Reno Laila Fitria, M

138
Peran bidan dalam mempromosikan kesehatan mental yang baik/positif pada perempuan dalam masa reproduksi, Kebijakan asuhan pada perempuan dengan gangguan kesehatan mental baik lokal, nasional, dan internasional (Pengelolaan gangguan psikologis pada siklus hidup Perempuan Reno Laila Fitria, M.Si

Transcript of Reno Laila Fitria, M

Page 1: Reno Laila Fitria, M

Peran bidan dalam

mempromosikan kesehatan mental

yang baik/positif pada perempuan

dalam masa reproduksi,

Kebijakan asuhan pada

perempuan dengan gangguan

kesehatan mental baik lokal,

nasional, dan internasional

(Pengelolaan gangguan psikologis

pada siklus hidup Perempuan

Reno Laila Fitria, M.Si

Page 2: Reno Laila Fitria, M

Review

Page 3: Reno Laila Fitria, M

Review: Adaptive Behavior

(Perilaku Adaptif)

Adaptative: Mudah menyesuaikan diri; menaikkan daya penyesuaian; 1. tepat, cocok, kena; pantas, sesuai. 2. Meningkatkan daya penyesuaian diri (Act)

Adaptive Behavior (Perilaku Adaptif): Tingkah laku adaptif, yang dapat menyesuaikan diri; 1. reaksi yang sesuai, cocok, mengena, tepat. 2. Tingkah laku yang membantu seseorang untuk melakukan interaksi yang lebih efektif dengan lingkungan sekitarnya

(Kamus Psikologi, J.P. Chaplin, 2006)

3

Page 4: Reno Laila Fitria, M

Review: Adaptive Behavior

(Perilaku Adaptif) Adaptive behavior is a type of behavior that is used to

adjust to another type of behavior or situation.

This is often characterized as a kind of behavior that allows an individual to change a nonconstructive or disruptive behavior to something more constructive.

These behaviors are most often social or personal behaviors.

For example, a constant repetitive action could be re-focused on something that creates or builds something.

In other words, the behavior can be adapted to something else.

https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_behavior

4

Page 5: Reno Laila Fitria, M

Review: Adaptive Behavior

(Perilaku Adaptif)

Adaptive behavior reflects an individual’s social and practical competence of daily skills to meet the demands of everyday living.

Behavior patterns change throughout a person's development, across life settings and social constructs, changes in personal values, and the expectations of others.

It is important to assess adaptive behavior in order to determine how well an individual functions in daily life: vocationally, socially, educationally, etc.

https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_behavior

5

Page 6: Reno Laila Fitria, M

Review: Adaptive Behavior

(Perilaku Adaptif)

Adaptive behavior includes the age-appropriate

behaviors necessary for people to live

independently and to function safely and

appropriately in daily life.

Adaptive behaviors include life skills such as

grooming, dressing, safety, food handling,

working, money management, cleaning, making

friends, social skills, and the personal responsibility

expected of their age and social group.

https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_behavior

6

Page 7: Reno Laila Fitria, M

Review: Maladaptive Behavior

Maladaptation: ketidakmampuan mencocokkan diri; 1. kegagalan satu species untuk mengembangkan sifat-sifat karakteristik biologisnya demi kelangsungan hidup secara sukses. 2. satu sinonim yang tidak benar bagi istilah maladjustment

Maladjustment: ketidakmampuan menyesuaikan diri; 1. ketidakmampuan individu untuk mengembangkan pola-pola tinkah laku agar ia sukses di tengah lingkungannya. 2. secara longgar atau gangguan mental

(Kamus Psikologi, J.P. Chaplin, 2006)

7

Page 8: Reno Laila Fitria, M

Kehamilan & Masa Pre Natal

8

• Memberikan arti emosional yang besar pada setiap

perempuan

• Perubahan Hormonal Ngidam, Sangat perasa, mudah

tersinggung

• Kehamilan menambah intensitas emosi bahagia, bangga,

atau sebaliknya

Page 9: Reno Laila Fitria, M

Kesulitan-kesulitan Pada Masa Hamil

9

• Kesukakaran khusus dalam rumah tangga (finansial, mengurus

rumah tangga, sellisih paham dengan anggota keluarga, dll) menambah beban pada kehamilan

• INGAT, Kehamilan & Melahirkan merupakan perjuangan berat

untuk Perempuan

• Ketakutan & Kesakitan menjadi hal yang paling sering

dirasakan Perempuan hamil

Page 10: Reno Laila Fitria, M

2 Tipe Perempuan Terkait dengan Kehamilan

10

• Perempuan yang semakin berkembang fungsi keibuannya

rela berkorban untuk kebahagiaan anak yang dikandung

• Perempuan yang menganggap egonya terancam oleh

kelahiran bayinya

KARENA ITU, DUKUNGAN SOSIAL SANGAT PENTING.

Page 11: Reno Laila Fitria, M

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kehamilan

11

• Secara sempit: faktor fisiolgis & psikis si perempuan

yang hamil itu sendiri, suami, keluargam rumah tangga,

lingkungan sekitar

• Secara Luas: adat istiadat, tradisi, kebudayaan

menimbulkan reaksi psikis yang beragam pada

Perempuan yang sedang hamil

Page 12: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I

12

• INGAT, Terjadi perubahan Anatomi Fisiologis & Psikologis

• Emosi Negatif VS Emosi Positif

• Hasrat seks relatif tinggi atau turun perlu komunikasi &

dukungan pasangan libido sangat dipengaruhi oleh

kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, kecemasan,

dsb

Page 13: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I

13

• Adaptasi Psikologis:

• Sikap ambivalen biasanya akan berhenti pada

trimester 1

• Penerimaan terjadi pada akhir semester 1 dan diikuti

dengan perasaan aman

• Trimester 1 sebenarnya merupakan periode

menunggu kehamilan menjadi Mantap”

• Kebenaran kehamilan dilakukan dengan mengecek

perubahan fisik berulang kali (contoh Amenorrhea)

Page 14: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I

14

• Dukungan:

• Dapat diberikan oleh Bidan, Petugas Kesehatan atau

orang terdekat

• Mendengarkan dengan baik

• Empati

• Jelaskan perubahan psikologis yang sering terjadi

• Informasikan hasil pemeriksaan

• Konseling Trimester 1

Page 15: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II

15

• Perubahan Psikologis:

• Ibu merasa lebih sehat & nyaman

• Sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi

• Perut ibu belum terlalu membesar perasaan

‘terbebani’ belum muncul

• Ibu menerima kehamilan

• Mulai berpikir konstruktif

• Mulai merasakan kehadiran bayi sebagai bagian di

luar dirinya

• Kecemasan berkurang

• Libido meningkat

Page 16: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II

16

• Adaptasi Psikologis:

• Mengembangkan identitas sebagai ibu

• Evolusi dari menerima perawatan Ibunya, menjadi

memberi perawatan pada bayinya

• Aktivitas dan minat berpusat pada kehamilan,

melahirkan dan persiapan menjadi ibu

• dll

Page 17: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester II

17

• Dukungan:

• Bekali ibu dengan informasi: Kehamilan, persalinan,

persiapan menerima anggota keluarga baru

• Ibu perlu diajak untuk relaksasi

• Berikan pujian dan semangat

Page 18: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III

18

• Perubahan Psikologis:

• Periode menunggu dan waspada untuk kelahiran bayi

• Cemas bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu

• Semakin waspada dalam melihat tanda-tanda bersalin

• Cemas bayi lahir tidak normal

• Takut akan rasa sakit saat melahirkan

• Kecemasan kembali muncul

• Merasa dirinya aneh atau bahkan jelek

• Sedih berpisah dengan bayi dan sedih karena tidak lagi

menerima perhatian sebanyak saat hamil

• Persiapan aktif terhadap kelahiran

• dst

Page 19: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III

19

• Adaptasi Psikologis:

• Periode Waspada

• Mempersiapkan diri untuk menerima kelahiran anggota

baru

• Mulai menceritakan impiannya tentang bayi yang akan

lahir (merupakan refleksi dari minat ibu)

Page 20: Reno Laila Fitria, M

Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III

20

• Dukungan:

• Sering berkomunikasi

• Penjelasan tentang aspek fisiologis persalinan

• Memperkenalkan tempat bersalin

• Mempersiapkan tempat persalinan dan pendamping

• Saling terbuka dengan suami

• dsb

Page 21: Reno Laila Fitria, M

Dampak Kehamilan Terhadap

Status Kesehatan Mental

Perempuan Pada Kehamilan Trimester 1 rekasi tubuh berupa

mual di wkatu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara seringkali menyebabkan perubahan emosi yang berfluktuasi Meningkatkan resiko gangguan. Misalnya: Reaksi kehamilan, akibat:

Pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan

Kehamilan yang motivasinya tidak jelas

Kurangnya dukungan keluarga

Perubahan gaya hidup

Tampak pada minggu ke-1 dan ke-2 kehamilan dan berakhir pada minggu ke-10 dan ke-12

21

Page 22: Reno Laila Fitria, M

Dampak Kehamilan Terhadap

Status Kesehatan Mental

Perempuan Pada Kehamilan Trimester II dampaknya pada

perubahan emosional yang lebih sedikit, berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang dikandung

Pada Kehamilan trimester III reaksi emosional meningkat kembali dan pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Hal ini terjadi karena: Perhatian yang berubah pada hal finansial

Persiapan ruang bayi

Perlengkapan bayi

Pengasuh hingga kapasitas sebagai orang tua

22

Page 23: Reno Laila Fitria, M

Dampak Kehamilan Terhadap

Status Kesehatan Mental

Perempuan

Berbagai perubahan yang dialami selama kehamilan Trimester I hingga II Resiko pencetus terjadinya reaksi Psikologis mulai dari tingkat gangguan emosional ringan hingga tingkat gangguan jiwa yang serius.

Stres pada ibu hami dapat mempengaruhi kesehatan Ini dan jani perkembangan janin dapat terhambat atau dapat mengalami gangguan emosi saat lahir jika stres selama kehamilan tidak tertangani dengan baik.

23

Page 24: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

24

• Gangguan Psikologis Pada Pasangan Infertil

• Adat dan budaya berpengaruh rendah diri dan

kehilangan kepercayaan diri

• Mengingkari trauma sterilitas dengan justifikasi bahwa ia

tidak ingin memiliki anak

• Substitusi dengan mengembangkan hobi, meniti karir,

mengadopsi anak, dll

• Kegagalan dan kekecewaan selalu diproyeksikan pada

orang lain

• Memiliki pseudo keibuan, menghibur diri dengan

memilih perkejaan yang bersifat keibuan

Pengelolaan: Konseling individu, konseling pasangan

Page 25: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

25

• Gangguan Psikologis Kehamilan Palsu (Pseudocyesis)

• Sikap ambivalen terhadap kehamilan: ingin hamil

sekaligus tidak ingin hamil

• Keinginan menjadi hamil basanya dipicu oleh dendam

dan sikap bermusuhan dan harga diri, bukan dari

dorongan keibuan

• Secara bersamaan muncul kesediaan untuk menyadari

sekaligus tidak ingin menyadari bahwa kehamilannya

adalah ilusi belaka

• Tidak lepas dari Pseudologi: fantasi-fantasi kebohongan

yang selalu ditampilkan kedepan untuk meningkari hal-

hal yang tidak menyenangkan

Page 26: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

26

• Gangguan Psikologis Kehamilan Palsu (Pseudocyesis)

Pengelolaan: Perempuan Pseudocyesis biasanya ingin

menunoolkan egonya konseling psikoanalisis dengan

menekankan pentingnya riwayat hidup klien, pengaruh dari

pengalaman diri pada kepribadian individu, serta

irasionalitas dan sumber-sumber tak sadar dari tingkah laku

manusia.

Peran konselor: Menciptakan suasana senyaman munkin

agar klien bebas mengungkapkan pikiran tujuan

mengendalikan tingkah laku irasional.

Page 27: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

27

• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan Luar nikah

• Umumnya dialami oleh remaja rentang usia 12-19 tahun

• Muncul Perasaan takut dan bingung luar biasa

• Bisanya menutupikheamilannya hingga didapatkan tindakan lain

• Rasa ketakutan yang juga muncul jika kekasih yang menghamilinya

tidak mau bertanggung jawab

• Cemas jika teman-teman takut

• Rasa takut yang timbul akibat tidak siap menjadi seorang ibu

• Timbul keinginan mengakhiri kehamilan dengan aborsi

Pengelolaan: Konseling humanistik, manusia menentukan sendiri

keputusannya, manusia pada dasarnyabaik. Konselor harus memiliki:

Empati, Positive regard (Acceptance), Congruence (Genuines)

Page 28: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

28

• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan Tidak dikehendaki

• Perempuan merasa janin yang dikandungnya bukan

bagian dari dirinya berusaha mengeluarkan dari

tubuhnya melalui tindakan sperti aborsi

• Beberapa perempuan bersikap aktif-agresif, marah dan

dendam pada kekasih atau suaminya serta merasa

sanggup menanggung konsekuensi dari tindakan

kemarahannya

• Bayi dianggap sebagai beban atau malapetaka

Pengelolaan: Teknik konseling sama dengan Kehamilan

luar nikah, hanya saja menekankan pada Konseling

Pasangan

Page 29: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

29

• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Keguguran

• Bisa menimbulkan sindrom pasca abortus: menangis terus

menerus, depresi berkepanjangan, erasaan bersalah,

ketidakmampuan memaafkan diri sendiri, kesedihan

mendalam, amarah, kelmpuhan emosional, problem atau

kelainan seksual, kekacauan pola makan, perasaan rendah

diri, penyalahgunaan narkoba, mimpi buruk dan

gangguan tidur lainnya, dorongan untuk bunuh diri,

kesulitan dalam relasi, serangan gelisah dan panik, serta

melakukan kilas balik

Pengelolaan:Konseling Psikolgis ditambah penyembuhan

secara rohani

Page 30: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

30

• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Janin Mati

• Kesedihan mendalam

• Proses Berduka (menunjukkan reaksi emosional) dalam

beberapa tahapan sbb:

• Menolak (Denial)

• Marah (Anger)

• Tawar-manawar (Bargaining)

• Depresi (Depression): menarik diri, kesulitan kembali

kepada kehidupan normal

• Menerima (Acceptance)

Pengelolaan: pahami pada fase berduka yangmana ibu

berada

Page 31: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

31

• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Ketergantungan Obat

• Perempuan dengan ketergantungan obat cenderung memiliki angka

depresi, kepanikan, dan fobia ketimbang pria

• Merasa tidak layak untuk hamil sehingga cenderung mengingkari

kehamilannya

• Berisiko dalam melakukan perawatan Prenatal takut mendapatkan

implikasi hukum karena mereka menggunakan narkoba

• Perasaan berdosa

• Bagi perempuan dengan adiksi yang tidak mau bergerak ke siklus

pemulihan, maka kekahwatiran pada bayi akan kalah dengan

kekhawatiran mendapatkan obat

• Adakalanya kehamilan menjadi katalis untuk memulai siklus

pemulihan

Page 32: Reno Laila Fitria, M

Gangguan Psikologis Pada Masa Kehamilan

32

• Gangguan Psikologis Pada Kehamilan dengan Ketergantungan Obat

Pengelolaan: Konseling Behavioristik: Konselor membantu

klien untuk belajar bertindak dengan cara-cara yang baru

dan pantas. Atau membantu mereka memodifikasi atau

mengeliminasi tingkahlaku yang berlebih atau maladaptif

mengubah tingkah laku yang maladaptif dan belajar tingkah

laku yang lebih efektif. proses kontinu.

Bidan harus mampu memberikan penguatan dan

dukungan tanaman pengertian tentang pentingnya buah

hati. Bidan menjadi pendengar yang baik. Bidan harus

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

Page 33: Reno Laila Fitria, M

Kelahiran Bayi & Masa PosT-

Natal

Banyak dokter, Psikolog, & Seniman yg berspekulasi ttg arti dari Peristiwa Kelahiran “Drama penjebolan” secara drastic, disertai dengan perubahan-perubahan kondisi yang revolusioner dari seorang bayi

Bayi tsb dicabut dari kehangatan perlindungan Rahim ibunya lalu Ia harus belajar dengan kemampuan sendiri untuk hidup, menghirup udara & mengisap susu

Bayi harus melatih semua fungsi jasmaniah dan rohaniahnya.

33

Page 34: Reno Laila Fitria, M

Kelahiran Bayi & Masa PosT-

Natal

Teori Drama Kelahiran tangis bayi bisa merupakan tangis kesaitan, tangis protes, tangis kepedihan, tangis keenganan dan ketakutan krn ia terlempar dari Rahim ibunya ke tengah duniashock psikologiskerinduan yang tidak disadari untuk kembali kedalam sekuritas Rahim ibunya

lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi baru lahir dan pada saat yang sama bayi mempengaruhi lingkungannya.

34

Page 35: Reno Laila Fitria, M

Kelahiran Bayi & Masa PosT-

Natal

Setiap tingkah laku si kecil menimbulkan bentuk Perlindungan dan Pemeliharaan dari lingkungan (Orang tua) Mothering

Anak manusia sepanjang hayatnya senantiasa membutyuhkan kasih saying & mothering dalam berbagai macam bentuk

Individu tidak bisa hidup sendirian Kontak dengan Ibu merangsang perkembangan

jasmani dan rohani

Support Psikologis dengan jalan kontak Psikis & Fisik dari Ibu Sama besar nilainya dengan lindungan fisik & kehangatan ketika bayi masih dalam Rahim ibunya

35

Page 36: Reno Laila Fitria, M

Kelahiran Bayi & Masa PosT-

Natal

Tangis Bayi memberitahukan keinginannya, ketakutan, rasa tidak senang, kemarahan, kekecewaan, dsb.

Tangis bayi pernyataan protes terhadap pengabaian, keteledoran, kelupaan & salah tindak dari ibu atau pengasuh.

Ibu mengalami ketakutan, ketegangan batin, kebingungan, kecemasan, kerisauan dan kesusahan lainnyaakan menimbulkan hal yang sama pada bayi ditandai dengan tangis

36

Page 37: Reno Laila Fitria, M

Kelahiran Bayi & Masa PosT-

Natal

Ibu yang kurang senang menerima peranan dirinya sebagai seorang ibu

menolak kelahiran bayinyabiasanya ibu

menampilkan sikap yang ragu-ragu thd

diri sendiri, menampakkan relasi yang

tidak mapan atau kurang harmonis

dengan orang lain (terutama dengansuaminya) bayi menangis terus-

menerus

37

Page 38: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan

Peristiwa kelahiran Proses fisiologis,

diwarnai komponen psikologis

Banyak orang berspekulasi tentang

mudah atau sulitnya aktivitas melahirkan

bayi itu dengan memperbandingkan

prosesnya di antara pelbagai suku

bangsa

38

Page 39: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Beberapa penyebab mudah-sulitnya aktivita

melahirkan bayi:

Perbedaan iklim & lingkungan sosial mempengaruhi kelenjar endokrinkelenjar ini sangat penting fungsinya pada saat melahirkan bayi

Cara hidup yg baik/cara hidup yg sangat ceroboh dari wanita yg bersangkutanmempengaruhi kondisi Rahim & organ genitalnya

Kondisi otot-otot panggul wanita

Kondisi Psiki/kejiwaan wanita yang bersangkutan

39

Page 40: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Otot pangul wanita primitive lebih efisien dari

otot panggul wanita modern yang serba “manja”

Wanita-wanita primitive memiliki toleransi lebih besar terhadap penderitaan & rasa sakit karena memeluk norma-norma tradisional secara ketat

Wanita-wanita modern mengalami proses degenerative menyebabkan tubuh & mentalnya kurang tertempa/terlatih untuk fungsi reproduksi atau melahirkan anak bayinya

40

Page 41: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Proses kelahiran pada wanita-wanitasuku

Tengger di pegunungan Bromo jarang berlangsung lama1-2 jam

Pada beberapa suku primitive di tanah Batak, daerah Kalimantan (suku Dayak), Kubu(daeran Sumatera Selatan) & Irian Jaya, serta beberapa suku primitive di daerah Australia berlangsung dalam beberapa menit

Ibu yang baru melahirkanmemandikan tubuhnya sendiri & bayi yg baru lahir dimandikan di sungai paling dekat

41

Page 42: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan

Lalu mereka akan kembali pada

tugas/pekerjaanya yang terpotong

karena aktivitas melahirkan

Biasanya, proses meahirkan banyak

dipengaruhi oleh Proses Identifikasi

Wanita yang bersangkutan dengan

Ibunya.

42

Page 43: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Fakta menunjukkan, baik di kalangan wanita

modern maupun primitive, seringkali berlangsung peristiwa, sbb:

Gangguan-ganguan atau kesulitan-kesulitan yang cukup serius saat melahirkan bayikadang menyebabkan invalid atau meninggal dunia

Fakta tersebut Mendorong Berkembangnya Ilmu Kebidanan & Kedokteranguna memperingan kesulitan atau penderitaan para ibu yang tengah melahirkan bayinya

43

Page 44: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Para Wanita yang hidup di kampung miskin di

perkotaan dan di daerah-daerah pedesaan terpencil yang tidak memiliki tenaga bidan biasanya ditolong oleh para dukun beranak. Para dukun umumnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang sterilitas & proses kelahiranakibatnya banyak terjadi kesalahan partus, infeksi serta kematian bayi dan ibunya->Tingkatkan kemampuan Dukun Beranak & Tenaga Kesehatan

44

Page 45: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan

Pada umumnya semua upacara tradisional berkenaan dengan kehamilan dan kelhiran bayi bertujan untuk:

Menjauhkan pengaruh buruk dari lingkungannya

Menghindari godaan setan atau tenaga gaib yang suka mengganggu wanita hamil & bayi-bayi baru lahir

Mengundang roh-roh halus yang bak hati untuk merestui ibu hamil beserta bayinya

45

Page 46: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Kebiasaan tradisional sangat kuno:

menyediakan tempat khusus untuk para wanita yang hendak melahirkan atau sedang haid pemahaman bhw wanita yg tengah melahirkan atau haid tidak suci

Ada pula tradisi bbrp suku bangsa yang memperbolehkan wanita hamil ditemani oleg beberapa wanita sebaya selain dirinya bukan krn pengalman tetapi krn relasi kekeluargaan

46

Page 47: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan Wanita-wanita Maori (Selandia Baru)

melahirkan sendirian di pinggir sungai

Wanita-wanita Gebrito & Montesca di Filipina mersakan puncak kesakitan, lalu berdiri, menyandarkan perutnya yang buncit ke sebatang galah bamboo, lalu menekan perutnya keras-keras. Bayinya kemudian ditampung pada setumpuk abu hangat lalu ia merebahkan dirinya disamping si bayi lalu ia memotong tali pusar bayinya

47

Page 48: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan

Wanita-wanita Indian di Guyana Inggris serta Guatemala akan segera meninggalkan

kampunya jika telah merasakan kesakita-

kesakitan tanda melahirkan. Ia akan sendirian

menuju gubuk di pinggir hutan. Kemudian

baru kembali ke keluarganya jika iya telah

mengemban bayinya

Dalam kebudayaan modern hal ini juga sering terjadi terutama setelah bayi lahir.

48

Page 49: Reno Laila Fitria, M

adat kebiasaan melahirkan

Peran suami di beberapa suku bangsa

ada suami yang terlibat secara aktif

selama proses kelahiran

Lambat laun kebiasaan-kebiasaan yang

agak irrasional mulai berubah menjadi lebih rasional dibutuhkan mereka yang

berpengalaman dan memiliki keahlian

untuk membantu proses melahirkan

49

Page 50: Reno Laila Fitria, M

emosi pada saat hamil dan

proses

melahirkan

Dampak jasminiah seiring perkembangan

kehamilan: mudah lelah, tidak nyaman

badan, tidak bisa tidur dengan tenang,

sering kesulitan bernapas, dll

Akibatnya: Muncul Rasa tegang,

ketakutan, kecemasan, konflik batin &

material psikis lainnya

50

Page 51: Reno Laila Fitria, M

factor somatic dan psikis yang

mempengaruhi kelahiran

Setiap proses biologis dari fungsi keibuan & reproduksi, yaitu sejak turunnya bibit ke dalam Rahim ibu sampai saat kelahiran bayi senantiasa dipengaruhi (Distimulasi atau justru dihambat) oleh pengaruh-pengaruh psikis tertentu. Artinya, ada:

Interdependensi di antara factor-factor somatic (jasmaniah) dengan factor-factor psikis

Jadi pada fungsi reproduksi yang sifatnya bioloogis itu selalu dimuati pula oleh elemen-elemen psikis.

51

Page 52: Reno Laila Fitria, M

factor somatic dan psikis yang

mempengaruhi kelahiran

Para Psikolog atau psikiater umumnya tidak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan pengalaman psikis wanita yang tengah melahirkan. Para dokter dan bidan juga sama. Sebab kita semua sering kali disibukkan oleh fator-factor somatic

Sebagian besar tenaga kesehatan berpikir bahwa tugasnya telah selsai jika bayi lahir dan Ibu selamat

52

Page 53: Reno Laila Fitria, M

factor somatic dan psikis yang

mempengaruhi kelahiran

Perhatikan pengalaman feminine, kebahagiaan, kepedihan/kesakitan yang paling memuncak dan paling mengesankan dalam hidupnya. Terutama pada saat kelahiran bayinya yang pertama kali

Fase terakhir dari masa kehamilan uterus/Rahim ibu menurun tekanan yang semakin terasa berat di dalam perutketegangan batin, sesak napasTimbul rasa jengkel, tidak nyaman, gerah, serba salah tidak sabar, tidak senang, letih, lesu

53

Page 54: Reno Laila Fitria, M

factor somatic dan psikis yang

mempengaruhi kelahiran

Penderitaan fisik & beban jasmaniah

selama minggu minggu terakhir masa

kehamilan menimbulkan banyak gangguan Psikis seringkali

merenggangkan hubungan IBU-ANAK yang semula harmonisseringkali timbul

sikap bermusuhan terhadap bayinyaibu

mulai berharap agar “Endoparasit”

segera keluar dari rahimnya

54

Page 55: Reno Laila Fitria, M

factor somatic dan psikis yang

mempengaruhi kelahiran

Akibatnya polaritas AKU-KAMU menjadi semakin jelas, timbulah dualitas perasaan:

Harapan-cinta-kasih &

Impuls-impuls bermusuhan-kebencian

Disebabkan oleh:

Fantasi tentang bakal-bayinya yang segera lahir sebagai objek kasih sayang, ditambah dengan

Beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan, kedua peristiwa itu menimbulkan kecenderungan kuat untuk secpat-cepat “melahirkan sang bayi” dari kandungan

55

Page 56: Reno Laila Fitria, M

factor somatic dan psikis yang

mempengaruhi kelahiran

Jika konflik antara 2 tendensi tadi menjadi ekstrim dan patologis, maka kecenderungan untuk segera melahirkan bayi bisa menimbulkan kelahiran premature.

SEBALIKNYA: Jika unitas yang narsistis dari sang ibu berupa

kesombongan utk mempertahankan & memiliki janin yg unggul, ditambah dengan kecemasan ibu kalau2 bayinya tidak mendapatkan jaminan keamanan jika sudah di luar Rahim ibu atau ibu merasa belum mampu memikul tanggung jawab sebagai ibu maka muncul kecenderungan kuat untuk memperpanjang kehamilan

56

Page 57: Reno Laila Fitria, M

kegelisahan dan ketakutan

menjelang kelahiran

Saat hamil mengalami campuran perasaan kuat, berani menangung segala cobaan, lemah hati, takut, cinta, benci, ragu, pasti, gelisah, tenag, harapan kecemasan dsb.

Sebab Kegelisahan & Ketakutan:

Takut mati

Trauma kelahiran

Perasaan bersalah/berdosa

Ketakutan riil

57

Page 58: Reno Laila Fitria, M

kegelisahan dan ketakutan

menjelang kelahiran

Karena ketakutan & Kegelisahan tersebut maka

calon ibu muda harus ditempa:

Kesiapan mental menghadapi tugas menjadi

hamil & melahirkan bayi

Tanpa konflik-konflik batin serius & rasa

ketakutan

Terjadi pemisahan yang semakin jelas antara

pribadi ibu dan pribadi bayinya (pada bbrp

minggu terakhir masa kehamilan) sebagai 2 sosok

yg sebentar lagi akan terpisah satu sama lain.

58

Page 59: Reno Laila Fitria, M

kegelisahan dan ketakutan

menjelang kelahiran

Proses yang wajar berlangsung:

Timbul keinginan & emosi yang semakin kuat, agar bayi dalam perut yang menyebabkan ibu tidak enak makan tidur itu “cepat-cepat keluar”

Dan keinginan tersebut akan memperlacar serta memberikan banyak fasilitas pada proses kelahiran bayinya secara normal

59

Page 60: Reno Laila Fitria, M

kegelisahan dan ketakutan

menjelang kelahiran Jika proses “Pemisahan atau pembelahan” dalam

psike ibu tersebut berlangsung secara tidak wajar, maka peristiwanya berproses sebagai berikut:

Emosi pembelahan sangat ekstrim kuat

Ditambah dengan perasaan ketakutan melahirkan & menjelang hari-esok serta kejadian yang belum pasti menjadi penolak bagi proses fisiologis yang wajar

Ketakutan tsb menimbulkan aksi-aksi konkret yg membuat kesakitan yang dirasakan menyamai kesakitan saat melahirkan

Maka ketakutan terpisah dengan bayinya justru bisa menyebabkan kelahiran prematur

60

Page 61: Reno Laila Fitria, M

kegelisahan dan ketakutan

menjelang kelahiran

Proses melahirkan bayi itu tidak melulu somatic sifatnya, akan tetapi psikosomatis sebab banyak elemen psikis ikut mempengaruhi kelancaran atau kelambatan proses melahirkan bayi tersebut

Fenomena Fisiologis pada kelahiran bayi yang normal ditandai oleh 3 tahap:

Proses melebar atau mengembang

Proses melontarkan atau melahirkan

Proses post-natal

61

Page 62: Reno Laila Fitria, M

Reaksi wanita hiper masculine & Total

Pasif dalam menghadapi kelahiran

Fenomena psikologis yang menyertai

proses kelahiran itu bermacam-macam

Setiap wanita memiliki disposisi-

kepribadian yang definitive & mewarnai proses kelahiran bayinya menonjolkan

kepasifan atau keaktifan pada saat

kelahiran bayinya

62

Page 63: Reno Laila Fitria, M

Reaksi wanita hiper masculine & Total

Pasif dalam menghadapi kelahiran

Seorang wanita yang memiliki Kompleks maskulanitas atau sifat kelaki-lakian yang sangat kuat, akan melakukan reaksi yang khas, sbb: Menganggap kehamilan & kelahiran bayi itu sbg satu

tugas penghinaan, yang dipaksakan oleh Alam kepada dirinya sebagai kaum wanita

Kejadian ini dianggap sebagai satu ketidakadilan, yg harus dituntut dan diperjuangkan pembalasannya

Dengan sndirinya, mereka menolak menangung penderitaan & kesakitan sewaktu melahirkan bayinya karena itu mereka menuntut kelahiran bayinya lewat pembedahan/operasi caesar

63

Page 64: Reno Laila Fitria, M

Reaksi wanita hiper masculine & Total

Pasif dalam menghadapi kelahiran

Seorang wanita yang memiliki Kompleks maskulanitas atau sifat kelaki-lakian yang sangat kuat, akan melakukan reaksi yang khas, sbb: Mereka beranggapan dalam masalah kelahiran anak,

para dokter dan ahli kandungan modernlah yang seharusnya bertugas & bertanggung jwab agar kelahiran bayinya bisa berjaln lancer dan secepat mungkin, tanpa dibarengi kesakitan sedikitpun juga

Wanita-wanita tipe ini biasanya banyak menuntut macam-macam „fasilitas‟ kepada dokternya. Dan tuntuan tsb dikaitkan dengan kelahiran anaknya sebagai tugas alami yang terpaksa harus mereka lakukan

64

Page 65: Reno Laila Fitria, M

Reaksi wanita hiper masculine & Total

Pasif dalam menghadapi kelahiran

Sebaliknya, jika wanita yang bersangkutan bersikap sangat pasif-menyerah tidak bersedia memberikan partisipasi sama sekali, maka sikap ini bisa memperlambat proses pengembangan/melebarnya Rahim dan saluran vagina. Wanita harus bekerja keras

Peristiwa melahirkan bayi memerlukan Penguasaan diri (terutama untuk mengatasi gejala macam ketakutan.

Karena itu data mendetail tentang “Pengalaman Hebat” di kala melahirkan sangat dibutuhkan

65

Page 66: Reno Laila Fitria, M

Kebutuhan Psikologis Ibu

Selama Persalinan

Kehadiran Pendamping Secara terus menerus

Penerimaan atas sikap dan perilakunya

Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman

Kebutuhan-kebutuhan di atas tampak pada setiap tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV)

Sugesti,

mengalihkan perhatian, dan

Kepercayaan

66

Page 67: Reno Laila Fitria, M

Pemberian Sugesti

Untuk memberikan penngaruh kepada ibu bersalin denan pmeikiran yang

dapat diterima ibu bersalin secara logis

Sugesti positif agar ibu dapat melalui

proses persalinan sebagaimana mestinya

Sugesti: Katakan bahwa proses persalinan

akan berjalan dengan lancar

67

Page 68: Reno Laila Fitria, M

Mengalihkan Perhatian Ketika ibu mulai merasakan sakit Bidan harus

mencoba mengalihkan perhatian

Jangan terlalu berfokus, empati atau kasihan dengan rasa sakit karena seringkali rasa sakit semakin bertambah

Ajak bicara, bersenda gurau, dengarkan musik, meninton film atau tv saat kontraksi berlangsung

Apabila ibu masih merasakan ambang sakit yang tinggi lakukan upaya mengurangi rasa nyeri: teknik relaksasi pengeluaran suara, pijatan yang lembut

68

Page 69: Reno Laila Fitria, M

Perubahan Psikologis Kala I

Kontraksi Uterus, Ibu umumnya dalam keadaan santai tenang, tidak terlalu pucat

Rasa cemas, takut akan dosa sendiri takut bayi yang dilahirkan cacat, kurang sehat, dsb

Rasa tegang dan konflik batin akibat membesarnya janin dalam kandungan ibu mudah capek, tidak nyaman, tidak bisa tidur nyenyak, sulit bernapas, dan gangguan lainnya

Ibu bersalin kadangkala merasa jengkel, tidak nyaman, selalu kegerahan, serta tidak sabaran

69

Page 70: Reno Laila Fitria, M

Perubahan Psikologis Kala II

Panik dan terkejut karena pembukaan sudah lengkap

Bingung dengan apa yang terjadi dan harus dilakukan ketika pembukaan lengkap

Frustrasi dan marah

Tidak mempedulikan siapa dan apa saja yang ada di kamar bersalin

Merasa lelah dan sulit mengikuti perintah

Fokus pada diri sendiri

Memiliki persepsi sendiri tentang rasa sakit

Memiliki pengharapan yang berlebihan

KECEMASAN

70

Page 71: Reno Laila Fitria, M

Kecemasan Gangguan perasaan yang ditandai dengan ketakutan

dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.

Gejala orang yang mengalami kecemasan:

Ketegangan motorik atau alat gerak; gemetar, nyeri

otot, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, mudah

kaget, tegang

Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis & parasimpatis);

keringat berlebih, jantung berdebar, rasa dingin di

telapan tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa

mual, sering buang air kecil, diare, muka merah

(pucat), denyut nadi dan napas cepat

71

Page 72: Reno Laila Fitria, M

Kecemasan Gangguan perasaan yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.

Gejala orang yang mengalami kecemasan:

Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang

Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, susa konsentrasi, susah tidur, mudah tersinggung dan tidak sabar

72

Page 73: Reno Laila Fitria, M

Kecemasan Faktor-faktor penyebab kecemasan:

Keadaan fisik; riwayat penyakit sebelumnya

Nyeri: menyebabkan stress melepaskan katekolamin yangmenyebabkan berkurangnya aliran darah ke uterus, sehingga uterus kurang oksigen. Mengurangi rasa nyeri: Kompres Panas dan Dingin

Riwayat pemeriksaan kehamilan

Pengetahuan

Dukungan lingkungan sosial

73

Page 74: Reno Laila Fitria, M

Kesimpulan Dampak

Persalinan Terhadap Status

Kesehatan Mental Perempuan Fenomena psikologi yang menyertai persalinan bermacam-

macam

Setiap Perempuan memiliki disposisi kepribadian yang definitif yang akan mewarnai proses kelahiran bayinya bisa pasif atau aktif saat persalinan

Perbedaan dua disposisi yang pasif dan aktif akan mencolol pada periode kesakitan prliminer atau permulaan. Wanita Pasif sejak awal memiliki anggapan tidak perlu takut dan cemas, sebab mereka tidak akan banyak menderita sesuai dengan nasehat bidan dan dokter namun setelah bertubi tubi kesakitan maka mereka biasanya akan marah dan tidak sabar. Wanita Aktif menjadi semakin gelisah dan meningkatkan kegiatan sehari-hari hal ini dirasionalisasi sebagai satu metde untu memperpendek masa penantian menunggu kelahiran bayi.

74

Page 75: Reno Laila Fitria, M

Pengertian Nifas

Masa nifas adalah 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu berikutnya.

Waktu yang tepat disebut postpartum adalah:

2-6 jam

2 jam – 6 hari

2 jam – 6 minggu

Atau boleh juga disbut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu pasca melahirkan

75

Page 76: Reno Laila Fitria, M

Postpartum period/postnatal

period

Periode awal sekali setelah kelahiran anak ,mencapai 6 minggu.

Dikenal juga dengan terminologi: puerperium or puerperal period.

WHO: mendeskripsikan periode ini sebagai periode yang sangat kritis dan seringkali diabaikan dalam kehidupan seorang ibu atau bayi; sebagian besar kematian terjadi pada periode ini.

76

Page 77: Reno Laila Fitria, M

Postpartum period/postnatal

period

Masa sesudah kelahiran, saat dimana tubuh ibu, termasuk level hormon & ukuran uterus, mulai kembali kepada kondisi sebelum kehamilan.

Lochia: postpartum vaginal discharge, containing blood, mucus, and uterine tissue.

Dalam literatur sains, istilah ini seringkali disebut sebagai Px, dimana x adalah angka; cth, hari P5 harus dibaca sebagai 5 hari sesudah kelahiran

77

Page 78: Reno Laila Fitria, M

Postpartum period/postnatal

period

Sehabis melahirkan seorg wanita bisa

meninggalkan RS selama stabil secara medis

& memilih untuk pulang.

Bisa beberapa jam postpartum. Rata-rata

untuk kelahiran vaginal adalah 1-2 hari, dan

caesarean section postnatal bisa 3-4 hari

Masa ini seorang ibu dimonitor terkait

pendarahan, bowel, dan fungsi bladder.

Bayi baru lahir juga dimonitor

78

Page 79: Reno Laila Fitria, M

Postpartum period/postnatal

period

Fisik: perawatan berfokus pada kesehatan ibu dan kemampuannya merawat bbl. Lengkapi mereka dengan pengetahuan ttg menyusui, kesehatan reproduksi kontrasepsi & penyesuaian hidup Kondisi medis yang muncul Sheehan‟s Syndrome? Peripartum Cardiomyopathy?. Pada beberapa kasus: postpartum depression, Posttraumatic disorder bahkan puerperal psychosis.

79

Page 80: Reno Laila Fitria, M

Postpartum period/postnatal

period

Psikologis: Postpartum mental illness daapat mempengaruhi ibu atau ayah.

Deteksi dan penanganan tepat

dibutuhkan.

Setidaknya 25-85% wanita yg baru

melahirkan akan mengalami sindroma

“blues” selama beberapa hari.

7-17% mengalami depresi klinis, apalagi

mereka yang memiliki sejarah depresi

80

Page 81: Reno Laila Fitria, M

Postpartum period/postnatal

period

Psikologis: Jarang sekali terjadi, 1 dalam 1000 kasus, wanita mengalami episode Psychotic sudah memiliki pre-existing mental illness. Hingga saat ini, berbagai penelitian berulang

belum bisa menghubungkan perubahan hormon dengan simtoma psikologis postpartum yang ditemukan lebih menunjukkan pada pre-existing mental illness, kelelahan yang sangat, perubahan jadwal dan stressor menjadi orang tua lainnya

Postpartum psychosis/ Puerperal Psychosis: bentuk penyakit mental yang lebih parah dari postpartum depression

81

Page 82: Reno Laila Fitria, M

Masa NIFAS: FASE HONEY

MOON

Berapa minggu di awal dari kehidupan bayi Anda Periode mengenal satu sama lainHoneymoon Period

6 Minggu pertama dimulailah pengalaman sebagai orang tua Anda memandangi bayi Anda berjam-jam, Bayi Anda tidak mungkin salah, dsb

TETAPI INGAT! Setelah periode ini 2-10 minggu, mulailah pahami pola tidur bayi

82

Page 83: Reno Laila Fitria, M

Masa NIFAS: FASE HONEY

MOON

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam

beradaptasi pada masa nifas adalah

sebagai berikut:

Fungsi menjadi orang tua

Respon dan dukungan dari keluarga

Riwayat dan pengalaman kehamilan serta

persalinan

Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil

dan melahirkan

83

Page 84: Reno Laila Fitria, M

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu

pada Masa Nifas antara lain:

Fase Taking In

Fase Taking Hold

Fase Letting Go

84

Page 85: Reno Laila Fitria, M

Masa Nifas: Fase Taking In

Periode ketergantungan hari 1 -2 setelah

melahirkan

Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga

cenderung pasif terhadap lingkungannya.

Ketidaknyamanan yang dialami antara lain

rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang

tidur, kelelahan.

Perhatikan: Istirahat cukup, asupan nutrisi &

Komunikasi!

85

Page 86: Reno Laila Fitria, M

Masa Nifas: Fase Taking In

Gangguan psikologis yang dapat dialami

oleh ibu pada fase ini adalah:

Kekecewaan pada bayinya

Ketidaknyamanan sebagai akibat

perubahan fisik yang dialami

Rasa bersalah karena belum bisa menyusui

bayinya

Kritikan suami atau keluarga tentang

perawatan bayinya

86

Page 87: Reno Laila Fitria, M

Masa Nifas: Fase Taking HOLD

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.

Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya.

Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung.

Perhatikan: Komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.

87

Page 88: Reno Laila Fitria, M

Masa Nifas: Fase Taking HOLD

Tugas bidan antara lain:

mengajarkan cara perawatan bayi,

Cara menyusui yang benar,

cara perawatan luka jahitan,

senam nifas,

pendidikan kesehatan gizi,

istirahat,

kebersihan diri dan lain-lain.

LIHAT PANDUAN WHO

88

Page 89: Reno Laila Fitria, M

Masa Nifas: Letting go Fase menerima tanggungjawab akan peran barunya.

Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.

Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya.

Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi.

Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

89

Page 90: Reno Laila Fitria, M

Masa Nifas: Letting go Hal-hal yang harus dipenuhi selama nihas

adalah sebagai berikut:

Fisik.Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih

Psikologi.Dukungan dari keluarga sangat diperlukan

Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa kesepian

Psikososial.

90

Page 91: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Merupakan kesedihan atau kemurungan

setelah melahirkan, biasanya muncul sementara waktu, yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak elahiran bayi.

Tanda dan gejala: cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak sabar, tidak percaya diri, sensitif atau mudah tersinggung, serta merasa kurang menyayangi bayinya

Peningkatan dukungan mental atau dukungan keluarga sangat diperlukan dalma mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa nifas.

91

Page 92: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum):

“Sepupu” Post Partum Depression

Ciri: selalu merasa khawatir akan perkembangan & kesehatan bayi, kemampuannya menjadi orang tua yg baik, bagaimana dia bisa menyeimbangkan pekerjaan dan tetap mengasuh anak-anaknya. Perempuan tsb akan mengalami moody dan tidak bisa istirahat. Beberapa ciri fisik yg dialami adalah detak jantung yg cepat, pusing, mual dan insmonia

92

Page 93: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum):

10% perempuan yg baru melahirkan mengalami Post Partum Anxiety (Postpartum Support International, 2013)

Seringkali tersembunyi dan tidak terdiagnosa

Tidak banyak yg mendiskusikan hal ini, padahal setengah perempuan yang mengalami PPD akan mengalami PPA

Beberapa kekhawatiran sebenarnya adaptive – kecemasan sebenarnya respon natural untuk melindungi bayi, kekhawatiran tsb seringkali diekspresikan dalam bentuk -hyper-alertness and hyper-vigilance (Sangat waspada)

93

Page 94: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum): TETAPI, jika kekhAwatiran Anda menjadi irrasional &

Anda tidak bisa mengeluarkannya dr pikiran ketakutan yg sangat jika Anda tidak menggendong bayi Anda maka ia akan terluka.

Atau jika kecemasan Anda tidak ada kaitannya dengan ancaman tertentu dan akhirnya Anda takut untuk menjalani keseharian Anda (Seperti misalnya membawa bayi dalam mobil, atau anda terkena panic attacks atau semua kekhawatiran Anda mencegah kemampuan Anda untuk berfungsi normal (mengecek bayi Anda sepanjang malam) maka Anda mungkin sedang mengalami PPA. KECEMASAN AKAN MENJADI MASALAH JIKA MELAMPAUI REALITAS

94

Page 95: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum):

Berbagai variasi pemicu:

Perubahan hormonal estrogen & progesteron naik dari 10 menjadi 100 kali lipat selama kehamilan lalu jatuh hingga 0 saat kelahiran.

Hari-hari sehabis melahirkan sleep deprivation, perubahan dalam hubungan Anda, & jadwal serta tanggung jawab baru (termasuk merawat bayi)

Ekspektasi lingkungan ini shrsnya saat yg paling membahagiakan dan Anda secara instink harus tahu harus berbuat apa

Hal-hal tersebutlah yang kadang menimbukan PPA

Ibu baru bisa mengalami PPA Mereka yg lebih rentan mengalami PPA memiliki sejarah

personal atau keluarga terkait dengan depresi, beberapa simtoma PMS (merasa sedih atau marah), gangguan makan, OCD, wanita yg pernah mengalami keguguran, perempuan yang memiliki keperibadian sensitif

95

Page 96: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues

Post Partum Anxiety (Kecemasan Post Partum): Mendapatkan Pertolongan:

Sebagai Ibu: Katakan kepada Bidan, Obgyn atau Pediatrician Anda tentang apa yang Anda rasakan atau minta rujukan untuk bertemu dengan Psikolog (terutama yg memiliki keahlian CBT-Cognitive Behavioran Therapy)

Sebagai tenaga kesehatan: ubah pola pikir dan perilaku ibu yang bisa mengarah pada

kecemasan

Contoh: Bayi bersin Ibu yg mengalami PPA akan berpikir bayinya sakit yg serius Anda, sebagai tenaga kesehatan, bisa saja hanya flu AJAK BERPIKIR RASIONAL.

Melalui teknik meditasi, Relaksasi Otot Progresif & mindfulness training

Pastikan dukungan sosial

Yang paling akhir adalah obat-obatan antidepresan resep dokter

96

Page 97: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues

Post Partum Depression:

Kurang tidur, tanggung jawab baru & minimnya waktu untuk diri sendiri Roller

Coaster Emosio Depresi Ringan atau

kecemasan (Anxiety) dan mood swings

Baby Blues sebenarnya normal

TETAPI, jika simptoma tidak hilang selama

beberapa minggu POST PARTUM

DEPRESSION

97

Page 98: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Depression: Tanda-

Tanda/Simptoma:

Pada awalnya tampak seperti sindrom baby blues biasa, bahkan simptomanya sama: mood swings, ibu menangis terus menerus, kesedihan, insomnia, kejengkelan. LALU DIMANA PERBEDAANNYA?

Perbedaannya: pada PPD semua simptoma lebih parah dan bertahan lebih lama (Cth: Pemikiran utk bunuh diri atau ketidakmampuan untuk mengasuh anak yg baru lahir)

98

Page 99: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Depression: Tanda-

Tanda/Simptoma: Anda bisa menarik diri dari pasangan atau

tidak bisa bonding dengan bayi Anda

Kecemasan Anda menjadi tidak terkendali, hingga mencegah Anda utk tidur –bahkan ketika bayi Anda sedang tidur atau makan dengan baik

Nad mungkin merasa bersalah atau tidak berharga atau bahkan kewalahan atau mulai membangun berbagai pikiran tentang kematian dan ketidakinginan untuk hidup

99

Page 100: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues

Post Partum Depression: Faktor Resiko:

Sejarah PPD (kemungkinan terulang sebesar 0-

50%)

Sejarah depresi atau gangguan mood di luar

kehamilan dalam keluarga Anda

Stresor sosial: kurangnya dukungan sosial,

keuangan, kekerasan dalam rumah tangga, dll

Resiko menjadi signifikan naik jika perempuan

serta merta tidak melanjutkan pengobatan

dikarenakan kehamilan

100

Page 101: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues

Post Partum Psychosis: Tanda-tanda &

Simptoma:

Postpartum psychosis is a rare, but

extremely serious disorder that can develop

after childbirth, characterized by loss of

contact with reality.

Because of the high risk for suicide or

infanticide, hospitalization is usually required

to keep the mother and the baby safe.

101

Page 102: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Psychosis: Tanda-tanda & Simptoma: Postpartum psychosis terbangun secara tiba-tiba, biasanya 2

minggu pertama atau 48 jam setelah melahirkan. Simptoma termasuk:

Hallucinations (seeing things that aren‟t real or hearing voices)

Delusions (paranoid and irrational beliefs)

Extreme agitation and anxiety

Suicidal thoughts or actions

Confusion and disorientation

Rapid mood swings

Bizarre behavior

Inability or refusal to eat or sleep

Thoughts of harming or killing your baby

102

Page 103: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Psychosis: Treatment:

Postpartum psychosis should be considered a

medical emergency requiring immediate medical

attention.

103

Page 104: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety & Depression: Treatment:

Sebagai Ibu: Ciptakan keterikatan (Attachment) yang aman dengan

Anak Anda: belajar untuk bonding dengan bayi Anda

Bersandarlah pada orang lain jika memang Anda membutuhkan pertolongan atau bantuan: jadikan relasi Anda sbg prioritas, jangan menyimpan perasaan sendiri, bergabunglah dengan orang lain

Sayangi dan jangan lupa mengurus diri Anda sendiri: konsentrasi pada diri Anda dan bayi, tinggalkan sejenak urusan rumah tangga, berolahraga, meditasi, tidur, makan, ciptakan waktu untuk diri anda sendiri, berjemurlah di bawah sinar matahari

Ciptakan waktu untuk Anda & Pasangan: jangan mencari kambing hitam, berkomunikasilah, ciptakan waktu “bersama”

104

Page 105: Reno Laila Fitria, M

Nifas: Post Partum Blues Post Partum Anxiety & Depression: Treatment:

Sebagai Tenaga Kesehatan/Orang yang Membantu:

Beri dukungan

Berikan dia waktu istirahat

Dengarkan

Sabar & Pengertian (Baik tenaga kesehatan &

pasangan)

Berikan dia semangat untuk mengungkapkan apa yg

ia rasakan

Tawarkan bantuan untuk urusan rumah tangga

(Pasangan)

Terapi individual/Kosneling Pernikahan

Antidepresan Medications

Terapi hormon (Estrogen Replacement Therapy)

105

Page 106: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Perubahan

& Gangguan Psikologis

Page 107: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Menstruasi

Gangguan Psikologis pada menstruasi

Kecemasan, ketakutan fobia

Merasa terhalangi atau terbatasi

kebebasan dirinya karena menstruasi

Mudah tersinggung & mudah marah

Perubahan pola makan

Merasa gelisah dan mengalami gangguan

tidur

Page 108: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Menstruasi Jadikan tenaga kesehatan sebagai konselor,

yang berperan atau bertugas sebagai berikut: Memberi penjelasan kepada klien menstruasi

adalah proses fisiologi dan normal

Memberi informasi positif yang berguna tentang menstruasi sehingga tidak ada kesalahpahaman

Memberi saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri istirahat cukup, minum air putih & melakukan kompres air hangat pada bagian perut

Memberikan dukungan mental dan dukungan lainnya pad aklien agar lebih percaya diri dan tidak takut dalam menghadapi masa menstruasi

Page 109: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Perkawinan

Gangguan Psikologis pada masa perkawinan diantaranya:

Ketegangan dan kecemasan pada saat perkawinan

Kejenuhan dalam perkawinan

Ketidakpuasan terhadap pasangan

Merasa aktivitas terbatasi oleh perkawinan sehingga akan menimbulkan perasaan tertekan yang jika dibiarkan akan menyebabkan depresi

Page 110: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Perkawinan Cara untuk mengatasi gangguan psikologi dalam

perkawinan adalah dengan melakukan konseling, dimana tenaga kesehatan menjadi konselor yang memberikan konseling terkait berbagao hal berikut ini: Memberikan informasi tentang perkawinan

Memberikan penjelasan bahwa konflik yang terjadi dalam perkawinan adalah hal yang wajar

Memberikan saran terkait dengan kemampuan pasangan untuk saling kompromi bahkan mengalah

Ajak pasangan untuk menghadapi kenyataan hidup

Ajak pasangan untuk menciptakan latar belakang yang baik dan positif tentang perkawinan

Meminta pasangan untuk melakukan penyesuaian yang sifatnya timbal balik

Page 111: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Pada Kehamilan

Bersikap terbuka pada pasangan

Konsultasi dengan tenaga kesehatan: Menjelaskan bahwa apa yang dirasakan oleh

ibu adalah hal yang normal

Mengungkapkan bahwa setiap kehamilan merupakan pengalaman yang unik

Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi dan perkembangan bayi, tanda kelahiran, dan tanda bahaya kehamilan

Mendiskusikan tentang ketidaknyamanan yang dialami oleh Ibi dan cara mengatasainya

Mendiskusikan tentang rencana persalinan

Page 112: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Pada Kehamilan

Curahkan isi hati kepada pasangan atau sahabat

Lebih banyak istirahat

Jangan ragu untuk meminta bantuan suami, teman atau keluarga

Luangkan waktu untuk diri sendiri

Menciptakan suasana yang tentram dan nyaman bagi ibu

Melakukan antisipasi sejak awal bagi diri sendiri

Page 113: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Pada Kehamilan

Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu

hami, bidan diharapkan:

Mampu melaksanakan asuhan dan tindakan

pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan

segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil

Lakukan komunikasi terapeutikmeredam

permasalahan psikososial

Membantu ibu sejak pra konsepsi untuk

mengorganisasikan perasaan, pikiran untuk

memelihara kehamilannya.

Page 114: Reno Laila Fitria, M

Pengelolaan Gangguan

Psikologi Pada Kehamilan

Page 115: Reno Laila Fitria, M

Masa menopause Perimenopausal Depression:Perimenopause is defined as

the transitional period from normal menstrual periods to no periods at all. At this time menstrual periods gradually lighten and become less frequent. The transition to complete menopause may last anywhere from a few months to a few years.

Bisa mengalami kombinasi simptoma seperti saat PMS dan menopause, tetapi bisa tidak mengalami simptoma apapun

Simptoma normal: hot flashes, insomnia, vaginal dryness, dan masalah mood.

Simptoma Perimenopausal Depression: datar emosi, ketidakmampuan coping, kemarahan, isolasi sosial, mudah menangis penurunan energi, kegagalan menikmati aktivitas dan relasi normal

115

Page 116: Reno Laila Fitria, M

Masa menopause

Masturbasi Klitoris: Jika pada masa produktif

secara seksual dingin, maka pada masa

klimakteris menjadi sensitif dan kebalikannya.

TETAPI, pada perempuan yang pada masa

produktif memiliki seksualitas yang normal,

maka pada masa klimakteris akan

mengalami kebalikannya. KADANGKALA,

pada wanita menopaus timbul gairah seksual yang luar biasa melakukan masturbasi

klitoris

116

Page 117: Reno Laila Fitria, M

Masa menopause Ide delerius: Predisposisi masa pubertas

kembali muncul pada masa menopause. Seperti berbagai ide aneh, nafsu bertualang, dsb

Aktifitas Hipomanis Semu: gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.

117

Page 118: Reno Laila Fitria, M

Masa menopause Infantile: Berperilaku kekanak-kanakan

Aktifitas Hipomanis Semu: gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.

Insomnia: kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini.

118

Page 119: Reno Laila Fitria, M

Masa menopause

Gangguan Konsep Diri: konsep diri negatif yang akan cenderung membuat individu

bersikap tidak efektif dalam hubungan

interpersonal maupun hubungan dengan

lingkungan masyarakat.

5 tanda orang yang memiliki konsep diri negatif

(William D. Brooks & Emmert):

Peka terhadap kritik

Terlalu responsif pada pujian

Bersikap hiperkritis terhadap orang lain

Merasa tidak disenangi oleh orang lain

Bersikap pesimis terhadap kompetisi

119

Page 120: Reno Laila Fitria, M

Materi Tambahan (Terkait

dengan Kemampuan Anda

untuk Mendengarkan

sebagai Seorang Konselor

Page 121: Reno Laila Fitria, M

LISTENING IN INTERPERSONAL

COMMUNICATION

Page 122: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (THE LISTENING PROCESS)

Listening tidak sama dengan Hearing

Hearing : proses dimana anda hanya menangkap vibrasi di sekitar anda, untuk kemudian, vibrasi atau getaran tersebut masuk ke gendang telinga anda.

Hearing : Pada dasarnya adalah proses pasif yang tidak membutuhkan atensi atau usaha tertentu dari pihak anda.

Listening : dapat dijelaskan melalui 5 langkah : Receiving, Understanding, Remembering, Evaluating, dan Responding (proses ini sifatnya sirkuler

Page 123: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (THE

LISTENING PROCESS) ad. 1. Receiving (Menerima Pesan) :

Listening dimulai dengan menerima pesan yang dikirim oleh pembicara (the speaker)

Baik pesan verbal maupun nonverbal yang terkatakan atau yang tidak terkatakan.

Dalam menerima pesan, anda harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Fokuskan atensi / perhatian anda pada pesan-pesan verbal dan non verbal yang diberikan oleh pembicara (baik yang terkatakan atau tidak terkatakan).

2. Hindari gangguan dari linmgkungan sekitar.

3. Fokuskan perhatian anda pada pembicara daripada pada pada apa yang akan anda katakan selanjutnya.

4. Pertahankan peran anda sebagai pendengar dan hindarilah untuk menginterupsi pembicara.

Page 124: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (LISTENING

PROCESS) Ad.2. Understanding (Mengerti) :

Tahap dimana anda mempelajari maksud pembicara sebenarnya, termasuk pemikiran-pemikiran yang memang terekspresikan dan nada-nada emosional yang melengkapi pemikiran-pemikiran tersebut.

Dalam mengerti, usahakan untuk :

1. Menghubungkan informasi baru yang diberikan pembicara dengan apa yang telah anda ketahui sebelumnya.

2. Melihat pesan-pesan pembicara dari sudut pandang si pembicara ; hindari untuk menghakimi pesan tersebut sampai anda sepenuhnya mengerti pesan tersebut (seperti yang diinginkan oleh pembicara).

3. Tanyakan beberapa pertanyaan untuk mengklarifikasi, jika diperlukan ; minta detil-detil atau contoh-contoh tambahan apabila memang dibutuhkan.

4. Ungkapkan kembali atau katakan ulang ide-ide pembicara dengan kata-kata anda sendiri.

Page 125: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (THE

LISTENING PROCESS) Ad. 3. Remembering (Mengingat Kembali) :

Pesan-pesan yang anda terima dan mengerti, perlu untuk disimpan setidaknya untuk beberapa saat.

Dalam komunikasi grup atau dalam situasi public speaking, anda bisa membantu ingatan anda dengan menyimpan pesan yang anda terima dalam bentuk catatan atau note.

Tetapi dalam situasi KAP, hal tersebut dianggap tidak pantas. Cth : masa anda mencatat ketika teman anda bercerita tentang ibunya yang sedang sakit ?

Yang biasa anda ingat, bukanlah pesan si pembicara seutuhnya (bulat-bulat), tetapi pesan tersebut setelah ada proses rekonstruktif (membuat pesan tersebut masuk akal bagi anda).

Dalam mengingat kembali, usahakan untuk :

1. Identifikasi ide-ide utama dan hal-hal pokok yang menyertainya.

2. Rangkum pesan tersebut dalam format yang mudah diingat, tapi hati-hati ; jangan sampai anda mengabaikan detil-detil/kualifikasi-kualifikasi yang sangat Penting.

3. Ulangi nama-nama dan konsep-konsep utama pada diri anda sendiri, jika anda rasa pantas, ulangi dengan keras (liat situasi dan kondisi).

Page 126: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (THE

LISTENING PROCESS) Ad. 4. Evaluating (Mengevaluasi) :

Melibatkan proses menilai pesan dengan beberapa cara.

Di suatu waktu, anda berusaha mengevaluasi motif-motif dan tujuan-tujuan tersembunyi pembicara. Dan seringkali proses evaluasi ini berlangsung tanpa kesadara penuh. Contoh : Elaine mengatakan pada anda bahwa dia baru saja mendapat promosi jabatan dan dia merasa senang. Kemungkinan besar kemudian anda m,encoba untuk menilai tujuannya. Apakah artinya dia ingin anda untuk menggunakan pengaruh anda pada presdir ? Apakah dia terlalu senang dengan promosi tersebut dan memberitahu setiap orang ? Atau ia mengharapkan pujian ?

Kadang di situasi lain evaluasi anda sifatnya lebih pada analisis kritis.

Dalam evalusi, usahakan untuk :

1. Jangan lakukan evalusi sampai anda benar-benar mengerti sudut pandang pembicara.

2. Selalu asumsikan bahwa pembicara adalah orang dengan niat yang baik, dan jika anda ragu, maka anda boleh meminta klarifikasi pada info-info yang kira-kira tidak dapat anda terima

3. Anda harus bisa membedakan mana yang fakta, mana yang merupakam kesimpulan, opini, atau interpretasi personal dari pembicara.

4. Anda harus mampu mengidentifikasi adanya bias, kepentingan pribadi, atau prejudis yang mungkin membawa pembicara memandang sebuah masalah menjadi tidak adil

Page 127: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (THE

LISTENING PROCESS) Ad. 5 Responding ( Merespon) :

Merespon dapat dibagi menjadi 2 fase :

Respon-respon yang anda buat ketika pembicara sedang / masih berbicara.

Respon-respon yang anda buat setelah pembicara berhenti berbicara.

Respon-respon tersebut tidak lain adalah feedback.

Respon : informasi yang anda sampaikan kepada pembicara ; informasi tersebut dapat memberitahu pembicara bagaimana perasaan anda dan apa yang anda pikirkan tentang pesan yang ia sampaikan.

Respon yang anda berikan atau buat haruslah suportif dan harus menandakan bahwa anda mendengarkan pembicara.

Respon-respon ini meliputi lambang-lambang non verbal yang biasa disebut “Back Channeling Cues”, Seperti : “ I see”, “ Yes”, “Uh-huh”, dan sinyal-sinyal lainnya yang membuat pembicara tahu anda sedang mendengarkan.

Page 128: Reno Laila Fitria, M

PROSES MENDENGAR (THE

LISTENING PROCESS)

Dalam merespon, usahakan untuk :

1. Bersikap suportif dengan memvariasikan back channeling cues anda !

2. Ekspresikan dukungan untuk pembicara dalam respon akhir anda.

3. Jujurlah : pembicara berhak untuk mengharapkan respon yang jujur, bahkan jika respon itu mengekspresikan ketidaksetujuan.

Miliki respon anda sendiri : Nyatakan pemikiran dan perasaan anda sebagai milik anda sendiri, dan gunakan “pesan saya” (I Message). Cth : lebih baik katakan “ Saya pikir proposal baru itu lebih besar biayanya ketimbang yang lama.” Daripada anda menggunakan “Orang-orang” akan keberatan pada proposal itu, terlalu mahal !”

Page 129: Reno Laila Fitria, M
Page 130: Reno Laila Fitria, M

“Active listening “ merupakan keahlian

berkomunikasi Yang dapat menolong

orang memecahkan masalahnya

Page 131: Reno Laila Fitria, M

ACTIVE LISTENING

ACTIVE LISTENING (MENDENGARKAN AKTIF)

Proses mengirim kembali pesan kepada

pembicara, tentang apa yang dipikirkan

oleh pendengar mengenai maksud

pembicara, baik makna nyata maupun

makna terselubung.

Tidak hanya sekedar mengulang kata-kata

pembicara.

Page 132: Reno Laila Fitria, M

TUJUAN ACTIVE LISTENING

Tujuan active Listening :

dapat mengecek seberapa akurat anda

mengerti apa yang diucapkan dan

dimaksudkan pembicara.

Artinya anda mengekspresikan penerimaan

anda pada perasaan pembicara

Anda dapat membuat pembicara secara

lebih cepat dan jauh tahu mengenai apa

yang ia pikirkan dan rasakan.

Page 133: Reno Laila Fitria, M

Poor listening habits

2. Menunggu kesempatan untuk “MASUK”

3. Memotong pembicaraan

4. Hanya mendengarkan apa yg

diharapkan

1. Tidak berkonsentrasi penuh

pada pembicaraan

5. Terpaku pada hal-hal yang

tidak

disepakati

Page 134: Reno Laila Fitria, M

MENINGKATKAN

KETERAMPILAN

MENDENGARKAN (ACTIVE

LISTENING).

1. Konsentrasi pada apa yang

dikatakan

2. Hindari mengevaluasi terlalu dini

3. Mencoba melihat dari kacamata

orang lain/berempati

4. Tunjukkan pemahaman Anda

5. Perjelas dan ulangi ungkapannya

dengan kata kata lain.

6. Jangan memotong pembicaran jika

belum lengkap diutarakan.

Page 135: Reno Laila Fitria, M

MENINGKATKAN

KETERAMPILAN

MENDENGARKAN (ACTIVE

LISTENING).

7. Jangan membuat kesimpulan

jika pembicaraan belum selesai

8. Berikan jeda sedikit sebelum

mengajukan pertanyaan.

9. Jangan mendebat, berusaha

mengkoreksi, menginterogasi,

atau terlalu menasihati.

Page 136: Reno Laila Fitria, M

MENINGKATKAN KETRAMPILAN

MENDENGARKAN AKTIF (ACTIVE LISTENING)

10. Ulangi kembali maksud si pembicara

11. Coba ekspresikan pengertian anda

mengenai perasaan pembicara

12. Ajukan pertanyaan.

Page 137: Reno Laila Fitria, M

Tugas Anda 1. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi yang

Berhubungan dengan Persalinan?

2. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Saat Nifas utamanya untuk mereka yang mengalami:

a. Post Partum Blues

b. Depresi Psotpartum

c. Post Partum Psikosa

3. Cara Mengatasi gangguan Psikologis Pada masa menopause

CATATAN: Dalam tugas sertakan referensi yang jelas. Blogspot tidak diizinkan. Jawaban harus didasari oleh oleh artikel jurnal penelitian dan buku-buku.

Page 138: Reno Laila Fitria, M

Daftar Pustaka Utama: Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan, Mansur, Herawati (jakarta,salemba Medika, 2014)

Psikologi Kesehatan Wanita (Remaja, Menstruasi, Menikah, hamil, Nifas dan Menyusui). Nirwana, Ade Benih (Yogyakarta, Nuha Medika, 2011)

Buku Ajar Bidan Psikologi Ibu dan Anak. Bahiyatun (Jakarta, EGC,2011)

Psikologi Kebidanan: Analisis Perilaku Wanita untuk Kesehatan. Dahro, Ahmad (Jakarta: Salemba Medika,2012)

Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Pieter,Herri Zan dan Lubis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016)

Marmi & Margiyati (2017). Pengantar Psikologi Kebidanan; Buku Ajar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Drozˇd¯ek & Wilson (2007). Voices of Trauma Treating Psychological Trauma Across Cultures. USA: Springer Science

Wagner, Barry (2009). Suicidal behavior in children and adolescents. USA: Yale University

Pendukung Sobur, Alex (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Kartono, Dr. Kartini (1996). Psikologi Umum. Bandung: Penerbit Mandar Maju