RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

31

Transcript of RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

Page 1: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020
Page 2: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 i

KATA PENGANTAR

Renstra Balai Bahasa Kalimantan Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020—2024 ini merupakan

pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah.

Renstra Balai Bahasa Kalimantan Tengah ini memuat visi, misi, tujuan strategis,

sasaran strategis, arah kebijakan, dan struktur program/kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh Balai Bahasa Kalimantan Tengah dalam kurun waktu

2020—2024. Karena Kalimantan Tengah merupakan salah satu UPT Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, renstra yang digunakan sebagai

pedoman dalam pengelolaan kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah

terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan serta evaluasi

hasil kinerjanya pada 2020—2024 ini pun mengacu pada Renstra Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—2024.

Palangka Raya, Juli 2020 Kepala Balai Bahasa, Drs. I Wayan Tama, M.Hum.

Page 3: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Kondisi Umum .............................................................................. 1

1.2 Landasan Hukum ........................................................................ 4

1.3 Potensi dan Permasalahan ........................................................... 6

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS .............................. 11

2.1 Visi dan Misi ............................................................................... 11

2.2 Tujuan dan Sasaran .................................................................... 12

2.3 Definisi Operasional dan Metode Penghitungan IKK ........................ 14

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA

KELEMBAGAAN ....................................................................................... 19

3.1 Arah Kebijakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ......... 19

3.2 Arah Kebijakan Balai Bahasa Kalimantan Tengah ............................. 20

3.3 Kerangka Regulasi ......................................................................... 20

3.4 Kerangka Kelembagaan ................................................................. 22

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN .............................................. 25

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 27

Page 4: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan jumlah bahasa

daerah terbesar di Indonesia. Ada setidaknya 30 bahasa daerah yang hidup,

berkembang, dan dituturkan di provinsi ini. Di bagian utara-timur hidup bahasa-

bahasa rumpun Barito dengan bahasa Ot-Danum, Siang, Maanyan, dan

Bakumpai merupakan bahasa dengan jumlah penutur terbesar. Di sana hidup

pula bahasa Banjar, Jawa, Madura, Bugis, dan bahasa-bahasa pendatang lain

yang berdampingan dengan bahasa lokal.

Di wilayah tengah hidup bahasa Ngaju, Katingan, Tamuan, Melayu Sampit,

dan sebagainya. Bahasa Ngaju dengan jumlah penutur terbesar secara

tradisional hidup di wilayah ini. Bahasa Ngaju pula yang berfungsi sebagai bahasa

pergaulan di Kalimantan Tengah.

Di wilayah barat hidup bahasa Delang, Bulik, Mendawai, Arut, dan Melayu

Kotawaringin yang dituturkan secara aktif oleh penuturnya. Bahasa Melayu

Kotawaringin menjadi bahasa pergaulan di wilayah itu selain bahasa Ngaju.

Ciri geolinguistik di Kalimantan Tengah juga unik. Bahasa-bahasa Dayak

dituturkan di sepanjang aliran sungai sehingga orang sering menamainya sesuai

dengan tempat bahasa itu dituturkan. Bahasa-bahasa yang jumlah penuturnya

kecil biasanya dituturkan di wilayah yang agak ke dalam. Bahasa-bahasa ini

justru menjadi bahasa yang baik secara vitalitas karena aman dari gangguan dan

intervensi bahasa lain.

Kekayaan sastranya, terutama sastra lisan, juga sangat beragam.

Kalimantan Tengah kuat dengan tradisi sastra lisannya. Seni bertutur di

Kalimantan Tengah erat dengan tradisi lisan yang memang berkembang dengan

sangat baik. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir banyak didominasi oleh

karya sastra lisan. Kelemahan karya sastra lisan ialah daya hidupnya yang

kurang. Perlu dilakukan dokumentasi yang baik untuk mempertahankan daya

hidup karya sastra lisan.

Page 5: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 2

Karya sastra lisan juga dapat terdegradasi baik secara kualitas maupun

kuantitasnya. Secara substansi, karya sastra lisan yang diwariskan secara turun

temurun tentu akan bergeser nilai-nilai luhurnya. Di samping itu, semakin

enggannya generasi muda belajar atau paling tidak mengenal karya sastra lokal

dapat pula menurunkan kuantitas karya sastra itu.

Masyarakat Kalimantan Tengah sendiri sering tidak menyadari bahwa

mereka memiliki kekayaan bahasa dan sastra yang luar biasa. Bahkan, sebagian

penutur bahasa daerah relatif tidak peduli lagi dengan keberadaan bahasanya.

Mereka tidak mengajari anak-anak mereka bahasa daerah yang seharusnya

menjadi bahasa ibu dan bahasa pertama.

Pemerintah daerah sampai saat ini masih tergagap-gagap tentang arah dan

kebijakan pengembangan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah. Menurut

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang

Negara, serta Lagu Kebangsaan, tugas pemerintah daerahlah untuk

mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah. Namun, sampai saat ini,

sebagai contoh saja, tidak ada peraturan dari pemerintah daerah tentang

kewajiban pengajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21

Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian diperbarui dengan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 078 Tahun 2015, Balai

Bahasa adalah unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di

bidang kebahasaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Oleh karena itu, renstra Balai

Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah 2020—2024 harus mengacu dan merupakan

penjabaran visi dan misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang

tertuang dalam Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—

2024.

Selama kurun waktu 2015—2019, capaian Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah dalam bidang pembangunan kebahasaan dan kesastraan adalah sebagai

berikut.

Page 6: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019

1

Meningkatnya Kosa Kata Bahasa Indonesia

1

Jumlah Kosa Kata Indonesia

1500 Kosa Kata

3000 Kosa Kata

4000 Kosa Kata

3500 Kosa Kata

4000 Kosa kata

2 Jumlah Kamus - - - 2 Kamus 3 Kamus

2

Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terlindungi

1 Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terevitalisasi.

2 Bahasa dan Sastra

2 Bahasa dan

Sastra

- 6 Bahasa dan

Sastra

5 Bahasa dan

Sastra

3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan.

1 Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra

5 Naskah 8 Naskah 4 Naskah 9 Naskah 4 Naskah

2 Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra

2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan

4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

1 Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra

- - 6 Bahan 10 Bahan 3 Bahan

5 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

1 Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

- 1 Bahan 1 Bahan 1 Bahan -

6 Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

1344 Orang 1498 Orang 728 Orang 1092 Orang 1150 Orang

2 Jumlah Generasi Muda yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra

738 Orang 1498 Orang 575 Orang 689 Orang 1470 Orang

7 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali

1 Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya

3 Lembaga

5 Lembaga

28 Lembaga

43 Lembaga

28 Lembaga

2 Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya

- - 22 Lembaga

22 Lembaga

6 Lembaga

3 Jumlah Jejaring BIPA - - - 1 Jejaring 1 Jejaring

8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

1 Jumlah Bahan Ajar BIPA

- - - 1 Bahan -

9 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa

1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

2 Layanan Internal 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

3 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan

Dalam mendukung prioritas pembangunan nasional tentang revolusi mental

dan pembangunan kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana

Page 7: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 4

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024 dan mengacu

pada Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—2024 maka

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah memfokuskan pembangunan bidang

kebahasaan dan kesastraan di tiga titik strategis. Tiga titik strategis itu adalah

sebagai berikut:

1. perencanaan bahasa dan implementasinya;

2. pembangunan budaya literasi; dan

3. pemajuan sastra.

Perencanaan bahasa dan implementasinya berkaitan dengan upaya

memartabatkan bahasa negara, pemodernan bahasa, pemerolehan kemampuan

berbahasa, dan peningkatan citra sebuah bahasa dan penerimaan masyarakat

terhadap bahasa yang dihasilkan. Pembangunan budaya literasi mencakup upaya

meningkatkan kemampuan berliterasi warga negara Indonesia agar mampu

bersaing dan bersanding dengan negara lain. Sedangkan pemajuan sastra

berjutujan membangun kamjuan dalam bidang kesastraan sehingga posisi sastra

Indonesia meningkat sebagai bagian dari sastra dunia.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum Renstra Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2020—2024 adalah sebagai berikut.

(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas).

(3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

(4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

(5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

(6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

(7) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025.

Page 8: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 5

(8) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan

Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

(9) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

(10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

(11) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Anggaran Kementerian/Lembaga.

(12) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

(13) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Layanan Keuangan

dan Kinerja.

(14) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah.

(15) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6/2006 tentang Pengelolaan BMN/Daerah.

(16) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan,

Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi

Bahasa Indonesia.

(17) Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi Organisasi

(18) Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2015.

(19) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian

Negara.

(20) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2014—

2019.

(21) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman

bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara

dan Bahasa Daerah.

(22) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.

Page 9: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 6

(23) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 078 Tahun 2015

tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.

(24) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kewajiban

Pencantuman Label Berbahasa Indonesia pada Barang.

(25) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

(26) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 152 Tahun 2003 tentang

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.

1.3 Potensi dan Permasalahan

Kondisi lingkungan strategis khususnya di Kalimantan Tengah dapat

dipertimbangkan sebagai bagian penting dalam penyusunan Renstra Balai

Bahasa. Beberapa aspek lingkungan strategis yang dipertimbangkan itu di

antaranya sebagai berikut.

Kalimantan Tengah memiliki ciri geolinguistik yang berbeda dengan daerah

lain. Jika dibandingkan, Kalimantan Tengah berbeda dengan, misalnya, semua

provinsi di Jawa. Kalimantan Tengah lebih mirip kondisi geolinguistiknya dengan

provinsi-provinsi di Sumatera, Sulawesi, atau Maluku, dan Nusa Tenggara yang

memiliki banyak bahasa daerah. Yang mungkin menjadi perbedaan ialah tradisi

sastranya. Kalimantan Tengah tidak memiliki tradisi sastra tulis, tetapi lebih

banyak sastra lisan.

Kondisi dan eksistensi kebahasaan dan kesastraan Kalimantan Tengah saat

ini dapat dikatakan mirip dengan daerah lain. Masalah kebahasaan yang

mendasar dan dihadapi oleh hampir semua daerah di Indonesia ialah masalah

kurangnya perhatian terhadap bahasa daerah. Kurangnya perhatian ini bisa

datang dari penutur itu sendiri atau dari faktor eksternal, misalnya pendatang

dan bahkan pemerintah daerah.

Page 10: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 7

Penutur bahasa daerah seiring dengan tersosialisasikannya dengan baik

bahasa nasional ternyata membawa dampak yang tidak baik bagi bahasa daerah.

Bahasa Indonesia sedikit demi sedikit memasuki ranah-ranah yang semestinya

menjadi milik bahasa daerah. Semakin banyak orang tua yang enggan mengajari

anaknya berbahasa daerah. Semakin banyak pula generasi muda yang tidak bisa

berbahasa daerah.

Fenomena ini terjadi di hampir semua daerah di Indonesia. Hal itu

diperparah dengan tiadanya kebijakan atau dorongan dari pemerintah daerah

terhadap kelangsungan hidup bahasa daerah. Belum banyak perda atau produk

hukum dan perundang-undangan lain yang berisi dorongan atau suntikan

semangat bagi bahasa daerah.

Keberadaan bahasa-bahasa pendatang atau bahasa lain yang lebih

dominan di suatu daerah juga turut membawa dampak yang kurang baik. Sedikit

demi sedikit bahasa penutur bergeser ke arah bahasa lain. Akibatnya bahasa

daerah setempat menjadi bahasa yang jarang atau bahkan tidak lagi dituturkan.

Kondisi di atas jika dibiarkan terus-menerus tanpa usaha untuk

memperbaikinya tentu akan membawa akibat yang tidak sepele. Bahasa yang

semakin jarang digunakan akan menjadi bahasa yang tidak punya penutur.

Bahasa yang tidak punya penutur lama-kelamaan menjadi bahasa mati dan

punah. Beberapa bahasa sudah dapat dikatakan sebagai bahasa yang mati di

Kalimantan Tengah, misalnya bahasa Paku.

Menangani masalah kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah

harus dilandasi oleh kondisi dan situasi setempat. Hal yang mungkin berhasil

diterapkan di daerah lain belum tentu efektif diterapkan di Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, potensi kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah tidak boleh

disia-siakan begitu saja tanpa upaya melestarikannya.

Pemetaan bahasa daerah di Kalimantan Tengah dapat dikatakan selesai.

Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam menangani urusan pemetaan

kebahasaan ialah masalah geografis dan infrastruktur. Tiadanya akses menuju

daerah tutur suatu bahasa menjadi kesulitan sendiri yang harus dihadapi para

Page 11: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 8

pengumpul data. Begitu pula masalah dana, terutama dana-dana tak terduga

yang masih berhubungan erat dengan masalah transportasi.

Pemetaan sastra belum dilakukan di Kalimantan Tengah. Namun, upaya

untuk mengidentifikasi dan memverifikasi genre-genre sastra sudah dilakukan.

Perlu sumber daya dan dana yang tidak sedikit untuk melanjutkan program

pemetaan sastra tersebut.

Sebagai tindak lanjut kajian pemetaan bahasa, hal yang dapat dilakukan

ialah kajian vitalitas bahasa. Bahasa yang dituturkan di suatu daerah diteliti

vitalitasnya, apakah masih merupakan bahasa yang sehat atau justru menjadi

bahasa yang sedang sakit. Bahasa yang sehat ditunjukkan oleh eksistensi dan

frekuensi penggunaan bahasa tersebut, sementara bahasa yang sedang tidak

sehat ditunjukkan oleh hal sebaliknya. Penelitian atau kajian vitalitas bahasa

menjadi prioritas Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah selama kurun waktu

2020—2024.

Kajian lanjutan dari penelitian vitalitas bahasa ialah revitalisasi bahasa.

Revitalisasi bahasa merupakan usaha untuk menggalakkan penggunaan bahasa

itu kepada masyarakat penuturnya. Kegiatan yang bisa dilakukan ialah stimuli

supaya bahasa-bahasa tersebut aktif dan dituturkan kembali oleh penuturnya.

Reritalisasi bahasa juga menjadi prioritas Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah pada periode 2020—2024. Mengingat ini merupakan pekerjaan yang

memakan waktu yang lama, hingga tahun 2024 ditargetkan ada 3 bahasa yang

terevitalisasi.

Bahasa-bahasa yang sudah terancam kepunahan diusahakan untuk

didokumentasikan dengan baik. Salah satu caranya ialah dengan menyusun

kamus dan tata bahasa. Agak sulit mencari informan yang berkompeten

mengingat kondisi kebahasaan yang memang terancam punah, tetapi usaha itu

harus tetap dilakukan untuk mendokumentasikan bahasa-bahasa tersebut. Hal

ini penting supaya generasi mendatang mengetahui dan mengenal bahwa suatu

saat bahasa-bahasa tersebut pernah dituturkan.

Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia juga tidak bisa dipandang

sebelah mata. Berdasarkan penelitian tahun 2017—2019, masih banyak instansi

Page 12: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 9

pemerintah yang menggunakan bahasa asing di ruang publiknya. Lebih dari itu,

masih banyak pula instansi pemerintah yang belum baik dalam menerapkan dan

menggunakan bahasa Indonesia dalam tata naskah dinasnya. Ke depan hal itu

perlu diperbaiki supaya pemartabatan bahasa Indonesia meningkat. Ruang

publik di Kalimantan Tengah harus menjadi ruang publik yang bernuansa

Indonesia dengan corak lokal Kalimantan Tengah.

Peningkatan kompetensi penutur bahasa Indonesia setakat ini masih

menitikberatkan pada pendidik. Sangat penting untuk meningkatkan kemampuan

guru dalam berbahasa Indonesia mengingat bahasa itu menjadi bahasa

pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Uji Kemahiran Berbahasa

Indonesia (UKBI) harus selalu menjadi tolok ukur dalam mengukur kompetensi

berbahasa guru.

Pada masa yang akan datang, penyuluhan bahasa Indonesia tidak hanya

dilakukan kepada para guru. Pegawai pemerintah dan mereka yang aktif dalam

hal surat-menyurat patut juga diperhatikan. Disasarnya pegawai pemerintah

sebagai target penyuluhan diharakan dapat meningkatkan pemartabatan bahasa

Indonesia di lingkungan badan publik atau instansi pemerintah.

Generasi muda yang disebut juga sebagai generasi centennial tidak bisa

diabaikan dalam konteks pembinaan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia dan

daerah. Mereka juga harus selalu aktif dilibatkan dalam kegiatan kesatraan baik

Indonesia maupun daerah. Ke depan generasi muda juga menjadi sasaran utama

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah bagi kegiatan-kegiatan kebahasaan dan

kesastraan.

Banyak hal dapat dilakukan untuk mengoptimalkan peran generasi muda.

Di antaranya kegiatan literasi digital. Generasi muda yang semuanya sudah

melek internet dan akrab dengan media sosial harus diarahkan ke sisi yang positif

sehingga dapat menggunakan internet dengan bijak dan bertanggung jawab.

Penyuluhan bahasa Indonesia juga dapat dikenakan bagi pelajar. Tentu dengan

metode dan teknik serta materi yang tidak didapatkan di sekolah. Ke depan Balai

Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah bertekad untuk menjadi wadah informasi dan

pembelajaran alternatif bagi semua pemangku kepentingan.

Page 13: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 10

Kerja sama antarlembaga di daerah sangat perlu ditingkatkan. Masalah

yang sering dihadapi di lapangan ialah peserta yang kurang memenuhi harapan.

Sebagian besar peserta yang dikirimkan ke kegiatan-kegiatan kebahasaan,

misalnya penyuluhan, ialah mereka yang bukan pengambil keputusan. Pengambil

keputusan, minimal eselon 3, yang diharapkan hadir selalu absen dengan

berbagai alasan.

Solusi yang pernah ditempuh ialah dengan cara menggandeng pemerintah

daerah setempat. Kegiatan dikerjasamakan dengan dana sepenuhnya berasal

dari Balai Bahasa Kalimantan Tengah, sedangkan panitia daerah menyiapkan

yang lain. Hasilnya cukup baik dan memenuhi harapan. Pada masa yang akan

datang nilai tawar Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah harus ditingkatkan

sehingga mudah menjalin kerja sama dengan lembaga lain atau pemerintah

daerah.

Yang terakhir ialah permasalahan kondisi sarana dan prasarana kantor Balai

Bahasa Kalimantan Tengah. Masalah energi atau listrik agaknya menjadi isu yang

harus segera dicarikan solusinya. Kekurangan tenaga listrik dari hari ke hari

semakin terasa dampaknya. Banyak pekerjaan yang terbengkalai atau minimal

tertunda akibat dari putusnya daya listrik secara tiba-tiba. Sarana dan prasarana

lain juga perlu ditingkatkan, misalnya gedung kantor dan gedung aula Balai

Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah yang segera memerlukan peremajaan.

Page 14: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 11

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.1 Visi dan Misi

Visi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah mendukung visi Badan

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tahun 2020—2024 yang mengacu

kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diturunkan dari visi

Presiden, yaitu

Terwujudnya sumber daya manusia Kalimantan Tengah yang

mandiri, kreatif, dan berkepribadian melalui pengembangan dan

pembinaan Bahasa dan sastra dengan memaksimalkan kekayaan

bahasa dan sastra lokal, dan kebinekaan global.

Visi tersebut dimaknai sebagai penegasan Balai Bahasa Provinsi

Kalimantan Tengah dalam mendukung visi Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan

tetap mempertimbangkan kondisi dan situasi daerah serta memperhatikan

kekayaan dan potensi kebahasaan dan kesastraan lokal untuk membentuk

sumber daya manusia Indonesia yang mandiri dan berkepribadian melalui

pengembangan bahasa dan sastra.

Misi merupakan penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi lebih sebagai

bagaimana melaksanakan apa yang sudah dicita-citakan dalam visi. Misi Balai

Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah ialah teknik atau cara bagaimana

mewujudkan visi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penggunaan dan pemartabatan

bahasa Indonesia.

2. Mewujudkan bahasa dan sastra daerah terlindungi dan terkonservasi

yang dinamis berbasis kekuatan masyarakat.

3. Meningkatkan apresiasi masyarakat Kalimantan Tengah terhadap sastra

lokal.

4. Mewujudkan praktik-praktik pendidikan literasi di masyarakat untuk

meningkatkan budaya literasi yang tinggi yang ditopang oleh teknologi

digital.

Page 15: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 12

5. Meningkatkan keterlibatan peran bahasa dan sastra Indonesia dan

daerah dalam membangun masyarakat yang lebih kreatif, mandiri, dan

berkepribadian.

6. Meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam upaya

pengembangan, pembinaan, dan pemasyarakatan bahasa dan sastra

Indonesia dan daerah.

7. Mewujudkan layanan profesional kebahasaan.

Dalam bidang kebahasaan dan kesastraan misi tersebut dijadikan pijakan

untuk mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra sebagai

sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didukung oleh tata

kelola yang efektif.

2.2 Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan visi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang diturunkan dari visi presiden, Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa menetapkan tujuan strategis lembaga, yaitu (1) melakukan

peningkatan layanan profesional kebahasaan; (2) melakukan pelindungan

bahasa dan sastra yang dinamis berbasis kekuatan masyarakat dan melakukan

penguatan diplomasi kebahasaan yang maju; (3) praktek-praktek pendidikan

literasi di masyarakat untuk meningkatkan budaya literasi yang tinggi yang

ditopang oleh teknologi digital dan mendorong terwujudnya ekosistem

pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra yang mendukung budaya

riset dan inovasi kebahasaan yang kreatif.

Tujuan strategis yang telah ditetapkan dilengkapi dengan sasaran

strategis sebagai ukuran kinerja yang ingin dicapai pada akhir periode renstra

pada tahun 2024, yaitu meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan

kebudayaan. Sasaran strategis tersebut memiliki tiga indikator, yaitu (1) rata-

rata skor kemahiran berbahasa Indonesia, (2) jumlah penutur muda bahasa

daerah, dan (3) Indeks Pembangunan Kebudayaan. Indikator pertama dan

kedua merupakan indikator kinerja Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa, sedangkan indikator ketiga merupakan indikator kinerja Direktorat

Jenderal Kebudayaan.

Page 16: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 13

sasaran strategis 2020—2024 dapat dilihat dalam tabel berikut.

Kode SS/IKSS Satuan Kondisi

Awal 2019

2020 2021 2022 2023 2024

SS 5 Meningkatnya Pemajuan dan Pelestarian Bahasa dan Kebudayaan

IKSS 5.1

Rata-rata skor

kemahiran berbahasa

Indonesia Skor 505 510 515 520 525 530

IKSS 5.3

Jumlah penutur muda

bahasa daerah Orang 18.000 34.000 50.000 66.000 82.000 98.000

Berdasarkan penahapan pencapaian sasaran strategis 2020—2024,

sasaran kinerja dan indikator kinerja kegiatan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2020—2024 dapat dilihat dalam tabel berikut.

Kode SK/IKK Satuan Kondisi

Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024

SK 1 Meningkatnya Daya Ungkap Bahasa Indonesia

IKK 1.1 Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia

kosakata 4000 1000 1000 1000 1000 1000

SK 2 Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia

IKK 2.1

Jumlah Rekomendasi

Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan melalui Penelitian

dokumen 4 1 1 1 1 1

SK 3 Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik

IKK 3.1 Jumlah Lembaga Pengguna

Bahasa Indonesia Terbina lembaga 35 77 77 77 77 77

SK 4 Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina

IKK 4.1

Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga

Profesional Terbina

Kemahiran Berbahasa dan Bersastra

orang

1150 2070 2070 2070 2070 2070

SK 5 Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah yang Kritis dan Terancam Punah

IKK 5.1

Jumlah Penutur Muda Yang

Terlibat dalam Pelindungan Bahasa Daerah Kritis dan

Terancam Punah

orang 100 100 100 100 100

IKK 5.2 Jumlah Penutur Muda Yang Terlibat dalam Pelindungan

orang 100 100 100 100 100

Page 17: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 14

Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punah

IKK 5.3 Jumlah Produk Kesastraan

Terkembangkan sastra 1 1 1 1 1 1

SK 6 Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

IKK 6.1 Predikat SAKIP Satker

minimal BB predikat BB BB BB BB A A

IKK 6.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker

minimal 91

Nilai 91 91 91 92 92

2.3 Definisi Operasional dan Metode Penghitungan IKK

Definisi operasional yang dimaksud di sini ialah istilah atau terminologi

yang digunakan dalam menentukan dan menetapkan pencapaian sasaran dan

tujuan kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah. Beberapa istilah yang

digunakan dalam sasaran kegiatan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah

dan definisi operasionalnya ditampilkan di bawah ini.

Sasaran Kegiatan Indikator

Kinerja

Kegiatan

Definisi Operasional

1 Meningkatnya Daya

Ungkap Bahasa

Indonesia

Jumlah Kosakata

Bahasa Indonesia

Jumlah kata beserta maknanya yang ada dan dipakai dalam

komunikasi berbahasa Indonesia ragam formal maupun

informal

Angka dasar diperoleh dari jumlah kosakata pada akhir tahun 2019. Target tiap tahun sebanyak 1000 kosakata s.d. 2024.

2 Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa

Indonesia

Jumlah Rekomendasi

Kebijakan Kebahasaan dan

Kesastraan

melalui Penelitian

Hasil dari penelitian bahasa dan sastra yang dirangkum dan disarikan menjadi rekomendasi kepada pimpinan guna

menjadi bahan dalam pengambilan keputusan

Angka dasar 4 dokumen diperoleh berdasarkan dokumen

kebijakan yang dimiliki Balai Bahasa Kalimantan Tengah pada tahun 2019. Target tiap tahun sebanyak 1 dokumen

s.d. 2024

3 Terwujudnya

Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang

Publik

Jumlah Lembaga

Pengguna Bahasa Indonesia

Terbina

Jumlah lembaga pemerintah dan swasta yang diintervensi

dalam hal penggunaan bahasanya, terutama untuk papan nama lembaga, papan petunjuk, dan sebagainya.

Angka dasar sebanyak 35 diperoleh dari lembaga

pemerintah dan swasta yang diintervensi pada tahun 2019

4 Meningkatnya Jumlah

Penutur Bahasa

Terbina

Jumlah Tenaga

Profesional dan

Calon Tenaga Profesional

Terbina

Jumlah tenaga ahli khusus dan calon tenaga ahli yang

dibina mutu penggunaan bahasa dan sastranya melalui

pembelajaran dan pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan masyarakat.

Page 18: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 15

Kemahiran Berbahasa dan

Bersastra

Angka dasar sebanyak 66.409 orang diperoleh berdasarkan jumlah peserta yang dibina pada tahun 2019, antara lain

melalui penyuluhan, pelatihan, dan sebagainya. Kenaikan

tiap tahun berdasarkan target yang dirancang oleh Balai Bahasa Kalimantan Tengah

5 Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah

yang Kritis dan

Terancam Punah

Jumlah Penutur Muda Yang

Terlibat dalam

Pelindungan Bahasa Daerah

Kritis dan Terancam Punah

1. Jumlah penutur muda yang terlibat dalam pelindungan bahasa daerah kritis dan terancam punah adalah jumlah

penutur bahasa daerah dari kalangan generasi muda antara

usia 10--19 tahun yang telah mengikuti kegiatan revitalisasi bahasa di suatu daerah persebaran bahasa daerah yang

status bahasanya kritis dan terancam punah. 2. Karena sasaran kegiatan revitalisasi ditujukan untuk

meningkatkan daya hidup bahasa daerah, pelindungan

terhadap bahasa diprioritaskan pada bahasa yang kritis dan terancam punah. Oleh karena itu, sasaran kegiatan

pelindungan bahasa ditargetkan agar bahasa dan sastra yang berada dalam kondisi kritis dan terancam punah itu

meningkat statusnya menjadi berstatus (minimal) mengalami kemunduran.

3. Penentuan indeks yang menjadi target sasaran program

didasarkan pada bahasa yang kritis rata-rata indeks bahasa yang kritis (<20) dan yang terancam (<40) meningkat

menjadi bahasa berstatus "mengalami kemunduran" (0,41--0,60), yakni target maksimal sekitar 0,54 hingga mendekati

0,59.

4. Penutur muda yang terlibat dalam gerakan atau kegiatan revitalisasi bahasa dan sastra disebut “Tunas Bahasa Ibu”.

Artinya, penutur muda itu tidak sekadar peserta kegiatan, tetapi pada tindak lanjut dalam bermasyarakat mereka

diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan untuk generasi muda lainnya dalam menggunakan dan

melestarikan bahasa dan sastra daerah.

Jumlah Penutur Muda Yang

Terlibat dalam

Pelindungan Sastra Daerah

Kritis dan Terancam Punah

1. Jumlah penutur muda yang terlibat dalam pelindungan sastra daerah kritis dan terancam punah adalah

jumlahpenutur/pendukung/pelaku muda sastra berbahasa

daerah dari kalangan generasi muda antara usia 10--19 tahun yang telah mengikuti kegiatan revitalisasi sastra

(khusus sastra lisan) di suatu daerah persebaran bahasa daerah yang status sastranya kritis dan terancam punah.

2. Karena sasaran kegiatan revitalisasi ditujukan untuk

meningkatkan daya hidup sastra daerah, pelindungan terhadap sastra berbahasa daerah diprioritaskan pada sastra

lisan yang berstatus kritis dan terancam punah. Oleh karena itu, sasaran kegiatan pelindungan bahasa ditargetkan agar

bahasa dan sastra yang berada dalam kondisi kritis dan terancam punah itu meningkat statusnya menjadi berstatus

(minimal) mengalami kemunduran.

3. Penentuan indeks yang menjadi target sasaran program didasarkan pada bahasa yang kritis rata-rata indeks bahasa

yang kritis (<20) dan yang terancam (<40) meningkat menjadi bahasa berstatus "mengalami kemunduran" (0,41--

0,60), yakni target maksimal sekitar 0,54 hingga mendekati

0,59. 4. Penutur muda yang terlibat dalam gerakan atau kegiatan

revitalisasi bahasa dan sastra disebut “Tunas Bahasa Ibu”. Artinya, penutur muda itu tidak sekadar peserta kegiatan,

Page 19: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 16

tetapi pada tindak lanjut dalam bermasyarakat mereka diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan untuk

generasi muda lainnya dalam menggunakan dan

melestarikan bahasa dan sastra daerah.

Jumlah Produk

Kesastraan Terkembangkan

Produk sastra terkembangkan adalah produk dari hasil

upaya untuk memantapkan dan meningkatkan fungsi dan kedudukan sastra sebagai kekayaan budaya dan bagian dari

sastra dunia melalui penelitian, peningkatan jumlah dan

mutu karya sastra dan kritik sastra Indonesia; kodifikasi sastra; penyusunan bahan ajar; penerjemahan;

pengalihwahanaan; dan publikasi hasil pengembangan sastra

Jumlah penjumlahan hasil kritik sastra, alih wahana, entri/artikel kamus dan ensiklopedia sastra, serta acuan

kesastraan.

6 Meningkatnya Tata

Kelola Satuan Kerja di

Lingkungan Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa

Predikat SAKIP

Satker minimal BB

Rata-rata predikat SAKIP satker minimal CC berarti cukup

(memadai), akuntabilitas kinerja cukup baik, taat kebijakan,

memiliki sistem yang digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggungjawaban, perlu banyak

perbaikan yang tidak mendasar. Angka dasar predikat BB berdasarkan predikat SAKIP Balai

Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2019. Pada akhir 2024

ditargetkan mencapai predikat A

Nilai Kinerja Anggaran atas

Pelaksanaan RKA-K/L Satker

minimal 91

Capaian kinerja berdasarkan kesesuaian antara perencanaan dan realisasi (target dan anggaran)

Pembandingan target dan anggaran dalam dokumen perencanaan dengan realisasi

1. Kosakata bahasa daerah

Kosakata bahasa daerah cenderung tidak berkembang atau bertambah

dari segi kuantitasnya. Hal ini disebabkan perkembangan bahasa daerah

dikatakan tidak terlalu dinamis. Kata-kata baru yang muncul banyak

dipengaruhi oleh kata-kata serapan dari bahasa lain. Dalam konteks ini,

dokumentasi kosakata bahasa daerah yang nantinya dibakukan dalam bentuk

kamus perlu digalakkan dan ditingkatkan tiap tahunnya. Kosakata bahasa

daerah inilah yang kelak dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

Selama lima tahun ke depan Balai Bahasa Kalimantan Tengah menargetkan

terbitnya 5—6 kamus bahasa daerah. Semakin banyak kamus bahasa daerah

yang dihasilkan, kegiatan konservasi dan pelindungan bahasa daerah

diharapkan semakin baik.

2. Bahasa dan sastra terlindungi

Page 20: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 17

Bahasa dan sastra berkembang seiring dengan dinamika perkembangan

penuturnya. Jika selalu digunakan dan dituturkan oleh penuturnya, suatu

bahasa dikatakan produktif dan baik vitalitasnya. Namun, jika semakin jarang

digunakan, bahasa lama-kelamaan akan punah. Kegiatan pelindungan bahasa

dan sastra perlu dilakukan secara terarah dan berkesinambungan karena

kekayaan kebahasaan dan kesastraan tersebut merupakan titipan anak-cucu

generasi sekarang. Generasi mendatang akan dapat terus menuturkan dan

meresapi nilai-nilai luhur yang terdapat dalam bahasa dan sastranya. Kegiatan

pelindungan dilakukan dalam bentuk konservasi dan dokumentasi, tetapi

dengan output yang berbeda dari penyusunan kamus. Kegiatan ini diarahkan

kepada terbitnya tata bahasa baku bahasa daerah.

Pemetaan dan pelindungan sastra juga perlu dilakukan. Kalimantan

Tengah secara umum tidak memiliki tradisi tulis yang kuat. Tradisi mereka

ialah tradisi lisan yang mudah hilang dan tidak mudah didokumentasikan.

Kekayaan sastra Kalimantan Tengah juga patut dilestarikan dengan cara

pendokumentasian dan pelindungan yang terarah dan berkelanjutan supaya

generasi mendatang bisa memetik nilai-nilai luhur dalam karya sastra itu.

3. Penelitian dan pengkajian kebahasaan dan kesastraan

Penelitian dan pengkajian juga perlu dilakukan sebagai salah satu upaya

untuk melindungi dan merevitalisasi kekayaan bahasa dan sastra. Ke depan

jumlah dan mutu penelitian kebahasaan dan kesastraan perlu lebih

ditingkatkan lagi. Kegiatan penelitian dan pengkajian perlu juga ditindaklanjuti

dengan kegiatan yang bermuara pada revitalisasi dan konservasi kebahasaan

dan kesastraan. Kegiatan semacam ini perlu melibatkan berbagai pemangku

kepentingan, termasuk penutur bahasa itu sendiri. Penutur bahasa perlu

secara aktif dilibatkan supaya rasa cinta kepada bahasanya meningkat.

4. Meningkatnya tenaga profesional dalam penggunaan bahasa Indonesia

Sasaran kegiatan ini sebagian besar merupakan para pendidik. Materi

yang disajikan juga biasanya langsung bersentuhan dengan profesi mereka

sebagai pendidik. Namun, cara menyajikan atau metode pembelajarannya

perlu ditingkatkan. Para penyuluh perlu memberikan materi dengan metode

Page 21: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 18

alternatif atau metode yang tidak sama dengan metode pembelajaran

konvensional. Balai Bahasa harus mampu mengemban tugas sebagai wadah

belajar alternatif bagi para pendidik. Kegiatan ini ke depan perlu diragamkan

jenis dan lokasi sasarannya. Para pendidik tetap menjadi target utama, tetapi

harus disertai dengan sasaran peserta dari profesi yang lain, misalnya pegawai

pemerintah dan siswa.

5. Meningkatnya jumlah ruang publik yang terkendali penggunaan bahasanya

Ruang publik di Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia umumnya

sering dijejali dengan penggunaan bahasa-bahasa asing. Padahal, ruang publik

di Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia. Semua petunjuk atau

informasi yang berkaitan dengan suatu tempat, lembaga, atau fasilitas lainnya

wajib berbahasa Indonesia. Bahasa asing hanya bersifat melengkapi. Ke depan

perlu dilaksanakan pembinaan dan penilaian wilayah atau kawasan supaya

ruang publiknya menjadi ruang publik Indonesia dan menggunakan bahasa

Indonesia. Insentif penghargaan harus dimunculkan supaya para penghuni

ruang publik tersebut terpacu untuk menggunakan bahasa Indonesia di ruang

publiknya.

6. Layanan teknis di lingkungan Balai Bahasa

Layanan teknis bagi sebuah lembaga sangat penting. Dukungan

administratif dan logistik serta keuangan bagi sebuah lembaga sangat vital.

Sebagai sebuah lembaga pemerintah, Balai Bahasa Kalimantan Tengah masih

harus meningkatkan sarana dan prasarana untuk menjadi sebuah kantor atau

lembaga yang unggul. Pengadaan berbagai alat-alat perkantoran masih perlu

dilakukan. Peningkatan sumber daya listrik dan bagaimana mencadangkannya

juga perlu menjadi prioritas.

Page 22: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 19

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,

KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kebijakan dan strategi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

mengacu pada arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

mendorong tercapainya sasaran strategis yang mendukung penguatan budaya,

bahasa dan pendidikan karakter. Arah kebijakan tersebut dilaksanakan dengan

strategi berikut ini.

1. Penguatan ekosistem dan tata kelola pengembangan dan pembinaan

bahasa dan sastra melalui dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya untuk menciptakan budaya riset kebahasaan yang inovatif.

2. Peningkatan kualitas praktek pendidikan literasi di masyarakat dengan

dukungan teknologi digital untuk penguatan peran masyarakat dan para

pemangku kepentingan.

3. Penguatan strategi dan diplomasi kebahasaan untuk peningkatan nilai

ekonomi bahasa dan sastra.

4. Penguatan dan perluasan layanan profesional kebahasaan sebagai wujud

pembinaan bahasa dan sastra.

Merujuk pada Agenda Pembangunan RPJMN 2020—2024 yang terkait dengan

Kemendikbud, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dapat berdiri

pada dua bidang, yaitu: bidang pendidikan dan kebudayaan. Pada bidang

pendidikan, arah kebijakan meningkatkan pemerataan layanan pendidikan

berkualitas, strategi yang digunakan peningkatan kualitas pengajaran dan

pembelajaran melalui berbagai aktivitas. Selain itu, Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa juga berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing,

strategi pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerja sama industri melalui

berbagai aktivitas.

Page 23: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 20

Pada bidang kebudayaan, Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa

melaksanakan peningkatan literasi, inovasi, dan kreativitas, strategi yang

dilaksanakan dengan 1) peningkatan budaya literasi; 2) pengembangan,

pembinaan, dan pelindungan bahasa Indonesia, bahasa dan aksara daerah,

serta sastra; 3) penguatan institusi sosial penggerak literasi dan inovasi melalui

berbagai aktivitas, dan 4) perluasan layanan profesional kebahasaan. Kedua

bidang pendidikan dan kebudayaan itu dilaksanakan untuk mendukung

keberhasilan agenda pembangunan 2020—2024. Program dan kegiatan yang

terkait dengan dukungan tersebut dapat dilihat pada sasaran program dan

kegiatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

3.2 Arah Kebijakan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menyusun beberapa kebijakan

dalam upaya mewujudkan tercapainya visi, misi, tujuan, dan sasaran kegiatan

yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

pencapaian tujuan/sasaran kegiatan yang ditetapkan adalah sebagai berikut.

1. peningkatan tata kelola pengkajian dan pemetaan bahasa dan sastra melalui

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;

2. pembinaan bahasa dan sastra;

3. fasilitasi pelaksanaan pemasyarakatan bahasa dan sastra;

4. penguatan literasi dan inovasi media digital;

5. peningkatan layanan profesional kebahasaan dan kesastraan; dan

6. penguatan jejaring di bidang kebahasaan dan kesastraan.

3.3 Kerangka Regulasi

Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membutuhkan kerangka regulasi

sebagai landasan hukum formal. Daftar regulasi dan urgensi pembentukannya

dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 24: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 21

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi

Regulasi yang Ada, Kajian, dan Penelitian

1. Permendikbud tentang Standar

Kompetensi Pengajar BIPA

Penguatan tentang Standar

Kompetensi Pengajar BIPA

2. Permendikbud tentang Standar Lembaga

Penyelenggara Program BIPA

Penguatan tentang Standar Lembaga

Penyelenggara Program BIPA

3. Permendikbud tentang Norma, Standar,

Prosedur, dan Kriteria Sanksi Administrasi

Pelaksanaan Perpres tentang penggunaan

Bahasa Indonesia

4. Permendikbud tentang Kaidah Bahasa

Indonesia

Pelaksanaan Perpres tentang penggunaan Bahasa

Indonesia

5. Permendikbud tentang Kemahiran

Berbahasa Indonesia

Pelaksanaan masih dalam bentuk layanan, dan

UKBI masih bersifat himbauan dan belum

diwajibkan bagi masyarakat Indonesia yang

berpendidikan dan berbudaya

6. Permendikbud tentang Pengawasan dan

Pengendalian Penggunaan Bahasa

Penguatan kebijakan Badan Bahasa dalam

pengawasan dan pengendalian bahasa

7. Permendikbud tentang Pedoman dan

Acuan Kebahasaan

Penyempurnaan EYD, PUPI, dan pedoman

lainnya

8. Peraturan Kepala Badan Penanganan kebahasaan, Kesastraan, dan

Perbukuan, Prosedur Operasional Standar.

9. Kaidah Bahasa Indonesia Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang

Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5,

Pasal 42 Ayat 4 dan 5.

10. Pedoman pengawasan penggunaan

Bahasa Indonesia

Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang

Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5,

Pasal 42 Ayat 4 dan 5.

11. Pengawasan Penggunaan Bahasa

Indonesia di daerah

Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang

Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5,

Pasal 42 Ayat 4 dan 5.

12. Pembinaan terhadap masyarakat pengguna

bahasa daerah

Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang

Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan

Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi

Bahasa Indonesia

13. Strategi penginternasionalan Bahasa

Indonesia

Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang

Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan

Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi

Bahasa Indonesia

14. Fasilitasi peningkatan kompetensi bahasa

asing bagi warga negara Indonesia

Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang

Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan

Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi

Bahasa Indonesia

Page 25: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 22

15. Pedoman Pelaksanaan kegiatan

antarunit utama yang tusinya

beririsan.

Pelaksanaan Kepmendikbud Nomor 154 Tahun

2018 tentang Peta Proses Bisnis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

Kerangka regulasi yang dibutuhkan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah mengacu pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada

tabel kebutuhan di atas. Berikut ini adalah kerangka regulasi pembentukan

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah.

1. Surat Keputusan Menko Wasbangpang nomor 393/MK. WASPAN/9/1999,

tanggal 2 September 1999 tentang Pembentukan Kantor Bahasa Palangka

Raya.

2. SK Mendikbud Nomor 227/O/1999, tanggal 23 September 1999 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bahasa.

3. SK Mendiknas Nomor 156/O/2003, tanggal 17 Oktober 2003, tentang

perubahan nama Kantor Bahasa Palangka Raya menjadi Balai Bahasa

Kalimantan Tengah.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi

Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan

Bahasa Daerah.

5. Permendikbud Nomor 78 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permendikbud

Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.

3.4 Kerangka Kelembagaan

Agar keterlaksanaan program Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah

terjamin, diperlukan kerangka kelembagaan. Kerangka kelembagaan itu

mencakupi struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi Balai Bahasa Kalimantan

Tengah. Adapun struktur organisasi Balai Bahasa Kalimantang Tengah dapat

dilihat dari gambar berikut.

Page 26: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 23

Gambar 3.1 Struktur organisasi Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah mengacu pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan yang kemudian diubah dengan Permendikbud Nomor 078

Tahun 2015. Di dalam Permendikbud tersebut juga disebutkan bahwa Balai

Bahasa, termasuk di dalamnya Balai Bahasa Kalimantan Tengah, bertugas

melaksanakan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di

provinsi wilayah kerjanya (Kalimantan Tengah).

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan

Tengah menyelenggarakan tugas sesuai Permendikbud Nomor 63 Tahun 2016

sebagai berikut.

1. Melaksanakan penyusunan program kerja Balai Bahasa.

2. Melaksanakan pengkajian bahasa dan sastra.

3. Melaksanakan pemetaan bahasa dan sastra.

4. Melaksanakan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia.

5. Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan pengkajian bahasa dan sastra.

6. Melaksanakan fasilitasi pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia.

7. Melaksanakan pemberian layanan informasi dan publikasi kebahasaan dan

kesastraan.

KEPALA

SUBBAGIAN

TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 27: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 24

8. Melaksanakan kerja sama dan hubungan masyarakat dan bidang

kebahasaan dan kesastraan.

9. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengkajian,

pemasyarakatan, dan kerja sama di bidang kebahasaan dan kesastraan.

10. Melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian,

ketatalaksanaan, persuratan, dan kearsipan, barang milik negara, dan

kerumahtanggaan Balai Bahasa.

11. Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Balai Bahasa.

12. Melaksanakan penyusunan laporan Balai Bahasa.

Secara internal Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menyusun

struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan fungsi dan struktrur sumber daya

manusia dalam upaya pencapaian sasaran strategis.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Peta Jabatan Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Page 28: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 23

BAB IV

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

Sesuai dengan Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

2020—2024, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan bidang

kebahasaan dan kesastraan serta berdasarkan beberapa pernyataan pada

bab-bab sebelumnya, Balai Bahasa Kalimantan Tengah menargetkan kinerja

program 2020—2024 sebagai berikut.

Tabel 4.1

Matrik Kinerja dan Pendanaan Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun

2020—2024

Kerangka pendanaan disusun dengan memerhatikan berbagai peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan pendanaan pendidikan, di

Draf Juli 2020

2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

SK

IKK Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia kosakata 4,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 182,657,000 189,232,652 196,045,027 203,102,648 210,414,344

SK

IKKJumlah Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan

melalui Penelitiandokumen 4 1 1 1 1 1 223,366,000 231,407,176 239,737,834 248,368,396 257,309,659

SK

IKK Jumlah Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia Terbina lembaga 35 77 77 77 77 77 664,153,000 665,166,908 689,112,917 713,920,982 739,622,137

SK

IKKJumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional

Terbina Kemahiran Berbahasa dan Bersastraorang 2720 2070 2070 2070 2070 2070 1,301,186,000 1,348,028,696 1,396,557,729 1,446,833,807 1,498,919,824

SK

IKKJumlah Penutur Muda Yang Terlibat dalam Pelindungan

Bahasa Daerah Kritis dan Terancam Punahorang 0 100 100 100 100 100 219,937,000 227,854,732 236,057,502 244,555,572 253,359,573

IKKJumlah Penutur Muda Yang Terlibat dalam Pelindungan

Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punahorang 0 100 100 100 100 100 173,060,000 179,290,160 185,744,606 192,431,412 199,358,942

IKK Jumlah Produk Kesastraan Terkembangkan sastra 1 1 1 1 1 1 20,980,000 21,735,280 22,517,750 23,328,389 24,168,211

SK

IKK Predikat SAKIP Satker minimal BB predikat BB BB BB BB A A 301,688,000 312,548,768 323,800,524 335,457,342 347,533,807

IKKNilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker

minimal 91nilai 0 91 91 91 91 91 3,458,083,000 3,582,573,988 3,711,546,652 3,845,162,331 3,983,588,175

Matriks Kinerja dan Pendanaan

Balai Bahasa Kalimantan Tengah TA 2020--2024

Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia

Meningkatnya daya ungkap bahasa Indonesia

Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik

Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina

Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah yang Kritis dan Terancam Punah

Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kode Sasaran dan Indikator SatuanKondisi

Awal 2019

Target Alokasi

Page 29: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 24

antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan.

Page 30: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 27

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun

2020—2025 disusun berdasarkan pada Renstra Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan 2020—2025, Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa, dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Renstra ini

disusun guna memandu arah pelaksanaan program agar selaras

dengan amanat dalam RPJMN.

Penyusunan Renstra dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya

(1) mengkaji dokumen yang relevan dengan upaya pengembangan

(pengkajian) dan pembinaan (pemsyarakatan) bahasa dan sastra khususnya di

Kalimantan Tengah, dan pendidikan umumnya; (2) interaksi dengan para

pemangku kepentingan yang terkait dengan pengkajian dan pemasyarakatan

bahasa dan sastra baik di pusat maupun daerah dan seluruh jajaran Dinas

Pendidikan Kalimantan Tengah; (3) menganalisis capaian kinerja pembangunan

pendidikan dan kebudayaan; dan (4) penyusunan renstra.

Renstra ini menjadi acuan bagi Balai Bahasa Kalimantan Tengah dalam

melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai

UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab kepada

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Untuk menjamin agar program

dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perlu

dilakukan pemantauan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan,

identifikasi serta antisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul

untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin; dan evaluasi.

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan

(input), keluaran (Output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.

Adapun evaluasi dilaksanakan oleh institusi terkait, antara lain Bappenas, DJA

Kemenkeu, Itjen Kemdikbud, Biro Keuangan Kemdikbud, Biro PKLN Kemdikbud,

BPKP, dan BPK. Pemantauan dan pelaporan dilakukan setiap minggu melalui

MoLKKemdikbud.go.id, setiap bulan melalui E-Monev DJA, setiap triwulan

Page 31: RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020

RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 28

melalui E-Bappenas, E Kinerja dan Simproka Kemendikbud, dan setiap tahun

melalui LAKIP.