ditujukan sebagai informasi cerita bahwa dalam

setting tersebut akan menjelang puasa di keesokan harinya.

Adegan berlanjut dengan gambar keadaan di dalam ruang makan dimana

Upin, Ipin, Kak Ros dan Opah makan malam bersama dan kemudian dibuka

oleh perkataan Kak Ros kepada Opah dimana Kak Ros mengingatkan

bahwa besok sudah mulai puasa yang kemudian dilanjutkan dengan Opah

yang memberitahu bahwa Upin dan Ipin juga harus melaksanakan puasa.

Hal ini ditanggapi Upin dan Ipin dengan kaget dengan ekspresinya yang

kemudian diikuti dengan penjelasan-penjelasan Opah tentang pentingnya

puasa dan tata caranya termasuk sahur.

Scene ini mencerminkan pola pendidikan yang diterapkan Opah kepada

Upin dan Ipin dengan pola pendidikan mendengarkan. Hal ini ditunjukkan

Page 86: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dengan penjelasan Opah kepada Upin dan Ipin tentang alasan dibalik

anjuran berpuasa. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan

seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengar secara aktif dan

bertujuan (Dalyono, 2009: 219). Upin dan Ipin yang pada awalnya

berekspresi kaget dan takut setelah mengetahui bahwa puasa mempunyai

arti tidak boleh makan dan minum. Ekspresi wajah saat mata terbuka lebar,

alis dinaikkan dan rahang yang terbuka lebar menunjukkan bahwa Upin dan

Ipin mengalami keterkejutan. Keterkejutan dalam hal ini mempunyai arti

bahwa Upin dan Ipin merasakan khawatir serta takut karena larangan untuk

tidak makan dan minum selama melaksanakan puasa. Hampir seketika mata

mereka tertutup rapat (dalam terkejut mata ternuka lebar), alis mereka

diturunkan (dalam terkejut alis dinaikkan) , dan bibir mereka mengencang

dengan keras (dalam terkejut rahang terbuka lebar) (Ekman, 2010: 265).

Dalam scene ini Opah mengatakan bahwasanya tujuan puasa adalah

supaya kita bisa merasakan rasanya orang yang kelaparan dan belajar untuk

bersyukur, bersyukur merupakan salah satu ciri budi pekerti yaitu sikap dan

perilaku yang pandai berterimakasih ats rahmat dan nikmat dari Tuhan

Yang Maha Esa (Zuriah, 2007: 83). Opah mengajarkan kepada Upin dan

Ipin cara bersyukur dengan mempraktekkan puasa sejak kecil yang

tercermin dalam kalimat “ya lah, kecik-kecik lah kena belajar puasa”,

karena pembelajaran adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihan

atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

Page 87: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar

(Dalyono, 2009: 212).

Scene ini gambar cenderung sering menggunakan teknik medium dan

medium close-up hal ini dikarenakan untuk menunjukkan gestur serta

ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa yang terkandung dalam

percakapan itu mempunyai pesan penting (Pratista, 2008: 105). Teknik ini

menggambarkan bahwa pembuat film ingin menyampaikan bahwa semua

atau sebagian besar pesan dalam scene ini mempunyai arti yang penting

tentang penyampaian pesan pembelajaran budi pekerti terhadap anak.

Dalam scene ini proses pembelajaran yang disampaikan adalah dengan

metode mendengarkan, hal ini ditunjukkan Upin dan Ipin saat

mendengarkan penjelasan puasa dari Opah.

3. Korpus 3 Episode 1 scene 3

a. Makna Denotasi

Scene ini kembali diawali dengan gambar landscape pemandangan

sekitar rumah yang sudah larut malam, gambar ini juga kembali

menggunakan teknik pengambilan extreme longshot. Selain itu gambar

Page 88: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pembuka scene ini juga menggunakan noise berupa suara jangkrik. Adegan

dilanjutkan dengan setting kamar tidur Upin dan Ipin, adengan ini

menggunakan teknik pencahayaan low key lighting, dimana Upin dan Ipin

terlihat masih tertidur lelap. Visualisasi berikutnya adalah masuknya

offscreen sound berupa derit pintu disusul dengan suara Kak Ros yang

berusaha membangunkan Upin dan Ipin “Upin, Ipin, bangun sahur!”

kemudian dilanjutkan dengan adegan kak Ros yang menggoyang-goyang

tubuh Upin yang sedang tidur sambil berkata “ish, cepat bangun”.

Adegan berikutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang tertidur, namun

Upin sudah mulai bergerak sambil menguap lebar. Kemudian dilanjutkan

dengan Kak Ros yang terlihat marah karena Upin dan ipin tidak segera

bangun dengan mengatakan “ish, budak-budak ni, akak simbah air

skarang!” gambar ini menggunakan teknik low angle. Lalu munculah Opah

yang memasuki kamar dan menenangkan Kak Ros dengan dialog “dah atu

Ros, pergi siapkan makanan biar Opah urus ni orang”. Opah kemudian

berusaha membangunkan Upin dan Ipin “Upin, Ipin, eh bangun-bangun

cepat, cepat bangun” yang diiringi dengan Upin yang menguap. Lalu Opah

berusaha menggendong Upin dan Ipin.

Adegan berlanjut di ruang makan diawali dengan Opah yang menyuruh

duduk Upin dan Ipin, lalu Upin dan Ipin pun duduk diikuti dengan Ipin yang

menguap. Upin dan Ipin masih terlihat mengantuk. Melihat Upin dan Ipin

yang belum sepenuhnya terbangun, Kak Ros terlihat geram dan diikuti

dengan tindakan mengambil ayam goreng. Shot ini menggunakan teknik

Page 89: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

rack focus. Kemudian ayam tersebut digunakan untuk menarik perhatian

Upin dan Ipin yang masih mengantuk dengan cara mendekatkannya

sehingga Upin dan Ipin saling bertabrakan karenanya. Setelah sadar dan

merasa kesakitan karena kepala mereka saling berbenturan, segera Kak Ros

menyuruh mereka berdua untuk membasuh muka terlebih dahulu sebelum

memakan ayam goreng tersebut dengan dialog “ha,nak ayam? Pergi basuh

muka dulu!” dan mereka lalu turun dari kursi. Lalu terlihat Opah yang

mengingatkan Kak Ros bahwa tidak baik mempermainkan adik-adiknya.

Setelah selesai mencuci muka dan tidak mengantuk, Upin dan Ipin

kembali ke meja makan dan Opah menyuruh mereka untuk segera makan

“makan kenyang-kenyang kau, lepas tu kita baca niat”. Setelah makan Upin

dan Ipin bertanya tentang bagaimana caranya niat kepada Opah “hmmm,

macam mana nak niat?”, lalu Opah menuntun mereka cara berniat yang

baik dan benar. Kemudian scene ini ditutup dengan transisi dissolve ke

gambar landscape rumah dengan pergerakan tilt dengan diiringi noise

berupa suara jangkrik serta suara niat dari Upin dan Ipin.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan lanscape rumah dengan setting malam hari

dan diiringi offscreen sound berupa suara jangkrik, gambar ini

menggunakan teknik extreem longshot. Extreme long shot umumnya untuk

menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas

(Pratista, 2008: 105). Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau

Page 90: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

musim sesuai konteks naratifnya (Pratista, 2008: 67). Selain itu, scene ini

juga diawali dengan menggunakan noise berupa suara jangkrik. Noise salah

satu fungsinya adalah sebagai pengisi suara latar, penonton sebisa mungkin

mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita,

sehingga terdengar nyata layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya

(Pratista, 2008:156). Setting kamar tidur Upin dan Ipin menggunakan teknik

low key lighting untuk membuat kesan gelap kamar tidur. Low key lighting

merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas yang tipis

antara gelap dan terang. Teknik ini lebih mengutamakan unsur bayangan

yang tegas dalam mise-en-scene (Pratista, 2008: 79).

Dalam scene ini tergambar proses pembelajaran tentang rela berkorban,

ini terlihat dalam adegan dimana Upin dan Ipin dengan ikhlas bangun untuk

bersahur tanpa terlihat menggerutu ataupun mengeluh. Rela berkorban

merupakan salah satu pencitraan budi pekerti yang baik, karena melakukan

tindakan dengan ikhlas hati (Zuriah, 2007: 84).

Suatu proses pembelajaran terlihat ketika Upin menanyakan kepada

Opah tentang bagaimana cara berniat puasa yang benar. Dari adegan ini

terlihat Upin mempunyai reaksi karena ketidaktahuannya tentang cara

berniat yang benar dan disertai dorongan atas rasa keimanan yang mana di

dalamnya termasuk patuh dan taat terhadap perintah Tuhan Yang Maha Esa.

Beriman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan

adanya Tuhan Ynag Maha Esa ini diwujudkan dengan kepatuhan dan

ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala

Page 91: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

larangan-Nya (Zuriah, 2007:83). Orang terdorong belajar karena ada

masalah yang harus dipecahkan, masalah itu merupakan perangsang atau

stimulus terhadap individu. Dimana individu tersebut kemudian

mengadakan reaksi terhadap rangsang, dan bila reaksi itu berhasil, maka

terjadilah hubungan perangsang dengan reaksi dan terjadi pula peristiwa

belajar (Dalyono, 2009: 208). Dalam hal ini rangsang yang diberikan adalah

Opah yang sebelumnya mengingatkan untuk berniat setelah selesai makan,

disertai dengan stimulus keimanan dan rasa ingin tahu, maka Upin

melakukan reaksi berupa pertanyaan yang memulai apa yang dinamakan

proses belajar.

4. Korpus 4 Episode 2 Scene 2

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar landscape langit dengan framing

berupa daun pepohonan yang diikuti gambar Upin dan Ipin yang terlihat

sedang asyik bermain bersama Mei-Mei dan Rajoo. Gambar ini

menggunnakan jarak pengambilan medium long-shot dengan teknik

pergerakan kamera tracking. Gambar selanjutnya berupa Ipin dan Upin

Page 92: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

yang kegirangan karena telah berhasil memenangkan permainan dari Mei-

Mei dan Rajoo dengan berseru “yeeyeeee, menang yeeyeee menang” yang

diikuti gambar ekspresi Rajoo dan Mei-Mei yang kecewa karena kalah.

Selanjutnya Mei-Mei dan Rajoo saling beradu argumen tentang kekalahan

mereka, Mei-Mei memulai dengan kalimat “tu lah Rajoo, sebab kamulah

kita kalah” yang dijawab Rajoo “mana ada,kamulah berat sangat”.

Visualisasi berikutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang tampak

kelelahan dan Upin bergumam “eui, penatnyaa..” kemudian disambut Ipin

“hauslah pula..” gambar ini menggunakan teknik pengambilan gambar

dengan high angle. Selanjutnya diikuti gambar Rajoo yang menanggapi

keluhan Upin dan Ipin dengan kalimat “ha, sebab kau orang menang,

mari saya belanja kau orang minum” yang diikuti gambar Upin dan Ipin

yang sumringah dan menjawab “baik Boss!” akan tetapi di tanggapi Mei-

Mei “eh, kamu berdua kan puasa” gambar ini menggunakan teknik

medium close-up. Kemudian disusul gambar Upin dan Ipin yang dengan

kompak menjawab “puasa puasa” sambil mengangguk-anggukan kepala.

Visualisasi berikutnya berupa Rajoo yang meyakinkan Upin dan Ipin

dengan kalimat “halah tak apa, orang tak tahu” yang disusul dengan

ekspresi senang Upin dan Ipin dengan kalimat “betul betul betul”.

Visualisasi dilanjutkan dengan Mei-Mei yang berisik keras melarang Upin

dan Ipin “tak boleh! Lu punya Tuhan tau a, nanti ya Lu punya Tuhan

marah! Mana boleh main-main!” kemudian Upin dan Ipin kembali

Page 93: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

menanggapi “ha, banyak betul!” gambar ini menggunakan teknik medium

close-up.

Adegan dilanjutkan dengan gambar Rajoo yang disertai off screen

sound Mei-Mei “Lu kena puasa sampai habis” yang diikuti dengan Rajoo

yang menanggaipinya “ya lah ya lah, Mei-Mei betul... kita semua balik

lah”. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar extreme long shot mereka

berempat di depan rumah yang diiringi suara Upin dan Ipin “jangan lupa,

besok main lagi!” dan kemudian ditutup dengan kalimat “Ok!!” dari Mei-

Mei dan fade out untuk menutup scene ini.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar landscape langit dengan framing

berupa daun pepohonan yang diikuti gambar Upin dan Ipin yang terlihat

sedang asyik bermain bersama Mei-Mei dan Rajoo. Gambar ini

menggunnakan jarak pengambilan medium long-shot dengan teknik

pergerakan kamera tracking, pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari

bawah lutut sampai ke atas, tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar

relatif seimbang (Pratista, 2008: 105). Tracking merupakan pergerakan

kamera akibat perubahan posisi kamera secara horisontal (Pratista, 2008:

110). Dalam adegan ini terlihat ekspesi Upin dan Ipin yang bahagia

bermain bersama teman-temannya. Bahagia diperlihatkan pada bagian

bawah wajah dan kelopak mata bawah serta ekspresi kerutan terbentuk

mulai dari hidung ke arah ujung luar di belakang sudut bibir, pipi

Page 94: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

terangkat, kelopak mata bawah memperlihatkan kerutan di bawahnya dan

mungkin terangkat tapi tidak tegang (Ekman, 2009: 175).

Gambar selanjutnya berupa Ipin dan Upin yang kegirangan karena

telah berhasil memenangkan permainan dari Mei-Mei dan Rajoo dengan

berseru dan melakukan “toss” pinggang “yeeyeeee, menang yeeyeee

menang” yang diikuti gambar ekspresi Rajoo dan Mei-Mei yang kecewa

karena kalah. Gerakan ‘toss’ tersebut merupakan sebuah pesan gestural

untuk mengungkapkan sebuah perasaan positif dan ungkapan kesukaan

atas peristiwa yang telah terjadi (Rakhmat, 2003: 290). Ekspresi kecewa

terlihat dimana sudut-sudut bagian dalam alis ditarik ke atas, kulit dibawah

alis membentuk segitiga, dengan dudut bagian dalamnya naik, sudut

kelopak mata atas bagian dalam dinaikkan dan sudut-sudut bibir turun atau

bibir bergetar (Ekman, 2009: 194).

Visualisasi berikutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang tampak

kelelahan dan Upin bergumam “eui, penatnyaa..” kemudian disambut Ipin

“hauslah pula..” gambar ini menggunakan teknik pengambilan gambar

dengan high angle. High angle mampu membuat sebuah obyek seolah

tampak lebih kecil, lemah, serta terintimidasi (Pratista, 2008: 106)

sehingga sosok Upin dan Ipin terlihat lemah untuk memperkuat rasa haus

dan capek yang dirasakan oleh Upin dan Ipin.

Selannjutnya terlihat Mei-Mei yang berisik keras melarang Upin dan

Ipin untuk melanggar puasa yang mereka jalankan dengan mengikuti

ajakan Rajoo untuk dibelikan minum. Dalam adegan ini gambar Mei-mei

Page 95: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menggunakan teknik loudness suara yang tinggi untuk memberikan kesan

pentingnya pesan yang disampaikan Mei-mei untuk tidak melanggar

aturan puasa yang dilaksanakan oleh Upin dan Ipin. Loudness atau volume

menunjukkan kuat-lemahnya suara. Sineas dapat mengontrol volume

sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan cerita (Pratista, 2008: 157).

Dalam scene ini, terlihat Mei-Mei yang notabene merupakan

keturunan Tionghoa dan bukan beragama Islam dengan sadar dan tegas

menghormati dan menghargai Upin dan Ipin yang menjalankan ibadah

puasa dengan mengingatkan Upin dan Ipin ketika mereka hendak

dibelikan minum oleh Rajoo. Sikap Mei-Mei, Upin, Ipin dan Rajoo yang

ditunjukkan dalam scene ini merupakan contoh sifat tegas dan

pengendalian diri dimana Mei-Mei berisik keras melarang Upin dan Ipin

untuk menerima ajakan membeli minulan oleh Rajoo, sedangkan Rajoo,

Upin dan Ipin berhasil mengendalikan diri untuk tidak mengikuti

keinginan mereka membeli minum.

Tegas merupakan sikap atau perilaku yang tidak ragu-ragu dan dalam

keadaan sulit berani mengambil keputusan yang pasti (Zuriah, 2007: 84).

Pengendalian diri merupakan sikap dan perilaku yang mempertimbangkan

keseimbangan antara dorongan dari dalam diri (berupa dorongan nafsu)

dan dari luar diri (berupa aturan-aturan yang mengekang) (Zuriah, 2007:

84). Kedua sikap tegas dan pengendalian diri tersebut termasuk dalam

unsur sifat budi pekerti. Selain itu, Mei-Mei dan Rajoo menujukkan sikap

Toleransi terhadap Upin dan Ipin yang menjalankan ibadah puasa.

Page 96: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Toleransi yang ditunjukkan merupakan toleransi positif dimana isi ajaran

ditolak, tetapi penganutnya diterima dan dihargai (Masykur, 2001: 5).

5. Korpus 5 Episode 3 Scene 2

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar lingkungan rumah yang

menggunakan teknik extreme long shot dengan pergerakan tilt up.

Kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang sedang

menonton televisi dan diiringi offscreen sound Kak Ros “hei, kau orang

tengok apa tu?” yang dilanjutkan dengan jawaban Upin dan Ipin “ni ha,

tengah tunggu adzan maghrib”. Adegan berikutnya berupa Kak Ros yang

berekspresi kaget dan berkata “eit, tak pernah-pernah kau orang tunggu

adzan” yang disusul Ipin “alah Kak ni, bising ha, macam orang tak tahu”.

Gambar dilanjutkan dengan long shot mereka bertiga sambil Kak Ros

berkata “haha, dah dah dah, yo, dah hendak buka ni” dan disusul ekspresi

gembira Upin dan Ipin.

Visualisasi berikutnya diawali dengan long shot keadaan meja makan

yang sudah penuh dengan makanan kemudian diikuti dengan adegan

Page 97: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dimana Upin mengambilkan nasi untuk Ipin. Selanjutnya dengan editing

cut gambar beralih pada suasana meja makan secara long shot.

Perpindahan ini disertai offscreen sound berupa suara adzan dan kemudian

Kak Ros berkata “ah, nak boleh buka dah”. Visualidasi berikutnya berupa

adegan Upin dan Ipin yang kegirangan karena sudah boleh makan “yay,

dah boleh makan!.. serang!!” kemudian diikuti Opah “nantiii, baca doa

dulu!” sambil memberi isyarat dengan posisi tangan sedang berdoa.

Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang mulai berdoa dengan

cepatnya “bismillahirahmanirrahim, Amin!” yang diikuti dengan ekspresi

terkejut Opah “eh, pendeknya! Ini doa orang lapar, ha, baca betul-betul!”

dengan ekspresi marah, gambar ini menggunakan teknik medium close up.

Selanjutnya diikuti reaksi Upin dan Ipin yang langsung berdoa secara

benar adanya “Bismillahirahmanirrahim Allahumma laka sumtu Wa bika

amantu Wa ‘alaa rzqika aftartu Birahmatika Ya ar hamarrahimin, Amin!”

Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang memulai berbuka

dengan air putih yang dilanjutkan dengan tracking ke arah Ipin yang

hendak memakan makanannya, namun disisipi gambar Opah yang

mengingatkan “Ipin, minum air dulu” dan Ipin pun minum terlebih dahulu.

Setelah itu, Opah menyuruh Upin dan Ipin untuk makan kurma terlebih

dahulu “eh eh, ha, makan kurma ni”. Adegan dilanjutkan dengan gambar

Ipin yang hendak memakan ayam, kemudian dihentikan oleh offscreen

sound Kak Ros “eh, nanti nanti nanti” yang dijawab Ipin “halah Kak, apa

lagi!?” dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengambil ayam dari Ipin dan

Page 98: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

memakannya dan diikuti reaksi Ipin yang kecewa “halah, Akak!”. Adegan

dilanjutkan dengan medium shot Kak Ros yang tertawa diikuti Opah yang

yang berkata “ah ah dah dah, ish, Ros suka mengacau adik engkau”.

Visualisasi dilanjutkan dengan medium long shot keadaan meja makan dan

Ros yang terlihat memberikan ayam lagi untuk Ipin “haa nah nah nah,

akak bagi lagi satu, makan pelan-pelan tau, jangan ngglojo”.

Adegan dilanjutkan Upin dan Ipin yang terlihat kenyang sambil

bergumam “oo, sedapnya makan, leganya dah abis puasa” kemudian

diikuti Kak Ros “eh eh, besok kita puasa lagi!”. Adegan dilanjutkan

dengan gambar medium close up Upin dengan ekspresi kaget dan bertanya

“ha? Bukan satu hari ja kah!?” dan dijawab oleh Kak Ros “bukan sayang,

satu bulaaan!”. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang

berekspresi takut dan berkata “ha, kalau macam ni,matilah!” dan diikuti

gambar Opah yang berdiri dan berkata “Opah nak siap sekarang nak ke

surau sembahyang tarawih” yang dilanjutkan dengan gambar medium

close up Upin dan Ipin yang berekspresi senang dan berkata “nak ikut!”

diikuti gambar medium close up Opah yang berkata “nak ikut, pergi siap

cepat” yang dilanjutkan dengan editing fade out.

Visualisasi berikutnya diawali dengan editing fade in Opah yang

berjalan dan terhenti dengan ekspresi terkejut. Adegan dilanjutkan dengan

gambar Upin dan Ipin yang tertidur dilantai diiringi offscreen sound Opah

“eh, lhah, dah tidur!? Kasian cucu-cucu aku, keletihan, baru satu hari

berpuasa”. Gambar selanjutnya adalah gambar Opah dan Kak Ros dengan

Page 99: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

teknik medium close up, kemudian kak Ros berkata “tak apa, Opah

pergilah, biar Ros jaga ni orang” yang disusul dengan jawaban Opah

“hmm, ya lah Opah pergi dulu ya. Assalamualaikum”. Selanjutnya disusul

gambar Upin dan Ipin yang terlelap diiringi dengan offscreen sound Kak

ros “Waalaikumsalam” dilanjutkan dengan fade out untuk menutup scene

ini.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar lingkungan rumah yang

menggunakan teknik extreme long shot dengan pergerakan tilt up. Extreme

long shot merupakan jarak kamera paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik

manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan

sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas (Pratista, 2008:

105). Kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang sedang

menonton televisi dan diiringi offscreen sound Kak Ros “hei, kau orang

tengok apa tu?” yang dilanjutkan dengan jawaban Upin dan Ipin “ni ha,

tengah tunggu adzan maghrib”. Offscreen sound memungkinkan sineas

untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara (Pratista, 2008: 161).

Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan,

ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya (Pratista, 2008: 161).

Adegan berikutnya berupa Kak Ros yang berekspresi kaget dan

berkata “eit, tak pernah-pernah kau orang tunggu adzan” yang disusul

Ipin “alah Kak ni, bising ha, macam orang tak tahu”. Ekspresi kaget Kak

Page 100: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Ros dalam adegan ini mempunyai arti heran karena Upin dan Ipin tidak

terbiasa menunggu adzan. Gambar dilanjutkan dengan long shot mereka

bertiga sambil Kak Ros berkata “haha, dah dah dah, yo, dah hendak buka

ni” dan disusul ekspresi gembira Upin dan Ipin. Ekspresi gembira terlihat

dari cara tertawa yang lepas serta ekspresi kerutan terbentuk mulai dari

hidung ke arah ujung luar di belakang sudut bibir, pipi terangkat, kelopak

mata bawah memperlihatkan kerutan di bawahnya dan mungkin terangkat

tapi tidak tegang (Ekman, 2009: 175).

Visualisasi berikutnya diawali dengan long shot keadaan meja makan

yang sudah penuh dengan makanan kemudian diikuti dengan adegan

dimana Upin mengambilkan nasi untuk Ipin. Pada jarak long shot tubuh

fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan.

Long shot sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot

pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat (Pratista,

2008: 105). Selanjutnya dengan editing cut gambar beralih pada suasana

meja makan secara long shot. Perpindahan ini disertai offscreen sound

berupa suara adzan dan kemudian Kak Ros berkata “ah, nak boleh buka

dah”. Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan

berbagai efek suara (Pratista, 2008: 161). Offscreen sound dapat

dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita,

dan sebagainya (Pratista, 2008: 161). Dalam hal ini offscreen sound

berfungsi sebagai informasi bahwa saat itu sudah memasuki waktu

maghrib.

Page 101: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Diikuti dengan adegan Upin dan Ipin yang kegirangan karena sudah

boleh makan dan tergesa-gesa untuk segera menyantap makanannya akan

tetapi dihentikan oleh perkataan Opah yang menyuruh Upin dan Ipin untuk

berdoa terlebih dahulu sambil memberi isyarat dengan posisi tangan

sedang berdoa. Dalam perkataan ini Opah menggunakan volume yang

lebih dari volume normal untuk menunjukkan bahwa pesan yang

terkandung dalam kalimat Opah untuk mendahulukan berdoa sebelum

makan adalah merupakan hal yang penting. Sineas dapat mengontrol

volume sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan cerita (Pratista, 2008: 157).

Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang mulai berdoa dengan

singkatnya akan tetapi direspon oleh Opah dengan ekspresi marah, marah

dalam adegan ini mempunyai arti bahwa Opah serius untuk menyuruh

Upin dan Ipin berdoa dengan sungguh-sungguh. Ekspresi marah terlihat

dari kelopak mata bawah ditegangkan dan mungkin atau mungkin juga

tidak diturunkan karena gerakan yang dilakukan pada alis, mata memiliki

tatapan keras dan bisa melotot (Ekman, 2009: 152). Selanjutnya diikuti

reaksi Upin dan Ipin yang langsung berdoa secara benar adanya.

Dalam adegan tersebut terlihat bahwa berdoa sebelum melakukan

sesuatu itu adalah hal yang penting, apalagi sesuai dengan aturan agama.

Sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya Tuhan

Yang Maha Esa ini diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan dalam

melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya merupakan

cermin sifat Beriman (Zuriah, 2007: 83). Selain beriman, adegan teersebut

Page 102: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

juga mengajarkan penonton untuk bersyukur, dalam hal ini dicontohkan

dengan cara berdoa. Bersyukur merupakan sikap dan perilaku yang pandai

berterima kasih atas rahmat dan nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa

(Zuriah, 2007: 83). Beriman dan bersyukur merupakan sifat pembentuk

dari budi pekerti (Zuriah, 2007, 82)

Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang memulai berbuka

dengan air putih yang dilanjutkan dengan tracking ke arah Ipin yang

hendak memakan makanannya, namun disisipi gambar Opah yang

mengingatkan “Ipin, minum air dulu” dan Ipin pun minum terlebih dahulu.

Tracking merupakan pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera

secara horisontal (Pratista, 2008: 110). Setelah itu, Opah menyuruh Upin

dan Ipin untuk makan kurma terlebih dahulu “eh eh, ha, makan kurma ni”.

Adegan dilanjutkan dengan gambar Ipin yang hendak memakan ayam,

kemudian dihentikan oleh offscreen sound Kak Ros “eh, nanti nanti nanti”

yang dijawab Ipin “halah Kak, apa lagi!?” dilanjutkan dengan Kak Ros

yang mengambil ayam dari Ipin dan memakannya dan diikuti reaksi Ipin

yang kecewa “halah, Akak!”. Offscreen sound memungkinkan sineas

untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara (Pratista, 2008: 161).

Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan,

ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya (Pratista, 2008: 161). Adegan

dilanjutkan dengan medium shot Kak Ros yang tertawa diikuti Opah yang

yang berkata “ah ah dah dah, ish, Ros suka mengacau adik engkau”.

Visualisasi dilanjutkan dengan medium long shot keadaan meja makan dan

Page 103: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Ros yang terlihat memberikan ayam lagi untuk Ipin “haa nah nah nah,

akak bagi lagi satu, makan pelan-pelan tau, jangan ngglojo”. Pada jarak

ini memperlihatkan tubuh manusia dari pingang keatas. Gestur serta

ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame

(Pratista, 2008:105).

Dalam adegan diatas terlihat bagaimana Opah tetap menghargai anak

kecil dan berlaku adil dengan memarahi Kak Ros yang mempermainkan

Ipin. Kalimat Kak Ros yang terakhir merupakan anjuran bagi Upin dan

Ipin supaya makan dengan pelan-pelan dimana makan dengan tergesa-gesa

dapat menyebabkan tersedak. Makan dengan pelan-pelan merupakan

cerminan orang yang mempunyai sikap sabar. Sabar adalah sikap dan

perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak

diri (Zuriah, 2007: 84). Dalam adegan ini juga terlihat pembentukan suatu

kebiasaan yang baik. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan

kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah

ada (Dalyono, 2009: 227).

Adegan dilanjutkan Upin dan Ipin yang terlihat kenyang sambil

bergumam “oo, sedapnya makan, leganya dah abis puasa” kemudian

diikuti Kak Ros “eh eh, besok kita puasa lagi!”. Adegan dilanjutkan

dengan gambar medium close up Upin dengan ekspresi kaget dan bertanya

“ha? Bukan satu hari ja kah!?” dan dijawab oleh Kak Ros “bukan sayang,

satu bulaaan!”. Medium close-up memperlihatkan tubuh manusia dari

dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang

Page 104: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tidak lagi dominan (Pratista, 2008: 105). Visualisasi dilanjutkan dengan

gambar Upin dan Ipin yang berekspresi takut dan berkata “ha, kalau

macam ni,matilah!” dan diikuti gambar Opah yang berdiri dan berkata

“Opah nak siap sekarang nak ke surau sembahyang tarawih” yang

dilanjutkan dengan gambar medium close up Upin dan Ipin yang

berekspresi senang dan berkata “nak ikut!” diikuti gambar medium close

up Opah yang berkata “nak ikut, pergi siap cepat” yang dilanjutkan

dengan editing fade out. Ekspresi takut Upin dalam hal ini mencerminkan

ekspresikhawatir bahwasanya Upin akan menjalankan ibadah puasa

selama satu bulan. Ekspresi takut terlihat dari alis yang dinaikkan dan

ditarik ke arah dalam serta mulut yang terbuka dan kedua bibir agak

menegang ditarik kebelakang atau direnggangkandan ditarik ke belakang

(Ekman, 2009: 105). Sedangkan ekspresi senang terlihat dari sudut-sudut

bibir yang ditarik ke belakang dan ke atas, pipi terangkat (Ekman, 2009:

175).

Visualisasi berikutnya diawali dengan editing fade in Opah yang

berjalan dan terhenti dengan ekspresi terkejut. Fade in digunakan untuk

membuka sebuah adegan (intensitas gambar bertambah terang) (Pratista,

2008: 126). Terkejut dipicu oleh kejadian yang tak-terduga maupun oleh

apa yang mungkin bisa disebut sebagai “salah-diduga” (Ekman, 2009: 64).

Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang tertidur dilantai

diiringi offscreen sound Opah “eh, lhah, dah tidur!? Kasian cucu-cucu

aku, keletihan, baru satu hari berpuasa”. Keterkejutan Opah dalam adegan

Page 105: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

ini terjawab dari gambar Upin dan Ipin yang tertidur dan dari kalimat

Opah dimana Opah menyatakan keterkejutan bahwa Upin dan Ipin sudah

tertidur. Gambar selanjutnya adalah gambar Opah dan Kak Ros dengan

teknik medium close up, kemudian kak Ros berkata “tak apa, Opah

pergilah, biar Ros jaga ni orang” yang disusul dengan jawaban Opah

“hmm, ya lah Opah pergi dulu ya. Assalamualaikum”. Pada jarak ini

memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia

mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan (Pratista, 2008:

105). Selanjutnya disusul gambar Upin dan Ipin yang terlelap diiringi

dengan offscreen sound Kak ros “Waalaikumsalam” dilanjutkan dengan

fade out untuk menutup scene ini. Offscreen sound dapat dimanfaatkan

sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya

(Pratista, 2008: 161). Fade out umumnya digunakan untuk menutup

sebuah adegan (intensitas gambar bertambah gelap) (Pratista, 2008: 126).

Dalam akhir scene ini terlihat Upin dan Ipin yang tampak pulas

tertidur karena kelelahan setelah seharian menjalankan puasa. Hal ini

memperlihatkan contoh sikap tangguh yang dimiliki oleh Upin dan Ipin.

Sikap tangguh adalah sikap dan perilaku yang sukar dikalahkan dan tidak

mudah menyerah dalam mewujudkan suatu tujuan dan cita-cita tertentu

(Zuriah, 2007: 84). Tujuan dan cita-cita dalam hal ini dalah mencapai

keberhasilan menjalankan puasa. Sikap tangguh merupakan salah satu

unsur pembentuk sikap budi pekerti.

Page 106: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

6. Korpus 6 Episode 4 Scene 1

a. Makna denotasi

Scene ini diawali dengan fade in dan long shot berupa keadaan sekitar

rumah dengan setting malam hari diiringi dengan offscreen sound berupa

suara jangkrik yang kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin

yang berpakaian layaknya orang yang hendak pergi ke masjid. Upin dan

Ipin menunggu kakaknya dan berucap “Kak Ros, cepatlah! Kita orang nak

pergi sembahyang tawarih ni!” dan diikuti gambar long shot lingkungan

halaman rumah dengan offscreen sound Kak Ros “sekejap!”. Visualisasi

selanjutnya kembali berupa gambar Upin dan Ipin yang diambil dengan

teknik medium close up. Dalam gambar ini Upin bergumam “halah,

bersolek tu” yang disusul tanggapan Ipin “betul betul betul”.

Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang bertanya

kepada Opah “Opah, sembahyang tawarih ni apa?” akan tetapi Opah

membenarkan perkataan Upin dan Ipin yang salah lalu menjawab

pertanyaan mereka “ish, terawih. Sembahyang terawih ni, ada di bulan

puasa saja. Siapa rajin buat, banyak pahala puasa dia, paham?” gambar

Page 107: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

ini menggunakan teknik kamera medium close up. Kemudian Upin dan

Ipin menjawab “oh... macam itu!”

Scene ini dilanjutkan dengan adegan Kak Ros muncul dari dalam

rumah dan disambut Upin dan Ipin “walah walah akak” yang diikuti reaksi

kesal dari Kak Ros. Reaksi ini menggunakan Teknik medium close up dan

posisi kamera low angle. Visualisasi berikutnya dalam scene ini berupa

gambar Opah yang mengingatkan Upin dan Ipin “ha, kamu berdua jangan

buat bising masa di surau nanti, ya?” kemudian diikuti reaksi Upin dan

Ipin yang mengangguk. Adegan diikuti dengan gambar Kak Ros yang

berkata “Kalau kau orang bising…” sambil mengangkat tangannya.

Gambar ini diambil dengan menggunakan teknik medium shot dan

menggunakan low angle. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar mereka

berempat dengan teknik high angle dengan jarak kamera medium long

shot. Adegan ini berisi ucapan Kak Ros “cake..” meneruskan kalimat

dalam dari shot sebelumnya. Kemudian disusul dengan perkataan Opah

“ha, doh! Dah nak masuk waktu ni!” kemudian scene ini ditutup dengan

teknik fade out.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan fade in dan long shot berupa keadaan sekitar

rumah dengan setting malam hari diiringi dengan offscreen sound berupa

suara jangkrik yang kemudian dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin

yang berpakaian layaknya orang yang hendak pergi ke masjid. Fade in

Page 108: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

digunakan untuk membuka sebuah adegan (intensitas gambar bertambah

terang) (Pratista, 2008: 126). Long shot sering kali digunakan sebagai

establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang

berjarak lebih dekat (Pratista, 2008: 105). Setting dapat memberikan

informasi waktu, era atau musim sesuai konteks naratifnya (Pratista, 2008:

hal 67). Dalam hal ini setting yang digunakan menunjukkan keadaan

malam hari dimana lampu-lampu menyala dan keadaan sekitar gelap.

Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan

berbagai efek suara (Pratista, 2008: 161). Offscreen sound dapat

dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi cerita,

dan sebagainya (Pratista, 2008: 161).

Upin dan Ipin menunggu kakaknya dan berucap “Kak Ros, cepatlah!

Kita orang nak pergi sembahyang tawarih ni!” dan diikuti gambar long

shot lingkungan halaman rumah dengan offscreen sound Kak Ros

“sekejap!”. Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas

namun latar belakang masih dominan (Pratista, 2008: 105). Offscreen

sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan,

informasi cerita, dan sebagainya (Pratista, 2008: 161). Visualisasi

selanjutnya kembali berupa gambar Upin dan Ipin yang diambil dengan

teknik medium close up. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia

dari dada ke atas (Pratista, 2008: 105). Dalam gambar ini Upin bergumam

“halah, bersolek tu” yang disusul tanggapan Ipin “betul betul betul”.

Page 109: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Selanjutnya terlihat Upin dan Ipin yang bertanya kepada Opah tentang

arti sembahyang terawih kemudian dijawab oleh Opah hingga Upin dan

Ipin mengerti makna dari ibadah terawih. Dalam adegan ini terlihat proses

pembelajaran tentang pengetahuan agama tentang pengertian sholat

tarawih dengan jenis pembelajaran melalui mendengarkan. Dalam

kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu

terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan memberikan

situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlihat ataupun yang tidak terlihat

tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi ini memberikan

kesempatan kepada seseorang untuk belajar. Seseorang menjadi belajar

dan tidak dalam situasi ini, tergantung ada atau tidaknya kebutuhan,

motivasi, dan sikap seseorang itu. Dengan adanya kondisi pribadi seperti

itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan

mendengarkan secara aktif dan bertujuan. Mendengarkan yang demikian

akan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang

(Dalyono, 2009: 219).

Scene ini dilanjutkan dengan adegan Kak Ros muncul dari dalam

rumah dan disambut Upin dan Ipin “walah-walah akak” yang diikuti

reaksi kesal dari Kak Ros. Reaksi ini menggunakan Teknik medium close

up dan posisi kamera low angle. Pada jarak medium close-up

memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia

mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan (Pratista, 2008:

105). Sementara penggunaan kamera low angle membuat sebuah obyek

Page 110: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

seolah tampak lebih besar (raksasa), dominan, percaya diri, serta kuat

(Pratista, 2008: 107). Teknik ini digunakan untuk membuat Kak Ros

seolah-olah pihak yang dominan dihadapan Upin dan Ipin.

Visualisasi berikutnya dalam scene ini berupa gambar Opah yang

mengingatkan Upin dan Ipin “ha, kamu berdua jangan buat bising masa di

surau nanti, ya?” kemudian diikuti reaksi Upin dan Ipin yang

mengangguk. Adegan diikuti dengan gambar Kak Ros yang berkata

“Kalau kau orang bising…” sambil mengangkat tangannya. Gambar ini

diambil dengan menggunakan teknik medium shot dan menggunakan low

angle. Medium shot memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas.

Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan

dalam frame (Pratista, 2008:105). Sementara penggunaan kamera low

angle membuat sebuah obyek seolah tampak lebih besar (raksasa),

dominan, percaya diri, serta kuat (Pratista, 2008: 107). Teknik ini

digunakan untuk membuat peringatan Opah dan Kak Ros tentang larangan

untuk tidak membuat gaduh di masjid merupakan suatu yang dominan dan

harus ditaati.

Visualisasi dilanjutkan dengan gambar mereka berempat dengan

teknik high angle dengan jarak kamera medium long shot. Adegan ini

berisi ucapan Kak Ros “cake..” meneruskan kalimat dalam dari shot

sebelumnya. Kemudian disusul dengan perkataan Opah “ha, doh! Dah nak

masuk waktu ni!” kemudian scene ini ditutup dengan teknik fade out. Fade

Page 111: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

out umumnya digunakan untuk menutup sebuah adegan (intensitas gambar

bertambah gelap) (Pratista, 2008: 126).

Dalam adegan di akhir scene ini terdapat pembelajaran Upin dan Ipin

tentang sikap tenggang rasa. Hal ini tercermin dalam peringatan Opah dan

Kak Ros untuk tidak berisik di masjid untuk menghormati orang lain yang

beribadah di masjid. Peringatan dalam hal ini berupa suara yang keras

(volume) disertai ancaman berupa tangan Kak Ros yang diangkat pertanda

akan memukul sesuatu. Sineas dapat mengontrol volume sesuai dengan

kebutuhan serta tuntutan cerita (Pratista, 2008: 157). Tenggang rasa adalah

sikap dan perilaku yang mampu mengekang keinginan dan kepentingan

diri dengan ikut memerhatikan kepentingan orang lain (Zuriah, 2007: 83).

Pembelajaran yang dilakukan oleh Upin dan Ipin dalam hal ini

merupakan tipe pembelajaran sosial. Belajar sosial pada dasarnya adalah

belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan

masalah tersebut. Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur

dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang

kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya

secara berimbang dan proporsional (Dalyono, 2009: 226).

Page 112: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

7. Korpus 7 Episode 4 Scene 2

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar kubah masjid dengan latar belakang

bintang-bintang. Adegan kemudian diikuti dengan gambar halaman masjid

yang penuh dengan sandal, gambar ini menggunakan teknik pan.

Visualisasi selanjutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang serentak

mengatakan “waah, ramainya orang!” visualisasi ini menggunakan teknik

medium shot. Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang

dipanggil oleh salah satu temannya yang bernama Fizi “Upin! Ipin!”

gambar ini menggunakan teknik kamera medium shot dengan ditambah

sedikit unsur deep focus. Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan

Ipin yang saling memandang dan berkata “eh, Fizi dengan Ehsan pun

ada!”, gambar ini menggunakan teknik medium long shot.

Visualisasi kemudian dilanjutkan dengan Upin yang terkejut melihat

uang yang dibawa Ehsan sambil berkata “wah, banyaknya duit! kaya lah

kau...” selanjutnya Ehsan menjawab “ha, itulah, aku satu hari puasa dapat

seringgit” yang kemudian kembali ditanggapi oleh Upin “eh, apa sah

kitapun tak dapat Ipin?” dan dijawab Ipin “ha a lah, dah lah kita puasa

Page 113: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

penuh!” saat itu juga Fizi kaget dan menanggapi “kau orang puasa

penuh? Aku puasa setengah hari saja! Lapar dapat makan!” diikuti

dengan reaksi Upin dan Ipin yang heran “bolehkah macam tu?” adegan-

adegan tersebut menggunakan teknik medium shot. Visuallisasi berikutnya

berupa gambar long shot keempat anak itu dan diisi dengan ucapan Fizi

“ha, dah lah, ayo kita main!” kemudian diikuti gambar Upin “Ok, ta li la

dulu..”. adegan berikutnya berupa close up tangan dari keempat anak

tersebut diiringi dengan offscreen sound mereka “lat ta li lat, ta li tam..”.

Selanjutnya diikuti gambar Upin dan Ipin yang sedang mengangkat

tangannya diiringi dengan offscreen sound Kak Ros “Ehem..” yang

dilanjutkan dengan gambar Kak Ros dengan ekspresi marah dan

mengangkat tangannya diiringi dengan suara Upin dan Ipin “Plom..”

adegan ini menggunakan teknik kamera point of view. Scene ini ditutup

dengan suara “plak!” dalam black frame.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar kubah masjid dengan latar belakang

bintang-bintang untuk menandakan bahwa scene ini menggunakan setting

malam hari. Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau musim

sesuai konteks naratifnya (Pratista, 2008: hal 67). Adegan kemudian

diikuti dengan gambar halaman masjid yang penuh dengan sandal, gambar

ini menggunakan teknik pan untuk memperlihatkan banyaknya jumlah

Page 114: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

sandal yang ada. Pan adalah pergerakan kamera secara horisontal (kanan

dan kiri) dengan posisi kamera statis (Pratista, 2008: 109).

Visualisasi selanjutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang serentak

mengatakan “waah, ramainya orang!” visualisasi ini menggunakan teknik

medium shot. Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang

dipanggil oleh salah satu temannya yang bernama Fizi “Upin! Ipin!”

gambar ini menggunakan teknik kamera medium shot dengan ditambah

sedikit unsur deep focus. Medium shot memperlihatkan tubuh manusia dari

pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok

manusia mulai dominan dalam frame (Pratista, 2008: 105). Sedangkan

teknik deep focus menampilkan gambar yang ketajamannya sama dari

latar depan hingga latar belakang (Pratista, 2008: 97). Teknik ini

digunakan untuk memperlihatkan dengan jelas bahwa di latar belakang

terdapat Ehsan dan Fizi yang memanggil Upin dan Ipin.

Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang terkehut ketika

Fizi dan Ehsan menceritakan tentang puasa yang dilakukannya sehingga

mereka mendapatkan uang sebagai imbalannya. adegan-adegan tersebut

menggunakan teknik medium shot. Terkejut dipicu oleh kejadian yang

tak-terduga maupun oleh apa yang mungkin bisa disebut sebagai “salah-

diduga” (Ekman, 2009: 64). Adegan-adegan dalam scene ini dominan

menggunakan medium shot dikarenakan dengan medium shot gestur serta

ekspresi wajah mulai tampak sehingga ekspresi-ekspresi yang ada dalam

adegan ini akan lebih tampak jelas. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh

Page 115: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak

(Pratista, 2008: 105).

Visuallisasi berikutnya berupa adegan dimana Upin dan Ipin mulai

bermain dengan teman-temannya sehingga melupakan janji mereka kepada

Kak Ros untuk tidak membuat gaduh di masjid. Pada akhirnya Upin dan

Ipin mendapatkan hukuman dari Kak Ros namun tidak ditampilkan secara

langsung dan diganti dengan black screen karena mengandung unsur

kekerasan yang tidak layak untuk ditonton anak-anak. Penggunaaan black

screen dan noise (efek suara) yang benar tetap menyampaikan pesan tanpa

mengurangi isi yang akan disampaikan tentang hukuman yang diberikan

Kak Ros kepada Upin dan Ipin. Efek suara juga mampu memanipulasi

sebuah aksi atau obyek (Pratista, 2008:157).

Pada adegan-adegan akhir di scene ini digambarkan bagaimana contoh

ke-tidak disiplinan yang dilakukan oleh Upin dan Ipin mendapatkan

hukuman dari Kak Ros. Seseorang dikatakan disiplin apabila melakukan

pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya

serta dikerjakan dengan penuh kesadaran, ketekunan, tanpa paksaan dari

siapapun atau ikhlas (Zuriah, 2007: 83). Berdisiplin merupakan salah satu

unsur sikap budi pekerti yang baik.

Dalam scene ini, pembelajaran yang dialami oleh Upin dan Ipin

termsuk dalam tipe pembelajaran kebiasaan. Belajar kebiasaan adalah

proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-

kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah

Page 116: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan

ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-

kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras

dengan kebutuhan ruang waktu (kontekstual) (Dalyono, 2009: 227).

8. Korpus 8 Episode 5 Scene 1

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar rumah Upin dan Ipin dengan teknik

long shot diiringi dengan offscren sound berupa kicauan burung. Adegan

dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang berkata kepada Opah “Opah!

Opah! Kawan Upin kan dia puasa satu hari dapat seringgit!” kemudian

dengan teknik editing cut in gambar dilanjutkan dengan Upin yang

meneruskan perkataannya “emm, paham lah Opah..”. Visualisasi

berikutnya terlihat gambar medium close up Opah yang hendak membuka

dompetnya diiringi dengan offscreen sound Ipin “tapi tapi” dan dijawab

Opah “ah, iya iya, apa?”. Gambar berikutnya berupa Ipin yang berbicara

“ada kawan Ipin kan Opah, dia kan puasa setengah hari saja! Bolehkah

Opah?”

Page 117: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Opah yang menjawab

“memang boleh tapi, udah baik kan puasa penuh? kan lebih bagus dapat

banyak pahala, boleh masuk surga! Kan.” Gambar ini menggunakan

kamera low angle dan teknik point of view dari Upin dan Ipin. Adegan

diikuti dengan gambar Upin dan Ipin dari high angle dimana Upin berkata

“kita ini budak baik lah Opah?” yang diikuti dengan gambar Opah yang

menjawabnya “iyalah! Cucu-cucu Opah memang baik, jadi karenalah

puasa ikhlas, jangan puasa untuk duit!” gambar Opah ini kembali diambil

dengan menggunakan teknik point of view dari Upin dan Ipin.

Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang kesal terhadap Ipin

dan berkata “hii, kau ni” kemudian dijawab oleh Ipin “maaf maaf” yang

langsung dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengingatkan akan datangnya

hari raya “Opah, esok mungkin raya”, Opah pun menjawab “iyakah?

Kalau begitu, Opah rasa elok kita mulai masak ketupat sekarang” gambar

ini diambil menggunakan teknik deep focus. Gambar beralih kepada Upin

yang bertanya kepada Kak Ros “Kak, esok raya? Akak nak masak apa

nanti!?” dan disambut Ipin “ Nak ayam goreng! nak yam goreng!” akan

tetapi Upin kembali menyahut “Rendang rendang! Nak ayam rendang!”

gambar ini mengunakan teknik medium shot. Visualisasi dilanjutkan

dengan gambar medium close up Kak Ros yang mengatakan “kau orang

nak makan ayam? Ha pergilah tangkap” diikuti dengan jawaban Upin dan

Ipin “no problem!”

Page 118: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar rumah Upin dan Ipin dengan teknik

long shot diiringi dengan offscren sound berupa kicauan burung. Long shot

sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka

sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat (Pratista, 2008:

105). Adegan dilanjutkan dengan Upin dan Ipin yang berkata kepada

Opah “Opah! Opah! Kawan Upin kan dia puasa satu hari dapat

seringgit!” kemudian dengan teknik editing cut in gambar dilanjutkan

dengan Upin yang meneruskan perkataannya “emm, paham lah Opah..”.

cut in adalah sebuah transisi langsung dari jarak shot yang jauh ke shot

yang lebih dekat di ruang yang sama (Pratista, 2008: 140). Visualisasi

berikutnya terlihat gambar medium close up Opah yang hendak membuka

dompetnya diiringi dengan offscreen sound Ipin “tapi tapi” dan dijawab

Opah “ah, iya iya, apa?”. Gambar berikutnya berupa Ipin yang berbicara

“ada kawan Ipin kan Opah, dia kan puasa setengah hari saja! Bolehkah

Opah?”. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas

(Pratista, 2008: 105). Offscreen sound dapat dimanfaatkan sineas sebagai

efek kejutan, ketegangan, informasi cerita, dan sebagainya (Pratista, 2008:

161).

Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Opah yang menjawab

“memang boleh tapi, udah baik kan puasa penuh? kan lebih bagus dapat

banyak pahala, boleh masuk surga! Kan.” Gambar ini menggunakan

kamera low angle dan teknik point of view dari Upin dan Ipin. Kamera low

Page 119: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

angle membuat sebuah obyek seolah tampak lebih besar (raksasa),

dominan, percaya diri, serta kuat (Pratista, 2008: 107). Sedangkan point of

view merrupakan arah pandang kamera persis seperti apa yang dilihat

karakter atau obyek dalam filmnya (Pratista, 2008: 111). Dengan posisi

kamera ini, terlihat Opah yang dominan dan memiliki posisi kuat dalam

cerita itu, dimana Opah menyampaikan tentang keunggulan puasa sehari

penuh kepada Upin dan Ipin.

Adegan diikuti dengan gambar Upin dan Ipin dari high angle dimana

Upin berkata “kita ini budak baik lah Opah?” yang diikuti dengan gambar

Opah yang menjawabnya “iyalah! Cucu-cucu Opah memang baik, jadi

karenalah puasa ikhlas, jangan puasa untuk duit!” gambar Opah ini

kembali diambil dengan menggunakan teknik point of view dari Upin dan

Ipin. Dalam adegan ini dijelaskan bahwa Upin dan Ipin adalah contoh anak

yang baik diikuti dengan pesan bahwa alangkah baiknya melaksanakan

puasa dengan didasarkan rasa ikhlas bukan karena ingin mendapatkan

imbalan uang. Opah juga memuji bahwa Upin dan Ipin adalah cucu yang

baik, Pujian dapat mengindikasikan bahwa Opah menyukai Upin dan Ipin

karena melaksanakan puasa dengan baik. Pujian, persahabatan,

penghargaan dari orang lain adalah sebuah anugerah dan membuat Anda

merasa bahagia (Ekman, 2009: 159).

Dalam adegan ini, Upin dan Ipin mengalami proses pembelajaran

tentang sikap beriman. Beriman merupakan sikap dan perilaku yang

menunjukkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan

Page 120: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan

menjauhi segala larangan-Nya (Zuriah, 2007: 83). Upin dan Ipin

mengalami proses pembelajaran dalam bentuk apresiasi. Apresiasi

merupakan suatu pertimbangan (judgement) mengenai arti penting atau

nilai sesuatu (Chaplin, 1982). Dalam penerapannya, apresiasi sering

diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda (baik

abstrak maupun konkret) yang memiliki nilai luhur (Dalyono, 2009: 217).

Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin yang kesal terhadap Ipin

dan berkata “hii, kau ni” kemudian dijawab oleh Ipin “maaf maaf” yang

langsung dilanjutkan dengan Kak Ros yang mengingatkan akan datangnya

hari raya “Opah, esok mungkin raya”, Opah pun menjawab “iyakah?

Kalau begitu, Opah rasa elok kita mulai masak ketupat sekarang” gambar

ini diambil menggunakan teknik deep focus untuk memperlihatkan Kak

Ros sama pentingnya dengan Opah maupun Upin dan Ipin dalam adegan

ini. Deep focus mampu menampilkan gambar yang ketajamannya sama

dari latar depan hingga latar belakang (Pratista, 2008: 97).

Gambar beralih kepada Upin yang bertanya kepada Kak Ros “Kak,

esok raya? Akak nak masak apa nanti!?” dan disambut Ipin “ Nak ayam

goreng! nak yam goreng!” akan tetapi Upin kembali menyahut “Rendang

rendang! Nak ayam rendang!” gambar ini mengunakan teknik medium

shot. Visualisasi dilanjutkan dengan gambar medium close up Kak Ros

yang mengatakan “kau orang nak makan ayam? Ha pergilah tangkap”

Page 121: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

diikuti dengan jawaban Upin dan Ipin “no problem!”. Pada jarak ini

memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas (Pratista, 2008: 105).

Adegan penutup scene ini merupakan isyarat contoh pembelajaran

salah satu unsur budi pekerti yaitu bekerja keras. Bekerja keras merupakan

sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka

berpangku tangan, selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan

suatu pekerjaan, suka bekerja keras, tekun dan pantang menyerah (Zuriah,

2007: 82). Dalam hal ini Upin dan Ipin yang berkeinginan untuk

memakan ayam disuruh untuk menangkap ayam terlebih dahulu dengan

maksud untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seseorang harus mau

bekerja keras untuk mencapai tujuannya.

9. Korpus 9 Episode 6 Scene 2

a. Makna denotasi

Scene ini diawali dengan gambar high angle suasana meja makan

dimana Upin dan Ipin bersama teman-temannya yang bersiap untuk

makan, dalam gambar ini terlihat Opah menyuruh mereka untuk duduk

“ha, duduk duduk! Ha, makanlah kenyang kenyang!”. Visualisasi

Page 122: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

dilanjutkan dengan gambar Ehsan yang menikmati makanan diikuti

gambar suasana meja makan, saat itu Ehsan berkata “eh gang, lepas ini

kita berraya ke rumah Pak Mail dengan Tuk Dalang nak tak!” yang diikuti

jawaban serempak dari teman-temannya “nak nak!”

Adegan dilanjutkan degan gambar Fizi yang mengatakan “tapi kan,

tahun lepas Pak Mail kasih 20 sen saja!” gambar ini menggunakan teknik

medium shot. Adegan selanjutnya berupa ekspresi terkejut Rajoo yang

mengatakan “iya?” yang diikuti dengan Ehsan “halah, Tuk Dalang tu lagi

tak nak buka pintu!” adegan ini menggunakan teknik medium shot. Scene

ini dilanjutkan dengan visualisasi Upin dan Ipin yang mengatakan “ish,

kok dekoknya!” disusul dengan Mei-Mei “ya lo, banya bahil!” saat itu juga

Opah menanggapi pembicaraan mereka “ish, budak-budak tak baik cakap

macam tu..”. visualisasi berikutnya telihat Rajoo, Ehsan dan Fizi yang

menyesal diiringi offscreen sound Opah “kita pergi berraya untuk

bersalam, minta maaf, bukan untuk duit!”

Adegan dilanjutkan masih dengan Opah yang berkata “tapi kalau kita

dapat duit, Alhamdulillah, haha” adegan ini menggunakan teknik medium

close up. Visualisasi berikutnya berupa gambar Mei-Mei dan Rajoo yang

sedang menikmati makanannya diikuti dengan in frame Kak Ros yang

kemudian berbicara kepada mereka “ha, kau orang semua yang dapat

dosa dengan siapa-siapa baik pergi minta maaf!”. Selanjutnya terlihat

reaksi kaget Upin dan Ipin yang kemudian mengingat beberapa kesalahan

yang dilakukan mereka. Scene ini kemudian diikuti degan gambar Opah

Page 123: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

yang sedang duduk kemudian masuk offscreen Ehsan “Opah, kita nak

pergi lah” dilanjutkan dengan Ehsan yang meminta bersalaman “nak

salam” gambar ini menggunakan posisi kamera over shoulder Opah.

Visualisasi scene ini diteruskan dengan gambar medium close up Opah

yang terlihat senang menyalami anak-anak diiringi offscreen sound Mei-

Mei “makasih Opah” diikuti offscreen sound Ehsan “Opah nampak cantik

hari ini. Makasih Opah, selamat raya”. Gambar selanjutnya terlihat Opah

yang memberikan bungkusan semacam amplop kepada Ehsan dan Fizi

sambil bersalaman dengan mereka. Fizi terlihat mengucapkan sselamat

kepada Opah “Selamat hari raya!” dan Opah mengingatkan Ehsan dan

Fizi “hah, tahun depan rajin-rajinlah puasa lagi, ya?” Visualisasi

berikutnya berupa medium shot Fizi yang menjawab “ya lah Opah, Fizi

janji nak puasa penuh tahun depan!” diikuti dengan Ehsan “Ehsan pun!

Ehsan pun!”

Selanjutnya terlihat ekspresi bahagia Opah yang diiringi offscreen

sound Upin “Rajoo, kau dapat berapa ringgit?” diikuti dengan gambar

Upin, Ipin, Rajoo serta Mei-Mei yang terlihat senang mendapatkan uang.

Gambar ini diiringi dengan offscreen sound Opah yang memanggil Ipin

“haa Ipin” dan Ipin pun menengok. Visualisasi berikutnya berupa gambar

close up Opah yang melanjutkan perkataannya “puasa tak mati kan?”

diikuti gambar Upin dan Ipin yang tersenyum mengangguk dan menjawab

“hmm, betul betul, tak mati pun! Opah, kita orang seronok dapat puasa

penuh! Baru the best raya!” lalu Upin dan Ipin berkata kepada Ehsan dan

Page 124: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Fizi “Fizi, Ehsan, kalu tahun depan tak puasa penuh, nanti tak boleh

raya!” diikuti dengan gambar Fizi dan Ehsan yang tersipu malu. Gambar

selanjutnya terlihat Upin dan Ipin yang mengajak teman-temannya “yo

lah, kita pergi berraya jo! Kita pergi kak minta maaf ke semua orang!”

yang langsung diikuti gambar long shot Upin dan teman-temannya yang

serempak menjawab “betul betul betul!” scene ini ditutup dengan gambar

Opah yang tersenyum.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar high angle suasana meja makan

dimana Upin dan Ipin bersama teman-temannya yang bersiap untuk

makan, dalam gambar ini terlihat Opah menyuruh mereka untuk duduk

“ha, duduk duduk! Ha, makanlah kenyang kenyang!”. Teknik high angle

ini digunakan untuk memperlihatkan suasana meja makan saat itu.

Visualisasi dilanjutkan dengan gambar Ehsan yang menikmati makanan

diikuti gambar suasana meja makan, saat itu Ehsan berkata “eh gang, lepas

ini kita berraya ke rumah Pak Mail dengan Tuk Dalang nak tak!” yang

diikuti jawaban serempak dari teman-temannya “nak nak!”. Adegan ini

menggambarkan Ehsan yang mengajak temean-temannya untuk

merayakan hari raya ke rumah Tuk Dalang yang disetujui oleh teman-

temannya dengan gembira. Ekspresi gembira ini terlihat ketika mereka

semua berekspresi gembira ketika menjawab ajakan Ehsan. Ekspresi

bahagia erlihat dari sudut-sudut bibir ditarik ke belakang dan keatas, mulut

Page 125: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

mungkin dan mungkin juga tidak terpisah, dengan gigi yang terpampang

atau tidak terpampang, pipi terangkat (Ekman, 2009: 175).

Adegan dilanjutkan degan gambar Fizi yang mengatakan “tapi kan,

tahun lepas Pak Mail kasih 20 sen saja!” gambar ini menggunakan teknik

medium shot. Adegan selanjutnya berupa ekspresi terkejut Rajoo yang

mengatakan “iya?” yang diikuti dengan Ehsan “halah, Tuk Dalang tu lagi

tak nak buka pintu!” adegan ini menggunakan teknik medium shot. Teknik

medium shot yang digunakan bermaksud untuk untuk menggambarkan

obyek yang berbicara saat itu. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh

manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak.

Sosok manusia mulai dominan dalam frame (Pratista, 2008:105).

Scene ini dilanjutkan dengan visualisasi Upin dan Ipin yang

mengatakan “ish, kok dekoknya!” disusul dengan Mei-Mei “ya lo, banya

bahil!” saat itu juga Opah menanggapi pembicaraan mereka “ish, budak-

budak tak baik cakap macam tu..”. visualisasi berikutnya telihat Rajoo,

Ehsan dan Fizi yang menyesal diiringi offscreen sound Opah “kita pergi

berraya untuk bersalam, minta maaf, bukan untuk duit!”. Offscreen sound

dapat dimanfaatkan sineas sebagai efek kejutan, ketegangan, informasi

cerita, dan sebagainya (Pratista, 2008: 161).

Adegan tersebut mengandung pessan dari Opah bahwa dalam

merayakan hari raya tujuannya adalah untuk bersilaturahmi dan meminta

maaf, bukan untuk mencari uang. Dalam adegan ini Upin dan teman-

temannya mengalami suatu proses pembelajaran dengan cara

Page 126: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

mendengarkan. Situasi ini memberikan kesempatan kepada seseorang

untuk belajar. Seseorang menjadi belajar dan tidak dalam situasi ini,

tergantung ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi, dan sikap seseorang itu.

Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak

hanya mendengar, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan.

Mendengarkan yang demikian akanmemberikan manfaat bagi

perkembangan pribadi seseorang (Dalyono, 2009: 219).

Adegan dilanjutkan masih dengan Opah yang berkata “tapi kalau kita

dapat duit, Alhamdulillah, haha” adegan ini menggunakan teknik medium

close up. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada keatas

(Pratista, 2008: 105). Shot ini memperlihatkan Opah yang menjelaskan

tentang bersyukur ketika mendapatkan rejeki. Bersyukur merupakan salah

satu unsur pembentuk sikap budi pekerti. Bersyukur adalah sikap dan

perilaku yang pandai berterimakasih atas rahmat dan nikmat dari Tuhan

Yang Maha Esa (Zuriah, 2207: 83).

Visualisasi berikutnya berupa gambar Mei-Mei dan Rajoo yang sedang

menikmati makanannya diikuti dengan in frame Kak Ros yang kemudian

berbicara kepada mereka “ha, kau orang semua yang dapat dosa dengan

siapa-siapa baik pergi minta maaf!”. Selanjutnya terlihat reaksi kaget

Upin dan Ipin yang kemudian mengingat beberapa kesalahan yang

dilakukan mereka. Scene ini kemudian diikuti degan gambar Opah yang

sedang duduk kemudian masuk offscreen Ehsan “Opah, kita nak pergi

Page 127: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

lah” dilanjutkan dengan Ehsan yang meminta bersalaman “nak salam”

gambar ini menggunakan posisi kamera over shoulder Opah.

Dalam adegan tersebut terlihat Opah yang berpesan kepada Upin dan

teman-temannya tentang makna hari raya dan tentang meminta maaf.

Meminta maaf tentang kesalahan yang diperbuat merupakan cerminan

tindakan dari sikap yang bertanggung jawab. Bertanggung jawab

merupakan salah satu unsur pembentuk dari sikap budi pekerti yang baik.

Bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku yang berani menanggung

segala akibat dari perbuatan yang telah dilakukannya (Zuriah, 2007: 83).

Visualisasi scene ini diteruskan dengan gambar medium close up Opah

yang terlihat senang menyalami anak-anak diiringi offscreen sound Mei-

Mei “makasih Opah” diikuti offscreen sound Ehsan “Opah nampak cantik

hari ini. Makasih Opah, selamat raya”. Pada jarak ini memperlihatkan

tubuh manusia dari dada ke atas (Pratista, 2008: 105). Offscreen sound

memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara

(Pratista, 2008: 161).

Gambar selanjutnya terlihat Opah yang memberikan bungkusan

semacam amplop kepada Ehsan dan Fizi sambil bersalaman dengan

mereka. Amplop ini melambangkan rejeki yang harus disyukuri yang telah

dijelaskan Opah pada adegan sebelumnya. Fizi terlihat mengucapkan

sselamat kepada Opah “Selamat hari raya!” dan Opah mengingatkan

Ehsan dan Fizi “hah, tahun depan rajin-rajinlah puasa lagi, ya?”

Visualisasi berikutnya berupa medium shot Fizi yang menjawab “ya lah

Page 128: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Opah, Fizi janji nak puasa penuh tahun depan!” diikuti dengan Ehsan

“Ehsan pun! Ehsan pun!”. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia

dari pinggang ke atas (Pratista, 2008:105).

Selanjutnya terlihat ekspresi bahagia Opah yang diiringi offscreen

sound Upin “Rajoo, kau dapat berapa ringgit?” diikuti dengan gambar

Upin, Ipin, Rajoo serta Mei-Mei yang terlihat senang mendapatkan uang.

Gambar ini diiringi dengan offscreen sound Opah yang memanggil Ipin

“haa Ipin” dan Ipin pun menengok. Offscreen sound memungkinkan

sineas untuk bereksplorasi dengan berbagai efek suara (Pratista, 2008:

161). Visualisasi berikutnya berupa gambar close up Opah yang

melanjutkan perkataannya “puasa tak mati kan?” diikuti gambar Upin dan

Ipin yang tersenyum mengangguk dan menjawab “hmm, betul betul, tak

mati pun! Opah, kita orang seronok dapat puasa penuh! Baru the best

raya!” lalu Upin dan Ipin berkata kepada Ehsan dan Fizi “Fizi, Ehsan,

kalu tahun depan tak puasa penuh, nanti tak boleh raya!” diikuti dengan

gambar Fizi dan Ehsan yang tersipu malu.

Gambar selanjutnya terlihat Upin dan Ipin yang mengajak teman-

temannya “yo lah, kita pergi berraya jo! Kita pergi kak minta maaf ke

semua orang!” yang langsung diikuti gambar long shot Upin dan teman-

temannya yang serempak menjawab “betul betul betul!” scene ini ditutup

dengan gambar Opah yang tersenyum. Tersenyum menandakan akan rasa

bahagia akan kejadian tersebut (Nierenberg & Calero, 2009: 108).

Page 129: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Dalam adegan ini Upin dan Ipin mendapatkan suatu pembuktian

tentang puasa yang tidak menyebabkan mati. Proses pembelajaran tentang

sikap beriman didapat melalui proses latihan atau praktek. Latihan atau

praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang melaksanakan

kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai

tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu aspek pada dirinya.

Dalam kegiatan berlatih atau praktek, segenap tindakan subyek terjadi

secara integratif dan terarah ke suatu tujuan. Hasil dari latihan atau praktek

itu sendiri akan berupa pengalaman yang dapat mengubah diri subyek

serta mengubah lingkungannya (Dalyono, 2009: 225).

10. Korpus 10 Episode 6 Scene 3

a. Makna denotasi

Scene ini diawali dengan fade in diiringi backsound musik dan ucapan

Upin “abang Sally” dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang

bersalaman dengan Sally diiringi offscreen sound Sally “hah, tak kuasa

aku” kemudian diikuti dengan adegan adegan dimana Upin dan Ipin

bersama dengan teman-temannya meminta maaf secara bergantian kepada

Page 130: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

seluruh karakter yang telah dirugikan dalam scene-scene sebelumnya dan

akhirnya scene ini ditutup dengan ucapan selamat hari raya dari karakter-

karakter utama dalam film ini “kami mengucapkan, slamat hari raya aidil

fitri! Maaf lahir dan batin”

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan fade in diiringi backsound musik dan ucapan

Upin “abang Sally” dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang

bersalaman dengan Sally diiringi offscreen sound Sally “hah, tak kuasa

aku” kemudian diikuti dengan adegan adegan dimana Upin dan Ipin

bersama dengan teman-temannya meminta maaf secara bergantian kepada

seluruh karakter yang telah dirugikan dalam scene-scene sebelumnya.

Offscreen sound memungkinkan sineas untuk bereksplorasi dengan

berbagai efek suara (Pratista, 2008: 161). Akhirnya scene ini ditutup

dengan ucapan selamat hari raya dari karakter-karakter utama dalam film

ini “kami mengucapkan, slamat hari raya aidil fitri! Maaf lahir dan batin”

Scene ini secara keseluruhan bercerita tentang contoh sikap

bertanggung jawab dari Upin dan teman-temannya yang

mempertannggung jawabkan kesalahan yang dibuat dan divisualisasikan

dalam scene-scene sebelumnya dengan meminta maaf kepada orang yang

telah dirugikan. Proses bertanggung jawab ini mencerminkan sifat jujur

yang digambarkan dengan mengakui kesalahan. Jujur adalah sikap dan

Page 131: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa

adanya, dan berani mengakui kesalahan (Zuriah, 2007: 83).

B. Kesimpulan Analisis

Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah diperoleh menggunakan

metode semiotika Roland Barthes penulis menarik kesimpulan bahwa didalam

film “Upin & Ipin Season 1” telah mampu menggambarkan bagaimana bentuk

pembelajaran budi pekerti dan toleransi. Hal ini dapat kita lihat dari Beberapa

katagori pembelajaran budi pekerti yang ada di dalam film ini.

a. Disiplin

Kedisiplinan terlihat dalam adegan dimana Upin dan Ipin mendengar suara

adzan lalu ingat bahwa saat adzan maghrib mempunyai arti mereka harus

segera pulang yang mana kemudian Upin dan Ipin bergegas untuk pulang

karena terdapat sikap disiplin dalam diri mereka. Di mana dalam masyarakat

terdapat pandangan bahwa waktu maghrib adalah batasan yang menunjukkan

anggota keluarga untuk segera pulang ke rumah.

b. Beriman

Pembelajaran budi pekerti tentang beriman terlihat saat Kak Ros

mengingatkan Upin dan Ipin dengan nada suara lebih tinggi untuk segera

bersembahyang setelah mandi dan tidak lupa diikuti dengan mengaji. Budaya

masyarakat yang ada cenderung memanfatkan waktu maghrib untuk

beribadah secara lebih kepada Tuhannya terutama masyarakat yang beragama

Islam.

Page 132: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

c. Bersyukur

Contoh pembelajaran tentang sikap bersyukur tampak saat Opah

menjelaskan tentang tujuan diperintahkannya ibadah puasa yaitu untuk

melatih bersyukur dan merasakan bagaimana rasanya orang yang menderita

karena kelaparan. Dalam menjalankan puasa dilarang untuk makan dan

minum dari fajar hingga tiba waktu maghrib.

d. Rela Berkorban

Visualisasi pembelajaran rela berkorban nampak saat Upin dan Ipin rela

bangun sahur tanpa mengeluh sedikitpun meskipun saat itu Upin dan Ipin

masih dalam kondisi yang mengantuk. Tata cara sahur adalah dilaksanakan di

akhir malam sebelum masuk waktu subuh atau fajar. Di mana pada saat

seperti demikian umumnya masyarakat dalam keadaan tidur lelap.

e. Pengendalian Diri

Sikap pengendalian diri yang baik ditunjukkan ketika Upin dan Ipin

hendak dibelikan minum oleh Rajoo karena menang dalam permainan.

Namun, Upin dan Ipin berhasil mengendalikan diri mereka untuk tidak

tergoda ajakan Rajoo dikarenakan peringatan Mei-Mei yang tegas.

f. Tegas

Contoh sikap tegas terlihat saat Mei-Mei dengan tanpa rasa bimbang atau

takut untuk mengingatkan Upin dan Ipin bahwa mereka sedang melaksanakan

puasa ketika Upin dan Ipin diajak Rajoo untuk minum. Ketegasan dalam

bergaul kadang dalam prakteknya sering dilupakan karena tertutupi oleh rasa

sungkan.

Page 133: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

g. Sabar

Pembelajaran tentang sikap sabar tergambar ketika Opah dan Kak Ros

menyuruh untuk makan dengan pelan dan sabar. Dalam budaya masyarakat

makan dengan pelan dapat mencerminkan bahwa orang tersebut mempunyai

sikap yang sabar dikarenakan tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.

h. Tangguh

Contoh sikap tangguh dalam film ini terlihat dalam adegan dimana Upin

dan Ipin tertidur pulas karena lelah menjalankan puasa sehari penuh.

Meskipun tertidur, Upin dan Ipin yang masih berusia lima tahun merupakan

contoh yang tangguh dalam menghadapi puasa sehari penuh, termasuk

didalamnya merupakan puasa pertama kali bagi mereka.

i. Bertanggung Jawab

Sikap bertanggung jawab dicontohkan oleh Upin dan Ipin ketika mereka

bersama teman-temannya merayakan hari raya dengan bersilaturahmi dan

meminta maaf kepada pihak-pihak yang telah dirugikan. Mengakui kesalahan

dan meminta maaf seeringkali menjadi hal yang sulit dilakukan tanpa adanya

sikap dan dorongan dari diri sendiri.

Selain itu contoh sikap bertaanggung jawab adalah saat Upin dan Ipin

menerima konsekwensi karena melanggar janji mereka kepada Kak Ros

dimana Upin dan Ipin mendapat sebuah hukuman berupa sebuah temparan.

j. Tenggang Rasa

Contoh sikap tenggang rasa dalam film ini terlihat saat Upin dan Ipin

diperingatkan oleh Kak Ros dengan nada suara tinggi untuk tidak membuat

Page 134: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

gaduh di masjid. Kultur masyarakat yang memandang tempat ibadah yang

harus dihormati sehubungan dengan digunakannya tempat ibadah sebagai

tempat berkomunikasi manusia dengan Tuhannya secara berjamaah (massal).

k. Bekerja keras

Sikap bekerja keras dicontohkan Upin dan Ipin yang mau untuk berusaha

menangkap ayam sebagai konsekwensi atas keinginan untuk menikmati

masakan ayam.

l. Toleransi

Toleransi dalam film ini dicontohkan dalam adegan dimana Upin dan Ipin

diajak minum oleh Rajoo. Namun, karena rasa toleransi yang ada dalam diri

Mei-Mei dan Rajoo akhirnya mereka menghormati ibadah puasa yang sedang

dilaksanakan oleh Upin dan Ipin. Toleransi terhadap Upin dan Ipin yang

menjalankan ibadah puasa ini merupakan toleransi positif dimana Mei-Mei

dan Rajoo tidak menerima kepercayaan Upin dan Ipin tetapi tetap menghargai

hak dan kewajiban yang dimiliki oleh Upin dan Ipin.

Page 135: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari serangkaian data lambang-lambang komunikasi yang diperoleh

melalui metode analisis semiotika Roland Barthes mengenai pembelajaran budi

pekerti dan toleransi dalam film “Upin & Ipin Season 1”, maka di sini peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa film ini menggambarkan tanda-tanda

pembelajaran budi pekerti dan toleransi terhadap anak, dimana tanda-tanda

tersebut mempunyai makna proses pembelajaran sikap disiplin, beriman,

bersyukur, rela berkorban, pengendalian diri, tegas, sabar, tangguh, bertanggung

jawab, tenggang rasa, bertanggung jawab dan toleransi.

Makna pesan tentang pembelajaran budi pekerti dan toleransi dalam film

“Upin & Ipin Season 1” ini adalah bagaimana setiap tindakan yang mencerminkan

budi pekerti dan toleransi diaksanakan oleh karakter-karakter yang ada dalam film

ini disertai dengan akibat-akibat yang diperoleh dari melaksanakan tindakan yang

mencerminkan sikap budi pekerti dan toleransi. Makna pembelajaran budi pekerti

dan toleransi dalam film ini menjelaskan tentang punishment atau ganjaran yang

akan diterima apabila melaksanakan tindakan yang bertentangan dengan sikap

budi pekerti dan toleransi. Ganjaran di dalam film ini direpresentasikan dengan

kejadian-kejadian yang tidak disukai oleh anak-anak, dimarahi, ganjaran fisik

berupa tamparan, sehingga anak-anak menerima maksud dari ganjaran yang

digambarkan dalam film ini.

Page 136: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Makna pembelajaran budi pekerti dan toleransi yang terdapat dalam film

ini adalah bahwa penanaman sikap budi pekerti dan toleransi kepada anak-anak

memerlukan proses pembelajaran sejak dini, tidak didapat melalui waktu yang

singkat. Karena harus melalui berbagai macam jenis proses pembelajaran hingga

membentuk sikap budi pekerti dan toleransi dalam diri anak. Hal ini terlihat dalam

adegan-adegan dimana karakter-karakter yang terdapat di dalam film ini melalui

suatu proses kesalahan untuk belajar. Dari proses kesalahan tersebut tergambar

bahwa pembelajaran membutuhkan waktu dan tidak secara langsung dipahami

oleh anak-anak.

Makna akan pentingnya pembelajaran budi pekerti dan toleransi terlihat

dalam adegan-adegan dimana saat terjadi suatu proses pembelajaran budi pekerti

dan toleransi digunakan teknik sinematografi yang berfungsi untuk menyatakan

bahwa pessan yang ada dalam adegan tersebut merupakan pessan yang penting.

Pembelajaran budi pekerti dan toleransi dalam film animasi “Upin & Ipin

Season 1” ini disampaikan melalui adegan-adegan dan unsur-unsur sinematografi

seperti halnya cara menyampaikan pesan dan tanda dalam film dengan karakter

atau pemeran manusia asli. Dimana di dalamnya terdapat pula ekspresi wajah dan

dialog yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran budi pekerti dan toleransi.

Pembelajaran budi pekerti dan toleransi yang terdapat dalam film Upin &

Ipin season 1 ini direpresentasikan dalam berbagai macam sikap pembentuk budi

pekerti dan toleransi yang terdapat dalam adegan-adegan di film Upin dan Ipin

season 1 ini. Beberapa unsur pembentuk sikap budi pekerti dan toleransi yang

direpresentasikan dalam film ini adalah:

Page 137: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

a. Disiplin

b. Beriman

c. Bersyukur

d. Rela Berkorban

e. Pengendalian Diri

f. Tegas

g. Sabar

h. Tangguh

i. Bertanggung Jawab

j. Tenggang Rasa

k. Bekerja Keras, dan

l. Toleransi

Pembelajaran-pembelajaran tersebut tergambar dalam berbagai proses

belajar yang dijalani oleh karakter-karakter yang terdapat dalam film ini. Proses

belajar yang ada di film “Upin & Ipin Season 1” diantaranya sebagai berikut:

1. Proses belajar melalui mendengarkan, proses ini nampak ketika Opah

beberapa kali menjelaskan tentang sesuatu kepada Upin dan teman-

temannya di mana Upin dan teman-temannya memperoleh pengetahuan

dan informasi dalam pembelajaran melalui proses mendengarkan apa yang

dikatakan oleh Opah. Pengetahuan atau informasi yang diperoleh Upin dan

teman-temannya berupa pengetahuan mengenai keimanan, pengetahuan

tentang sikap sabar, sikap bersyukur serta pengetahuan tentang rasa

tanggung jawab.

Page 138: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

2. Proses belajar melalui latihan atau praktek, proses belajar yang

dititikberatkan pada aktivitas fisik ini dilakukan Upin dan teman-temannya

dalam mempelajari sikap bersyukur, sikap beriman, sikap jujur, sikap

tenggang rasa, sikap tegas, sikap sabar, sikap tangguh serta toleransi.

Proses pembelajaran ini digambarkan melalui aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh Upin dan teman-temannya saat berinteraksi satu sama lain

dimana sifat-sifat yang membentuk sikap budi pekerti dan toleransi

tersebut ditunjukkan diiringi dengan kondisi-kondisi yang mendorong atau

memicu sikap-sikap tersebut untuk dilakukan.

B. Kendala Penelitian

Dalam proses pembuatan penelitian ini penulis mengalami berbagai macam

kendala diamana kendala tersebut menyebabkan tidak maksimalnya penulis dalam

memaknai film “Upin & Ipin Season 1”. Kendala-kendala tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini, menggunakan pendekatan semiotik versi Roland Barthes

diamana roland barthes menganalisa menggunakan dua tahap denotasi dan

konotasi. Dan untuk tahap konotasi agar dalam analisa yang dilakukan tidak

terlalu subjektif karena dalam tahap konotasi pada penelitian ini, tidak terlalu

membahas tentang mitos lebih mendalam disebabkan penulis hanya ingin

mengetahui bagaimana tanda-tanda pembelajaran budi pekerti dan toleransi

dalam film tersebut. Sehingga penulis takut apabila penelitian ini terlalu

subjektif dari persepsi penulis.

Page 139: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

2. Kurangnya referensi penelitian yang membahas semiotika tentang film

animasi membuat penulis kesulitan untuk mengarahkan dalam memaknai film

tersebut. Sehingga penulis menggunakan aspek sinematografi seperti halnya

memaknai film pada umumnya dalam memaknai adegan-adegan yang ada

dalam film tersebut.

3. Pemahaman yang kurang mendalam dalam dialog dan istilah-istilah dalam

film tersebut disebabkan oleh sulitnya memahami sebagian kata yang

digunakan dalam film “Upin & Ipin Season 1” karena bahasa yang digunakan

dalam film tersebut merupakan bahasa melayu setempat, jadi bukan merupakan

bahasa melayu yang baku sehingga penulis agak mengalami hambatan untuk

memahami secara mendalam dari segi bahasa atau lingual.

C. Saran

1. Karena banyaknya contoh pembelajaran budi pekerti dan toleransi yang

terdapat dalam film “Upin & Ipin Season 1” maka dengan ini peneliti

mengharapkan supaya peneliti lain melakukan penelitian tentang pembelajaran

budi pekerti dan toleransi di film lain mengingat semakin jarangnya ditemui

anak-anak yang memperoleh pendidikan budi pekerti dan toleransi pada saat

ini.

2. Ada baiknya penelitian sejenis dilakukan pada film-film buatan dalam

negeri dimana bahasa yang digunakan akan lebih mengena terhadap

masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya sebagai target dari

pembelajaran budi pekerti dan toleransi.

Page 140: REPRESENTASI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DAN TOLERANSI …eprints.uns.ac.id/7392/1/214951411201110191.pdf · (Analisis Semiotika Tentang Pembelajaran dalam Film Serial Animasi “Upin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

3. Ada baiknya untuk melakukan penelitian lain yang sejenis dengan

menggunakan fokus pembelajaran yang berbeda sehingga akan didapat hasil

yang menggambarkan tentang pesan pembelajaran yang ditujukan untuk

perkembangan psikologis anak mengingat semakin sedikitnya film yang

menyajikan pembelajaran moral bagi anak-anak.