REOLOGI
-
Upload
jessica-caecilia -
Category
Documents
-
view
216 -
download
4
Transcript of REOLOGI
Reologi Bahan Pertanian
Reologi adalah kajian tentang perubahan bentuk dan aliran bahan yang
disebabkan adanya gaya-gaya. Pokok bahasan utamanya berkaitan dengan
hubungan-hubungan antara tekanan dan perubahan bentuk (deformation),
fenomena aliran, dan viskositas (viscosity). Dalam reologi, bahan-bahan dibagi
dalam beberapa grup berdasarkan beberapa sifat dasarnya. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa perilaku reologi bahan dapat dicirikan berdasarkan tiga sifat
dasarnya, yakni elastisitas, plastisitas dan viskositas. Tiga bahan yang mampu
menunjukkan sifat-sifat tersebut biasa disebut bahan Hook (Hookean body), bahan
St. Venant (St. Venant body) dan bahan Newtonian (Newtonian liquid). Ketiga
parameter reologi tersebut banyak dipakai sebagai dasar untuk memahami reologi
benda padat atau semi padat beserta teknik pengukurannya.
Bahan pertanian merupakan benda hidup, bahan biologis, dimana komposisi,
kandungan lengas dan teksturnya berubah terus menerus selama pertumbuhan,
masak bahkan dalam penyimpanan. Bahan pertanian dapat terus menerus terpapar
gaya selama pemrosesan, dari pemanenan, pengemasan, pemrosesan,
transportasi, dan penyimpanan. Sehingga pengetahuan tentang
sifat reologi penting untuk mencegah kerusakan dan mengefisiensikan proses
penanganan bahan pertanian. Salah satu bahan hasil pertanian adalah produk
pangan. Produk pangan jadi atau produk yang masih dalam proses pengolahan
memiliki bentuk dan tekstur yang bermacam-macam. Ada produk pangan yang
berbentuk cair, padat, semi padat, dan juga yang memiliki sifat elastik dan kental.
Produk pangan yang berbeda-beda tekstur tersebut memiliki respon yang berbeda
apabila dikenakan gaya. Suatu jenis produk pangan dapat berubah sifat reologinya
setelah diolah kembali. Dengan perubahan sifat tersebut maka pengukuran mutu
tekstur pun akan berbeda. Parameter penting mutu pada produk pangan
diantaranya kekenyalan, kelengketan, dan elastisitas.
Morrison (2001) mendefinisikan reologi sebagai ilmu yang mempelajari
perubahan bentuk dan aliran bahan yang terjadi dalam cara yang menarik dan tidak
biasa. Ia memberi contoh melalui perbandingan antara mayonaise dan madu. Jika
kita membuka toples berisi mayonaise yang telah digunakan sebelumnya, kita
dapat melihat bahwa bentuk permukaan mayonaise tidak akan datar, melainkan
mengikuti bentuk pisau atau sendok yang digunakan untuk mengambilnya dari
toples. Berbeda halnya dengan madu dalam toples yang permukaannya akan selalu
datar walaupun telah digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sifat
antara mayonaise dan madu yang disebut kekentalan atau viskositas. Viskositas
adalah salah satu kajian dalam reologi yang dibutuhkan dalam penelitian terhadap
bahan dan produk pertanian.
Perilaku elastik suatu bahan dapat dihitung dari seberapa besar perubahan
panjang yang terjadi setelah gaya di berikan. Perilaku elastik terjadi apabila
tekanan (stress, τ) pada suatu benda berbanding lurus dengan strain (γ). Tekanan
adalah gaya yang diberikan (F) per satuan luas (A), sedangkan strain adalah akibat
yang ditimbulkan dari stress dan dinyatakan sebagai perubahan panjang (ΔL) per
satuan panjang awal (L). Ekspresi hubungan keduanya dikenal dengan elastisitas
modulus atau modulus Young (E).
E = stress(τ)strain(γ )
= F /A∆ L/L
Persamaan tersebut hanya dapat diterapkan jika benda berada di bawah
tekanan. Apabila gaya yang diberikan adalah dalam bentuk gesekan atau
hidrostatik maka koefisien yang digunakan adalah modulus shear (G) dan modulus
curah atau bulk (K).
G = shearing stressshearing strain
= F /Aγ /L
K = hidrostatik pressurevolume strain
= F∆V /V
Benda yang bersifat plastis akan mengalami perubahan bentuk yang kontinu
apabila dikenakan gaya. Walaupun dapat kembali ke bentuk semula tetapi bentuk
benda tersebut idak dapat kembali ke bentuk yang sesempurna sebagaimana
benda elastis. Perilaku plastik ideal dapat dijelaskan dengan membayangkan suatu
benda diletakkan di atas permukaan yang rata. Apabila gaya mengenainya, maka
benda tersebut tidak akan bergerak hingga suatu tingkat stress tertentu tercapai
atau sering disebut dengan yield stress. Setelah yield stress ini tercapai, maka
aliran atau gerakan benda tersebut akan berlangsung seterusnya.
Perilaku sifat mengalir (fluiditas) yang ideal terjadi dalam benda yang mengalir,
dimana perubahan bentuk (daya alir) berbanding lurus dengan gaya yang
diberikan. Sifat mengalir ini biasanya tidak dimiliki oleh benda yang berbentuk
padat.
Produk pangan dan produk antaranya dalam pengolahan mempunyai sifat
sebagai kombinasi dari bahan elastis dan kental. Bahan seperti ini disebut bahan
viskoelastis. Benda yang mempunyai sifat viskoelastis dapat mengalami perubahan
bentuk (deformation) dan bersifat mengalir bila dikenakan gaya. Uji reologi adonan
dapat diukur dengan viscograph (terutama untuk mengetahui karakteristik
tepungnya).
Istilah reologi yang umum seperti modulus Young, kekuatan tensil, dan
sebagainya dapat diaplikasikan. Beberapa ilmuwan seperti Mohsenin, Sitkei, dan
Tsytovich menggunakan istilah bioyield point untuk menggambarkan sifat reologi
yang tidak ditemui pada bahan lain. Bioyield point adalah titik pada kurva
tegangan-deformasi di mana tegangan berkurang atau konstan dengan
peningkatan deformasi. Titik ini mencerminkan sensitivitas dari bahan biologis
terhadap kerusakan. Definisinya hampir sama dengan yield point, hanya berbeda
bentuk ketika diaplikasikan ke dalam kurva.
Berikut adalah tabel sifat reologi beberapa bahan pertanian
Bahan
Beban
pada puncak
Tegangan
pada puncak
Regangan pada puncak
Beban
ketika
patah
Tegangan
ketika patah
Regangan
ketika patah
Beban
pada titik yield
Tegangan
pada titik yield
Regangan pada
titik yield
Modulus
Young
(N) (N/mm2) (%) (N) (N/mm2) (%) (N) (N/mm2) (%)
(N/mm2)
Beras 25032 16.46 18.792503
216.46 18.79 5482 3.61 6.24 85.79
Jagung 15085 9.92 28.951508
59.92 28.95 3460 2.28 12.51 31.06
Sorgum
15034 9.89 39.821503
49.89 39.82 5147 3.39 28.69 26.83
Cowpea
15015 9.87 29.491501
29.87 29.5 3197 2.1 10.97 24.62
Garri 15031 9.89 40.271503
19.89 40.27
5015.1
3.3 27.75 22.37
Ada beberapa parameter reologi dalam pengujian sifat bahan pangan, yaitu:
1. Kekerasan
Kekerasan adalah sifat produk pangan yang menunjukan daya tahan untuk
pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Sifat derajat mudah patah dari suatu
benda dapat dinyatakan sebagai nilai kekerasan (hardness) yang dapat diukur
dengan alat instron. Dalam cara mengukur kekerasan, gaya tekan akan
memecahkan produk padat dan pecahnya langsung dari bentuk aslinya tanpa
didahului perubahan bentuk. Caranya adalah benda tersebut ditekan hingga
pecah dan besarnya gaya tekan untuk memecah produk padat ini disebut nilai
kekerasan.
2. Kekenyalan
Sifat kenyal adalah sifat reologi yang menggambarkan daya tahan produk
untuk lepas atau pecah oleh adanya gaya tekan. Bedanya kekerasan untuk
menyatakan sifat benda atau produk pangan padat yang tidak bersifat
deformasi, sedangkan sifat kenyal adalah sifat reologi pada produk pangan
elastis yang bersifat deformasi. Sebagaimana dalam pengukuran kekerasan,
gaya yang diberikan untuk mengukur kekenyalan adalah gaya tekan. Pada
pengukuran kekenyalan, gaya yang diberikan mula-mula menyebabkan
perubahan bentuk produk, baru kemudian memecahkan produk setelah gaya
yang diberikan melewati daya tahannya. Besarnya gaya tarik pada pengukuran
kekenyalan disebut nilai kekenyalan.
3. Elastisitas
Elastisitas adalah sifat reologi yang menggambarkan daya tahan untuk putus
akibat gaya tarik. Pada pengukuran elastisitas produk, gaya yang dipakai ialah
gaya tarik, yaitu gaya yang bekerja pada arah putusnya produk. Besarnya gaya
tarik yang memutuskan benda itu disebut nilai elastisitas.
4. Kelengketan
Sifat lengket adalah sifat reologi yang menggambarkan sifat perubahan
benuk benda yang dipengaruhi oleh gaya kohesi dan adhesi. Pada dasarnya
produk pangan yang lengket mempunyai kedua gaya kohesi dan adhesi yang
sama-sama tinggi. Gaya kohesi yang tinggi menyebabkan produk pangan
menjadi kompak atau tidak mudah pisah satu sama lain. Sifat demikian
diinginkan pada banyak produk pangan agar produk itu tetap kompak dan tidak
mudah hancur. Namun pada jenis pangan tertentu, produk yang terlalu kompak
tidak dikehendaki. Sifat yang menyatakan mudah pisah pada produk pangan
tertentu disebut masir.
Gaya adhesi yang terlalu tinggi menyebabkan produk pangan menjadi
lengket pada bahan pembungkus atau wadahnya. Banyak produk pangan yang
tidak menghendaki sifat lengket tersebut. Untuk menghindari sifat lngket ini
ditambahkan zat anti lengket pada bagian luar produk.
5. Kerapuhan
Kerapuhan menunjukan seberapa kuat suatu produk menahan gaya tekan.
Kerapuhan biasanya berkorelasi erat dengan nilai kekerasan, dimana pada
umumnya produk yang rapuh memiliki nilai kekerasan yang rendah. Kerapuhan
juga sering dihubungkan dengan sifat sensori kerenyahan.