RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020
Transcript of RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 i
KATA PENGANTAR
Renstra Balai Bahasa Kalimantan Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020—2024 ini merupakan
pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah.
Renstra Balai Bahasa Kalimantan Tengah ini memuat visi, misi, tujuan strategis,
sasaran strategis, arah kebijakan, dan struktur program/kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Balai Bahasa Kalimantan Tengah dalam kurun waktu
2020—2024. Karena Kalimantan Tengah merupakan salah satu UPT Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, renstra yang digunakan sebagai
pedoman dalam pengelolaan kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah
terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan serta evaluasi
hasil kinerjanya pada 2020—2024 ini pun mengacu pada Renstra Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—2024.
Palangka Raya, Juli 2020 Kepala Balai Bahasa, Drs. I Wayan Tama, M.Hum.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Kondisi Umum .............................................................................. 1
1.2 Landasan Hukum ........................................................................ 4
1.3 Potensi dan Permasalahan ........................................................... 6
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS .............................. 11
2.1 Visi dan Misi ............................................................................... 11
2.2 Tujuan dan Sasaran .................................................................... 12
2.3 Definisi Operasional dan Metode Penghitungan IKK ........................ 14
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN ....................................................................................... 19
3.1 Arah Kebijakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ......... 19
3.2 Arah Kebijakan Balai Bahasa Kalimantan Tengah ............................. 20
3.3 Kerangka Regulasi ......................................................................... 20
3.4 Kerangka Kelembagaan ................................................................. 22
BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN .............................................. 25
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 27
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan jumlah bahasa
daerah terbesar di Indonesia. Ada setidaknya 30 bahasa daerah yang hidup,
berkembang, dan dituturkan di provinsi ini. Di bagian utara-timur hidup bahasa-
bahasa rumpun Barito dengan bahasa Ot-Danum, Siang, Maanyan, dan
Bakumpai merupakan bahasa dengan jumlah penutur terbesar. Di sana hidup
pula bahasa Banjar, Jawa, Madura, Bugis, dan bahasa-bahasa pendatang lain
yang berdampingan dengan bahasa lokal.
Di wilayah tengah hidup bahasa Ngaju, Katingan, Tamuan, Melayu Sampit,
dan sebagainya. Bahasa Ngaju dengan jumlah penutur terbesar secara
tradisional hidup di wilayah ini. Bahasa Ngaju pula yang berfungsi sebagai bahasa
pergaulan di Kalimantan Tengah.
Di wilayah barat hidup bahasa Delang, Bulik, Mendawai, Arut, dan Melayu
Kotawaringin yang dituturkan secara aktif oleh penuturnya. Bahasa Melayu
Kotawaringin menjadi bahasa pergaulan di wilayah itu selain bahasa Ngaju.
Ciri geolinguistik di Kalimantan Tengah juga unik. Bahasa-bahasa Dayak
dituturkan di sepanjang aliran sungai sehingga orang sering menamainya sesuai
dengan tempat bahasa itu dituturkan. Bahasa-bahasa yang jumlah penuturnya
kecil biasanya dituturkan di wilayah yang agak ke dalam. Bahasa-bahasa ini
justru menjadi bahasa yang baik secara vitalitas karena aman dari gangguan dan
intervensi bahasa lain.
Kekayaan sastranya, terutama sastra lisan, juga sangat beragam.
Kalimantan Tengah kuat dengan tradisi sastra lisannya. Seni bertutur di
Kalimantan Tengah erat dengan tradisi lisan yang memang berkembang dengan
sangat baik. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir banyak didominasi oleh
karya sastra lisan. Kelemahan karya sastra lisan ialah daya hidupnya yang
kurang. Perlu dilakukan dokumentasi yang baik untuk mempertahankan daya
hidup karya sastra lisan.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 2
Karya sastra lisan juga dapat terdegradasi baik secara kualitas maupun
kuantitasnya. Secara substansi, karya sastra lisan yang diwariskan secara turun
temurun tentu akan bergeser nilai-nilai luhurnya. Di samping itu, semakin
enggannya generasi muda belajar atau paling tidak mengenal karya sastra lokal
dapat pula menurunkan kuantitas karya sastra itu.
Masyarakat Kalimantan Tengah sendiri sering tidak menyadari bahwa
mereka memiliki kekayaan bahasa dan sastra yang luar biasa. Bahkan, sebagian
penutur bahasa daerah relatif tidak peduli lagi dengan keberadaan bahasanya.
Mereka tidak mengajari anak-anak mereka bahasa daerah yang seharusnya
menjadi bahasa ibu dan bahasa pertama.
Pemerintah daerah sampai saat ini masih tergagap-gagap tentang arah dan
kebijakan pengembangan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah. Menurut
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan, tugas pemerintah daerahlah untuk
mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah. Namun, sampai saat ini,
sebagai contoh saja, tidak ada peraturan dari pemerintah daerah tentang
kewajiban pengajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian diperbarui dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 078 Tahun 2015, Balai
Bahasa adalah unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di
bidang kebahasaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Oleh karena itu, renstra Balai
Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah 2020—2024 harus mengacu dan merupakan
penjabaran visi dan misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang
tertuang dalam Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—
2024.
Selama kurun waktu 2015—2019, capaian Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah dalam bidang pembangunan kebahasaan dan kesastraan adalah sebagai
berikut.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 3
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019
1
Meningkatnya Kosa Kata Bahasa Indonesia
1
Jumlah Kosa Kata Indonesia
1500 Kosa Kata
3000 Kosa Kata
4000 Kosa Kata
3500 Kosa Kata
4000 Kosa kata
2 Jumlah Kamus - - - 2 Kamus 3 Kamus
2
Meningkatnya Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terlindungi
1 Jumlah Bahasa dan Sastra yang Terpetakan, Terkonservasi, dan Terevitalisasi.
2 Bahasa dan Sastra
2 Bahasa dan
Sastra
- 6 Bahasa dan
Sastra
5 Bahasa dan
Sastra
3 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan.
1 Jumlah Penelitian Bahasa dan Sastra
5 Naskah 8 Naskah 4 Naskah 9 Naskah 4 Naskah
2 Jumlah Publikasi Ilmiah Bahasa dan Sastra
2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan
4 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Ajar Pengayaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
1 Jumlah Bahan dan Modul Pembelajaran Bahasa dan Sastra
- - 6 Bahan 10 Bahan 3 Bahan
5 Meningkatnya Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
1 Jumlah Instrumen Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
- 1 Bahan 1 Bahan 1 Bahan -
6 Meningkatnya Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
1 Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
1344 Orang 1498 Orang 728 Orang 1092 Orang 1150 Orang
2 Jumlah Generasi Muda yang Terbina dalam Penggunaan Bahasa dan Sastra
738 Orang 1498 Orang 575 Orang 689 Orang 1470 Orang
7 Meningkatnya Jumlah Ruang Publik yang Terkendali
1 Jumlah Badan Publik yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
3 Lembaga
5 Lembaga
28 Lembaga
43 Lembaga
28 Lembaga
2 Jumlah Badan Swasta yang Terkendali Penggunaan Bahasanya
- - 22 Lembaga
22 Lembaga
6 Lembaga
3 Jumlah Jejaring BIPA - - - 1 Jejaring 1 Jejaring
8 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan
1 Jumlah Bahan Ajar BIPA
- - - 1 Bahan -
9 Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Teknis di Lingkungan Badan Bahasa
1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan
2 Layanan Internal 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan
3 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan 1 Layanan
Dalam mendukung prioritas pembangunan nasional tentang revolusi mental
dan pembangunan kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 4
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024 dan mengacu
pada Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020—2024 maka
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah memfokuskan pembangunan bidang
kebahasaan dan kesastraan di tiga titik strategis. Tiga titik strategis itu adalah
sebagai berikut:
1. perencanaan bahasa dan implementasinya;
2. pembangunan budaya literasi; dan
3. pemajuan sastra.
Perencanaan bahasa dan implementasinya berkaitan dengan upaya
memartabatkan bahasa negara, pemodernan bahasa, pemerolehan kemampuan
berbahasa, dan peningkatan citra sebuah bahasa dan penerimaan masyarakat
terhadap bahasa yang dihasilkan. Pembangunan budaya literasi mencakup upaya
meningkatkan kemampuan berliterasi warga negara Indonesia agar mampu
bersaing dan bersanding dengan negara lain. Sedangkan pemajuan sastra
berjutujan membangun kamjuan dalam bidang kesastraan sehingga posisi sastra
Indonesia meningkat sebagai bagian dari sastra dunia.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum Renstra Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2020—2024 adalah sebagai berikut.
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas).
(3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
(4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
(5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
(6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
(7) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 5
(8) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
(9) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
(10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
(11) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Anggaran Kementerian/Lembaga.
(12) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
(13) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Layanan Keuangan
dan Kinerja.
(14) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
(15) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6/2006 tentang Pengelolaan BMN/Daerah.
(16) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan,
Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi
Bahasa Indonesia.
(17) Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Organisasi
(18) Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2015.
(19) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara.
(20) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2014—
2019.
(21) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman
bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara
dan Bahasa Daerah.
(22) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 6
(23) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 078 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.
(24) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kewajiban
Pencantuman Label Berbahasa Indonesia pada Barang.
(25) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
(26) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 152 Tahun 2003 tentang
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
1.3 Potensi dan Permasalahan
Kondisi lingkungan strategis khususnya di Kalimantan Tengah dapat
dipertimbangkan sebagai bagian penting dalam penyusunan Renstra Balai
Bahasa. Beberapa aspek lingkungan strategis yang dipertimbangkan itu di
antaranya sebagai berikut.
Kalimantan Tengah memiliki ciri geolinguistik yang berbeda dengan daerah
lain. Jika dibandingkan, Kalimantan Tengah berbeda dengan, misalnya, semua
provinsi di Jawa. Kalimantan Tengah lebih mirip kondisi geolinguistiknya dengan
provinsi-provinsi di Sumatera, Sulawesi, atau Maluku, dan Nusa Tenggara yang
memiliki banyak bahasa daerah. Yang mungkin menjadi perbedaan ialah tradisi
sastranya. Kalimantan Tengah tidak memiliki tradisi sastra tulis, tetapi lebih
banyak sastra lisan.
Kondisi dan eksistensi kebahasaan dan kesastraan Kalimantan Tengah saat
ini dapat dikatakan mirip dengan daerah lain. Masalah kebahasaan yang
mendasar dan dihadapi oleh hampir semua daerah di Indonesia ialah masalah
kurangnya perhatian terhadap bahasa daerah. Kurangnya perhatian ini bisa
datang dari penutur itu sendiri atau dari faktor eksternal, misalnya pendatang
dan bahkan pemerintah daerah.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 7
Penutur bahasa daerah seiring dengan tersosialisasikannya dengan baik
bahasa nasional ternyata membawa dampak yang tidak baik bagi bahasa daerah.
Bahasa Indonesia sedikit demi sedikit memasuki ranah-ranah yang semestinya
menjadi milik bahasa daerah. Semakin banyak orang tua yang enggan mengajari
anaknya berbahasa daerah. Semakin banyak pula generasi muda yang tidak bisa
berbahasa daerah.
Fenomena ini terjadi di hampir semua daerah di Indonesia. Hal itu
diperparah dengan tiadanya kebijakan atau dorongan dari pemerintah daerah
terhadap kelangsungan hidup bahasa daerah. Belum banyak perda atau produk
hukum dan perundang-undangan lain yang berisi dorongan atau suntikan
semangat bagi bahasa daerah.
Keberadaan bahasa-bahasa pendatang atau bahasa lain yang lebih
dominan di suatu daerah juga turut membawa dampak yang kurang baik. Sedikit
demi sedikit bahasa penutur bergeser ke arah bahasa lain. Akibatnya bahasa
daerah setempat menjadi bahasa yang jarang atau bahkan tidak lagi dituturkan.
Kondisi di atas jika dibiarkan terus-menerus tanpa usaha untuk
memperbaikinya tentu akan membawa akibat yang tidak sepele. Bahasa yang
semakin jarang digunakan akan menjadi bahasa yang tidak punya penutur.
Bahasa yang tidak punya penutur lama-kelamaan menjadi bahasa mati dan
punah. Beberapa bahasa sudah dapat dikatakan sebagai bahasa yang mati di
Kalimantan Tengah, misalnya bahasa Paku.
Menangani masalah kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah
harus dilandasi oleh kondisi dan situasi setempat. Hal yang mungkin berhasil
diterapkan di daerah lain belum tentu efektif diterapkan di Kalimantan Tengah.
Di sisi lain, potensi kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Tengah tidak boleh
disia-siakan begitu saja tanpa upaya melestarikannya.
Pemetaan bahasa daerah di Kalimantan Tengah dapat dikatakan selesai.
Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam menangani urusan pemetaan
kebahasaan ialah masalah geografis dan infrastruktur. Tiadanya akses menuju
daerah tutur suatu bahasa menjadi kesulitan sendiri yang harus dihadapi para
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 8
pengumpul data. Begitu pula masalah dana, terutama dana-dana tak terduga
yang masih berhubungan erat dengan masalah transportasi.
Pemetaan sastra belum dilakukan di Kalimantan Tengah. Namun, upaya
untuk mengidentifikasi dan memverifikasi genre-genre sastra sudah dilakukan.
Perlu sumber daya dan dana yang tidak sedikit untuk melanjutkan program
pemetaan sastra tersebut.
Sebagai tindak lanjut kajian pemetaan bahasa, hal yang dapat dilakukan
ialah kajian vitalitas bahasa. Bahasa yang dituturkan di suatu daerah diteliti
vitalitasnya, apakah masih merupakan bahasa yang sehat atau justru menjadi
bahasa yang sedang sakit. Bahasa yang sehat ditunjukkan oleh eksistensi dan
frekuensi penggunaan bahasa tersebut, sementara bahasa yang sedang tidak
sehat ditunjukkan oleh hal sebaliknya. Penelitian atau kajian vitalitas bahasa
menjadi prioritas Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah selama kurun waktu
2020—2024.
Kajian lanjutan dari penelitian vitalitas bahasa ialah revitalisasi bahasa.
Revitalisasi bahasa merupakan usaha untuk menggalakkan penggunaan bahasa
itu kepada masyarakat penuturnya. Kegiatan yang bisa dilakukan ialah stimuli
supaya bahasa-bahasa tersebut aktif dan dituturkan kembali oleh penuturnya.
Reritalisasi bahasa juga menjadi prioritas Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah pada periode 2020—2024. Mengingat ini merupakan pekerjaan yang
memakan waktu yang lama, hingga tahun 2024 ditargetkan ada 3 bahasa yang
terevitalisasi.
Bahasa-bahasa yang sudah terancam kepunahan diusahakan untuk
didokumentasikan dengan baik. Salah satu caranya ialah dengan menyusun
kamus dan tata bahasa. Agak sulit mencari informan yang berkompeten
mengingat kondisi kebahasaan yang memang terancam punah, tetapi usaha itu
harus tetap dilakukan untuk mendokumentasikan bahasa-bahasa tersebut. Hal
ini penting supaya generasi mendatang mengetahui dan mengenal bahwa suatu
saat bahasa-bahasa tersebut pernah dituturkan.
Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia juga tidak bisa dipandang
sebelah mata. Berdasarkan penelitian tahun 2017—2019, masih banyak instansi
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 9
pemerintah yang menggunakan bahasa asing di ruang publiknya. Lebih dari itu,
masih banyak pula instansi pemerintah yang belum baik dalam menerapkan dan
menggunakan bahasa Indonesia dalam tata naskah dinasnya. Ke depan hal itu
perlu diperbaiki supaya pemartabatan bahasa Indonesia meningkat. Ruang
publik di Kalimantan Tengah harus menjadi ruang publik yang bernuansa
Indonesia dengan corak lokal Kalimantan Tengah.
Peningkatan kompetensi penutur bahasa Indonesia setakat ini masih
menitikberatkan pada pendidik. Sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam berbahasa Indonesia mengingat bahasa itu menjadi bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI) harus selalu menjadi tolok ukur dalam mengukur kompetensi
berbahasa guru.
Pada masa yang akan datang, penyuluhan bahasa Indonesia tidak hanya
dilakukan kepada para guru. Pegawai pemerintah dan mereka yang aktif dalam
hal surat-menyurat patut juga diperhatikan. Disasarnya pegawai pemerintah
sebagai target penyuluhan diharakan dapat meningkatkan pemartabatan bahasa
Indonesia di lingkungan badan publik atau instansi pemerintah.
Generasi muda yang disebut juga sebagai generasi centennial tidak bisa
diabaikan dalam konteks pembinaan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia dan
daerah. Mereka juga harus selalu aktif dilibatkan dalam kegiatan kesatraan baik
Indonesia maupun daerah. Ke depan generasi muda juga menjadi sasaran utama
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah bagi kegiatan-kegiatan kebahasaan dan
kesastraan.
Banyak hal dapat dilakukan untuk mengoptimalkan peran generasi muda.
Di antaranya kegiatan literasi digital. Generasi muda yang semuanya sudah
melek internet dan akrab dengan media sosial harus diarahkan ke sisi yang positif
sehingga dapat menggunakan internet dengan bijak dan bertanggung jawab.
Penyuluhan bahasa Indonesia juga dapat dikenakan bagi pelajar. Tentu dengan
metode dan teknik serta materi yang tidak didapatkan di sekolah. Ke depan Balai
Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah bertekad untuk menjadi wadah informasi dan
pembelajaran alternatif bagi semua pemangku kepentingan.
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 10
Kerja sama antarlembaga di daerah sangat perlu ditingkatkan. Masalah
yang sering dihadapi di lapangan ialah peserta yang kurang memenuhi harapan.
Sebagian besar peserta yang dikirimkan ke kegiatan-kegiatan kebahasaan,
misalnya penyuluhan, ialah mereka yang bukan pengambil keputusan. Pengambil
keputusan, minimal eselon 3, yang diharapkan hadir selalu absen dengan
berbagai alasan.
Solusi yang pernah ditempuh ialah dengan cara menggandeng pemerintah
daerah setempat. Kegiatan dikerjasamakan dengan dana sepenuhnya berasal
dari Balai Bahasa Kalimantan Tengah, sedangkan panitia daerah menyiapkan
yang lain. Hasilnya cukup baik dan memenuhi harapan. Pada masa yang akan
datang nilai tawar Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah harus ditingkatkan
sehingga mudah menjalin kerja sama dengan lembaga lain atau pemerintah
daerah.
Yang terakhir ialah permasalahan kondisi sarana dan prasarana kantor Balai
Bahasa Kalimantan Tengah. Masalah energi atau listrik agaknya menjadi isu yang
harus segera dicarikan solusinya. Kekurangan tenaga listrik dari hari ke hari
semakin terasa dampaknya. Banyak pekerjaan yang terbengkalai atau minimal
tertunda akibat dari putusnya daya listrik secara tiba-tiba. Sarana dan prasarana
lain juga perlu ditingkatkan, misalnya gedung kantor dan gedung aula Balai
Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah yang segera memerlukan peremajaan.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 11
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
2.1 Visi dan Misi
Visi Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah mendukung visi Badan
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tahun 2020—2024 yang mengacu
kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diturunkan dari visi
Presiden, yaitu
Terwujudnya sumber daya manusia Kalimantan Tengah yang
mandiri, kreatif, dan berkepribadian melalui pengembangan dan
pembinaan Bahasa dan sastra dengan memaksimalkan kekayaan
bahasa dan sastra lokal, dan kebinekaan global.
Visi tersebut dimaknai sebagai penegasan Balai Bahasa Provinsi
Kalimantan Tengah dalam mendukung visi Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
tetap mempertimbangkan kondisi dan situasi daerah serta memperhatikan
kekayaan dan potensi kebahasaan dan kesastraan lokal untuk membentuk
sumber daya manusia Indonesia yang mandiri dan berkepribadian melalui
pengembangan bahasa dan sastra.
Misi merupakan penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi lebih sebagai
bagaimana melaksanakan apa yang sudah dicita-citakan dalam visi. Misi Balai
Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah ialah teknik atau cara bagaimana
mewujudkan visi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penggunaan dan pemartabatan
bahasa Indonesia.
2. Mewujudkan bahasa dan sastra daerah terlindungi dan terkonservasi
yang dinamis berbasis kekuatan masyarakat.
3. Meningkatkan apresiasi masyarakat Kalimantan Tengah terhadap sastra
lokal.
4. Mewujudkan praktik-praktik pendidikan literasi di masyarakat untuk
meningkatkan budaya literasi yang tinggi yang ditopang oleh teknologi
digital.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 12
5. Meningkatkan keterlibatan peran bahasa dan sastra Indonesia dan
daerah dalam membangun masyarakat yang lebih kreatif, mandiri, dan
berkepribadian.
6. Meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam upaya
pengembangan, pembinaan, dan pemasyarakatan bahasa dan sastra
Indonesia dan daerah.
7. Mewujudkan layanan profesional kebahasaan.
Dalam bidang kebahasaan dan kesastraan misi tersebut dijadikan pijakan
untuk mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra sebagai
sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didukung oleh tata
kelola yang efektif.
2.2 Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan visi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang diturunkan dari visi presiden, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa menetapkan tujuan strategis lembaga, yaitu (1) melakukan
peningkatan layanan profesional kebahasaan; (2) melakukan pelindungan
bahasa dan sastra yang dinamis berbasis kekuatan masyarakat dan melakukan
penguatan diplomasi kebahasaan yang maju; (3) praktek-praktek pendidikan
literasi di masyarakat untuk meningkatkan budaya literasi yang tinggi yang
ditopang oleh teknologi digital dan mendorong terwujudnya ekosistem
pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra yang mendukung budaya
riset dan inovasi kebahasaan yang kreatif.
Tujuan strategis yang telah ditetapkan dilengkapi dengan sasaran
strategis sebagai ukuran kinerja yang ingin dicapai pada akhir periode renstra
pada tahun 2024, yaitu meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan
kebudayaan. Sasaran strategis tersebut memiliki tiga indikator, yaitu (1) rata-
rata skor kemahiran berbahasa Indonesia, (2) jumlah penutur muda bahasa
daerah, dan (3) Indeks Pembangunan Kebudayaan. Indikator pertama dan
kedua merupakan indikator kinerja Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, sedangkan indikator ketiga merupakan indikator kinerja Direktorat
Jenderal Kebudayaan.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 13
sasaran strategis 2020—2024 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Kode SS/IKSS Satuan Kondisi
Awal 2019
2020 2021 2022 2023 2024
SS 5 Meningkatnya Pemajuan dan Pelestarian Bahasa dan Kebudayaan
IKSS 5.1
Rata-rata skor
kemahiran berbahasa
Indonesia Skor 505 510 515 520 525 530
IKSS 5.3
Jumlah penutur muda
bahasa daerah Orang 18.000 34.000 50.000 66.000 82.000 98.000
Berdasarkan penahapan pencapaian sasaran strategis 2020—2024,
sasaran kinerja dan indikator kinerja kegiatan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2020—2024 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Kode SK/IKK Satuan Kondisi
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024
SK 1 Meningkatnya Daya Ungkap Bahasa Indonesia
IKK 1.1 Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia
kosakata 4000 1000 1000 1000 1000 1000
SK 2 Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia
IKK 2.1
Jumlah Rekomendasi
Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan melalui Penelitian
dokumen 4 1 1 1 1 1
SK 3 Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik
IKK 3.1 Jumlah Lembaga Pengguna
Bahasa Indonesia Terbina lembaga 35 77 77 77 77 77
SK 4 Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina
IKK 4.1
Jumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga
Profesional Terbina
Kemahiran Berbahasa dan Bersastra
orang
1150 2070 2070 2070 2070 2070
SK 5 Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah yang Kritis dan Terancam Punah
IKK 5.1
Jumlah Penutur Muda Yang
Terlibat dalam Pelindungan Bahasa Daerah Kritis dan
Terancam Punah
orang 100 100 100 100 100
IKK 5.2 Jumlah Penutur Muda Yang Terlibat dalam Pelindungan
orang 100 100 100 100 100
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 14
Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punah
IKK 5.3 Jumlah Produk Kesastraan
Terkembangkan sastra 1 1 1 1 1 1
SK 6 Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
IKK 6.1 Predikat SAKIP Satker
minimal BB predikat BB BB BB BB A A
IKK 6.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker
minimal 91
Nilai 91 91 91 92 92
2.3 Definisi Operasional dan Metode Penghitungan IKK
Definisi operasional yang dimaksud di sini ialah istilah atau terminologi
yang digunakan dalam menentukan dan menetapkan pencapaian sasaran dan
tujuan kinerja Balai Bahasa Kalimantan Tengah. Beberapa istilah yang
digunakan dalam sasaran kegiatan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah
dan definisi operasionalnya ditampilkan di bawah ini.
Sasaran Kegiatan Indikator
Kinerja
Kegiatan
Definisi Operasional
1 Meningkatnya Daya
Ungkap Bahasa
Indonesia
Jumlah Kosakata
Bahasa Indonesia
Jumlah kata beserta maknanya yang ada dan dipakai dalam
komunikasi berbahasa Indonesia ragam formal maupun
informal
Angka dasar diperoleh dari jumlah kosakata pada akhir tahun 2019. Target tiap tahun sebanyak 1000 kosakata s.d. 2024.
2 Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa
Indonesia
Jumlah Rekomendasi
Kebijakan Kebahasaan dan
Kesastraan
melalui Penelitian
Hasil dari penelitian bahasa dan sastra yang dirangkum dan disarikan menjadi rekomendasi kepada pimpinan guna
menjadi bahan dalam pengambilan keputusan
Angka dasar 4 dokumen diperoleh berdasarkan dokumen
kebijakan yang dimiliki Balai Bahasa Kalimantan Tengah pada tahun 2019. Target tiap tahun sebanyak 1 dokumen
s.d. 2024
3 Terwujudnya
Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang
Publik
Jumlah Lembaga
Pengguna Bahasa Indonesia
Terbina
Jumlah lembaga pemerintah dan swasta yang diintervensi
dalam hal penggunaan bahasanya, terutama untuk papan nama lembaga, papan petunjuk, dan sebagainya.
Angka dasar sebanyak 35 diperoleh dari lembaga
pemerintah dan swasta yang diintervensi pada tahun 2019
4 Meningkatnya Jumlah
Penutur Bahasa
Terbina
Jumlah Tenaga
Profesional dan
Calon Tenaga Profesional
Terbina
Jumlah tenaga ahli khusus dan calon tenaga ahli yang
dibina mutu penggunaan bahasa dan sastranya melalui
pembelajaran dan pemasyarakatan bahasa ke berbagai lapisan masyarakat.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 15
Kemahiran Berbahasa dan
Bersastra
Angka dasar sebanyak 66.409 orang diperoleh berdasarkan jumlah peserta yang dibina pada tahun 2019, antara lain
melalui penyuluhan, pelatihan, dan sebagainya. Kenaikan
tiap tahun berdasarkan target yang dirancang oleh Balai Bahasa Kalimantan Tengah
5 Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah
yang Kritis dan
Terancam Punah
Jumlah Penutur Muda Yang
Terlibat dalam
Pelindungan Bahasa Daerah
Kritis dan Terancam Punah
1. Jumlah penutur muda yang terlibat dalam pelindungan bahasa daerah kritis dan terancam punah adalah jumlah
penutur bahasa daerah dari kalangan generasi muda antara
usia 10--19 tahun yang telah mengikuti kegiatan revitalisasi bahasa di suatu daerah persebaran bahasa daerah yang
status bahasanya kritis dan terancam punah. 2. Karena sasaran kegiatan revitalisasi ditujukan untuk
meningkatkan daya hidup bahasa daerah, pelindungan
terhadap bahasa diprioritaskan pada bahasa yang kritis dan terancam punah. Oleh karena itu, sasaran kegiatan
pelindungan bahasa ditargetkan agar bahasa dan sastra yang berada dalam kondisi kritis dan terancam punah itu
meningkat statusnya menjadi berstatus (minimal) mengalami kemunduran.
3. Penentuan indeks yang menjadi target sasaran program
didasarkan pada bahasa yang kritis rata-rata indeks bahasa yang kritis (<20) dan yang terancam (<40) meningkat
menjadi bahasa berstatus "mengalami kemunduran" (0,41--0,60), yakni target maksimal sekitar 0,54 hingga mendekati
0,59.
4. Penutur muda yang terlibat dalam gerakan atau kegiatan revitalisasi bahasa dan sastra disebut “Tunas Bahasa Ibu”.
Artinya, penutur muda itu tidak sekadar peserta kegiatan, tetapi pada tindak lanjut dalam bermasyarakat mereka
diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan untuk generasi muda lainnya dalam menggunakan dan
melestarikan bahasa dan sastra daerah.
Jumlah Penutur Muda Yang
Terlibat dalam
Pelindungan Sastra Daerah
Kritis dan Terancam Punah
1. Jumlah penutur muda yang terlibat dalam pelindungan sastra daerah kritis dan terancam punah adalah
jumlahpenutur/pendukung/pelaku muda sastra berbahasa
daerah dari kalangan generasi muda antara usia 10--19 tahun yang telah mengikuti kegiatan revitalisasi sastra
(khusus sastra lisan) di suatu daerah persebaran bahasa daerah yang status sastranya kritis dan terancam punah.
2. Karena sasaran kegiatan revitalisasi ditujukan untuk
meningkatkan daya hidup sastra daerah, pelindungan terhadap sastra berbahasa daerah diprioritaskan pada sastra
lisan yang berstatus kritis dan terancam punah. Oleh karena itu, sasaran kegiatan pelindungan bahasa ditargetkan agar
bahasa dan sastra yang berada dalam kondisi kritis dan terancam punah itu meningkat statusnya menjadi berstatus
(minimal) mengalami kemunduran.
3. Penentuan indeks yang menjadi target sasaran program didasarkan pada bahasa yang kritis rata-rata indeks bahasa
yang kritis (<20) dan yang terancam (<40) meningkat menjadi bahasa berstatus "mengalami kemunduran" (0,41--
0,60), yakni target maksimal sekitar 0,54 hingga mendekati
0,59. 4. Penutur muda yang terlibat dalam gerakan atau kegiatan
revitalisasi bahasa dan sastra disebut “Tunas Bahasa Ibu”. Artinya, penutur muda itu tidak sekadar peserta kegiatan,
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 16
tetapi pada tindak lanjut dalam bermasyarakat mereka diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan untuk
generasi muda lainnya dalam menggunakan dan
melestarikan bahasa dan sastra daerah.
Jumlah Produk
Kesastraan Terkembangkan
Produk sastra terkembangkan adalah produk dari hasil
upaya untuk memantapkan dan meningkatkan fungsi dan kedudukan sastra sebagai kekayaan budaya dan bagian dari
sastra dunia melalui penelitian, peningkatan jumlah dan
mutu karya sastra dan kritik sastra Indonesia; kodifikasi sastra; penyusunan bahan ajar; penerjemahan;
pengalihwahanaan; dan publikasi hasil pengembangan sastra
Jumlah penjumlahan hasil kritik sastra, alih wahana, entri/artikel kamus dan ensiklopedia sastra, serta acuan
kesastraan.
6 Meningkatnya Tata
Kelola Satuan Kerja di
Lingkungan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa
Predikat SAKIP
Satker minimal BB
Rata-rata predikat SAKIP satker minimal CC berarti cukup
(memadai), akuntabilitas kinerja cukup baik, taat kebijakan,
memiliki sistem yang digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggungjawaban, perlu banyak
perbaikan yang tidak mendasar. Angka dasar predikat BB berdasarkan predikat SAKIP Balai
Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2019. Pada akhir 2024
ditargetkan mencapai predikat A
Nilai Kinerja Anggaran atas
Pelaksanaan RKA-K/L Satker
minimal 91
Capaian kinerja berdasarkan kesesuaian antara perencanaan dan realisasi (target dan anggaran)
Pembandingan target dan anggaran dalam dokumen perencanaan dengan realisasi
1. Kosakata bahasa daerah
Kosakata bahasa daerah cenderung tidak berkembang atau bertambah
dari segi kuantitasnya. Hal ini disebabkan perkembangan bahasa daerah
dikatakan tidak terlalu dinamis. Kata-kata baru yang muncul banyak
dipengaruhi oleh kata-kata serapan dari bahasa lain. Dalam konteks ini,
dokumentasi kosakata bahasa daerah yang nantinya dibakukan dalam bentuk
kamus perlu digalakkan dan ditingkatkan tiap tahunnya. Kosakata bahasa
daerah inilah yang kelak dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Selama lima tahun ke depan Balai Bahasa Kalimantan Tengah menargetkan
terbitnya 5—6 kamus bahasa daerah. Semakin banyak kamus bahasa daerah
yang dihasilkan, kegiatan konservasi dan pelindungan bahasa daerah
diharapkan semakin baik.
2. Bahasa dan sastra terlindungi
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 17
Bahasa dan sastra berkembang seiring dengan dinamika perkembangan
penuturnya. Jika selalu digunakan dan dituturkan oleh penuturnya, suatu
bahasa dikatakan produktif dan baik vitalitasnya. Namun, jika semakin jarang
digunakan, bahasa lama-kelamaan akan punah. Kegiatan pelindungan bahasa
dan sastra perlu dilakukan secara terarah dan berkesinambungan karena
kekayaan kebahasaan dan kesastraan tersebut merupakan titipan anak-cucu
generasi sekarang. Generasi mendatang akan dapat terus menuturkan dan
meresapi nilai-nilai luhur yang terdapat dalam bahasa dan sastranya. Kegiatan
pelindungan dilakukan dalam bentuk konservasi dan dokumentasi, tetapi
dengan output yang berbeda dari penyusunan kamus. Kegiatan ini diarahkan
kepada terbitnya tata bahasa baku bahasa daerah.
Pemetaan dan pelindungan sastra juga perlu dilakukan. Kalimantan
Tengah secara umum tidak memiliki tradisi tulis yang kuat. Tradisi mereka
ialah tradisi lisan yang mudah hilang dan tidak mudah didokumentasikan.
Kekayaan sastra Kalimantan Tengah juga patut dilestarikan dengan cara
pendokumentasian dan pelindungan yang terarah dan berkelanjutan supaya
generasi mendatang bisa memetik nilai-nilai luhur dalam karya sastra itu.
3. Penelitian dan pengkajian kebahasaan dan kesastraan
Penelitian dan pengkajian juga perlu dilakukan sebagai salah satu upaya
untuk melindungi dan merevitalisasi kekayaan bahasa dan sastra. Ke depan
jumlah dan mutu penelitian kebahasaan dan kesastraan perlu lebih
ditingkatkan lagi. Kegiatan penelitian dan pengkajian perlu juga ditindaklanjuti
dengan kegiatan yang bermuara pada revitalisasi dan konservasi kebahasaan
dan kesastraan. Kegiatan semacam ini perlu melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, termasuk penutur bahasa itu sendiri. Penutur bahasa perlu
secara aktif dilibatkan supaya rasa cinta kepada bahasanya meningkat.
4. Meningkatnya tenaga profesional dalam penggunaan bahasa Indonesia
Sasaran kegiatan ini sebagian besar merupakan para pendidik. Materi
yang disajikan juga biasanya langsung bersentuhan dengan profesi mereka
sebagai pendidik. Namun, cara menyajikan atau metode pembelajarannya
perlu ditingkatkan. Para penyuluh perlu memberikan materi dengan metode
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 18
alternatif atau metode yang tidak sama dengan metode pembelajaran
konvensional. Balai Bahasa harus mampu mengemban tugas sebagai wadah
belajar alternatif bagi para pendidik. Kegiatan ini ke depan perlu diragamkan
jenis dan lokasi sasarannya. Para pendidik tetap menjadi target utama, tetapi
harus disertai dengan sasaran peserta dari profesi yang lain, misalnya pegawai
pemerintah dan siswa.
5. Meningkatnya jumlah ruang publik yang terkendali penggunaan bahasanya
Ruang publik di Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia umumnya
sering dijejali dengan penggunaan bahasa-bahasa asing. Padahal, ruang publik
di Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia. Semua petunjuk atau
informasi yang berkaitan dengan suatu tempat, lembaga, atau fasilitas lainnya
wajib berbahasa Indonesia. Bahasa asing hanya bersifat melengkapi. Ke depan
perlu dilaksanakan pembinaan dan penilaian wilayah atau kawasan supaya
ruang publiknya menjadi ruang publik Indonesia dan menggunakan bahasa
Indonesia. Insentif penghargaan harus dimunculkan supaya para penghuni
ruang publik tersebut terpacu untuk menggunakan bahasa Indonesia di ruang
publiknya.
6. Layanan teknis di lingkungan Balai Bahasa
Layanan teknis bagi sebuah lembaga sangat penting. Dukungan
administratif dan logistik serta keuangan bagi sebuah lembaga sangat vital.
Sebagai sebuah lembaga pemerintah, Balai Bahasa Kalimantan Tengah masih
harus meningkatkan sarana dan prasarana untuk menjadi sebuah kantor atau
lembaga yang unggul. Pengadaan berbagai alat-alat perkantoran masih perlu
dilakukan. Peningkatan sumber daya listrik dan bagaimana mencadangkannya
juga perlu menjadi prioritas.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 19
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kebijakan dan strategi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
mengacu pada arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mendorong tercapainya sasaran strategis yang mendukung penguatan budaya,
bahasa dan pendidikan karakter. Arah kebijakan tersebut dilaksanakan dengan
strategi berikut ini.
1. Penguatan ekosistem dan tata kelola pengembangan dan pembinaan
bahasa dan sastra melalui dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya untuk menciptakan budaya riset kebahasaan yang inovatif.
2. Peningkatan kualitas praktek pendidikan literasi di masyarakat dengan
dukungan teknologi digital untuk penguatan peran masyarakat dan para
pemangku kepentingan.
3. Penguatan strategi dan diplomasi kebahasaan untuk peningkatan nilai
ekonomi bahasa dan sastra.
4. Penguatan dan perluasan layanan profesional kebahasaan sebagai wujud
pembinaan bahasa dan sastra.
Merujuk pada Agenda Pembangunan RPJMN 2020—2024 yang terkait dengan
Kemendikbud, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dapat berdiri
pada dua bidang, yaitu: bidang pendidikan dan kebudayaan. Pada bidang
pendidikan, arah kebijakan meningkatkan pemerataan layanan pendidikan
berkualitas, strategi yang digunakan peningkatan kualitas pengajaran dan
pembelajaran melalui berbagai aktivitas. Selain itu, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa juga berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing,
strategi pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerja sama industri melalui
berbagai aktivitas.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 20
Pada bidang kebudayaan, Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa
melaksanakan peningkatan literasi, inovasi, dan kreativitas, strategi yang
dilaksanakan dengan 1) peningkatan budaya literasi; 2) pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan bahasa Indonesia, bahasa dan aksara daerah,
serta sastra; 3) penguatan institusi sosial penggerak literasi dan inovasi melalui
berbagai aktivitas, dan 4) perluasan layanan profesional kebahasaan. Kedua
bidang pendidikan dan kebudayaan itu dilaksanakan untuk mendukung
keberhasilan agenda pembangunan 2020—2024. Program dan kegiatan yang
terkait dengan dukungan tersebut dapat dilihat pada sasaran program dan
kegiatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
3.2 Arah Kebijakan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menyusun beberapa kebijakan
dalam upaya mewujudkan tercapainya visi, misi, tujuan, dan sasaran kegiatan
yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pencapaian tujuan/sasaran kegiatan yang ditetapkan adalah sebagai berikut.
1. peningkatan tata kelola pengkajian dan pemetaan bahasa dan sastra melalui
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;
2. pembinaan bahasa dan sastra;
3. fasilitasi pelaksanaan pemasyarakatan bahasa dan sastra;
4. penguatan literasi dan inovasi media digital;
5. peningkatan layanan profesional kebahasaan dan kesastraan; dan
6. penguatan jejaring di bidang kebahasaan dan kesastraan.
3.3 Kerangka Regulasi
Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa membutuhkan kerangka regulasi
sebagai landasan hukum formal. Daftar regulasi dan urgensi pembentukannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 21
No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau
Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi
Regulasi yang Ada, Kajian, dan Penelitian
1. Permendikbud tentang Standar
Kompetensi Pengajar BIPA
Penguatan tentang Standar
Kompetensi Pengajar BIPA
2. Permendikbud tentang Standar Lembaga
Penyelenggara Program BIPA
Penguatan tentang Standar Lembaga
Penyelenggara Program BIPA
3. Permendikbud tentang Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria Sanksi Administrasi
Pelaksanaan Perpres tentang penggunaan
Bahasa Indonesia
4. Permendikbud tentang Kaidah Bahasa
Indonesia
Pelaksanaan Perpres tentang penggunaan Bahasa
Indonesia
5. Permendikbud tentang Kemahiran
Berbahasa Indonesia
Pelaksanaan masih dalam bentuk layanan, dan
UKBI masih bersifat himbauan dan belum
diwajibkan bagi masyarakat Indonesia yang
berpendidikan dan berbudaya
6. Permendikbud tentang Pengawasan dan
Pengendalian Penggunaan Bahasa
Penguatan kebijakan Badan Bahasa dalam
pengawasan dan pengendalian bahasa
7. Permendikbud tentang Pedoman dan
Acuan Kebahasaan
Penyempurnaan EYD, PUPI, dan pedoman
lainnya
8. Peraturan Kepala Badan Penanganan kebahasaan, Kesastraan, dan
Perbukuan, Prosedur Operasional Standar.
9. Kaidah Bahasa Indonesia Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5,
Pasal 42 Ayat 4 dan 5.
10. Pedoman pengawasan penggunaan
Bahasa Indonesia
Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5,
Pasal 42 Ayat 4 dan 5.
11. Pengawasan Penggunaan Bahasa
Indonesia di daerah
Pelaksanaan Perpres 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 2 Ayat 5,
Pasal 42 Ayat 4 dan 5.
12. Pembinaan terhadap masyarakat pengguna
bahasa daerah
Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan
Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi
Bahasa Indonesia
13. Strategi penginternasionalan Bahasa
Indonesia
Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan
Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi
Bahasa Indonesia
14. Fasilitasi peningkatan kompetensi bahasa
asing bagi warga negara Indonesia
Pelaksanaan PP 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan
Bahasa dan Sastra, Serta Peningkatan Fungsi
Bahasa Indonesia
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 22
15. Pedoman Pelaksanaan kegiatan
antarunit utama yang tusinya
beririsan.
Pelaksanaan Kepmendikbud Nomor 154 Tahun
2018 tentang Peta Proses Bisnis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Kerangka regulasi yang dibutuhkan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah mengacu pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada
tabel kebutuhan di atas. Berikut ini adalah kerangka regulasi pembentukan
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah.
1. Surat Keputusan Menko Wasbangpang nomor 393/MK. WASPAN/9/1999,
tanggal 2 September 1999 tentang Pembentukan Kantor Bahasa Palangka
Raya.
2. SK Mendikbud Nomor 227/O/1999, tanggal 23 September 1999 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Bahasa.
3. SK Mendiknas Nomor 156/O/2003, tanggal 17 Oktober 2003, tentang
perubahan nama Kantor Bahasa Palangka Raya menjadi Balai Bahasa
Kalimantan Tengah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi
Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan
Bahasa Daerah.
5. Permendikbud Nomor 78 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permendikbud
Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa.
3.4 Kerangka Kelembagaan
Agar keterlaksanaan program Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah
terjamin, diperlukan kerangka kelembagaan. Kerangka kelembagaan itu
mencakupi struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi Balai Bahasa Kalimantan
Tengah. Adapun struktur organisasi Balai Bahasa Kalimantang Tengah dapat
dilihat dari gambar berikut.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 23
Gambar 3.1 Struktur organisasi Balai Bahasa Kalimantan Tengah
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah mengacu pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang kemudian diubah dengan Permendikbud Nomor 078
Tahun 2015. Di dalam Permendikbud tersebut juga disebutkan bahwa Balai
Bahasa, termasuk di dalamnya Balai Bahasa Kalimantan Tengah, bertugas
melaksanakan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di
provinsi wilayah kerjanya (Kalimantan Tengah).
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan
Tengah menyelenggarakan tugas sesuai Permendikbud Nomor 63 Tahun 2016
sebagai berikut.
1. Melaksanakan penyusunan program kerja Balai Bahasa.
2. Melaksanakan pengkajian bahasa dan sastra.
3. Melaksanakan pemetaan bahasa dan sastra.
4. Melaksanakan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia.
5. Melaksanakan fasilitasi pelaksanaan pengkajian bahasa dan sastra.
6. Melaksanakan fasilitasi pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia.
7. Melaksanakan pemberian layanan informasi dan publikasi kebahasaan dan
kesastraan.
KEPALA
SUBBAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 24
8. Melaksanakan kerja sama dan hubungan masyarakat dan bidang
kebahasaan dan kesastraan.
9. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengkajian,
pemasyarakatan, dan kerja sama di bidang kebahasaan dan kesastraan.
10. Melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian,
ketatalaksanaan, persuratan, dan kearsipan, barang milik negara, dan
kerumahtanggaan Balai Bahasa.
11. Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Balai Bahasa.
12. Melaksanakan penyusunan laporan Balai Bahasa.
Secara internal Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menyusun
struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan fungsi dan struktrur sumber daya
manusia dalam upaya pencapaian sasaran strategis.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Peta Jabatan Balai Bahasa Kalimantan Tengah
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 23
BAB IV
TARGET KINERJA DAN PENDANAAN
Sesuai dengan Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
2020—2024, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan bidang
kebahasaan dan kesastraan serta berdasarkan beberapa pernyataan pada
bab-bab sebelumnya, Balai Bahasa Kalimantan Tengah menargetkan kinerja
program 2020—2024 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Matrik Kinerja dan Pendanaan Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun
2020—2024
Kerangka pendanaan disusun dengan memerhatikan berbagai peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan pendanaan pendidikan, di
Draf Juli 2020
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
SK
IKK Jumlah Kosakata Bahasa Indonesia kosakata 4,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 182,657,000 189,232,652 196,045,027 203,102,648 210,414,344
SK
IKKJumlah Rekomendasi Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan
melalui Penelitiandokumen 4 1 1 1 1 1 223,366,000 231,407,176 239,737,834 248,368,396 257,309,659
SK
IKK Jumlah Lembaga Pengguna Bahasa Indonesia Terbina lembaga 35 77 77 77 77 77 664,153,000 665,166,908 689,112,917 713,920,982 739,622,137
SK
IKKJumlah Tenaga Profesional dan Calon Tenaga Profesional
Terbina Kemahiran Berbahasa dan Bersastraorang 2720 2070 2070 2070 2070 2070 1,301,186,000 1,348,028,696 1,396,557,729 1,446,833,807 1,498,919,824
SK
IKKJumlah Penutur Muda Yang Terlibat dalam Pelindungan
Bahasa Daerah Kritis dan Terancam Punahorang 0 100 100 100 100 100 219,937,000 227,854,732 236,057,502 244,555,572 253,359,573
IKKJumlah Penutur Muda Yang Terlibat dalam Pelindungan
Sastra Daerah Kritis dan Terancam Punahorang 0 100 100 100 100 100 173,060,000 179,290,160 185,744,606 192,431,412 199,358,942
IKK Jumlah Produk Kesastraan Terkembangkan sastra 1 1 1 1 1 1 20,980,000 21,735,280 22,517,750 23,328,389 24,168,211
SK
IKK Predikat SAKIP Satker minimal BB predikat BB BB BB BB A A 301,688,000 312,548,768 323,800,524 335,457,342 347,533,807
IKKNilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker
minimal 91nilai 0 91 91 91 91 91 3,458,083,000 3,582,573,988 3,711,546,652 3,845,162,331 3,983,588,175
Matriks Kinerja dan Pendanaan
Balai Bahasa Kalimantan Tengah TA 2020--2024
Terwujudnya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia
Meningkatnya daya ungkap bahasa Indonesia
Terwujudnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik
Meningkatnya Jumlah Penutur Bahasa Terbina
Terlindunginya Bahasa dan Sastra Daerah yang Kritis dan Terancam Punah
Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode Sasaran dan Indikator SatuanKondisi
Awal 2019
Target Alokasi
RENSTRA BALAI BAHASA KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 24
antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan.
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 27
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Balai Bahasa Kalimantan Tengah Tahun
2020—2025 disusun berdasarkan pada Renstra Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 2020—2025, Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Renstra ini
disusun guna memandu arah pelaksanaan program agar selaras
dengan amanat dalam RPJMN.
Penyusunan Renstra dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya
(1) mengkaji dokumen yang relevan dengan upaya pengembangan
(pengkajian) dan pembinaan (pemsyarakatan) bahasa dan sastra khususnya di
Kalimantan Tengah, dan pendidikan umumnya; (2) interaksi dengan para
pemangku kepentingan yang terkait dengan pengkajian dan pemasyarakatan
bahasa dan sastra baik di pusat maupun daerah dan seluruh jajaran Dinas
Pendidikan Kalimantan Tengah; (3) menganalisis capaian kinerja pembangunan
pendidikan dan kebudayaan; dan (4) penyusunan renstra.
Renstra ini menjadi acuan bagi Balai Bahasa Kalimantan Tengah dalam
melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab kepada
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Untuk menjamin agar program
dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perlu
dilakukan pemantauan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan,
identifikasi serta antisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul
untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin; dan evaluasi.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (Output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Adapun evaluasi dilaksanakan oleh institusi terkait, antara lain Bappenas, DJA
Kemenkeu, Itjen Kemdikbud, Biro Keuangan Kemdikbud, Biro PKLN Kemdikbud,
BPKP, dan BPK. Pemantauan dan pelaporan dilakukan setiap minggu melalui
MoLKKemdikbud.go.id, setiap bulan melalui E-Monev DJA, setiap triwulan
RENSTRA BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2020—2024 28
melalui E-Bappenas, E Kinerja dan Simproka Kemendikbud, dan setiap tahun
melalui LAKIP.